• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Diskless Di PT. Pnny Ekspress Suksetama Dengan Menggunakan Linux Terminal Service Project (LTSP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sistem Diskless Di PT. Pnny Ekspress Suksetama Dengan Menggunakan Linux Terminal Service Project (LTSP)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM DISKLESS

DI PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA

DENGAN MENGGUNAKAN

LINUX TERMINAL SERVICE PROJECT (LTSP)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Stata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

TIFFAN KAMESWARA

10104241

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUITER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

ABSTRAK

PENGEMBANGAN SISTEM DISKLESS

DI PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA

DENGAN MENGGUNAKAN

LINUX TERMINAL SERVICE PROJECT (LTSP)

Oleh

TIFFAN KAMESWARA

10104241

Perkembangan media informasi pada saat ini semakin banyak dibutuhkan. Terutama media yang mampu memberikan keleluasaan informasi. Dalam hal ini teknologi komputerlah yang mampu memenuhi tuntutan tersebut, yang dapat secara signifikan membantu dalam menyam paikan informasi secara akurat. Platform Linux yang kian berkembang dan telah terbukti memberikan banyak solusi alternatif yang mendorong efisiensi, penghematan biaya dan kemudahan kerja.

Dewasa ini, teknologi di bidang komputasi semakin berkembang dengan pesat, spesifikasi hardware yang beredar semakin memiliki kinerja yang semakin cepat dan menuntut sumber daya yang lebih tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut penggunaan system tanpa media penyimpanan ( diskless) dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masal ah-masalah yang berhubungan dengan keterbatasan hardware, menghindarkan penggunaan sistem operasi propetiary yang tidak legal, dapat dengan maksimal memanfaatkan Linux sebagai Operating System alternatif pengganti yang legal dan handal, meningkatkan performance PC client sehingga setara dengan PC server dan meminimalkan biaya perawatan dan maintenance pada PC client.

(3)

ii

ABSTRACT

DISKLESS SYSTEM DEVELOPTMENT

USING LINUX TERMINAL SERVER PROJECT (LTSP)

CASE STUDY AT PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA

By

TIFFAN KAMESWARA

10104241

The development of the Information media at this time becoming more and more necessary. Especially the media that is capable of providing freedom of information. In this terms computer is technology that can meet the demand, which can significantly help to convey information accurately. Linux platform is more developed and has been providing many alternative solutions that encourage efficiency, cost savings and ease of work..

Nowadays, technology in the field of computing's growing rapidly, the hardware specifications of the outstanding performance that has more rapid and demand of

resources is higher. Based on the problems that are mentioned before, the system without storage media (diskless) can be used to overcome the problems related to hardware limitations, avoiding the use of the operating system that is not legal propetiary, can be utilized with a maximum of Linux Operating System as an alternative to legal and reliable, to improve performance PC so that the client is equivalent to the PC server and minimize the cost of care and maintenance of the PC client.

The purpose of this final task is to seek to help the development of diskless system using Linux Terminal Server Project (LTSP), which will then be used for various purposes ranging from education to the needs of various purposes. Benefits of the use of diskless computer, such as backup data in the centralized server, Diskless Linux in this case is LTSP program can run Windows 2000 server and Linux itself. Other advantage is the need fewer administrative diskless client. In addition, the optimization in the Linux Terminal Server Project (LTSP) will be done with the method of configuration in the services that is used in the LTSP, such as chroot modifications that are used in the LTSP system.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala anugerah, nikmat dan karunia yang telah didapatkan dalam perjalanan hidup penulis. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW seraya mengharap wasilah dan syafaat di hari kelak, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja Praktek dengan judul “PENGEMBANGAN SISTEM

DISKLESS DI PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA DENGAN

MENGGUNAKAN LINUX TERMINAL SERVICE PROJECT (LTSP)”.

Penulisan Laporan Kerja Praktek ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Strata-1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Atas selesainya penulisan Laporan Kerja Prakteini, penulis menyampaikan rasa hormat, ucapan terimakasih dan do’a kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat yang tak terhingga, terutama nikmat kesehatan.

2. Dua orang yang paling penulis hormati, cintai dan sayangi di seluruh dunia, Mamah dan Bapak, terimakasih atas semua do’a, dukungan dan pengorbanannya.

3. Rahadian Alfiah Malik , yang telah memotivasi agar tetap optimis dalam mengerjakan Laporan Kerja Praktek ini . T erima kasih atas semua bantuan, kasih sayang, pengertian, perhatian dan kesabarannya, you are the best.

4. Bapak Andri Heryandi,S.T selaku Dose n Wali Kelas dan juga sebagai Pembimbing Kerja Praktek.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawita, M,Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung.

(5)

iv

7. Seluruh staf dosen Jurusan Teknik Informatika, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

8. Bapak Rudi Jayadi selaku Kepala Cabang PT. Ponny Ekpress Suksestama.

9. Bapak Rizky Loudwijk Awuy selaku mentor Pembimbing Kerja Praktek di PT. Ponny Ekpress Suksestama.

10.Segenap staff PT. Ponny Ekpress Suksestama, terima kasih atas semua bantuannya.

11.Keluarga Gunung Batu dan Cirebon yang selalu mendukung dan mendoa’kan penulis.

12.Teman – teman seperjuangan , terima kasih atas dorongan semangatnya. Semoga dimudahkan dalam mencapai semua cita – citanya.

13.Teman – teman di PT Blantika Zemesta dan PT. Laju Paramitra yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan kuliahnya. Maju terus Lapar.com.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penyusunan laporan ini.

Tiada kata yang pantas saya ucapkan selain kata terima kasih kepada semua pihak yang telah mem bantu sehingga laporan ini bisa terselesaikan dengan baik. Mudah -mudahan amal baik mereka diterima oleh Allah SWT, Amin Yaa robbal Alamiin.

Bandung, Januari 2011

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan media informasi pada saat ini semakin banyak dibutuhkan. Terutama media yang mampu memberikan keleluasaan informasi. Dalam hal ini teknologi komputerlah yang mampu memenuhi tuntutan tersebut, yang dapat secara signifikan membantu dalam menyampaikan informasi secara akurat. Platform Linux yang kian berkembang dan telah terbukti memberikan banyak

solusi alternatif yang mendorong efisiensi, penghematan biaya dan kemudahan kerja. Linux yang bersifat open source telah berkontribusi dalam berbagai inovasi di bidang teknologi informasi dan memiliki prospek perkembangan yang baik, dan dapat digunakan oleh siapa saja untuk berbagai keperluan pada berbagai bidang. Dewasa ini, teknologi di bidang komputasi semakin berkembang dengan pesat, spesifikasi hardware yang beredar semakin memiliki kinerja yang semakin cepat dan menuntut sumber daya yang lebih tinggi. Sebagai ilustrasi,pada saat sekarang telah terdapat prossesor dengan kecepatan 3,8 Ghz,dan besar kemungkinan pada 6 bulan mendatang telah terdapat prossesor dengan kecepatan 4 GHz sampai 5 GHz, pertanyaan yang muncul adalah apakah kita harus terus menerus mengikuti perkembangan tersebut.

(7)

2

operasi propetiary yang tidak legal, dapat dengan maksimal memanfaatkan Linux sebagai Operating System alternatif pengganti yang legal dan handal, meningkatkan performance PC client sehingga setara dengan PC server dan meminimalkan biaya perawatan dan maintenance pada PC client.

Diskless computer merupakan penggunaan PC secara bersama-sama oleh

dua user/client atau lebih, dan dapat dikatakan sebagai dump terminal. Perbedannya adalah, Jika kita menggunakan dump terminal, kita hanya menggunakan dua buah monitor, ethernet, keyboard dan mouse. Jika menggunakan diskless computer, kita menggunakan dua buah CPU atau lebih, lengkap beserta anak anaknya tetapi tidak menggunakan harddisk. Kita hanya membutuhkan floppy drive atau bootrom untuk mengaktifkan LTSP (Linux Terminal Server Project) di user PC sehingga kinerja server tidak begitu

terganggu atau dengan kata lain resource yang ada pada server tidak begitu banyak termakan oleh PC user. Untuk membuat sistem tersebut server harus menjalankan beberapa service-service seperti DHCP (Dinamic host Configuration Protocol), NFS, Rdekstop, PXE, Portmap dan paket LTSP itu sendiri.

Pengupayaan pengembangan system diskless menggunakan Linux Service Terminal Project (LTSP) akan dimanfaatkan untuk keperluan kerja. Keuntungan

penggunaan diskless computer seperti Backup data terpusat di server, Diskless Linux dalam hal ini adalah LTSP dapat menjalankan program Windows 2000 server maupun Linux sendiri. Keuntungan lainnya adalah dibutuhkannya lebih

(8)

3

Terminal Server Project (LTSP) dengan metode konfigurasi pada service-service

yang digunakan dalam LTSP seperti modifikasi chroot yang digunakan pada system LTSP.

1.2 Identifikasi Masalah

Selanjutnya perumusan masalah dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara membangun system diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP).

2. Bagaimana cara instalasi server Linux Terminal Server Project (LTSP) menggunakan distribusi Linux Ubuntu 8.04 (hardy heron).

3. Bagaimana cara melakukan optimasi pada system LTSP dengan menggunakan metode modifikasi pada chroot.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengembangkan system diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP).

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk membangun system diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP) untuk keperluan PT. Ponny Ekspress Suksetama.

2. Untuk membangun server Linux Terminal Server Project (LTSP) yang menggunakan distribusi Linux Ubuntu 8.04 (hardy heron).

(9)

4

modifikasi pada chroot.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Kode sumber distro Linux diadopsi dari distribusi Ubuntu versi 8.04, Ubuntu versi 8.10, dan Ubuntu versi 9.04 yang merupakan distribusi linux turunan Debian.

2. Modifikasi Chroot menggunakan distribusi Linux Ubuntu versi 8.04, Ubuntu versi 8.10, dan Ubuntu versi 9.04.

3. Sistem yang dibangun akan terdiri dari satu buah server LTSP dan tiga buah client.

4. Peralatan pendukung berasal dari PT. Ponny Ekspress Suksetama.

1.5 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

b) Observasi.

(10)

5

2. Tahap pengembangan sistem.

Teknik analisis data dalam pengembangan meliputi beberapa proses diantaranya:

1. System / Information Engineering

Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu proyek, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan pengembangan sistem.

2. Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pengembangan sistem.

3. Design

Tahap perancangan system yang akan dibangun serta penjabaran yang dimengerti.

4. Instalasi dan modifikasi sistem

Tahap instalasi yang dibutuhkan oleh system dan dilakukan konfigurasi yang diperlukan untuk mengembangkan sistem.

5. Pengujian

(11)

6

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian kerja praktek dengan judul

PENGEMBANGAN SISTEM DISKLESS MENGGUNAKAN LINUX TERMINAL SERVICE PROJECT (LTSP) DI PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Membahas mengenai sejarah singkat perusahaan, berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya. BAB III. PEMBAHASAN

Menganalisis masalah dari model penelitian untuk memperlihatkan keterkaitan antar metode yang diteliti serta metode yang telah digunakan secara umum.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PONNY EKSPRESS (PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA) didirikan oleh Gendro Salim dan beberapa rekannya pada tanggal 15 Mei 2000. Fokus dari bisnis ini adalah pada industri outsourcing (outsourcing industry) dimana PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA memberikan

layanan survey/field investigation dan penyediaan dan pengelolaan manajemen tenaga kerja (manpower supply & people development) sehingga pengguna jasa PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi usahanya dan tetap fokus pada core competency business-nya untuk memenangkan persaingan bisnis yang

semakin menggobal.

Saat ini PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA telah menyebar di 7 (tujuh) wilayah regional dan memiliki coverage area di lebih dari 40 kota di Indonesia. Dan PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA akan terus berupaya mengembangkan sebaran wilayah kerja yang dimaksudkan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan para pengguna jasa outsourcing.

(13)

8

2. Unit Bisnis Penyediaan dan Pengelolaan Manajemen Tenaga Kerja (Manpower Outsourcing & People Development)

Unit Bisnis Survey/Field Investigation, memberikan layanan survey "independen" untuk kredit konsumer (Kartu Kredit, KPR, KPM) dan provider telekomunikasi. Survey/Field Survey yang PONNY EKSPRESS lakukan adalah melakukan tinjauan langsung dan validasi data aplikan, mengkomparasikan antara data-data aplikasi dengan kondisi riil di lapangan serta membandingkannya dengan sumber-sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai pelaksana survey "independen" yang didukung oleh surveyor-surveyor berpengalaman, kami hanya memberikan informasi yang faktual berdasarkan hasil tinjauan langsung di lapangan.

Independensi PONNY EKSPRESS menjadi poin penting bagi pengguna jasa PONNY EKSPRESS. Di samping dimaksudkan untuk meminimalisir fraud dan credit loss, independensi PONNY EKSPRESS dapat menekan adanya conflict of interest yang sering terjadi di dalam proses aplikasi dan persetujuan kredit. Dan hingga saat ini kami telah bekerjasama dengan lebih dari 31 perusahaan keuangan bank/non bank serta perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

Unit Bisnis Manpower Supply & People Development, memberikan layanan penyediaan dan pengelolaan manajemen tenaga kerja dan pengembangan sumber daya manusia.

(14)

9

perusahaan bonafid di Indonesia. Layanan yang PONNY EKSPRESS berikan bukan hanya sekedar menyediakan tenaga kerja, namun PONNY EKSPRESS juga melaksanakan seleksi dan sistem rekruitmen terpadu, melakukan pembinaan dan memberikan pelatihan (soft skilss training) kepada tenaga kerja yang PONNY EKSPRESS tempatkan.

Banyak sekali perusahaan penyedia tenaga kerja di Indonesia dan tidak sedikit yang melakukan kecurangan dengan memangkas sebagian hak-hak pekerja, dan PONNY EKSPRESS memberikan jaminan praktek semacam itu tidak ada. Untuk itu PONNY EKSPRESS menggunakan mekanisme membayar hak pekerja lebih dulu, baru kemudian mengirmkan tagihan sesuai dengan yang telah PONNY EKSPRESS bayarkan.

2.1.2 Visi Perusahaan

Adapun visi dari PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA adalah

Truly The Best and The Biggest in Business Outsourcing Area.

2.1.1.4 Misi Perusahaan

Misi dari PT. PONNY EKSPRESS SUKSESTAMA adalah

1. Membangun dan mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, tangguh dan unggul, melalui metodologi NLP (Neuro Linguistic Progamming)

(15)

10

3. Menyiapkan struktur dan infrastruktur yang memadai, efektif dan efisien, guna mendukung sistem operasional dan pelayanan yang handal dan profesional

4. Memberikan hasil dan manfaat kerja yang dapat dirasakan secara nyata oleh stake-holders.

[image:15.595.118.536.262.476.2]

2.1.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Pony Ekpress Suksestama

Uraian Jabatan

1. Kepala Cabang ( Head Of Representative )

- Menjalankan dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan di PT.Ponny Ekspress Suksestama Cabang Bandung.

- Melakukan Penggajian untuk up level.

(16)

11

- Menghitung penggajian staff perusahaan - Mendata barang-barang inventaris perusahaan - Menangani masalah kehadiran

- Membantu dalam perekrutan pegawai. 3. Admin HR Eksternal

- Mempunyai tugas menghitung penggajian surveyor. - Membantu dalam perekrutan pegawai.

4. Staff IT

- Bertanggung jawab akan seluruh komputer yang ada di PT. Ponny terutama komputer server,

- Maintenance program-program, data base. - Perbaikan komputer.

- Mengolah data karyawan dajabatan data untuk program-program tertentu.

- Membagi akses-akses internet kepada pegawai.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Jaringan Komputer

(17)

12

hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer,

printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.2.1.1 Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya. Ada empat kategori utama jaringan komputer yaitu :

a. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di

dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan

(18)

13

c. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah

geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

d. Global Area Network (GAN)

Global Area Network (GAN) merupakan suatu jaringan yang

menghubungkan negara-negara diseluruh dunia. Kecepatan GAN bervariasai mulai dari 1.5Mbps sampai dengan 100Gbps dan cakupannya meliputi ribuan kilometer.

2.2.1.2 DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

DHCP menggunakan hubungan server-clientuntuk mengalokasikan alamat, melacak penggunannya ,meminta kembali alamat IP yang sudah ditentukan dan informasi komunikasi yang diperlukan dalam system jaringan. Server DHCP biasa digunakan dengan range alamat IP tertentu. Ketika sebuah system clientmelakukan boot,system tersebut mengirimkan permintaan kepada sebuah server DHCP untuk mendapatkan alamat IP.

Pada umumnya, server DHCP berhubungan dengan alamat IP dan sebuah periode waktu yang ditentukan (disebut juga dengan lease) yang akan digunakan oleh client. DHCP mengatur reklamasi dan penugasan dari pengorganisasian alamat IP.

(19)

14

request boot, yang termasuk didalamnya informasi konfigurasi yang spesifik

mengenai client. Server menerima paket informasi ini dan membandingkan informasi konfigurasi dengn sebuah database parameter, dan bereaksi dengan data tambahan diluar alamat IP (seperti zona waktu atau informasi spesifik lainnya).

2.2.1.3 XDMCP (X Display Manager Control Protocol)

X Window System protocol tampilan dan jaringan yang

dikembangkan oleh MIT. Sistem X dibangun dengan fungsi jaringan dan dengan kemampuan untuk menjalankan sesi grafis pada computer yang di remote. Didalamnya X Display Manager digunakan untuk memulai sebuah

session dari system lokal atau dari computer lain. Permintaan dan permulaan session ditangani oleh XDMCP (X Display Manager Control Protocol) dan protocol jaringannya.XDMCP menyediakan sebuah cara untuk menjalankan X- Terminal untuk PC dan menggunakan X Server untuk menyediakan sebuah antarmuka client/server antara perangkat keras tampilan (mouse, keyboard, dan video) juga desktop dan juga menyediakan baik infrastruktur windowing dan sebuah antarmuka aplikasi standar. X-Terminal dapat

ditampilan dengan sebuah jendela (tampilan) tunggal atau banyak jendela, berdasar kepada pengaturan dan kemampuan perangkat lunak system X.

2.2.1.4 NFS ( Network File System)

(20)

15

workstation lain seperti Microsoft Windows. Beberapa istilah yang digunakan dalam NFS adalah sbb:

1. INODE, adalah sebuah struktur data yang mewakili berkas atau direktori yang terdapat pada file system UNIX. INODE digunakan untuk mengidentifikasi dan mencari sebuah berkas atau direktori yang terletak didalam file system lokal UNIX.

2. RNODE (remote file node), adalah sebuah struktur data yang mewakili berkas atau direktori yang terdapat pada remote file system (file system tidak terdapat pada komputer lokal)

3. VNODE (the virtual file node), adalah sebuah struktur data yang mewakili berkas atau direktori yang terdapat pada virtual file system (VFS)

4. VFS (virtual file system), adalah sebuah struktur data (linked lists dari VNODE) yang mengandung semua informasi yang diperlukan pada sebuah file system real yang diatur oleh NFS. Setiap VNODE berhubungan dengan sebuah file system disertakan didalam linked list yang berpaut kepada VFS untuk file system tersebut.

Server dan ClientNFS berkomunikasi menggunakan teknik remote

procedure call. Sebuah spesifikasi external data representation (XDR)

digunakan untuk menjelaskan protokol RPC didalam sebuah mesin dan secara independen.

(21)

16

Teknologi Informasi telah mengalami konvergensi (perpaduan), antara tiga kutub utama, yaitu teknologi komputer, telekomunikasi dan multimedia. Konvergensi antara ketiganya melahirkan inovasi-inovasi teknologi, produk dan layanan teknologi informasi yang baru, seperti internet, telepon seluler (ponsel) dan Personal Digital Assistant (PDA) dengan aplikasi-aplikasinya. Hal tersebut membuka fenomena baru dalam ekplorasi pengembangan sistem terdistribusi, dimana infrastruktur teknologi baru memungkinkan terjadinya distribusi data, informasi objek, proses, beragam aplikasi, penggunaan bersama dan pengembangan sistem informasi. Konvergensi teknik informasi juga memungkinan terjadinya diversifikasi layanan ClientServer, seperti jasa layanan perbankan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Internet Banking dan sebagainya.

2.2.1.5.1Pengertian Sistem Terdistribusi

Sistem Terdistribusi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Terdistribusi. Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan untuk menyelesaikan suatu tujuan yang spesifik atau menjalankan seperangakat fungsi. Sedangkan kata terdistribusi berasal dari kata distribusi yang merupakan lawan kata sentralisasi, yang artinya penyebaran, sirkulasi, penyerahan, pembagian menjadi bagian-bagian kecil.

(22)

17

elemen-element yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk mendistribusikan data, informasi, Sistem Operasi, objek dan layanan dari dan kepada pengguna yang terkait didalamnya.

Selain pengertian diatas, sistem komputer terdistribusi didefinisikan pula sebagai sebuah sistem yang memungkinkan aplikasi komputer beroperasi secara terintegrasi pada lebih dari satu lingkungan yang terpisah secara fisis. Ciri khas sistem komputer terdistribusi adalah heterogenitas dalam berbagai hal perangkat keras, Sistem Operasi, dan bahasa pemrograman. Adalah tidak mungkin untuk mengembangkan sistem terdistribusi yang homogen secara paksaan, karena secara alamiah sistem komputer terdistribusi tumbuh dari lingkungan yang heterogen. Kata kunci dalam menjembatani perbedaan-perbedaan yang muncul adalah interoperabilitas (interoperability). Interoperabilitas adalah kemampuan saling

bekerjasama antar sistem komputer.

2.2.1.5.2Tantangan Pengembangan Sistem Terdistribusi

Dalam mengembangkan sistem terdistribusi perlu memperhatikan beberapa aspek yang merupakan tantangan dalam pengembangan sistem terdistribusi, yaitu :

1. Keanekaragaman (heterogencity)

Sistem Terdistribusi mampu mendukung berbagai jenis Sistem Operasi, perangkat keras dan perangkat lunak.

(23)

18

Pengembangan sistem terdistribusi dilakukan dengan menambahkan komponen-komponen baru dapat dilakukan oleh programer yang berbeda-beda.

3. Keamanan (security)

Sistem Terdistribusi harus dapat menyediakan keamanan yang memadai bagi sumber daya yang digunakan bersama dan pesan yang dihantarkan dalam sistem.

4. Skalabilitas (scalability)

Ukuran sistem terdistribusi dan tetap dapat berjalan dengan baik. Perubahan dapat dilakukan dari segi jumlah pengguna maupun dari segi kekuatan perangkat keras komputer-komputer dalam sistem terdistribusi itu sendiri.

5. Penanganan masalah (error handling)

Kesalahan yang terjadi pada suatu komputer dalam sistem terdistribusi mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan.

6. Kebersamaan (concurrency)

Apabila terjadi permintaan layanan secara bersamaan sistem terdistribusi tidak akan menjadi kacau.

7. Penyembunyian (transparancy)

Penyembunyian membuat aspek distribusi tidak tampil oleh pengguna.

(24)

19

Seseorang yang bekerja dalam lingkungan sistem terdistribusi dapat mengakses berbagai sumber daya yang berada dalam lingkungan tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

b. Penyembunnyian lokasi

Pengguna layanan transaksi tersebar tidak perlu mengetahui basis data yang akan diakses. Pengguna layanan transaksi juga dapat mengakses basis data dari mana saja sejauh memiliki fasilitas untuk mengakses basis data yang bersangkutan.

c. Penyembunyian kebersamaan

Pengelola data mengetahui cara dalam menangani transaksi yang terjadi secara bersama.

d. Penyembunyian replikasi

Pengguna tidak terpengaruh apakah mengakses data orisinil atau replikasi.

e. Penyembunyian masalah

Apabila salah satu komputer dalam sistem terdistribusi mengalami kerusakan, kerusakan tersebut dapat diatasi secara langsung dan cepat tanpa terlihat dan tidak memerlukan banyak campur tangan dari pengguna.

(25)

20

Pengguna tidak terpengaruh atau direpotkan apabila komputer-komputer dalam sistem terdistribusi di-upgrade guna meningkatkan kinerja dan jangkauan layanan.

2.2.1.5.3Arsitektur Sistem Terdistribusi

Arsitektur didefinisikan sebagai suatu rancangan untuk penyusunan dan operasi komponen-komponen suatu sistem dimana rancangan tersebut mengidentifikasikan komponen beserta fungsi masing-masing komponen, konektifitas/hubungan antar komponen dan mendeskripsikan pemetaan fungsionalitas ke dalam komponen. Arsitektur sistem terdistribusi diharapkan mampu menyediakan gambaran fisik dan logikal dari sistem, serta mampu menyediakan aplikasi dari komponen-komponen sistem beserta hubungan atarkomponen dalam sistem. Beberapa jenis arsitektur sistem terdistribusi adalah sebagai berikut :

1. ClientServer

Clientmenghubungi server untuk mendapatkan data, yang kemudian

memformat dan menampilkan pada pengguna. 2. Tightly Coupled (clustered)

(26)

21

3. Peer-to-peer

(27)

22 BAB III PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan proses analis dan perancangan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis sistem Linux Terminal Server Project (LTSP) 2. Perancangan sistem Linux Terminal Server Project (LTSP) 3. Analisis Pengguna

4. Analisis Perangkat Keras 5. Analisis Jaringan Komputer 6. Analisis Perangkat Lunak

7. implementasi dan pengujian terhadap pembangunan Linux Terminal Server Project (LTSP) . pengujian pada kinerja dari Linux Terminal Server Project (LTSP).

8. pengujian pada kinerja dari Linux Terminal Server Project (LTSP).

3.1 Analisis Sistem LINUX SERVER TERMINAL PROJECT (LTSP)

Dalam analisis sistem dilakukan penguraian dari sistem yang telah ada sehingga dapat di identifikasi dan diketahui kebutuhan untuk pengembangannya.

3.1.1 Linux Terminal Server Project (LTSP)

Linux Terminal Server Project (LTSP) adalah sebuah add-on package yang

(28)

23

untuk secara simultan menggunakan satu komputer dengan konsep terminal. Aplikasi dijalankan pada server dengan sebuah terminal yang dikenal sebagai sebuah thin client atau juga dikenal sebagai X terminal menangani input dan output. Secara umum, terminal hanya memerlukan sumber daya yang rendah, dan

menuntut ruang yang lebih sedikit untuk tempat fisik.

Teknologi Linux Terminal Server Project (LTSP) menjadi populer karena dapat menyediakan akses komputer dengan memanfaatkan komputer yang memiliki spesifikasi rendah. Komputer-komputer berspesifikasi rendah tersebut dapat digunakan sebagai client untuk mengakses berbagai fungsi dan aplikasi yang disediakan oleh server. Selain itu fungsi yang banyak dipergunakan adalah kontrol atas akses thin client yang dapat dikonfigurasi menurut keinginan dengan cara melakukan konfigurasi pada thin client. Beberapa contoh distribusi yang menggunakan LTSP adalah AbulÉdu, Cutter project, Deworks, Edubuntu, K12LTSPdan Skolelinux

Ada empat layanan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan boot pada komputer kerja LTSP. Layanan-layanan tersebut adalah:

1. DHCP 2. TFTP 3. NFS

2. XDMCP

(29)

[image:29.595.111.515.124.763.2]

24

Tabel III.1 Daftar Port pada LTSP

Port Spesifik LTSP

Port Tipe Dekripsi

9100

9102 TCP Printer, dilayani oleh lp_server

9200 TCP ltspinfo – digunakan untuk query informasi dari client

9202 TCP

lbuscd – berjalan pada thin client, menunggu koneksi dan pendaftaran session

9210 TCP Port default untuk ltspswapd (NBD Swap Server)

Standard services

67 UDP DHCP(menunggu request DHCPdari clients)

68 UDP DHCP(dhcpd mengirim jawaban kepada client)

69 UDP

TFTP(client terhubung ke port 69 pada server untuk mengunduh kernel)

111 UDP/TCP Portmapper

177 UDP XDMCP(XDM,GDM,KDM)

1067 UDP Port alternatif untuk port DHCP-67

1068 UDP Port alternatif untuk port for DHCP-68

6000 TCP

(30)

25

3.1.2 Proses Kerja Umum

Tahapan atau proses kerja umum dari sebuah linux terminal server project dapat dilihat pada gambar berikut :

LTSP SERVER CLIENT

[image:30.595.81.568.211.474.2]

1 2 3 4 5 6

Gambar III.1 Proses Kerja Umum LTSP Penjelasan dari proses dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III.2 Tabel penjelasan proses

No Deskripsi

1 Client mengirim permintaan DHCP dan TFTP kepada LTSP server

2 LTSP server memberikan alamat IP dan kernel image

3 Client melakukan komunikasi NFS untuk mendapatkan Chroot 4 LTSP server memberikan environment Chroot pada client

KERNEL

IMAGE

CHROOT

XDMCP

KERNEL

[image:30.595.98.523.581.753.2]
(31)

26

5 Client mengirim permintaan service XDMCP kepada LTSP server

6 Server memberi session kepada client

3.1.3 Flowchart dan Gambar Kerja LTSP

Flowchart atau diagram alir dari proses Linux Terminal Server Project (LTSP) adalah sebagai berikut

:

[image:31.595.224.398.298.701.2]

(32)

27

[image:32.595.125.492.115.383.2]

Gambar III.3 Gambar kerja LTSP

3.1.4 Tahapan Proses Rinci sistem LTSP

Berikut adalah tahapan proses rinci dari sistem LTSP:

1. Muat kernel linux ke dalam memori komputer kerja. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, termasuk:

a. Bootrom (Etherboot,PXE,MBA,Netboot) b. Floppy

c. Cakram keras d. CD-ROM e. USB

Selanjutnya kita akan menggunakan PXE bootrom.

2. Setelah kernel dimuat ke memori, ia akan mulai mengeksekusi. Bootrom PXE

DHCP TFTP NFS XDMCP

Kernel Image Session Client

(33)

28

3. Kernel akan menginisialisasi keseluruhan sistem dan semua periferal yang dikenalinya.

4. Ini awal dari semuanya. Selama proses pemuatan kernel, citra ramdisk juga akan dimuat ke dalam memori. Argumen baris perintah kernel

root=/dev/ram0 memberitahu kernel untuk menambatkan citra tersebut sebagai direktori root.

5. Secara normal, jika kernel selesai melakukan boot, ia akan meluncurkan program init. Namun, dalam kasus ini, telah di instruksikan kernel untuk memuat skrip shell kecil sebagai gantinya. Hal ini dilakukan ini dengan melewatkan init=/linuxrc pada perintah baris kernel.

6. Skrip /linuxrc dimulai dengan memindai bus PCI, mencari kartu jaringan, Untuk tiap peranti PCI yang ditemukannya, skrip akan dicari di berkas /etc/niclist, untuk melihat apakah ditemukan yang bersesuaian. Setelah yang ditemukan sesuai, nama modul driver NIC dikembalikan, dan modul kernel itu akan dimuat. Untuk kartu ISA, modul driver harus ditetapkan pada baris perintah kernel, bersama dengan IRQ atau parameter-parameter alamat yang mungkin diperlukan.

(34)

29

8. Ketika dhclient mendapat jawaban dari server ia akan menjalankan berkas /etc/dhclient-script, yang akan mengambil informasi yang diperoleh, dan mengkonfigurasi antarmuka eth0.

Gambaran langkah satu sampai dengan delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

[image:34.595.121.543.272.600.2]

CLIENT SERVER

Gambar III.4 Proses DHCP dan TFTP

9. Sampai pada tahap ini, sistem berkas root telah berada di ram disk. Sekarang, skrip /linuxrc akan ditambatkan pada sitem berkas root baru via NFS. Direktori tersebut diekspor dari server yang secara khas berada di /opt/ltsp/i386. Ia tidak dapat menambatkan sistem berkas baru sebagai /.

BOOT Request DHCP Dan TFTP Menerima request Release DHCP dan TFTP Mengirim Kernel dan IP Menerima Kernel

Dan IP Address

(35)

30

Pertama- tama harus ditambatkan sebagai /mnt. Kemudian, ia akan melakukan pivot_root. pivot_root akan menukar sistem berkas root sekarang dengan sistem berkas baru. Ketika selesai, sistem berkas NFS akan ditambatkan pada /, dan sistem berkas root lama akan ditambatkan pada /oldroot.

10. Setelah proses penambatan dan pivot pada sistem berkas root baru selesai, kita selesai dengan skrip shell /linuxrc dan kita perlu memanggil program /sbin/init yang sebenarnya.

11. Init akan membaca berkas /etc/inittab dan mulai menyiapkan lingkungan komputer kerja.

12. Salah satu dari butir pertama dalam berkas inittab adalah perintah

rc.sysinit yang akan dijalankan selagi komputer kerja berada dalam keadaan 'sysinit'.

13. Skrip rc.sysinit akan membuat ramdisk 1mb untuk memuat semua hal yang dibutuhkan untuk ditulis atau diubah dalam berbagai cara.

14. Ramdisk akan ditambatkan sebagai direktori /tmp. Berkas apapun yang perlu ditulis akan berada di direktori /tmp, dan ada tautan simbolis yang menunjuk kepada berkas-berkas ini.

15. Sistem berkas /proc ditambatkan.

(36)

31

17. Jika komputer kerja tersebut dikonfigurasi untuk melakukan pertukaran melalui NFS, direktori /var/opt/ltsp/swapfiles akan ditambatkan sebagai /tmp/swapfiles. Kemudian, jika belum ada berkas tukaran (swapfile) untuk direktori ini, maka akan dibuatkan secara otomatis. Ukuran berkas tukaran akan dikonfigurasi dalam berkas lts.conf.

Berkas tukaran kemudian akan dimungkinkan, menggunakan perintah swapon.

18. Antarmuka jaringan loopback dikonfigurasi. Ini adalah antarmuka yang

memiliki alamat 127.0.0.1.

19. Jika aplikasi lokal dimungkinkan, maka direktori /home akan ditambatkan, sehingga aplikasi tersebut dapat mengakses direktori home pengguna. Gambaran langkah Sembilan sampai dengan Sembilan belas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

[image:36.595.107.547.459.716.2]

CLIENT SERVER

Gambar III.5 Proses CHROOT

Inisiasi NFS Komunikasi NFS CHROOT

Environment CHROOT Transfer Environment

CHROOT Menerima

Environment CHROOT

(37)

32

20. Beberapa direktori akan dibuat dalam sistem berkas /tmp untuk menyimpan berkas- berkas sementara yang dibutuhkan selagi sistem berjalan. Akan dibuat Direktori-direktori tersebut seperti:

a. /tmp/compiled b. /tmp/var c. /tmp/var/run d. /tmp/var/log e. /tmp/var/lock

21. Berkas /tmp/syslog.conf akan dibuat. Berkas ini akan mengandung informasi yang memerintahkan daemon syslogd host yang mana dalam jaringan yang akan dikirimi informasi log. Host syslog ditetentukan dalam berkas lts.conf. Ada hubungan simbolik yang disebut /etc/syslog.conf yang menunjuk ke berkas /tmp/syslog.conf.

22. Daemon syslogd dimulai, menggunakan berkas konfigurasi yang dibuat dalam langkah sebelumnya.

23. Setelah skrip rc.init selesai, kendali dikembalikan ke program /sbin/init, yang akan mengubah runlevel dari sysinit ke 5. Ini akan menyebabkan

entri-entri dalam /etc/inittab dijalankan.

24. Secara bawaan, ada entri dalam inittab untuk menjalankan skrip /etc/screen_session pada tty1, tty2 dan tty3. Itu artinya bahwa sudah dapat menjalankan 3 sesi sekali jalan, dan tipe sesi dikendalikan oleh entri

(38)

33

Lebih banyak entri dapat ditatasiapkan dalam inittab untuk sesi yang lebih banyak, jika diinginkan.

25. Jika SCREEN_01 diatur ke nilai dari startx maka skrip

/etc/screen.d/startx akan dijalankan, yang akan meluncurkan sistem X Windows, yang memberi anda antarmuka pengguna grafis.

Dalam berkas lts.conf, ada sebuah parameter yang disebut XSERVER. Jika parameter ini tidak ada, atau diatur ke "auto", maka deteksi otomatis terhadap kartu video akan dilakukan. Jika kartu tersebut berupa PCI atau AGP, maka ia akan mendapatkan id vendor dan peranti PCI, dan akan mencari dalam berkas /etc/vidlist.

Jika kartu tersebut didukung oleh Xorg 6.7, rutin pci_scan akan

mengembalikan nama modul driver. Jika ia hanya didukung oleh XFree86 3.3.6, pci_scan mengembalikan nama dari server X yang akan digunakan. Skrip startx dapat memberi tahu perbedaan tersebut karena nama server 3.3.6 yang lama dimulai dengan 'XF86_', sedangkan modul server X dari Xorg yang lebih baru secara khusus merupakan nama-nama dengan huruf kecil, seperti ati atau trident.

26. Jika Xorg digunakan, maka skrip /etc/build_x4_cfg akan dipanggil untuk membangun berkas XF86Config. Jika XFree86 3.3.6 digunakan, maka

(39)

34

Berkas XF86Config akan dibangun, berdasarkan entri-entri dalam berkas /etc/lts.conf.

27. Setelah berkas XF86Config dibangun, kemudian skrip startx akan meluncurkan server X dengan berkas konfigurasi yang baru.

28. Server X akan mengirim permintaan XDMCP kepada server LTSP, yang

akan memunculkan kotak dialog login.

29.Pada titik ini, pengguna dapat melakukan log masuk. dan akan memperoleh sesi di server.

Gambaran langkah dua puluh sampai dengan dua puluh sembilan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

[image:39.595.102.551.397.653.2]

CLIENT SERVER

Gambar III.6 Proses XDMCP dan session Mengirim

Request XDMCP

Request XDMCP

Menerima request XDMCP

Menyiapkan Session Menerima session

Dan Log in

Akses Terminal

(40)

35

3.1.5 Parameter Pengujian Linux Terminal Server Project (LTSP)

Untuk melihat kinerja dari Linux Terminal Server Project (LTSP), mula-mula dilakukan tahap benchmark untuk melihat parameter-parameter data yang dibutuhkan. Parameter-parameter tersebut meliputi :

1. Kinerja prosessor.

2. Kinerja memori dan paket data.

Dari benchmark tersebut akan diperoleh data-data yang dapat menunjukan kinerja dari linux terminal server project (LTSP) yang menunjukan secara jelas mengenai

penggunaan prosessor dan memori. Adapun tools yang digunakan untuk melakukan benchmark adalah dengan menggunakan dua buah perangkat atau tools sebagai berikut :

1. TOP

Program Top menyediakan sebuah monitoring dinamis waktu nyata (dynamic real-time view) sebuah dari sistem yang sedang berjalan. Top juga dapat memperlihatkan informasi sistem dan juga sebagai sebuah daftar tugas-tugas yang dikerjakan oleh kernel linux.

2. IPTRAF

(41)

36

Setelah tahap benchmark dilakukan barulah dapat dilakukan langkah optimasi untuk Linux Terminal Server Project.

3.1.6 Analisis Chroot

Chroot pada sistem operasi Unix

adalah sebuah operasi yang mengubah direktori root untuk proses yang sedang bekerja dan proses turunannya. Sebuah program yang di re-rooted ke direktori lain tidak dapat mengakses atau mengenali berkas-berkas diluar direktori tersebut, dan direktori tersebut disebut sebuah chroot jailatau chroot prison. Istilah chroot dapat merujuk kepada panggilan sistem chroot(2) atau

chroot(8) wrapper program.

Pada umumnya Chroot yang digunakan pada client Linux Terminal Server Project (LTSP) memiliki arsitektur dan distribusi linux yang sama yang sama dengan yang digunakan pada server LTSP, artinya bila sebuah server LTSP menggunakan system operasi dengan tipe arsitektur 32 bit (i386) dan distribusi semisal Ubuntu 8.04, maka chroot yang digunakan menggunakan system dengan tipe arsitektur 32 bit (i386) dan dengan distribusi ubuntu 8.04. Secara praktikal pemasangan chroot pada linux terminal server project (LTSP) dilakukan setelah dilakukan install server

linux terminal server project (LTSP). Perintah yang digunakan untuk install

chroot adalah ltsp-build-client.

Untuk melakukan optimasi ataupun pengembangan pada system linux terminal server project (LTSP), dapat dilakukan dengan cara

(42)

37

berarti kita dapat menggunakan system arsitektur yang berbeda pada chroot. Selanjutnya akan dilakukan pembandingan kinerja system LTSP yang lebih efektif dan optimal dengan menggunakan chroot dengan

arsitektur 32 bit (i386 ) juga dengan melakukan kombinasi distribusi Linux Ubuntu yang digunakan, yaitu dengan Ubuntu 8.04 (Hardy Heron),

Ubuntu 8.10 (Intrepid Ibex),dan Ubuntu 9.04 (Jaunty Jackalope).

3.2 Perancangan Sistem Linux Terminal Server Project (LTSP)

Sistem LTSP yang akan dibangun akan terdiri dari satu buah server dan tiga buah client yang akan dihubungkan dengan satu hub dan menggunakan topologi star. Aplikasi yang akan dijalankan oleh client akan terdiri dari tiga aplikasi yaitu :

1. Open Office 2. GIMP 3. Firefox

(43)

(44)

39

Gambar III.7 Rancangan sistem LTSP

3.2.1 Perancangan Server LTSP

Spesifikasi service dan konfigurasi server LTSP yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan Distribusi Linux Ubuntu 8.04 (Hardy Heron) Sistem operasi yang akan digunakan pada server LTSP adalah Linux distribusi Ubuntu 8.04 (Hardy Heron). Distribusi linux ini digunakan karena merupakan versi LTS (long term support), yang berarti adanya support waktu sepanjang 3 tahun baik dari segi penyediaan program dan plugin-plugin tambahan yang diperlukan. Repository atau sumber program untuk linux Ubuntu 8.04 dapat ditemui di situs resmi ubuntu, maupun pada mirror-mirror lokal yang terdapat di Indonesia.

2. Menggunakan LTSP-Server-Standalone

Terdapat dua opsi untuk instalasi LTSP pada linux distribusi Ubuntu, yaitu ltsp-server dan ltsp-server-standalone. Perbedaan dari kedua paket tersebut adalah kelengkapan service dan environment pendukungnya.

Ltsp-server-standalone digunakan karena merupakan paket LTSP server yang lengkap dan memiliki environment dan program-program pendukung yang lengkap untuk linux terminal server project (LTSP) yang akan dibangun.

3. Melakukan modifikasi pada chroot

(45)

40

tersebut adalah dengan menggunakan server dengan paket LTSP linux distribusi Ubuntu 8.04 dan chroot dari tiga jenis distribusi Ubuntu, yaitu : Ubuntu 8.04 (Hardy Heron), Ubuntu 8.10 (intrepid Ibex), dan Ubuntu 9.04 (Jaunty Jackalope). Hal ini dilakukan setelah server LTSP terinstall dengan baik.

Implementasi dari pengggunaan chroot yang berbeda, yaitu chroot Ubuntu 8.04 (Hardy Heron), Ubuntu 8.10 (Intrepid Ibex), dan Ubuntu 9.04 (Jaunty Jackalope) selanjutnya akan melalui tahap benchmark yang pada akhirnya akan memberikan data yang dibutuhkan untuk mengetahui kombinasi yang paling memberikan efesiensi dan kinerja terbaik dari sistem linux terminal server project (LTSP).

Tools pengujian yang akan digunakan adalah program top yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai kinerja prosessor dan memori pada saat linux terminal server project (LTSP) bekerja.

4. Melakukan konfigurasi pada file /etc/ltsp/dhcpd.conf

Konfigurasi yang dilakukan pada file ini adalah setting pada range DHCP, root path, serta next server yang akan digunakan pada client linux terminal server project (LTSP).

3.2.2 Analisis Pengguna

Pengguna Linux Terminal Server Project akan dibuat untuk user yang memiliki karakteristik pengguna sebagai berikut :

1. Berumur 14 sampai dengan 30 tahun

2. Sebagian besar sudah terbiasa menggunakan komputer

(46)

41

4. Pernah menggunakan sistem operasi Linux ataupun minimal pernah mengetahui sistem operasi Linux

3.2.3 Analisis Perangkat Keras

3.2.3.1 Server

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan sebagai komputer server memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Prosesor : AMD Athlon - 2,11 GHz [64 X2] 2. RAM : 1 GB DDR2

3. VGA : NVidia GForce 6600, 256 MB 4. Sound Card : Intel SoundMax HD Audio 5. Ethernet : Nvidia Ethernet

6. HDD : SATA 120 Gb

7. Monitor : Samsung Digital 15” 8. Keyboard dan Optical Mouse Simbadda

Dengan spesifikasi tersebut perangkat untuk kebutuhan server LTSP sudah cukup terpenuhi.

3.2.3.2 Client

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan sebagai komputer client memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Prosesor : Intel Pentium III - 533 MHz 2. RAM : 512 GB DDR2

(47)

42

4. Sound Card : On Board

5. Ethernet : Compax RTL 8139 6. Monitor : Samsung Digital 15” 7. Keyboard dan Optical Mouse Simbadda

3.2.4 Analisis Jaringan Komputer

[image:47.595.218.443.314.499.2]

Jaringan komputer yang digunakan dalam sistem Linux Terminal Server Project (LTSP) ini adalah sbb :

Gambar III.8 Topologi star 1. Menggunakan topologi star dengan satu hub. 2.Terdapat satu server LTSP yang melayani 3 client.

3.2.5 Analisis Perangkat Lunak

3.2.5.1 Server

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan pada server adalah sebagai berikut :

(48)

43

2. Ruang Hard disk : 120 GB

3. SWAP : 1Gb

4. Tipe partisi : EXT3

5. Web server : XAMPP 1.6.1 6. Firewall : Iptables 1.3.5

3.3 Implementasi Penginstalasi ServerLinux Terminal Server Project

Untuk memulai instalasi server LTSP, langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan repository, yaitu bundle paket-paket program yang diperlukan oleh sistem operasi Linux Ubuntu. Sumber repository dapat diperoleh dari koneksi langsung dari internet dengan merujuk kepada repository resmi Ubuntu di alamat http://archive.canonical.com/ubuntu atau mirror-mirror lokal seperti http://kambing.ui.edu/repository/ubuntu.

3.3.1 Instalasi Server LTSP

Langkah-langkah dalam instalasi LTSP adalah sbb:

1. Mencari paket LTSP pada repository dengan perintah sudo aptitude search ltsp

(49)

[image:49.595.149.551.114.347.2]

44

[image:49.595.122.551.342.695.2]

Gambar III.8 Pencarian paket LTSP 2. Install ltsp-server-standalone pada server

Gambar III.9 Instalasi ltsp-server-standalone 3. Konfigurasi file /etc/ltsp/dhcpd.conf

sudo apt-get install ltsp-server-standalone

(50)

45

[image:50.595.149.549.141.344.2] [image:50.595.149.549.386.632.2]

Gambar III.10 Edit file /etc/ltsp/dhcpd.conf

Gambar III.11 File /etc/ltsp/dhcpd.conf

Tabel dibawah ini menunjukan konfigurasi pada file /etc/ltsp/dhcpd: Tabel III.3 Konfigurasi file /etc/ltsp/dhcpd.conf

(51)

46

1 Subnet 10.0.0.0

2 Netmask 255.255.255.224

3 Range IP DHCP 10.0.0.16 – 10.0.0.31

4 Root path /opt/ltsp/i386

5 Router 10.0.0.1

6 Next server 10.0.0.9

[image:51.595.147.557.114.282.2]

4. Install environment chroot LTSP Ditribusi Ubuntu 8.04

Gambar III.12 Instalasi chroot LTSP ditribusi Ubuntu 8.04 5. Install environment chroot LTSP Ditribusi Ubuntu 8.10

sudo ltsp-build-client

(52)

[image:52.595.150.548.111.253.2]

47

Gambar III.13 Instalasi chroot ltsp ditribusi Ubuntu 8.10

6. Membuat user client LTSP

(53)

[image:53.595.149.549.147.358.2] [image:53.595.150.551.447.718.2]

48

Gambar III.14 Pembuatan user ponny1

Gambar III.15 Pembuatan user igos2

Gambar III.16 Pembuatan user igos3 sudo adduser ponny2

(54)

49

[image:54.595.127.551.122.454.2] [image:54.595.130.544.419.610.2]

7. Melakukan update-kernel

Gambar III.17 update kernel LTSP

8. Melakukan update-sshkey

Gambar III.18 update sshkey LTSP

3.3.2 Tampilan Login dan Desktop Linux Terminal Server Project (LTSP)

Setelah proses instalasi LTSP berhasil dilakukan, maka Terminal Server

Project (LTSP) yang dibangun akan dapat digunakan. Tampilan antarmuka sudo ltsp-update-kernels

(55)

50

[image:55.595.164.463.168.394.2]

(interface) dari halaman login dan tampilan desktop Linux Terminal Server Project (LTSP) dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini :

Gambar III.19 Halaman login LTSP

(56)

[image:56.595.113.513.112.398.2]

51

Gambar III.20 Desktop LTSP

3.3.3 Pengujian kerja LTSP pada dua puluh Client dengan hak akses program

Sebelum melakukan pengujian pada tiga buah client dengan melakukan modifikasi pada chroot, untuk membuktikan penggunaan LTSP pada penggunaan banyak client (multiple client) dalam dokumentasi resminya di situs web

http://www.ltsp.org menyebutkan, sebuah server tunggal LTSP dengan spesifikasi dual prosesor Intel Pentium III, 650MHz, dan RAM 1GB dapat melayani 40-120 client, yang semuanya menjalankan Netscape web browser dan OpenOffice.org. Parameter lain yang digunakan adalah adanya pembedaan hak akses dari setiap user untuk pengaksesan program pada LTSP, artinya dapat dilakukan pengaturan

(57)

52

dilakukan pada server dengan perintah chmod, sebagai contoh jika kita ingin melakukan restriksi program firefox maka perintah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tahapan benchmark dilakukan dengan cara menyalakan client satu persatu sampai tiga client semuanya beroperasi dan diberikan tiga buah beban aplikasi, yaitu Openoffice,Gimp,dan Firefox web browser. Batasan ini dilakukan karena aplikasi-aplikasi tersebut adalah aplikasi yang dirancang untuk digunakan oleh client dan selain itu juga menuntut penggunaan sumberdaya yang cukup besar,sehingga layak untuk dijadikan aplikasi untuk pengujian Linux terminal server project (LTSP).

[image:57.595.106.568.508.625.2]

Tabel berikut memperlihatkan distro Linux yang digunakan yaitu distribusi Ubuntu 8.04, 8.10, 9.10 dan paket-paket utamanya.

Tabel III.4 Tabel Pengujian Distro Linux

No Distro Versi Kernel Versi GCC Versi X-Window

1 Ubuntu 8.04 2.6.24-19-Generic Gcc-4.2-base Xorg-server 1.4.0.90 2 Ubuntu 8.10 2.6.27 Gcc-4.3.2 Xorg 7.4

3 Ubuntu 9.04 2.6.28-11.37 Gcc-4.3.3 Xorg-server 1.6

Tabel dibawah menunjukan penggunaan prossesor dan memory pada keadaan satu sampai tiga client aktif :

(58)

No 1 2 3 4 5 6 7 8

4 6 8 10 12

No Beban Aplikasi 1 Tanpa Aplikasi 2 Open Office 3 GIMP 4 Firefox

5 Open Office + GIMP 6 Open Office + Firefox 7 GIMP + Firefox

8 OO + GIMP +

Tab aktif mula aplikasi O penggunan Selanjutny

pada gambar berikut :

Beban Aplikasi Tanpa Aplikasi Open Office GIMP Firefox

Open Office + GIMP Open Office + Firefox GIMP + Firefox

OO + GIMP +Firefox

abel diatas m lai dari keada Open Offic an memory nya data yang pada gambar berikut :

Beban Aplikasi

Open Office + GIMP Open Office + Firefox

Firefox

memperlihat adaan tidak m fice,GIMP,da y dan prosse ng didapatka pada gambar berikut :

Prosessor

Penggunaan Prosessor 1,0 2,9 % 3,1 % 1,6 % 7,8 % 8,2 % 8,0 % 12,0 %

hatkan hasil menjalankan dan firefox. sesor cukup kan diubah d

Prosessor

Penggunaan Prosessor 1,0 % 2,9 % 3,1 % 1,6 % 7,8 % 8,2 % 8,0 % 12,0 %

il benchmark an aplikasi sa x. Seperti y

p stabil pad dalam bentu

Penggunaan Prosessor Penggunaan Memory 707 576 k used 817 136 k used 562 340 k used 580 204 k used 687 392 k used 694 300 k used 703 320 k used

723 652 k used

benchmark

LTSP den sampai deng yang terlih ada pengguna tuk grafik ya

Penggunaan Memory 707 576 k used 817 136 k used 562 340 k used 580 204 k used 687 392 k used 694 300 k used 703 320 k used

723 652 k used

engan satu client ngan menjala

lihat pada naan satu client yang dapat di

53

Penggunaan Memory 707 576 k used 817 136 k used 562 340 k used 580 204 k used 687 392 k used 694 300 k used 703 320 k used

723 652 k used

client

(59)
[image:59.595.129.503.355.623.2]

Gambar III.21

Gambar Dari hasil

dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

Gambar III.21

Gambar III.22

Dari hasil benchmark

dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

Gambar III.21Grafik penggunaan prosessor pada satu

22Grafik penggunaan memory pada satu

benchmark LTSP dengan sistem default yaitu dengan versi 8.04

dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

Grafik penggunaan prosessor pada satu

Grafik penggunaan memory pada satu

LTSP dengan sistem default yaitu dengan versi 8.04 dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

Grafik penggunaan prosessor pada satu

Grafik penggunaan memory pada satu

LTSP dengan sistem default yaitu dengan versi 8.04 dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

Grafik penggunaan prosessor pada satu client

Grafik penggunaan memory pada satu client

LTSP dengan sistem default yaitu dengan versi 8.04 dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

client 8.04

client 8.04

LTSP dengan sistem default yaitu dengan versi 8.04 dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan memory masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan versi kernel dan GCC yang dimiliki oleh distribusi Linux

54

(60)

55

Ubuntu versi 8.04. Kekurangan dari kernel 2.6.24-19-Generic yang dimiliki oleh Linux distribusi Ubuntu 8.04 adalah kurangnya library untuk proses NFS dan upgrade-upgrade lainnya yang dapat meningkatkan kinerja LTSP.

Dari hasil data pengujian dan grafik yang didapatkan, dapat dilihat bahwa modifikasi LTSP menggunakan Ubuntu versi 9.04 adalah memiliki efesiensi dan kerja yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan chroot default Ubuntu 8.04 dan chroot Ubuntu 8.10 hal ini disebabkan oleh versi kernel Linux Ubuntu 9.04 yang merupakan versi kernel terbaru yang memiliki fitur-fitur tambahan untuk mendukung kinerja LTSP..

Kinerja LTSP yang lebih baik pada chroot Linux Ubuntu 9.04 juga disebabkan oleh fitur dan perbaikan yang ditambahkan pada Linux Ubuntu 9.04. Perbaikan dan fitur-fitur tambahan tersebut adalah :

1. Local applications support, yaitu fitur dimungkinkan untuk memilih aplikasi mana yang dijalankan oleh server dan yang dijalankan secara lokal oleh client.

2. Integrated LTSP-Cluster support.

3. Optional fully-featured dhcp client integration (udhcpc).

4. Scripting xorg.conf terbaru.

(61)

56 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan terhadap pengembangan sistem diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP) adalah sebagai berikut:

1. system diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP) dapat dibangun dengan cukup baik dan memenuhi keperluan user yang berada di IGOS Center Bandung.

2. Server Linux Terminal Server Project (LTSP) dengan menggunakan distribusi Linux Ubuntu 8.04 (hardy heron) dapat terbangun dengan dukungan repository lokal yang ada di IGOS Center Bandung .

3. Optimasi pada system LTSP dilakukan dengan menggunakan metode modifikasi pada chroot. Dan chroot yang memiliki kinerja paling tinggi adalah chroot Linux Ubuntu versi 9.04.

1.2 Saran

Saran-saran yang diajukan agar menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk pengembangan berikutnya adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem Linux Terminal Server Project (LTSP) dengan media bootroom yang lain selain PXE bootroom.

2. Dilakukan pengembangan Linux Terminal Server Project (LTSP) pada arsitektur 64 bit.

(62)

56

DAFTAR PUSTAKA

1. Parker, T.(1999), Linux Unleashed, Third Edition, Macmillan Computer Publishing, Birmingham.

2. W.Jia, Wanlei, Zhou.(2005), Distributed Network System:From Concept to Implementation,Springer.

3. Raharjo,Suwanto.(2004), Teori, Analisa, dan Implementasi Jaringan Tanpa Disk ,pada GNU/Linux, Andi, Yogyakarta.

4. http://wiki.ltsp.org/twiki/bin/view/Ltsp/Documentation, di akses 17 Maret 2009, 22:32:11.

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI :

Nama : Tiffan Kameswara

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 28 November 1985 Jenis kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Babakan Cianjur No.28 Kel. Sukaraja Kec. Cicendo Bandung 40175

Telepon : (022) 70274151 Handphone : 081221405323

E-mail : akep_balthazor@yahoo.co.uk

PENDIDIKAN :

SDN Komara Budhi Tahun 1991 – 1997 SLTPN 9 Bandung Tahun 1997 – 2000 SMUN 13 Bandung Tahun 2000 – 2003

Universitas Komputer Indonesia Tahun 2004 – 2007 (semester 6) Jurusan Teknik Informatika

KEAHLIAN :

Aplikasi komputer : MS Office, My SQL, Delphi, PHP, Jaringan Komputer

Operating System : Windows, Windows Server 2000,

Linux (Ubuntu Desktop & Server)

(64)

PENGALAMAN KERJA :

Nama Perusahaan : Pusat Lingkungan Geologi Kota : Bandung

Periode : Mei 2007 – Agustus 2007 Posisi : Network Engineering Uraian singkat pekerjaan :

Menseting Jaringan Komputer

Mengkonfigurasi Windows 2003 server Mensurvey dan mendata komputer Program dan Windows installer

Nama Perusahaan : PT. Ponny Ekspress Suksestama Kota : Bandung

Periode : April 2008 – Agustus 2010 Posisi : IT

Uraian singkat pekerjaan :

Menseting Jaringan Komputer

Mengkonfigurasi Windows 2003 server Mengkonfigurasi Linux (Ubuntu Server) Program dan Windows installer

Back up data dan database

Nama Perusahaan : PT. Laju Paramitra Kota : Bandung

Periode :Agustus 2010 s/d Sekarang Posisi : Technical Support

Uraian singkat pekerjaan :

Trouble shooting computer Menganalisa program Web Admin

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Pony Ekpress Suksestama
Tabel III.1 Daftar Port pada LTSP
Gambar III.1 Proses Kerja Umum LTSP
Gambar III.2 Flowchart Kerja LTSP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi bahan Molase dan Kaolin yang tepat sebagai media kultur terhadap pertumbuhan bakteri probiotik Alkaligenus

tanggapan penduduk miskin setuju dengan pernyataan pada kuesioner penelitian yang menyatakan bahwa program Alokasi Dana Desa dalam bentuk Alokasi dana Desa

dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam

Dalam pelajaran ini karena kami mengangkat sub bab menyederhanakan dan mengurutkan pecahan, blok lingkaran pecahan ini digunakan untuk mempermudah guru dalam menjelaskan

Selain itu proses bisnis layanan pemesanan dan pembelian pada DYRA COLLECTION saat ini masih menggunakan sistem pencatatan secara manual menggunakan buku arsip

PEMBENTUKAN KECAMATAN PRINGAPUS DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGGKAT II SEMARANG DALAM WILAYAH PROPINSIb. DAERAH TINGKAT I

Sprektrum photoluminescence yang dihasilkan oleh GaAs sampel 1, pada suhu kamar yang disinari dengan Laser HeNe yang kerapatan dayanya = 0,95 mWatt/Cm 2.. Sprektrum

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka kerangka dari pemikiran ini adalah bahwa informasi yang terkandung dalam laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan