• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Framing Pemberitaan Penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman Dalam Republika Online Dan Islampos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Framing Pemberitaan Penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman Dalam Republika Online Dan Islampos"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Strata 1 Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom. I)

Oleh: Ichsan Marsha NIM: 1110051000088

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v

pemeberitaan ditanah air, baik media cetak maupun media elektronik, yang diantaranya adalah media Republika Online dan Islampos yang memberitakan dengan prinsipnya masing-masing. Dimana pemberitaan tersebut juga mencakup Konflik yang membenturkankan dua kekuatan besar di Timur Tengah yakni kerajaan arab saudi dan republik Islam Iran yang kian memanas, disaat kedua negara tersebut berusaha memainkan perannya dalam konflik yang berlangsung di negara Yaman.

Pertanyaannya adalah bagaimana kedua media tersebut yakni Republika Online dan Islampos, membingkai gagasan dan ideologi mereka, terhadap konflik yang terjadi di Yaman, yang kemudian disajikan kepada khalayak pembaca?

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan analisis eksplanatif yang menganalisa secara sistematis fakta-fakta tentang berita yang diusung oleh media Republika Online dan Islampos khususnya yang berkaitan dengan bingkai pemberitaan yang mereka bentuk dalam upaya rekonstruksi sosial. Adapun sumber utama yang digunakan dalam pemberitaan ini ialah teks

pemberitaan mengenai konflik di Yaman pada media Republika Online dan

Islampos

Penelitian ini menggunakan teori analisi framing yang dikemukakan Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki yang mencoba meramu bingkai pemberitaan dengan menggunakan pendekatan analisis melalui penerapan stuktur sintaksis, skrip, tematik dan struktur retoris.

Hasil penelitian ini mengungkap bagaimana kedua media tersebut membingkai konflik yang terjadi dalam proses penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman, dimana Republika Online dapat disimpulkan mencoba memberitakan informasi tersebut melalui pendekatan politik yang mempunyai kecenderungan menyeret kepada permasalahan ideologis,

sementara Islampos disimpulkan lebih konsisten mengangkat berita tersebut

dalam bingkai pendekatan ideologis, dengan menginformasikan bahwa konflik

yang tengah terjadi merupakan konflik Syi’ah dan Sunni, selain itu adanya bias

keberpihakan antara kedua media terhadap masing-masing pihak yang berseteru juga dapat penulis simpulkan sebagai sebuah bentuk penekanan terhadap ideologi yang diusung oleh masing-masing media.

Kata kunci : Koalisi Negara Arab, Pemberontak Syi’ah Houthi, Republika

(6)

vi

KATA PENGANTAR Bismill hirrahm nirrahīm...

Alhamdulill hirobbil‘ lamīn, segala puja dan puji sebagai rasa syukur

penulis panjatkan atas kehadirat Allah azz wajjalla, Tuhan semesta alam, yang

senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, hidayah serta inayah-Nya kepada

hamba-Nya, dengan limpahan itulah yang senantiasa memberikan kemudahan

kepada penulis, yang akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat dan salam senantiasa dilafazkan kepada sosok makhluk paling mulia

disisi-Nya, sang pembawa risalah kenabian, Sang khataman Nabiyyiin, Nabi

Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam, sosok pendakwah yang tiada henti

berjuang, membawa umat di dunia yang penuh dengan kejahilan dan kegelapan

hingga zaman yang cerdas dan tercerahkan saat ini. Beliaulah yang telah

membekali umat di dunia untuk senantiasa mendapat keselamatan dan kebahagian

dunia dan akhirat, yakni dengan Alqur’an dan sunnahnya.

Skripsi yang berada di tangan pembaca dengan judul Analisis Framing

Penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di

Yaman Dalam Pemberitaan Media Republika Online Dan Islampos ini,

merupakan karya ilmiah yang penulis susun sebagai syarat untuk memenuhi gelar

sarjana pada Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak kendala yang harus

dihadapi, terutama terkait dengan pengkajian pustaka, karenanya penulis

(7)

vii

demikian, dengan bimbingan dari Allah ta’ala dan juga bimbingan serta bantuan

baik moril dan materil dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Untuk itu, dengan kerendahan hati izinkan penulis menyampaikan ucapan

terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Allah Subh nahū W ta’ l atas segala cinta, izin dan kekuatan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Orang tua tercinta Ayahanda Albasri Datuk Bagindo Nan Gadang dan

Ibunda Marni, yang dengan kasih sayang dan do’anya tiada henti

terlafazkan disela sujud dan tafakurnya memohon kepada Sang Khaliq

untuk keselamatan, keberhasilan, dan kesuksesan bagi anaknya yang

berjuang menuntut ilmu di negeri orang, hingga akhirnya perlahan do’a -

do’a itu pun terus di ijabah Allah azz wa jalla, sehingga dengan

kerendahan hati berucap syukur, penulis dapat mempersembahkan karya

ilmiah ini untuk kedua orang tua yang juga senantiasa hadir dalam setiap

do’a penulis.

3. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada

segenap keluarga besar media Republika Online dan Islampos, selaku

objek utama dalam penelitian ini. Syukur dan Terima kasih kepada kedua

media yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk

mengkaji lebih dalam bagaimana Republika Online dan Islampos

(8)

viii

bahan kajian, hingga penelitian tersebut dapat diselesaikan. Syukran

jaz kumull h khair n katsīr n.

4. Dekan Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag.

5. Bapak Suparto, S.Ag. MED, P.hD selaku wakil dekan Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

6. Kepada Bapak Drs.Masran, M.Ag selaku ketua Jurusan komunikasi dan

penyiaran islam.

7. Sekretaris Jurusan komunikasi dan Penyiaran Islam ibu Fita

Faturrokhmah, M.Si.

8. bunda Umi Musyarofah, MA selaku dosen pembimbing akademik yang

telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, nasihat dan arahan

kepada penulis.

9. Terima kasih tak terhingga penulis haturkan kepada bapak Rachmat

Baihaky, MA selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini,

ucapan terima kasih atas segala masukan dan saran-saran yang telah

diberikan sejak awal penulisan hingga penelitian ini dapat penulis

selesaikan. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang telah diberikan

untuk mengarahkan dan membimbing penulis dan atas waktu luang yang

diberikan kepada penulis di tengah kesibukan yang begitu padat.

10.Terima kasih pula kepada segenap jajaran dosen Fakultas dakwah dan

ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

(9)

ix

komunikasi dan penyiaran, serta kepada jajaran staff Tata Usaha Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga

senantiasa memberikan dukungan dan kealancaran bagi penulis, dan

kepada Pengurus Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas

yang telah memberikan kemudahan jalan bagi penulis untuk menelaah

berbagai sumber karya ilmiah yang membantu penulisan skripsi ini.

11.Selanjutnya ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan

kepada seluruh keluarga penulis baik moril maupun materil, kepada uni

Seftira dan uda Chairul Ummaya, uda Surya Delvira, uda Ahda Yanzar

dan kak Desy yang terus membantu penulis sejak awal menimba ilmu di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, uda Muhammad Ilham, uda Raysa

Ghulam Ahmad, dan adikku Reska Aprilla dan uda Ade Syafei yang juga

senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk

terus menuntut ilmu, dan kepada keluarga besar penulis yakni keluarga

dan keluarga nenek Hindun dan nenek Nursiar.

12.Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada neng

Dini Fitriani S.Th. I, sosok yang terus bersabar memberikan dukungan,

yang senantiasa menjadi penyemangat disaat penulis larut dalam pekerjaan

dan ke alpaan, hingga skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

dukungan darinya. Serta kepada para sahabat-sahabat baik penulis dalam

suka dan duka, Imam Febrian, Umar Ahmad Azhari, Halimatu Sa’diyah,

S. Kom. I, Atssauratul Maimanah S. Pd. I, , Puti Hasanatus Sa’diah, S.

(10)

x

memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini ditengah tanggung jawab pekerjaan.

13.Dan ucapan terimakasih kepada teman KKN Get Woless,

teman-teman KPI C 2010, keluarga besar IMM Ciputat, jajaran pengurus Dewan

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan seluruh teman-teman yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Syukr n jaz kumullah khair n

katsīr n y akhifill h.

Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan

menjadi amal shaleh dan diridhoi oleh allah jalla jallaluh.

mīn y rabbal ‘ lamīn..

Ciputat, 07 oktober 2015

(11)

xi

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15

D. Metodologi Penelitian ... 16

E. Tinjauan Pustaka ... 20

F. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 23

A. Pengertian Media Massa ... 23

B. Ciri-Ciri Media Massa ... 24

C. Fungsi Media Massa ... 26

D. Berita Media Massa ... 29

E. Definisi dan Konsep Framing ... 34

F. Framing menurut Model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki ... 39

G. Kerangka Pemikiran ... 40

BAB III PROFIL REPUBLIKA ONLINE, ISLAMPOS DAN SYI’AH HOUTHI ... 41

A. Profil Republika Online ... 41

B. Profil Islampos ... 53

C. Profil Syi’ah Houthi ... 57

BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS ... 65

A. Frame Republika Online: Hizbullah Kecam Operasi Militer Saudi di Yaman ... 66

B. Frame Islampos : Raja Salman Siap Beri Bantuan 247 Juta Dolar untuk Yaman ... 74

C. Frame Republika Online: Iran Bersumpah Lindungi Kepentingannya di Yaman ... 82

D. Frame Islampos: Saudi Bersumpah Habisi Syi’ah Houthi ... 91

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

(12)

xii

Tabel 1 Nilai-nilai Berita ... 31

Tabel 2 Kategori Berita ... 32

Tabel 3 Jenis Berita ... 34

Tabel 4 Teori Framing ... 36

Tabel 5 Kerangka Pemikiran ... 40

Tabel 6 Redaksi dan Manajemen Republika Online ... 47

Tabel 7 Pengakses dan Frekuensi Republika Online ... 49

Tabel 8 Canal dan Content Berita Republika Online... 51

Tabel 9 Susunan dan Redaksi Islampos ... 54

Tabel 10 Canal dan Content Berita Islampos ... 55

Tabel 11 Frame Republika ... 72

Tabel 12 Frame Islampos ... 81

Tabel 13 Frame Republika ... 89

(13)

1

Fenomena gerakan kelompok pemberontak yang militan seperti AlQaeda,

Taliban, dan juga Hizbullah yang sukses menjadi tembok hegemoni Barat di

Timur Tengah tentunya mendapat perhatian sendiri oleh dunia Internasional, di

mana oleh kalangan Barat ketiga kelompok militan ini dicap sebagai teroris

internasional yang masing-masing dari kelompok tersebut kekuatannya tidak bisa

dipandang sebelah mata mengingat sepak terjangnya yang sangat merepotkan bagi

Barat, terlebih Amerika pada khususnya. Kelompok Syi’ah Houthi, walaupun

tidak sefenomenal ketiganya tentunya memiliki kekuatan yang tidak bisa

dipandang remeh khususnya dalam pemberontakan yang dilakukan di negaranya,

yakni Yaman. Organisasi massa yang besar serta kekuatannya yang terorganisir,

membuat pemerintah Yaman kelabakan.

Meskipun hanya dalam skala konflik internal, tentunya konflik yang

terjadi tidak bisa dianggap enteng. Perbedaan ideologi yang sangat kentara terlihat

merupakan satu hal yang prinsipil antara keduanya baik dari pemerintahan Yaman

maupun dari kelompok Houthi. Di samping itu, indikasi keterlibatan Iran dalam

mendukung gerakan kelompok Houthi dan juga keterlibatan langsung Arab Saudi

dalam konflik di Yaman membuat konflik ini semakin sengit.

Kelompok Houthi sendiri merupakan suatu kelompok beraliran Syi’ah

yang menentang pemerintahan di Yaman yang beraliran Sunni. Secara etimologi

(14)

seseorang dan menolongnya.1 Sedangkan menurut istilah, Syahrastani2

memberikan definisi Syi`ah sebagai nama bagi orang-orang yang secara khusus

mendukung (menjadi pengikut) `Ali bin Abi Talib dan berpendirian bahwa

pengangkatan `Ali sebagai imam itu berdasarkan nass dan wasiat, baik itu

dilakukan secara terang-terangan maupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi,

dan mereka percaya bahwa imamah itu tidak akan keluar dari keturunan `Ali.

Sebenarnya kata syi`ah sudah dikenal pada masa Nabi. Kata ini digunakan

untuk menunjuk para sahabat yang dekat dengan `Ali. Mereka adalah salman

al-Farisi, Abu Zar al- Gifari, Al-Miqdad bin al-Aswa al-Kindi, dan `Ammar bin

Yasir.3 Namun demikian kata ini belum sepenuhnya monopoli pendukung `Ali

karena kata ini masih digunakan bagi kelompok lain. Baru setelah Mu`awiyah

naik tahta kata Syi`ah tertuju kepada pendukung `Ali.4

Dalam perkembangan selanjutnya kelompok Syi`ah pecah ke dalam

beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terpecah lagi ke dalam beberapa

kelompok.5 Sebab- sebab perpecahan di antara mereka berkisar pada masalah

penetapan imam dan strategi perjuangan dalam meraih jabatan tersebut.

1

Al-Imam Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Mukrim Abi Manzur, Lisan al-`Arab, cet. 2, (Beirut: Dar al-Kitab al-`Ilmiyyah, 1413 H/1992 M), II, h. 6.

2

Al-Imam Abi al-Fath Muhammad `Abd al-Karim al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nihal, cet. 1, (Beirut: Dar al-Sadi, 1412 H/1992 M), I, h. 144.

3

E.J. Brill`S, First Encyclopedia of Islam, Vol. VII, (Leiden: New York, 1993), h. 350. Lihat juga Abu bakar Aceh, Syi`ah: Rasionalisme dalam Islam, cet 2, (Semarang: Ramdani, 1985), h. 20.

4

Setelah terjadi pemberontakan pada akhir masa pemerintahan Usman bin `Affan, umat Islam terbagi ke dalam dua kelompok besar, pendukung `Ali dan pendukung Mu`awiyah. Kata syi`ah yang berarti kelompok digunakan untuk kedua kelompok yang bertikai, walaupun yang banyak dipakai pada saat itu adalah `Usmaniyah bagi pendukung `Usman dengan Mu`awiyah sebagai tokoh gerakan dan `Alawiyah bagi pendukung `Ali dengan `Ali sebagai tokonya. Lihat Julius Welhausen, The Religio-Political Faction in Early Islam, ed. E,C. Ostle, (Nederland: Holland, 1975), h. 45. Lihat juga Abu Bakar Aceh, Syi`ah, h. 21.

5

(15)

Gerakan Houthi dibentuk oleh Husein Badruddin Al-Houthi pada

pertengahan 1990-an. Husein Al-Houthi adalah anak Allamah Sheikh Badruddin

Al-Houthi, tokoh Syiah Zaidiah Yaman. Husein Al-Houthi memulai pendidikan

dasarnya di tempat tinggalnya di Provinsi Sa’ada, utara Yaman. Setelah itu ia

melanjutkan pendidikannya di sekolah Wahhabi yang berafiliasi ke gerakan

Ikhwanul Muslimin Yaman. Houthi merupakan kelompok pemberontak yang

berbasis di Yaman Utara. Pengikut Al-Houthi terkenal dengan sebutan Houthis.6

Pada tahun 1991, Partai Sosialis berkuasa di Yaman berusaha untuk

mencegah meluasnya pemikiran ekstrim Partai Asosiasi Reformasi Yaman dan

untuk itu mereka membentuk Partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan

Islam. Husein Al-Houthi termasuk pendiri partai ini. Pada tahun 1993 Husein

AlHouthi mengikuti pemilu legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen. Pada

tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan dalam tubuh pemerintah Yaman.

Hal itu diakibatkan kembalinya warga Yaman bermazhab Wahhabi dari

Afganistan. Demi mencegah tersebarnya pemikiran ekstrim dan keras ini,

pemerintah meminta bantuan Husein Houthi. Pada tahun 1997 Husein

Houthi keluar dari Partai Haq dan membentuk Gerakan Syabab

Al-Mukmin(Pemuda Mukmin). Di masa itu pemerintah masih memberikan bantuan

kepada gerakan ini dan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas

6

Menguak Konflik Yaman dan Dampaknya bagi Dunia Islam, diakses pada tanggal 06

Juni 2015); diunduh dari dari

(16)

melawan pemikiran Wahhabi. Pemerintah Amerika waktu itu juga menekan

pemerintah Yaman untuk memberantas AlQaeda.7

Namun segalanya berubah total pada tahun 2003. Sekitar 650 anggota

Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara akibat

menyerukan slogan "mampus Amerika dan mampus Israel". Upaya keras Husein

Al-Houthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung

berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat itu friksi antara Gerakan

AlSyabab Al-Mukmin dengan pemerintah semakin lebar. Awalnya pemerintah

menekan gerakan ini lewat politik, namun lambat laun tekanan ini mulai

memasuki tahapan militer dan hal itu terus berlangsung hingga saat ini. Kini

konstelasi politik Yaman telah berubah seratus delapan puluh derajat. Bila

sebelumnya untuk mencegah penyebaran Wahhabi, pemerintah memanfaatkan

Husein Al-Houthi dan para pendukungnya, kini pemerintah malah meminta

bantuan Wahhabi untuk menumpas Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin.

Dalam pemberontakannya, Kelompok Syi’ah Houthi bergabung dengan

banyak kelompok separatis, kabilah, dan sebagian kalangan Zaidiyah. Meleburnya

sebagian pengikut Zaidiyah ke dalam barisan pemberontak Houthi bukan

sepenuhnya karena kedekatan ideologi, tapi juga faktor kemiskinan Yaman Utara

akibat ketidakadilan pemerintah di Yaman Selatan. Pada tahun 2004 Pemerintah

Yaman memulai penyerangan kelompok Syi’ah Houthi di pegunungan utara

negaranya dengan dalih bahwa kelompok ini menuntut ditegakkannya Keimaman

7

ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman (diakses pada tanggal 06 Juni 2015 diunduh dari

(17)

(Imamah) Zaidiyah. Tuduhan ini memberikan gambaran bahwa kelompok Syi’ah

ini menginginkan kedaulatan sendiri dengan ke-Imam-an sendiri. Maka

pemerintahan Sana'a menggunakan tuduhan separatis sebagai alasan "rasional"

bagi mempertahankan kedaulatannya yang terancam oleh anak bangsanya sendiri.

Dengan pola pandang ini maka konflik yang terjadi antara pemerintah

Yaman dengan kelompok Syi’ah Houthi diyakini sebagai perang untuk

menangkal gerakan separatis, yang kemudian dapat juga dikatakan hanya sebagai

'civil war'.

Tetapi, jika dipelajari latar belakang dibalik pola pikir ini maka akan

ditemukan banyak hal yang tidak sama dengan slogan atau dalil yang dinyatakan

oleh pemerintah Yaman melalui media massanya. Husein Badruddin Al-Houthi,

dinyatakan sebagai tokoh sentral yang memicu konflik. Tuduhan pemerintah

menyatakan bahwa ia telah mengorganisasi Syabab Al-Mukminin (Pemuda

Mukminin) untuk menegakkan syariat di propinsi disebelah utara, Sa'ada. Propinsi

yang sudah dikenal sebagai daerah miskin yang ditinggalkan oleh pemerintah.

Karena kondisi inilah maka pemimpin masyarakat daerah itu, seperti Husein

Badrudin Al-Houthi menuntut pemeritah untuk memperhatikan daerah yang

masih menjadi bagian dari kedaulatan Yaman. Maka jadilah ini sebagai dalil bagi

pemerintah untuk menyatakan bahwa daerah yang mayoritas penduduknya Syiah

Zaidiyah ini dianggap sebagai pergerakan masyarakat untuk menentang

pemerintah guna mendirikan ke-imamah-an dengan membuat gerakan Syabab

(18)

Menteri Pertahanan Yaman melalui situs resminya menyatakan bahwa

memerangi kelompok Syabab Al-Mukimin merupakan "jihad". Fatwa berupa

seruan ini lansung ditanggapi posistif oleh kelompok Salafi Yaman. Dengan

dukungan keponakannya, Jenderal Ali Muhsin Al-Ahmar, Presiden Yaman

Abdullah Bin Saleh menggerakkan masa untuk memerangi kelompok Syiah. Jadi

secara lokal tampak terjadi gejolak peperangan antar kelompok agama dengan

alasan separatis negara. Hukum Jihad digunakan oleh pemerintah untuk menarik

kelompok Salafi bergabung dengan pemerintah. Jenderal Ali Muhsin Al-Ahmar

adalah seorang yang membantu Osama bin Laden merekrut orang untuk dijadikan

tentara Salafi di Afganistan pada tahun 1980-an.8

Pemerintah menggunakan Salafi Jihadi untuk "memerangi" Syi’ah di utara

negeri dengan dalih bahwa orang Syi’ah ini hendak mendirikan pemerintahan atau

Imamah Syiah di perbatasan Yaman dan Saudi. Selain itu, Abdullah Saleh juga

menuntut kabilahnya (Hashid) untuk ikut dalam "jihad" itu. Maka tua dan muda

juga anak anak ikut di mobilisasi kemudian diberangkatkan ke medan perang

melawan kelompok Syiah Al Houthi. Pemerintah Qatar berupaya memediasi

kedua belah pihak tersebut ke meja perundingan pada tahun 2008. Namun,

kesepakatan yang diperantarai Qatar itu pecah. Selain itu, pemerintah Yaman

mengklaim berhasil menewaskan dua pemberontak Al-Houthi, yaitu Mohsen Hadi

Al-Qaoud dan Saleh Jarman. Keduanya terbunuh di Haraf Sufyan, di wilayah

Amran. Dengan tewasnya dua tokoh pemberontak ini nampaknya akan

8

(19)

mempengaruhi perjuangan serta gerakan pemberontakan yang dilakukan

kelompok Syiah di wilayah utara.

Usaha-usaha mediasi untuk mengakhiri pemberontakan ini telah

melibatkan berbagai negara termasuk pemerintah Iran. Para pemberontak

Al-Houthi menuntut untuk pembebasan semua tahanan, membangun kembali

propinsi Sa’ada, dan memungkinkan mereka untuk membentuk partai politik.

Sebelum revolusi 1962, bagian utara adalah dipimpin oleh sistem Imamah dimana

garis keturunan Nabi Muhammad (cucu rasul) menguasai daerah yang berbatasan

dengan Arab Saudi. Sa’ada, sebuah propinsi di Yaman utara adalah sebuah

cabang dari muslim Syiah , tetapi kepercayaan mereka dianggap akidahnya

berseberangan dengan muslim Sunni.

Asap pemberontakan Al-Houthi yang berkepul hebat dari Juni hingga

Oktober 2009, sebenarnya tak jauh berbeda dengan peristiwa pembangkangan

Husein Al-Houthi di tahun 2004 silam. Pemerintah Yaman di selatan menuding

Al-Houthi ingin menggulingkan sistem pemerintahan dan menggantikannya

dengan imamah. Sedangkan Al-Houthi yang didukung penduduk Yaman Utara

menuding pemerintah Yaman melakukan diskriminasi dan marginalisasi ekonomi

kawasan Sa'ada di utara Yaman.9

Di tahun 2009, motif konflik sebenarnya cukup kecil, yaitu pada Juni 2009

lalu pemerintah Yaman menuduh Houthi menculik 9 WNA yang piknik di Prov.

Sa'ada. Tuduhan ini berlarut-larut hingga pemerintah melancarkan "Operasi Bumi

9

(20)

Hangus (Scorched Earth)" pada 11 Agustus yang menelan banyak korban.

Menurut Palang Merah Internasional,konflik Yaman tahun 2009 mengakibatkan

sekitar 30.000 warga sipil terlantar. Sejak pemberontakan Houthi 2004-2009, total

korban tewas mencapai sekitar 1.000 orang dan 150.000 jiwa lainnya terlantar.

Sedangkan menurut situs resmi Yaman, jumlah korban tewas mencapai 5.000

orang dan 500.000 lainnya mengungsi.

Kadang-kadang konflik di Yaman digambarkan sebagai masalah

pemahaman ideologi, namun banyak analisberpendapat bahwa konflik tersebut

tidak lebih dari perebutan kekuasaan. Namun, beberapa pengamat ekonomi

menyoroti keluhan dari suku-suku utara itu. Selanjutnya, pemberontak menuduh

pemerintah memberikan kebijakan lebih pada Sunni yang mayoritas suaranya di

Yaman.10

Motif ideologis juga berperan. Isu penyeimbangan antara komunitas Salafi

dan Zaidi juga tersebar. Di sisi lain, kedekatan ideologi pencetus sekaligus

pemimpin Al-Houthi dengan Syi’ah Itsna Asyariah di Iran, menjadikan konflik

internal Yaman melebar kekonflik regional. Di mana Al-Houthi disokong Iran dan

pemerintah Yaman disokong oleh Arab Saudi karena persamaan ideologi.

Meskipun sering dilaporkan tentang kesediaan Al-Houthi menerima syarat

tersebut namun kenyataan di lapangan menunjukkan perkembangan lain yakni

pertempuran masih berlangsung sehingga timbul kecurigaan kuat tentang adanya

keterlibatan asing (Iran) termasuk pasokan senjata canggih lewat perbatasan Arab

10

(21)

Saudi dan tapal batas laut Yaman yang tidak terjangkau pengawasan aparat

pengawal pantai.

Perang Sa`ada yang sangat menyedot anggaran Yaman diperkirakan masih

akan berlanjut dan nampaknya dapat dihentikan bila Yaman bersedia minta juru

penengah dari negara-negara besar kawasan terutama Iran dan Arab Saudi

sehingga dapat dicapai persetujuan permanen bukan persetujuan setengah hati

yang selama ini tercapai antara Al-Houthi dengan pemerintah sejak perang

meletus secara sporadis pada pertengahan tahun 2004.

Hingga saat ini, keadaan negara Yaman masih terus bergejolak. Pada 27

Januari 2011, gelombang protes mencapai Yaman. Warga menuntut turunnya

Presiden Yaman saat itu, Ali Abdullah Saleh. Protes-protes yang terjadi

menimbulkan banyak korban jiwa. Sampai Presiden Ali Abdullah Saleh mundur

dari jabatan, korban jiwa dari warga sipil telah mencapai 2.000 orang lebih.

Keadaan ini diperparah dengan aktifnya kelompok Al Qaeda Semenanjung Arab

(AQAP) yang berkonflik dengan Pemerintah Yaman.

Pada 24 Februari 2012, Presiden Ali Abdullah Saleh resmi mundur dari

jabatan Presiden Yaman. Pihak oposisi kemudian menunjuk Wakil Presiden Abd

Rabbo Mansour Hadi untuk menggantikannya. Penunjukan Hadi sebagai Presiden

Yaman langsung mendapat reaksi kvveras dari AQAP yang menuduhnya antek

Amerika Serikat (AS). Ketidakstabilan politik di Yaman yang terjadi selama

upaya penggulingan Ali Abdullah Saleh menjadi celah bagi kelompok

pemberontak Houthi yang beraliran Syiah untuk coba merebut kekuasaan dari

(22)

Konflik antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi sebenarnya

berlangsung jauh sebelum gelombang Arab Spring melanda. Konflik ini

disebabkan perbedaan perlakuan pemerintah terhadap warga Syiah Yaman.

Keadaan Yaman makin memanas dengan memuncaknya konflik Sektarian Syiah

yang diwakili oleh Kelompok Houthi dengan kaum Sunni yang berada di pihak

Pemerintah Yaman.

Pada 17 September 2014, pertempuran antara pasukan Pemerintah Yaman

dengan Kelompok Houthi berlangsung di tepi ibu kota Sanaa. Pasukan

pemberontak menghujani Sanaa dengan serangan mortir. Kemudian pada 20

September 2014, gedung stasiun televisi milik Pemerintah Yaman dibakar setelah

konflik antara mereka dengan Kelompok Houthi semakin panas. Beberapa gedung

lain juga menjadi rusak parah. Televisi Yaman telah meminta bantuan

internasional dan nasional untuk melakukan evakuasi. Pada 24 September 2014,

Perdana Menteri Yaman Salem Basindwa mengundurkan diri sebagai syarat

pembicaraan gencatan senjata yang diajukan oleh Kelompok Houthi. PM Salem

digantikan oleh Khaled Bahhah. Kemudian pada 20 Januari 2015, Kelompok

Houthi menyerang Istana PM Yaman setelah sehari sebelumnya menyerang istana

kepresidenan. Serangan ini diakhiri dengan gencatan senajata oleh kedua belah

pihak. Selanjutnya, pada 23 Januari 2015, Abd Rabbo Mansour Hadi menyatakan

mundur dari jabatan Presiden Yaman. Mundurnya Hadi membuat kekuasaan di

Yaman lowong. Pemerintahan bentukan Kelompok Houthi tidak mendapat

dukungan dari warga Yaman. Februari 2015, Beberapa negara menutup kedutaan

(23)

2015, Presiden Hadi berhasil melarikan diri ibu kota Sanaa dengan bantuan

Dewan Keamanan PBB. 24 Februari 2015, Presiden Hadi menarik pengunduran

dirinya. Dia kemudian mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman.

20 Maret 2015, dua bom bunuh diri mengguncang Yaman, menewaskan 142

orang dan melukai ratusan lainnya. Kel vompok militan ISIS mengaku

bertanggung jawab atas kejadian ini, sekaligus mengumumkan keterlibatan

mereka dalam konflik.11 23 Maret 2015, Presiden Hadi mengumumkan Aden

sebagai ibu kota sementara Yaman, sekaligus meminta bantuan dari Arab Saudi

dan negara-negara Teluk untuk memulihkan kekuasaannya di sana. 26 Maret

2015, Arab Saudi bersama sembilan negara lainnya menyanggupi permintaan

Presiden Hadi dan memulai serangan udara ke Yaman.

Penyerangan „Koalisi Liga Arab’ yang tergabung dalam operasi militer

bernama ‘Amaliyah ‘Ashifah al Hazm’ yang memiliki arti Badai Tegas terhadap

pemberontak Houthi di Yaman cukup menyedot perhatian Indonesia dan dunia

Internasional. Operasi militer yang dikomandoi oleh Arab Saudi ini sontak

menjadi headline pemberitaan di berbagai media massa. Sejak awal penyerangan

pada 26 Maret 2015 lalu, berbagai pemberitaannya dapat disaksikan dilayar kaca

dan media cetak, akan tetapi pemberitaan terkait peristiwa tersebut dibingkai

menurut idieologi pembuat berita, disinilah letak pentingnya media dalam

pembentukan opini di masyarakat. Media massa memiliki peran yang sangat

penting dan strategis dalam pembentukan opini publik pada suatu peristiwa

11

(24)

tertentu bahkan terkadang membuat audiensnya tidak sadar akan persitiwa yang

sesungguhnya terjadi.

Menurut Reese and Shoemaker, setiap berita yang disajikan oleh media

tentunya telah didesain sesuai dengan “kepentingan” media baik secara internal

maupun eksternal. Dengan demikian, maka teks media sangat dipengaruhi oleh

pekerja media secara individu, rutinitas media, organisasi media itu sendiri,

institusi diluar media, dan oleh ideologi.12 Menurut Innis, media merupakan

perpanjangan tangan dari pikiran manusia dan beranggapan bahwa kecenderungan

utama dalam periode sejarah mana pun adalah pengaruh media yang berkuasa saat

itu. Dengan kata lain, apa yang terjadi dan apa yang tampak penting dalam suatu

periode sejarah ditentukan oleh media.13

Berita atau pesan yang ditampilkan oleh media seringkali dimaknai apa

adanya oleh masyarakat. Artinya, masyarakat lebih terpengaruh pada judul berita

yang dimunculkan dan kesan yang disimpulkan oleh media massa daripada

menganalisis secara mendalam isi berita tersebut. Padahal dalam kenyataannya

sering terjadi misinformasi dan misinterpretasi antara apa yang seharusnya

disampaikan dan kenyataan yang diterima oleh pembaca.14

Menurut Robert N. Entman seperti dikutip Eriyanto, media melakukan

framing dalam dua dimensi besar, yaitu proses seleksi isu dan penekanan atau

penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Sehingga realitas yang disajikan

12

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influence on Mass Media Content (New York: Longman Publishing Group, 1996), h. 223.

13

Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, seventh edition (USA: Wadsworth Publishing Company, 2001), h. 326.

14

(25)

secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk

diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.15

Dengan demikian, media massa atau pers bukanlah sesuatu yang objektif.

Pers bukan alat potret mekanik yang mampu menampilkan dan menggambarkan

suatu peristiwa serta even kehidupan secara apa adanya. Keterbatasan teknis

jurnalistik dan berbagai kepentingan manusia yang ada di balik media massa

menyebabkan penggambaran dan pemotretan yang dilakukan oleh pers

mengalami reduksi, simplifikasi, dan interpretasi.

McLuhan menyatakan, pers merupakan alat untuk memotret suatu

peristiwa tertentu dan bertindak sebagai translator yang memformulasi,

merancang, dan memformat yang ingin dicitrakan oleh pers itu sendiri.16

Republika Online dan Islampos adalah media online berskala nasional

yang cukup menonjol di Indonesia, khususnya terkait persoalan tentang Islam

dalam maupun luar negeri. Hal ini tentu saja menyebabkan kedua media yang

bersegmentasi umum ini, memiliki potensi unutuk dibaca oleh berbagai kalangan

diseluruh Indonesia.

Bedasarkan latar belakang diatas, penulis melihat dua media tersebut memiliki

perbedaan prinsip dalam memberitakan realitas konflik yang terjadi di Timur

Tengah khususnya konflik Yaman. Hal tersebut yang menjadi alasan penulis

memilih kedua media tersebut sebagai objek penelitian skripsi ini, untuk

mengetahui lebih jauh peran kedua media tersebut yang secara umum memiliki

15

Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKIS,

2007), h. 186.

16

(26)

prinsip yang berbeda, sehingga menghasilkan judul “Analisis Framing Pemberitaan Penyerangan Koalisi Negara Arab terhadap Pemberontak

Syi’ah Houthi di Yaman dalam Republika Online dan Islampos”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan

Pembatasan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana media

Republika Online dan IslamPos membingkai realitas operasi militer koalisi Arab

di Yaman. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba menganalisis dua buah

berita dari dua media online yang berbeda yaitu: media Republika Online pada

tanggal 18 April 2015 dan 03 Mei 2015 dan media Islampos pada tanggal 18 April

2015 serta pada tanggal 08 Mei 2015. Periode ini dipilih karena gejolak operasi

militer tersebut sedang menjadi sorotan berbagai media di dalam maupun luar

negeri.

2. Perumusan

Mengacu pada pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana tim redaksi media Republika Online dan IslamPos menyajikan

informasi seputar operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman?

b. Bagaimana media Republika Online dan IslamPos mengemas informasi

terkait konflik sektarian Sunni dan Syi’ah melalui operasi militer koalisi

(27)

c. Apakah terdapat perbedaan struktur wacana framing (sintaksis, skrip,

tematik, retoris) dalam pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di

Yaman pada media Republika Online dan IslamPos?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian analisis teks media dengan menggunakan

perangkat framing terhadap operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada

media Republika Online dan Islampos adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana tim redaksi media Republika Online dan

Islampos menyajikan informasi seputar operasi militer koalisi Negara

Arab di Yaman.

b. Untuk mengetahui bagaimana media Republika Online dan Islampos

mengemas informasi terkait konflik sektarian Sunni dan Syi’ah melalui

operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman.

c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan struktur wacana framing

(sintaksis, skrip, tematik, retoris) dalam pemberitaan operasi militer

koalisi Negara Arab di Yaman pada media Republika Online dan

(28)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian menggunakan perangkat

framing terhadap operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada media

Republika Online dan Islampos antara lain:

a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya pada kajian

teks media (framing), mengenai pengkonstruksian realitas sosial oleh

media massa.

b. Manfaat Praktis. Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberi masukan

kepada media massa, agar dalam pemberitaannya dapat lebih

memerhatikan aspek-aspek tertentu dari realitas, sehingga pembaca

memiliki pemahaman yang mendekati kenyataan.

D. Metodologi Penelitian

Dalam skripsi ini, Penulis menggunakan Analisis Framing yang

merupakan salah satu teori Alternatif untuk memperoleh gambaran isi pesan yang

disampaikan dan mengetahui bagaimana media tersebut mengkonstruksi realitas.

Analisis framing lebih bersifat kualitatif. Subjek penelititan ini adalah media

Republika Online dan Islampos sebagai media online yang cukup menonjol di

Indonesia dan yang menjadi objek penelitian ini adalah teks berita seputar

pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada kedua media

online yang dimaksud.

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat eksplanatif. Sifat eksplanatif ini

(29)

yang jelas dan bermaksud menggali secara lebih jauh lagi (why). Dalam penelitian

ini, peneliti berusaha mencari sebab dan alasan (reasoning) mengapa sesuatu

dapat terjadi, diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik,

menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan

membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan

bukti untuk mendukung sebuah penjelasan/teori.17

Eksplanatif tidak hanya sekadar memberikan gambaran (deskriptif) dari

sebuah permasalahan yang diteliti saja, melainkan juga berusaha menjelaskan

pembahasan yang tengah diteliti secara lebih mendalam lagi. Adapun tahapan

dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data primer dan

sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data

sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat

dijadikan bahan pendukung ataupun pembanding.

a. Data primer (Primary-Sources), yaitu data tekstual yang diperoleh dari

pemberitaan di Republika Online dan Islampos . Penulis memilih berita yang

hanya menyangkut operasi militer koalisi Negara Arab terhadap pemberontak

Syi’ah Houthi di Yaman.

b. Data sekunder (Secondary-Sources), yaitu dengan mencari referensi

berupa buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode

analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing. Framing adalah

pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh

17

(30)

media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya

bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.18

Pendekatan yang akan digunakan dalam analisis framing ini menggunakan

model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Model analisis ini dibagi ke dalam

empat struktur besar, yakni meliputi struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

1. Struktur Sintaksis

Sintaksis dalam pengertian umum adalah susunan kata atau frase dalam

kalimat.19 Sedangkan dalam tataran wacana, struktur sintaksis terdiri atas susunan

atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Struktur

sintaksis biasanya ditandai oleh “struktur piramida terbalik” dan oleh

aturan-aturan atributif (penandaan) sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada

pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline (judul

utama), lead (kepala berita atau pendahuluan), episode (runtutan cerita),

background (latar belakang), dan ending atau conclusion (penutup atau

kesimpulan).

2. Struktur Skrip

Naskah (skrip) mengacu pada urutan aktivitas yang mapan dan stabil serta

komponen-komponen kejadian yang sudah diinternalisasikan sebagai representasi

mental yang terstruktur dari suatu kejadian tertentu. Naskah berita memiliki

struktur yang berbeda, di mana ia ditetapkan oleh aturan-aturan yang dalam

perspektif Van Djik disebut story grammars. Struktur naskah dalam wacana, pada

umumnya, merupakan kelengkapan berita yang lazim dan terdiri atas unsur-unsur

18

Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 66.

19

(31)

5W+1H: Siapa (Who), Apa (what), Kapan (When), Di mana (Where), Mengapa

(Where), dan Bagaimana (How). Dengan menghilangkan salah satu dari enam

kelengkapan berita tersebut, wartawan mampu menekankan atau menghilangkan

bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta.

3. Struktur Tematik

Struktur tematik sebenarnya merupakan alat analisis untuk melihat

bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, serta menempatkan dan menulis

sumber kedalam teks berita secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang

wartawan mempunyai tema tertentu untuk peristiwa dan tema inilah yang akan

dibuktikan dengan susunan atau bentuk tertentu.

Struktur tematik dapat mengandung sebuah rangkuman dan isi utama.

Rangkuman biasanya dijelaskan melalui headline, peranan atau kesimpulan.

Sedangkan isi utama adalah bukti yang mendukung hipotesis yang diperkenalkan

dan berisi, antara lain: episode, informasi, latar dan kutipan. Dalam

mengidentifikasi sub-sub sebuah tema dan dukungan empirik dapat melalui

episode, informasi latar dan kutipan dalam bentuk artikel berita yang sangat

kompleks.20

4. Struktur Retoris

Istilah retorika (rhetoric) memiliki beragam definisi. Namun dari berbagai

definisi, pada prinsipnya terdapat dua hal yang selalul berkaitan dengan istilah

retorika. Pertama, aktivitas retorika sering kali berhubungan dengan wilayah

politik. Kedua, retorika juga sebagai wacana yang cukup diperhitungkan dalam

20

(32)

mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini, struktur retoris dimaksudkan sebagai

komponen yang digunakan para wartawan untuk menekankan fakta yang

diberikan. Struktur ini menggambarkan pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun

oleh para jurnalis dalam hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Perangkat

framing yang termasuk kedalam struktur ini adalah leksikon, grafis, methapor,

dan pengandaian.

E. Tinjauan Pustaka

Skirpisi ini merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu dan buku-buku

yang membahas tentang analisis Framing pada media cetak. Merujuk kepada

penelitian terdahulu, seperti Analisis Framing sebelas Fatwa Majelis Ulama

Indonesia dalam majalah Sabili dan Syirah oleh saudara Ade Saefullah,

Konstruksi wacana atas Realitas (Analisis Framing Pemberitaan Insiden Monas

di Koran Tempo dan Republika Edisi Juni 2008) oleh saudari Febianti Junaedi,

selain itu terdapat pula skripsi berjudul Analisis Framing Berita Konflik Muslim

Rohingya dan Budha Rakhine di Myanmar pada Republika Online dan Detikcom

Periode Juni 2012 oleh Reza Andrian, selanjutnya skripsi berjudul Eksekusi

Amrozi CS; Analisis Framing Pemberitaan pada Majalah Al-Mujtama dan Tempo

oleh Badrotul Laila, serta skripsi yang berjudul Konstruksi Realitas Sosial

terhadap IsuKonflik Syi’ah dan Sunni Sampang pada Majalah Sindo Weekly oleh

Nurul Fadhilla. Beberapa skripsi tersebut menjelaskan bagaimana media cetak,

baik itu majalah ataupun surat kabar dalam mengkostruksikan suatu realitas

khalayak melalui teks teks berita yang berkaitan dengan kasus fatwa MUI dan

(33)

Perbandingan skripsi-skripsi diatas dengan skripsi yang penulis susun

adalah terletak pada berita yang diteliti serta pisau analisis yang digunakan, jika

saudara Ade Saefullah, Febiyanti dan Reza Andrian menggunakan pisau analisis

Framing model Robert N. Entment maka penulis mengunakan model Zhongdang

Pan dan Gerald M. Kosicki. Adapun skripsi karya Badrotul Laila pisau

analisisnya sama dengan penulis yakni menggunakan model Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki, namun objek yang diteliti serta hasilnya penulis yakini

berbeda dengan karya tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan, skripsi ini terdiri dari beberapa bab

secara teliti dan terperinci, penulis akan menyajikan karya ilmiah ini kedala

beberapa pembahasan mengenai sistematika penulisan tersebut dengan bab-bab

yang ada sebagai berikut:

Bab satu, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang

Masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

Serta kajian pustaka, sistematika penulisan.

Bab dua, membahas kerangka teori yang meliputi: pengertian media

massa, ciri media massa, fungsi media massa, berita media masa, nilai media

massa, kategori berita; Definisi dan kosep Framing, Framing model Zhongdang

Pan dan Gerald Kosicki; kerangka pemikiran.

Bab tiga, membahas tentang profil media cetak, yang terdiri dari profil

media Republika Online dan Islampos, yang meliputi; sejarah perusahaan, visi,

(34)

Bab empat, membahas analisis Framing operasi militer koalisi Negara

Arab terhadap pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman. Bab lima, merupakan bab

penutup yang memuat kesimpulan penulisan dan sekaligus untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, serta menyampaikan

(35)

23 A. Pengertian Media Massa

Sebelum membahas mengenai media Massa, maka penulis perlu

memaparkan Komunikasi Massa, definisi Komunikasi massa adalah Komunikasi

melalui media massa (modern). Media massa atau mass media berasal dari bahasa

Inggris, singkatan dari Mass Media of Communication atau Media of Mass

Comunication, yang artinya komunikasi media massa atau komunikasi masa.

Komunikasi massa adalah komunikasi dengan mengunakan sarana atau peralatan

yang dapat menjangkau massa sebanyak banyaknya dan dengan area seluas

luasnya.1 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner yakni, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang.2

Lebih rinci mengenai definisi komunikasi massa dikemukakan oleh ahli

komunikasi yang lain yaitu G Gerbner: komunikasi massa adalah produksi dan

distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu

serta paling luas dimiliki orang dari masyarakat industri.3 G. Meltzke memberikan

definisi komunikas massa yang diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang

1

Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Grasindo,1998), Cet. ke-1, h.75

2

Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000) , Cet. Ke- 2, h. 13

3

(36)

menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media, penyebaran teknis

secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.4

Selain definisi–definisi komunikasi massa diatas, masih banyak lagi para

ahli komunikasi massa yang memberikan definisi komunikasi massa. Jalaludin

Rahmat merangkumnya dalam suatu definisi yakni; “Komunikasi massa diartikan

sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang

sama dapat diterima secara serempak dan sesaat”.5

Dari pemamparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media massa

adalah media atau sarana yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada komunikan dalam komunikasi massa.

B. Ciri-Ciri Media Massa

Media massa mempunyai ciri-ciri yang beragam, diantaranya memiliki

kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous)

dan sesaat (instantaneous). Pers atau media cetak memiliki cirri-ciri yang berbeda

dibandingkan dengan media massa lainya. Diantaranya khalayak yang

diterapkanya bersifat aktif dan pesan yang disampaikan diungkapkan dengan

kata-kata. Adapun ciri-ciri media massa diantaranya; 6

1. Komunikator yang Melembaga

4

Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa, h. 14

5

Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa h. 17

6

(37)

Komunikator dalam media massa itu bukanya satu orang –wartawan-

melaikan kumpulan orang. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan

kerjasama beberapa orang. Artinya, gabungan antar brbagai macam unsur bekerja

satu sama lain dalam sebuah lembaga.

2. Komunikan yang Bersifat Heterogen

Komunikan media massa bersifat hetorogen maksudnya adalah

komunikanya terdiri dari berbagai macam individu yang bebeda beda, juga tidak

saling mengenal satu sama lain, yang tidak terbatas pada usia, jenis kelamin,

agama, suku, status sosial lainya

3. Pesan yang Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam media massa tidak ditujukan kepada salah satu

kelompok tertentu tetapi harus bersifat umum. dalam surat kabar biasanya artikel

yang dikehendaki adalah yang mengunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh

semua khalayak.

4. Berlangsung Satu Arah

Dalam media massa khusunya media cetak komunikasi yang terjadi

berlangsung satu arah (one way communication). Ini berarti tidak terdapat arus

balik dari komunikan kepada komunikan. Dengan kata lain, wartawan sebagai

komunikator tidak mengetahui tanggapan dari pembacanya terhadap pesan atau

berita yang disampaikannya. Namun kalaupun terjadi umpan balik atau reaksi

biasanya memerlukan waktu yang tertunda atau disebut juga arus balik tertunda

(delayed feedback), contohnya dalam media cetak umpan balik berlangsung

(38)

5. Menimbulkan keserempakan

Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan

keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

Acara yang ditayangkan televisi, akan ditonton oleh berjuta-juta pemirsa secara

bersamaan merupakan salah satu contohnya.

6. Mengandalkan Peralatan Teknis

Media massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sangat

membutuhkan peralatan teknis, seperti dalam surat kabar adalah mesin cetak, tape

recorder, komputer dan sebagainya.

7. Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper sering disebut juga sebagai palang pintu, penjaga gawang atau

penyaring informasi adalah orang yang paling berperan dalam penyebaran berita

melalui media massa. Dengan kata lain gatekeeper adalah tim redaksi yang

melakukan pemilahan, penyesuaian dengan media yang bersangkutan.

C. Fungsi Media Massa

Ada banyak pendapat yang menjeaskan fungsi dari media massa, definisi

ini mempunyai latar beakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Meskipun

satu pendapat dengan pendapat yang lain berbeda, tetapi titik mereka mungkin

(39)

Effendy7, ada dua tahap untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi

komunikasi massa atau media massa.

Pertama, kita dapat menggunakan perspektif seorang sosiolog dan

meneropongnya melalui lensa lebar seraya mempertimbangkan fungsi-fungsi

yang ditunjukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat (pendekatan ini

kadang-kadang disebut makroanalisis). Titik pandang ini terfokus kepada tujuan

yang jelas dari komunikator dan menekankan tujuan yang tampak itu melekat

pada isi media.

Kedua, sebaliknya kita dapat melihatnya melalui lensa close-up kepada

khalayak secara perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan laporan

mengenai bagaimana mereka menggunakan media massa (pendekatan ini

dinamakan mikroanalisis). Kadang-kadang hasilnya menunjukkan hal yang sama

dalam arti bahwa khalayak menggunakan isi media massa yang sejalan dengan

yang dituju oleh komunikator. Adakalanya tidak sama, khalayak menggunakan

media dengan cara yang tidak diduga oleh komunikator.

Berikut merupakan fungsi media massa atau komunikasi massa menurut

Joseph R. Dominick:8

a. Pengawasan (Surveillance)

Media massa menyampaikan pesan-pesannya, baik dalam bentuk

informasi maupun berita secara terus menerus untuk membuat masyarakat

menyadari perkembangan di dalam lingkungannya. Fungsi pengawasan ini terbagi

menjadi dua. Pertama, Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance),

7

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 28

8

(40)

pengawasan ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai

ancaman angin topan, letusan gunung merapi, kondisi ekonomi yang mengalami

depresi, meningkatnya inflasi atau bahaya serangan militer.

Kedua, Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance), yaitu

berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.

Berita tentang harga barang kebutuhan pokok di pasar, film yang dipertunjukan di

bioskop, produk-produk terbaru adalah contoh pengawasan instrumental.

b. Interpretasi (interpretation)

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi

beserta interpretasi/tafsiran mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh dari fungsi

ini adalah tajuk rencana/editorial surat kabar.

c. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam

masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan.

Contohnya hubungan para elit partai politik dengan pengikut-pengikutnya ketika

membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para

pengikutnya itu.

d. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang

mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai

dari suatu kelompok.

(41)

Media massa menghadirkan tayangan-tayangan yang bersifat menghibur bagi

pembacanya, yang berguna untuk melepaskan penat dari aktifitas keseharian

maupun setelah melihat berita-berita berat. Dari uraian di atas, fungsi media

massa yang begitu beragam dapat disederhanakan menjadi empat fungsi saja,

yakni: menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur

(to entertain), mempengaruhi (to influence).9

D. Berita Media Massa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia definisi berita adalah laporan

mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.10 berita berasal dari bahasa Inggris

yakni ”news”. Menurut Mitchel V.Carnley dan James M. Neal berita atau news

adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi,

interpretasi yang penting, menarik, masih baru dansecepatnya disampaikan.11

Ada beberapa definisi tentang berita diantaranya;12

a. Dean M. Spencer mendefinisakan berita sebagai suatu kenyataan atau ide

yang benar dan dapat menarik perhatian pembaca.

b. Dr. Williard C.Blayer, berita adalah termasuk (baru) yang dipilih oleh

wartawan untuk dimuat dalam media cetak karena itu ia dapat menarik

atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca.

9

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, hal. 31.

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 40

11

AS. Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Professional, ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2005), cet. Ke-1, hal. 64 26

12

(42)

c. Willian S. Maulsby menyebutkan berita sebagai suatu penuturan secara

benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru

terjadi.

d. Eric C. Hefwod berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting

dan manarik perhatian pembaca.

Dengan demikian berita adalah fakta, opini, pesan, informasi yang

mengandung nilai nilai yang diumumkan, diinformasikan, yang menarik perhatian

sejmlah orang yang memiliki persyaratan diantaranya:13

a. Akurat, singkat, padat, jelas dan sesuai dengan kenyataan.

b. Tepat waktu dan aktual.

c. Objektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tampa opini dari penulis.

d. Menarik, disajikan dengan kata-kata dan kalimat yang khas, segar, dan

enak dibaca.

e. Baru.

1. Nilai Berita dalam Media Massa

Setiap hari ada jutaan peristiwa yang terjadi, dan jutaan peristiwa itu

semuanya potensial dibentuk menjadi berita. Kenapa hanya peristiwa tertentu

yang diberitakan? Dan kenapa hanya sisi tertentu saja dari peritiwa yang ditulis

oleh wartawan? Karena hanya peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau

nilai –nilai tertentu saja yang layak dan bisa disebut sebgai berita.14

13

Sr.Maria Asumpta Kumanti, Dasar- Dasar Pulic Realition Teori dan Praktik,(Jakarta: Grasindo,2002), h 130

14

(43)

Berita berasal dari peristiwa yang dianggap memiliki nilai, nilai berita

adalah produksi dari konstruksi media. Untuk melihat pembagian konstruksi

[image:43.595.109.517.232.616.2]

berita oleh media lihat pada tabel-1 berikut ini:

Tabel. 1

Nilai –Nilai Berita

Prominace Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti

pentingnya. Peristiwa yang diberitakan hanya

kejadian-kejadian penting. Seperti pelantikan Presiden atau

peritiwa yang menewaskan seluruh penumpangnya.

Human Interest Peristiwa baru tersebut sebagai berita kalau peristiwa itu

lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan

menguras emosi khalayak. (Bencana tsunami)

Conflict/controversy Peristiwa itu baru dianggap suatu berita, kalau peristiwa

itu lebih banya mengandung konflik atau kontroversi.

Unusual Peristiwa yang jarang terjadi atau tidak biasa

Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan, baik fisik

maupun emosional.

Dari daftar tabel diatas kita bisa melihat bagaimana peritiwa yang begitu

banyak setiap saat dan setiap waktu dapat diseleksi. Nilai berita merupakan

konstruksi sosial. Ia menentukan apa yang layak dan apa yang bisa disebut berita.

(44)

jarang terjadi,penting dan semakin berkaitan peritiwa tersebut dengan khalayak

maka semakin dapat dianggap sebagai berita.15

2. Kategori Berita dalam Media Massa

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Kenapa sebuah

peristiwa dapat dikatakan sebagai berita sementara peristiwa yang lain tidak. Ini

adalah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah konstruksi ia menentukan mana yang

dianggap berita mana yang tidak. Mana yang penting dan yang tidak penting.

Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang

disebut sebagai kategori berita.16

Secara umum seperti yang dicatat oleh Tuchman, wartawan memaknai

lima kategori berita. Kategori tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita

dan kategori subjek peristiwa yang mnjadi berita. Kelima Kategori tersebut dapat

[image:44.595.106.517.211.725.2]

digambarkan seperti pada tabel-2.17

Tabel. 2

Kategori Berita

Hard News Berita yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat

dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin cepat

diberitakan semakin baik, bahkan ukuran keberhasilan dari

kategori ini adalah kecepatannya diberitakan

Soft News Yang termasuk kategori ini adalah hal-hal yang

15

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media h. 107

16

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media h. 108

17

(45)

berhubungan dengan kisah manusiawi (Human Interest).

Pada jenis berita ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa

diberitakan kapan saja

Spot News Spot news adalah sub klasifikasi dari berita yang

berkategori hard news. Dalam spot news, peristiwa yang

diliput tidak direncanakan

Devloping News Devloping news adalah sub klasifikasi dari hard news yang

umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak

terduga seperti spot news. Tetapi dalam devloping news

dimasukan elemen lain, seperti peristiwa yang diberitakan

adalah bagian dari rangkaian berita yangakan diteruskan

keesokan hari atau dalam berita selanjutnya.

Continuing News Continuing news adalah sub klasifikasi lain dari hard

news. Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa

diprediksi dan direncanakan

Adapun pendapat yang lain mengenai kategori berita dikemukakan oleh asep

Syamsul Romli, diantaranya seperti dalam tabel-3.18

18

(46)
[image:46.595.108.519.218.584.2]

Tabel. 3

Jenis Berita

Straight News Berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan

lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar yang

menjadi berita utama merupakan berita jenis ini.

Deep news Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman

hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan.

Investigation News berita yang dikembangakan bedasarkan penelitian dari

berbagai sumber

Interpretative News Berita yang dikembangakan bedasarkan pendapat

wartawan bedasarkan faktan yang ditemukan

Opinion News Berita mengenai pendapat seseorang , biasanya pendapat

para cendikiawan mengenai suatu hal

E. Definisi dan Konsep Framing

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun

1955. Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat

kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta

yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep

(47)

mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing

individu dalam membaca realitas.19

Dalam perkembangan terakhir, konsep ini digunakan untuk

menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah

realitas oleh media. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk

membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini

mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar

lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring

interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah

pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.20

Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa

yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak

dibawa ke mana berita tersebut.21 Karenanya, berita menjadi manipulatif dan

bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate,

objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.22

Framing, seperti dikatakan Todd Gitlin, adalah sebuah strategi bagaimana

realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk

ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam

19

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 161-162.

20

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 162.

21

Bimo Nugorho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21

22

Teguh Imawan, Media Surabaya Mengaburkan Makna (Jakarta: Pantau Edisi 09/Tahun

(48)

pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca.

Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan dan presentasi dari realitas.23

Ada berbagai macam definisi mengenai framing. Berbagai definisi

tersebut dapat diringkas dalam tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut, terdapat

berbagai definisi mengenai framing yang disampaikan dari para ahli. Berikut

definisi tersebut:

Tabel. 4

Teori Framing

Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian

tertentu dari penelitian itu lebih menonjol dibandingkan

aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan

informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu

mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.

William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir

sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu

wacana. Cara bercerita itu dibentuk dalam sebuah kemasan

(package). Kemasan itu semacam skema atau struktur

pemahaman yang digunakan individu untuk

mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan,

serta untuk manafsirkan makna pesan-pesan yang ia

23

(49)

terima.

Todd Gitlin Strategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan

disederhakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada

khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam

pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian

khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi,

pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari

realitas.

David E. Snow and

Robert Benford

Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dari

kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem

kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu,

anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat

tertentu.

Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk

menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan

melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung.

Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks ke dalam

bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu

individu untuk mengerti makna peristiwa.

Zhongdang Pan and

Gerald M. Kosicki

Strategi komunikasi dan memproses berita. Perangkat

kognisi yang digunakan dalam mengkode inform

Gambar

Tabel. 1
Tabel. 2
Tabel. 3
Tabel. 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan harga buah kopi dan kopi biasa kopi luwak lebih memiliki harga yang tinggi yaitu untuk per kilogramnya bisa mencapai Rp 200.000,- yaitu biji kopi luwak yang masih

Anda telah mendapatkan hak penuh untuk membagikan E book Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya ini secara gratis!!.. Silakan

Berdasarkan hasil iju coba yang dilakukan dengan memberikan data-data dan melakukan evaluasi terhadap aplikasi rancang bangun sistem informasi (Study kasus PKIS

[r]

Tanggapan responden terhadap sosialiasi yang dilakukan oleh pe merintah daerah dalam rangka pelayanan kesehatan..

Jamu merupakan ramuan tradisional yang sudah melekat bagi bangsa Indonesia. Padahal jamuterbuat dari bahan-bahan alami yang baik untuk kesehatan. Oleh karena

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil glukosa tertinggi adalah 277 mg/ml dengan menggunakan bubuk jerami padi yang telah di delignifikasi menggunakan microwave

Additional product yang disarankan dapat berupa common-sense-based (contohnya, jika pelanggan membeli sebuah kamera digital, maka cross-sell product -nya biasanya adalah