• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat Secara Titrasi Kompleksometri Di PT. Kimia Farma (PERSERO) TBK. Plant Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat Secara Titrasi Kompleksometri Di PT. Kimia Farma (PERSERO) TBK. Plant Medan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR KALSIUM LAKTAT SECARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI DI PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT

MEDAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

TIAR DAMARIS SIMATUPANG NIM 082410005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah mencurahkan berkat dan kasih-Nya serta menganugerahkan pengetahuan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir yang berjudul “PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT SECARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN” yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penulisan tugas akhir ini penulis banyak menerima bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, teristimewa dari kedua orang tua tercinta, Ayahanda M. Simatupang dan Ibunda B. Panjaitan yang telah memberikan kasih sayang dan doa yang tiada pernah henti untuk dukungan moril dan materil selama ini, pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt., sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian hingga tugas akhir ini selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

(4)

4. Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan yang berupaya mendukung kemajuan mahasiswa Analis Farmasi dan Makanan.

5. Seluruh Staf dan Pegawai PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

6. Sahabat-sahabatku P3MI, Miemin, Weftiny, dan Wenny.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini, baik dari susunan kata-kata maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Medan, Juni 2011 Penulis

(5)

DAFTARV ISI

Bab II Tinjauan Pustaka ... 3

2.1 Tablet ... 3

2.2 Evaluasi tablet ... 5

2.3 Kalsium Laktat ... 8

2.3.1 Tinjauan umum tentang kalsium laktat ... 8

2.3.2 Kalsium ... 9

2.3.3 Farmakologi kalsium………... 10

2.3.3.1 Kepentingan Biomedis kalsium ... 10

2.3.4 Efek kalsium laktat……….... ... 11

2.4 Tablet kalsium laktat 500 mg ... 11

2.5 Metode penetapan kadar kalsium laktat... 11

2.5.1 Titrasi Kompleksometri ... 11

2.5.2 Prinsip Titrasi kompleksometri……… ... 12

(6)

Bab III Metodologi ... 14

3.1 Sampel yang diperiksa ... 14

3.1.1Alat dan bahan yang digunakan ... 14

3.1.2Alat-alat ... 14

3.1.3 Bahan-bahan ... 14

3.2 Pembuatan pereaksi ... 15

3.3.1 Pembuatan serbuk indikator EBT ... 15

3.3.2 Pembuatran Na EDTA 0.06 N ... 15

3.3.3 Pembuatan Buffer Amonia ... 15

3.4 Prosedur ... 15

3.4.1 Penetapan kadar tablet kalsium laktat 500 mg ... 15

3.4.2 Prosedur penetapan kadar ... 16

Bab IV Hasil dan Pembahasan ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 17

Bab V Kesimpulan dan Saran ... 19

5.1 Kesimpulan ... 19

5.2 Saran ... 19 Daftar Pustaka

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.(Anief, 1993).

Kalsium merupakan elemen esensial bagi pembentukan tulang dan fungsi otot skelet dan otot polos jantung.

Kekurangan kalsium dapat menyebabkan rachitis, osteomalacia, tetany dan spasmophylia. Kalsium berguna untuk pemeliharaan fungsional jantung saraf, otot dan sistem rangka. Kalsium juga dapat mencegah karies dan bermain dalam pembentukan gigi. Pada hamil, laktasi dan pertumbuhan anak-anak, kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari kalsium laktat.

Kalsium laktat adalah garam kalsium yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium tubuh.

(8)

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui kadar Kalsium laktat yang terkandung dalam tablet Kalsium laktat 500 mg yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan apakah memenuhi syarat seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV (1995) dimana penetapan kadarnya dilakukan secara titrasi kompleksometri.

1.2.1 Manfaat

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai:

a. Zat pengisi, yaitu untuk memperbesar volume tablet. Biasanya yang digunakan Amilum Manihot, Kalsium Fosfat, Kalsium Karbonat dan zat lain yang cocok.

b. Zat pengikat, yaitu agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanya yang digunakan adalah Musilago 10-20%, larutan Metil-cellulosum 5%.

c. Zat penghancur, yaitu agar tablet dapat hancur dalam saluran percernaan. Biasanya yang digunakan Amilum Manihot kering, Gelatin, Natrium Alginat.

d. Zat pelicin, yaitu agar tablet tidak melekat pada cetakan. Biasanya yang digunakan Talkum 5%, Magnesium stearat,Acidum

Stearinicum.

(10)

Menurut Ansel, (1989) berdasarkan penggunaanya tablet diklasifikasikan sebagai berikut;

a. Tablet Kunyah

Tablet ini harus lembut(segera hancur ketika dikunyah) atau mudah melarut dalam mulut. Pengunyahan dapat mempercepat penghancuran tablet dan memberikan keadaan basauntuk garam-garam logam yang digunakan dalam tabletantasida.Tablet kunyah diberikan pada pasien yang mengalami gangguan menelan tablet.Tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak-anak (dalam sediaan multivitamin). Penggunaan lain tablet ini adalah untuk tablet antasida dan antibiotik.

b. Tablet sublingual

Tablet yang disisipkan di bawah lidah.Biasanya berbentuk datar, ditujukan untuk obat-obat yang diabsorpsi melalui mukosa oral. Cara ini berguna untuk penyerapan obat yang rusak oleh cairan lambung dansedikit sekali diabsorpsi oleh saluran pencernaan.Tablet ini dibuat segera melarut untuk memberikan efek yang cepat.

c. Tablet salut selaput

(11)

d. Tablet salut Enterik

Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi diusus dengan tujuan supaya tablet melewati lambung dan hancur serta diabsorpsi diusus.

e. Tablet salut gula

Tablet ini diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan dapat cepat terurai begitu ditelan.Gunanya melindungi obat dari udara dan kelembapan serta memberi rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat.

f. Tablet Triturat

Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras.Tablet triturate harus cepat dan mudah larut seluruhnya dalam air.

2.2 Evaluasi tablet

Untuk menjamin mutu tablet maka dilakukan beberapa pengujian yaitu sebagai berikut:

a. Uji keseragaman bobot

(12)

Kemudian timbang tablet satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun bobotnya menyimpang dari rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B. (Dirjen POM, 1984)

b. Uji kekerasan

Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang.Selain itu metode granulasi juga menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet berkisar 4 - 8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang memuaskan. Alat yang di gunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. (Lachman, 1994)

c. Uji keregasan

(13)

digunakan alat Roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan ke alat friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudian tablet dimasukan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama empat menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula.Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8 %. (Ansel, 1989).

d. Uji waktu hancur

Peralatan uji waku hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor 10 selama percobahan, tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang. kemudiaan keranjang tersebut bergerak naik turun pada larutan transparan dengan kecepatan 29 - 32 putaran per menit. Interval waktu hancur adalah 5 - 30 menit. Tablet dikatakan hancur bila bentuk sisa tablet (kecuali bagian penyalut) merupakan massa dengan inti yang tidak jelas. (Ansel, 1989)

e. Uji penetapan kadar zat berkhasiat

(14)

penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai pada masing-masing monografi antara lain di Farmakope Indonesia.

f. Uji disolusi

Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur, keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet. Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium. Disolusi menunjukkan jumlah bahan obat yang terlarut dalam waktu tertentu. Disolusi menggambarkan efek obat secara invitro, jika disolusi memenuhhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat secara invivo.

2.3 Kalsium laktat

2.3.1 Tinjauan umum tentang Kalsium laktat

H

Rumus bangun :

[ H

3

C – C – C ] Ca. x H2O

OH

Nama kimia : Kalsium laktat hidrat Sinonim : Kalsium Laktat Pentahidrat

Kalsium Laktat Anhidrat Rumus molekul : C6H10CaO6.xH2O

(15)

Pemerian : Serbuk atau granul putih; praktis tidak berbau; bentuk pentahidrat sedikit

mekar pada suhu 120 menjadi bentuk anhidrat

Susut pengeringan : Pentahidrat antara 22.0 % dan 27.0%; trihidrat antara 15.0 % dan20% ;

Monohidrat anta 5.0% dan 8.0 %dan untuk bentuk anhidrat tidak lebih 3.0%. lakuakn penetapan menggunakan 1g sampai g zat dengan ketebalan tidak lebih dari 3 mm, dipanaskan pada suhu 120 selama 4 jam. Kelarutan : Kalsium laktat pentahidrat larut dalam air;

praktis tidak larut dalam etanol

Kalsium laktat mengandung tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101,0% C6H10CaO6.xH2O, dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan. 2.3.2 Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didapatkan didalam tubuh.Untuk absorpsinya diperlukan vitamin D. Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada wanita pascamenopause, selain itu asupan kalsium juga perlu ditingkatkan bila makanan banyak mengandung protein dan/atau fosfor.

(16)

2.3.3 Farmakologi Kalsium

Ion kalsium mengatur sejumlah proses fisiologik dan biokimia yang penting. Proses ini mencakup eksitabilitas neuromuscular, koagulasi darah, proses sekresi, integritas membran serta transpor membrane plasma, reaksi enzim, pelepasan hormon dan neurotransmitter, dan kerja intraseluler sejumlah hormon. Selain itu, diperlihatkan konsentrasi Ca2+ dan PO43- di dalam periousteum serta

cairan ekstrasel (ECF) yang tepat bagi proses mineralisasi tulang.

Kalsium terutama terdapat di dalam tulang mamalia, tetapi dalam persentase yang sangat kecil dari jumlah keseluruhan kalsium ditemukan didalam cairan ekstrasel. Kalsium dalam cairan ekstrasel terbagi dalam bagian yang kurang – lebih sama antara bentuk yang terikat – protein dan bentuk yang bebas atau yang terionisasi ( Ca 2+). Bentuk yang belakangan ini merupakan bentuk yang biologis- aktif terdapat pada sebagian besar spesies. Pengendalian yang kaku ini dipertahankan oleh (hati, kulit, ginjal, tulang, usus, dan paratiroid), dan system multihormon (hormon paratiroid [ PTH], 1,25 (OH)2-D3 serta kalsitonin).

2.3.3.1 Kepentingan Biomedis Kalsium

Penyimpangan dari kisaran nilai normal kalsium terionisasi akan menimbulkan banyak gangguan dan bisa mengancam jiwa. Sebanyak 3 % dari pasien-pasien yang dirawat dari rumah sakit mungkin menderita kelainan pada homeostatis kalsium.

(17)

terdapat keseimbangan antara pembentukan tulang yang baru dan resorpsi tulang. Sebagian besar kalsium dalam tulang tidak bias dipertukarkan secara bebas dengan kalsium cairan ekstrasel. Jadi di samping peranan mekanisnya, tulang juga berfungsi sebahgai tempat cadangan kalsium yang besar.

( Robert dkk, 2003)

2.3.4 Efek Samping Kalsium Laktat.

Pusing, nyeri kepala, rasa panas dimuka (flushing) dan terutama pada derivate piridin tachycardia dan udema pergelangan kaki ( akibat vasodilatasi perifer umumnya, efek ini bersifat sementara.

2.4 Tablet Kalsium Laktat 500 mg

Tablet kalsium laktat 500 mg mengandung Kalsium Laktat, C6H10CaO6.5H2O, tidak kurang dari 94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % yang

tertera pada etiket.

2.5 Metode penetapan kadar kalsium laktat 2.5.1 Titrasi Kompleksometri

Penetapan kadar kalsium laktat adalah dengan cara titrasi kompleksometri, cara titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap dan larut dalam air. Pereaksi yang dipakai adalah ligan bergigi banyak, salah satu diantaranya yaitu asam etilen diamin tetraasetat (EDTA).

(18)

2.5.2 Prinsip Titrasi Kompleksometri

Larutan yang mengandung ion logam dititrasi dengan zat pembentuk kompleks ( EDTA) menghasilkan kompleks yang stabil dan larut dalam air. Titik akhir titrasi ditunjukan dengan indikator logam.

2.5.3 Macam-macam Titrasi Kompleksometri

Ada berbagai macam titrasi kompleksometri yaitu : a. Titrasi Langsung

Titasi langsung merupakan metode yang paling sederhana. Larutan ion yang ditetapkan ditambah dengan buffer, misalnyabuffer pH 10 lalu ditambah indikator logam yangsesuai dan dititrasi langsung dengan larutan baku dinatrium edetat.

b. Titrasi kembali

(19)

c. Titrasi subtitusi

Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut tidak memberikan titik akhir yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga jika ion logam tersebut membentuk kompleks dengan dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain seperti magnesium dan kalsium.

d. Titrasi tidak langsung

Titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar ion-ion sepertianion-ion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagai contoh barbiturate tidaki bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan dengan ion merkuri dalam keadaan basa sebagai ion kompleks 1:1.

(20)

BAB III METODOLOGI 3.1 Sampel yang diperiksa

Tablet kalsium laktat 500 mg yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

3.2 Alat dan bahan yang digunakan 3.2.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan yaitu:

o Beaker glass

o Gelas ukur

o Erlenmeyer

o Buret

o Statif dan klem

o Lumpang dan mortir

o Timbangan 3.2.1 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan yaitu:

o Indikator EBT

o Aquadest

o Na EDTA 0.06 N

(21)

3.3 Pembuatan Pereaksi

3.3.1 Pembuatan Serbuk Indikator EBT

Timbang 10 mg EBT, lalu encerkan dengan garam NaCl sampai 1 gram. 3.3.2 Na EDTA 0.06 N

Timbang secara kasar ± 0,1 g MgCl2.6H2O p.a;

(1) Masukan kedalam gelas Erlenmeyer 400 mL; tambahkan akuades sampai kedua padatan itu membentuk larutan (homogen)

(2) Pindahkan larutan kedalam botol reagen 1 L bertutup dan bersih, dan encerkan dengan aquades sampai volume larutan ± 1 L; tutup, dan kocok agar homogeny. Beri etiket pada botol dan diperoleh ± 1 liter Na.EDTA 0.01 M

3.3.3 Buffer Ammonia

Encerkan 400 ml ammonium hidroksida P dengan air hingga 1000 ml. larutan mengandung antara 9,5 % dan 10,5 % NH3.

3.4 Prosedur

3.4.1 Penetapan kadar tablet kalsium laktat 500 mg

(22)

3.4.2 Prosedur penetapan kadar

o Ditimbang sebanyak 10 tablet kalsium laktat 500 mg

o Digerus halus

o Ditimbang setara 200 mg zat berkhasiat kalsium laktat

o Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

o Ditambah 25 ml aquadest panas

o Ditambah Buffer ammonia 10 ml

o Kemudian ditambahkan indicator EBT sebanyak 2 tetes

o Dikocok

o Dititrasi dengan larutan Na.Edta 0,06 N sambil dikocok sampai titik akhir titrasi berwarna biru kehijauan.

3.4.3 Volume yang diperoleh V1 = 11.35 ml

V2 = 11.38 ml

(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Telah dilakukan pengujian penetapan kadar terhadap tablet Kalsium laktat 500 mg dengan nomor bets 011088T menggunakan titrasi kompleksometri.

Tabel 1

Sampel Volume Na EDTA Yang Terpakai Kadar

I 11,35 ml 101,67 %

II 11,38 ml 101,93 %

III 11,35 ml 101,67 %

( Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1 )

4.2 Pembahasan

Kadar tablet kalsium laktat 500 mg dengan nomor bets 011088T yang diperoleh adalah 101.75%. Kadar yang diperoleh ini jika dibandingkan dengan persyaratan kadar tablet kalsium laktat 500 mg dalam Farmakope Indonesia edisi IV, 1995 yaitu tidak kurang dari 94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % yang tertera pada etiket, maka kadar kalsium laktat tersebut memenuhi persyaratan.

(24)

-batas sampai 1 satuan pH bahkan sampai 0,5 satuan pH. Untuk ini suatu buffer diperlukan , namun agar kerja buffer sesuai dengan yang dikehendaki maka larutan yang akan ditambahkan buffer harus benar-benar netral; penetralan larutan harus tidak menyebabkan terjadinya pengendapan pada pH buffer terutama jika larutan asam dinetralkan dengan basa.

Penggunaan volume indikator harus secukupnya; tidak berlebihan. Banyak indicator memperlihatkan dikroisme, yakni sifat indicator yang mengalami transisi perubahan warna pada 1-2 tetes sebelum titik akhir yang sebenarnya. Disamping itu, dalam banyak titrasi EDTA, perubahan warna sekitar titik-akhir, mungkin lambat; terhadap hal seperti ini, titran sebaiknya diturunkan sedikit demi sedikit sambil larutan terus diaduk ( sebaiknya menggunakan pengaduk magnet ).

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

a. Kadar tablet kalsium laktat 500 mg yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan, yang ditentukan secara titrasi kompleksometri ternyata kadarnya adalah 101,75%. Hasil ini memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV, 1995 (syarat kadar tablet kalsium laktat tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket)

b. Penetapan kadar kalsium laktat 500 mg dalam sediaan tablet yang dilakukan secara titrasi kompleksometri memberikan hasil yang baik. 5.2 Saran

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 1991, Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Gajah Mada University Prss, Yogyakarta, Hal. 25.

Anief, M., 1999, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gajah Mada University Prss, Yogyakarta, Hal. 210-216.

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Universitas Indonesia Press, Jakarta, Hal. 399-405.

Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta. Hal. 537-538.

K.Murray, Robert., dkk, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Jakarta. Hal 53- 546

Lukmanto, H., 1986, Informasi Akurat Produk Farmasi di Indonesia, Edisi II, Jakarta, Hal. 112.

Rahardja, K. dan Tyay, T.H., 2003, Obat - Obat Penting, Edisi IV, Elex Media, Jakarta, Hal. 231-246 ;

Rahardja, K. dan Tyay, T.H., 2007, Obat - Obat Penting, Edisi VI, Elex Media, Jakarta, Hal. 312-315.

Soekemi, R.A., dkk., 1987, Tablet, P.T. Mayang Kencana, Medan, Hal. 2-4, 39-50.

(27)

Lampiran I

Data-data

No batch 011088 T

Berat tablet kalsium laktat 592.53 gr Volume Na. EDTA yang terpakai

V1 = 11.35 ml V2 = 11.38ml V3 = 11.35 ml Normalitas yang dipakai 0.04902 N

Ketelitian burret 0.05 ml

N. EDTA yang dipakai 15.42 ml

Perhitungan

Kadar 1 = V. Titrasi X N X 15.42 X N.EDTA X Berat Tablet X 100% 0.05 X 200 X 500

= 11.35 X 0.04902 X 15.42 X 592.53 X 100% 0.05 X 200 X 500

= 101.67 %

Kadar 2 = V. Titrasi X N X 15.42 X N.EDTA X Berat Tablet X 100% 0.05 X 200 X 500

= 11.38 X 0.04902 X 15.42 X 598.53 X 100% 0.05 X 200 X 500

= 101.93 %

(28)

= 11.35 X 0.04902 X 11.42 X 592.53 X 100% 0.05 X 200 X 500

= 101.67 %

Kadar rata-rata yang diperoleh:

Kadar rata-rata = kadar 1 + kadar 2 + kadar 3 3

= 101.67 % + 101.93 % + 101.67 % 3

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian disolusi secara in vitro pada sediaan tablet Kalsium Laktat adalah untuk memastikan bahwa zat aktif yang terdapat di dalam obat dapat melarut setelah obat hancur

Pada percobaan penetapan kadar kalsium karbonat dalam sediaan tablet Magard FA dengan titrasi kompleksometri, diketahui bahwa sediaan tablet. Magard FA yang diuji mengandung

ANALISA KADAR KALSIUM OKSIGEN (CaO) DAN MAGNESIUM (MgO) PADA PUPUK DOLOMIT DAN KISERIT SECARA..

Mei Kristian Zega : Penetapan Kadar Tablet Antalgin Secara Titrasi Iodimetri Di PT.. Kimia Farma

Alamsyah, A.(1994).Analisis Kuantitatif Beberapa Senyawa Farmasi.. Medan: Universitas Sumatera Utara

Kemudian titrasi dengan I 2 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari putih susu.. menjadi warna coklat

Titrasi kompleksometri dikenal juga dengan reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam

TITRASI KOMPLEKSOMETRI Kompleksometri adalah suatu analisis volumetri berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks ligan atau ligan