• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Kuliah Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Kuliah Metodologi Penelitian"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Penilaian

Kehadiran & kedisiplinan = 10%

UTS= 30%

UAS (Proposal Penelitian dan Presentasi)= 40%

Tugas = 20%

Buku

Faisal, S.2003. Format-format Penelitian Sosial. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Grasindo.Jakarta.

Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.

Nazir, M.1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Sedarmayanti dan S Hidayat. 2002. Metode Penelitan. Mandar Maju.Bandung.

Daftar Materi

1. Metodologi dan jenis penelitian

2. Garis-garis besar dalam penulisan proposal penelitian

3. Konseptualisasi masalah penelitian dan kerangka teori

4. Desain penelitian

5. Hipotesis

6. Sampling

(2)

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 1.

Metodologi dan Jenis Penelitian

Manusia selalu ingin tahuÆ bertanyaÆ kebenaran

Kriteria kebenaran

1. Teori koherensi : sesuatu dianggap benar bila koheren (konsisten) dengan

pengetahuan yang terlebih dahulu ada dan sudah dibuktikan kebenarannya.

Æ deduktif

pengetahuan yang benar pengetahuan benar?

kebenarannya sudah dibuktikan pengetahuan ini benar bila

konsisten dengan

pengetahuan yang sudah ada

2. Teori korespondensi (Theory of corespondence), sesuatu disebut benar jika dia

mempunyai hubungan dengan sesuatu kenyataan yang memang benar. Teori

ini didasarkan pada data (fakta) empiris Æ benar, bila ada fakta dia benar.

3. Teori pragmatis, secara praktis telah benar. Ukurannya sifat praktisnya.

Metodologi Penelitian

Pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode kelebihan dan

(3)

Metode Penelitian

Teknis tentang metodenya. Prosedur atau cara mengetahui sesuatu denga langkah

sistematis.

Langkah sistematis metode penelitian

1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah

2. menyusun kerangka pikir

3. merumuskan hipotesis

4. menguji hipotesis

5. melakukan pembahasan

6. membuat kesimpulan

Jenis Penelitian

Dilihat dari Tujuan

Pendapat ahli I Pendapat ahli II Pendapat ahli III

a) murni a) eksplanatoris a) eksploratif

b) terapan b) deskriptif b) pengembangan

c) eksperimental c) verifikasi

Dilihat dari Pendekatan

Pendapat ahli I Pendapat ahli II

a) survai a) longitudinal

b) ex post kausal komparatif b) cross sectional

c) eksperimen

d) naturalistik (kualitatif)

e) policy research

f) action research

g) evaluation research

(4)

Dilihat dari tingkat eksplanasi

a) deskriptif

b) komparatif

c) asosiatif

Dilihat dari jenis data

a) kuantitatif

b) kualitatif

c) campuran

Dilihat dari disain

a) survai

b) studi kasus

c) eksperimen

Dilihat dari bidang ilmu (sebutkan!)

Dilihat dari tempat/lokasi

a) laboratorium

b) perpustakaan

c) lapangan

Penelitian murni (grounded research)

Metode penelitian yang mendasarkan diri pada fakta, dan menggunakan analisis

perbandingan. Bertujuan mengadakan genaralisasi empiris, menetapkan konsep,

(5)

Penelitian terapan (applied research)

Penelitian yang hati-hati, sistematis, terus menerus. Tidak merupakan penemuan

baru tetapi aplikasi baru dari penelitian yang ada.

Penelitian/ metode deskriptif

Metode pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem,

atau peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian/metode eksperimental

Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel

yang lain dengan kontrol yang ketat.

Penelitian eksploratif

Penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi

terjadinya sesuatu.

Penelitian pengembangan

Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan

terhadap suatu sistem.

Penelitian survai

Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari

diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian

relatif, distribusi dan hubungan antar variabel.

Penelitian ex post faktor kausal komparatif

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi

kemudian, berdasarkan data masa lalu, untuk menemukan faktor atau menentukan

kemungkinan sebab atas peristiwa yang diteliti.

(6)

Penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data gabungan, data yang dihasilkan

deskriptif. Analisis data dilakukan secara induktif. Hasil ditekankan pada makna.

Penelitian kebijakan

Penelitian terhadap masalah sosial, hasil merupakan rekomendai untuk pengambil

keputusan.

Penelitian tindakan

Penelitian yang menghendaki adanya perubahan dalam situasi tertentu. Tujuan

untuk mengubah situsasi, perilaku, organisasi (mekanisme kerja), pranata.

Penelitian evaluasi

Penelitian yang dilakukandengan membandingkan kejadian, kegiatan dan produk

dengan standar yang telah ditetapkan.

Penelitian sejarah/ hsitoris

Penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, pengalaman masa lampau,

menguji validitas sumber sejarah, kemudian interpretasi keterangan/ sumber.

Metode longitudinal

Metode yang mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara mengikuti

perkembangan bagi individu yang sama untuk jangka waktu yang lama.

Metode cross sectional

Metode yang mengambil subjek dari berbagai tingkat umur dan karakteristik lain

dari waktu yang bersamaan, dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih

lengkap dan cepat.

Penelitian komparatif

(7)

Penelitian asosiatif

Penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, yaitu

simetris, kausal, interaktif.

Penelitian/ metode kuantitatif

Penelitian yang berdasar pada falsafah posititivisme yang valid, ilmu yang

dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan

membuat generalisasi atas rata-rata.

Studi kasus

Penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase

(8)

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 2.

Garis-garis besar usulan penelitian

I. Masalah

Masalah : peristiwa yang terjadi sehari-hari

Permasalahan penelitian: pembatasan fokus perhatian ruang lingkupÆ

pertanyaan.

Perumusan masalah

Merupakan pernyataan rinci, lengkap mengenai ruang lingkuppermasalahan yang

akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Urutan:

1. latar belakang masalah

2. identifikasi masalah

3. pembatasan masalah

4. rumusan masalah

pertimbangan suatu menjadi masalah

1. adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan apa yang ada atau terjadi.

2. untuk mengetahui sesuatu hal yang diketahui tetapi pengetahuan tersebut tidak

lengkap.

3. adanya kontradisksi.

4. proses yang berjalan tiba-tiba terhenti.

Kesalahan dalam perumusan masalah biasanya:

− masalah terlalu luas − masalah terlampau sempit

− masalah mengandung emosi, prasangka, atau unsur-unsur yang tidak ilmiah

(9)

Untuk menemukannya Æ dari literatur, penguasa (pemerintah), kebijakan publik,

intuisi, kondisi objektif.

Tidak semua masalah layak/ dapat diteliti, tergantung dari 2 aspek yaitu:

1. permasalahan, menarik? Ada gunanya?

2. peneliti, mampu? cukup waktu &biaya?

Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara :

1. membaca pustaka sebanyak-banyaknya

2. menghadiri berbagai seminar, ceramah

3. mengadakan pengamatan

4. melakukan penelitian kecil

Pembatasan masalah

Mempersempit lingkup dengan tujuan untuk fokus penelitian.

Rumusan masalah

Dengan fokus di atas, tentukan pertanyaan : apakah, bagaimana, mengapa atau

dimana.

II. Kerangka Teori

−hubungan antara masalah dengan kerangka teori −hubungan dengan penelitian yang lampau

−kemungkinan macam-macam hipotesis dalam kerangka teori.

III. Hipotesis

− hipotesis yang dipilih untuk diuji dirumuskan dengan jelas − makna hipotesis

− variabel dirumuskan

(10)

IV. Desain percobaan atau penelitian

V. Sampling

VI. Metode pengumpulan data

(11)

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 3.

Konseptualisasi Masalah Penelitian

Perumusan Masalah

Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada

gejala-gejala pengamatan. Secara induktif, mengamati sejumla gejalasecara

individualÆ merumuskan dalam bentuk konsep. Konsep bersifat abstrak

sedangkan gejala bersifat konkret.

dunia abstrak

konsep

Konsep berada dalam bidang logika (teoretis), sedangkan gejala berada dalam

dunia empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala Æ konseptualisasi. RUMAH

(12)

Proses :

− Permasalahan − Latar belakang − Perumusan − Signifikansi

Masalah 1

Ada kesenjangan kenyataan dan harapan Æ rumuskan secara eksplisit.

Masalah ditangkap dari keluhan-keluhan yang ada di lingkungan ybs.

Gejala khusus, jelaskan ungkapkan dengan jelasÆ konsepnya rumuskan secara

operasional.

Ungkapkan mengapa masalah ini penting, akademis dan praktis.

Akademis Æ mengukuhkan, menyangkal atau merevisi teori yang ada.

Masalah 2

Ada isu konflik dalam masyarakat.

Isu berasal dari pengamatan langsung, media massa atau dari pembicaraan

masyarakat.

Isu pragmatis.

MASALAH

(13)

Perhatikan

1. mengapa masalah tersebut penting − latar belakang

− sumber relevan

− penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan − signifikansi pentingnya penelitian dilakukan. 2. apa masalahnya

− penjajakan Æ gejala khusus − induksi Æ rumuskan konsep

− rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan atau deklaratif.

Variabel

Konsep bersifat abstrak, yang menunjuk pada objek tertentu yang konkret. Objek konkrit bersifat individual (berbeda-beda). Sifat:

1. mempunyai ciri umum Æ dapat ditampung dalam satu definisi

2. setiap objek berbeda, mempunyai ciri tersendiri yang membedakan dengan objek lain. Perbedaan membuat objek bervariasi Æ variabel.

3. perbedaan objekÆ ukuran, kuantitatif atau kualitatif..

Variabel dependen dan variabel independen

Variabel kontinyu (contoh berat, panjang, umur) dan variabel deskrit (jumlah orang).

(14)

Pengukuran: suatu proses pemberian angka pada setiap objek dalam skala tertentu. Skala pengukuran

Skala nominal

Berfungsi untuk membedakan yang setara : contoh laki-laki = 1, perempuan =2; petani =1, pedagang = 2, buruh = 3, pengrajin =4, nelayan =5 dstnya.

Skala ordinal

Berfungsi untuk membedakan tetapi tidak untuk yang setara. Untuk variabel status ekonomi. Contoh : kelas ekonomi lemah = 1, kelas ekonomi menengah =2, kelas ekonomi tinggi =3

Skala interval Contoh : umur

Skala rasio

nominal

ordinal

interval

(15)

Skala Pengukuran Ciri Operasi Matematis Contoh Nominal Klasifikasi Pembedaan Setara tuntas Simetri A=B B=A

− jenis kelamin − agama − pekerjaan Ordinal Klasifikasi Pembedaan Berjenjang Interval tidak sama Tuntas Asimetri A>B>C C<B<A C-B≠B-A

− satus sosial − pendidikan

Interval Pembedaan Interval sama

Titik nol arbitrer (berubah-ubah)

N’=cN=K c: koefisien K: bilangan konstan

Skor 45, 75, 80

Rasio Sama dengan

interval+ titik nol mutlak

N’=cN Berat 7kg, 8kg, 10 kg

(16)

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 4.

Desain penelitian

Tiap penelitian harus direncanakanÆ desain penelitian.

Manfaat desain penelitian:

1. Sebagai pegangan,

Desain rumah Æ bentuk, ukuran, bahan, biayaÆ efektif & efisien. Desain penelitianÆ mutlak, pikirkan antara lain: (a) populasi sasaran, (b)

metode sampling, (c) besar sampel, (d) prosedur pengumpulan data, (e)

cara-cara menganalisis data (f) perlu tidaknya analisis statistik (g) cara-cara mengambil

kesimpulan.

2. Menentukan batas-batas penelitian yang terkait dengan tujuan penelitian.

Desain selalu berhubungan erat dengan tujuan penelitian.

3. Memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, dapat

memberikan gambaran kesulitan yang mungkin dihadapi.

Tujuan penelitian :

1. eksploratoris (menjajaki), menjajaki sesuatu yang belum dikenal atau hanya

sedikit dikenal, misalnya : internet masuk desa.

2. deskriptif : memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi.

Dibandingkan dengan penelitian eksploratoris, penelitian deskriptif lebih

spesifik dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu Æ hubungan antar

berbagai variabel.

3. eksperimental, mengadakan percobaan untuk menguji hipotesis. Eksperimen

dilakukan pada kondisi dengan variabel-variabel yan dapat dikontrol.

(17)

Desain survai

Bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar,

dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi orang tersebut. Survai

dapat dilakukan untuk penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif maupun

eksperimental.

Mutu survai tergantung dari :

a) jumlah orang yang dijadikan sampel

b) tarah hingga mana sampel tsb representatif

c) tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh

Kelebihan dan kekurangan:

Kelebihan desain survai

a) melibatkan sejumlah besar orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan

yang bersifat umum dan dapat dipertanggungjawabkan.

b) Teknik pengumpulan dapat berupa angket, wawancara atau observasi

c) Sering diperoleh masalah yang tidak diduga Æ seperti eksploratoris.

d) Peneliti dapat membenarkan atau menolak teori tertentu.

e) Relatif murah, terutama bila menggunakan angket melalui pos.

Kekurangan:

a) Kurang mendalam, terutama dengan angket.

b) Pendapat yang disurvai mengandung emosi, dapat cepat berubah.

c) Tidak dijamin angket dijawab oleh sampel.

Studi kasus

Penelitian yang mendalam tentang suatu aspek. Dapat dilakukan terhadap

individu, kelompok individu, sekelompok golongan, lingkungan hidup atau

(18)

Keuntungan

a) Dapat menyelidiki setiap aspek kehidupan sosial.

b) Dapat menyelidiki aspek spesifik dari suatu topik secara mendalam.

c) Cara pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara, angket

(kuesioner), studi dokumenter, dsbnya.

d) Dapat menguji kebenaran teori.

e) Biaya relatif murah, tergantung metode pengumpulan data.

Kekurangan

a) Karena spesifik, kemungkinan mencapai generalisasi terbatas.

b) Lebih lama daripada survai.

Desain eksperimen

Dalam eksperimen dilihat pengaruh variabel terhadap suatu kelompok dalam

kondisi yang dikontrol secara ketatÆ kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

sesudah sebelum

V

Kelompok

X1 X2 Sebelum- sesudah

eksperimen b= X2-X1

b’= X’2 – X’1

Kelompok X’

1 X’2 b = perbedaan

kontrol V = variabel eksperimen

Menentukan kontrol

a) Kelompokkan untuk yang se”jodoh”. Jodoh= mempunyai ciri-ciri yang sama

(19)

b) Kelompok yang bersamaan, tidak mengutamakan ciri anggotanya secara

individu melainkan kesamaan distribusi ciri-ciri dalam keseluruhan keompok

percobaan maupun kelompok kontrol.

c) Kelompok sama, kelompok yangsama digunakan sebagai kelompok

eksperimen dan sebagai kontrol. Bila sukar membentuk kelompok kontrol.

d) Kelompok atas pilihan acakan.

a)

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

anggotanya anggotanya

A A’

B B’

C ‘sepasang dengan’ C’

D D’

E E’

dst

b)

Ciri-ciri Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

Pria/wanita 60/40 58/42

Usia 42,3 tahun 41,7 tahun

Lama pendidikan formal 5,9 tahun 6,1 tahun

c)

W1 W2

X1 X2

Variabel eksperimen

(20)

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 5.

Hipotesis

Hypo = sebelum, thesis = pernyataan, pendapat.

Manusia mengamati peristiwa sekitar. Peristiwa/ gejala Æ masalah. Apa sebab,

mengapa, bagaimana.

Dicoba membentuk teori yang dapat menjelaskan peristiwa atau gejala-gejala.

Bagaima diketahuinya kebenaran teori itu? Æ hipotesis. Dengan dapat dibuktikan benar tidaknya hipotesis secara empiris Æ terima atau tolak hipotesis.

Contoh: kemiskinan

Dugaan kita: (sementara/ tentatif).

− Kurangnya motivasi untuk mengumpulkan harta. Æ hipotesis Bila terbukti benarÆ fakta.

Segala sesuatu dapat dihipotesis kan contoh:

− Memanjakan anak mengaurangi kesanggupan untuk mandiri − Kenakalan anak lebih banyak terdapat di kalangan orang miskin. − Pendidikan meningkatkan kemakmuran negara

− Urbanisasi mengurangi ketaatan terhadap adat istiadat. − Kenaikan gaji tidak mempengaruhi kegairahan kerja − Sekolah khusus anak berbakan memupuk golongan elite. Dan sebagainya

Teori :

− bertujuan untuk mengatur fakta-fakta dan memberinya makna.

− Tersusun rapi untuk menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa.

(21)

− Membuka kemungkinan untuk menguji kebenaran teori. − Memberi ide untuk mengembangkan suatu teori

− Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang dipelajari.

Merumuskan hipotesis:

− Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu (pelajari literarut berdasarkan topik yang dipilh, saring, cari hubungan satu dengan lainnya)

− Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, (jangan mengandung unsur moral, sikap, nilai-nilai; hindari ‘ sebaiknya’, ‘seharusnya’)

− Hipotesis harus bersifat spesifik, (yang bersifat umum sulit untuk dites) − Hipotesis sebaiknya dikaitkan dengan teknik penelitian yang ada untuk

mengetesnya.

Jenis hipotesis (berdasarkan tingkatan abstraksinya)

− Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dalam dunia empiris. − Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal.

− Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel.

Jenis hipotesis (berdasarkan bentuknya)

− Hipotesis kerja (hipotesisi yang akan diteliti)

− Hipotesis nol (peneliti menyangsikan kebenaran yang belum terbukti)

− Hipotesis statistik (menyatakan hasilobservasi tentang populasi dalam bentuk kuantitatif).

Menguji hipotesis

Untuk memperkecil kesalahan dalam pengujian hipotesis, Æ tentukan tingkat

kepercayaan (tingkat signifikansi). Biasanya 0,1; 0,05 dan 0,01.

(22)

− Semua hipotesis diterima dan didukung oleh hasil tes. Æ teori yang mendasari hipotesis benar

− Semua hipotesis ditolak karena tidak didukung tes. Æ teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis tidak benar.

− Sebagian dari hipotesis didukung dan sebagian lain ditolak setelah dites. Æ sulit mengambil kesimpulan.

Untuk memantapkan kesimpulan, perlu ditinjau hal berkaitan dengan:

− Tinjauan teori − Cara pengukuran − Sampling

(23)

Mata Kuliah Metode Penelitian 2 (2 sks)

Materi 6.

Pengukuran dalam Penelitian

Dengan pengukuran dapat dihitung pengaruh variabel satu terhadap yang lain.

Fungsi :

a) Memberikan data kuantitatif yang dapat diolah dengan statistik,Æ

Pengumpulan data dapat melalui observasi, angket (kuesioner), wawancara

Ædituangkan dalam bentuk angka. Æ diolah dengan statistik.

b) Dapat diuji hipotesis-hipotesis serta teori yang mendasarinya,Æ dengan

mencari korelasi (cara ampuh).

c) Dapat diketahui perbedaan hingga manakah suatu sifat, nilai, sikap dimiliki

oleh individu atau kelompok.

Ada variabel yang mudah diamati seperti usia, lama pendidikan, pendapatan orang

tua dsbnya. Æ mudah dikuantifikasi.

Ada variabel yang sulit untuk diamati seperti sikap, persepsi dan sebagainya.

Sampling

Secara ideal kita harus mengamati seluruh populasi. Bila populasi terlalu besar

kita ambil sampel yang representatif.

Ada dua macam sampling

1. yang memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk

dipilih yaitu probability sampling.

2. yang tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi

(24)

Probability sampling

a) simple random sampling (sampling acakan yang sederhana)

b) proportionate stratified sampling (sampling acakan secara proporsional)

c) disproportionate stratified random sampling (sampling acakan secara

tak-proporsional menurut stratifikasi)

d) area atau cluster sampling (sampling menurut daerah atau pengelompokan).

Pemilihan metode sampling yang digunakan tergantung:

− masalah yang dihadapi − tujuan yang ingin dicapai − besarnya populasi

− jumlah sampel yang diperlukan − biaya yang tersedia

− kemudahan memperoleh sampel

Sampling acakan sederhana

− Acakan ≠ sembrono, Æ dengan cermat − Acakan ≠ kebetulan, Æ berdasarkan prosedur.

− Acakan = kesempatan yang sama setiap individu untuk terpilih sebagai sampel dan independen.

Kelemahan:

− Sukar, adakalanya tidak mudah memperoleh data keseluruhan populasi.

Cara:

− Dengan undian

− Dengan tabel, angka acakan. − Dengan komputer.

(25)

Stratifikasi = penggolongan

Contoh: populasi buruh pabrik, distratifikasi berdasarkan usia, yaitu <20 thn,

21-30, 31-40, 41- 50 dan >50 tahun.

Populasi 1000 orang, sampel 100 orang atau 10%.

Usia buruh Jumlah Proporsi sampel Sampel

<20 tahun 100 10% 10

20 - 29 200 20% 20

30 -39 300 30% 30

40 – 49 300 30% 30

50 atau lebih 100 10% 10

Jumlah 1000 100% 100

Penentuan sampel setiap golongan secara acak (random).

Sampel yang terpilih mempunyai beberapaciri sekaligus meliputi :

a) Jenis kelamin (laki/perempuan)

b) Pendidikan =Tamat SD/tidak (SD/non-SD)

(26)

Sampling acakan tak proporsional dengan stratifikasi

Sama dengan di atas, tetapi proporsi subkategori tidak didasarkan atas proporsi

yang sebenarnya dalam populasi. Karena subkategori tertentu terlalu kecil

jumlahnya.

Sampling daerah atau cluster sampling

Negara, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan Æ peta Æ petak Æ nomor Æ

sampling acakan.

Keuntungan:

Sesuai untuk populasi besar, tersebar di daerah yang luas

Kelemahan:

Individu dapat terpilih dua kali bila pengambilan sampel tidak serempak.

Non-probability sampling

Lebih mudah, waktu lebih singkat Æ tetapi tidak dapat diterima sebagai berlaku

untuk populasi keseluruhan.

a) Sampling sistematis

b) Sampling kuota

c) Sampling aksidental

d) Purposive sampling

e) Saturation sampling

f) Snowball sampling

Sampling sistematis

Mengikuti sistematika tertentu. Yaitu memilih sampel dari suatu daftar menurut

(27)

Keuntungan: mudah dan cepat.

Kelemahan: tidak sebaik sampling acakan.

Sampling kuota

Metode memilih sampel yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam jumlah kuota yang

diinginkan, misalnya jumlah mahasiswa semester 8 dari beberapa universitas yang

elajar sambil bekerja.

Keuntungan : mudah dan cepat.

Kelemahan : memilih orang yang mudah didekati/ dekat Æ bias.

Sampling aksidental

Sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada. Mudah, murah dan cepat.

Purposive sampling

Sampel yang dipilih dengan cermat dan relevan dengan penelitian. Mirip dengan

kuota, tetapi syarat-syarat untuk terpilih sebagai sampel lebih cermat ditentukan

agar sesuai dengan tujuan penelitian.

Keuntungan: relevan dengan desain penelitian, mudah.

Kelemahan : tidak menjamin tingkat representatif.

Snowball sampling

Dimulai dengan kelompok kecil yang diminta untuk menunjuk kawannya, Æ

seperti bola salju.

(28)

Sampling jenuh

Sampling jenuh bila seluruh populasi dijadikan sampel. Untuk populasi kecil <

1000.

Menentukan jumlah sampel

Tidak ada aturan yang tegas. Biasanya sekitar 10%. Tetapi tergantung jumlah

(29)

1 Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 7.

Metode pengumpulan data

Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat diperoleh gambaan yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang suka diperoleh dengan metode lain.

Observasi :

• dilakukan bila belum banyak keterangan yang dimiliki tentang masalah yang

diselidiki.

• Diperlukan untuk menjajaki.

• Berfungsi sebagai eksplorasi.

• Dilakukan secara sistematisÆ observasi serta pencatatannya dilakukan menurut

prosedur dan aturan-aturan tertentu, sehingga dapat diulangi oleh peneliti lain. • Terdapat keraguan tentang valid dan reliable dari hasil dan objek nya

representatif.

Sebagai alat pengumpul data observasi harus sistematis Æ sesuai prosedur dan

aturan, sehingga dapat diulang oleh peneliti lain.

Observasi dapat dilakukan dengan:

− Partisipasi pengamat sebagai partisipan − Tanpa partisipasi pengamat (non partisipan).

Penggunaan metode observasi karena:

− Sifat masalah

− Sifat orang atau kelompok yang diamati

Perhatikan hal-hal:

− Harus diketahui dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya terdapat suatu tempat pada waktu tertentu saja. Lingkungan sama atau berbeda? Gejala

(30)

2 − Harus ditentukan siapa-siapa yang akan diobservasi. Apakah mereka

representatif? Sampling yang bagaimana? Berapa kali observasi? Peneliti

sendiri atau orang lain? Latihan atau petunjuk untuk pengamat?

− Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan, relevan dengan penelitian

− Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data. − Harus diketahui cara-cara mencatat hasil observasi.

Pengamatan harus sistematis, dengan cara:

− Rumuskan hipotesis secara tajam.

− Pakai teknik observasi yang terkontrol, gunakan standar objektif seperti

ukuran waktu, panjang, jumlah, frekuensi, kodifikasi, tabulasi, diagram, peta

dsb.

− Catat kondisi pengamatan agar dapat diulangi dan diketahui keterbatasannya. − Alat bantu; foto, film dsb

− Hindari prasangka.

Wawancara

Langsung

Via telepon

Deskriptif

Eksploratif

Jenis wawancara (interview):

1. Menurut fungsi: (a) diagnostik, (b) therapeutik (c) penelitian

2. menurut jumlah responden : (a) individual, (b) kelompok

3. menurut lamanya: (a) singkat, (b) panjang

4. peranan pewawancara dan responden:

a) terbuka, tak berstruktur, bebas, non-directive atau client-centered

(31)

3 Keuntungan:

a) diperoleh keterangan sedalam-dalamnya

b) peneliti dapat memperoleh informasi yang diinginkan

c) kepastian jawaban

d) peneliti dapat memastikan pertanyaan difahami responden

e) fleksibilitas cara bertanya

f) dapat melihat gerak-gerak, mimik responden

g) salah tafsir dapat diperbaiki

h) responden lebih mau menjawab daripada menulis

Kelemahan:

a) tingkat kepercayaan jawaban verbal adakalanya meragukan

b) pewawancara bisa tidak konstan, bila terus-menerus mewawancarai

c) bila diwakilkan ke pewawancara lain, ada perbedaan cara Æ hasil

d) bila direkam Æ mamakan waktu

e) belum ada sistem tertentu cara mencatat hasil interview

f) bila tempat responden berjauhanÆ biaya

g) kesulitan menemui responden yangsibuk.

Manfaat wawancara:

− sebagai pelengkap atau penguji angket (kuesioner).

Angket (kuesioner)

Merupakan daftar pertanyaan yang didistribusikan.

Tidak selalu angket merupakan alat yang serasi untuk mengumpulkan data.

Dapat digunakan bila:

Responden mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk menjawab.

(32)

4 Berdasarkan sifat jawaban yang diinginkan:

a) tertutup

b) terbuka

c) kombinasi

Berdasarkan cara:

a) melalui pos, e-mail

(33)

 

Pengukuran dalam Penelitian 

 

Dengan pengukuran dapat dihitung pengaruh variabel satu terhadap yang lain.  Fungsi : 

a) Memberikan data kuantitatif yang dapat diolah dengan statistik,Æ 

Pengumpulan data dapat melalui observasi, angket (kuesioner), wawancara 

Ædituangkan dalam bentuk angka. Æ diolah dengan statistik. 

b) Dapat diuji hipotesis‐hipotesis serta teori yang mendasarinya,Æ dengan mencari 

korelasi (cara ampuh). 

c) Dapat diketahui perbedaan hingga manakah suatu sifat, nilai, sikap dimiliki oleh 

individu atau kelompok. 

 

Kuantifikasi data: 

Ada variabel yang mudah diamati seperti usia, lama pendidikan, pendapatan orang tua 

dsbnya. Æ mudah dikuantifikasi. 

Ada variabel yang sulit untuk diamati seperti sikap, persepsi dan sebagainya. 

 

Pengujian hipotesis dan teori: 

Berusaha menjelaskan bagaimana terjadi gejala‐gejala tertentu. 

 

Perbedaan taraf: 

Terdapat sifat‐sifat yang bercorak kualititatif yang dapat dibedakanÆ dari tinggi ke 

rendahÆ dapat diolah secaara kuantitatif. 

 

Pengukuran sebagaimasalah: 

Dalam penelitian sosial, diperlukan pengukuran kuantitatif untuk mengetahui pengaruh 

sejumlah variabel terhadap suatau gejala yang diselidiki. 

Pengukuran dalam penelitian sosial terdapat continuum dalam dunia kenyataan.  Sifat 

continuum ditafsirka dari variabel yang dipilih. Pengetahuan tentang masalah yang 

diteliti harus legkap (dari studi pustaka, pengamatan dsbnya)Æ untuk menyusun skala. 

(34)

Reliabilitas 

 

Suatu skala dianggap reliable yaitu dapat dipercaya bila secara konsisten memberi hasil 

yang sama jika diterapkan pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda. 

 

Cara untuk mengetahui skala itu reliable: 

1. Tes‐retes atau uji dan uji kembali. Sampel yang sama kitaukur dua kali dengan 

skala yang sama dan hasilnya dibandingkan. Koefisien korelasi antara hasil 

kedua pengukuran meunjukkan hinga manakah skala itu dapat dipercaya. 

2. Dua bentuk skala yang ekivalen. Dibuat dua skala yang ekivalen, yang sama, 

yang dicobakan berturut‐turut sampai kepada yang sama. Jika hasil keduanya 

menunjukkan kesamaan yang tinggi yang nyata dari koefisien korelasinya, maka 

skala itu dapat dianggap reliable. 

3. Bagi dua. Sampel dibagi dua. Misalnya sampel nomor genap dan nomor ganjil. 

Tiap kelompok diperlukan skala tersendiri. Kemudian dikorelasikan. Cara bagi 

dua ini bila butir item 16‐20 buah. 

 

Validitas 

 

Suatu skala dianggap sahih atau valid bila skala itu mengukur apa yang seharusnya 

diukur. Cara untuk melihat kesahihan: 

1. Pikiran logis dan wajar.  Item skala wajar dan logis. 

2. Pendapat orang yang tahu. Perluasan dari nomor 1. 

3. Menggunakan kelopmpok yang telah diketahui coraknya. Variasi dari cara 2. 

4. Kriteria independen. Secara ideal suatu skala valid jika dapat divalidasikan 

dengan criteria yang independen yang mampu mengukur setiap posisi dalam 

kontinum. 

(35)
(36)

Contoh‐contoh metode pengukuran: 

Pengukuran menurut skala Likert 

Misal inginmengukur sikap pekerja tentang pekerjaannya. Sikap adalah kecenderungan 

untuk kelakuan tertentu. Kemudian dirumuskan sejumlah pertanyaan yang 

menunjukkankepuasan tentang pekerjaan.  Tiap pertanyaan akan dinilai oleh 

responden: 

 

Sangat  setuju 

Setuju  Ragu‐ragu 

mungkin 

setuju 

Ragu‐ragu 

mungkin 

tidak setuju 

Tidak setuju  Sangat tidak  setuju 

1. Pekerjaan saya rasanya seperti hobi 

Sangat  setuju 

Setuju  Ragu‐ragu 

mungkin 

setuju 

Ragu‐ragu 

mungkin 

tidak setuju 

Tidak setuju  Sangat tidak  setuju 

2. Saya merasa bahaga dalam pekerjaan saya sekarang 

 

Dapat dirumuskan sejumlah pertanyaan menurut keperluan penelitian tergantung disain 

penelitian, misalnya 20 pernyataan.  Tiap respons diberi nilai misalnya: 

Sangat setuju=6 

Setuju = 5, seterusnya sampai angka 1 untuk sangat tidak setuju.  

 

Bila jumlah sampel 100, maka angka maksimal untuk 1 pertanyaan adalah 6X100=600 

dan angka minimal adalah 100X1=100. 

 

Skor akhir diperoleh dengan menjumlahkan angka untuk tiap jawaban, karena itu slake 

Likert disebut summated ratings atau rating yang dijumlahkan. Jumlah atau rating 

maksimal untuk 20 pertanyaan untuk tiap resopnden adalah 20X6=120 angka dan 

minimal 20X1=20 angka.   Jadi skor berkisar antara 20 sampai 120. Dari jumlah itu 

dibedakan taraf atau intensitas sikap seseorang terhadap kepusan seseorang tentang 

pekerjaannya. 

(37)

Dapat dibuat pernyataan yang negative atau menunjukkan sikap yang tidak puas 

tentang pekerjaannya.   Dalam hal demikian dapat diberikan nilai paling kecil atau 1 

untuk jawaban yang menyetujuinya dan angka 6 bagi yang tidak menyetujuinya misal: 

Sangat  setuju 

Setuju  Ragu‐ragu 

mungkin 

setuju 

Ragu‐ragu 

mungkin 

tidak setuju 

Tidak setuju  Sangat tidak  setuju 

1. Pekerjaan saya kecewa menerima pekerjaan ini. 

2. Saya benar‐benar tidak menyukai pekerjaan ini. 

 

 Pada contoh di atas ada 6 pilihan.  Bisa dibuat 2 pilihan, 3 pilihan dan 5 pilihan.   

Keuntungan menggunakan skala Likert: 

• Mempunyaibanyak kemudahan. Menafsirkannya relative mudah. Skor yang 

tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor yang 

rendah 

• Mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan 

intensitas sikap tertentu. Skor untuk tiap pernyataan juga mengukur intensitas 

sikap responden terhadap pernyataan itu. 

• Luwes dan fleksibel. 

Kelemahan: 

• Asumsi tiap pernyataan mempunyai nilai yang sama tidak dapat 

dipertanggungjawabkan. 

• Ada kemungkinan yang mempunyai sikap yang sama intensitasnya memilih 

jawaban yang berbeda. 

• Validitas item pernyataan dapat disangsikan.   

 

Skala menurut metode Thurstone 

 

Tujuan skala Thurstone sama dengan skala Likert yaitu membedakan intensitas sikap 

atau perasaan terhadap suatu hal tertentu. Skala dari item disusun berasarkan taraf 

intensitasnya. 

(38)

Cara: 

Mula‐mula dikumpulkan sekitar 100 item atau pernyataan mengenai hal tertentu.  Item 

tersebut menunjukkan skap yang sangat kuat atau tinggi sampai paling lemah atau 

rendah. Missal: 

1. Saya dapat menyetujui bila mereka itu diterima sebagai warga Negara 

2. Saya setuju membolehkan mereka dating sebagai pengunjung ke Negara kita. 

Orang yang menerima pernyataan 1, akan menerima pernyataan 2. Orang yang 

menyetujui 2 belum tentu setuju 1. 

 

Setelah terkumpul sekitar 100 pernyataan, dipilih 25 orang yang dipercaya untuk menilai 

semua item menurut intensitasnya. Untuk itu para penilai diminta untuk menempatkan 

setiap item dalam salah satu dari 7 kategori atau 11 kategori menurut keinginan 

penyusunan skala 

 

Missal untuk pernyataan (1) diperoleh hasil penilaian sbb:   

Kategori 

Jumlah penilai yang  menempatkan item (1) 

dalam kategori 

Hasil perkalian Kategori X  jumlah penilaian 

1  4 4 

2  3  6 

3  7  21 

4  8  32 

5  0 0 

6  2  12 

7  1  7 

  25  82 

 

Nilai pernyataan itu adalah nilai rata‐rata penempatan pernyataan dalam suatu kategor 

jadi 82:25=3,28 atau dibulatkan menjadi 3,3. 

 

Demikian pula akan diperoleh nilai berupa angka dari semua item yang dinilai.  Dari 100 

item harus dipilih lagi misalnya 20 buah item yang masing‐masing mempunyai nilai dari 

yang paling tinggi (mendekati 7) secara berangsur‐angsur sampai yang paling redah 

(mendekati 1). Misalnya diperoleh: 

(39)

 

Pernyataan  Nilai Pernyataan Nilai 

1  6,7  11  3,8 

2  6,3  12  3,4 

3  5,9 13 3,1 

4  5,5  14  2,8 

5  5,2  15  2,6 

6  5,0  16  2,2 

7  4,8 17 2,0 

8  4,7  18  1,8 

9  4,3  19  1,6 

10  4,1  20  1,2 

 

Bila skala itu baik, maka pilihan responden untuk (missal 2 atau 3 pernyataan yang 

sesuai dengan sikap/perasaan) akan berdekatan. 

 

Kelemahan: 

Waktu yang lebih banyak dibutuhkan untuk mengumpulkan sekitar 100 item dan 

meminta para ahli untuk menilainya. 

Dua responden dengan rata‐ra skor yang sama belum berarti mereka mempunyai sikap 

dengan intensitas yang sama. 

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa perlakuan hidrolisis yang telah dilakukan, perlakuan yang memberikan kadar glukomanan yang tinggi merupakan perlakuan terbaik, sehingga dalam penelitian

Judul Skripsi : “ Kasus Dugaan Korupsi Perumahan Griya Lawu Asri “ (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Bupati Karanganyar Rina Iriani terhadap Perumahan

Classic Dangdut (Dangdut Lawas) merupakan program acara yang menyajikan tembang-tembang lawas setelah seharian beraktifitas, disini saatnya untuk menikmati suasana

Keberhasilan ZA dalam menyebarkan JSR ditunjang dengan pemanfataan internet guna menyebarluaskan pesan-pesan dakwahnya. Meskipun tetap melakukan kegiatan dakwah

Pengembangan media pembelajaran komik ini didasari oleh rendahnya tingkat pengetahuan siswa – siswi di SD Negeri 2 Tegalharjo tentang pentingnya gizi seimbang yang dibuktikan

Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan “Ada hubungan antara Pekerjaan dengan Kelengkapan Imunisasi TT.seseorang yang bekerja dan mempunyai banyak kesibukan dapat

Merupakan proses sampling dimana setiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian..

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling yang mana kesempatan setiap individu untuk menjadi sampling tidak