PENGARUH KOMPOSISI KACANG METE DAN KACANG
TANAH SERTA LAMA PENYANGGRAIAN TERHADAP
MUTU MENTEGA KACANG CAMPUR
(MIXED PEANUT BUTTER)
SKRIPSI
Oleh:
ANDI PRAMANA MATONDANG 060305035
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH KOMPOSISI KACANG METE DAN KACANG
TANAH SERTA LAMA PENYANGGRAIAN TERHADAP
MUTU MENTEGA KACANG CAMPUR
(MIXED PEANUT BUTTER)
SKRIPSI
Oleh:
ANDI PRAMANA MATONDANG 060305035/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui oleh: Komisi Pembimbing
Ir. Abdul Halim Sulaiman, M. Sc
2010
Ir. Ismed Suhaidi, M. Si
Ketua Anggota
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
ABSTRAK
ANDI PRAMANA MATONDANG : Pengaruh Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah, serta Lama Penyanggraian Terhadap Mutu Mentega Kacang Campuran (Mixed Peanut Butter). Dibimbing oleh A. HALIM SULAIMAN dan ISMED SUHAIDI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap mutu mentega kacang campur (Mixed Peanut Butter). Penelitian dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu perbandingankomposisi kacang mete dan kacang tanah 10:90, 20:80, 30:70, dan 40:60 g dan lama penyanggraian dengan waktu 5, 19, 15, dan 20 menit. Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, daya lekat, pemisahan emulsi, nilai organoleptik warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan komposisi kacang mete dan kacang tanah berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter yang diamati kecuali nilai organoleptik rasa yang berbeda tidak nyata. Lama Penyanggraian berpengaruh berbeda sangat terhadap semua parameter kecuali kadar abu, kadar lemak, nilai organoleptik warna yang berbeda tidak nyata dan nilai oragnoleptik aroma yang berbeda nyata. Interaksi kedua faktor itu memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap semua parameter kecuali daya lekat dan pemisahan emulsi. Perbandingan komposisi kacang mete dan kacang tanah 20:80 g dengan lama penyanggraian 10 menit merupakan mentega kacang campuran yang terbaik mutunya.
Kata kunci : Mentega Kacang Campur, Perbandingan Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah, Lama Penyanggraian
ABSTRACT
ANDI PRAMANA MATONDANG: The Effect of Cashew and Peanut, Ratio Roasting Time on The Quality Of Mixed Peanut Butter. Supervised by A. HALIM Solomon and ISMED SUHAIDI.
This research was conducted to determine the comparative effect of cashew nut and peanut ratio roasting time on the quality of Mixed Peanut Butter. The study was conducted randomized design consisting of two factors : the ratio cashew nut and peanut 10:90, 20:80, 30:70, and 40:60 g and the length orf rasting time 5, 19, 15, and 20 minutes. The parameters observed included water content, ash content, fat content, stickiness, separation of the emulsion, sensor color, smell, taste, and texture.
The results showed that the composition ratio of cashew nut and peanut had highly significant different effect on all parameters except the organoleptic taste that ware not significantly different. Roasting of time had highly significant different effect except ash content, fat content, organoleptic value not significantly different color and flavor oragnoleptik values significant different. Interaction of two factors had highly significantly different influence on all parameters except stickiness and the separation of emulsions. The composition of cashew nuts and peanuts with a long penyanggraian 20:80 g and roasting time 10 minutes produced mixture of peanut butter with the best quality.
RIWAYAT HIDUP
ANDI PRAMANA MATONDANG, dilahirkan di Medan pada tanggal
07 Januari 1989, anak kedua dari tiga bersaudara dari ayahanda H. Zulkifli
Matondang dan ibunda Juliana Pangaribuan, beragama Islam.
Adapun pendidikan formal yang pernah ditempuh, pada tahun 1994
penulis memasuki SD Dharma Wanita Medan , lulus pada tahun 2000. Tahun
2000 penulis memasuki SLTP N 1 Medan, lulus pada tahun 2003. Tahun 2003
penulis memasuki SMU Panca Budi Medan, lulus tahun 2006. tahun 2006
penulis memasuki Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Program Teknologi Hasil Pertanian melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama kuliah penulis pernah menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Teknologi
Hasil Pertanian (IMTHP). Penulis juga pernah menjadi Anggota Agriculuture
Technology Moeslem (ATM), Penulis juga pernah menjadi anggota Himpunan
Mahasiswa Islam (HmI) Pada bulan Juli 2007, penulis mengikuti Praktek Kerja
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah serta Lama
Penyanggraian Terhadap Mutu Mentega Kacang Campur (Mixed Peanut Butter)”
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Ir. Abdul Halim Sulaiman, M. Sc selaku ketua komisi
pembimbing dan Ir. Ismed Suhaidi, M. Si selaku selaku ketua dan anggota komisi
pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan
berharga kepada panelis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian,
sampai pada ujian akhir.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen
Teknologi Pertanian, kepada asisten-asisten seperjuangan di Laboratorium
Analisa Kimia Bahan Pangan, kepada seluruh teman-teman stambuk 2006 serta
semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat.
DAFTAR ISI
Komposisi Kimia Mentega Kacang (Peanut Butter) ... 14
Syarat Mutu Mentega Kacang (Peanut Butter) ... 15
Sekilas Tentang Mentega Kacang Campur (Mixed Peanut Butter) ... 16
Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Mentega Kacang Bahan ... 16
Gula pasir ... 17
Garam ... 18
Minyak kacang ... 18
Proses Pembuatan Mentega Kacang Campur (Mixed Peanut Butter) ... 19
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Komposisi kimia kacang mete ... 9
2. Komposisi kimia kacang tanah ... 10
3. Syarat mutu kacang mete ... 11
4. Syarat mutu kacang tanah ... 12
5. Standar biji kacang tanah ... 12
6. Syarat mutu mentega kacang ... 13
7. Komposisi kimia mentega kacang (peanut butter) ... 14
8. Skala uji hedonik terhadap warna ... 26
9. Skala uji hedonik terhadap aroma ... 27
10. Skala uji hedonik terhadap rasa ... 27
11. Skala uji hedonik terhadap tekstur ... 28
12. Skala uji hedonik terhadap daya lekat ... 28
13. Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap parameter yang diamati ... 30
14. Pengaruh lama penyanggraian terhadap parameter yang diamati ... 32
15. Uji LSR efek utama pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar air (%bk) ... 33
16. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyanggraian terhadap kadar air (%bk) ... 35
17. Uji LSR efek utama pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar abu (%bk) ... 37
19. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara komposisi kacang mete dan kacang tanah lama penyanggraian terhadap
kadar abu (%bk) ... 40
20. Uji LSR efek utama pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar lemak (%bk)... 42
21. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyanggraian terhadap
kadar lemak (%bk) ... 45
29. Uji LSR efek utama pengaruh lama penyanggraian
ABSTRAK
ANDI PRAMANA MATONDANG : Pengaruh Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah, serta Lama Penyanggraian Terhadap Mutu Mentega Kacang Campuran (Mixed Peanut Butter). Dibimbing oleh A. HALIM SULAIMAN dan ISMED SUHAIDI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap mutu mentega kacang campur (Mixed Peanut Butter). Penelitian dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu perbandingankomposisi kacang mete dan kacang tanah 10:90, 20:80, 30:70, dan 40:60 g dan lama penyanggraian dengan waktu 5, 19, 15, dan 20 menit. Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, daya lekat, pemisahan emulsi, nilai organoleptik warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan komposisi kacang mete dan kacang tanah berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter yang diamati kecuali nilai organoleptik rasa yang berbeda tidak nyata. Lama Penyanggraian berpengaruh berbeda sangat terhadap semua parameter kecuali kadar abu, kadar lemak, nilai organoleptik warna yang berbeda tidak nyata dan nilai oragnoleptik aroma yang berbeda nyata. Interaksi kedua faktor itu memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap semua parameter kecuali daya lekat dan pemisahan emulsi. Perbandingan komposisi kacang mete dan kacang tanah 20:80 g dengan lama penyanggraian 10 menit merupakan mentega kacang campuran yang terbaik mutunya.
Kata kunci : Mentega Kacang Campur, Perbandingan Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah, Lama Penyanggraian
ABSTRACT
ANDI PRAMANA MATONDANG: The Effect of Cashew and Peanut, Ratio Roasting Time on The Quality Of Mixed Peanut Butter. Supervised by A. HALIM Solomon and ISMED SUHAIDI.
This research was conducted to determine the comparative effect of cashew nut and peanut ratio roasting time on the quality of Mixed Peanut Butter. The study was conducted randomized design consisting of two factors : the ratio cashew nut and peanut 10:90, 20:80, 30:70, and 40:60 g and the length orf rasting time 5, 19, 15, and 20 minutes. The parameters observed included water content, ash content, fat content, stickiness, separation of the emulsion, sensor color, smell, taste, and texture.
The results showed that the composition ratio of cashew nut and peanut had highly significant different effect on all parameters except the organoleptic taste that ware not significantly different. Roasting of time had highly significant different effect except ash content, fat content, organoleptic value not significantly different color and flavor oragnoleptik values significant different. Interaction of two factors had highly significantly different influence on all parameters except stickiness and the separation of emulsions. The composition of cashew nuts and peanuts with a long penyanggraian 20:80 g and roasting time 10 minutes produced mixture of peanut butter with the best quality.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jambu mete atau jambu monyet berasal dari Brazil, tersebar di daerah
tropik dan ditemukan pada ketinggian antara 1-1.200 m dpl. Jambu mete akan
berbuah lebih baik di daerah beriklim kering dan curah hujan kurang dari 500 mm
per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh di segala macam tanah, asalkan jangan di
tanah lempung yang pekat dan tergenang air.
Kacang tanah adalah biji dari tanaman family Leguminoceae yang banyak
digemari banyak orang karena rasanya yang lezat dan gurih serta memiliki nilai
gizi yang tinggi dan harganya relatif murah. Kacang tanah termasuk jenis bahan
makanan pangan yang telah memasyarakat sehingga perlu dikembangkan dan
ditingkatkan. Produksi kacang tanah ini akan bisa tercapai apabila para petaninya
menggunakan teknologi pertanian modern sekaligus menguasai keterampilan
bercocok tanam.
Dari semua produk yang berasal dari kacang tanah, ternyata mentega
kacang tanah (peanut butter) mempunyai nilai jual yang relatif tinggi sehingga
hanya dapat dikonsumsi oleh sebagian golongan saja. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengembangan produk atau diversifikasi produk sehingga mentega
kacang ini bisa diproduksi dalam skala industri rumah tangga dengan proses
produksi yang lebih efisien. Dengan begitu dapat menyaingi mutu dan kualitas
mentega kacang lainnya seperti selai kacang atau mentega kacang yang telah kita
Selai kacang disebut juga mentega kacang (peanut butter). Selai kacang
merupakan makanan yang dibuat dari kacang tanah yang disangrai dan dihaluskan
setelah diberi gula, garam, dan penambahan bahan pengawet dan emulsifier.
Produk olahan mentega kacang tanah ini termasuk salah satu jenis makanan yang
berbentuk pasta.
Kandungan peanut butter berupa 90% kacang tanah, sedangkan
bahan-bahan lain berjumlah ±10%. Bahan-bahan tambahan yang biasa digunakan
adalah garam, pemanis alami (gula) dan emulsifier. Minyak kacang atau
sejenisnya boleh ditambahkan sebagai bagian dari komponen yang digunakan.
Semakin tinggi konsentrasi minyak kacang yang ditambahkan maka akan
berpengaruh terhadap tekstur dan daya lekat peanut butter yang dihasilkan.
Kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi yaitu asam lemak omega 9
yang terdapat pada kacang mete yang mendorong untuk melakukan penelitian ini,
selain itu sedikitnya masyarakat kita dalam mengkosumsi kacang mete akibat
harganya yang terlalu mahal. Sedangkan lama penyanggraian di lakukan untuk
mengurangi kadar air , sehingga minyak yang terdapat pada kacang mete akan
keluar.
Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah Serta Lama
Penyanggraian Terhadap Mutu Mentega Kacang Campur
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama
penyangraian dan komposisi kacang mete dan kacang tanah yang terbaik terhadap
mutu mentega kacang campur (mixed peanut butter), karena tidak adanya produk
mentega kacang campur (mixed peanut butter) hasil dalam negeri, dan banyak
masyarakat belum mengenal mentega kacang campur (mixed peanut butter)
diharapkan menjadi suatu produk yang dapat memberikan nilai tambah dimasa
yang akan datang,
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan dapat berguna sebagai sumber
informasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri mentega kacang
(Mixed peanut butter).
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh perbandingan komposisi kacang mete dan kacang tanah dan
pengaruh penyanggraian, serta pengaruh interaksi perbandingan kacang mete dan
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang Mete
Kacang mete (mente atau mede) adalah hidangan populer di saat Lebaran.
Camilan ini mengandung lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam
mineral. Meski berlemak tinggi, 82 persen lemak tersebut tergolong lemak tidak
jahat atau lemak tak jenuh. Jadi, tak perlu takut menyantapnya. Rasanya yang
lezat menyebabkan makan kacang mete sangat mengasyikkan. Bila tidak ingin
berlebihan dalam menyantapnya, tentukan dulu porsi yang akan dimakan, dan
makanlah secara perlahan-lahan (Wikipedia, 2010).
Penyerapan minyak pada proses penggorengan tentu saja akan menaikkan
kandungan energl. Untuk tujuan diet rendah kalori, sebalknya pilih kacang mete
yang dliolah dengan caradisangrai, dioven, atau di-microwave. Asam amino yang
potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam
glutamat, dan serin. Asam glutamat dan asam aspartat sangat berkontribusi
penting terhadáp timbulnya rasa gurih. Itulah yang antara lain menyebabkan
mengapa kacang mete terasa gurih, walau tidak diberi bumbu apa pun.
(Wikipedia, 2010).
Kacang Tanah
Kacang tanah berasal dari Brasilia yang diduga masuk ke Indonesia pada
pertengahan abad ke-16 yang konon memiliki beberapa nama antara lain kacang
brudul (Jawa), kacang cina dan kacang brol. Pola tanam kacang tanah sudah
tersebar di seluruh penjuru dunia dengan total luas panen ±21 juta hektar, dimana
Indonesia menempati urutan ketiga terbesar menurut luas arealnya 650.000 hektar
setelah India 9 juta hektar dan Cina 2,2 juta hektar, sedangkan di dunia merupakan
urutan ketujuh sebagai produsen kacang tanah terbesar setelah India, Cina,
Amerika Serikat, Senegal, Nigeria dan Brazil (Indrasti, 2003).
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons
kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung.
Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis
dapat membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang
merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh
tunggal. Dalam 1 0ns kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram
Omega 9 (Wikipedia, 2009).
Pada periode 2007-2008 penurunan pada produksi kacang tanah terjadi
disebabkan karena iklim. Curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan
pertanaman kacang tanah di lahan tidak maksimal, serta disebabkan bergesernya
penggunaan lahan kacang tanah menjadi lahan padi ladang. Dibanding produksi
tahun 2007 produksi kacang tanah turun 1.738 ton atau 9,54%. Penurunan ini
lebih disebabkan oleh turunnya luas panen yang mencapai 1.681 ha atau 10,61%.
Walaupun hasil perhektar mengalami kenaikan sebesar 0,13 ku/ha tetapi hal
tersebut masih belum bisa mengurangi penurunan produksi yang terjadi karena
peningkatan yang terjadi relatif kecil (1,13 persen)
(Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2009).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman
Tanaman ini berasal dar
seluruh dunia yang berikl
merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipane
kaya
polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah
diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang
menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran
minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau
makana
Kacang tanah (Arachys hypogaea L. Merr.) umumnya ditanam petani di
lahan kering/tegalan dan tadah hujan serta lahan bukaan baru pada musim hujan
maupun di awal musim kemarau (70%) dan selebihnya (30%) ditanam di lahan
sawah beririgasi pada musim kemarau setelah padi
Cara pertumbuhan kacang tanah secara garis besarnya dapat dibedakan
menjadi dua tipe yaitu tipe tegak (Bunch type) dan tipe menjalar (Runner type).
Biasanya kacang tanah dengan pertumbuhan tipe tegak dipanen pada umur
100 – 130 hari setelah penanaman, sedangkan tipe menjala dipanen pada umur
130 – 150 hari setelah penanaman (Weiss, 1983).
Komposisi Kimia Kacang Mete
Jambu mete sangat beragam dan terdiri dari berbagai varietas yang
dibedakan atas dasar warna, bentuk buah semu, rasa, dan ukuran bijinya. Kadar
masing 47, 5, dan 56 gram. Tingginya kadar lemak pada biji mete sangat
berperan penting dalam peningkatan kadar energi dan cita rasa. Itulah yang
menyebabkan biji mete sangat enak dan lezat rasanya. Lemak pada kacang mete
tersusun atas 18% asam lemak jenuh dan 82 % asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh yang sangat ditakuti karena dituding sebagai penyebab timbulnya
berbagai penyakit, kadarnya sangat rendah pada kacang mete. Asam lemak jenuh
pada kacang mete didominasi oleh palmitat dan stearat. Sebaliknya, asam lemak
tidak jenuh yang berkhasiat baik bagi kesehatan, ternyata sangat dominan pada
kacang mete (Wikipedia, 2010)
Kadar asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = monounsaturated fatty
acids) jauh lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh ganda
(PUFA = polyunsaturated fatty acids). Kadar MUFA pada 100 gram kacang mete
mentah, panggang dan goreng, masing-masing 25, 32, dan 28 gram. Jenis MUFA
yang paling dominan pada kacang mete adalah asam lemak omega 9, yaitu oleat.
Beberapa penelitian menunjukkàn bahwa MUFA memiliki peran penting dalam
meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol
LDL (kolesterol jahat), sehingga sangat baik untuk menekan terjadinya penyakit
jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Kadar PUFA pada 100 gram
kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 8, 8, dan 10 gram.
Jenis PUFA yang paling dominan adalah asam lemak omega 6, yaitu asam
linoleat. Asam lemak omega 6 juga memiliki peran penting dalam menjaga profil
kolesterol darah agar tetap normal. (Wikipedia, 2010).
30.19 g
5.91 g
3.3 g
43.85 g
18.22 g
0,42 mg
0,06 mg
1,06 mg
0,86 mg
0,42 mg
25 μg
0,5 mg
6.68 mg
593 mg
660 mg
37 mg
292 mg
5.78 mg
Sumber = Wikipedia, 2010.
Komposisi Kimia Kacang Tanah
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan fosforus, vitamin A dan K,
lesitin, kolin, dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh
lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mengkonsumsi satu ons kacang
tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang
tanah mengandung omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan omega 9
yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18
Kacang tanah (Arachys hypogaea L.) sebagai salah satu komoditi tanaman
pangan memiliki nilai gizi yang tinggi dan lezat rasanya. Kacang tanah dapat
digunakan sebagai bahan pangan, makanan ternak, dan bahan minyak goreng.
Selain itu, kacang tanah dapat diolah menjadi peanut butter. Sebagai bahan
pangan, kacang tanah mempunyai senyawa-senyawa tertentu yang sangat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk kelangsungan hidup, terutama kandungan
protein, karbohidrat, dan lemak (Susanto dan Saneto, 1994).
Komposisi kacang tanah dipengaruhi oleh varietas, lokasi geografis, dan
kondisi pertumbuhan. Umumnya kacang tanah mengandung 20,0 – 30,0% protein,
kandungan lemak antara 40,0 – 50,0%. Kacang tanah juga merupakan sumber
serat dan mineral yang baik. Kandungan mineral antara 2,0 – 5,0% bervariasi
menurut tipe dan varietas kacang tanah. Kacang tanah juga kaya akan kalsium,
besi dan vitamin larut air seperti thiamine, riboflavin dan asam nikotin
(Salunkhe, et al., 1985)
Adapun komposisi kimia kacang tanah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Komposisi kimia kacang tanah (per 100 gram bahan kering)
Komposisi Jumlah
Kadar air (g) 4,0 Protein (g) 25,3
Lemak (g) 42,8
Karbohidrat (g) 21,1
Fosfor (mg) 335,0
Kalori (kal) 425,0
BDD (%) 100,0
Syarat Mutu Biji Kacang Mete dan Kacang Tanah Kacang Mete
Adapun syarat mutu biji kacang mete yang diajukan oleh konsumen (luar
negeri) sebagai berikut :
Tabel 3. Syarat mutu biji kacang mete
Aspek Kriteria
1. Syarat Mutu * Bebas hama/penyakit yang dapat mengganggu kesehatan konsumen maupun yang dapat merusak bahan olah mete gelondong selama dalam pengangkutan dan penyimpanan. * Bebas bau busuk, asam, kapang dan bau asing lainnya akibat pengeringan yang kurang sempurna dan atau penyimpanan yang kurang baik.
Tidak tercemar CNCL atau bahan kimia lain seperti sisa-sisa pupuk atau pestisida.
Kadar air maksimum 8%.
2. Kelas Mutu Keterangan Jumlah Biji (Min) Amat Baik (M1)
Baik (M2)
Minimum 90% BJ gelondong >1 Minimum 75% BJ gelondong > 1
175 biji/kg 176 – 225 biji/kg
Sumber: Saragih dan Haryadi, 1994.
Kacang Tanah
Adapun syarat mutu biji kacang tanah yang diajukan oleh konsumen
(luar negeri) sebagai berikut :
Tabel 4. Syarat mutu biji kacang tanah
Karakteristik Jumlah
Kadar aflatoksin negatif Kadar air maksimum (%) 7 Diameter minimum (mm) 7
Weevil kernels, Unperfect kernel,
Other damage, Broken kernel persyaratan Discolored kernel, split kernel Admixture bervariasi
Adapun standar biji kacang tanah yang boleh diperdagangkan yaitu:
Tabel 5. Standar biji kacang tanah
Karakteristik Syarat Mutu
I II
III
Diameter biji (mm) minimum 8 7 6 Kadar air % (bobot/bobot) 5-7 maks 7,0 maks 7,0 Kadar kotoran, % (bobot/bobot) maks. tidak ada 0,5 3,0 Biji rusak, % (bobot/bobot) maks. tidak ada tidak ada 2,0 Biji keriput, % (bobot/bobot) maks. tidak ada 2,0 4,0 Biji belah, % (bobot/bobot) maks. 1,0 6,0 10,0 Serangga tidak ada tidak ada tidak ada Kadar aflatoksin, ppm *) *) *) *) dicantumkan sesuai dengan hasil analisis
Sumber: Hadiwiyoto dan Soehardi, 1998.
Untuk memperoleh mutu yang baik kacang tanah harus disimpan dengan
kadar air 12 – 13%. Penyimpanan yang tidak sesuai akan menghasilkan biji
kacang tanah yang mutunya menurun akibat pertumbuhan kapang
Aspergillus flavus, kadar air tinggi, atau keberadaan insekta. Kacang tanah yang
terkontaminasi dengan aflatoksin akan mempengaruhi hasil olahan
(Obrien, 2001).
Mentega Kacang (Peanut Butter)
Di balik rasanya yang lezat, selai kacang memiliki nilai gizi tinggi.
Makanan pendamping roti ini juga kaya akan asam lemak tak jenuh. Penderita
diabetes, hipertensi, obesitas, dan pengidap kolesterol tinggi tak perlu ragu
menyantapnya setiap hari. Selain selai buah-buahan (nanas, sirsak, stroberi,
pisang, dan lain-lain), selai kacang tanah juga merupakan pilihan yang tepat.
Kelebihan selai kacang tanah dibanding selai lain adalah rasanya enak dan lezat,
Olahan kacang tanah yang sangat populer di dunia adalah dalam bentuk selai,
yang dikenal dengan istilah peanut butter. Selai tersebut merupakan produk
emulsi, yaitu campuran antara air dan minyak (alami dari kacang). Kadar protein
yang tinggi pada kacang tanah berperan sebagai emulsifier, yaitu untuk menjaga
agar stabilitas emulsi tidak pecah (Astawan, 2008).
Produk olahan mentega kacang tanah merupakan suatu emulsi yang
bersifat plastis, artinya berbentuk padat maupun setengah padat yang dapat
berubah-ubah wujud namun tidak mengalir serta dapat dioleskan. Produk olahan
mentega kacang tanah ini termasuk salah satu jenis makanan yang berbentuk
"pasta” dengan medium minyak, terbuat dari biji kacang tanah yang disangrai
kemudian digiling dengan atau tanpa bahan tambahan (Indrasti, 2003).
Peanut butter diperoleh dengan cara menggoreng atau menyangrai kacang
tanah (untuk menurunkan kadar air hingga 5 – 0,5%), mendinginkan,
menghilangkan kulit ari, menggiling kacang tanah dan menambahkan
bahan-bahan lain seperti antioksidan, stabilizer, gula dan garam. Kandungan
peanut butter berupa 90% kacang tanah, sedangkan bahan-bahan lain berjumlah
± 10%. Bahan-bahan tambahan yang biasa digunakan adalah garam, pemanis
alami (gula) dan emulsifier (Susanto dan Saneto, 1994).
Komposisi Kimia Mentega Kacang (Peanut Butter)
Peanut butter banyak disukai oleh konsumen karena mempunyai flavor
yang enak, dapat langsung digunakan atau pencairan terlebih dahulu dan
mempunyai nilai gizi yang baik. Komposisi kimia peanut butter dapat dilihat pada
Tabel 6. Komposisi kimia peanut butter tiap 100 g bahan
Komposisi Jumlah
Protein (gr) 25,5
Lemak (gr) 49,5
Karbohidrat (gr) 19,5
Fosfor (mg) 3,8
Kalori (kal) 582,0
Kalsium (mg) 1,9 Besi (mg) 2,0 Sodium (mg) 61 Potasium (mg) 395 Vitamin A (IU) -
Thiamin (mg) 0,12
Riboflavin (mg) 0,12
Niacin (mg) 15,3
Asam ascorbat (mg) -
Sumber : Susanto dan Saneto, 1994.
Komposisi gizi dari selai kacang sangat bervariasi, tergantung dari
komposisi bahan penyusunnya. Sebagai gambaran, pada tulisan ini ditampilkan
komposisi gizi crunchy peanut butter. Komposisi gizinya per saji (2 sendok
makan) sebagai berikut: energi 190 kkal, protein 8 g, lemak total 16 g, lemak tidak
jenuh 13 g, lemak jenuh 3 g, vitamin E 2 mg, niasin 4 mg, asam folat 30 mkg,
magnesium 52 mg, fosfor 104 mg, kalium 244 mg, kalsium 13 mg. Dari
komposisi gizi tersebut jelaslah bahwa selai kacang merupakan sumber energi,
protein, vitamin (E, niasin, dan asam folat), serta mineral (fosfor, kalium,
magnesium, dan kalsium). Sebagaimana produk kacang-kacangan lainnya, selai
kacang mengandung lemak cukup tinggi (16 g per 2 sendok makan)
(Astawan, 2008).
Mentega kacang tidak hanya lezat dikonsumsi saat dipadukan dengan roti,
bagel, roti panggang, atau dengan potongan buah, tetapi juga kaya nutrisi dan baik
jumlah total ini, 71% berasal dari lemak, 14% dari karbohidrat, dan 15% dari
protein
Syarat Mutu Mentega Kacang (Peanut Butter)
Adapun syarat mutu mentega kacang (Peanut butter) sesuai dengan
standarisasi nasional sebagai berikut:
Tabel 7. Syarat mutu mentega kacang
Karakteristik Jumlah
Warna, abu, dan konsistensi normal Kadar air maksimal (%) 3 Kadar abu maksimal (%) 2,7 Kadar lemak maksimal (%) 45-55 Kadar protein minimal (%) 25 Kadar serat kasar maksimal (%) 2 Logam berbahaya dan Arsen
Pb maksimal (ppm) 2 Cu maksimal (ppm) 30 Zn maksimal (ppm) 40 As maksimal (ppm) 1 Aflatoksin maksimal (ppb) 50 Sumber : Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 1992.
Sekilas Tentang Mentega Kacang Campuran (Mixed Peanut Butter)
Jambu mete mempunyai buah semu, dimana buah semu dapat
menghasilkan berbagai jenis makanan dan minuman, antara lain cocktail, asinan,
acar, manisan, sari buah, anggur, sirup, jelly, baddeg, vinegar (cuka manis),
dendeng, abon, tepung buah, selai/jam, bahkan pakan ternak. Dari anggur hingga
menjadi alkohol dan spiritus. Buah semu ini memiliki kandungan vitamin C 3 kali
kandungan vitamin C pada buah jeruk (Suprapti, 2005).
Berdasarkan kandungan unsur gizi dan kalorinya, maka buah semu jambu
mete layak untuk diolah menjadi produk-produk makanan dan minuman
buah semu jambu mete yang berfungsi sebagai pelengkap makanan adalah acar,
cuka, selai/jam (Suprapti, 2005).
Bahan Tambahan dalam Pembuatan Mentega Kacang Campur (Mixed Peanut Butter)
Bahan tambahan pangan dapat dibedakan atas dua golongan utama yaitu
yang tidak terdapat dalam bahan makanan dan yang ditambahkan pada bahan
makanan. Bahan kimia yang secara sengaja dicampurkan ke dalam bahan
makanan bertujuan untuk mempermudah pengolahan, berperan sebagai pengawet,
sebagai penambah cita rasa atau untuk meningkatkan kualitas bahan makanan
(Tranggono, et al., 1990).
Atas dasar tujuannya, penggunaan bahan tambahan dapat meningkatkan
atau mempertahankan nilai gizi, meningkatkan penerimaan konsumen,
meningkatkan kualitas, daya simpan dan membuat bahan makanan menjadi lebih
mudah dihidangkan. Beberapa contoh bahan tambahan pangan ini antara lain
pengendali keasaman, pengemulsi, pengental, pemberi cita rasa, pemanis,
pewarna dan pengawet (Tranggono, et al., 1990).
a. Gula pasir
Penambahan gula pada produk bukan saja untuk menghasilkan rasa manis
meskipun sifat ini sangatlah penting. Jadi, gula bersifat untuk menyempurnakan
rasa asam, cita rasa juga memberikan kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula,
memiliki kemampuan mengurangi kelembaban relatif (ERH) dan daya mengikat
air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan pangan
Gula digunakan dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam
produk-produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk
dalam pembuatan selai, jeli, marmalade, sari buah pekat, buah-buahan bergula dan
madu. Supaya terbentuk gel pektin kadar gula yang tinggi dan asam harus ada
dalam poduk selai dan jeli. Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam selai dan jeli
juga menambah stabilitas terhadap mikroorganisme karena gula menurunkan ERH
(Buckle, et al, 1987).
Sukrosa memiliki tingkat kemanisan 3 kali dari kemanisan dekstrosa.
Sukrosa bisa dikombinasikan dengan madu dalam pengolahan mentega kacang
campur (mixed peanut butter). Gula di dalam madu merupakan gula invert yaitu
campuran antara dekstrosa dan fruktosa. Gula ini lebih manis daripada sukrosa.
Kandungan gula di dalam madu memberikan pengaruh lebih terhadap
karakteristik aroma mentega kacang daripada komponen-komponen lain yang
terkandung dalam madu (Weiss, 1983).
b. Garam
Penambahan garam pada produk tertentu dapat berfungsi untuk
meningkatkan cita rasa dari produk itu sendiri. Kebutuhan garam sebagai
pemantap cita rasa adalah sebanyak 2 – 5% dari total bahan bakunya
(Suprapti, 2000).
Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan
tumbuh-tumbuhan segar. Pertama-tama garam akan berperan sebagai penghambat
selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau
proteolitik dan juga pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh
patogenik, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian pada
Streptococcus aureus dapat dihambat dengan konsentrasi garam 10 – 12%
(Buckle, et al, 1987).
c. Minyak kacang
Minyak kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah
satu kebutuhan manusia yang dipergunakan baik sebagai bahan pangan
(edible purpose) maupun bahan non pangan (non edible purpose). Sebagai bahan
pangan, minyak kacang tanah dipergunakan untuk minyak goreng, bahan dasar
pembuatan margarine, mayonnaise, salad dressing dan mentega putih
(shortening) dan mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan minyak jenis
lainnya karena dapat dipakai berulang-ulang untuk menggoreng bahan pangan
(Ketaren, 1986).
Minyak kacang merupakan stabilizer yang pertama kali dikembangkan
dalam proses pembuatan mentega kacang. Pada proses pembuatan mentega
kacang, semua minyak di dalam mentega kacang, termasuk sebagai penstabil yang
berasal dari kacang tanah itu sendiri. Penggunaan minyak kacang oleh salah satu
distribusi mentega sebagai penstabil mencapai 18% dari kacang yang telah
disangrai (Weiss, 1983).
Minyak kacang tanah mengandung 76 – 82% asam lemak tidak jenuh,
yang terdiri dari 40 – 45% asam oleat dan 30 – 35% asam linoleat. Asam lemak
jenuh sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat
sekitar 5%. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan
minyak. Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan
tokoferol yang merupakan antioksidan alami dan efektif dalam menghambat
proses oksidasi minyak kacang tanah (Ketaren, 1986).
Proses Pembuatan Mentega Kacang Campur (Mixed Peanut Butter)
Proses pembuatan mentega kacang campur (Mixed Peanut butter) terdiri
dari beberapa tahap sebagai berikut:
a. Sortasi
Kacang tanah dan kacang mete yang akan diolah menjadi selai kacang
dipilih yang sudah matang atau tua dan sehat, kacang tanah dan kacang mete yang
sehat adalah kacang yang tidak busuk, cacat, atau pecah dan bebas hama penyakit.
Kondisi tua dan matang diperlukan agar selai kacang yang dihasilkan mempunyai
aroma yang kuat dan memberikan tekstur yang halus dan rasa enak
(Satuhu, 1996).
Sortasi bahan baku seharusnya sudah dilakukan pada saat pembelian
bahan. Hal ini akan mempermudah sortasi di dalam pabrik dan sejumlah bahan
baku yang tidak layak akan sedikit. Sortasi dilakukan secara manual di atas meja
yang bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang rusak, cacat, busuk serta
bahan kotoran lainnya (Hambali, et al., 2006).
b. Penyanggraian
Penyanggraian adalah proses pengeringan yang relatif cepat. Kadar air
kacang tanah akan menyusut dari 5% menjadi 0,5%. Pengurangan kandungan air
ini dibarengi dengan keluarnya minyak dari permukaan kotiledon. Minyak kacang
ini keluar melalui sitoplasma sehingga sitoplasma menjadi bebas dari minyak
Penyanggraian seyogyanya dilakukan secara merata agar diperoleh warna
yang merata pula dan seragam dari pusat sampai ke permukaan setiap biji.
Masalah suhu harus di kendalikan dengan baik (tidak terlalu rendah maupun tidak
terlalu tinggi) sebab suhu yang terlalu rendah mengakibatkan bau kacang tanah
mentah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan gosong
(Indrasti, 2003).
c. Pendinginan
Di dalam tahap pendinginan ini dimaksudkan untuk memudahkan
pengupasan kulit ari kacang dan untuk mencegah perubahan warna kacang tanah
menjadi lebih gelap sehingga kualitas warna dan aroma tetap terjaga serta juga
menjaga kualitas rasa dari proses penyangraian tersebut (Indrasti, 2003).
d. Pengupasan kulit ari
Sebelum dilakukan penggilingan, tahap pengupasan kulit ari ini
dimaksudkan untuk menghindari timbulnya rasa pahit serta memperbaharui
penampilan produksi mentega kacang tanah agar lebih menarik (Indrasti, 2003).
e. Penggilingan
Tahap ini merupakan tahap yang kritis dimana penggilingan disamping
bertujuan untuk menghancurkan kacang tanah menjadi bentuk pasta, ternyata juga
sangat berdampak terhadap stabilitas emulsi mentega yang terbentuk. Perlu
diperhatikan bahwa semakin kecil ukuran partikel pasta akan semakin stabil
emulsi mentega yang terbentuk. Untuk menjaga stabilitas, disamping faktor
ukuran partikel pasta, maka selama penggilingan sering ditambah dengan bahan
pembantu seperti zat pengawet, emulsifier (CMC) sebanyak 5,5%, gula dan garam
f. Pengemasan
Sebelum dilakukan pengisian botol yang digunakan sebagai pengemas
disterilisasi terlebih dahulu. Botol dicuci bersih dan direndam selama 30 menit
dalam wadah yang berisi air yang telah ditambahkan klor sebanyak 5 – 10 ppm.
Kemudian botol dan tutup botol direbus sampai mendidih lalu dikeringkan dalam
oven. Selanjutnya dilakukan pengisian selai ke dalam botol, selai diisi sampai
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2010 di Laboratorium
Analisa Kimia Bahan Pangan Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah dan
kacang mete. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah gula pasir dan
garam.
Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah kloroform, NaCl,
dan nutrien agar.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, erlenmeyer,
blender, cawan aluminium, oven, alat soxhlet, pipet tetes, termometer, tabung
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) (Bangun, 1991), yang terdiri dari dua faktor, yaitu:
Faktor I : Perbandingan komposisi kacang mete dan kacang tanah (M) yang
terdiri dari 4 taraf, yaitu:
M1 = 10 : 90%
M2 = 20 : 80%
M3 = 30 : 70%
M4 = 40 : 60%
Faktor II : Lama penyangraian (L) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu:
L1 = 5 Menit
L2 = 10 Menit
L3 = 15 Menit
L4 = 20 Menit
Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah
4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut:
Tc (n-1) ≥ 15
16 (n-1) ≥ 15
16 n ≥ 30
n ≥ 1,93...dibulatkan menjadi 2
Model Rancangan
Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) dua
faktorial dengan model sebagai berikut:
Ŷijk= µ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk
dimana:
Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor M pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf
ke-j dengan ulangan ke-k
µ : Efek nilai tengah
αi : Efek faktor M pada taraf ke-i
βj : Efek faktor L pada taraf ke-j
(αβ)ij : Efek interaksi faktor M pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j
εijk : Efek galat dari faktor M pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j
dalam ulangan ke-k
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range
(LSR) (Bangun, 1991).
Pelaksanaan Penelitian
Kacang tanah kupas dan kacang mete disortasi terlebih dahulu agar terbebas
dari kotoran-kotoran yang melekat pada bahan, bahan baku yang baik dengan
bahan yang cacat (berlubang, luka, lecet, keriput, rusak, busuk) dipisahkan dan
dipilih bahan yang berkualitas baik. Kemudian kacang tanah dan kacang mete
disangrai pada suhu 170oC dengan lama penyangraian sesuai perlakuan yaitu
5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dengan perbandingan kacang mete dan
agar proses pemanasan tidak berlanjut, warnanya tidak berubah dan kadar
minyaknya dapat dipertahankan. Setelah itu dilakukan pengupasan kulit ari dan
pemisahan lembaga dari kacang tanah tersebut. Kemudian dihancurkan dengan
blender dan ditambahkan minyak kacang 10g, serta ditambahkan bahan lain
seperti gula 15% dan garam 1% dari berat bahan yang digunakan dan
dihomogenisasi selama 10 menit hingga membentuk pasta. Kemudian dikemas
dalam botol kaca yang sudah disterilisasi dan dilakukan analisa dan uji
organoleptik.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap
parameter sebagai berikut:
1. Kadar air (%)
2. Kadar abu (%)
3. Kadar lemak (%)
4. Daya lekat
5. Pemisahan emulsi (ml)
6. Uji organoleptik terhadap warna
7. Uji organoleptik terhadap aroma
8. Uji organoleptik terhadap rasa
Parameter Penelitian
1. Penentuan Kadar Air (%) (Dengan Metode Oven)
Ditimbang bahan sebanyak 5 gram di dalam aluminium foil yang telah
diketahui berat kosongnya. Kemudian bahan tersebut dikeringkan dalam oven
dengan suhu sekitar 105 oC – 110 oC selama 3 jam, selanjutnya didinginkan di
dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang kembali. Setelah itu, bahan
dipanaskan kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan
kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi
sampai diperoleh berat yang konstan (AOAC, 1984).
Kadar air = x100%
Penentuan kadar abu dilakukan dengan menggunakan muffle. Bahan
ditimbang sebanyak 5 gr kemudian dikeringkan dalam oven terlebih dahulu
selama 5 jam dengan suhu 105oC lalu didinginkan dalam desikator selama 15
menit. Kemudian bahan yang sudah kering dimasukkan ke dalam muffle dengan
suhu 300oC selama 1 jam dan dinaikkan suhu menjadi 500oC selama 3 jam lalu
didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang beratnya
(Sudarmadji, dkk., 1989).
Kadar abu dihitung dengan rumus :
Kadar abu =
3. Penentuan Kadar Lemak (Dengan Metode Soxhlet)
Ditimbang sampel sebanyak 5 gr dengan seksama. Kemudian dimasukkan
Sampel dimasukkan ke dalam alat soxhlet kemudian ditambahkan pelarut
khloroform secukupnya. Proses dilanjutkan dengan refluks selama ± 4 jam sampai
pelarut berwarna jernih. Selanjutnya pelarut diuapkan dalam oven suhu 80oC
hingga bobotnya tetap (AOAC, 1995).
Kadar lemak (%) = x100%
contoh berat
lemak gram
4. Penentuan Daya Lekat (numerik)
Penentuan uji daya lekat terhadap mentega kacang campuran ( mixed
peanut butter) yang dihasilkan dilakukan dengan uji hedonik. Caranya contoh
diuji oleh 10 panelis. Setiap panelis mengoleskan masing-masing sampel pada roti
dengan ketentuan uji kelekatan (Soekarto, 1981) sebagai berikut :
Tabel 4. Skala uji hedonik terhadap daya lekat
Skala hedonik Skala numerik
Sangat lekat (1 kali oles) 4 Lekat (2 kali oles) 3 Agak lekat (3 kali oles) 2 Tidak lekat (tidak bisa dioles) 1
5. Penentuan Pemisahan Emulsi (ml)
Penentuan pemisahan emulsi dapat dilakukan dengan cara
mengukur volume minyak yang terbentuk pada bagian atas mentega kacang
6. Penentuan Uji Organoleptik (Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur) (numerik)
Uji organoleptik terhadap warna dan aroma terhadap mentega kacang
campuran (mixed peanut butter) yang dihasilkan dilakukan kepada 10 orang
panelis dengan ketentuan uji kesukaan (Soekarto, 1981) pada Tabel 5.
Tabel 5. Skala uji hedonik terhadap warna
Skala hedonik Skala numerik
Coklat muda 4
Kuning kecoklatan 3
Coklat kekuningan 2
Coklat tua 1
Tabel 6. Skala uji hedonik terhadap aroma
Skala hedonik Skala numerik Sangat suka 4
Suka 3 Agak suka 2 Tidak suka 1
Uji organoleptik terhadap rasa terhadap mentega kacang campuran
(mixed peanut butter) yang dihasilkan dilakukan kepada 10 orang panelis dengan
ketentuan uji hedonik sebagai berikut:
Tabel 7. Skala uji hedonik terhadap rasa
Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 4
Suka 3
Agak suka 2
Uji organoleptik terhadap tekstur terhadap mentega kacang campuran
(mixed peanut butter) yang dihasilkan dilakukan kepada 10 orang panelis dengan
ketentuan uji hedonik sebagai berikut :
Tabel 8. Skala uji hedonik terhadap tekstur
Skala hedonik Skala numerik
Sangat halus 4
Halus 3
Agak halus 2
Gambar 1. Skema pembuatan mentega kacang campur (mixed peanut butter). Kacang tanah dan kacang mete
Disangrai pada suhu 170oC
Didinginkan minyak kacang 10g, gula 15% dan garam 0,5%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi kacang mete dan kacang
tanah serta lama penyanggraian memberikan pengaruh terhadap parameter yang
diamati. Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama
penyangraian terhadap parameter yang diamati dapat dijelaskan di bawah ini.
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap parameter yang diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi kacang mete dan kacang
tanah memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar lemak, kadar abu, daya
lekat, pemisahan emulsi, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa dan
tekstur mentega kacang yang dihasilkan.
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap parameter
yang diamati dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13. Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap parameter
Dari Tabel 13 memperlihatkan bahwa komposisi kacang mete dan kacang
tanah memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi
terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 1,858 % dan terendah terdapat pada
M4 yaitu sebesar 1,646 % dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar
1,614 %. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 75,533
% dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 74,416 %. Daya lekat
tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 3,413 dan terendah terdapat
pada perlakuan M1 yaitu sebesar 3,125. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada
perlakuan M4 yaitu sebesar 3,575 ml dan terendah pada perlakuan M1 yaitu
sebesar 1,125 ml. Uji organoleptik terhadap warna tertinggi terdapat pada
perlakuan M2 yaitu sebesar 2,838 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu
sebesar 2,775. Uji organoleptik terhadap aroma tertinggi terdapat pada perlakuan
M2 yaitu sebesar 2,875 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar
2,800. Uji organoleptik terhadap rasa tertinggi terdapat pada perlakuan M2 yaitu
sebesar 3,163 dan terendah terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 3,000. Uji
organoleptik terhadap tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar
3,050 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 2,638.
Pengaruh lama penyanggraian terhadap parameter yang diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyanggraian memberikan
pengaruh terhadap kadar air, kadar lemak, daya lekat, pemisahan emulsi, dan uji
organoleptik terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mentega kacang yang
dihasilkan. Pengaruh konsentrasi minyak kacang terhadap parameter yang diamati
Tabel 14. Pengaruh lama penyanggraian terhadap parameter yang diamati
Tabel 14 memperlihatkan bahwa lama penyanggraian memberikan
pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan L1 yaitu sebesar 1,878 % dan terendah terdapat pada perlakuan L4 yaitu
sebesar 1,610 %. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar
1,640 % dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 1,625 % Kadar
lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 75,533 % dan terendah
terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 74,875 %. Daya lekat tertinggi terdapat
pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,350 dan terendah terdapat pada perlakuan L1
yaitu sebesar 3,063. Pemisahan emulsi tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu
sebesar 3,000 ml dan terendah pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,163 ml. Uji
organoleptik terhadap warna tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar
2,850 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,725. Uji
organoleptik terhadap aroma tertinggi terdapat pada perlakuan L2 yaitu sebesar
2,850 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,788. Uji
organoleptik terhadap rasa tertinggi terdapat pada perlakuan L3 yaitu sebesar
3,188 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 2,938. Uji
organoleptik terhadap tekstur tertinggi terdapat pada perlakuan L2 yaitu sebesar
Kadar air (%)
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar air (%) Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa
komposisi kacang mete dan kacang tanah memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar air yang dihasilkan.
Hasil pengujian LSR terhadap kadar air dari setiap perlakuan dengan
konsentrasi minyak kacang dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Uji LSR efek utama hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar air (%)
Jarak LSR Komposisi kacang mete Rataan Notasi 0,05 0,01 dan kacang tanah 0,05 0,01
- - - M1 = 10:90 1,858 a A
2 0,040 0,056 M2 = 20:80 1,729 b B 3 0,042 0,058 M3 = 30:70 1,708 bc B
4 0,044 0,060 M4 = 40:60 1,693 c B Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 15 memperlihatkan bahwa M1 berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan M2, M3, dan M4. Perlakuan M2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan
M3 dan berbeda nyata terhadap M4. Perlakuan M3 berbeda tidak nyata dengan
perlakuan M4. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar
1,858 % dan terendah terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 1,693 %.
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar air
Gambar 2. Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar air (%).
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap
kadar air memperlihatkan bahwa semakin tinggi komposisi kacang mete maka
kadar air akan semakin menurun. Hal ini sesuai pernyatan Indrasti (2003) yang
menyatakan bahwa Pengurangan kandungan air ini dibarengi dengan keluarnya
minyak dari permukaan kotiledon. Minyak kacang ini keluar melalui sitoplasma
sehingga sitoplasma menjadi bebas dari minyak dan mempengaruhi kadar air dari
mentega kacang yang dihasilkan.
Pengaruh lama penyanggraian terhadap kadar air (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa lama
penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar air mentega kacang yang dihasilkan.
Hasil pengujian LSR terhadap kadar air dari setiap perlakuan dengan lama
Tabel 16. Uji LSR efek utama hubungan lama penyanggraian terhadap Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 16 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan L2, L3, dan L4. Perlakuan L2 berbeda sangat nyata dengan
perlakuan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan L4.
Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 1,878 % dan terendah
terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 1,610 %.
Hubungan lama penyanggraian terhadap kadar air yang dihasilkan dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3. Hubungan lama penyanggraian terhadap kadar air (%)
Hubungan lama penyanggraian terhadap kadar air memperlihatkan bahwa
semakin lama penyanggraian maka kadar akan menurun. Hal ini disebabkan
sehingga semakin lama penyanggraian maka kadar airnya semakin berkurang dan
minyak kacang akan semakin cepat keluar dari kotiledon. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Mariah (2008) yang menyatakan bahwa kadar air kacang mete akan
menurun pada saat pemasakan, karena pada suhu pemasakan yang lebih tinggi,
panas yang diterima bahan pun lebih meningkat, sehingga banyak jumlah air yang
diuapkan.
Pengaruh interaksi antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap kadar air (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa interaksi
antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air yang
dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar abu (%)
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar abu (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) memperlihatkan bahwa
komposisi kacang mete dan kacang tanah memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR
terhadap kadar lemak dari setiap perlakuan dengan konsentrasi minyak kacang
Tabel 17. Uji LSR efek utama hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar abu (%)
Jarak LSR Komposisi kacang mete Rataan Notasi 0,05 0,01 dan kacang tanah 0,05 0,01 - - - M1 = 10:90 1,614 a A
2 0,010 0,014 M2 = 20:80 1,635 ab A
3 0,011 0,015 M3 = 30:70 1,636 b A
4 0,011 0,015 M4 = 40:60 1,646 c B Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 17 memperlihatkan bahwa perlakuan M1 berbeda tidak nyata
terhadap perlakuan M2, berbeda nyata terhadap M3, dan berbeda sangat nyata
terhadap M4. Perlakuan M2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan M3 dan
berbeda nyata terhadap M4. Perlakuan M3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan
M4. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 1,646 % dan
terendah terdapat pada perlakuan M2 yaitu sebesar 1,614 %.
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar abu
mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar abu
memperlihatkan bahwa semakin tinggi komposisi kacang mete dan kacang tanah
maka kadar abu akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah
kandungan mineral yang terdapat pada kacang mete meningkat, sehingga kadar
abunya akan semakin meningkat.
Pengaruh lama penyanggraian terhadap kadar abu (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa lama
penyanggraian memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
kadar abu yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh interaksi antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap kadar abu (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa interaksi
antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu yang
dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar lemak (%)
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar lemak (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) memperlihatkan bahwa
komposisi kacang mete dan kacang tanah memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR
terhadap kadar lemak dari setiap perlakuan dengan konsentrasi minyak kacang
Tabel 18. Uji LSR efek utama hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar lemak (%)
Jarak LSR Komposisi kacang mete Rataan Notasi 0,05 0,01 dan kacang tanah 0,05 0,01
- - - M1 = 10:90 74,416 c C
2 0,223 0,306 M2 = 20:80 74,961 b B
3 0,234 0,322 M3 = 30:70 75,185 b B
4 0,240 0,330 M4 = 40:60 75,533 a A Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 18 memperlihatkan bahwa perlakuan M1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan M2, M3, dan M4. Perlakuan M2 berbeda tidak nyata dengan
perlakuan M3 dan berbeda sangat nyata terhadap M4. Perlakuan M3 berbeda
sangat nyata dengan perlakuan M4. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan
M4 yaitu sebesar 75,533 % dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar
74,416 %.
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar
lemak mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap kadar lemak
memperlihatkan bahwa semakin tinggi komposisi kacang mete maka kadar
lemaknya akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan kacang mete mempunyai
kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi sebesar 82%. Hal ini sesuai dengan
literatur wikipedia (2010) yang mengatakan bahwa bahwa lemak pada kacang
mete tersusun atas 18% asam lemak jenuh dan 82% asam lemak tak jenuh .
Pengaruh lama penyanggraian terhadap kadar lemak (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa lama
penyanggraian memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
kadar lemak yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh interaksi antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap kadar lemak (%)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) memperlihatkan bahwa interaksi
antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar lemak yang
dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Daya lekat
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap daya lekat Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa
konsentrasi minyak kacang memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05)
terhadap daya lekat yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap daya lekat dari
setiap perlakuan dengan komposisi kacang mete dan kacang tanah dapat dilihat
Tabel 19. Uji LSR efek utama hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap daya lekat (numerik)
Jarak LSR Komposisi kacang mete Rataan Notasi 0.05 0.01 dan kacang tanah 0.05 0.01
- - - M1 = 10:90 3,125 c B
2 0,088 0,121 M2 = 20:80 3,238 b B 3 0,092 0,127 M3 = 30:70 3,250 b B
4 0,095 0,130 M4 = 40:60 3,413 a A Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 19 memperlihatkan bahwa perlakuan M1 berbeda nyata terhadap
perlakuan M2, M3,dan berbeda sangat nyata terhadap M4. Perlakuan M2 berbeda
tidak nyata dengan perlakuan M3 dan berbeda sangat nyata M4. Perlakuan M3
berbeda sangat nyata dengan perlakuan M4. Daya lekat tertinggi terdapat pada
perlakuan M4 yaitu sebesar 3,413 dan terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu
sebesar 3,125.
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap daya lekat
yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6. Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap daya lekat (numerik)
Hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap daya lekat
memperlihatkan bahwa semakin tinggi komposisi kacang mete dan kacang tanah
yang ditambahkan maka daya lekat akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena pada kacang mete banyak terdapat asam lemak tak jenuh sehingga pada
saat proses homogenisasi lebih cepat membentuk pasta dan apabila dioleskan ke
roti maka akan lebih cepat juga melekat pada roti tersebut.
Pengaruh lama penyanggraian terhadap daya lekat
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa lama
penyangraian memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya
lekat yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR terhadap daya lekat dari setiap
perlakuan dengan lama penyangraian dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
Tabel 20. Uji LSR efek utama hubungan lama penyanggraian terhadap daya lekat
Jarak LSR Lama Rataan Notasi
0,05 0,01 Penyanggraian 0,05 0,01
- - - L1 = 5 menit 3,063 b C
2 0,088 0,121 L2 = 10 menit 3,300 a B
3 0,092 0,127 L3 = 15 menit 3,313 a B
4 0,095 0,130 L4 = 20 menit 3,350 a A Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Tabel 20 memperlihatkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan L2 dan L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan L3 dan berbeda nyata terhadap L4. Perlakuan L3 berbeda nyata terhadap
perlakuan L4. Daya lekat tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar 3,350
dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 3,063.
Hubungan lama penyanggraian terhadap daya lekat yang dihasilkan dapat
Gambar 7. Hubungan lama penyanggraian terhadap daya lekat
Hubungan lama penyanggraian terhadap daya lekat memperlihatkan
bahwa semakin lama penyanggraian maka daya lekat mentega kacang akan
semakin meningkat. Hal ini karena pada saat penyanggraian kacang akan
mengeluarkan minyak yang terkandung di dalamnya dimana semakin lama
disangrai maka minyak yang terkandung di dalam kacang tanah akan semakin
banyak keluar dan akan mempengaruhi juga pada saat proses homogenisasi.
Pengaruh interaksi antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap daya lekat
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) memperlihatkan bahwa interaksi
antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya lekat yang
dihasilkan.
Hasil pengujian LSR menunjukkan pengaruh interaksi antara komposisi
kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap daya lekat
Tabel 21. Nilai daya lekat tertinggi berada pada kombinasi perlakuan M4L2 yaitu
sebesar 3,500 dan terendah berada pada kombinasi perlakuan M1L1 yaitu sebesar
2,650.
Tabel 21. Uji LSR efek utama hubungan interaksi antara komposisi kacang mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian terhadap daya lekat
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
Pengaruh interaksi antara lama penyangraian dan konsentrasi minyak
kacang terhadap daya lekat mentega kacang yang dihasilkan dapat dilihat pada
Gambar 8. Gambar 8 memperlihatkan bahwa hubungan antara komposisi kacang
mete dan kacang tanah serta lama penyanggraian sangat mempengaruhi maka
daya lekat mentega kacang akan semakin meningkat.
Peningkatan ini dapat dilihat dari lama penyanggraian 5 menit meningkat
daya lekatnya pada waktu penyangraian 10 menit dan terus meningkat sampai
terhadap konsumen. Semakin banyak komposisi kacang mete dan kacang tanah
maka mentega kacang akan lebih mudah dioleskan pada roti.
Gambar 8. Hubungan interaksi antara lama penyangraian dan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap daya lekat
Pemisahan emulsi (ml)
Pengaruh komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap pemisahan emulsi (ml)
Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa komposisi
kacang mete dan kacang tanh memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap pemisahan emulsi yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR
terhadap pemisahan emulsi dari setiap perlakuan dengan komposisi kacang mete
dan kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
Tabel 22. Uji LSR efek utama hubungan komposisi kacang mete dan kacang tanah terhadap pemisahan emulsi (ml)
Jarak LSR Komposisi kacang mete Rataan Notasi 0,05 0,01 dan kacang tanah (g) 0,05 0,01
- - - M1 = 10:90 1,125 c C
2 0,122 0,167 M2 = 20:80 2,163 b B 3 0,128 0,176 M3 = 30:70 3,538 a A