• Tidak ada hasil yang ditemukan

Museum Otomotif Indonesia Tema Past To Future

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Museum Otomotif Indonesia Tema Past To Future"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Agung Putra Pratama

Umur : 22 Tahun

Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 11 September 1992

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat Tinggal Sekarang : Perum. Griya Cempaka Arum Blok D8 No 79 Bandung Tempat Tinggal Asal : Perum. Griya Cempaka Arum Blok D8 No 79 Bandung

Email : agungp.pratama@gmail.com

No. HP : 085320105554

Menerangkan dengan sebenarnya :

PENDIDIKAN

1.Tamatan : SDN Sukalaksana 2 Pangalengan, 1998-2004, Berijasah 2. Tamatan : SMPN 2 Pangaengan, 2004-2007, Berijasah

3. Tamatan : SMK NEGERI 6 Bandung, 2007-2010, Berijasah

(5)

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, dunia otomotif berkembang

sangat cepat baik itu sepeda motor maupun mobil, baik mobil besar

maupun kecil, mobil keluarga maupun mobil sport. Di Indonesia angkutan

Transportasi didahului dengan adanya kraton pakoe boewono X di Solo,

yang memiliki mobil pertama di Indonesia dengan merek Mercedes-Benz

pada tahun 1894 dengan mesin 1 silinder, 2 liter bahan bakar dan 5 pk.

Pada awal masuk ke indonesia kendaraan bermotor memang dimiliki oleh

orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi. Namun perjalanan

sistem transportasi di Indonesia berkembang pesat setelah kemerdekaan

dan ditemukannya mesin diesel menyangkut kebutuhan akan :

- Militer

- BBM PERMINA / PERTAMINA

- Sumber Alam Batu Bara dan lainnya

- Pertanian

- Angkutan Penumpang

Kendaraa bermotor telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

indonesia sejak tahun 1894 hingga sekarang. dari sejarahnya tidak hanya

kalangan mengah atas kendaraan bermotor juga dikenal masyarakat

menengah bawah dipakai sebagai Bus dalam kota maupun Bus antar Kota

yang melayani ibukota propinsi Jawa dan Sumatra.

Berdasarkan perjalanan panjang 121 tahun atau lebih dari 1 abad

(6)

Otomotif bekerjasama dengan pemerintah indonesia untuk mendirikan

museum Otomotif yang lebih lengkap dan beragam beserta kegiatan

penunjang lainnya sebagai sarana pendidikan dan pengenalan serta

kesejarahan tentang perkembangan otomotif di Indonesia.

Kota Bandung adalah kota yang memiliki banyak wisata museum

dan banyak wisatawan dari luar kota bandung yang belajar dan berwisata

di kota tersebut, ketidak merataan museum yang ada di kota bandung

membuat aktifitas wisatawan atau pengunjung terpusat pada satu titik

sehingga jalan-jalan kota semakin ramai dan kemacetan tidak dapat

terhindarkan. Dengan cara menghadirkan objek wisata dalam kota yang

merata. Tujuannya adalah mengurangi intensitas kegiatan berwisata yang

terpusat, juga untuk meningkatkan potensi kota yang merata.

Kawasan bandung timur adalah kawasan yang sedang

dikembangkan oleh pemerintah dan akan dijadikan pusat pemerintahan

kota Bandung yang baru sehingga kegiatan kawasan tersebut akan

meningkat. Dan sebagai sarana pendukung aktivitas perlu adanya objek

wisata yang baru di kawasan tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

1. Menghadirkan suatu kawasan wisata atau objek wisata yang diminati

masyarakat.

2. Menghadirkan rancangan yang ramah terhadap lingkungannya serta

nyaman untuk digunakan.

1.2.2. Tujuan

(7)

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dunia otomotif di

Indonesia

1.3. Masalah Perancangan

1. Perkembangan jaman yang sangat cepat orang cenderung cepat

melupakan masa lampau.

2. Tidak meratanya kawasan wisata kota Bandung mengakibatkan

penumpukan aktifitas dibeberapa titik kota Bandung.

1.4. Pendekatan perancangan

1. Studi lapangan terhadap lahan proyek mencakup kondisi sekitar lahan,

studi lingkungan fisik, bangunan dan suasana yang ada di sekitar tapak.

2. Studi banding bangunan sejenis dalam negeri dan luar negeri

3. Studi literatur mengenai sarana prasarana museum yang tidak kaku

4. Studi literatur tentang bagian otomotif yang dapat dijadikan wahana

permainan

5. Pengumpulan syarat dasar bangunan museum

6. Studi lapangan terhadap wahana yang akan dihadirkan dalam museum.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan

Ruang lingkup dan batasan perancangan adalah sebagai berikut :

1. Merancang Sistem sirkulasi yang nyaman aman untuk dapat melihat

seluruh sarana dan prasarana museum.

2. Merumuskan konsep-konsep dari proses identifikasi untuk dapat

memecahkan masalah

Untuk mencapai sasaran yang telah di rencanakan, sasaran tersebut

(8)

1. Pengenalan, pengecekan dari literatur serta wawancara lapangan dan

mengidentifiksai data-data yang terkumpul.

2. Menganalisa data dan merumuskan kesimpulan dari hasil identifikasi

(9)

1.6. Kerangka Berfikir

Perkembangan Teknologi yang sangat cepat membuat manusia akan mengikuti perkembangan tersebut, cepat melupakan teknologi masalalu

kurang meratanya perkembangan wisata di kota bandung, menumpuknya aktifitas wisata dibeberapa titik kota

- Konsep yang ramah terhadap manusia bangunan dan lingkungan

(10)

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I, memuat latar belakang, maksud, tujuan, masalah perancangan,

pendekatan, lingkup dan batasan, kerangka berpikir dalam perancangan

otomotif museum indonesia dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS

Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program

kegiatan, kebutuhan ruang, studi banding dan studi literatur.

BAB III. ELABORASI TEMA

Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan

rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya

(interpretasi tema)

BAB VI. ANALISA

Pada Bab IV, memuat tentang data, analisa tapak dan guidelines.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Pada Bab V, memuat konsep rancangan dan data-data perencanaan

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Pada Bab VI, memuat dan menjelaskan hasil rancangan museum, meliputi site

plan, block plan, bentukan 3d masa, dan tapak bangunan, 3d suasana, maupun

(11)

2.1. Studi literatur tentang museum otomotif indonesia 2.1.1. Pengertian Museum

Menurut Perpem Nomor 19/1995 Museum adalah lembaga

penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda bukti

material manusia serta alam dan lingkungan guna menunjang upaya

perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Museum adalah

sebuah lembaga yang rumah dan peduli untuk koleksi artefak dan

benda-benda lain yang penting ilmiah, seni, atau sejarah dan membuat mereka

tersedia untuk dilihat publik melalui pameran yang mungkin permanen atau

sementara.

Museum berdasarkan definisi yang diberikan International Council of

Museum disingkat ICOM, adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak

mencari keuntungan, melayani kebutuhan publik dengan sifat terbuka dengan

cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset,

mengomunikasikan dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat.

Menurut Moh. Amir Sutaarga (1997) dalam bukunya museum adalah

suatu jenis bangunan permanen. Berdasarkan sifat peragaannya, museum

digolongkan sebagai bangunan pameran tetap.

Museum menurut microsoft encarta 2002 tempat di mana hal-hal

penting yang diawetkan : sebuah bangunan atau lembaga di mana objek seni,

sejarah, kepentingan ilmiah dan nilai disimpan, dipelajari dan dipamerkan.

2.1.1.1. Jenis-jenis Museum

Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melalui

(12)

a) Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat 2 jenis:

- Museum Umum, yang mempunyai koleksi penunjang cabangcabang ilmu pengetahuan alam, teknologi dan ilmu pengetahuan sosial.

- Museum khusus, yang mempunyai koleksi penunjang satu cabang ilmu saja, misalnya museum ilmu hayat, dan museum ilmu teknologi,

museum antropologi, museum ethnografi, museum seni rupa.

b) Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :

- Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material

manusia dan lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang

bernilai nasional

- Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material

manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi di mana

museum berada.

- Museum Lokal, museum yag koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia

dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya di

mana museum tersebut berada.

2.1.1.2. Tata Cara Penyajian Koleksi Museum

Moh. Amir Sutaarga (1997) dalam bukunya. Penyajian koleksi

merupakan salah satu cara berkomunikasi antara pengunjung dengan

benda-benda koleksi yang dilengkapi dengan teks, gambar, foto, ilustrasi dan

pendukung lainnya.

1. Prinsip-prinsip penyajian koleksi

(13)

- Sistematika atau alur cerita pameran, sangat diperlukan dalam penyajian koleksi di ruang pameran, karena akan mempermudah

komunikasi dan penyampaian informasi koleksi museum kepada

masyarakat.

- Koleksi yang mendukung alur cerita, yang disajikan di ruang pameran harus dipersiapkan sebelumnya, agar sajian koleksi terlihat hubungan

dan keterkaitan yang jelas antar isi materi pameran.

2. Penataan koleksi

Penataan dalam suatu pameran dapat disajikan secara :

- Sifat koleksi, sebagai benda cagar budaya yaitu tidak dapat diperbaharui, terbatas, baik itu dalam bentuk, jumlah dan jenisnya serta

mudah rusak atau tidak.

- Jenis koleksi, apakah terbuat dari bahan organik (kayu,kertas, lukisan, kain, bambu), atau dari bahan anorganik (logam emas,perak,tembaga,

perunggu, kuningan, besi keramik, tanah liat dan batu).

- Tematik, yaitu dengan menata materi pameran dengan tema dan subtema.

- Taksonomik, yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau sistem klasifikasi.

- Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya dari yang tertua hingga sekarang.

2.1.1.3. Metode Pameran

Menurut Basrul Akram (1986) Metode dan teknik penyajian koleksi di

museum terdiri dari :

(14)

- Metode pendekatan romantik (evokatif), adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan suasanan tertentu yang

berhubungan dengan benda-benda yang dipamerkan.

- Metode pendekatan estetik, adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada benda koleksi

museum.

- Metode pendekatan simbolik, adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum dengan menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai media

interpretasi pengunjung.

- Metode pendekatan kontemplatif, adalah cara penyajian koleksi di museum untuk membangun imajinasi pengunjung terhadap koleksi yang

dipamerkan.

- Metode pendekatan interaktif, cara penyajian koleksi di museum di mana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengankoleksi yang dipamerkan.

penyajian interaktif dapat menggunakan teknologi informasi.

2.1.2. Pengertian Otomotif

Menurut kamus besar bahasa indonesia otomotif adalah berhubungan

dengan sesuatu yang berputar dengan sendirinya (seperti motor dan

sebagainya)

Sedangkan menurut Prof. Nyoman, Otomotif adalah ilmu yang

mempelajari tentang alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin

terutama mobil dan sepeda motor.

Kendaraan merupakan pengaplikasian dari otomotif salah satu produk

dari suatu sarana transportasi yang sangat padat dengan teknologi yang makin

lama semakin canggih dengan jumlah komponen tidak kurang dari 40.000

(15)

motor. Begitu juga bahan yang digunakan untuk komponen tersebut sangat

beragam dari bahan metal, non metal, bahan komposit, serta berkembang

menggunakan material cerdas.

Secara fungsi komponen utama dari kendaraan dikelompokan menjadi 9

fungsi utama yaitu:

a. Komponen pembangkit tenaga (engine)

b. Komponen rangka sasis

c. Komponen bodi

d. Komponen penyalur daya (power train). Meliputi sistem transmisi,

rangkaian penggerak. Dan sistem pelumasan.

e. Komponen kemudi / pengarah gerak (steering system).

f. Sistem suspensi (suspension system)

g. Komponen untuk keamanan

h. Komponen rem (brake system)

i. Komponen keindahan/ estetika

Secara lebih umum dan lebih sederhana, komponen dapat dikelompokan

kedalam 4 komponen utama yaitu:

a. Komponen mesin atau pembangkit tenaga

b. Komponen sasis yang termasuk di dalam penyalur daya dan transmisi,

suspensi, sistem kemudi, sistem rem, roda, rangka.

c. Komponen bodi termasik untuk keindahan, pelindung dan kenyamanan

penumpang.

d. Komponen pengamanan, pengendalian dan navigasi.

Dapat disimpulkan bahwa museum otomotif indonesia adalah sebuah

fasilitas untuk mengenalkan produk otomotif dari mulai mesin, rangka, bodi,

sasis hingga menjadi satu bagian utuh dari mulai pertama masuk ke indonesia

(16)

datang kepada masyarakat bandung khususnya dan umumnya kepada

seluruh wisatawan yang datang ke Bandung.

2.1.3. Pengertian Ruang

Museum tidak lepas dari tatacara mengatur ruang semakin baik dalam

mengatur ruang maka tingkat kenyamanan museum tersebut akan semakin tinggi

untuk di kunjungi wisatawan.

Ruang menurut Plato adalah suatu yang dapat terlihat dan dapat di raba.

Sedangkan menurut aristoteles, ruang adalah suatu yang terukur dan

terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat

dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah.

2.1.3.1. Jenis Ruang

Secara arsitektural, Ruang dapat dibedakan atas : Ruang Dalam dan

Ruang luar. Namun ada kalanya ruang dalam dan ruang luar tidak dapat

dipisahkan secara jelas jika dalam pengelolaan desain dan penataan

elemen-elemen arsitekturalnya tidak menggunakan elemen-elemen pembatas dengan tegas.

- Ruang Dalam

Lao Tzemengatakan “meskipun tanah liat dapat dibentuk menjadi

sebuah jambangan, tetapi arti sesungguhnya dari jambangan

tersebut adalah kekosongan yang terjadi di dalam bentuk jambangan itu sendiri”. Kata-kata yang mengandung pengertian yang sangat dalam, yang memberi pesan pada arsitek bahwa untuk

menciptakan Ruang Kosong di dalam jambangan itu tetap

diperlukan tanah liat.

Pada umumnya dikatakan bahwa : ruang dalam (interior), dibatasi

(17)

- lantai,

- dinding

- dan atap/ langit-langit.

Hanya pada kondisi tertentu sulit dibedakan ketiga bidang tersebut

secara tegas, misalnya pada bangunan dengan konstruksi shell,

bangunan gua, karena antara dinding dan atap menjadi satu.

- Ruang Luar

Seperti pada interior maka pada ruang luar pun elemen-elemen

seperti tekstur, warna, dimensi dan perbedaan tinggi lantai dan

sebagainya perlu penanganan lebih lanjut. Seorang arsitek

menciptakan ruang luar pun perlu mempertimbangkan

kemungkinan penggunaan elemen lantai, dinding bahkan ada

kalanya perlu penggunaan elemen atap. Namun lebih sering

dikatakan bahwa ruang Luar adalah arsitektur tanpa atap, yaitu

ruang yang terbentuk hanya dengan elemen lantai dan dinding.

2.1.3.2. Unsur Pembentuk Ruang

Menurut Francis D.K Ching Pembentukan ruang terbagi menjadi 3 bagian

yaitu :

1. bidang alas/lantai (base plane)

sebuah bidang dasar horizontal terletak di atas suatu latar belakang

yang kontras membentuk suatu daerah ruang sederhana. Daerah ini

(18)

- Bidang dasar yang dinaikan

Bidang dasar yang diangkat atau dinaikan dari permukaan tanah akan

menimbulkan permukaan-permukaan vertikal sepanjang sisi-sisinya yang

memperkuat pemisah visual daerah tersebut dan dasar di sekitarnya.

- Bidang dasar yang diturunkan

Bidang dasar horizontal yang diturunkan kebawah permukaan tanah,

menggunakan permukaan vertikal sebagai pembentuk suatu volume ruang di

area tersebut.

2. Bidang atas (Overhead Plane)

Gambar 2.1.1 Bidang Dasar yang dinaikan Sumber : Francis. D. K. Ching

Gambar 2.1.2 Bidang Dasar yang diurunkan

(19)

Sama halnya dengan keadaan di mana sebuah pohon yang rimbun

memberikan perasaan teduh di bawah strukturnya yang menyerupai

payung, suatu bidang atas membentuk suatu daerah ruang di antara

bidang tersebut dengan bidang dasarnya. Jika sisi-sisi bidang atas

membentuk batasan-batasan daerah ini, maka wujud, ukuran, dan tinggi

bidang di atas bidang dasar menentukan kualitas bentuk formaldari

ruangan tersebut.

Bila unsur-unsur linier vertikal seperti kolom-kolom atau

tiang-tiang digunakan untuk menopang bidang atas kolom-kolom tersebut

secara visual akan mampu membantu membentuk batas-batas ruang

yang ditetapkan tanpa menggangu aliran ruang yang melalui daerah

tersebut. Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1.3

(20)

3. Unsur Vertikal Pembentuk Ruang

Unsur-unsur vertikal suatu bentuk memegang peran penting dalam

konstruksi bentuk dan ruang arsitektur. Unsur vertikal berfungsi sebagai

penyangga struktur untuk bidang lantai dan atap. Unsur tersebut

menyadiakan naungan dan perlindungan terhadap unsur-unsur iklim dan

membantu organisasi aliran udara, panas, serta suara ke dalam dan

melalui ruang-ruang interior suatu bangunan. Unsur vertikal pembentuk

ruang terbagi menjadi beberapa antara lain:

- Unsur linier vertikal

Unsur-unsur linier membentuk sisi-sisi tegak lurus dari suatu volume ruang

Gambar 2.1.4

Bidang Dasar atas (Overhead Plan) Sumber : Francis. D. K. Ching

(21)

- Bidang vertikal tunggal

Sebuah bidang vertikal akan mempertegas ruang di hadapannya.

- Bidang berbentuk L

Suatu konfigurasi bentuk L dari bidang-bidang vertikal menimbulkan suatu

daerah ruang dari arah sudut keluar sepanjang suatu diagonalnya.

Gambar 2.1.6 Bidang Vertikal Tunggal Sumber : Francis. D. K. Ching

(22)

- Bidang-bidang sejajar

Dua buah bidang vertikal sejajar membentuk suatu volume ruang di

antaranya yang berorientasi aksial terhadap kedua ujung terbuka dari

konfigurasinya.

- Bidang berbentuk U

Suatu konfigurasu bentuk U dari bidang-bidang vertikal membentuk suatu

volume ruang yang berorientasi utamanya menghadap ujung yang terbuka

dari konfigurasinya.

Gambar 2.1.8 Bidang – Bidang Sejajar Sumber : Francis. D. K. Ching

(23)

- Empat bidang tertutup

Empat bidang vertikal membentuk batas-batas dari suatu ruang introvert

dan mempengaruhi daerah ruang di sekeliling pagar tersebut.

2.1.3.3. Karakteristik Ruang

Secara karakteristik, ruang arsitektur dapat dibedakan dalam dua jenis,

yaitu ruang positif dan ruang negative.

Ruang Positif

Ruang positif adalah ruang yang dalam penataan elemennya memusat

kedalam. Misalkan suatu ruang ditata elemen pembentuk ruang secara

proporsional, yaitu memiliki perbandingan yang dapat dirasakan

keberadaannya oleh pengamat maka ruang yang terbentuk dapat

dikatakan sebagai ruang positif.

Beberapa teori mengatakan bahwa dalam membuat perencanaan ruang

positif sebaiknya langkah pertama menentukan terlebih dahulu

batas-batasnya dan kemudian menyusun perabot (untuk ruang dalam) atau

menyusun bangunan (untuk ruang luar). Secara prinsip ruang positif

terbentuk karena adanya suatu perencanaan secara seksama. Dan pada

umumnya Ruang Dalam (interior) berkarakteristik ruang positif.

(24)

Ruang Negatif

Ruang negative adalah ruang yang menyebar atau meluas dari pusat

keluar. Misalkan sebuah lukisan yang tidak memilki latar belakang, maka

dapat dikatakan bahwa ruang yang tidak berlatar tersebut sebagai ruang

negative. Contoh lainnya, sebuah obyek A semacam monumen atau

obelisk berdiri sendiri di alam bebas, maka ruang disekitar obyek A

tersebut dianggap sebagai ruang negatif dalam hubungannya dengan

obyek A yang bersifat monumental. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa ruang negative terjadi secara spontan tanpa direncanakan.

Meskipun kita mengenal dua karakteristik ruang yang berbeda tetapi

ruang negative dapat berubah menjadi ruang positif dengan disertai

perubahan kualitas. Demikian sebaliknya ruang positif dapat berubah

menjadi ruang negative, bila ruang positif tadi bercampur dengan alam

terbuka dalam periode waktu tertentu, dengan kata lain tidak ada

(25)

2.2. Studi Banding

2.2.1. Museum Transportasi TMII

Museum ini berada didalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jl.

Raya Tmii, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Museum Transportasi merupakan

lembaga milik Departemen Perhubungan Republik Indonesia dengan maksud

mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti sejarah dan

perkembangan transportasi, serta peranannya. Tujuannya memberikan informasi

dan tambahan pengetahuan kepada para pengunjung mengenai transportasi dan

sejarah perkembangan teknologi transportasi sekaligus sebagai tempat rekreasi

yang edukatif.

Pameran diselenggarakan di dalam dan di luar ruang. Pameran di dalam ruang

dibagi dalam beberapa ruangan yang seolah-olah merupakan bangunan

tersendiri, disebut anjungan. Terdiri atas anjungan pusat, anjungan darat,

anjungan laut, dan anjungan udara. baik dengan benda asli, tiruan, miniatur, foto,

maupun diorama.

Gambar 2.2.1 Museum Transportasi TMII

(26)

Anjungan pusat

menggambarkan keberadaan transportasi tradisional masa lampau,

mencakup transportasi darat dan laut dari berbagai daerah di Indonesia, berupa

alat transportasi sederhana dengan menggunakan tenaga manusia, hewan, atau

angin; antara lain cikar, andong, bendi, becak, perahu layar.

Gambar 2.2.5 Anjungan Pusat Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.2 Anjungan Pusat Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.4 Anjungan Pusat Sumber : Data Pribadi Gambar 2.2.3

(27)

Anjungan Darat

menggambarkan keberadaan dan layanan transportasi darat, mencakup transportasi jalan raya, jalan baja, sungai, danau, dan penyeberangan, berupa alat transportasi yang sudah mulai menggunakan tenaga mesin awal sampai sekarang; antara lain cikar DAMRI yang merupakan armada pertama DAMRI dan berperan pada masa kemerdekaan (tahun 1946) sebagai alat angkut logistik militer di wilayah Surabaya dan Mojokerto.

Gambar 2.2.9 Anjungan Darat Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.6 Anjungan Pusat Sumber : Data Pribadi

(28)

Anjungan Laut

menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi laut yang

telah menggunakan mesin, mencakup berbagai kapal penumpang, container, dok

terapung, serta peralatan penunjangnya; dilengkapi paparan teknologi kelautan

dengan berbagai jenis kapal laut, prasarana yang ada dewasa ini, serta peralatan

penunjang lain.

Gambar 2.2.11 Anjungan Laut Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.10 Anjungan Laut Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.12 Anjungan Laut Sumber : Data Pribadi

(29)

Anjungan udara

Menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi udara serta

perkembangannya dan teknologi peralatan transportasi udara, mencakup

pesawat terbang, peralatan transportasi udara, dan peralatan bandar udara.

Pameran luar ruang

menampilkan berbagai jenis lokomotif generasi pertama Perusahaan Kereta Api Indonesia, termasuk rel kereta api dan terowongan, Kereta Api Luar Biasa (KLB) yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden Rl Pertama Soekarno-Hatta pada waktu Pemerintah RI hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, bis yang pernah dioperasikan di Indonesia, serta pesawat udara jenis DC-9 PK-GNT milik Garuda Indonesia yang pernah melayani penerbangan ke negara-negara Asean dan Australia. Di samping itu terdapat sebuah

(30)

rangkaian kereta api, terdiri atas lokomotif dan dua gerbong kayu, sebagai sarana hiburan bagi pengunjung.

wisata museum transportasi mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan dalam menghadirkan suatu kawasan wisata museum. Salah satu

kelebihannya adalah pemeliharaan terhadap alat transportasi yang sangat baik

sehingga masih dapat di lihat hingga saat ini. Namun ada beberapa kekurangan

yang sangat mencolok adalah sirkuasi dalam kawasan tersebut tidak teratur dan

tidak jelas. Sirkulasi pada museum seharusnya dirancang menerus sehingga

pengunjung dapat menikmati kawasan tersebut dengan baik. Berikut gambaran

sirkulasi dalam museum transportasi

Gambar 2.2.18 Pameran Luar Ruang Sumber : Data Pribadi

(31)

Dalam hal ini sirkulasi museum transportasi belum maksimal terdapat 2

enterance namun enterance yang utama terdapat di tengah sehingga pengunjung

jika ingin melihat seluruh isi dari pameran harus berputar-putar dalam ruangan

sehingga fokus terhadap benda yang dipamerkan sangat kurang karena aktifitas

yang bertumpuk.

2.2.2. Museum Angkut

Museum angkut malang adalah museum alat angkut terbesar di indonesia saat

ini karena banyaknya koleksi kendaraan atau alat angkut yang bersejarah.

dengan luas area sekitar 3,8 hektar yang berisi perkembangan berbagai macam

alat angkut dari seluruh penjuru dunia mulai dari yang tradisional hingga

modern, yang tidak bermesin hingga yang bermesin. Terkemas menarik dengan

paduan koleksi dan latar belakang kota-kota asal alat angkut sehingga

melahirkan sebuah mahakarya Museum. Museum ini terletak di Jl. Terusan

Sultan Agung No. 2, Kota Batu, Batu, Jawa Timur, indonesia. Gambar 2.2.20

(32)

museum angkut berada dalam lokasi wisata batu malang dan berdekatan dengan

wisata lainnya seperti terlihat pada gambar di atas terdapat beberapa kawasan

wisata yang berdekatan dengan museum angkut seperti jawa timur park, eco

green park, museum satwa jatim park 2.

Koleksi pemeran dalam museum ini di bagi ke dalam beberapa zona antara lain :

Zona Hall Utama

Ruangan ini adalah ruangan pertama yang akan dikunjungi setelah melewati garis Entrance oleh pengunjung. Diruangan ini terdapat berbagai koleksi alat angkut dari berbagai negara dan berbagai masa yang didukung dengan hiasan lampu sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan elegan.

lokasi

Gambar 2.2.21 Lokasi Museum Angkut

(33)

Zona Edukasi

Sesuai misi visi Jawa Timur Park Group sebagai penggagas Wisata Edukasi, di

zona seluas 900 m2 ini dapatkan informasi tentang sejarah berbagai angkutan

dari masa ke masa baik di Indonesia maupun di dunia. Temukan cara baru belajar

tentang angkutan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.

Gambar 2.2.24 Zona Hall Utama Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.23 Zona Hall Utama Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.25 Zona Hall Utama Sumber : Data Pribadi

(34)

Zona Sunda Kelapa & Batavia

Zona ini menampilkan Jakarta tempo dulu saat menjadi pelabuhan

terkenal di jaman Belanda dan Kawasan bernuansa Batavia, tiruan menara

Syahbandar dan berbagai jenis angkutan didalamnya.

Gambar 2.2.29 Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.31 Zona Sunda Kelapa Dan Batavia

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.30 Zona Sunda Kelapa Dan Batavia

(35)

Zona Gangster Town & Broadway Street

Zona ini sebagai zona gangster tersohor di tahun 1970an beraksi dan siap

membawa anda terlibat didunia gangster. Broadway street yang menjadi tempat

impian para artis tersohor dunia ditampilkan bersama dengan berbagai model

angkutan didalamnya.

Gambar 2.2.34

Zona Gangster Town dan Broadway Street Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.33

Zona Gangster Town dan Broadway Street Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.35

Zona Gangster Town dan Broadway Street Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.32

(36)

Zona Eropa

Italy, Perancis, Jerman, dan London yang merupakan kota tersohor di eropa

disajikan dalam nuansa malam dipadu dengan berbagai angkutan dari Eropa

yang melengkapi situasi kota.

Zona Istana Buckingham

Inggris sebagai Negara Kerajaan paling tersohor di dunia dan terbukti

menghasilkan berbagai angkutan berkelas seperti Blackburn, Triumph,

Matchless, Royal Enfield, Raligh, Fillir, Francis Barnett, Austin, Mini Cooper, Rolls

Royce, dll kami hadirkan di sini. juga terdapat mobil LandRover yang pernah

digunakan oleh Queen Elizabeth saat parade di Australia lengkap dengan situasi

Kota London di malam hari dan kemegahan Istana Buckingham.

(37)

Zona Las Vegas

Nuansa Amerika yang sangat kental dalam zona ini dengan dukungan dari kendaraan

mewah asal amerika namun zona ini tidak sebesar zona lainnya karena hanya berupa

koridor.

Sumber : Data Pribadi

(38)

Zona Hollywood

Pada zona ini terdapat berbagai mobil yang dipakai dalam film Hollywood yang

terkenal seperti james bound, fast and furious, ghost rider dan artis-artis hollywood

yang melegenda seperti Marilyn monroe ada pula patung raksasa hulk yang sedang

mengamuk di tengah-tengah zona ini.

Gambar 2.2.48 Zona Hollywood Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.46 Zona Hollywood Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.2.49 Zona Hollywood Sumber : Data Pribadi

(39)

Zona Pasar Apung

Berbagai souvenir dan merchandise Museum Angkut serta oleh- oleh khas

Nusantara ada disini. Makanan khas tradisional turut meramaikan suasana pasar

tempo dulu dan nuansa pasar apung. Berbagai kerajinan dan lukisan gaya

seniman Kota Batu seperti seni batik, lukis, ukir, karikatur, dan lain-lain dapat

dipelajari sekaligus berinteraksi langsung dengan para seniman dan membawa

hasil karya seni tersebut pulang. Dan di zona ini dapat merasakan menaiki perahu

tradisional dengan kayuh manual.

(40)

 Sirkulasi

Museum angkut memiliki konsep sirkulasi mengalir atau menerus

sehingga memudahkan wisatawan untuk mengakses semua wahana atau

pameran yang disajikan dalam museum ini. Fasilitas yang terdapat dalam

museum ini juga cukup lengkap ramah terhadap kaum difable, terdapat toilet

khusus kaum difable dan kursi roda yang disediakan untuk menjelajahi

museum bagi kaum difable.

 Aktifitas

Aktifitas museum cukup ramai walau di hari biasa namun jika di hari libur

atau akhir pekan museum ini sangat ramai di kunjungi baik wisatawan lokal

dari kota sekitar museum atau dari luar kota tersebut. Aktifitas dalam museum

selain hanya melihat pameran dan merasakan wahana yang terdapat dalam

museum, museum juga setiap akhir pekan selalu mengadakan parade

arak-arakan menggunakan mobil-mobil yang di pamerkan dalam museum tersebut

seperti pada gambar di bawah ini

Selain itu pengunjung dapat menyewa jasa fotografer profesional yang

sudah disediakan oleh pihak pengelola museum untuk hanya sekedar berfoto

(41)

dengan alat angkut atau bahkan untuk keperluan pernikahan dengan Harga

yang telah di tentukan.

 Kualitas museum

Dari segi kualitas baik itu keamanan dan kenyamanan museum ini sudah

sangat baik, penataan zona dalam museum ini sangat nyaman untuk

pengunjung gunakan

 Aspek sosial

tempat wisata seperti museum merupakan tempat umum yang dapat semua

kalangan masyarakat mauki, namun dengan persyaratan tertentu seperti

membeli tiket dan sebagainya. Untuk memasuki museum angkut dikenakan

biaya sebesar Rp. 50.000, 00 untuk hari senin hingga kamis dan Rp 80.000

untuk hari jumat hingga minggu, harga tersebut relatif seimbang dengan

pameran yang di suguhkan dalam museum tersebut.

2.3. Ringkasan Program Ruang Dari Hasil Studi banding

Berikut adalah beberapa program ruang kegiatan atau alur aktifitas yang

ada di dalam museum. Bentuk kegiatan yang menjadi pertimbangan adalah dari

para pengunjung dan pengelola museum. Dari alur aktifitas dan program

kegiatan dapat menunjukan gambaran ruang-ruang seperti apa nantinya akan

(42)

Alur Aktifitas Pengelola

Alur Aktifitas Pengunjung

Gambar 2.3.1

(43)

2.4. Pembagian Ruang Terhadap Zona

Gambar 2.34.2.3.1 Pembagian Ruang Terhadap Zona

(44)

2.5. Diagram Matrik Kedekatan Ruang

Gambar 2.5.1

(45)

3.1. Deskripsi Proyek

Proyek perencanaan Museum Otomotif Indonesia yang dirancang untuk

meningkatkan kualitas kota Bandung bagian timur. Berdasarkan

tempatnya museum ini setengah menempati lahan kosong dan sisanya

pembebasan lahan bengkel toyota yang terletak di Jl. Soekarno-Hatta ,

kec Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Luas Lahan : 34. 064 m2

KDB : 50 %

KLB : 1,5

GSB : 22 m

KDH : 25 %

Sumber Dana : Pemerintah dan Bekerjasama dengan Swasta

Sifat Proyek : Fiktif

3.2. Pengertian Tema

Di dalam kehidupan manusia tentu tidak akan lepas dari suatu hal

yang telah berlalu, masa lalu, sejarah (Past). Setiap manusia pasti

memiliki sejarah. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan

yang dijalani untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang, dengan

kejadian masa lalu manusia senantiasa belajar dari kesalahan yang

dibuatnya di masa lalu dan kemungkinan dapat diperbaikai di masa yang

akan datang(Future).

Pemilihan konsep mengalir yang berkaitan dengan museum

(46)

perancangan. Tema yang di angkat pada perancangan adalah “Past to future”. Masa lalu menuju masa yang akan datang tema tersebut sangat

berkaitan dengan citra museum, museum adalah tempat belajar sejarah

untuk perkembangan bangsa yang lebih baik lagi di masa yang akan

datang.

Past artinya masa lalu, bekas, lewat, yang telah berlalu.

Past selalu berkaitan dengan sejarah Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “syajaratun”

(dibaca” syajarah), yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian “pohon kayu” disini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan/pertumbuhan tentang sesuatu hal

(peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Selain

itu ada pula peneliti yang menganggap bahwa arti kata

“syajarah” tidak sama dengan kata“sejarah”, sebab sejarah

bukan hanya bermakna sebagai “pohon keluarga” atau

asal-usul atau silsilah. Walaupun demikian diakui bahwa ada

hubungan antara kata “syajarah” dengan kata “sejarah”,

seseorang yang mempelajari sejarah tertentu berkaitan

dengan cerita, silsilah, riwayat dan asal-usul tentang

seseorang atau kejadian (Sjamsuddin, 1996: 2). Dengan demikian pengertian “sejarah” yang dipahami sekarang ini dari alih bahasa Inggeris yakni “history”, yang bersumber dari bahasa Yunani Kuno “historia” (dibaca “istoria”) yang berarti “belajar dengan cara bertanya-tanya”. Kata “historia” ini diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala

(terutama hal ikhwal manusia) dalam urutan kronologis

(47)
(48)

4.1. Peraturan Pemerintah (RTRW)

4.1.1. Peruntukan Lahan

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung lokasi tapak

masuk dalam kawasan pendidikan dan jasa hal tersebut senada dengan fungsi

museum yaitu pendidikan

4.1.2. Garis Sepadan Bangunan

Untuk aturan sepadan bangunan, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Bandung 2011 – 2031 adalah sebaga berikut :

Lokasi

Gambar 4.1.1

(49)

Menurut Tabel di atas GSB minimum mempertimbangkan aspek keselamatan

dan perlindungan atas kebisingan; atau GSB minimum = ½ x lebar rumija ( ruang milik

jalan ). Total lebar rumija jalan soekarno-hatta adalah 45 m x ½ = 22,5 meter.

4.2. Analisis Kawasan

Pemilihan lokasi mempertimbangkan banyak hal salah satunya adalah tentang

kepadatan aktifitas di dalam kota yang tidak merata. Aktifitas kota Bandung untuk saat

ini yang banyak dipadati baik oleh rutinitas harian kota atau pun aktifitas wisata dalam

kota. Ketidak merataan aktifitas tersebut berdampak pada Kota Bandung itu sendiri,

contohnya jalan-jalan pusat kota yang telah dipadati oleh kendaraan bermotor sehingga

kepadatan atau kemacetan sering timbul. Atas dasar ketidak merataan tersebut pilihan

yang tersisa adalah mengarah pada kota Bandung bagian timur. hal tersebut

dikarenakan kota Bandung bagian timur jarang didatangi oleh wisatawan hanya

sebagai tempat persinggahan wisatawan yang datang dari luar kota Bandung, Sehingga

kepadatan kendaraan jarang terjadi karena memiliki lebar jalan yang cukup untuk

nenampung ribu kendaraan setiap harinya. Gambar 4.1.2

(50)

 Penunjang Area Kawasan sekitar Tapak radius 5 km

Gambar 4.2.1

Gambar satelit Kota Bndung bagian timur Sumber : google maps

Gambar 4.2.2

(51)

 POLDA JABAR

Site bersebelahan dengan kantor polisi POLDA JABAR maka site dapat

terawasi langsung oleh petugas kepolisian tersebut. selain itu polisi dapat

langsung memberi penyuluhan terhadap siswa yang menggunakan sarana

taman lalu lintas yang ada dalam tapak.

 Mall

Metro Trade Centre adalah Mall yang paling dekat dengan site karena berjarak

5 km. mall adalah salah satu daya tarik wisata untuk sebuah wilayah.

 Rumah Sakit

Terdapat 2 Rumah sakit dalam radius 5 km yaitu :

Rumah Sakit Ujung Berung dan Rumah Sakit Al-Islam jika terjadi insiden yang

tidak diinginkan terjadi di dalam site maka dapat dengan cepat korban di larikan

ke rumah sakit.

 Perumahan

Dalam radius 5 km banyak perumahan dan permukiman warga antara lain:

Margahayu Raya, Pinus regensi, Riung Bandung Permai, Bumi Panyileukan,

Geriya Campaka Arum, Bumi Adipura dan lainnya sebagainya.

 Stadion GBLA (Gelora Bandung Lautan Api)

Stadion bertaraf internasional ini berada sangat dekat dengan lokasi site yaitu

berjarak kurang lebih 2,5 km daya tarik yang luar biasa saat pertandingan dapat

berpengaruh besar terhadap tapak untuk lebih dikenal.

 Isu-Isu yang Berkembang

Berikut ini beberapa penjabaran tentang isu-isu yang berkembang di kawasan

(52)

Bandung Teknopolis Gedebage

adalah upaya pemerintah untuk mengembangkan suatu wilayah kota menjadi

lebih baik lagi. Rencana teknopolis seluar 800 Ha direncanakan sebagai white

collar city, yaitu tempat riset dan berkumpulnya perusahaan global yang

mencakup empat bisnis digital media, biopolis, kreatid, dan science Gambar 4.2.3

Gambaran Isu-isu yang berkembang diarea kawasan tapak Sumber : Data Pribadi

(53)

Pemerintahan Pindah Ke Gede Bage

Rencana tersebut tertuang dalam butir Rencana Pembangunan Jangaka

Menengah Daerah (RPJMD) kora bandung 2014 - 2018. pemindahan balai kota

tersebut dilakukan demi mengurai kemacetan yang kerap terjadi di pusat kota

bandung.

Gambar 4.2.5

(54)

Pembukaan Gerbang Tol Gedebage

Rencana tersebut tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW )

2011-2031.

Dibangunnya Monorel

Rencana tersebut telah ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat dan Walikota

Bandung pada tahun 2014.

4.2.1. Analisis Tapak

 Aksesbilitas : aksesbilitas menuju kawasan terbilang sangat mudah

karena berada pada jalan utama kota Bandung yaitu Soekarno-Hatta.

Jika dari arah pusat kota bandung dapat di tempuh melalui jalan

Soekarno-Hatta dan Jalan A. H. Nasution menuju ke Gede Bage. Jika dari

Jakarta ada dua alternatif pilihan jalan yaitu dapat keluar dari pintu tol

cileunyi - kearah cibiru – jl Soekarno Hatta Gede Bage. Dan dapat juga

keluar melalui pintu tol Buah Batu menuju Jalan Soekarno Hatta lalu ke

arah Gede Bage.

Gambar 4.2.6

(55)

 Kebisingan dan Orientasi

Kebisingan terbesar yaitu berasal dari jalan Soekarno Hatta di mana

jalan tersebut adalah jalan utama yang menghubungkan kota Bandung

dengan Kabupaten Bandung timur, di mana jalan tersebut gunakan

untuk berangkat bekerja, sekolah dan lainnya. dalam Orientasi

disesuaikan dengan keadaan tapak yaitu berorientasi terhadap jalan

Soekarno Hatta sebagai jalan utama yang berada di kawasan tapak.

 Cahaya Matahari

Tapak sebagian besar menghadap kearah barat dan timur. sehingga

sangat berpengaruh terhadap desain bangunan yang dibuat baik itu

penempatan bukaan yang benar atau dengan cara-cara desain yaitu

penggunaan sun shading atau penghalau cahaya matahari yang

berlebih masuk ke dalam bangunan.

 View

Bagian yang paling baik dalam tapak adalah mengarah kearah selatan

karena terdapat sawah yang dapat dijadikan sumber pemandangan

bagi tapak dengan menggunakan desain bangunan yang baik.

 Vegetasi

Di dalam tapak Tumbuhan yang tumbuh hanya rumput liar tidak

terdapat pohon, vegetasi berupa pohon hanya terdapat di bagian jalan

Soekarno hatta

4.2.2. Analisis Lingkungan

 Lahan

Tanah yang berada di dalam tapak yaitu berupa tanah urugan yang telah lama

(56)

 Kondisi Sekitar

kondisi sekitar tapak sangat beragam karena berada dalam lahan perkotaan

yang cenderung memiliki profesi yang berbeda-beda. Sebelah timur tapak

merupakan perumahan taman cipadung indah, Sebelah barat berupa kantor

POLDA JABAR, sebelah selatan berupa lahan persawahan, dan sebelah utara

berupa pabrik industri dan bengkel.

4.3. Program Ruang

Kebutuhan ruang yang dibutuhkan dalam perancangan kawasan. Pembagian

menurut derajat kepentingan dan indikator pengguna terhadap setiap ruang yang ada. Gambar 4.2.8

Sebelah timur tapak Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.2.7

Sebelah Barat Tapak Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.2.10

Sebelah utara tapak Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.2.9

(57)

Karena terdapat kebutuhan ruang yang hanya bisa diakses oleh beberapa dan jenis

kelamin tertentu. Ruang yang dibutuhkan meliputi kebutuhan dari bangunan utama dan

bangunan utilitas. Luas seluruh area adalah 34. 064 m2 dan KDB kawasan sebesar

50% sehingga luas lantai dasar maksimal seluas 17. 032 m2.

Berikut rincian bangunan baru yang diisukan untuk memenuhi kebutuhan dalam

perancangan museum otomotif indonesia.

(58)
(59)

5.1. Konsep Dasar

Konsep dasar museum otomotif indonesia adalah bagaimana menghadirkan

sebuah ide, yang dapat meimplementaikan gagasan tema kedalam rancangan dengan

berbagai konsep rancangan yang tetap berhubungan dengan Past to Future. Serta

bagaimana cara menengahi antara past dan Future dengan desain. Konsep ini meliputi

bagaimana suasana kawasan pembelajaran yang bertemakan masa lalu dan masa

depan dengan memperhatikan alur sirkulasi yang mengalir sehingga para pengunjung

dapat merasakan keteraturan dalam kawasan museum.

Kawasan museum ini memiliki fungsi edukasi secara interktif dengan

penggabungan antara masa lalu dan masa depan yang disuguhkan secara modern.

Diharapkan pengunjung nantinya akan memahami tentang perkembangan teknologi di

bidang otomotif yang sangat cepat, dan mampu mengambil sebuah ide untuk

perkembangan teknologi yang lebih baik di masa yang akan datang bagi bangsa ini.

5.2. Rencana Tapak

5.2.1. Pemintakatan (Zoning)

Pembagian zona pada tapak didasari oleh jenis kegiatan dan derajat

kepentingan pada masing-masing zona. Meliputi adanya keterkaitan antar satu zona

(60)

5.2.2. Gubahan masa

Konsep gubahan masa bangunan bahwa orientasi masa bangunan

mengacu terhadap desain ruang luar. di mana ruang luar tersebut adalah

implementasi dari tema yaitu Past yang berada di belakang dan Future yang

berada di depan sehingga memiliki bentuk yang dinamis. Selain itu masa

bangunan memiliki filosofi, untuk menjembatani antara past dan future tersebut.

Gambar 5.2.1

(61)

5.2.3. Sirkulasi dan parkir

Konsep sirkulasi yaitu mengalir, pengunjung diarahkan untuk selalu pada

jalurnya sehingga tidak terdapat croos sirkulasi yang dapat mengganggu pengunjung

yang sedang melihat pameran atau sedang menggunakan wahana yang disediakan.

Fasilitas pendukung konsep ini juga sangat ramah terhadap kaum difabel seperti

tersedianya ramp untuk perbedaan ketinggian lantai, penggunaan eskalator yang landai

untuk memudahkan dan lain sebagainya.

Area parkir terbagi menjadi 4 bagian yaitu : parkir khusus pengelola, parkir

khusus mobil besar, parkir dalam basemen, dan parkir out door. Pada parkir pengunjung

dibedakan menjadi dua, bilamana parkir basemen yang menjadi parkir utama penuh

maka akan dilemparkan ke luar basemen. Berikut adalah gambaran sirkulasi dalam

tapak

Gambar 5.2.2

(62)

5.2.4. Utilitas

- Air bersih

Utilitas dalam kawasan mengenai air bersih memprioritaskan penggunaan air

dari PDAM yang ditampung kedalam tank besar yang ditempatkan di basemen. selain

itu terdapat pula sumur bor jika air dari PDAM kurang. Air dipompakan ke atas dan di

masukan kedalam toren atas untuk disalurkan kedalam bangunan dan keluar bangunan

yang membutuhkan. Untuk pencegahan kebakaran maka terdapat hidran di 2 sudut

tapak untuk mempermudah proses pemadaman dari luar bangunan.

Gambar 5.2.4

Sirkulasi kendaraan dalam tapak Sumber : data pribadi

Gambar 5.2.3

(63)

- Listrik

Penggunaan listrik dalam tapak bersumber dari PLN ( Perusahaan

Listrik Negara ) namun jika terjadi pemadaman maka terdapat genset

sebagai cadangan sewaktu dibutuhkan. Penyimpanan genset ditempatkan

di dalam basemen 5 untuk, sehingga kebisingan tidak terdengar keluar

bangunan utama. Penggunan listrik diarea tapak hanya sebatas lampu,

payung hidrolik, stop kontak, lift barang hidrolik. Penempatan lampu dan

jalur listrik dapat di lihat dalam gambar berikut ini ;

Gambar 5.2.5

(64)

5.3. Konsep Bangunan

5.3.1. Bentuk Bangunan

Konsep bentuk bangunan menggunakan bentuk metafora dari sebuah aliran

angin pada kendaraan. Kendaraan dibuat aergonomis supaya dapat membelah angin

dan kendaraan dapat melaju tanpa beban angin yang menahannya. Begitu pula

bangunan yang dibentuk dinamis untuk memberikan kesan yang elegan dan modern,

tidak memberikan kesan jadul seperti yang terjadi pada museum pada umumnya di

Indonesia. Berikut gambaran hasil metafora.

Gambar 5.2.6

(65)

5.3.2. Konsep Fasad

Fasad bangunan dibuat moden, dengan banyak bukaan pada fasad dan

penggunaan material kaca akan membuat area dalam bangunan panas.

Penambahan sun shading pada bukaan yang lebar untuk menghalau sinar

matahari yang berlebih masuk kedalam bangunan, dan dapat membuat

bangunan tidak panas

Gambar 5.3.1

(66)

Gambar 5.3.2

(67)

6.1. Peta Situasi

Gambar 6.1.2 Gambar 6.1.1

(68)

6.2. Gambar gambar perancangan

6.2.1. Tampak site

Gambar 6.2.1

Gambar tampak site depan

Gambar 6.2.2

Gambar tampak site belakang

Gambar 6.2.3

Gambar tampak site kanan

Gambar 6.2.4

(69)

6.2.2. Bangunan Utama

Gambar 6.2.5

Gambar denah lantai 1

Gambar 6.2.6

(70)

Gambar 6.2.7

Gambar potongan bangunan

Gambar 6.2.8

Gambar tampak samping

Gambar 6.2.9

(71)

6.2.3. Bangunan Show off dan Basement

Gambar 6.2.11

Gambar denah show off dan basement

(72)

Gambar 6.2.12

Gambar tampak depan bangunan show off

Gambar 6.2.13

Gambar tampak samping kanan bangunan show off

Gambar 6.2.14

(73)

Gambar 6.2.15

Gambar Potongan Basement A-A

Gambar 6.2.16

(74)

Gambar 6.2.19

Perspektif Suasana area Main Enterance 6.2.4. Gambar Perspektif Eksterior

Gambar 6.2.17

Perspektif suasana Show Off

Gambar 6.2.18

(75)

Gambar 6.2.20

perspektif suasana taman lalu lintas

Gambar 6.2.21

(76)

6.2.5. gambar perspektif interior

Gambar 6.2.23

perspektif suasana ruang film

Gambar 6.2.22

perspektif suasana Exhibition 1

Gambar 6.2.24

(77)

Gambar 6.2.26

Perspektif suasana area kolam

Gambar 6.2.25

(78)

6.2.6. Foto- foto maket

Gambar 6.2.27

Maket view 1

Gambar 6.2.28

(79)

Gambar 6.2.29

Maket view 3

Gambar 6.2.30

(80)

Tema

PAST TO FUTURE

LAPORAN PERANCANGAN

AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER X TAHUN 2014/2015

Sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

AGUNG PUTRA PRATAMA

104 10 002

JURUSAN TEKNK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(81)

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... xi

1.3 Masalah Perancangan ... 3

1.4 Pendekatan Perancangan ... 3

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan ... 3

1.6 Kerangka Berfikir ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II STUDI LITERATUR DAN STUDI BANDING 2.1 Studi Litelatur Tentang Museum Otomotif Indonesia ... 7

2.1.1 Pengertian Museum ... 7

2.1.1.1 Jenis – Jenis Museum ... 7

2.1.1.2 Tata Cara Penyajian Koleksi Museum ... 8

2.1.1.3 Metode Pameran ... 9

2.1.2 Pengertian Otomotif ... 12

2.1.3 Pengertian Ruang ... 12

2.1.3.1 Jenis Ruang ... 12

2.1.3.2 Unsur Pembaentuk Ruang... 13

2.1.3.3 Karakteristik Ruang ... 19

2.2 Studi Banding ... 22

2.2.1 Museum Transportasi TMII ... 22

(82)

2.5 Diagram Matrik Kedekatan Ruang ... 40

BAB III DESKRIPSI PROYEK DAN ELABORASI TEMA 3.1 Deskripsi Proyek ... 41

3.2 Pengertian Tema ... 41

BAB VI DATA DAN ANALISA 4.1 Peraturan Pemerintah (RTRW) ... 44

4.1.1 Peruntukan Lahan ... 44

4.1.2 Garis Sepadan Bangunan ... 44

4.2 Analisis Kawasan ... 45

4.2.1 Analisis Tapak ... 50

4.2.2 Analisis Lingkungan ... 52

4.3 Program Ruang ... 53

BAB V Konsep Perancangan 5.1 Konsep Dasar ... 55

5.2 Rencana Tapak ... 55

5.2.1 Pemintaktan(Zoning) ... 55

5.2.2 Gubahan Massa ... 56

5.2.3 Sirkulasi dan Parkir ... 57

5.2.4 Utilitas ... 58

5.3 Konsep Bangunan ... 60

5.3.1 Bentuk Bangunan ... 60

5.3.2 Konsep Fasad... 61

BAB VI Hasil Perancangan 6.1 Peta Situasi ... 63

6.2 Gambar-gambar perancangan ... 64

6.2.1 Tampak site ... 64

6.2.2 Bangunan Utama ... 65

6.2.3 Bagnunan show off dan basement ... 67

6.2.4 GambarPerspektif eksterior ... 70

(83)

DAFTAR PUSTAKA

(84)

Gambar 2.1.1 Bidang Dasar yang Dinaikan ... 14

Gambar 2.1.2 Bidang Dasar yang Diturunkan ... 14

Gambar 2.1.3 Bidang Dasar Atas... 15

Gambar 2.1.4 Bidang Dasar Atas... 16

Gambar 2.1.5 Unsur Vertikal Ruang ... 16

Gambar 2.1.6 Bidang Vertikal Tunggal ... 17

Gambar 2.1.7 Bidang Berbentuk L ... 17

Gambar 2.1.8 Bidang – Bidang dasar ... 18

Gambar 2.1.9 Bidang Berbentuk U ... 18

Gambar 2.1.10 Empat Bidang Terttutup ... 19

Gambar 2.2.1 Museum Transportasi TMII ... 21

Gambar 2.2.2 Anjungan Pusat ... 22

Gambar 2.2.3 Anjungan Pusat ... 22

Gambar 2.2.4 Anjungan Pusat ... 22

Gambar 2.2.5 Anjungan Pusat ... 22

Gambar 2.2.6 Anjungan Darat ... 23

Gambar 2.2.7 Anjungan Darat ... 23

Gambar 2.2.8 Anjungan Darat ... 23

Gambar 2.2.9 Anjungan Darat ... 23

Gambar 2.2.10 Anjungan Laut ... 24

Gambar 2.2.11 Anjungan Laut ... 24

Gambar 2.2.12 Anjungan Laut ... 24

Gambar 2.2.13 Anjungan Laut ... 24

Gambar 2.2.14 Anjungan Udara ... 25

Gambar 2.2.15 Anjungan Udara ... 25

Gambar 2.2.16 Pameran Luar Ruang ... 25

Gambar 2.2.17 Pameran Luar Ruang ... 25

Gambar 2.2.18 Pameran Luar Ruang ... 26

Gambar 2.2.19 Pameran Luar Ruang ... 26

Gambar 2.2.20 Denah Sirkulasi Dalam Museum Transportasi ... 27

(85)

Gambar 2.2.24 Zona Hall Utama... 29

Gambar 2.2.25 Zona Hall Utama... 29

Gambar 2.2.26 Zona Edukasi ... 30

Gambar 2.2.27 Zona Edukasi ... 30

Gambar 2.2.28 Zona Edukasi ... 30

Gambar 2.2.29 Zona Edukasi ... 30

Gambar 2.2.30 Zona Sunda Kalapa & Batavia ... 30

Gambar 2.2.31 Zona Sunda Kalapa & Batavia ... 30

Gambar 2.2.32 Zona Gangster Town & Brodway street... 30

Gambar 2.2.33 Zona Gangster Town & Brodway street ... 31

Gambar 2.2.34 Zona Gangster Town & Brodway street ... 31

Gambar 2.2.35 Zona Gangster Town & Brodway street ... 31

Gambar 2.2.36 Zona Eropa ... 32

Gambar 2.2.37 Zona Eropa ... 32

Gambar 2.2.38 Zona Eropa ... 32

Gambar 2.2.39 Zona Eropa ... 32

Gambar 2.2.40 Zona Istana Buckingham ... 33

Gambar 2.2.41 Zona Istana Buckingham ... 33

Gambar 2.2.42 Zona Istana Buckingham ... 33

Gambar 2.2.43 Zona Istana Buckingham ... 33

Gambar 2.2.44 Zona Las Vegas ... 33

Gambar 2.2.45 Zona Las Vegas ... 33

Gambar 2.2.46 Zona Hollywood ... 34

Gambar 2.2.47 Zona Hollywood ... 34

Gambar 2.2.48 Zona Hollywood ... 34

Gambar 2.2.49 Zona Hollywood ... 34

Gambar 2.2.50 Zona Pasar Apung ... 35

Gambar 2.2.51 Zona Pasar Apung ... 35

Gambar 2.2.52 Zona Pasar Apung ... 35

Gambar 2.2.53 Zona Pasar Apung ... 35

(86)

Gambar 2.5.1 Diagram Matriks Kedekatan Ruang ... 40

Gambar 4.1.1 Peta Rencana Pola Ruang ... 44

Gambar 4.1.2 Tabel Rencana Tata Wilayah Lingkungan ... 45

Gambar 4.2.3 Gambar Satelit Kota Bandung Bagian Timur ... 46

Gambar 4.2.4 Gambar Isu-isu yang Berkembang Diarea Kawasan Tapak ... 48

Gambar 4.2.5 Rencana Pemerintah Bandung Pindah ... 49

Gambar 4.2.6 Gambar Satelit Kota Bandung Bagian Timur ... 50

Gambar 4.2.7 Sebelah Barat Tapak ... 52

Gambar 4.2.8 Sebelah Timur Tapak ... 52

Gambar 4.2.9 Sebelah Selatan Tapak ... 52

Gambar 4.2.10 Sebelah Utara Tapak... 52

Gambar 5.2.1 Gambar Pemintakatan (Zoning) ... 56

Gambar 5.2.2 Konsep Gubahan Massa ... 57

Gambar 5.2.3 Sirkulasi Manusia Dalam Tapak dan Bangunan ... 58

Gambar 5.2.4 Sirkulasi Kendaraan Dalam Tapak ... 58

Gambar 5.2.5 Gambar Alur Air Dalam Kawasan Tapak ... 59

Gambar 5.2.6 Gambar Penempatan Lampu dan Alur Listrik ... 60

Gambar 5.3.1 Gambar Metafora Bentuk Bangunan ... 61

Gambar 5.3.2 Gambar Fasad Bangunan yang Modern ... 62

Gambar 6.1.1 Gambar Blok Plan ... 63

Gambar 6.1.2 Gambar Blok Plan ... 63

Gambar 6.2.1 Gambar Tampak Site Depan ... 64

Gambar 6.2.2 Gambar Tampak Site Belakang ... 64

Gambar 6.2.3 Gambar Tampak Site Kanan ... 64

Gambar 6.2.4 Gambar Tampak Site Kiri ... 64

Gambar 6.2.5 Gambar Denah Lantai 1 ... 65

Gambar 6.2.6 Gambar Denah Lantai 2 ... 65

Gambar 6.2.7 Gambar Potongan Bangunan ... 66

Gambar 6.2.8 Gambar Tampak Samping ... 66

Gambar 6.2.9 Gambar Tampak Depan ... 66

(87)

Gambar 6.2.13 Gambar Tampak Depan Bangunan Show Off ... 68

Gambar 6.2.14 Gambar Tampak Depan Bangunan Show Off ... 68

Gambar 6.2.15 Gambar Potongan Basement A - A ... 69

Gambar 6.2.16 Gambar Potongan Basement A - A ... 69

Gambar 6.2.17 Perspektif Suasana Show Off ... 70

Gambar 6.2.18 Perspektif Suasana Area Pusat ... 70

Gambar 6.2.19 Perspektif Suasana Area Main Enterance ... 70

Gambar 6.2.20 Perspektif Suasana Taman Lalu Lintas ... 71

Gambar 6.2.21 Perspektif Suasana Remot Control ... 71

Gambar 6.2.22 Perspektif Suasana Exhibition 1 ... 72

Gambar 6.2.23 Perspektif Suasana Ruang Film ... 72

Gambar 6.2.24 Perspektif Suasana Ruang Duduk ... 72

Gambar 6.2.25 Perspektif Suasana Ruang Duduk ... 73

Gambar 6.2.26 Perspektif Suasana Area Kolam ... 73

Gambar 6.2.27 Maket View 1 ... 74

Gambar 6.2.28 Maket View 2 ... 74

Gambar 6.2.29 Maket View 3 ... 75

Gambar 6.2.30 Maket View 4 ... 75

(88)

Daftar Pustaka

- VEN, Cornelis van de. 1995 “Ruang Dalam Arsitektur” Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

- Carmona, matthew. 2003 “Public Places Urban Space” Oxford :

Architectural Press.

- Sutrada, I Nyoman dan Bambang Sampurno. 2010. Teknologi Otomotif.

Edisi kedua. Surabaya : Guna Widya.

- Sutaarga, Moh Amir. 1997 “Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan

Museum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jendral Kebudayaan Proyek Pembinaan Permuseuman.

- ICOM, 2004. Running a Museum : A Parctical Handbook, International

Council of Museum, UNESCO, France.

- D.K.Ching, Francis. 2000 Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya” edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

(89)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam

semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada

keluarganya, para sahabatnya, kepada umatnya hingga akhir jaman, amin.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik & Ilmu, Komputer Universitas

Komputer Indonesia. Skripsi ini diberi judul “Museum Otomotif Indonesia”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak, baik dari segi materi, semangat maupun masukan-masukan yang

sangat membangun. Pada kesempatan ini secara khusus penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Komputer Indonesia, Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, M.s

2. Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie.,

Ir., M.Sc.

3. Ketua Program Studi Teknik Arsitektur , Dr. Salmon Priaji Martana

4. Dosen pembimbing, Rahy Rachmawan Sukardi Ir., M.T. yang telah sabar

dalam membimbing penulis, memberi pengarahan dan masukan kepada

penulis dengan penuh perhatian.

5. Tri Widyanti Natalia, S.T. selaku dosen wali di Jurusan Teknik Arsitektur

6. Seluruh Dosen- Dosen Penguji

7. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Arsitektur yang telah memberikan

Ilmu dan pengetahuan kepada penulis dan pendidikan moral sebagai seorang

mahasiswa.

9. Kedua orangtua tercinta, p a p a h S u t a r n o , dan mamah Eny Budhi Rohani

serta adik tercinta Fajar Irawan yang selalu mendoakan penulis serta

(90)

penyusunan skripsi ini.

10.Untuk teman-teman Arsitektur angkatan 2010 dan angkatan lain Unikom

yang telah membantu dan selalu mendoakan.

11. Serta dari semua pihak yang yang telah membantu dan mendoakan

Dengan penuh rasa terima kasih, penulis berharap semoga segala

kebaikan-kebaikan mereka akan mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2015

(91)

1.4.1. Ruang Lingkup Perencanaan...4

1.4.2. Ruang Lingkup Studi...4

1.5. Kerangka Berpikir...5

1.6. Sistematika Pembahasan...6

BAB II DESKRIPSI PROJEK ...7

2.1. Data Projek...7

2.1.1. Data Umum...7

2.1.2. Batas Lahan...8

2.2. Definisi dan Program Kegiatan...8

2.3. Persyaratan Teknis...10

2.3.1 Pencahayaan dan Sudut Pandang Ruang Pamer...10

2.3.2 Penghawaan Ruangan Museum...13

2.3.3 Sirkulasi dan Penataan Ruang Pamer...14

(92)

Nicholas Louis Manurung – 104.10.014 vi

2.3.5 Persyaratan Ruang Lain...17

2.3.5.1. Perpustakaan...17

2.3.5.2. Auditorium...18

2.4. Studi Banding Museum Kontemporer...19

2.4.1. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta...19

2.4.2. Stedelijk Museum... ...21

2.4.3. Guggenheim Museum Bilbao...22

2.5. Kesimpulan Studi Banding...25

BAB III ELABORASI TEMA TRANSFORMASI REVERSAL...26

3.1. Pengertian Tema...26

3.2. Intepretasi Tema...27

3.3. Studi Banding Bangunan dengan Tema Transformasi Reversal...30

3.3.1. ITB Student Center...30

3.3.2. Centre Pompidou...31

3.4. Kesimpulan Studi Banding Bangunan dengan Tema Transformasi Reversal...32

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN...33

4.1. Tinjauan Umum...33

4.2. Analisis Kondisi dan Tapak Lingkungan...34

4.2.1. Lokasi...34

4.2.2. Konteks Lokasi...35

4.2.3. Data dan Analisis Tapak...35

4.3. Analisis Fungsional...40

4.3.1. Pola Sirkulasi Pengunjung...40

4.3.2. Pola Sirkulasi Pengelola...41

4.4. Pola Hubungan Fungsi...42

4.4.1. Pola Hubungan Fungsi Keseluruhan...42

4.4.2. Pola Alur Barang Koleksi...43

4.5. Kebutuhan Ruang...44

BAB V KONSEP PERANCANGAN...49

5.1. Konsep Dasar...49

5.2. Konsep Tapak...51

Gambar

Gambar  2.2.20
Gambar  2.2.21
Gambar  2.2.22
Gambar  2.2.29
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun, jika ada prosedur yang tidak bisa dikerjakan di dalam BSC maka prosedur tersebut dapat dikerjakan di luar BSC dengan melengkapi peralatan pengamanan personal,

Menurut Gonzales (2008) terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan karir siswa SMA antara lain kegiatan yang memiliki tujuan

Permainan anak yang baik adalah permainan yang memiliki fungsi edukasi untuk anak, termasuk permainan untuk anak empat dan lima tahun. Nilai-nilai edukasi untuk anak usia empat

Sifat kimia yang penting terhadap dinamika lahan gambut adalah ketersedian unsur hara yang rendah atau miskin hara dan kandungan asam-asam organik yang tinggi

Dalam jurnal ini, peneliti menuliskan tentang penggunaan instagram sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa arab maharah kalam

Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan

2dapun tujuan penggunaan larutan flourida dan larutan arsenat pada perlakuan ini yaitu untuk melihat pengaruh inhibitor terhadap proses glikolisis sel ragi dan tujuan

Terdapat empat alasan pentingnya penerapan manajemen rantai pasok pada produk hortikultura dan hasil ternak unggas pada era new normal : (a) produk hortikultura dan unggas