• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (SISKOHAT) pada Kementrian Agama Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (SISKOHAT) pada Kementrian Agama Republik Indonesia"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Disusun oleh :

MUTMAINNAH NIM : 107053002256

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli penulis atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Juni 2011

(5)

i

Sejalan dengan arus perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi informasi yang semakin pesat dan mengglobalnya dunia yang dapat memberikan akses informasi secara terbuka bagi setiap orang. Dilihat pula dari jumlah jemaah haji yang semakin banyak dan beragam latar belakang, pendidikan, usia, suku, kebiasaan, dan pola hidup, serta setiap tahun yang terus bergantinya calon jemaah haji.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu dalam penyelenggaraan pelaksanaan ibadah haji pada Kementerian Agama RI, mekanisme pelaksanaan SISKOHAT, dan faktor-faktor yang menjadi pendukung serta penghambat SISKOHAT. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, disini penulis sebagai human instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

SISKOHAT merupakan sarana menumbuh kembangkan sistem pendataan pelayanan haji, yaitu sistem aplikasi untuk mengolah seluruh data perhajian yang sudah berbasiskan teknologi informasi, yang bertugas mengatur pendaftaran, database dokumen haji, akuntansi BPIH, database transportasi haji, database penempatan pemondokan jemaah, informasi publik, sistem informasi kesehatan haji, dan database petugas haji. Sistem ini bertujuan untuk menyampaikan informasi penyelenggaraan ibadah haji yang dapat memberikan kemudahan dan kecepatan layanan pada calon dan jemaah haji. Mekanisme pelaksanaan SISKOHAT mencakup beberapa fungsi didalamnya: Tahap pertama, dengan melakukan penyambungan jaringan untuk connectivity yang beroperasi secara online dan real time yaitu komputer ‘host’ SISKOHAT dengan BPS BPIH dan Kantor Wilayah Kementerian Agama saat melayani proses pendaftaran haji. Tahap ke dua, dengan pengoperasian jaringan SISKOHAT di pusat dan provinsi untuk pencepatan proses pelayanan administrasi dan dokumen haji.Tahap ke tiga, dengan melakukan penyambungan dan pengoperasian jaringan SISKOHAT untuk pelayanan pengolahan data dan informasi pada masa operasional haji di Embarkasi dan Arab Saudi meliputi transportasi, pemondokan, terutama informasi publik dan kesehatan haji, termasuk pasca haji di Kementerian Agama pusat. Dengan sistem tersebut pemerintah berupaya dalam pengembangan manajerial SISKOHAT dengan meningkatkan setiap kegiatan pada pelaksanaaannya.

(6)

ii

ِِ

Alhamdulillah, segala puji serta syukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada, karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam proses penulisan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna penyempurnaan skripsi ini.

(7)

iii

dan H. Mulkanasir BA. S.Pd. MM, selaku Sekretaris Prodi Manajemen Dakwah

3. Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA, selaku Pembimbing penulis yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini tidak ada apa-apanya.

4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah, beserta para Staf TU baik di Pusat atau Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Umum yang tidak pernah lelah melayani pinjaman buku. 5. Bapak Taufiq, selaku Kasubag I beserta Direktur dan segenap staf SISKOHAT. yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian di Kementerian Agama RI Pusat, dan telah banyak memberikan informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi penulis.

(8)

iv

doa, sungguh jasamu tiada tara dan tak akan pernah terbalaskan. Serta untuk Adikku tercinta Muhammad Maulana Baidlowi, yang telah memberikan dukungan moril.

7. Kepada para sahabat Ayu, Mabho, Jihan, Nay, Juned, k’ Imam yang sudah memberikan supportnya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Khususnya pada kakanda Mohamad Irfan yang selalu sabar menghadapi pertanyaan dari penulis, selalu mendorong Penulis dan sudah bersedia menemani penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada mahasiswa-mahasiswi program studi Manajemen Dakwah dan Asuransi Syariah tahun 2007, serta semua mahasiswa-mahasiswi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dan sharing pengalaman, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak.

Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Amin ya Rabbal al-‘alamin.

(9)

v

KATA PENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI……….v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...……….. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... ...………. 6

D. Metodologi Penelitian ...……….……….7

E. Tinjauan Pustaka ………...……… 11

F. Sistematika Penulisan ………..……….. 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Implementasi ……….. 14

B. Sistem ………. 15

1. Pengertian Sistem ………...……… 15

2. Tujuan Sistem ………... 16

3. Karakteristik Sistem ………… ……….. 17

C. Informasi ……… 19

1. Pengertian Informasi ……….. 19

2. Jenis-jenis Informasi ……….. 20

3. Nilai dan Kualitas Informasi ……….. 21

D. Sistem Informasi ………22

1. Pengertian Sistem Informasi ...………...22

2. Konsep Dasar Sistem Informasi ………... 22

(10)

vi

1. Pengertian Komputer ……… 25

2. Unsur-unsur Komputer ………. 26

3. Manfaat penggunaan komputer di dalam SIM ………. 27

F. Manajemen ………29

1. Pengertian Manajemen ………..29

2. Unsur-unsur Manajemen ………...30

3. Fungsi-fungsi Manajemen………….………30

G. Ibadah Haji……… 34

1. Pengertian Ibadah Hajidan Kedudukannya dalam Islam .… 34 2. Macam-macam Haji ………...36

BAB III TINJAUAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA RI SEBAGAI PENYELENGGARA IBADAH HAJI A. Gambaran Umum Kementerian Agama RI ……….….38

1. Sejarah Kementrian Agama RI ……….. 38

2. Visi dan Misi Kementrian Agama RI ……… 43

3. Tugas dan Fungsi Kementrian Agama RI …………..……… 44

4. Susunan Organisasi Kementrian Agama RI ……….. 45

B. Profil Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) ………...…………. 46

1. Sejarah SISKOHAT ……….. 46

2. Tugas dan Fungsi SISKOHAT ……….………. 48

3. Prasarana SISKOHAT ………... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Implementasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) ……… 50

(11)

vii

A. Kesimpulan ……….... 72 B. Saran ………..…74

(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas suci yang pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah kepada seluruh umat Islam yang telah mencapai istitho’a

(mampu), disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah.1 Ibadah haji merupakan wujud nyata dan persaudaraan antara muslim

dunia, haji merupakan mu’tamar tahunan dan silaturahmi akbar, dimana meraka

dapat menukar pengalaman, menyatukan visi dan presepsi, program dan acuan memajukan Islam di negeri masing-masing setelah mereka kembali dari ibadah hajinya.2

Sejalan dengan arus perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi informasi yang semakin pesat dan mengglobalnya dunia, yang mana memberikan akses informasi secara terbuka bagi setiap orang. Dengan kemajuan teknologi informasi tersebut, yang telah mempermudah pelaksanaan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Sebelumnya calon jamaah haji memiliki tuntutan yang lebih luas terhadap penyelenggaraan haji yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Karena mereka menuntut kemudahan dan kepastian untuk menerima pelayanan dalam penyelenggaraan haji sehingga dapat melaksanakan

1

Ali Syari’ati,Haji, (Bandung: Pustaka, 2000), hal. 1 2

(13)

ibadah haji secara tertib aman, nyaman dan lancar serta memenuhi tuntutan syari’ah untuk memperoleh haji mabrur.

Menurut Prof. Dr. Sondang dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen mengemukakan bahwa semakin pentingnya peranan informasi dalam pengelolaan suatu organisasi dalam lingkungan masyarakat informasional merupakan

“produk” sebab-akibat. Faktor pemicunya ialah makin majunya masyarakat karena berbagai faktor seperti pendidikan, demokratisasi politik, pembangunan ekonomi yang membawa serta berbagai macam permasalahan yang bentuk, jenis, dan respons yang diberikan oleh para pakar, ilmuan, dan ahli teknologi yang berupaya untuk menciptakan berbagai instrumen baru untuk memecahkan berbagai permasalahan baru tersebut karena instrumen lama dirasakan dan bahkan ternyata tidak ampuh lagi.3

Untuk menentukan bentuk proses yang ideal bagi birokrasi tradisional dengan menggunakan sistem informasi manajemen, maka pola formalisasi, kompleksitas dan sentralisasi ditekan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi duplikasi dan tumpah tindih kebijakan. Karena proses informasi manajemen merupakan proses spesialisasi informasi, yang selalu berperan untuk pengembangan dalam sistem berbasis komputer. Peralatan teknologi komputer tidak akan berfungsi dengan optimal apabila hanya menggunakan pendekatan

3

(14)

tradisional, karena komputer diciptakan sebagai alat bantu manajemen untuk meningkatkan kecepatan informasi.4

Adapun upaya penyempurnaan sistem penyelenggaraan diselaraskan dengan tuntutan kemajuan teknologi dan tingkat pendidikan masyarakat serta disinergikan dengan manajemen modern, telah dilakukan melalui berbagai kajian dalam seminar, diskusi dan mudzakarah haji yang menghasilkan kesimpulan pokok antara lain bahwa sistem manajemen haji memang harus diperbaiki dan anggapan bahwa haji tidak boleh dibisniskan perlu dikoreksi dan menerapkan pola manajemen modern tentunya terdapat ‘bussiness touch’ namun tetap dalam

kerangka pelayanan publik dan non profit oriented. paradigma baru dalam sistem manajemen modern tidak semata-mata mengedepankan permasalahan-permasalahan profit oriented, tapi sebagian besar mengupayakan adanya

knowledge workers (tenaga kerja yang memiliki ilmu pengetahuan), customer

value (kepuasan pelanggan dalam hal ini jamaah haji) dan empowerment human

resources (pemberdayaan sumber daya manusia/ tenaga kerja).5

Dengan adanya paradigma baru dalam sistem manajemen modern tersebut, dapat membantu pemerintah untuk mempermudah calon jemaah haji dalam melaksanakan proses ritual ibadah haji dengan tertib aman, nyaman dan

lancar serta memenuhi tuntutan syari’ah untuk memperoleh haji mabrur.

4

Ahmad Nidjam - Alatief Hanan,Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul Hakim, Cet 1, 2001) hal. 172

5

(15)

Suatu langkah tepat yang telah diambil oleh Kementerian Agama dalam upaya meningkatkan pelayanan Haji adalah dengan membangun suatu Sistem Komputerasi Haji Terpadu atau disingkat SISKOHAT, yang merupakan suatu sistem pelayanan secara on-line dan real time antara Bank Penyelenggara Penerima Setoran ONH, Kanwil Kementrian Agama di 27 Propinsi dengan Pusat Komputer Kementerian Agama RI. Pembangunan SISKOHAT tidak hanya dirancang dalam upaya meningkatkan pelayanan Haji yaitu untuk melayani pendaftaran haji secara on-line, lebih jauh lagi mencakup dukungan terhadap seluruh prosesi penyelenggaraan haji mulai dari pendafatarn calon haji, pemrosesan dokumen haji, persiapan keberangkatan (Embarkasi), monitoring operasional di Tanah Suci sampai pada proses kepulangan ke Tanah Air (Debarkasi). Sehingga berbagai kegiatan operasional yang sedang berlangsung terlaksana dengan baik.

(16)

B. Pembatasan Dan

Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

:

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.6

Dalam penelitian ini, karena masalah yang akan diteliti cukup luas oleh karena itu penulis memberi batasan yaitu Implementasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pada

Kementerian Agama RI meliputi penerapan, manajemen pelaksanaan dan

beberapa faktor pendukung dan penghambat SISKOHAT.

2. Perumusan Masalah :

Agar dalam pembahasannya lebih terarah dan terfokus serta mempermudah dalam penyusunan, maka penulis perlu membuat perumusan masalah pada penulisan skripsi ini untuk menjawab permasalahan-permasalah sebagai berikut :

6

(17)

a. Bagaimana penerapan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) dalam penyelenggaraan pelaksanaan ibadah haji?

b. Bagaimana manajemen

pelaksanaan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT)?

c. Faktor apa saja yang

menghambat dan mendukung Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian :

Setiap penelitian sudah barang tentu memiliki tujuan dan manfaat. Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui

penerapan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) dalam penyelenggaraan pelaksanaan ibadah haji.

b. Untuk mengetahui

(18)

c. Untuk mengetahui faktor yang dapat menghambat dan mendukung Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian di atas diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :

a. Bagi penulis, memperluas dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu pada Kantor Kementerian Agama RI, terutama dalam manajemen pelaksanaannya.

b. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan yang bermanfaat dalam menentukan langkah perusahaan selanjutnya kedepan yang lebih baik lagi.

c. Bagi dunia pustaka, sebagai sumber referensi dan kontribusi pemikiran dalam menunjang penelitian berikutnya dan dapat memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.

D. Metodologi Penelitian

(19)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau pristiwa dari penelitian. Analisis terhadap data yang diperoleh menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis sebagai human instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.7

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur peneitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang diamati.8

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek yaitu pelaku pokok pembicaraan, sesuatu yang menjadi pusat pengamatan.9 Sedangkan objek yaitu sesuatu yang menjadi sasaran pembicaraan.10 Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kantor Kementerian Agama RI. Kemudian yang menjadi objek penelitian ini adalah Implementasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu yang diterapkan pada pelayanan haji.

7

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-6, hal. 222

8

Dr. Lexy J. Moleong, M. A,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. Ke-10, hal.3

9

Umi Chulsum dan Windy Novia,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Surabaya: Kashiko, 2006), Cet. Ke-I, hal. 632

10

(20)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan, tempat di mana objek penelitian itu berbeda. Untuk pengambilan data di dalam penelitian lapangan, penulis menggunakan beberapa teknik atau cara sebagai berikut:

a. Observasi

Yaitu pengamatan pencatatan yang dilakukan secara langsung dari fenomena yang diselidiki. Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu implementasi SISKOHAT pada Kementerian Agama RI melalui pemilihan data, pencatatan dan sebagainya dengan maksud memperoleh gambaran yang jelas mengenai kejadian atau peristiwa faktual yang terjadi pada pelayanan SISKOHAT dalam penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesai penelitian ini.

b. Wawancara

(21)

Kementerian Agama RI. Dengan tujuan mengetahui kejadian, kegiatan, organisasi dan lain-lain serta dapat memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.11 Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data (buku-buku dan berkas) mengenai SISKOHAT pada Kementerian Agama RI, yang sudah tersimpan di dalamnya.

4. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriftif yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis. Dan penulis berusaha menggambarkan obyek penelitian (Implementasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) dengan apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada Kementerian Agama RI.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

11

(22)

Penulis melakukan penelitian pada bulan Maret 2011 sampai dengan Mei 2011. Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Kementerian Agama RI, JL. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta 10710 pada bagian pelayanan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa tinjauan kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian ini:

Pertama, skripsi yang berjudul “Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Mulia Jakarta”. Karya: Megahayanti, 103053028759, Jurusan Manajemen Dakwah tahun 2008. Pada skripsi ini membahas tentang sistem pelayanan yang digunakan oleh perusahaan Altur dalam memasarkan produk jasa layanannya dapat diterima oleh konsumen apa tidak, sehingga mampu bersaing dengan biro perjalanan yang lainnya secara sehat.

(23)

Adapun yang membedakan dengan skripsi yang akan dilakukan oleh penulis adalah penulis meneliti Implementasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pada Kementerian Agama RI. Sebuah informasi pelaksanaan penyelenggaraan haji dengan perkembangan teknologi informasi yang menggunakan sistem komputerisasi haji terpadu untuk mempermudah para calon jemaah haji untuk melaksanakan ibadah haji dan membantu pemerintah untuk mengorganisir penyelenggaraan haji pada setiap tahunnya. Dan dengan panduan buku manajemen haji tersebut membantu penulis memaparkan aspek-aspek teknis pelaksanaan dan manajerial penyelenggaraan ibadah haji.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yang masing-masing memiliki sub-sub bab, adapun pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengutarakan tentang latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.

(24)

Pada bab ini penulis mengutarakan tentang Implementasi, Sistem meliputi pengertian sistem, tujuan sistem, karakteristik sistem. Informasi meliputi pengertian informasi, jenis-jenis informasi, nilai dan kualitas informasi. Sistem Informasi meliputi pengertian sistem informasi, konsep dasar sistem informasi, unsur-unsur sistem informasi. Komputer meliputi pengertian komputer, unsur-unsur komputer, manfaat penggunaan komputer di dalam SIM. Manajemen meliputi pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen, fungsi-fungsi manajemen. Tentang Ibadah Haji meliputi pengertian ibadah haji dan kedudukannya dalam Islam, macam-macam haji.

BAB III. TINJAUAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA RI SEBAGAI PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Pada bab ini penulis mengutarakan gambaran umum Kementerian Agama RI mulai dari sejarah, visi dan misi, tugas pokok dan fungsi serta susunan kepengurusan. Dan profil SISKOHAT meliputi sejarah terbentuknya, tugas dan fungsi, serta prasarana SISKOHAT pada Kementerian Agama RI.

BAB IV. HASIL PENELITIAN

(25)

pelaksanaan, faktor penghambat dan pendukung Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu pada Kementerian Agama RI.

BAB V. PENUTUP

(26)

14

LANDASAN TEORI

A. Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.1 Penerapan merupakan kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari kedalam situasi yang kongkret atau nyata.

Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau motivasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Implementasi dapat berarti “put something into effect”. (penerapan sesuatu yang memberikan

efek atau dampak).2

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi ialah proses penerapan ide, konsep, atau kebijakan yang telah dipelajari kedalam situasi yang nyata sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.

1

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 327

2

(27)

B. Sistem

1. Pengertian Sistem

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem diartikan sebagai suatu perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas.3

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai pengertian demikian: Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dan hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.4

Sistem terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem sebagai suatu wujud (entitas), dan sistem sebagai metode:5

a. Sistem sebagai wujud (entitas)

Suatu sistem bisa dianggap merupakan “suatu himpunan bagian yang

saling berkaitan yang membentuk suatu keseluruhan yang rumit atau kompleks tetapi merupakan satu kesatuan”.

b. Sistem sebagai suatu metode

Sistem dalam arti wujud (entitas) bersifat deskriptif, konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dengan perhatian umum sebagai

pendekatan sistem (sistem epproach). Pada dasarnya pendekatan ini

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 849

4

Tatang M. Amirin,Pokok-pokok Teori Sistem,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h. 1

5

(28)

merupakan penerapan metode ilmiah di dalam usaha memecahkan masalah.

Menurut RA. Jhonsen, dalam bukunya The Theory and Management of System mendefinisikan : “Sistem merupakan suatu jaringan kerjasama antara

beberapa unsur yang akhirnya harus menghasilkan tujuan yang direncanakan”.6

Menurut Musanef, Sistem adalah: “Suatu sarana yang menguasai keadaan dan

pekerjaan agar dalam menjalakan tugas dapat teratur’.7

2. Tujuan Sistem

Secara umum tujuan sistem itu adalah menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu yang mempunyai nilai, entah apa wujudnya, dan apa ukuran bernilai dan berharga itu.8 Tujuan sistem bisa lebih dari satu, dengan kata lain sistem itu mempunyai nilai tujuan ganda.ShrodedanVoice menyebutkan ada empat tolak ukur atau kriteria untuk memilih penting tidaknya suatu tujuan, yaitu: mutu atau kualitasnya, banyaknya atau kuantitasnya, waktu dan biaya.9

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk tujuan tertentu:10

a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur, contoh sistem pernafasan.

6

Philosof Astrid Susanto,Komunikasi Kontemporer, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1986), Cet. Ke-2, h. 17

7

Musanef,Sistem Pemerintahan di Indonesia, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989), h. 7 8

Tatang M. Amirin,Pokok-pokok Teori Sistem, h. 22 9

Mulyadi,Sistem Akuntansi, (Salemba Empat, 2001), Cet. Ke-3, h.2 10

(29)

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.

c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar. 3. Karakteristik sebuah Sistem

Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Berarti sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan dan sasaran.11 Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:12

a. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan

11

Gordon B Davis,Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar, (Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1999),h. 67

12

(30)

luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada di luar lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan yaitu energi bagi sistem tersebut. Dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Dan lingkungan luar sistem juga dapat bersifat merugikan yang harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain.disebut penghubung sistem atauInterface.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

f. Keluaran Sistem (Output)

(31)

g. Pengolahan Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

C. Informasi

1. Pengertian Informasi

Infomasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi dan sebagainya.13 Informasi itu sendiri adalah data yang sudah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan. Dengan perkembangan teknologi alat pengolah data sampai ke pada komputer dewasa ini, maka data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan tingkat manajemen organisasi. Dengan demikian unit organisasi dapat mencapai tujuannya masing-masing sehingga secara keseluruhan organisasi akan dapat mencapai tujuan secara efesien dan efektif.14

13

Ibid., h. 27-28 14

(32)

Pekerjaan informasi tersebut dimulai sejak data dikumpulkan, diolah menjadi informasi, diteruskan ke pimpinan dan kemudian diteruskan pula ke unit lain. Di unit kerja atau unit-unit kerja yang menerimanya dapat memprosesnya lagi menjadi informasi lain sesuai keperluan (pimpinan) unit kerja masing-masing. Di unit yang mengolah kembali informasi yang diterimanya, beranggapan bahwa informasi yang diterima adalah masih sebagai data yang perlu diproses lebih lanjut menjadi informasi lain. Informasi hasil olahan tersebut kemudian diteruskan lagi ke unit lain, bilamana masih diperlukan.15

2. Jenis-jenis Informasi

Jenis-jenis informasi yag dioperasikan dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek berikut ini:16

a. Informasi berdasarkan persyaratan

Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan menjadi informasi yang tepat waktu, informasi yang relevan, informasi yang bernilai, dan informasi yang dapat dipercaya.

15

Ibid., h.3 16

(33)

b. Informasi berdasarkan dimensi waktu

Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu: informasi masa lalu dan informasi masa kini. c. Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun diluar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan menjadi informasi individual, dan informasi komunitas.

3. Nilai dan Kualitas Informasi

Nilai informasi ditentuka oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingakan dengan biaya mendapatkannya. Nilai informasi yang sempurna adalah pengambilan keputusan diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hand an bukan keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal dan untuk

menghindari kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi yang tidak sempurna sesungguhnya merupakan informasi dari uji petik (sampling), informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan dari pada member suatu angka yang pasti.17

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus akurat (accurate) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau

17

(34)

menyesatkan. Informasi harus tepat waktu (timelines) datang pada si penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.dan informasi yang relevan (relevance) mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbada.18

D. Sistem Informasi

1. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.19

2. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.20

18

Tata Sutabri,Sistem Informasi Manajemen, h. 35-36 19

Ibid., h. 42 20

(35)

3. Unsur-unsur Sistem Informasi.

Adapun unsur-unsur sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan keluaran (output), yaitu:21

a. Masukan (input)

Proses dimana segala macam data atau bahan yang dibutuhkan dikemukakan, kemudian data-data yang terkumpul mengalami sebuah proses untuk dapat menghasilkan out put (keluaran) sistem yang di maksud.

b. Proses (procces)

Dimana segala macam kegiatan dikelola atau dijalankan sesuai dengan tujuan tertentu. Salah satu contohnya adalah proses pelatihan, agar suatu proses dapat berjalan dengan baik, maka perlu adanya suatu media baik lisan maupun tulisan, ataupun metode yang digunakan dalam proses, sebuah pelatihan serta materi pelatihan yang digunakan untuk diproses agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Keluaran (output)

Hasil dari input dan proses yang telah dilakukan apakah sesuai dengan tujuan atau tujuan dari terbentuknya sebuah sistem. Dari keluaran tersebut mengalami proses timbal balik (feedback) dan dapat dijadikan sebagai suatu evaluasi mendatang yang merupakan bagian dari input

21

(36)

selanjutnya. Oleh sebab itu lembaga atau organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang tentunya akan memiliki semua unsur-unsur.

[image:36.612.137.530.202.516.2]

Prinsip ini berlaku baik untuk sistem informasi manual, elektromekanis maupun komputer. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi dan memproses data, dan kemudian mengubahnya menjadi informasi.22

Gambar. Model dasar sistem informasi.23

Gambar.Model Dasar Sistem Informasi

22

http://directory.umm.ac.id/SI.PT/akuntansi-mutia.pdf 23

Gordon B Davis,Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar, h. 92 M odel dasar sistem informasi

Pengolahan

Data Informasi

M odel dasar ditambah penyimpan data

Penyimpan data

Keluaran

(37)

E. Komputer

1. Pengertian Komputer

Komputer menggunakan bagian atau komponen yang disebut perangkat keras dan perangkat lunak. Bagian perangkat keras komputer yang pokok terdiri atas suatu unit peralatan masukan, CPU (unit pengolah pusat) yang mengontrol urutan dan langkah semua operasi, unit penyimpan seperti pita magnetic, dan sebuah alat cetak yang berkecepatan tinggi yang dapat mencetak dengan cepat. Mengubah jalan pikiran dan bahasa manusia ke dalam pikiran dan bahasa mesian memerlukan ahli dalam bidang perangkat lunak atau program perangkat lunak yang sudah jadi. Istilah komputer diambil dari bahasa Latin “COMPUTARE” yang berarti menghitung (to compute atau to reckon). Berikut akan di jelaskan beberapa definisi tentang komputer yang disajikan oleh beberapa pakar/ahli: Robert H. Blissmer dalam bukunya “Computer Annual” mendefinisikan:

“Komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas

sebagai berikut: menerima input, memproses input sesuai dengan programnya, menyimpan perintah dan hasil pengolahan, serta menyediakan output dalam bentuk informasi”. Gordon B. Davis dalam bukunya “Introduction to computers”

mendefinisikan: “Komputer adalah tipe khusus alat penghitung yang mempunyai

sifat tertentu yang pasti”. Donald H. Sanders dalam bukunya “Computer Today”

mendefinisikan: “Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data

(38)

menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori (stored program)”.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat elektronik yang dapat menerima data input, mengolah data tersebut, memberikan informasi dari hasil pengolahan data tersebut dengan menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer, dan dapat menyimpan program dan hasil pengolahannya serta bekerja secara otomatis.

2. Unsur-unsur Komputer

Sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling terkait yang secara kolektif membentuk suatu kesatuan. Maka suatu sistem informasi manajemen yang berbasis komputer (computer-based management information system) mengandung unsur-unsur berikut:24

a. Manusia, supaya sistem yang diciptakan bermanfaat. Manusia juga penentu keberhasilan suatu sistem informasi manajemen dan manusialah yang akan memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen. Unsur manusia dalam hal ini adalah para staf komputer professional dan para pemakai (computer user).

b. Perangkat Keras (hardware), merujuk pada perkakas mesin. Karena itu, terdiri dari komputer itu sendiri yang terkadang disebut sebagai

CPU (central processing unit) beserta semua perangkat

24

(39)

pendukungnya, yaitu perkakas keluaran (output devices), perkakas penyimpanan (memory), dan perkakas komunikasi.

c. Perangkat Lunak (software), merujuk pada program-program komputer beserta petunjuk-petunjuk (manual) pendukungnya.

d. Data, adalah fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang bermanfaat. Data inilah yang akan diklasifikasikan, dimodifikasi atau diolah program-program supaya dapat menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu dan akurat.

e. Prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi yang yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten. Prosedur inilah peraturan-peraturan yang menentukan operasi sistem komputer.

3. Manfaat penggunaan komputer di dalam SIM

(40)

dirancangnya sebuah sistem informasi dengan memakai kemampuannya, tetapi sistem baru ini mungkin tidak memenuhi harapan, karena kekurangan pada perangkat lunak hingga mencapai batas tertentu. Tetapi kesulitan perangkat lunak menyebabkan perubahan perangkat keras komputer menjadi generasi berikutnya, dan seterusnya.25 Penggunaan komputer di dalam SIM sangat banyak membantu para manajer dalam proses pengambilan keputusan.komputer dalam SIM dirumuskan sebagai suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu menerima masukan dan keluaran, memiliki kecepatan yang tinggi, ketelitian yang tinggi, dan mampu menyimpan instruksi-instruksi untuk memecahkan macalah.26

Komputerisasi sistem adalah unjuk kerja manusia di dalam sistem masih merupakan unsur yang memegang peranan penting (50%), selebihnya unjuk kerja tersebut dikerjakan oleh mesin/komputer (50%). Sebagai contoh, komputerisasi SIM, SIMAWA (sistem informasi manajemen kemahasiswaan), sistem penggajian, komputerisasi KTP, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem komputerisasi adalah unjuk kerja manusia hanya (10%) sehingga manusia hanya berfungsi sebagai supervise dalam hal ini, selebihnya unjuk kerja tersebut dikerjakan oleh mesin/komputer (90%). Sebagai contoh, ATM (automatic teller machine), Assembling mobil, pegkoreksian hasil ujian UMPTN, dan lain sebagainya.27

25

Gordon B Davis,Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar, h. 11-12

26

Tata Sutabri,Sistem Informasi Manajemen, h. 107 27

(41)

F. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur,

mengurus, atau mengolah.28 selain itu kata “to manage” mempunyai sinonim antara lain: to hand (mengurus), to control (memeriksa/mengawasi), to guide

(menuntun/mengemudikan). Jadi, manajemen berarti mengurus, memeriksa, mengawasi, pengendalian, mengemudikan, atau membimbing.29

Adapun pengertian menurut istilah manajemen ialah suatu proses, dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselanggarakan dan diawasi. Sedangkan menurut G.R Terry dan Leslie W. Rue mengatakan bahwa manajemen ialah: “suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan

suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional yang nyata.”30 Sedangkan menurut James A.F. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.31

28

Dr. H.M. Anton Athoillah, M.M.,Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 13

29

John M. Echols,Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 375 30

G.R Terry dan Leslie W. Rue,Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 14

31

(42)

Dengan begitu Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.32

2. Unsur-unsur Manajemen

Telah dikatakan sebelumnya bahwa manajemen selalu berkaitan dengan usaha bersama sekelompok manusia dengan menggunakan unsur-unsur yang diperlukan. Suatu manajemen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya yang terdapat pada 6 M “The Six Management” terdiri dari

Man (manusia),Money(uang), Material (barang),Machine(mesin/alat),Methode

(metode/cara), danMarket(pasar).33

Dilihat dari beberapa unsur diatas, manusia merupakan faktor terpenting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh, untuk dan kepada manusia. Dengan kata lain manusia tidak dapat disamakan dengan benda, ia mempunyai peranan, pikiran, harapan serta gagasan. Oleh karena itu perlu dikembangkan kearah yang positif sesuai dengan kepribadiaannya sebagai manusia. Namun kelima unsur tersebut juga dibutuhkan dalam mengatur dan mengarahkan proses pelaksanaan kegiatan organisasi.

3. Fungsi Manajemen

Untuk mencapai tujuan, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi

32

Dr. H.M. Anton Athoillah, M.M.,Dasar-dasar Manajemen,h. 14 33

(43)

masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok sebagai berikut:34

a. Perencanaan (planning)

Penentuan sasaran yang ingn dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.35 Dan perencanaan ini merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut.36

b. Pengorganisasian (organizing)

Penetapan struktur peran-peran melalui penentuan berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan bagian-bagiannya, pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, serta pengkoordinasian hubungan-hubungan wewenang informasi baik secara horizontal maupun vertical dalam strutur organisasi.37

34

Drs. Zulkifli Amsyah, MLS.,Manajemen Sistem Informasi,h. 64-65 35

A. M. Kadarman, dan Yusuf Udaya,Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta: PT. prenhallindo, 2001), h. 54

36

Drs. Zulkifli Amsyah, MLS.,Manajemen Sistem Informasi, h. 64-65 37

(44)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengelompokkan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas dan misinya.38

c. Penggerakkan (actuating)

Upaya manager dalam menggerakkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efesien berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing untuk menggerakkan orang-orang tersebut diperlukan tindakan memberikan motivasi, menjalin hubungan, penyelenggaraan komunikasi, dan pengembangan atau peningkatan pelaksana.39Ada lima fungsi penggerakkan, yaitu:40

1) Untuk mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi pengikut 2) Melunakkan daya resistensi pada seseorang/ orang-orang

3) Untuk membuat seseorang/ orang-orang suka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya

4) Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan, kecintaan kepada pemimpin, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja

38

Drs. Zulkifli Amsyah, MLS.,Manajemen Sistem Informasi, h. 64-65 39

Yayat M. Herujito,Dasar-dasar Manajemen,(Jakarta: PT. Grasindo, 2001), h. 126-127 40

(45)

5) Untuk menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab secara penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, Negara, masyarakat serta tugas yang diembannya.

d. Pengawasan (controlling)

Kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.41 Langkah-langkah proses pengawasan:42

1) Menetapkan standar 2) Mengukur kinerja

3) Memperbaiki penyimpangan

Selain ke empat fungsi manajemen ini, terdapat pula pengambilan keputusan (decision making) yang memegang peranan yang sangat penting dalam sistem informasi manajemen, karena keputusan yang dimabil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkut dengan organisasi yang ia pimpin. Pengambilan keputusan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses

41

Drs. Zulkifli Amsyah, MLS.,Manajemen Sistem Informasi, h. 65 42

(46)

pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.43

G. Haji

1. Pengertian Haji dan Kedudukannya dalam Islam

Haji menurut syara’ adalah: sengaja mengunjungi Ka’bah untuk

melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun tertentu.44 Sedangkan menurut islitah keagamaan, ziarah atau mengadakan perjalanan dengan maksud untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu, baik di Masjidil-Haram, Arafah dan sebagainya, guna memenuhi rukun Islam yang kelima atau wajib haji, sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya.45

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam dan hukumnya adalah fardhu ‘ain dan diwajibkan sekali seumur hidup bagi orang-orang yang mampu,

sebagaimana bunyi firman Allah dan hadist Rasulullah saw, berikut ini:46









Artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. (Ali Imran:97)

Sabda Rasulullah Saw:

ٍﺲ ْﻤ ُﺧ ﻰ َﻠ َﻋ م َﻼ ْﺳ ِﻻ ا َﻰ ِﻨ ُﺑ

:

ْﻮُﺳَر اًﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﱠنَأَو ُﮫّﻠﻟا ﱠﻻِإ َﮫﻟِاَﻻ ْنَا ِةَدﺎَﮭَﺷ

ِةَﻼﱠﺼﻟا ِمﺎَﻗَِاَو ِﮫّﻠﻟا ُل

َنﺎَﻀَﻣَر ِمْﻮَﺻ َو ِﺖْﯿَﺒْﻟا ﱡﺞَﺣَو ِةﺎَﻛﱠﺰﻟا ِءﺎَﺘْﯾِاَو

.

ﮫﯿﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ

43

Tata Sutabri,Sistem Informasi Manajemen, h. 129 44

Dr. Hj. Zurinal Z. & Aminuddin, M. Ag,Fiqih Ibadah,(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Cet. Ke-1, h. 185

45 M. Abdul Mujieb dan Maburi Tholhah Syafi’iah AM,

Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), h. 93

46

(47)

Artinya : Islam itu ditegakan diatas lima perkara : “bersaksi bahwa tiada

Tuhan (yang patut disembah) kecuali Allah dan Muhammad utusan Alllah , mendirikan shalat, membayar zakat, mengerjakan haji ke

Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan”. (sepakat ahli hadist) Seorang Muslim yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan serangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sesebagainya, berikut larangan-larangan yang berkaitan dengan ibadah ini.47 Pada hakikatnya segala kegiatan dalam ibadah haji mulai dari ihram, wukuf, melontar jumrah,

thawaf, sa’I, tahalul, dan lain-lain adalah peragaan kembali keteguhan iman

seorang hamba Allah dalam menghadapi segala godaan dalam melaksanakan kewajibannya. Hal itu tergambar dengan jelas dari rangkaian peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim menjelang dan sesudah Idul Adha (tanggal 9 dan 10 Dzulhijjah).48

Ibadah haji adalah suatu peribadatan yang sekaligus menciptakan forum muktamar internasional antar bangsa. Muktamar Islam sedunia ini dipimpin satu keyakinan, satu corak pakaian, satu kiblat dan satu tujuan. Hal ini akan menumbuhkan rasa persatuan, persaudaraan persamaan antar seluruh bangsa yang seiman dan seagama. Ini berarti rasa kebangsaan itu adalah fitrah manusia, yang tidak dapat diingkari. Namun demikian, di samping pengakuan kebangsaan

47

Abdul Halim,Ensiklopedi Haji dan Umrah(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 84

48

(48)

hendaklah berlomba-lomba bertakwa, inilah hakikat cita-cita tertinggi dalam Islam.49

Ibadah Haji itu sendiri memiliki kedudukan yang amat mulia di sisi Allah Swt, karena itu ibadah ini seringkali disebut dengan puncak pengalaman rohani. Disebut demikian karena ibadah-ibadah lain terangkum dalam ibadah haji. Shalat ada dalam haji, nilai puasa terdapat dalam haji, berkorban juga demikian dan begitulah seterusnya.50

Meskipun kewajiban haji hanya sekali dalam seumur hidup, namun menunaikannya harus dilakukan sesegera mungkin apabila kemampuan sudah dimiliki, Rasulullah Saw bersabda:51

َﺘَﯿْﻠَﻓ َّﺞَﺤْﻟا َداَرَأ ْﻦَﻣ

ُﺔَﺟﺎَﺤْﻟا ُضِﺮْﻌَﺗَو ُﺔَّﻟﺎَّﻀﻟا ُّﻞِﻀَﺗَو ُﺾﯾِﺮَﻤْﻟا ُضَﺮْﻤَﯾ ْﺪَﻗ ُﮫَّﻧِﺈَﻓ ْﻞَّﺠَﻌ

Artinya :”Barang siapa yang ingin melaksanakan haji, hendaknya ia segera mengerjakannya. Karena mungkin akan terserang penyakit, tersesat

atau terkukung kebutuhan”. (Ibnu Majah)

2. Macam-macam Haji

Dalam pelaksanaan haji terdiri dari tiga macam yaitu:52 a. Haji Ifrad

Yaitu membedakan haji dan umrah. Ibadah haji dan umrah masing-masing dikerjakan tersendiri. Adapaun pelaksanaannya, ibadah haji dilakukan terlebih dahulu setelah selesai, baru melakukan umrah dalam satu musim haji.

49 Ibid. 50 http://www.maqdis.s5.com/artikel2.htm 51 http://nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=556:kedudukan-dan-motivasi-haji&catid=77:wawasan&Itemid=177 52

(49)

b. Haji Tammatu

Yaitu melakukan umrah terlebih dahulu pada bulan haji dan setelah selesai baru melakukan haji. Adapun pelaksanaannya adalah melakukan ihram dari miqat untuk umrah, kemudian melaksanakan haji setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, keduanya dilaksanakan pada musim haji tahun yang bersangkutan juga.

c. Haji Qiran53

Yaitu mengerjakan ibadah haji dan umrah secara bersamaan. Caranya, seseorang melakukan ihram untuk haji dan umrah dari miqat yang telah ditentukan dari masing-masing Negara dan langsung menuju Mekkah.

53

(50)

38

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

SEBAGAI PENYELENGGARA IBADAH HAJI

A. Gambaran Umum Kementerian Agama RI

1. Sejarah Kementerian Agama

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Di lingkungan masyarakat terlihat terus meningkat kesemarakan dan kekhidmatan kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual, maupun dalam bentuk sosial keagamaan. Semangat keagamaan tersebut, tercermin pula dalam kehidupan bernegara yang dapat dijumpai dalam dokumen-dokumen kenegaraan tentang falsafah negara Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan buku Repelita serta memberi jiwa dan warna pada pidato-pidato kenegaraan.

(51)

Secara historis benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak abad V Masehi, dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah.

Pada abad VIII corak agama Budha menjadi salah satu ciri kerajaan Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampai ke Sri Lanka, Thailand dan India. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi agama Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan awal di Palembang sebelum melanjutkannya ke India.

(52)

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan Belanda banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah. Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Sultan Goa, Sultan Ternate, Pangeran Antasari, dan lain-lain. Pola pemerintahan kerajaan-kerajaan tersebut diatas pada umumnya selalu memiliki dan melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi pemerintahan umum, hal ini tercermin pada gelar "Sampean Dalem Hingkang Sinuhun" sebagai pelaksana fungsi pemerintahan umum. b. Fungsi pemimpin keagamaan tercermin pada gelar "Sayidin Panatagama

Kalifatulah."

(53)

"Sesungguhnya menurut prinsip yang tepat, campur tangan pemerintah dalam bidang agama adalah salah, namun jangan dilupakan bahwa dalam sistem (tata negara) Islam terdapat sejumlah permasalahan yang tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan agama yang bagi suatu pemerintahan yang baik, sama sekali tidak boleh lalai untuk mengaturnya”. Pokok-pokok kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda di bidang agama adalah sebagai berikut:

a. Bagi golongan Nasrani dijamin hak hidup dan kedaulatan organisasi agama dan gereja, tetapi harus ada izin bagi guru agama, pendeta dan petugas misi/zending dalam melakukan pekerjaan di suatu daerah tertentu. b. Bagi penduduk pribumi yang tidak memeluk agama Nasrani, semua

urusan agama diserahkan pelaksanaan dan perigawasannya kepada para raja, bupati dan kepala bumiputera lainnya.

Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, pelaksanaannya secara teknis dikoordinasikan oleh beberapa instansi di pusat yaitu:

a. Soal peribadatan umum, terutama bagi golongan Nasrani menjadi wewenang Departement van Onderwijs en Eeredienst (Departemen Pengajaran dan Ibadah).

(54)

c. Soal Mahkamah Islam Tinggi atau Hofd voor Islamietische Zaken menjadi wewenang Departement van Justitie (Departemen Kehakiman). Pada masa penjajahan Jepang kondisi tersebut pada dasarnya tidak berubah. Pemerintah Jepang membentuk Shumubu, yaitu kantor agama pusat yang berfungsi sama dengan Kantoor voor Islamietische Zaken dan mendirikan Shumuka, kantor agama karesidenan, dengan menempatkan tokoh pergerakan Islam sebagai pemimpin kantor. Penempatan tokoh pergerakan Islam tersebut merupakan strategi Jepang untuk menarik simpati umat Islam agar mendukung cita-cita persemakmuran Asia Raya di bawah pimpinan Dai Nippon.

(55)

rohaniah terhadap kemajuan yang akan dicapai. Berdirinya Departemen Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1, dan 2:

a. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;

b. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.1

2. Visi dan Misi Kementerian Agama

a. Visi

"Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat Beragama, Rukun, Cerdas, Mandiri dan Sejahtera Lahir Batin.”

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama. 2) Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

1

(56)

3) Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.

4) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

5) Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.2 3. Tugas dan Fungsi

a. Tugas

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penyelenggaraan haji dan umrah.3

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 243, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyelenggarakan fungsi:4

1) perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah;

2) pelaksanaan program penyelenggaraan haji dan umrah yang meliputi pembinaan haji dan umrah, pelayanan haji, dan pengelolaan dana haji; 3) penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang penyelenggaraan

haji dan umrah;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi penyelenggaraan haji dan umrah; dan

2

Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010 3

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Bab V, Pasal 243 4

(57)

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

4. Susunan Organisasi

Susunan organisasi pada Kementerian Agama RI meliputi:5

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaksanaan tugas pelayanan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

b. Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah; mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standardisai dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang pembinaan haji dan umrah.

c. Direktorat Pelayanan Haji; mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang pelayanan haji yang meliputi pendaftaran, pengelolaan dokumen perlengkapan, pelayanan akomodasi dan katering, serta transportasi dan perlindungan jemaah haji.

d. Direktorat Pengelolaan Dana Haji; mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang pengelolaan dana haji termasuk Dana Abadi Umat.

5

(58)

B. Profil Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT)

1. Sejarah SISKOHAT

Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia telah ada sebelum merdeka dan memiliki dasar hukum berupa undang-undang haji. Dalam penyelenggaraan ibadah haji ini telah menumbuh kembangkan sistem pendataan palayanan haji melalui pemanfaatan pelayanan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan di Tanah Air dan Arab Saudi.

Momentum lahirnya penggunaan media komputer itu dipicu oleh adanya kesulitan pemerintah dalam mendata dan menginformasikan jemaah haji yang wafat akibat peristiwa Musa’iem tahun 1990. Ketika itu, kecelakaan tersebut

menewaskan 631 jemaah haji Indonesia. Lalu pada 1995, untuk pertama kali terjadi over quota yang menimbulkan waiting list bagi calon jemaah haji. Pada saat itu pendaftaran jemaah haji masih dilakukan secara manual sehingga diperlukan sistem pendaftaran yang mampu memberikan jaminan kepastian dan rasa adil bagi jemaah haji yang masuk daftar tunggu (waiting list). Karena ketika itu Kementerian Agama mengadopsi model reservation control untuk memperoleh seat pesawat dari PT. Garuda Indonesia. Perkembangan berikutnya, Kementerian Agama membentuk sistem pelayanan pendaftaran haji berbasis komputer yang dikenal dengan istilah SISKOHAT.6

6

(59)

Pada awalnya, selama tahun 1995 dan 1996, Pemerintah menggunakan

main system milik Garuda Indonesia sebagai host SISKOHAT yang tersambung dengan 7 Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH, yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Tabungan Negara. Sistem tersebut mempunyai fungsi melayani pendaftaran haji yang dapat dimonitor dan dapat dikendalikan secara online dan real time dari Kantor Cabang Bank penerima setoran BPIH yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1996 Kementerian Agama mulai membangun host sendiri untuk SISKOHAT. Sistem ini tersambung dengan BPS BPIH untuk menginput data pendaftar haji. Hingga saat ini jaringan yang tersambung meliputi 24 BPS BPIH, 12 embarkasi, 33 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, 246 Kantor Kementerian Agama Kab/ Kota, dan Kantor Staf Teknis Urusan Haji Arab Saudi.

(60)

Kementerian Agama Kab/ Kota. Sisanya, sebanyak 223 kab/ kota yang dilengkapi denganbiometric system akan dibuat pada tahun 2010. Seperti diketahui, dari 246 kab/ kota yang sudah terpasang SISKOHAT, sebanyak 85 kab/ kota memiliki

biometric system. Sisanya sebanyak 161 akan di-upgrade dengan biometric system.7

2. Tugas dan Fungsi SISKOHAT

Dukungan sistem ini akan lebih mempermudah calon jemaah haji, karena Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sistem jaringan, pengembangan database haji, dan pelayanan informasi haji.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu memiliki fungsi sebagai berikut:8

a. Pelaksanaan pengelolaan sistem jaringan; mempunyai tugas melakukan penyiapan pengelolaan sistem jaringan sistem informasi haji terpadu.

b. Pelaksanaan pengembangan database haji; mempunyai tugas melakukan penyiapan pengelolaan dan pengembangan database haji. c. Pelaksanaan pelayanan informasi haji; mempunyai tugas melakukan

penyiapan pelayanan informasi haji.

7

Wawancara Pribadi Penulis denganKasubag I Siskohat, Selasa 29 Maret 2011, Jam 11.00 8

(61)

3. Prasana SISKOHAT

Adapun prasarana yang dimiliki oleh siskohat dibagi menjadi 2 (dua) era, yaitu era komputer PC (personal computer) sebagai awal pengenalan komputerisasi haji era komputer mini (Mesin AS/400) sebagai masa dimulainya pengoperasian SISKOHAT.9 Host SISKOHAT ini sebagai pengendalian utama suatu jaringan dimana semua proses pengolahan data berlangsung memakai CDP

(centralized data proces) yaitu sistem komputer, proses dan support terpusat di satu tempat.

9

(62)

50

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Penerapan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Pada Kementerian Agama RI, penulis akan mencoba mengemukakan bagian-bagian terpenting yang menyangkut kegiatan SISKOHAT. Adapun bagian-bagian tersebut meliputi bagaimana penerapan SISKOHAT dalam penyelenggaraan pelaksanaan ibadah haji, manajemen pelaksanaan SISKOHAT dan faktor yang menghambat dan mendukung pelaksanaan SISKOHAT pada Kementerian Agama RI.

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) merupakan sarana menumbuh kembangkan sistem pendataan pelayanan haji yang bersifat manual, ke arah automasi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan di Tanah Air maupun Arab Saudi.1

Sistem ini bartujuan untuk menyampaikan informasi penyelenggaraan ibadah haji dan proses pengalihan dari manual kepada komputerisasi, bukan berarti serta merta akan menghilangkan sistem manual, namun diikuti dengan upaya mempersiapkan dan menciptakan pra kondisi ke arah proses pengalihan

1

(63)

tersebut. Artinya, kesiapan menggunakan komputer sebagai alat teknologi diprioritaskan untuk mengolah data dan informasi belaka.

Kehadiran awal SISKOHAT ini adalah mengatasi terjadinya over quota, karena membludaknya calon haji. Maka sistem ini beroperasi pada tahap awal, baru melayani pendaftaran haji secara terpusat, yaitu menghubungkan antara komputer Kementerian Agama dengan komputer PT. Garuda Indonesia sebagai

host” dan komputer Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

(BPS BPIH) sebagai “user” untuk input data pendaftaran haji.

Dengan begitu, SISKOHAT ini dibangun untuk mamberikan kemudahan dan kecepatan layanan, pengendalian pendaftaran dan penyetoran lunas Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), pengendalian kuota haji nasional secara tersistem, kepastian pergi haji pada tahun berjalan, serta adil secara berurutan untuk memperoleh nomor porsi haji.2 Adapun multi fungsi SISKOHAT ini sebagai berikut:

1. Pendaftaran

SISKOHAT menjadi sarana untuk mendata pendaftaran haji sehingga dapat diperoleh database jemaah haji. Sistem ini memberikan

Gambar

Gambar. Model dasar sistem informasi.Pengolahan

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat terjadi pelelangan tidak adanya dokumen yang diserahkan kepada pihak pembeli sehingga tidak ada bukti pendukung pada saat terjadi proses penjualan dan

Bahan ajar yang dikembangkan dikatakan valid apabila rata- rata skor minimum sebesar 3.00 (dari validator ahli dan validator praktisi), bahan ajar dikatakan praktis

TESIS dengan judul : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA KELAS X SMK DI BONDOWOSO Adalah karya saya dan dalam naskah Tesis

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2014 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 3

Jadi berdasarkan analisis variabel (ukuran) prosedural, kapasitas, dan output yang berlangsung pada UPT Pengelolaan Stadion Maguwoharjo (Pemerintah Daerah Sleman),

1) Formulir D.3 dilaporkan setiap saat bila terjadi bencana alam yang menyebabkan kerusakan jaringan irigasi. Dilaporkan pula tindakan darurat yang telah

21 KRSBI Beroda Universitas Budi Luhur Elektro Squad 2 22 KRSBI Beroda Universitas Gunadarma VoltaicPile_boRGu 2 23 KRSBI Beroda Universitas Indonesia CHAKRAMAKARA 2 24 KRSBI

56 Daryanto, Media Pembelajaran,…,hal.. Proses belajar mengajar akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar yang lebih tinggi. Metode