• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI

MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI

POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA SMA N 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

LINDA ASRINA

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi dan observasi di kelas X SMA Negeri 1 Talang Padang, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih belum mencapai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS word

square terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes non

(2)

Linda Asrina

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan LKS word square melalui media video berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata N-gain 50.25. Untuk ranah kognitif tidak signifikan pada C4, C5, C6. Hasil aktivitas siswa menunjukkan bahwa penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata berkriteria baik yaitu 79,81 % hal ini juga terlihat dari peningkatan untuk semua aspek yang diamati yaitu melihat dan memperhatikan video berkriteria baik (78,21%); mendengarkan penjelasan guru berkriteria baik (78,85%); diskusi dan mengerjakan LKS berkriteria baik (79,49%); mempresentasikan kegiatan kelompok berkriteria baik (82,69%). Selain itu, semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar dan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talangpadang pada tanggal 22 juni 1992, yang merupakan anak ke empat dari empat

bersaudara pasangan Bapak Asril Syah dan Ibu Laili Damita dan bertempat tinggal di Jl. Raden Intan No18 Pekon Luah Kec. Talang Padang, Kab. Tanggamus dengan No Telepon (0729) 42200.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Aisyiah 1 Talang Padang (1997-1998), SD Negeri 3 Talang Padang (1998-2004), SMP Negeri 1 Talang Padang (2004-2007), SMA Negeri 1 Talang Padang (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

(8)

PERSEMBAHAN

Aku bersyukur kepadamu ya Allah atas izin Mu lah

kebahagiaan ini dapat kuraih dan do’a dari orang-orang yang mencintaiku Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk kepada:

 Ayahandaku Asril Syah dan Ibundaku Laili Damita yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala do’a terbaik, air mata, tetes keringat, kesabaran, dan limpahan cinta kasih sayang.Yang takkan pernah

terbalaskan walaupun aku berikan langit dan bumi beserta isinya

.

 Abang dan kakak ku Aswin Arfan Syah, Trias Juanda Syah, dan kakak ku Asdalita Dwi Septiani, Yuri Utami yang amat sangat kucintai, terima kasih atas dukungan kasih sayang dan doa tulus untuk keberhasilanku.

 Semua teman-temanku satu angkatan Biologi 2010 yang selalu menyemangatiku.

 Seluruh pengajarku, karena tanpa mereka aku tidak akan bisa sampai seperti ini

 Almamater tercinta Universitas Lampung.

(9)

MOTO

Sesungguhnya Allah Tidak Akan Mengubah Keadaan Suatu Kaum (Kecuali)

Bila Mereka Sendiri Mengubah Keadaannya...”

(Q.S. Ar-

Ra’d, 13:11)

"Jika Kalah Lalu Bangkit Lagi Saat Itu Harapan Masih Ada Tapi Jika Kalah

Lalu Menyerah Semua Akan Usai."

(10)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini

berjudul “Pengaruh Penggunaan LKS berbentuk Word Square Melalui Media

Video Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa pada Materi Pokok Ekosistem (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi 4. Dr. Tri Jalmo, M.Si. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;

(11)

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si.,selaku Pembahas yang telah memberikan saran-saran dan motivasi yang sangat berharga;

7. Hj. Widarnis, S.Pd,MM., selaku Kepala SMA Negeri 1 Talang Padang dan Drs. Isrulloh selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga

8. Ibu dan Ayah terimakasih untuk setiap doa, kasih sayang, materi dan tetesan keringat yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkahku; serta abang dan kakakku terimakasih atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan 9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMA

Negeri 1 Talang Padang atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

10.Sahabat – sahabatku Hendra Yuseptyawan, Eliyana Putri, Komasari, Destya Nurrohmah, Primasari Pertiwi Dan Nia Wahyuningtias terimakasih atas kebersamaan, motivasi dan semangat yang berikan.

11.Teman - teman di Pendidikan Biologi 2010, Para Senior-Junior PSPB UNILA terimakasih atas bantuan, dukungan yang sangat berharga;

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin

yarobbal’alamin.

Bandar Lampung, 12 Februari 2015 Penulis

(12)

xiv

H. Tabulasi data aktivitas siswa terhadap penggunaan LKS berbantukan word square melalui video ... 33

I. Pengolahan data anggket tanggapan siswa terhadap media video pada pembelajaran biologi ... 34

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 42

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

(13)

xv

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN 1. Silabus ... 54

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

3. LKS Word Square pert 1 ... 70

4. Jawaban Eksperimen LKS pert 1 ... 77

5. Rubrik Eksperimen LKS pert 1 ... 78

6. LKS kontrolpert 1 ... 82

7. Jawaban LKS pert 1 ... 86

8. Rubrik LKS pert 1 ... 99

9. Soal Pretes dan Postes ... 103

10. Kisi-Kisi Pretes Dan Postes ... 107

11. Rubrik Soal Pretes dan Postes ... 115

12. angket siswa ... 117

13. Foto-Foto Penelitian ... 118

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Proses berfikir kognitif ... 17

2. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data.. ... 31

3. Kriteria persentase aktivitas siswa ... 35

4. Angket tanggapan siswa ... 36

5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaa berbentuk word square melalui video ... 37

6. Kriteria tingkat tanggapan siswa mengenai LKS word square melalui video ... 37

7. Hasil uji statistik terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain ... 39

8. Hasil uji statistik terhadap indikator aspek kognitif (C2, C3,C4,C5 dan C6) ... 40

9. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 41

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat ... 9 2. Desain kelas kontrol non-ekivalen. ... 23 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbantukan word

square melalui media video. ... 42 4. Jawaban siswa untuk indikator kognitif C2 (LKS kelas eksperimen

pertemuan kedua materi ekosistem) ... 46 5. Jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS kelas eksperimen

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dan berinteraksi dengan lingkunganya sehingga diperoleh ilmu-ilmu yang baru yang mengakibatkan perubahan tingkah laku berupa berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini diperkuat Thorndike dan Watson (Wahab, 2013:09) merupakan seseorang dikatakan sudah mengalami proses belajar jika telah mampu bertingkah laku dengan cara baru sebagai interaksi antara stimulus yang berupa proses dan materi pembelajaran dengan respon atau tanggapan yang diberikan oleh pembelajar

Hasil belajar yaitu puncak dari suatu proses belajar yang diikuti dengan perubahan hasil belajar yang lebih baik hal tersebut . Hasil belajar adalah kemampuan (performace) yang dapat diamati dalam diri seseorang dan disebut kapabilitas(Gagne dan Briggs:1992:58).

(17)

2

Di rumuskan oleh Unesco (Geremeck 1998 : 50) prinsip belajar sepanjang hayat yang di kemukakan di atas juga sejalan dengan empat pilar yaitu belajar dan melakukan, belajar dan menjadi dan belajar dan berkerjasama.

Melalui belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya biologi siswa dapat mengerti bagaimana bersikap dengan alam agar tidak merusak lingkungan. Biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan objek kajian yang cukup luas yaitu makhluk hidup. Pendidikan Biologi

menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Dengan belajar Biologi diharapkan siswa tidak hanya memahami konsep saja tetapi dapat menerapkan langsung biologi di dalam kehidupan mereka sehari-hari (Depdiknas, 2003 : 6 b).

Masalah utama dalam belajar pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik dan kemauan untuk membaca buku dan cara menyikapi pembelajaran yang rendah, merasa harus di tuntut serius dalam belajar. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang sedikitnya mencapai nilai KKM.

Rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional yang dikembangkan guru dewasa ini

(18)

3

Hasil wawancara 25 November 2013 dengan guru IPA di SMA Negeri 1 Talang Padang menunjukkan bahwa nilai rata- rata siswa kelas X materi ekosistem belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 7,50 yang di dalam proses pembelajaran di kelas guru masih menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media dalam proses

pembelajaran sehingga interaksi yang terjadi hanya satu arah, siswa menjadi pasif dan hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara aktif

menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dalam belajar. Siswa yang minat belajar dan baca buku sangat kurang cenderung menggangu teman yang lain. Oleh karena itu upaya agar siswa menjadi lebih teliti namun tidak merasa dibebani, LKS berbentuk word square melalui video dapat membatu dalam proses mengajar agar hasil belajar siswa meningkat.

LKS Word square adalah salah satu alat bantu berupa lembaran kata yang

berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung materi-materi yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran (Aqib, 2013:31).

Berdasarkan hasil penelitian Widiyaswara (2013:43) penggunaan LKS

word square pada materi ciri-ciri makhluk hidup dapat meningkatkan

aktivitas dan motivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa pun ikut meningkat. Penelitian tentang penggunaan LKS word square juga dilakukan oleh Rohana (2012:1), hasil penelitian yang diperoleh yaitu

(19)

4

Penggunaan LKS word square yang dalamnya terdapat kotak-kotak kumpulan huruf berisi jawaban dan huruf pengecoh dikerjakan secara berkelompok dengan materi ekosistem yang tedapat pada buku kelas X biologi dan disertakan dengan video berisi materi ekosistem,

pembelajaran seperti ini belum digunakan oleh guru SMAN 1 Talangpadang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut karena dengan judul “Pengaruh Pengunaan LKS berbentuk Word

Square Melalui Video Terhadap Hasil Belajar dan aktivitas Siswa pada

Materi Pokok Ekosistem”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem?

2. Apakah penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

(20)

5

1. Pengaruh penggunaan pengunaan LKS berbentuk word square melalui video terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

2. Pengaruh penggunaan pengunaan LKS berbentuk word square melalui video terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Peneliti yaitu memberikan wawasan, pengalaman, bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk memilih media dan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi ekosistem.

2. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang berbeda serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar biologi.

3. Bagi guru/calon guru dapat memberikan pengetahuan baru dan alternatif media pembelajaran biologi yang baik untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

(21)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas X IPA1 dan XI IPA2 semester genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. LKS berberntuk word square yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja yang berisi kotak word square yang disertai dengan materi pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi ekosistem

3. Video yang diproyeksikan ke layar dengan bantuan komputer atau laptop dan LCD.

4. Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif. Ranah kognitif, diperoleh dari hasil pretest dan postes.

5. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi siswa melihat dan memperhatikan video,mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi dengan teman, mempersentasikan kegiatan.

6. Ranah Kognitif diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes, postes, dan N-Gain pada materi Ekosistem.

7. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah Ekosistem dengan kompetensi dasar 4.1 “Mendeskripsikan peran komponen ekosistem

(22)

7

F. Kerangka Pikir

Belajar merupakan salah proses kegiatan interaksi atau usaha yang dilakukan perserta didik secara sadar untuk berinteraksi dengan lingkungan hal tersebut dapat merubah pola tingkah laku berupa pengalaman, pengetahuan, dan sikap.

Pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) atau yang lebih spesifiknya Biologi ilmu yang mempelajari kehidupan dan objek kajian yang cukup luas yaitu makhluk hidup dan lingkungan di bumi harus dipelajari secara jelas dan dimengerti oleh siswa atau perserta didik. LKS berbentuk word

square melalui video merupakan salah satu sarana pembelajaran yang

dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan. Proses belajar dengan menggunakan LKS word square melalui video akan lebih efektif apabila siswa memahami dengan melihat gambar dan suara yang jelas melalui LCD.

Pengunaan media video akan lebih baik apabila disampaikan dengan LKS

word square. LKS word square memacu siswa agar lebih teliti

Sedangkan video dapat mempengaruhi cara berpikir siswa dengan

(23)

8

jika dibandingkan dengan pembelajaran hanya dengan LKS word square saja.

LKS berbentuk word square merupakan LKS yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan

menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. LKS berbentuk word square dapat digunakan untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, dapat melatih kedisiplinan siswa, dapat melatih sikap teliti dan kritis, dan merangsang siswa untuk berpikir efektif. LKS seperti ini mampu sebagai pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang disampaikan. Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar kerja.

Media video dapat membuat materi pembelajaran lebih menarik dan memberikan rangsangan untuk siswa menjadi lebih aktif karena dalam proses pembelajarannya melibatkan lebih dari satu indra. Hal ini sesuai dengan pendapat Dale (Latuheru, 1988:16) yang menyatakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar kitar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%.

(24)

9

maksimal. Salah satu alternatif untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut yaitu dengan mengunakan LKS berbentuk word square melalui media video

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah LKS berbentuk word square melalui media video serta variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat gambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. (Keterangan: X = penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video, Y= hasil belajar siswa

G. Hipotesis

Hipotesis dalam peneliatian ini adalah sebagia berikut:

1. H0 = Penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video tidak berpengaruh signifikan dalam hasil belajar siswa

H1 = Penggunaan LKS berbentuk word square melalui media video berpengaruh signifikan dalam hasil belajar siswa

2. Penggunaan media video meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi ekosistem

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. LKS Word Square

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, lembar kegiatan biasanya juga dilengkapi dengan petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis.

Pengertian lain diungkapkan oleh Trianto (2010:111) yang menyatakan bahwa:

Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif

maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

Safarini (2010:22) mengatakan bahwa LKS word square sebagai alat bantu pembelajaran mempunyai peranan sebagai berikut:

a. Merupakan variasi pembelajaran.

(26)

11

c. Meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena model ini selalu diikuti diskusi atau penjelasan guru, sehingga jawaban pertanyaan merupakan pengertian yang utuh dan berkaitan.

d. Konsep yang disampaikan oleh guru menjadi nyata dan jelas, mudah dipahami dan diingat.

e. Memotivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Menurut Urdang (Wurianingrum, 2007:16) word square is a set of words such that when arranged one beneath another in the form of a square the

read a like horizontally, artinya word square adalah sejumlah kata yang

disusun satu dibawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar danmenurun. Kelebihan word square yaitu dapat melatih sikap teliti dan kritis, merangsang siswa berfkir efektif dan melatih disiplin sedangkan beberapa kekurangan yaitu mematikan kreatifitas,siswa tinggal menerima bahan mentah,dan siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya

(27)

12

Menurut Saptono (Wurianingrum, 2007:18) langkah-langkah pembelajaran

word square adalah:

a. Siswa diarahkan untuk mempelajari topik tertentu yang akan disampaikan.

b. Siswa disuruh menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan topik yang telah dipelajari.

c. Siswa memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan. Informasi dari siswa tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digali oleh guru. d. Penjelasan siswa divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

ditujukan kepada seluruh siswa.

B. Media Video

Pengertian media seringkali disalahtafsirkan dengan sarana peralatan pendukungnya. Kata media, berasal dari bahasa latin “medius‟ dan merupakan bentuk jamak dari medium yang bermakna perantara atau

mengantar. Dalam bahasa Arab, media sering disebut dengan “wasail‟ yang merupakan bentuk jamak dari “wasilah‟ yang juga bersinonim dengan “Al

wasth‟ yang artinya “tengah‟ . Kata “tengah‟ bermakna berada di antara

dua sisi, maka bisa juga disebut dengan „perantara‟ (wasilah) atau yang

mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah, maka ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni sesuatu yang menghubungkan, mengantarkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya (Munadi: 2013:6).

(28)

13

Hamidjojo ( Arsyad 2000: 4) menyatakan bahwa memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang di kemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak;

motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan

teknologi.

Menurut (Munadi:2013:116) karakteristik dari media video dalam

meningkatkan efektifitas atau efisiensi proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Mengatasi jarak dan waktu.

b) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu singkat.

c) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

d) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan. e) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

f) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. g) Mengembangkan imajinasi.

(29)

14

i) Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang

Secara umum, menurut Davies (1991:152) video mempunyai 5 sifat, yaitu:

1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi 2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer/pengalihan belajar

4. Kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai

5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi

Menurut Anderson (1994:103-105) bahawa dalam media video terdapat kelebihan dan kekurangan antara lain:

 Kelebihan media video :

1. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual 2. Dapat digunakan seketika.

3. Digunakan secara berulang.

4. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya. 5. Dapat menyajikan objek secara detail.

6. Dapat diperlambat dan dipercepat. 7. Menyajikan gambar dan suara.  Kelemahan media video:

1. Sukar untuk dapat direvisi. 2. Relatif mahal.

3. Memerlukan keahlian khusus. C. Hasil Belajar

Gagne (1992:58 ) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan (perfomance) yang dapat teramati dalam diri seseorang dan disebut sebagai kapabilitas. Menurut Gagne ada lima katagori kapabilitas manusia yaitu :

(30)

15

2. Strategi kognitif 3. Informasi verbal 4. Keterampilan motorik 5. Sikap

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar meliputi tes hasil belajar produk, tes hasil belajar proses, dan tes hasil belajar psikomotorik. Tes hasil belajar dikembangkan sesuai dengan jenjang

kemapuan kognitif. Untuk pensekoran hasil tes, menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal (Trianto, 2010:114).

Hasil belajar kognitif menjadi cerminan tingkat keberhasilan siswa, seperti yang dikatakan oleh Eggen dan Kauchak (1997:441) bahwa sebagian besar tujuan dan hasil belajar yang muncul dalam panduan kurikulum sekolah di beberapa negara bagian adalah dalam ranah kognitif, yang fokus pada pengetahuan dan pemahaman pada suatu fakta, konsep, prinsip, aturan, keterampilan, dan pemecahan masalah. Hal ini juga senada dengan pernyataan Anderson dan Krathwhohl (Prawiradilaga, 2009:94) yaitu bila seseorang sedang belajar, maka akan terjadi peningkatan kognitif dalam dirinya. Setiap potensi terkait motorik atau sikap berawal dari proses kognitif. Dengan kata lain, berpikir kognitiflah yang menjadi dasar dari segala

(31)

16

Tabel 1. Proses Berfikir Kognitif Ranah

kognitif

Berpikir Uraian Rincian

C1 Mengingat

Sumber : Sani (:2013:57)

(32)

17

jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto,1991: 131).

D. Aktivitas Belajar Siswa

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Dalam proses pembelajaran dilakukan suatu kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar (Sardiman, 2008:95). Hal ini sependapat dengan Hamalik (2009:171) bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Hamalik (2009:11:75) mengatakan penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena:

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas dan suasanan belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara

(33)

18

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Aktivitas siswa menurut Diedrich (Sardiman,2007:101) digolongkan ke dalam delapan jenis kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan; membaca, melihat gambar, mengamati, eksperimen, pameran, dan mengamati orang lain atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi kegiatan; menyatakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan; mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu

permainan.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan; menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita, dan mengisi angket.

(34)

19

6. Kegiatan-kegiatan matrik, meliputi kegiatan; melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelanggarakan permainan, dan membuat model.

7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan; mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan; minat, membedakan, berani, tenang.

Klasifikasi aktivitas seperti yang telah diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat di ciptakan disekolah, makas sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar. Kreativitas guru sangat diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi.

Diedrich (Sardiman, 2007:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listeningactivities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian,

percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin, membuat rangkuman.

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram, charta, poster.

f. Motor activities, yang masuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

g. Mental activities, sebagai contoh, misalnya: mencari informasi,

(35)

20

h. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada 09 Mei 2014 di Tanggamus SMA Negeri 1 Talangpadang.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Talangpadang tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X2 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah pretes-postes kelompok non ekuivalen. (Riyanto, 2001:43) Kelompok eksperimen diberi perlakuan

LKS word square melalui media video dengan metode diskusi, sedangkan

(37)

22

Keterangan: I = kelompok eksperimen II = kelompok kontrol O1 = pretest

O2 = post test

X = metode diskusi dan LKS word square melalui media video

C = metode diskusi dan media video Gambar 2. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

d. Membuat media video untuk setiap pertemuan dengan cara : 1) Penentuan konsep media video dengan cara menetapkan :

 Tujuan pembelajaran dengan media video pada penelitian ini

adalah siswa dapat mendeskripsikan peranan komponen I O1 X O2

(38)

23

ekosistem dalam aliran energi dan biokimia serta pemanfaatan ekosistem bagi kehidupan.

 Kategori multimedia yang akan digunakan berupa media

video dalam bentuk CD.

2) Perancangan pembelajaran menggunakan media video dengan cara :

 Pembuatan skenario pembelajaran dengan media video

untuk setiap pertemuan. Uraian materi pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut. Pertemuan ke : a) Satu : menjelaskan komponen ekosistem, proses

suksesi interaksi antara komponen penyusun ekosistem dan aliran energi.

b) Dua : menjelaskan daur air, karbon serta sulfur e. Mengumpulkan objek media video

Objek media video dikumpulkan dengan cara mengunduh dari beberapa sumber, yaitu :

www.google.com.

 Youtube.com.

Pinnacle studio 12

Movie maker

 Buku IPA SMA X Erlangga.

f. Pembuatan media video

(39)

24

video dan software movie maker untuk menyisipkan video Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS); g. Membuat instrumen evaluasi kognitif berupa soal prestes dan postes

dalam bentuk pilihan jamak

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan LKS berbentuk word square melalui media video, untuk kelas

eksperimen, sedangkan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pretes diberikan sebelum

pembelajaran pada pertemuan I dan postes diberikan setelah pembelajaran pada pertemuan II.

Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut: a. Pendahuluan

 Siswa menerima lembar soal pretes untuk mengukur kemampuan

awal (pertemuan I).

 Siswa diberi apersepsi

Pertemuan pertama: “jika kalian pergi ke daerah pegunungan atau hutan, akan terlihat hamparan pepohonan. Apakah yang terjadi jika salah satu komponen (pepohonan) ditiadakan?”

Pertemuan kedua: “pernahkah kalian berfikir bagaimanakah proses terjadinya hujan?apakah yang terjadi apabila disuatu tempat tidak ada hujan dalam waktu lama?”

(40)

25

Pertemuan pertama: motivasi “ Kita hidup dalam suatu ekosistem,yang di dalamnya saling membutuhkan antara organisme satu dengan organisme lainnya, oleh karena

itu kita harusmengetahui peran dari masing – masing komponen penyusun ekositem agar ekositem tetap terjaga dengan baik” Pertemuan kedua :” Didalam suatu ekosistem air merupakan komponen abiotik yang penting begitu pula dengan fosfor, nitrogen, karbon, sulfur. Untuk menjaga ekosistem dengan baik maka

kita perlu mengetahui tentang daur dari masing – masing komponen abiotik tersebut”

b. Kegiatan Inti

 Siswa dikelompokkan ke dalam 6 kelompok masing- masing

kelompok terdiri dari 6-7 siswa

 Siswa mendengarkan dan mengamati penjelasan materi yang

disampaikan melalui media video.

 Siswa menerima LKS berbentuk word square

 Masing –masing kelompok mempresentasikan diskusinya di

depan kelas

 Masing-masing kelompok saling mengutarakan pemikirannya,

jawaban, atau gagasan atas pertanyaan yang ada dalam LKS word square.

 Siswa memperoleh penguatan dengan penjelasan materi yang

diberikan oleh guru.

(41)

26

c. Penutup

 Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi yang

telah dipelajari.

 Siswa mengerjakan postes (pertemuan II).

Langkah-langkah pembelajaran kelas kontrol sebagai berikut: a. Pendahuluan

 Siswa menerima lembar soal pretes untuk mengukur kemampuan

awal (pertemuan I).

 Siswa diberi apersepsi

Pertemuan pertama: “jika kalian pergi ke daerah pegunungan atau hutan, akan terlihat hamparan pepohonan. Apakah yang terjadi jika salah satu komponen (pepohonan) ditiadakan?”

Pertemuan kedua: “pernahkah kalian berfikir bagaimanakah proses terjadinya hujan?apakah yang terjadi apabila disuatu tempat tidak ada hujan dalam waktu lama?”

 Siswa diberi motivasi

Pertemuan pertama: motivasi “ Kita hidup dalam suatu ekosistem,yang di dalamnya saling membutuhkan antara organisme satu dengan organisme lainnya, oleh karena

(42)

27

kita perlu mengetahui tentang daur dari masing – masing komponen abiotik tersebut”

 Siswa menerima informasi dari guru bahwa pada pembelajaran ini

akan dilakukan dengan metode diskusi kemudian akan dipresentasikan di depan kelas.

b) Kegiatan Inti

 Siswa dibagi menjadi 6-7 kelompok

 Siswa mendengarkan penjelasan melalui video yang di

berikan oleh guru

 Setiap kelompok menerima LKS yang di berikan oleh guru

dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.

 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

 Siswa yang lain menanggapi diskusi

 Siswa diberi penjelasan oleh guru mengenai materi yang

belum dipahami.

 Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.

c) Penutup

 Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

(43)

28

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal esay. Hasil belajar ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008 : 3) sebagai berikut:

100

(44)

29

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a) Test

Data hasil belajar siswa berupa nilai pretes diambil pada pertemuan ke I dan postes diambil pada pertemuan ke II. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa esay. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

100

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008 : 112)

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada

lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. c) Angket Tanggapan Siswa.

(45)

30

dengan tipe ini akan mendapatkan jawaban yang tegas. Dalam skala guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju”.

Jawaban dapat dibuat skor satu untuk jawaban setuju dan nol untuk jawaban tidak setuju (Sugiyono, 2009:139).

Rubrik variabel, instrumen, jenis data dan analisis data secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data

No Variabel Instrumen Jenis Data Analisis Data

1

Angket Ordinal Persentase

F. Teknik Analisis Data

1. Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji-t dan uji-u yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

a. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

(46)

31

2) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2002: 466)

b.Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data menggunakan SPSS 17.

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel homogen Hi : Kedua sampel tidak homogen. 2) Kriteria pengujian

a) Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

b) Jika F hitung> F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 15). c. Uji U (Uji Mann-Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

a) Hipotesis

(47)

32

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

b) Kriteria Uji

1) jika – ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima

2) jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 15).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata a)Hipotesis

Ho = Rata-rata gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

Hi = Rata-rata gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

3. Uji Mann-Whitney U a) Hipotesis

Ho = rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama

Hi = rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

b) Kriteria pengujian

Ho ditolak jika sig<0,05 dalam hal lainnya Ho diterima (Pratisto, 2004 : 36).

G. Pengolahan data aktivitas siswa

(48)

33

Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

X = ∑X

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑x = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum

H. Tabulasi data aktivitas siswa terhadap penggunaan LKSberbantukan

word square melalui video.

A. Siswa melihat dan memperhatikan video

Skor Deskripsi

1 Tidak melihat dan tidak memperhatikan video (diam saja)

2 Melihat video tetapi tidak memperhatikan video dengan baik.

3 Melihat dan memperhatikan video dengan baik.

Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai B. Siswa mendengarkan penjelasan guru

Skor Deskripsi

1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 2 Memperhatikan tetapi hanya diam saja 3 Memperhatikan penjelasan guru dan

menaggapi penjelasan guru

Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai C. Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS

Skor Deskripsi

1 Tidak bekerja sama dalam tim dan tidak mengerjakan LKS

2 Berdiskusi dalam tim tetapi tidak mengerjakan LKS.

3 Berdiskusi dalam tim serta mengerjakan LKS Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai

(49)

34

D. Siswa mempresentasikan kegiatan kelompok

Skor Deskripsi

1 Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan tidak menjawab pertanyaan.

2 Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok, tetapi menjawab pertanyaan dengan benar. 3 Siswa dalam kelompok dapat

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan dengan benar.

Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai Menafsirkan atau menentukan kategori indeks aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 3. Kriteria persentase aktivitas siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 Sangat baik 75,00 – 87,49 Baik 50,00 – 74,99 Cukup 0 – 49,99 Kurang

Sumber : dimodifikasi dari Hidayati, (2011:17)

I. Pengolahan data anggket tanggapan siswa terhadap media video pada pembelajaran biologi

(50)

35

Tabel 4. Angket tanggapan siswa

No Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok ekosistem melalui media video dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru

2. Saya lebih mudah menguasi materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Saya tidak menyukai suasana kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh guru

4. Saya berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran

5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dan model pembelajaran diberikan oleh guru.

7. Saya menjadi memilki rasa tanggung jawab dalam kelompok

8. Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru

9. Pembelajaran yang diberikan oleh guru menjadikan saya percaya diri dan berani untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.

10. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Keterangan:S = setuju; TS = tidak setuju

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan.

(51)

36

Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan LKSberbantukan word square melalui

Menurut Ali (1992: 46) untuk menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus :

% = N = banyaknya jawaban % = Persentase jawaban siswa

3) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks kemenarikan media video sesuai kriteria Hendro (Suwandi:2012:39) pada tabel 6. Tabel 6. Kriteria tingkat tanggapan siswa mengenai LKS

wordsquare melalui media video

No Persentase Kriteria

(52)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan LKS berbantukan word square melalui video berpengaruh

secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa namun tidak signifikan dalam indikator kognitif C4, C5, C6.

2. Penggunaan LKS berbantukan word square melalui media video

berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran menggunakan LKS berbentuk word square melalui video dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif media yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi Ekosistem.

(53)

49

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung

Alwi, H. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Anderson,.1994.Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran. Grafindo Pers. Jakarta

Aqib. Z. 2013. Model –Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif ). Yrama Widya. Bandung

Arsyad, A. 2000. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Dahar,R. W. 1986. Teori-Teori Belajar.Erlangga.Jakarta

Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. CV. Rajawali. Jakarta

Depdiknas. 2003/a. Panduan pengembanagan bahan ajar. Depdiknas. Jakarta .

2003/b. Pengembangan Silabus Kurikulum Bebasis Kompetensi, Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono., 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Eggen,P.dan D.Kauchak.1997.Educational Psychology.Prentice-Hall inc. New Jersey

Gagne, R M., dan. L. J. Briggs. 1992. Principles Of Instructional Design. 4th Edition. San Diego. Brace Javonovich College Publisher.

Geremeck, B. 1986. Education for the twenty-frist century. Inter Parliamentary Conference On Education, Science, Culture and Communication On The

(55)

51

Hamalik, O 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning

Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Horsley.1990. DalamBelajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta. Bandung

Jufri ,Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta. Bandung

Khoerul, E. 2012. Taksonomi BloomRevisi.

http://ekokhoerul.wordpress.com/2012/08/11/taksonomi-bloom-revisi/ (6 Desember; 08:35 WIB).

Latuheru, J. 1988. Media Pembelajaran (Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa

Kini). Depdikbud. Jakarta

Loranz, D. 2008. Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLO APHYS Disciplin Rep0708.pdf.

Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta Munandi,2013, Media Pembelanjaran. GP Press Group: Jakarta

Nurgiantoro, B., Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta

Pidekso. 2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Pratiwi. 2013. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan

Pada Manusia. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

(56)

52

Prent, K. 1969. Kamus Latin-Indonesia. Penerbit Kanisius. Jakarta

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.

Rohana, 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Word Square Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kimia Pokok

Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal.

Universitas Riau

Safarini, F. 2010. Efektivitas Metode Word square Dalam Penguasaan Kosakata

Verba Bahasa Jepang. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0551_060339_chapt er2.pdf (15 Desember 2012; 22:06 WIB).

Sani R.2013. Inovasi Pembelajaran.PT Bumi Aksara.Jakarta

Sanjaya, 2008. Perancangan DAN desain Sistem Pembelajaran. Prenada Media Group. Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudijono, A. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung

Suwandi. T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa. (skripsi). Penerbit Univesitas Lampung.Bandarlampung

Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bali Pustaka. Jakarta Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Kencana.

(57)

53

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. jakarta

Widiyaswara. R.2013. Pengaruh Penggunaan LKS Berbantukan Word Square Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered head together

(NHT) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Siswa. Skripsi.

Universitas Lampung

Wurianingrum, T. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Observasi Yang Divariasikan Dengan LKS Word Square Pada Materi

Klasifikasi Hewan Di Smp Negeri 8 Purworejo. (Skripsi). Universitas

Negeri Semarang. Semarang.

Gambar

Tabel 1. Proses Berfikir Kognitif
Tabel 3. Kriteria persentase aktivitas siswa
Tabel 4. Angket tanggapan siswa
Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini diharapkan penguasaan materi biologi oleh siswa dapat meningkat begitu pula dengan aktivitas siswa yang

Selain itu berdasarkan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pembelajaran biologi melalui model PBL di kelas XI SMA N1 Kota Gajah oleh Misriyanti (2012:72), membuktikan

Guru Biologi dapat menerapkan metode praktikum sebagai salah satu alternatif metode yang dikombinasikan dengan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, model kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, terutama bagi

1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi cooperative script dan word square dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media animasi berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Organ Pencernaan Manusia..