• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN

MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Asmianur NIM. 4122131002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN

MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

ASMIANUR (NIM 4122131002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint pada materi reaksi redoks lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning dengan media powerpoint dan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini bersifat quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X IPA-7 (kelas eksperimen) dan X IPA-5 (kelas kontrol) dengan rata-rata siswa per-kelas adalah 45 orang. Sampel siswa diambil sebanyak 40 orang berdasarkan kehomogenan nilai pretest dan berdasarkan pada tabel krejci dengan α = 0,05 dimana jika jumlah siswa 45 maka sampel yang diambil adalah 40 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari insrumen tes untuk melihat hasil belajar siswa berupa tes dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dan instrumen non-tes yaitu angket motivasi dan lembar observasi kognitif dan psikomotor belajar siswa. Data dianalisis dengan menggunakan software microsoft excel. Hasil analisis diperoleh data gain hasil belajar siswa berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-test satu pihak, yaitu uji t pihak kanan. Uji hipotesis hasil belajar siswa diperoleh thitung = 2,381 sedangkan ttabel = 1,670 untuk α = 0.05. Dengan demikian thitung > ttabel, maka Ha diterima yakni peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning dengan media powerpoint. Koefisien korelasi antara motivasi dan hasil belajar diperoleh sebesar 0,90 yang berarti ada korelasi tinggi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

(4)

iii

RIWAYAT HIDUP

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Praktikum Inkuiri Terbimbing Dengan Media Powerpoint Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, FMIPA, UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Alm.Drs.Rahmat Nauli, M.Si dan Bapak Agus Kembaren,S.Si, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Ibu Dr.Ida Duma Riris, M.Si, dan Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti,M.Si yang telah memberikan saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Murniati Simorangkir, M.Si, selaku dosen penasehat akademik dan kepada bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih kepada ibu Dra. Uzma dan siswa/i kelas X MAN 1 Medan yang membantu penulis selama penelitian berlangsung. Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yang telah mendoakan saya dalam menyelesaikan studi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Abstrak ii

Riwayat Hidup iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

1.7. Defenisi Operasional 9

BAB II.Tinjauan Teoritis

2.1. Kerangka Teori 11

2.1.1. Pengertian Belajar 11

2.1.2. Hasil Belajar 12

2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning 13 2.1.3.1. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning 16 2.1.3.2. Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning 16

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri 17

(7)

vi

2.1.4.4.Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 21 2.1.5. Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing 21

2.1.6. Media Pembelajaran 24

2.1.6.1 Media Powerpoint 25

2.1.7. Motivasi 27

2.2. Redoks 29

2.3. Kerangan Berpikir 35

2.4. Hipotesis Penelitian 37

BAB III. Metodologi Penelitian

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi dan Sampel 39

3.2.1. Populasi 39

3.2.2. Sampel 39

3.3. Variabel Penelitian 39

3.3.1. Variabel Bebas 39

3.3.2. Variabel Terikat 40

3.3.3. Variabel Kontrol 40

3.4. Instrumen Penelitian 40

3.4.1. Instrumen Tes 40

3.4.2. Instrumen Non Tes 44

3.5. Rancangan Penelitian 45

3.6. Teknik Pengumpulan Data 46

3.6.1.Tahap Persiapan Penelitian 47

3.6.2.Tahap Pelaksanaan Penelitian 47

3.6.3.Tahap Akhir Penelitian 48

3.7. Teknik Analisis Data 48

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian 54

(8)

vii

4.1.1.1. Analisis Data Instumen Tes 54

4.1.1.2 Analisis Data Instrumen Non-tes 56

4.1.2. Data Hasil Penelitian 57

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 57

4.2.1. Hasil Belajar Siswa 57

4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 58

4.2.3. Motivasi Belajar Siswa 59

4.2.4. Afektif (Sikap) Dan Psikomotorik (Keterampilan) Belajar Siswa 61

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 63

4.3.1. Uji Normalitas 63

4.3.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 63 4.3.1.2. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa 64 4.3.1.3. Uji Normalitas Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa 65

4.3.2. Uji Homogenitas 65

4.3.2.1. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 65 4.3.2.2. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Siswa 66 4.3.2.3. Uji Homogenitas Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa 66

4.3.3. Uji Hipotesis 67

4.3.3.1 Pengujian Hipotesis I 67

4.4.3.2Uji Hipotesis Korelasi Motivasi Belajar dengan Peningkatan 68 Hasil Belajar Siswa

4.4. Pembahasan 70

BAB V. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 75

5.2. Saran 75

DATFAR PUSTAKA 77

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 46

Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas 58 Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Pada Eksperimen dan 59

Kontrol

Gambar 4.3. Diagram Perbedaan Niai Rata - Rata Motivasi 60 Belajar Siswa Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahap – Tahap Pembelajaran Problem Based Learning 15 Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 20 Tabel 2.3. SintaksModel Pembelajaran Problem Based Learning 23

Terintegrasi Inkuiri Terbimbing

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 45

Tabel 3.2. Tabel penolong uji normalitas 49

Tabel 3.3. Makna Koefisien Korelasi 51

Tabel 3.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar Siswa 52 Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 57 Tabel 4.2. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 58 Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Motivasi Belajar Siswa 60 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Motivasi Belajar 61

Siswa

Tabel 4.5. Nilai Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa 62 Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 63 Tabel 4.7. Uji Normalitas DataMotivasi Belajar Siswa 64 Tabel 4.8. Uji Normalitas Data Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa 65 Tabel 4.9. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 66 Tabel 4.10. Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Siswa 66 Tabel 4.11. Uji Homogenitas Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa 67 Tabel 4.12. Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar 67 Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa 68 dengan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 83

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I 86 Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II 95 Lampiran 2c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan III 103 Lampiran 3a Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen 111 Lampiran 3b Lembar Analisis Masalah Kelas Kontrol 126

Lampiran 3c Soal Latihan Siswa 132

Lampiran 4 Kisi – Kisi Instrumen Tes Penilaian Hasil Belajar Siswa 138 Lampiran 5a Instrumen Non Tes Penilaian Motivasi Siswa 149 Lampiran 5b Lembar Pengamatan Psikomotor Belajar Siswa 153 Lampiran 5c Lembar Pengamatan Afektif Belajar Siswa 155 Lampiran 6 Surat Keterangan Validasi Isi (Content Validity) 157 Lampiran 7 Analisis Skor Validator Ahli Untuk Validitas Isi Instrument 161

Tes

Lampiran 8 Analisis Skor Validator Ahli Untuk Validitas Isi Instrument 162 Non - Tes

Lampiran 9 Perhitungan Validitas Tes 163

Lampiran 10 Tabel Uji Validitas Instrumen Tes 165

Lampiran 11 Perhitungan Daya Pembeda Tes 166

Lampiran 12 Tabel Uji Daya Beda 168

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Tes 169 Lampiran 14 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 171

Lampiran 15 Perhitungan Reabilitas Tes 172

Lampiran 16 Tabel Uji Reliabilitas Tes 173

Lampiran 17 Kesimpulan Analisis Instrumen Tes Uji Kuantitatif 174 Lampiran 18 Instrumen Tes Setelah Validasi 176 Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 181

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(12)

xi

Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 185 Data Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 22 Tabel Perhitungan Gain Hasil Belajar Siswa 187 Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 189 Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 195 Lampiran 25 Pengujian Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar 197 Lampiran 26 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa 199 Lampiran 27 Perhitungan Motivasi Belajar Siswa 200 Lampiran 28 Tabulasi Data Motivasi Belajar Siswa 205 Lampiran 29 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 207

Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 30 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa 208 Lampiran 31 Uji Homogenitas Motivasi Belajar Siswa 210 Lampiran 32 Perhitungan Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa 212

Terhadap Hasil Belajar Siswa

Lampiran 33 Tabel Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa Terhadap 214 Hasil Belajar Siswa

Lampiran 34a Data Observasi Afektif (sikap) Belajar Siswa 216 Lampiran 34b Data Observasi Psikomotor Belajar Siswa 222 Lampiran 35a Tabulasi Data Observasi Afektif Belajar Siswa 228 Lampiran 35b Tabulasi Data Observasi Psikomotor Belajar Siswa 230 Lampiran 36 Uji Normalitas Data Afektif dan Psikomotor Belajar 232

Siswa

Lampiran 37 Uji Homogenitas Data Afektif dan Psikomotor Belajar 236 Siswa

Lampiran 38 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 239 Lampiran 39 Tabel Nilai - Nilai R-Product Moment 240

Lampiran 40 Tabel Krejcie 241

(13)

xii

Lampiran 42 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 243

Lampiran 43 Jadwal Kegiatan Penelitian 244

Lampiran 44 Media Powerpoint 245

(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses pembelajaran adalah proses aktif karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar (Lestari, 2012). Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari - hari. Akibatnya, ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi (Sanjaya, 2011). Padahal tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat (Muharoma,2014).

Pada dasarnya setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan inteligensi, psikologis, pengaruh lingkungan sekitar, bahkan teknik - teknik yang digunakan oleh tiap siswa (Lestari, 2012). Pembelajaran konvensional tidak memungkinkan siswa untuk dapat memahami kekuatan dan kelemahan dari masing-masing pribadi karena cenderung kurang mengeksplorasi kemampuan tiap siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa malas dan pasif dalam belajar (Refriwati,2015).

(15)

2

Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan belajar yang menyajikan situasi masalah autentik dan bermakna yang memberikan kemudahan bagi siswa dalam melakukan penyelidikan (Siregar,2014). Model PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah (Sahala dan Samad, 2010). Model PBL memusatkan pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus diselesaikan siswa, sehingga siswa tertantang dan tidak bosan (Nurhayati, 2013).

Kelebihan pembelajaran berbasis masalah di antaranya yaitu peserta didik dapat belajar, mengingat, menerapkan dan melanjutkan proses belajar secara mandiri dimana prinsip - prinsip membelajarkan seperti ini tidak bisa dilayani melalui pembelajaran konvensional yang menekankan pada kemampuan menghafal dan dengan model ini peserta didik diperlakukan sebagai pribadi yang dewasa yang memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengimplementasikan pengetahuan ataupun pengalaman yang mereka miliki untuk memecahkan masalah (Lestari, 2012).

Selanjutnya, pembelajaran inkuiri terbimbing efektif membantu guru dalam memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis penyelidikan (Banerjee, 2010). Inkuiri terbimbing merupakan suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan bimbingan guru yang lebih terstruktur, dimana guru mengendalikan proses interaksi dan menjelaskan prosedur percobaan yang harus ditempuh siswa (Suseno,2009). Penemuan konsep dengan bimbingan guru membantu siswa memahami konsep dan prinsip hasil temuannya melalui praktikum,karena dilatih untuk menggunakan kemampuan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga siswa mampu merumuskan sendiri pengetahuan yang diperoleh (Aji, 2014).

(16)

3

siswa terhadap materi pelajaran (Putri, 2013). Belajar dengan penemuan terbimbing mempunyai beberapa keuntungan yaitu memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir karena harus selalu menganalisis dan menangani informasi (Suseno, 2009).

Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi inkuiri terbimbing merupakan salah satu pola pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar, karena melakukan sendiri dan juga memperhatikan setiap variabel-variabel penting selama pembelajaran (Silalahi, 2014). Proses pembelajaran di kelas yang menggunakan model PBL terintegrasi inkuiri terbimbing, membimbing siswa untuk dapat menganalisis,mengevaluasi, menemukan sendiri konsep yang tidak dipahami sampai dengan membuat suatu kesimpulan dari materi yang dipelajari. Hal ini menjadikan sisiwa terbiasa mengatasi masalah yang dihadapinya terutama dalam menyelesaikan soal yang memerlukan analisis dalam pengerjaannya serta dalam melakukan penemuan melalui eksperimen, yang pada akhirnya menciptakan pembelajaran berpusat pada sisiwa (Silaban, 2015).

Dengan pembelajaran berbasis masalah melalui inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang menekankan siswa berhadapan dengan suatu masalah, dengan demikian siswa melakukan hipotesis terhadap masalah yang dihadapi, hipotesis ini didasarkan atas pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya (Suseno, 2009). Kolaborasi dari model pembelajaran problem based learning dengan inkuiri terbimbing ini akan menghasilkan peserta didik yang

berkembang sendiri sesuai dengan kemampuannya sendiri dengan melibatkan akalnya dan termotivasi sendiri sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (Siregar, 2014).

(17)

4

pembelajaran akan lebih baik jika disertai dengan media (Fadliana, 2013). Salah satu fungsi media adalah fungsi atensi yaitu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa (Arsyad, 2009). Dari segi proses pembelajaran, media berfungsi sebagai proses komunikasi pembawa informasi dari sumber (pengajar) ke penerima atau pelajar dan sebagai kegiatan interaksi antara pengajar dengan lingkungannya, maka fungsi media dapat mengatasi hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran (Fadliana, 2013).

Ada beberapa media belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia, salah satunya media powerpoint. Berbagai penelitian tentang manfaat media pembelajaran menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media powerpoint dapat meningkatkan kualitas pengajaran (Setyawan, 2014). Namun demikian, media pembelajaran menggunakan powerpoint masih belum banyak diterapkan guru secara maksimal dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kesadaran untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatan kualitas media pembelajaran powerpoint perlu ditumbuhkembangkan.

Media Powerpoint merupakan media yang dapat menarik keinginan siswa untuk lebih fokus terhadap materi yang sedang diajarkan. Media ini juga sangat tepat digunakan untuk menghemat durasi dalam pemberian materi awal (Listyorini, 2010). Media powerpoint dapat menarik perhatian siswa karena dapat menyajikan teks dan gambar disertai dengan animasi. Penyajian media powerpoint yang menarik dapat menjadikan anak lebih terangsang untuk

mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji (Muharoma, 2014). Media powerpoint mampu menyajikan konsep konsep teori secara ringkas dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep dari materi yang diajarkan (Listyorini, 2010).

(18)

5

digunakan untuk menghemat durasi dalam pemberian materi awal serta mampu menyajikan teori secara ringkas dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep (Sirait, 2015). Media pembelajaran powerpoint mempunyai fungsi sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat menggambarkan atau menunjukkan kepada peserta didik tentang fenomena alam ataupun peristiwa yang tidak mungkin disajikan secara langsung (Setyawan, 2014).

Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia bersumber pada kesulitan dalam memahami konsep, istilah dalam kimia, dan perhitungan (Purnamawati, dkk. 2014). Selanjutnya pemahaman konsep kimia melibatkan kajian aspek makroskopis, submikroskopis, dan simbolis yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran kimia. Kesulitan mengintegrasikan ketiga aspek tersebut dalam pembelajaran mengakibatkan pembelajaran kimia terkesan sulit, tidak kontekstual, dan sangat abstrak (Pratiwi, dkk. 2014).

Materi redoks merupakan salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia dengan konsep-konsep yang abstrak di antaranya konsep reaksi redoks berdasarkan transfer elektron, proses pelepasan dan penerimaan elektron yang tidak bisa dilihat dengan mata, tetapi hanya bisa dibayangkan. Keabstrakan materi ini dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya atau bahkan siswa dapat mengalami kesalahan konsep (Jannah, 2013). Selain itu, reaksi redoks merupakan salah satu konsep kimia yang berjenjang yang diperlukan dalam mempelajari konsep lebih kompleks seperti penyetaraan redoks di kelas XII. Kesukaran siswa dalam mempelajari konsep dapat menimbulkan kesalahan konsep, mulai dari subbab perkembangan pengertian redoks hingga penentuan biloks siswa mengalami kesulitan (Astutik, 2010).

(19)

6

peserta didik mencapai KKM materi reaksi redoks; dan 90,63% peserta didik memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta 82,29% peserta didik memiliki sikap baik melalui penilaian observasi. Hasil ini menunjukkan bahwa model PBL memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.

Penelitian Wulandari (2013) menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menerapkan konsep pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai N-gain sebesar 82,5% yang merupakan peningkatan kategori tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitan Aji (2014) yang menunjukkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif pada siswa menggunakan metode inquiry terbimbing lebih baik daripada metode konvensional dengan diperolehnya nilai rata – rata postest kelas yang menggunakan model inquiry terbimbing lebih tinggi dari kelas yang menggunakan metode konvensional yaitu 84,2857 > 77,4285. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghufroni (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode problem posing dilengkapi media power point dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif. Untuk penilaian aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 37,14% menjadi 71,43%. Sedangkan untuk penilaian Aspek afektif menghasilkan capaian indikator yang meningkat dari 67,91% menjadi 72,83%. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media powerpoint pelajaran yang disampaikan menjadi lebih menarik dengan adanya objek yang ditampilkan sehingga siswa lebih tertarik dan senang dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar

(20)

7

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model inkuiri terbimbing dengan media Power Point efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan cara masing-masing sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Selanjutnya, Penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2015) menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada materi reaksi oksidasi reduksi mengalami peningkatan dengan gain sebesar 0, 7293 dan persen gain sebesar 72,93%. Ini menunjukkan bahwa ketercapaian hasil belajar siswa pada materi redoks tersebut masih belum maksimal sehingga perlu dilakukan tindak lanjut untuk memaksimalkan hasil belajar siswa pada materi redoks tersebut.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti selama pelaksanaan program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) 2015 di SMAN 4 Kisaran, guru masih mengajar dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah. Pada metode ini kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Metode ceramah menghasilkan prestasi belajar siswa yang belum memuaskan dengan alasan metode ceramah adalah metode teacher-centered yang tidak menarik sehingga siswa tidak bersemangat dalam mempelajari materi dan mengakibatkan hasil belajar belum sesuai yang diharapkan (Pratiwi, dkk.2014).

Penelitian tentang penggunaan model Problem Based Learning terintegrasi inkuiri terbimbing belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing menggunakan media powerpoint terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti mengajukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Praktikum Inkuiri Terbimbing Dengan Media Powerpoint Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

1.2.Identifikasi Masalah

(21)

8

1. Bagaimanakah mengoptimalisasi pembelajaran kimia melalui pengintegrasian model problem based learning dengan praktikum inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa.

2. Apakah penggunaan media powerpoint pada pembelajaran kimia dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.

3. Apakah persentase peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi redoks melalui pengintegrasian model problem based learning dan praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint lebih maksimal.

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, karena keterbatasan waktu, dana dan kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem based learning terintegrasi dengan inkuri terbimbing. 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

powerpoint.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan.

4. Pokok bahasan yang disajikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah pokok bahasan redoks.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(22)

9

2. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem based learning dengan media powerpoint.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint.

1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Sebagai model dan media pembelajaran alternatif pada proses pembelajaran

2. Bagi Siswa

Sebagai model pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang terdapat dalam KBM di sekolah di masa yang akan datang.

1.7. Defenisi Operasional

(23)

10

dalam memecahkan masalah nyata yang dapat menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.

2. Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran penemuan oleh siswa untuk mendapatkan pengalaman dan penemuan konsep melalui bimbingan guru. 3. Media Power Point adalah media elektronik digunakan untuk merancang

dan mempresentasikan suatu media dalam bentuk slide yang dapat dibuat guru relevan dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa.

4. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya yang terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya.

5. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

6. Redoks adalah materi kimia yang berisi konsep bertambah dan berkurangnya oksigen, pelepasan dan penangkapan elektron, serta berubahnya bilangan oksidasi.

(24)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning dengan media powerpoint.

2. Ada korelasi yang tinggi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media

powerpoint.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal - hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media

powerpoint pada materi reaksi redoks sehingga dapat mempermudah

pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

2. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang berbeda pada materi redoks sehingga dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh.

(25)

76

terbimbing dengan media powerpoint pada materi kimia yang lain untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint pada materi reaksi redoks, sebaiknya

(26)

77

DAFTAR PUSTAKA

Aji, A.C.,Santosa, S., dan Probosari, R.M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Joyful Learning (Interjoy) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Bio-Pedagogi 3(1) : 23 - 36.

Apriliani,D., (2011), Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis Moodle Dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa SMA Kelas X, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Argandi,R.,Martini,K.S.,dan Saputro,A.N.C.,(2013), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual Pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2 (2) : 44 - 49.

Arikunto, S., (2011), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Ariyanti, P., Martini,K.S., dan Agustina,W., (2015), Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri di SMAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(3) : 1 – 9.

Arsyad, A., (2009), Media pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Astutik, T.P., (2010), Identifikasi konsep sukar dan kesalahan konsep reaksi redoks pasa siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, Skripsi. (Online),http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/identifik asi-konsep-sukar-dan-kesalahan-konsep-reaksi-redoks-pasa-siswa-smalabo ratorium-universitas-negeri-malang-trining-puji-astutik-46442.html akses 15 Desember 2015.

Banerjee, A., (2010), Teaching Science Using Guided Inquiry as the Central Theme : A Professional Development Model for High School Science Teachers, FALL Science Educator 19(2) : 1- 9.

Bisri, K., (2009), Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Elearning Berbasis Browser Based Training Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Pemeliharaan / Servis Transmisi Manual dan Komponen, Jurnal PTM Volume 9(1) : 37 42.

(27)

78

Djamarah, S.B., dan Zain,A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ekowati, R., (2013), Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Metode Discovery, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura : http://download.portalgaruda.org/article.php?art icle=112424&val=2338 akses 15 Desember 2015.

Etherington, M. B., (2011), Investigative Primary Science : A Problem-based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education 36(9) : 36-57.

Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi Dengan Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam Basa dan Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 158 – 165.

Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti,B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 114 – 121.

Hamdu, G., dan Agustina, L., (2011), Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan 12(1) : 90 - 96.

Hartono, dan Oktafianto, W.R., (2014), Kefektifan Pembelajaran Praktikum IPA Berbantu LKS Discovery Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains, Unnes Physics Education Journal 3 (1) : 16 - 22.

Jannah,R., Sapuro,A.N.C., dan Yamtinah,S.,(2013), Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Disertai Buku Saku Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia 2(4) :19 - 23.

Joyce,B., Weil,M., dan Calhoun,E., (2011), Models of Teaching,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(28)

79

Karunia,N., dan Permata,N.E., (2014), Makalah Belajar dan Pembelajaran Metode Pembelajaran Problem Based Learning, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, https://www.academia.edu/8234208/MAKALAH_PBLakses 15 Desember 2015.

Khasanah, N.L., Susilowati, S.M.E., dan Rudyatmi, E., (2013), Efektivitas Strategi Question Student Have dan Media Powerpoint Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, Unnes Journal of Biology Education 2(1) : 66 – 72.

Lee,M., (2007), The Effect of Guided Inquiry Laboratory on Conceptual Understanding, Tesis., California State University, Northridge.

Lestari, N.N.S., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP., Tesis, Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali.

Listyorini,S., dan Sudarisman,S.; (2010), Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Power Point dan Media Animasi Pada Pembelajaran Remedial Biologi Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi UNS Solo : 238 – 246.

Magdalena,O., Mulyani,S., dan Susanti,E., (2014), Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X SMAN 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(4) : 162 – 169.

Muharoma,Y.P., dan Wulandari., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA, Joyful Learning Journal 3(2) : 33 40.

Nurhayati,L., Martini,K.S., dan Redjeki., (2013), Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4) : 151 – 158.

Petrucci,R.H.,(1987),Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,Erlangga,Jakarta .

(29)

80

Purba,M., (2007), Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Purnamawati,H., Ashadi., dan Susilowati,E., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Media Kartu dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(4) : 100 - 108.

Purwanto,C.E., Nughoro,S.E., dan Wiyanto., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Materi Pemantulan Cahaya Untuk Meningkatkan Berdikir Kritis, Unnes Physics Education Journal 1(1) : 27 – 32.

Putri,Y.M.D., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (high order thinking skill) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Malang Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, http://jurnalonline.um.ac.id/... /artikel339ECE54E2DC10A5BF8815ABF4410 (accessed 09 Desember 2015).

Rahayu,M.R., (2015), Pembelajaran Matematika Menggunakan Numbered Heads Together (NHT) Dengan Media Powerpoint dan Bagan Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang, Jurnal Akademis dan Gagasan matematika 2 : 1 – 8.

Refriwati., (2015), Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Pelajaran Kimia Kelas XI TSM Semester 1 SMKN 1 Bukit Sundi Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok, Jurnal Education Jurnal Pendidikan Indonesia 1(1) : 36 – 42.

Ristanto,R.H., (2010), Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal., Tesis, Program Pascasarjana,Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Roestiyah., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Sadiman,dkk., (2010), Media Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.

(30)

81

Sandi, T., (2015), Hasil Belajar Kimia Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Jurnal Nalar Pendidikan 3(1) : 293-300.

Sanjaya,W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Preneda Media Group, Jakarta.

Setyawan,B.,(2014), Pengaruh Media Power Point Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas IX-G SMP Negeri 39 Surabaya, E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya 4 : 1 – 12.

Silaban,R., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Bermediakan Komputer Terhadap Hasil Belajar dan Karakter Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Kimia 7(2).

Silalahi, E.K.,Silaban,R., dan Silalahi,A., (2014), Pengembangan Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Pada Pelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Nilai Karakter Siswa,Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed 6(2).

Silitonga,P.M.,(2011),Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed,Medan.

Sinaga,G.E., Jahro, I.S., dan Mahmud., (2014), Pengembangan Kombinasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Dan Karakter Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia 6(3):1-14.

Sirait, T., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Konsep Redoks, Skripsi, FMIPA,Unimed,Medan.

Siregar,S.H.,(2014), Efektivitas Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Dengan Media Komputer Untuk Menignkatkan Hasil Belajar dan Nilai Karakter Siswa Pada Pelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed,Medan.

Sudarmo, U.,(2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito Bandung, Bandung.

Sugiharti,G.,(2014),Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia,Unimed Press, Medan.

(31)

82

Supriyono, H.J., (2015), Penerapan Model Guided Discovery Pada Materi Kalor Kelas X Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Al-Mahadul Islami, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) 04 (03) : 50-54.

Suseno,B., (2009), Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Minat dan Kreativitas Siswa., Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Unimed Press, Medan.

Tan,O.S., (2003),Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21st Century, thompson Learning, http://www.tp.edu.sg/staticf iles/TP/files/centres/pbl/pbl._tan_oon_seng.pdf akses 15 Desember 2015.

Trianto., (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Utami,B., (2009), Kimia Untuk SMA Kelas X Program Ilmu Alam, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Wasonowati, R.R.T., Redjeki, T., dan Ariani, S.R.D., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3) : 66 – 75.

Widyaningsih, S.Y., Haryono., dan Saputro,S., (2012), Model MFI dan Pogil Ditinjau Dari Aktivitas Belajar dan Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Inkuiri 1(3) : 266 – 275.

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan di Indonesia telah. dikembangkan sejak tahun 1992, sejalan dengan diberlakukannya UU

Apabila melihat kegunaan dari beton berpori sebagai beton multifungsi, pengaplikasian beton berpori diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pembangunan prasarana

Keunggulan SOMSI ini selain dapat mengisi ulang handphone saat jauh dari sumber listrik dan sebagai penghitung langkah kaki adalah pada bagian dalam sisi depan SOMSI ini terdapat

yang dimiliki oleh suatu, dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan.. baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja

The primary data source is The Land of Five Towers novel writen by Ahmad Fuadi in 2011.. While the secondary d ata sources are other materials taken from author’s biography, essay,

Keadaannya akan berbeda dengan kondisi orang normal pada umumnya yang dapat.. beraktivitas tanpa ada kendala

Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat, mengidentifikasi tema wacana, memperoleh informasi umum,

[r]