• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al- Qur’an Pada Santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al- Qur’an Pada Santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LEMBAR PENGE SAHAI\SKRIPSI

skripsi b_erjudul: '6Peran Guru Al-eur'an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Qur'an pada santriwati MTs pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory Perigi Baru pondok Aren Tangerang"disusun oleh Siti Hajar, NIM. 207011000330, diajukan kepada Fakultas Iimu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 20 Septemb

", i013, dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam (s.Pd.D.

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Bahrissalim. M.Ag

NIP. I 96803 07 t998031002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Shidiq. M.Ag NrP. 1 9760328200003 l 00 l

Penguji I

M. Sholeh Hasan. LC. MA NrP. 19710214200604 | 0t8

Penguji II Tanenji" MA

NIP. 19720712 199803 | 004

Jakarta, 20 September 2013

Tanggal Tanda Tangan

7

% t 7

%8^q

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jaka

(3)

PERAN GT]RU AL- QUR'AN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL. QUR'AN PADA

SANTRIWATI MTS PONDOK PESANTREN AL- AMANAH AL. GONTORY PERIGI BARU

PONDOK AREN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam S. Pd. I

Oleh: SITI HAJAR NIM: 207011000330

Di balah Bimbingan

-,\l,

,/

-

V,/

/

Drs. Abdul Haris. M. As NIP: 19660901 199503 I 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

LEMBAR PERYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap

Tempat/Tgl Lahir

NIM

Fakultas/Jurusan

Judul Skripsi

Siti Hajar

Jakarta, 11 Desember 1987

2070r1000330

FlTK/Pendidikan Agama Islam

Peran Guru Al-Qur' an Dalam Menanggulangi Kesuli tan B elajar Membaca Al-Qur'an Pada Santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang

Drs. Abdul Haris, M.Ag Pembimbing

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata SI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah penulis canturnkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika dikemudian hari terbukti bahwa slaipsi ini bukan hasil karya penulis, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta. 30 Mei 2013 i:;I**:::r:j":":

1 .

(5)

i

Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang”

Dari judul tersebut penulis imgin mengetahui peran guru, serta pembinaan yang dilakukan guru al-Qur’an khususnya dalam menanggulangi kesulitan yang dihadapi santriwati dalam membaca Al-qur’an di MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory.

Dalam memudahkan pengambilan data, fakta serta informasi yang menjelaskan tentang permasalahan dalam penelitian, penulis menggunakan metode deskriftif analisis, dimana penulis observasi secara langsung kepada santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory kemudian memberikan angket yang berisi beberapa pertanyaan mengenai Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menggambarkan bahwa sudah cukup baik upaya yang dilakukan guru Al-Qur’an dalam mengatasi santriwati yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur’an, karena sebagian besar santriwati mendapatkan bimbingan yang cukup maksimal dalam belajar membaca Al-Qur’an. Dengan demikian menandakan bahwa peran guru Al-Qur’an MTs Al- Amanah Al- Gontory dalam menanggulangi kesulitan yang dihadapi santriwati sudah berhasil. Semoga ini kualitas santriwati dalam membaca Al-Qur’an menjadi semakin

(6)

ii

Bismillahirahmairrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin,

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dianugrahkan,penguasa alam semesta yang telah memberikan kepada hamba-Nya ciptaan, ketetapan, kasih sayang, cinta, nikmat hidup bahkan cobaan, ujian dan maunah-Nya kepada penulis, Allah SWT, sang motivator utama hidup penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, serta dapat dibaca dan ditelaah oleh pembaca dan pemerhati pendidikan Islam.Shalawat serta salam senantiasa

penulis curahkan keharibaanRasul Allah Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan sampai pada umatnya sebagai pembawa panji Islam dan penerang hati ummat Islam, yang telah membawa manusia ke jalan yang diridhoi Allah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan laporan penelitian ini yangberjudul “PERAN GURU AL-QUR’AN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SANTRIWATI MTS PONDOK PESANTREN AL- AMANAH AL-GONTORY PERIGI BARU PONDOK AREN TANGERANG”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum mencapai hasil yang sempurna. Ibarat pendaki gunung yang telah menginjakkan kakinya dipuncak idaman, itulah kira-kira gambaran perasaan ketika berpuluh-puluh lembar skripsi telah selesai

tercetak. Alhamdulillah, sebagai ekspresi kelegaan dan syukur sedalam-dalamnya atas perasaan itu.

Bukan saja karena tugas berat telah selesai dilaksanakan, juga sebagai pertanda bahwa target formal

selesainya studi telah didepan mata. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini hampir tidak mungkin

dapat terselesaikan tanpa pertolongan Allah yang dijelmakan melalui bala tentara-Nya.

Oleh karena itu, dengan tulus penulis sampaikan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada berbagai pihak seraya berdo’a semoga Allah selalu memberikan yang terbaik kepada mereka

(7)

iii

2. Bahrissalim, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan ketua Program Studi yang telah memberi Bimbingan dalam penyusunan laporan penelitian ini

3. Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam sekaligus pembimbing akademik yang menyetujui proposal skripsi penulis.

4. Drs.Abdul Haris M.AgDosen Pembimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini atas kesabaran beliauyang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti sehingga penulis bisa menyusun skripsi ini dantidak henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat untuk bimbingan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf-staf JurusanFITK yang telah memberikan ilmu dan bimbingan serta membantu selama penulis menempuh pendidikan di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepala sekolah, dan Pengasuh Santriwati MTs Al- Amanah Al- GontoryPerigi Baru Pondok Aren Tangerang, para staf-staf, ustadz serta ustadzah yang telah memberikan informasi-informasi.

7. Ustadzah Risa Mesarani M.Ag, ustadzah Lulu Lilawati.yang telah memberikan ilmu dan bimbingannyaserta membantu selama penulis melakukan penelitian di MTs Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang.

8. Kedua orang tua tercinta,Babeh Mardjani bin H.Dul dan EmakUmi Kulsum binti Abdul Rosib Daiman yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayangnya serta dorongan dan

motivasi serta do’a yang tulusikhlasnya bagi penulis dalam mengukir kehidupan yang bermakna dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penuliss.

9. Alm. Kakek Abdul Rosib dan Almh. Nenek Rosiah terimakasih atas segala pesan baik yang telah diberikan sebelum menghadap ilahi, ini menjadi bekal kehidupan di masa depan.

(8)

iv

kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah.

12.Ka’cidin, ka Yani, ka Lolo, sahabat- sahabat Riri, Nur, Annisa Muchtar yang selalu mendukung serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

13.Keluarga besar FITK Program Studi dan Jurusan PAI Non Reguler khususnya angkatan 2007 kelas A. Terima kasih banyak tema,.Sahabat-sahabatangakatan 2007 yang selalu memberikan arahan, atas semangat kebersamaan, dan keceriaanya yang tak terlupakanSemoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah SWT.

14.Teman dekat sekelaska ebit febriansyah, Usman Sutisna, Ka Naely, Ka Dini yang telah memberikan kecerian, support dan kebahagiaan yang tak terlupakan.

15.Para nara sumber yang yang sudah dengan suka rela penulis kutip pendapatnya.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Dengan rendah hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak semoga amal kebaikan dibalas dengan berlipat ganda.

WaAllahual-MuwafiqIlaaqwaami al-Thariq

Jakarta,30Mei2013

Penulis

(9)

v LEMBAR PERSTUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ... 9

1. Pengertian Guru Al-Qur’an ... 9

2. Peran GuruGuru Al-Qur’an... 10

B. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an ... 13

1. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’an ... 13

C. Problematika dalam pembelajaran Al-Qur’an ... 19

1. Kesulitan- kesulitan Dalam Membaca al-Qur’an ... 19

2. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an ... 20

3. Faktor- faktor Penyebab Kesulitan Dalam Membaca 4. Al-Qur’an ... 23

(10)

vi

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ... 30

BAB IV Hasil Penelitian A. Deskripsi Objek Penelitian ... 32

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory ... 32

2. Visi, Misi Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory ... 33

3. Profil Guru Al-Qur’an MTs Al- Amanah Al- Gontory ... 33

4. Keadaan santri Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory. 34 5. Sarana dan Prasarana... 35

6. Struktur Organisasi ... 36

B. Data Sampel ... ... 38

C. Interpretasi Data ... 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Saran - saran ... 54

(11)

vii Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an

Tabel 4.1 Data santri Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory tahun ajaran 2012/2013

Tabel 4.2 Data sarana dan prasarana Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory Tabel 4.3 Data sampel

Tabel 4.4 Jawaban responden Guru Al-Qur’an memberikan motivasi dalam membaca Al-Qur’an

Tabel 4.5 Jawaban responden Guru menciptakan suasana yang mnyenangkan untuk belajar

Tabel 4.6 Jawaban responden Guru membina santriwati membaca Al-Qur’an Tabel 4.7 Jawaban responden Guru mengajarkan hukum bacaan tajwid Tabel 4.8 Jawaban responden Guru menguji bacaan Al-Qur’an santriwati Tabel 4.9 Jawaban responden Guru menilai aspek kepribadian santriwati

Tabel 4.10 Jawaban responden tentang kesulitan dalam melafalkan huruf hijaiyah

(12)

viii

Lampiran 1 Pedoman wawancara serta hasil wawancara wali kelas 1D santriwati Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory

Lampiran 2 Pedoman wawancara serta hasil wawancara pengasuh santriwati Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory

Lampiran 3 Angket penelitian mengenai Peran Guru Pendidikan Agama islam Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Lampiran 4 Surat keterangan penelitian

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang- Undang RI nomor 26 tahun 2003 tentang SISDIKNAS menyebutkan pada pasal 3, bahwa penddidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Al-Qur‟an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammmad yang tertulis didalam mushaf- mushaf, yang driwayatkan dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah 2. Untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat melalui Al-Qur‟an, maka setiap umat Islam harus berusaha belajar, mengenal, membaca dan mempelajarinya.3

1

Undang- undang No.20 tahun 2003, SISDIKNAS, (Bandung : Citra Unbara, 2003), h.7

2

Masfuk Zuhdi,Pengantar Ulumul Qur’an (Surabaya: karya Abditama, 1997),h.1

3

Ibid, h.2

(14)

Allah menurunkan Al-Qur‟an untuk dibaca dan penuh perenungan, untuk diperhatikan dengan penuh kecermatan, agar bahagia senantiasa mengingatnya, pahami pengertiannya yang paling baik, yakin, berusaha menegakkan semua perintah dan larangannya, bisa memetik berbagai buah pengetahuan yang bermanfaat yang dapat mengantarkan menuju Allah lewat pohon-pohonnya, serta lewat taman dan bunganya. Ia merupakan kitab suci-Nya yang menjadi petunjuk jalan-suci-Nya yang ingin mengenal-suci-Nya.4

Pendidikan Agama Islam (selanjutnya disingkat PAI) yang diberikan guru kepada siswa disekolah merupakan salah satu pendidikan moral, akhlak dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan syariat Islam.

Kitab suci Al-qur‟an yang diturunkan kepada Nabi Muhammd saw. Itu merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Satu- satunya mukjizat yang kekal sepanjang masa. Di dalamnya berisi kandugan wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman hidup, serta pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya dan mengamalkannya. Selain itu kitab suci Al-Qur‟an juga merupkan kitab suci yang terakhir diturunkan Allah, yang isinya telah mencakup seluruh pokok syari‟at yang ada pada kitab- kitab sebelumnya. Karena itu setiap orang yang membaca Al-Qur‟an dengan hati khusu‟ dan mengaharapkan ridha dari Allah swt, niscaya akan bertambahlah keimanan dan kecintaannya.5

                                         

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan(1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah(2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).6

4

Amru Muhammad Khalid, Meminta dan Mencintai Cara Menikmati Salat, Doa’a,

Zikir, Haji, dan Baca Qur’an. (PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), Cet.1, h. 235. 5

M. Misbachul Munir., Pedoman Lagu- lagu Tilawah Qur’an (Surabaya : Apollo,

1997), Cet 3. H. 189 6

(15)

Wahyu yang pertama diturunkan malaikat jibril atas perintah Allah adalah perintah membaca. Sebagaimana diterangkan dalam Al-qur‟an Qs. Al -Muzammil ayat 4 :





 

“ … dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”

Sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al- Muzammil untuk membaca Al-qur‟an dengan perlahan- lahan tidak tergesa – gesa. Membaca al-qur‟an itu amatlah penting, saat kita melaksanakan perintah sholat terdapat di dalammnya bacaan Al-qur‟an. Sehingga para orang tua dan guru- guru di sekolah hendaknya mengajarkan membaca Al-qur‟an dengan baik sehingga terbentuk generasi islami yang pandai membaca al-qur‟an.

Menurut Amru Muhammad Khalid dikatakan bahwasanya Kewajiban terhadap Al-Qur‟an itua ada lima perkara ; pertama, harus mempunyai bacaan tetap dari Al-Qur‟an yang tidak boleh ditinggalkan sampai khatam. Karena itu perlu bertahap. awalnya tidak membaca Al-Qur‟an. Lalu memegang mushaf dan merasa bahwa Al-Qur‟an perlu dibaca. Ini adalah langkah yang baik. Kedua, harus belajar membaca Al-Qur‟an dan maknanya, agar kalbu tergetar ketika mendengar atau membacanya. Harus berinteraksi bersama ayat- ayatnya seolah- olah ia diturunkan kepada sipembaca. Keempat, mengulang hafalan. Kelima, kewajiban terakhir terhadap Al-Qur‟an adalah mengamalkannya.7

Pendidikan Agama Islam itu sangat penting diberikan guru kepada siswa disekolah, sebab pendidikan tersebut dapat mempengaruhi perilaku atau akhlak siswa sehari- hari dan sebagai pembentukan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang Maha esa serta berakhlak mulia. Salah satu contohnya adalah memberikan pengajaran tentang membaca Al-qur‟an dengan baik dan benar. Bagaimana usaha guru PAI di sekolah mendidik siswanya

7

Amru Muhammad Khalid, Meminta dan Mencintai Cara Menikmati Salat, Doa’a,

(16)

untuk membaca Al-Qur‟an yang telah diperintahkan oleh Allah serta bagaimana mengatasi apabila siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari bacaan Al- Qur‟an disekolah.

Dalam kehidupan kaum muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur‟an karena Al-Qur‟an sangat lengkap dan sempurna isinya itu diyakini sebagia petunjuk yang sekaligus menjadi pedoman hidup dalam urusan dunyawi an ukhrawi sehingga tidaklah mengherankan jika kaum muslimin selalu kembali kepada Al-Qur‟an setiap menghadapi permasalahan kehidupan. Disamping itu Al-Qur‟an juga berfungsi sebagai sumber ajaran Islam, serta sebagai dasar petunjuk di dalam berfikir, berbuat dan beramal sebagai khalifah di muka bumi. Untuk dapat memahami fungsi Al-Qur‟an tersebut, maka setiap manusia yang beriman harus berusaha belajar, mengenal, membaca dengan fasih dan benar sesuai dengan aturan membaca (ilmu tajwidnya), makharijul huruf, dan mempelajari baik yang tersurat maupun yang terkandung di dalamnya (tersirat), menghayatinya serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari- hari.8

Dalam proses pendidikan upaya atau usaha guru sangatlah penting demi kelangsungan proses belajar mengajar yang baik. Dalam pengertian upaya atau usaha mempunyai arti yang sama yaitu ihktiar untuk mencapai suatu yang hendak di capai. Sedangkan pengertian guru itu sendiri adalah pendidik profesional, karena ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab orang tua.

Oleh karena itu sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory menargetkan kepada para santri dan santriwatinya untuk bisa membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam perjalanan proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an terdapat santriwati yang kurang lancar dalam membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sehingga pihak Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory menambahkan

8

Abu Yahya As-Syilasyabi. Cara Mudah Membaca Al-Qur’an Sesuai Kaidah Tajwid

(17)

jam pelajaran khusus bidang study Al-Qur‟an yang diserahkan kepada setiap wali kelas yang bertujuan untuk membantu dalam mananggulangi kesulitan membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Pada Santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Faktor- faktor yang menyebabkan santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory sulit dalam membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

2. Peran guru Al-Qur‟an dalam menanggulangi kesulitan belajar membaca Al-Qur‟an pada santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory

3. Strategi yang digunakan agar santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory dapat membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

C. Pembatasan Masalah

(18)

Istilah- istilah pokok dari judul tersebut yang dimaksud adalah :

Guru Al-Qur‟an : yang dimaksud disini adalah pengajar bidang studi Al-Qur‟an santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory.

Pembelajaran Al-Qur‟an : yang dimaksud disini adalah materi ajar yang diberikan guru kepada santriwati dalam memahami bacaan Al-qur‟an.

Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur‟an : yang dimaksud disini adalah kendala- kendala yang dialami santriwati ketika belajar membaca Al-Qur‟an.

Santriwati : Siswi MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory perigi Baru Pondok Aren Tangerang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah faktor- faktor yang mempengaruhi santriwati MTs Pondok pesantren Al- Amanah Al- Gontory mengalami kesulitan membaca al-qur‟an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid ?

2. Bagaimanakah peran guru Al-Qur‟an dalam menanggulangi kesulitan belajar membaca Al-Qur‟an pada santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory?

3. Bagaimanakah strategi yang digunakan guru Al-Qur‟an, agar santriwati MTs Pondok Pesantren Amanah Gontory dapat membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid?

E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sebab- sebab yang dialami santriwati MTs Pondok Pesantren Amanah Gontory tentang kesulitan membaca Al-qur‟an.

(19)

c. Untuk mengetahui bagaimanakah cara menanggulangi santriwati yang kurang lancar dalam membaca Al-Qur‟an.

2. Manfaat penelitian

Peneliti dapat memperdalam pengetahuan ilmu al-qur‟an dalam pendidikan agama Islam, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

3. Manfaat pembaca

Pembaca dapat menambah wawasan serta terinspirasi untuk meneliti dalam meningkatkan eksistensi Pendidikan Agama Islam terutama dalam memperdalam ilmu al-qur‟an.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini dibuat menjadi V bab yang salaing mendukung dan terkait satu dengan yang lainnya.

BAB I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah. perumusan masalah, tujuan dan kegunaan hasil penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Merupakan pembahasan yang meliputi tentang pembahasan : A. Peran guru Al-Qur‟an

B. Pembelajaran membaca Al-Qur‟an C. Strategi pembelajaran Al-Qur‟an

D. Problematika dalam pembelajaran Al-Qur‟an

BAB III : Metodologi Penelitian

(20)

BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Merupakan pembahasan dari realita- realita yang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V : Penutup

(21)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peran Guru Al-Qur’an

1. Pengertian Guru Al-Qur’an

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang- bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat- syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk- beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. 9

Menurut Undang- undang Sisdiknas, “ Pendidik (guru) merupakan tenaga propesioanal yang bertugas merancang, melaksanakan proses pembelajaran, memahami hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi”.10

Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Aat Syafaat TB menjelaskan pendidikan agama Islam yaitu “ Usaha yang berupa

9

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), Cet. Ke- 2. h. 5 10

Departemen Pendidikan Nasional, Undang- undang pendidikan Nasional, (Jakarta:

CV. Tamita Utama, 2004), h.22

(22)

pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun kehidupan masyarajat”.11

Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah seorang pendidik yang bertugas untuk membina dan membimbing peserta didik agar dapat memahami dan menjadikan mereka berkepribadian yang Qur‟ani serta dapat mengamalkan ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadis dalam bermasyarakat dan bernegara.

2. Peran Guru Al-Qur’an

Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam satu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya, (Wrighman, 1997).12 Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap

11

Aat Syafaat. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan

Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008),h.16 12

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja

(23)

sehingga setiap lapisan masyarakat (homoludens, homopuber, dan homosapiens) dapat mengerti bila menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas didalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih- lebih pada era kontemporer ini.13

Sebagai pengajar guru guru merupakan peranan aktif (medium) antara peserta didik dengan ilmu pengetahuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengajak orang lain berbuat baik.tugas tersebut identik dengan dakwah islamiyah yang bertujuan mengajak umat Islam untuk berbuat baik. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 104 :

















Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang yang dikemukakan oleh Adams dan Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan konselor.

13

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja

(24)

1) Guru sebagai Demonstrator.

Melalui peranannya sebagai sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini kan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

2) Guru sebagai Pengelola Kelas

Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

3) Guru sebagai Informator

Guru sebagai informator yaitu guru menjadi sumber informasi murid baik dalam kegiatan akademik maupun umum.

4) Guru sebagai Evaluator

Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakh materi yang diajarkan sudah cukup tepat. 5) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasiuntuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakandasar yang sangat diperlukanyang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.14

6) Motivator

Hendaknya guru berusaha untuk menimbulkan, memlihara, dan meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Dengan demikian user Usman menjelaskan ada empat hal yang dapet dilakukan guru dalam memberikan motivasi, yaitu :

14

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja

(25)

1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.

2. Menjelaskan secara kongkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pemngajaran.

3. Membentuk keboasaan belajar yang baik.15

Adapun menurut Abu Ahmad, tugas propesional guru agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Guru harus dapat menetapkan dan merumuskan tujuan intruksional dan target yang hendak dicapai.

2. Guru agama harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai metode menggunakan dalam situasi yang sesuai.

3. Guru agama harus dapat memilih bahan dan mempergunakan alat- alat pembantu yang menciptakan kegiatan yang dilakukan anak didik dalam pengalaman kaifiyah pelajaran agama tersebut.

4. Guru agama harus dapat menetapkan cara- cara penilaian setiap hasil sesuai dengan target dan situasi yang khusus. Adapun yang dinilai adalah apa yang dilakukan anak didik setelah menerima pelajaran agama.16

B. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.17

Belajar merupakan suatu terminology yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan

15

Ibid. h. 11-12 16

Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Bandung: Amrico, 1986), h.100

17

Dr. Dimyati. Dr. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineke Cipta,

(26)

perubahan yang relative permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan ketrampilan melalui pengalaman.

Para ahli mengemukakan pengertian belajar secara terminology dengan rumusan yang bervariasi, james O. Whittaker menyatakan “ Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.18

Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilam, kecakapan, kebiasaan maupun sikap.19

Untuk menagkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah- ranah, yaitu : ranag kognitif, afektif dan psikomotorik. Dapat disederhanakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan tersebut dapat mengarah kepada tingakah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkianan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. Hal ini ditegaskan oleh Nana sujana yang berpendapat bahwa belajar adalah “ proses yang ditandai dengan adanya perubahan dimana perubahan tersebut ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan dan kemampuan daya kreasi, daya penerimaan dan lain- lain yang ada pada individu‟.20

Belajar dalam prakteknya dilakukan di sekolah atau diluar sekolah. Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan

18

Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet.3, h. 99

19

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

h. 84 20

Nana Sujana, Dasar- dasar Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Aglesindo,

(27)

perilaku yang baik atau positif. Menurut Drs.H.M Arifin M.Ed. Sebagaimana dikutip oleh Ramayulis menyatakan bahwa, “ Belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menaggapi serta menganalisa bahan- bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disampaikan”.21

Menurut kamus Ilmu jiwa dan Pendidikan kata baca adalah “ ucapan lafaz bahasa lisan menurut peraturan- peraturan tertentu”.22 Kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata baca yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat.

Menurut Ngalim Purwanto membaca adalah mengakap pikiran perasaan orang lain dengan perantaraan tulisan dan gambar dari bahasan yang dilisankan.23

Membaca dalam Bahasa Arab terambil dari kata “qara’a yang berarti “menghimpun” yaitu apabila kita menyatukan beberapa buah kata menjadi sebuah kalimat kemudian diucapkan, maka pekerjaan ini dinamakan membaca, atau dalam bahasa Al-Qur‟anqara’atahu qara’atan

“.24

Dalam Al-Qur‟an adalam surat Al-Alaq ayat 1-5, perintah „iqra’ dikatakan berulang- ulang, karena membaca tidak akan bias meresap kedalam jiwa, tanpa mengulangi berkali- kali dan dibiasakannya.

Membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan ilmu dan teknologi, serta syarat utama dalam membangun peradaban umat Islam.

21

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2002), Cet.1, h.26

22

Jalaludin dan Ali Ahmad Zen, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Surabaya: Putra

Alma‟arif, 2005), h.28

23

Ngalim Purwanto dan Djaniah Alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia

disekolah Dasar, (Jakarta: PT Rosda Jaya Putra, 1997), Cet.1, h. 27 24

M.Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994). Cet. IV,

(28)

Dengan demikian membaca adalah kegiatan yang dilakukan dengan pengulangan dan pembiasaan diri, untuk meresap seluruh isi dan kandungan dalam membaca tersebut.

“ Perintah membaca merupakan yang paling berharga yamng dapat

diberikan kepada umat manusia. Kegiatan membaca merupakan kegiatan rutin yang mengantarkan manusia ke derajat yang sempurna dan keperadaban”.25

Kata “baca” merupakan kata kerja yang memiliki arti melihat serta memaknai isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.26 Sedangkan Al- Qur‟an merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril As yang menjadi pedoman hidup umat Islam.

Membaca dalam hal berkenaan dengan Al-Qur‟an dapat diartikan melihat tulisan yang terdapat pada Al-Qur‟an dan melisankannya. Akan tetapi membaca Al-Qur‟an bukan hanya melisankan huruf, tetapi mengerti apa yang diucapkan, meresapi isinya, serta mengamalkannya. Imam Al-Ghazali mengungkapkan sebagai berikut: “ Adapun kalau menggerakan lidah saja, maka akan makin sedikit yang diperolehnya, karena yang dinamakan membaca harus ada perpaduan antara lidah, akal dan hati. Pekerjaan lidah adalah membenarkan bunyi huruf dengan jalan tartil (membaca perlahan- lahan dan teratur). Pekerjaan akal mengenang makna dan tujuannya, sedangkan pekerjaan hati adalah menerima nasehat dan perinagatan dari apa yang dipahaminya‟.27

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantara malaikat jibril kedalam hati Rosullullah Muhammad bin Abdullah dengan lafazh yang berbahasa arab dan makna- maknanya yang benar, untuk menjadi hujjah bagi Rosul atas pengakuannya sebagai

25

M.Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, h.170

26

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi;

Konsep dan Implementasi Kurikulim 2004 ( Bandung : Remaja Rosydakarya, 2004), Cet. Ke- 1, h. 162- 163

27

Muhammad Jalaludin Alqasimi, Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mukmin, terj.

(29)

Rosulullah, menjadi undang- undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya, dan menjadi qurbah dimana mereka beribadan dengan membacanya.

Al-Qur‟an adalah yang dihimpun antara tepian lembar mushaf yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutupi dengan surah An-Nas, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, baik secara tulisan maupun lisan, dari generasi ke generasi, dan tetap terpelihara dari perubahan dan penggantian apapun.28

Jadi, membaca Al- Qur‟an merupakan kegiatan seseorang dalam melisankan atau membunyikan huruf- huruf Al-Qur‟an.

Untuk dapat membaca, ada beberapa faktor yang menentukan dan sangat dipengaruhi kesiapan siswa untuk membaca. Diantaranya sebagai berikut :

1. Kesiapan Mental

Seorang yang mentalnya sehat akan terhindar dari gejala gangguan jiwa, hatinya akan tenang, tentram dan bahagia. Ia dapat mendayagunakan segala potensi dan bakat yang dimilikinya secara maksimal. Mental yang sehat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan membaca dan sebaliknya, kalau mental yang kurang sehat akan timbul beberapa gejala, seperti lupa, kemampuan berfikir menurun, sulit berkonsentrasi ketika membaca dan lain- lain.

2. Kesiapan fisik

Kesehatan dan pertumbuhan fisik sangat dipengaruhi minat baca seseorang. Siswa yang sering sakit- sakitan, kurang istirahat, terlalu lelah, tidak memilki kondisi yang optimaluntuk membaca. Selain faktor- faktor tersebut, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan dalam membaca secara spesifik, dalam hal ini berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan penglihatan dan pendengaran.

28

Prof. Abdul Wahhab Khallaf. Ilmu Ushul Fiqh (Semarang : Dina Utama, 1994),

(30)

3. Kesiapan Emosi

Gangguan emosi juga mempengaruhi keberhasilan dalam membaca, seseorang yang memiliki sifat pemalu, terlalu takut untuk menunjukan gejala kesulitan emosi. Begitu juga dengan anak yang terlalu menggantungkan dirinya kepada kedua orang tua atau terlalu meraa ketakutan, merasa cemas, merasa kurang aman, semuanya itu menunjukan bahwa anak tersebut tidak siap untuk membaca dan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam membaca.

4. Kesiapan Pengalaman

Pengalaman dalam membaca, sering tidaknya membaca, lusa tidaknya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keberhasilan dalam membaca. Siswa yang mengerti istilah- istilah atau kata- kata sulit akan lebih cepat dan lebih berhasil dalam membaca . Apabila dibandingkan dengan siswa yang kurang mengerti istilah- istilah atau kata- kata tersebut.29

Kegiatan membaca Al-Qur‟an terdapat empat macam tingkatan bacaan, yaitu:

1. Tartil, yaitu bacaan yang dilakukan dengan perlahan- lahan, tenang, mengeluarkan tiap- tiap huruf pada tempat keluarnya (makhrojnya), dan member semua hak- hak huruf, serta menerangkan maknanya.

2. Tahqiq, yaitu bacaan seperti tartil, namun lebih tenang. Biasanya bacaan seperti ini digunakan dalam proses belajar mengajar untuk melatih lidah membaca dengan benar.

3. Hadar, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dengan tetap memelihara ketentuan hokum yang berlaku dalam ilmu tajwid. 4. Tadwir, yaitu bacaan tingkat pertengahan antara tartil dan hadar.

29

Departemen Agama RI Direktorat jendral Pembinaan agama Islam, Modul

(31)

Diantara empat tingkatan bacaan tersebut, tingkatan yang paling baik adalah tartil.30

C. Problematika dalam Pembelajaran Al- Qur’an

1. Kesulitan- Kesulitan dalam membaca Al- Qur’an

Dalam memahami bacaan Al-Qur‟an dibutuhkan pengajaran dan metode pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan membaca Al-Qur‟an. Pada dasarnya inti dari pengajaran membaca Al-Qur‟an adalah suatu usaha memberikan ilmu pengetahuan tentang membaca Al- Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan nantinya diharapkan dapat memahami, meresapi, dan dapat mengamalkannya.

Menurut Zuhairini dkk, dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam menerangkan bahwa pada umunya isi pengajaran

Al-qur‟an meliputi :

1) Pengenalan huruf hijaiyyah, yaitu dari Alif sampai ya 2) Cara membunyikan masing- masing huruf hijaiyyah

3) Bentuk dan fungsi tanda baca seperti syakal, syiddah, mad dan tanwin 4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf)

5) Cara membaca, melagukan dengan bermacam- macam irama serta ilmu naghom

6) Adapun tilawah yaitu berisi tata cara dan etika membaca Al- Qur‟an sesuai dengan bacaan itu sebagai ibadah.31

Dalam membacaan Al-Qur‟an harus sesuai dengan ilmu tajwid “ ilmu tajwid dari segi bahasa artinya membaguskan, sedangkan menurut istilah ialah ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan dibenarkan baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan sebagainya, misalnya tarqiq, tafhim dan selain keduanya.32

30

Sirajudin SA, Tuntunan Membaca Al-Qur’an dengan Tartil, (Jakarta: PT. Mizan

Publika, 2005), Cet. 1. h.10 31

Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, dilengkapi dengan Sistem

Modul dan Permainan Simulasi, ( Surabaya : Usaha Nasional, 1981), Cet. Ke-8, h. 91 32

Maria Ulfa Nawawi, Pedoman Ilmu Tajwid, ( Surabaya : Aditama, 1995), Cet.

(32)

Tajwid bisa juga berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya serta member hak- haknya, seperti jelas, lemah dan sifat huruf. Adapun tujuan ilmu tajwid adalah untuk dapat membaca ayat- ayat Al-Qur‟an secara benar serta dapat memelihara lisannya dari kesalahan- kesalahan membaca Al-Qur‟an.

2. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.33 Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi dapat diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk memcapai tujuan yang telah digariskan.

Muhibbin Syah menerangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, bahwa strategi mengajar adalah sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.34

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal- hal berikut :

1. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

33

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :

Rineke Cipata 2002), Cet. Ke- 2, h.214 34

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (bandung : Remaja

(33)

4. Menetapkan norma- norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk meyempurnakan system intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.35

Seorang jika ingin berhasil dalam proses belajar mengajar, ia harus pandai memilih strategi dan metode penyampaian yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Salah satu faktor keberhasilan guru dalam menyampaikan materi adalah denagn memilih strategi dan metode yang tepat, disamping faktor lain yang juga harus dikuasai guru.

Tujuan utama pemilihan strategi adalah untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar sehingga siswa meyakini bahwa dengan belajar dirinya akan menjadi terampil, menjadi pandai melakukan segala hal dalam rangka mempermudah melakukan berbagai aktivitas kehidupan.

Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Zakiyah daradjat, metode adalah suatau cara atau siasat penyampaian bahan pelajaran tersebut.36 Dengan demikian guru harus melakukan kombinasi terhadap berbagai metode yang ada yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.37

Metode pembelajaran Al-Qur‟an adalah salah atu cara yang sistematis guna memudahkan guru untukmencapai tujuan yang tela direncanakan yaitu agar siswa dapat membaca Al-Qur‟an dengan lancar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Pada saat masayarakat mulai merasakan kebutuhan akan belajar Al-Qur‟an, maka para pakar sekaligus para pemerhati pembelajaran Al -Qur‟an melakuan upaya- upaya untuk mencari solusi agar belajar

35

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :

Rineke Cipata 2002), Cet. Ke- 2, h.6 36

Zakiyah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi

Aksara, 2001), Cet. Ke-2, h.1 37

Ahmad Munji Nasih, S.Pd, M.Ag. Metode dan teknik Pembelajaran Pendidikan

(34)

membaca Al-Qur‟an menjadi lebih mudah dan diminati . seiring dengan perkembangan zaman, sejak pertengahan abad 19, banyak metode- metode pengajaran baca Al-Qur‟an. Mulai dari yang dianggap klasik seperti al- bagdady, kemudian dilanjutkan dilanjutkan dengan metode yang berama

qiro’ati, dan sebagainya. Metode- metode tersebut disusun secara sistematis dan diupayakan mencakup materi- materi yang dibutuhkan, terdiri dari beberapa jilid dan setiap jilid memiliki tahapan serta target keampuan yang terencana.

Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Pada sekarang ini begitu banyak metode belajar membaca Al-Qur‟an yang digunakan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Diantaranya yaitu :

a) Metode Al- Baghdady

Metode baghdady berasal dari Baghdad Irak. Metode Al- Baghdady adalah metode tersususn (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan an merupakan sebuah proses ualang atau lebih kita kenal dengan metode alif, ba‟, ta‟. Metode ini adalah metode yang paling lam muncul dan metode yang pertama berkembang d Indonesia.

Cara pembelajaran metode ini adalah :

 Hafalan

 Eja

 Modul

 Tidak fariatif

 Pemberian contoh yang absolute b) Metode Hattaiyyah

Adalah suatu metode pengajaran membaca Al-Qur‟an dengan pendekatan pengalaman huruf Arab, tanda baca melalaui huruf latin. c) Metode Al- Barqi

(35)

keadaan kosong. Kerana sudah punya kesiapan, maka siswa hanya membaca, memisah, memilih dan memandu sendiri.

d) Metode Iqro’

Metode iqro‟ ini disusun oleh Ustadz As‟ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca Al-Qur‟an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro‟ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat yang sederhana,, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.

Model pangajaran iqro‟ yaitu : a) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), guru tak lebih hanya sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan, b) Privat, guru menyimak seorang dengan seorang, c) Asistensi, yaitu jika guru tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid- murid yang lainnya.38

3. Faktor- faktor Penyebab Kesulitan dalam Membaca Al-Qur’an

Tidak semua orang Islam dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Menurut Jalaludin adanya kesulitan dalam mempelajari Al-Qur‟an disebabkan beberapa faktor penyebab antara lain :

1. Orientasi Berfikir

Pengaruh modernisasi banyak pengaruh arah pemikiran orang. Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkannya bagi kemudahan hidup manusia, banyak mengalihkan perhatian orang untuk hidup lebih erat dengan akan kebendaan. Hal itu mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat membantu kea rah pemikiran pengetahuan praktis dan menunjang prestise kehidupan. Pengetahuan tentang membaca Al-Qur‟an dan cara membacanya kalah bersaing di alam pemikiran kebanyakan kaum muslimin.

2. Kesempatan dan tenaga

Arah berfikir yang materialis telah mendudukan status wajib belajar Al-Qur‟an ke propinsi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah menimbulkan kondisi asal- asalan. Akibatnya terjadi kelangkaan penyediaan kesempatan dan kelangkaan tenaga. Waktu yang

38

Tombak Alam, Metode Membaca Menulis Al-Qur’an 5 Kali Pandai, (Jakarta : PT.

(36)

disediakan untuk belajar Al-Qur‟an sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu yang mereka gunakan untuk menuntut ilmu pengetahuan lain. Akibatnya tenaga pengajar tersedia tidak sempat berkembang seimbang dengan kebutuhan.

3. Metode

Perkembangan teknologi telah mengubah kecenderungan masyarakat untuk menuntut ilmu pengetahuan secara lebih mudah dan lebih cepat. Untuk menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu para ahli telah memanfaatkan jasa teknologi dalam media pendidikan baik media visual, audio visual, computer dengan cara yang tepat guna. Khusus dalam pendidikan Al-Qur‟an cara ini masih langka dan mahal. Metode lama dalam beberapa seginya mungkin sudah kurang serasi dengan keinginan dan kecenderungan tepat guna ini. Akibatnya metode yang demikian berangsur kurang diminati.

4. Aksara

Kitab suci Al-qur‟an ditulis dengan aksara dan bahasa arab. Faktor ini menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non pesantren/ madrasah karena pengetahuan ini tidak dikembangkan secara khusus disekolah umum. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagaian besar buta aksara kitab sucinya.

Faktor- faktor diatas menurut Jalaludin banyak mempengaruhi kecenderungan yang menimbulkan sikap masa bodoh dan anggapan bahwa belajar membaca Al-Qur‟an sulit.39

Faktor yang menyebabkan santriwati mendapati kesulitan dalam mempelajari Al-Qur‟an adalah :

a. Kurangnya rasa percaya diri dalam melafadzkan bacaan Al-Qur‟an b. Kurangnya kesiapan fisik, santriwati yang sering sakit- sakitan

sehingga jarang mengikuti kegiatan tahsin Al-Qur‟an. 40

39

Prof. Dr. Jalaludin, Metode Tunjuk silang belajar Membaca Al-Qur’an, ( Jakarta :

Kalam Mulia, 1998), h. 23 40

Wawancara dengan Syifa Nurul Kamalia kelas 1 E, Santriwati MTs Pondok

(37)

Belajar membaca AL-Qur‟an dapat dibagai menjadi beberapa tingkatan, yaitu “belajar membacanya sampai lancer dan baik, menurut kaidah- kaidah yang berlaku dalam ilmu tajwid dan qira‟at, belajar arti dan maksudnya samapai mengerti akan maksud yang terkandung didalamnya, terakhir belajar menghafal diluar kepala”.41

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Rulli Kuruniawan dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Minat Membaca Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam, menunjukan bahwa minat

belajar peserta didik dalam membaca Al-Qur‟an dengan persentasi sedang yaitu 74,42% , sedangkan prestasi yang diraih oleh siswa kelas VIII di SMP Islam Plus Baitul Maal Tangerang Selatan menunjukan bahwa rata- rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru Pendididkan Agama Islam dapat dikualifikasikan pada tingkat tinggi yaitu 85,92%.42

41

Zainal Arifin, Seluk Beluk Al-Qur‟an, (Jakarta : rineke Cipta, 1992), Cet. Ke-1, h.

150

42Rulli Kurniawan, “

Hubungan Minat Membaca Al-Qur’an Siswa Dengan Prestasi Belajar

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan WaktuPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTS Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang Waktu penelitian dilaksanakan mulai januari 2013.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu

“penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain”.43

Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi pada saat penelitian dilakukan, tujuannya untuk memaparkan peristiwa yang terjadi dan kemudian hasil data tersebut dianalisa.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi fokus perhatian didalam suatu ruang dan waktu yang telah ditentukan. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang sedang diteliti untuk

43

Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta,

2008), Cet. 16, hal.11

(39)

dijadikan sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target atau responden adalah seluruh santriwati MTS Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory yang mendapatkan materi pembelajaran Al-Qur‟an berjumlah 264 santriwati. Menurut Nuraida jika populasi kurang dari 100 atau 100 maka lebih baik diteliti semua. Jika subyeknya besar maka yang diambil 10%-15% atau 20- 25 %.44 Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti mengambil 40 santriwati yang menjadi sampel penelitian, untuk mendapatkan 40 orang sampel tersebut, maka akan dilakukan random sampling dengan cara diundi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu: a. Observasi

Obsevasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis segala aktivitas dan kegiatan yang ada dalam objek penelitian. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul. Obeservasi pada penelitian kali ini difokuskan untuk mengamati secara factual kondisi pembelajaran membaca Al-Qur‟an, pengelompikan santriwati berdasarkan kemampuannya dalam membaca Al-Qur‟an serta evaluasi pembelajaran Al-qur‟an.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara mendalam (defth interview) pada penelitian ini dilakukan dengan kalangan terkait yang mendukung penelitian, seperti wali kelas dan guru mata pelajaran Al-Qur‟an. Tujuan wawancara ini pun untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan

41

Nuraida, Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Ciputat Tangerang :

(40)

membaca Al-Qur‟an santriwati serta upaya yang telah dilakukan untuk membantu santriwati yang masih mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur‟an.

c. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran quesioner/ daftar pertanyaan yang langsung diberikan kepada santriwati yang dijadikan responden, yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan-tanggapan terhadap pertanyaan yang telah diberikan.2 Bentuk angket yang diberikan dalam penelitian ini adalah angket langsung dan bersifat tertutup dengan alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan.

Data yang dicari adalah data primer, yakni dengan memberikan angket kepada seluruh sampel peneitian sebanyak 40 santriwati yang telah dirandom sampling dengan maksud untuk memperoleh data kuantitatif mengenai peran guru PAI dalam menanggulangi kesulitan santriwati dalam membaca Al-Qur‟an.

Angket bertujuan menggali informasi dari santriwati yang mengikuti pengajaran Al-Qur‟an santriwati di MTS Pondok Pesantren Amanah Al-Gontory Perigi Baru Tangerang. Adapun pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam angket berkisar pada permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Kisi-Kisi Angket Peran Guru PAI Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an

Tabel 3.1

Variabel Dimensi Indikator Butir Soal Jumlah

Positif Negatif

Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Sebagai motivator

 Memberikan motivasi dalam membaca Al-Qur‟an kepada

(41)

(Guru Al-Qur‟an)

santriwati

 Menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar

4,5.6 3

Sebagai pengajar

 Membina santriwati membaca Al-Qur‟an

 Mengajarkan hukum bacaan tajwid 7,8,9 10,11,12 3 3 Sebagai evaluator

 Menguji bacaan Al-Qur‟an santriwati

 Menilai aspek kepribadian santriwati 13,14 15,16 2 2 Kesulitan dalam membaca Al-Qur‟an Melafalkan huruf hijaiyah  Kemampuan dalam mengucapkan makharijul huruf

17,18 2

Pengetahuan tentang ilmu tajwid

 kemampuan siswa dalam memahami kaidah ilmu tajwid

(42)

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Mengolah data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data agar dapat dipahami bukan saja oleh peneliti sendiri, melainkan dapat dipahami juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil dari penelitian. Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1). Editing

Dalam mengolah data, yang harus pertama kali dilakukan adalah melakukan editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian kuesioner. Setiap kuesioner diteliti satu per satu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran dalam pengisian angket tersebut agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat diperoleh data yang tepat dan akurat.

2) Tabulating

Tabulating yaitu perhitungan statistic sederhana. Dengan cara menstabulaskan atau meindahkan jawaban responden dalam tabel kemudian dicari prosentase untuk dianalisa dan diprosentasikan.

Teknik penulisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa deskriptif, yaitu teknik menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dan diolah dengan tujuan untuk membuat deskriptif atau gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat- sifat yang diteliti.

(43)

P = F x 100% N

Keterangan:

P : Persentasi yang dicari

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory

Pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di wilayah Tangerang Selatan yang terletak di Desa Parigi Baru Kecamatan Podok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Pondok Pesantren ini didirikan pada tahun 1992 oleh Wakif yang bernama Bapak H.Najih bin H.Idup (al-marhum) yang berkeinginan kuat membangun bangsa melalui bidang pendidikan yaitu pesantren. Dengan tekad yang bulat dan keinginan yang kuat, mulailah ia merintis secara perlahan berdirinya Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dengan membeli tanah masyarakat sekitar Desa Parigi Baru dan juga mengirimkan anak-anak dan keponakannya ke beberapa pesantren.

Dengan tempat yang strategis dan kondisi lahan yang memadai seluas ± 8 ha (delapan hektar) pondok pesantren Al-amanah Al-Gontory memiliki komitmen utuh, meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran berbasis kompetensi unggulan.

Santri adalah pemimpin masa depan, tumbuh dalam lingkungan berpendidikan yang nyaman dan asri, santri dididik, dibina dan diasuh juga

(45)

dibekali wawasan serta ilmu pengetahuan agama dan umum secara terpadu, tak terkecuali, beragam keterampilan kecakapan hidup life skill santripun turut ditumbuhkembangkan, sehingga nantinya santri mampu hidup berjiwa mandiri, kelak di masyarakat.45

B. Visi dan Misi

1. Visi

Adapun Visi dari Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory adalah “Mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa, melalui sistem pendidikan selama 24 (dua puluh empat) jam”.

2. Misi

Misi dari Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan lingkungan pendidikan yang Islami.

b. Mendidik santri agar tumbuh berakhlak mulia, berpengetahuan luas. c. Mendidik santri terampil dan bermanfaat bagi diri dan masyarakat. d. Menumbuhkan jiwa pemimpin yang memiliki dasar agama yang kuat.

Adapun kurikulum yang digunakan di Pondok Pesantren Amanah Al-Gontory adalah perpaduan antara kurikulum Departemen Agama RI dengan kurikulum pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.

C. Profil Guru Al-Qur’an MTs Al- Amanah Al- Gontory

1. Nama : Zainuddin SQ. MM Tempat/ Tanggal lahir : Lebak, 26 Januari 1969 Pendidikan : S1 PTIQ Jakarta

S2 STMIA- IMM Jakarta

Pengalaman Organisasi : Bendahara Yayasan al- Amanah Al- Gontory

45

(46)

Pengurus KOMPAQ

Pembina MTQ kafilah Tangerang Selatan Tingkat Provinsi

Tenaga pengajar : MTs dan MA Al- Amanah Al- Gontory Tahun 1999- sekarang.

Alamat : Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory perigi Baru Pondok Aren Tangerang Banten. 2. Nama : Sunarti MM

Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta , 07 Juni 1970

Pendidikan : MTs dan MA Al- Mawaddah Ponorogo Jawa Timur

S1 STAI Fatahillah Serpong Tangerang

S2 STMIA- IMM Jakarta Tenaga pengajar : MTs Al- Amanah Al- Gontory Tahun 2003-

sekarang.

Alamat : Jl. H. Kabun RT. 005/ RW.09 No.29 Rengas Ciputat Timur tangerang Selatan

3. Nama :Lulu Lilawati

Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta , 08 Oktober 1993 Pendidikan : SD An- Najah

MTs dan MA PON- PES Amanah Al-GontoryTenaga pengajar : MTs Al- Amanah Al- Gontory Tahun 2011- sekarang

Alamat : Jl. Masjid Al- Ghofur RT 03/ RW 05, Perigi Baru Pondok Aren Tangerang 15227

D. Keadaan Santri

(47)
[image:47.595.109.528.113.584.2]

Adapun santri Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory pada tahun ajaran 2012-2013 berjumlah 811 santri dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Keadaan Santri Tahun 2013

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 I A 32 31 63

2 I B 32 32 64

3 I C 33 33 65

4 I D 33 29 63

5 I E 32 28 64

6 II A 29 27 56

7 II B 29 33 62

8 II C 32 32 64

9 III A 27 19 46

10 III B 25 26 51

11 IV A 45 42 87

12 V A 20 35 55

13 VI A 20 18 38

14 Int. A 18 19 37

Total 407 404 811

E. Sarana Dan Prasarana

(48)
[image:48.595.108.529.74.558.2]

Tabel 4.2

Sarana dan Prasarana

No Ruang / Bangunan Jumlah Kondisi Keterangan Baik Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Ruang Kelas Masjid Asrama Santri Kantor Ruang Kepsek Ruang Guru Ruang TU

Ruang Lab. Komputer Ruang Perpustakaan Ruang Makan Lapangan Olah Raga Ruang Ketrampilan Ruang Pertemuan Ruang Asrama Guru Ruang Dapur Ruang Koperasi Ruang Kantin 31 2 36 8 2 2 2 2 2 2 7 2 1 10 2 2 2 15 2 36 8 2 2 2 1 1 2 6 1 1 10 2 2 2 16 - - - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - Seluruh ruangan yang rusak ataupun dalam kondisi membutuh kan perbaikan, sedang dalam tahap pembangunan perbaikan dan perawatan.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam menjalankan roda administrasi, sebab melalui organisasi akan tercipta suatu kerjasama yang baik dan menghasilkan sesuatu yang telah disepakati dalam organisasi.

(49)

Bagan I

Struktur Yayasan Al-Amanah Al-Gontory

Yayasan Al-Amanah Al-Gontory

Pengurus Harian Yayasan

Bidang Pendidikan

Bidang Pembangunan & Pewakafan

Bidang Perekonomian

(50)

Bagan II

Struktur Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory

Tabel 6

B. Data sampel

Tabel 4.3

NO. Nama Santriwati Kelas

1. Ananda Fauziah II A

2. Hajah Melisa Savira II B

3. Cita Maulida II A

4. Khlada Afifah Balqis II A Yayasan Al-Amanah Al-Gontory

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory

Direktur TMI

Bagian Administrasi Sekretaris Bagian Pengasuhan Bagian Pengajaran

OSPA Koordinator

[image:50.595.53.532.71.629.2]
(51)

5. Wafiah Tul Khoir I A

6. Aqila Fadia Haya I A

7. Muzdalifah II B

8. Ameliya Latifahfaila Qurrota A’yuni

II B

9. Miftahul Wahida III C

10. Vira Syahnita Yulianti I E

Gambar

Tabel 3.1  Kisi- kisi angket Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi
Tabel 4.1 Keadaan Santri Tahun 2013
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana
  B.   Tabel  6 Data sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak..

Pelajar lepasan sekolah menengah rendah Australia pula akan melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Atas atau ke Program Vokasional selama 3 tahun untuk mendapat

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam

Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa Melalui Pembelajaran Tadabur Alam Pada Mata Pelajaran Aqidah

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Berdasarkan paparan landasan teori yang digunakan untuk menganalisis wacana persuasif dalam iklan obat herbal pada majalah Elfata.Wacana persuasif tersebut