• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai pendidikan birrul walidain dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai-nilai pendidikan birrul walidain dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

OKA AURORA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh

Yumna Hidayatin

NIM 1111011000010

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMB

AIi PEN

G,E S

AIIT\N

PEN,IBIMBIN G SI(RI P S

I

Skripsi berjuclul Nilai-Nilai Penilicliliarr Birrul lf/aliclain dalam Novel zlclct Surgu

di

Rumahmu

Karya Oka Aurora

disusr-rn oieh Yumna Hidayatin, NIM. 1111011000010, Jumsan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguman, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahrllah Jakarla. Telah rnelalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya iimiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 0l Desember 2015

Yang Mengesahkan,

Pembimbing II, Pembimbing I,

(3)

(FITK)

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dinyatakan

lulus

dalam ujian

munaqasah pada tanggal 07 Januan 2076 di depan Dewan PengUji. Karena itu,

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (s.Pd.I).

Jakarta, I I Januari 2016

Panitia Ujian Munaqasah Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)

Dr.H. Abdul Majid Khon. M.Ae

NrP.19s80707 198703

t

005

Sekretaris Jurusan

Marhamah Shaleh. Lc. MA

NIP. 19720313 200801 2010 Penguji I

Siti Khadijah. MA

NIP. 19700727 199703 2 004 Penguji II

Drs. Rusludi Jamil. M.Ag

NrP. 19621231 199503 1 005

Dekan Fakultas Ilm

l4*l

-%r/1

lA-

f

. zole

//:

!

:

29!{

Mengetahui,

ruan (FITK)

(4)

Saya yalg bertanda talgan di

Nama

Tempat/Tg[.Lahir

NIM

Jurusan I Prodi Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

I

Dosen Pembimbing

II

bawah ini,

. Yumna Hidayatin

: Karawang, 19 November 1993 :

i111011000010

,

: Pendidikan Agama

Islarn r

:

: Nilai-Nilai Pendidikan Birrul Walidain dalarn Novel Ada Surgo di RumahmuKaryaOka Aurora

: Dr. H. Dimyati, MA

: Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA, M.Pd.

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggrurg jawab secara akadernis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah.

Jakarta, 01 Desember 2015 Mahasiswa Ybs.

F69DEADF4468

:

Yumna Hidayatin

NIM. 1111011000010

(5)

i

Tujuan penelitian dari novel Ada Surga di Rumahmu yaitu untuk

menemukan nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terdapat dalam novel tersebut dan untuk menemukan metode pendidikan yang digunakan untuk pendidikan birrul walidain dalam novel tersebut. Penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu untuk memperkaya khazanah keilmuan bagi peneliti karya sastra, khususnya karya novel dan untuk referensi dalam dunia pendidikan agama Islam. Bagi para pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk masukan dalam memahami suatu karya sastra dan sebagai rujukan dalam bidang pendidikan.

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan) yakni suatu jenis penelitian yang mengacu pada khazanah kepustakaan seperti buku-buku, artikel, atau dokumen-dokumen lainnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu suatu cara pencarian data melalui hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, dan sebagainya. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode content analysis (analisis isi) dan metode deskriptif. Analisis isi digunakan untuk mengungkap, memahami, dan menangkap isi karya sastra, sedangkan metode deskriptif untuk membahas objek penelitian secara apa adanya sesuai dengan data-data yang diperoleh.

Penelitian ini menemukan beberapa nilai pendidikan birrul walidain dalam novel Ada Surga di Rumahmu Karya Oka Aurora yaitu: berbicara lemah lembut kepada orangtua, menaati perintah orangtua, bersikap santun kepada orangtua, menafkahi orangtua, mengutamakan kepentingan orangtua, meminta izin dan restu orangtua, mendoakan orangtua, membantu pekerjaan orangtua, menjaga silaturahim dengan orangtua, mendoakan dan menziarahi kubur orangtua yang sudah meninggal. Adapun metode pendidikan yang digunakan untuk pendikan

birrul walidain dalam novel ini meliputi: metode nasihat, metode teladan, dan metode kisah.

(6)

ii

The aims of the research of the novel Ada Surga di Rumahmu are to find

out the values of Birrul Walidain education and also to find out the methods of education which used for Birrul Walidain education in the novel. This research gives some benefits not only for the writer but it also gives some benefits for the reader. The benefits are to enrich the knowledge for literature researcher, especially research of the novel, and to give some references for Islamic education. For the reader, this research is also used as the input in understanding a literature and as a reference in the field of education.

This research used library research which refers to literature such as books, articles, or other documents. Technique of collecting data in this research used documentation method. It is one of the way in collecting the data through things or variable in the form of notes, transcripts, books, and so on. In analyzing the data, the researcher used content analysis method and descriptive method. This content analysis is used to uncover, understand, and to catch the content of literature work. While the descriptive method, it is to describe object of the research according to the data obtained.

The result of this research showed some Birrul Walidain education values of Ada Surga di Rumahmu, a novel by Oka Aurora such as: speaking gently to

parents, obeying parents’ words, being polite to parents, feeding up parents, putting the parents’ priority first, asking for parents’ blessing, praying for parents,

helping parents’ works, keeping a good relationship to parents, praying for and

pilgrimming parents who have passed away. The methods of education used for

Birrul Walidain education in the novel are counsel method, modeling method, and story method.

(7)

iii

Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh

Kiranya tiada kalimat yang pantas diucapkan selain Alhamdulillâh, yang

merupakan kalimat terindah yang dapat penulis sampaikan. Segala puji hanya

bagi Allah, merupakan manifestasi rasa syukur terhadap kehadirat Ilâhi Rabbi

dengan rahmat dan hidâyahnya telah menghadiahkan anugerah yan begitu

mahal nilainya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Şalawat dan

salâm semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw,

orang yang begitu mencintai kita sehingga diakhir hayatnya yang beliau sebut

dan kenang hanyalah kita umatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menyadari bahwa suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari

bantuan beberapa pihak, baik batuan moril ataupun materil. Oleh karena itu

sudah menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus

dan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK).

2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. dan Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA,

Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga

kebijakan yang telah dilakukan selalu mengarah kepada kontinuitas

eksistensi mahasiswanya.

3. Dr. H. Dimyati, M.A dan Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA, M.Pd,

(8)

nasehat, kritik dan saran, serta motivasi yang besar dalam proses

penulisan skripsi ini.

4. Yudhi Munadi MA, dosen pebimbing akademik yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi

penulis.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai

materi perkuliahan.

6. Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

menyediakan berbagai referensi yang menunjang dalam penulisan

skripsi ini.

7. Orang tua penulis, yaitu: Dr. H. Sapiudin Shidiq, MA. dan Dra. Hj.

Yayah Sopiah yang telah merawat, mendidik putra-putrinya dengan

tulus ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta

membimbing, memotivasi dan mendo‟akan penulis dalam menempuh

langkah hidup di dunia yang sementara ini.

8. Adik-adikku tersayang, M. Ali Haidar, Halwa Shaima, dan M. Fawaz

Khatami yang selalu memberikan semangat kepada penulis, semoga

kita selalu menjadi anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang

tua kita.

9. Tubagus Wahyudi, ST., MSi., MCHt, CHI., guru sehat Kahfi BBC

Motivator School yang selalu memberikan motivasi, inspirasi, dan

banyak pelajaran kehidupan sehingga penulis selalu optimis dalam

menyelesaikan skripsi.

10.Teman-teman sejawat jurusan PAI angkatan 2011, khususnya sahabat

PAI A yang selalu ada untuk menemani, membimbing, dan terus

memberikan semangat kepada penulis.

11.Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah

(9)

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan

pahala dan rahmat Allah SWT. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Robbal `Âlâmîn.

Jakarta, 01 Desember 2015

(10)

vi

berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Konsonan Tunggal

No. Huruf Arab Huruf Latin No. Huruf Arab Huruf Latin

1 ا Tidak

dilambangkan

16 ط ţ

2 B 17 ظ ť

3 T 18 ع „

4 Ś 19 غ ġ

5 ج J 20 ف f

6 ح H 21 q

7 Kh 22 k

8 د D 23 l

9 Ż 24 m

10 ر R 25 n

11 Z 26 و w

12 س S 27 h

13 ش Sy 28 ء `

14 ص Ş 29 ي y

15 Đ 30 ة h

2. Vokal Tunggal

Tanda Huruf Latin

َ ـ A

َ ـ I

(11)

3. Vokal Rangkap

Tanda dan Huruf Huruf Latin

ْ يـ Ai

ْ وــ Au

4. Mâdd

Harakat dan Huruf Huruf Latin

ْاــ â

ْ يــ Î

ْ وــ ȗ

5. Tâ’ Marbuţah

Tâ’ Marbuţahhidup translitrasiya adalah /t/. Tâ’ Marbuţahmati transliterasinya adalah /h/.

Jika pada suatu kata yang akhir katanya adalah Tâ’ Marbuţah diikuti oleh

kaya sandang al, serta kata kedua itu terpisah maka Tâ’ Marbuţah itu

ditransliterasikan dengan /h/.

Contoh:

ناوي لاَ ي ح = hadîqat al-hayawânât atau hadîqatul hayawânât

يئا بإاَ سر لا =al-madrasat al-ibtidâ`iyyâh atau al-madrasatul

ibtidâ`iyyâh

6. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah/tasydid ditransliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf

yang diberi tanda syaddah (digandakan).

َ َ ع Ditulis „allama

َ ر ي Ditulis yukarriru

7. Kata Sandang

a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan

(12)

Contoh:

َ ة اَ لا= aş-şalâtu

b. Kata sadang diikuti dengan hufuf Qamariyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya. Contoh:

َ

َ لا= al-falaqu

8. Penulisan Hamzah

a. Bila hamzah terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan dan ia

seperti alif, contoh:

َ

َ كأ= akaltu َ ي و أ = ȗtiya

b. Bila di tengah dan di akhir, ditransliterasikan dengan aprostof, contoh:

و كأ = ta‟kulȗna َ ئي ش = syai`un

9. Huruf Kapital

Huruf kapital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata

sandangnya. Contoh:

آ لا = al-Qur`ân

(13)

ix

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ... 7

BAB II : KAJIAN TEORI A. Pendidikan Birrul Walidain ... 9

1. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Birrul Walidain ... 9

2. Metode Pendidikan Islam ... 11

3. Keutamaan Birrul Walidain ... 15

4. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain ... 17

5. Berkah Birrul Walidain ... 22

B. Konsep Novel ... 24

1. Pengertian Novel ... 24

2. Unsur-Unsur Novel ... 26

(14)

D. Kerangka Berpikir ... 33

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Langkah-Langkah Penelitian ... 35

B. Satuan Analisis ... 36

C. Prosedur Analisis ... 37

D. Teknik Analisis ... 38

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 40

1. Sinopsis Novel Ada Surga di Rumahmu ... 40

2. Unsur Intrinsik ... 43

a. Tema Novel ... 43

b. Latar ... 43

c. Alur ... 49

d. Penokohan ... 49

e. Sudut Pandang ... 52

3. Unsur Ekstrinsik (Biografi Oka Aurora) ... 53

B. Hasil Analisis Data ... 55

C. Pembahasan Hasil Analisis Data... 58

1. Nilai-Nilai Pendidikan Birrul Walidain dalam Novel Ada Surga di Rumahmu Karya Oka Aurora ... 59

a. Berbicara Lemah Lembut kepada Orangtua ... 59

b. Menaati Perintah Orangtua ... 61

c. Bersikap Santun kepada Orangtua ... 63

d. Menafkahi Orangtua ... 66

e. Mengutamakan Kepentingan Orangtua ... 67

f. Meminta Izin dan Restu Orangtua ... 70

g. Mendoakan Orangtua ... 71

(15)

i. Menjaga Silaturahim dengan Orangtua... 74

j. Mendoakan dan Menziarahi Kubur Orangtua yang Sudah Meninggal ... 75

2. Metode Pendidikan yang Digunakan untuk Pendidikan Birrul Walidain dalam Novel Ada Surga di Rumahmu Karya Oka Aurora ... 76

a. Metode Nasihat ... 76

b. Metode Keteladanan ... 79

c. Metode Kisah ... 82

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Implikasi ... 85

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(16)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 : Temuan Nilai-Nilai Pendidikan Birrul Walidain dalam Novel Ada Surga

[image:16.612.126.526.187.614.2]

di Rumahmu Karya Oka Aurora ... 55

Tabel IV.2 : Temuan Metode Pendidikan Birrul Walidain dalam Novel Ada Surga di

(17)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran II : Daftar Uji Referensi

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbakti kepada orangtua merupakan hal yang sangat penting dalam

ajaran Islam. Adapun kondisi berbakti kepada orang tua lebih disukai oleh Allah

Swt. daripada berjihad di jalan Allah Swt. Hal ini tercermin dalam sebuah hadis

yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang berbunyi:

ْنع

:ل ق ؟ هَا لإ ُ حأ لمعْلا ُ أ ه س هْ ع هَا ه ص ه بهنلا تْلأس :ل ق هَا دْبع

ه ث :ل ق ؟ٌ أ ه ث :ل ق , تْق ع ةَهصلا

د جْلا : ل ق ؟ ٌ أ ه ث :ل ق ,نْ دلا ْلا ُرب

هَا ل بس ف

) ر خبلا ها ر(

Abdullah bin Mas‟ud bertanya kepada Rasulullah Saw.: “Amal apakah yang paling Allah cintai?” Rasulullah Saw menjawab: “Shalat pada waktunya” Abdullah bin Mas‟ud bertanya kembali: “Kemudian apa?” Rasulullah Saw menjawab: “Berbakti kepada kedua orangtua” “Kemudian apa?” tanya Abdullah bin Mas‟ud. Rasulullah Saw menjawab: “Berjihad di jalan Allah” (H.R. Bukhari)1

Menurut al-Asqalani dalam Fathul Bâri, sebagian ulama berkata hadis

tersebut sesuai dengan Firman Allah Swt. di dalam surat Luqman ayat 14 yang

berbunyi:

















Artinya: ”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. [bersyukurlah

1

(19)

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman [31]: 14)2

Firman Allah Swt. tersebut dijelaskan dalam tafsir Ibnu Uyainah yang

berbunyi, “Barang siapa shalat lima waktu, maka ia telah berterimakasih kepada

Allah Swt.; dan barangsiapa berdoa untuk kedua orangtuanya setelah shalat, maka

ia berterimakasih kepada mereka.”3

Firman Allah Swt. dalam surat Luqman tersebut telah menunjukkan bahwa

betapa besar apresiasi yang diberikan Allah Swt. kepada orangtua. Manusia tidak

hanya diperintahkan untuk bersyukur kepada Allah Swt, tetapi diperintahkan pula

untuk bersyukur kepada orangtua berkat jasa-jasa yang diberikan orangtua kepada

anaknya. Syukur yang dimaksud ayat di atas adalah menghormati orangtua

dengan memberikan bakti sebaik mungkin kepada mereka.

Fenomena yang terjadi saat ini, masih banyak anak yang belum

memperlakukan orangtuanya dengan baik, salah satunya sebuah kasus yang

diungkap di tribunnews.com. “Seorang anak merasa ibunya membuat beban

hidupnya semakin berat. Ia memukuli ibunya yang telah renta di sebuah rumah

susun di daerah Lower Delta Road, Singapura.”4 Fenomena tersebut sangat

memprihatinkan dan bertolak belakang dengan ajaran agama Islam. Pengorbanan

orangtua yang begitu besar dibalas dengan perbuatan keji.

Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan

perilaku, akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahami

dan dapat melakukan perubahan pada dirinya.5 Sebagaimana tujuan pendidikan

nasional yaitu menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkerpribadian, mandiri, maju, tangguh,

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka), h. 412.

3

Al-Asqalani, op. cit., h. 335.

4

Suryamalang, Anak Durhaka Pukuli Ibu, Picu Murka Warga Singapura, 2015, (http://suryamalang.tribunnews.com/2015/07/28/video-anak-durhaka-pukuli-ibu-picu-murka-warga-singapura).

5

(20)

cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani

dan rohani.6

Beberapa cara yang ditempuh pendidikan untuk membina akhlak yaitu

dengan pembiasaan, keteladanan, kisah, dan lain-lain. Imam Ghazali mengatakan

bahwa kepribadian manusia pada dasarnya dapat menerima segala usaha

pembentukan melalui pembiasaan. Al-Ghazali menganjurkan agar membiasakan

seseorang melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga murah hati dan

murah tangan itu menjadi bi‟atnya yang mendarah daging.7

Akhlak yang baik

tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi, dan larangan, sebab tabiat

jiwa manusia untuk menerima keutamaan tidak cukup hanya dengan perkataan.

Pendidikan tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh

teladan yang baik dan nyata.8

Kisah atau cerita sebagai suatu metode pendidikan ternyata mempunyai

daya tarik yang menyentuh perasaan. Islam menyadari sifat alamiah manusia

untuk menyenangi cerita itu, dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap

perasaan. Oleh karena itu Islam mengeksploitasi cerita itu untuk dijadikan salah

satu teknik pendidikan.9 Digunakan berbagai jenis cerita yang menampilkan suatu

contoh kehidupan manusia yang dimaksudkan agar kehidupan manusia bisa

seperti pelaku yang ditampilkan oleh contoh tersebut. Kisah-kisah tersebut dapat

kita peroleh juga dari berbagai karya sastra.

Menurut M. Atar Semi, sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan

seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan

menggunakan bahasa sebagai mediumnya.10 Karya sastra merupakan karya yang

mengandung banyak nilai-nilai bagi kehidupan manusia.Perlu ditegaskan kembali

6

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 143.

7

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 164.

8Ibid

, h. 165.

9

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 97.

10

(21)

bahwa objek seni sastra adalah pengalaman hidup manusia terutama yang

menyangkut sosial budaya, kesenian, dan sistem berpikir.11

Sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, sastra lebih berperan

menggerakkan hati dan perasaan daripada mengajarkan dalam pengertian kognitif.

Sastra memberi kenikmatan kepada pembaca sehingga ia hadir untuk memberikan

rasa senang, kesenangan yang menghibur dan memuaskan. Hiburan yang

memuaskan dalam karya sastra mengandung manfaat yang melibatkan berbagai

aspek kehidupan yang menunjang atau mempengaruhi cara berpikir, bersikap,

berperasaan, bertindak secara verbal atau nonverbal. Atau minimal, ada perubahan

dalam memandang sesuatu terkait antara sebelum dan sesudah membaca cerita

fiksi.12

Sastra mempunyai peran sebagai salah satu alat pendidikan yang

seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, karena sastra memiliki andil

yang tidak kecil dalam usaha pembentukan dan pengembangan kepribadian. Jika

dimanfaatkan secara benar dan dilakukan dengan strategi yang benar pula, sastra

diyakini mampu berperan dalam pengembangan manusia yang seutuhnya dengan

cara yang menyenangkan.13

Bentuk karya fiksi yang terkenal dewasa ini adalah novel. Novel

merupakan prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan

menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.14 Pada saat ini,

tidak semua novel dapat menjadi bacaan yang baik, maraknya penerbitan novel

remaja yang tidak mementingkan isi.15 Sebaiknya kita membaca novel yang dapat

menghibur dan mendidik, dengan demikian setelah membaca, kita mendapatkan

pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

11Ibid

.

12

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013), h. 433.

13Ibid

, h. 434.

14Ensiklopedi Sastra Indonesia,

(Bandung: Angkasa, 2007), h. 546.

15

(22)

Novel yang mendidik memiliki peranan penting terhadap masyarakat,

karena novel bukan hanya sekedar menyajikan wacana dan cerita kepada

masyarakat, akan tetapi novel juga sangat berperan dalam kehidupan masyarakat,

terlihat dari seorang penulis atau sastrawan dapat dikatakan sebagai pejuang

moral karena mereka berupaya agar si pembaca dapat mengetahui dan memahami

apa yang ada dalam alur cerita novel tersebut sehingga dapat menggugah perasaan

si pembaca.

Novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora ini merupakan salah satu

karya sastra yang banyak memberi pesan mengenai nilai-nilai pendidikan birrul

walidain bagi pembacanya. Oka Aurora mengisahkan seorang anak yang selalu

memuliakan orangtuanya, kebaktiannya kepada orangtua sangat penting untuk

ditiru. Tidak hanya itu, orang tua dan keluarga dari tokoh utama (Ramadhan)

selalu berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Berbagai macam cobaan yang

dilalui keluarga Ramadhan sangat memberikan teladan kepada para pembaca

untuk selalu berada di jalan Allah swt.

Salah satu komentar pembaca yang telah membaca buku ini, Dini Fitria,

penulis Scappa per Amore, berpendapat : “Kisah pertautan antara orang tua, guru,

dan anak yang menginspirasi hingga melahirkan ketakjuban. Di mana ridha orang

tua dan semangat membara dari guru menjadi mercusuar yang tak pernah mati”.16

Pendapat tersebut menggambarkan bahwa novel Ada Surga di Rumahmu mampu

memberikan motivasi kepada generasi muda dan bangsa untuk selalu mencari

ridho orang tua dan menghormati guru agar senantiasa mendapatkan kehidupan

yang bahagia di dunia dan akhirat.

Di antara sekian banyak novel populer yang hanya mementingkan hiburan

dan komersial, novel Ada Surga di Rumahmu ini menonjolkan nilai-nilai

pendidikan birrul walidain yang bermanfaat bagi pembacanya. Namun, peranan

orang tua juga sangat penting dan diperlukan untuk membimbing dan mengambil

hikmah nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terkandung dalam novel

16

(23)

tersebut. Selain itu, novel ini juga menampilkan beberapa metode yang digunakan

untuk pendidikan birrul walidain.

Pengamalan birrul walidain dalam setiap kesempatan yang ditokohi oleh

Ramadhan membuat peneliti tertarik untuk mengadakan analisis novel dengan

judul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN BIRRUL WALIDAIN DALAM NOVEL

ADA SURGA DI RUMAHMUKARYA OKA AURORA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Karya sastra termasuk di dalamnya novel, belum banyak dimanfaatkan

sebagai alat pendidikan.

2. Novel sebagai karya sastra lebih dilihat dari fungsinya untuk

mempengaruhi emosi pembaca, belum ditekankan pada penerapan

nilai-nilai pendidikannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Dari sekian banyak novel yang beredar, tidak semua novel mengandung

tema pendidikan. Novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Auroratampil

sebagai salah satu novel bertema pendidikan yang sampai saat ini belum

ada yang mengkaji.

C. Pembatasan Masalah

Agar terhindar dari meluasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada novel yang berjudul Ada

Surga di Rumahmu karya Oka Aurora yang sampai saat ini belum ada yang

mengkaji. Selain itu peneliti hanya memfokuskan pada permasalahan:

1. Nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terkandung dalam novel Ada

(24)

2. Metode pendidikan yang digunakan untuk pendidikan birrul walidain

dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah yaitu:

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terkandung dalam

novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora?

2. Apa saja metode pendidikan yang digunakan untuk pendidikan birrul

walidain dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora?

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

a. Mengetahui nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terkandung

dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora.

b. Mengetahui metode pendidikan yang digunakan untuk pendidikan

birrul walidain dalam novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka

Aurora.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1) Diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan mengenai

nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terdapat dalam novel

Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora.

2) Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi peneliti mengenai

nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang terdapat dalam novel Ada

(25)

3) Untuk memperkaya khazanah keilmuan bagi peneliti karya sastra

novel selanjutnya.

4) Untuk referensi dalam dunia pendidikan agama Islam.

b. Manfaat Praktis

1) Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi para pembaca

dalam mengaplikasikan nilai pendidikan birrul walidain dalam

novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora dalam kehidupan

sehari-hari.

2) Diharapkan menjadi bahan refleksi yang mengena tanpa

menggurui sehingga masyarakat khususnya umat muslim dapat

mengamalkan nilai pendidikan birrul walidain dalam kehidupan

(26)

9

A. Pendidikan Birrul Walidain

1. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Birrul Walidain

Dalam membahas nilai-nilai pendidikan birrul walidain perlu

diketahui pengertian dari nilai dan juga pengertian pendidikan birrul

walidain. Dalam kamus Bahasa Indonesia, “Nilai memiliki arti sifat-sifat

(hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.”1 Tidak ada sebuah

nilai apabila tidak ada sesuatu yang menyemat nilai tersebut, jadi sebuah

nilai akan sangat tergantung pada pengembannya. Menurut Abu Ahmadi dan

Noor Salimi, “nilai merupakan seperangkat keyakinan atau perasaan yang

diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada

pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku.”2

Istilah pendidikan berasal dari kata dasar “didik”, yang artinya

“memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.”3

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”4

1

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 690.

2

Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 202.

3

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 232.

4

(27)

Menurut John Dewey, “pendidikan adalah proses pembentukan

kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah

alam dan sesama manusia.”5 Muhibbin Syah mendefinisikan pendidikan

sebagai “tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang

atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.”6 Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. 7

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok

orang untuk mewujudkan kecerdasan pikiran, akhlak, dan keterampilan

melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Berbakti kepada kedua orang tua dalam bahasa Arab disebut birrul

walidain. Ia terdiri dari kata birr (kebaktian, kebajikan), dan alwalidain (dua

orang tua). Dengan demikian, secara harfiyah kata birrul walidain berarti

berbakti atau berbuat kebajikan kepada kedua orang tua.8

Istilah berbakti kepada orang tua merupakan terjemahan yang

diambil dari istilah Al-Qur‟an, yaitu bil walidaini ihsana. Menurut Quraish

Shihab, maksud dari berbuat baik kepada orang tua yaitu dengan

memberikan kebaikan dan kegembiraan kepada keduanya dengan semampu

kita dan mencegah gangguan terhadap keduanya melebihi perlakuan yang

kedua orang tua berikan kepada kita9

Berdasarkan pengertian pendidikan dan birrul walidain tersebut,

maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud pendidikan birrul walidain

5

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 2.

6

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 32.

7

Hasbullah, op. cit., h. 1.

8

Salafuddin Abu Sayyid, Surga di Telapak Kaki Bunda, (Surakarta: Wacana Ilmiah Press, 2010), h. 17.

9

(28)

adalah proses atau usaha yang dilakukan untuk menjadikan seseorang, anak

yang berbakti dan menggembirakan orangtua.

Dari berbagai definisi di atas, maka dapat diketahui nilai-nilai

pendidikan birrul walidain adalah sifat-sifat atau hal yang perlu ditanamkan

pada diri seseorang agar menjadi anak yang berbakti kepada orangtua.

2. Metode Pendidikan Islam

Sebuah ungkapan populer yang kita kenal dalam dunia proses belajar

mengajar yaitu “metode jauh lebih penting dari pada materi”. Demikian

urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran, sebuah proses

belajar mengajar (PBM) bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses

tersebut tidak menggunakan metode. Karena metode memiliki posisi kedua

terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen-komponen pembelajaran:

tujuan, metode, materi, media, dan evaluasi.10

“Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati dan “dhos” yang berarti jalan atau cara. Metode

berarti suatu jalan yang dilaalui untuk mencapai tujuan.” 11

“Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.”12

Dari berbagai pengertian metode dapat disimpulkan bahwa metode

pendidikan Islam adalah cara yang digunakan oleh pendidik dalam

melaksanakan proses pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan

Islam.

10

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2012), h. 109.

11Ibid

, h. 40.

12

(29)

Adapun metode pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

a. Metode Pembiasaan

Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , “biasa” adalah “1) . Lazim atau umum; 2).

Seperti sedia kala; 3). Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam

kehidupan sehari-hari, 4). Sudah seringkali.” 13Dengan adanya prefiks “pe”

dan sufiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu/ seseorang menjadi terbiasa.14

Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam,

dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan

untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai

dengan tuntunan ajaran Islam.

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap

peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki “rekaman” ingatan

yang kuat dan kondisi kepribadiannya yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai awal daam proses pendidikan, pembisaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai moral ke dalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.15

b. Metode Perumpamaan (Amtsal)

Metode perumpamaan (amtsal), yakni metode yang digunakan oleh

pendidik dengan cara mengambil perumpamaan-perumpamaan dalam

ayat-ayat al-Qur‟an untuk diketahui dan diresapi peserta didik, sehingga peserta

didik dapat mengambil pelajaran dari perumpamaan tersebut.16

13

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 129.

14

Arief, op. cit., h. 110.

15Ibid

.

16

(30)

c. Metode Kisah

Metode kisah mengandung arti suatu cara dalan menyampaikan materi

pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana

terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan

saja.Metode kisah merupakan salah satu metode pendidikan yang mashur

dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasari oleh

ketulusan hati yang mendalam.17

d. Metode Targhîb dan Tarhîb

Metode targhîb dan tarhîb, yakni metode yang digunakan pendidik

dengan cara memberikan targhîb (janji-janji kesenangan, kenikmatan

akhirat yang disertai bujukan) dan tarhîb (ancaman karena melakukan

perbuatan dosa). Metode ini dimaksudkan agar peserta didik melaksanakan

perbuatan yang diperintahkan dan menjauhi larangan Allah Swt.18

e. Metode Diskusi

“Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada

suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan

suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami

pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.” 19

Oleh karena

itu, diskusi bukan lah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih

bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara

bersama-sama.

“Metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berfikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang

kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara

17

Arief, op. cit.,h. 160.

18

Yasin, op. cit., h.. 145.

19

(31)

saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari

jalan terbaik (alternatif terbaik).”20

f. Metode Keteladan

Bila dicermati historis pendidikan di zaman Rasulullah Saw. dapat

dipahami bahwa salah satu faktor terpenting yang membawa beliau kepada

keberhasilan adalah keteladanan (uswah). Rasulullah ternyata banyak

memberikan keteladanan dalam mendidik sahabatnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa “keteladanan” dasar katanya “teladan” yaitu: “(Perbuatan atau barang dsb,) yang patut ditiru dan dicontoh.”21

Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang

dapat ditiru atau dicontoh.

Sebagai pendidikan yang bersumber kepada Al-qur‟an dan Sunnah

Rasulullah, metode keteladanan tentunya didasarkan kepada kedua sumber

tersebut. Dalam Al-qur‟an, “keteladanan” diistilahkan dengan kata Uswah,

kata ini berada dalam Firman Allah Swt.:









































Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 21)22

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah mengutus Nabi

Muhammad Saw. ke bumi ini adalah sebagai contoh atau tauladan yang

baik bagi umatnya. Beliau selalu terlebih dahulu mempraktekkan semua

20

Arief, op. cit., h. 146.

21

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 1025.

22

(32)

ajaran yang disampaikan Allah sebelum menyampaikan kepada umat,

sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang tidak senang untuk

membantah dan menuduh bahwa Rasulullah Saw. hanya pandai bicara dan

tidak pandai mengamalkan. Praktek “uswah” ternyata menjadi pemikat bagi

umat untuk menjauhi semua larangan yang disampaikan Rasulullah dan

mengamalkan semua tuntunan yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw,

seperti melaksanakan ibadah, shalat, puasa, nikah. dll.23

Metode keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk

merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang

baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang biak secara fisik maupun

mental dan memiliki akhlak yang baik dan benar. Keteladanan memberikan

kontribusi yang sangat besar dalam pendidikan ibadah, akhlak, kesenian,

dll.24

g. Metode Nasihat (mau’izdah)

Metode Nasihat (mau’izdah) yaitu metode yang digunakan oleh pendidik dalam proses pendidikan dengan cara memberi nasihat-nasihat

yang baik dan dapat dipercaya, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman

oleh peserta didik untuk bekal kehidupan sehari-hari.25

3. Keutamaan Birrul Walidain

Birrul Walidain merupakan salah satu ajaran Islam yang utama dan

tindakan yang mulia. Dikatakan demikian, karena dengan berbakti kepada

orangtua berarti kita telah menjalankan dua hal sekaligus, yaitu

melaksanakan perintah Allah Swt, dan berbuat baik kepada sesama makhluk

Allah Swt, kedua-duanya merupakan tindakan atau perilaku yang sangat

terpuji.

23

Arief, op. cit., h. 119.

24Ibid

, h. 120.

25

(33)

Allah Swt. memberikan penghargaan yang sangat besar kepada anak

yang berbakti kepada orangtuanya. Bahkan Allah Swt. mensejajarkan bakti

kepada orang tua dengan shalat dan jihad.26 Seperti yang disabdakan oleh

Rasulullah Saw.:

Dari Abdullah bin Mas‟ud, aku bertanya kepada Rasulullah Saw.: “Amal

apakah yang paling Allah cinta?” Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya” Aku bertanya kembali: “Kemudian apa?” Nabi Saw. bersabda: “Berbakti

kepada Kedua Orangtua” Aku bertanya : “Kemudian apa?” Nabi Saw.

bersabda: “Berjihad di Jalan Allah”. (H.R. Bukhari)27

Anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya juga akan memiliki nilai

ibadah melebihi ibadahnya orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan

Allah Swt.28 Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah Saw.,

dalam sebuah hadis yag berbunyi:

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash ada seorang yang menemui Nabi Saw.,

lalu berkata: “Aku hendak membaiatmu untuk berhijrah dan berjihad dalam rangka mengharap pahala dari Allah” Nabi bertanya kepada keduanya, “

Apakah di antara kedua orang tuamu ada yang masih hidup?”“Ya, kedua

-duanya masih hidup.” jawabnya. Nabi bertanya, “Engkau mengharap pahala dari Allah?” “Ya” jawabnya. Nabi bersabda: “Pulanglah, temui keduanya dan sikapilah keduanya dengan baik.” (H.R. Muslim).

Berdasarkan kedua hadis diatas, maka dapat diketahui bahwa birrul

walidain lebih disukai oleh Allah daripada berjihad di jalan Allah karena

orang yang berbakti kepada orang tua akan bernilai jihad jika diniatkan

karena Allah swt.

26

Hamli Syaifullah, Rahasia Keajaiban Berbakti kepada Ibu, (Jakarta: Al-Maghfiroh, 2013), h. 165.

27

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul BaariJilid 3, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003), h. 334.

28

(34)

4. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain a. Birrul Walidain yang Masih Hidup

Birrul walidain (berbakti kepada orang tua) adalah kewajiban setiap

anak. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berbakti kepada orang tua,

diantaranya adalah:

1) Menaati Perintah Orangtua

Taat kepada orangtua merupakan salah satu wujud ketaatan kepada

Allah Swt. Semua perintah orangtua yang tidak melanggar perintah

Allah wajib ditaati. Adapun jika orang tua memerintahkan kepada

kemaksiatan kita boleh menolaknya.29

2) Berbicara Lemah Lembut kepada Orangtua

Berbicara dengan sopan, lemah lembut, dan mempergunakan

kata-kata mulia adalah kewajiban anak kepada orangtuanya.30 Hal ini terdapat

dalam al-Qur`ân surat Al-Isra ayat 23 yang berbunyi:



























































Artinya: “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.”(Al

-Isra [17]: 23)31

29

Mahmud Asy-Syafrowi, Orang Tuaku Pintu Surgaku, (Bandung: Mizania, 2015), h. 97.

30

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 170.

31

(35)

Dari ayat tersebut, anak berkewajiban berbuat baik kepada orang

tuanya yaitu dengan cara berkata dengan lemah lembut dan tidak boleh

berkata dengan perkataan yang menyinggung hati orangtuanya.

Lemah lembut harus mencakup tiga hal yaitu pilihan kata, intonasi

dan ekspresi. Kata yang disampaikan berupa perkataan yang mulia,

intonasi penyampaiannya tidak menyentak, dan disampaikan dengan

ekspresi yang baik.32

3) Menafkahi Orangtua

Orangtua berjasa besar bagi anaknya, karena sejak kecil orangtua

yang menanggung kebutuhan anaknya. Adapun anak merupakan orang

yang paling dekat dengan orangtuanya, maka diantara bentuk birrul

walidain adalah dengan menafkahi orangtua.

Harta yang dimiliki anak adalah harta orangtua. Jadi, jika mereka

mengambil harta anaknya diperbolehkan.

Rasulullah Saw. didatangi seorang lelaki, lalu berkata, „Wahai

Rasulullah, saya mempunyai harta dan anak. Sedangkan ayahku

membutuhkan hartaku itu.” Lalu Nabi bersabda, “Kamu dan hartamu

adalah milik ayahmu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah termasuk hasil

usahamu yang terbaik, maka dari itu makanlah dari penghasilan

anak-anakmu. (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)33

4) Meminta Izin dan Restu Orangtua

Anak yang berbakti adalah anak yang selalu meminta restu

orangtuanya dan meminta izin kedua orangtuanya dalam hal apapun.

Dalam berjihad seorang anak juga harus meminta izin kepada orang

tuanya. Jika orangtua mengizinkan, maka boleh dilaksanakan. Tapi, jika

32

Mahmud Asy-Syafrowi, Orang Tuaku Pintu Surgaku, (Bandung: Mizania, 2015), h. 112.

33

(36)

tidak, maka jangan dikerjakan. Hendaknya anak ikhlas menerima

keputusan orangtuanya yang tidak memberi izin. Sebab, kepatuhannya

mendatagkan pahala yang besar dan bisa jadi hal itulah yang terbaik bagi

anak.

5) Mendoakan Orangtua

Mendoakan orangtua merupakan suatu perbuatan baik. Karena doa

yang dilantunkan seorang anak, esensinya berupa harapan yang

diharapkan oleh sang anak, yaitu sebuah harapan baik agar selalu

menyertai orangtuanya.

Doa yang kita panjatkan dapat berupa doa lantunan kasih sayang.

Sebaiknya memanjatkan doa memohon kasih sayang kepada Allah Swt.

untuk orangtua setiap saat.34

6) Menjaga Adab kepada Orangtua

Perkara-perkara yang berkaitan dengan adab/etika dengan orangtua

sangat penting untuk diperhatikan. Sebab hal kecil/ ringan yang

diperlakukan kepada orangtua akan menjadi besar karena kedudukan

mereka, baik berupa pahala ataupun dosanya. Kesopanan anak kepada

orangtuanya dapat membuat mereka ridha, sehingga bisa menjadi

penyebab ia masuk surga. Ketidaksopanan anak kepada orang tua yang

membuat hati mereka terluka bisa menjadi penyebab ia masuk neraka.35

7) Mengutamakan Kepentingan Orangtua daripada Kepetingan Sendiri

dan Orang Lain

Hak terhadap orangtua harus didahulukan karena keridhaan Allah

Swt. terletak pada keridhaan orangtua, dan kemurkaan Allah Swt juga

terletak pada kemurkaan orangtua. Jika anak masih sering mengabaikan

34

Syaifullah, op. cit., h.129.

35

(37)

kepentingan orangtua dari pada kepentingan diri sendiri dan juga orang

lain maka anak tersebut belum dikatakan patuh.36

Dalam sebuah hadis juga menegaskan bahwa hak orang tua harus

didahulukan dibandingkan dengan hak orang lain, termasuk istri dan

anak-anaknya. Bahz bin Hakim meriwayatkan bahwa seorang laki-laki

bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kepada siapakah saya

harus lebih dulu berbakti?” beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Lalu kepada siapa lagi. beliau menjawab: "Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Kemudian Ibumu!" dia

bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dijawab: "Kemudian bapakmu!" (HR.

Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Hakim dan Baihaqi).

b. Birrul Walidain yang Sudah Meninggal

Perintah untuk berbakti kepada orangtua bukan hanya semasa hidupnya,

tetapi setelah orangtua meninggal pun anak tetap diperintahkan untuk

berbakti kepada orangtua. Berikut ini beberapa bakti yang dapat dilakukan

untuk orangtua yang sudah meninggal:

1) Berdo‟a dan Memohon Ampun untuk Orangtua

Doa adalah intisari ibadah. Tidak ada yang lebih dibutuhkan oleh

siapa yang telah meninggal dunia melebihi doa yang tulus, karena itu

doa merupakan persembahan bakti anak terhadap orangtua yang telah

wafat.37

2) Menunaikan Janji atau Wasiat Orangtua

Kalau semasa hidup ada janji yang belum dilaksanakan orangtua,

maka janji itu bisa dilaksanakan oleh anak, misalnya ibadah haji yang

36

Syaifullah, op. cit., h.86.

37

(38)

belum dilaksanakan, maka anak bisa menghajikan orang tuanya yang

telah meninggal.38

3) Membebaskan Hutang Orang Tua

Hutang merupakan tanggung jawab berat yang tidak akan bisa

lepas sampai hari kiamat sebelum hutang tersebut dilunasi. Seorang anak

hendaknya segera membebaskan orangtua yang sudah wafat dari

tanggungan hutang, agar dimudahkan jalannya, dilapangkan kuburnya,

dan diberi nikmat sampai datangnya hari kiamat.39

4) Menjalin Silaturahim dengan Kerabat Orang Tua

Manusia yang baik adalah manusia yang menjaga hubungan

persahabatan dengan orang lain. Allah memerintahkan umat-Nya untuk

menjaga hubungan baik dengan kerabat dan keluarga. Salah satu cara

bakti kepada orangtua setelah mereka wafat adalah dengan menjalin

silaturrahim dengan kerabat dan sahabat terdekatnya, seperti yang

ditunjukkan hadis Nabi Saw. :

Dari Usaid ra., ia berkata “Kami ada di sisi Nabi Saw, lalu seorang lelaki berkata, „Wahai Rasulullah, masih tersisakah untukku suatu bakti yang

aku berikan kepada ibu bapakku setelah keduanya meninggal?‟ Beliau menjawab, „Ya, ada empat perkara: mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka, melaksanakan janji keduanya, memuliakan

teman keduanya, dan menjalin persaudaraan yang tidak ada

persaudaraan bagimu kecuali dari arah keduanya‟.”(H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah)40

38

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 84.

39

Asy-Syafrowi, op. cit., h. 119-120.

40

(39)

5) Bersedekah untuk Orangtua

Kebaktian anak kepada orangtua yang telah meninggal dapat

dilakukan dengan sedekah untuk mereka. Sedekah yang dilakukan untuk

orangtua yang telah meninggal memberi manfaat untuk mereka,

mendatangkan pahala, dan dan dapat menghapus dosa mereka.41

Ibnu Abbas ra. Menceritakan bahwa ada seorang lelaki datang

menemui Rasulullah Saw dan mengatakan bahwa ibunya telah

meninggal dunia, lantas apakah ibunya akan mendapatkan manfaat jika

dia bersedekah atas namanya? Saat itu Rasulullah Saw menjawab, “Ya

(bermanfaat baginya).” Kemudian lelaki itu menyedekahkan kebunnya

atas nama ibunya dengan disaksikan oleh Rasulullah Saw.(H.R. Bukhari,

Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad)

5. Berkah Birrul Walidain

a. Panjang Umur dan Melapangkan Rezeki

Berbakti kepada orangtua dapat memperpanjang umur dan juga dapat

melapangkan rezeki. Hal ini sangat logis karena terjadi simbiosis

mutualisme (hubungan saling menguntungkan) antara bakti yang dilakukan

oleh seorang anak terhadap orangtuanya. Anak yang berbakti kepada

orangtuanya akan membuat orangtua merasa senang sehingga terlontarlah

doa-doa yang baik dari orangtua. Doa tersebut yang akan membuat anak

berbakti dipanjangkan umur dan dilapangkan rezekinya.42

Dari Salman, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada yang

bisa menolak takdir kecuali do’a dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan” (H.R.Turmudzi)

41

Asy-Syafrowi, op. cit., h. 134.

42

(40)

Anas mengatakan: “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki

yang panjang maka hendaklah berbakti kepada kedua orangtuanya dan

menjalin hubungan dengan karib kerabatnya.” (H.R. Ahmad)

b. Amal Shaleh Diterima dan Kesalahan-kesalahan Diampuni

Anak yang mampu melakukan pengabdian terhadap orangtuanya

dengan sebaik-baik pengabdian, maka insya Allah semua amal shaleh yang

dilakukan anak tersebut diterima dan kesalahannya akan diampuni43, sesuai

dengan Firman Allah Swt:

















































































































































































Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada

dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

Mereka Itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan

43Ibid,

(41)

mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS. Al-Ahqaf [46]: 15-16)44

B. Konsep Novel

1. Pengertian Novel

Novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang sekaligus disebut

fiksi. Bahkan, dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap

bersinonim dengan fiksi. Novel termasuk fiksi (fiction) karena novel

merupakan hasil khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada.45

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat

setiap pelaku.”46

Kata novel dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia diartikan sebagai prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Cerita rekaan yang melukiskan puncak-puncak peristiwa kehidupan seseorang, mengenai kejadian-kejadian yang luar biasa dalam kehidupannya, secara melompat-lompat, dan berpindah-pindah. Dari berbagai peristiwa itu lahirlah konflik, suatu pertikaian yang kemudian justru mengubah nasib orang tersebut.47

Menurut Burhan Nurgiyantoro, “Istilah novella dan novella

mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet

(Inggris: novellet), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya

cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.”48

44

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka), h. 504.

45

Andri Wicaksono, Pengkajian Prosa Fiksi, (Garudhawaca, 2014), h. 75.

46

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 694.

47Ensiklopedi Sastra Indonesia,

(Bandung: Angkasa, 2007), h. 546.

48

(42)

Novel menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam

interaksinya dengan lingkungan, diri sendiri, serta dengan Tuhan. Novel

merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap

lingkungan dan kehidupannya. Walau berupa khayalan, tidak benar jika

novel dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penuh

penghayatan dan perenungan secara intens terhadap hakikat hidup dan

kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penug kesadaran dan

tanggung jawab.49

Karya fiksi seperti novel merupakan sebuah cerita yang terkandung

di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembaca di samping

adanya tujuan estetik. Membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita,

menghibur diri untuk memperoleh kepuasan bathin, dan sekaligus

memperoleh pengalaman kehidupan. Namun, betapapun saratnya

pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya

fiksi harus tetap merupakan cerita yang menarik, bangun struktur yang

koheren, dan mempunyai tujuan estetik.

Daya tarik cerita inilah yang pertama-tama akan memotivasi orang

untuk membacanya. Karena pada dasarnya setiap orang senang cerita,

apalagi yang sensasional, baik yang diperoleh dengan melihat maupun

mendengar. Melalui sarana cerita itu pembaca secara tidak langsung dapat

belajar, merasakan, dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang

secara sengaja ditawarkan pengarang. Oleh karena itu, cerita, fiksi, dan

kesastraan pada umumnya, sering dianggap dapat membuat manusia

menjadi lebih arif, atau dapat dikatakan sebagai “memanusiakan manusia”.50

49

Ibid, h. 3.

50Ibid

(43)

2. Unsur-unsur Novel

Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan

yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai

bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat.

Unsur-unsur pembangun sebuah novel dibedakan menjadi dua

macam, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. “Kedua unsur inilah yang

sering banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji dan

membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya.”51

a. Unsur Intrinsik

Gambar

Tabel IV.2 : Temuan Metode Pendidikan Birrul Walidain dalam Novel Ada Surga di
gambaran yang jelas kepada pembaca, penokohan sekaligus menyaran
Gambaran-gambaran kehidupan tersebutlah yang dapat mempengaruhi pembaca.
Tabel IV. 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENDIDIKAN NILAI MORAL DI TENGAH KRISIS IDENTITAS GENERASI MUDA (Studi Pesan Nilai Moral Dalam Film “Ada Surga di Rumahmu” Menggunakan Analisis Semiotika Roland

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak apa yang terkandung dalam novel Mereguk Cinta dari Surga karya Abdul Karim

Hasil penelitianini ada dua yaitu, pertama nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Bidadari-bidadari Surga karya Tere Liye terdiri dari nilai agama yang

viii.. ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan disertai dengan bukti tertulis dalam nilai tes dengan jumlah rata- rata 82,69. 2) Perilaku Birrul

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye diantaranya: nilai

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Bidadari-BidadariSurga karya Tere Liye adalah (1) nilai

Analisis Nilai Aqidah Pada Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia 24.. ANALISIS NILAI AQIDAH PADA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA

Nilai karakter birrul walidain berupa menjaga lisan di hadapan orang tua pada keempat scene Film Sejuta Sayang Untuknya yang dipaparkan dalam tabel 4.1 memiliki relevansi dengan buku