PERANCANGAN APLIKASI RESTORING FAMILY LINK (RFL) SECARA TERDISTRIBUSI DENGAN MODEL CLIENT
SERVER DI PALANG MERAH INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA
SKRIPSI
DEVI SURYANINGTIAS 051401017
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
SERVER DI PALANG MERAH INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer
DEVI SURYANINGTIAS 051401017
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
Judul : PERANCANGAN APLIKASI RESTORING FAMILY LINK (RFL) DENGAN MODEL CLIENT SERVER DI PALANG MERAH INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA
Kategori : SKRIPSI
Nama : DEVI SURYANINGTIAS
Nomor Induk Mahasiswa : 051401017
Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER
Departemen : ILMU KOMPUTER
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, 05 Juli 2010 Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Syahril Efendi, S.Si, MIT Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 196711101996021011 NIP. 195707011986011003
Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 195707011986011003
PERANCANGAN APLIKASI RESTORING FAMILY LINK (RFL) SECARA TERDISTRIBUSI DENGAN MODEL CLIENT
SERVER DI PALANG MERAH INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 05 Juli 2010
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Syahril Efendi, S.Si. M.I.T selaku pembimbing yang telah banyak memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas, padat dan professional telah diberikan kepada saya agar dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu Komputer Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Syahriol Sitorus, S.Si, M.I.T, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Semua dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU, pegawai di Ilmu Komputer FMIPA USU. Teristimewa kepada Ayahanda Supiyono dan Ibunda Suwarni yang telah memberikan do’a, dukungan, perhatian dan kasih sayang yang tulus serta pengorbanan yang tidak ternilai harganya semenjak penulis dilahirkan hingga menyelesaikan tugas akhir ini. Tersayang kepada Armaini dan Juliardy Arba, S.T yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk penulis. Kepada bang David dan seluruh rekan-rekan kuliah angkatan ‘05, khususnya Endang, Cristin, Piqa, Fitri yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Semoga Allah SWT memberikan limpahan karunia kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, serta kerja samanya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
ABSTRAK
APPLICATIONDESIGNRFL(RESTORINGFAMILYLINK) FORDISTRIBUTEDATTHEREDCROSSINDONESIA
REGIONNORTHSUMATRA
ABSTRACT
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1.3 Permohonan Pencarian 10
2.1.4 Penyatuan Kembali Keluarga 10
2.2 Sistem Terdistibusi 11 2.2.1 Struktur Sistem Terdistribusi 12 2.2.2 Karakteristik Sistem Terdistribusi 12 2.2.3 Arsitektur Sistem Terdistribusi 13 2.2.4 Pengembangan Sistem Terdistribusi 14
2.2.5 Objek Terdistribusi 15
2.2.5.1 Corba 15
2.2.5.2 Com 16
2.2.5.3 Dcom 16
2.2.6 Layanan Terdistribusi 16
2.2.6.1 Web Service (WS) 17
2.3 HTTP/WEB sebagai Sistem Terdistribusi 18
2.4 Basis Data Terdistribusi 19
2.4.1 Klasifikasi Sistem Manajemen Basisdata Terdistribusi
(DDBMS) 19
2.4.2 Penggunaan Basisdata Terdistribusi 20 2.4.2.1 Keuntungan Penggunaan Basisdata Terdistribusi 20 2.4.2.1 Kerugian Penggunaan Basisdata Terdistribusi 21
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.5 Model Analisis Perangkat Lunak 26
3.5.1 Pemodelan Fungsional 26
3.5.1.1 Data Flow Diagram(DFD) dan Spesifikasi Proses 27
3.5.2. Kamus Data 30
3.6 Perancangan Sistem 31
3.6.1 Perancangan Aplikasi RFL 32
3.6.2 Perancangan Arsitektur Data base Terdistribusi 34
3.6.3 Flowchart 35
3.6.4 Algoritma 37
3.6.5 Perancangan Antar Muka 37
3.6.5.1 RancanganTampilan Utama 38 3.6.5.2 Rancangan Tampilan Registrasi Admin Cabang 39 3.6.5.3 Rancangan Tampilan Login Admin Cabang 39 3.6.5.4 Rancangan Tampilan Ganti Password Cabang 40 3.6.5.5 Rancangan Tampilan Edit Data Cabang 40 3.6.5.6 Rancanagn Tampilan Data Permohonan Pencarian, Informasi dan Kesejahteraan 41
3.6.5.7 Rancangan Tampilan Data Berita palang Merah 41 3.6.5.8 Rancangan Tampilan Daftar Petugas Admin 42 3.6.5.9 Rancangan Tampilan Menu Tambah Petugas
Admin 42
3.6.5.10 Rancangan Tampilan Menu Awal Formulir 43 3.6.5.11 Rancangan Tampilan Menu Penugasan Relawan 43
BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 44 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) 44 4.2.4 Tampilan Halaman Data Permohonan Pencarian
dan Informasi Kesejahtetaan tujuan PMI Cabang 47 4.2.5 Tampilan Halaman Formulir Permohonan Pencarian 48 4.2.6 Tampilan Lembar Ringkasan Kasus 50 4.2.7 Tampilan Data Pemohon Pencarian dan Informasi
Kesejahteraan 50
4.2.8 Tampilan Data RCM 50
4.2.11 Tampilan Surat Tugas 53 4.2.12 Tampilan Konfirmasi Penyerahan RCM 54
4.2.13 Tampilan Back to Sender 55
4.2.14 Tampilan Balasan 56
4.3 Pembahasan Sistem 56
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 60
LISTING PROGRAM 61
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 0 28 Tabel 3.2 Spesifikasi Proses DFD Level 1dari P.0 29 Tabel 3.2 Spesifikasi Proses DFD Level 1dari P.0 (sambungan) 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Garis komunikasi RFL PMI 10
Gambar 2.2 Struktur Sistem Terdistribusi 12
Gambar 2.3 Arsitetur Model Client Server 22
Gambar 3.1 Diagram Konteks untuk Aplikasi RFL 28
Gambar 3.2 Diagram Level 1 dari Proses P.0 29
Gambar 3.3 Perancangan Aplikasi RFL 32
Gambar 3.4 Cara Kerja ASP 33
Gambar 3.5 Aplikasi Terdistribusi 34
Gambar 3.6 Prinsip Kerja Database 35
Gambar 3.7 Flowchart 36
Gambar 3.8 Rancangan Tampilan Utama 38
Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Registrasi Administrasi Cabang 39 Gambar 3.10 Rancangan Tampilan Login Admin Cabang 39
Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Ganti Password 40
Gambar 3.12 Rancangan Tampilan Edit Data Cabang 40 Gambar 3.13 Rancangan Tampilan Data permohonan informasi
dan Kesejahteraan 41
Gambar 3.14 Rancangan Tampilan Data Permohonan Berita Palang Merah 41 Gambar 3.15 Rancangan Tampilan Daftar Petugas Admin 42 Gambar 3.16 Rancangan Tampilan Menu Petugas Admin 42 Gambar 3.17 Rancangan Tampilan Pengisian Awal Formulir 43 Gambar 3.18 Rancangan Tampilan Menu Penugasan Relawan 43
Gambar 4.1 Tampilan Program Menu Utama 46
Gambar 4.2 Tampilan HalamanAdmin 46
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Login Petugas 47
Gambar 4.4 Tampilan Data Permohonan Pencarian dan Informasi
Kesejahteraan Tujuan PMI Cabang 48
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Formulir Permohonan Pencarian 49
Gambar 4.6 Tampilan Lembar Ringkasan Kasus 50
Gambar 4.7 Tampilan Data Permohonan dan Informasi Kesejahteraan 51
Gambar 4.8 Tampilan Data RCM 51
Gambar 4.9 Tampilan Formulir Berita Palang Merah 52 Gambar 4.10 Tampilan Data Permohonan Berita Palang Merah Tujuan
PMI Cabang 53
Gambar 4.11 Tampilan Surat Tugas 53
Gambar 4.12 Tampilan Konfirmasi Penyerahan RCM 54
Gambar 4.13 Tampilan Back to Sender 55
ABSTRAK
APPLICATIONDESIGNRFL(RESTORINGFAMILYLINK) FORDISTRIBUTEDATTHEREDCROSSINDONESIA
REGIONNORTHSUMATRA
ABSTRACT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dampak dan pengaruh dari perkembangan teknologi saat ini semakin meningkat diberbagai perusahaan, organisasi maupun masyarakat. Kemajuan teknologi begitu cepat sehingga dapat memperbaharui sistem kerja yang masih manual menjadi terkomputerisasi. Suatu sistem yang dapat membantu mengerjakan segala bentuk kegiatan organisasi misalnya melakukan input, pemrosesan data dan output data sehingga didapatkan hasil yang tepat dan akurat.
Palang Merah Indonesia merupakan salah satu organisasi sosial kemanusiaan yang berperan aktif serta dan terlibat langsung dalam penanganan pra bencana, bencana maupun sesudah bencana. Palang merah Indonesia tidak hanya menangani korban bencana tetapi juga mempunyai beberapa tugas pelayanan kemanusiaan salah satunnya adalah restore family link. (RFL) yaitu pemulihan atau penyatuan kembali keluarga yang hilang akibat konflik ataupun bencana lainnya dengan tidak memandang perbedaan suku, agama dan ras.
ditentukan usaha pencarian belum berhasil dan masih membutuhkan waktu, maka pmi cabang penerima kasus melaporkan mengenai usaha yang dilakukan ke koordinator RFL PMI cabang dengan mengirimkan melalui faks.
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, bahwa proses administrasi pelaksanaan RFL membutuhkan waktu yang sangat lama, maka perlu dibentuk suatu sistem administrasi yang cepat dan akurat. Untuk itu penulis tertarik membuat tugas akhir “Perancangan Aplikasi Restore Family Link (RFL) secara Terdistribusi
dengan Model Client Server di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera
Utara”
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan untuk pembuatan aplikasi restore family link secara terdistribusi, yang permasalahannya diperoleh sebagai berikut :
a. Bagaimana mengembangkan dan membuat aplikasi restore family link (RFL) secara terdistribusi dengan model client server.
b. Bagaimana mempercepat waktu kerja untuk pemrosesan data pada restoring family link (RFL) dengan sistem yang terdistibusi.
c. Bagaimana menerapkan konsep terdistribusi untuk menunjang pemrosesan data pada restoring family link (RFL).
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari judul, maka perlu dibuat pembatasan masalah yaitu:
a. Membahas aplikasi restoring family link (RFL) secara terdistribusi dengan menggunakan model client server.
c. Menjalankan konsep terdistribusi untuk menunjang pemrosesan data pada restoring family link.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
a. Memperoleh suatu sistem yang dapat mempercepat kerja pemrosesan data di PMI dengan menggunakan sistem yang terdistribusi.
b. Memperbaiki sistem pelaksanaan waktu kerja RFL yang selama ini kurang efektif menjadi lebih efektif dan efisien.
c. Membuat dan menghasilkan suatu software restore family link. yang dapat membantu pihak Palang Merah Indonesia untuk lebih baik dalam pelaksanaan RFL.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
a. Penulisan tugas akhir ini bermanfaat untuk mempercepat pemrosesan data tentang restore family link (RFL) sehingga hanya orang-orang yang bersangkutan saja yang dapat mengakses data tersebut.
b. Dengan adanya perancangan aplikasi restore family link (RFL) di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara di harapkan dapat membantu pelayanan pencarian keluarga yang hilang secara efektif dan efisien.
1.6 Metode Penelitian
Metode penyelesaian masalah dalam perancangan sistem aplikasi RFL ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
Mengidentifikasi permasalahan–permasalahan yang ada untuk dapat dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan sistem.
b. Analisis Masalah
Menganalis data dan persyaratan yang diperlukan dalam perancangan aplikasi Restore Family Links(RFL) secara Terdistribusi di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Uatara.
c. Perancangan
Merancang aplikasi Restote Family Links (RFL) yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan keterangan dan informasi.
d. Pengkodean / Implementasi
Menyusun kode program untuk aplikasi Restore Family Links (RFL) secara Terdistribusi di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara.
e. Pengujian
Menguji web yang telah selesai dirancang apakah bisa berjalan dengan baik dan siap untuk dipublikasikan.
f. Penyusunan Laporan dalam bentuk Skripsi
Menyusun tulisan ilmiah dari sistem yang telah dibuat sesuai dengan struktur penulisan skripsi.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:
Bab ini berisikan Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Pembahasan, Batasan Masalah, Metodologi Penyelesaian Masalah, dan Sistematika Penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang PMI, sejarah RFL, struktur RFL, permohonan pencarian, penyatuan kembali keluarga, sistem terdistribusi, struktur terdistribusi, karakteristik terdistribusi, arsitektur sistem terdistribusi, pengembangan sistem terdistribusi, objek terdistribusi, layanan terdistribusi dan lain-lain yang berhubungan dengan sistem.
Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas sekilas tentang aplikasi yang dibangun, komponen yang digunakan, analisis, serta perancangan model sistem, tabel pangkalan data dan rancangan tampilan interface.
Bab IV IMPLEMENTASI
Bab ini menjelaskan bagaimana mengimplementasikan aplikasi web yang sudah dibangun dengan menguraikan persiapan-persiapan teknis sebelum menguji aplikasi serta menampilkan hasil akhir dari aplikasi Restore Family Links (RFL) secara Terdistribusi di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara.
Bab V PENUTUP
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Organisasi Palang Merah Indonesia
Palang Merah Indonesia (PMI) dibentuk pada 17 September 1984 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Atas kinerjanya tersebut, PMI mendapat pengakuan internasional dan menjadi anggota Palang Merah Internasional pada tahun 1950. Secara nasional keberadaan PMI disahkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) No.25 tahun 1950 dan kemudian diperkuat Keppres No.246 tahun 1963.
PMI adalah organisasi yang netral dan independen, yang melakukan kegiatannya demi kemanusiaan, kesukarelaan, kenetralan, kesamaan, kemandirian, kesatuan dan kesemestaan.
Palang Merah Indonesia tidak melibatkan diri dan atau berpihak pada golongan politik, ras, suku maupun agama tertentu. Dalam pelaksanaannya PMI tidak melakukan pembedaan, tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
2.1.1 Sejarah Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) PMI
PMI mulai memberikan pelayanan RFL pada tahun 1979 untuk pengungsi pengungsi perahu dari Vietnam di Pulau Galang (Provinsi Kepulauan Riau). Pelaksanaannya berlangsung sampai 1992. Setelah itu PMI memberikan pelayanan RFL semasa konflik, gangguan dalam negeri, dan bencana seperti:
1. Perang Teluk, 1991-1992. Bekerja sama dengan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Arab Saudi mempertukarkan lebih dari 7000 RCM.
2. Konflik Timor Timur. Sejak tahun 1975 RFL sudah aktif dalam penyampaian RCM.Hingga saat ini masih ada kerjasama antara PMI dan CVTL (Cruz Vermelha de Timor Leste/Palang Merah Timor Leste), berupa pertukaran RCM di perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia (NTT).
3. Insiden Bom Bali, 2002. Kegiatan tim RFL adalah membantu mengisi formulir data ante-mortem dari keluarga para korban untuk identifikasi jenazah (dilakukan kerjasama dengan tim forensik Indonesia dan Polisi Federal Australia).
4. Musibah Tsunami yang meluluhlantakkan Aceh dan Pulau Nias (Provinsi Sumatera Utara) Desember 2004. Pelaksanaan RFL berlangsung sampai akhir 2005.
5. Gempa bumi di Yogyakarta, Mei -Agustus 2006.
6. Musibah jatuhnya pesawat terbang di Yogyakarta, Maret 2007. PMI juga memberikan pelayanan RFL bagi penerima bantuan dalam situasi normal, misalnya bagi anak angkat yang mencari orangtua kandung mereka di Indonesia. (panduan palang merah Indonesia, 2008)
2.1.2 Struktur Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)
dikeluarkan oleh CTA-ICRC Jenewa yang didalamnya termuat petunjuk-petunjuk bagaimana cara memulihkan hubungan keluarga yang terpisah. Tahun 2006 merupakan tahun yang penting dalam sejarah RFL PMI. Pada tahun tersebut, RFL kembali menjadi subdivisi di bawah Divisi Penanggulangan Bencana PMI, dan PMI membuat keputusan untuk membangun dan memperkuat kapasitas RFL-nya agar mampu memberikan pelayanan RFL di semua PMI Daerah dan PMI Cabang bilamana kebutuhan muncul. Langkah pertama pengembangan RFL di PMI adalah melakukan asesmen mengenai kebutuhan RFL di semua Provinsi dan asesmen mengenai kapasitas pelayanan RFL yang dimiliki oleh PMI Daerah dan PMI Cabang. Asesmen ini dilakukan oleh PMI Pusat secara bekerja sama dengan masing-masing PMI Daerah dan PMI Cabang. Langkah kedua adalah melatih relawan di setiap PMI Cabang agar mereka memiliki kesiapan untuk memberikan pelayanan RFL bilamana muncul kebutuhan dan pelatihan ini dilakukan oleh PMI Pusat bekerja sama dengan PMI Daerah dan PMI Cabang. Sejak September 2007, setiap PMI Daerah telah memiliki seorang koordinator RFL dan semua koordinator RFL sudah dilatih untuk dapat mengkoordinasikan semua kegiatan RFL di Daerah masing-masing. Struktur Subdivisi RFL PMI Pusat adalah sebagai berikut:
1. Kepala subdivisi RFL bertanggung jawab atas seluruh operasi RFL di Indonesia. 2. Koordinator Tanggap Darurat RFL (RFL Emergency Response Coordinator)
bertanggung jawab atas segi teknis RFL secara berkoordinasi dengan Petugas Kasus RFL (RFL Case Worker) dan bertanggung jawab mengkoordinasikan operasi RFL menyusul terjadinya bencana besar.
3. Koordinator Pengembangan Kapasitas RFL (RFL Capacity Building Coordinator) bertanggung jawab membantu PMI Daerah dan PMI Cabang untuk mengembangkan sebuah struktur RFL yang berfungsi dengan baik.
Garis komunikasi RFL PMI adalah sebagai berikut (lihat Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Garis Komunikasi RFL PMI
2.1.3 Permohonan Pencarian
Permohonan pencarian Palang Merah adalah permohonan informasi mengenai keberadaan seseorang yang hilang. Permohonan pencarian sering dilaksanakn ketika metode-metode RFL lainnya telah gagal, misalnya bilamana RCM tidak berhasil diantarkan atau diserahkan kepada penerima dan telah dikembalikan kepada pengirirm. Permohonan pencarian dapat dilaksanakan dalam situasi bencana konflik bersenjata, gangguan dalam negeri, bencana atau situasi-situasi kebutuhan kemanusiaan lainnya.
2.1.4 Penyatuan Kembali Keluarga
Berikut ini adalah penyatuan keluarga yang hilang dalam berbagai situasi : 1. Dalam keadaan darurat, penyatuan kembali keluarga dapat segera dilaksanakan
setelah salah seorang anggota keluarga si anak ditemukan keberadaannya.
2. Harus diperoleh jaminan terlebih dahulu dari kerabat tersebut bahwa dia setuju untuk dipersatukan dengan si anak sebagai suatu upaya sementara dan bahwa keluarga tersebut sanggup memlihara si anak. Penyatuan si anak dengan keluarga tersebut tidak boleh menghentikan pencarian terhadap orangtua si anak.
3. Dalam hal terdapat kekhawatiran serius menyangkut penyatuan si anak dengan keluarga tersebut, padahal penyatuan ini perlu dilakukan demi kepentingan si anak, mungkin pihak berwenang terkait di tingkat lokal, sistem kesejahteraan sosial yang ada, dan/atau lembaga serta perkumpulan-perkumpulan setempat perlu dilibatkan untuk dapat memberikan bantuan atau dukungan di kemudian hari.
4. Anak-anak yang dianggap sudah cukup dewasa harus diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk membuat keputusan mengenai maslah-masalah menyangkut penyatuan kembali keluarga dan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan masa depan mereka. (panduan palang merah Indonesia,2008)
2.2 Sistem terdistribusi
Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan untuk menyelesaikan satu tujuan yang spesifik atau menjalankan seperangkat fungsi. (Dharma Oetomo, 2006)
Sistem terdisitribusi merupakan kumpulan autonomous computer yang melalui sistem jaringan komputer dan dilengkapi dengan sistem software terdistribusi untuk membentuk fasilitas komputer terintegrasi.
mendistribusikan data, inforrnasi, proses, objek dan layanan dari dan kepada pengguna yang terkait di dalamnya. (Dharma Oetomo, 2006)
2.2.1 Struktur Sistem Terdistribusi
Dalam sistem terdistribusi, situs-situs yang berbeda saling terhubung satu sama lain melalui jaringan sehingga situs yang satu dapat mengakses dan menggunakan sumber daya yang terdapat dalam situs lain. Misalnya, user di situs A dapat mengakses file yang dimiliki situs B dan sebaliknya user di situs B dapat mengakses file yang terdapat di situs A. Seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Struktur Sistem terdistribusi
Ketika banyak situs saling terhubung melalui jaringan komunikasi, user dari situs situs yang berbeda mempunyai kesempatan untuk dapat bertukar informasi.
2.2.2 Karakteristik Sistem Terdistribusi
Sistem terdistribusi mempunyai 3 karakteristik. Adapun karakteristiknya, yaitu : 1. Concurrency of components. Pengaksesan suatu komponen/sumber daya (segala
2. No global clock. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mensinkronkan waktu seluruh komputer/perangkat yang terlibat. Dapat berpengaruh pada pengiriman pesan/data, seperti saat beberapa proses berebut ingin masuk ke critical session. 3. Independent failures of components. Setiap komponen/perangkat dapat
mengalami kegagalan namun komponen/perangkat lain tetap berjalan dengan baik.
2.2.3 Arsitektur Sistem Terdistribusi
Menurut Dharma Oetomo (2006) arsitektur didefinisikan sebagai suatu rancangan untuk penyusunan dan operasi komponen-komponen suatu sistem, di mana rancangan tersebut mengidentifikasi komponen beserta fungsi masing-masing komponen, konektivitas/hubungan antarkomponen dan mendeskripsikan pemetaan fungsionalitas ke dalam komponen.
Adapun jenis arsitektur sistem terdistribusi ialah sebagai berikut :
a. Client Server, client menghubungi server untuk mendapatkan data, yang kemudian memformat dan menampilkan pada pengguna. Arsitektur ini terdiri dari 3 jenis yaitu arsitektur 2-tier, 3-tier dan n-tier.
b. Tightly Coupled (clustered), mesin-mesin terintegrasi yang menjalankan proses yang bersamaan dengan membagi tugas ke dalam beberapa bagian yang dijalankan masing-masing mesin. Apabila proses ini telah selesai, hasil pengerjaan masing-masing mesin digabungkan menjadi satu mesin.
2.2.4 Pengembangan Sistem Terdistribusi
Untuk mengembangkan suatu sistem terdistribusi, perlu diperhatikan beberapa aspek yang merupakan suatu tantangan bagi para pegembang Sistem Terdistribusi yaitu sebagai berikut :
a. Keanekaragaman (heterogeneity)
SisTer mampu mendukung berbagai jenis sistem operasi, perangkat keras dan perangkat lunak. Misalnya SisTer dalam kantor masih dapat berjalan dengan baik meskipun terdiri dari komputer yang masih baru dan komputer yang sudah lama.
b. Keterbukaan (openness)
Pengambangan SisTer yang dilakukan dengan menambahkan komponen-komponen baru yang dapat dilakukan oleh programmer yang berbeda-beda. Misalnya menambahkan program sistem layanan bank tidak harus dilakukan oleh orang yang menciptakan program tersebut, tetapi dapat dilakukan oleh programmer lain.
c. Keamanan (security)
SisTer harus dapat menyediakan keamanan yang memadai bagi sumber daya yang digunakan bersama dan pesan yang dihantarkan dalam sistem. Misalnya PIN dari mesin ATM dikirimkan secara tersamar ke basisdata bank.
d. Skalabilitas (scalability)
Ukuran SisTer dapat diubah dan tetap dapat berjalan dengan baik. Perubahan dapat dilakukan dari segi jumlah pengguna maupun dari segi kekuatan perangkat keras komputer-komput er dalam SisTer itu sendiri.
e. Penanganan Masalah (error-handling)
Kerusakan yang terjadi pada satu komputer dalam SisTer tidak mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan. Misalnya sekumpulan komputer yang memantau kegiatan umum gunung berapi. Apabila salah satu komputer mati, sistem tersebut masih dapat bekerja sehingga proses pemantauan dapat terus berjalan.
f. Kebersamaan (conccuriency)
g. Penyembunyian (transparency)
Dalam beberapa buku berbahasa Indonesia, istilah tersebut juga sering disebut transparansi, walaupun sebenarnya kurang tepat. Penyembunyian memabuat beberapa aspek distribusi tidak tampak oleh pengguna. (dharma oetomo, 2006)
2.2.5 Objek Terdistribusi
Menurut Dharmo Oetomo (2006) objek terdistribusi adalah sebagai berikut :
2.2.5.1CORBA
Pada tahun 1989, objek manajemen group dibentuk untuk melakukan standarisasi terhadap arsitektur aplikasi menggunakan objek terdistribusi sehingga aplikasi yang dibuat oleh sebuah vendor dapat berinteraksi dengan vendor lainnya dengan berbagai perangkat jaringan dan sistem operasi. OMG merupakan konsorsium perangkat lunak terbesar dengan anggota lebih dari 700 organisasi. Standar yang dikeluarkan oleh OMG disebut Common Object Request Broker Architecture (Cobra). Spesifikasi COBRA ini berisi sebuah spesifikasi infrastruktur yang disebut Object Request Borker (ORB) yang memungkinkan aplikasi klien untuk dapat berkomunikasi dengan objek secara remote. Spesifikasi ini meliputii antarmuka program, protocol komunikasi dan model objek atau layanan yang memungkinkan aplikasi yang ditulus dengan berbagai macam bahasa pemogramandan berjalan dalam berbagai platform untuk dapat saling berkomunikasi. Pada akhir tahun 1994, OMG mengeluarkan Standar COBRA 2.0 dengan tambahan protokol yang disebut Internet Inter-ORB Protocol IIOP).
2.2.5.2COM
COM akronim dari Component Object Model adalah teknologi yang diciptakan oleh Microsoft untuk memungkinkan komunikasi antar aplikasi. Teknologi ini sudah disediakan untuk beberapa platform, tetapi kebanyakan digunakan untuk platform windo ws. Perkembangan teknologi COM ini bermula dari teknologi OLE (object linking and embedding) yang dibuat untuk memungkinkan aplikasi dapat saling bertukar data, misalnya kita dapat memiliki spreadsheet yang dibuat dengan Microsoft excel yang disisipkan di dalam dokumen yang dibuat dengan Microsoft word. Jika spreadsheet tersebut diubah maka tampilan yang ada di dalam dokumen juga akan berubah secara otomatis.
2.2.5.3DCOM
DCOM akronim dari Distributed Component Object Model dibandinhkan dengan COM memiliki kelebihan mampu untuk terdistribusi dan komunikasi antarkomponen melalui jaringan. DCOM dan CORBA salinh berkompetisi untuk menjadi standar dalam distribusi komponen melalui internet. Namun dibalik kesulitan dalam hal keamanan, sebuah browser yang berjalan menggunakan protokol HTTP sudah dapat menggantikan teknologi tersebut.
2.2.6 Layanan Terdistribusi
didistribusiskan tetapi sudah berupa sebuah layanan. Teknologi yang menggunakan konsep ini adalah Web Service yang mudah mengguanakan protokol standard dan terbuka sehingga mudah untuk diadaptasi oleh berbagai pihak dan dapat beroperasi pada berbagai aplikasi platform.
2.2.6.1Web Service (WS)
Web Service adalah sistem software yang didesain untuk mendukung interaksi antar komputer dalam jaringan. Web service memiliki antarmuka dalam format yang dapat dibaca oleh komputer seperti WSDL (Web Service Description Language).
Keuntungan Web service adalah sebagai berikut :
1. Web Service memungkinkan aplikasi yang berjalan dalam berbagai platform untuk dapat saling berinteraksi.
2. Web Service menggunakan standard dan protokol yang terbuka.
3. Dengan menggunakan protokol HTTP, Web Service dapat melalui berbagai macam firewall tanpa harus banyak mengubah konfigurasi firewall tersebut. 4. Web Service memungkinkan penggabungan aplikasi dan layanan dari berbgai
perusahaan untuk menyediakan layanan yang terintegrasi bagi pengguna. 5. Web Service memungkinkan penggunaan kembali layanan dan komponen yang
ada dalam infrastrukturnya.
Sedangkan kelemahan dari Web Service adalah sebagai berikut :
1. Karena relatif baru, fasilitas standar yang dimiliki oleh Web Service masih terbatas bila dibandingkan dengan teknologi yang lebih matang seperti CORBA. 2. Kinerja Web Service masih kalah jika dibandingkan dengan teknologi terdistribusi
2.3 HTTP/WEB
World Wide Web (WWW) adalah suatu sistem untuk mempublikasikan serta mengakses data dan layanan melalui internet melalui bantuan browser (IE, Netscape, Opera, dll). Melalui web dapat mengakses berbagai macam dokumen, melakukan streaming, serta berinteraksi dengan layanan yang tak terbatas. (Handoko)
Web termasuk open system karena dapat dikembangkan dan diimplementasikan dalam bentuk baru tanpa mengganggu fungsi-fungsi yang sudah ada. Web dibangun dan dioperasikan dalam sistem komunikasi dan dokumen yang standar serta dipublikasikan secara terbuka.
HTTP mendefinisikan cara berkomunikasi antara browser dengan web-server (media perantara). Beberapa fungsi HTTP :
1. Request-reply interaction → berfungsi sebagai protokol requestreply”.
2. Content Types → menerjemahkan tipe data yang diminta oleh client maupun dikirimkan oleh server kepada client. Literal string yang memuat data yang dikirimkan disebut MIME. Misalnya : text/HTML, application/zip, images/GIF. Dengan demikian browser dapat mengetahui paket data apa yang dikirimkan oleh server dan dengan cepat browser memanggil helpers atau plug-in untuk menampilkan data tersebut.
3. One resource per request _ HTTP akan memecah permintaan user agar
waktu tunggu (delay) user tidak terlalu lama. Misalnya user meminta 1 halaman yang terdiri dari 9 gambar, maka HTTP akan memecah permintaan ini menjadi 10 permintaan.
4. Simple access control _ semua user yang terkoneksi dalam jaringan internet
dapat meminta data yang dipublikasikan oleh server serta ikut
Client Server
mempublikasikan data yang tersimpan dalam komputernya. Jika ada user yang tidak ingin datanya diakses oleh sembarang orang, maka dengan mudah ia dapat menambahkan proses authentikasi pada orang yang mengakses data tersebut, misalnya : password. (handoko)
2.4 Basisdata Terdistribusi
Basisdata terdistribusi menjadi hal yang cukup penting akhir-akhir ini. Basisdata terdistribusi telah menghilangkan beberapa kekurangan yang dimiliki oleh basisdata terpusat. Di samping itu, basisdata terdistribusi sesuai dengan struktur organisasi yang terdesentralisasi pada kebanyakan organisasi saat ini.
Basis data terdistibusi dapat didefinisikan sebagai kumpulan shared data yang terintegrasi secara logis, dimana secara fisik terdistribusi melalui node-node jaringan. Setiap node pada jaringan memiliki otonomi pemrosesan data dan dapat menjalankan aplikasi lokal. Setiap node juga menjalankan paling tidak satu aplikasi global yang memerlukan pengaksesan data pada beberapa situs menggunakan sarana komunikasi.
Sistem manajemen basis data terdistribusi adalah software untuk mengelola basis data terdistribusi dengan suatu cara tertentu sehinggal aspek terdistribusi bersifat transparan terhadap user.
Database lokal adalah database yang tersimpan pada salah satu site dalam jaringan. Global database adalah konsep virtual yang mengacu/menunjukkan integrasi logis dari semua database lokal. (Darlis Heru Mukti)
2.4.1 Klasisifikasi Sistem Manajemen Basisdata Terdistribusi (DDBMS)
Homogeneus DDBMS memiliki data collection mirip dengan centralized DB, tetapi data didistribusikan disejumlah site. Dalam praktek, tidak memiliki skema lokal dan mempunyai software pengelolaan data terbatas untuk level lokal.
Heterogeneus DDBMS adalah penggunaan.DBMS yang berbeda pada pada lokal node. Data tersimpan secara fully replicated, seluruh global database tersimpan dalam site.
Database dalam distributsi database dapat di Fully Patitioned yaitu tidak ada replikasi, dan Partial Replication yaitu global database yang penting disimpan disetiap site. Pada homogeneus distribusi database tidak ditemui otonomi lokal. (darlis heru mukti)
2.4.2 Penggunaan Basisdata Terdistribusi
Basisdata terdistribusi bukanlah sekedar mendistribusikan sebuah basisdata terpusat. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem yang terdistribusi antara lain: independensi data, distribusi transparansi data, mengurangi redundansi, dan optimalisasi.
2.4.2.1 Keuntungan Penggunaan Basisdata Terdistribusi
Berikut ini adalah keuntungan penggunaan basisdata terdistribusi : 1. Kebutuhan Ekonomis dan Organisasi
Banyak perusahaan melakukan desentralisasi. Untuk menyesuaikan dengan organisasi terdesentralisasi ini bentuk basisdata terdistribusi merupakan sistem yang sesuai.
Basisdata terdistribusi merupakan bentuk yang “alamiah” dari organisasi yang mengembangkan sistem secara bottom-up di mana banyak basisdata telah digunakan secara lokal. Pengembangan ini memerlukan lebih sedikit biaya pada restrukturisasi basisdata lokal jika dibandingkan dengan mengembangkan basisdata terpusat yang sama sekali baru.
3. Pertumbuhan Organisasi Secara Bertahap
Jika organisasi berkembang secara bertahap dengan bertambahnya unit organisasi yang relatif baru dan otonom maka pendekatan basisdata tersebar akan dapat mengurangi efek yang terjadi pada sistem yang telah ada. Dengan pendekatan terpusat, desain awal sistem harus mempertimbangkan pengembangan sistem yang akan datang yang bisa jadi sulit untuk diprediksi dan diimplementasikan. 4. Mengurangi Biaya Komunikasi
Salah satu tujuan utama desain basisdata terdistribusi adalah memaksimalkan jumlah aplikasi lokal, yaitu aplikasi yang hanya bekerja dengan basisdata lokal. Akses terhadap basisdata lokal membutuhkan biaya komunikasi yang jauh lebih rendah jika dibandingkan akses terhadap remote basisdata pada basisdata terpusat.
5. Reliability dan Availability
Data yang redundan meningkatkan reliability dan availability sistem yang lebih tinggi. Kegagalan pada sistem terdistribusi memiliki kemungkinan lebih besar dibandingkan dengan sistem terpusat karena komponen-komponenya lebih banyak. Namun efek yang ditimbulkan oleh kegagalan sistem, basisdata terdistribusi memiliki efek lebih kecil daripada basisdata terpusat. Pada basisdata terdistribusi, kegagalan sistem secara keseluruhan sangat jarang terjadi.
2.4.2.2Kerugian Penggunaan Basisdata Terdistribusi
Adapun kerugian dari penggunaan basisdata terdistribusi adalah sebagai berikut : 1. Faktor keamanan kurang
2. Kompleksitas pengelolaan meningkat
5. Penentuan data atau proses apa yang dikerjakan di cabang tidak mudah.
2.5 Client Server
Client/Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta layanan request data kepada komputer lain. Komputer yang meminta layanan disebut sebagai client, sedangkan yang menyediakan layanan disebut sebagai server.
Pengertian lain, client melakukan permintaan suatu informasi atau mengirim perintah ke server. Server akan menerima permintaan dan perintah client. Kemudian server akan memproses memproses berdasarkan permintaan tersebut, dan
mengembalikan kepada client sebagai hasil pemrosesan yang sudah dilakukan.
Gambar 2.3 Arsitektur Model Client/Server
Service Request adalah permintaan dari client baik berupa permintaan data maupun perintah ke server. Service Response berupa balasan dari server atas permintaan dari client berupa hasil proses. Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering disebut database server, seperi misalnya MySQL.
Komponen utama model ini adalah:
1. Satu set server stand alone yang memberikan layanan ke subsistem yang lain. 2. Satu atau lebih set client yang meminta layanan yang diberikan oleh server.
Client – Web Browser
Middleware PHP, JSP,ASP
Service Request Services Response
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Gambaran kasus
Prosedur-prosedur dalam mengelola pelayanan RFL harus jelas dan konsisten. Prosedur-prosedur tersebut antara lain adalah prosedur mendaftar dan memeriksa kembali permohonan, prosedur menulis catatan kasus dan prosedur membuat laporan rutin tentang kegiatan RFL. Baik besar ataupun kecil jumlah permohonan di kantor RFL, prosedur administrasi yang berlaku adalah jelas. Konsistensi prosedur-prosedur administratif antara Subdivisi RFL PMI pusat, PMI daerah dan PMI cabang akan memastikan pertukaran informasi yang efisien di lingkungan PMI dan pelayanan RFL yang efektif bagi para penerima bantuan.
1. Kasus ditutup positif, bilamana kontak antara pemohon dan orang yang dicari berhasil dipulihkan atau dipertemukan kembali kepada keluarganya.
2. Kasus ditutup negatif, bilamana kontak antara pemohon dan orang yang dicari tidak berhasil dikembalikan kepada keluarganya, yaitu orang yang dicari tidak berhasil ditemukan keberadaannya.
3. Kasus akan dihentikan, yaitu permohonan ditarik kembali oleh anggota keluarga.
4. Kasus yang berhubungan dengan administrasi, yaitu administrasi kasus yang di berikan oleh pemohon tidak lengkap.
3.2 Analisis Sistem
Mengisi formulir RFL dan pemrosesan data RFL secara manual sangat tidak efektif dan efisien. Untuk mencatat data diperlukan beberapa formulir yang berbeda, sehingga membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mengisi formulir tersebut. Setelah dilakukan pengisian formulir, selanjutnya data akan diproses oleh petugas. Kemudian data akan dikirim sesuai dengan tempat keberadaan terakhir orang yang dilaporkan hilang. Apabila keberadaannya di dalam daerah, maka formulir akan dikirim langsung oleh petugas. Sedangkan keberadaannya di luar daerah maka formulir tersebut dikirim melalui fax dan pos.
Kondisi ini tidak jarang terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pengisian formulir RFL. Apabila ada perubahan data dari pemohon maka informasi tidak cepat diterima karena harus memperbaharui data terlebih dahulu. Sehingga membuat pekerjaan menjadi terhambat dan lambatnya proses pencarian orang yang hilang.
3.3 Penyelesaian Masalah
Berdasarkan hal di atas maka hal yang sangat penting adalah merubah sistem menjadi sistem terkomputerisasi. Dengan adanya sistem yang baru dan terkomputerisasi dapat mempercepat semua proses pengisian data maupun pemrosesan data. Sehingga semua pekerjaan akan menjadi lebih mudah.
Sistem yang terkomputerisasi ini bekerja secara terdistribusi, sehingga akan lebih mudah untuk mengirim data. PMI cabang yang menerima laporan kehilangan seseorang tidak perlu mengantarkan data formulir dari korban ke PMI tujuan dimana korban terakhir berada. Setiap cabang dapat mengakses aplikasi ini untuk melihat data korban yang dilaporkan.
Dengan sistem aplikasi ini penyimpanan data menjadi lebih mudah dan tidak memerlukan formulir yang banyak. Memeberikan informasi tentang pencarian menjadi lebih efisien. Untuk itu aplikasi ini dinuat secara terdistribusi.
Pada sistem terdistribusi, database disimpan pada beberapa komputer. Komputer-komputer ini berkomunikasi melalui media komunikasi seperti jaringan kecepatan tinggi atau line telepon. Jaringan ini tidak berbagi memori utama maupun disk. Database terdistribusi ini terpisah secara geografis, terpisah secara administratif dan memiliki interkoneksi yang lebih lambat. Pada database terdistribusi ideal, semua site akan bekerja dengan software database manajemen yang sama dan menyadari keberadaan masing-masing file. Namun kenyataannya, database terdistribusi dibangun dengan menggunakan beberapa database yang telah ada, dimana database tersebut berjalan dengan skema dan software database manajemen yang berbeda.
3.4 Analisis Kebutuhan
a. Menyimpan ataupun menghapus data orang yang hilang dan pemohon. b. Menyimpan ataupun menghapus data petugas.
c. Memberitahukan ke PMI cabang dimana orang yang hilang tersebut berada. d. Melihat hasil laporan dari pencarian.
Pembuatan aplikasi RFL berbasis web dan terdistribusi diharapkan dapat membantu petugas untuk melakukan menyinpanan data orang yang hilang dan pemohonnya. PMI cabang lain yang dapat mengakses data orang yang hilang ketika ada pemberitahuan dari PMI yang menerima laporan tanpa harus mengirimkan data tersebut. Karena aplikasi ini dibuat secara online dan dapat mengakses data dimana saja jika di daerah tersebut mempunyai jaringan internet.
3.5 Model Analisis Perangkat Lunak
Pemodelan dalam suatu rekayasa perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahap awal. Pemodelan ini akan mempengaruhi pekerjaan – pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak. Pada tugas akhir ini menggunakan salah satu model perangkat lunak yaitu Pemodelan Fungsional dan Kamus Data.
3.5.1 Pemodelan Fungsional
Hasil yang diharapkan dari tahapan membangun suatu sistem adalah bagaimana caranya agar sistem yang dibangun memiliki fungsi yang berdaya guna maksimal.
Oleh karena itu, maka fungsi-fungsi yang ada pada sistem tersebut perlu dianalisis. Pada sistem aplikasi RFl, secara garis besar terdapat tiga fungsi yaitu pengisian formulir,memberi penugasan dan memproses.
3.5.1.1 Data Flow Diagram ( DFD ) dan Spesifikasi Proses
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antaradata yang tesimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
DFD terdiri dari context diagram (CD) dan diagram rinci. Context diagram (CD) berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. CD menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem yaitu :
a). Kelompok pemakai, organisasi, atau sistem lain, dimana sistem melakukan komunikasi yang disebut sebagai terminator.
b). Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.
c). Data keluar, data yang dihasilkan dari sistem dan diberikan ke dunia luar.
d). Penyimpanan data (data store), digunakan secara bersama-sama antara sistem dengan terminator.
e). Batasan antara sistem dengan lingkungan (rest of the world).
Sedangkan DFD rinci menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.
Aplikasi RFL
Gambar 3.1 Diagram Konteks untuk aplikasi RFL
Diagram Konteks di atas menggambarkan sistem secara garis besar yang memperlihatkan masukan, proses, dan keluaran dari sistem yang akan dirancang.
Proses yang terjadi pada diagram konteks di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan spesifikasi proses pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 0
No / Nama Proses Input Keterangan Proses Output
Proses 0 / Aplikasi RFL
dt_admin, dt_petugas, dt_org_hlg
Pada proses ini data yang diinput akan digunakan dalam pencarian orang yang hilang
Formulir dan Laporan akan orang yang hilang
Registrasi
t2 tabel_org_hlg
dt_org_hlg
Gambar 3.2 DFD level 1 dari proses P.0
DFD level 1 dari proses P.0 diatas merepresentasikan proses yang terjadi pada aplikasi RFL. Spesifikasi proses dari aplikasi RFL dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 1 dari P.0
No / Nama Proses Input Keterangan Proses Output
Proses P.1/ Proses Registrasi
dt_admin, dt_petugas
Perintah untuk melakukan proses registrasi bagi petugas dan admin yang ingin mengisi formulir atau melihat data
Data admin dan data user yang akan
digunakan untuk login
Proses P.2/ Proses login
dt_login Admin atau petugas melakukan proses login untuk melihat data atau mengisi formulir
dt_org_hlg Pada Proses ini, admin atau petugas mengisi formulir keterangan orang hilang dan pemohon
Data orang hilang yang akan dicari dan akan dikirim ke PMI tujuan
Proses P.4 / Proses Pengiriman
Formulir Pada proses ini formulir akan dikirimkan ke PMI tujuan
3.5.2 Kamus Data
Kamus data merupakan suatu data yang disusun untuk memudahkan selama proses analisis dan desain. Selain suatu dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah data yang terdapat pada diagram alir. Penganalisis sistem harus hati-hati dalam mengkatalogkan istilah-istilah yang berbeda-beda yang menunjuk pada item yang sama. Kehati-hatian ini membantu dalam menghindari duplikasi, memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara bagian-bagian yang saling berbagi basis data, dan membuat upaya pemeliharaan lebih bermanfaat. Kamus data juga bertindak sebagai standar tetap untuk elemen-elemen data.
Masukan-masukan kamus data bisa dibuat setelah diagram aliran data dilengkapi atau bisa juga disusun saat diagram aliran data sedang dikembangkan. Penganalisis sistem bisa saja membuat suatu diagram aliran data level 0 dan sekaligus membuat masukan-masukan data awal. Selanjutnya, sewaktu penganalisis sistem mengembangkan diagram level data menjadi diagram anak, penganalisis juga bisa memodifikasi masukan-masukan kamus data yang baru sesuai dengan aliran data pada diagram alir anak.
Berikut ini merupakan kamus data yang berisikan data yang digunakan pada diagram alir data mulai dari diagram konteks, DFD level 1 dari masing-masing proses :
Formulir dan petugas
Proses P.5 / Proses Buat Surat
Penugasan
dt_petugas Pada proses ini PMI tujuan akan membuat surat penugasan untuk petugas yang akan melakukan pencarian
Tabel 3.3 Kamus Data
Nama Tipe Data Deskripsi
dt_admin String Data yang diinput oleh admin PMI cabang
dt_petugas String Data yang diinput oleh petugas lapangan
dt_org_hlg String Data orang yang hilang dan pemohon yang diisi oleh admin atau petugas lapangan
dt_login String Data yang diinput oleh admin atau petugas untuk memproses data
Formulir String Berisi data orang yang hilang dan pemohon yang diserahkan kepada petugas lapangan
laporan1 String Laporan yang diterima oleh admin PIM tujuan yang berisi tentang berhasil atau tidaknya pencarian oleh petugas
laporan2 String Laporan yang diterima oleh admin PMI cabang yang berisi tentang berhasil atau tidaknya pencarian oleh petugas
3.7 Perancangan Sistem
Perancangan merupakan tahap kedua dari siklus hidup pengembangan sistem perangkat lunak. Perancangan memiliki tujuan untuk menentukan kondisi akhir yang diharapkan dari perangkat lunak yang akan dibangun dan merumuskan cara yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil tersebut.
3.7.1 Perancangan Aplikasi RFL
Gambar 3.3 Perancangan aplikasi RFL
Server
ASP File
Gambar 3.4 cara kerja ASP sebagai sebuah server side scripting
Keterangan:
a. Pengguna mengakses sebuah file ASP yang disimpan pada server melalui sebuah browser.
b. File tersebut dieksekusi oleh server.
c. Apabila file ASP tersebut meminta akses ke basis data maka server akan melakukan akses ke basis data dengan menggunakan SQL.
d. Setelah mendapatkan kumpulan record yang sesuai dengan permintaan maka server akan menyisipkannya pada halaman HTML yang akan dikirim kembali pada pengguna melalui browser. Dari sini dapat dilihat bahwa halaman HTML yang dikirimkan kepada pengguna dapat dihasilkan secara realtime sesuai kebutuhan pengguna.
user
Internet browser
HTML + Record s
Server ASP File
Gambar 3.5 aplikasi terdistribusi
Keterangan:
a. User 1 mengirimkan informasi data yang dilaporkan ke server.
b. Server menerima informasi, memproses dan menyimpan informasi di database. c. User 2 mengirimkan data yang diperoleh untuk di cocokkan ke server.
d. Setelah menerima informasi dari user 2, server akan memproses informasi tersebut dan akan mengirimkan ke user jika informasi yang diberikan sesuai dengan informasi yang di berikan oleh user 1.
3.7.2 Perancangan Arsitektur Database Terdistribusi
Arsitektur database terdistribusi dirancang sedemikian rupa sehingga data yang berupa record dapat terdistribusikan di setiap database lokal dan dapat bekerja secara terintegrasi dan simultan. Gambar 3.5 di bawah ini merupakan prinsip kerja database terdistribusi secara sederhana .
Gambar 3.6 Prinsip Kerja Database
3.7.3 Flowchart
Gambar 3.7 Flowchart Aplikasi RFL
mulai Dt_admin, dt_petugas dt_org_hlg
Registrasi
dt_admin = id_admin? dt_petugas = id_petugas?
Isi formulir org hilang & pemohon
Kirim formulir
nama_petugas
Buat surat penugasan
selesai
T
Y
3.7.4 Algoritma
Algoritma prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Input data
Data admin = id admin Data petugas= id petugas
2. Periksa data pada data admin=id admin? Jika ya, lanjut ke nomor 3, jika tidak kembali ke nomor 1.
3. Pilih formulir yang sesuai dengan jenis kasusnya.
4. Isi formulir dengan lengkap sesusai dengan data yang dibutuhkan untuk keterangan pencarian.
5. Periksa data permohonan dapat dilanjutkan? Jika ya, lanjut ke nomor 6, jika tidak kembali ke nomor 4.
6. Memberitahukan kepada PMI tujuan, dimana tempat keberadaan terakhir orang yang dilaporkan.
7. Melaporkan data kepada PMI daerah.
8. Menugaskan relawan untuk proses pencarian dengan memberitahukan waktu untuk melakukan proses pencarian.
9. Ulangi langkah nomor 4
10.Periksa hasil pencarian sesuai dengan yang dilaporkan? Jika ya, buat laporan. Jika tidak, ulangi pencarian.
11.Selesai.
3.7.5 Perancangan Antar Muka
3.7.5.1 Rancangan Tampilan Utama
Tampilan ini merupakan tampilan utama dari perangkat lunak aplikasi RFL (Restoring Family Link) yang dibentuk sesederhana mungkin untuk memudahkan para pengguna perangkat lunak. Pada tampilan Utama ini merupakan tampilan awal yang terdapat Judul Program, logo Organisasi, fasilitas sistem aplikasi RFL (Restoring Family Link), yaitu menu utama, administrator cabang, petugas lapangan.
Pada menu utama user dapat memilih apakah tentang RFL (Restoring Family Link).dan penjelasan RFL lainnya. Jika dipilih menu administrator cabang maka selanjutnya akan tampil form login untuk masuk ke menu selanjutnya dan jika yang dipilih adalah petugas lapangan maka yang muncul adalah tampilan login untuk petugas lapangan yang akan masuk ke menu selanjutnya.
Gambar 3.8 Rancangan Tampilan Utama
Logo Organisasi Diletakkan disamping
kiri tampilan web
Restoring Family Links Banner web sistem diletakkan disamping kanan tampilan web
Utama Administrator Cabang Petugas lapangan
Menu
Link tampilan ke menu Petugas lapangan Link tampilan ke menu
Administrator Cabang
Menampilkan menu awal serta isi tentang Restoring Family Lnk Menampilkan semua data base permohonan pencarian
Menampilkan semua data base permohonan informasi kesejahteran Menampilkan semua data base permohonan Red Cross Message Menampilkan semua data base permohonan Pencarian dibencana
Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Jln. Gatot Subroto Kav 96 Jakarta
Alamat Palang Merah Indonesia Pusat di Jakarta
3.7.5.2 Rancangan Tampilan Registrasi Administrator Cabang
Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Registrasi Administrator Cabang
3.7.5.3 Rancangan Tampilan Login Admin Cabang
Gambar 3.10 Rancangan Tampilan Login Admin Cabang
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Administrator Cabang Petugas Lapangan
Selamat Datang di menu Registrasi Administrator !
Disini diharapkan untuk mendaftarkan PMI Cabang tempat anda bertugas sebagai seorang administrator
PMI Cabang Password :
:
Save
Button untuk menyimpan dan mengirimkan data yang telah ditambah ke dalam data base administrator cabang
Berisi data PMI cabang secara detail dan tersimpan ke dalam data base registrasi administrator
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Administrator Cabang Petugas Lapangan
Selamat Datang !
Untuk melanjutkan silakan anda Login dengan memasukkan nama PMI Cabang dan Password
3.7.5.4 Rancangan Tampilan Ganti Password Cabang
Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Ganti Password Cabang
3.7.5.5 Rancangan Tampilan Edit Data Cabang
Gambar 3.12 Rancangan Tampilan Edit Data Cabang
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
Cabang
Button untuk pembatalan perubahan data
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
Cabang
Button untuk menyimpan perbaikan data Cabang dan mengirimkannya kembali ke dalam data base PMI Cabang
Button untuk melakukan pembatalan penambahan/perubahan data dan
3.7.5.6 Rancangan Tampilan Data Permohonan Pencarian , Informasi dan Kesejahteraan
Gambar 3.13 Rancangan Tampilan Data Permohonan Pencarian , Informasi
dan Kesejahteraan
3.7.5.7 Rancangan Tampilan Data Permohonan Berita Palang Merah
Gambar 3.14 Rancangan Tampilan Data Permohonan Berita Palang Merah
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
First Previous Next Last
Data Permohonan Pencarian, Informasi dan kesejahteran Tujuan PMI Cabang ...
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
First Previous Next Last
Data Permohonan Berita Palang Merah (RCM) Tujuan PMI Cabang ...
No. Acuan Tgl Diterima Nama
orang yang dicari Nama Pemohon
3.7.5.8 Rancangan Tampilan Daftar Petugas Admin
Gambar 3.15 Rancangan Tampilan Daftar Petugas Admin
3.7.5.9 Rancangan Tampilan Menu Tambah Petugas Admin
Gambar 3.16 Rancangan Tampilan Menu Tambah Petugas Admin
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang
First Previous Next Last Petugas
(Link ke Admin/Petugas)
Daftar Nama Petugas Administrator
Nama Tanggal LahirTempat Jenis
Kelamin Alamat Telp HP E-mail
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
Nama
Button untuk membatalkan data yang telah di isi, dan kembali ke menu daftar
data petugas administrator Button untuk menyimpan data
petugas administrator dan mengirimkannya ke dalam data
3.7.5.10 Rancangan Tampilan Menu Awal Formulir
Gambar 3.17 Rancangan Tampilan Menu Awal Formulir
3.7.5.11 Rancangan Tampilan Menu Penugasan Relawan
Gambar 3.18 Rancangan Tampilan Menu Penugasan Relawan
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
Nomor Kasus
Logo Organisasi Restoring Family Links
Utama Formulir PMI Cabang Petugas
Nomor Kasus
Silahkan Masukan Nama Relawan
Button untuk menyimpan data petugas lapangan yang melaksanakan permohonan pencarian dan mengirimkannya kedalam data base Petugas lapangan
Button untuk membatalkan perintah pengisian penugasn
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM
4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Aplikasi RFL (Restoring Family Link) dapat diakses oleh admin dan relawan untuk melakukan pengisian data dan sudah melakukan registrasi terlebih dahulu untuk login, kecuali pemohon tidak dapak melakukan registrasi ataupun login karena situs ini hanya bisa digunakan oleh admin dan relawan. Untuk mengakses situs ini dibutuhkan hardware dan software untuk membantu berjalannya aplikasi.
4.1.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras (hardware) adalah peralatan untuk menyimpan data. Perangkat keras merupakan salah satu komponen yang dibutukan untuk menjalankan aplikasi RFL. Adapun perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Monitor SVGA. 15” b. Keyboard dan Mouse. c. Harddisk minimal 10 Gb. d. RAM minimal 64 Mb. e. VGA Card 64 Mb.
4.1.2 Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak (software) adalah kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. Perangkat lunak merupakan salah satu komponen yang penting untuk menjalankan aplikasi RFl karena tanpa adanya perangkat lunak yang di instal di dalam komputer, program tidak akan dapat dijalankan. Adpaun perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Sistem Operasi minimal Windows 98.
b. Browser yang direkomendasikan adalah Mozilla FireFox , dapat juga menggunakan Internet Expoler.
c. Menggunakan IIS untuk menjalankan program.
4.2 Tampilan Hasil
Dari hasil perancangan sistem yang dilakukan, maka proses selanjutnya adalah tahap implementasi ke dalam bentuk program komputer. Pada tahap ini pemrograman yang digunakan adalah ASP (Active Server Pages). Listing Program perancangan aplikasi RFL di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara terlampir pada Lampiran A.
4.2.1 Tampilan Program Menu Utama
Gambar 4.1 Tampilan Program menu utama
4.2.2 Tampilan Halaman Login Administrator
Tampilan halaman login ini berfungsi untuk masuk ke halaman admin selanjutnya. Berikut ini adalah tampilan dari halaman admin pada gambar 4.2:
4.2.3 Tampilan Halaman Login Petugas
Tampilan halaman login ini berfungsi untuk masuk ke halaman petugas untuk melihat data orang yang hilang dan lainnya. Berikut ini adalah tampilan dari halaman login petugas pada gambar 4.3:
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Login Petugas
4.2.4 Tampilan Data Permohonan Pencarian dan Informasi Kesejahteraan
Tujuan PMI Cabang
Gambar 4.4 Tampilan Data Permohonan Pencarian dan Informasi Kesejahteraan
Tujuan PMI Cabang
4.2.5 Tampilan Halaman Formulir Permohonan Pencarian
4.2.6 Tampilan Lembar Ringkasan Kasus
Pada tampilan ini akan terlihat nama orang yang dicari serta nama pemohon yang melaporkan dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan kasus kehilangan seseorang. Seperti yang terlihat pada gambar 4.6 di bawah ini :
Gambar 4.6 Tampilan Lembar Ringkasan Kasus
4.2.7 Tampilan Data Permohonan Pencarian dan informasi Kesejahteraan
Gambar 4.7 Tampilan Data Permohonan dan Informasi Kesejahteraan
4.2.8 Tampilan Data RCM
Pada tampilan ini berisikan data orang yang hilang sesuai jenis kasusnya yaitu RCM atau berita palang merah. Seperti terlihat pada gambar 4.8 di bawah ini :
4.2.9 Tampilan Formulir Berita Palang Merah (RCM)
Pada tampilan ini berupa lembar formulir untuk data jenis kasus berita palang merah. Seperti terlihat pada gambar 4.9 di bawah ini:
Gambar 4.9 Tampilan Formulir Berita Palang Merah (RCM)
4.2.10 Tampilan Data Permohonan Berita Palang Merah tujuan PMI Cabang
Gambar 4.10 Tampilan Data Permohonan Berita Palang Merah Tujuan PMI Cabang
4.2.11 Tampilan Surat Tugas
Tampilan ini berisikan surat penugasan untuk petugas yang ditunjuk mencari orang yang hilang yang telah dilaporkan oleh anggota keluarganya. Seperti terlihat pada gambar 4.10 dibawah ini :
4.2.12 Tampilan Konfirmasi Penyerahan RCM
Tampilan ini berupa isian tanggapan tentang pencarian orang yang hilang apabila formulir tentang data orang yang hilang sudah dikirimkan ke PMI tujuan. Seperti pada gambar 4.12 di bawah ini :
4.2.13 Tampilan Back to Sender (Kembali ke Pengirim)
Tampilan ini berisikan data-data yang tidak lengkap atau kurang lengkap sehingga tidak dapat memproses data selanjutnya. Back to Sender ini dikirim beserta konfirmasi penyerahan RCM ke pengirim yang mendapat laporan kehilangan. Seperti terlihat pada gambar 4.13 dibawah ini :
4.2.14 Tampilan Balasan
Tampilan ini berisikan surat balasan RCM dari PMI tujuan apabila sudah ada perkembangan dari pencarian orang yang hilang ataupun berita lainnya. Seperti terlihat pada gambar 4.14 di bawah ini :
Gambar 4.14 Tampilan Balasan
4.3 Pembahasan Sistem
Dari program diatas admin cabang atau petugas lapangan melakukan registrasi terlebih dahulu jika ingin melakukan login. Setelah proses login berhasil admin cabang dapat mengisi data yang dilaporkan dari keluarga yang kehilangan keluarganya, kemudian data tersebut akan dilengkapi dan kemudian akan dikirim kepada pmi cabang tujuan dimana orang yang dilaporkan terakhir berada. Pmi cabang tujuan memberi penugasan kepada petugas untuk melakukan pencarian.
proses pencarian akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan sistem yang lama yaitu dengan mengirimkan surat permohonan melalui faks atau kantor pos. dengan menggunakan aplikasi RFL sangat membantu pmi cabang dan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya karena dengan sistem yang baru ini pemrosesan data menjadi lebih cepat dan efisien.
Untuk mengakses suatu server maka sub sistem atau client harus mengetahui alamat atau nama server yang diakses dan juga layanan yang diberikan. Sebaliknya, server tidak perlu tahu berapa client/sub sistem yang mengaksesnya dan sub sistem mana yang menggunakan layanannya.
Adapun keuntungan menggunakan model client server, yaitu: 1. Distribusi data secara langsung melalui jaringan
2. Penggunaan sistem jaringan secara efektif .
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab-bab sebelumnya dan teori yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pencarian keluarga yang hilang membutuhkan waktu yang lama, dengan menerapkan program aplikasi RFL secara terdistribusi dapat mempercepat proses kasus yang dilaporkan oleh anggota keluarga untuk segera mendapatkan informasi keberadaan keluarga atau kerabatnya.
b. Dengan adanya sistem aplikasi RFL untuk menyimpan ataupun mengolah data bagi pmi cabang menjadi sangat efisien, sehingga untuk memproses kasus selanjutnya kepada PMI cabang tujuan tidak lagi menggunakan faks.
5.2 Saran
Berikut adalah saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap aplikasi RFL : a. Untuk mencapai visi dan misi organisasi, diperlukan dukungan untuk
pengembangan sistem aplikasi RFL agar dapat membantu keluarga yang kehilangan anggota keluarganya.
b. Pengembangan sistem aplikasi RFL sebaiknya disesuiakan dengan kebutuhan organisasi dan kemajuan Teknologi secara seimbang, sehingga suatu organisasi dapat melakukan tugasnya dan mengikuti perkembangan Teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Gregorius. 2004. Active Server Pages Database. Edisi 1. Bayumedia Publishing. Malang.
Dharma Oetomo, Budi Sutedjo, S.kom, MM. 2006. Konsep dan Aplikasi Pemograman client server dan sistem terdistribusi. edisi 1. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hartono, Jogianto, MBA, Ph.D. 1990. Analisis dan Disain. edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2004. Dasar Pemograman database web dengan ASP. edisi 1. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kurniawan, andi. 2000. Micrisoft Active Server Pages. PT Elexmedia Komputindo. Jakarta
Martin, Joe dan Tomson Brett. 2004. ASP.Net. edisi 1. Yogyakarta: Andi.
Modul Pelatihan Kepemimpinan. 1994. Palang Merah Indonesia.
Newman, Frans. 2001. Pemrograman Client Server dengan ASP. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo. Jakarta.
Panduan Palang Merah Indonesia. 2008. Pemulihan Hubungan Keluarga. cetakan I. Jakarta: Penerbit Palang Merah Indonesia
Silberschartz, Avi, peter galvin, grag gagne. 2000. Operating system consep. 7th edition.
Sutejo, budi, ester wibowo, edi hartono, Samuel prakoso. 2008. Sistem Terdistribusi Yogyakarta: Penerbit Andi.