Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Penilaian
Kehadiran & kedisiplinan = 10%
UTS= 30%
UAS (Proposal Penelitian dan Presentasi)= 40%
Tugas = 20%
Buku
Faisal, S.2003. Format-format Penelitian Sosial. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Grasindo.Jakarta.
Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.
Nazir, M.1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sedarmayanti dan S Hidayat. 2002. Metode Penelitan. Mandar Maju.Bandung.
Daftar Materi
1. Metodologi dan jenis penelitian
2. Garis-garis besar dalam penulisan proposal penelitian
3. Konseptualisasi masalah penelitian dan kerangka teori
4. Desain penelitian
5. Hipotesis
6. Sampling
Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 1.
Metodologi dan Jenis Penelitian
Manusia selalu ingin tahuÆ bertanyaÆ kebenaran
Kriteria kebenaran
1. Teori koherensi : sesuatu dianggap benar bila koheren (konsisten) dengan
pengetahuan yang terlebih dahulu ada dan sudah dibuktikan kebenarannya.
Æ deduktif
pengetahuan yang benar pengetahuan benar?
kebenarannya sudah dibuktikan pengetahuan ini benar bila
konsisten dengan
pengetahuan yang sudah ada
2. Teori korespondensi (Theory of corespondence), sesuatu disebut benar jika dia
mempunyai hubungan dengan sesuatu kenyataan yang memang benar. Teori
ini didasarkan pada data (fakta) empiris Æ benar, bila ada fakta dia benar.
3. Teori pragmatis, secara praktis telah benar. Ukurannya sifat praktisnya.
Metodologi Penelitian
Pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode kelebihan dan
Metode Penelitian
Teknis tentang metodenya. Prosedur atau cara mengetahui sesuatu denga langkah
sistematis.
Langkah sistematis metode penelitian
1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2. menyusun kerangka pikir
3. merumuskan hipotesis
4. menguji hipotesis
5. melakukan pembahasan
6. membuat kesimpulan
Jenis Penelitian
Dilihat dari Tujuan
Pendapat ahli I Pendapat ahli II Pendapat ahli III
a) murni a) eksplanatoris a) eksploratif
b) terapan b) deskriptif b) pengembangan
c) eksperimental c) verifikasi
Dilihat dari Pendekatan
Pendapat ahli I Pendapat ahli II
a) survai a) longitudinal
b) ex post kausal komparatif b) cross sectional
c) eksperimen
d) naturalistik (kualitatif)
e) policy research
f) action research
g) evaluation research
Dilihat dari tingkat eksplanasi
a) deskriptif
b) komparatif
c) asosiatif
Dilihat dari jenis data
a) kuantitatif
b) kualitatif
c) campuran
Dilihat dari disain
a) survai
b) studi kasus
c) eksperimen
Dilihat dari bidang ilmu (sebutkan!)
Dilihat dari tempat/lokasi
a) laboratorium
b) perpustakaan
c) lapangan
Penelitian murni (grounded research)
Metode penelitian yang mendasarkan diri pada fakta, dan menggunakan analisis
perbandingan. Bertujuan mengadakan genaralisasi empiris, menetapkan konsep,
Penelitian terapan (applied research)
Penelitian yang hati-hati, sistematis, terus menerus. Tidak merupakan penemuan
baru tetapi aplikasi baru dari penelitian yang ada.
Penelitian/ metode deskriptif
Metode pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem,
atau peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian/metode eksperimental
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain dengan kontrol yang ketat.
Penelitian eksploratif
Penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu.
Penelitian pengembangan
Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan
terhadap suatu sistem.
Penelitian survai
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari
diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distribusi dan hubungan antar variabel.
Penelitian ex post faktor kausal komparatif
Merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi
kemudian, berdasarkan data masa lalu, untuk menemukan faktor atau menentukan
kemungkinan sebab atas peristiwa yang diteliti.
Penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data gabungan, data yang dihasilkan
deskriptif. Analisis data dilakukan secara induktif. Hasil ditekankan pada makna.
Penelitian kebijakan
Penelitian terhadap masalah sosial, hasil merupakan rekomendai untuk pengambil
keputusan.
Penelitian tindakan
Penelitian yang menghendaki adanya perubahan dalam situasi tertentu. Tujuan
untuk mengubah situsasi, perilaku, organisasi (mekanisme kerja), pranata.
Penelitian evaluasi
Penelitian yang dilakukandengan membandingkan kejadian, kegiatan dan produk
dengan standar yang telah ditetapkan.
Penelitian sejarah/ hsitoris
Penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, pengalaman masa lampau,
menguji validitas sumber sejarah, kemudian interpretasi keterangan/ sumber.
Metode longitudinal
Metode yang mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara mengikuti
perkembangan bagi individu yang sama untuk jangka waktu yang lama.
Metode cross sectional
Metode yang mengambil subjek dari berbagai tingkat umur dan karakteristik lain
dari waktu yang bersamaan, dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan cepat.
Penelitian komparatif
Penelitian asosiatif
Penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, yaitu
simetris, kausal, interaktif.
Penelitian/ metode kuantitatif
Penelitian yang berdasar pada falsafah posititivisme yang valid, ilmu yang
dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan
membuat generalisasi atas rata-rata.
Studi kasus
Penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase
Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 2.
Garis-garis besar usulan penelitian
I. Masalah
Masalah : peristiwa yang terjadi sehari-hari
Permasalahan penelitian: pembatasan fokus perhatian ruang lingkupÆ
pertanyaan.
Perumusan masalah
Merupakan pernyataan rinci, lengkap mengenai ruang lingkuppermasalahan yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Urutan:
1. latar belakang masalah
2. identifikasi masalah
3. pembatasan masalah
4. rumusan masalah
pertimbangan suatu menjadi masalah
1. adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan apa yang ada atau terjadi.
2. untuk mengetahui sesuatu hal yang diketahui tetapi pengetahuan tersebut tidak
lengkap.
3. adanya kontradisksi.
4. proses yang berjalan tiba-tiba terhenti.
Kesalahan dalam perumusan masalah biasanya:
− masalah terlalu luas − masalah terlampau sempit
− masalah mengandung emosi, prasangka, atau unsur-unsur yang tidak ilmiah
Untuk menemukannya Æ dari literatur, penguasa (pemerintah), kebijakan publik,
intuisi, kondisi objektif.
Tidak semua masalah layak/ dapat diteliti, tergantung dari 2 aspek yaitu:
1. permasalahan, menarik? Ada gunanya?
2. peneliti, mampu? cukup waktu &biaya?
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara :
1. membaca pustaka sebanyak-banyaknya
2. menghadiri berbagai seminar, ceramah
3. mengadakan pengamatan
4. melakukan penelitian kecil
Pembatasan masalah
Mempersempit lingkup dengan tujuan untuk fokus penelitian.
Rumusan masalah
Dengan fokus di atas, tentukan pertanyaan : apakah, bagaimana, mengapa atau
dimana.
II. Kerangka Teori
−hubungan antara masalah dengan kerangka teori −hubungan dengan penelitian yang lampau
−kemungkinan macam-macam hipotesis dalam kerangka teori.
III. Hipotesis
− hipotesis yang dipilih untuk diuji dirumuskan dengan jelas − makna hipotesis
− variabel dirumuskan
IV. Desain percobaan atau penelitian
V. Sampling
VI. Metode pengumpulan data
Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 3.
Konseptualisasi Masalah Penelitian
Perumusan Masalah
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada
gejala-gejala pengamatan. Secara induktif, mengamati sejumla gejalasecara
individualÆ merumuskan dalam bentuk konsep. Konsep bersifat abstrak
sedangkan gejala bersifat konkret.
dunia abstrak
konsep
Konsep berada dalam bidang logika (teoretis), sedangkan gejala berada dalam
dunia empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala Æ konseptualisasi. RUMAH
Proses :
− Permasalahan − Latar belakang − Perumusan − Signifikansi
Masalah 1
Ada kesenjangan kenyataan dan harapan Æ rumuskan secara eksplisit.
Masalah ditangkap dari keluhan-keluhan yang ada di lingkungan ybs.
Gejala khusus, jelaskan ungkapkan dengan jelasÆ konsepnya rumuskan secara
operasional.
Ungkapkan mengapa masalah ini penting, akademis dan praktis.
Akademis Æ mengukuhkan, menyangkal atau merevisi teori yang ada.
Masalah 2
Ada isu konflik dalam masyarakat.
Isu berasal dari pengamatan langsung, media massa atau dari pembicaraan
masyarakat.
Isu pragmatis.
MASALAH
Perhatikan
1. mengapa masalah tersebut penting − latar belakang
− sumber relevan
− penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan − signifikansi pentingnya penelitian dilakukan. 2. apa masalahnya
− penjajakan Æ gejala khusus − induksi Æ rumuskan konsep
− rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan atau deklaratif.
Variabel
Konsep bersifat abstrak, yang menunjuk pada objek tertentu yang konkret. Objek konkrit bersifat individual (berbeda-beda). Sifat:
1. mempunyai ciri umum Æ dapat ditampung dalam satu definisi
2. setiap objek berbeda, mempunyai ciri tersendiri yang membedakan dengan objek lain. Perbedaan membuat objek bervariasi Æ variabel.
3. perbedaan objekÆ ukuran, kuantitatif atau kualitatif..
Variabel dependen dan variabel independen
Variabel kontinyu (contoh berat, panjang, umur) dan variabel deskrit (jumlah orang).
Pengukuran: suatu proses pemberian angka pada setiap objek dalam skala tertentu. Skala pengukuran
Skala nominal
Berfungsi untuk membedakan yang setara : contoh laki-laki = 1, perempuan =2; petani =1, pedagang = 2, buruh = 3, pengrajin =4, nelayan =5 dstnya.
Skala ordinal
Berfungsi untuk membedakan tetapi tidak untuk yang setara. Untuk variabel status ekonomi. Contoh : kelas ekonomi lemah = 1, kelas ekonomi menengah =2, kelas ekonomi tinggi =3
Skala interval Contoh : umur
Skala rasio
nominal
ordinal
interval
Skala Pengukuran Ciri Operasi Matematis Contoh Nominal Klasifikasi Pembedaan Setara tuntas Simetri A=B B=A
− jenis kelamin − agama − pekerjaan Ordinal Klasifikasi Pembedaan Berjenjang Interval tidak sama Tuntas Asimetri A>B>C C<B<A C-B≠B-A
− satus sosial − pendidikan
Interval Pembedaan Interval sama
Titik nol arbitrer (berubah-ubah)
N’=cN=K c: koefisien K: bilangan konstan
Skor 45, 75, 80
Rasio Sama dengan
interval+ titik nol mutlak
N’=cN Berat 7kg, 8kg, 10 kg
Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 4.
Desain penelitian
Tiap penelitian harus direncanakanÆ desain penelitian.
Manfaat desain penelitian:
1. Sebagai pegangan,
Desain rumah Æ bentuk, ukuran, bahan, biayaÆ efektif & efisien. Desain penelitianÆ mutlak, pikirkan antara lain: (a) populasi sasaran, (b)
metode sampling, (c) besar sampel, (d) prosedur pengumpulan data, (e)
cara-cara menganalisis data (f) perlu tidaknya analisis statistik (g) cara-cara mengambil
kesimpulan.
2. Menentukan batas-batas penelitian yang terkait dengan tujuan penelitian.
Desain selalu berhubungan erat dengan tujuan penelitian.
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, dapat
memberikan gambaran kesulitan yang mungkin dihadapi.
Tujuan penelitian :
1. eksploratoris (menjajaki), menjajaki sesuatu yang belum dikenal atau hanya
sedikit dikenal, misalnya : internet masuk desa.
2. deskriptif : memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi.
Dibandingkan dengan penelitian eksploratoris, penelitian deskriptif lebih
spesifik dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu Æ hubungan antar
berbagai variabel.
3. eksperimental, mengadakan percobaan untuk menguji hipotesis. Eksperimen
dilakukan pada kondisi dengan variabel-variabel yan dapat dikontrol.
Desain survai
Bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar,
dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi orang tersebut. Survai
dapat dilakukan untuk penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif maupun
eksperimental.
Mutu survai tergantung dari :
a) jumlah orang yang dijadikan sampel
b) tarah hingga mana sampel tsb representatif
c) tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh
Kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan desain survai
a) melibatkan sejumlah besar orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan
yang bersifat umum dan dapat dipertanggungjawabkan.
b) Teknik pengumpulan dapat berupa angket, wawancara atau observasi
c) Sering diperoleh masalah yang tidak diduga Æ seperti eksploratoris.
d) Peneliti dapat membenarkan atau menolak teori tertentu.
e) Relatif murah, terutama bila menggunakan angket melalui pos.
Kekurangan:
a) Kurang mendalam, terutama dengan angket.
b) Pendapat yang disurvai mengandung emosi, dapat cepat berubah.
c) Tidak dijamin angket dijawab oleh sampel.
Studi kasus
Penelitian yang mendalam tentang suatu aspek. Dapat dilakukan terhadap
individu, kelompok individu, sekelompok golongan, lingkungan hidup atau
Keuntungan
a) Dapat menyelidiki setiap aspek kehidupan sosial.
b) Dapat menyelidiki aspek spesifik dari suatu topik secara mendalam.
c) Cara pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara, angket
(kuesioner), studi dokumenter, dsbnya.
d) Dapat menguji kebenaran teori.
e) Biaya relatif murah, tergantung metode pengumpulan data.
Kekurangan
a) Karena spesifik, kemungkinan mencapai generalisasi terbatas.
b) Lebih lama daripada survai.
Desain eksperimen
Dalam eksperimen dilihat pengaruh variabel terhadap suatu kelompok dalam
kondisi yang dikontrol secara ketatÆ kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
sesudah sebelum
V
Kelompok
X1 X2 Sebelum- sesudah
eksperimen b= X2-X1
b’= X’2 – X’1
Kelompok X’
1 X’2 b = perbedaan
kontrol V = variabel eksperimen
Menentukan kontrol
a) Kelompokkan untuk yang se”jodoh”. Jodoh= mempunyai ciri-ciri yang sama
b) Kelompok yang bersamaan, tidak mengutamakan ciri anggotanya secara
individu melainkan kesamaan distribusi ciri-ciri dalam keseluruhan keompok
percobaan maupun kelompok kontrol.
c) Kelompok sama, kelompok yangsama digunakan sebagai kelompok
eksperimen dan sebagai kontrol. Bila sukar membentuk kelompok kontrol.
d) Kelompok atas pilihan acakan.
a)
Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
anggotanya anggotanya
A A’
B B’
C ‘sepasang dengan’ C’
D D’
E E’
dst
b)
Ciri-ciri Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Pria/wanita 60/40 58/42
Usia 42,3 tahun 41,7 tahun
Lama pendidikan formal 5,9 tahun 6,1 tahun
c)
W1 W2
X1 X2
Variabel eksperimen
Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 5.
Hipotesis
Hypo = sebelum, thesis = pernyataan, pendapat.
Manusia mengamati peristiwa sekitar. Peristiwa/ gejala Æ masalah. Apa sebab,
mengapa, bagaimana.
Dicoba membentuk teori yang dapat menjelaskan peristiwa atau gejala-gejala.
Bagaima diketahuinya kebenaran teori itu? Æ hipotesis. Dengan dapat dibuktikan benar tidaknya hipotesis secara empiris Æ terima atau tolak hipotesis.
Contoh: kemiskinan
Dugaan kita: (sementara/ tentatif).
− Kurangnya motivasi untuk mengumpulkan harta. Æ hipotesis Bila terbukti benarÆ fakta.
Segala sesuatu dapat dihipotesis kan contoh:
− Memanjakan anak mengaurangi kesanggupan untuk mandiri − Kenakalan anak lebih banyak terdapat di kalangan orang miskin. − Pendidikan meningkatkan kemakmuran negara
− Urbanisasi mengurangi ketaatan terhadap adat istiadat. − Kenaikan gaji tidak mempengaruhi kegairahan kerja − Sekolah khusus anak berbakan memupuk golongan elite. Dan sebagainya
Teori :
− bertujuan untuk mengatur fakta-fakta dan memberinya makna.
− Tersusun rapi untuk menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa.
− Membuka kemungkinan untuk menguji kebenaran teori. − Memberi ide untuk mengembangkan suatu teori
− Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang dipelajari.
Merumuskan hipotesis:
− Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu (pelajari literarut berdasarkan topik yang dipilh, saring, cari hubungan satu dengan lainnya)
− Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, (jangan mengandung unsur moral, sikap, nilai-nilai; hindari ‘ sebaiknya’, ‘seharusnya’)
− Hipotesis harus bersifat spesifik, (yang bersifat umum sulit untuk dites) − Hipotesis sebaiknya dikaitkan dengan teknik penelitian yang ada untuk
mengetesnya.
Jenis hipotesis (berdasarkan tingkatan abstraksinya)
− Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dalam dunia empiris. − Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal.
− Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel.
Jenis hipotesis (berdasarkan bentuknya)
− Hipotesis kerja (hipotesisi yang akan diteliti)
− Hipotesis nol (peneliti menyangsikan kebenaran yang belum terbukti)
− Hipotesis statistik (menyatakan hasilobservasi tentang populasi dalam bentuk kuantitatif).
Menguji hipotesis
Untuk memperkecil kesalahan dalam pengujian hipotesis, Æ tentukan tingkat
kepercayaan (tingkat signifikansi). Biasanya 0,1; 0,05 dan 0,01.
− Semua hipotesis diterima dan didukung oleh hasil tes. Æ teori yang mendasari hipotesis benar
− Semua hipotesis ditolak karena tidak didukung tes. Æ teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis tidak benar.
− Sebagian dari hipotesis didukung dan sebagian lain ditolak setelah dites. Æ sulit mengambil kesimpulan.
Untuk memantapkan kesimpulan, perlu ditinjau hal berkaitan dengan:
− Tinjauan teori − Cara pengukuran − Sampling
Mata Kuliah Metode Penelitian 2 (2 sks)
Materi 6.
Pengukuran dalam Penelitian
Dengan pengukuran dapat dihitung pengaruh variabel satu terhadap yang lain.
Fungsi :
a) Memberikan data kuantitatif yang dapat diolah dengan statistik,Æ
Pengumpulan data dapat melalui observasi, angket (kuesioner), wawancara
Ædituangkan dalam bentuk angka. Æ diolah dengan statistik.
b) Dapat diuji hipotesis-hipotesis serta teori yang mendasarinya,Æ dengan
mencari korelasi (cara ampuh).
c) Dapat diketahui perbedaan hingga manakah suatu sifat, nilai, sikap dimiliki
oleh individu atau kelompok.
Ada variabel yang mudah diamati seperti usia, lama pendidikan, pendapatan orang
tua dsbnya. Æ mudah dikuantifikasi.
Ada variabel yang sulit untuk diamati seperti sikap, persepsi dan sebagainya.
Sampling
Secara ideal kita harus mengamati seluruh populasi. Bila populasi terlalu besar
kita ambil sampel yang representatif.
Ada dua macam sampling
1. yang memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk
dipilih yaitu probability sampling.
2. yang tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi
Probability sampling
a) simple random sampling (sampling acakan yang sederhana)
b) proportionate stratified sampling (sampling acakan secara proporsional)
c) disproportionate stratified random sampling (sampling acakan secara
tak-proporsional menurut stratifikasi)
d) area atau cluster sampling (sampling menurut daerah atau pengelompokan).
Pemilihan metode sampling yang digunakan tergantung:
− masalah yang dihadapi − tujuan yang ingin dicapai − besarnya populasi
− jumlah sampel yang diperlukan − biaya yang tersedia
− kemudahan memperoleh sampel
Sampling acakan sederhana
− Acakan ≠ sembrono, Æ dengan cermat − Acakan ≠ kebetulan, Æ berdasarkan prosedur.
− Acakan = kesempatan yang sama setiap individu untuk terpilih sebagai sampel dan independen.
Kelemahan:
− Sukar, adakalanya tidak mudah memperoleh data keseluruhan populasi.
Cara:
− Dengan undian
− Dengan tabel, angka acakan. − Dengan komputer.
Stratifikasi = penggolongan
Contoh: populasi buruh pabrik, distratifikasi berdasarkan usia, yaitu <20 thn,
21-30, 31-40, 41- 50 dan >50 tahun.
Populasi 1000 orang, sampel 100 orang atau 10%.
Usia buruh Jumlah Proporsi sampel Sampel
<20 tahun 100 10% 10
20 - 29 200 20% 20
30 -39 300 30% 30
40 – 49 300 30% 30
50 atau lebih 100 10% 10
Jumlah 1000 100% 100
Penentuan sampel setiap golongan secara acak (random).
Sampel yang terpilih mempunyai beberapaciri sekaligus meliputi :
a) Jenis kelamin (laki/perempuan)
b) Pendidikan =Tamat SD/tidak (SD/non-SD)
Sampling acakan tak proporsional dengan stratifikasi
Sama dengan di atas, tetapi proporsi subkategori tidak didasarkan atas proporsi
yang sebenarnya dalam populasi. Karena subkategori tertentu terlalu kecil
jumlahnya.
Sampling daerah atau cluster sampling
Negara, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan Æ peta Æ petak Æ nomor Æ
sampling acakan.
Keuntungan:
Sesuai untuk populasi besar, tersebar di daerah yang luas
Kelemahan:
Individu dapat terpilih dua kali bila pengambilan sampel tidak serempak.
Non-probability sampling
Lebih mudah, waktu lebih singkat Æ tetapi tidak dapat diterima sebagai berlaku
untuk populasi keseluruhan.
a) Sampling sistematis
b) Sampling kuota
c) Sampling aksidental
d) Purposive sampling
e) Saturation sampling
f) Snowball sampling
Sampling sistematis
Mengikuti sistematika tertentu. Yaitu memilih sampel dari suatu daftar menurut
Keuntungan: mudah dan cepat.
Kelemahan: tidak sebaik sampling acakan.
Sampling kuota
Metode memilih sampel yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam jumlah kuota yang
diinginkan, misalnya jumlah mahasiswa semester 8 dari beberapa universitas yang
elajar sambil bekerja.
Keuntungan : mudah dan cepat.
Kelemahan : memilih orang yang mudah didekati/ dekat Æ bias.
Sampling aksidental
Sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada. Mudah, murah dan cepat.
Purposive sampling
Sampel yang dipilih dengan cermat dan relevan dengan penelitian. Mirip dengan
kuota, tetapi syarat-syarat untuk terpilih sebagai sampel lebih cermat ditentukan
agar sesuai dengan tujuan penelitian.
Keuntungan: relevan dengan desain penelitian, mudah.
Kelemahan : tidak menjamin tingkat representatif.
Snowball sampling
Dimulai dengan kelompok kecil yang diminta untuk menunjuk kawannya, Æ
seperti bola salju.
Sampling jenuh
Sampling jenuh bila seluruh populasi dijadikan sampel. Untuk populasi kecil <
1000.
Menentukan jumlah sampel
Tidak ada aturan yang tegas. Biasanya sekitar 10%. Tetapi tergantung jumlah
1 Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 7.
Metode pengumpulan data
Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat diperoleh gambaan yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang suka diperoleh dengan metode lain.
Observasi :
• dilakukan bila belum banyak keterangan yang dimiliki tentang masalah yang
diselidiki.
• Diperlukan untuk menjajaki.
• Berfungsi sebagai eksplorasi.
• Dilakukan secara sistematisÆ observasi serta pencatatannya dilakukan menurut
prosedur dan aturan-aturan tertentu, sehingga dapat diulangi oleh peneliti lain. • Terdapat keraguan tentang valid dan reliable dari hasil dan objek nya
representatif.
Sebagai alat pengumpul data observasi harus sistematis Æ sesuai prosedur dan
aturan, sehingga dapat diulang oleh peneliti lain.
Observasi dapat dilakukan dengan:
− Partisipasi pengamat sebagai partisipan − Tanpa partisipasi pengamat (non partisipan).
Penggunaan metode observasi karena:
− Sifat masalah
− Sifat orang atau kelompok yang diamati
Perhatikan hal-hal:
− Harus diketahui dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya terdapat suatu tempat pada waktu tertentu saja. Lingkungan sama atau berbeda? Gejala
2 − Harus ditentukan siapa-siapa yang akan diobservasi. Apakah mereka
representatif? Sampling yang bagaimana? Berapa kali observasi? Peneliti
sendiri atau orang lain? Latihan atau petunjuk untuk pengamat?
− Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan, relevan dengan penelitian
− Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data. − Harus diketahui cara-cara mencatat hasil observasi.
Pengamatan harus sistematis, dengan cara:
− Rumuskan hipotesis secara tajam.
− Pakai teknik observasi yang terkontrol, gunakan standar objektif seperti
ukuran waktu, panjang, jumlah, frekuensi, kodifikasi, tabulasi, diagram, peta
dsb.
− Catat kondisi pengamatan agar dapat diulangi dan diketahui keterbatasannya. − Alat bantu; foto, film dsb
− Hindari prasangka.
Wawancara
Langsung
Via telepon
Deskriptif
Eksploratif
Jenis wawancara (interview):
1. Menurut fungsi: (a) diagnostik, (b) therapeutik (c) penelitian
2. menurut jumlah responden : (a) individual, (b) kelompok
3. menurut lamanya: (a) singkat, (b) panjang
4. peranan pewawancara dan responden:
a) terbuka, tak berstruktur, bebas, non-directive atau client-centered
3 Keuntungan:
a) diperoleh keterangan sedalam-dalamnya
b) peneliti dapat memperoleh informasi yang diinginkan
c) kepastian jawaban
d) peneliti dapat memastikan pertanyaan difahami responden
e) fleksibilitas cara bertanya
f) dapat melihat gerak-gerak, mimik responden
g) salah tafsir dapat diperbaiki
h) responden lebih mau menjawab daripada menulis
Kelemahan:
a) tingkat kepercayaan jawaban verbal adakalanya meragukan
b) pewawancara bisa tidak konstan, bila terus-menerus mewawancarai
c) bila diwakilkan ke pewawancara lain, ada perbedaan cara Æ hasil
d) bila direkam Æ mamakan waktu
e) belum ada sistem tertentu cara mencatat hasil interview
f) bila tempat responden berjauhanÆ biaya
g) kesulitan menemui responden yangsibuk.
Manfaat wawancara:
− sebagai pelengkap atau penguji angket (kuesioner).
Angket (kuesioner)
Merupakan daftar pertanyaan yang didistribusikan.
Tidak selalu angket merupakan alat yang serasi untuk mengumpulkan data.
Dapat digunakan bila:
Responden mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk menjawab.
4 Berdasarkan sifat jawaban yang diinginkan:
a) tertutup
b) terbuka
c) kombinasi
Berdasarkan cara:
a) melalui pos, e-mail
Pengukuran dalam Penelitian
Dengan pengukuran dapat dihitung pengaruh variabel satu terhadap yang lain. Fungsi :
a) Memberikan data kuantitatif yang dapat diolah dengan statistik,Æ
Pengumpulan data dapat melalui observasi, angket (kuesioner), wawancara
Ædituangkan dalam bentuk angka. Æ diolah dengan statistik.
b) Dapat diuji hipotesis‐hipotesis serta teori yang mendasarinya,Æ dengan mencari
korelasi (cara ampuh).
c) Dapat diketahui perbedaan hingga manakah suatu sifat, nilai, sikap dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Kuantifikasi data:
Ada variabel yang mudah diamati seperti usia, lama pendidikan, pendapatan orang tua
dsbnya. Æ mudah dikuantifikasi.
Ada variabel yang sulit untuk diamati seperti sikap, persepsi dan sebagainya.
Pengujian hipotesis dan teori:
Berusaha menjelaskan bagaimana terjadi gejala‐gejala tertentu.
Perbedaan taraf:
Terdapat sifat‐sifat yang bercorak kualititatif yang dapat dibedakanÆ dari tinggi ke
rendahÆ dapat diolah secaara kuantitatif.
Pengukuran sebagaimasalah:
Dalam penelitian sosial, diperlukan pengukuran kuantitatif untuk mengetahui pengaruh
sejumlah variabel terhadap suatau gejala yang diselidiki.
Pengukuran dalam penelitian sosial terdapat continuum dalam dunia kenyataan. Sifat
continuum ditafsirka dari variabel yang dipilih. Pengetahuan tentang masalah yang
diteliti harus legkap (dari studi pustaka, pengamatan dsbnya)Æ untuk menyusun skala.
Reliabilitas
Suatu skala dianggap reliable yaitu dapat dipercaya bila secara konsisten memberi hasil
yang sama jika diterapkan pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda.
Cara untuk mengetahui skala itu reliable:
1. Tes‐retes atau uji dan uji kembali. Sampel yang sama kitaukur dua kali dengan
skala yang sama dan hasilnya dibandingkan. Koefisien korelasi antara hasil
kedua pengukuran meunjukkan hinga manakah skala itu dapat dipercaya.
2. Dua bentuk skala yang ekivalen. Dibuat dua skala yang ekivalen, yang sama,
yang dicobakan berturut‐turut sampai kepada yang sama. Jika hasil keduanya
menunjukkan kesamaan yang tinggi yang nyata dari koefisien korelasinya, maka
skala itu dapat dianggap reliable.
3. Bagi dua. Sampel dibagi dua. Misalnya sampel nomor genap dan nomor ganjil.
Tiap kelompok diperlukan skala tersendiri. Kemudian dikorelasikan. Cara bagi
dua ini bila butir item 16‐20 buah.
Validitas
Suatu skala dianggap sahih atau valid bila skala itu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Cara untuk melihat kesahihan:
1. Pikiran logis dan wajar. Item skala wajar dan logis.
2. Pendapat orang yang tahu. Perluasan dari nomor 1.
3. Menggunakan kelopmpok yang telah diketahui coraknya. Variasi dari cara 2.
4. Kriteria independen. Secara ideal suatu skala valid jika dapat divalidasikan
dengan criteria yang independen yang mampu mengukur setiap posisi dalam
kontinum.
Contoh‐contoh metode pengukuran:
Pengukuran menurut skala Likert
Misal inginmengukur sikap pekerja tentang pekerjaannya. Sikap adalah kecenderungan
untuk kelakuan tertentu. Kemudian dirumuskan sejumlah pertanyaan yang
menunjukkankepuasan tentang pekerjaan. Tiap pertanyaan akan dinilai oleh
responden:
Sangat setuju
Setuju Ragu‐ragu
mungkin
setuju
Ragu‐ragu
mungkin
tidak setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
6 5 4 3 2 1
1. Pekerjaan saya rasanya seperti hobi
Sangat setuju
Setuju Ragu‐ragu
mungkin
setuju
Ragu‐ragu
mungkin
tidak setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
6 5 4 3 2 1
2. Saya merasa bahaga dalam pekerjaan saya sekarang
Dapat dirumuskan sejumlah pertanyaan menurut keperluan penelitian tergantung disain
penelitian, misalnya 20 pernyataan. Tiap respons diberi nilai misalnya:
Sangat setuju=6
Setuju = 5, seterusnya sampai angka 1 untuk sangat tidak setuju.
Bila jumlah sampel 100, maka angka maksimal untuk 1 pertanyaan adalah 6X100=600
dan angka minimal adalah 100X1=100.
Skor akhir diperoleh dengan menjumlahkan angka untuk tiap jawaban, karena itu slake
Likert disebut summated ratings atau rating yang dijumlahkan. Jumlah atau rating
maksimal untuk 20 pertanyaan untuk tiap resopnden adalah 20X6=120 angka dan
minimal 20X1=20 angka. Jadi skor berkisar antara 20 sampai 120. Dari jumlah itu
dibedakan taraf atau intensitas sikap seseorang terhadap kepusan seseorang tentang
pekerjaannya.
Dapat dibuat pernyataan yang negative atau menunjukkan sikap yang tidak puas
tentang pekerjaannya. Dalam hal demikian dapat diberikan nilai paling kecil atau 1
untuk jawaban yang menyetujuinya dan angka 6 bagi yang tidak menyetujuinya misal:
Sangat setuju
Setuju Ragu‐ragu
mungkin
setuju
Ragu‐ragu
mungkin
tidak setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 2 3 4 5 6
1. Pekerjaan saya kecewa menerima pekerjaan ini.
2. Saya benar‐benar tidak menyukai pekerjaan ini.
Pada contoh di atas ada 6 pilihan. Bisa dibuat 2 pilihan, 3 pilihan dan 5 pilihan.
Keuntungan menggunakan skala Likert:
• Mempunyaibanyak kemudahan. Menafsirkannya relative mudah. Skor yang
tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor yang
rendah
• Mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan
intensitas sikap tertentu. Skor untuk tiap pernyataan juga mengukur intensitas
sikap responden terhadap pernyataan itu.
• Luwes dan fleksibel.
Kelemahan:
• Asumsi tiap pernyataan mempunyai nilai yang sama tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
• Ada kemungkinan yang mempunyai sikap yang sama intensitasnya memilih
jawaban yang berbeda.
• Validitas item pernyataan dapat disangsikan.
Skala menurut metode Thurstone
Tujuan skala Thurstone sama dengan skala Likert yaitu membedakan intensitas sikap
atau perasaan terhadap suatu hal tertentu. Skala dari item disusun berasarkan taraf
intensitasnya.
Cara:
Mula‐mula dikumpulkan sekitar 100 item atau pernyataan mengenai hal tertentu. Item
tersebut menunjukkan skap yang sangat kuat atau tinggi sampai paling lemah atau
rendah. Missal:
1. Saya dapat menyetujui bila mereka itu diterima sebagai warga Negara
2. Saya setuju membolehkan mereka dating sebagai pengunjung ke Negara kita.
Orang yang menerima pernyataan 1, akan menerima pernyataan 2. Orang yang
menyetujui 2 belum tentu setuju 1.
Setelah terkumpul sekitar 100 pernyataan, dipilih 25 orang yang dipercaya untuk menilai
semua item menurut intensitasnya. Untuk itu para penilai diminta untuk menempatkan
setiap item dalam salah satu dari 7 kategori atau 11 kategori menurut keinginan
penyusunan skala
Missal untuk pernyataan (1) diperoleh hasil penilaian sbb:
Kategori
Jumlah penilai yang menempatkan item (1)
dalam kategori
Hasil perkalian Kategori X jumlah penilaian
1 4 4
2 3 6
3 7 21
4 8 32
5 0 0
6 2 12
7 1 7
25 82
Nilai pernyataan itu adalah nilai rata‐rata penempatan pernyataan dalam suatu kategor
jadi 82:25=3,28 atau dibulatkan menjadi 3,3.
Demikian pula akan diperoleh nilai berupa angka dari semua item yang dinilai. Dari 100
item harus dipilih lagi misalnya 20 buah item yang masing‐masing mempunyai nilai dari
yang paling tinggi (mendekati 7) secara berangsur‐angsur sampai yang paling redah
(mendekati 1). Misalnya diperoleh:
Pernyataan Nilai Pernyataan Nilai
1 6,7 11 3,8
2 6,3 12 3,4
3 5,9 13 3,1
4 5,5 14 2,8
5 5,2 15 2,6
6 5,0 16 2,2
7 4,8 17 2,0
8 4,7 18 1,8
9 4,3 19 1,6
10 4,1 20 1,2
Bila skala itu baik, maka pilihan responden untuk (missal 2 atau 3 pernyataan yang
sesuai dengan sikap/perasaan) akan berdekatan.
Kelemahan:
Waktu yang lebih banyak dibutuhkan untuk mengumpulkan sekitar 100 item dan
meminta para ahli untuk menilainya.
Dua responden dengan rata‐ra skor yang sama belum berarti mereka mempunyai sikap
dengan intensitas yang sama.