(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Oleh :
RIZKI AGUNG SAHDANA NIM. 070810301171
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT DELAY
(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Akuntansi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
RIZKI AGUNG SAHDANA NIM. 070810301171
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
iii berserah diri.
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. ibunda tercinta, Lilik Sulastri dan ayahanda Bambang Dwiarso atas doa, kasih
sayang, cinta, kesabaran dan pengorbanannya yang tidak dapat saya ungkapkan;
2. mas Dani Esa Windiarto dan mbak Aulia Ayu Dewinta terima kasih atas perhatian,
semangat dan bantuan yang diberikan;
3. sayangku Kiki Nurmasanti atas pemberian semangat yang tak terhingga;
4. semua teman kosan Riau 14 Jember;
5. guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi;
6. dunia pengetahuan yang terus berkembang seiring perubahan zaman;
iv MOTTO
“Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha dengan
keras adalah kemenangan yang hakiki”
(Mahatma Gandhi)
Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu
(Al Baqoroh: 53)
Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya dan usahanya itu kelak akan diperlihatkan. Kemudian akan diberi
balasankepadanya dengan balasan yang paling sempurna.
(terjemahan Surat An-Najm ayat 39-41)
Kejarlah kebahagiaanmu, karena kebahagiaan itu tidak diam.
v
Nama : Rizki Agung Sahdana
NIM : 070810301171
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: ” FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada Emiten
Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)” adalah benar-benar hasil karya
sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum
pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah
yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, 27 Juni 2011
Yang menyatakan,
Rizki Agung Sahdana
vi SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT DELAY
(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)
Oleh :
RIZKI AGUNG SAHDANA NIM. 070810301171
Pembimbing
Dosen Pembimbing I : Drs. Wasito, M.Si., Ak.
vii
Judul Skrips : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT
DELAY (Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa
Efek Indonesia)
Nama : Rizki Agung Sahdana
Nim : 070810301171
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : S1 Akuntansi
Disetujui Tanggal : 27 Juni 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Wasito, M.Si., Ak. Dr. Siti Maria W., M.Si., Ak. NIP. 19600103 199103 1 001 NIP.19660805 199201 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan
viii
PENGESAHAN JUDUL SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT DELAY
(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Rizki Agung Sahdana
NIM : 070810301171
Jurusan : Akuntansi
telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal: 9 Mei 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Susunan Panitia Penguji
1. Ketua : Taufik Kurrohman, SE, M.Si, Ak (...) (19820723 200501 1 002)
2. Sekretaris : Drs. Wasito, M.Si., Ak. (...)
(19600103 199103 1 001)
3. Anggota : Dr. Siti Maria W., M.Si., Ak. (...)
(19660805 199201 2 001)
Mengetahui/Menyetujui, Universitas Jember
Fakultas Ekonomi Dekan,
Prof. Dr. Mohammad. Saleh, M.Sc
NIP. 19560831 198403 1 002
Foto 4 X 6
ix
Oleh : Rizki Agung Sahdana
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Jember
ABSTRAKSI
Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay tahun 2007 s/d 2009. Penelitian ini akan menguji kembali
dari variabel-variabel penelitian sebelumnya. Perbedaan dari penelitian sebelumnya
yaitu, variabel-variabel yang dipilih merupakan perbandingan dari hasil penelitian
terdahulu yang berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap audit delay yaitu Ukuran
Perusahaan, Laba/Rugi, Opini Auditor, Jenis Industri, Ukuran KAP, Rasio Utang,
Profitabilitas dan Umur.
Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009. Sampel emiten yang terpilih
sebanyak 57 emiten, terdiri dari 26 emiten finansial dan 31 emiten manufaktur.
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan
metode analisa data menggunakan statistik deskriptif dan analisa regresi linier
berganda. Untuk memenuhi model regresi yang bisa mewakili maka digunakan uji
asumsi klasik.
Hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay tahun
2007 s/d 2009 adalah 70,2 hari. Sedangkan dari hasil uji hipotesis menunjukkan audit
delay secara individu dipengaruhi oleh Opini Auditor, Jenis Industri, Ukuran KAP
x
FACTORS AFFECTING THE AUDIT DELAY
(Study on Manufacturing and Financial Issuers in Indonesia Stock Exchange)
Presented by : Rizki Agung Sahdana
Department of Accounting
Faculty of Ecinomics, Jember University
ABSTRACT
This research is a study to determine the factors that affect audit delay of
2007 untill 2009. This study will examine the back of the variables of previous
studies. Differences from previous studies, the variables selected is a comparison of
the results of previous studies that influence and no effect on the size of audit delay
Companies, Profit/Loss, Auditor Opinion, Industry Type, Firm Size, Debt,
Profitability and Age.
The population in this study is the manufacturing and financial issuers in
Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007 untill 2009. Issuers selected sample of 57
issuers, consisting of 26 financial issuers and 31 issuers manufacturing. Sampling
method using purposive sampling method. While the methods of data analysis using
descriptive statistics and multiple linear regression analysis. To meet the regression
models used to represent the classicassumption test.
Result of descriptive statistics showed that the average audit delay of 2007
untill 2009 was 70,2 days. While the hypothesis of the test results indicate the individual audit delay is influenced by the Auditor’s Opinion, Industry Type, Size of Firm.
xi
petunjuk dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada
Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)”.
Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. H. Mohammad Saleh, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Jember beserta staf edukatif dan staf administratif Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
2. Drs. Wasito, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Siti Maria W.,
M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, saran dan pengarahannya dalam penulisan skripsi
ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Drs. Imam Mas’ud MM, Ak selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya selama menjadi mahasiswa akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Jember.
4. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang telah mengajarkan ilmu
pengetahuannya selama penulis berada di Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
5. Ibunda tercinta, Lilik Sulastri dan ayahanda Bambang Dwiarso atas doanya dan selalu sabar memberikan perhatian, dukungan, cinta serta kasih sayang yang tak
terhingga kepada penulis.
6. Mas Dani Esa Windiarto dan mbak Aulia Ayu Dewinta terima kasih atas perhatian, dukungan dan keceriaan selama ini.
7. Sayangku Kiki Nurmasanti yang selalu menemaniku, memberi semangat yang tak
xii
8. Teman-teman terbaikku yang senantiasa membantu dan kebersamaannya :
Bangzo, Hary, Begadang, Hayoha ; teman KawaRi : Akange, Unyil, Donai,
Yayak, mas Didit, mas Wawan, Joyo mantab dah!!
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Akuntansi angkatan 2007 khususnya kelas B
terimakasih atas kebersamaan dan semua bantuannya selama studiku di FE UNEJ.
10.Almamater yang saya banggakan.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan hasil penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi penulisan karya ilmiah
yang sejenis di masa mendatan
Jember, 27 Juni 2011
xiii
………
HALAMAN JUDUL ………... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iii
HALAMAN MOTTO ……….. iv
HALAMAN PERNYATAAN ……… v
HALAMAN PEMBIMBING ………. vi
HALAMAN TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ……….. vii
HALAMAN PENGESAHAN ………. viii
ABSTRAKSI ……… ix
ABSTRACT ………. x
PRAKATA ……… xi
DAFTAR ISI ………. xiii
DAFTAR TABEL ……… xvi
DAFTAR GAMBAR ……… xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ……….. 1
1.1Latar Belakang ……….. 1
1.2Rumusan Masalah………. 4
1.3Tujuan Penelitian ……….. 4
1.4Manfaat Penelitian ……… 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……… 6
2.1 Laporan Keuangan ……….. 6
2.2 Audit ……….. 9
xiv
2.2.2 Tujuan Audit ……….. 9
2.2.3 Standar Audit ………. 10
2.3 Audit Delay ………. 12
2.4 Bentuk Kepemilikan Kantor Akuntan Publik …………... 13
2.5 Penelitian Terdahulu ……… 14
2.6 Kerangka Konseptual Penelitian ………. 16
2.7 Hipotesis Penelitian ………... 17
BAB 3. METODE PENELITIAN……….. 21
3.1 Jenis dan Sumber Data ………. 21
3.2 Populasi dan Sampel ………. 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. 22
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya …….. 22
3.5 Metode Analisis Data ……… 24
3.5.1 Statistik Deskriptif ... 24
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ……….. 24
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 27
3.5.4 Uji Hipotesis ……….. 28
3.6 Kerangka Pemecahan Masalah ………... 29
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 30
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……..……….. 30
4.2 Analisis Data ... 31
4.2.1 Statistik Deskriptif ...……… 31
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ………... 33
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………. 38
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis ………... 43
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………... 45
xv
4.3.5 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay………... 47
4.3.6 Pengaruh Rasio Utang terhadap Audit Delay……….... 48
4.3.7 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay ……….... 48
4.3.8 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Audit Delay ….... 49
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ………. 50
5.1 Kesimpulan ……… 50
5.2 Keterbatasan ………. 52
5.3 Saran ……….. 52
DAFTAR PUSTAKA ………..
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasar Kriteria ………... 31
Tabel 4.2 Statistik Deskripsi tahun 2007-2009 ………... 32
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ……….. 35
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ……… 36
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda ………... 38
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Berganda ……….. 42
xvii
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 16
Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah ………. 29
Gambar 3. Grafik PP Plot ……….. 34
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Populasi Emiten Maufaktur dan Finansial di BEI
berdasarkan ICMD
Lampiran 2 Daftar Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria
Lampiran 3 Daftar Sampel yang digunakan Penelitian
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Sampel dengan menggunakan software
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Informasi keuangan memegang peranan penting dalam pasar modal. Oleh
sebab itu, BAPEPAM sebagai otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI)
menetapkan peraturan yang cukup ketat mengenai kualitas, kuantitas, dan ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan. BAPEPAM melalui peraturannya nomor
Kep-36/Kep/PM/2003 dan peraturan BEI nomor Kep-307/BEJ/07-2004 mengatur secara
ketat waktu penyerahan laporan keuangan ke pasar modal. Laporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasi yang penting untuk pengambilan keputusan
investasi. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak
tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan
keuangannya paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca (PSAK No 1, IAI, 2009:1.7).
Pelaporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk
mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai
sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan atas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai manfaat jika
disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan.
Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan determinan penting bagi
tingkat kemanfaatan laporan tersebut (PSAK No.1, IAI, 2009:1.7). Sebaliknya,
manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat
pada waktunya.
Standar Profesional Akuntan Publik dari Ikatan Akuntansi Indonesia
khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam
penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas aktivitas yang
akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan
pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas
2
penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak penigkatan kualitas hasil auditnya.
Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin
lama. Sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin
pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi
auditor.
Laporan keuangan tahunan diserahkan paling lambat akhir bulan keempat
tahun berikutnya sedangkan laporan keuangan semesteran diserahkan paling lambat
akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan.
Menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan lain yang
dikeluarkan oleh BAPEPAM dan BEI, sebagaimana di kutip Na’im (1999:86),
menyatakan bahwa perusahaan publik harus menyampaikan laporan keuangannya
secara periodik dengan tepat waktu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agar
dapat berfungsi maksimal, suatu laporan keuangan harus dipublikasikan sesegera
mungkin.
Fenomena kelambatan proses audit dalam terminologi penelitian pengauditan
dikenal dengan audit delay. Audit delay sebenarnya adalah rentang waktu antara
tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit. Dengan kata lain, audit
delay adalah lamanya waktu dari tanggal tutup tahun fiskal perusahaan sampai
dengan tanggal laporan auditor. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk
mengetahui variable-variabel yang berpengaruh pada audit delay dan pengaruh audit
delay terhadap reaksi pasar modal. Keterlambatan informasi akan menimbulkan
reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang di
dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan
dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau
menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Artinya informasi laba dari laporan
keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga
saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor
Penelitian Owusu-Ansah (2000:20), ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay. Sedangkan Ashton (1987 : 280), Na’im (1999:95)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara ukuran
perusahaan dengan audit delay.
Penelitian Utami (2006:28) mengindikasikan bahwa laba/rugi secara
signifikan mempengaruhi audit delay. Sedangkan penelitian Ashton (1987:280)
mengindikasikan bahwa laba/rugi tidak ada hubungan yang signifikan terhadap audit
delay.
Penelitian Berliana (2009:72) menemukan bahwa opini auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Deart (2007:38)
mengindikasikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay.
Penelitian Wasis (2007:60) menunjukkan bahwa jenis perusahaan secara
signifikn berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Berliana (2009:72)
menunjukkan jenis perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit
delay.
Penelitian Berliana (2009:73) menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Deart (2007:37) menunjukkan ukuran KAP tidak berpengaruh secara sugnifikan
terhadap audit delay.
Penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003:13) menunjukkan bahwa rasio utang
berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Utami
(2006:28) menunjukkan rasio utang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay.
Penelitian yang dilakukan oleh Owusu-Ansah (2000:20) yang berhasil
membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit
delay. Sedangkan Na’im (1999:95) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
4
Penelitian Owusu-Ansah (2000:21) menunjukkan umur perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Berliana
(2009:73) menunjukkan umur perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay.
Penelitian ini akan menguji kembali dari variabel-variabel penelitian
sebelumnya. Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu, variabel-variabel yang
dipilih merupakan perbandingan dari hasil penelitian terdahulu yang berpengaruh dan
tidak berpengaruh terhadap audit delay, sehingga akan membuktikan kembali, serta
sampel yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah diteliti sebelumnya, maka penelitian ini
akan mengidentifikasi kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.
Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di bidang audit dengan judul,
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada
Emiten Manufaktur dan Finansial di BEI)”
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini terkait dengan latar
belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, yaitu :
Apakah ukuran perusahaan, kinerja keuangan, pendapat auditor, jenis industri,
ukuran KAP, rasio utang, tingkat profitabilitas, dan umur perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay ?
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
Untuk menguji apakah ukuran perusahaan, kinerja keuangan, pendapat
auditor, jenis industri, ukuran KAP, rasio utang, tingkat profitabilitas, dan
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait,
diantaranya :
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bahan pustaka
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta kajian dalam
penelitian selanjutnya. Khususnya untuk penelitian yang berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi audit delay.
2. Bagi BAPEPAM
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
khususnya BAPEPAM dalam hal meregulasi jadwal penyerahan laporan
keuangan auditan oleh emiten karena setiap perusahaan memiliki faktor yang
berbeda-beda yang mempengaruhi ketepatan waktu penyerahan laporan
keuangan.
3. Bagi Emiten
Penelitian ini diharapakan menjadi bahan pertimbangan bagi Emiten, baik
yang terdaftar di BEI, terkait proses audit laporan keuangannya. Jika
mengetahui faktor-faktor penyebab audit delay, maka diharapkan penjadwalan
audit akan diputuskan secara rasional agar tidak melebihi batas waktu.
4. Bagi Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi BEI dalam
menerima laporan keuangan para Emiten yang terdaftar di BEI atas proses
audit laporan keuangannya.
5. Bagi IAI
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi IAI dalam
menetapkan standar kualitas, mengembangkan dan menegakkan etika profesi,
mewujudkan kepercayaan atas hasil kerja profesi akuntan dan wadah
6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan
Ungkapan transparansi, merupakan salah satu istilah generik yang secara
umum memberikan arti tembus pandang. Namun saat istilah ini dikaitkan dengan
dunia akuntansi maka yang dimaksudkan adalah seberapa jauh pembaca laporan
keuangan ataupun pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap pelaporan
keuangan suatu perusahaan mampu untuk membedah kandungan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
Masuknya istilah ini kedalam khasanah akuntansi di Indonesia tidak terlepas
oleh perkembangan pasar modal yang ditandai dengan semakin banyaknya pihak
yang secara aktif menaruh perhatian terhadap kualitas pelaporan keuangan
perusahaan.
Oleh karena itu, dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia
penggunaan istilah inipun menjadi semakin populer. Hal ini tentunya tidak terlepas
dari semakin intensnya tuntutan kepada masyarakat kepada pihak emiten dalam
hubungannya dengan keterbukaan laporan keuangan di satu pihak dan di pihak lain
semakin bertambahnya peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM, baik dalam
bidang akuntansi maupun bidang-bidang lainnya dalam rangka keterbukaan.
Didalam masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, yang sering disebut
masyarakat industri maka komunikasi data keuangan dan data ekonomi lainnya
sangat diperlukan. Perekonomian masyarakat tersebut dicerminkan dalam bentuk
organisasi badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya
sudah menyebar ke seluruh pelosok daerah dan operasinya yang sudah menjangkau
secara luas bahkan sampai ke luar negeri. Para penanam modal tersebut percaya
bahwa modal yang ditanam dalam perusahaan perlu diadakan pengawasan atau
pengendalian, sehingga mereka sangat memerlukan laporan keuangan yang dapat
Pasar modal sangat memerlukan laporan keuangan bagi perusahaan yang
melaksanakan emisi atau memasyarakatkan modalnya. Demikian juga pemerintah
dalam memungut pajak bagi wajib pajaknya sangat didasarkan pada laporan
keuangan mereka agar diperoleh penentuan pajak yang lebih objektif. Pihak-pihak
lain seperti calon penanam modal, calon pemberi kredit, serikat buruh,
lembaga-lembaga keuangan serta industri lainnya sangat memerlukan laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan tersebut hendaknya dapat memenuhi
keperluan yaitu dapat memberi informasi secara kuantitatif, lengkap dan dapat
dipercaya. Disamping itu laporan keuangan harus mencerminkan keadaanya secara
tepat dan netral sehingga para pengambil kepurusan yang mendasarkan diri pada
laporan keuangan tidak tersesat ( Wasis, 2007 : 11).
Dengan semakin maju dan semakin kompleksnya masyarakat usaha
memungkinkan informasi keuangan yang disajikan kurang lengkap dan kurang teliti
serta kurang dapat dipercaya. Hal ini disebabkan, pertama adanya informasi yang
diperoleh secara tidak langsung, kedua semakin tinggi tingkat atau volume transaksi
sehingga dapat terjadi kekeliruan pencatatan atau akan membawa timbulnya
kesulitan-kesulitan dalam pencatatan.
Laporan keuangan yang biasanya terdiri dari posisi keuangan atu neraca dan
laporan laba rugi harus disajikan secara wajar. Neraca dibuat dengan maksud untuk
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan atau organisasi pada suatu saat
tertentu sedangkan laporan laba rugi menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai
dalam suatu periode waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan, pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam
periode tertentu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Oleh Karena itu
dibutuhkan suatu bahasa yang sama agar apa yang dimaksudkan dalam suatu laporan
dapat dipahami dalam pengertian yang sama oleh pihak-pihak tersebut sehingga
8
PSAK No.1 (IAI, 2009 : 1.2) mendefinisikan laporan keuangan sebagai
berikut “laporan keuangan merupakan sarana untuk memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang dikomunikasikan dengan
pihak luar perusahaan”.
Adapun komponen laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan
keuangan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari perusahaan
dan kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut kepada para pihak-pihak yang
berkepentingan. Manajemen perusahaan memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam PSAK. Jika belum
diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk
memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi, PSAK No.1 (IAI, 2009 :
1.3) :
1. Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan
keputusan
2. Dapat diandalkan, dengan pengertian :
i. Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan
ii. Mengambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan
tidak semata-mata bentuk hukumnya
iii. Netral, yaitu bebas dari keberpihakan
iv. Mencerminkan kehati-hatian
v. Mencakup semua hal yang material
Dalam PSAK No. 1 (IAI, 2009:1.1) “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama
juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dokumen publik
lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus”.
2.2 Audit
2.2.1 Definisi Audit
Audit adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan-pernyataan
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
hubungan antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang berkepentingan (Mulyadi,
2002 : 9).
Perlunya Laporan Keuangan di Audit, karena :
1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan
manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan
laporan keuangan tersebut.
2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan
keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.
3) Kerumitan data.
4) Keterbatasan akses pemakai laporan terhadap catatan-catatan akuntansi.
2.2.2 Tujuan Audit
Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan
pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa tidak menyajikan
secara wajar , dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang lazim. (IAI, 2001 : SA 508)
Lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan auditor
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
10
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified
opinion with explanatory language)
Pendapat ini diberikan jika keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian yang dinyatakan oleh auditor
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang berhubungan
dengan dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
2.2.3 Standar Audit
Standar Audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI, 2001: SA 150) adalah sebagai berikut :
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan smestinya
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laoran
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
12
2.3 Audit Delay
Perusahaan yang terdaftar di bursa harus mengikuti peraturan otoritas pasar
modal jika ingin tetap memiliki akses pada pendanaan yang ada di pasar modal. Salah
satu peraturan yang ditetapkan oleh pengawas pasar modal adalah kualitas laporan
keuangan dan ketepatan waktu penyerahannya. Laporan keuangan emiten pasar
modal harus diaudit oleh auditor independen dan diserahkan pada saat yang
diharuskan.
Dalam pelaksanaan audit perlu adanya perencanaan audit yang salah satunya
penyusunan anggaran waktu (time budget) yang secara sederhana menetapkan
pedoman mengenai jumlah waktu dari masing-masing bagian audit. Anggaran waktu
apabila digunakan secara tepat dapat memiliki sejumlah manfaat. Anggaran tersebut
dapat memberikan metode yang efisien untuk menjadual staf, memberikan pedoman
tentang berbagi bidang audit memberikan insentif kepada staf audit untuk bekerja
secara efisien, dan bertindak sebagai alat untuk menentukan honor audit. Akan tetapi
anggaran waktu apabila tidak digunakan tepat dapat merugikan, anggaran waktu
merupakan suatu pedoman tetapi tidak absolut. Jika auditor menyimpang dari
program audit apabila terjadi perubahan kondisi, auditor mungkin juga terpaksa
menyimpang dari anggaran waktu. Auditor tekadang merasa mendapat tekanan untuk
memenuhi anggaran waktu guna menunjukkan efisiensinya sebagai auditor dan
membantu mengevaluasi kinerjanya. Akan tetapi begitu saja mengikuti anggaran juga
tidak tepat. Tujuan utama dari audit adalah menyatakan pendapat sesuai dengan
standar auditing yang diterima umum, bukan untuk memenuhi anggaran waktu (
Wasis, 2007 : 17).
Perusahaan publik memiliki masalah laten dalam penyajian laporan keuangan
auditan yang akan diserahkan pada BAPEPAM dan bursa efek. Masalah tersebut
adalah audit delay atau penundaan audit. Sebagian besar penelitian sebelumnya
mendefinisikan audit delay sebagai rentang waktu antara tanggal penutupan tahun
buku dan tanggal laporan audit. Persoalan audit delay pada hakikatnya bukan sekedar
meskipun atribut auditor juga sangat mempengaruhi lamanya audit delay seperti
ukuran kantor akuntan publik (KAP) dan jangka waktu pengalaman KAP. Atribut
auditee juga berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay seperti ukuran
perusahaan (diproksikan dengan total aset), jenis perusahaan, kinerja keuangan
(laba/rugi), dan klasifikasi industri.
2.4 Bentuk Kepemilikan Kantor Akuntan Publik
Arens dan Loebbecke (1996) dalam Berliana (2009 : 38) membagi bentuk
kepemilikan kantor akuntan publik ke dalam empat kategori, terdiri dari :
1. Kantor Akuntan Publik Internasional
Sebelum tahun 1989 terdapat delapan KAP yang lazim disebut “The Big
Eight”. Di tahun 1989, terjadi dua merger antara dua perusahaan, sehingga
menjadi “Theft Six”. Tidak ada alas an untuk merger ini, tetapi faktor utama
adalah kebutuhan bagi kantor akuntan publik untuk melayani bisnis
internasional seiring dengan adanya globalisasi. Pada tahun 2001, terdapat
KAP yang bertaraf internasional yang menduduki lima besar dunia, yang
lazim disebut The Big Five. The Big Five ini adalah KAP Arthur Anderson
(di Indonesia berafiliasi dengan KAP Prasetio Utomo & Co.), KAP Delloit
Thouch Tomatsu (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hans Tuanakotta
Mustofa), KAP Ernst and Young (di Indonesia berafiliasi dengan KAP
Hanadi, Sarwoko, dan Sandjaja), KAP Price Waterhouse Coopers (di
Indonesia berafiliasi dengan Drs. Hadi Susanto dan Rekan), dan KAP
Klynveld Peat Marwick Goerdeler/ KPMG (di Indonesia berafiliasi dengan
KAP Sidharta dan Harsono). Namun sekitar tahun 2002, KAP Athur
Andersen mengalami kasus dan membubarkan diri. Di Indonesia, partner
KAP yang berafiliasi dengan KAP Arthur Andersen kemudian bergabung
dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Ernst and Young, sehingga
14
2. Kantor Akuntan Publik Nasional
Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai kantor
akuntan publik berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh
kota besar Amerika Serikat. Mereka memiliki hubungan dengan KAP diluar
negeri sehingga memiliki juga potensi internasional. Pada masa belakangan
ini semakin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga diwakili di
Indonesia.
3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional
Sebagai kantor akuntan publik di Indeonesia merupakan kantor akuntan
publik local atau regional, dan terutama di pulau Jawa. Banyak diantaranya
yang berafiliasi dengan organisasi kantor akuntan publik internasional dalam
kelompok 30 besar untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai
hal-hal seperti teknik informasi dan pendidikan lanjutan.
4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil
Sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25
orang tenaga professional pada satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan
pelayanan yang berhubungan dengan badan-badan usaha kecil dan organisasi
nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu dua perusahaan yang
go publik
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti mengenai audit delay,yaitu :
1. Ashton et al. (1987). Faktor yang digunakan adalah ukuran, jenis perusahaan,
laporan bulanan/tahunan, laba/rugi dan opini auditor. Hasilnya adalah bahwa
rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit
adalah 62,5 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah jenis perusahaan
dan opini auditor.
penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 60,29 hari dengan
variabel-variabel yang signifikan hanya ROE.
3. Owusu-Ansah (2000). Faktor yang diteliti adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,
extra ordinary item, umur dan laporan bulanan/tahunan. Hasilnya adalah bahwa
rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan
audit adalah 72,5 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah ukuran,
profitabilitas dan umur.
4. Ahmad dan Kamarudin (2003). Faktor yang digunakan adalah jenis perusahaan,
laba/rugi, opini auditor, ukuran KAP dan rasio utang. Hasilnya adalah bahwa
rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit
adalah 40,49 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah laba/rugi, opini
auditor dan rasio utang.
5. Utami (2006). Faktor yang digunakan adalah ukuran perusahaan, jenis industri,
lama emiten menjadi klien KAP, opini auditor, laba/rugi, rasio utang dan reputasi
auditor. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan
buku dan tanggal pada laporan audit adalah 84,16 hari dengan variabel-variabel
yang signifikan adalah laba/rugi, opini auditor.
6. Deart (2007). Faktor yang digunakan adalah ukuran perusahaan, laba/rugi,
profitabilitas, opini audit, ukuran KAP. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval
waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 71,62
hari dengan variabel-variabel signifikan adalah ukuran, laba/rugi, profitabilitas.
7. Wasis (2007). Faktor yang digunakan adalah ukuran, jenis perusahaan dan
laba/rugi. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan
buku dan tanggal pada laporan audit adalah 91,81 hari dengan variabel-variabel
yang signifikan adalah jenis industri dan laba/rugi
8. Berliana (2009). Faktor yang dugunakan adalah opini auditor, ukuran, KAP, jenis
perusahaan, profitabilitas, rasio utang dan umur perusahaan. Hasilnya adalah
16
laporan audit adalah 70,51 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah
opini, ukuran dan KAP.
2.6 Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 1 : Kerangka Konseptual Penelitian SIZE
LOSS
OPINI
Jenis Perusahaan
KAP
Rasio Utang
Tingkat Profitabilitas
Umur Perusahaan
2.7 Hipotesis Penelitian
2.7.1 Ukuran Perusahaan
Perusahaan berskala besar cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian
laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,
pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala besar cenderung
menghadapi tekanan lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit yang lebih awal
(Utami, 2006:23).
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Owusu-Ansah,2000 ;
Berliana,2009). Hasil kontradiksi ditemukan dimana ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Na’im,1999 ;
Ashton,1987 ; Deart,2007 ; Utami,2006 ; Wasis,2007)
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
2.7.2 Laba / Rugi
Sinyal kinerja keuangan yang dikandung laporan laba/rugi mempengaruhi
audit delay. Klien yang mengalami kerugian pada tahun berjalan akan menunda
pengumuman informasi tersebut. Ahmad dan Kamarudin (2003 : 8) menyatakan
bahwa keberadaan rugi normalnya membuat auditor mengevaluasi bukti secara lebih
ketat untuk meyakinkan tidak adanya salah saji yang material.
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa laba/rugi berpengaruh
terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001 ; Deart,2007 ; Utami,2006 ;
Wasis,2007). Hasil kontradiksi bahwa laba/rugi tidak berpengaruh terhadap audit
delay (Ashton,1987)
18
2.7.3 Opini Auditor
Opini audit atas kewajaran penyajian laporan keuangan mempengaruhi audit
delay. Carslaw & Kaplan (1991) dalam Berliana (2009 : 29) menyatakan bahwa jika
perusahaan menerima opini yang tidak standar (selain unqualified) maka proses audit
akan menjadi lambat. Lebih jauh, opini audit yang tidak standar adalah tanda dari
akan adanya konflik antara auditor dan klien.
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa opini audit berpengaruh
terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001 ; Ashton,1987 ; Utami,2006 ;
Berliana,2009). Hasil penelitian kontradiksi bahwa opini audit tidak berpengaruh
terhadap audit delay (Deart,2007)
H3 : Opini audit berpengaruh terhadap audit delay
2.7.4 Jenis Perusahaan
Utami (2006 : 23) menyatakan perusahaan sektor finansial mempunyai audit
delay lebih pendek daripada perusahaan industri lain, hal ini disebabkan karena
perushaan finansial tidak mempunyai saldo persediaan yang cukup signifikan
sehingga audit yang diperlukan tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu
aktiva yang dimiliki mempunyai nilai moneter sehingga mudah dalam
pengukurannya dibandingkan dengan aktiva yang berbentuk fisik, seperti persediaan,
aktiva tetap dan aktiva berwujud
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa jenis perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay (Ashton,1987 ; Wasis,2007). Hasil penelitian
kontradiksi bahwa jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay (Ahmad
dan Kamarudin,2001 ; Utami,2006 ; Berliana,2009)
2.7.5 Ukuran KAP
Selain atribut perusahaan, audit delay juga dipengaruhi atribut-atribut kantor
akuntan publik. Ukuran KAP akan mempengaruhi audit delay karena firma KAP
internasional, lantaran ukurannya yang besar, mampu mengaudit secara lebih efisien
dan memiliki fleksibilitas dalam melakukan penjadwalan untuk menyelesaikan audit
secara tepat waktu, Deart (2007 :31).
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
terhadap audit delay (Berliana,2009). Hasil penelitian kontradiksi bahwa ukuran KAP
tidak berpengaruh terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001 ; Deart,2007 ;
Utami,2006)
H5 : Ukuran auditor berpengaruh terhadap audit delay
2.7.6 Rasio Utang
Penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003 : 10) menjadikan proporsi utang
sebagai variabel audit delay. Proporsi utang yaitu perbandingan utang dengan total
aset perusahaan menunjukkan tingkat kesehatan finansial suatu perusahaan. Rasio
utang terhadap aset yang terlalu tinggi menunjukkan resiko bisnis yang terlalu tinggi
dan auditor akan menaruh perhatian yang lebih terhadap opini yang akan dikeluarkan.
Dalam penelitian ini proporsi utang diperoleh dengan membagi total utang dengan
total aset perusahaan.
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa rasio utang berpengaruh
terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001). Hasil penelitian kontradiksi
bahwa rasio utang tidak berpengaruh terhadap audit delay(Na’im,1999 ; Utami,2006
; Berliana,2009).
20
2.7.7 Tingkat Profitabilitas Perusahaan
Tingkat profitabilitas perusahaan sangat berpengaruh terhadap penilaian
investor terhadap suatu perusahaan. Dapat dinilai perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas tinggi memiliki kinerja yang baik dalam operasional usaha maupun
keuangannya memungkinkan auditor menjalankan kegiatan auditnya tanpa ada
hambatan yang baerarti sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat audit delay
laporan yang dihasilkan (Berliana, 2009:31).
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap audit delay (Owusu-Ansah,2000 ; Deart,2007). Hasil penelitian kontradiksi
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay (Na’im,1999 ;
Berliana,2009)
H7 : Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
2.7.8 Umur Perusahaan
Owusu-Ansah (2000 : 14) menjadikan umur perusahaan sebagai salah satu
variabel yang diteliti yang berpengaruh dalam audit delay. Perusahaan yang berdiri
lebih lama diharapkan telah memiliki sistem operasional, keuangan dan akuntansi
yang lebih baik sehingga tidak ada kendala berarti pada saat proses audit sehingga
membantu proses berjalan lebih singkat dan audit delay lebih pendek. Umur
perusahaan dihitung berdasarkan tahun berdiri perusahaan yang diaudit (tanggal akta
notaris pendirian).
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa umur perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay (Owusu-Ansah,2000). Hasil penelitian kontradiksi
bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay (Berliana,2009)
21
sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit masing-masing
emiten yang memuat pendapat akuntan publik yang dipublikasikan. Data yang
digunakan adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2007 s/d 2009.
Data-data tersebut dapat diperoleh di Indonesia Stock Exchange (IDX),
www.idx.co.id dan Bursa Efek Indonesia
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009 yang diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) sebanyak 145 emiten (Lampiran 1). Metode
penyampelan yang diterapkan adalah metode purposive sampling. Alasan
penggunaan metode purposive (judgment) sampling didasari pertimbangan penentuan
sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan didasarkan pula
pada pertimbangan tertentu dari keseluruhan sampel yang ada, sehingga relevan
dengan tujuan penelitian. Jumlah emiten yang terpilih sebanyak 57 emiten, terdiri dari
26 emiten finansial dan 31 emiten manufaktur. Berhubung periode pengamatan dari
tahun 2007-2009 maka jumlah laporan tahunan yang menjadi data penelitian yaitu 57
x 3 tahun = 171 laporan keuangan (Lampiran 2). Emiten sampel diseleksi dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Mempublikasikan laporan keuangan auditan dari periode 2007, 2008, dan
2009.
b. Emiten tidak delisting dari data BEI pada tahun 2007, 2008, dan 2009.
c. Emiten tercatat dalam BEI dalam papan pencatatan (list board) utama.
22
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
teknik pengumpulan data dengan cara melihat, mencatat, dan menganalisa data
sekunder yang diterbitkan oleh BEI serta bersumber pada literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan scientific method (kuantitatif). Statistik merupakan alat
analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini. Data empiris diolah secara
statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay yaitu jangka
waktu antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal opini pada
laporan auditor independen (Berliana, 2009 : 51). Variabel ini diukur secara
kuantitatif dalam jumlah hari.
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Dalam penelitian ini adalah:
a. Ukuran Perusahaan (X1), ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aset
yang dimiliki emiten dalam jumlah rupiah (Berliana, 2009). Variabel ini
skala pengukurannya menggunakan skala rasio
b. Loss (X2), diartikan sebagai perusahaan yang melaporkan laba/rugi pada
tahun berjalan (Utami, 2006). Digunakan variabel dummy, perusahaan yang
mengalami laba diberi kode 0 sedangkan rugi diberi kode 1. Variabel ini
pengukurannya menggunakan skala nominal.
c. Jenis Pendapat Akuntan Publik (X3), ada dua jenis pendapat akuntan
publik yaitu qualified opinion dan unqualified opinion (Deart, 2007).
kode 0 dan pendapat unqualified opinion diberi kode 1. Variabel ini skala
pengukurannya menggunakan skala nominal.
d. Jenis Industri Perusahaan (X4), variabel jenis industri perusahaan terbagi
menjadi dua kelompok yaitu jenis industri finansial dan jenis industri
manufaktur (Berliana, 2009). Digunakan variabel dummy, untuk
perusahaan yang masuk kategori finansial diberi kode 0, sebaliknya jika
perusahaan masuk kategori manufaktur diberi kode 1. Variabel ini skala
pengukurannya menggunakan skala nominal.
e. Ukuran Auditor-Kantor Akuntan Publik/ KAP (X5), KAP diklasifikasikan
menjadi dua yaitu KAP The Big Four dan lainnya (Deart, 2007).
Digunakan variabel dummy, untuk emiten KAP The Big Four diberi kode
0, sedangkan lainnya diberi kode 1. Variabel ini skala pengukurannya
menggunakan skala nominal.
f. Rasio Utang (X6), Proporsi atau ratio utang (DEBT) dihitung dengan
membagi total utang perusahaan pada tahun tertentu dengan total aset
perusahaan pada tahun yang sama dalam jumlah prosentase (Utami , 2006).
Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala rasio.
g. Tingkat Profitabilitas (X7), kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan tertentu. Dihitung dengan
membandingkan laba/rugi dengan total utang dan mengalikan dengan rasio
utang dalam jumlah prosentase (Berliana, 2009). Variabel ini skala
pengukurannya menggunakan skala rasio.
h. Umur Perusahaan (X8), Umur perusahaan dihitung berdasarkan tahun
berdiri perusahaan yang diaudit (tanggal akta notaris pendirian), dalam
bentuk tahun (Berliana, 2009). Variabel ini skala pengukurannya
24
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu
penelitian ilmiah karena proses analisis data merupakan jawaban atas permasalahan
yang dikemukakan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik dari variabel independen. Statistik deskriptif memberikan gambaran
mengenai suatu data yang terlihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan sweknes atau kemencengan distribusi
(Ghozali, 2005 : 19). Statistik deskriptif dalam penelitian ini berupa ukuran tendensi
sentral (mean, minimum, maximum) dan standar deviasi dari variabel yang diujikan
dalam penelitian ini, yaitu Ukuran Perusahaan (X1), Laba/Rugi (X2), Opini Auditor
(X3), Jenis Industri (X4), Ukuran KAP (X5), Rasio Utang (X6), Profitabilitas (X7) dan
Umur (X8)
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi dasar
sehingga diperoleh model regresi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimated),
(Wasis, 2007 : 48).
Dalam pengujian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda,
untuk memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dan efisien maka dalam
pelaksanaan data harus memenuhi asumsi klasik. Asumsi klasik yang dimaksud :
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang sahih (valid) adalah distribusi data
Pengujian ini dibantu dengan menggunakan software SPSS for
windows ver 16,00, normalitas dapat dideteksi dengan alat analisis grafik
berupa Probability Plot of Standardized Residual dengan melihat nilai
signifikan residualnya. Jika nilai signifikan berada diatas nilai signifikan 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi normalitas.
2) Uji Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi
ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
sahih (valid) adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas.
Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam metode
berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat
tinggi maka sulit untuk memisahkan pengaruh masingmasing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas dapat
dideteksi dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai
VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2001:91)
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti terdapat korelasi di antara kesalahan pengganggu
pada data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga
munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mengetahui
adanya autokorelasi bias dilihat dengan nilai Durbin-Watson (D-W) dengan
kriteria ,Santoso (2000) dalam Wasis (2007:49) :
a. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi ,
c. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif
26
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastitas (Ghozali, 2005 : 105).
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat Grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah
residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
1) Regresi Linier Berganda
Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan
menggunakan software SPSS for windows ver 16,00 dengan formulasi sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2DX2 + b3DX3 + b4DX4 + b5DX5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
Dimana :
Y = lamanya hari penyelesaian audit (audit delay)
a = bilangan konstanta
b = koefisien regresi
X1 = SIZE X6 = Rasio Utang
X2 = LOSS X7 = Tingkat Profitabilitas
X3 = OPINI X8 = Umur Perusahaan
X4 = Jenis Perusahaan e = Standart error
X5 = KAP D = Variabel Dummy
2) Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Koefisien determinasi pada intinya adalah untuk mengukur besarnya pengaruh
varibel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2005:45). Nilai
koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Semakin besar nilai R2 (R square),
maka semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menerangkan
kondisi yang sebenarnya. Sebaliknya semakin kecil nilai R2 (R square) berarti
kemampuan-kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
28
3.5.4 Uji Hipotesis
Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata secara
individu antara variabel dependen dengan satu variabel independen yang dimaksud.
Untuk menentukan menerima atau menolak Ho ditetapkan, jika thitung > ttabel pada
suatu derajat bebas tertentu, maka Ho ditolak dan menerima Ha. Ini berarti variabel
independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tetapi jika thitung < ttabel pada suatu derajat bebas tertentu maka Ho diterima dan Ha
ditolak yang artinya variabel independen secara individu tidak berpengaruh signifikan
3.6 Kerangka Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah Start
Pengumpulan data sekunder :
Laporan keuangan tahunan (annual report) emiten untuk
tahun buku 2007 s/d 2009 yang telah diaudit. Data yang
dibutuhkan adalah total aset, laba/rugi usaha, total kewajiban,
nama KAP, tanggal dan opini yang diberikan
Variabel Dependen
Audit Delay (Y) Variabel Independen
X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7,X8
Uji Asumsi Klasik
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis
Kesimpulan
30
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri
yang diterbitkan pemerintah, publik maupun swasta. Perkembangan perusahaan yang
go publik dipasar modal semakin tahun semakin bertambah yang diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok berdasarkan industri dan bidang usahanya.
Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009 yang diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) sebanyak 145 emiten (Lampiran 1). Metode
penyampelan yang diterapkan adalah metode purposive sampling. Alasan
penggunaan metode purposive (judgment) sampling didasari pertimbangan penentuan
sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan didasarkan pula
pada pertimbangan tertentu dari keseluruhan sampel yang ada, sehingga relevan
dengan tujuan penelitian. Jumlah emiten yang terpilih sebanyak 57 emiten, terdiri dari
26 emiten finansial dan 31 emiten manufaktur. Berhubung periode pengamatan dari
tahun 2007-2009 maka jumlah laporan tahunan yang menjadi data penelitian yaitu 57
x 3 tahun = 171 laporan keuangan (Lampiran 2). Emiten sampel diseleksi dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Mempublikasikan laporan keuangan auditan dari periode 2007, 2008, dan
2009.
b. Emiten tidak delisting dari data BEI pada tahun 2007, 2008, dan 2009.
c. Emiten tercatat dalam BEI dalam papan pencatatan (list board) utama.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan
ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Sumber : Lampiran 2
4.2 Analisis Data
4.2.1 Statistik Deskriptif
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 x 3 tahun = 171 laporan
keuangan emiten. Statistik deskriptif variabel penelitian tampak pada tabel 4.2.
Berdasarkan tabel 4.2, hasil menunjukkan bahwa rata-rata Audit Delay yang terjadi
pada periode penelitian adalah 70,2 hari. Rata-rata Audit Delay ini lebih pendek dari
penelitian Owusu-Ansah (2000) yaitu 72.5 hari ; Utami (2006) yaitu 84,16 hari ;
Deart (2007) yaitu 71,62 hari ; Wasis (2007) yaitu 91,81 hari ; Berliana (2009) yaitu
70,51 hari dan lebih panjang dari penelitian Ashton et al. (1987) yaitu 62,5 hari ;
Na’im (1999) yaitu 60,29 hari ; Ahmad dan Kamarudin (2003) yaitu 40,49 hari.
Keterangan Jumlah Emiten
Populasi emiten manufaktur dan finansial di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007
s/d 2009 yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD)
145
Emiten yang tidak memenuhi ketiga kriteria (88)
32
Tabel 4.2 Statistik Deskripsi tahun 2007-2009
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari hasil statistik deskriptif diatas, maka dapat diketahui :
1. Ukuran Perusahaan (X1)
Data minimum sebesar 80262.00 , maximum sebesar 4.3E+08 , mean sebesar
3.7E+07 , Std. Deviation sebesar 85279124.40
2. Laba/Rugi (X2)
Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .0760 ,
Std. Deviation sebesar .26581
3. Opini Auditor (X3)
Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .2749 ,
Std. Deviation sebesar .44775
4. Jenis Industri (X4)
Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .5263 ,
Std. Deviation sebesar .50077
5. Ukuran KAP (X5)
Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .4678 ,
Std. Deviation sebesar .50043
Descriptive Statistics
171 80262.00 4.3E+08 3.7E+07 85279124.40
171 .00 1.00 .0760 .26581
171 .00 1.00 .2749 .44775
171 .00 1.00 .5263 .50077
171 .00 1.00 .4678 .50043
171 .02 .95 .5672 .27330
171 -.09 .41 .0595 .07831
171 9.00 114.00 37.1813 19.20376
171 20.00 110.00 70.2047 17.84209
171 X1
X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Y
Valid N (listwise)