• Tidak ada hasil yang ditemukan

YNDN: Preventif - Edukatif Sebuah Upaya

Dalam dokumen Dehumanisasi Anak Marginal Dehumanisasi (Halaman 126-129)

alam jaringan konflik-eksploitasi itu posisi anak-anak jalanan seperti "telur di ujung pistol", karena itu sangat sulit untuk menetaskan jaring-jaring tersebut dan membebaskan mereka. Salah bertindak kondisi mereka akan makin sulit dan tersudut.

Sadar akan peliknya masalah, YNDN mencoba mengupayakan pemberdayaan anak-anak jalanan dengan pendekatan preventif-edukatif, dengan memberikan tekanan dan perhatian pada usaha mencegah munculnya masalah baru atau masalah yang lebih akut melalui jalur pendidikan. Tentu saja disadari bahwa pemberdaya-an kaum lemah melalui jalur pendidikan dalam suatu struktur sosial yang didominasi oleh praktek-praktek eksploitasi, tanpa terlebih dulu mengubah kenyataan-kenyataan struktur sosial merupakan upaya penuh tantangan yang lebih membuka peluang bagi kegagalan daripada keberhasilan. Namun paling tidak pada tahap yang paling awal, pendidikan yang menekankan proses penyadaran dapat menjadi modal perbaikan-perbaikan menuju masa depan.

Dengan pendekatan preventif-edukatif, sasaran utama langsung ditujukan kepada si anak. Ini dilakukan dengan pertimbangan jika si anak telah memiliki kesadaran akan keberadaan dirinya, arti penting keberadaan dirinya bagi diri sendiri dan orang lain, serta faham akan bentuk hubungan yang seharusnya dengan orang tua dan orang-orang yang berada dalam lingkungan terdekatnya, maka diharapkan si anak memiliki motivasi untuk ikut serta mengubah keadaannya yang sekarang.

Potret Buram Anak Jalanan

119 Oleh karena itu dalam proses pendidikan yang mendapat perhatian utama adalah dengan apa yang disebut humanisasi, sebuah proses panjang untuk memanusiakan si anak. Menyusul kemudian pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan. (Gambaran agak lengkap lihat di bagian tulisan: Pendidikan Ti-dak Berarti Persekolahan - Analisis Kegiatan 1993).

Tindakan selanjutnya adalah memperbaiki hubungan anak dengan orangtua, utamanya bagi anak-anak yang memiliki persoalan serius dengan orang tuanya. Upaya ini biasanya dilanjutkan dengan pemberian bantuan ekonomi produktif kepada para orang tua. Mereka juga sering diajak berbincang tentang anaknya dan diikutsertakan pada beberapa kegiatan tanpa mengganggu pekerjaannya. Jika orang tua sulit diajak kerja sama atau jika si anak tidak memiliki orang tua, biasanya orang yang paling dekat dengan si anak yang dilibatkan. Proses penyadaran orang tua ini biasanya lebih sulit, utamanya di kalangan orang tua yang beranggapan bahwa apapun boleh dilakukan pada anaknya. Pekerjaan akan semakin sulit jika orang tua memiliki kebiasaan berjudi dan meminum minuman keras. Untuk mengatasi ini diusahakan melibatkan anggota keluarga lain yang bisa diajak bekerja sama.

YNDN sangat menekankan perlunya mengatasi konflik dan eks-ploitasi yang terjadi di dalam keluarga, ini karena sumber dari berbagai persoalan yang dihadapi anak jalanan sangat sulit memberlakukan hukum positif untuk mengatasinya. Selain itu konflik dan eksploitasi di dalam keluarga bukan saja sulit dihindari oleh si anak, tetapi juga dapat lebih mengerikan dan berjangka panjang, hingga sampai-sampai dapat mengubah perilaku anak menjadi menyimpang dan sangat tidak terkendali. Bersamaan dengan upaya untuk mengatasi konflik dan eksploi-tasi di dalam keluarga, dilakukan pula usaha mengaeksploi-tasi konflik dan eksploitasi di lingkungan terdekat di luar keluarga. Upaya ini biasanya dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan para jegger yang menguasai tempat-tempat anak-anak itu bekerja. Pada umumnya setelah melalui dialog-dialog yang panjang dan sulit, para jegger itu baru dapat diajak kerjasama. Kalau mereka

Nusa Putra, Yayasan Nanda Dian Nusantara,YNDN

120

tidak aktif membantu, minimal mereka rela membiarkan anak-anak itu ikut serta dalam proses pendidikan. Di beberapa tempat ada jegger yang bersedia mengawasi anak-anak itu, sehingga anak-anak tidak lagi terlibat dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah terlanjur pernah mereka jegger lakukan. Para jegger juga bisa diminta bantuannya untuk membangun dialog dengan para orang tua yang dikategorikan bermasalah. Melihat itu YNDN tidak pernah mau bersikap konfrontatif terhadap para jegger, sebab konfrontasi dengan mereka justru merugikan anak-anak.

Untuk melindungi anak-anak di lingkungan terdekatnya maka diusahakan agar teman sebaya mereka diikutsertakan sebanyak mungkin dalam pembinaan. Jika hal ini tidak dapat dilakukan maka diupayakan agar semua anak yang ikut pembinaan dijadi-kan kelompok teman sebaya tandingan untuk mengimbangi pe-ngaruh buruk kelompok teman sebaya lainnya.

Upaya berikutnya yang dilakukan adalah melindungi si anak dari para penegak hukum, petugas Kamtib dan penjaga keamanan. Upaya ini tidak kalah sulitnya, karena sampai sekarang kita terus menerus dihadapkan pada penerapan hukum yang kaku tanpa melihat persoalannya secara menyeluruh dan proporsional. Upaya perlindungan pada tahap ini makin sulit, karena sampai sekarang dinyatakan apa yang dilakukan anak-anak untuk bertahan hidup sebagai pekerja sektor informal adalah melanggar hukum.

Untuk mengatasi itu maka upaya yang dilakukan biasanya mela-kukan dialog-dialog dengan petugas keamanan dan penegak hu-kum, utamanya di tempat anak-anak itu bekerja. Dengan cara ini diharapkan ada saling pengertian, yakni antara anak jalanan de-ngan petugas keamanan. Di Kramat Jati misalnya, kami melibat-kan lurah sebagai seorang guru. Perjumpaan lurah dengan anak-anak itu dalam proses pendidikan membuat ia lebih memahami persoalan dan ikut serta membantu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelanggaran hukum dan ketertiban.

Potret Buram Anak Jalanan

121 Disadari sepenuhnya bahwa persoalan ini tidak dapat diselesai-kan dengan cara sekedar mendekati orang per orang, harus ada perlindungan hukum positif yang menjamin keberadaan anak-anak itu. Walaupun juga disadari undang-undang dan hukum positif lainnya di Indonesia ini lebih merupakan aturan tertulis yang tidak 'bertaji'. Upaya pendekatan personal dan perbaikan sistem memanfaatkan media massa dilakukan secara sekaligus, utamanya lagi melalui pendekatan dengan anggota perwakilan rakyat, aparat keamanan dan orang-orang dari pemerintahan. Sedangkan kepada anak-anak sendiri sebagai upaya pember-dayaan dilakukan melalui penyuluhan hukum bekerja sama dengan PACT agar anak-anak paham hak-hak dan kewajibannya.

Menghadapi begitu banyak problema dan ancaman kegagalan, kadang-kadang terasa bahwa kita berjalan dari satu absurditas yang lain. Upaya secara bersama untuk memecahkan masalah diharapkan dapat terus memperkuat tekad dan keyakinan kita, karena banyak masalah yang memang harus kita hadapi.

Pendidikan Tidak Berarti

Dalam dokumen Dehumanisasi Anak Marginal Dehumanisasi (Halaman 126-129)