• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAKAN BIDAN DALAM PENERAPAN INISIASI MENYUSU

DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG BULAN

TAHUN 2010

FITRIANI

095102085

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

Nama mahasiswa : Fitriani

NIM : 095102085

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik

Tahun : 2010

ABSTRAK

Inisiasi menyusu dini yang disingkat dengan IMD merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah. Karena program IMD dpat menurunkan angka kematian bayi pada umur 28 hari sekitar 22%. Inisiasi menyusu dini telah direkomendasikan oleh sebagai tindakan life saving, tetapi dalam penerapannya IMD itu sendiri belum tersosialisaikan dengan sempurna di beberapa Rumah Sakit. Inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini juga meningkatkan ikatan batin ibu dan bayi. ada beberapa faktor penghambat inisiasi menyusu dini sehingga pelaksanaannya tidak dapat diterapkan dengan benar sehingga manfaatnya tidak dapat dirasakan secara optimal. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan yang melakukan inisiasi menyusu dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan sebanyak duapuluh orang, pada bulan Januari sampai Mei 2010. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi yang berisi pertanyaan tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari duapuluh orang responden didapat tindakan bidan cukup yakni sepuluh orang (50%), sedangkan dua orang (10%) responden memiliki tindakan baik. Dan responden yang memilki tindakan kurang yakni delapan orang (40%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kebidanan khususnya pelayanan kebidanan, pendidikan kebidanan dan penelitian berikutnya.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010.”

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(4)

6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi yang besar, baik berupa dukungan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhirkata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG ... ii

3. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini ... 9

4. Tata Laksana IMD Persalinan Caesar ... 11

5. Faktor Penghambat Proses Inisiasi Menyusu Dini ... 11

6. Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan ... 12

7. Pentingnya Skin Contact Pada IMD ... 13

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 18

E. Alat Pengumpulan Data ... 18

1. Instrumen Penelitian ... 18

a. Kuesioner Data Demografi ... 18

(6)

2. Validitas Instrumen ... 19

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 19

G. Analisa Data ... 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil Penelitian ... 21

1. Karakteristik Bidan ... 21

2. Tindakan Bidan Dalam Penerapan IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan ... 22

B. Pembahasan ... 23

1. Tindakan Bidan Dalam Penerapan IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010... 23

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 26

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 27

3. Bagi Penelitian Berikutnya ... 27 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

(7)

Tabel 5.1. Distribusi Frekwensi dan Presentase Karakteristik Bidan yang Melakukan Tindakan Penerapan Inisiasi Menyusu Dini

di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan 2010... 22 Tabel 5.2. Distribusi Frekwensi dan Presentase Tindakan Bidan dalam

Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Bulan 2010 ... 23

DAFTAR SKEMA

(8)

Skema 3.1.Kerangka Konsep ... 16

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Lampiran 2. Instrumen Penelitian Lampiran 3. Uji Validitas

Lampiran 4. Surat Izin Pengambilan Data

BAB 1

(10)

Judul : Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

Nama mahasiswa : Fitriani

NIM : 095102085

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik

Tahun : 2010

ABSTRAK

Inisiasi menyusu dini yang disingkat dengan IMD merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah. Karena program IMD dpat menurunkan angka kematian bayi pada umur 28 hari sekitar 22%. Inisiasi menyusu dini telah direkomendasikan oleh sebagai tindakan life saving, tetapi dalam penerapannya IMD itu sendiri belum tersosialisaikan dengan sempurna di beberapa Rumah Sakit. Inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini juga meningkatkan ikatan batin ibu dan bayi. ada beberapa faktor penghambat inisiasi menyusu dini sehingga pelaksanaannya tidak dapat diterapkan dengan benar sehingga manfaatnya tidak dapat dirasakan secara optimal. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan yang melakukan inisiasi menyusu dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan sebanyak duapuluh orang, pada bulan Januari sampai Mei 2010. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi yang berisi pertanyaan tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari duapuluh orang responden didapat tindakan bidan cukup yakni sepuluh orang (50%), sedangkan dua orang (10%) responden memiliki tindakan baik. Dan responden yang memilki tindakan kurang yakni delapan orang (40%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kebidanan khususnya pelayanan kebidanan, pendidikan kebidanan dan penelitian berikutnya.

(11)

A. Latar Belakang

Inisiasi menyusu dini yang disingkat dengan IMD merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu. Untuk menyusui, inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh dtunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. bayi juga tidak boleh dbersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini berlangsung harus skin to skin antara ibu dan bayi.(JNPK-KR, 2008)

Menurut data the world healt report 2005, angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup, artinya bahwa setiap harinya 246 bayi meninggal atau bisa dikatakan 10 bayi menggal setiap satu jam setelah dilahirkan, ini berbeda pada angka kematian bayi fllipina sebesar 18 per 1000 kelahiran hidup, Sri langka 11 perkelahiran hidup (Roesli, 2008). Menurut SDKI 2002-2003 diketahui bahwa angka kematian bayi di Indonesia saat ini sudah menurun dibandingkan angka kematian tahun 2002-2003 yaitu mencapai 35 per kelahiran hidup (Depkes RI, 2007).

(12)

melakukaninisiasi menyusi dini. Ini berarti bahw a bayi selanjutnya akan lebih mungkin disusui sampai usianya mencapai dua tahun bahkan lebih. Disamping itu sentuhan, emutan, dan jilatan bayi pada putting ibu selama proses inisiasi menyusu diniakan merangsang keluarnya hormone oksitoksin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarhan pada ibu. Hal ini dapat menurunkan angka kematian ibu pasca persalinan. Kontak kulit membantu proses kolonisasi kulit, dimana bakteri yang menempel pada kulit ibu dan dijilat oleh bay, berperan sebagai zat antibody untuk melindungi bayi dari kuman penyakit lingkungan luar bayi (Chalik, dkk, 1990).

Proses inisiasi menyusu dini dapat member kesempatan bayi memperoleh kolostrum yang berfungsi sebagai imunitas pertama kali bayi yang banyak mengandung kekebalan tubuh (Depkes RI,2007), terutama mencegah terjadinya kasus diare pada bayi berumur 0 sampai 2 bulan, diketahui bahwa bayi yang tidak diberi ASI memiliki resiko terkena diare 17,3 kali besar dibandingkan bayi yang memperoleh ASI (Roesli, 2008).

Inisiasim menysu dini dapat member kehangatan bagi bayi, karena biasanya bayi baru lahir mengalami kedinginan atau hyphotermia, dan dengan dilakukannya proses insiasi menyusu dini, maka akan terjadi skin contact dimana kulit ibu bersifat thermoregulator. Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian yang dilakukanoleh Dr.

(13)

Inisiasi menyusu dini juga member manfaat lain, yaitu terciptanya ikatan kasih sayang sebuah keluarga pada jam-jam pertama saat melahirkan, dimana sambil bayi mencari putting susu ibunya, ayah bisa berperan mengazankan bayi di dada ibunya. Inisiasi menyusu dini juga dapat menurunkan tingkat kematian pada bayi dibawah umur 28 hari. Dalam satu tahun, empat juga bayi berusia 28 hari meninggal, apabila semua bayi segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu sendiri dengan member kesmpatan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama kurang lebih satu jam maka satu juta nyawa bayi dapat terselamatkan. Ini diperkuat dengan adanya penelitian da Ghana oleh dr. Karen Edmond yang melibatkan 10947 bayi yang lahir, diketagui bahwa jika bayi diberi kesempatan menyusu dan dibiarkan melakukan kontak kulit dengan kulit dalam satu jam pertama setelah dilahirkan maka 22% nyawa bayi dibawah umur 28 hari dapat diselamatkan dan apabila bayi memulai menyusu pertamanya adalah saat bayi berusia diatas dua jam, nyawa bayi dibawah umur 28 hari dapat terselamatkan sebesar 16%, ini berate bahwa resiko kematian bayi dibawah umur 28 hari akan meningkat 6 kali lebuh besar setiap kenaikan satu jamnya (Roesli, 2008).

(14)

Terdapat perlakuan insiasi menyusu dini yang kurang tepat antara lain : (1) begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering sehingga tidak terjadi kontak kulit dengan kulit; (2) bayi segera dikeringkan, kemudian tali pusat dipoting, lalu diikat sehingga verniks yang dapat menghangatkan tubuh bayi menjadi hilang; (3) karena takut kedinginan, bayi di bedong dengan selimut bayi, padahal kontak kulit ibu dan kulit bayi dapt menyesuaikan suhu yang dibutuhkan bayi; (4) bayi yang di bedong memungkinkan tidak terjadi kontak kulit dengan kulit; (5) bayi disusukan dengan memasukkan putting ke mulut bayi (Roesli, 2008). Dengan perlakuan inisiasi menyusu dini yang kurang tepat membuat manfaat inisiasi menyusu dini tidak terealisasikan dengan sempurna, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tindakan Bidan Dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010.

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Tindakan Bidan Dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian

(15)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, sebagai berikut :

1. Praktek Kebidanan

Sebagai masukan atau informasi dalam meningkatkan penerpan inisiasi menyusu dinidan dapat dilakukan sesuai prosedur sesuai yang sudah ditetapkan.

2. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi mahasiswa D-IV Bidan pendidik Khususnya yang berkaitan dalam menerpkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 3. Bagi Penelitian Kebidanan

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tindakan

1. Defenisi Tindakan

Tindakan atau praktik (practice) adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, anatara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007). Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik yang kuat.

c. Mekanisme (mecanism)

(17)

d. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

B. Inisiasi Menyusu Dini

1. Defenisi Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi menyusu dini atau early initiation atau permulaan menyusu dini merupakan proses bayi memulai menyusu sendiri pada payudara ibu segera setelah bayi dilahirkan (Roesli, 2008). Berdasarkan pembaharuan tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama oleh WHO dan UNICEFF, menyatakan :

1. Bayi harus melakukan kontak kulit dengan kulit ibunya selama paling tidak satu jam segera setelah dilahirkan.

2. Membiarkan bayi melakukan insiiasi menyusu dan ibu sudah mulai dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu.

3. Menunda semua prosedur lainnya yang dilakukan saat bayi baru dilahirkan hingga proses inisiasi menyusu dini selesai dilakukan, prosedurnya meliputi : memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata.

(18)

bayi segera diselimuti. Ayah dan keluarga dapat memberi dukungan pada ibu selma proses menyusu berlangsung (Kresnawan, dkk, 2007).

2. Tahapan Inisiasi Menyusu Dini

1. Pada 30 menit pertama, bayi berada pada stadium istrahat dalam keadaan iagia bayi diam, terkadang matanya terbuka lebar untuk melihat ibunya. Masa tenang ini merupakan proses penyesuaian peralihan keadaan bayi, dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Tercipta hubungan kasih sayang yang membuat bayi merasa aman.

2. Antara 30 sampai 40 menit, bayi mulai mengeluarkan suara, menggerakkan mulutnya, mencium, dan menjilat-jlat tangannya. Bayi mulai mencium dan merasakan cairan ketuban yang menempel ditangannya, bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu, hal ini berguna dalam membimbing bayi untuk menemukan puting susu ibu.

3. Bayi mulai mengeluarkan air liur, karena pada saat bayi mulai menydari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluakan air liurnya.

4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara, areola sebagai daerah sasaran, dengan kaki menekan perut ibu, bayi mulai menjilat-jilat kulit ibu, menghentak hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya.

(19)

3. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini

1. Langkah 1 (lahirkan, keringkan, dan Penilaian Pada Bayi)

a. Suami dan keluarga harus selalu mendampingi ibu saat proses persalinan. Disarankan agar saat proses persalinan berlangsung agar tidak menggunakan

b. Obat kimiawi, dapat juga diganti dengan cara non kimiawi, seperti melalui pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.

c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diiginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok (Roesli, 2008) d. Saat bayi lahir, cacat waktu kelahiran

e. Kemudian letakkan bayi di perut bawah ibu

f. Nilai usaha nafas bayi, guna menentukan apakah diperlukan resusitasi atau tidak selama selang waktu 2 detik (Kresnawan, dkk, 2007).

g. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh linnya tanpa membersihkan verniks dimana verniks dapat menghangaktan tubuh bayi serta menyamankan kulit bayi (Roesli, 2008).

h. Usahakan cairan di tangan bayi jangan dikeringkan, karena bau cairan amnion pada tangan bayi dapat membantunya mencari puting ibunya. i. Lendir di tubuh bayi dilap, lendir jangan dihisap karena dapt merusak

selaput lendir hidung bayi dan meningkaktan resiko infeksi pernapasan. j. Merangsang taktil dengan menepuk telapak kaki, menggosok punggung,

(20)

k. Setelah mengeringkan dan menilai bayi, periksa kembali uterus untuk memastikan bahwa tidak ada lagi bayi dalam uteurs lalu suntikkan pada ibu cairan Intramuskular 10 IU oksitosin (Kresnawan, dkk, 2007).

2. Langkah 2 (lakukan kontak kulit dengna kulit paling sedikit satu jam)

a. Setelah 2 menit pasca persalinan, lakukan penjepitan pada tali pusat dengan menggunakan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut bayi. b. Pegang tali pusat di antara dua klem, kemudian potong tali pusatnya c. Ikat puntung tali pusat dengna jarak kira-kira 1 cm dari dinding perut bayi d. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu.

e. Ibu dan bayi diselimuti dengan kain serta pasangakan topi di kepala bayi f. Biarkan bayi melakukan kontak kulit di dada ibu setidaknya selama satu

jam serta biarkan ibu membelai bayinya.

g. Hindarilah membasuh payudara sebelum bayi menyusu

h. Biarkan bayi mencari puting ibunya, ibu merangsangnya dengan sentuhan. i. Saat kontak kulit, lanjutkan langkah kala 3 (Kresnawan, dkk, 2007)

j. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu (Roesli, 2008). 3. Langkah 3 (Bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu)

a. Bayi dibiarkan mencari dan menemukan puting susu dan mulai menyusu. b. Menganjurkan ibu untuk tidak menginterupsi bayi saat menyusu.

c. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal hingga bayi selesai menyusu, tunda pula memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir.

(21)

e. Segera setelah bayi selesai menghisap, kemudian bayi dibungkus dengan kain, lakukan proses penimbangan dan pengukuran bayi, beri suntikkan vitamin K1, serta oleskan salep antibiotik pada mata bayi. Jika bayi belum melakukan inisiasi dini, biarkan kontak kulit elama 30-60 menit.

f. Untuk menjaga kehangatannya bayi, bayi harus tetap diselumuti g. Setelah satu jam, bayi disuntik Hepatitis B (Kresnawan, dkk, 2007) h. Rawat gabung dan hindari pemberian minuman prelaktal (Roesli, 2008). 4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Persalinan Caesar

1. Siapkan tenaga kesehetan yang suportif usahakan suhu ruangan sekitar 250C, sediakan selimut untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi

2. Tatalaksananya sama seperti tatalaksana inisiasi menyusu dini secara umum. 3. Jika inisisi dini belum terjadi di kamar operasi, bayi tetap diletakkan di dada

ibu, inisiasi dini dilanjutkan di kamar perawatan (Roesli, 2008). 5. Faktor Penghambat Proses Inisiasi Menyusu Dini

1. Anggapan bahwa bayi akan kedinginan. Sesungguhnya bayi berada dalam suhu aman, jika bayi melakukan kontak kulit dengan ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bregman tahun 2005 diketahui bahwa jika bayi kepanasan, maka suhu dada ibu akan turun 10C dan sebaliknya.

(22)

3. Anggapan kurang tersedia tenaga kesehatan, padahal saat bayi di dada ibu, petugas dapat melanjutkan tugasnya, libatkan ayah untuk menjaga bayi. 4. Anggapan bahwa keadaan repot karena ibu harus cepat dijahit, padahal

kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara sedangkan area yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

5. Anggapan bahwa harus secepatnya menyuntik vitamin K dan tetes mata untuk mencegah gonororhea pada bayi setelah lahir. Menurut American College of Obsetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine 2007,

tindakan ini dapt ditunda setidaknya selama satu jam.

6. Anggapan bahwa setelah bayi lahir harus dibersihkan, bayi setelah lahir dibersihkan sekedar agak vernix menempel pada bayi melindungi kulit bayi. 7. Anggapan bahwa bayi baru lahir masih berada dalam keadaan kurang siaga.

Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga.

8. Anggapan bahwa kolostrum tidak keluar sehingga cairan prelaktal, bayi baru lahir sudah memiliki cairan gula (Roesli, 2008).

6. Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan

a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering. b. Keringkan seluruh tubuh kecuali tangan

c. Tali pusat dipoting lalu diikat.

(23)

e. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan didada atau perut ibu, bayi dan ibu diselimuti bersama-sama.

7. Pentingnya Skin Contact Pada Proses Inisiasi Menyusu Dini

a. Bagi Bayi

1. Dada ibu menghangatkan bayi selama bayi merangkak mencari payudara, ini akan menurunkan kematian bayi yang disebabkan oleh hyporthemia. 2. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil dan lebih jarang menangis. 3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit

ibunya melalui jilatan dan masuk ke dalam tubuh bayi, bakteri ini bermanfaat untuk pertahanan tubuh bayi dari lingkungan luar.

4. Terjalinnya ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi (Roesli, 2008). 5. Mengoptimalkan kondisi hormonal antara ibu dan bayi

6. Dapat memastikan perilaku optimum proses menyusu berdasarkan instink, 7. Mengendalikan temperatur tubuh bayi secara optimal

8. Memperbaiki pola tidur yang lebih baik pada bayi

9. Mendorong keterampilan bai untuk menyusu lebih cepat dan efektif

10.Kadar bilirubin lebih cepat normal sehingga proses pengeluaran mekonium berlangsung lebih cepat sehingga dapat menurunkan kejadian ikterus.

(24)

b. Bagi Ibu

1. Hentakkan kepala bayi, sentuhan tangan, emutan, dan jilatan bayi pada puting merangsang pengeluaran hormon oksitosin (Roesli, 2008)

2. Kontak kulit dapat merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu 3. Oksitosin

4. Membantu kontraksi uterus sehingga dapat mengurangi perdarahan 5. Merangsang pengeluaran kolostrum

6. Ibu akan lebih tenang dan tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir 7. Membantu ibu dalam mengatasi stres

8. Prolaktin

9. Meningkatkan produksi ASI

10.Mendorong ibu cepat tidur dan berfungsi untuk proses relaksasi 11.Menunda ovulasi (Kresnawan, dkk, 2007)

8. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

1. Terciptannya kontak kulit antara ibu dan bayi merangsang hormon stres sehingga membuat bayi lebih tenang, pernapasan dan detak jantungnya stabil, membuat ibu menjadi tenang, rileks, serta merangsang pengaliran ASI dan dapat meningkatkan lamanya proses penyusunan.

(25)

3. Jilatan bayi pada kulit ibu akan membantu bayi untuk memperoleh bakteri yang menempel pada kulit ibu, dimana bakteri tersebut akan sangat bermanfaat bagi bayi untuk pertahanan tubuhnya (Chalik, dkk, 1990).

4. Kesempatan bayi memperoleh kolostrum untuk imunitas pertama yang mengandung zat kekebalan (Mediakom Depkes RI, 2007).

5. Memberi kehangatan pada bayi, karena biasanya bayi baru lahir mengalami hypothermia, dan dengan adanya proses ini terjadi skin contact dan terjadi

penyesuaian suhu tubuh, karena kulit ibu bersifat thermoregulator.

6. Meningkatkan keberhasilan menyusu ekslusif dan lama menyusu sampai dua tahun (Roesli, 2008).

7. Timbul bonding atau ikatan kasih sayang keluarga

8. Memberikan imunisasi pertama bagi bayi berupa cairan kolostrum 9. Meningkatkan kecerdasan bayi

(26)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Dari skema di bawah ini, kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan Tindakan Bidan Dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010.

Skema 3.1.

Observasi - Kurang (skor

(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah bidan yang melakukan Inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Padang bulan tahun 2010 yang berjumlah 20 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel. Adapun kriteria sampel tersebut yaitu bidan yang melaksanakan inisiasi menyusu dini dan yang bersedia menjadi responden.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan 2010. c. Waktu Penelitian

(28)

D. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik. Setelah mendapatkan surat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan langkah sebagai berikut, yaitu: peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Setelah partisipan menandatangani surat persetujuan partisipan. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, maka pada lembar pengumpulan data (kuesioner) peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga kerahasiaan identitas dan semua kerahasiaan partisipan terjaga.

E. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang berisi pertanyaan tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul databerupa lembar observasi yang disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi bidan dan lembar observasi.

a. Kuesioner Data Demografi

(29)

b. Lembar Observasi

Instrumen penelitian tentang tindakan bidan dalam penerapan inisiasi menyusu dini yang berisi 12 tindakan. Dan pilihan jawaban dilakukan 1, tidak dilakukan 0. Nilai yang terndah yang mungkin dicapai adalah 0 dan yang tertinggi adalah 12.

Berdasarkan rumus statistik: p = rentang Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dimana rentang kelas sebesar 1 dan banyak kelas 3 yaitu : kurang, cukup, baik, sehingga diperoleh P = 3. Kisaran nilai antara 0 sampai 12, maka tindakan bidan akan diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu: kurang (skor 0-4), cukup (5-8), dan baik (skor 9-12).

2. Validitas Instrumen

Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukur apa yang diukur (Dempsey, 2002). Untuk menguji validitas berdasarkan tinjauan pustaka selanjutnya dikonsultasikan kepada yang berkompeten dalam penyusunan kuesioner.

F. Prosedur pengumpulan data

(30)

studi D-IV Bidan Pendidik USU kepada bidan di wilayah kerja puskesmas padang bulan. Setelah mendapat ijin pernyataan persetujuan dari partisipan selanjutnya partisipan maka partisipan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Peneliti mengamati bidan dalam melakukan tindakan penerapan

inisiasi menyusu dini. Kemudian peneliti mencheklist dan menganalisa data.

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi yang disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi bidan dan lembar observasi. Data demografi meliputi umur, agama, pendidikan, pengalaman kerja, pernah mengikuti pelatihan khusus inisiasi menyusu dini, bagian yang kedua berupa lembar observasi tindakan bidan dalam menerpkan inisiasi menyusu dini yang berisi pertanyaan, yang bertujuanuntuk mengukur sejauh mana tindakan bidan dalam menerapkan inisiasi menyusu dini dengan pilihan jawaban dilakukan 1, tidak dilakukan 0.

G. Analisa data

(31)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada proses pengumpulan data yang dilakukan bulan januari sampai Mei 2010 maka diperoleh infomasi tentang Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan.

Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu tindakan responden dalam menerapkan inisiasi menyusu dini yang dibagi dua kategori dilakukan dan tidak dilakukan.

1. Karakteristik Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

(32)

Table 5.1 Distribusi frekwensi dan presentase karakteristik bidan yang

melakukan tindakan Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah

Kerja Puskesmas Padang Bulan 2010

Data demografi Frekwensi (orang) Persentase Usia

2. Tindakan Bidan dalam penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Bulan 2010.

(33)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase Tindakan Bidan dalam

Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Bulan tahun 2010

Tindakan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Kurang Cukup

Baik

8 10

2

40 50 10

B. Pembahasan

Dalam pembahasan akan dijabarkan mengenai hasil penelitian Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas pada bulan Januari sampai Mei 2010 dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang.

Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas Tahun 2010.

(34)

menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Responden paling banyak ditemui pada umur 32-36 tahun yaitu sebanyak 9 orang, menurut Abu Ahmadi mengemukakan bahwa daya ingat seseorang salah saatunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan tersebut akan memudahkan seseorang dalam melakukan tindakan.

Responden paling banyak ditemui pada pendidikan D3 yaitu sebanyak sebelas orang, Menurut Notoatmojdo (2003) bahwa makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya, sehingga tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan.

Responden paling banyak memiliki pengalaman kerja 11-15 tahun yakni tujuh orang. Menurut Notoatmodjo (2002) pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut dapat diartikan pengetahuan yang telah didapat ditempat kerja sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan.

(35)
(36)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas responden/bidan berusia 31-36 tahun (n=9, 45%), beragama Islam (n=10, 50%). Pada tingkat pendidikan bidan memiliki jenjang pendidikan D3 (n=11, 55%), pengalaman bekerja bidan berkisar 11-15 tahun (n=7, 35%) dan untuk yang pernah mengikuti pelatihan insiasi menyusu dini tidak ada.

Pada tindakan bidan dalam penerapan insiasi menyusu dini mayoritas responden memiliki tindakan cukup yakni sepuluh orang (50%), sedangkan 2 orang responden memiliki tindakan baik yakni dua orang (10%), dapat disimpulkan bahwa sebagian besar bidan yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tindakan cukup.

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

(37)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Peneliti menyarankan kepada lembaga pendidikan khusunya bagi pendidik asuhan kebidanan pada ibu dan bayi unrtuk lebih banyak memberikan pendidikan kebidanan khususnya mengenai inisiasi menyusu dini di wilayah binaan, guna mengoptimalkan pengetahuan bidan terhadap penerapan dan penatalaksanaan inisiasi menyusu dini.

3. Bagi Penelitian Berikutnya

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Clemens, John et al, 1999. Early Initiation of Breastfeeding and the Risk of Infant Diarrhea in Rural Egypt, Electronic Article, PEDIATRICS, Vol. 104 No. 1 July 1999.

Depkes RI, 2008. Paket Modul Kegiatan – Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 6 Bulan – Panduan Kegiatan Belajar Bersama Masyarakat, Departemen Kesehatan Republik, Jakarta.

Edmon, Karen et al, 2006. Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality, Pediatrics 2006.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika.

HSP USAID Leaflet, 2007, Kesehatan Bayi Baru Lahir, Kesehatan Anak. Maulana, D.J. Heri. (2004). Promosi Kesehatan, Jakarta : EGC.

___________, (2009), Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta.

Moleong, L.J, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo Soekidjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit

Salemba, Jakarta.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta.

Pelatihan Asuhan Persalinan, 2007, Bahan Tambahan Inisiasi Menyusu Dini, JNPK-KR/POGI, Jakarta.

Roesli Utami, 2005, Seri I Mengenai ASI Eksklusif, Penerbit Trubus Agriwidya, Jakarta.

(39)

Samsudin, 1993, Upaya Penemuan Gizi dan Peningkatan Kecerdasan Anak, Seminar Sehari Peran Ibu dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, RSCM, FKUI, Jakarta.

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogyakarta : Mitra Medika. Sastroasmoro, S. 2008, Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto. Soetjiningsih, 1997, ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, Edisi 1, EGC, Jakarta. UNICEF, Indonesia, 2007, Inisiasi Dini Menyusui di Desa Pandes Kalaten, Jateng,

(40)

Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

Tindakan Bidan Dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Diwilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

Saya yang bernama Fitriani/095102085 adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar di D-IV Bidan Pendidik USU.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tindakan Bidan dalam penerapan

Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) diwilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Dalam penelitian ini, selanjutnya saya memohon kepada ibu bidan mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu bidan/

Identitas pribadi ibu bidan sebagai responden akan dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bidan berhak untuk ikut atau tidak ikut berpartisipasi tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk apapun terhadap bidan di kemudian hari. Jika ada hal yang kurang dipahami bidan, bidan dapat langsung bertanya kepada peneliti.

Tanda tangan : Peneliti,

Tanggal :

(41)

KUESIONER

Tindakan Bidan Dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini Di wilayah Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010

Petunjuk pengisian :

1. Semua pertanyaan harus diberi jawaban.

2. Isilah pertanyaan dengan memberikan tanda checklist (√) pada kotak jawaban ibu pilih

3. Setiap pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu. 4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti

Data demografi Hari / tangga l :

Kode responden (diisi oleh peneliti): 1. Usia bidan :

20-25 Thn 26-31 Thn

32-36 Thn > 36 Thn

2. Agama

Islam Protestan Hindu

Budha Katolik

3. Pendidikan

DI Bidan D3 Kebidanan

(42)

4. Pengalaman bekerja

1-5 Thn 6-10 Thn

(43)

LEMBAR CONTENT VALIDITY INDEX (CVI) KUESIONER PENELITIAN TINDAKAN BIDAN DALAM PENERAPAN INISIASI MENYUSU DINI

DI WILAYAH PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2010

NO Tata laksana inisiasi menyusu dini Dilakukan Tidak dilakukan 1 Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi

saat persalinan

2 Menghindari penggunaan obat kimia saat proses persalinan

3 Mengeringkan seluruh badan dan kepala kecuali kedua tangannya

4 Menengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dan membiarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu selama satu jam

5 Menyelimuti bayi dan ibunya dan memasang topi dikepala bayi

6 Membiarkan bayi mencari putting susu ibu, tidak memaksakan bayi ke putting ibu

7 Menganjurkan ayah untuk memberi dukungan untuk menungkatkan rasa percaya diri

8 Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal hingga bayi selesai menyusu

9 Membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu walau inisiasi belum berhasil

10 Memisahkan ibu dan bayi untuk di timbang dan diukur setelah satu jam atau menyusu selesai

Gambar

Tabel 5.2  Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari penyusunan Renstra Tahun 2011 – 2015 Kecamatan Silaut adalah untuk dijabarkan lebih lanjut arah dan kebijakan program kegiatan yang telah dituangkan

mengingat saat ini tidak sedikit dosen yang justru memberikan konsultasi atau pendampingan skripse atau tugas. akhir dan sejenisnya justru di

Untuk dapat memenangkan persaingan yang ketat di pasar nasional maupun internasional, suatu industri perkapalan harus didukung oleh proses internal dan eksternal yang baik.

If I get a fairly good article by a new writer pretending to be an experienced writer, I will probably just issue a standard rejection.˜ -Evelyn, Magazine Editor.. If you claim to be

namun kewenangannya tetap mengacu pada Permenkes No 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, salah satunya boleh memberikan pelayanan keluarga

Pada kamus Inggris pencarian dapat dilakukan dengan relatif mudah, sedangkan pada kamus Mandarin pencarian kata dari Mandarin ke bahasa lain lebih kompleks1. Pencarian arti

Akses opsi peta dokumen juga sama untuk MS Word 2003 dan 2007, yaitu melalui menu View , kemudian pilih opsi Document Map.. Peta dapat berupa navigasi tautan 1 ( links )

[r]