SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RASIO PROFITABILITAS
DENGAN NILAI TAMBAH EKONOMIS DALAM
MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
MAWAR L BANJAR NAHOR 070503072
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan
antara Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh
telah dinyatakan dengan jelas, benar adanya. Apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih
dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Analisis Hubungan antara Rasio Profitabilitas
dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, Penulis banyak memperoleh
bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bpk DRS. Zainal A. T Silangit, Ak selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,
4. Ibu Dra. Salbiah,M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs Syahelmi,
M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji II, atas segala saran dan masukan yang telah
diberikan.
5. Orang tua penulis, Ayahanda Alm. Mulia Banjarnahor dan Ibunda Rauli br.
Anturi, serta semua keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan
yang tulus baik moril maupun materiil selama perkuliahan hingga
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat
dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya. Semoga Tuhan yang Maha Esa menyertai kita semua.Amin.
Medan, Juni 2011
Penulis,
Mawar L Banjar Nahor
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara rasio profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain asiosiatif korelasi.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dengan menggunakan korelasi pearson product
moment dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi Product Moment selama tahun Penelitian 2005-2009 antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity
(ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan
menunjukkan nilai lebih besar dari nol. Hasil perhitungan uji t antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis menunjukkan nilai t hitung <t tabel. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif dan tidak signifikan antara return on asset dan Return on Equity (ROE) dengan nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
ABSTRACT
This Research aims to analize the relation between Return on Assets and Return on Equity with Economic Value Added in measurement financial performance.The design used in this research is correlative associative.
Population of this research are 21 food and beverage companies list in Indonesia Stock Exchange during the period of 2005-2009 and the sample consists of 10 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data. The methods of data analyzing are using the product moment correlation and t test.
This research shows that the value of the product moment in period 2005-2009 between return on asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance are > 0,. The t test between return on asset and return on Equity with economic value added shows that the value of t < t table. It shows that there is a negatif correlate and not significant between Return on Asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance.
Keyword: return on asset, return on equity, economic value added, financial
DAFTAR ISI SKRIPSI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A.Latar Belakang Masalah... 1
B.Perumusan Masalah... 6
C.Tujuan Penelitian... 6
D.Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Tinjauan Teoretis... 8
1.Rasio Profitabilitas...8
a. Return On Assets (ROA)... 9
b. Return on Equity (ROE)...10
2.Nilai Tambah Ekonomis...10
B.Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21
C.Kerangka Konseptual... 22
BAB III METODE PENELITIAN... 25
A.Disain Penelitian... 25
B.Jenis dan Sumber Data... 25
C.Teknik Pengumpulan data...25
D.Teknik Pengolahan Data... 26
E.Populasi dan Sampel Penelitian... 26
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 28
G.Metode Analisis Data... 31
H.Jadwal Penelitian... 34
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN... 34
A.Hasil Penelitian... 35
B.Analisis Hasil Penelitian... 46
C.Pembahasan Hasil Penelitian...51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 54
A.Kesimpulan... 54
B.Keterbatasan Penelitian...55
C.Saran... 55
DAFTAR PUSTAKA... 57
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tolak ukur nilai Tambah Ekonomis... 15
Tabel 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 21
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian... 26
Tabel 3.2 Variabel Penelitian... 28
Tabel 3.3 Koefisien Korelasi... 31
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian... 33
Tabel 4.1 Daftar Return on Asset... 36
Tabel 4.2 Daftar Return on Equity... 39
Tabel 4.3 Data Nilai Tambah Ekonomis... 42
Tabel 4.4 Hubungan ROA dengan Nilai Tambah Ekonomis.... 46
Tabel 4.5 Hubungan ROE dengan Nilai Tambah Ekonomis... 47
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan minuman. 57
Halaman
Lampiran ii Data Penelitian 2005-2009... 58
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara rasio profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain asiosiatif korelasi.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dengan menggunakan korelasi pearson product
moment dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi Product Moment selama tahun Penelitian 2005-2009 antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity
(ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan
menunjukkan nilai lebih besar dari nol. Hasil perhitungan uji t antara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis menunjukkan nilai t hitung <t tabel. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif dan tidak signifikan antara return on asset dan Return on Equity (ROE) dengan nilai Tambah Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
ABSTRACT
This Research aims to analize the relation between Return on Assets and Return on Equity with Economic Value Added in measurement financial performance.The design used in this research is correlative associative.
Population of this research are 21 food and beverage companies list in Indonesia Stock Exchange during the period of 2005-2009 and the sample consists of 10 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data. The methods of data analyzing are using the product moment correlation and t test.
This research shows that the value of the product moment in period 2005-2009 between return on asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance are > 0,. The t test between return on asset and return on Equity with economic value added shows that the value of t < t table. It shows that there is a negatif correlate and not significant between Return on Asset and return on Equity with economic value added in measurement financial performance.
Keyword: return on asset, return on equity, economic value added, financial
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke
waktu. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perdagangan hampir di
semua komoditi. Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat
daya saing ekonomi dan arus informasi yang semakin cepat menjadikan suatu
perusahaan terus bersaing untuk mempertahankan eksistensinya Dengan kondisi
tersebut menuntut perusahaan-perusahaan untuk melakukan pembenahan di segala
bidang. Salah satunya adalah bidang manajemen keuangan. Karena, dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif seperti saat sekarang ini, perusahaan tidak
hanya diharapkan sebagai wealth-creating institution, namun jauh lebih dari itu
diharapkan dapat melipatgandakan kekayaannya. Dan untuk mengetahui bahwa
suatu perusahaan sudah mampu melipatgandakan kekayaannya atau tidak, maka
diperlukan suatu alat pengukur kinerja keuangan perusahaaan tersebut.
Keadaan perekonomian dunia yang mengalami ketidakstabilan pada periode
2008-2009 menjadi sebuah fenomena yang sangat signifikan sehingga berdampak
terjadinya krisis global yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi perusahaan dan
tidak terlepas terhadap perusahaan makanan dan minuman. Hal ini mengakibatkan
para investor dan kreditor berhati-hati dalam melakukan penanaman modal pada
suatu perusahaan demi mengantisipasi risiko yang terjadi. Ditambah dengan
tingginya persaingan pada industri ini tentunya akan menambah tantangan bagi
diperlukan untuk menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan. Dan
pengukuran kinerja ini dapat diterapkan melalui analisis profitabilitas dan Nilai
Tambah Ekonomis.
Alat ukur utama untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam
kegiatan investasi yang umum digunakan oleh para investor adalah rasio
profitabilitas. Daya tarik utama bagi pemegang saham terletak pada rasio
profitabilitas, yang menunjukkan hasil pengelolaan manajemen perusahaan atas
dana yang diinvestasikan. Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan berkaitan erat
dengan perusahaan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
Berdasarkan sudut penilaian, rasio profitabilitas dibagi menjadi tiga, yaitu
berdasarkan tingkat pengembalian atas investasi, kinerja operasi dan pemanfaatan
aktiva. Sesuai dengan latar penelitian ini yang mendasar pada kinerja perusahaan
untuk menarik minat investor, maka rasio profitabilitas yang dihitung sebagai
variabel penelitian adalah rasio yang berkaitan dengan rasio profitabilitas investasi
yakni Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah aset
yang digunakan oleh perusahaan ( Darsono dan Ashari,2005). Return on Asset
(ROA) biasanya dinyatakan dengan skala rasio, sama halnya dengan Return on
Equity (ROE). Return on Equity (ROE) adalah untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
Ukuran kinerja keuangan perusahaan yang mendasar pada laba akuntansi
dan rasio lainnya, dianggap tidak lagi memadai untuk mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi perusahaan karena tidak memperhatikan resiko yang dihadapi
perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal. Oleh karena itu,
berkembang metode pengukuran keuangan yang lebih menekankan pada nilai
yang disebut Value Based Management (VBM). Konsep VBM mendorong
manajemen untuk fokus pada penciptaan arus kas bagi pemegang saham, salah
satu konsep VBM adalah Nilai Tambah Ekonomis yang sering dikenal dengan
istilah Economic Value Added (EVA).
Konsep Nilai Tambah Ekonomis mencoba mengukur nilai tambah yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah
pajak dengan beban biaya modal (cost of capital), di mana beban biaya modal
mencerminkan tingkat resiko perusahaan. Dengan demikian, dalam penelitian ini,
peneliti menggabungkan variabel fundamental rasio profitabilitas dengan nilai
tambah ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
Sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sasaran
investasi yang paling diminati para investor saat ini. Menurut Ketua Gabungan
Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Ir.Adhi Siswaja
Lukman mengatakan realisasi investasi tahun lalu yang mencapai sekitar Rp25
triliun menggambarkan tingkat pertumbuhan industri makanan dan minuman
yang cukup tinggi, bahkan telah menembus di atas 10% atau lebih tinggi dari
angka yang disajikan Badan Pusat Statistik yang hanya sekitar 6,64% hingga
kuartal III/2010. Ia memprediksikan, tahun ini akan lebih banyak investor asing
didorong oleh besarnya populasi yang merepresentasikan tingkat konsumsi
makanan dan minuman di tanah air. Selain itu, konsumen Indonesia lebih mudah
dan terbuka untuk mencoba produk-produk baru. Dan hal ini memicu peningkatan
investasi asing di industri makanan yang diyakini bisa mencapai lebih dari
100%(Sumber :Bisnis.com, 23 Januari 2011).
Secara umum Nilai Tambah Ekonomis, Return on Assets (ROA), dan Return
on Equity (ROE) dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja suatu
perusahaan. Nilai Tambah Ekonomis digunakan untuk menilai kinerja
operasional, karena secara fair juga mempertimbangkan required rate of return
yang dituntut oleh para investor dan kreditor. Berkaitan dengan Nilai Tambah
Ekonomis sebagai alat ukur kinerja yang juga mempertimbangkan harapan para
investor terhadap investasi yang dilakukan, maka Nilai Tambah Ekonomis
mengidentifikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi
pemilik perusahaan.
Dalam perhitungannya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
hanya menggunakan laba bersih setelah pajak, sedangkan Nilai Tambah
Ekonomis meliputi semua elemen atau unsur-unsur yang terdapat dalam neraca
dan Laporan Laba Rugi Perusahaan memberikan penilaian yang lebih wajar
dengan kondisi perusahaan. Karena itu, Nilai Tambah Ekonomis adalah cara
penilaian kinerja yang lebih tepat walaupun perhitungannya lebih rumit.
Penelitian Mustika Avera Limbong (2010) yang berjudul “Hubungan
Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas dengan Harga Saham Perusahaan
tersebut dilakukan untuk periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, yang
berjumlah 14 perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel EVA
mempunyai hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap harga saham
perusahaan, variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan
Earning Per Share (EPS) mempunyai hubungan signifikan dan berpengaruh
positif terhadap harga saham.
Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina Winda
Lumban Gaol (2010) tentang Analisa Hubungan antara Rasio Profitabilitas
dengan Economic Value Added dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang go public menyimpulkan bahwa untuk tahun 2006 dan tahun
2008 menandakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara rasio
profitabilitas yaitu Return on Asset dengan Economic Value Added dalam
pengukuran kinerja keuangan perusahaan, sedangkan tahun 2007 menandakan
tidak adanya hubungan antara rasio profitabilitas yaitu return on asset dengan
Economic Value Added dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini juga memberikan hasil seberapa kuat tingkat hubungan rasio
profitabilitas dengan Economic Value Added dalam pengukuran kinerja keuangan
perusahaan. Pada tahun 2006 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah, tahun
2007 tidak ada hubungan sama sekali, dan tahun 2008 menunjukkan tingkat
hubungan yang sedang.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan Dina Winda Lumban Gaol. Hal yang berbeda dalam penelitian ini
dan variabel yang digunakan. Dalam hal ini, Peneliti mengambil sampel
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2005 sampai tahun 2009, dan menambah variabel ROE sehingga diharapkan
penelitian ini dapat memperbaharui penelitian sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Peneliti melakukan penelitian
terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul “Analisis Hubungan Antara
Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis Nilai Tambah Ekonomis
dalam mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang
terdaftar di BEI”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Return On Asset dengan
Nilai Tambah Ekonomis?
2.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Return on Equity dengan
Nilai Tambah Ekonomis?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan
1. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan Return On Asset (ROA) dengan
Nilai Tambah Ekonomis
2. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan Return on Equity (ROE) dengan
Nilai Tambah Ekonomis
2. Manfaat Penelitian
Yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di
bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan.
2. Bagi perusahaan, memberikan masukan mengenai gambaran hubungan
ROA, ROE, dan Nilai Tambah Ekonomis dalam alat pengukuran kinerja
suatu perusahaan.
3. Bagi investor yaitu sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan keputusan
investasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
4. Bagi peneliti selanjutnya yaitu dijadikan sebagai bahan referensi untuk
penelitian-penelitian tentang analisis hubungan ROA dan ROE dengan Nilai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas
Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba
atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan untuk
memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari
perusahaan nirlaba tersebut adalah untuk menghasilkan kemashalatan bagi
masyarakat, seperti penelitian medis dan cagar alam. Dalam penelitian ini, Penulis
menggunakan perusahaan penghasil laba, karena semua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yang mencakup Return on Assets, Return on Equity, Nilai
Tambah Ekonomis merupakan alat ukur kinerja keuangan yang diperoleh dengan
memperhitungkan laba (profit) yang dihasilkan oleh setiap perusahaan sampel
yang digunakan.
Pada perusahaan penghasil laba, rasio profitabilitas memberikan ukuran
tingkat efektifitas manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan dari pendapatan investasi. Bagi para pekerja (karyawan dan buruh)
merupakan gambaran besarnya kompensasi (gaji-upah) yang akan diterima.
Sedangkan pihak pemegang saham berkepentingan guna mengetahui bagian laba
yang menjadikan hak pemegang saham. Dengan demikian pemilik perusahaan
selalu berusaha meningkatkan laba perusahaan karena didasari sangat pentingnya
adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik
modal dari luar.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat
perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio profitabilitas, hasil
pengukuran dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini,
apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Kegagalan atau
keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke
depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru
terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio
profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan investasi yaitu
Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)
a. Pengertian Return On Asset (ROA)
Return On Asset merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah
memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan oleh perusahaan
(Munawir, 2002).
Rasio Return on Asset (ROA) ini sering dipakai manajemen untuk mengukur
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, di samping perlu
mempertimbangkan masalah pembiayaan terhadap aktiva tersebut. Nilai ROA
yang semakin mendekati 1 (satu), berarti semakin baik profitabilitas perusahaan
karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin
tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Pengertian Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi
oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka
rasio ini juga akan semakin besar. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa
keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan
membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana. Hal ini juga akan
memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang
sesuai dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.
2. Nilai Tambah Ekonomis
a. Pengertian Nilai Tambah Ekonomis
Nilai Tambah Ekonomis pertama kali dikembangkan oleh Stern & Co, suatu
menerapkan Nilai Tambah Ekonomis sebagai alat ukur keberhasilan manajemen
dan penciptaan nilai perusahaan. Nilai Tambah Ekonomis adalah suatu estimasi
dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan,
dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. Nilai Tambah Ekonomis
mencerminkan laba residu setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal
ekuitas, telah dikurangkan sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa
mengenakan beban untuk modal ekuitas.
Nilai Tambah Ekonomis merupakan pengukuran yang didasarkan pada
gagasan keuntungan ekonomis (residual income), dimana kekayaan hanya bisa
diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal.
Nilai Tambah Ekonomis memiliki kaitan dengan penciptaan nilai perusahaan, dan
nilai perusahaan sekarang mencerminkan total penciptaan nilai selama umur
perusahaan tersebut.
Nilai Tambah Ekonomis dapat diartikan sebagai suatu estimasi terhadap
keuntungan ekonomis perusahaan selama periode tertentu dan secara substansial
berbeda dengan laba akuntansi, hal ini disebabkan oleh adanya elemen biaya
modal yang diperhitungkan dalam Nilai Tambah Ekonomis yang tidak
diperhitungkan dalam laba akuntansi tradisional dan faktor-faktor lainnya yang
berkaitan dengan adjustments, seperti adjustments, inventory valuations.
Menurut Siddharta, sedikitnya ada 4 (empat) manfaat yang dapat diperoleh
dari penerapan Nilai Tambah Ekonomis untuk menilai kinerja keuangan
1. Penerapan model Nilai Tambah Ekonomis sangat bermanfaat untuk
digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian
adalah penciptaan nilai (value creation).
2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Nilai Tambah
Ekonomis menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan
pemegang saham. Dengan Nilai Tambah Ekonomis, manajer akan berpikir
dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi
memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya
sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
3. Nilai Tambah Ekonomis mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan
kebijaksanaan struktur modalnya.
4. Nilai Tambah Ekonomis dapat digunakan untuk mengidentifikasikan proyek
atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada
biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari
total Nilai Tambah Ekonomis yang positif menunjukkan adanya penciptaan
nilai dari proyek tersebut dan dengan demikian sebaiknya diambil, demikian
pula sebaliknya.
Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat bahwa diperoleh pengertian yang
lebih dalam mengenai Nilai Tambah Ekonomis yaitu merupakan suatu alat ukur
atas keuntungan sebenarnya dari hasil operasi perusahaan dengan
memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal baik
dari pinjaman maupun ekuitas pemegang saham yang dihitung secara tertimbang.
bagi penciptaan nilai perusahaan dan pengukur kinerja perusahaan yang berkaitan
dengan pengimplementasian nilai investasi di pasar modal.
b. Elemen Nilai Tambah Ekonomis
Elemen-elemen Nilai Tambah Ekonomis adalah sebagai berikut :
1. NOPAT (Net Operating After Tax)
Net Operating After Tax ( NOPAT) merupakan laba yang diperoleh dari
operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan (Sartono, 2001).
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak
Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating yang
merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan dalam perhitungan Nilai
Tambah Ekonomis adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut.
2. Invested Capital
Invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat besarnya
capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditor dan pemodal
(Sartono, 2001). Dilihat dari segi investasi, jumlah modal yang ditanamkan
mengindikasikan besarnya nilai yang ditanam oleh investor di dalam perusahaan
melalui pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan emiten.
Semakin besar jumlah yang diinvestasikan maka semakin besar pula tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor.
Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas − Pinjaman Jangka pendek
3. WACC ( Weighted Average Cost of Capital)
Biaya modal tertimbang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang modal
kerja. WACC ini dijadikan sebagai dasar untuk menghitung pengembalian yang
diharapkan oleh pemegang saham atas dana yang telah diinvestasikan pada tingkat
risiko tertentu.
Tujuan pokok menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah untuk
digunakan dalam mengambil keputusan tentang investasi modal baru yang dinilai
berdasarkan standar pengembalian yang cukup memadai untuk
mengkompensasikan semua penyedia modal.
WACC adalah tingkat return minimum berdasarkan porsi masing-masing
instrument pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang harus dihasilkan
oleh perusahaan untuk memenuhi ekspektasi dari kreditur dan pemegang saham
selaku penyedia modal. Pembobotan dilakukan berdasarkan jenis pembiayaan
dalam perusaahaan karena setiap pembiayaan memiliki resiko yang berbeda beda
bagian setiap investor. Umumnya pembiayaan perusahaan terdiri dari dua
kelompok yaitu, hutang dan ekuitas.
WACC = [( D × rd) ( 1 − Tax) + ( E × re)]
Keterangan :
Tingkat Modal (D) =
Cost of Debt (rd) =
Cost of equity (re) =
Tingkat Pajak (Tax) =
4. Capital Charge
Capital charge adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban
yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya
dibayarkan kepada para pemegang saham. Selama ini dalam akuntansi
konvensional, biaya ekuitas ini tidak tercermin dalam perhitungannya. Jika capital
charge lebih kecil dari NOPAT maka terdapat nilai tambah ekonomis Nilai
Tambah Ekonomis. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Capital Charge = WACC x Invested Capital
c. Tolak Ukur Nilai Tambah Ekonomis TABEL 2.1
Tolak Ukur Nilai Tambah Ekonomis
Nilai Tambah Ekonomis Pengertian Laba Perusahaan
Nilai Tambah Ekonomis lebih besar dari nol
Ada nilai ekonomis lebih,
setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau
kreditur sesuai ekspektasinya
Positif
Nilai Tambah Ekonomis sama dengan nol
Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.
Positif
Nilai Tambah Ekonomis lebih kecil dari nol
Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur
diharapkan ekspektasi rate of return tidak dapat tercapai.
Sumber : Rudianto (2006)
d. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tambah Ekonomis 1. Keunggulan Nilai Tambah Ekonomis
Salah satu keunggulan Nilai Tambah Ekonomis adalah dapat digunakan
sebagai penciptaan nilai ( Value Creation). Keunggulan Nilai Tambah Ekonomis
yang lain adalah :
1. Nilai Tambah Ekonomis memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.
2. Pengaplikasian Nilai Tambah Ekonomis mudah menunjukkan bahwa konsep
tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan
sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat
pengambilan keputusan bisnis.
2. Kelemahan Nilai Tambah Ekonomis
Di samping beberapa keunggulan yang dimiliki, Nilai Tambah Ekonomis
juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :
1. Secara konseptual, Nilai Tambah Ekonomis memang lebih unggul daripada
pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat
diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit
sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknik-teknik
2. Nilai Tambah Ekonomis adalah alat ukur semata dan tidak bisa berfungsi
sebagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu
cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan.
3. Nilai Tambah Ekonomis mengandung unsur keberuntungan (tinggi
rendahnya Nilai Tambah Ekonomis dipengaruhi oleh gejolak di pasar
modal.
4. Nilai Tambah Ekonomis hanya menggambarkan penciptaan nilai pada
tahun tertentu.
5. Nilai Tambah Ekonomis mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk
investasi dengan biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian
umumnya memiliki risiko yang kecil sehingga secara tidak langsung Nilai
Tambah Ekonomis mendorong perusahaan untuk menghindari risiko,
padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang
sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan
ketidakpastian.
C. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam
diharapkan.Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan
dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan juga
berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya. (IAI, 2001).
Kinerja perusahaan dibagi dalam tiga kategori yaitu, antara lain :
a. earning Measure, yang mendasarkan pada Accounting Profit, seperti Earning
Per Share (EPS), Return On Investment (ROI), Return On Net Asset (RONA),
Return On Capital On Capital Employed (ROCE), dan Return On Equity,
b. cash Flow Measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas operasi, seperti
Free Cash Flow, Cash Flow Return On Investment (CFROI),
c. value Measures, yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai (Value Based
Management), seperti Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA).
2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian,
dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager,
eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholder lainnya.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun
3. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan
Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah :
a) mengetahui tingkat likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut berada dalam likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan unlikuid. Perusahaan dikatakan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya.
b) mengetahui tingkat solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c) mengetahui tingkat rentabilitas, atau sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif.
d) Mengetahui tingkat stabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-utang-hutangnya tepat pada waktunya. (Munawir, 2002)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan
memberikan penilaian atas pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen dan
manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan
atas kinerja perusahaan yang tidak sehat.
4. Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan
kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya sebagai arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping, itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (IAI,2007)
Dari laporan keuangan tersebut manajemen memperoleh
informasi-informasi yang digunakan untuk merumuskan, melaksanakan dan mengadakan
penelitian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas
dalam perusahaan, merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam
perusahaan, mempelajari aspek tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan
dan menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Adapun
tujuan laporan keuangan seperti yang tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah (SAK, 2007) :
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
a. Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui memotivasi
karyawan secara maksimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan,
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai kinerja
mereka,
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa Peneliti terdahulu yang dapat ditelaah adalah dijelaskan dalam
tabel berikut.
Tabel 2.2
Tinjauan Peneliti Terdahulu
No Peneliti/Tahun Penelitian
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS).
Secara simultan EVA, ROA, ROE dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Secara parsial, Variabel ROE mempunyai pengaruh Return on Assets (ROA)
Tahun 2006 dan 2008 menunjukkan adanya hubungan yang positif antara ROA dengan
Economic value added
(EVA) dalam
Keuangan
antara ROA dengan EVA dalam pengukuran kinerja. Sedangkan tingkat hubungan kedua variabel ini untuk tahun 2006 menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah, tahun 2007 tidak ada hubungan, dan tahun
2008 tingkat hubungan yang positif tapi tidak signifikan. Variabel ROA, ROE, dan EPS mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan
BEP mempunyai hubungan yang negatif
dan tidak sinifikan terhadap harga saham.
Sumber : Penulis (2011)
C . Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan Peneliti
Terdahulu, maka Peneliti menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
1
2
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Return On Asets
(ROA) Nilai Tambah
Ekonomis
Return on Equity
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, digambarkan model yang
menerangkan bagaimana hubungan antara rasio profitabilitas (ROA dan ROE)
dengan Nilai Tambah Ekonomis. Adapun data yang diperlukan penulis dalam
perhitungan setiap variabel tersebut (Return on Asset, Return on Equity dan Nilai
Tambah Ekonomis ) diunggah dari situs
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Dan perusahaan
yang digunakan Peneliti sebagai sampel adalah perusahaan makanan dan
minuman atau lebih dikenal dengan istilah Food and Beverage. Jadi Penelitian ini
akan menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel-variabel tersebut
dalam mengukur kinerja perusahaan. Hubungan tersebut biasanya dibuat dalam
skala interval 0 sampai 1 untuk menentukan kekuatan hubungan, sedangkan arah
hubungan dinyatakan dalam tanda positif dan negatif yang terdapat dalam skala
hasil pengujian.
D . Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang
relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiono, 2003). Dari tinjauan teoretis dan kerangka
konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti memperoleh hipotesis
sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja keuangan yang diukur
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja keuangan yang diukur
dengan rasio Return On Equity (ROE) dengan Nilai Tambah Ekonomis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian asosiatif.
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang berusaha untuk menentukan apakah
terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang
ada diantara variabel yang diteliti.
Dalam penelitian ini, Peneliti akan menguji hubungan Rasio Profitabilitas
yaitu Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dengan Nilai Tambah
Ekonomis dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
B. Jenis dan Sumber Data
Di dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan data sekunder. Data
sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pihak pengumpul data primer atau data oleh pihak lain ( Umar,2001). Data
sekunder yang dikumpulkan peneliti adalah berupa laporan keuangan dari tahun
2005-2009. Data dikumpulkan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
dan dari situs
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi,
yakni peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh
Indonesia melalui laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam
media cetak maupun data yang di-download dari internet melalui situs
www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
D. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
2) Menghitung nilai Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Nilai
Tambah Ekonomis.
3) Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik.
4) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam
sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria
penentuan sampel dalam Penelitian ini adalah :
1) Perusahaan indutri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
2005-2009.
2) Perusahaan industri makanan dan minuman tersebut menerbitkan dan
mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen selama periode pengamatan.
3) Laporan keuangan 2005-2009 perusahaan tersebut berlaba positif.
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
NO Kode Nama perusahaan Kriteria perusahaan Sampel
13 SKBM Sekar Bumi Tbk √ × ×
Sumber : Hasil olahan penulis (2011)
Perusahaan- perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman
yang memenuhi ketiga kriteria tersebut sebanyak 10 perusahaan selama 5 tahun
penelitian. Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 10 sampel.
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam
hipotesis hubungan/relasional yang bersifat korelasional. Hipotesis korelasi
merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel terjadi secara bersamaan
tanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya (Erlina, 2008).
Ada 2 asumsi dasar korelasi yaitu :
1.Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Jika digunakan istilah variabel X dan Y, itu hanya untuk mempermudah dalam perhitungan melalui rumus yang ada.
Jadi dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terdiri dari ROA,ROE dan
Nilai Tambah Ekonomis tidak bisa diketahui variabel yang mana mempengaruhi
variabel lainnya.
Return On Asset adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai
seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.
ROA = x 100 %
Return on Equity adalah rasio antara keuntungan bersih setelah pajak dengan
total ekuitas.
ROE = x 100%
Nilai tambah Ekonomis adalah pengemasan ulang dari teori keuangan yang
telah ada dengan memperhitungkan pengembalian atas modal dan biaya modal
perusahaan. Untuk menjadi alat pengukuran kinerja, Nilai Tambah Ekonomis
dihitung sebagai berikut :
Nilai Tambah Ekonomis = Laba bersih setelah pajak-WACC x (modal yang diinvestasikan)
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
NO Nama variabel Sub variabel Definisi Skala
pengukuran
1 Return on Asset Rasio keuntungan
bersih setelah pajak
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian
dari asset yang yang tersedia bagi pemegang saham dengan menggunakan tingkat ekuitas yang dimiliki kinerja perusahaan dengan mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya modal laba usaha dengan pajak
Total utang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
WACC (Weight
Average Cost of Capital=[(Dx
rd) (1-Tax) + (E x re)]
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang modal kerja
Capital charges
= WACC x
Invested Capital
Aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti dana para investor atas resiko dari modal yang ditanamkannya
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik parametrik inferensi. Metode statistik inferensi parametrik
merupakan prosedur matematik untuk pengujian hipotesis statistik yang
mengasumsikan bahwa distribusi variabel-variabel tersebut sedang dinilai sesuai
dengan kelompok parameter yang berdistribusi normal. Data dianalisis dengan
menggunakan SPSS 17.
1. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan metode korelasional model
Pearson Product Moment untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antara
rasio data yang satu dengan yang lainnya. Dengan menggunakan metode ini, maka
dapat ditentukan ada atau tidaknya hubungan atau korelasi antara ROA dan ROE
dengan EVA dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Adapun rumus
dari model korelasi Pearson Product Moment adalah :
rxy=
Dimana :
= koefisien korelasi Pearson Product Moment
kemudian diuji dengan t, dengan menggunakan rumus :
t =
dimana :
1 = bilangan konstan
2 = bilangan konstan
= jumlah korelasi pearson product moment
n = jumlah pasangan pengamatan
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
koefisien korelasi signifikan atau tidak. Sebelum nilai t diuji, diharuskan
menetapkan besarnya derajat kebebasan (df) yang dipakai. Dalam penelitian ini,
derajat kebebasan n-2. Lalu membandingkan nilai uji t hitung dengan nilai table t
dengan menggunakan derajat kebebasan, yaitu n-2.
Langkah selanjutnya menarik kesimpulan statistik mengenai hipotesis nol
(Ho):
1. Ho diterima apabila t ≤ nilai t tabel
2. Ho ditolak dan akan menerima Ha , apabila t ≥ nilai t tabel.
Tabel 3.3 Koefisien Korelasi
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,999 Sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Sumber : Sugiyono (2004)
1. bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dengan variabel
Y sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali,
2. bila r = 1 atau mendekati 1, maka terdapat hubungan yang sangat kuat antara
variabel X dengan variabel Y atau dapat dinyatakan mempunyai hubungan yang
positif,
3. bila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dengan variabel
Y kuat tetapi mempunyai hubungan yang negatif.
Hipotesis statistik
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan)
Ha : ρ ≠ 0 (ada hubungan)
Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis adalah :
Ho diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%)
I.Jadwal penelitian
Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian terhadap setiap data yang diperoleh, maka
didapat hasil sebagai berikut :
a. Data Penelitian
Dalam Penelitian ini, perhitungan setiap variable-variabel penelitian
diselesaikan dengan analisis statistik parametrik yang pertama sekali nilainya
dihitung dengan program Microsoft Excel untuk periode 2005-2009 terhadap 10
perusahaan sebagai objek analisis penelitian.
Data kuantitatif yang disajikan untuk perhitungan dan nilai masing-masing
variabel diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan
dipublikasikan serta berlaba positif. Adapun alasan Penulis menggunakan
perusahaan makanan dan minuman yang berlaba positif adalah karena penelitian
ini bertujuan untuk menilai umpan balik (feed-back) yang bisa diberikan oleh
perusahaan terhadap aset-aset yang ditanamkan, modal yang diinvestasikan oleh
para investor/ pemegang saham maupun pinjaman yang diberikan oleh para
kreditor. Sementara apabila perusahaan itu berlaba negatif, kemungkinan tidak
bisa memberikan umpan balik yang diharapkan.
Nilai Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Nilai Tambah
keuangan pada tahun 2005-2009. Setelah melakukan perhitungan nilai dari
masing-masing variabel, maka akan dilakukan analisis statistik.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik yang menggunakan korelasi Product Moment. Metode ini digunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel yang berskala interval
(parametrik) atau dalam SPSS disebut dengan scale.
Adapun analisis data ini dimulai dengan mengolah data dengan
menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian statistik dan
pengujian hipotesis dengan uji t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 17. Prosedurnya yaitu dengan terlebih dahulu memasukkan
variabel-variabel penelitian yang merupakan hasil perhitungan Microsoft Excel ke
program SPSS tersebut dan akan menghasilkan output-output sesuai metode
analisis data yang telah ditentukan.
1. Data Return on Assets(ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
penggunaan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on Assets
(ROA) dapat diperoleh dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak
dengan total aktiva. Pada tahun 2005 dapat dilihat bahwa Aqua Golden Missisipi
Tbk memiliki laba bersih sebesar Rp. 64.349.873.753, sementara total aktiva Rp.
732.354.162.144. Dari data ini, maka ROA dapat dihitung :
ROA= x 100%
=8,79%
Maka nilai ROA dari PT. Aqua Golden Missisipi Tbk pada tahun 2005 adalah 9%.
Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROA untuk semua
perusahaan dari tahun 2005-2009. Di bawah ini adalah hasil perhitungan dari
ROA
Tabel 4.1
Data Return on Assets (ROA)
NO
Kode Perusahaaan
RETURN ON ASSETS (ROA) (%)
2005 2006 2007 2008 2009
Rata-rata
1 AQUA 8,79 6,14 7,39 8,21 8,36 7,78
2 AISA 0,01 0,04 3,06 2,82 2,81 8,74
3 DLTA 10,49 7,50 7,99 11,99 16,64 10,92
4 FAST 10,93 14,25 16,29 15,96 17,48 14,98
5 INDF 0,84 4,10 3,32 2,61 5,04 3,18
6 MYOR 3,13 6,02 3,32 6,71 11,46 6,13
7 MLBI 15,12 12,05 13,57 23,61 34,27 19,72
8 STTP 2,23 3,09 3,01 0,77 7,49 3,32
9 SMART 6,62 11,82 12,26 10,44 7,33 9,69
10 ULTJ 0,36 1,18 2,22 17,67 3,53 4,99
Pada table 4.1 dapat dilihat bahwa setiap tahun, perusahaan menghasilkan
ROA yang berubah-ubah. Pada tahun 2005, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
(MLBI), memiliki ROA yang paling tinggi yaitu sebesar 15,12%, sedangkan
ROA yang terendah diperoleh oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera (AISA),
dengan nilai sebesar 0,01%. Pada tahun 2006, ROA tertinggi diraih oleh PT.Fast
Food (FAST) 14,25%, namun posisi terendah tetap dialami oleh PT.Tiga Pilar
Sejahtera (AISA) 0,04%. Tahun 2007, ROA tertinggi tetap diraih oleh PT. Fast
Food (16,29%), terendah oleh PT.Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) yaitu sebesar
1,18%. Tahun 2008, ROA tertinggi diperoleh oleh PT. Multi bintang (23,61%),
dan terendah oleh PT. Siantar Top Tbk ( 0,77%). Demikian juga tahun 2009, ROA
tertinggi masih tetap diraih PT. Multi Bintang (34,27%), sementara terendah
diraih oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera.
Dari hasil perhitungan ROA untuk setiap perusahaan makanan dan minuman
di atas selama jangka waktu penelitian yaitu 5 tahun, dapat dilihat, bahwa
perolehan nilai ROA rata-rata yang paling tinggi diperoleh oleh PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk, dengan rata-rata ROA sebesar 19,72%, sementara rata-rata
terendah diperoleh oleh PT. Indofood Tbk (INDF) yaitu sebesar 3,18%.
Berdasarkan pengamatan di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai ROA
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, setiap tahunnya
mengalami fluktuasi dan ini menandakan bahwa pertumbuhan ROA pada
perusahaan tersebut tidak stabil serta menunjukkan bahwa keuntungan atau laba
2. Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan
menggunakan tingkat ekuitas yang dimiliki. ROE dapat diperoleh dengan
membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
dipergunakan oleh investor untuk mengetahui sejauh mana tingkat profitabilitas
suatu perusahaan. Semakin besar nilai ROE, maka semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on Equity (ROE) dapat
diperoleh dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total
aktiva. Pada tahun 2005 dapat dilihat bahwa Aqua Golden Missisipi Tbk memiliki
laba bersih sebesar Rp. 64.349.873.753, sementara total aktiva Rp.
405.323.830.253
Dari data ini, maka ROE dapat dihitung :
ROE = x100%
ROE= x 100%
= 15,88%
Maka nilai ROE dari PT. Aqua Golden Missisipi Tbk pada tahun 2005 adalah 9%.
Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROE untuk semua
perusahaan dari tahun 2005-2009. Di bawah ini adalah hasil perhitungan dari
Tabel 4.2
Daftar Return on Equity (ROE)
NO
Kode
Perusahaaan
RETURN ON EQUITY (ROE) (%)
2005 2006 2007 2008 2009
Rata-rata
1 AQUA 15,88 10,92 12,99 14,16 14,60 13,17
2 AISA 0,04 0,14 14,21 7,34 8,82 6,11
3 DLTA 13,89 9,88 10,32 16,11 21,43 14,33
4 FAST 18,09 23,92 27,17 25,96 28,48 23,52
5 INDF 2,88 13,41 13,76 12,07 20,03 12,43
6 MYOR 5,11 9,65 13,09 15,76 23,53 13,43
7 MLBI 38,18 37,08 42,68 64,59 323,60 101,23
8 STTP 3,24 4,21 4,35 1,33 10,15 4,66
9 SMART 15,77 24,37 28,03 22,67 15,61 20,49
10 ULTJ 0,56 1,81 3,65 26,75 5,13 7,58
Sumber : Olahan Penulis (2011)
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap tahun, perusahaan juga
menghasilkan ROE yang berubah-ubah. Pada tahun 2005, PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk (MLBI), memiliki ROA yang paling tinggi yaitu sebesar 38,18%,
sedangkan ROE yang terendah diperoleh oleh perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera
(AISA), dengan nilai sebesar 0,04%. Demikian juga untuk tahun 2006,2007,2008
hal ROE tertinggi. Bahkan dari tahun 2008 ke tahun 2009, peningkatan ROE
pada perusahaan ini cukup drastis yaitu dari 64,59 % menjadi 323,60 %. Keadaan
ini tentunya diharapkan oleh banyak perusahaan untuk mampu menarik minat
para investor agar mau berinvestasi pada perusahaan tersebut. Namun, dalam
pengamatan ini, kenaikan ROE yang drastis pada MLBI ini dilihat sebagai
kenaikan yang tidak begitu menguntungkan, karena kenaikan ini terjadi bukan
karena peningkatan laba perusahaan yang drastis, melainkan karena turunnya
jumlah ekuitas pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Sementara, untuk
ROE terendah, tahun 2006, masih tetap diperoleh oleh PT.Tiga Pilar Sejahtera
Tbk (0,14%). Namun tahun 2007, PT.Tiga Pilar Sejahtera mengalami kenaikan
ROE yang tinggi juga yaitu menjadi 14,21%. Hal ini merupakan keadaan yang
sangat menguntungkan perusahaan karena kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan
laba yang drastis dari tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu dari Rp.129.865.719
menjadi Rp.15.759.724.560. Tahun 2007, ROE terendah diperoleh oleh PT.
Ultrajaya Milk.Tbk (3,65%). Sama seperti PT. Tiga Pilar Sejahtera,PT.Ultrajaya
Milk juga mengalami peningkatan nilai ROE yang drastis untuk tahun berikutnya
(tahun 2008) yaitu menjadi 26,75%. Hal ini merupakan keadaan yang
menguntungkan karena kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan laba yang drastis
dari tahun 2007 ke 2008 yaitu Rp.30.316.644.576 menjadi Rp.303.711.501.204.
Untuk tahun 2008, ROE terendah diperoleh oleh PT. Siantar Top Tbk yaitu
sebesar 1.33% , dan meningkat di tahun 2009 menjadi 10,15% sebagai akibat dari
tahun 2009 ROE terendah adalah PT. Ultrajaya Milk Tbk dengan rasio sebesar
5,13%.
Dari hasil perhitungan ROE untuk setiap perusahaan makanan dan minuman
di atas selama jangka waktu penelitian yaitu 5 tahun, dapat dilihat, bahwa
perolehan nilai ROA rata-rata yang paling tinggi diperoleh oleh PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk, dengan rata-rata ROE sebesar 101,23%, sementara rata-rata
terendah diperoleh oleh PT. Indofood Tbk (INDF) yaitu sebesar 4,66%.
Berdasarkan pengamatan di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai ROE
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, setiap tahunnya
mengalami fluktuasi dan ini menandakan bahwa pertumbuhan ROE pada
perusahaan tersebut tidak stabil serta menunjukkan bahwa keuntungan atau laba
bersih yang diperoleh perusahaan tersebut berfluktuasi juga.
3. Data Nilai Tambah Ekonomis
Nilai Tambah Ekonomis adalah nilai tambah ekonomi yang diciptakan
perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu, yang dihitung dari selisih
antara Net Operating Profit After Tax (NOPAT) atau laba operasi bersih setelah
pajak dengan biaya modal. Jika Nilai Tambah Ekonomis positif, berarti
perusahan telah mampu menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham
(menambah kekayaan) sebaliknya jika Nilai Tambah Ekonomis negatif, berarti
perusahaan belum mampu menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham
berarti perusahaan berada pada titik impas dan tidak menciptakan tambahan nilai
bagi perusahaan dan pemegang saham.
Pada tahun 2005, dapat dilihat bahwa PT. Aqua Golden Missisipi Tbk,
memiliki NOPAT sebesar Rp. 50.752.280.611 (Lampiran i) dan juga memperoleh
capital charges sebesar Rp. 64.349.873.753 (Lampiran i). Maka nilai Nilai
Tambah Ekonomis pada PT. AQUA Golden Missisipi adalah Rp.
-13.597.593.143. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan Nilai
Tambah Ekonomis untuk semua perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari
tahun 2005-2009. Di bawah ini adalah hasil perhitungan dari Nilai Tambah
Ekonomis perusahaan yang menjadi sampel penelitian yaitu sebanyak 10
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 4.3
Data Nilai Tambah Ekonomis N
O Kode
Perusahaa an
NILAI TAMBAH EKONOMIS (Rp)
2005 2006 2007 2008 2009
15.392.870.926 -4.318.200.000
2 AISA
2 20.609.771.604
-4 FAST
21.906.800.000 29.178.480.000
8 STTP
Sumber : Olahan Penulis(2011)
Pada table 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Nilai Tambah Ekonomis dalam
perusahaan makanan dan minuman selama tahun pengamatan (2005-2009) juga
mengalami fluktuasi yang tidak teratur, sama halnya dengan nilai ROA dan ROE.
Misalnya, pada tahun 2005 dapat dilihat bahwa PT. Indofood Tbk, memperoleh
nilai Nilai Tambah Ekonomis tertinggi yaitu sebesar Rp. 482.528.584.000. Daari
Indofood mampu menciptakan nilai bagi perusahaannya, karena nilai Nilai
Tambah Ekonomis-nya positif dan cukup tinggi dibanding perusahaan makanan
dan minuman lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara
itu, pada tahun yang sama, Nilai Tambah Ekonomis terendah diperoleh oleh
PT.Sinar Mas Agro Resourches yaitu sebesar Rp. -40.402.508.657 . Nilai Tambah
Ekonomis pada perusahaan ini bernilai negatif menggambarkan perusahaan tidak
mampu menciptakan nilai. Keadaan ini masih tetap berlanjut di tahun 2006,
dimana PT. Indofood memperoleh Nilai Tambah Ekonomis Rp. 355.807.631.000,
dan PT. Sinar Mas Agro Resourches mempunyai Nilai Tambah Ekonomis sebesar
Rp. -240.882.308.634. Sementara tahun 2007, Nilai Tambah Ekonomis tertinggi
diperoleh oleh PT.Indofood Tbk, dan terendah diperoleh oleh PT.Fast Food yaitu
sebesar Rp.-8.961.610.610,- Pada tahun 2008, Nilai Tambah Ekonomis tertinggi
diperoleh oleh PT. Indofood Tbk, yaitu sebesar Rp. 1,349,389,782,000, dan
terendah diperoleh oleh PT . Ultrajaya Milk Tbk sebesar Rp.-268.329.022.134.
Dan tahun 2009, Nilai Tambah Ekonomis tertinggi diperoleh oleh PT. Sinar Mas
Agro Resourches Tbk yaitu sebesar Rp. 7.150.597.972.394. Dan terendah
diperoleh oleh PT. Fastfood Tbk, yaitu sebesar RP.20.045.431.190. Apabila
dihitung nilai rata-rata Nilai Tambah Ekonomis perusahaan makanan dan
minuman selama 5 tahun penelitian, maka Nilai Tambah Ekonomis tertinggi
diperoleh oleh oleh PT. Sinar Mas Agro Resourches yaitu sebesar
Rp.1.489.615.374.620. Padahal, selama tahun penelitian, perusahaan ini
mengalami Nilai Tambah Ekonomis negatif. Hal ini terjadi karena pada tahun