SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Strata 1 Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom. I)
Oleh: Ichsan Marsha NIM: 1110051000088
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
v
pemeberitaan ditanah air, baik media cetak maupun media elektronik, yang diantaranya adalah media Republika Online dan Islampos yang memberitakan dengan prinsipnya masing-masing. Dimana pemberitaan tersebut juga mencakup Konflik yang membenturkankan dua kekuatan besar di Timur Tengah yakni kerajaan arab saudi dan republik Islam Iran yang kian memanas, disaat kedua negara tersebut berusaha memainkan perannya dalam konflik yang berlangsung di negara Yaman.
Pertanyaannya adalah bagaimana kedua media tersebut yakni Republika Online dan Islampos, membingkai gagasan dan ideologi mereka, terhadap konflik yang terjadi di Yaman, yang kemudian disajikan kepada khalayak pembaca?
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan analisis eksplanatif yang menganalisa secara sistematis fakta-fakta tentang berita yang diusung oleh media Republika Online dan Islampos khususnya yang berkaitan dengan bingkai pemberitaan yang mereka bentuk dalam upaya rekonstruksi sosial. Adapun sumber utama yang digunakan dalam pemberitaan ini ialah teks
pemberitaan mengenai konflik di Yaman pada media Republika Online dan
Islampos
Penelitian ini menggunakan teori analisi framing yang dikemukakan Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki yang mencoba meramu bingkai pemberitaan dengan menggunakan pendekatan analisis melalui penerapan stuktur sintaksis, skrip, tematik dan struktur retoris.
Hasil penelitian ini mengungkap bagaimana kedua media tersebut membingkai konflik yang terjadi dalam proses penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman, dimana Republika Online dapat disimpulkan mencoba memberitakan informasi tersebut melalui pendekatan politik yang mempunyai kecenderungan menyeret kepada permasalahan ideologis,
sementara Islampos disimpulkan lebih konsisten mengangkat berita tersebut
dalam bingkai pendekatan ideologis, dengan menginformasikan bahwa konflik
yang tengah terjadi merupakan konflik Syi’ah dan Sunni, selain itu adanya bias
keberpihakan antara kedua media terhadap masing-masing pihak yang berseteru juga dapat penulis simpulkan sebagai sebuah bentuk penekanan terhadap ideologi yang diusung oleh masing-masing media.
Kata kunci : Koalisi Negara Arab, Pemberontak Syi’ah Houthi, Republika
vi
KATA PENGANTAR Bismill hirrahm nirrahīm...
Alhamdulill hirobbil‘ lamīn, segala puja dan puji sebagai rasa syukur
penulis panjatkan atas kehadirat Allah azz wajjalla, Tuhan semesta alam, yang
senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, hidayah serta inayah-Nya kepada
hamba-Nya, dengan limpahan itulah yang senantiasa memberikan kemudahan
kepada penulis, yang akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat dan salam senantiasa dilafazkan kepada sosok makhluk paling mulia
disisi-Nya, sang pembawa risalah kenabian, Sang khataman Nabiyyiin, Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam, sosok pendakwah yang tiada henti
berjuang, membawa umat di dunia yang penuh dengan kejahilan dan kegelapan
hingga zaman yang cerdas dan tercerahkan saat ini. Beliaulah yang telah
membekali umat di dunia untuk senantiasa mendapat keselamatan dan kebahagian
dunia dan akhirat, yakni dengan Alqur’an dan sunnahnya.
Skripsi yang berada di tangan pembaca dengan judul Analisis Framing
Penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di
Yaman Dalam Pemberitaan Media Republika Online Dan Islampos ini,
merupakan karya ilmiah yang penulis susun sebagai syarat untuk memenuhi gelar
sarjana pada Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak kendala yang harus
dihadapi, terutama terkait dengan pengkajian pustaka, karenanya penulis
vii
demikian, dengan bimbingan dari Allah ta’ala dan juga bimbingan serta bantuan
baik moril dan materil dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Untuk itu, dengan kerendahan hati izinkan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Allah Subh nahū W ta’ l atas segala cinta, izin dan kekuatan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Orang tua tercinta Ayahanda Albasri Datuk Bagindo Nan Gadang dan
Ibunda Marni, yang dengan kasih sayang dan do’anya tiada henti
terlafazkan disela sujud dan tafakurnya memohon kepada Sang Khaliq
untuk keselamatan, keberhasilan, dan kesuksesan bagi anaknya yang
berjuang menuntut ilmu di negeri orang, hingga akhirnya perlahan do’a -
do’a itu pun terus di ijabah Allah azz wa jalla, sehingga dengan
kerendahan hati berucap syukur, penulis dapat mempersembahkan karya
ilmiah ini untuk kedua orang tua yang juga senantiasa hadir dalam setiap
do’a penulis.
3. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada
segenap keluarga besar media Republika Online dan Islampos, selaku
objek utama dalam penelitian ini. Syukur dan Terima kasih kepada kedua
media yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk
mengkaji lebih dalam bagaimana Republika Online dan Islampos
viii
bahan kajian, hingga penelitian tersebut dapat diselesaikan. Syukran
jaz kumull h khair n katsīr n.
4. Dekan Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag.
5. Bapak Suparto, S.Ag. MED, P.hD selaku wakil dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
6. Kepada Bapak Drs.Masran, M.Ag selaku ketua Jurusan komunikasi dan
penyiaran islam.
7. Sekretaris Jurusan komunikasi dan Penyiaran Islam ibu Fita
Faturrokhmah, M.Si.
8. bunda Umi Musyarofah, MA selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, nasihat dan arahan
kepada penulis.
9. Terima kasih tak terhingga penulis haturkan kepada bapak Rachmat
Baihaky, MA selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini,
ucapan terima kasih atas segala masukan dan saran-saran yang telah
diberikan sejak awal penulisan hingga penelitian ini dapat penulis
selesaikan. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang telah diberikan
untuk mengarahkan dan membimbing penulis dan atas waktu luang yang
diberikan kepada penulis di tengah kesibukan yang begitu padat.
10.Terima kasih pula kepada segenap jajaran dosen Fakultas dakwah dan
ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ix
komunikasi dan penyiaran, serta kepada jajaran staff Tata Usaha Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga
senantiasa memberikan dukungan dan kealancaran bagi penulis, dan
kepada Pengurus Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas
yang telah memberikan kemudahan jalan bagi penulis untuk menelaah
berbagai sumber karya ilmiah yang membantu penulisan skripsi ini.
11.Selanjutnya ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan
kepada seluruh keluarga penulis baik moril maupun materil, kepada uni
Seftira dan uda Chairul Ummaya, uda Surya Delvira, uda Ahda Yanzar
dan kak Desy yang terus membantu penulis sejak awal menimba ilmu di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, uda Muhammad Ilham, uda Raysa
Ghulam Ahmad, dan adikku Reska Aprilla dan uda Ade Syafei yang juga
senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk
terus menuntut ilmu, dan kepada keluarga besar penulis yakni keluarga
dan keluarga nenek Hindun dan nenek Nursiar.
12.Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada neng
Dini Fitriani S.Th. I, sosok yang terus bersabar memberikan dukungan,
yang senantiasa menjadi penyemangat disaat penulis larut dalam pekerjaan
dan ke alpaan, hingga skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
dukungan darinya. Serta kepada para sahabat-sahabat baik penulis dalam
suka dan duka, Imam Febrian, Umar Ahmad Azhari, Halimatu Sa’diyah,
S. Kom. I, Atssauratul Maimanah S. Pd. I, , Puti Hasanatus Sa’diah, S.
x
memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini ditengah tanggung jawab pekerjaan.
13.Dan ucapan terimakasih kepada teman KKN Get Woless,
teman-teman KPI C 2010, keluarga besar IMM Ciputat, jajaran pengurus Dewan
Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan seluruh teman-teman yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Syukr n jaz kumullah khair n
katsīr n y akhifill h.
Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan
menjadi amal shaleh dan diridhoi oleh allah jalla jallaluh.
mīn y rabbal ‘ lamīn..
Ciputat, 07 oktober 2015
xi
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15
D. Metodologi Penelitian ... 16
E. Tinjauan Pustaka ... 20
F. Sistematika Penulisan ... 21
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 23
A. Pengertian Media Massa ... 23
B. Ciri-Ciri Media Massa ... 24
C. Fungsi Media Massa ... 26
D. Berita Media Massa ... 29
E. Definisi dan Konsep Framing ... 34
F. Framing menurut Model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki ... 39
G. Kerangka Pemikiran ... 40
BAB III PROFIL REPUBLIKA ONLINE, ISLAMPOS DAN SYI’AH HOUTHI ... 41
A. Profil Republika Online ... 41
B. Profil Islampos ... 53
C. Profil Syi’ah Houthi ... 57
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS ... 65
A. Frame Republika Online: Hizbullah Kecam Operasi Militer Saudi di Yaman ... 66
B. Frame Islampos : Raja Salman Siap Beri Bantuan 247 Juta Dolar untuk Yaman ... 74
C. Frame Republika Online: Iran Bersumpah Lindungi Kepentingannya di Yaman ... 82
D. Frame Islampos: Saudi Bersumpah Habisi Syi’ah Houthi ... 91
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
xii
Tabel 1 Nilai-nilai Berita ... 31
Tabel 2 Kategori Berita ... 32
Tabel 3 Jenis Berita ... 34
Tabel 4 Teori Framing ... 36
Tabel 5 Kerangka Pemikiran ... 40
Tabel 6 Redaksi dan Manajemen Republika Online ... 47
Tabel 7 Pengakses dan Frekuensi Republika Online ... 49
Tabel 8 Canal dan Content Berita Republika Online... 51
Tabel 9 Susunan dan Redaksi Islampos ... 54
Tabel 10 Canal dan Content Berita Islampos ... 55
Tabel 11 Frame Republika ... 72
Tabel 12 Frame Islampos ... 81
Tabel 13 Frame Republika ... 89
1
Fenomena gerakan kelompok pemberontak yang militan seperti AlQaeda,
Taliban, dan juga Hizbullah yang sukses menjadi tembok hegemoni Barat di
Timur Tengah tentunya mendapat perhatian sendiri oleh dunia Internasional, di
mana oleh kalangan Barat ketiga kelompok militan ini dicap sebagai teroris
internasional yang masing-masing dari kelompok tersebut kekuatannya tidak bisa
dipandang sebelah mata mengingat sepak terjangnya yang sangat merepotkan bagi
Barat, terlebih Amerika pada khususnya. Kelompok Syi’ah Houthi, walaupun
tidak sefenomenal ketiganya tentunya memiliki kekuatan yang tidak bisa
dipandang remeh khususnya dalam pemberontakan yang dilakukan di negaranya,
yakni Yaman. Organisasi massa yang besar serta kekuatannya yang terorganisir,
membuat pemerintah Yaman kelabakan.
Meskipun hanya dalam skala konflik internal, tentunya konflik yang
terjadi tidak bisa dianggap enteng. Perbedaan ideologi yang sangat kentara terlihat
merupakan satu hal yang prinsipil antara keduanya baik dari pemerintahan Yaman
maupun dari kelompok Houthi. Di samping itu, indikasi keterlibatan Iran dalam
mendukung gerakan kelompok Houthi dan juga keterlibatan langsung Arab Saudi
dalam konflik di Yaman membuat konflik ini semakin sengit.
Kelompok Houthi sendiri merupakan suatu kelompok beraliran Syi’ah
yang menentang pemerintahan di Yaman yang beraliran Sunni. Secara etimologi
seseorang dan menolongnya.1 Sedangkan menurut istilah, Syahrastani2
memberikan definisi Syi`ah sebagai nama bagi orang-orang yang secara khusus
mendukung (menjadi pengikut) `Ali bin Abi Talib dan berpendirian bahwa
pengangkatan `Ali sebagai imam itu berdasarkan nass dan wasiat, baik itu
dilakukan secara terang-terangan maupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi,
dan mereka percaya bahwa imamah itu tidak akan keluar dari keturunan `Ali.
Sebenarnya kata syi`ah sudah dikenal pada masa Nabi. Kata ini digunakan
untuk menunjuk para sahabat yang dekat dengan `Ali. Mereka adalah salman
al-Farisi, Abu Zar al- Gifari, Al-Miqdad bin al-Aswa al-Kindi, dan `Ammar bin
Yasir.3 Namun demikian kata ini belum sepenuhnya monopoli pendukung `Ali
karena kata ini masih digunakan bagi kelompok lain. Baru setelah Mu`awiyah
naik tahta kata Syi`ah tertuju kepada pendukung `Ali.4
Dalam perkembangan selanjutnya kelompok Syi`ah pecah ke dalam
beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terpecah lagi ke dalam beberapa
kelompok.5 Sebab- sebab perpecahan di antara mereka berkisar pada masalah
penetapan imam dan strategi perjuangan dalam meraih jabatan tersebut.
1
Al-Imam Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Mukrim Abi Manzur, Lisan al-`Arab, cet. 2, (Beirut: Dar al-Kitab al-`Ilmiyyah, 1413 H/1992 M), II, h. 6.
2
Al-Imam Abi al-Fath Muhammad `Abd al-Karim al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nihal, cet. 1, (Beirut: Dar al-Sadi, 1412 H/1992 M), I, h. 144.
3
E.J. Brill`S, First Encyclopedia of Islam, Vol. VII, (Leiden: New York, 1993), h. 350. Lihat juga Abu bakar Aceh, Syi`ah: Rasionalisme dalam Islam, cet 2, (Semarang: Ramdani, 1985), h. 20.
4
Setelah terjadi pemberontakan pada akhir masa pemerintahan Usman bin `Affan, umat Islam terbagi ke dalam dua kelompok besar, pendukung `Ali dan pendukung Mu`awiyah. Kata syi`ah yang berarti kelompok digunakan untuk kedua kelompok yang bertikai, walaupun yang banyak dipakai pada saat itu adalah `Usmaniyah bagi pendukung `Usman dengan Mu`awiyah sebagai tokoh gerakan dan `Alawiyah bagi pendukung `Ali dengan `Ali sebagai tokonya. Lihat Julius Welhausen, The Religio-Political Faction in Early Islam, ed. E,C. Ostle, (Nederland: Holland, 1975), h. 45. Lihat juga Abu Bakar Aceh, Syi`ah, h. 21.
5
Gerakan Houthi dibentuk oleh Husein Badruddin Al-Houthi pada
pertengahan 1990-an. Husein Al-Houthi adalah anak Allamah Sheikh Badruddin
Al-Houthi, tokoh Syiah Zaidiah Yaman. Husein Al-Houthi memulai pendidikan
dasarnya di tempat tinggalnya di Provinsi Sa’ada, utara Yaman. Setelah itu ia
melanjutkan pendidikannya di sekolah Wahhabi yang berafiliasi ke gerakan
Ikhwanul Muslimin Yaman. Houthi merupakan kelompok pemberontak yang
berbasis di Yaman Utara. Pengikut Al-Houthi terkenal dengan sebutan Houthis.6
Pada tahun 1991, Partai Sosialis berkuasa di Yaman berusaha untuk
mencegah meluasnya pemikiran ekstrim Partai Asosiasi Reformasi Yaman dan
untuk itu mereka membentuk Partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan
Islam. Husein Al-Houthi termasuk pendiri partai ini. Pada tahun 1993 Husein
AlHouthi mengikuti pemilu legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen. Pada
tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan dalam tubuh pemerintah Yaman.
Hal itu diakibatkan kembalinya warga Yaman bermazhab Wahhabi dari
Afganistan. Demi mencegah tersebarnya pemikiran ekstrim dan keras ini,
pemerintah meminta bantuan Husein Houthi. Pada tahun 1997 Husein
Houthi keluar dari Partai Haq dan membentuk Gerakan Syabab
Al-Mukmin(Pemuda Mukmin). Di masa itu pemerintah masih memberikan bantuan
kepada gerakan ini dan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas
6
Menguak Konflik Yaman dan Dampaknya bagi Dunia Islam, diakses pada tanggal 06
Juni 2015); diunduh dari dari
melawan pemikiran Wahhabi. Pemerintah Amerika waktu itu juga menekan
pemerintah Yaman untuk memberantas AlQaeda.7
Namun segalanya berubah total pada tahun 2003. Sekitar 650 anggota
Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara akibat
menyerukan slogan "mampus Amerika dan mampus Israel". Upaya keras Husein
Al-Houthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung
berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat itu friksi antara Gerakan
AlSyabab Al-Mukmin dengan pemerintah semakin lebar. Awalnya pemerintah
menekan gerakan ini lewat politik, namun lambat laun tekanan ini mulai
memasuki tahapan militer dan hal itu terus berlangsung hingga saat ini. Kini
konstelasi politik Yaman telah berubah seratus delapan puluh derajat. Bila
sebelumnya untuk mencegah penyebaran Wahhabi, pemerintah memanfaatkan
Husein Al-Houthi dan para pendukungnya, kini pemerintah malah meminta
bantuan Wahhabi untuk menumpas Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin.
Dalam pemberontakannya, Kelompok Syi’ah Houthi bergabung dengan
banyak kelompok separatis, kabilah, dan sebagian kalangan Zaidiyah. Meleburnya
sebagian pengikut Zaidiyah ke dalam barisan pemberontak Houthi bukan
sepenuhnya karena kedekatan ideologi, tapi juga faktor kemiskinan Yaman Utara
akibat ketidakadilan pemerintah di Yaman Selatan. Pada tahun 2004 Pemerintah
Yaman memulai penyerangan kelompok Syi’ah Houthi di pegunungan utara
negaranya dengan dalih bahwa kelompok ini menuntut ditegakkannya Keimaman
7
ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman (diakses pada tanggal 06 Juni 2015 diunduh dari
(Imamah) Zaidiyah. Tuduhan ini memberikan gambaran bahwa kelompok Syi’ah
ini menginginkan kedaulatan sendiri dengan ke-Imam-an sendiri. Maka
pemerintahan Sana'a menggunakan tuduhan separatis sebagai alasan "rasional"
bagi mempertahankan kedaulatannya yang terancam oleh anak bangsanya sendiri.
Dengan pola pandang ini maka konflik yang terjadi antara pemerintah
Yaman dengan kelompok Syi’ah Houthi diyakini sebagai perang untuk
menangkal gerakan separatis, yang kemudian dapat juga dikatakan hanya sebagai
'civil war'.
Tetapi, jika dipelajari latar belakang dibalik pola pikir ini maka akan
ditemukan banyak hal yang tidak sama dengan slogan atau dalil yang dinyatakan
oleh pemerintah Yaman melalui media massanya. Husein Badruddin Al-Houthi,
dinyatakan sebagai tokoh sentral yang memicu konflik. Tuduhan pemerintah
menyatakan bahwa ia telah mengorganisasi Syabab Al-Mukminin (Pemuda
Mukminin) untuk menegakkan syariat di propinsi disebelah utara, Sa'ada. Propinsi
yang sudah dikenal sebagai daerah miskin yang ditinggalkan oleh pemerintah.
Karena kondisi inilah maka pemimpin masyarakat daerah itu, seperti Husein
Badrudin Al-Houthi menuntut pemeritah untuk memperhatikan daerah yang
masih menjadi bagian dari kedaulatan Yaman. Maka jadilah ini sebagai dalil bagi
pemerintah untuk menyatakan bahwa daerah yang mayoritas penduduknya Syiah
Zaidiyah ini dianggap sebagai pergerakan masyarakat untuk menentang
pemerintah guna mendirikan ke-imamah-an dengan membuat gerakan Syabab
Menteri Pertahanan Yaman melalui situs resminya menyatakan bahwa
memerangi kelompok Syabab Al-Mukimin merupakan "jihad". Fatwa berupa
seruan ini lansung ditanggapi posistif oleh kelompok Salafi Yaman. Dengan
dukungan keponakannya, Jenderal Ali Muhsin Al-Ahmar, Presiden Yaman
Abdullah Bin Saleh menggerakkan masa untuk memerangi kelompok Syiah. Jadi
secara lokal tampak terjadi gejolak peperangan antar kelompok agama dengan
alasan separatis negara. Hukum Jihad digunakan oleh pemerintah untuk menarik
kelompok Salafi bergabung dengan pemerintah. Jenderal Ali Muhsin Al-Ahmar
adalah seorang yang membantu Osama bin Laden merekrut orang untuk dijadikan
tentara Salafi di Afganistan pada tahun 1980-an.8
Pemerintah menggunakan Salafi Jihadi untuk "memerangi" Syi’ah di utara
negeri dengan dalih bahwa orang Syi’ah ini hendak mendirikan pemerintahan atau
Imamah Syiah di perbatasan Yaman dan Saudi. Selain itu, Abdullah Saleh juga
menuntut kabilahnya (Hashid) untuk ikut dalam "jihad" itu. Maka tua dan muda
juga anak anak ikut di mobilisasi kemudian diberangkatkan ke medan perang
melawan kelompok Syiah Al Houthi. Pemerintah Qatar berupaya memediasi
kedua belah pihak tersebut ke meja perundingan pada tahun 2008. Namun,
kesepakatan yang diperantarai Qatar itu pecah. Selain itu, pemerintah Yaman
mengklaim berhasil menewaskan dua pemberontak Al-Houthi, yaitu Mohsen Hadi
Al-Qaoud dan Saleh Jarman. Keduanya terbunuh di Haraf Sufyan, di wilayah
Amran. Dengan tewasnya dua tokoh pemberontak ini nampaknya akan
8
mempengaruhi perjuangan serta gerakan pemberontakan yang dilakukan
kelompok Syiah di wilayah utara.
Usaha-usaha mediasi untuk mengakhiri pemberontakan ini telah
melibatkan berbagai negara termasuk pemerintah Iran. Para pemberontak
Al-Houthi menuntut untuk pembebasan semua tahanan, membangun kembali
propinsi Sa’ada, dan memungkinkan mereka untuk membentuk partai politik.
Sebelum revolusi 1962, bagian utara adalah dipimpin oleh sistem Imamah dimana
garis keturunan Nabi Muhammad (cucu rasul) menguasai daerah yang berbatasan
dengan Arab Saudi. Sa’ada, sebuah propinsi di Yaman utara adalah sebuah
cabang dari muslim Syiah , tetapi kepercayaan mereka dianggap akidahnya
berseberangan dengan muslim Sunni.
Asap pemberontakan Al-Houthi yang berkepul hebat dari Juni hingga
Oktober 2009, sebenarnya tak jauh berbeda dengan peristiwa pembangkangan
Husein Al-Houthi di tahun 2004 silam. Pemerintah Yaman di selatan menuding
Al-Houthi ingin menggulingkan sistem pemerintahan dan menggantikannya
dengan imamah. Sedangkan Al-Houthi yang didukung penduduk Yaman Utara
menuding pemerintah Yaman melakukan diskriminasi dan marginalisasi ekonomi
kawasan Sa'ada di utara Yaman.9
Di tahun 2009, motif konflik sebenarnya cukup kecil, yaitu pada Juni 2009
lalu pemerintah Yaman menuduh Houthi menculik 9 WNA yang piknik di Prov.
Sa'ada. Tuduhan ini berlarut-larut hingga pemerintah melancarkan "Operasi Bumi
9
Hangus (Scorched Earth)" pada 11 Agustus yang menelan banyak korban.
Menurut Palang Merah Internasional,konflik Yaman tahun 2009 mengakibatkan
sekitar 30.000 warga sipil terlantar. Sejak pemberontakan Houthi 2004-2009, total
korban tewas mencapai sekitar 1.000 orang dan 150.000 jiwa lainnya terlantar.
Sedangkan menurut situs resmi Yaman, jumlah korban tewas mencapai 5.000
orang dan 500.000 lainnya mengungsi.
Kadang-kadang konflik di Yaman digambarkan sebagai masalah
pemahaman ideologi, namun banyak analisberpendapat bahwa konflik tersebut
tidak lebih dari perebutan kekuasaan. Namun, beberapa pengamat ekonomi
menyoroti keluhan dari suku-suku utara itu. Selanjutnya, pemberontak menuduh
pemerintah memberikan kebijakan lebih pada Sunni yang mayoritas suaranya di
Yaman.10
Motif ideologis juga berperan. Isu penyeimbangan antara komunitas Salafi
dan Zaidi juga tersebar. Di sisi lain, kedekatan ideologi pencetus sekaligus
pemimpin Al-Houthi dengan Syi’ah Itsna Asyariah di Iran, menjadikan konflik
internal Yaman melebar kekonflik regional. Di mana Al-Houthi disokong Iran dan
pemerintah Yaman disokong oleh Arab Saudi karena persamaan ideologi.
Meskipun sering dilaporkan tentang kesediaan Al-Houthi menerima syarat
tersebut namun kenyataan di lapangan menunjukkan perkembangan lain yakni
pertempuran masih berlangsung sehingga timbul kecurigaan kuat tentang adanya
keterlibatan asing (Iran) termasuk pasokan senjata canggih lewat perbatasan Arab
10
Saudi dan tapal batas laut Yaman yang tidak terjangkau pengawasan aparat
pengawal pantai.
Perang Sa`ada yang sangat menyedot anggaran Yaman diperkirakan masih
akan berlanjut dan nampaknya dapat dihentikan bila Yaman bersedia minta juru
penengah dari negara-negara besar kawasan terutama Iran dan Arab Saudi
sehingga dapat dicapai persetujuan permanen bukan persetujuan setengah hati
yang selama ini tercapai antara Al-Houthi dengan pemerintah sejak perang
meletus secara sporadis pada pertengahan tahun 2004.
Hingga saat ini, keadaan negara Yaman masih terus bergejolak. Pada 27
Januari 2011, gelombang protes mencapai Yaman. Warga menuntut turunnya
Presiden Yaman saat itu, Ali Abdullah Saleh. Protes-protes yang terjadi
menimbulkan banyak korban jiwa. Sampai Presiden Ali Abdullah Saleh mundur
dari jabatan, korban jiwa dari warga sipil telah mencapai 2.000 orang lebih.
Keadaan ini diperparah dengan aktifnya kelompok Al Qaeda Semenanjung Arab
(AQAP) yang berkonflik dengan Pemerintah Yaman.
Pada 24 Februari 2012, Presiden Ali Abdullah Saleh resmi mundur dari
jabatan Presiden Yaman. Pihak oposisi kemudian menunjuk Wakil Presiden Abd
Rabbo Mansour Hadi untuk menggantikannya. Penunjukan Hadi sebagai Presiden
Yaman langsung mendapat reaksi kvveras dari AQAP yang menuduhnya antek
Amerika Serikat (AS). Ketidakstabilan politik di Yaman yang terjadi selama
upaya penggulingan Ali Abdullah Saleh menjadi celah bagi kelompok
pemberontak Houthi yang beraliran Syiah untuk coba merebut kekuasaan dari
Konflik antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi sebenarnya
berlangsung jauh sebelum gelombang Arab Spring melanda. Konflik ini
disebabkan perbedaan perlakuan pemerintah terhadap warga Syiah Yaman.
Keadaan Yaman makin memanas dengan memuncaknya konflik Sektarian Syiah
yang diwakili oleh Kelompok Houthi dengan kaum Sunni yang berada di pihak
Pemerintah Yaman.
Pada 17 September 2014, pertempuran antara pasukan Pemerintah Yaman
dengan Kelompok Houthi berlangsung di tepi ibu kota Sanaa. Pasukan
pemberontak menghujani Sanaa dengan serangan mortir. Kemudian pada 20
September 2014, gedung stasiun televisi milik Pemerintah Yaman dibakar setelah
konflik antara mereka dengan Kelompok Houthi semakin panas. Beberapa gedung
lain juga menjadi rusak parah. Televisi Yaman telah meminta bantuan
internasional dan nasional untuk melakukan evakuasi. Pada 24 September 2014,
Perdana Menteri Yaman Salem Basindwa mengundurkan diri sebagai syarat
pembicaraan gencatan senjata yang diajukan oleh Kelompok Houthi. PM Salem
digantikan oleh Khaled Bahhah. Kemudian pada 20 Januari 2015, Kelompok
Houthi menyerang Istana PM Yaman setelah sehari sebelumnya menyerang istana
kepresidenan. Serangan ini diakhiri dengan gencatan senajata oleh kedua belah
pihak. Selanjutnya, pada 23 Januari 2015, Abd Rabbo Mansour Hadi menyatakan
mundur dari jabatan Presiden Yaman. Mundurnya Hadi membuat kekuasaan di
Yaman lowong. Pemerintahan bentukan Kelompok Houthi tidak mendapat
dukungan dari warga Yaman. Februari 2015, Beberapa negara menutup kedutaan
2015, Presiden Hadi berhasil melarikan diri ibu kota Sanaa dengan bantuan
Dewan Keamanan PBB. 24 Februari 2015, Presiden Hadi menarik pengunduran
dirinya. Dia kemudian mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman.
20 Maret 2015, dua bom bunuh diri mengguncang Yaman, menewaskan 142
orang dan melukai ratusan lainnya. Kel vompok militan ISIS mengaku
bertanggung jawab atas kejadian ini, sekaligus mengumumkan keterlibatan
mereka dalam konflik.11 23 Maret 2015, Presiden Hadi mengumumkan Aden
sebagai ibu kota sementara Yaman, sekaligus meminta bantuan dari Arab Saudi
dan negara-negara Teluk untuk memulihkan kekuasaannya di sana. 26 Maret
2015, Arab Saudi bersama sembilan negara lainnya menyanggupi permintaan
Presiden Hadi dan memulai serangan udara ke Yaman.
Penyerangan „Koalisi Liga Arab’ yang tergabung dalam operasi militer
bernama ‘Amaliyah ‘Ashifah al Hazm’ yang memiliki arti Badai Tegas terhadap
pemberontak Houthi di Yaman cukup menyedot perhatian Indonesia dan dunia
Internasional. Operasi militer yang dikomandoi oleh Arab Saudi ini sontak
menjadi headline pemberitaan di berbagai media massa. Sejak awal penyerangan
pada 26 Maret 2015 lalu, berbagai pemberitaannya dapat disaksikan dilayar kaca
dan media cetak, akan tetapi pemberitaan terkait peristiwa tersebut dibingkai
menurut idieologi pembuat berita, disinilah letak pentingnya media dalam
pembentukan opini di masyarakat. Media massa memiliki peran yang sangat
penting dan strategis dalam pembentukan opini publik pada suatu peristiwa
11
tertentu bahkan terkadang membuat audiensnya tidak sadar akan persitiwa yang
sesungguhnya terjadi.
Menurut Reese and Shoemaker, setiap berita yang disajikan oleh media
tentunya telah didesain sesuai dengan “kepentingan” media baik secara internal
maupun eksternal. Dengan demikian, maka teks media sangat dipengaruhi oleh
pekerja media secara individu, rutinitas media, organisasi media itu sendiri,
institusi diluar media, dan oleh ideologi.12 Menurut Innis, media merupakan
perpanjangan tangan dari pikiran manusia dan beranggapan bahwa kecenderungan
utama dalam periode sejarah mana pun adalah pengaruh media yang berkuasa saat
itu. Dengan kata lain, apa yang terjadi dan apa yang tampak penting dalam suatu
periode sejarah ditentukan oleh media.13
Berita atau pesan yang ditampilkan oleh media seringkali dimaknai apa
adanya oleh masyarakat. Artinya, masyarakat lebih terpengaruh pada judul berita
yang dimunculkan dan kesan yang disimpulkan oleh media massa daripada
menganalisis secara mendalam isi berita tersebut. Padahal dalam kenyataannya
sering terjadi misinformasi dan misinterpretasi antara apa yang seharusnya
disampaikan dan kenyataan yang diterima oleh pembaca.14
Menurut Robert N. Entman seperti dikutip Eriyanto, media melakukan
framing dalam dua dimensi besar, yaitu proses seleksi isu dan penekanan atau
penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Sehingga realitas yang disajikan
12
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influence on Mass Media Content (New York: Longman Publishing Group, 1996), h. 223.
13
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, seventh edition (USA: Wadsworth Publishing Company, 2001), h. 326.
14
secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.15
Dengan demikian, media massa atau pers bukanlah sesuatu yang objektif.
Pers bukan alat potret mekanik yang mampu menampilkan dan menggambarkan
suatu peristiwa serta even kehidupan secara apa adanya. Keterbatasan teknis
jurnalistik dan berbagai kepentingan manusia yang ada di balik media massa
menyebabkan penggambaran dan pemotretan yang dilakukan oleh pers
mengalami reduksi, simplifikasi, dan interpretasi.
McLuhan menyatakan, pers merupakan alat untuk memotret suatu
peristiwa tertentu dan bertindak sebagai translator yang memformulasi,
merancang, dan memformat yang ingin dicitrakan oleh pers itu sendiri.16
Republika Online dan Islampos adalah media online berskala nasional
yang cukup menonjol di Indonesia, khususnya terkait persoalan tentang Islam
dalam maupun luar negeri. Hal ini tentu saja menyebabkan kedua media yang
bersegmentasi umum ini, memiliki potensi unutuk dibaca oleh berbagai kalangan
diseluruh Indonesia.
Bedasarkan latar belakang diatas, penulis melihat dua media tersebut memiliki
perbedaan prinsip dalam memberitakan realitas konflik yang terjadi di Timur
Tengah khususnya konflik Yaman. Hal tersebut yang menjadi alasan penulis
memilih kedua media tersebut sebagai objek penelitian skripsi ini, untuk
mengetahui lebih jauh peran kedua media tersebut yang secara umum memiliki
15
Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKIS,
2007), h. 186.
16
prinsip yang berbeda, sehingga menghasilkan judul “Analisis Framing Pemberitaan Penyerangan Koalisi Negara Arab terhadap Pemberontak
Syi’ah Houthi di Yaman dalam Republika Online dan Islampos”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan
Pembatasan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana media
Republika Online dan IslamPos membingkai realitas operasi militer koalisi Arab
di Yaman. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba menganalisis dua buah
berita dari dua media online yang berbeda yaitu: media Republika Online pada
tanggal 18 April 2015 dan 03 Mei 2015 dan media Islampos pada tanggal 18 April
2015 serta pada tanggal 08 Mei 2015. Periode ini dipilih karena gejolak operasi
militer tersebut sedang menjadi sorotan berbagai media di dalam maupun luar
negeri.
2. Perumusan
Mengacu pada pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana tim redaksi media Republika Online dan IslamPos menyajikan
informasi seputar operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman?
b. Bagaimana media Republika Online dan IslamPos mengemas informasi
terkait konflik sektarian Sunni dan Syi’ah melalui operasi militer koalisi
c. Apakah terdapat perbedaan struktur wacana framing (sintaksis, skrip,
tematik, retoris) dalam pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di
Yaman pada media Republika Online dan IslamPos?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian analisis teks media dengan menggunakan
perangkat framing terhadap operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada
media Republika Online dan Islampos adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana tim redaksi media Republika Online dan
Islampos menyajikan informasi seputar operasi militer koalisi Negara
Arab di Yaman.
b. Untuk mengetahui bagaimana media Republika Online dan Islampos
mengemas informasi terkait konflik sektarian Sunni dan Syi’ah melalui
operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan struktur wacana framing
(sintaksis, skrip, tematik, retoris) dalam pemberitaan operasi militer
koalisi Negara Arab di Yaman pada media Republika Online dan
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian menggunakan perangkat
framing terhadap operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada media
Republika Online dan Islampos antara lain:
a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya pada kajian
teks media (framing), mengenai pengkonstruksian realitas sosial oleh
media massa.
b. Manfaat Praktis. Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberi masukan
kepada media massa, agar dalam pemberitaannya dapat lebih
memerhatikan aspek-aspek tertentu dari realitas, sehingga pembaca
memiliki pemahaman yang mendekati kenyataan.
D. Metodologi Penelitian
Dalam skripsi ini, Penulis menggunakan Analisis Framing yang
merupakan salah satu teori Alternatif untuk memperoleh gambaran isi pesan yang
disampaikan dan mengetahui bagaimana media tersebut mengkonstruksi realitas.
Analisis framing lebih bersifat kualitatif. Subjek penelititan ini adalah media
Republika Online dan Islampos sebagai media online yang cukup menonjol di
Indonesia dan yang menjadi objek penelitian ini adalah teks berita seputar
pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada kedua media
online yang dimaksud.
Penelitian yang dilakukan penulis bersifat eksplanatif. Sifat eksplanatif ini
yang jelas dan bermaksud menggali secara lebih jauh lagi (why). Dalam penelitian
ini, peneliti berusaha mencari sebab dan alasan (reasoning) mengapa sesuatu
dapat terjadi, diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik,
menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan
membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan
bukti untuk mendukung sebuah penjelasan/teori.17
Eksplanatif tidak hanya sekadar memberikan gambaran (deskriptif) dari
sebuah permasalahan yang diteliti saja, melainkan juga berusaha menjelaskan
pembahasan yang tengah diteliti secara lebih mendalam lagi. Adapun tahapan
dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data primer dan
sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data
sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat
dijadikan bahan pendukung ataupun pembanding.
a. Data primer (Primary-Sources), yaitu data tekstual yang diperoleh dari
pemberitaan di Republika Online dan Islampos . Penulis memilih berita yang
hanya menyangkut operasi militer koalisi Negara Arab terhadap pemberontak
Syi’ah Houthi di Yaman.
b. Data sekunder (Secondary-Sources), yaitu dengan mencari referensi
berupa buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing. Framing adalah
pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh
17
media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya
bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.18
Pendekatan yang akan digunakan dalam analisis framing ini menggunakan
model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Model analisis ini dibagi ke dalam
empat struktur besar, yakni meliputi struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
1. Struktur Sintaksis
Sintaksis dalam pengertian umum adalah susunan kata atau frase dalam
kalimat.19 Sedangkan dalam tataran wacana, struktur sintaksis terdiri atas susunan
atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Struktur
sintaksis biasanya ditandai oleh “struktur piramida terbalik” dan oleh
aturan-aturan atributif (penandaan) sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada
pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline (judul
utama), lead (kepala berita atau pendahuluan), episode (runtutan cerita),
background (latar belakang), dan ending atau conclusion (penutup atau
kesimpulan).
2. Struktur Skrip
Naskah (skrip) mengacu pada urutan aktivitas yang mapan dan stabil serta
komponen-komponen kejadian yang sudah diinternalisasikan sebagai representasi
mental yang terstruktur dari suatu kejadian tertentu. Naskah berita memiliki
struktur yang berbeda, di mana ia ditetapkan oleh aturan-aturan yang dalam
perspektif Van Djik disebut story grammars. Struktur naskah dalam wacana, pada
umumnya, merupakan kelengkapan berita yang lazim dan terdiri atas unsur-unsur
18
Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 66.
19
5W+1H: Siapa (Who), Apa (what), Kapan (When), Di mana (Where), Mengapa
(Where), dan Bagaimana (How). Dengan menghilangkan salah satu dari enam
kelengkapan berita tersebut, wartawan mampu menekankan atau menghilangkan
bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta.
3. Struktur Tematik
Struktur tematik sebenarnya merupakan alat analisis untuk melihat
bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, serta menempatkan dan menulis
sumber kedalam teks berita secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang
wartawan mempunyai tema tertentu untuk peristiwa dan tema inilah yang akan
dibuktikan dengan susunan atau bentuk tertentu.
Struktur tematik dapat mengandung sebuah rangkuman dan isi utama.
Rangkuman biasanya dijelaskan melalui headline, peranan atau kesimpulan.
Sedangkan isi utama adalah bukti yang mendukung hipotesis yang diperkenalkan
dan berisi, antara lain: episode, informasi, latar dan kutipan. Dalam
mengidentifikasi sub-sub sebuah tema dan dukungan empirik dapat melalui
episode, informasi latar dan kutipan dalam bentuk artikel berita yang sangat
kompleks.20
4. Struktur Retoris
Istilah retorika (rhetoric) memiliki beragam definisi. Namun dari berbagai
definisi, pada prinsipnya terdapat dua hal yang selalul berkaitan dengan istilah
retorika. Pertama, aktivitas retorika sering kali berhubungan dengan wilayah
politik. Kedua, retorika juga sebagai wacana yang cukup diperhitungkan dalam
20
mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini, struktur retoris dimaksudkan sebagai
komponen yang digunakan para wartawan untuk menekankan fakta yang
diberikan. Struktur ini menggambarkan pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun
oleh para jurnalis dalam hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Perangkat
framing yang termasuk kedalam struktur ini adalah leksikon, grafis, methapor,
dan pengandaian.
E. Tinjauan Pustaka
Skirpisi ini merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu dan buku-buku
yang membahas tentang analisis Framing pada media cetak. Merujuk kepada
penelitian terdahulu, seperti Analisis Framing sebelas Fatwa Majelis Ulama
Indonesia dalam majalah Sabili dan Syirah oleh saudara Ade Saefullah,
Konstruksi wacana atas Realitas (Analisis Framing Pemberitaan Insiden Monas
di Koran Tempo dan Republika Edisi Juni 2008) oleh saudari Febianti Junaedi,
selain itu terdapat pula skripsi berjudul Analisis Framing Berita Konflik Muslim
Rohingya dan Budha Rakhine di Myanmar pada Republika Online dan Detikcom
Periode Juni 2012 oleh Reza Andrian, selanjutnya skripsi berjudul Eksekusi
Amrozi CS; Analisis Framing Pemberitaan pada Majalah Al-Mujtama dan Tempo
oleh Badrotul Laila, serta skripsi yang berjudul Konstruksi Realitas Sosial
terhadap IsuKonflik Syi’ah dan Sunni Sampang pada Majalah Sindo Weekly oleh
Nurul Fadhilla. Beberapa skripsi tersebut menjelaskan bagaimana media cetak,
baik itu majalah ataupun surat kabar dalam mengkostruksikan suatu realitas
khalayak melalui teks teks berita yang berkaitan dengan kasus fatwa MUI dan
Perbandingan skripsi-skripsi diatas dengan skripsi yang penulis susun
adalah terletak pada berita yang diteliti serta pisau analisis yang digunakan, jika
saudara Ade Saefullah, Febiyanti dan Reza Andrian menggunakan pisau analisis
Framing model Robert N. Entment maka penulis mengunakan model Zhongdang
Pan dan Gerald M. Kosicki. Adapun skripsi karya Badrotul Laila pisau
analisisnya sama dengan penulis yakni menggunakan model Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki, namun objek yang diteliti serta hasilnya penulis yakini
berbeda dengan karya tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan, skripsi ini terdiri dari beberapa bab
secara teliti dan terperinci, penulis akan menyajikan karya ilmiah ini kedala
beberapa pembahasan mengenai sistematika penulisan tersebut dengan bab-bab
yang ada sebagai berikut:
Bab satu, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang
Masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
Serta kajian pustaka, sistematika penulisan.
Bab dua, membahas kerangka teori yang meliputi: pengertian media
massa, ciri media massa, fungsi media massa, berita media masa, nilai media
massa, kategori berita; Definisi dan kosep Framing, Framing model Zhongdang
Pan dan Gerald Kosicki; kerangka pemikiran.
Bab tiga, membahas tentang profil media cetak, yang terdiri dari profil
media Republika Online dan Islampos, yang meliputi; sejarah perusahaan, visi,
Bab empat, membahas analisis Framing operasi militer koalisi Negara
Arab terhadap pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman. Bab lima, merupakan bab
penutup yang memuat kesimpulan penulisan dan sekaligus untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, serta menyampaikan
23 A. Pengertian Media Massa
Sebelum membahas mengenai media Massa, maka penulis perlu
memaparkan Komunikasi Massa, definisi Komunikasi massa adalah Komunikasi
melalui media massa (modern). Media massa atau mass media berasal dari bahasa
Inggris, singkatan dari Mass Media of Communication atau Media of Mass
Comunication, yang artinya komunikasi media massa atau komunikasi masa.
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan mengunakan sarana atau peralatan
yang dapat menjangkau massa sebanyak banyaknya dan dengan area seluas
luasnya.1 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner yakni, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang.2
Lebih rinci mengenai definisi komunikasi massa dikemukakan oleh ahli
komunikasi yang lain yaitu G Gerbner: komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu
serta paling luas dimiliki orang dari masyarakat industri.3 G. Meltzke memberikan
definisi komunikas massa yang diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang
1
Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Grasindo,1998), Cet. ke-1, h.75
2
Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000) , Cet. Ke- 2, h. 13
3
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media, penyebaran teknis
secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.4
Selain definisi–definisi komunikasi massa diatas, masih banyak lagi para
ahli komunikasi massa yang memberikan definisi komunikasi massa. Jalaludin
Rahmat merangkumnya dalam suatu definisi yakni; “Komunikasi massa diartikan
sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serempak dan sesaat”.5
Dari pemamparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media massa
adalah media atau sarana yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada komunikan dalam komunikasi massa.
B. Ciri-Ciri Media Massa
Media massa mempunyai ciri-ciri yang beragam, diantaranya memiliki
kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous)
dan sesaat (instantaneous). Pers atau media cetak memiliki cirri-ciri yang berbeda
dibandingkan dengan media massa lainya. Diantaranya khalayak yang
diterapkanya bersifat aktif dan pesan yang disampaikan diungkapkan dengan
kata-kata. Adapun ciri-ciri media massa diantaranya; 6
1. Komunikator yang Melembaga
4
Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa, h. 14
5
Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa h. 17
6
Komunikator dalam media massa itu bukanya satu orang –wartawan-
melaikan kumpulan orang. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan
kerjasama beberapa orang. Artinya, gabungan antar brbagai macam unsur bekerja
satu sama lain dalam sebuah lembaga.
2. Komunikan yang Bersifat Heterogen
Komunikan media massa bersifat hetorogen maksudnya adalah
komunikanya terdiri dari berbagai macam individu yang bebeda beda, juga tidak
saling mengenal satu sama lain, yang tidak terbatas pada usia, jenis kelamin,
agama, suku, status sosial lainya
3. Pesan yang Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam media massa tidak ditujukan kepada salah satu
kelompok tertentu tetapi harus bersifat umum. dalam surat kabar biasanya artikel
yang dikehendaki adalah yang mengunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh
semua khalayak.
4. Berlangsung Satu Arah
Dalam media massa khusunya media cetak komunikasi yang terjadi
berlangsung satu arah (one way communication). Ini berarti tidak terdapat arus
balik dari komunikan kepada komunikan. Dengan kata lain, wartawan sebagai
komunikator tidak mengetahui tanggapan dari pembacanya terhadap pesan atau
berita yang disampaikannya. Namun kalaupun terjadi umpan balik atau reaksi
biasanya memerlukan waktu yang tertunda atau disebut juga arus balik tertunda
(delayed feedback), contohnya dalam media cetak umpan balik berlangsung
5. Menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
Acara yang ditayangkan televisi, akan ditonton oleh berjuta-juta pemirsa secara
bersamaan merupakan salah satu contohnya.
6. Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sangat
membutuhkan peralatan teknis, seperti dalam surat kabar adalah mesin cetak, tape
recorder, komputer dan sebagainya.
7. Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper sering disebut juga sebagai palang pintu, penjaga gawang atau
penyaring informasi adalah orang yang paling berperan dalam penyebaran berita
melalui media massa. Dengan kata lain gatekeeper adalah tim redaksi yang
melakukan pemilahan, penyesuaian dengan media yang bersangkutan.
C. Fungsi Media Massa
Ada banyak pendapat yang menjeaskan fungsi dari media massa, definisi
ini mempunyai latar beakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Meskipun
satu pendapat dengan pendapat yang lain berbeda, tetapi titik mereka mungkin
Effendy7, ada dua tahap untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi
komunikasi massa atau media massa.
Pertama, kita dapat menggunakan perspektif seorang sosiolog dan
meneropongnya melalui lensa lebar seraya mempertimbangkan fungsi-fungsi
yang ditunjukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat (pendekatan ini
kadang-kadang disebut makroanalisis). Titik pandang ini terfokus kepada tujuan
yang jelas dari komunikator dan menekankan tujuan yang tampak itu melekat
pada isi media.
Kedua, sebaliknya kita dapat melihatnya melalui lensa close-up kepada
khalayak secara perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan laporan
mengenai bagaimana mereka menggunakan media massa (pendekatan ini
dinamakan mikroanalisis). Kadang-kadang hasilnya menunjukkan hal yang sama
dalam arti bahwa khalayak menggunakan isi media massa yang sejalan dengan
yang dituju oleh komunikator. Adakalanya tidak sama, khalayak menggunakan
media dengan cara yang tidak diduga oleh komunikator.
Berikut merupakan fungsi media massa atau komunikasi massa menurut
Joseph R. Dominick:8
a. Pengawasan (Surveillance)
Media massa menyampaikan pesan-pesannya, baik dalam bentuk
informasi maupun berita secara terus menerus untuk membuat masyarakat
menyadari perkembangan di dalam lingkungannya. Fungsi pengawasan ini terbagi
menjadi dua. Pertama, Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance),
7
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 28
8
pengawasan ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai
ancaman angin topan, letusan gunung merapi, kondisi ekonomi yang mengalami
depresi, meningkatnya inflasi atau bahaya serangan militer.
Kedua, Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance), yaitu
berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Berita tentang harga barang kebutuhan pokok di pasar, film yang dipertunjukan di
bioskop, produk-produk terbaru adalah contoh pengawasan instrumental.
b. Interpretasi (interpretation)
Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi
beserta interpretasi/tafsiran mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh dari fungsi
ini adalah tajuk rencana/editorial surat kabar.
c. Hubungan (linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan.
Contohnya hubungan para elit partai politik dengan pengikut-pengikutnya ketika
membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para
pengikutnya itu.
d. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang
mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai
dari suatu kelompok.
Media massa menghadirkan tayangan-tayangan yang bersifat menghibur bagi
pembacanya, yang berguna untuk melepaskan penat dari aktifitas keseharian
maupun setelah melihat berita-berita berat. Dari uraian di atas, fungsi media
massa yang begitu beragam dapat disederhanakan menjadi empat fungsi saja,
yakni: menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur
(to entertain), mempengaruhi (to influence).9
D. Berita Media Massa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia definisi berita adalah laporan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.10 berita berasal dari bahasa Inggris
yakni ”news”. Menurut Mitchel V.Carnley dan James M. Neal berita atau news
adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi,
interpretasi yang penting, menarik, masih baru dansecepatnya disampaikan.11
Ada beberapa definisi tentang berita diantaranya;12
a. Dean M. Spencer mendefinisakan berita sebagai suatu kenyataan atau ide
yang benar dan dapat menarik perhatian pembaca.
b. Dr. Williard C.Blayer, berita adalah termasuk (baru) yang dipilih oleh
wartawan untuk dimuat dalam media cetak karena itu ia dapat menarik
atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca.
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, hal. 31.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 40
11
AS. Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Professional, ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2005), cet. Ke-1, hal. 64 26
12
c. Willian S. Maulsby menyebutkan berita sebagai suatu penuturan secara
benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi.
d. Eric C. Hefwod berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting
dan manarik perhatian pembaca.
Dengan demikian berita adalah fakta, opini, pesan, informasi yang
mengandung nilai nilai yang diumumkan, diinformasikan, yang menarik perhatian
sejmlah orang yang memiliki persyaratan diantaranya:13
a. Akurat, singkat, padat, jelas dan sesuai dengan kenyataan.
b. Tepat waktu dan aktual.
c. Objektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tampa opini dari penulis.
d. Menarik, disajikan dengan kata-kata dan kalimat yang khas, segar, dan
enak dibaca.
e. Baru.
1. Nilai Berita dalam Media Massa
Setiap hari ada jutaan peristiwa yang terjadi, dan jutaan peristiwa itu
semuanya potensial dibentuk menjadi berita. Kenapa hanya peristiwa tertentu
yang diberitakan? Dan kenapa hanya sisi tertentu saja dari peritiwa yang ditulis
oleh wartawan? Karena hanya peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau
nilai –nilai tertentu saja yang layak dan bisa disebut sebgai berita.14
13
Sr.Maria Asumpta Kumanti, Dasar- Dasar Pulic Realition Teori dan Praktik,(Jakarta: Grasindo,2002), h 130
14
Berita berasal dari peristiwa yang dianggap memiliki nilai, nilai berita
adalah produksi dari konstruksi media. Untuk melihat pembagian konstruksi
[image:43.595.109.517.232.616.2]berita oleh media lihat pada tabel-1 berikut ini:
Tabel. 1
Nilai –Nilai Berita
Prominace Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti
pentingnya. Peristiwa yang diberitakan hanya
kejadian-kejadian penting. Seperti pelantikan Presiden atau
peritiwa yang menewaskan seluruh penumpangnya.
Human Interest Peristiwa baru tersebut sebagai berita kalau peristiwa itu
lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan
menguras emosi khalayak. (Bencana tsunami)
Conflict/controversy Peristiwa itu baru dianggap suatu berita, kalau peristiwa
itu lebih banya mengandung konflik atau kontroversi.
Unusual Peristiwa yang jarang terjadi atau tidak biasa
Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan, baik fisik
maupun emosional.
Dari daftar tabel diatas kita bisa melihat bagaimana peritiwa yang begitu
banyak setiap saat dan setiap waktu dapat diseleksi. Nilai berita merupakan
konstruksi sosial. Ia menentukan apa yang layak dan apa yang bisa disebut berita.
jarang terjadi,penting dan semakin berkaitan peritiwa tersebut dengan khalayak
maka semakin dapat dianggap sebagai berita.15
2. Kategori Berita dalam Media Massa
Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Kenapa sebuah
peristiwa dapat dikatakan sebagai berita sementara peristiwa yang lain tidak. Ini
adalah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah konstruksi ia menentukan mana yang
dianggap berita mana yang tidak. Mana yang penting dan yang tidak penting.
Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang
disebut sebagai kategori berita.16
Secara umum seperti yang dicatat oleh Tuchman, wartawan memaknai
lima kategori berita. Kategori tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita
dan kategori subjek peristiwa yang mnjadi berita. Kelima Kategori tersebut dapat
[image:44.595.106.517.211.725.2]digambarkan seperti pada tabel-2.17
Tabel. 2
Kategori Berita
Hard News Berita yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat
dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin cepat
diberitakan semakin baik, bahkan ukuran keberhasilan dari
kategori ini adalah kecepatannya diberitakan
Soft News Yang termasuk kategori ini adalah hal-hal yang
15
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media h. 107
16
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media h. 108
17
berhubungan dengan kisah manusiawi (Human Interest).
Pada jenis berita ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa
diberitakan kapan saja
Spot News Spot news adalah sub klasifikasi dari berita yang
berkategori hard news. Dalam spot news, peristiwa yang
diliput tidak direncanakan
Devloping News Devloping news adalah sub klasifikasi dari hard news yang
umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak
terduga seperti spot news. Tetapi dalam devloping news
dimasukan elemen lain, seperti peristiwa yang diberitakan
adalah bagian dari rangkaian berita yangakan diteruskan
keesokan hari atau dalam berita selanjutnya.
Continuing News Continuing news adalah sub klasifikasi lain dari hard
news. Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa
diprediksi dan direncanakan
Adapun pendapat yang lain mengenai kategori berita dikemukakan oleh asep
Syamsul Romli, diantaranya seperti dalam tabel-3.18
18
Tabel. 3
Jenis Berita
Straight News Berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan
lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar yang
menjadi berita utama merupakan berita jenis ini.
Deep news Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman
hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan.
Investigation News berita yang dikembangakan bedasarkan penelitian dari
berbagai sumber
Interpretative News Berita yang dikembangakan bedasarkan pendapat
wartawan bedasarkan faktan yang ditemukan
Opinion News Berita mengenai pendapat seseorang , biasanya pendapat
para cendikiawan mengenai suatu hal
E. Definisi dan Konsep Framing
Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun
1955. Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat
kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta
yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep
mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing
individu dalam membaca realitas.19
Dalam perkembangan terakhir, konsep ini digunakan untuk
menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah
realitas oleh media. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk
membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini
mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar
lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring
interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah
pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang
digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.20
Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa
yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak
dibawa ke mana berita tersebut.21 Karenanya, berita menjadi manipulatif dan
bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate,
objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.22
Framing, seperti dikatakan Todd Gitlin, adalah sebuah strategi bagaimana
realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk
ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 161-162.
20
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 162.
21
Bimo Nugorho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21
22
Teguh Imawan, Media Surabaya Mengaburkan Makna (Jakarta: Pantau Edisi 09/Tahun
pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca.
Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan dan presentasi dari realitas.23
Ada berbagai macam definisi mengenai framing. Berbagai definisi
tersebut dapat diringkas dalam tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut, terdapat
berbagai definisi mengenai framing yang disampaikan dari para ahli. Berikut
definisi tersebut:
Tabel. 4
Teori Framing
Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian
tertentu dari penelitian itu lebih menonjol dibandingkan
aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan
informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu
mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.
William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir
sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu
wacana. Cara bercerita itu dibentuk dalam sebuah kemasan
(package). Kemasan itu semacam skema atau struktur
pemahaman yang digunakan individu untuk
mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan,
serta untuk manafsirkan makna pesan-pesan yang ia
23
terima.
Todd Gitlin Strategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan
disederhakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada
khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam
pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian
khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi,
pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari
realitas.
David E. Snow and
Robert Benford
Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dari
kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem
kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu,
anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat
tertentu.
Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk
menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan
melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung.
Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks ke dalam
bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu
individu untuk mengerti makna peristiwa.
Zhongdang Pan and
Gerald M. Kosicki
Strategi komunikasi dan memproses berita. Perangkat
kognisi yang digunakan dalam mengkode inform