• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran lembaga bimbingan belajar Primagama Vila Nusa Indah Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran lembaga bimbingan belajar Primagama Vila Nusa Indah Bogor"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh :

VITA HANAFIYAH

NIM : 1110018200049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

i

Maraknya lembaga bimbingan belajar yang saling melakukan persaingan dalam memasarkan produk unggulan yang dimilikinya, membuat semakin banyak pula antusias masyarakat dalam mengikuti bimbel pada lembaga tertentu sesuai dengan kebutuhan. Melihat fenomena tersebut, dilakukanlah penelitian pada Primagama Cabang Vila Nusa Indah yang merupakan lembaga bimbingan belajar terkemuka di Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran Primagama dan menemukan strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix

yang meliputi 5P (product, price, promotion, place, people) pada Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Cabang Vila Nusa Indah untuk mencapai pasar target. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dapat menjawab permasalahan yang telah ditemukan oleh peneliti dan dilakukan analisa terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di Primagama disertai dengan Analisa SWOT untuk meninjau kekuatan dan peluang yang dimiliki organisasi dan kemudian dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengurangi kelemahan dan ancaman yang dihadapi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi ketidaksignifikannya jumlah peserta bimbingan belajar sesuai dengan taget yang telah ditentukan oleh Primagama. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya peminat pada tingkat SD kelas 3-4 dan tingkat SMA pada jurusan IPS. Setelah dilakukan analisa SWOT dan perumusan strategi baru, ternyata Primagama masih mendapat kendala dari pengimplementasian strategi pemasaran dari berbagai sektor. Untuk kedepannya, Primagama Vila Nusa Indah perlu mempertahankan strategi yang telah berhasil dijalankan dan mengembangkan diferensiasi produk yang lebih bervariatif serta memprioritaskan kegiatan promosi ke berbagai sekolah pada moment-moment tertentu.

(5)

ii

The rise of mutual tutoring agencies conducting competition in marketing products, making more and more also enthusiastic community in following course at certain institutions in accordance with their needs. Viewed such phenomena, research was undertaken on the Vila Nusa Indah Branch Primagama which is a leading institution of tutoring in Indonesia.

The purpose of this research is to know the application of marketing strategy and finding Primagama proper marketing mix that includes 5 p (product, price, promotion, place, people) in the Tutoring Agency Primagama Vila Nusa Indah Branches to reach the target market. By using descriptive qualitative approach can respond to problems that have been found by researchers and done analysis of phenomena that occur in Primagama accompanied by a SWOT analysis to review the strengths and opportunities that belong to the Organization and then utilized as fully as possible to reduce the weaknesses and threats faced.

The results showed that there is lack of significance number of participants tutoring in accordance with predetermined target by Primagama. This occurs because of a lack of demand at the level of ELEMENTARY SCHOOL grades 3-4 and high school level in the Social Science Department. After you do a SWOT analysis and the formulation of a new strategy, it still gets Primagama constraints of implementation of marketing strategies of the different sectors. For the future, the Primagama Vila Nusa Indah needs to maintain the strategy that has successfully run and grow more product differentiation in price as well as the prioritization of activities in the different schools at the moment’s.

(6)

iii

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

Alhamdulillaah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, segala nikmat iman, Islam, kesempatan,

serta kekuatan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

STRATEGI PEMASARAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA CABANG VILA NUSA INDAH BOGOR” sesuai dengan

harapan.

Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW sebagai tuntunan dan suri tauladan yang baik bagi

umatnya, beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh manusia di

penjuru dunia.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, dukungan

dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim As’yari, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Salman Tumangor, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan nasehatan dan saran yang membangun selama 8 semester.

4. Dr. Fathi Ismail, MM dan Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd, sebagai dosen

(7)

iv

pegawai administrasi, tentor, dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam

pemberian informasi mengenai Primagama Cabang Vila Nusa Indah kepada

penulis sehingga sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.

6. Orang tua penulis Ayahanda Ilham Bisri dan Ibunda Umu Hanik yang tak

pernah mengenal lelah untuk membesarkan, mendidik, melanturkan do’a,

mengeluarkan keringat, memberikan motivasi, mendengar keluhan, dan

memberikan kasih sayang dengan tulus kepada penulis sehingga penulis tetap

mampu menyelesaikan skripsi meskipun terdapat berbagai macam cobaan dan

rintangan yang penulis hadapi.

7. Kakak-kakak tersayang Fitria Ningsih, Isa Anshori, Elif Rahmawati, dan

Abdus Shonik atas kasih sayang yang diberikan dan selalu memberikan

semangat, motivasi serta menjadi contoh panutan bagi penulis. Tak lupa

penulis haturkan do’a untuk Mas Ainur Rahman Almarhum yang sangat penulis sayangi dengan mewariskan buku-buku bacaan sebagai bahan bacaan

penulis untuk penambah ilmu.

8. Abdul Haris Rustaman sebagai sahabat maupun guru bagi penulis yang telah

banyak membantu berupa tenaga, tak mengenal lelah menemani penulis dalam

pencarian referensi sebagai bahan penguat penulisan skripsi di berbagai

tempat, memeriksa setiap kata yang salah pengetikannya, memberikan

inspirasi, semangat, motivasi dan selalu menghibur penulis ketika mulai down.

9. Guru-guru RA AZAMI dan tentor-tentor bimbingan belajar RMI (Rajawali

Mitra Indonesia) yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk

menjadi seorang guru atau tentor, selalu memberikan motivasi, semangat

kepada penulis, mampu memahami penulis, menghibur, dan memberikan

(8)

v

11.Sahabat-sahabatku tercinta Ika Saptiana (Banana), Sri Fuji (Jiung), Mbog

Ajeng, Mbog Dani, Lina (Inuy), Mbak Ayu, Bunda Fajri, Isma, Dewi, Anisa,

Iam, Iis Pong, Anis, Abang Guntur, Hamidah, Mr. Ibad yang tak pernah

mengenal lelah untuk memberikan semangat, mendengarkan keluhan-keluhan,

tempat berbagi ilmu, dan membantu penulis ketika menghadapi kesulitan.

12.Teman-teman dari IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Formala

(Forum Mahasiswa Lamongan), MIC (Movement Inspiration Centre), Sanggar

seni lukis Kalung Rautan sebagai wahana untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan

wahana untuk mengembangkan karya-karya penulis.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan Skripsi ini tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan,

oleh karenanya saran yang membangun dan kritik dari berbagai kalangan demi

pengembangan karya-karya selanjutnya yang sangat penulis nantikan. Karena

sesungguhnya kekurangan itu datangnya dari manusia dan kesempurnaan itu

hanyalah milik Allah SWT.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dari

berbagai kalangan. Aamiin ya rabbal ‘alamin…

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Jakarta, 6 April 2015

(9)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...10

C. Batasan Masalah ...10

D. Rumusan Masalah ...10

E. Tujuan Penelitian ...11

F. Kegunaan Penelitian ...11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembaga Bimbingan Belajar ...13

1. Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar ...13

2. Fungsi Bimbingan Belajar ...17

B. Strategi Pemasaran ...20

1. Pengertian Pemasaran ...20

2. Pengertian Strategi ...23

3. Pengertian Strategi Pemasaran ...25

4. Pemilihan Strategi Pemasaran ...29

C. Bauran Pemasaran ...31

1. Implementasi Bauran Pemasaran ...31

2. Unsur-unsur Utama Pemasaran ...43

(10)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...51

B. Fokus Penelitian ...52

C. Metode Penelitian ...52

D. Sumber Data dan Jenis Data ...52

1. Sumber Data ...52

2. Jenis Data ...53

E. Teknik Pengumpulan Data ...53

1. Obeservasi ...54

2. Wawancara ...54

3. Study Dokumentasi ...55

F. Teknik Analisis Data ...56

1. Reduksi Data ...56

2. Penyajian Data ...56

3. Verifikasi Data ...56

G. Kisi-kisi Instrumen ...59

1. Pedoman Wawancara (Interview Guide) ...59

2. Daftar Cocok (checklist) Dokumen ...62

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Lembaga Bimbel Primagama Vila Nusa Indah ...63

1. Sejarah Singkat Primagama Vila Nusa Indah ...63

2. Struktur Organisasi Primagama Vila Nusa Indah ...65

B.Pembahasan Hasil Penelitian dan Wawancara ...66

1. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data ...66

(11)

viii

b. Menentukan Harga/Biaya (Price) ...74 c. Melakukan Promosi (Promotion) ...79 d. Tempat/Lokasi (Place) ...88 e. Menyediakan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kerja (People)

...90

C. Deskripsi Hasil Penelitian tentang Pelaksanaan Strategi Pemasaran

Primagama Vila Nusa Indah ...98

1. Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Jumlah Siswa ...98

2. Deskripsi Implementasi Strategi Pemasaran Primagama

Cabang Vila Nusa Indah ...102

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...106

B. Saran ...107

(12)

ix

Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar di Jabodetabek tahun 2009 ... 4

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal ... 19

Tabel 2.2 Unsur-unsur Pokok dalam Strategi Pemasaran ... 29

Tabel 2.3 Tabel Bauran Pemasaran Bisnis Jasa ... 32

Tabel 2.4 Strategi Penyesuaian Harga ... 39

Tabel 2.5 Langkah-langkah dalam Pemasaran Sasaran ... 46

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi ... 51

Tabel 3.2 Kolom Analisis SWOT dan Perumusan Strategi ... 59

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ... 59

Tabel 3.4 Daftar Checklist Dokumen ... 62

Tabel 4.1. Analisis SWOT Aspek Product ... 71

Tabel 4.2. Daftar Biaya Bimbingan Belajar Primagama Vila Nusa Indah Tahun Ajaran 2014-2015 ... 77

Tabel 4.3. Analisis SWOT Aspek Price ... 77

Tabel 4.4. Analisis SWOT Aspek Promotion ... 84

Tabel 4.5. Analisis SWOT Aspek Lokasi (Place) ... 88

Tabel 4.6. Analisis SWOT Aspek People ... 93

(13)

x

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar ... 16

Gambar 3.1 Proses Analisa Data ... 56

(14)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (ATFA) yang

dimulai tahun 2015 membawa pengaruh penuh terhadap pendidikan di

Indonesia, tantangan utama yang dihadapi oleh Indonesia adalah

peningkatan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor

terutama dalam pendidikan. Tidak ada pilihan lain bagi sumber daya

manusia dalam menghadapi AFTA kecuali dengan meningkatkan

kompetensi.1 Untuk menghadapi AFTA, pemerintah perlu meningkatkan

pemerataan dan kualitas pendidikan. Akses pendidikan perlu dibuka

seluas-luasnya untuk seluruh masyarakat dan pendidikan Indonesia pula

seharusnya mampu dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, bahkan

hingga tingkat Perguruan Tinggi.2

Pendidikan sendiri merupakan tanggung jawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat, hal tersebut pula telah ditetapkan di dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa

penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat. Seiring dengan datangnya era globalisasi yang

saling melakukan persaingan di berbagai aspek terutama pendidikan, maka

banyak pula antusias masyarakat dalam membangun lembaga pendidikan

1

Mendikbud: Tingkatkan Kompetensi untuk Hadapi AFTA 2015, 2014,

http://kemdikbud.go.id, diakses pada tanggal 26 Mei 2015 pukul 09.52 WIB

2

Muhammad Zulfadli, 5 Hal Yang Mesti Dibenahi Menghadapi AFTA 2015, 2014,

(15)

formal dari swasta maupun memajukan lembaga pendidikan negeri yang

sudah ada.

Seiring pula dengan konsep Tricentral atau tripusat pendidikan yang telah dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hajar

Dewantoro yaitu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

keluarga, sekolah dan masyarakat. Di sini Ki Hajar Dewantoro memandang

badan pendidikan dari segi wadah atau tempat terlaksananya proses

pendidikan tersebut. Namun, tujuan akhirnya sama yaitu ingin menciptakan

manusia yang unggul atau mempunyai keunggulan kompetitif dalam

membangun bangsa dan Negara kita.3

Philips H. Coombs mengategorikan metode menjadi tiga, yaitu

informal, formal, dan nonformal. Hal ini juga tercantum di dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 no. 10 yakni : “Satuan

pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap jenjang

dan jenis pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyelenggaraan

pendidikan tidak hanya di sekolah formal saja tetapi juga dapat

diselenggarakan di lembaga luar sekolah seperti pendidikan non formal

yang biasanya berupa lembaga bimbingan belajar atau kursus. Oleh karena

itu, lembaga bimbingan belajar pula memiliki peranan yang kuat sebagai

wujud partisipasi masyarakat dalam mewujudkan cita-cita pendidikan yakni

mencerdaskan anak bangsa.4

Pada perkembangannya, sekolah menjadi hal yang penting, bahkan

utama bagi sebagian besar anak-anak dan remaja di dunia, tak terkecuali di

Indonesia. Saat ini, anak Indonesia yang bersekolah tidak hanya untuk

sekedar sekolah saja. Namun, terdapat standar tinggi yang harus diraih di

3 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, 2005, Jakarta : UIN Jakarta Press, h. 20

4 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

(16)

sekolah yang akrab dengan istilah standar ketuntasan minimum baik untuk

ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian kenaikan kelas, bahkan

untuk Ujian Nasional. Kriteria ketuntasan untuk kompetensi dasar pada

masing-masing mata pelajaran yang ditentukan sendiri oleh sekolah

umumnya 75%. Tuntutan yang makin berat tersebut, memberikan ide bagi

sebagian orang untuk membuat usaha yang kelak disebut Lembaga

Bimbingan Belajar.5

Proses belajar pada pendidikan nonformal terjadi secara

terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik

dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu

kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik

tertentu dan belajarnya tertentu pula.6

Dalam UUD Sisdiknas dikatakan bahwa Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau

pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus,

lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,

dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Menurut informasi dari Diknas dan lembaga Bimbel, perkembangan

jumlah siswa peserta bimbingan belajar setiap tahun mengalami

peningkatan sekitar 10 – 20%. Berdasarkan penelitian, lembaga Bimbel

yang baru dibuka satu semester dalam tahun 2010, sudah dapat mencapat

target jumlah siswa 55 orang, yaitu 45 siswa SD dari 7 sekolah, 5 siswa

SMP dari 2 sekolah dan 5 siswa SMA dari 2 sekolah. Lembaga Bimbel

5 Ema Aprilisa, Mengalahkan Lembaga Bimbingan Belajar, Majalah Pendidikan Online

Indonesia, 2012.

6 Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal (Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, pelatihan,

(17)

tersebut juga sudah dapat melaksanakan try out untuk kelas 6 SD di 10 SD yang diikuti oleh 1000 siswa, menjelang UN 2010.7

Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar yang tercatat di Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota adalah bimbingan belajar yang memiliki izin

operasional dan memiliki NILEK. Pada tahun 2009 di pulau Jawa yaitu

sebanyak 577 lembaga atau 50,8%, sisanya tersebar di seluruh provinsi di

Indonesia dengan jumlah terbanyak di provinsi Sumatera Selatan (106

lembaga), kepulauan Riau (87 lembaga), Lampung (54 lembaga), Sumatera

Barat (42 lembaga), dan Sumatera Utara (41 lembaga) atau total sebesar

29,16%. Jadi jumlah lembaga Bimbingan belajar di Jawa dan Sumatera

79,96%, dan sisanya 20,04% yang tersebar di provinsi-provinsi lainnya.8

Adapun data lembaga bimbingan belajar di Jabodetabek yang terdiri

dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berkisar sekitar 164

lembaga bimbingan belajar atau 14,45% dari jumlah seluruh Indonesia.

Prosentase terbanyak sebesar 63% terdapat pada 3 wilayah yaitu kota

Jakarta, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Penyebaran jumlah lembaga

bimbingan belajar di ketiga kota tersebut sejalan dengan jumlah penduduk

yang lebih besar di ketiga kota tersebut.

Tabel 1.1

Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar di Jabodetabek tahun 2009

(yang memiliki izin dan NILEK)

(18)

5. Kabupaten Tangerang 2 1,22

6. Kota Tangerang 12 7,32

7. Kabupaten Bekasi 28 17,07

8. Kota Bekasi 34 20,73

Jumlah 164 100,00

Perubahan-perubahan pola pendidikan yang begitu cepat, silih

berganti serta globalisasi di segala bidang termasuk bidang pendidikan,

memunculkan persaingan yang sangat ketat di bidang bisnis jasa

pendidikan. Lembaga non formal seperti bimbingan belajar harus selalu

siap dengan perubahan-perubahan yang dikeluarkan pemerintah di bidang

pendidikan seperti pada kurikulum yang selalu berganti, juga harus siap

bersaing tidak hanya bimbingan belajar sejenis, tetapi sekolah yang

menyelenggarakan bimbingan belajar juga merupakan saingan.9

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan kemampuan

pengembangan potensi dalam proses pembelajaran, banyak bermunculan

lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan jasa kursus. Salah satu

industri jasa yang berkembang saat ini adalah jasa bimbingan belajar. Pada

saat ini banyak Lembaga Bimbingan Belajar yang saling bersaing dengan

menawarkan berbagai jenis program dan metode pembelajaran yang

menarik. Banyak siswa yang dengan antusias mengikuti bimbingan belajar

karena belajar di Lembaga Bimbingan Belajar tidak sekedar berupa materi

pelajaran semata, tetapi juga disampaikan tentang kiat-kiat belajar efektif,

kiat-kiat belajar di perguruan tinggi dan informasi seputar perguruan tinggi.

Kebanyakan tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar adalah untuk

memasuki perguruan tinggi negeri, karena menurut mereka perguruan

tinggi negeri lebih murah dibanding dengan perguruan tinggi swasta.

9

Tesis Rosemelia Yeni Artati, Evaluasi Strategi Pemasaran Lembaga Bimbingan Belajar

(19)

Terdapat pula alasan lain yang mengatakan bahwa kemampuan guru di

sekolah terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan

kurikulum yang tidak realitis menyebabkan siswa mencari alternatif lain

untuk belajar di luar sekolah. Sekolah juga dianggap tidak mampu

menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan siswa terlebih lagi

kesiapan untuk berebut kursi di PTN yang diidam-idamkan.10

Sebagai sebuah lembaga pendidikan nonformal ataupun lembaga

bimbingan belajar yang menyediakan jasa pendidikan tentunya memiliki

tujuan untuk dapat hidup dan berkembang, tujuan ini hanya akan dapat

dicapai apabila bagian pemasaran melakukan strategi yang mantap untuk

dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran,

sehingga posisi atau kedudukannya dapat dipertahankan dan sekaligus

ditingkatkan.

Setiap organisasi termasuk Lembaga Bimbingan belajar dalam

memasarkan produk yang dihasilkannya menjalankan strategi pemasaran,

sehingga dapat mencapai sasaran yang diharapkannya. Strategi pemasaran

dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan atau

usaha pemasaran dan suatu organisasi, dalam kondisi persaingan dan

lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Jadi, dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan

dijalankan, organisasi harus lebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar

serta menilai posisinya di pasar. Seperti diketahui keadaan dunia usaha

bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke

waktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena

itu, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk

keberhasilan organisasi umumnya dan bidang pemasaran khususnya.11

10 Bayu Sapta Hari dalam Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan

Belajar, Bank Indonesia, h. 10

11 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

(20)

Strategi-strategi pemasaran merupakan sarana mencapai sasaran

pemasaran dan umumnya berhubungan dengan empat P, antara lain :

Produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Strategi-strategi pemasaran yang umum sekarang dikembangkan menjadi

sub sasaran khusus, yang masing-masing didukung oleh strategi dan

pernyataan tindakan yang akan dilakukan secara lebih terperinci.12 Banyak

organisasi menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan pangsa

pasar, salah satunya melalui strategi kualitas. Dalam strategi pemasaran,

konsumen merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Tujuan

pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

keinginan konsumen.

Pada saat sekarang ini maupun saat kedepan, strategi pemasaran yang

diterapkan oleh suatu perusahaan atau lembaga harus disesuaikan tidak

hanya pada sasaran konsumen semata, tetapi juga pada para pesaing yang

mengincar pasar sasaran konsumen yang sama. Perusahaan sebelum

menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu

malakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath) yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para

pesaingnya.13

Primagama merupakan salah satu lembaga yang berkecimpung dalam

dunia pendidikan. Primagama adalah usaha jasa pendidikan luar sekolah

(Bimbingan Belajar) yang bergerak di bidang bimbingan belajar dengan

memiliki pasar yang sangat luas dan saat ini memiliki 786 outlet/cabang diseluruh Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Primagama Vila Nusa

Indah merupakan cabang dari Primagama yang berdiri di Yogyakarta.

12 Malcolm HB McDonald, Rencana Pemasaran, 1991, Jakarta: PT Pustaka Binaman

Pressindo, h. 30

13 Arlina Nurbaity Lubis, Strategi Pemasaran dalam Strategi Bisnis, USU Digital Library,

(21)

Cabang Primagama untuk daerah Bogor sendiri sebanyak 26 outlet. Jumlah

outlet tersebut tentu saja tidaklah sedikit karena begitu banyak kebutuhan

siswa dalam mendapatkan tambahan belajar di luar sekolah dan semakin

banyaknya lembaga bimbingan belajar lain yang saling melakukan

persaingan dalam memasarkan program unggulan dari masing-masing

lembaga.

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, Lembaga

Bimbingan Belajar Primagama memiliki visi dan misi yang telah dirancang

untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Adapun Visi Lembaga

Bimbingan Belajar Primagama yaitu “Menjadi Institusi Pendidikan luar sekolah yang terkemuka, terunggul, dan terbesar di Indonesia”. Sedangkan

Misi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama adalah :14

a. Menjadi lembaga pendidikan berskala nasional yang terdepan

dalam prestasi.

b. Menjadi tempat karyawan untuk membangun kesejahteraan

bersama dan bersama-sama membangun kesejahteraan.

c. Menjadi perusahaan yang sanggup dijadikan mitra usaha yang

handal dan terpercaya.

d. Menjadi tempat bagi setiap insan untuk berprestasi, berkreasi dan

mengembangkan diri.

e. Menjadi aset pendidikan nasional dan kebanggaan masyarakat.

Primagama dikenal sebagai lembaga bimbingan belajar yang

terkemuka dengan memiliki berbagai kiat-kiat maupun diferensiasi produk

yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak didapatkan

di sekolah. Namun, tidak semua cabang dari Primagama yang

menyediakan seluruh program-program dari Primagama pusat. Salah

satunya Primagama Vila Nusa Indah yang belum melaksanakan program

14

(22)

SBMPTN. Hal tersebut tentu saja dikarenakan terdapat beberapa faktor

yaitu kurangnya minat peserta SMA dalam mengikuti program SBMPTN.

Pada umumnya target siswa peserta semua lembaga Bimbingan

belajar adalah siswa sekolah umum mulai dari SD sampai SMA. Untuk SD

sebagian lembaga bimbingan belajar ada juga yang melayani siswa SD

mulai dari kelas 1, namun lebih banyak bimbingan belajar yang melayani

siswa mulai dari kelas 3 s.d. 6. Ada sebagian kecil lembaga bimbingan

beajar juga melayani siswa kelas Play Group/Taman Kanak-kanak.15

Begitupula dengan Primagama Vila Nusa Indah yang membuka peserta

bimbingan belajar dimulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA. Namun,

pada tingkat SD, Primagama membuka dari grade/kelas 3 hingga kelas 6, pada SMP dibuka kelas mulai dari kelas 1-3, serta SMA dibuka mulai dari

kelas 1-3 di berbagai jurusan. Akan tetapi, sangat sedikit peminat peserta

bimbingan belajar pada kelas 2 atau 3 di jurusan IPS dan pada kelas 3 SD.

Dari hal tersebut terlihat adanya kelemahan pada strategi pemasaran yang

akhirnya pendapatan jumlah peserta didik belum signifikan dari target

yang telah ditetapkan. Hal ini memungkinkan karena ada beberapa

kelemahan dalam pelaksanaan strategi pemasaran. Pendapatan peserta

didik yang ditargetkan oleh Primagama Vila Nusa Indah tahun ajaran

2014/2015 adalah sebanyak 200 siswa, namun ternyata jumlah peserta

didik yang dihasilkan berjumlah 115 siswa.16 Untuk mencapai jumlah

siswa yang sesuai dengan target, maka diperlukan strategi pemasaran yang

baik dengan menggunakan analisis SWOT untuk meminimalisasi

kelemahan maupun ancaman dan memaksimalkan kekuatan maupun

peluang dari Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Cabang Vila Nusa

Indah.

15 Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan Belajar, Bank

Indonesia, h. 12 16

(23)

Berdasarkan deskripsi tersebut, maka penulis tertarik mengkaji dan

meneliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul “STRATEGI

PEMASARAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA CABANG VILA NUSA INDAH BOGOR”.

B. Identifikasi Masalah

1. Munculnya lembaga bimbingan belajar lain di daerah Vila Nusa

Indah.

2. Belum tercapainya jumlah siswa pada Primagama Vila Nusa Indah

sesuai dengan jumlah yang telah ditargetkannya.

3. Lembaga bimbingan belajar kurang memperhatikan tingkat strategis

(Internal dan eksternal) dalam pelaksanaan kegiatan.

4. Sedikitnya peminat siswa kelas 3, 4 SD dan siswa SMA jurusan IPS

dalam mengikuti bimbingan belajar di Primagama Vila Nusa Indah.

5. Primagama Vila Nusa Indah belum sepenuhnya memasarkan

diferensiasi produk yang telah disediakan dari Primagama pusat.

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka diberikan pembatasan masalah

agar penelitian dapat terfokus dan tidak meluas. Adapun pembatasan

masalah pada penelitian ini adalah “Strategi Pemasaran di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama” yang berfokus pada marketing mix meliputi 5P (product, price, place, promotion, people).

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, dapat

diambil rumusan masalah bahwa bagaimana penerapan marketing mix

dalam strategi pemasaran pada Bimbingan belajar Primagama Cabang Vila

Nusa Indah dalam meningkatkan jumlah siswa sesuai target lembaga

(24)

1. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam pembuatan produk

(product) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang ditentukan?

2. Strategi apa yang dilakukan oleh Primagama dalam penyusunan

harga (price) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang ditentukan?

3. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam bidang lokasi (place) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang

ditentukan?

4. Strategi apa yang dilakukan dalam bidang promosi (promotion) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang

ditentukan?

5. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam pengadaan tenaga kerja

(people) untuk meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target yang ditentukan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah

1. Untuk menemukan strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix

yang meliputi 5P (product, price, promotion, place, people) pada Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Cabang Vila Nusa Indah.

2. Melakukan analisis SWOT (Strenght, weakness, opportunities dan

threat) pada lembaga bimbingan belajar Primagama Vila Nusa Indah.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Akademisi

Sebagai bahan rujukan atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain

dalam melakukan penelitian yang sama atau sejenis atau yang berkaitan

(25)

2. Bagi Peneliti

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan, pengalaman, dan pengetahuan peneliti.

b. Sebagai wahana pengayaan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

3. Bagi Lembaga

a. Sebagai masukan dalam upaya peningkatan kualitas Lembaga

dalam menghadapi persaingan dengan Lembaga Bimbingan

Belajar lain.

b. Sebagai masukan dalam upaya pembuatan rencana strategik yang

baru di berbagai bidang.

c. Sebagai masukan dalam upaya memasarkan produk atau program

(26)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lembaga Bimbingan Belajar

1. Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler

yang dilakukan diluar sekolah atau ditengah-tengah masyarakat yang bertujuan

untuk membantu kebutuhan manusia akan pendidikan. Sebagai bentuk

pendidikan non formal, bimbingan belajar ini sangat potensial untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam memberikan Bimbingan belajar, kita tidak dapat terlepas dari

istilah “Bimbingan”. Bimbingan berasal dari kata bimbing yang dalam Bahasa Inggris disebut Guidance yang berarti mengarahkan, mengatur, atau menuntun. Sehubungan dengan itu, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

seorang individu dari setiap umur, untuk menolong dia dalam mengatur

kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian atau pandangan

hidupnya, membuat putusan-putusan, dan memikul beban hidupnya sendiri.1

Dengan demikian, bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian

bantuan dari guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara

mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan

kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan

belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang

1 Purwanto, digilib.unimed.ac.id, UNIMED-Undergraduate, 2008, diakses pada tanggal 17

(27)

optimal. Hal ini mengandung arti bahwa para guru/guru pembimbing berupaya

untuk memfasilitasi agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan

sampai ada tujuan yang diharapkan.2

Bimbingan belajar merupakan pendidikan non formal baik yang

dilakukan di lingkungan sekolah maupun di lembaga pendidikan luar sekolah

di luar jam pelajaran sekolah formal. Bimbingan belajar ini bertujuan untuk

membantu siswa meningkatkan prestasi akademik di sekolah, meloloskan

siswa yang meneruskan sekolah ke jenjang berikutnya sesuai dengan

keinginannya.

Pendidikan nonformal adalah setiap upaya pendidikan dalam arti luas

yang di dalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah,

diselenggarakan di luar subsistem pendidikan formal, sehingga seseorang atau

kelompok memperoleh informasi, latihan, dan bimbingan sesuai dengan

tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya. Tujuannya ialah untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai yang

memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara

efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya, pekerjaannya, masyarakat,

dan bahkan negaranya.3

Menurut UUD 1945 pasal 31 dan UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem

pendidikan nasional disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan menjadi

tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. UUD 1945 pasal

2 Suherman, Bimbingan Belajar, file.upi.edu, FIP Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

Universitas Pendidikan Indonesia, h. 9

3 The South East Asian Ministery of Education Organization (SEAMEO), 1971 dalam Tim

Pengembang Ilmu Pengetahuan, FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 2 (Ilmu Pendidikan

(28)

31 dan UU No. 2 tahun 1989 telah banyak menciptakan peluang bisnis di bidang

jasa pendidikan.

Organisasi dan manajemen lembaga Bimbingan Belajar sangat

sederhana, fleksible dan struktur organisasinya tergantung kesibukan masing-masing lembaga (cabang). Secara lengkap organisasi lembaga Bimbel terdiri

dari Manajer Cabang atau Direktur, Bagian Akademik, Koordinator Marketing,

Bagian Administrasi, Bagian Keuangan, yang masing-masing dijabat oleh satu

orang. Di masing-masing bagian dapat dibantu oleh 1 – 2 orang staf tergantung

dari banyaknya kegiatan lembaga.4

Di bawah jenjang Direktur juga ada Kelompok Pendidik yang biasa

disebut Tutor/Tentor/Instruktur yang jumlahnya tergantung pada jumlah siswa peserta kursus, jumlah jenjang kelas sekolah umum dan jumlah sekolah yang

dilayani. Untuklembaga Bimbel yang statusnya merupakan kantor cabang atau

cabang franchisee, manajemen organisasi yang diatas Direktur terdapat

Koordinator Wilayah yang menangani cabang-cabang dalam wilayah

Administrasi Kabupaten/Kota. Secararinci Bagan Organisasi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.5

4 Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas jasa Bimbingan Belajar, Bank Indonesia, h.

10

(29)

Gambar 2.1: Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar

DIREKTUR

TUTOR/TENTOR/INSTRUKTUR

MARKETING KEUANGAN

AKADEMIK ADMINISTRASI

Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Pembinaan Kursus dan

Kelembagaan Kemendiknas terhadap lembaga-lembaga kursus dan pelatihan,

ratio Peserta/pendidik, yaitu antara 15 – 20 siswa, sehingga setiap jumlah siswa

peserta 100 orang dibutuhkan 5 sampai 6 Tutor. Namun menurut lembaga

Bimbel jumlah siswa tersebut sebenarnya terlalu banyak; agar proses

pembelajaran dapat berlangsung efektif, jumah siswa per kelas/tutor adalah 8 –

10 siswa. Jumlah siswa per kelas atau per tutor tersebut, ternyata juga menjadi

pertimbangan utama orangtua siswa memasukkan anaknya di suatu lembaga

Bimbel.

Bimbingan belajar dan sekolah formal merupakan dua lembaga yang

berbeda. Dilihat dari bentukmya, bimbingan belajar adalah lembaga pendidikan

yang tidak diselenggarakan oleh pemerintah melainkan perorangan / Individu /

swasta, sedangkan Sekolah formal adalah lembaga pendidikan yang

diselenggarakan oleh pemerintah. Walaupun berbeda, keduanya mempunyai

tujuan yang sama yaitu memberikan pendidikan kepada siswa.6

6 Purwanto, digilib.unimed.ac.id, UNIMED Undergraduate, 2008, diakses pada tanggal 17

(30)

2. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi dari bimbingan belajar adalah sebagai berikut:7

a. Fungsi Pencegahan (Preventive Function)

Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi

kemungkinan timbulnya masalah.

b. Fungsi Penyaluran (Distributive Function)

Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa

untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar

yang sesuai dengan kemampuannya.

c. Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function)

Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah

faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru

pembimbing berupaya membantu siswa menyerasikan program

pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan

diri, memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang

dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian memiliki sasaran:

1) Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan

program pendidikan.

2) Membantu siswa menyerasikan program-program yang

dikembangkan dengan tuntutan pengajaran.

d. Fungsi Perbaikan (Remedial Function)

Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa

yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya

fungsi perbaikan dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru

pembimbing adalah upaya untuk memahami kesulitan belajar,

7 Suherman, Bimbingan Belajar, file.upi.edu, FIP Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

(31)

mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya.

Salah satu contoh, fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar adalah

pengajaran remedial (remedial teaching).

e. Fungsi Pemeliharaan (Maintencance and Development Function) Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan, atau bahkan harus

ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi.

Ada dua jenis bimbingan belajar (bimbel) tambahan yang bisa dipilih,

yaitu melalui lembaga bimbel atau privat. Pada lembaga bimbel,

metode belajar yang digunakan adalah klasikal, dengan jumlah anak

yang dibatasi, dan materi pelajaran yang telah disiapkan lembaga

bimbel tadi. Sementara privat, metode belajar yang digunakan adalah

pengajarnya mendatangi sang anak. Jumlah anak yang ikut bimbel

privat pun biasanya hanya berjumlah 1-3 orang anak saja. Materi

pelajaran yang diberikan lebih tergantung kepada kebutuhan anak.

Biasanya, yang dipelajari adalah materi yang dianggap sangat sulit

dipecahkan oleh sang anak.

Terdapat perbedaan karakteristik pendidikan formal dan pendidikan non

formal sebagaimana tercantum pada tabel 2.1, informasi dalam tabel tersebut

memuat dua kelompok ciri yang berlawanan. Karakteristik tersebut

digolongkan menjadi lima kategori yang meliputi : tujuan program, waktu

penyelenggaraan, isi kegiatan, proses pembelajaran, dan pengendalian

program.8

8 Paulston (1972) dalam Tim Pengembang Ilmu Pengetahuan, FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi

(32)

Tabel 2.1

Perbedaan Karakteristik Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal

PROGRAM PENDIDIKAN FORMAL

PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL

TUJUAN

1. Jangka panjang dan umum.

2. Orientasi pada pemilihan

ijazah.

1. Jangka pendek dan khusus.

2. Kurang menekankan

pentingnya ijazah.

WAKTU

1. Relatif lama

2. Berorientasi ke masa depan.

3. Menggunakan waktu penuh

dan terus menerus.

1. Relatif singkat

2. Menekankan masa sekarang

3. Menggunakan waktu tidak

terus menerus.

ISI PROGRAM

1. Bersifat akademis

2. Seleksi penerimaan peserta

didik dilakukan dengan

persyaratan ketat

1. Menggunakan aplikasi

2. Persyaratan masuk diterapkan

bersama peserta didik

PROSES PEMBELAJARAN

1. Dipusatkan di lingkungan

sekolah

2. Terlepas dari lingkungan

kehidupan peserta didik di

masyarakat.

1. Dipusatkan di lingkungan

masyarakat dan lembaga

2. Berkaitan dengan kehidupan

peserta didik dan masyarakat.

(33)

3. Struktur program yang ketat

4. Berpusat pada pendidik

5. Pengerahan daya dukung

secara maksimal

4. Berpusat pada peserta didik

5. Penghematan sumber-sumber

yang tersedia.

PENGENDALIAN

1. Dilakukan pengelola di

tingkat yang lebih tinggi

2. Pendekatan kekuasaan

1. Dilakukan oleh pelaksana

program dan peserta didik.

2. Pendekatan demokratis

B. STRATEGI PEMASARAN 1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat

dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu

maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan

menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai

komoditas.9

Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan

pengendalian atas program yang dirancang dengan cermat untuk

menciptakan pertukaran nilai yang dilakukan secara sukarela dengan pasar

sasaran demi tercapainya tujuan-tujuan organisasi.10

9 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep

Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21), 1997, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, h. 48

10 Philip Kotler & Paul N. Bloom, Teknik dan Strategi Memasarkan Jasa Profesional, Intermedia,

(34)

Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,

hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa

yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang

potensial.11

Ada beberapa hal yang patut dicatat sehubungan dengan definisi

pemasaran tersebut :

Pertama, pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses manajerial yang

memanifestasikan sendiri dalam program yang dirumuskan dengan

seksama dan tidak sekedar tindakan serampangan yang dirancang untuk

memperoleh tanggapan yang diinginkan.

Kedua, pemasaran berupaya untuk menciptakan pertukaran nilai secara

sukarela, pemasar berusaha mendapatkan tanggapan pihak lain, tetapi

bukan tanggapan yang diperoleh dengan alat apa saja atau dengan harga

berapa saja.

Ketiga, pemasaran berarti pemilihan suatu pasar sasaran dan bukan suatu

usaha serampangan untuk melayani semua pasar dan semua kebutuhan.

Keempat, tujuan pemasaran adalah membantu organisasi untuk dapat

menjamin kelanggengan hidupnya dan tetap sehat melalui pelayanan

kepada pasarnya secara efektif.

11 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT Gramedia Pustaka

(35)

Kelima, pemasaran mengandalkan pada perancangan penawaran

organisasi yang bukan dilihat dari segi selera pribadi penjual, melainkan

harus ditilik dari sudut kebutuhan serta keinginan pembeli.

Keenam, pemasaran menggunakan dan meramu seperangkat sarana yang

disebut marketing mix, yakni perancangan penawaran, penetapan harga, komunikasi, dan distribusi.

Pemasaran diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang

langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke

konsumen. Menurutnya, Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan

seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.12

Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan

keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak

dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara untuk

mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya kita memandang

manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan

nilai pelanggan yang unggul.13

Tujuan pemasaran adalah, melalui kegiatan pertukaran yang

mendapatkan keuntungan (value exchange) dan sekaligus memuaskan kedua pihak yang bertransaksi. Pihak penjual mendapat keuntungan

12 Amerika Marketing Association, 2004 dalam Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen

Pemasaran, edisi ke-dua belas jilid 1, 2009, PT MACANAN JAYA CEMERLANG, h. 6

13 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, edisi ke-tiga belas, jilid 1, 2008,

(36)

financial yang diterimanya (sebagai value) dan pihak pembeli mendapatkan barang atau jasa yang bernilai seperti kepuasan (sebagai

value).

2. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yakni strategos yang berarti jenderal. Oleh karena itu, kata strategi secara harfiah berarti seni para

jenderal”. Secara khusus, strategi adalah “penempaan” misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

utama organisasi akan tercapai.14

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam

kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim

kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai

dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.15

Berikut adalah perbedaan sudut pandang mengenai definisi strategi

yang dikemukakan oleh para pakar:16

14 George A. Steiner & John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Menejemen, Erlangga, Jakarta :

1997, h. 18

15 Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi, diakses pada 15 Sept 2014

pukul 11.16 WIB.

16 Fitri Lukiastuti Kurniawan & Muliawan Hamdani, Manajemen Strategik dalam Organisasi,

(37)

a. Alfred Chandler memandang strategi sebagai “Penetapan sasaran dan

tujuan jangka panjang suatu perusahaan dan alokasi sumber daya yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

b. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth: Strategi merupakan alat

untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu

fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau

tidak ada.

c. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner: Strategi merupakan respon

secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman

eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat dipengaruhi

organisasi.

d. Hamel dan Prahalad: Strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi

hamper selalu dimulai dari “apa yang terjadi”, bukan dimulai dari “apa

yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan

pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang

dilakukan.

e. Kennet Andrew dalam the concept of corporate strategy mengartikan strategi sebagai upaya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

perusahaan dibandingkan dengan peluang serta ancaman dalam

lingkungan yang dihadapi.

f. Kenichi Ohmae seorang pakar pemasaran sekaligus konsultan

manajemen tersohor dan penulis buku The End of Nation State

mengemukakan bahwa strategi adalah “Keunggulan bersaing guna

mengubah kekuatan perusahaan menjadi sebanding atau melebihi

(38)

g. Benjamin Tregoe dan John Willian Zimmerman mendefinisikan strategi

sebagai “Kerangka yang membimbing dan mengendalikan pilihan -pilihan yang menetapkan arah serta karakteristik suatu organisasi.

h. Menurut Porter strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai

keunggulan bersaing.17

i. Menurut Stephanie K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu

proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.18

Dari pernyataan beberapa tokoh tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa strategi adalah proses pembuatan rencana yang mengarahkan pada

karakteristik suatu organisasi/lembaga dengan mengacu pada kelemahan

serta kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan jangka

panjang dan keunggulan bersaing melalui cara yang paling efektif dan

efisien.

3. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten,

dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang

dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objectives), dalam situasi persaingan tertentu.19 Strategi pemasaran (marketing strategy) menentukan pasar dan bauran pemasaran

17 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik (Cara Mudah Meneliti

Masalah-masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis, dan Praktik Bisnis), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2010, h. 16

18 Ibid

19 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

(39)

yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar mengenai yang akan

dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar.20

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,

terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan

tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan

pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah

serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah

kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, terutama sebagai

tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan

persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi

pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal

perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta

analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari

lingkungannya.21

Berikut beberapa definisi mengenai strategi pemasaran yang

dikemukakan oleh para ahli diantaranya:22

a. Philip Kotler : Strategi pemasaran adalah sebuah pola pikir

pemasaran yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pemasaran

suatu perusahaan, bisa berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran,

penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran

pemasaran.

20 Cannon, Perreault & McCarthy, Pemasaran Dasar Pendekatan Global (Basic Marketing A

Global-Management Approach), Jakarta : Salemba Empat, 2008, h. 40

21 Assauri, op. cit. h. 168

22 dilihatya.com Informasi Online, Pengertian Strategi Pemasaran Menurut Para Ahli, 2014,

(40)

b. Guiltinan dan Paul : Strategi pemasaran adalah pernyataan pokok

mengenai dampak atau akibat yang diharapkan akan mencapai dalam

hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.

c. Tjiptono : Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang

direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang dipakai

untuk melayani pasar sasarannya.

Dari pernyataan yang telah disebutkan oleh beberapa ahli, dapat

diambil kesimpulan bahwa strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran

yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang suatu

perusahaan atau lembaga yang meliputi strategi spesifik untuk pasar sasaran,

penetapan posisi, bauran pemasaran dengan mengembangkan keunggulan

bersaing dan melihat dampak atau akibat yang diharapkan oleh Lembaga

dalam mencapai target pemasaran dan tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

Adapun tujuan dari strategi pemasaran adalah:23

a. Bagaimana caranya produk tersebut dikenal dan dibeli oleh

masyarakat.

b. Bagaimana caranya mendapatkan bagian pasar (market share) lebih besar dari rata-rata.

c. Bagaimana caranya menjaga omset yang sudah besar tersebut.

Strategi Pemasaran (marketingstrategy) menentukan pasar target dan bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar

23

Eddy Soeryanto Soegoto, Enterpreneurship Menjadi Pebisnis Ulung (Panduan Bagi

(41)

mengenai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar.

dibutuhkan dua bagian yang saling berkaitan:24

1. Pasar target (target market) yaitu sekelompok pelanggan yang homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut.

2. Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu variabel-variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk

memuaskan kelompok yang ditarget.

Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi

pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, perkembangan teknologi,

keadaan ekonomi, peraturan kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya

dan keadaan politik. Masing-masing faktor ini menimbulkan adanya

kesempatan atau ancaman/hambatan bagi pemasaran produk suatu

perusahaan.

Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran

terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara

bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi,

penjualan, personil selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap program-program

pemasaran agar program-program itu berjalan sejalan dan terintegrasi

dengan sinergitik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran. Umumnya

peluang pemasaran terbaik diperoleh dari upaya memperluas permintaan

(42)

primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal dari upaya

memperluas permintaan selektif.25

Tabel 2.2

Unsur-unsur pokok dalam strategi pemasaran

UNSUR ALTERNATIF

Pemilihan pasar sasaran Semua pembeli di pasar relevan

Pembeli di beberapa segmen

Pembeli di satu segmen ceruk pasar

Tipe permintaan yang

ingin distimulasi

Permintaan primer

 Di antara para pemakai baru

 Di antara para pemakai saat ini

Permintaan selektif

 Dalam served market yang baru

 Di antara pelanggan pesaing

 Dalam basis pelanggan saat ini

Perlu juga dipahami bahwa di satu pihak, strategi pemasaran

merupakan jembatan antara strategi korporat dan analisis situasi, dan di

pihak lain dengan program pemasaran yang sifatnya action-oriented. Oleh karenanya, program pemasaran harus konsisten dan didasarkan pada strategi

pemasaran.

4. Pemilihan Strategi Pemasaran

Proses pemilihan strategi pemasaran membutuhkan pertimbangan

cermat atas sejumlah tipe informasi.

(43)

a. Tujuan atau sasaran produk

Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe

dasar strategi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika tujuan utama

produk adalah meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan

pangsa pasar, maka biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan

adalah strategi permintaan selektif yang berfokus pada upaya merebut

pelanggan dari pesaing atau memperluas pasar yang dilayani.

Sebaliknya apabila tujuan produk lebih menekankan pada aliran kas dan

profitabilitas, maka strategi pemasarannya difokuskan pada

mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan

saat ini.

b. Peluang pasar

Karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan

secara jelas berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis

pasar memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk

produk (dan siapa yang tidak membelinya), berbagai situasi pemakaian

produk (dan juga situasi yang tidak menggunakan produk), dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan dan kemampuan untuk membeli.

Informasi seperti ini bermanfaat bagi para manager dalam memilih

strategi dan program guna meningkatkan jumlah pemakaian. Melalui

analisis permintaan selektif, para manajer dapat mendapatkan

pemahaman atas berbagai alternatif peluang keputusan konsumen.

Sementara itu, pengukuran pasar memberikan informasi mengenai

besarnya gap permintaan primer (primary-demand gap) di antara potensi pasar dan penjualan industri. Semakin besar gap yang ada,

semakin besar pula peluang untuk meningkatkan permintaan primer

(44)

industri, maka semakin penting upaya-upaya meningkatkan permintaan

primer.

c. Kesuksesan pasar

Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing

dan tingkat pengeluaran pemasaran yaang diperlukan untuk mencapai

kesuksesan pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat

memahami siapa pesaingnya, seberapa besar tingkat intensitas yang

ada, dan keunggulan apa yang harus dikembangkan dalam rangka

bersaing secara efektif menghadapi para pesaing merek langsung

(strategi permintaan selektif) atau para pesaing kelas produk yang tidak

langsung (strategi permintaan primer). Sedangkan analisis profitabilitas

dan produktivitas bermanfaat dalam mengidentifikasi konsekuensi lain

dari berbagai strategi dan program yang diperlukan untuk mencapai

sasaran pangsa pasar.

C. Bauran Pemasaran

1. Implementasi Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah kombinasi dari variable-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk

menjalankan strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan

di dalam pasar sasaran tertentu.26 Variabel atau kegiatan tersebut perlu

dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin

dalam melakukan tugas/kegiatan pemasarannya. Dengan demikian,

perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik

26 Boyd, Walker & Larreche, Manajemen Pemasaran (Suatu Pendekatan Strategis dengan

(45)

saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix

tersebut untuk melaksanakan program pemasaran scara efektif.27

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktik pemasaran yang

terkendali dan diramu untuk mendapat tanggapan dari pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari apa saja yang dapat memengaruhi

permintaan dari produknya. “Apa saja” tersebut dikelompokkan sebagian

variabel yang dikenal dengan 4-P (Product, Price, Place, Promotion).28

Akan tetapi, dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa

dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan

memuaskan konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah : Orang

(People or participants), lingkungan fisik di mana jasa diberikan atau bukti fisik (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process). Dengan

demikian 4P’s yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang perlu diperluan menjadi 7 P’s jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.29

Tabel 2.3

Tabel Bauran Pemasaran Bisnis Jasa30

UNSUR FOKUS UTAMA

PRODUK Konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk tetapi

manfaat dan nilai dari produk yang disebut “the offer”.

Keunggulan produk jasa terletak pada kualitasnya, yang

mencakup keandalan, ketanggapan, kepastian, dan empati.

Kembangkan nilai tambah produk selain keistimewaan

dasarnya, agar dapat dibedakan dengan produk lain dan

27 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, Strategi), cetakan ke-12, 2013,

Jakarta : PT RajaGrafindo Persada h. 198

28 Ibid

29 Yazid, Pemasaran Jasa(Konsep dan Implementasi) edisi kedua, 2003, Depok : EKONISIA,

h. 18

30 Rambat Lupiyoadi & A Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa edisi 2, 2006, Jakarta : Salemba

(46)

memiliki citra tersendiri. Dengan demikian, produk akan

mampu bersaing.

Fokus pada konsep The Brand to Commodity Continuum.

Arahkan agar produk muncul dengan merek yang berbeda

sehingga memberi kesan spesial. Lakukan pilihan

pertumbuhan strategis dalam keputusan strategi produk jasa,

melalui matriks Ansoff.

HARGA Keputusan dan penentuan harga harus konsisten dengan

strategi pemasaran. Strategi penentuan harga harus

memerhatikan tujuan penentuan harga, yaitu Bertahan,

Memaksimalkan laba, Memaksimalkan penjualan, Gengsi

atau prestis, Pengembalian atas investasi (ROI). Faktor-faktor

seperti positioning jasa, siklus hidup jasa, kepastian jasa merupakan hal yang memengaruhi penentuan harga dalam

bisnis jasa.

TEMPAT Tempat dalam bisnis jasa dimaksudkan sebagai cara

penyampaian jasa (delivery system) kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. Ada tiga pihak sebagai kunci

keberhasilan yang perlu dilibatkan dalam penyampaian jasa,

yaitu : Penyedia jasa, Perantara, dan Konsumen.

Pilih tempat yang strategis dengan sistem penjualan langsung,

jika pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu,

dan sifat barang yang tidak tahan lama.

PROMOSI Keberhasilan dalam promosi tergantung pada :

(47)

 Kemampuan menentukan tujuan promosi : apakah

untuk menginformasikan, memengaruhi atau

meningkatkan.

 Kemampuan mengembangkan pesan yang

disampaikan : terkait dengan isi pesan (apa yang harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana menyampaikan pesan secara logis), gaya pesan (ciptakan bahasa yang kuat), dan sumber pesan (siapa yang harus menyampaikannya).

 Kemampuan memilih bauran komunikasi : apakah

komunikasi personal atau komunikasi nonpersonal.

ORANG Orang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi

kualitas jasa yang diberikan. Untuk mencapai kualitas

diperlukan pelatihan staf sehingga karyawan mampu

memberikan kepuasan kepada konsumen. Orang dalam

pemasaran jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal,

merupakan interaksi setiap karyawan dan departemen dalam

suatu perusahaan sebagai konsumen internal dan pemasok

internal. Tujuannya untuk menolong orang dalam kinerja

memberikan kepuasan kepada konsumen.

PROSES Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa yang

diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa.

Terdapat pilihan-pilihan dalam unsur proses untuk

menghasilkan kualitas jasa, yaitu :

 Kemampuan membangun proses yang menghasilkan

pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan

kemudahan distribusi. Hal ini terkait dengan unsur

Gambar

Gambar 3.1  Proses Analisa Data .........................................................................
Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Bimbingan Belajar di Jabodetabek tahun 2009
gambar dibawah ini.5
Gambar 2.1: Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan tugas akhir ini untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran yang tepat dan efektif dalam memasarkan produk tabungan SiCermat pada PD.. BPR Bank Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan melalui Analisis SWOT untuk menemukan strategi- strategi alternatif yang

Penelitian ini dilakukan di Secret Garden Village yang bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi bauran pemasaran (marketing mix) serta peranan bauran pemasaran

Dalam menentukan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan pemasaran dengan pendekatan marketing mix sehingga menghasilkan alternatif strategi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi bauran pemasaran (marketing mix) ditinjau dari produk, harga, tempat, promosi pada obat prekursor

Strategi pemasaran semen pada PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Pabrik Panjang dengan menggunakan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari strategi produk,

Dalam strategi pemasaran terdapat strategi acuan /bauran pemasaran (marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari variable pemasaran untuk dapat mencapai

Kemudian bauran promosi direct marketing pemasaran langsung dan publisitas yang keduanya tidak benar-benar digunakan sebagai strategi dari komunikasi pemasaran Batik Bogor Handayani