TUGAS AKHIR
APLIKASI METODE KEANDALAN WAKTU
PERJALANAN DALAM PEMILIHAN RUTE DI
PERUMNAS MANDALA
(KAJIAN LITERATUR)
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas Dan untuk memenuhi syarat untuk menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
040404039
SYAWALUDDIN HASUGIAN
Pembimbing
NIP. 19710914 200012 1 001
Medis S.Surbakti,ST,MT
BIDANG STUDI TRANSPORTASI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
ABSTRAK
Informasi tentang perkiraan waktu perjalanan lalulintas sangat berguna bagi para pengguna jalan karena pengguna jalan tersebut dapat memilih dan menentukan waktu perjalanan terbaik yang akan dilaluinya pada rute yang telah ditentukan/dilewati sebelum melakukan perjalanan. Untuk itu diperlukan suatu ukuran waktu perjalanan yang dapat diandalkan/dipercaya agar para pengguna jalan tersebut dapat sampai di tempat/tujuan perjalanannya dengan tepat waktu atau dengan kata lain, perjalanannya tidak mengalami keterlambatan.
Perhitungan waktu perjalanan berdasarkan Keandalan Waktu Perjalanan (Travel Time Reliability) memang masih jarang dibahas secara mendetail dalam perkuliahan, namun teori ini dapat membantu dan memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi para pengguna jalan, pengiriman barang ataupun untuk manajemen sistem transportasi. Untuk mengaplikasikan teori ini, maka diadakan penelitian/penelitian sederhana dimana daerah Perumnas Mandala digunakan sebagai daerah penelitian. Tujuan akhir dari penelitian sederhana ini untuk mengembangkan informasi tentang waktu perjalanan pada rute yang telah ditentukan yang dikembangkan dengan menggunakan data waktu perjalanan/waktu perjalanan rata-rata secara waktu nyata. Beberapa hal yang diperlukan dalam perhitungan keandalan waktu perjalanan ini adalah waktu perjalanan, 95th waktu perjalanan, waktu rata-rata perjalanan (average travel time) dan waktu tambahan (buffer time).
Dari 120 responden pelaku perjalanan dari Perumnas Mandala menuju pusat kota (lapangan Merdeka Medan) diperoeh 3 rute yang paling umum digunakan yaitu masing- masing rute I 15.8%, rute II 12.5% dan rute III 11.6% dan di dalam perhitungan keandalan waktu perjalanan yang didapat di lapangan, diperoleh batas keandalan waktu perjalanan (Travel Time Reliability) sebesar 36.6 menit pada rute I, 39.09 menit rute II dan 40.8 menit pada rute III. Jika dibandingkan terhadap 48 (empat puluh delapan) responden yang memilih ke tiga rute tersebut, terdapat (26.5%) responden yang memiliki perkiraan waktu yang dikatakan tidak andal berdasarkan teori Keandalan Waktu Perjalanan, selebihnya untuk 74.5% responden lainnya masih memiliki perkiraan waktu yang bisa dikatakan andal.
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan baik. Tugas
akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan menempuh ujian sarjana pada
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul
tugas akhir ini adalah “Aplikasi Metode Keandalan Waktu Perjalanan Dalam
Pemilihan Rute Di Perumnas Mandala”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penulisan Tugas Akhir ini
banyak sekali bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,
penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, untuk segala rahmat dan hidayah-Nya.
2. Bapak Medis S. Surbakti,ST,MT sebagai dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikiran ataupun masukan yang sangat
berharga dalam penyusunan/penulisan Tugas Akhir ini hingga selesai.
3. Bapak Prof.Dr.Ing. Johannes Tarigan sebagai ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Bapak Ir. Terunajaya, Msc sebagai sekretaris Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pembanding yang telah memberikan masukan dan
6. Istimewa untuk orang tua tercinta, K. Hasugian dan N. Munte yang senantiasa
mencurahkan segenap kasih sayang dan segala dukungan yang tidak dapat
terbalas oleh penulis.
7. Untuk kakak penulis Wahda Kesogihen beserta abang Tuahta Ginting, ke dua
bere penulis dan tiga orang adik (Wadi, Kada, Jawari) terima kasih atas cinta,
doa dan dukungannya kepada penulis.
8. Buat semua sahabat penulis (Mejen, leo, Bens, Amrin, mejer, Jun, dogol &
cond, Ical, Gajut, Dod,Per, Jong Elak, Jack, Bolon, Samm, mike, Mario, Nuek,
Ndre, Robb, Pe2ng, Gober, Emir, Rustxell) beserta semua teman-teman
stambuk 04, 05, 06, 07 dan 08 yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu, terimakasih atas segala doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta referensi yang penulis miliki.
Untuk itu penulis mengharapkan saran-saran dan kritik demi perbaikan pada
masa-masa yang akan datang.
Medan, 2010
04 0404 039
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR ISTILAH ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum ... 1
I.2 Latar belakang ... 2
I.3 Perumusan Masalah ... 4
I.4 Pembatasan Masalah ... 4
I.5 Tujuan Penulisan ... 5
I.6 Manfaat Penulisan ... 5
I.8 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pemilihan Rute Jaringan Jalan ... 7
II.1.2 Model Analisa Pemilihan Rute ... 8
II.1.3 Pembebanan rute ... 11
II.1.4 Proses Pemilihan Rute ... 12
II.1.5 Faktor penentu pemilihan rute ... 17
II.2 Studi Waktu Perjalanan dan Tundaan ... 15
II.2.1 Waktu Perjalanan ... 18
II. 2.2 Kecepatan ... 19
II.2.3 Tundaan . 19 II.3 Karakteristik arus pada Ruas Jalan... 20
II.3.1 Hubungan antara Volume, Kecepatan dan Kerapatan. ... 21
II.4 Metode survey waktu tempuh kenderaan ... 23
II.5 Pengenalan Metode Travel Time Reliability ... 25
II.5.1 Umum 25 II.5.2 Keandalan waktu perjalanan dalam pemilihan rute... 26
II.5.3 Skema Umum Penggunaan Reliability ... 26
II.6 Keaslian Penelitian ... 28
BAB III METOTODOLOGI PENELITITAN III.1 Umum ... 30
III.2 Rencana Kerja ... 31
III.2.1 Studi Pendahuluan dan Kajian Pustaka ... 31
III.2.3 Perancangan dan Pelaksanaan Survei Penelitian ... 32
III.2.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 33
III.2.5 Kompilasi Data ... 33
III.3 Metode kenderaan contoh (floating car methode ) ... 33
III.3.1 Pengertian ... 33
III.3.2 Tata Cara Survey ... 34
III.3.3 Perhitungan Hasil Survey ... 34
III.3.4 Perhitungan Nilai Reliability ... 35
III.3.5 Kesimpulan dan Saran ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Penelitian ... 37
IV.1.1 Lokasi penelitian ... 37
IV.1.2 Populasi dan sampel ... 37
IV.2 Karakteristik Responden ... 38
IV.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 38
IV.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat pendidikan ... 39
IV.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 40
IV.3 Survei Pemilihan Rute ... 42
IV.3.1 Waktu perjalanan pada masing-masing segmen waktu Rute I ... 46
IV.3.2 Waktu perjalanan pada masing-masing segmen waktu Rute II ... 52
IV.3.3 Waktu perjalanan pada masing-masing segmen waktu Rute III ... 58
IV.4.1 Total waktu perjalanan pada rute I... 64
IV.4.2 Total waktu perjalanan pada rute II ... 67
IV.4.3 Total waktu perjalanan pada rute III ... 71
IV.5 Analisa Keandalan Waktu Perjalanan Dari Masing-Masing Rute ... 74
IV.5.1 Analisa Keandalan Waktu Perjalanan rute I ... 74
IV.5.2 Analisa Keandalan Waktu Perjalanan rute II ... 80
IV.5.3 Analisa Keandalan Waktu Perjalanan rute III ... 86
IV.6 Karakteristik Responden di Masing - Masing Rute ... 92
IV.6.1 Latar Belakang memilih rute ... 92
IV.6.2 Berdasarkan Perkiraan waktu Perjalanan ... 93
IV.6.3 Berdasarkan waktu tambahan responden ... 94
IV.7 Analisa Keandalan Waktu Perjalanan (Responden) ... 95
IV.7.1 Rute I ... 95
IV.7.2 Rute II ... 97
IV.7.3 Rute III ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 102
V.2 Saran ... 103
DAFTAR ISTILAH
Average Travel Time :Rata-rata waktu perjalanan (menit)
Buffer Time :Waktu tambahan (menit)
Delay :Tundaan
On peak :Waktu Sibuk
Off peak :Waktu tidak sibuk
Planning time :Waktu perjalanan rencana (menit0
Reliability :Keandalan
Traffic :Arus lalu lintas
Travel Time :Waktu Perjalanan
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Pengelompokan Mode Pemilihan Rute... 8
Tabel IV.1 Kelompok Responden Berdasarkan Usia... 38
Tabel IV.2 Tingkat Pendidikan ... 39
Tabel IV.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 41
Tabel IV.4 Hasil Survey Rute Yang Umumya di Gunakan Pelaku Perjalanan ... 44
Tabel IV.5 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 46
Tabel IV.6 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 46
Tabel IV.7 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 47
Tabel IV.8 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 47
Tabel IV.9 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 48
Tabel IV.10 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 48
TabelIV.11 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 49
Tabel IV.12 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 49
Tabel IV.13 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 50
Tabel IV.14 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 50
Tabel IV.15 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 51
Tabel IV.16 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 51
Tabel IV.17 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 52
Tabel IV.19 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 53
Tabel IV.20 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 53
Tabel IV.21 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 54
Tabel IV.22 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 54
Tabel IV.23 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 55
Tabel IV.24 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 55
Tabel IV.25 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 56
Tabel IV.26 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 56
Tabel IV.27 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 57
TabelIV.28 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 57
Tabel IV.29 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 58
Tabel IV.30 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 58
Tabel IV.31 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 59
Tabel IV.32 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 59
Tabel IV.33 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 60
Tabel IV.34 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 60
Tabel IV.35 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 61
Tabel IV.36 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 61
Tabel IV.37 Data Waktu Tempuh pada Siang Hari ... 62
Tabel IV.38 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 62
Tabel IV.39 Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari ... 63
Tabel IV.41 Data Waktu Perjalanan rute I ... 64
Tabel IV.42 Data Waktu Perjalanan ... 65
Tabel IV.43 Data Waktu Perjalanan rute II ... 67
Tabel IV.44 Data Waktu Perjalanan ... 69
TabelIV.45 Data Waktu Perjalanan rute III ... 71
Tabel IV.46 Data Waktu Perjalanan ... 73
Tabel IV.47 Data Total Waktu Perjalanan ... 75
Tabel IV.48 Data Total Waktu Perjalanan ... 80
Tabel IV.49 Data Total Waktu Perjalanan ... 86
Tabel IV.50 Latar belakang Pemilihan Rute ... 93
Tabel IV.51 Perkiraan total Waktu Perjalanan Oleh Responden ... 94
Tabel IV.52 Perkiraan total Waktu tambahan Oleh Responden ... 95
Tabel IV.53 Data Total Waktu Perjalanan ... 96
Tabel IV.54 Data Total Waktu Perjalanan ... 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Ilustrasi Pemilihan Rute Alternatif ... 15
Gambar II.2 Hubungan antara kecepatan dengan kepadatan ... 21
Gambar II.3 Hubungan antara Arus dengan Kepadatan ... 22
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Jumlah dan Jenjang Usia Responden ... 39
Grafik IV.2 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Responden ... 40
Grafik IV.3 Jenis dan Jumlah Perkerjaan Responden ... 41
Grafik IV.4 Jumlah Responden Pemilih Rute ... 45
Grafik IV.5 Distribusi Waktu Perjalanan Pada Rute I... 79
Grafik IV.6 Distribusi Waktu Perjalanan Pada Rute II ... 85
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Program Kerja
LAMPIRAN B Format Quisioner
LAMPIRAN C Format Survey Waktu Perjalanan
LAMPIRAN D Foto Survey
ABSTRAK
Informasi tentang perkiraan waktu perjalanan lalulintas sangat berguna bagi para pengguna jalan karena pengguna jalan tersebut dapat memilih dan menentukan waktu perjalanan terbaik yang akan dilaluinya pada rute yang telah ditentukan/dilewati sebelum melakukan perjalanan. Untuk itu diperlukan suatu ukuran waktu perjalanan yang dapat diandalkan/dipercaya agar para pengguna jalan tersebut dapat sampai di tempat/tujuan perjalanannya dengan tepat waktu atau dengan kata lain, perjalanannya tidak mengalami keterlambatan.
Perhitungan waktu perjalanan berdasarkan Keandalan Waktu Perjalanan (Travel Time Reliability) memang masih jarang dibahas secara mendetail dalam perkuliahan, namun teori ini dapat membantu dan memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi para pengguna jalan, pengiriman barang ataupun untuk manajemen sistem transportasi. Untuk mengaplikasikan teori ini, maka diadakan penelitian/penelitian sederhana dimana daerah Perumnas Mandala digunakan sebagai daerah penelitian. Tujuan akhir dari penelitian sederhana ini untuk mengembangkan informasi tentang waktu perjalanan pada rute yang telah ditentukan yang dikembangkan dengan menggunakan data waktu perjalanan/waktu perjalanan rata-rata secara waktu nyata. Beberapa hal yang diperlukan dalam perhitungan keandalan waktu perjalanan ini adalah waktu perjalanan, 95th waktu perjalanan, waktu rata-rata perjalanan (average travel time) dan waktu tambahan (buffer time).
Dari 120 responden pelaku perjalanan dari Perumnas Mandala menuju pusat kota (lapangan Merdeka Medan) diperoeh 3 rute yang paling umum digunakan yaitu masing- masing rute I 15.8%, rute II 12.5% dan rute III 11.6% dan di dalam perhitungan keandalan waktu perjalanan yang didapat di lapangan, diperoleh batas keandalan waktu perjalanan (Travel Time Reliability) sebesar 36.6 menit pada rute I, 39.09 menit rute II dan 40.8 menit pada rute III. Jika dibandingkan terhadap 48 (empat puluh delapan) responden yang memilih ke tiga rute tersebut, terdapat (26.5%) responden yang memiliki perkiraan waktu yang dikatakan tidak andal berdasarkan teori Keandalan Waktu Perjalanan, selebihnya untuk 74.5% responden lainnya masih memiliki perkiraan waktu yang bisa dikatakan andal.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Umum
Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam intensitas
aktifitas sosial ekonomi seiring dengan kemajuan ekonomi yang telah terjadi. Jumlah
penduduk yang semakin meningkat di suatu wilayah merupakan faktor utama
pembangkit kebutuhan perjalanan sehingga pada akhirnya perlu adanya tingkat
efisiensi perjalanan. Peningkatan jumlah pergerakan yang terjadi sebagai akibat dari
perkembangan aktifitas masyarakat sehingga menuntut akan kualitas maupun
kuantitas prasarana yang harus seimbang.
Salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan pengembangan
suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar daerah
adalah Jalan Raya. Sebagai prasarana perhubungan pada hakekatnya jalan
merupakan unsur penting dalam mewujudkan sasaran pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan tercapainya stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis.
Didalam undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2004 tentang
prasarana jalan, disebutkan bahwa jalan mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan perkembangan kehidupan bangsa. Maka jalan darat ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Dalam rangka membantu mengembangkan daerah, maka diperlukan adanya
sekalipun. Maka perencanaan pembuatan jalan raya mempunyai banyak aspek dan
bidang lain selain bidang teknik, misalnya bidang ekonomi, sosial, politik dan
lain-lain. Untuk mempertinggi tingkat pelayanan suatu jaringan jalan maka para ahli
teknik lalu lintas tidak henti-hentinya mengembangkan metode-metode yang telah
ada dan dicari metode lain yang lebih efisien dalam penggunaannya salah satunya
inilah metode jarak terpendek yang dapat membantu pengendara mencapai tempat
tujuan dengan waktu yang lebih cepat dan lebih efisien. Masalah yang berhubungan
dengan pergerakan lalu lintas pada suatu jalan di dalam kota merupakan
permasalahan yang rumit bagi pengatur lalu lintas.
I.2 Latar Belakang
Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia, peningkatan
pergerakan menyebabkan tidak terlepasnya masalah kemacetan dan tundaan di kota
ini. Masalah kemacetan dan tundaan biasanya sangat sering terjadi di daerah
perkotaan karena kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Penduduk
merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu kota yang diiringi dengan
pertumbuhan wilayah perkotaan dan perekonomian terutama di kota-kota besar dan
kota-kota pendukung sekitarnya serta kota-kota yang memiliki pusat-pusat kegiatan
tertentu. Penyebaran kegiatan ekonomi tidak terpusat di satu tempat saja. Oleh sebab
itu, perjalanan merupakan aktivitas yang sudah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat
biaya tambahan, tundaan, kemacetan dan bertambahnya polusi udara dan suara.
Pemerintah telah banyak melakukan usaha penanggulangan, diantaranya membangun
jalan bebas hambatan, jalan tol, dan jalan lingkar namun masalah tersebut tidak dapat
terselesaikan dengan mudah.
Sebagai kota nomor tiga terbesar di Indonesia dan juga ibukota propinsi
Sumatera Utara, Medan memiliki kemajuan pesat di segala bidang seperti dalam
bidang sosial, ekonomi, dan lain-lain. Maka sangat wajar apabila aktivitas
penduduknya relatif tinggi. Pusat kota medan menjadi tarikan yang besar bagi
daerah-daerah di sekitarnya, salah satunya adalah pergerakan dari Perumnas
Mandala.
Perumnas Mandala terletak di Kecamatan Medan Denai, salah satu dari 21
da
di selatan, da
kota Medan, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 137.690 jiwa. Luasnya
adalah 11,19 KM² dan kepadatan penduduknya adalah 12.304,73 jiwa/km². Di
kecamatan ini, terdapat kompleks pemukiman padat penduduk yang dibangun sekitar
tahun
Kebutuhan akan perjalanan menuntut adanya pemilihan akan rute terbaik dari
Perumnas Mandala ke pusat kota Medan sehingga dapat mengefisiensikan jarak,
waktu, dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai daerah tujuan tersebut. setiap
pelaku perjalanan berusaha mencari rute terbaik masing-masing yang dapat
akan mencoba mencari beberapa rute alternatif yang akhirnya berakhir pada suatu
pola rute yang stabil setelah beberapa kali mencoba-coba.
Untuk memperoleh informasi hal-hal apa sajakah yang menjadi pertimbangan
masyarakat Perumnas Mandala dalam memilih rute menuju pusat kota dan
bagaimana sebenarnya kemampuan rute tersebut menampung pergerakan lalulintas.
Maka perlu dilakukan penelitian dengan judul aplikasi metode keandalan waktu
perjalanan dalam pemelihan rute di Perumnas Mandala.
I.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Alasan apakah yang menjadi penentu masyarakat Perumnas Mandala dalam
menentukan rute perjalanan
2. Apakah dalam melakukan perjalanan dari perumnas manadala menuju pusat
kota masyarakat memperhatikan keandalan waktu.
I.4 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan berupa survey di dua rute jalan dengan pergerakan
2. Analisa diambil berdasarkan jam puncak pada hari sibuk dengan menggunakan
waktu sebagai variabel.
I.5 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk memperoleh informasi perbandingan rute jalan yang satu dengan rute
jalan yang lain berdasarkan keandalan waktu perjalanan.
2. Untuk memperoleh informasi apakah dalam menentukan rute masyarakat
Perumnas Mandala memperhatikan keandalan dari rute tersebut.
I.6 Manfaat Penulisan
Penelulisan ini diharapkan dapat menambah informasi kepada pembaca
mengenai pemelihan rute dan keandalan waktu perjalanan.
I.7 Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang
dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah
sebagai berikut.
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB.II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini meliputi pengambilan teori dari beberapa sumber bacaan yang
mendukung analisa permasalahan yang berkaitan dengan Tugas Akhir ini.
BAB.III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang pendiskripsian dan langkah – langkah kerja yang
akan dilakukan dengan cara memperoleh data – data yang relevan dengan penelitian
ini.
BAB.IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas tentang pengumpulan data – data yang di peroleh,
selanjutnya data – data tersebut di olah untuk mendapatkan beberapa kesimpulan.
BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan logis berdasarkan analisa data, temuan dan bukti
yang di sajikan sebelumnya yang menjadi dasar untuk menyusun suatu saran sebagai
suatu usulan.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pemilihan Rute Jaringan Jalan II.1.1 Umum
Dewasa ini jaringan jalan di kota besar di Indonesia mengalami permasalahan
transportasi yang sangat kritis seperti kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh
tingginya tingkat urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, kepemilikan kendaraan, serta
berbaurnya peranan fungsi jalan arteri, kolektor, dan lokal sehingga jaringan jalan
tidak dapat berfungsi secara efisien.
Pada sistem transportasi tersebut dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan
dapat terjadi pada beberapa tingkat. Yang paling sederhana keseimbangan pada
sistem jaringan jalan; setiap pelaku perjalanan berusaha mencari rute terbaik
masing-masing yang meminimumkan biaya perjalanannya (misalnya waktu). Hasilnya,
mereka akan mencoba mencari beberapa rute alternative yang akhirnya berakhir pada
suatu pola rute yang stabil setelah beberapa kali mencoba-coba.
Proses pengalokasian pergerakan tersebut menghasilkan suatu pola rute yang
arus pergerakannya dapat dikatakan berada dalam keadaan seimbang jika setiap
pelaku perjalanan tidak dapat lagi mencari rute yang lebih baik untuk mencapai zona
tujuannya karena mereka telah bergerak pada rute terbaik yang telah tersedia.
Kondisi ini disebut kondisi keseimbangan jaringan jalan.
Adanya perbedaan berdasarkan tujuan pergerakan menghasilkan penyebaran
kendaraan pada masing-masing rute, hal ini disebut proses stokastik
(mempertimbangkan peranannya) didalam pemilihan rute. Metode analisis pemilihan
rute yang dipakai dalam pembebanan lau lintas sangat bergantung pada salah satu
bagian analisis. Tapi sebaliknya, jika unsur stokastik dihilangkan, maka perhitungan
kapasitas jalan (V/C) rasio sangat diperlukan (Ofyar,2000). Dua unsur yang ekstrim
dan kontroversial ini mengakibatkan adanya 4 (empat) metode dalam analisis
pemilihan rute.
Tabel 2.1. Pengelompokan mode pemilihan rute
Pengaruh (Unsur) yang Lebih Dipertimbangkan
Pengaruh Stokastik Dipertimbangkan?
Tidak Ya
ApakahPengaruh kendala kapasitas dipertimbangkan ?
Tidak
Model Semua atau tidak sama
sekali (all-ornothing)
Model
Stokastik
Murni
Ya Model Keseimbangan Wardrop
Model pengguna
Stokastik
Sumber: Tamin, O.Z (1997)
1. Semua atau tidak sama sekali (All-Or-Nothing)
Model ini tidak memperdulikan pengaruh kendala kapasitas suatu ruas
jalan,apakah ruas jalannya macet atau tidak, maka seluruh pemakai jalan
(pelaku perjalanan) akan memilih ruas jalan yang terdekat, waktunya singkat,
stokastik juga tidak ada sama sekali karena seluruh pemakai jalan hanya
dipengaruhi oleh bagaimana meminimalkan jarak, waktu dan ongkos.
Akibatnya ruas jalan yang lainnya (alternative) menjadi sepi. Hanya tiga
variable yang mempengaruhi perilaku pengguna jalan yaitu :
• jarak minimal
• Waktu minimal
• Ongkos minimal
2. Model Keseimbangan Wardrop
Model ini sesuai dengan hukum wardrop dalam pembebanan arus lalu lintas
pada suatu ruas dalam jaringan jalan yang menghubungkan suatu zona asal
dengan suatu zona tujuan. Hukum wardrobe menyatakan bahwa pemakai jalan
akan terpengaruh oleh variable kepadatan volume lalu-lintas (v/c ratio-Tingkat
kemacetan) yaitu, apabila suatu ruas jalan sudah macet, pemilih jalan akan
memilih ruas jalan yang tingkat kemacetannya rendah serta
mempertimbangkan variabel jarak terpendek, waktu tersingkat dan ongkos
termurah, sehingga terjadi keseimbangan antara ruas jalan yang pertama dan
ruas jalan yang terakhir.
Walaupun demikian si pemakai jalan mengalami kekurangan informasi
mengenai jarak terpendek, waktu tersingkat dan ongkos termurah, sehingga
timbul perbedaan persepsi diantara pemakai jalan tentang jarak, waktu, dan
ongkos minimal. Maka probabilitas (kemungkinan) suatu ruas/rute jalan yang
akan dipilih sipengguna jalan dapat didekati dengan model persamaan sebagai
P(k)= . . . (1)
Dimana :
P(k) = Probabilitas pengguna jalan menggunakan ruas/rute k
Tk = Waktu perjalanan pada ruas/rute k.
b = Parameter diversi lalu-lintas.
3. Model Stokastik Murni
Model ini dipakai berdasarkan pada asumsi bahwa para pelaku perjalanan
yang akan menggunakan rute alternative, perilakunya tidak dipengaruhi
sedikitpun oleh kondisi ruas jalan yang macet (kendala kapasitas), sehingga
masing-masing individu pelaku perjalanan memiliki persepsi yang
berbeda-beda mengenai rute terbaik (jarak terpendek, waktu tersingkat dan ongkos
termurah). Sebagai akibatnya bermainlah faktor acak dan variable random yang
sulit untuk diukur seperti variable pemandangan alam yang indah, keamanan,
kebiasaan, persepsi yang berbeda, kesalah informasi, dan kesalahan lainnya.
4. Model penggunaan Stokastik
Model ini menggabungkan unsur random (stokastik) dengan kepadatan arus
lalu-lintas pada suatu rute. Model/pendekatannya mengikuti fungsi biaya yang
dipengaruhi kepadatan lalu-lintas pada suatu ruas jalan. Setiap ruas jalan
memiliki peluang yang sama untuk dipilih pengguna ruas jalan, karena
masing-masing pengguna memiliki persepsi yang berbeda-beda (relative) terhadap
II.1.3 Pembebanan rute
Pada tahap pembebanan rute, beberapa prinsip digunakan untuk membebankan
rute Asal Tujuan pada jaringan jalan yang akhirnya menghasilkan informasi arus
lalulintas pada setiap ruas jalan, tetapi hal ini bukanlah satu-satunya informasi.
Terdapat beberapa informasi tambahan lainnya yang bisa dihasilkan sebagaimana
diuraikan berikut ini:
a. Primer
• Ukuran kinerja jaringan seperti arus dan kondisi jaringan jalan
• Taksiran biaya (waktu) perjalanan antarzona untuk tingkatkan kebutuhan
pergerakan tertentu.
b. Sekunder
• Taksiran rute yang digunakan oleh antar-pasangan-zona
• Analisis pasangan zona yang menggunakan ruas jalan tertentu
Secara umum diharapkan bahwa informasi primer tersebut bisa didapatkan
secara lebih tepat dibandingkan dengan informasi sekunder. Informasi utama yang
dibutuhkan dalam pembebanan rute adalah:
• Pergerakan dari asal ke tujuan yang menyatakan kebutuhan akan pergerakan.
Data ini biasanya berupa waktu perjalanan pada jam sibuk pada suatu daerah
kemacetan dan mungkin beberapa waktu perjalanan pada jam sibuk lainnya
dan pada jam tidak sibuk.
• Ciri jaringan yang berupa ruas serta perilakunya, termaksud kurva kecepatan
• Prinsip atau pola pemilihan rute yang sesuai atau relevan dengan
permasalahan.
II.1.4 Proses pemilihan rute
Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan dalam suatu jaringan dapat diperkirakan
sebagai hasil proses pengkombinasian informasi pemilihan rute, deskripsi sistem
jaringan dan pemodelan pemilihan rute. Prosedur pemilihan rute bertujuan memodel
perilaku pelaku pergerakan dalam memilih rute yang menurut mereka merupakan
rute terbaiknya. Dengan kata lain, dalam proses pemilihan rute, pergerakan antara
dua zona (yang didapat dari sebaran pergerakan) untuk moda tertentu (yang didapat
dari tahap sebaran pergerakan) untuk moda tetentu (yang didapat dari pemilihan
moda) dibebankan ke rute tertentu yang terdiri ruas jaringan tertentu (atau angkutan
umum).
Tujuan tahapan ini adalah mengalokasikan setiap pergerakan antarzona kepada
berbagai rute yang paling sering digunakan oleh seseorang yang bergerak dari zona
asal ke zona tujuan. Keluaran tahapan ini adalah informasi arus lalu lintas pada setiap
ruas jalan, termasuk biaya (waktu) antar zonanya.
Dengan mengasumsikan setiap pengguna jalan memilih rute yang
meminimumkan biaya perjalanannya (rute tercepat jika dia lebih mementingkan
waktu dibandingkan dengan jarak dan biaya), maka adanya pengguna ruas yang lain
mungkin disebabkan oleh perbedaan persepsi pribadi tentang biaya atau mungkin
juga disebabkan oleh perbedaan persepsi pribadi tentang keinginan menghindari
Hal utama dalam proses pembebanan rute adalah memperkirakan asumsi
penggunan jalan mengenai pilihan yang terbaik. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam pemilihan rute pada saat kita melakukan perjalanan.
Beberapanya adalah waktu tempuh, jarak biaya (bahan bakar dan lainnya),
kemacetan dan antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya (jalan tol,
arteri), pemandangan, kelengkapan rambu lalu lintas dan marka jalan, serta
kebiasaan.
Sangat sukar untuk menghasilkan persamaan biaya gabungan yang
menggabungkan semua faktor tersebut. Selain itu, tidaklah praktis memodel semua
faktor sehingga harus digunakan beberapa asumsi atau pendekatan. Salah satu
pendekatan yang paling sering digunakan adalah mempertimbangkan dua faktor
utama dalam pemilihan rute, yaitu pergerakan, dan nilai waktu biaya pergerakan
dianggap proporsional dengan jarak tempuh .Dalam beberapa model pemilihan rute
dimungkinkan penggunaan bobot yang berbeda bagi faktor waktu tempuh dan faktor
jarak tempuh untuk menggambarkan persepsi pengendara dalam kedua faktor
tersebut. Menurut Ofyar(2000), Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa waktu
tempuh mempunyai bobot lebih dominan daripada jarak tempuh bagi pergerakan
dalam kota.
Model pemilihan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor
pertimbangan yang didasari pengamatan bahwa tidak setiap pengendara yang berasal
dari zona asal ke zona tujuan akan memilih rute yang persis sama, khususnya di
a. Perbedaan persepsi pribadi tentang apa yang diartikan dengan biaya perjalanan
karena adanya perbedaan kepentingan atau informasi yang tidak jelas dan tidak
tepat mengenai kondisi lalu lintas pada saat itu.
b. Peningkatan biaya karena adanya kemacetan pada suatu ruas jalan yang
menyebabkan kinerja beberapa rute lain menjadi lebih tinggi sehingga
meningkatkan peluang untuk memilih rute tersebut.
Jadi tujuan pemodelan pemilihan rute adalah untuk mendapatkan setepat
mungkin arus yang didapat pada saat survey yang dilakukan untuk setiap ruas jalan
dalam jaringan jalan tersebut. Analisis pemilihan rute tersebut terdiri dari beberapa
bagian utama yaitu:
1. Alasan pemakai jalan memilih suatu rute dibandingkan dengan rute lainnya
2. Pengembangan model yang menggabungkan sistem transportasi dengan alasan
pemakai jalan memilih rute tertentu
3. Kemungkinan pengendara berbeda persepsinya mengenai ‘rute terbaik’
beberapa pengendara mungkin mengasumsikan sebagai rute dengan jarak
tempuh terpendek, rute dengan waktu tempuh tersingkat, atau mungkin juga
kombinasi keduanya.
4. Kemacetan dan ciri fisik ruas jalan membatasi jumlah arus lalu-lintas di jalan
tersebut.
Sebagai contoh, pertimbangkan sebuah kota ideal yang mempunyai satu ruas
jalan yang tembus yang berkapasitas rendah (1000 kendaraan/jam) serta satu jalan
pintas yang berkapasitas tinggi, seperti terlihat pada gambar dibawah, jalan pintas
mempunyai jarak lebih jauh tetapi memiliki kapsitas yang lebih tinggi(3000
Gambar 2.1. contoh pemilihan rute alternatif
Sumber: Tamin, O.Z (1997)
Asumsikan pada jam sibuk pagi terdapat 3500 kendaraan mendekati kota dan
setiap pengendara akan memilih rute terpendek(jalan tembus). Sangatlah kecil
kemungkinan bahwa semua kendaraan melakukan hal tersebut karena kendaraan
mulai memilih pilihan kedua yang mempunyai jarak lebih jauh untuk menghindari
kemacetan dan tundaan.
Akhirnya tidak semua (3500) kendaraan memilih jalan tembus; sebagian besar
akan memilih jalan pintas dengan alasan pemandangannya menarik, atau karena
adanya jaminan tidak akan terjadinya kemacetan, meskipun jaraknya lebih jauh.
Perbedaan dalam tujuan dan persepsi ini menghasilkan pola penyebaran kendaran
Pada suatu saat akan terjadi kondisi stabil, yaitu tidak memungkinkan lagi
seseorang memilih rute lain yang lebih baik karena kedua rute mempunyai biaya
yang sama dan minimum. Kondisi ini dikenal dengan kondisi keseimbangan yang
ditemukan oleh (wardrop,1952 seperti yg di kutip dari Tamin,2000).
Di lain hal waktu tempuh dan jarak sesungguhnya dalam kejadian sehari-hari
di lapangan sering dijumpai tidak selalu sebanding, ini disebabkan oleh adanya jarak
yang panjang, waktu tempuhnya cepat, tetapi ada pula jarak yang pendek justru
sebaliknya(waktu tempuhnya lama). Penyebabnya barangkali terletak pada kondisi
ruas jalan atau rute yang dilewati seperti, ruas jalannya padat atau macet, atau ruas
jalannya jelek (permukaannya berlubang-lubang, jalan tanah, kerikil, dan lain-lain).
Ada 2 kelompok variable yang berarti mempengaruhi pelaku perjalanan diambil dari
penelitian (Fidel,2002) yaitu:
a. Kelompok variable yang dapat diukur(Kuantitatif)
1. Variable waktu tempuh (menit, jam, atau hari)
2. Variabel jarak (kilometeratau mil)
3. Variabel biaya (rupiah, seperti ongkos atau bahan bakar)
4. Kemacetan atau antria(v/c ratio)
5. Banyak/jenis maneuver yang akan dilewati
6. Panjang/jenis ruas jalan raya (arteri, biasa, atau toll).
7. Kelengkapan rambu-rambu lalu-lintas atau marka jalan (buah)
b. Kelompok variable yang tidak dapat diukur (Kualitatif)
1. Variabel pemandangan alam yang indah
3. Variable kebiasaan seseorang untuk melewati suatu rute tertentu.
4. Variable perbedan persepsi tentang suatu rutre tertentu
5. Variable informasi rute yang salah (kelompok kualitatif)
II.1.5 Faktor penentu pemilihan rute
Seperti pemilihan moda , pemilihan rute juga dipengaruhi oleh beberapa
alternatif seperti terpendek, tercepat, termurah, dan juga di asumsikan bahwa
pengguna jalan mempunyai informasi yang cukup (tentang kemacetan jalan)
sehingga mereka dapat menentukan rute yang terbaik.
Untuk angkutan umum, rute telah di tentukan berdasarkan moda transportasi
(misal, bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap). Dalam kasus ini pemilihan
moda dan rute dilakukan bersama - sama. Untuk kenderaan pribadi, di asumsikan
bahwa orang memilih moda dulu baru rutenya.
Ada beberapa faktor penentu utama pemilihan rute yaitu :
1. Waktu tempuh
Waktu tempuh adalah waktu total perjalanan yang perlukan,termasuk berhenti
dan tundaan, dari satu tepat ke tempat lain melalui rute tertentu.Waktu tempuh
dapat diamati cara metode pengamat bergerak, yaitu pengamat mengemudikan
kenderaan survei di dalam arus lalulintas dan mencatat waktu tempuhnya.
2. Nilai waktu
Nilai waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk
dikeluarkan (atau dihemat) untuk menghemat satu unit perjalanan. Nilai waktu
yang tetap dengan tingkat pendapatan. Ini didasari bahwa waktu perjalanan
tetap konstan sepanjang waktu, relatif terhadap pengeluaran konsumen. Ini
merupakan asumsi yang agak berani karena sedikit atau tidak adanya data
empirik yang menyokongnya.
3. Biaya perjalanan
Biaya perjalanan dapat dinyatakan dalam bentuk uang, waktu tempuh, jarak
atau gabungan ketiganya yang biasa disebut biaya gabungan. Dalam hal ini
diasumsilan bahwa total biaya perjalanan sepanjang rute tertentu adalah jumlah
dari biaya setiap ruas jalan yang di lalui.
4. Biaya operasi kenderaan
Biaya operasi kenderaan merupakan biaya yang penting. Perbaikan atau
peningkatan mutu perasarana dan sarana transportasi kebanyakan bertjuan
mengurangi biaya ini. Biaya operasi kenderaan antara lain meliputi
penggunaan bahan bakar, pelumas, biaya penggantian (misalnya ban), biaya
perawatan dan upah atau gaji supir.
II.2 Studi Waktu Perjalanan dan Tundaan
II.2.1 Waktu Perjalanan
Waktu perjalanan (Travel Time) didefinisikan sebagai total/keseluruhan waktu
yang dibutuhkan oleh suatu moda/kendaraan untuk menempuh suatu rute perjalanan
dari daerah asal menuju daerah tujuan (William R. Mc Shane). Untuk mengetahui
waktu yang diperlukan untuk perjalanan ini maka dibutuhkan perhitungan nilai
waktu perjalanan, dimana perhitungan ini menghasilkan data berupa waktu yang
II.2.2 Kecepatan
Kecepatan (speed) adalah jarak yang dapat ditempuh suatu kenderaan pada
suatu ruas jalan per satuan waktu. Satuan yang umum di gunakan di Indonesia adalah
kilometer/jam.
II.2.3 Tundaan
Tundaan (delay) adalah waktu yang hilang akibat gangguan terhadap arus
lalu-lintas atau pengaturan sistem arus lalu lalu-lintas.
Jenis-jenis tundaan sebagai berikut :
a. Operational Delay (akibat friction)
Ada dua jenis, yaitu:
• Side Friction adalah tundaan yang diakibatkan oleh gangguan diantara
komponen-komponen lalu-lintas di luar arus itu sendiri, misalnya : kendaraan
yang parkir di badan jalan, adanya pejalan kaki yang mengganggu arus lalu
lintas.
• Internal Friction adalah tundaan yang diakibatkan oleh gangguan dalam arus
itu sendiri, misalnya terdapatnya volume lau lintas yang tinggi, kapasitas ruas
jalan yang terbatas dan lain-lainya.
b. Fixed Delay
Pada bagian ini terdapat tundaan yang disebabkan oleh adanya pengaturan alat
II.3 Karakteristik arus pada Ruas Jalan
1. Volume (Q)
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang/potongan
jalan dalam priode tertentu atau jumlah kendaraan persatuan waktu. Volume
dapat dinyatakan dalam kendaraan /jam, kend/menit dan lain-lain.
Perbedaan antara volume dan besar arus yaitu, volume adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan
tertentu per satuan waktu tertentu, sedangkan besar arus mewakili jumlah
kendaraan yang melewati suatu titik selama interval waktu kurang dari satu
jam tetapi dinyatakan dalam jam.
2. Kecepatan (V)
Kecepatan adalah laju perjalanan dalam jarak per satuan waktu. Satuan yang
digunakan adalah kilometer/jam, mil/jam, meter/detik. Kecepatan terdiri dari
kecepatan bergerak, kecepatan perjalanan dan kecepatan setempat.
3. Kerapatan/kepadatan (D)
Kerapatan/kepadatan adalah perbandingan antara jumlah kendaraan yang ada
pada suatu potongan jalan dengan panjang jalannya. Satuannya dalam
kendaraan/kilometer. Penilaian kondisi suatu ruas jalan dengan menggunakan
ketiga parameter di atas dapat memberikan hubungan antara masing-masing
parameter, yaitu antara kecepatan dengan kepadatan, kecepatan dengan volume
II.3.1 Hubungan antara Volume, Kecepatan dan Kerapatan.
Hubungan dasar antara ke tiga parameter arus lalu lintas dinyatakan dalam
volume, kecepatan dan kepadatan dapat digambarkan secara grafis seperti yang
terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1. Hubungan antara kecepatan dengan kepadatan
Pada kondisi kurva di atas menggambarkan bahwa pada kondisijam sibuk nilai
kecepatan mengalami penurunan sedangkan nilai kepadatan akan semakin
Gambar 2.2. Hubungan antara Arus dengan Kepadatan
Bertambahnya arus lalu lintas berakibat kecepatan rata-rata ruang akan
berkurang sampai kerapatan/kepadatan Kritis (volume maksimum) tercapai. Setelah
kerapatan kritis tercapai, maka kecepatan rata-rata ruang dan volume akan
berkurang. Kurva di atas menunjukkan bahwa pada kondisi jam sibuk nilai arus
maksimumnya akan bertambah, hingga nilai kepadatannya maksimum.
Kurva di atas menggambarkan bahwa kecepatan kendaraan akan meningkat
naik hingga pada arus maksimum kendaraan, setelah itu kecepatan kendaraan akan
kembali turun setelah melewati arus maksimum kendaraan.
II.4 Metode survey waktu tempuh kenderaan
Di dalam buku panduan survai dan perhitungan waktu perjalanan lalulintas
yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Marga Bidang Pembinaan Jalan dan Kota
1990, di jelaskan bahwa dalam survai waktu tempuh kenderaan, dikenal tiga macam
kecepatan yaitu kecepatan seketika (spot speed), kecepatan kenderaan rata-rata
selama bergerak (running speed) dan kecepatan rata-rata kenderaan yang dihitung
dari jarak tempuh dibagi dengan waktu tempuh (journey speed), jadi termasuk waktu
kenderaan berhenti.
Di dalam studi ini, survai waktu tempuh kenderaan yang diperoleh adalah
kecepatan seketika (spot speed). Pengukuran spot speed dapat dilakukan dengan
beberapa metode antara lain :
1. Manual count
Manual count adalah pencatatan waktu tempuh dari kenderan contoh yang
melewati segmen/penggal jalan pengamatan. Pencatatan waktu tempuh ini
dilakukan dengan menghidupkan stopwatch saat roda depan kenderaan contoh
melewati garis injak pertama, seterusnya mengikuti lajur kenderaan, dan stop
2. Enescope
Enescope adalah kotak cermin yang berbentuk cermin yang berbentuk L. alat
ini diletakkan di pinggir jalan untuk membelokkan garis pandangan kearah
tegak lurus jalan. Pengamatan disatu ujung potong jalan dan enescope jika
digunakan dua enescope. Pengukuran waktu tempuh digunakan alat stopwatch
yang dimulai pada saat kenderaan melewati pengamat dan dihentikan pada saat
kenderaan melewati enescope.
3. Radar meter
Radar meter bekerja menurut prinsip Doppler, yang mana kecepatan dari
pergerakan proporsional dengan perubahan frekuensi diantara dua radio
transmisi target ddan radio pemantul. Peralatan mengukur perbedaan dan
mengubah pembacaan langsung ke mph.
4. Pemotretan
Dalam metode ini kamera foto mengambil gambar pada interval waktu yang
ditetapkan. Gambar-gambar yang diperoleh dari hasil survey diproyeksikan
dengan menggunakan alat proyektor kesuatu layer yang sudah mempunyai
pembagian skala, dengan demikian perpindahan skala dengan perpindahan
II.5 Pengenalan Metode Travel Time Reliability Dalam Penentuan Waktu Perjalanan
II.5.1 Umum
Hampir semua orang berusaha untuk mencapai tujuan mereka tepat pada
waktunya, sayangnya pergerakan itu dilakukan hampir pada saat yang bersamaan,
biasanya selama jam puncak.
Karena setiap orang menginginkan satu satuan waktu yang tetap, yang mereka
gunakan dalam perancanaan perjalanan mereka yaitu waktu yang tetap dari hari ke
hari atau dari waktu ke waktu dalam satu hari. Dengan kata lain, setiap orang
menginginkan suatu perjalanan yang jika hari ini memakan waktu setengah jam,
setengah jam besok, dan seterusnya, maka perlu sebuah ukuran yang dapat
diandalkan. Sehingga masalah – masalah seperti di atas tidak terjadi.
Reliability merupakan suatu ukuran yang dapat dipercaya atau ukuran yang
dapat diandalkan untuk melakukan sesuatu. Namun untuk Travel Time Reliability
tujuannya adalah untuk mencari waktu keandalan dalam melakukan suatu perjalanan
untuk suatu alasan ataupun pekerjaan dari suatu zona menuju zona lain pada rute
tertentu. Reliability Travel Time sangat erat kaitannya dengan masalah kemacetan,
dimana terdapat berbagai macam gangguan atau tundaan yang dapat mengakibatkan
keterlambatan atau kehilangan waktu perjalanan setiap hari, dimana bila ini terjadi
II.5.2 Keandalan waktu perjalanan (travel time realibility) dalam pemilihan rute
Sebagian besar orang tentu tidak terima dengan penundaan yang tidak terduga
karena keterlambatan akan menimbulkan konsekuensi yang sangat besar. Kemacetan
membuat setiap pengendara harus lebih lama di lalulintas, bahkan menghabiskan
sebagian dari hari mereka di lalulintas.
II.5.3 Skema Umum Penggunaan Reliability
Mengukur waktu keandalan perjalanan relatif baru, tetapi beberapa telah
terbukti efektif, metode pengukuran Keandalan waktu perjalanan Yang paling efektif
adalah persentile ke-95. Persentile ke-95 adalah waktu perjalanan yang di anggap
paling sibuk pada arus lalulintas (TTI, 2006). Perhitungan nilai percentile ke-95
didapat dari data waktu perjalanan pada pengamatan/penelitian.
Rumus Persentil:
100 ) 1 ( 1 1= N+
P . . . (2)
P1 = Persentil 1
N= Jumlah perjalanan
Karena Reliability didefinisikan terhadap bagaimana perjalanan berubah-ubah
setiap harinya, maka sangat penting untuk mempertimbangkan variabilitas yang ada.
dibutuhkan bagi para pengguna jalan untuk memastikan berapa jumlah waktu yang
dibutuhkan agar para pengguna jalan bisa sampai ke tujuan tepat waktu.
Yang termasuk dalam perhitungan Reliability adalah:
• Planning Time-Waktunya berkisar 95% dari total waktu perjalanan
• Planning Time Index-Jumlah total waktu sipengendara yang seharusnya
diperbolehkan untuk memastikan waktu kedatangan.
• Buffer index-Waktu tambahan yang harus ditambahkan kepada waktu rata-rata
perjalanan untuk memastikan kedatangan waktu perjalanan.
Misalkan:
Average travel time = 30 menit
Buffer index = 40%
Buffer time = 30 menit x 0.40 = 12 menit
Maka 12 menit diatas adalah sebagai waktu tambahan sehingga waktu yang
dibutuhkan agar sipengendara datang tepat waktu adalah 42 menit setelah
ditambahkan terhadap waktu rata-rata.
Secara garis besar langkah perhitungan Reliability adalah:
1. Reliability = average travel time (minutes) + Buffer time (minutes)
2. Buffer time (minutes) = Buffer index (%) x average travel time (minutes)
4. Planning time index = . . . . (4)
5. Planning time (minutes) = Planning time index × ideal free flow travel time,
dimana 95% travel time, waktunya diambil pada saat arus lalu lintas puncak pada
waktu tertentu dalam satuan menit (FHA,2006).
II.6 Penelitian terdahulu tentang keandalan waktu perjalanan dan pemilihan rute.
Akito higatani,(2009). Melakukan analisa keandalan waktu perjalanan di area
Hanshin Expressway Network, menunjukkan bahwa pada pagi hari waktu perjalanan
relatif stabil sedangkan, pada waktu siang hari diperlukan tambahan 10 menit dari
rata – rata waktu Perjalanan kemudian secara berangsur-angsur turun, dan naik
tajam pada sore hari. Penemuan ini hampir bisa dipastikan karena tidak stabilnya
waktu perjalanan.
Sepanjang pengetahuan peneliti teori travel time realibility dalam pemilihan
rute di indonesia belum pernah diterapkan, sedangkan untuk menyelesaikan masalah
pemilihan rute sendiri, para peneliti telah banyak melakukan berbagai analisa,
diantaranya :
1. Russ Bona Frazila,(2004) dalam tulisannya yang berjudul “Tinjauan terhadap
pemilihan rute pada jaringan jalan kota bandung” Tujuannya adalah untuk
meninjau perilaku pemilihan rute dan melakukan pemodelan berdasarkan data
2. Marisca Cendrabumi (2008) dalam tugas akhirnya yang berjudul “Pengaturan
sinyal lalu lintas yang memperhitungkan pemilihan rute ” pengendalian sinyal
lalu lintas terhadap pemilihan rute yang dimaksudkan untuk memperbaiki
kinerja jaringan yang dinilai dari performance indikator berupa jarak,
kecepatan arus bebas, arus jenuh, dan hubungan kecepatan-arus dengan cara
merubah skenario sinyal lalu lintas (waktu hijau dan offset).
3. Roby s .manurung,(2008) dengan judul penelitian ”pemilihan rute dengan
jarak terpendek menggunakan analisa Algoritma Dijkstra”. Dimana analisis ini
lebih ditekankan kepada aspek perincian dan kompleksitas algoritma. Tapi
selain itu juga membahas aspek – aspek lain yang bersangkutan.
Teori “pemilihan rute dengan jarak terpendek menggunakan analisa Algoritma
Dijkstra” di atas , memberikan solusi jarak terpendek dalam proses pemilihan rute.
Tetapi, kenyataannya jarak yang pendek belum tentu waktu yang diperlukan kecil
dan sebaliknya jarak yang lebih jauh belum tentu juga memerlukan waktu yang lama
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Umum
Studi ini dimulai dengan melakukan pengumpulan bahan literatur dan data-data
sekunder yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan
survei di lapangan, data primer yang dikumpulkan melalui, yaitu :
1. Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna jaringan jalan
tentang rute yang biasa dilewati dari tempat asal ke tempat tujuan.
2. Rute yang persentasinya paling sering dilewati di survey keandalan waktu
perjalanannya
3. Alasa pemilihan rute tersebut.
4. Data waktu rata-rata yang diperlukan untuk melewati satu jaringan jalan
tersebut.
Bentuk pertanyaan formulir angket yang akan disurvei meliputi dua hal, yaitu :
1. Pertanyaan yang akan difokuskan untuk mengetahui rute mana yang dipilih
oleh responden jika melakukan perjalanan dari perumnas mandala menuju
pusat kota medan.
2. Pertanyaan akan difokuskan untuk mengetahui preferensi responden tentang
Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap pertama adalah menentukan data-data yang diperlukan dengan survei ke
lapangan antara lain data kapasitas jalan, waktu, hasil perkiraan jarak pada
setiap ruas jalan.
2. Tahap kedua adalah penyajian data. Semua data yang diperoleh dari survei
lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi.
3. Kesimpulan dan saran.
Untuk lebih rinci dapat dilihat pada rencana program kerja lampiran A.
III.2 Rencana Kerja
III.2.1 Studi Pendahuluan dan Kajian Pustaka
Sebelum mulai melakukan suatu kegiatan diperlukan suatu penelitian berupa
studi pendahuluan untuk mendapatkan data yang ada pada saat ini (data eksisting).
Kemudian dicari maksud dari penelitian serta tujuan akhir yang akan dicapai dari
penelitian ini. Setelah itu dilakukan studi pustaka untuk mencari dan mengumpulkan
bahan-bahan literatur berupa landasan teori, metode-metode yang akan digunakan
dalam pengolahan data maupun dalam melakukan analisa, serta hasil-hasil penelitian
yang akan dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitan dan mendukung penelitian
III.2.2 Perancangan dan Pelaksanaan Survei Pendahuluan
Untuk memperkuat hasil penelitian maka dilakukan pengaplikasian di lapangan
yaitu dengan pelaksanaan survey jaringan jalan tersebut, antara lain waktu tempuh
ruas jalan tersebut.
Pelaksanaan survei pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya
jumlah kuisioner yang dibutuhkan untuk survei penelitian yang sebenarnya serta
mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang nantinya akan dihadapi dalam proses
pengumpulan data dan untuk mengetahui apakah dari kuisioner yang telah dibuat
dapat diperoleh keseluruhan data yang dibutuhkan.
III.2.3 Perancangan dan Pelaksanaan Survei Penelitian
Dalam memperoleh data primer untuk penelitian, data dari hasil survei
pendahuluan diolah untuk mengetahui apakah kuisioner yang diberikan pada survei
pendahuluan memiliki kekurangan-kekurangan untuk dapat diperbaiki (misalnya data
yang dihasilkan kurang lengkap). Selain itu, juga dipersiapkan upaya-upaya untuk
mengatasi kesulitan yang dialami selama proses pengumpulan data yang dibutuhkan.
Pelaksanaan survei dilakukan untuk memperoleh data primer dan data
sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian. Data primer diperoleh dengan
mengadakan survei langsung kepada para responden yang bertempat tinggal di suatu
zona pemukiman, dan memilih zona tujuan terbanyak yang biasa dipakai oleh
koresponden dalam melakukan suatu perjalanan.
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data peta
digunakan oleh koresponden dalam melakukan perjalanan. Data ini diperlukan untuk
mengetahui kondisi masing-masing ruas jalan serta fungsi dari jalan zona asal-tujuan.
III.2.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk memperkuat teori Travel Time Reliability yang dibahas dalam tugas
akhir ini maka diperlukan aplikasi di keadaan real jalan raya sehingga diperlukan
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dari hasil survei selanjutnya
diolah agar dapat digunakan sebagai data masukan dalam bentuk data kualitatif.
III.2.5 Kompilasi Data
Kompilasi data yaitu data yang digunakan dalam studi, merupakan hasil dari
survei di lapangan terhadap rute yang telah ditentukan.
III.3 Metode Kenderaan Contoh (Floating Car Methode )
III.3.1 Pengertian
Cara ini dilakukan dengan kendaraan contoh yang dikendarai pada arus
lalu-lintas dengan mengikuti salah satu dari kondisi operasi sebagai berikut :
a. Pengemudi berusaha membuat kendaraan contoh mengambang pada arus
kendaraan dalam artian mengusahakan agar jumlah kendaraan yang disiap
kendaraan contoh sama dengan kendaraan yang menyiap kendaraan contoh.
b. Pengemudi mengatur kecepatan sesuai dengan perkiraan kecepatan arus
kendaraan.
c. Kendaraan contoh melaju sesuai dengan kecepatan batas kecuali terhambat
perjalanan total dan kecepatan bergerak serta lokasi hambatan dan lamanya
hambatan di sepanjang rute.
III.3.2 Tata Cara Survey
Titik awal dan titik akhir dari rute yang disurvai perlu diidentifikasi terlebih
dahulu untuk memperkirakan kondisi lalu-lintas yang ada. Titik-titik antara di
sepanjang rute perlu juga diidentifikasi yang dapat dipakai sebagai titik kontrol.
Stop watch dimulai pada titik awal survai. Selanjutnya kendaraan contoh
dikendarai di sepanjang rute sesuai dengan perkiraan kriteria operasi yang diambil.
Ketika kendaraan berhenti atau terpaksa bergerak sangat lambat, karena kondisi yang
ada, maka stop watch kedua digunakan untuk mencatat waktu hambatan yang
dialami. Masing-masing lokasi, lamanya dan penyebab hambatan dicatat pada lembar
kerja lapangan. Kode angka dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis hambatan
yang ada. Pada akhir rute, stop watch dihentikan dan waktu total perjalanan dicatat.
Jarak rute serta jarak pada masing-masing seksi dapat diperoleh dari odometer
kendaraan contoh. Dianjurkan untuk melakukan survai 6 kali perjalanan untuk tiap
arah. Apabila jumlah tersebut tidak dapat dicapai, di dalam praktek dapat
dilaksanakan selama 3 kali perjalanan untuk setiap arah.
Contoh lembar survai dapat dilihat pada Lampiran 2.
III.3.3 Perhitungan Hasil Survey
Pada metode ini, rangkuman statistik dapat dihasilkan pada masing-masing
seksi diantara rute yang disurvai yang mencakup kecepatan dan hambatan yang ada.
Kecepata total perjalanan dan kecepatan perjalanan bergerak dapat diperoleh dari
K = . . .
. . (5)
dimana : K = kecepatan perjalanan (kpj)
J = panjang rute/seksi (km)
W = waktu tempuh (menit)
Selanjutnya kecepatan rata-rata ruang dapat diperoleh dari persamaan berikut :
K = . . . . . . . .
. . .(6)
dimana : K = kecepatan perjalanan (kpj)
J = panjang rute/seksi (km)
Ew= jumlah waktu tempuh untuk semua sampel kendaraan (menit)
N = jumlah sampel kendaraan
Persamaan untuk mendapatkan kecepatan kendaraan bergerak diperoleh dengan
mengganti total perjalanan dengan perjalanan bergerak pada persamaan di atas.
III.4 Perhitungan Nilai Reliability
Proses perhitungan nilai Reliability adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama adalah menjelaskan tentang perhitungan waktu Reliability
dimana waktu yang digunakan adalah sekitar 90% - 95% dari total waktu
perjalanan pada waktu arus puncak dimana waktu dalam satuan menit.
2. Tahap kedua adalah menentukan Buffer Indeks dimana Buffer Index adalah
3. Tahap ketiga adalah menentukan Planning time index. Planning time index
adalah jumlah total keseluruhan waktu yang dapat digunakan oleh pengguna
jalan agar dapat memastikan kedatangannya supaya tidak terlambat.
4. Tahap keempat adalah menentukan Planning Time, dimana: Planning time =
planning time index × ideal or free-flow travel time, dimana ideal or free-flow
travel time adalah nilai waktu yang diperbolehkan berdasarkan keputusan
mentri untuk standar kecepatan kendaraan didalam kota.
III.5 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisa akan diperileh beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan Reliability Travel Time dalam mencari waktu ideal untuk suatu perjalanan.
Setelah memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian, selanjutnya dapat diberikan
rekomendasi atau saran, baik yang berkaitan dengan penelitian lebih lanjut maupun
yang berkaitan dengan pengguna jalur transportasi mengenai langkah-langkah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pelaksanaan Penelitian IV.1.1 Lokasi penelitian
Perumnas Mandala terletak di Kecamatan Medan Denai kota madya Medan
merupakan salah satu dari
berbatasan denga
tahun
penduduk sebesar 137.690 jiwa. Luasnya adalah 11,19 KM² dan kepadatan
penduduknya adalah 12.304,73 jiwa/km². Di kecamatan ini, terdapat kompleks
pemukiman padat penduduk yang dibangun sekitar tahun
sekitar tahun
IV.1.2 Populasi dan sampel
1. Populasi
Menurut sugiarto (2003), populasi merupakan keseluruhan unit atau individu
dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah
masyarakat Perumnas Mandala yang melakukan perjalanan ke pusat kota.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampel. purposive
sampel adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Sugioni, 1998).
Dari tiga kelurahan di Perumnas Mandala yaitu Tegalsari Mandala I, Tegalsari
Mandala II, Tegalsari Mandala III ditetapkan masing – masing anggota sampel
sebanyak 40 orang, sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 120 orang.
Penetapan anggota sampel ini didasarkan atas pertimbangan roscoe (dalam
sugiyono,2003) yang mengatakan: ukuran sampel yang layak digunakan dalam
penelitian sosial adalah antara 30 sampai dengan 500. Sehingga berdasarkan
kriteria tersebut, maka penetapan jumlah sampel penelitian yakni sebanyak 120
orang telah memenuhi syarat.
Adapun kriteria sampel didasarkan atas ketentuan sebagai berikut:
1. Responden yang dipilih adalah penduduk atau masyarakat Perumnas Mandala
yang menetap atau tinggal di daerah tersebut.
2. Karakteristik responden adalah mereka yang melakukan perjalanan dari
Perumnas Mandala menuju pusat kota Medan.
IV.2 Karakteristik Responden
IV.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
Dari hasil penelitian terhadap 120 responden pelaku perjalanan dari perumnas
Mandala menuju pusat kota dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok
responden sesuai dengan tingkat usia masing-masing responden.
Tabel 4.1 Kelompok Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentase Jumlah
Responden (%)
2 21 - 30 51 42.5
3 31 - 40 42 35
4 41 - 50 17 14.167
5 >51 7 5.833
Total 120 100
Grafik 4.1 Jumlah dan jenjang usia Responden
Dari grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa responden usia antara 21-30 tahun
adalah yang paling besar, yaitu 42.5 % , diikuti dengan rentang usia 31-40 tahun
sebesar 35 %.
IV.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat pendidikan
Dari hasil penelitian terhadap 120 responden, pelaku perjalanan dari perumnas
Mandala menuju pusat kota dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok
responden sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing responden.
Tabel 4.2 Tingkat pendidikan
jumlah dan tingkat usia responden
4 Akademi 9 7.5
5 Diploma 26 21.667
6 Sarjana 28 23.333
Total 120 100
Grafik 4.2 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Responden
Dari grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden tamatan SLTA adalah
yang paling besar, yaitu 44.167 % .
IV 2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dari hasil penelitian terhadap 120 responden, pelaku perjalanan dari perumnas
Mandala menuju pusat kota dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok
responden sesuai dengan jenis pekerjaan masing-masing responden.
0 10 20 30 40 50 60
<20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 >51
jumlah dan tingkat pendidikan
Tabel 4.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
PNS/guru/P.BUMN 16 13.333
Mahasiswa 3 2.5
Pedagagang 8 6.667
Dokter 1 0.833
Staf/Pegawai swasta 25 20.833
Lain - lain 4 3.333
Total Responden 120 100
Grafik 4.3 Jenis dan Jumlah Perkerjaan Responden
0
Jumlah dan Jenis Pekerjaan Responden (orang)
Dari grafik 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja sebagai
karyawan dan pegawai perusahaan swasta adalah yang paling besar persentasenya,
yaitu 36.667 % dan 20.833% .
IV.3 Survei Pemilihan Rute
Dalam memilih rute dari tempat asal ke tempat tujuan, setiap pengguna jalan
(responden) mimiliki pilihan rute yang berbeda-beda. Dari hasil survei yang telah
dilakukan terhadap 120 responden yang melakukan perjalanan dari Perumnas
Mandala menuju pusat kota Medan diperoleh jenis/pilihan rute yang umum
digunakan oleh responden yaitu :
1. Rute I : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass - Jl
LetdaSujono-Jl.M. Yamin – Jl. Stasiun KA - Lap. Merdeka
2. Rute II : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. P.
Denai-Jl.Sutrisno – Jl. Sutomo – Jl. Pandu – Jl. Pemuda – Jl. A. Yani - Lap.
Merdeka
3. Rute III : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. P.
Denai-Jl.Bakti – Jl. Halat–Jl. Juanda - Jl. Katamso – Jl. Pemuda – Jl. A. Yani -
Lap. Merdeka
4. Rute IV : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. P.
Denai-Jl.Bakti – Jl. Halat– Jl. S.M Raja – Jl. Pandu – Jl. Pemuda - Jl. A. Yani -
5. Rute V : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. Pukat VIII
- Jl.Wahidin – Jl. Thamrin – Jl. Asia – Jl. Sutomo – Jl. Bogor - - Jl.
Surakarta – Jl. Pandu – Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
6. Rute VI : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. Pukat VIII -
Jl.Wahidin – Jl. Thamrin – Jl. Asia – Jl. Sutomo – Jl. Surakarta – Jl.
Pandu – Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
7. Rute VII : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. Selam I - Jl.
A.R. Hakim – Jl. Timah/Asia raya – Jl. Asia – Jl. Sutomo – Jl. Pandu –
Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
8. Rute VIII : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. Selam I - Jl.
A.R. Hakim – Jl. Timah/Asia raya – Jl. Asia – Jl. Sutomo – Jl. Pandu –
Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
9. Rute IX : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. Selam I - Jl.
A.R. Hakim – Jl. Timah/Asia raya – Jl. Asia – Jl. Sutomo – Jl. Bogor –
Jl. Surakarta - Jl. Pandu – Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
10. Rute X : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass – Jl. Pukat VIII –
Jl. Thamrin – Jl. Asia – Jl. Sutomo – Jl. Surakarta – Jl. P – Jl. A. Yamin -
Lap. Merdeka
11. Rute XI : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass - Jl. P. Denai –
Jl. Sutrisno – Jl. Ismailiyah – Jl. Amaliyun – Jl. Mesjid Raya –
Jl.Mahkamah - Jl. Pemuda – Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
12. Rute XII : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass - Jl. P. Denai –
Jl. Bakti – Jl. Halat – Jl. Laksana – Jl. Amaliyun – Jl. S.M. Raja - Jl.
13. Rute XIII : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass - Jl. P. Denai –
Jl. Bakti – Jl. Halat – Jl. Laksana – Jl. Amaliyun – Jl. S.M. Raja - Jl.
Pandu – Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
14. Rute XIV : Perumnas Mandala – Jl. Mandala by pass - Jl. P. Denai –
Jl. Bakti – Jl. Halat – Jl. Amaliyun – Jl. S.M. Raja - Jl. Pandu – Jl.
Pemuda - Jl. A. Yani - Lap. Merdeka
Tabel 4.4 hasil survey rute yang umumya di gunakan pelaku perjalanan dari Perumnas Mandala ke pusat kota Medan.
Jenis Rute Jumlah Pengguna/ Pemilih Rute (orang) Persentase
Rute I 19 15.833%
Rute II 15 12.5%
Rute III 14 11.667%
Rute IV 5 4.167%
Rute V 11 9.167%
Rute VI 6 5%
Rute VII 4 3.333%
Rute VIII 7 5.833%
Rute IX 3 2.5%
Rute X 7 5.833%
Rute XI 5 4.167%
Rute XII 8 6.667%
Grafik 4.4 Jumlah responden pemilih rute
Dari grafik 4.4 dapat di simpulkan bahwa rute I.II dan III adalah rute yang
paling umum digunakan oleh pelaku perjalanan dari Perumnas Mandala menuju
pusat kota. Maka, ketiga rute tersebut akan dianalisa waktu perjalanan dan
keandalan waktu perjalanannya.
0
jumlah responden pemilih rute
jumlah responden pemilih rute
Rute XIV 4 3.333%
Lain-lain 8 6.667%
IV.3.1 Waktu perjalanan pada masing-masing segmen waktu Rute I. a. Hari I (Senin, 19 April 2010)
Tabel 4.5. Data Waktu Tempuh pada Pagi Hari
Segmen waktu
Travel Time (detik) Rata- rata travel time
Tabel 4.6. Data Waktu Tempuh pada Siang Hari
Segmen waktu
Travel Time (detik)