SKRIPSI
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
RIRIN SAPUTRI 070503209
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya
sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi, atau diteliti
oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 23 Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” Ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif , MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1- Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ucapan terima kasih tulus saya kepada kedua orang tua H. Suhardi Bawoh, dan Hj. Pristi Suryani yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 23 Juni 2011
Penulis,
Ririn Saputri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset (ROA),
debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan saham publik (KSP) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE),
kepemilikan saham publik (KSP)dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 150 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 41 sampel dengan 123 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).
Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan saham publik (KSP) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa return on asset, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) on the disclosure of corporate social responsibility, either simultaneously or partially on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Independent variables used in this study are return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) and the dependent variable in this study is the disclosure of corporate social responsibility (CSR).
The population used in this study were manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2007-2009 where the total population was used as many as 150 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained in this study is 41 123 samples with research data. The tests used in this study is to test the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multicolinearity) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).
Based on the results of simultaneous tests can be concluded that the return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) significantly affects the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI. Based on the partial test results can be concluded that the return on assets, firm size and public ownership have a significant effect on the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI. Debt to asset ratio of no significant impact on the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI.
DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN……….. KATA PENGANTAR……… ABSTRAK………... ABSTRACT……… DAFTAR ISI………... DAFTAR TABEL………... DAFTAR GAMBAR……….. DAFTAR LAMPIRAN……….. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………...
B. Perumusan Masalah………..
C. Tujuan Penelitian………..
D.. Manfaat Penelitian………...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis………..
1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate
Social Responsibility ) ………...………
2. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan...
3. Faktor – faktor Pelaporan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial………...
I ii iv v vi ix x xi
1
6
6
7
8
8
10
4. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial perusahaan ...
a. Profitabilitas ... b. Leverage ... c. Ukuran Perusahaan ... d. Kepemilikan Saham Publik ...
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………..
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian……….
1. Kerangka Konseptual………...
2. Hipotesis Penelitian………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...
B. Jenis Data dan Sumber Data ...
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...
D. Metode Pengumpulan Data...
E. Definisi Operasional dan Pengukuran...
Variabel... ... ...
F. Metode Analisis Data...
1. Statistik Deskriptif ...
2. Uji Asumsi Klasik ...
3. Analisis Regresi Berganda ...
4. Pengujian Hipotesis ...
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deksripsi Objek Penelitian ...
B. Data Deskriptif ...
C. Pengujian Asumsi Klasik ...
D. Pengujian Hipotesis ...
E. Pembahasan Hasil Penelitian ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
B. Keterbatasan...
C. Saran………..
DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...
36
37
38
44
49
52
53
53
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tinjauan Penelitian Terdahulu ...
Definisi operasional dan pengukuran variabel ...
Jadwal Penelitian ...
Proses Seleksi Objek Penelitian ...
Deskriptif Statistik ...
Uji kolmogorov-smirnov ...
Hasil Uji Autokorelasi ...
Hasil Uji multikolinearitas ...
Hasil Uji determinasi (R2) ...
Hasil uji F ...
Hasil Uji T ... 18
27
35
36
37
40
43
44
45
46
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Kerangka Konseptual ...
Histogram ...
Grafik p-plot ...
Scatterplot ...
21
39
39
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i
Lampiran ii
Lampiran iii
Lampiran iv
Lampiran v
Lampiran vi
Lampiran vii
Lampiran viii
Lampiran ix
Lampiran x
Lampiran xi
Populasi dan Sampel Penelitian ...
Data Variabel Penelitian ...
Daftar Item Pengungkapan...
Statistik Deskriptif ...
Uji normalitas ...
Uji Heteroskedastisitas ...
Uji autokorelasi...
Uji multikolineritas ...
Uji koefisien determinasi ...
Uji Simultan (F) ...
Uji Parsial (T) ... 57
64
71
74
74
76
76
77
77
77
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset (ROA),
debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan saham publik (KSP) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE),
kepemilikan saham publik (KSP)dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 150 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 41 sampel dengan 123 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).
Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan saham publik (KSP) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa return on asset, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) on the disclosure of corporate social responsibility, either simultaneously or partially on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Independent variables used in this study are return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) and the dependent variable in this study is the disclosure of corporate social responsibility (CSR).
The population used in this study were manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2007-2009 where the total population was used as many as 150 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained in this study is 41 123 samples with research data. The tests used in this study is to test the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multicolinearity) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).
Based on the results of simultaneous tests can be concluded that the return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) significantly affects the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI. Based on the partial test results can be concluded that the return on assets, firm size and public ownership have a significant effect on the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI. Debt to asset ratio of no significant impact on the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” Ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif , MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1- Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ucapan terima kasih tulus saya kepada kedua orang tua H. Suhardi Bawoh, dan Hj. Pristi Suryani yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 23 Juni 2011
Penulis,
Ririn Saputri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset (ROA),
debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan saham publik (KSP) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE),
kepemilikan saham publik (KSP)dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 150 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 41 sampel dengan 123 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).
Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan saham publik (KSP) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa return on asset, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) on the disclosure of corporate social responsibility, either simultaneously or partially on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Independent variables used in this study are return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) and the dependent variable in this study is the disclosure of corporate social responsibility (CSR).
The population used in this study were manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2007-2009 where the total population was used as many as 150 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained in this study is 41 123 samples with research data. The tests used in this study is to test the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multicolinearity) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).
Based on the results of simultaneous tests can be concluded that the return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), firm size (SIZE), the public shareholding (KSP) significantly affects the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI. Based on the partial test results can be concluded that the return on assets, firm size and public ownership have a significant effect on the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI. Debt to asset ratio of no significant impact on the disclosure of social responsibility on companies listed on the BEI.
DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN……….. KATA PENGANTAR……… ABSTRAK………... ABSTRACT……… DAFTAR ISI………... DAFTAR TABEL………... DAFTAR GAMBAR……….. DAFTAR LAMPIRAN……….. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………...
B. Perumusan Masalah………..
C. Tujuan Penelitian………..
D.. Manfaat Penelitian………...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis………..
1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate
Social Responsibility ) ………...………
2. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan...
3. Faktor – faktor Pelaporan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial………...
I ii iv v vi ix x xi
1
6
6
7
8
8
10
4. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial perusahaan ...
a. Profitabilitas ... b. Leverage ... c. Ukuran Perusahaan ... d. Kepemilikan Saham Publik ...
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………..
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian……….
1. Kerangka Konseptual………...
2. Hipotesis Penelitian………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...
B. Jenis Data dan Sumber Data ...
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...
D. Metode Pengumpulan Data...
E. Definisi Operasional dan Pengukuran...
Variabel... ... ...
F. Metode Analisis Data...
1. Statistik Deskriptif ...
2. Uji Asumsi Klasik ...
3. Analisis Regresi Berganda ...
4. Pengujian Hipotesis ...
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deksripsi Objek Penelitian ...
B. Data Deskriptif ...
C. Pengujian Asumsi Klasik ...
D. Pengujian Hipotesis ...
E. Pembahasan Hasil Penelitian ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
B. Keterbatasan...
C. Saran………..
DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...
36
37
38
44
49
52
53
53
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tinjauan Penelitian Terdahulu ...
Definisi operasional dan pengukuran variabel ...
Jadwal Penelitian ...
Proses Seleksi Objek Penelitian ...
Deskriptif Statistik ...
Uji kolmogorov-smirnov ...
Hasil Uji Autokorelasi ...
Hasil Uji multikolinearitas ...
Hasil Uji determinasi (R2) ...
Hasil uji F ...
Hasil Uji T ... 18
27
35
36
37
40
43
44
45
46
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Kerangka Konseptual ...
Histogram ...
Grafik p-plot ...
Scatterplot ...
21
39
39
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i
Lampiran ii
Lampiran iii
Lampiran iv
Lampiran v
Lampiran vi
Lampiran vii
Lampiran viii
Lampiran ix
Lampiran x
Lampiran xi
Populasi dan Sampel Penelitian ...
Data Variabel Penelitian ...
Daftar Item Pengungkapan...
Statistik Deskriptif ...
Uji normalitas ...
Uji Heteroskedastisitas ...
Uji autokorelasi...
Uji multikolineritas ...
Uji koefisien determinasi ...
Uji Simultan (F) ...
Uji Parsial (T) ... 57
64
71
74
74
76
76
77
77
77
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya perusahaan merupakan suatu badan usaha yang diatur dan
dilaksanakan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan
tertentu agar tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang
telah direncanakan. Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh
laba maksimal dari hasil operasinya dan tumbuh berkesinambungan dalam jangka
panjang.
Na’im dan Rakhman (2000:70) menyatakan pengungkapan laporan
keuangan (disclosure of financial statement) merupakan isu yang paling menarik
dalam dunia pasar modal. Isu pengungkapan laporan keuangan menjadi menarik
karena pengungkapan laporan keuangan merupakan faktor signifikan dalam
pencapaian efisiensi pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik.
Betapa nyata tindakan korporasi membawa dampak terhadap kualitas kehidupan
manusia, terhadap individu, masyarakat dan seluruh kehidupan di bumi ini.
Fenomena inilah yang kemudian memicu munculnya wacana tanggung jawab
sosial perusahaan (corporate social responsibility – CSR).
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
Tanggung jawab sosial semakin mendapatkan perhatian oleh kalangan
dunia usaha. Sejak era reformasi bergulir, masyarakat semakin kritis dan mampu
melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Perubahan pada tingkat kesadaran
masyarakat tersebut memunculkan kesadararan baru tentang pentingnya
melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) (Daniri, 2007). Menurut
Utama (2007) perkembangan CSR juga terkait dengan semakin parahnya
kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari
penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim. Sejalan
dengan perkembangan tersebut, Undang-Undang No. 40 2007 tentang Perseroan
Terbatas mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait
dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Utama (2007) mengungkapkan bahwa saat ini tingkat pelaporan dan
pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif rendah. Sampai saat ini belum
terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi
perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR.
Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada
saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat
terjadi, karena itu muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini.
Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate
Social Responsibility (CSR). Banyak penelitian yang menemukan terdapat
hubungan positif antara tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Sosial
panjang. Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi
perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan kepedulian perusahaan
terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada hanya sekedar
kepentingan perusahaan saja. Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate
Sosial Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah
perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan
atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier
bahkan juga kompetitor. Pengembangan program-program sosial perusahaan
berupa dapat bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat
(community development), beasiswa dan sebagainya.
Salah satu contoh perusahaan manufaktur adalah PT. Ultra Jaya Milk,
perusahaan ini menjalankan kegiatan usaha dan operasionalnya senantiasa
berusaha untuk tidak hanya dapat memberikan manfaat bagi karyawan dan para
pemegang sahamnya tapi juga berusaha untuk dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat. Di lingkungan sekitar, perusahaan berperan secara aktif di bidang
kesehatan lingkungan dengan memberikan bantuan alat-alat kesehatan kepada
puskesmas yang berlokasi di Desa Cimareme. Di lingkungan sosial, perusahaan
juga turut membantu membiayai pengerasan dan pengaspalan jalan desa
sepanjang 500 m di Desa Sindangsari, dan perusahaan turut membantu
menyediakan peralatan 2 (dua) set komputer lengkap bagi kantor Desa Cimareme
dan kantor Desa Gadobangkong. Perusahaan berusaha agar keberadaannya tidak
membantu dan menguntungkan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang
berada di sekitar lokasi kantor dan pabrik perusahaan. Perusahaan sangat peduli
dengan masalah-masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh masyarakat dan
senantiasa berperan serta untuk ikut menanggulanginya. Perusahaan lain dapat
dilihat dari komitmen utama Indofood Sukses Makmur Tbk dalam membantu
komunitas dan memberi kontribusi yang optimal kepada masyarakat. Indofood
percaya bahwa pendidikan adalah unsur utama dalam membangun sumber daya
manusia guna pembangunan suatu bangsa secara berkesinambungan. Perhatian
Indofood terhadap pembangunan pendidikan jangka panjang diwujudkan pada
tahun 2007 melalui berbagai program formal dan informal bagi para siswa
maupun guru. Indofood menyediakan sekolah yang berkualitas di wilayah
perkebunan Indofood untuk memastikan bahwa putra-putri karyawan Indofood
dan masyarakat di sekitar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu. Indofood
senantiasa hadir untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada
masyarakat yang tertimpa bencana alam. Indofood membangun berbagai posko
bantuan di Jakarta dan Sumatra bagian barat untuk membantu korban banjir dan
gempa bumi di kedua wilayah tersebut. Indofood menyediakan makanan dan
melaksanakan operasi pengasapan serta berbagai aktifitas kesehatan lainnya untuk
menanggulangi risiko berbagai penyakit menular seperti demam berdarah.
Kegiatan CSR yang dilakukan HM Sampoerna Tbk diantara lain dalam bidang
pendidikan, penyuluhan kesehatan untuk masyarakat di sekitar perkebunan PT
Sungai Rangit, pengobatan gratis untuk masyarakat yang kurang mampu di sekitar
sekitar perkebunan dengan memberikan prioritas untuk menjadi pekerja sesuai
dengan kebutuhan perseroan, selain juga melibatkan masyarakat dalam
pembangunan perkebunan kelapa sawit melalui pola kemitraan, mengembangkan
kebun masyarakat melalui program revitalisasi pemerintah dan melibatkan
masyarakat dalam pengangkutan TBS dengan mengontrak truk milik masyarakat
yang sebelum dipergunakan untuk mengangkut kayu. Program Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR) merupakan komitmen utama pada perusahaan tersebut.
Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut dalam
menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula
pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik. Karakterisitik perusahaan
dalam pengungkapan tanggung jawab sosial dalam kegiatan perusahaan,
merupakan latar belakang yang sangat penting.
Menurut Rosmasita (2007), menunjukkan kepemilikan manajemen,
leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan
tahunan perusahaan Manufaktur, menurut Sitepu (2008), menunjukkan bahwa
ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas
secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah
informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Menurut Marpaung
(2010), menunjukkan variabel struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage
berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam
bermaksud untuk melakukan penelitian kembali dan memastikan apakah kinerja
keuangan yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan
saham berpengaruh positif atau negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial. Maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut : apakah karakteristik perusahaan
(profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik)
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah karakteristik
perusahaan (profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham
publik) berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara
simultan maupun parsial ?
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti tetapi
juga bermanfaat bagi perusahaan dan pihak lain.
1. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan penulis dalam bidang akuntansi, khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan mengenai
pentingnya pengaruh karakteritik perusahaan perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
3. Bagi pihak lain
Dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya, dengan
judul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Sebagai bahan perbandingan yang berguna dalam menambah
pengetahuan, khususnya yang berminat dengan pembahasan mengenai
pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social
Responsibility)
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara
sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung
jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Tanggung jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep
bahwa
jawab terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan
atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial, dan lingkungan. Suatu konsep dimana perusahaan
mengintegrasikan permasalahan sosial dan lingkungan dalam interaksinya
dengan pemangku kepentingan secara sukarela.
CSR berhubungan erat denga
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang. Tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan
mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain
memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham
(shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain
yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi
bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
Adapun tujuan dari CSR adalah :
1. untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya
secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental
adalah baik,
2. untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya
kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak
sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial,
3. sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya
adalah untuk memberikan informasi kepada investor.
Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu
diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab
2. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pengungkapan didefinisikan Ebert dan Griffin (2003) sebagai suatu
usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen – komitmennya terhadap
kelompok dan individual dalam lingkungan perusahaan. Hal tersebut
memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran
tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal,
khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya
mencari laba untuk pemegang saham. ada dua pendekatan yang secara
signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas
akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap
masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab
sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran
informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih
luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan
sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan
kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure)
oleh perusahaan. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan
kinerja sosialnya secara sukarela.
1. Internal Decision making. Manajemen membutuhkan informasi untuk
menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan
sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun
analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.
2. Product Differentiation. Manajer perusahaan memiliki insentif untuk
membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial
kepada masyarakat. Hal tersebut mendorong perusahaan yang peduli sosial
untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat
membedakan mereka dari perusahaan lain.
3. Enlightened Self Interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk
menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka
dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.
Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu
dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah
dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan
sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan
menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya
apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan
menimbulkan manfaat sosial (social benefit).
3. Faktor - Faktor Pelaporan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Adapun
ungkapan yang pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu
informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan
pasar modal di suatu Negara. Ungkapan yang kedua adalah ungkapan sukarela
(voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.
Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan
informasi yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan
untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan
penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh
entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang
berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi
kepada masyarakat.
Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum
mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang
berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat
Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas
pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang
berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut.
1. Lingkungan
Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian
lingkungan hidup dan pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau
perbaikan terhadap kerusakan lingkungan dan pengungkapan lain yang
berkaitan dengan lingkungan.
2. Energi
Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi
dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi
terhadap produk perusahaan dan konservasi energi, efisien energi.
3. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
pada perusahaan seharusnya melingkupi segi lingkungan, kesehatan dan
kenyamanan sehingga dapat mewariskan kondisi kehidupan yang layak
bagi generasi muda mendatang yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain
itu juga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar dan
perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk industri. Tenaga kerja dapat terjamin kesehatan dan keselamatan
kerjanya, maka perlu keseimbangan yang menguntungkan dari faktor
beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja.
Tanggung jawab sosial lain-lain tentang tenaga kerja meliputi antara
lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi
gaji untuk pensiun, jumlah staf, rencana pembagian keuntungan, program
untuk kemajuan dan lain-lain.
4. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial
diproksikan kedalam profitabilitas, tingkat leverage, ukuran perusahaan,
dan kepemilikan saham publik .
a. Profitabilitas
Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan. Profitabilitas merupakan faktor
yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang saham.
Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Hubungan antara profitabilitas dan tingkat
pengungkapan pertanggungjawaban sosial adalah bahwa ketika
perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen)
menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu
informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat
membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup
sosial, ketika investor membaca laporan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan diharapkan mereka tetap berinvestasi di perusahaan
tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas
mempunyai hubungan negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Manfaat Rasio Profitabilitas antara lain mengetahui besarnya tingkat
laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, mengetahui posisi
laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, mengetahui
perkembangan laba dari waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, mengetahui produktivitas
dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman
maupun modal sendiri.
Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). ROA adalah
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva untuk
mengukur tingkat pengembalian investasi total. Pengukurannya
menggunakan rumus:
b. Leverage
Menurut Stice dan Skousen (2005), rasio – rasio leverage adalah
pihak luar untuk membeli aktiva. Semakin tinggi tingkat leverage
(rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar
perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan
laba sekarang lebih tinggi, supaya laba yang dilaporkan tinggi maka
manajer harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk
mengungkapkan pertanggung jawaban sosial). Diukur dengan rasio
utang atas aktiva.
Rumus untuk menghitung leverage:
c. Ukuran Perusahaan (Size)
Size perusahaan merupakan variabel independen yang banyak
digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan
keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan skala
pengukuran atas suatu perusahaan baik dari segi aset maupun unsur
lainnya seperti jumlah tenaga kerja. Perusahaan besar merupakan
emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar
merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab
sosial perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar
suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga semakin
besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan
cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara
persentase kepemilikan saham dengan pengungkapan informasi sosial.
Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu
perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan
untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Persentase jumlah
saham ini dapat dilihat dalam annual report. Kepemilikan saham
adalah kekuasaan seseorang atau suatu kelompok yang didukung
secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sejumlah saham yang
dimiliki secara eksklusif terhadap suatu perusahaan dan
menggunakannya untuk tujuan pribadi.
Rasio kepemilikan saham publik yang tinggi diprediksikan akan
melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan
dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih
memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Proporsi
kepemilikan saham publik diukur berdasarkan persentase
kepemilikannya. Rumusnya :
B. Tinjauan Penelitian terdahulu
Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan tahun penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Rosmasita (2007) Variabel Independen: prosentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (Size), Profitabilitas Variabel Dependen: pengungkapan informasi lingkungan Menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi
pengungkapan sosial dalam
laporan tahunan perusahaan Manufaktur
2 Sitepu (2008)
Variabel Independen:
Ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas
Variabel Dependen :
pengungkapan sosial
Ukuran dewan komisaris, tingkat
leverage, ukuran perusahaan dan
profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
3 Marpaung
(2010) Variabel Independen: Kepemilikan Saham, Tingkat Leverage, Profitabilitas, size, Ukuran Perusahaan Variabel dependen: pengungkapan social
Variabel struktur kepemilikan, profitabilitas,ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negative sedangkan tingkat
leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan
Sumber : Diolah peneliti, 2011
1. Hardhina Rosmasita (2007)
Hardhina Rosmasita (2007) ” Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Perusahaan Manufaktur”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
presentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan
(Size), profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah
pengungkapan informasi lingkungan. Data yang digunakan adalah data
sekunder, berupa laporan keuangan tahun 2004-2005. Uji yang digunakan
dalam penelitian adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian Menunjukkan
kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan
profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur.
2. Andre Christian Sitepu (2008)
Andre Christian Sitepu (2008) dengan judul penelitian ” Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan
Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat
profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah
pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah berupa laporan keuangan
pada tahun 2007. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, tingkat leverage,
ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta.
3. Anggita Zoraya Marpaung (2010)
Anggita Zoraya Marpaung (2010) berjudul ” Analisis Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Keuangan
Tahunan”. Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan saham,
tingkat leverage, profitabilitas, size, ukuran perusahaan, sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan
adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2006-2008. Uji yang
digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian Variabel struktur
kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh
negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis , dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan bahwa profitabilitas,
leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik memiliki
pengaruh dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Maka dirumuskan
[image:45.595.134.513.248.419.2]kerangka konseptual sebagai berikut.
Gambar 2.1 Sumber : Diolah Peneliti, 2011
Gambar diatas merupakan kerangka konseptual yang merupakan
model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-
faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.
Model yang terdiri dari Profitabilitas, financial leverage, ukuran
perusahaan, dan kepemilikan saham publik yang merupakan variabel X,
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Kerangka Konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-
variabel penelitian yaitu dengan variabel terikat.
Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi kepentingannya sendiri, tapi juga harus memberi Profitabilitas (X1)
Financial leverage (X2)
Ukuran perusahaan (X3)
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial (Y)
manfaat bagi stakeholder. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan
sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).
Donovan dan Gibson (2000) menyatakan bahwa berdasarkan teori
legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan
tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika
perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi. Sebaliknya, pada saat
tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan
membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial.
Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio
leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi,
karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih
tinggi. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin
besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan
akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi oleh karena itu
perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan
rasio leverage yang rendah.
Size perusahaan diukur melalui total aktivanya, apabila jumlah
aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan
besar. Semakin besar perusahaan maka semakin luas pengungkapan
sosialnya. Publik sebagai salah satu stakeholder juga wajib mengetahui
salah satu stakeholder, peran publik sebagai pemegang saham bisa
menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan pengungkapan
tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin besar
kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin
besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung
jawab sosialnya.
2. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina dan Mulyani (2007) hipotesis merupakan proposisi
yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, dan hipotesis
merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan
tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan
masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Karakteristik Perusahaan (Profitabilitas, tingkat leverage,
ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik) berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut Umar (2003) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable
lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata
lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel
riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel yang lain.
B.Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur
dalam suatu skala numerik. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.
Menurut Umar (2003) data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam
bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif
jika digunakan oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2007
sampai dengan 2009. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia,
C.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
berjumlah 150 perusahaan. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007), “sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004)
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu.” Sampel Perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1. Adapun Kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009,
2. tidak delisting pada periode pengamatan,
3. tidak memiliki laba negatif,
4. melaporkan laporan keuangan secara berturut di BEI tahun 2007-2009,
5. memiliki laporan CSR.
D.Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan
internet melalui situs
dipublikasikan dan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), untuk
melihat laporan keuangan dan data-data yang terkait dengan perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi opersional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahaan atau timbulnya variabel dependen (terikat) atau
variabel lainnya (Sugiyono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini
terdiri dari profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan (size), kepemilikan
saham publik.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial.
Definisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat secara jelas pada Tabel
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Varibel Item Definisi Pengukuran Skala
Indepen -den Profitabili tas (ROA) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
Rumus :
Laba bersih / Total aktiva
Rasio
Leverage Kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka panjangnya
Rumus:
Kewajiban/ Total asset
Rasio
Size Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dilihat dari LN total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Rasio
Kepemilik an saham pubik
Kepemilikan saham dari publik secara umum terhadap perusahaan
Persentase saham publik Rasio
Depend en Indeks Pengungk apan Tanggung Jawab Sosial
Data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya
Rumus :
Jumlah item yang
diungkapkan perusahaan / Jumlah item yang diharapkan
Rasio
1. Independent variable (variabel bebas)
a. Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA) untuk mengukur
tingkat pengembalian investasi total.
ROA =
b. Tingkat leverage
Leverage =
c. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan.
d. Kepemilikan saham publik
Kepemilikan manajemen diukur berdasarkan persentase kepemilikan
saham yang dimiliki masyarakat (publik).
2. Dependent variable (variabel terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya
variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial merupakan data yang
diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi
tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang
tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan
tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item
informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak
ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0 dan apabila item informasi ada
dalam laporan keuangan maka diberi skor 1. Metode ini sering dinamakan
checklist data
F. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif didefinisikan merupakan suatu metode dalam
mengorganisis dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran
yang teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi
antara lain: frekuensi, tendensi sentral (mean, median dan modus), dispersi
(standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel penelitian.
Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala
pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005).
2. Uji Asumsi Klasik
Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk
menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi
klasik yang mendasari model regresi. Pernyimpangan asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis
grafik dan statistik.
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik
histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki
mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk
lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi
normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan,
melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat
menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu
melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih
meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal
berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1
sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal
atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam
model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel bebas.
Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan
1. nilai R2 pada estimasi model regresi,
2. menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen,
3. menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.
Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai
tolerance lebih kecil dari 0,10
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya
heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh
tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Cara
memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan:
1. titik – titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0,
2. titik – titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja,
3. penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar,
4. penyebaran titik – titik data sebaiknya tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan
autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. angka D-W diatas +2 berarti autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini
digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple liner
regresion) adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Dimana :
Y = pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
X1 = return on asset (ROA)
X2 = debt to asset ratio (DAR)
X3 = ukuran perusahaan (SIZE)
X4 = kepemilikan saham publik (KSP)
a = Konstanta
b1,b2, b3,b4 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen
4. Pengujian Hipotesis
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai R Square dikatakan
baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.
b. Uji Simultan (Uji F)
Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat
perbandingan antara F-Tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai
signifikansi (sig), dimana jika nilai probabilitas (P-value) dibawah
dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji
hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel
independen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut :
1) jika Fhitung < Ftabel, pada α > 0,05 maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan
keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh
2) jika Fhitung > Ftabel, pada α < 0,05 maka hipotesis diterima
(koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan keempat
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
c. Uji Parsial (Uji t)
uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05
(α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kr