HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA MEDAN
AULIA NOVER ULVA 105102011
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011
Aulia Nover Ulva
Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu
Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Medan
vii + 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran
Abstrak
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Inisiasi menyusu dini sangat bermanfaat bagi bayi dan bagi ibu, yaitu dapat menurunkan angka kematian bayi, selain itu dapat menghentikan perdarahan pasca persalinan dengan lebih cepat dan mempercepat terlepasnya placenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah secara analitik dengan pendekatan cross
secsional. Jumlah sampel sebanyak 52 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Analisis data dengan uji chi square. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi, 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (3,6%). Responden yang memiliki pelaksanaan baik sebanyak 46 responden (88,5%), dan memiliki pelaksanaan yang kurang baik sebanyak 6 responden (11,5%). Dari hasil penelitian di dapatkan nilai p=0,400, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini, karena dari 34 responden yang memiliki pengetahuan baik, 31 responden (59,7%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Sedangkan dari 18 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 15 responden (28,8%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan, baik yang bekerja di dalam Puskesmas maupun yang berada di wilayah kerja Puskesmas, lebih menerapkan program inisiasi menyusu dini kepada ibu-ibu yang baru selesai melahirkan serta memberi informasi-informasi penting kepada ibu-ibu tentang manfaat inisiasi menyusu dini untuk ibu dan bayinya.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan, dan Inisiasi Menyusu Dini
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul tentang “Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan
Tanjung Morawa Medan Tahun 2011” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapatkan bimbingan,
masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat membuat Karya Tulis
Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, Ns., S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program D IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
4. Nur Asiah, S.Kep. Ns, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
6. Kedua orang tua Zulherman, MT dan Erdanis, Spd yang telah memberikan
dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti dalam membuat
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Pratiwi Amd. Kep dan Ns. Sri Wahyu Eza Putri, S. Kep yang tidak
henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Arif Hikmawan, Amd. FT yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada
henti-hentinya kepada peneliti dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan
kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berserah diri, semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.
Medan, Mei 2011 Peneliti
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum………5
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 6
2. Bagi Penelitian ... 6
3. Bagi Pendidikan Kebidanan...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini ... 7
1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini ... 7
2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini ... 8
3. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini ... 11
4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Caesar ... 11
5. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat ... 13
6 Tahapan Perilaku Sebelum Bayi Berhasil Menyusui ... 14
7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini ... 15
B. Bidan ... 17
1. Pengertian Bidan ... 17
3. Pelayanan Kebidanan ... 18
4. Asuhan Kebidanan ... 18
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan IMD ... 19
1. Peranan Sosial Budaya ... 19
2. Peranan Tata Laksana Rumah Sakit atau Rumah Bersalin ... 19
D. Pengetahuan ... 20
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 23
B. Hipotesis... 23
C. Definisi Operasional ... 24
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
D. Etika Penelitian ... 26
E. Alat Pengumpul Data ... 27
F. Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 28
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 29
H. Pengolahan dan Analisis Data ... 30
BAB V HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta
dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini ... 23
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional... 24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi
Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011... 32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011... 34 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011... 35 Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Content Vadility
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia
Lampiran 6 : Master Tabel
Lampiran 7 : Lembar Hasil Uji Validitas & Reliabilitas
Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian
Lampiran 9 : Lembar Surat Izin Penelitian
PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011
Aulia Nover Ulva
Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu
Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Medan
vii + 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran
Abstrak
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Inisiasi menyusu dini sangat bermanfaat bagi bayi dan bagi ibu, yaitu dapat menurunkan angka kematian bayi, selain itu dapat menghentikan perdarahan pasca persalinan dengan lebih cepat dan mempercepat terlepasnya placenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah secara analitik dengan pendekatan cross
secsional. Jumlah sampel sebanyak 52 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Analisis data dengan uji chi square. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi, 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (3,6%). Responden yang memiliki pelaksanaan baik sebanyak 46 responden (88,5%), dan memiliki pelaksanaan yang kurang baik sebanyak 6 responden (11,5%). Dari hasil penelitian di dapatkan nilai p=0,400, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini, karena dari 34 responden yang memiliki pengetahuan baik, 31 responden (59,7%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Sedangkan dari 18 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 15 responden (28,8%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan, baik yang bekerja di dalam Puskesmas maupun yang berada di wilayah kerja Puskesmas, lebih menerapkan program inisiasi menyusu dini kepada ibu-ibu yang baru selesai melahirkan serta memberi informasi-informasi penting kepada ibu-ibu tentang manfaat inisiasi menyusu dini untuk ibu dan bayinya.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan, dan Inisiasi Menyusu Dini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPeningkatan pemberian asi perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan
bagi ibu dan bayi. Upaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara pemberian asi
secara dini atau yang dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008, hal 2).
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari
tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya
membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu
dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008,
hal3).
Program inisiasi menyusu dini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi
yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan
puting susu ibu untuk menyusu. Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat
lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga
tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus
berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati 2010, hal
Inisiasi menyusu dini merupakan penerapan asuhan kebidanan pada ibu postpartum yang
terpenting bagi kelangsungan kehidupan awal manusia, banyaknya manfaat yang dapat
diperoleh bagi ibu dan bayi menjadikan kegiatan ini sangat harus dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (Idris, 2010).
Berbagai penelitian telah membuktikan secara ilmiah manfaat dari perilaku
menyusu dini, baik bagi ibu maupun bayinya. Manfaat tersebut antara lain menurunkan
angka kematian bayi dan menghentikan perdarahan pasca melahirkan dengan lebih
cepat, mempercepat terlepasnya placenta dan meningkatkan interaksi antara ibu dan
bayi, meningkatkan keberhasilan dan lama menyusui, mereduksi angka kejadian diare
dalam usia 6 bulan pertama, menurunkan angka kematian bayi di bawah 28 hari, serta
meningkatkan keberhasilan pemberian asi ekslusif (Idris, 2010).
Di samping itu sentuhan, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu selama proses
inisiasi menyusu dini akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang menyebabkan
rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi
perdarahan pada ibu. Hal ini dapat menurunkan angka kematian ibu pasca persalinan
(Roesli, 2008, hal 14).
Di Indonesia dengan inisiasi menyusu dini lebih dari 20.000 bayi akan bisa
diselamatkan. Menunda inisiasi menyusu dini berarti juga meningkatkan kematian pada
bayi. Inisiasi menyusu dini juga akan membantu pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) karena pemberian asi ekslusif akan mencegah malnutrisi dan mengurangi
kemiskinan (Roesli, 2008, hal 32).
Penelitian Syafiq dan Fika tahun 2003, di Jakarta diketahui bahwa bayi yang
lebih besar dibandingkan bayi yang tidak diberi kesempatan untuk melakukan inisiasi
menyusu dini (Roesli, 2008, hal 7).
Penelitian di Ghana oleh dr. Karen Edmond yang melibatkan 10.947 bayi yang
lahir, diketahui jika bayi diberi kesempatan menyusu dan dibiarkan melakukan kontak
kulit dengan kulit dalam satu jam pertama setelah dilahirkan maka 22% nyawa bayi di
bawah umur 28 hari dapat diselamatkan dan apabila bayi memulai menyusu pertamanya
adalah saat bayi berusia diatas dua jam, nyawa bayi di bawah umur 28 hari dapat
terselamatkan sebesar 16%, ini berarti bahwa resiko kematian bayi di bawah umur 28
hari akan meningkat 6 kali lebih besar setiap kenaikan satu jam nya (Roesli, 2008, hal7).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yakni mencapai 20 bayi per 1000
bayi yang hidup satu bulan pertama. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5
juta per tahun dan angka kematian bayi adalah 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti
setiap hari 246 bayi di Indonesia meninggal atau setiap satu jam 10 bayi Indonesia
meninggal dan setiap 6 menit 1 bayi Indonesia meninggal karena tidak memperoleh air
susu dari ibunya pada satu jam pertama (Roesli, 2008, hal 35).
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, bahwa angka kematian bayi
tahun 2010 sebesar 24,5 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes propsu,
2010).
Angka kematian ibu (AKI) di Sumatera Utara tahun 2004 adalah 330 per
100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 menjadi 320 per 100.000 kelahiran hidup, pada
tahun 2006 menjadi 315 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 menjadi 305 per
100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 adalah 260 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Program inisiasi menyusu dini mempunyai manfaat yang sangat besar untuk bayi
maupun ibu yang baru melahirkan.Tetapi dalam penerapan inisiasi menyusu dini itu
sendiri belum tersosialisasikan di beberapa rumah sakit, maupun di klinik praktek bidan,
sehingga penerapannya masih perlu di kembangkan. Melalui survei awal yang dilakukan
peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang Medan, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap 3 bidan praktek swasta, 2 diantaranya mengetahui inisiasi menyusu dini tetapi
tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini dengan alasan merasa kasihan karena ibu
masih lelah setelah melahirkan, ibu memerlukan istirahat, bayi harus segera ditimbang
dan diukur dan takut bayi akan kedinginan, sehingga bayi harus segera di bedong.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk
mengadakan penelitian tentang hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan
pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan bidan prakek
swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan
pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi
menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan
Tanjung Morawa Medan 2011.
2. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.
3. Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan
pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi bagi bidan praktek
swasta untuk meningkatkan penerapan standar pelayanan kebidanan bagi ibu post
partum tentang inisiasi menyusu dini dan dapat diterapkan dalam praktek
kebidanan.
2. Bagi Penelitian
Sebagai acuan dalam meningkatkan pengetahuan khususnya tentang inisiasi
menyusu dini dan menambah wawasan tentang masalah yang terjadi dalam
masyarakat.
3. Bagi Pendidikan Kebidanan
Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi pendidikan dan meningkatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INISIASI MENYUSU DINI
1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan
anugerah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit,
hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara (Roesli, 2008, hal. 3).
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang
sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan
gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi tetapi
bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan
dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu.
Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda
hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu (Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati, 2010, hal. 106).
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi
untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimia
yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan
mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan
obat-obatan atau tindakan, seperti operasi caesar, vakum, forsep, bahkan perasaan
sakit di daerah kulit yang digunting saat di episiotomi dapat pula mengganggu
kemampuan alamiah ini (Roesli, 2008, hal 4).
2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan bayi a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
1). Mengoptimalkan fungsi hormonal ibu dan bayi.
2). Kontak kulit ke kulit dan inisiasi menyusu dini akan:
a). Menstabilkan pernafasan.
b). Mengendalikan temperatur tubuh bayi.
c). Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.
d). Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.
e).Meningkatkan kenaikan berat badan bayi (kembali ke berat lahirnya dengan
lebih cepat).
f). Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
h). Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
i). Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat
sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
j). Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa
jam pertama hidupnya (Depkes RI, 2008, hal 131).
b. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
2). Oksitosin:
a). Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko perdarahan pasca
persalinan.
b). Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi asi.
c). Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi.
d). Ibu menjadi lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta
lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
3). Prolaktin:
a). Meningkatkan produksi ASI.
b). Membantu ibu mengatasi stres, terhadap berbagai rasa kurang nyaman.
c). Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.
c. Keuntungan menyusu dini untuk bayi
1). Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum
segera, keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2). Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi.
3). Meningkatkan kecerdasan.
4). Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan nafas.
5). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
6). Mencegah kehilangan panas (Depkes RI, 2008, hal 132).
d. Keuntungan menyusu dini untuk ibu
1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.
2). Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
3). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.
e. Memulai menyusu dini akan
1). Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah.
2). Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif dan meningkatkan
lamanya bayi disusui.
3). Merangsang produksi asi.
4). Memperkuat reflek menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi
paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2008,
3. Langkah-Langkah Inisiasi Menyusu Dini
a. Begitu bayi lahir, bayi diletakkan di atas perut ibu.
b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya.
c. Tali pusat dipotong lalu diikat. Verniks (zat lemak putih) yang melekat di
tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit
bayi.
d. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika
perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
e. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
f. Ayah didukung agar membantu Ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusu. Biarkan dalam posisi ini selama satu jam dan sampai
bayi menemukan puting susu ibu dan berhasil menyusu untuk pertama
(Roesli, 2008, hal 9).
4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Caesar
Inisiasi menyusu dini secara standar tidak dapat dilakukan pada persalinan
dengan operasi caesar, tetapi bila operasi caesar dilakukan dengan menggunakan
anestesi spinal atau epidural , ibu dapat segera merespon pada bayi. Bayi dapat
segera diposisikan untuk dilakukan kontak kulit dan usaha menyusu pertama di
pemulihan pada saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk
akibat pengaruh anestesi. Ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan
kontak kulit sementara menunggu ibu sadar. Berikut ini tatalaksanannya :
a. Diperlukan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang suportif.
b. Usahakan suhu ruangan hangat (20-25°C). Sediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi dan badan ibu. Bila perlu siapkan topi bayi.
c. Pada anestesi spinal / epidural, ibu akan sadar dan dapat merespon sedini
mungkin.
d. Pada anestesi umum kontak dapat dilakukan pada saat ibu mulai sadar
walaupun masih mengantuk.
e. Ayah dapat melakukan kontak kulit dengan bayi sambil menunggu ibu
responsif.
f. Anjurkan untuk segera kontak kulit dengan bayi sesegera mungkin. Kontak
kulit dapat dilakukan setelah bayi stabil dan ibu responsif.
g. Bila kontak kulit ditunda, bungkus bayi sedemikian rupa sehingga mudah
dibuka pada saat ibu sudah sadar.
h. Bantu bayi mulai menyusu pertama bila bayi dan ibu menunjukan kesiapan.
i. Bantu ibu menemukan posisi yang nyaman walaupun ibu terlentang dan bayi
j. Membantu ibu waktu bayi di rawat gabung selama 24 jam bersama ibu.
k. Waktu perawatan ibu yang lama dapat dipergunakan untuk membantu
memantapkan menyusui (Roesli, 2008, hal. 22)
5. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat
a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.
c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak
dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama
(10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting
susu ibu ke mulut bayi.
f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery
room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan
vitamin K, dan kadang diberi tetes mata (Roesli, 2008, hal 9).
6. Tahapan Perilaku Sebelum Bayi Berhasil Menyusui
Berikut ini lima tahap perilaku bayi tersebut:
a. Dalam 30 menit pertama: stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga.
Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari
(hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam
suasana aman.
b. Antara 30-40 menit : bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau
minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan
cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan
yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi
untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.
c. Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya,
bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai
sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu,
menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri,
serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan
tangannya yang mungil.
e. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan
melekat dengan baik (Roesli, 2008, hal 17).
7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini a. Bayi kedinginan – tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu.
Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam 2 menit jika bayi diletakkan
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya – tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
membantu menenangkan ibu.
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia – tidak masalah
Saat bayi di dada ibu penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi
dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan suami atau keluarga terdekat
untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusu dini.
e. Ibu harus dijahit – tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit
adalah bagian bawah tubuh ibu.
f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir – tidak benar
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan
AcademyBreastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat di
tunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur – tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan
bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi
kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
h. Bayi kurang siaga – tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah
itu bayi tidur dalam waktu yang lama.
i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pre-raktal) – tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan
dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai
imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum
melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.Warna kuning
kolostrum adalah tanda-tanda kandungan protein dalam ASI, bukan berarti
kotor atau basi. Selain protein, kolostrum/ASI pertama juga kaya dengan zat
kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi baru lahir
B.Bidan
1. Pengertian bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan
persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk
menjalankan praktek (Sofyan, 2006).
2. Pengertian bidan praktek swasta
Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan
(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin
secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (IBI, 2008,
hal. 3).
3. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan
kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk
kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Atik, 2008,
hal 6).
4. Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab
bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan
dan atau masalah kebidanan seperti kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan
C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini.
Keberhasilan insiasi menyusu dini yang mendukung peningkatan pelaksanaan
insiasi menyusu dini di pengaruhi oleh:
1.Peranan Sosial Budaya
Kemajuan teknologi perkembangan industri dan pengaruh kebudayaan
barat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat, memberi susu formula
di anggap modern karena memberikan ibu kedudukan yang sama dengan ibu-ibu
golongan atas. Ketakutan mengendornya payudara membuat ibu-ibu enggan
menyusui bayinya.
2. Peranan Tatalaksana Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
Peranan tata laksana rumah sakit atau rumah bersalin sangat penting
mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan
kesehatan yang lebih baik. Tata laksana rumah sakit yang tidak menunjang
keberhasilan menyusui harus di hindari, seperti:
a. Bayi yang dipuaskan beberapa hari, padahal refleks hisap bayi lebih kuat pada
jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini akan mempercepat
timbulnya hormon prolaktin untuk mempercepat produksi asi.
b. Memisahkan bayi dengan ibunya karena tidak adanya sarana inisiasi menyusu
dini menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayinya.
c. Penggunaan obat – obatan selama proses persalinan seperti obat penenang yang
dapat menghambat permulaan laktasi sehingga rasa sakit akibat episiotomi atau
D. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, hal 121).
1. Tingkat pengetahuan domain di dalam kognitif, yaitu :
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif di klasifikasikan menjadi 6
tingkatan, yakni :
a. Tahu (know)
Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
real (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu struktur
orgnisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintetis (syntetis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek pengukuran pengetahuan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :
a. Umur
Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden.
Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena
semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin
meningkat, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kualitas. Lewat
pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan.
c. Sumber informasi
Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi
keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari
pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan.
Sumber informasi dapat diperoleh dari:
1. Media cetak, seperti booklet, leaflet, poster, rubrik, dan lain-lain.
2. Media elektronik, seperti televisi,video, slaide, radio, dan lain-lain.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur
dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007, hal
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel
yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursallam, 2008, hal 55).
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Variabel independen Variabel dependen
Skema 1. Kerangka Konsep
B.Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ha : ada hubungan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan
inisiasi menyusu dini.
C. Definisi Operasional
1).Baik : bila responden
mendapatkan skor 6-10.
2). Kurang baik : bila
responden mendapatkan
skor 1-5.
1). Baik : bila responden
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada atau tidak adanya
hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan
itu (Arikunto, 2006, hal : 270). Rancangan penelitian ini untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini.
Penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode tertentu dan pengambilan sampel
dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada pengulangan dalam pengambilan data,
dimana responden hanya mendapat satu kali kesempatan untuk menjadi responden.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan praktek swasta yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang Medan sebanyak 52 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh dari populasi menjadi objek penelitian
C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Medan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai September tahun 2010 sampai dengan Juni tahun
2011. Penelitian dilakukan dari pengajuan judul, penelusuran pustaka, melakukan
survei awal, konsultasi dengan dosen pembimbing, pengajuan proposal, pengolahan
data, dan sidang akhir.
D. Etika penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan
yaitu Program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas
Kesehatan Deli Serdang Medan, dan izin dari Kepala Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang
berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada
responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Serta
memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan
sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data yang diperoleh
semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Setelah responden bersedia,
jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan
mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.
E. Alat pengumpulan data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
kuesioner tertutup yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada dan
dikonsultasikan kepada pembimbing. Dimana pada bagian pertama instrumen berisi
data demografi responden yang berisi umur, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.
Bagian kedua instrumen berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
responden tentang inisiasi menyusu dini, bagian ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan
pilihan jawaban multiple choice. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang
salah di beri nilai 0.
Bagian ketiga instrumen berisi pertanyaan untuk mengetahui pelaksanaan inisiasi
menyusu dini, bagian ini terdiri atas 10 penyataan dengan pilihan jawaban dilakukan
dan tidak dilakukan. Di mana jawaban yang benar di beri nilai 1 dan yang salah di
beri 0. Dimana untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut:
a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil
Nilai terbesar : 10
Nilai terkecil : 0
b. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang : nilai terbesar – nilai terkecil
: 10 – 0
c. Menentukan nilai panjang kelas (i)
Panjang kelas (i) = rentang = 10 = 5
Banyak kelas 2
d. Menentukan kategori berdasarkan perolehan nilai
Baik : apabila responden mendapatkan skor 6-10
Kurang baik : apabila responden mendapat skor 1-5
F. Validitas dan Reabilitas Instrumen
Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen, maka perlu dilakukan
pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah isi
(content validity) di mana substansi pengukuran itu betul-betul mewakili konsep yang
sudah dirumuskan dalam definisi operasional, yang didasarkan pada landasan teori
dan pendapat para ahli, dalam hal ini uji validitas telah dilakukan oleh ahli kebidanan
yaitu Idau Ginting, SST, M. Kes dan didapatkan nilai validitas 0,80, di peroleh dari
hasil perhitungan jumlah skor total di bagi jumlah seluruh item
pertanyaan/pernyataan. Sedangkan untuk uji reabilitas, data di analisa dengan uji
cronbach’s alfa dan instrumen di ujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria
yang sama dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah
dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilai koefisien
reabilitas alpha cronbach. Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0,6 maka
instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0,6 maka instrumen
dinyatakan tidak reliabel (Hidayat, 2007, hal. 115). Untuk pertanyaan pengetahuan
didapat nilai alpha cronbach 0,831. Sedangkan pernyataan untuk pelaksanaan didapat
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat izin
penelitian dari Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Medan. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti menjumpai para bidan praktek
swasta dan menjelaskan tentang prosedur penelitian, manfaat penelitian, dan cara
pengisian kuesioner kepada respoden. Peneliti meminta kesediaan responden untuk
mengikuti penelitian. Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data
dimulai. Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada
responden yang terdiri dari kuesioner demografi, pengetahuan, dan pelaksanaan.
Setelah selesai pengisian, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data, jika ada
data yang kurang atau belum diisi maka dapat langsung dilengkapi.
H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
Setelah seluruh data terkumpul, maka dilakukan analisis data kembali dengan
memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap editing. Kemudian
data diberi kode coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data
dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan
kedalam bentuk tabel. Entry data dalam computer dan dilakukan dengan
menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir yang akan dilakukan yaitu
dalam program computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam
pemasukan data. Tahap terakhir dilakukan melalui penyimpanan data untuk siap
dianalisis (saving).
2. Analisis Data
Analisa data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing responden,
lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi.
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Statistik univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase
tiap variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
distribusi frekuensi variabel independent yaitu pengetahuan bidan praktek
swasta dan variabel dependent yaitu pelaksanaan inisiasi menyusu dini.
b. Statistik bivariat
Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan
keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hal : 271). Dalam
menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan
menggunakan uji statistik chi square (X2), dengan nilai kemaknaan ( .
Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai X2 hitung > X2 tabel atau
nilai probalitas (ρ) < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima, yaitu ada
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan apabila nilai X2
hitung < X2 tabel atau nilai probalitas (ρ) > 0,05 maka hipotesis penelitian
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pengetahuan bidan
praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011 di peroleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011
Karakteristik F %
Berdasarkan golongan umur di dapati bahwa mayoritas responden berumur
30-40 tahun sebanyak 26 responden (50,0%), berumur > 30-40 tahun sebanyak 14 responden
(26,9%), dan minoritas berumur < 30 tahun sebanyak 12 responden (23,1%).
Berdasarkan golongan pendidikan di dapati bahwa mayoritas responden
berpendidikan DIII sebanyak 27 responden (51,9%), berpendidikan DI sebanyak 21
Berdasarkan golongan lama bekerja di dapati bahwa mayoritas responden yang
lama bekerja 5-15 tahun sebanyak 23 responden (44,2%), lama bekerja < 5 tahun
sebanyak 16 responden (30,8%), dan minoritas yang lama bekerja > 15 tahun sebanyak
13 responden (25,0%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Medan Tahun 2011
Kategori F %
Baik 34 65,4
Kurang baik 18 34,6
Total 52 100%
Pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011
adalah mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 34
responden (65,4%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa
Medan Tahun 2011
Pelaksanaan F %
Baik 46 88,5
Kurang baik 6 11,5
Total 52 100
Pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011 adalah mayoritas responden yang
mempunyai pelaksanaan yang baik sebanyak 46 responden (88,5%), dan minoritas
responden yang mempunyai pelaksanaan yang kurang baik sebanyak 6 responden
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung
Morawa Medan 2011 Pengetahuan Pelaksanaan inisiasi
menyusu dini
Total % P-value
Baik Kurang baik
F % F %
Baik 31 59,7 3 5,7 34 65,4
Kurang baik 15 28,8 3 5,7 18 34,6 0,400
Total 46 88,5 6 11,5 52 100
Analisis hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan
inisiasi menyusu dini diukur dengan menggunakan uji chi square. Dari hasil analisis
data di dapat p=0,400 (α=0,05) dengan p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan
pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang
berpengetahuan baik dan pelaksanaan inisiasi menyusu dini baik sebanyak 31 responden
(59,7%), dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang baik dan pelaksanaan
B.Pembahasan
Dari hasil penelitian tersebut telah diperoleh data yang dilakukan dengan
penyebaran kuisioner pada bidan praktek swasta sebanyak 52 responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan. Data
tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:
1. Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini
Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden yang mempunyai
pengetahuan yang baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan minoritas responden
yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (34,6%).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan ini merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang di mana dari pengalaman dan
penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan, akan lebih
bertahan lama dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan
(Notoadmodjo, 2003).
Dari hasil penelitian di dapatkan mayoritas responden berumur 30-40 tahun
sebanyak 26 responden (50,0%).
Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia dewasa (18 – 40 tahun)
merupakan masa di mana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang
memuaskan.
Dari hasil penelitian diketahui umur sangat berperan penting dalam memahami
suatu ilmu pengetahuan, semakin bertambah usia seseorang semakin banyak
Selain dari umur yang dapat mempengaruhi pengetahuan bidan adalah latar
belakang pendidikan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan bidan. Dari hasil
penelitian didapatkan mayoritas tingkat pendidikan bidan adalah tamatan D III
sebanyak 27 responden (51,9%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004), bahwa pendidikan berperan
penting dalam menentukan kualitas manusia, dan akan dianggap lebih
berpengetahuan apabila mengecap pendidikan.
Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Notoatmojdo (2003),
tingkat pendidikan dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima
informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga, bahwa makin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Hal ini menunjukkan
bahwa pendidikan sangat berperan dalam penyerapan dan pemahaman terhadap
informasi dan pendidikan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Makin tinggi pendidikan makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan
yang dimiliki responden, maka responden semakin mudah dan berwawasan luas
mengetahui tentang Inisiasi Menyusu Dini.
Lamanya masa bekerja juga termasuk faktor yang mempengaruhi pengetahuan
bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini di mana dari hasil penelitian
didapatkan mayoritas responden ada kelompok lama bekerja 5-15 tahun sebanyak 23
responden (44,2%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004), bahwa pekerjaan dan lama
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa lamanya seseorang bekerja dapat
berkaitan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja, semakin lama
seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan.
Menurut Soekidjo (1998), mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
2. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Berdasarkan hasil penelitian dari 52 responden menunjukan bahwa 46
responden (88,5%) memiliki pelaksanaan yang baik, sedangkan 6 responden (11,5%)
memiliki pelaksanaan yang kurang baik.
Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktik (practice) adalah suatu
sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Dalam Notoatmodjo (2003), setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek
kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Dalam analisa yang dilakukan oleh WHO
tahun 2001 bahwa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian
seseorang terhadap sesuatu objek mempengaruhi tindakannya dan perilaku ini terjadi
3. Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Berdasarkan hasil analisa statistik yang diperoleh maka didapat p=0,400
(α=0,05) dengan p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini ditolak
yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek
swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita
Kusumawati (2010) dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan
bidan tentang inisiasi menyusu dini dengan praktek inisiasi menyusu dini, hal ini
berarti bahwa bidan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang inisiasi menyusu
dini mereka akan melakukan praktek inisiasi menyusu dini secara baik pula.
Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini, bukan
berarti hasil penelitian ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pelaksanaan inisiasi
menyusu dini, karena sebagian besar bidan sudah mengetahui tentang inisiasi
menyusu dini dan sebagian besar bidan sudah melaksanakan inisiasi menyusu dini.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan bidan dalam pelaksanaan
inisiasi menyusu dini salah satunya adalah pelatihan tentang insiasi menyusu dini
walaupun sebagian besar bidan telah melakukan pelaksanaan yang baik, peneliti
menyarankan perlunya perencanan yang matang dalam mempromosikan praktek
inisiasi menyusu dini, termasuk di dalamnya pelatihan bidan, selain itu penelitian ini
metode yang lebih bervariasi untuk memberikan keyakinan terhadap hasil yang
diperoleh, sehingga hasilnya lebih bermanfaat dan dapat diterapkan.
Menurut Roesli (2008) ada beberapa hal yang menghambat pelaksanaan inisiasi
menyusu dini diantaranya, takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera
menyusui bayinya pada satu jam pertama, tenaga kesehatan kurang tersedia dan
kurang merespon adanya praktek inisiasi menyusu dini, kamar bersalin yang sibuk,
ibu bersalin dengan secsio sesarea yang di jahit, pemberian suntikan vitamin K dan
tetes mata segera setelah bayi lahir.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak selamanya bidan yang
mempunyai pengetahuan yang baik akan memiliki pelaksanaan yang baik, atau
sebaliknya yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik akan memiliki
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dari hasil tinjauan hubungan pengetahuan bidan praktek
swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011, maka peneliti dapat menyimpulkan
dan memberikan saran-saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 34
responden (65,4%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang
kurang baik sebanyak 18 responden (34,6%).
2. Pelaksanaan inisiasi menyusu dini mempunyai pelaksanaan yang baik sebanyak 46
responden (88,5%) dan responden yang mempunyai pelaksanaan kurang baik
sebanyak 6 responden (11,5%).
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta
B. Saran
1. Bagi Praktek Kebidanan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap
pelayanan kebidanan baik di Rumah Sakit maupun di Bidan Praktek Swasta, dapat
memberikan informasi dan dapat meningkatkan penerapan standar pelayanan
kebidanan pada ibu postpartum tentang inisiasi menyusu dini.
2. Bagi Responden
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
responden khususnya bidan praktek swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan bahwa inisiasi menyusu dini sangat
perlu dilakukan untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Depkes, RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID.
Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Cetakan ke empat. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, (2004). Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, EGC
Idris, M. (2010). Peran Faktor Perilaku dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di
Kota Parepare, http://www.muhammadidris1970.wordpress.com (diperoleh
tanggal 04 juli 2010).
Kepala Dinkes Propsu. (2010). Penurunan AKI/AKB Secara Komprehensif.
Manik, M, Sitohang, N, & Nurasiah. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis. Medan: USU Press.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke 3. Jakarta: Rineka Cipta.
(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Nursallam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda.
Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syafrudin, Fratidhina, Y. (2009). Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
Judul : Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa
Kecamatan Tanjung Morawa Medan tahun 2011.
Nama peneliti : Aulia Nover Ulva
Nim : 105102011
Saya adalah mahasiswi program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi
menyusu dini. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di Program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Saya mengharapkan partisipasi responden dalam memberikan jawaban atas
kuesioner yang saya berikan, sesuai fakta dan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya
akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban responden, informasi yang responden
berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, responden bebas
menerima atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika responden bersedia, silahkan
menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini
sebagai bukti bahwa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Tanggal: Tanda tangan :
Medan, ... 2011
Peneliti Responden
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG MEDAN 2011
Kode : Tanggal :
Petunjuk pengisian
1. Semua pertanyaan harus diberi jawaban
2. Isi pertanyaan dengan memberi tanda checklist
3. Setiap pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda
4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
A. DATA DEMOGRAFI
Inisial Nama bidan :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Lama bekerja :
B. PENGETAHUAN
1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan inisiasi menyusu dini?
a. Bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir
b. Bayi mulai menyusu sendiri satu jam setelah lahir
c. Bayi mulai menyusu sendiri dua jam setelah lahir
2. Menurut anda, manfaat dari hormon oksitosin adalah?
b. Meningkatkan produksi ASI
c. Menunda ovulasi
3. Keuntungan menyusu dini untuk ibu adalah kecuali?
a. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
b. Merangsang hormon prolaktin
c. Merangsang hormon oksitosin dan prolaktin
4. Manfaat inisiasi menyusu dini bagi bayi adalah kecuali?
a. Mengurangi hipotermi
b. Mengurangi angka kematian bayi
c. Mengurangi kecerdasan
5. Manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah kecuali?
a. Mengurangi perdarahan
b. Membantu kontraksi uterus
c. Memperkuat reflek hisap pada bayi
6. Langkah - langkah inisiasi menyusu dini yang benar adalah?
a. Begitu lahir, bayi langsung dikeringkan kecuali telapak tangan, kemudian
baru diletakkan diatas perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu
b. Begitu lahir, bayi langsung dikeringkan, ditimbang dan diukur kemudian baru
diletakkan diatas dada ibu
c. Begitu lahir, bayi langsung dikeringkan, dibedong dan dipanaskan, kemudian baru
diletakkan diatas dada ibu
7. Menurut anda, manakah inisiasi menyusu dini yang kurang tepat?
b. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu dan ibu merangsang bayi dengan sentuhan
lembut
c. Bayi diangkat dan di susukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu
ke mulut bayi
8. Kegunaan menutup kepala bayi dengan topi pada saat melaksanakan inisiasi menyusu
dini adalah?
a. Mengurangi pengeluaran panas dari kepala bayi
b. Menghindari penguapan suhu tubuh bayi
c. Mengurangi pengeluaran panas dari tubuh bayi
9.Salah satu penghambat inisiasi menyusu dini adalah?
a. Bayi merasa hangat karena bersentuhan antara kulit ibu dan bayi
b. Kamar bersalin atau kamar bersalin yang nyaman dan tenang
c. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk menyusui bayinya
10. Sebelum melaksanakan inisiasi menyusu dini sebaiknya bayi?
a. Di mandikan
b. Di timbang
c. Di keringkan
C. PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI
NO Pernyataan Dilakukan Tidak
dilakukan 1 Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi saat
melakukan inisiasi menyusu dini.
2 Menilai usaha bernafas dan pergerakan bayi apakah perlu dilakukan resusitasi atau tidak.
3 Keringkan seluruh badan dan kepala bayi kecuali kedua tangan.
badan bayi dan memasang topi.
5 Membiarkan bayi mencari puting susu ibu, dan tidak memaksakan bayi ke puting ibu.
6 Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
7 Melakukan asuhan bayi baru lahir setelah bayi selesai menyusu dan memandikan bayi setelah 6-24 jam setelah persalinan.
8 Jika dalam 1 jam bayi belum melakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi bayi lebih didekatkan ke puting susu ibu dan biarkan 30-60 menit berikutnya. 9 Apabila inisiasi menyusu dini selesai, saya akan
mengenakan pakaian bayi dan melakukan penimbangan dan pengukuran bayi.
DATA PRIBADI
Nama : Aulia Nover Ulva
Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 16 November 1987
Agama : Islam
Nama Ayah : Zulherman
Nama Ibu : Erdanis
Anak ke : 2 (dua)
Alamat : Jalan Cipta Karya Gg. Bersama No. 3 Panam Pekanbaru
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1993-1999 : SD Negri 002 Pekanbaru
Tahun 1999-2002 : SLTP Uswatun Hasanah Padang Panjang
Tahun 2002-2005 : SMA Handayani Pekanbaru
Tahun 2005-2008 : DIII Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab
Pekanbaru