PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN
FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN
DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA
MEDAN
OLEH :
APRIANI RISWANDI GABAN
085102015
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Apriani Riswandi Gaban NIM : 085102015
Pengalaman Primigravida terhadap Perubahan Fisiologisdan Psikilogis dalam masa KehamilanTahun 2008
ABSTRAK
vi + 64 halaman + 2 tabel + 5 lampiran
Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada seluruh sistem yang ada di dalam tubuh wanita hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan. Desain yang digunakan adalah desain fenomenologi. Teknik pengambilan sampel yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 10 orang. Penelitian dilaksanakan dari desember 2008-Mei 2009. Dari hasil penelitian perubahan fisiologis dalam masa kehamilan, yaitu peningkatan pada berat badan, hyperpigmentasi pada warna kulit , payudara membesar dan tegang. Penyebab dari perubahan fisiologis dalam masa kehamilan adalah karena pengaruh hormonal, pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Ketidaknyamanan umum selama kehamilan antara lain: kaki bengkak, mual dan muntah, keputihan, perubahan pada sistem eliminasi, sesak nafas, rambut rontok, dan nyeri punggung. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan umum selama kehamilan, antara lain: istirahat, mengurangi konsumsi garam, mengkonsumsi makanan berserat, mengkonsumsi susu, menjaga kebersihan daerah kemaluan, mengurangi kopi dan teh, menggunakan pakaian yang tidak ketat, dan menggunakan shampoo antirontok. Perubahan psikologis selama masa kehamilan terjadi peningkatan emosional. Penyebab dari perubahan psikologis dalam masa kehamilan adalah karena ibu seringkali merasa khawatir atau takut jika janinnya yang dilahirkannya tidak normal. Upaya dalam menghadapi perubahan psikologi dalam masa kehamilan yaitu perlunya dukungan dari suami dan keluarga serta memperbanyak kegiatan religius. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan agar meningkatkan program pendidikan kesehatan kepada klien khususnya pada ibu hamil melalui penyuluhan-penyuluhan tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi selama kehamilan, sehingga ibu hamil memiliki pengetahuan mengenai perubahan-perubahan tersebut. Dengan demikian ibu hamil dapat membedakan perubahan yang normal dan tidak normal (patologis)
Daftar Pustaka : 27 (1998-2008)
DAFTAR ISI
Lembar Persutujuan……… i
Abstrak... ii
Kata Pengantar………... iii
Daftar isi………... v
Daftar tabel... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah……….. 3
C. Tujuan Penelitian………. 3
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan Kebidanan………... 3
2. Bagi Penelitian Kebidanan………... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengalaman……… 4
B. Konsep Kehamilan……….. 6
C. Konsep Penelitian Kualitatif Fenomenologi……… 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Partisipan……….. 36
2. Pengalaman primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan... 37
1. Perubahan fisiologis dalam masa kehamilan………... 38
2. Penyebab perubahan fisiologis dalam masa kehamilan ………... 39
3. Ketidaknyamanan umum selama kehamilan ………... 41
4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan umum selama kehamilan... 44
5. Perubahan Psikologis dalam masa kehamilan………... 47
7. Upaya yang dilakukan dalam menghadapi perubahan psikologis dalam masa kehamilan... 48
BAB V PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan hasil diskusi
1. Perubahan fisiologis dalam masa kehamilan………... 50 2. Penyebab perubahan fisiologis dalam masa kehamilan……. ………. 51 3. Dampak terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan…………. 52 4. Upaya yang dilakukan dalam menghadapi perubahan fisiologis
dalam masa kehamilan... 53 5. Perubahan psikologis dalam masa kehamilan... 56 6. Penyebab perubahan psikologis dalam masa kehamilan……….. 56 7. Upaya yang dilakukan dalam menghadapi perubahan psikologis
dalam masa kehamilan... 57 B. Keterbatasan Penelitian... 58 C. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan... 58
BAB V PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……….. 59
B. Saran……… 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan wawancara Lampiran 2 Kuesioner data demografi Lampiran 3 Lembar persetujuan partisipan Lampiran 4 Lembar konsultasi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketidaknyamanan yang umum dalam masa kehamilan...15
D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Apriani Riswandi Gaban NIM : 085102015
Pengalaman Primigravida terhadap Perubahan Fisiologisdan Psikilogis dalam masa KehamilanTahun 2008
ABSTRAK
vi + 64 halaman + 2 tabel + 5 lampiran
Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada seluruh sistem yang ada di dalam tubuh wanita hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan. Desain yang digunakan adalah desain fenomenologi. Teknik pengambilan sampel yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 10 orang. Penelitian dilaksanakan dari desember 2008-Mei 2009. Dari hasil penelitian perubahan fisiologis dalam masa kehamilan, yaitu peningkatan pada berat badan, hyperpigmentasi pada warna kulit , payudara membesar dan tegang. Penyebab dari perubahan fisiologis dalam masa kehamilan adalah karena pengaruh hormonal, pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Ketidaknyamanan umum selama kehamilan antara lain: kaki bengkak, mual dan muntah, keputihan, perubahan pada sistem eliminasi, sesak nafas, rambut rontok, dan nyeri punggung. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan umum selama kehamilan, antara lain: istirahat, mengurangi konsumsi garam, mengkonsumsi makanan berserat, mengkonsumsi susu, menjaga kebersihan daerah kemaluan, mengurangi kopi dan teh, menggunakan pakaian yang tidak ketat, dan menggunakan shampoo antirontok. Perubahan psikologis selama masa kehamilan terjadi peningkatan emosional. Penyebab dari perubahan psikologis dalam masa kehamilan adalah karena ibu seringkali merasa khawatir atau takut jika janinnya yang dilahirkannya tidak normal. Upaya dalam menghadapi perubahan psikologi dalam masa kehamilan yaitu perlunya dukungan dari suami dan keluarga serta memperbanyak kegiatan religius. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan agar meningkatkan program pendidikan kesehatan kepada klien khususnya pada ibu hamil melalui penyuluhan-penyuluhan tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi selama kehamilan, sehingga ibu hamil memiliki pengetahuan mengenai perubahan-perubahan tersebut. Dengan demikian ibu hamil dapat membedakan perubahan yang normal dan tidak normal (patologis)
Daftar Pustaka : 27 (1998-2008)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSeorang wanita yang telah memasuki masa produktif atau sudah menstruasi
mempunyai kesempatan untuk hamil. Setelah melalui suatu proses, sel telur menjadi
matang. Kehamilan dapat terjadi jika sel telur yang telah matang dibuahi oleh
spermatozoa ( Indarti, 2004 ).
Kehamilan adalah peristiwa penting bagi wanita dan suatu peristiwa istimewa
yang akan menjadi indah di tengah-tengah masyarakat. Sebagian besar wanita
menyambut kehamilan ini dengan gembira, tetapi adakalanya disertai kecemasan dan
kesedihan. Beberapa wanita yang sangat mendambakan kehamilan cenderung meniru
segala gejala kehamilan, tetapi sebagian ibu kaget dan belum siap menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya ( Liewellyn, Jones & Derek, 2001 ).
Tanda dan gejala kehamilan pada setiap wanita berbeda-beda begitu juga
tingkatan dan frekuensinya. Gejala kehamilan ada yang terjadi beberapa hari setelah
konsepsi, tetapi ada juga yang baru merasakannya setelah kehamilan berusia beberapa
minggu. Sebagian orang ada yang merasakan gejala kehamilannya mirip menstruasi,
seperti:temperamen tinggi. Tetapi pada umumnya, tanda dan gejala kehamilan akan
sangat dirasakan pada tahap implantasi yaitu 8-10 hari dari masa konsepsi (Farrer, 1999).
Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan
seluruh sistem yang ada di dalam tubuh wanita hamil, seperti : perubahan pada sistem
kulit, terutama pada kulit wajah. Perubahan tersebut berupa bintik-bintik hitam di sekitar
pipi atau leher ( Indarti, 2004 ; Liewellyn, Jones, & Derek, 2001 ).
Selama minggu pertama, hampir seluruh wanita hamil merasakan mual dan
muntah, nafsu makan berkurang, sering meludah, pusing dan banyak lagi perubahan
hormonal sebagai tanda dan gejala kehamilan yang dialami seorang wanita dalam masa
kehamilan. Namun setelah trimester pertama terlewati, gejala-gejala diatas akan
berkurang (Manuaba, 1998 dan Farrer, 1999 ). Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan ibu
hamil tentang perubahan fisiologis pada awal kehamilan dan sejauh mana kesiapan ibu
hamil secara psikologi dalam menghadapi kehamilannya. Pengetahuan ini penting
dimiliki untuk memahami tanda dugaan (presumptif) dan tanda kemungkinan (probable)
kehamilan. Pengetahuan ini juga penting untuk mengetahui adanya kelainan dan penyulit
dalam kehamilan ataupun kondisi tertentu yang dapat menimbulkan tanda dan gejala
khusus (Varney, 2006).
Selama masa kehamilan, banyak wanita hamil mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Seorang wanita hamil mengatakan betapa bahagianya dia karena akan
menjadi seorang ibu dan dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi
masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan
kecantikannya, atau kemungkinan bayinya tidak normal. (WHO JHPIEGO, 2003)
Oleh karena itu, pengalaman ibu hamil tentang perubahan fisiologis dan
psikologis dalam masa kehamilan penting untuk diteliti, terutama pada ibu hamil
penelitian mengenai pengalaman primigravida tentang perubahan fisiologis dan
psikologis dalam masa kehamilan.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Bagaimana pengalaman
primigravida tentang perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan?“
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menggali pengalaman primigravida tentang perubahan
fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan
kebidanan, dan penelitian kebidanan dan praktek kebidanan.
1. Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan bahan acuan
kepada mahasiswa kebidanan dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada ibu
hamil.
2. Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber bagi penelitian yang
akan datang sehingga menjadi bahan acuan dalam menerapkan pengalaman ilmiah.
3. Praktek kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan kepada bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil. Bidan diharapkan dapat menjelaskan
perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan dan dapat mengambil
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Pengalaman
Pengalaman dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang pernah dialami, dijalani,
dirasai, dan ditanggung (KBBI, 2005).
Perry ( 1996, dalam Siswanto, 2007) menyatakan bahwa pengalaman yang
diungkapkan menyediakan keuntungan-keuntungan emosional dan fisik yang dapat
memperkaya kehidupan. Bouton (2001, dalam Siswanto) menambahkan bahwa semakin
banyak orang di dunia yang mengungkapkan pengalamannya sebagai cara untuk
memecahkan luka-luka emosional yang belum tersembuhkan, melacak pola-pola tingkah
laku yang disfungsional atau hanya untuk menemukan jalan keluar yang kreatif. Dengan
mengungkapkan pengalaman kepada orang lain, seseorang akan lebih dapat
memilah-milah kesulitan mereka dan sering kali memecahkan konflik-konflik dari dalam maupun
dari luar keluarga.
Hickey (2000, dalam siswanto, 2007) berpendapat bahwa mengungkapkan
pengalaman dapat dijadikan sebagai terapi karena menolong membangkitkan kapasitas
pasien yang depresi untuk: a) mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dalam diri yang
dimiliki, dan b) memampukan pasien untuk membangun hubungan yang lebih objektif
terhadap energi-energi positif dan negatif. Selain itu, ia menambahkan bahwa
mengungkapkan pengalaman dan perasaan secara ekspresif mengenai pikiran-pikiran dan
emosi juga menolong seseorang untuk membagikan perhatian mereka dengan
Menurut Greenberg dkk. et. Al (1996, dalam Siswanto, 2007) berdasarkan
penelitiannya menyimpulkan bahwa melakukan konfrontasi dengan cara menceritakan
atau mengungkapkan kembali suatu peristiwa baik secara lisan maupun tulisan akan
dapat mambantu proses asimilasi kognitif terhadap peristiwa tersebut. Menceritakan
suatu peristiwa memberikan kesempatan pada kognisi untuk memprosesnya dengan lebih
baik.
Klages (1995, dalam Brata, 2003) mengemukakan bahwa pengalaman berkaitan
erat dengan ingatan dan daya mengenang kembali, adapun perbedaan tersebut yaitu:
Pertama yaitu ingatan. Adapun yang dimaksud denga ingatan disini ialah suatu
kenyataan vital, daya untuk mengingat kembali kesan, dan membandingkan
kesan-kesan yang lama dengan yang baru. Ingatan ini berfungsi tanpa disadari. Tanpa ingatan
ini maka proses-proses yang martabatnya lebih tinggi daripada proses vital dan hanya
dimiliki oleh manusia tidak akan berfungsi apa-apa. Tanpa ingatan itu, maka manusia
tidak akan dapat mengenal kembali sesuatu, tidak akan mempunyai kebiasaan tingkah
laku, tidak akan mengenal perubahan-perubahan serta harapan-harapan, tidak akan
mengenal gambaran yang keliru karena adanya jarak, waktu dan tidak akan dapat
berfantasi. Jadi singkatnya, ingatan memungkinkan manusia untuk: (a) mengingat
kembali (rekognitif), (b) Mengingat kebiasaan tingkah laku, (c) Mempunyai harapan
keliru sebagai akibat dari jarak jauh, (d) Berfantasi akan harapan dan kesan-kesan yang
akan diterimanya, (e) Mengenang kesan-kesan (Brata, 2003 ; Munandar, 2006).
Kedua yaitu daya mengenang atau mengingat kembali. Daya mengingat kembali
ini dibedakan dari ingatan berdasarkan atas kenyataan, bahwa kedua hal tersebut yang
menjumpai individu yang mempunyai ingatan yang kuat sekali, tetapi apa yang ada
dalam ingatan itu sukar sekali untuk ditimbulkan ke dalam kesadaran. Sebaliknya banyak
juga ingatan individu yang tidak kuat, tidak dapat menyimpan kesan-kesan secara baik.
Tetapi apa yang ada dalam ingatannya dengan mudah dapat ditimbulkan kembali ke
dalam kesadaran. Disamping itu, memang banyak sekali adanya korelasi positif antara
dua hal itu, jadi ingatan yang kuat karena adanya daya mengenang yang kuat, dan
sebaliknya ingatan yang lemah dengan daya mengenang yang lemah. Berdasarkan atas
hal-hal yang dikenang atau diingat kembali daya ini masih dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu: (a) Pengalamam atau kisah atau peristiwa-peristiwa, (b)
Benda-benda atau obyek-obyek, seorang teman mungkin merupakan bahan kenangan kesan
pertama jika sekiranya dia menimbulkan kembali kesan-kesan hubungannya dengan kita,
sebaliknya mungkin dia hanya merupakan bahan kenangan jenis benda jika sekiranya dia
itu terlepas dari peristiwa-peristiwa bersama (Brata, 2003).
B. Konsep Kehamilan
1. Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai suatu proses bertemunya sel sperma dan sel
ovum di ampulla tubae (Muchtar, 1998). Pengertian tersebut hampir sama dengan
pengertian kehamilan yang dikemukakan oleh Varney (1999) yang menyatakan bahwa
kehamilan merupakan penyatuan sperma dari laki-laki san ovum dari perempuan.
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri
dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan lebih
kurang 280 hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir. Pembuahan terjadi ketika
terjadi ovulasi, lebih kurang 14 hari setelah haid terakhir dengan perkiraan siklus 28 hari
(JNNKKR-POGI, 2000 ; Varney, 2006 dan Prawirohardjo, 2002)
2. Tanda dan gejala Kehamilan
a. Tanda dan gejala presumptif kehamilan.
1) Gejala-gejala kehamilan
Gejala diartikan sebagai suatu perihal (keadaan, peristiwa) yang tidak biasa dan
patut diprihatinkan adakalanya menandakan akan terjadi sesuatu atau tanda-tanda akan
timbulnya atau terjadinya sesuatu (KBBI, 2005).
Beberapa peneliti mengemukakan beberapa gejala presumptif kehamilan yang
meliputi : mual (neusea) dan muntah (emesis), ngidam, sinkope atau pingsan, sering
miksi, dan konstipasi atau obstipasi (Arif, 1999 ; Cuningham, 1995 dan Prawirohardjo,
2002)
(1). Mual dan muntah
Dengan pengaruh estrogen dan prgesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebut morning
sickness yang dalam batas fidiologis keadaan ini dapat diatasi, akibat mual dan muntah
nafsu makan berkurang.
(2) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
(3) Sinkope atau Pingsan, terjadinya gangguan sirkulasi darah ke otak menyebabkan
setelah umur kehamilan 16 minggu. (4) Sering miksi, desakan rahim ke depan
menyebabkan kandung kemih cepat merasa penuh dan sering miksi. Pada trimester kedua
gejala ini akan menghilang. Kemudian akan muncul kembali pada trimester ketiga.
(5) Konstipasi atau obstipasi, pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik
usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
2) Tanda-tanda kehamilan
Tanda merupakan sesuatu yang menjadi alamat/menyatakan sesuatu, merupakan
gejala yang sudah tampak (KBBI, 2005).
Arif (1999) ; Cuningham (1995) dan Prawirohardjo (2002) mengemukakan
beberapa tanda tidak pasti kehamilan, diantaranya: amenorea (terlambat datang bulan),
payudara tegang, perubahan pigmentasi kulit, epullis, dan varices atau penampakan
pembuluh darah vena.
:(1) Amenorea (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak
terbentuknya folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstrusi tidak terjadi. Dengan
mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Neagle maka dapat
ditentukan perkiraan persalinan.
(2) Payudara tegang. Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara, sehingga payudara
membesar dan tegang. Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
(3) Perubahan pigmentasi kulit merupakan tanda-tanda tidak pasti kehamilan.
Perubahan warna kulit meliputi: (a) Sekitar pipi yang disebut dengan Cloasma
menyebabkab hyperpigmentasi pada kulit, (b) Dinding Perut, pada dinding perut biasanya
dijumpai striae livide, striae albican, dan linea nigra. (c) Sekitar payudara, terjadi
hyperpigmentasi pada areola mamae, papilla mamae seakin menonjol, dan kelenjar
montgomery menonjol dan melebar.
(4) Epullis, hipertropi gusi dapat terjadi pada saat kehamilan.
(5) Varices atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari estrogen
dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah vena dapat terjadi di sekitar genitalia
eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang
setelah persalinan (Arif, 1999 ; Cuningham, 1995 dan Prawirohardjo, 2002).
b. Tanda dan gejala kemungkinan (probable) kehamilan
Menurut Arif (1999) ; Cuningham (1995) dan Prawirohardjo (2002) ada beberapa
tanda dan gejala kemungkinan kehamilan, seperti: uterus membesar, perubahan ukuran,
bentuk, dan konsistensi uterus, perubahan pada serviks, perubahan pada vagina, kontraksi
Braxton hicks, ballotemen, dan pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
(1) Uterus membesar sesuai dengan tuanya kehamilan. Setelah kehamilan 12 minggu,
uterus biasanya dapat diraba melalui dinding abdomen, tepat diatas simfisis, kemudian
uterus secara bertahap akan bertambah besar sampai akhir kehamilan.
(2) Perubahan ukuran, bentuk, dan konsistensi uterus. Selama beberapa minggu
pertama kehamilan, penambahan ukuran uterus terutama terbatas pada diameter
anteroposterior, tetapi beberapa saat kemudian korpus uteri hampir membulat; dan
diameter uterus rata-rata 8 cm dicapai pada usia kehamilan 12 minggu. Pada pemeriksaan
menjadi sangat lunak. Pada sekitar 6-8 minggu setelah mulainya periode menstruasi
terakhir, tanda hegar menjadi jelas.
(3) Perubahan pada serviks, pada kehamilan 6-8 minggu, serviks sering menjadi
sangat lunak. Pada primigravida, konsistensi jaringan serviks yng mengitari ostium uteri
eksternum lebih mirip dengan konsistensi bibir pada mulut daripada dengan kartilago
hidung, seperti pada wanita yang tidak sedang hamil.
(4) Perubahan pada Vagina (liang senggama). Vagina dan vulva mengalami
peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah
dan kebiru-biruan. Tanda ini disebut dengan tanda Chadwicks.
(5) Kontraksi Braxton hicks selama kehamilan uterus mengalami kontraksi-kontraksi
yang dapat diraba, tapi biasanya tanpa nyeri dengan interval yang teratur mulai dari masa
kehamilan dini.Kontraksi ini dapat bertambah jumlah dan amplitudonya kalu uterus di
massage. Tetapi kontraksi ini bukan merupakan tanda positif hamil, karena kontraksi
serupa kadang kala ditemukan pada uterus wanita dengan hematometra dan kadang kala
pada uterus yang mengandung mioma lunak, khususnya yang berjenis submukosa dan
menggantung. Tetapi, deteksi kontraksi braxton hicks mungkin membantu dalam
menyingkirkan adanya kehamilan abdominal ektopik.
(6) Ballotemen, mendekati pertengahan kehamilan, volume janin masih kecil
dibandingkan dengan volome cairan amnionnya ; dan akibatnya, tekanan mendadak yang
dikenakan pada uterus dapat menyebabkan janinnya tenggelam dalam cairan amnion dan
kemudian kembali pada posisi semula. Ketukan yang ditimbulkan (ballotemen) dirasakan
oleh jari-jari pemeriksa.
c. Tanda pasti atau positif kehamilan
Dengan menggunakan alat canggih Ultrasonografi (USG), kehamilan pasti sudah
dapat ditetapkan pada umur kehamilan yang relatif muda. Oleh karena itu, diagnosa
kehamilan dapat ditegakkan melalui pemeriksaan USG sehingga diketahui “Fetal Plate“,
kantung gestasi dan rahim membesar. Dengan metode konvensional kepastian hamil bila
teraba bagian janin, terdengar detak jantung janin, dan teraba gerakan janin. Pemeriksaan
rontgen untuk melihat kerangka janin tidak digunakan lagi karena berbahaya bagi janin (
Manuaba, 1999 ; Prawirohardjo, 2002).
3. Perubahan anatomi dan fisiologi pada saat kehamilan
Manuaba (1998) dan Prawirohardjo (2002) mengemukakan bahwa dengan
terjadinya kehamilan maka seluruh sistem dalam tubuh seorang wanita hamil mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan
janin dalam rahim. Plasenta yang berfungsi mengeluarkan hormon somatotropin,
estrogen, dan progesteron menyebabkan perubahan pada uterus, vagina, ovarium,
payudara, peningkatan berat badan, sirkulasi darah ibu, sistem respirasi, traktus
digestivus, kulit, metabolisme, sistem urinarius, sistem muskuloskeletal
(1). Uterus yang semula berukuran sebesar jempol dan beratnya 30 gram akan
mengalami hipertropi dan hiperplasia sehingga berat uterus menjadi 1000 gram saat akhir
kehamilan. Otot uterus juga mengalami hiperplasia dan hipertropi sehingga menjadi
lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran. Perubahan pada istmus uteri yang
menyebabkan isthmus menjadi bebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan
dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus ini disebut tanda
karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti: gamelly, mola hydatidosa, dan
hidramnion akan menyebabkan uterus teraba lebih besar. Pertumbuhan rahim ternyata
tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi
plasenta, sehingga uterus bentuknya tidak sama. Bentuk uterus yang tidak sama disebut
tanda Piskacek. Hormon yang mempengaruhi uterus yaitu estrogen dan progesteron
sering terjadi perubahan konsentrasi, sehingga progesteron mengalami penurunan dan
menimbulkan kontraksi rahim yang disebut kontraksi Braxton Hicks. Terjadinya
kontraksi Braxton Hicks tidak dirasakan sakit dan terjadi bersamaan di seluruh uterus.
(2) Vagina (liang senggama). Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan. Tanda
ini disebut dengan tanda Chadwicks.
(3) Ovarium (indung telur). Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbebtuknya
plasenta sempurna pada umur kehamilan 16 minggu.
(4) Payudara. Selama kehamilan, perubahan yang mencolok terjadi di payudara. Pada
minggu-minggu awal, wanita hamil sering mengalami rasa sakit dan gatal di payudara.
Setelah bulan kedua, payudara bertambah besar dan menjadi noduler akibat dari
hipertropi alveoli payudara. Karena payudara semakin membesar, vena-vena halus
menjadi kelihatan tepat di bawah kulit. Payudara mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak terlepas dari pengaruh hormon kehamilan, yaitu estrogen, progesteron,
dan somatomammotropin. Fungsi hormon tersebut mempersiapkan payudara untuk
hipertropi sistem saluran payudara, menyebabkan penimbunan lemak, air, dan garam
sehingga payudara tampak semakin membesar, tekanan serat syaraf akibat penimbunan
lemak, air, dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara. (b) Progesteron berfungsi:
mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi dan menambah jumlah sel asinus. (c)
Somatomammotropin berfungsi: penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai
berikut: payudara menjadi lebih besar, areola payudara semakin hiperpigmentasi,
glandula montgomery semakin tampak, papilla mamae semakin menonjol, pengeluaran
ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan dari PIH
(Prolaktine Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI. Setelah persalinan, hambatan
terhadap prolaktin akan hilang sehingga pembentukan dan pengeluaran ASI dapat
berlangsung.
(5) Pertambahan berat badan. Sebagian besar pertambahan berat badan selama
kehamilan dihubungkan dengan uterus dan isinya, payudara, dan bertambahnya volume
darah serta cairan ekstraseluler ekstravaskuler. Bagian penambahan berat badan yang
lebih kecil adalah akibat perubahan metabolik mengakibatkan bertambahnya air seluler
dan penumpukan lemak dan protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pertambhan berat
badan pada masa kehamilan rata-rata 10-12 kilogram.
(6) Sirkulasi darah ibu. Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula, mamma dan alat-alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Seperti yang telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan
Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan kardiak output yang meningkat sebanyak 30%.
(7) Sistem respirasi. Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian
bawah toraksnya juga melebar ke sisi.
(8) Traktus digestivus. Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat enek (neusea),
mungkin ini akibat hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot traktus digestivus
menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih
lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada dalam usus.
Hal ini mungkin baik untuk rebsorbsi, akan tetapi akan menimbulkan pula konstipasi,
yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai
pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis) yang biasanya terjadi pada
pagi hari, bila terlampau sering dan terlalu banyak bahkan sampai mengganggu aktifitas
sehari-hari disebut Hiperemesis gravidarum.
(9) Kulit. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hyperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior
hipofise. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, yang
dikenal sebagai cloasma gravidarum. Selain itu, hyperpigmentasi juga terjadi di leher dan
grasia dan linea nigra, tidak jarang dijumpai kulit perut seperti retak-retak, warnanya
berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide.
(10) Metabolisme. Retensi air yang meningkat adalah suatu perubahan yang fisiologis
dalam masa kehamilan. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas plasma kira-kira 10
milliosmol per kilogram yang disebabkan oleh pengaturan kembali ambang osmotik
untuk rasa haus dan sekresi vasopresin . retensi natrium dan air yang jelas dengan
pembentukan oedema.
(11) Sistem urinarius. Perubahan-perubahan yang mencolok baik dalam struktur
maupun pada fungsi terjadi pada saluran kencing selama kehamilan. Glukosuria selama
kehamilan tidak perlu dianggap abnormal. Peningkatan filtrasi glomerulus yang cukup
besar bersama dengan kapasitas reabsorpsi tubuler untuk glukosa yang difiltrasi
menerangkan pada kebanyakan kasus glukosoria. Proteinuria normalnya tidak terjadi
selama kehamilan, kecuali kadang-kadang dalam jumlah yang sangat kecil pada waktu
atau segera setelah persalinan. Mendekati akhir kehamilan, khususnya pada primipara
dimana bagian presentasinya sudah engage sering kali menekaan kandung kemih
sehingga ibu hamil sering ingin kencing.
(12) Sistem muskuloskeletal. Lordosis skeletis merupakan gambaran yang
karakteristik pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
membesar, lordisis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah, mobilitas
sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi simphisis pubis bertambah besar dan karena
itu menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian bawah punggung, khususnya pada akhir
kehamilan. Selama trimester terakhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, kemungkinan
bahu, yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus. (Prawirohardjo,
2002 dan Cunningham, 1995).
Menurut WHO JHPIEGO, 2003 selama kunjungan antenatal, seorang ibu hamil
mungkin mengeluhkan bahwa ia mengalami ketidaknyamanan. Keluhan ini merupakan
ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan fisiologis yang
terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Ketidaknyamanan yang umum terjadi dalam
masa kehamilan dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Ketidaknyamanan yang umum dalam masa kehamilan
No Ketidaknyamanan Waktu
Terjadinya
Dasar anatomis dan
fisiologis
Cara meringankan /
mencegah
kadar hormon estrogen
dan progesteron
• Hindari sinar matahari
berlebihan dalam
masa kehamilan • Gunakan bahan
pelindung non
2. Diarrhea Trimester
pertama,
• Efek camping dari infeksi virus
• Cairan pengganti dehidrasi oral • Hindari makanan
berserat tinggi-• Makan sedikit
• Secara umum, hindari
intervensi
obat-obatan • Hindari opiate,
tapi sering untuk
• Peningkatan kadar sidium dikarenakan
pengaruh hormon • Kongesti sirkulasi
pada extremitas
pada vena pelvik
ketika duduk atau
pada vena cava
inferior ketika
berbaring
• Hindari posisi berbaring
telentang • Hindari untuk
berdiri untuk
waktu yang lama
istirahat dengan
berbaring miring
ke kiri, dengan
kaki agak
ditinggikan • Tinggikan kaki
jika dapat • Jika perlu sering
melatih kaki
untuk ditekuk
ketika duduk atau
berdiri • Angkat kaki
ketika duduk atau
istirahat
• Hindari kaos kaki yang ketat pada
kaki
• Lakukan senam secara teratur •Jika disertai
dengan gejala
• Tekanan uterus pada kandung kemih • Nucturia akibat ekspresi sodium
yang meningkat
bersamaan
terjadinya dengan
• Kosongkan saat terasa dorongan
untuk kencing • Perbanyak minum
pada siang hari • Jangan kurangi
• Air dan sodium tertahan di dalam
tungkai bawah
selama siang hari
karena stasis vena,
pada malam hari
terdapat aliran balik
vena yang
meningkat dalam
jumlah output air
seni
seperti kopi, teh,
dan cola dengan
caffeine • Jelaskan tentang
tanda-tanda infeksi
saluran kencing
posisi berbaring
miring ke kiri
dengan kaki
ditinggikan pada
malam hari
5. Striae gravidarum Tampak
jelas pada • Mungkin berkaitan
dendan ekskresi
6. Gatal-gatal Trimester
pertama,
•Gunakan compres dingin, mandi
dermatosis
lainnya
7. Gusi berdarah Trimester
kedua
• Estrogen
meningkatkan aliran
darah ke rongga
mulut dan
mempercepat laja
pergantian sel-sel
pelipis epitel gusi • Vaskularisasi gusi
menjadi sangat hangat, air garam • Memeriksakan
gigi secara teratur • Jaga kebersihan
gigi-menggosok • Jika disertai
dengan tanda
kekurangan
Gizo ataupun
pre-eklampsi
8. Hemorroids (wasir) Trimester
kedua, dan • Dukungan yang
tidak memadai pada
vena hemorroid di
area anorectal • Stasis, gravitas,
tejana vena yang
• Hindari konstipasi • Makan makanan
berserat
• Gunakan kompres hangat, es • Dengan perlahan
masukkan
kembali ke dalam
rektum jika perlu
vena pelvis,
kongesti vena,
pembesaran
vena-vena hemorroid
9. Hidung
tersumbat/berdarah
Trimestre
pertama
•Peningkatan kadar estogen dan
progesteron •Pembesaran kapiler •Relaksasi otot halus
vaskuler
telapak tangan
Trimester
• Peningkatan aliran darah ke kulit
Yakinkan bahwa
sebagian besar
akan hilang setelah
kehamilan
berakhir
Jika terjadi pada
trimester pertama,
dapat
mengindikasikan
hepatitis
11. Keputihan Trimester
pertama,
kedua, dan
ketiga
• Hiperplasia mucosa vagina
• Peningkatan produksi lendir dan
kelenjar • Memakai pakaian
dalam yang
terbuat dari katun
lebih kuat daya
serapnya. Hindari
pakaian dalam
yang terbuat dari
nilon
• Hindari pencucian
vagian
pervaginam • Peningkatan berat
badan
• Pakailah pakaian yang tipis dan
longgar
• Tingkatkan intake cairan
• Mandi/rendam secara teratur
13. Konstipasi Trimester
kedua dan
ketiga
• Peningkatan kadar progesteron yang
menyebabkan
peristaltik usus
menjadi lambat • Penurunan motilitas
sebagai akibat dari
relaksasi otot-otot
halus • Peningkatan
penyerapan air dari
kolon
• Tekanan dari uterus yang membesar
pada usus
• Suplemen zat besi • Makanan
• Kurang senam
• Tingkatkan intake cairan, serat di
dalam diet • Istirahat yang
cukup • Senam hamil • Membiasakan
buang air secara
teratur • Tekanan uterus yang meningkat
pada syaraf • Keletihan • Sirkulasi darah
yang kurang ke
bawah.
• Peningkatan kadar progesteron
berpengaruh secara
langsung pada
pusat pernafasan
untuk menurunkan
kadar CO2 serta
meningkatkan
kadar O2
• Uterus membesar dan menekan pada
diafragma
• Mengatur laju dan dalamnya
pernafasan pada
kecepatan normal
ketika terjadi
hyperventilasi • Secara periodik
berdiri dan
•Jika diserati dengan demam,
batuk,
pernafasan
cepat, malaise
(infeksi) •Pernafasan cepat
tanpa demam
(embolus) •Exacerbasi
(memburuknya)
asthma
16. Nyeri ligamentum
rotundum
Trimester
kedua dan
ketiga
• Hypertropi dan peregangan
ligament selama
kehamilan
• Tekanan dari uterus pada ligamentum
diantara lutut pada
waktu berbaring
17. Perut kembung Trimester
kedua dan
ketiga
• Penekanan dari uterus yang
membesar terhadap
usus besar • Masuk angin
• Hindari makanan yang
mengandung gas • Mengunyah
makanan secara
sempurna • Lakukan senam
secara teratur • Pertahankan saat
kebiasaan buang
air besar yang
normal
18. Rambut rontok Trimester
pertama,
kedua dan
ketiga
• Peningkatan kadar estrogen
• Peningkatan kadar HCG, estrogen dan
progesteron • Relaksasi dan
otot-otot halus
• Hindari bau atau faktor penyebab • Makan biskuit
kering atau roti
bakar sebelum
bangun dari
tempat tidur pagi
hari
• Makan sedikit tapi sering • Hindari makanan
yang berminyak
dan berbumbu
merangsang • Makan makanan
kering dengan
e dan lain-lain
Kehilangan berat
20. Sakit kepala Trimester
pertama,
kedua, dan
ketiga
• Kontraksi otot ketegangan spasme
otot, keletihan • Pengaruh hormon
• Teknik relaksasi • Memassage leher
dan otot bahu • Hindari aspirin,
•Jika disertai tekanan darah
tinggi dan
• Istirahat
• Mandi air hangat
• Jangan gunakan ergot alkaloids
jika migran
berkurang atau
kabur
21. Sakit punggung Trimester
kedua dan
ketiga
• Uterus yang membesar
• Spasme otot karena tekanan terhadap
akar syaraf
• Penambahan ukuran payudara • Hindari sepatu
berhak tinggi,
mengangkat
beban berat,
keletihan • Gunakan kasur
yang keras untuk
tidur
• Gunakan bantal saat tidur untuk
meluruskan
• Tekanan dari uterus yang membesar • Kerapuhan jaringan
elastis yang
diakibatkan oleh
estrogen
• Tinggikan kaki sewaktu berbaring
atau duduk • Berbaring dengan
posisi kaki • Hindari berdiri
terlalu lama • Istirahat dengan
4. Perubahan psikologi dalam masa kehamilan
Varney (1997) dan Prawirohardjo (2002) mengemukakan bahwa selama masa
kehamilan, banyak wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali
kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi
seorang ibu. Namun tidak jarang ada beberapa wanita yang merasa khawatir akan terjadi
masalah dalam kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya atau nantinya
akan melahirkan bayi yang tidak normal.
Varney (1997), Prawirohardjo (2002) dan WHO JHPIEGO (2003) membagi
perubahan psikologis dalam tiga trimester usia kehamilan, perubahan tersebut meliputi:
a. TRIMESTER PERTAMA
Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan
meningkat dan menyebabkan terjadinya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah,
dan membesarnya payudara. Ibu meras tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya. Banyak wanita yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan
merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain
ataupun dirahasiakannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada ibu hamil trimester pertama ini
berbeda-beda. Beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, namun
menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
Banyak wanita merasa butuh dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa
hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran
payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari
proses kehamilan trimester pertama.
b. TRIMESTER KEDUA
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu
sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu merasakan gerakan janinnya, sehingga ibu
merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya sendiri. Banyak ibu
merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. TRIMESTER KETIGA
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Terkadang
ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut jika janinnya yang dilahirkannya tidak normal.
atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan janinnya. Seorang ibu mungkin
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat persalinan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan akan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami, keluarga, dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya, bahkan
mungkin telah mempersiapkan sebuah nama untuk bayinya.
Menurut Farrer, 2001 Trimester III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi
karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan
depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu mudah lelah
dan menunggu dampaknya terlalau lama. Sekitar 2 minggu sebelum melahirkan,
sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang. Mereka mungkin mengatakan
pada perawat “saya merasa lebih baikan saat ini ketimbang sebulan yang lalu”. Kecuali
bila berkembang masalah fisik, kegembiraan ini terbawa sampai proses persalinan suatu
periode dengan stress yang tinggi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum
tergantung pada persiapan dan persepsinya terhadap kejadian ini. Kerjasama yanh khusus
slama peristiwa ini akan dibicarakan dalam hubungannya dengan askep yang diberikan
padanya. Perasaan sangat gembira yang dialami ibu seminggu sebelum persalinan
5. Diagnosis banding kehamilan
Mochtar (1998) dan Prawirohardjo (2002) membedakan suatu kehamilan dengan
keadaan atau penyakit yang dalam pemeriksaan dapat meragukan, diantaranya : hamil
palsu (pseudocyesis / hamil spuria), mioma uteri, kista ovarii, kandung kemih penuh, dan
hematometra.
(1) Gejala dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual,
muntah, air susu keluar, bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada
pemeriksaan, uterus tidak membasar, reaksi kehamilan negatif.
(2) Mioma uteri dengan gejala perut dan uterus membesar, namun pada perabaan
kadang-kadang ada benjolan. Reaksi kehamilan negatif, dan tidak ditemukan tanda-tanda
kehamilan lainnya.
(3) Kista ovarii, dengan gejala perut membesar, namun pada pemeriksaan dalam
uterus teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif dan tanda-tanda kehamilan lainnya
negatif.
(4) Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urine. Pada pemasangan kateter keluar
banyak air kencing.
(5) Hematometra. Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan karena
hyman imperforata, stenosis vagina atau serviks.
C. Penelitian Kualitatif fenomenologi.
1. Pengertian
Menurut Dempsey (2002), penelitian kualitatif fenomenolgi merupakan penelitian
tentang pengalamn manuusia. Brockopp (1999), mengemukakan bahwa fenomenologi
dimiliki individu. Karenanya, untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh individu,
pengertian dikembangkan untuk menciptakan realita yang unik bagi seseorang. Gerakan
filosofis sangat dipengaruhi oleh filsuf lambrt, Kant, Hegel, dan Husserl, yang memegang
keyakinan unit tentang sifat manusia.
Menurut Moleong (2005), fenomenologi diartikan sebagai :(1) pengalaman subjek
atau pengalaman fenomenologikal; (2) suatu studi tentang kesadaran dari perspektif
pokok dari seseorang (Husserl). Istilah fenomenlogi sering digunakan sebagai anggapan
umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek
yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian
terdisiplin entang kesadaran dari perspektif pertama seseorang.
Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus
kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi – interpretasi dunia.
2. Ciri-ciri pokok fenomenologi
Ada beberapa ciri-ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti
fenomenologi, yaitu :
a. Fenomenlogi bersifat ‘naturalisme’ yaitu yang disebut objektivisme dan
positivisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans dalam ilmu pengetahuan
modern dan teknologi.
b. Secara pasti, fenomenologis cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada
apa yang dinamakan oleh Husserl, ‘Evidenz’ yang dalam hal ini merupakan kesadaran
tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya, dan dan
c. Fenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada
dalam dunia alam dan budaya.
d. Penelitian fenomenologi
Dalam sebuah penelitian fenomenologi, sumber data utama adalah data
percakapan yang diperoleh dari wawancara yang mendalam antara peneliti dan informan
sebagai partisipan (Polit, Beck & Hungler, 2001)
Menurut Oiler (1982, dalam Brocckopp, Hastings & Tolsma, 1999), dalam
penelitian fenomenologis, peneliti harus masuk ke dalam pengalaman partisipan. Usaha
yang harus dilakukan untuk memahami arti dari suatu peristiwa dengan berpartisipasi
dalam proses ini. Melalui keterlibatan aktif dalam kenyataan hidup partisipan, dimana
peneliti mencoba memahami arti dari pengalaman dalam pertanyaan. Dengan cara ini
peneliti mencoba memahami sepenuhnya pengalaman hidup dari fenomena studi ini.
Dalm usaha untuk menggambarkan pengalaman hidup, peneliti berfokus pada apa yang
terjadi dalam kehidupan partisipan, apa yang penting dari pengalaman mereka dan
perubahan-perubahan apa yang dapat diperhatikan.
Omery (1983, dalam Polit, Beck & Hungler, 2001) mengemukakan bahwa para
partisipan yang dipilih adalah yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Perhatian utama
adalah pemilihan individu yang saat ini telah mempunyai pengalaman yang sedang
diselidiki. Dalam penelitian fenomenologi melibatkan sedikit responden, sering 10 orang
atau lebih sedikit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, desain penelitan yang digunakan adalah desain
fenomenologi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana pengalaman
primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah primigravida yaitu wanita yang hamil untuk
pertama kalinya dan memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
Dengan jumlah populasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan 47 orang primigravida
yang memeriksakan kehamilannya pada bulan oktober tahun 2008.
2. Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 10 orang. Karena dengan 10 orang
sampel peneliti telah menemukan saturasi data. Teknik pengambilan sampel
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini merupakan
teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana peneliti
mengembangkan beberapa kriteria yang dianggap representatif terhadap populasi target
(sampel). Kriteria sampel adalah sebagai berikut :
a. Primigravida
b. Trimester III (28-37 minggu)
C. Lokasi dan waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Martha Friska Medan, karena jumlah
kunjungan Antenatal care di rumah sakit tersebut sebanyak 47 orang ibu hamil
primigravida bulan oktober tahun 2008, dan belum pernah ada penelitian sejenis di rumah
sakit tersebut. Penelitian ini dilaksanakann pada bulan desember 2008 sampai mei 2009.
D. Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan kepada
ketua jurusan progeam studi D-IV Bidan pendidik untuk mendapatkan persetujuan
penelitian.
Setelah memperoleh persetujuan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang mengkin terjadi selama dan setelah pengumpulan data. Jika
responden bersedia menjadi partisipan maka responden harus mengisi lembar
persetujuan, bila responden menolak untuk diwawancarai maka peneliti tidak memaksa
dan tetap menghonmati hak-haknya.
Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar
pengumpulan data (kuisioner) hanya nomor kode yang digunakan sehingga kerahasiaan
identitas dan semua informasi yang diberikan tetap terjaga.
E. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis, yaitu:
1. Peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian. Untuk itu, peneliti harus
2. Kuisioner data demografi yang berisi pertanyaan mengenai data umum responden
pada lembar pengumpulan data berupa usia ibu hamil, agama, suku, pendidikan
terakhir, dan pekerjaan.
3. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang diajukan meliputi pengalaman yang
dialami primigravida perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan.
Pertanyaan tersebut meliputi :
a. Coba ibu ceritakan kepada saya, apa saja perubahan-perubahan yang ibu
rasakan dalam masa kehamilan?
b. Menurut ibu, apa yang menjadi penyebab perubahan tersebut?
c. Apa yang ibu lakukan dalam menghadapi prubahan-perubahan itu?
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah mendapat izin dari ketua ptogram studi D-IV Bidan Pendidik dan direktur
rumah sakit Martha Friska Medan, peneliti melakukan pendekatan kepada calon
partisipan untuk mendapat persetujuannya sebagai sampel penelitian.
2. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan
kuisioner data demografi sebagai dasar dan in depth interview yaitu wawancara
mendalam untuk mencari gambaran/tafsiran terhadap kejadian di masa lalu.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan alat perekam digital.
3. Sebelum memulai wawancara, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan
4. Partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuisioner sesuai
dengan petunjuk masing-masing bagian dan partisipan diberi kesempatan untuk bertanya
kepada peneliti apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti.
5. Peneliti mulai melakukan wawancara dan merekam hasil wawancara. Dalam
penelitan ini peneliti melakukan wawancara kepada partisipan selama 15-30 menit.
6. Selanjutnya peneliti menulis dan membaca transkrip, karena ada hal-hal yang
masih kurang maka peneliti melakukan wawancara ulang sebanyak 1-2 kali.
7. Pengumpulan data dihentikan karena dengan 10 sampel saturasi data telah
diperoleh oleh peneliti.
G. Analisa Data
Analisa data dilakukan pada saat transkrip pertama dilakukan. Dari permulaan
penelitian, peneliti mulai menginterpretasikan pengertian yang mungkin terdapat pada
data yang disajikan. Kesimpulan akhir tentang pengertian data tidak dibuat sampai semua
data teah terkumpul, sebelumnya analisa secara sistematis telah dilakukan, dan antara
hubungan-hubungan telah dibuat jelas (Brockopp, Hastings, & Tolsma, 1995). Metode
yang digunakan adalah metode Parse (1990), Parse telah mengembangkan suatu metode
yang sekarang digunakan pada penelitian. Parse mendeskripsikan proses analisanya
secara rinci dan terdiri dari :
1. Menggali hal-hal penting dari deskripsi kata demi kata. Hal-hal yang penting
digali adalah suatu ide pokok yang dideskripsikan oleh partisipan.
2. Mensintesa hal-hal penting. Hal-hal yang penting untuk disintesa adalah suatu
3. Merumuskan suatu perbandingan dari deskripsi setiap partisipan. Perbandingan
tersebut adalah pertanyaan terkonsep tidak langsung oleh peneliti yang menghubungkan
ide pokok hal-hal penting yang disintesa oleh partisipan.
4. Menggali konsep pokok dari perbandingan yang dirumuskan dari setiap
partisipan.
5. Mensintesa suatu struktur pengalaman langsung dari konsep yang digali. Suatu
struktur yang disintesa adalah suatu pertanyaan terkonsep oleh peneliti yang
menghubungkan dengan konsep pokok. Struktur sebagai jawaban yang dikembangkan
dari pertanyaan penelitian.
H. Tingkat Keabsahan Data
Hasil penelitian kualitatif dipandang memenuhi kriteria ilmiah jika memiliki
tingkat kepercayaan tertentu. Menurut Lincoln & Guba (1985, dalam Danim 2003 ),
tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika peneliti berpegang kepada 4
prinsip atau kriteria, yaitu :
1. Prinsip kredibilitas (credibility) atau derajat kepercayaan merujuk pada apakah
kebenaran hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya dalam makna mengungkapkan
kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, peneliti melakukan prolong
engagement, yaitu pendekatan yang cukup lama kepada partisipan, selain itu peneliti
melakukan triangulasi waktu, yaitu peneliti melakukan wawancara dalam dua waktu yang
berbeda. Selanjutnya peneliti melakukan member checking, yaitu setelah melakukan
wawancara kepada partisipan, peneliti membuat transkrip kemudian peneliti bertanya
kembali dan memperlihatkan transkrip apakah data yang ada di dalam transkrip sesuai
2. Prinsip dependabilitas (dependability) merujuk pada apakah hasil penelitian itu
memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat dipenuhi dengan cara
mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep, dan
membuat tafsiran atau fenomena.
3. Prinsip konfirmabilitas (confirmability) atau kepastian bermakna keyakinan atas
data penelitian yang diperoleh. Untuk memenuhi prinsip ini peneliti melakukan cara,
yaitu: mengonfirmasi hasil penelitian dengan menyediakan dan mempersiapkan transkrip
untuk di review oleh pembimbing peneliti, karena pembimbing peneliti adalah seseorang
yang ahli dibidang penelitian kualitatif fenomenologi
4. Prinsip transferabilitas (transferability) atau keteralihan mengandung makna
apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasi atau diaplikasikan pada situasi lain.
Berkaitan dengan pemikiran ini, hasil penelitian kualitatif tidak secara apriori dapat
digeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan
situasi lapangan tempat penelitian. Dengan demikian, upaya untuk mentransfer hasil
penelitian kualitatif pada situasi yang berbeda sangat mungkin memerlukan penyesuaian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menggali tentang pengalaman
primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan.
Kesepuluh partisipan berdomisili di P. Brayan, Tanjung Mulia, Pertempuran, Bambu I,
Bambu II, Krakatau, Alfakah, RPH, Marelan, Silabes. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam (in depth interview) menggunakan alat perekam digital.
A. Karakteristik Partisipan
Kesepuluh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ádalah partisipan
yang memenuhi kriteria : Primigravida, usia kehamilan diatas 28 minggu, bersedia untuk
diwawancarai serta menandatangani perjanjian sebelum in depth interview dimulai. Para
partisipan terdiri dari sepuluh orang ibu hamil. Lima orang partisipan berusia 20-25
tahun, empat partisipan berusia 26-30 tahun, dan satu orang partisipan berusia 31-35
tahun. Delapan orang partisipan beragama Islam dan 2 orang partisipan beragama Kristen
Protestan. Lima orang partisipan berasal dari suku Batak, dua orang dari suku Minang,
dua orang berasal dari suku Jawa, dan 1 orang berasal dari suku Aceh. Lima orang
partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan lima orang lainnya bekerja sebagai
pegawai swasta. Empat orang partisipan berpendidikan terakhir SLTA dan enam orang
lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi tentang kesepuluh
Tabel 4.1 Data Demografi Partisipan
No Karakteristik Jumlah
1. Umur Ibu 5. Pendidikan Terakhir
SLTA
Perguruan Tinggi
4 6
B. Pengalaman primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam masa kehamilan
Pengalaman primigravida terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam
masa kehamilan di Rumah Sakit Martha Friska medan meliputi: perubahan fisiologis
dalam masa kehamilan, penyebab perubahan fisiologis dalam masa kehamilan,
ketidaknyamanan umum selama kehamilan, upaya yang dilakukan untuk mengurangi
ketidaknyamanan umum selama kehamilan, perubahan psikologis dalam masa kehamilan,
penyebab perubahan psikologis dalam masa kehamilan, dan upaya dalam menghadapi
1. Perubahan fisiologis dalam masa kehamilan
Dari hasil wawancara diperoleh tiga pendapat tentang perubahan fisiologis dalam
masa kehamilan, yaitu peningkatan pada berat badan, hyperpigmentasi pada warna kulit,
dan payudara membesar dan tegang.
a. Berat badan meningkat
Seluruh partisipan menyatakan terjadi peningkatan berat badan. Peningkatan berat
badan dinyatakan oleh partisipan berikut ini:
”Perubahan yang saya rasakaan pastinya berat badan saya bertambah sangat banyak. Sampai sekarang sudah naik 20 kilogram”
(Partisipan A)
”Perubahan yang paling saya rasakan perubahan berat badan yang bertambah drastis, memang terasa kali beratnya bawa perut
kemana-mana, berat badan saya udah naik banyak banget kira-kira 15 kilogram” (Partisipan B)
”Sampai saat ini berat badan saya sudah nambah jadi 20 kilogram, sehingga saya jadi cepat lelah, lemas dan sesak” (Partisipan C)
b. Perubahan pada kulit
Selain perubahan berat badan, perubahan pada warna kulit juga dialami ibu hamil
dalam masa kehamilan. Dari sepuluh orang partisipan hanya tujuh orang yang
menyatakan perubahan pada kulit. Lima orang partisipan menyatakan adanya striae livide
di perut dan dua orang partisipan mengalami perubahan warna pada daerah leher, ketiak
dan lipatan paha. Adanya guratan-guratan di perut dinyatakan oleh beberapa partisipan
berikut ini:
”Di perut saya ada ada kayak garis-garis kayak selulit gitu warnanya agak kebiruan ungu sampai ke paha paha gitu” (Partisipan F)
”Di perut dan ketiak ada garis-garis hitam gitu, kayak mens kalau di garukkan ”warnanya putih, ini warna hitam” ( Partisipan I)
Adanya perubahan warna pada daerah leher, ketiak dan lipatan paha dinyatakan
oleh partisipan berikut ini:
”Saya merasakan perubahan pada warna kulit saya makin hitam di tempat-tempat tertentu, misalnya leher, ketiak, sekitar lipatan paha saya”
(Partsipan A)
”Tapi anehnya ketiak dan leher saya juga menghitam sejak hamil, di leher
kelihatan kayak daki jadinya” (Partisipan E)
c. Payudara tegang dan membesar
Delapan dari sepuluh orang partisipan merasakan adanya perubahan pada
payudara, partisipan mengatakan payudara tegang, membesar. Payudara tegang dan
membesar dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini :
”Payudara saya lebih besar, tegang, terasa penuh, dan terkadang terasa nyeri, putting susu saya warnanya makin gelap” (Partisipan B)
”Ini pada payudara saya kayaknya tegang, tambah lama tambah besar, tambah tegang, tegangnya itu bertambah nyeri gitu buk” (Partisipan F)
“Kalau perubahan payudara ini, kayaknya waktu baru-baru hamil sudah mulai tegang sampai sekarang sering tegang, bengkak, jadi sekarang
tambah besar” (Partisipan G)
2. Penyebab perubahan fisiologis dalam masa kehamilan
Dari hasil wawancara diperoleh kemungkinan penyebab terjadinya perubahan
fisiologis yang dialami partisipan adalah karena terjadi peningkatan terhadap nafsu
a. Faktor janin
Menurut partisipan faktor janin juga mempengaruhi terjadinya perubahan
fisiologis selama kehamilan. Faktor janin yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
berat badan dinyatakan oleh partisipan berikut ini:
”Sekarang saya makan sudah untuk diri sendiri dan juga janin saya, jadi gizinya juga di bagi dengan janin saya” (Partisipan E)
Yah..namanya juga orang hamil, ada janin didalam perut, otomatis berat saya nambah. Terus saya berfikir kalau saya makan porsinya sama kayak sebelum hamil bisa-bisa bayi dalam perut saya kurang dapat makan, makanya harus dilebihkan porsinya” (Partisipan G)
c. Perubahan hormon
Perubahan hormonal mempengarihi terjadinya perubahan fisiologis selama
kehamilan. Perubahan hormon sebagai penyebab hyperpigmentasi pada warna kulit
dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini:
”Saya pergi konsultasi ke Rumah sakit untuk konsultasi masalah ini, tetapi dokter bilang ini karena pengaruh hormon” (Partisipan E)
”Kemarenkan udah pernah saya tanya ke dokter, kata dokter itu gak apa-apa terus itu karena bawaan bayi dan juga karena pengaruh hormon
katanya gitu buk” (Partisipan F)
Perubahan hormon sebagai penyebab perubahan pada payudara dinyatakan oleh
parisipan berikut ini:
”Kata bidan karena pengaruh hormon, biasa waktu hamil katanya” (Partisipan E)
d. Kebiasaan menggaruk
Menurut pendapat partisipan, selain karena hormon, faktor kebiasaan juga
mempengaruhi terjadinya perubahan fisiologis selama kehamilan. Faktor kebiasaan
sebagai penyebab hyperpigmentasi pada warna kulit dinyatakan oleh beberapa partisipan
berikut ini:
”Sejak hamil besar ini perut saya sering terasa gatal, kata orang tua-tua nggak boleh digaruk, tapi gatalnya minta ampun nggak tahan saya, katanya kalau di garuk tambah jadi ”
(Partisipan A)
”Ini karena gatal dan saya garuk, orang tua saya bilang gatal itu biasa semua orang kayak gitu kalau bisa jangan digaruk katanya, ”
(Partisipan C)
3. Ketidanyamanan umum yang dirasakan ibu hamil selama kehamilan
Dari hasil wawancara diperoleh pendapat partisipan tentang ketidaknyamanan
umum yang dirasakan selama kehamilan, seperti: kaki bengkak, mual dan muntah,
keputihan, perubahan pada sistem eliminasi, sesak nafas, rambut rontok, dan nyeri
punggung.
a. Kaki bengkak
Enam dari sepuluh partisipan menyatakan kaki bengkak. Kaki bengkak
dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini: :
“Saya juga sering kram pada kaki saat tidur telentang, nah sudah seminggu ini malah sering jadi bengkak gitu” (Partisipan C)
”perubahan yang saya rasakan selama sekarang ini kayaknya terutama kaki deh, kaki saya suka kram, kadang-kadang juga bengkak apalagi
kalau habis banyak jalan-jalan” (Partisipan G)
b. Mual dan muntah
Tujuh dari sepuluh partisipan menyatakan terjadi mual dan muntah pada awal
kehamilan. Mual dan muntah dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini:
”Waktu saya hamil muda bawaan nya mual-mual, sekeli-sekali muntah apalagi kalau pagi hari sering mual. Tapi walaupun saya muntah saya tetap mau makan, tapi setelah makan saya muntah” (Partisipan A)
”Selama 3 bulan hamil saya tidak mau makan, mual-mual terus, pusing, setiap yang dimakan saya muntahkan lagi” (Partisipan D)
”Perubahan-perubahan yang saya rasakan selama hamil adalah sewaktu terlambat 1 sampai 2 minggu saya sering mual-mual, muntah, sering
capek” (Partisipan E)
c. Keputihan
Dua dari sepuluh partisipan menyatakan terjadi keputihan saat kehamilan.
Keputihan dinyatakan oleh dua partisipan berikut ini:
“Saya ada keputihan, selama hamil di celana dalam ada bercak-bercak
kuning gitu” (Partisipan C)
”Sejak hamil ada keputihan juga, geli saya litanya ada lendir-lendir agak kental karenakan lengket-lengket di celana, dulu sebelum hamil nggak
pernah kayak gini” (Partisipan I)
d. Perubahan pada sistem eliminasi
Sering kencing merupakan dampak dari perubahan fisiologis yaitu pada sistem
eliminasi. Sering kencing dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini:
”Saya juga sering kencing, padahal saya minum nggak banyak bahkan udah saya kurangi, soalnya saya capek bolak-balik kamar mandi terus”