• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI CV. PALER A INDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI CV. PALER A INDAH"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

CV. PALER A INDAH Oleh

Ario Setiawan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan perlakuan akuntansi terhadap pendapatan pada CV. Palera Indah.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan pendekatan secara teoritis dan analisis kuantitatif dengan pendekatan Metode Persentase Penyelesaian dengan menggunakan kategori ukuran masukan (input measures), yaitu berdasarkan metode persentase biaya ke biaya (cost to cost method).

(2)

ABSTRACT

ANALYSE REVENUE RECOGNITION ITS INFLUENCE AND TO INCOME FROM OPERATION AT CONSTRUCTION COMPANY

CV.PALERA INDAH By

Ario Setiawan

The purpose of this Research is to know how applying of treatment of accountancy to earnings of CV. Palera Indah

Analyzer used in this research to analysis qualitative with approach theoretically and the quantitative analysis with approach of Method of Percentage by using category of size measure input ( input measures), that is pursuant to method of percentage of expense to expense ( cost to cost method

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Identifikasi Masalah ...4

1.2.1. Identifikasi Masalah ...4

1.2.2. Permasalahan ...4

1.3.Tujuan dan Kegunaan Penulisan ...5

1.3.1. Tujuan Penelitian ...5

1.3.2. Kegunaan Penulisan ...5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan ...6

2.1.1. Definisi Pendapatan ...6

2.1.2. Kriteria Pengakuan Pendapatan ...8

2.1.3. Pengakuan Pendapatan pada Usaha Konstruksi ...10

2.1.4. Metode Pengakuan Pendapatan...11

2.2. Biaya ...15

2.2.1. Definisi Biaya...15

2.2.2. Pengakuan Biaya pada Usaha Jasa Kontruksi...16

2.3. Laba...16

2.3.1. Definisi Laba...16

2.3.2. Konsep Laba...17

2.3.3. Laba Menurut Konsep Akuntansi...18

2.4. Prinsip Matching ...19

2.5. Laporan Keuangan...21

2.5.1. Definisi ...21

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Teknik Pengumpulan Data...24 3.2. Analisis Data...25

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Analisa Metode Pengakuan Pendapatan...27 4.2. Pengakuan dan Perlakukan Akuntansi terhadap Pendapatan

serta Laporan Rugi Laba...28 4.3. Metode Persentase Penyelesaian...32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan...40 5.2. Saran...41

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesar-besarnya (profit oriented).

Untuk mengetahui laba perusahaan, perusahaan harus mempunyai informasi dari berbagai pihak, salah satu informasi perusahaan adalah laporan keuangan. Karena begitu pentingnya laporan keuangan, maka dalam proses pembuatan laporan tersebut tidak boleh ada kesalahan, jika terjadi kesalahan pada pelaporan tersebut maka akan mempengaruhi keakuratan pelaporan perusahaan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut perusahaan harus membuat laporan secara berkala, biasanya setahun sekali atau tiga bulan sekali.

(9)

2 Mengingat pentingnya suatu laporan keuangan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan maka laporan harus disajikan secara benar dan layak (wajar), disusun dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim digunakan, sehingga laporan tersebut tidak menyesatkan bagi si pemakainya.

Penyajian laporan keuangan, khususnya laporan perhitungan rugi-laba, sangat erat kaitannya dengan dasar pengakuan pendapatan yang digunakan. Dasar pengakuan pendapatan yang dilaporkan memang benar untuk periode yang berjalan ataukah ada pendapatan yang dilaporkan untuk periode tahun yang lalu atau tahun yang akan datang. Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya akan berpengaruh terhadap kelayakan laporan rugi-laba.

Dalam perusahaan konstruksi yang mengerjakan suatu proyek yang umumnya memakan beberapa periode akuntansi. Dalam menetapkan secara tepat besarnya pendapatan yang diperoleh setiap perusahaan dapat memilih saat pengakuan pendapatannya sendiri-sendiri sesuai dengan jenis usahanya yang tidak terlepas dari ketentuan perhitungan pendapatan dan biaya operasional perusahaan.

Metode pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa konstruksi ada 2 terdiri dari : 1. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) yakni

Pengakuan Pendapatan dan Biaya sesuai dengan kemajuan penyelesaian. 2. Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method) yaitu Pengakuan

Pendapatan dan Biaya pada saat kontrak tersebut selesai dikerjakan.

(10)

sehingga pendapatan, biaya dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.

Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu

transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan.

Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna

mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode (IAI, 2009, PSAK No. 23).

Menurut metode kontrak selesai, pendapatan dan biaya diakui pada saat kontrak kerja tersebut selesai dikerjakan, apabila pekerjaan belum selesai maka tidak ada pendapatan yang diakui.

Berdasarkan keterangan diatas, suatu perusahaan dapat memilih metode pengakuan pendapatan yang sesuai dengan bidang usahanya. Maka dengan demikian ketepatan metode pengakuan yang digunakan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap laba perusahaan tersebut.

Dari penjelasan tersebut terlihatlah bahwa penggunaan metode pengakuan pendapatan yang tepat akan sangat berpengaruh pada laporan rugi-laba yang dibuat.

(11)

4

dan Pengaruhnya terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Jasa Konstruksi CV. Palera Indah”.

1.2Identifikasi Masalah dan Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Penggunaan dasar waktu (Accrual Basis) untuk mengetahui adanya hak dan kewajiban mengakibatkan tidak dapat dihindarinya unsur-unsur taksiran (estimasi) dalam menyusun laporan keuangan periodik. Namun demikian taksiran tersebut hanya dilakukan dalam perhitungan-perhitungan yang rasional serta dapat diuji kebenarannya, sehingga laporan keuangan (laporan rugi-laba) dapat disajikan secara wajar dan layak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat suatu gambaran bahwa CV. Palera Indah dalam pengakuan pendapatan hanya berdasarkan kas atau pendapatan diterima (Cash Basis) sedangkan persentase kemajuan pekerjaan dari anggaran biaya telah tercapai (Accrual Basis) telah melebihi jumlah pendapatan yang diterima berdasarkan Cash Basis tersebut sehingga pengakuan antara pendapatan dan biaya dalam satu periode menjadi tidak proporsional dan berpengaruh terhadap laba perusahaan.

1.2.2 Permasalahan

(12)

sesuai dengan standar akuntansi keuangan terutama PSAK Nomor 34 Tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan?”

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh metode pengakuan pendapatan sesuai PSAK No.34 tentang Akuntansi Kontrak Kontruksi terhadap laba pada CV. Palera Indah.

2. Untuk memberikan acuan metode pengakuan pendapatan yang tepat untuk di CV.Palera Indah.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Memperkaya literatur skripsi perpustakaan kampus dan akan berguna sebagai salah satu sumber penelitian baru bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang akan menyusun skripsi.

2. Bagi Perusahaan

(13)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pendapatan

2.1.1. Definisi Pendapatan

Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari perusahaan selama satu periode, bila arus itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Committee on Terminology mengidentifikasikan pendapatan sebagai berikut : “Pendapatan adalah sebagai hasil dari penjualan atas barang atau pemberian yang

dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa” (Harahap, 1993)

Financial Accounting Standard Board mendefinisikan pendapatan sbb:

“Pendapatan adalah sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu

(14)

“Pendapatan merupakan kenaikan kotor(gross) dalam modal pemilik yang

dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjamaan uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan tambahan aktiva yang diterima perusahaan dari langganan dalam suatu transaksi pertukaran barang-barang dan jasa-jasa yang telah

dilakukan. Walaupun pendapatan merupakan arus masuk dari aktiva yang merupakan pendapatan bagi perusahaan, dalam hal ini arus masuk dari aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. (Niswonger, 1999)

Pendapatan adalah arus kas masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari penyerahan atas produksi barang dan jasa atau aktifitas lain yang merupakan operasi utama kesatuan tersebut. ( Kieso dan Wegandt, 2007)

Dari segi asal (sumbernya) pendapatan pada perusahaan-perusahaan umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pendapatan yang berasal dari usaha pokok yaitu penghasilan yang diperoleh perusahaan dari usaha pokok.

2. Pendapatan diluar usaha pokok yaitu penghasilan yang diterima diluar usaha pokok perusahaan.

Menurut IAI secara terperinci, sumber pendapatan sebagai berikut :

(15)

8

2. Penjualan jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan.(IAI 2004 dan 2009)

3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan :

Bunga, pembebanan untuk penggunakan kas.

Royalti, pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang.

Deviden, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis metode tertentu.(IAI 2004 dan 2009) 4. Sewa

Dari beberapa sumber pendapatan diatas, maka hanyalah penyerahan produk perusahaan (penjualan barang dan jasa) saja yang harus diakui sebagai sumber utama pendapatan perusahaan.(IAI 2004)

2.1.2 Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah proses pencatatan suatu pos dan pada akhirnya pelaporan pos tersebut sabagai salah satu unsur didalam laporan keuangan. Pengakuan ini meliputi baik pencatatan awal suatu pos maupun pencatatan setiap perubahan yang terjadi atas pos tersebut kemudian.

Pendapatan biasanya timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi seperti : 1. Penjualan barang

2. Penjualan jasa

(16)

PSAK No. 23 (IAI 2004 dan 2009) menyebutkan bahwa pendapatan dari penjualan jasa dapat diakui apabila :

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.

4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Pada umumnya pendapatan dapat diakui apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Keterukuran nilai suatu aktiva (measurability of asset value).

Kriteria ini didasarkan pada pengertian bahwa pendapatan adalah kenaikan nilai aktiva. Jadi jika tidak ada kenaikan nilai berarti tidak ada pendapatan. b. Keberadaan transaksi (existence of a transaction).

Penukaran sejumlah uang untuk barang atau jasa yang dibeli oleh perusahaan. Maka hal ini merupakan suatu bukti adanya kenaikan nilai perusahaan. Akibat pertukaran dari pihak ketiga tersebut, perusahaan dapat mengakuinya sebagai pendapatan.

c. Memperoleh pendapatan telah pasti terjadi (substantial completion of the earning process)

(17)

10

keseluruhan sudah dilaksanakan oleh perusahaan, maka biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut sudah dapat ditentukan.

2.1.3 Pengakuan Pendapatan pada Usaha Jasa Konstruksi

Perusahaan konstruksi memperoleh pendapatan utama dari kontrak konstruksi yang dikerjakan.

Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk kontruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang berhubungan erat satu sama lainnya atau saling ketergantungan dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok (IAI) 2004 dan 2009 : 34)

Untuk mencatat pendapatan dalam hal kontrak konstruksi ada dua metode yaitu : - Metode persentase penyelesaian dan

- Metode kontrak selesai

Dalam hal pencatatan pendapatan jasa konstruksi tidak sama dengan perusahaan industri lainnya karena dalam sebuah perusahaan kontruksi sering melakukan kontrak-kontrak jangka panjang, oleh karena itu pendapatan yang diperoleh tidak semua langsung diterima atau diakui oleh perusahaan tetapi secara bertahap sesuai dengan pembayaran yang diberikan oleh si pemberi kontrak.

Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan kontrak terdiri dari : a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan

(18)

Ad. a) Nilai pendapatan semua yang disetujui dalam kontrak

Pendapatan ini berasal dari kontrak yang telah disetujui oleh pemberi kerja dan yang menerima perkerjaan tersebut, dan pendapatan ini diakui dan dilaporkan sesuai dengan jumlah yang disepakati.

Ad. b) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif dalam suatu kontrak, pendapatan yang telah disetujui baiasanya dipegaruhi oleh macam-macam ketidak pastian yang tergantung pada hasil dimasa yang akan datang. Oleh karena itu jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu priode berikutnya. Misalnya adanya perubahan lamanya kontrak diselesaikan. Maka penyimpangan tersebut dimasukan ke dalam pendapatan kontrak jika kemungkinan besar pemberi kerja menyetujui penyimpangan tersebut dan jumlah penyimpangan tersebut dapat diukur secara andal.

Menurut IAI (2004 dan 2009)

Bila hasil (outcome) kontrak kontruksi dapat dietimasi sesuai secara andal. Pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca. Taksiran rugi (Expected Loss) pada kontrak konstruksi tersebut harus segera diakui sebagai beban.

2.1.4 Metode Pengakuan Pendapatan

(19)

12

penyelesaian (percentage of completion method) dan metode kontrak selesai (completed contract method).

A. Metode Persentase Penyelesaian

Pendapatan, beban dan laba kotor diakui pada setiap periode akutansi berdasarkan estimasi persentase penyelesaian proyek konstruksi. Biaya konstruksi dan laba kotor pada tanggal tersebut diakumulasikan dalam akutansi persediaan (kontruksi dalam proses). Tagihan atas kemajuan diakumulasi dalam akutansi kontrak persediaan (tagihan atas konstruksi dalam proses).

Menurut IAI (2004 dan 2009)

Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian

(Percentage of Completian). Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban dan laba yang dapat dilaporkan dapat didistribusikan menurut penyelesaian perkerjaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai luas aktivitas dan kinerja selama suatu periode.

Didalam penerapan metode persentase penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan 2 kategori yaitu :

1. Kategori Ukuran Masukan (input measures)

Yang dimaksud dengan kategori ukuran masukan (input measures) adalah pengakuan pendapatan berdasarkan atas unit masukan (input) dan

(20)

Di dalam menghitung pendapatan berdasarkan kategori ukuran masukan dapat dilakukan dua metode yaitu :

a. Metode Persentase Biaya ke Biaya (cost to cost method)

Pada metode ini pengakuan pendapatan dilihat dari persentase antara total biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan total anggaran biaya pada periode akutansi yang sama.

b. Metode Usaha yang dikeluarkan (effort – expended method) Perhitungan persentase tingkat penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan metode usaha yang dikeluarkan biasanya diambil

berdasarkan salah satu jenis biaya seperti jam kerja, pemakaian alat kerja, total upah, jumlah kuantitas dari bahan tertentu dan sebagainya.

2. Kategori Ukuran Keluaran (output measures)

Di dalam menentukan nilai pendapatan dengan menggunakan metode ukuran keluaran biasanya dilakukan melalui opname fisik pekerjaan. Opname fisik ini dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian khusus pada bidangnya seperti insinyur teknik sipil, arsitek, atau tenaga ahli dibidang bangunan.

Besarnya pendapatan untuk satu periode dihitung dan harus dilakukan pencatatan transaksi atau dibuat jurnal-jurnal menurut metode prosentase penyelasaian yaitu :

a. Pada saat penerimaan Uang Muka Kontrak

Kas Rp xxx

Uang muka kontrak/ Hutang Rp xxx

b. Pencatatan Biaya-biaya yang sesungguhnya dibelanjakan : Kontrak dalam pelaksanaan Rp xxx

(21)

14

c. Pada saat Penagihan (Termin) ke Pemberian kerja

Uang Muka Kontrak Rp xxx

Piutang Kontrak Rp xxx

Harga kontrak difakturkan Rp xxx d. Penerimaan Pembayaran dari pemberian kerja

Kas Rp xxx

Piutang Retensi Rp xxx

Piutang kontrak jangka panjang Rp xxx e. Mencatat Pengukuran Laba Periodik

Kontrak dalam Pelaksanaan Rp xxx

Laba kontrak jangka panjang Rp xxx f. Pada saat menyerahkan pekerjaan

Harga kontrak yang difakturkan Rp xxx

Kontrak dalam pelaksanaan Rp xxx g. Menerima pengembalian retensi

Kas Rp xxx

Piutang Retensi Rp xxx

B. Metode Kontrak Selesai

(22)

Metode ini sesuai dengan konsep realisasi dimana pendapatan dan bagian diakui pada saat kontrak selesai.

Jurnal-jurnal yang harus dibuat menurut metode berdasarkan kontrak selesai adalah :

a. Pada saat pengakuan pendapatan

Pekerjaan dalam penyelesaian Rp xxx

Laba pembangunan Rp xxx

b. Pada saat pengeluaran biaya pembangunan

Pekerjaan dalam penyelesaian Rp xxx

Biaya-biaya dalam pembangunan Rp xxx c. Pada saat penyerahan kontrak

Uang muka kontrak Rp xxx

Pekerjaan dalam penyelesaian Rp xxx

2.2 Biaya (expense) 2.2.1 Definisi Biaya

Expense sebagai arus keluar aktiva. Penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi kedua-duanya selama satu periode yang disebabkan oleh

pengiriman barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kebagian lainya. Sedangkan Mulyadi (1999) mendefinisikan biaya sebagai berikut :

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang memungkinakan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Biaya suatu kontrak kontruksi terdiri atas :

- Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu.

(23)

16

- Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan kepemberi kerja sesuai isi kontrak.

2.2.2 Pengakuan Biaya Pada Usaha Jasa Kontruksi

Menurut IAI (2004 dan 2009 :34) biaya konstruksi terdiri dari : a. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu. b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada

umumnya dan dapat dialokasikan kekontrak tersebut.

c. Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi kontrak.

Menurut IAI (2004 dan 2009:34)

Biaya kontrak meliputi biaya yang dapat diatribusikan kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak tersebut. Akan tetapi biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian dari biaya kontrak apabila biaya-biaya ini dapat diidentifikasikan secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan besar kemungkinan kontrak tersebut dapat diperoleh. Jika biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak diakui sebagai bahan pada periode terjadinya, maka biaya-biaya tersebut diterima pada periode berikutnya.

2.3 Laba

2.3.1 Definisi Laba

(24)

merupakan kerugian bersih. (IAI : 2007). Penghasilan adalah kenaikan aktiva atau penurunan aktiva atau penurunan kewajiban akibat penjualan barang atau jasa penuhi sedangkan biaya adalah penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban akibat aktivitas produksi.

2.3.2 Konsep Laba

Para ekonom telah mendefinisikan konsep laba sebagai jumlah yang dapat dikembalikan oleh entitas kepada investornya sambil tetap mempertahankan tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Ada dua pendekatan dasar untuk menerapkan laba yakni :

a. Pendekatan transaksi (transaction approach) yaitu membandingkan

(matching) antara pendapatan dengan biaya selama suatu periode. Perbedaan antara kedua unsur ini diakui sebagai laba atau rugi bersih.

b. Pendekatan ekonomi (ekonomi approach) yaitu suatu konsep residual, laba ditemukan dengan cara membandingkan antara aktiva dengan kewajiban, hasil dari perbandingan ini sering disebut aktiva bersih (ekuitas), jika nilai ekuitas mangalami kenaikan maka disebut laba jika ekuitas menurun disebut rugi.

Perbedaan antara pendapatan yang direalisasi diharapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada priode yang sama disebut sebagai laba dan laba tersebut merupakan salah satu informasi yang penting dalam penyajian laporan keuangan.

Kegunaan informasi laba adalah sebagai berikut :

(25)

18

2. Untuk menghitung deviden yang dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan.

3. Untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan.

4. Untuk menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainya dimasa yang akan datang.

5. Untuk menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efesiensi. 6. Untuk menjadi presentasi atau kinerja perusahaan /segmen perusahaan

/devisi.

7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba Tuhan melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.

2.3.3 Laba Menurut Konsep Akuntansi

Menurut akutansi yang dimaksud laba akuntansi itu adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

Menurut Belkaoui (2006) definisi tentang laba ini mengandung lima sifat : 1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu

timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. 2. Laba akuntansi didasarkan pada postulate periodik laba itu artinya

merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

(26)

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya dikurang biaya diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

Meskipun ada berbagai cara untuk mengukur laba, semuanya dilandasakan pada konsep dasar umum, bahwa laba adalah pengembalian (return) yang melebihi investasi. Para ekonom telah mendifinisikan konsep laba sebagai jumlah yang dapat dikembalikan oleh entitas kepada investornya sambil tetap mempertahankan tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Ada dua pendekatan dasar utama menetapkan laba yakni :

a. Pendekatan ekonomi (economic approach) yaitu satu konsep yang residual, laba ditemukan dengan membandingkan antara aktiva dengan kewajiban, hasil dari perbandingan ini sering disebut aktiva bersih (ekuitas), jika nilai ekuitas mengalami kenaikan maka disebut laba dan menurun disebut rugi.

b. Pendekatan transaksi (transaction approach) yaitu membandingkan (matching) antara pendapatan dengan biaya selama satu periode. Perbedaan antara kedua unsur ini diakui sebagai laba atau rugi bersih.

2.4Prinsip Matching

Prinsip matching (penandingan) menyatakan bahwa biaya harus dapat diakui dalam periode yang sama seperti pendapatan yang bersangkutan; yaitu,

(27)

20

dicapai apabila mencerminkan hubungan sebab dan akibat antar biaya dan pendapatan. Secara operasional pengaitan itu sendiri dari proses dua tahap untuk akutansi biaya, yaitu :

a. Cost dikapitalisasi sebagai aktiva yang mencerminkan setumpuk potensi jasa dan manfaat.

b. Setiap aktiva harus sebagai expense untuk mengakui proporsi dari potensi jasa aktiva yang telah jatuh tempo dalam penghasilan pendapatan selama periode berjalan.

Jadi potensi akrual, bukan akutansi kas, yang tersirat dalam prinsip matching dari segi kapitalisasi dan alokasi.

a. Matching langsung dari biaya yang jatuh tempo dengan pendapatan (misalnya, harga pokok penjualan dipertemukan dengan penjualan yang bersangkutan),

b. Matching langsung dari biaya yang jatuh tempo dengan periode yang bersangkutan (misalnya, gaji kariyawan untuk periode itu)

c. Alokasi biaya selama periode-periode pemanfaatan (misalnya, penyusutan) d. Alokasi beban untuk semua biaya lain dalam periode terjadinya, kecuali

jika dapat ditunjukan bahwa mereka memiliki manfaat yang akan datang (misalnya, biaya iklan).

(28)

Pengguna yang bervariasi semacam itu biasanya membenarkan adanya perbedaan dalam prinsip matching.

2.5 Laporan Keuangan 2.5.1. Definisi

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas-entitas-entitas lain di luar perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, hal 7) :

” Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan

keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan.”

Disamping sebagai informasi laporan keuangan sebagai pertanggung jawaban atau accountability dan juga mengambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

(29)

22

1. Dapat dipahami

Laporan keuangan yang dibuat harus mangandung kemudahan untuk dipahami oleh pemakai laporan keuangan tersebut.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakaian dalam proses pengambilan keputusan.

3. Keandalan

Laporan keuangan harus memiliki kebebasan andal jika bebas dari pengertian-pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai kewajiban yang tulus atau jujur dari seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Pemakaian dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk dapat mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. 2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan ekonomis, laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja tetapi mencakup

penjelasan-penjelasan lainnya. Hal ini diungkapkan dalam standar akutansi keuangan.

(30)

Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan juga untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang

(31)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan penulis melakukan penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur, diktat, jurnal-jurnal, serta bahan-bahan yang berhubungan dengan topik penulisan. Dengan cara membaca, mengutip, serta menyadur pendapat-pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan. Penelitian lapangan dilakukan untuk data dan informasi tentang objek penelitian, adapun cara

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

(32)

bagian keuangan. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran umum mengenai tema penelitian dan objek penelitian.

b. Pengamatan (Observasi)

Adapun cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek penelitian dan mencatat secara sistematis semua data yang diperoleh. Pengamatan dilakukan untuk mencocokkan data yang telah diperoleh melalui wawancara terhadap keadaan yang sesungguhnya, guna mendapatkan data yang lebih andal dan akurat.

c. Dokumentasi

Cara pengumpulan data berupa bukti-bukti fisik (tulisan maupun gambar).

3.2 Analisa Data

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode pengakuan pendapatan terhadap laba, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis sebagai berikut :

1. Alat Analisis Kualitatif

Yaitu dengan melakukan perbandingan antara teori-teori yang ada dengan praktek yang sebenarnya sehingga terlihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan bagaimana cara pemecahannya.

2. Alat Analisis Kuantitatif

(33)

26

perhitungan yang sesuai dalam PSAK No. 34 Tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi.

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dalam PSAK No. 34 Tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi, yaitu Metode Persentase Penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan biaya dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.

Metode Persentase Penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan kategori ukuran masukan (input measure), yaitu berdasarkan metode persentase biaya ke biaya (cost to cost method) :

Total Realisasi Biaya

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dan analisa yang penulis sajikan pada bab-bab terdahulu maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang mungkin bermanfaat.

5.1 Simpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan, terutama yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode pencatatan pendapatan kontrak kontruksi yang digunakan oleh CV. Palera Indah belum sesuai dengan PSAK No. 34, karena pendapatan diakui berdasarkan kas dari pendapatan termin yang diterima (cash Basis) sedangkan biaya yang terjadi (accrual Basis) diakui seluruhnya, sehingga pada laporan laba rugi terdapat selisih yang cukup signifikan padahal selisih tersebut terjadi karena pengakuan pendapatan yang tidak tepat. Sehingga laba-rugi yang dilaporkan dalam penyajian laporan keuangan juga tidak tepat.

2. Berdasarkan hasil pembahasan dengan merode persentase penyelesaian khususnya persentase biaya ke biaya, penulis menganggap pengakuan

(35)

41

panjang atau kontrak yang jangka waktu penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi.

5.2 Saran

1. Karena begitu besarnya selisih pendapatan antara metode pengakuan

pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan dengan Cash Basis hendaknya perusahaan menerapkan pengakuan pendapatan berdasarkan metode

persentase penyelesaian.

2. Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut maka seharusnya CV. Palera Indah dapat mempergunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan PSAK No. 34 tentang kontrak kontruksi agar laporan keuangan dapat disajikan secara wajar dan propesional.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

Fess, Warren & Niswonger, 1999, Diterjemahkan oleh Drs. Hyginus Ruswainarto & Herman Wibowo, Prinsip – Prinsip Akuntansi, Edisi Keenambelas, Erlangga, Jakarta

Kieso, Donald E, Jerry J Weygandt, Terry D.Warfiled, 2008, Akuntansi Intermediate, Erlangga Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri,2008, Teori Akuntansi Keuangan, Raja Grafindo Jakarta

Mulyadi,2010, Akuntansi Biaya, Edisi 5, UPP STIM YKPN Yogyakarta

Mulyadi,2001, Akuntansi Manajemen, Edisi 3, Salemba Empat Yogyakarta

Belkaoi, Ahmed Riahi, 2006, Accounting Theory,Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, StandarAkuntansi Keuangan, Per 1 Juli 2009, Salemba Empat Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Buah yang dililin dengan konsentrasi 12% hingga minggu ke-8 penyimpanan hanya mengalami susut bobot 14,28% dan masih memiliki penampilan fisik (warna, kilap, keriput) yang

Bulla MV merupakan bentuk konkrit dari EG dengan menghadirkan salah satu dimensi dari cinta kasih Allah, yaitu kerahiman. Rahim menunjuk pada tempat sikap peduli dan berbelas

bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih

Berdasarkan analisis variabel bebas, tanggapan responden terhadap Sosial Media Marketing secara keseluruhan mendapatkan hasil dengan persentase sebesar 79,7% nilai

masalah lingkungan hidup, masalah generasi muda dalam masyarakat modern, dan birokrasi; (2) Analisis nilai pendidikan karakter dalam Kumpulan Crita Cekak Aris di antaranya

Relasi yang telah dibina dengan banyak media massa baik itu media cetak maupun media online hendaknya dapat dipertahankan, PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) motivasi siswa kelas X-1 SMA Negeri Gondangrejo pada pembelajaran menulis teks argumentasi melalui model

Segenap guru pengajar formal mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala ilmu yang telah