• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Bioenergi Berbasis Web.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Bioenergi Berbasis Web."

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Energi merupakan salah satu komponen yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Tanpa energi, manusia tidak akan dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Pada saat ini mayoritas pasokan energi masih tergantung pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi (minyak tanah, bensin (gasoline), dan solar (diesel oil)), gas alam, dan batubara. Cadangan minyak bumi dalam perut bumi berasal dari hewan dan tumbuhan purba yang telah mengendap selama jutaan tahun. Kebutuhan manusia akan energi cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dengan peningkatan pola konsumsi masyarakat seperti ini, cadangan minyak bumi yang tersedia semakin hari semakin tipis. Diperkirakan cadangan bahan bakar fosil dunia akan habis sekitar setengah abad mendatang (Prihandana, 2007).

Demikian halnya dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Dengan pola konsumsi seperti sekarang, ketersediaan minyak bumi, gas, dan batu bara di Indonesia diperkirakan akan habis dalam waktu berturut-turut 23, 62, dan 146 tahun ke depan (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Ketersediaan energi fosil Indonesia

Energi Fosil Minyak Bumi Gas Batubara

Sumberdaya 86.9 miliar barel

(Sumber : Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2006 dalam Hambali dkk, 2007)

(2)

panas bumi, air, angin, dan bioenergi. Bioenergi merupakan bahan bakar yang prospektif untuk dikembangkan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan bakar fosil, di antaranya dapat diperbarui (renewable) dan ramah lingkungan (mengurangi limbah pertanian dan industri). Beberapa konversi biomassa menjadi bioenergi dapat dilakukan dengan cara dan teknologi yang cukup sederhana. Potensi energi dari biomassa di Indonesia sangat tinggi, namun baru sedikit yang dimanfaatkan. Potensi beberapa sumber energi terbarukan di Indonesia dan pemanfaatannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Energi Potensi Kapasitas Terpasang Angin 3-6 m/s 4200 MW (Sumber : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007)

Aspek bioenergi saat ini paling banyak dibicarakan dari penggunaan sumber energi terbarukan, serta telah mendapat banyak perhatian dalam arena politis dan media internasional karena hubungannya dengan masalah lingkungan (pemanasan global, emisi CO2, label energi hijau, dan lain-lain).

Tingkat kepentingan bioenergi ini diperkirakan akan semakin meningkat dari waktu ke waktu (Arshadi, 2004).

(3)

Beberapa bentuk bioenergi yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil di antaranya:

1. sebagai pengganti bahan bakar solar (diesel oil) yaitu biodiesel yang dihasilkan dari minyak nabati, misalnya dari minyak kelapa (cocodiesel), minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak goreng bekas/minyak jelantah.

2. sebagai pengganti bensin (gasoline) yaitu bioetanol yang dapat diproduksi dari ubi kayu (singkong), tetes tebu (molase), sagu, gliserol (hasil sampingan dari pengolahan biodiesel), dan beberapa tanaman pangan lainnya.

3. sebagai pengganti minyak tanah (kerosene) yaitu:

a. biogas yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik bahan-bahan organik seperti kotoran ternak/manusia, jerami, sekam, dan sampah organik lainnya.

b. Pure Plant Oil (PPO) yang merupakan minyak yang dihasilkan secara langsung dari pengempaan sumber minyak nabati tanpa melalui proses lebih lanjut. PPO juga dapat mensubstitusi solar (diesel oil) dengan alat tambahan atau modifikasi pada mesin.

c. biobriket yang dapat dibuat dari limbah agroindustri, tempurung kelapa, arang sekam, bungkil jarak pagar, dan lain-lain.

4. sebagai pengganti bahan bakar hidrokarbon dalam industri, yaitu bio-oil yang dihasilkan dari proses pyrolysis cepat biomassa yang mengandung selulosa seperti serbuk kayu. Pyrolysis adalah proses penguraian karena panas.

(4)

penggunaan bahan bakar bio atau bioenergi ke masyarakat awam selain dengan buku dan artikel. Rancang bangun sistem informasi berbasis web ini menjadikan data dan informasi yang telah disimpan mudah disampaikan kepada pengguna tanpa batasan ruang dan waktu.

B. TUJUAN

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. BIOENERGI

Bioenergi atau bahan bakar bio adalah bahan bakar yang dihasilkan dari biomassa, yaitu material yang dihasilkan dari makhluk hidup melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan (Abdullah, 1998). Bioenergi dapat berupa padat, cair, maupun gas.

Manusia diketahui telah menggunakan kayu dan material turunan biomassa lain untuk bahan bakar sejak zaman prasejarah. Kayu bakar, arang, lilin dari damar, merupakan sebagian biomassa yang biasa digunakan sehari-hari untuk kebutuhan penerangan dan memasak. Ini adalah contoh penggunaan bioenergi konvensional yang merupakan cikal bakal pengembangan bioenergi modern seperti sekarang.

Rudolf Diesel pada tahun 1898 menjalankan mesin dieselnya dengan minyak kacang dan minyak ganja. Pada pidato penganugerahan hak patennya atas mesin diesel tahun 1912, Diesel menyebutkan bahwa suatu saat penggunaan minyak nabati ini akan sama pentingnya dengan bahan bakar fosil.

Etanol mulai digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840. Tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil dengan bahan bakar alkohol. Mobil ini diberi nama Quadricycle. Penemuan ini menjadi cikal bakal pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan. Sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah menggunakan etanol sebagai bahan bakarnya.

Penemuan di bidang biogas pun sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Alessandro Volta (1776) adalah orang pertama yang menemukan bahan bakar gas yang berasal dari proses pembusukan sayuran. Kemudian William Henry pada tahun 1806 mengidentifikasi gas tersebut sebagai gas metana. Becham (1868) akhirnya berhasil memperlihatkan asal biologis dari pembentukan gas metana.

(6)

jarak kepyar dan jarak pagar di rumah masing-masing untuk dimanfaatkan minyaknya sebagai bahan baku BBM dan pelumas untuk keperluan perang Jepang dalam Perang Dunia II.

Penelitian dan pengembangan bioenergi di dunia mulai berangsur-angsur ditinggalkan sekitar awal abad ke-19 karena murahnya harga dan teknologi pengeksploitasian bahan bakar fosil. Pabrik mesin diesel minyak nabati pun beralih fungsi menjadi mesin diesel dengan bahan bakar solar (diesel oil). Penelitian bioenergi mulai diperhatikan lagi ketika cadangan minyak bumi dunia dirasa semakin menipis dan harganya yang semakin meningkat.

Berikut akan diuraikan mengenai beberapa bentuk bioenergi. 1. Bioetanol

Bioetanol (Hambali dkk., 2007) adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komposisi pati atau selulosa. Bioetanol diperoleh dari hasil fermentasi bahan yang mengandung gula, misalnya tetes tebu. Tahap inti produksi bioetanol adalah fermentasi gula, baik yang berupa glukosa, sukrosa, maupun fruktosa oleh ragi terutama Saccharomyces sp. atau bakteri Zymomonas mobilis. Pada proses ini, gula akan dikonversi menjadi etanol dan gas CO2 (karbon dioksida).

C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2CO2

Gula Etanol Karbon dioksida (gas)

Secara umum, produksi bioetanol mencakup tiga rangkaian proses, yaitu persiapan bahan baku, fermentasi, dan pemurnian. Bahan baku bioetanol dapat diperoleh dari tumbuhan yang menghasilkan gula seperti tebu dan molase, dan tepung seperti jagung, singkong, dan sagu.

Saat ini harga bioetanol masih belum kompetitif dengan harga bahan bakar fosil, namun sebuah terobosan dalam penggunaan selulosa dan hemiselulosa untuk memproduksi gula terfermentasi mungkin dapat menurunkan harga pokok sehingga menjadi kompetitif terhadap bahan bakar fosil. Saat ini, sangat mungkin untuk menggantikan sedikitnya 5% penggunaan bahan bakar fosil dengan bioetanol di kendaraan bermotor tanpa biaya tambahan, dan hal ini dapat mengurangi emisi CO2 di atmosfer

(7)

Pada penerapannya, bioetanol digunakan sebagai substitusi terhadap bensin (gasoline). Umumnya, penggunaan bioetanol masih dalam bentuk campuran dengan bensin (gasoline) pada konsentrasi 10% (E-10), yaitu 10% bioetanol dan 90% bensin (gasoline). Campuran bioetanol dalam bensin (gasoline) dikenal dengan sebutan gasohol. Bioetanol memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan bensin (gasoline), di antaranya: a. Mengandung 35% oksigen, sehingga dapat meningkatkan efisiensi

pembakaran dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

b. Memiliki nilai oktan yang lebih tinggi, sekitar 96-113 dibandingkan dengan bensin (gasoline) yang hanya 85-96, sehingga dapat menggantikan fungsi bahan aditif, seperti metil tertiary butyl ether dan tetra ethyl lead.

c. Bersifat ramah lingkungan, karena gas buangnya lebih bersih dibandingkan dengan gas buang dari bahan bakar fosil.

d. Mudah terurai dan aman karena tidak mencemari air.

e. Dapat diperbarui dan proses produksinya relatif lebih sederhana dibandingkan dengan proses produksi bensin (gasoline).

2. Biodiesel

Biodiesel (Hambali dkk., 2007) adalah bentuk bioenergi yang dihasilkan dari minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas. Biodiesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Alkohol akan menggantikan gugus alkohol pada struktur ester minyak dengan bantuan katalis (umumnya NaOH dan KOH). Proses transesterifikasi bertujuan untuk menurunkan nilai viskositas (kekentalan) minyak sehingga mendekati nilai viskositas solar (diesel oil).

(8)

proses pembuatannya mudah dan cepat, serta tingkat konversi (rendemen minyak nabati menjadi biodiesel) yang tinggi, yaitu sekitar 95%.

Indonesia merupakan negara yang kaya bahan baku penghasil biodiesel. Sumber bahan baku yang prospektif untuk dikembangkan di antaranya kelapa sawit, kelapa, dan jarak.

Biodiesel diaplikasikan sebagai pengganti solar (diesel oil) untuk motor diesel, dapat diaplikasikan dalam bentuk murni maupun campuran dengan solar (diesel oil). Kelebihan biodiesel dibandingkan dengan solar (diesel oil) di antaranya:

a. Menghasilkan emisi yang lebih baik (bebas belerang, smoke number rendah) sesuai dengan isu-isu global.

b. Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakarannya lebih baik.

c. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable).

d. Dapat diperbarui.

e. Meningkatkan interdependensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara lokal.

3. Biogas

Biogas adalah gas mampu bakar yang dihasilkan ketika bahan-bahan organik (seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam, dan daun-daun sayuran atau campuran bahan-bahan tersebut) dicerna/diuraikan oleh bakteri pada kondisi anaerobik di dalam suatu ruangan/tangki pencerna (digester) (Abdullah dkk., 1998). Dalam pembuatan biogas terdapat dua bakteri aktif, yaitu bakteri pembentuk asam (acetobacter) dan bakteri pembentuk gas metana (methanobacter). Biogas umumnya terdiri dari campuran metana (50-75%), CO2 (25-45%), serta sejumlah kecil H2, N2,

dan H2S.

(9)

proses panas (heat process). Kemampuan biogas sebagai sumber energi sangat tergantung dari kandungan gas metana yang terdapat di dalamnya. Setiap 1 m3 metana setara dengan 0.6 liter bahan bakar minyak tanah (kerosene) (Hambali dkk., 2007).

Biogas memiliki kelebihan dibandingkan minyak tanah ataupun kayu bakar. Biogas menghasilkan api biru yang bersih dan tidak menghasilkan asap. Pemrosesan kotoran hewan dan sampah menjadi biogas dapat mengurangi produksi gas metan yang merupakan penyumbang terbesar pada efek rumah kaca (Hambali dkk., 2007).

4. Biobriket

Briket didefinisikan sebagai bahan bakar berbentuk padat yang berasal dari bahan yang telah mengalami proses pengempaan. Bahan ini biasanya berbentuk serbuk/serpihan atau bentuk lainnya yang mengakibatkan penanganan maupun penggunaannya sebagai bahan bakar kurang disukai. Proses pengempaan (densifikasi) dimaksudkan untuk memperbaiki sifat suatu bahan agar mudah dalam penanganan maupun penggunaannya (Abdullah dkk., 1998). Biobriket adalah briket yang dibuat dari bahan-bahan biomassa. Biobriket dapat menggantikan penggunaan bahan bakar minyak tanah (kerosene).

Menurut Abdullah dkk. (1998), proses pembuatan biobriket meliputi 4 (empat) tahap, yaitu pengeringan, penggerusan, pencampuran bahan pengikat, dan pembentukan (pengempaan dengan tekanan tertentu). Pembuatan biobriket dapat menggunakan bahan baku sekam, bungkil jarak, tempurung kelapa, serbuk gergaji, dan bahan biomassa lainnya. Pemanfaatan bahan yang merupakan limbah agroindustri tersebut akan memberikan dampak positif, baik bagi perusahaan maupun lingkungan.

Beberapa kelebihan proses pengempaan (Arshadi, 2004):

a. Menaikkan kandungan kalori bersih bahan per unit volume, memproduksi bahan yang seragam dalam ukuran dengan kualitas yang baik.

(10)

c. Memudahkan dalam mengoptimalkan pembakaran, menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi, emisi yang lebih rendah, dan abu yang lebih sedikit dibandingkan dengan minyak tanah.

d. Investasi yang lebih murah dari peralatan konversi dan tungku. 5. Bio-oil

Bio-oil adalah bahan bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap, dan diproduksi dari biomassa seperti kayu, kulit kayu, kertas, atau biomassa lainnya yang mengandung selulosa melalui teknologi pirolisa (pyrolysis), yaitu pirolisa cepat (fast pyrolysis). Pirolisa merupakan reaksi penguraian (lysis) biomassa karena panas (pyro). Bio-oil merupakan oxygenated molecule dan bersifat larut dalam air. Proses konversi biomassa menjadi bio-oil adalah:

Panas Tekanan tinggi

Biomassa (Arang + Gas) + Bio-oil

Dalam reaksi produksi bio-oil tidak dihasilkan limbah. Seratus persen bahan baku dikonversi menjadi bio-oil dan arang, sedangkan gas yang tidak dapat dikondensasi dikembalikan ke dalam proses sebagai sumber energi. Tiga produk akhir yang dihasilkan dalam proses pirolisis cepat yaitu bio-oil (60-75wt%), arang (15-20wt%), dan gas tidak terkondensasi (10-20wt%).

Sumber bahan baku bio-oil yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia di antaranya bagase (ampas tebu yang dihasilkan sebagai residu dari pengolahan nira tebu menjadi gula), limbah pertanian jagung (kelobot, batang, dan tongkol jagung), limbah industri pulp dan kertas (sludge), serbuk kayu gergaji, dan tandan kosong kelapa sawit.

(11)

6. PPO (Pure Plant Oil)

Menurut Hambali dkk. (2007), Pure Plant Oil (PPO) atau biasa juga disebut Straight Vegetable Oil (SVO) didefinisikan sebagai minyak yang diperoleh secara langsung baik dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak, minyak yang telah dimurnikan, maupun minyak kasar tanpa melibatkan modifikasi secara kimia.

Proses produksi PPO dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu proses ekstraksi mekanis dan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi secara mekanis banyak digunakan terutama untuk memperoleh minyak yang dihasilkan dari biji.

Sumber bahan baku dan pengaplikasian PPO hampir sama dengan biodiesel, yaitu sebagai pensubstitusi solar (diesel oil). Akan tetapi, PPO tidak dapat langsung diaplikasikan pada mesin diesel, karena umumnya memerlukan modifikasi atau tambahan peralatan khusus untuk mesin. Hal ini karena tingginya viskositas PPO. Mesin harus dilengkapi dengan alat penambah panas untuk mengurangi viskositas PPO.

B. SISTEM BASIS DATA 1. Data

Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna, atau tidak berpengaruh langsung kepada pemakai. Data dapat berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video. Data seringkali disebut sebagai bahan mentah informasi. Melalui suatu proses transformasi, data dibuat menjadi lebih bermakna.

2. Basis Data

Menurut Post (1999), basis data (database) adalah sekumpulan data yang disimpan dalam bentuk/format yang telah distandarisasi dan dibuat untuk dapat dipakai bersama oleh banyak pengguna.

3. Sistem Manajemen Basis Data

(12)

dari sekumpulan program yang digunakan untuk mengakses dan merawat basis data. DBMS memiliki berbagai keuntungan (Post, 1999), di antaranya:

a. Data menjadi sumberdaya bersama dari berbagai program aplikasi atau pengguna (shareable).

b. Metoda akses dan perawatan data lebih konsisten dan seragam. c. Tidak terjadi redundansi dan perbedaan struktur data.

d. Data tidak tergantung pada perubahan aplikasi (independen). e. Terpeliharanya keterkaitan logik antar data.

C. SISTEM INFORMASI 1. Informasi

McFadden dkk. (1999) dalam Kadir (2003) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Menurut Davis (1999) dalam Kadir (2003), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

Gambar 1. Transformasi data menjadi informasi

Informasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Davis, 1999 dalam Kadir, 2003):

Data Proses Informasi

a. Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan

b. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

(13)

d. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

e. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

2. Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Dalam kegunaan ini, sistem informasi didefinisikan sebagai sebuah gugus dari elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yang mengumpulkan (input), memanipulasi, dan menyimpan (pemrosesan), dan menyebarkan (output) data dan informasi sebaik mekanisme umpan balik (Stair, 1992). Beberapa hal yang harus dipahami mengenai sistem informasi, yaitu:

a. Manajemen sistem informasi meliputi sumberdaya dan aktivitas. b. Pengembangan sistem informasi meliputi solusi-solusi dari proses

bisnis.

c. Aplikasi sistem informasi meliputi aplikasi operasional, manajerial, dan misi strategis.

d. Teknologi sistem informasi meliputi perangkat keras, perangkat lunak, telekomunikasi, dan manajemen data.

e. Konsep dasar sistem informasi meliputi konsep model, perilaku, dan teknis.

Sistem informasi dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal, contohnya dalam aktivitas yang didukungnya pada level manajemen (Ebert dan Griffin, 2003, dalam Kadir, 2003). Berdasarkan pengelompokan ini terdapat tiga jenis sistem informasi yaitu Sistem Informasi Pengetahuan, Sistem Informasi Operasional, Sistem Informasi Strategis, dan Sistem Informasi Manajemen.

Kemampuan utama sistem informasi (Kadir, 2003), yaitu:

(14)

b. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah.

c. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses.

d. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah.

e. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau beberapa lokasi.

f. Mengotomatisasikan proses-proses bisnis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual.

g. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.

h. Pembiayaan yang lebih murah daripada pengerjaan secara manual.

D. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

(15)

Memahami masalah

dan peluang

Pengembangan sistem

Penerapan sistem

Gambar 2. System Development Life Cycle (McLeod, 1995)

Ada sejumlah tahapan dalam SDLC (Stair, 1992), yaitu sebagai berikut: 1. Investigasi Sistem

Dalam tahap investigasi sistem ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Hal yang pertama adalah menentukan permasalahan (kondisi tak diinginkan yang dihadapi oleh pengguna), alternatif penyelesaian yang ada, dan peluang dari suatu kondisi.

(16)

tentunya keuntungan yang didapatkan harus melebihi biaya operasi dan pembangunan sistem yang diusulkan. Kelayakan secara teknis dapat didemonstrasikan jika kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak dapat mempertemukan kebutuhan dari sistem yang diusulkan. Selain itu dilakukan pula analisis biaya/manfaat yang mencakup analisis manfaat yang dapat dihitung secara kuantitatif maupun manfaat yang tidak dapat dihitung secara kuantitatif.

Hal ketiga yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat rencana manajemen proyek yang meliputi kerja tim, jadwal proyek, estimasi biaya, dan pembagian tugas.

2. Analisis Sistem

Pada tahapan ini pengembang sistem menganalisis dan menentukan kebutuhan informasi pengguna akhir yang kemudian menentukan informasi apa saja yang akan disampaikan pada sistem, dengan mempertimbangkan lingkungan organisasi, di antaranya struktur, prosedur, dan geografis. Pengembang dapat mengembangkan sistem dari sistem yang sedang berjalan atau membuat sistem baru, semuanya bertujuan untuk membangun kebutuhan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Umumnya, aktivitas yang dilakukan pada tahapan ini adalah pengembangan dari pelaksanaan studi kelayakan.

(17)

3. Desain Sistem

Tahap desain merupakan tahap untuk menjelaskan sistem yang akan memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Tahap ini akan menjelaskan bagaimana sistem mampu memberikan informasi bagi pengguna. Desain sistem menetapkan bagaimana sistem akan menyempurnakan tujuan. Desain sistem terdiri atas aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan fungsional yang telah dikembangkan dalam tahap analisis sistem.

Tahap desain sistem mencakup 3 (tiga) kegiatan, yaitu desain user interface, desain data, dan desain proses.

a. Desain User Interface

Aktivitas desain user interface berfokus pada dukungan interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputernya. Desainer berkonsentrasi terhadap bentuk desain input dan output yang atraktif dan efisien bagi pengguna seperti mudahnya menggunakan halaman internet/intranet.

b. Desain Basis Data

Desain basis data berfokus pada struktur basis data dan berkas yang digunakan oleh sistem informasi yang diusulkan. Produk dari desain basis data secara detail merupakan deskripsi dari:

1). Atribut/karakteristik entitas (objek, orang, dan tempat) tentang sistem informasi yang diusulkan yang diperlukan untuk memelihara informasi.

2). Hubungan yang dimiliki masing-masing entitas.

3). Elemen data spesifik (basis data, berkas, record, dll.) yang perlu dipelihara untuk tiap track entity oleh sistem informasi.

4). Integritas rules yang menentukan bagaimana tiap elemen data ditentukan dan digunakan dalam sistem informasi.

c. Desain Proses

(18)

detail untuk perangkat lunak yang akan dibuat oleh pemrograman untuk bertemu spesifikasi desain user interface dan data pembangunan kebutuhan fungsional dalam tahap analisis sistem.

4. Implementasi

Pada tahap implementasi, dilakukan pemrograman komputer (pengembangan perangkat lunak) dan pembangunan basis data dari desain sistem yang telah dilakukan sebelumnya.

Tahap implementasi sistem juga melibatkan akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, pengujian program dan prosedur, pembangunan dokumentasi, dan berbagai aktivitas instalasi. Selain itu, tahap ini juga melibatkan pendidikan dan pelatihan terhadap pengguna dan spesialis yang akan mengoperasikan sistem baru.

Implementasi sistem merupakan tahap yang sulit dan menghabiskan waktu yang banyak dalam pembangunan suatu sistem informasi. Selain itu, tahap ini merupakan tahap yang vital dalam menentukan kesuksesan dari pembangunan sistem baru, yang walaupun didesain dengan baik, sistem akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan benar.

5. Perawatan Sistem

Tahap terakhir dari SDLC adalah perawatan sistem. Tahap ini meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem. Selama sistem digunakan, modifikasi dibuat sehingga sistem dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara kontinu. Modifikasi yang dibuat sesuai dengan perubahan internal atau eksternal dari lingkungan organisasi dari pengguna yang disebut sebagai perawatan/pemeliharaan sistem. Alasan diadakannya perawatan sistem antara lain untuk memperbaiki kesalahan (error), untuk menjaga agar sistem tetap berjalan, dan untuk memperbaiki sistem yang telah dibangun.

E. JARINGAN KOMPUTER

(19)

Hubungan tersebut dapat berupa hubungan langsung melalui kabel, atau tidak langsung (melalui modem).

Jenis-jenis jaringan komputer (Kadir, 2005), yaitu:

1. Local Area Network (LAN), merupakan jaringan dengan koneksi terbatas dan bersifat lokal.

2. Metropolitan Area Network (MAN), merupakan versi LAN yang memiliki mobilitas tinggi yang digunakan di kota-kota besar.

3. Wide Area Network (WAN), merupakan jaringan sistem komunikasi dengan masing-masing node berlokasi berjauhan (remote location), mencakup wilayah geografis yang luas.

4. Wireless Network, yaitu jaringan dengan koneksi tanpa kabel, jalur transmisi antara node menggunakan microwave, laser, atau satelit.

5. Interconnected Network (Internet), merupakan sekumpulan jaringan yang saling terhubung satu sama lain menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol)/IP (Internet Protocol). TCP adalah sebuah protokol yang bertanggung jawab memastikan berkas yang dikirimkan, berhasil sampai pada tujuannya. IP merupakan sebuah protokol yang mengarahkan (routing) berkas dari satu host ke host lain pada jalannya sampai ke tujuan.

F. WORLD WIDE WEB (WWW)

Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan FTP (File Transfer Protocol), dimana sumberdaya-sumberdaya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global berupa alamat URL (Uniform Resource Locator). Web dapat diakses melalui interface sederhana dan mudah digunakan. Informasi ini biasanya disajikan dalam bentuk hypertext atau multimedia, dan disediakan oleh server yang berlokasi di berbagai penjuru dunia.

(20)

user hanya bisa melihat isi dokumen pada halaman web dan jika diklik maka dokumen akan berpindah ke halaman web selanjutnya. Interaksi user dengan browser hanya sebatas melihat informasi tetapi tidak bisa mengolah informasi yang dihasilkan. Web yang dinamis memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan menggunakan form sehingga kita bisa mengolah informasi yang ditampilkan.

G. HYPERTEXT MARKUP LANGUAGE (HTML)

HTML adalah sebuah bahasa mark up yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser internet. HTML saat ini merupakan sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web, yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). Versi terakhir dari HTML adalah versi 4.01, meskipun saat ini telah dikenal XHTML (eXtensible HTML) yang merupakan pengembangan dari HTML.

HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Secara garis besar, terdapat 4 (empat) elemen dari HTML, yaitu:

1. Structural, yaitu tanda yang menentukan level atau tingkatan dari sebuah teks.

2. Presentational, yaitu tanda yang menentukan tampilan dari sebuah teks tanpa menghiraukan level teks tersebut. Tanda presentational saat ini sudah mulai digantikan oleh CSS (Cascading Style Sheets).

3. Hypertext, yaitu tanda yang menunjukkan hyperlink ke bagian dari dokumen tersebut ataupun dokumen lain.

4. Widget, yang membuat objek-objek lain seperti tombol, lis, garis horisontal, dan lain-lain.

H. PERSONAL HOMEPAGE HYPERTEXT PREPROCESSOR (PHP)

(21)

bahasa C, Java, atau Perl, lalu dijalankan (dieksekusi) oleh server sehingga menghasilkan sebuah web yang dinamis. Versi pertama PHP dibuat oleh Rasmus Lerdorf sekitar tahun 1995. Sekitar tahun 2000 akhir, muncullah PHP 4 yang stabil. Pada prinsipnya, PHP berbeda dengan bahasa lain seperti CGI/Perl, atau bahasa scripting lain seperti JavaScript. Pada JavaScript, perintah dieksekusi dan bekerja pada komputer client.

Kelebihan PHP di antaranya berkembang cepat seiring dengan kemajuan dan kebutuhan sehingga dapat digunakan maksimal, dapat menerima berbagai jenis sistem operasi, dapat dijalankan pada berbagai jenis web server, dan berbagai paket sistem manajemen basis data baik komersial maupun non komersial. Hal ini membuat PHP sangat terkenal dan digunakan oleh sebagian besar web developer.

I. CONTENT MANAGEMENT SYSTEMS (CMS)

Menurut Luthfie (2005), CMS adalah bagian perangkat lunak yang mengatur pengembangan sebuah situs web. Pengaturan CMS dapat membawa semua perubahan pada suatu situs web, merekam siapa yang mengubah, apa yang diubah, dan waktunya. CMS memisahkan isi dan desain sehingga konsistensi tampilan senantiasa terjaga dengan baik. Setiap bagian situs web dapat memiliki isi dan tampilan berbeda, tanpa harus khawatir kehilangan identitas situs web secara keseluruhan. Manfaat umum CMS yaitu manajemen data yang baik, mengatur siklus hidup situs web, mendukung web templating dan standarisasi, personalisasi situs web, sindikasi (pembagian isi situs kepada situs lain dalam format data seperti rss, rdx, xml), dan akuntabilitas atau akurasi.

J. SISTEM INFORMASI BIOENERGI

(22)

penelusuran di internet, terdapat beberapa situs web yang berisi informasi tentang bioenergi, di antaranya:

1. Situs milik PT. Kreatif Energi Indonesia, sebuah produsen produk-produk bioenergi, dengan alamat www.indobiofuel.com. Dalam situs yang sifatnya komersial ini terdapat informasi mengenai biodiesel, bioetanol, dan biomassa, mencakup deskripsi singkat, teknologi pengolahan, artikel, dan penjualan produk.

2. Situs yang dikelola oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan alamat www.energiterbarukan.net, berisi informasi tentang deskripsi, pembuatan, bahan baku, dan keuntungan penggunaan bioetanol dan biodiesel.

3. www.pusatagroindustri.com/category/bioenergi, sebuah situs yang berisi berita tentang perkembangan agroindustri di Indonesia, memuat artikel-artikel di surat kabar yang berkenaan dengan bioenergi.

4. Situs web dengan alamat www.biofuels-news.com, sebuah situs web internasional yang berisi artikel tentang penggunaan bahan bakar bio yang dikelola oleh redaksi majalah Biofuel International.

5. www.energiportal.com, berisi berita/artikel tentang penggunaan energi di Indonesia. Tidak ada keterangan mengenai sumber resmi dari artikel-artikel di dalamnya.

6. bioconversion.blogspot.com, sebuah weblog yang berisi artikel dan berita mengenai konversi bioenergi.

(23)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2008 sampai Mei 2009 di Bagian Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembangunan sistem ini yaitu:

1. Notebook dengan spesifikasi : a. Prosesor Intel Celeron M 1.6 Ghz b. Harddisk 40 GB

c. DDR2 256 MB

2. Sistem operasi Microsoft Windows XP SP2.

3. XAMMP Installer (web server Apache, DBMS MySQL, dan bahasa pemrograman PHP).

4. CMS Joomla! sebagai sistem untuk mengelola konten situs. 5. Macromedia Dreamweaver MX sebagai editor desain situs.

6. Macromedia Flash Player 9 untuk menampilkan konten animasi flash. 7. Adobe Photoshop dan Macromedia Fireworks untuk mengolah gambar. 8. Data sekunder dari studi pustaka, observasi lapang, dan hasil penelitian.

C. METODOLOGI

Metodologi dalam pembangunan sistem ini mencakup lima fase dalam satu siklus hidup pembangunan sistem (SDLC), yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan. Kelima tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Investigasi

(24)

study atau studi kelayakan. Masalah yang dihadapi adalah belum adanya sistem informasi bioenergi berbasis web yang lengkap mencakup semua kebutuhan informasi pengguna. Sistem informasi ini dibangun berbasis web karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan sistem informasi berbasis PC (Personal Computer), di antaranya penyebaran yang lebih luas, tidak terbatas ruang dan waktu, serta kebersamaan pemakaian data pun dapat dilakukan.

2. Tahap Analisis

Tahap analisis sistem sangat penting dalam pembangunan sistem informasi yang memenuhi target kebutuhan informasi pengguna. Tahap ini meliputi definisi masalah dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan informasi untuk sistem informasi ini dilakukan dengan cara wawancara dengan responden yang berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, siswa sekolah menengah, kalangan peneliti dan industri yang terkait, maupun masyarakat umum.

Dari kekurangan yang diperoleh pada tahap investigasi didefinisikan ruang lingkup masalah untuk membuat sistem baru sehingga diperoleh domain sistem yang dibangun. Dalam tahap analisis kebutuhan ditentukan bagaimana sistem kerja baru yang akan dibangun, dan kemampuan apa saja yang akan dimilikinya. Hal tersebut dilakukan dengan menganalisa kebutuhan pengguna, dengan cara wawancara langsung.

Informasi yang disajikan meliputi sumber bahan baku, proses pembuatan, karakteristik, kelebihan-kekurangan, penggunaan saat ini, teknologi pengolahan, analisis biaya, dan beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk tiap-tiap jenis bioenergi.

3. Tahap Desain

a. Desain situs web

(25)

1). Menentukan storyboard (jalan cerita) situs dari semua tautan yang terdapat di dalamnya dan keterangan mengenai apa yang terdapat di dalam tautan tersebut.

2). Situs dapat diakses dengan berbagai browser. 3). Tidak mengandung tautan yang berlebihan.

4). Tidak menggunakan penampakan grafis yang berlebihan, karena dapat menyebabkan waktu muat yang lama.

5). Menggunakan layout yang konsisten dari halaman ke halaman. 6). Adanya fasilitas masukan dari pengguna untuk memperkaya

khasanah informasi.

b. Desain Basis Data

Pada sistem informasi ini digunakan basis data yang ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel, gambar, dan tulisan. Tabel yang akan ditampilkan dalam bentuk elemen data, record atau berkas, sesuai dengan kebutuhan pengguna. Basis data yang digunakan adalah basis data relasional. Dengan menampilkan data sesuai dengan kebutuhan pengguna maka akan mempercepat informasi yang dibutuhkan dan mempermudah pengambilan keputusan oleh pengguna.

c. Desain Input

Input yang diperoleh merupakan data sekunder yang didapat dari studi pustaka, wawancara dengan pihak terkait, observasi lapang, maupun hasil penelitian yang telah dilakukan. Pengguna pun dapat menginput informasi berupa artikel maupun dokumen yang dimilikinya dengan terlebih dahulu diseleksi oleh pengelola web.

d. Desain Output

Informasi yang akan disajikan ditampilkan dalam bentuk teks, gambar, dan tabel sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4. Tahap Implementasi

(26)

sistem informasi dalam web server. Tahapan ini dilakukan untuk menguji apakah bagian-bagian dari sistem informasi yang telah dibangun berjalan dengan baik dengan tolok ukur program dapat dijalankan dan diakses dari berbagai browser dengan tampilan dan proses sesuai dengan yang diinginkan.

5. Tahap Perawatan

(27)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. INVESTIGASI SISTEM

Pemilihan bioenergi sebagai objek pembangunan sistem informasi dikarenakan kebutuhan akan informasi bioenergi semakin meningkat seiring penggunaan bioenergi yang semakin berkembang, serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencari dan menggunakan sumber energi baru di luar energi fosil yang cadangannya semakin menipis dari waktu ke waktu.

Investigasi sistem merupakan feasibility study (studi kelayakan) yang meliputi analisis kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan operasional, dan kelayakan organisasional untuk menilai apakah sistem layak dibangun dan diimplementasikan.

Berdasarkan pengamatan dan penelusuran yang dilakukan, kondisi sistem informasi bioenergi saat ini masih belum kondusif. Sistem-sistem yang telah ada memiliki kelemahan yaitu belum terintegrasinya informasi yang ada ke dalam suatu sistem. Sistem baru yang akan dibangun diharapkan bisa meminimalisir kekurangan dari sistem yang telah ada.

1. Kelayakan teknis

Dewasa ini, pemanfaatan teknologi internet untuk menyampaikan informasi telah banyak dilakukan oleh banyak pihak baik individu maupun instansi/organisasi. Kelebihan dari penggunaan internet sebagai alat penyampaian informasi yaitu dapat diakses setiap saat, cepat, mudah, dan relatif murah.

Pembuatan dan pengembangan sistem dapat dilakukan dengan mudah menggunakan perangkat lunak Content Management Systems (CMS) Joomla! yang dapat diperoleh dengan mudah dan bersifat open source dengan lisensi GNU GPL (General Public License). Perangkat lunak open source artinya perangkat lunak yang program dan kode pemrogramannya bebas digunakan, dimodifikasi, dan diedarkan tanpa harus memiliki lisensi tertulis dari pemilik perangkat lunak.

(28)

dan tidak terlambat. Hal ini menjadikan informasi bernilai dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi pengguna. Dengan demikian, secara teknis sistem informasi bioenergi berbasis web ini layak dibangun.

2. Kelayakan operasional

Sistem informasi ini dibangun untuk memberikan informasi mengenai bioenergi, namun dapat pula digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam hal yang terkait. Secara operasional, sistem ini layak untuk dibangun dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: a. Kemudahan penggunaannya.

b. Kemudahan mengakses melalui jasa pelayanan internet.

c. Adanya fasilitas untuk memperbarui informasi (fasilitas upload, input, dan edit informasi), pencarian informasi (fasilitas search), dan fasilitas bantuan yang memudahkan pengunjung maupun anggota dalam mengakses informasi.

d. Kemudahan dalam pemeliharaan sistem. 3. Kelayakan ekonomis

Kelayakan ekonomis tidak selamanya diukur dengan satuan uang, ada pula keuntungan yang tidak dapat diukur (intangible benefit). Namun, untuk menentukan apakah suatu sistem layak untuk dibangun, biasanya ukuran yang digunakan adalah uang/biaya. Untuk pembangunan sistem informasi ini, biaya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu biaya pembangunan sistem dan biaya operasional sistem. Biaya pembangunan sistem meliputi biaya personal, penyediaan peralatan (komputer, perangkat lunak, kamera digital, pemindai, dsb.), biaya penelusuran data dan informasi, dan biaya lain. Yang termasuk biaya operasional sistem adalah biaya pemakaian komputer, biaya pemakaian koneksi internet, biaya hosting web dan sewa domain, dan biaya pemeliharaan sistem.

(29)

suatu lembaga/instansi yang bergerak di bidang terkait untuk tujuan pendidikan (non komersial) dengan modifikasi pada tampilan situs.

4. Kelayakan organisasional

Pada pembangunan sistem ini, kelayakan organisasional tidak dapat dianalisis karena sistem tidak khusus dibangun untuk suatu organisasi. Saat ini, sistem dibangun untuk keperluan akademik dan edukasi umum. Namun tidak tertutup kemungkinan dilakukan modifikasi pada sistem jika di kemudian hari ada organisasi/lembaga yang berminat mengelola sistem ini.

B. ANALISIS SISTEM

Kegiatan analisis sistem ini meliputi identifikasi kebutuhan dan identifikasi fungsional untuk mengetahui kebutuhan pengguna akhir sistem. Hasil dari kegiatan analisis sistem adalah kebutuhan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

1. Identifikasi Kebutuhan

Untuk mengetahui kebutuhan sistem yang akan dibangun, pertama-tama perlu ditetapkan target calon pengguna, untuk kemudian dilakukan analisis kebutuhan terhadap calon pengguna tersebut. Target pengguna sistem informasi yang akan dibangun ini yaitu kalangan mahasiswa, tenaga pengajar (dosen dan guru), peneliti, industri yang terkait, siswa sekolah menengah, dan masyarakat umum yang membutuhkan informasi tentang bioenergi. Sistem dibangun untuk sarana edukasi dan membantu pengguna memperoleh informasi tanpa dibatasi kendala ruang dan waktu. Pengguna pun tidak harus bersusah payah melakukan penelusuran baik secara langsung maupun studi pustaka.

(30)

diperbarui dengan cara menghapus, mengubah, dan menambah data/informasi baru yang dapat dilakukan oleh administrator. Pengguna sistem yang telah memiliki hak otorisasi dapat menambahkan data dan informasi dengan terlebih dahulu dicek oleh administrator.

2. Identifikasi Fungsional

Pengguna sistem ini memerlukan sebuah sistem informasi yang dapat memberikan informasi mengenai bioenergi dengan mudah, murah, dan cepat serta dapat pula digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang terkait.

Data-data yang dibutuhkan dalam pembangunan sistem berupa data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka, hasil penelitian, data statistik, artikel dari jurnal, publikasi, majalah, informasi dari pengusaha/industri, balai penelitian, dan para pakar di bidang bioenergi.

Fungsi-fungsi yang akan dibangun di antaranya fungsi masuk dan keluar log administrator dan anggota, fungsi pemanggilan menu dan sub menu, fungsi input artikel, fungsi polling, dan fungsi masukan kritik dan saran.

C. DESAIN SISTEM

Setelah sistem dinilai layak untuk dibangun, maka tahap selanjutnya dari siklus hidup pembangunan sistem adalah tahap desain sistem. Tujuan utama dari desain sistem adalah untuk memberikan gambaran tentang sistem yang akan diterapkan dari sisi estetika, sistematika, input-output, dan proses. Desain sistem terdiri dari desain tampilan antarmuka, desain basis data, dan desain proses.

1. Desain Tampilan Antarmuka

(31)

menggunakan bantuan perangkat lunak pengolah grafis yaitu Adobe Photoshop dan Macromedia Fireworks serta Macromedia Dreamweaver MX sebagai editor skrip menjadi template ”greenergy”. Tampilan antarmuka dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem informasi.

Secara umum, halaman situs terdiri dari 5 area, yaitu area 1 yang menampilkan header (logo dan nama sistem), area 2 yang menampilkan menu navigasi atas, area 3 yang menampilkan konten utama (isi) situs web, area 4 yang menampilkan menu samping, menu login anggota, dan modul, serta area 5 yang menampilkan footer berupa identitas institusi Departemen Teknik Pertanian IPB. Pada tiap pergantian halaman/navigasi, area yang berubah hanya area 3 yang berisi konten informasi sedangkan keempat area lainnya tidak berubah. Tampilan kelima area tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

(32)

Area 1 : header

Area 2 : menu navigasi atas

Area 3 : konten informasi

Area 5 : footer

Area 4 : menu navigasi samping, menu anggota, dan modul pendukung

Gambar 3. Desain 5 (lima) area tampilan situs

Pada sistem informasi ini terdapat 3 (tiga) modul menu yaitu menu atas sebagai menu utama, menu samping sebagai menu pendukung, dan menu anggota yang hanya dapat diakses oleh anggota yang sudah terdaftar pada basis data sistem. Selain itu terdapat beberapa modul di luar menu yang ada yaitu modul Form Login, Polling, Pengunjung Online, dan Statistik Pengunjung.

a. Menu Atas (Menu Utama)

Menu atas sebagai menu utama terdiri dari 7 (tujuh) pilihan sub-menu informasi, yaitu Menu Bioetanol, Menu Biodiesel, Menu Biogas, Menu Pure Plant Oil (PPO), Menu Biobriket, Menu Bio-Oil, dan Menu Biomassa Lainnya.

(33)

Sub-menu Karakteristik (Gambar 4) menyajikan informasi tentang sifat fisik dan kimia, perbandingan dengan bahan bakar fosil, kelebihan dan kekurangannya.

Gambar 4. Tampilan sub-menu Karakteristik

Sub-menu Bahan Baku (Gambar 5) menampilkan informasi tentang bahan baku suatu produk bioenergi, karakteristik umum dari masing-masing bahan baku, serta potensinya di Indonesia.

(34)

Sub-menu Proses Pembuatan menampilkan informasi teknis cara pembuatan suatu produk bioenergi. Tampilan halaman sub-menu Proses Pembuatan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Tampilan sub-menu Proses Pembuatan

Sub-menu Alat-alat Pengolahan (Gambar 7) menyajikan informasi tentang alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan maupun alat-alat yang digunakan dalam penggunaan bahan bakar.

(35)

Sub-menu Aplikasi berisi informasi tentang aplikasi produk bioenergi saat ini dan cara penggunaannya. Tampilan halaman sub-menu Aplikasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Tampilan sub-menu Aplikasi

b. Menu Samping (Menu Pendukung)

Modul menu samping terdiri dari 10 (sepuluh) komponen pilihan yaitu Halaman Utama, Tentang Bioenergi, Peta Situs, Direktori, Pencarian, Artikel Terbaru, Kamus Istilah, Pustaka, Menu Bantuan, dan Hubungi Kami.

1) Halaman Utama

(36)

Gambar 9. Tampilan Halaman Utama Sistem Informasi

2) Menu Tentang Bioenergi

Menu Bioenergi terdiri dari 3 kategori yaitu kategori Tentang Bioenergi yang berisi artikel-artikel mengenai bioenergi secara umum, beberapa jurnal penelitian mengenai bioenergi, dan kebijakan/peraturan pemerintah di bidang bioenergi. Tampilan sub-menu Bioenergi dapat dilihat pada Gambar 10.

3) Peta Situs

(37)

Gambar 10. Tampilan Halaman Tentang Bioenergi

Gambar 11. Tampilan Halaman Peta Situs

4) Direktori

(38)

Gambar 12. Tampilan Halaman Direktori

5) Pencarian

Pengguna sistem dapat melakukan pencarian terhadap informasi yang ingin diketahui dengan cara memasukkan kata kunci ke dalam kolom yang tersedia. Sistem akan melakukan pencarian di basis data dan menghasilkan keluaran berupa daftar konten/artikel yang mengandung kata kunci yang telah dimasukkan oleh pengguna.

Jika tidak ada artikel yang relevan yang mengandung kata kunci yang dimasukkan, pengguna dapat melakukan pencarian di situs mesin pencari Google melalui tautan yang telah disediakan. Gambar 13 menunjukkan simulasi pencarian dengan kata kunci ”liquifikasi”.

6) Artikel Terbaru

Menu Artikel Terbaru (Gambar 14) berhubungan dengan komponen Wrapper yang dapat menampilkan konten website lain secara langsung. Website yang ditampilkan pada menu Artikel Terbaru tersebut sementara ini beralamat di http://www.pusatagroindustri.com/category/bioenergi/. Jika

(39)

Gambar 13. Simulasi Pencarian

Gambar 14. Tampilan Halaman Artikel Terbaru

7) Kamus Istilah

(40)

Gambar 15. Tampilan Halaman Kamus Istilah

8) Pustaka

Halaman pustaka berisi informasi mengenai pustaka yang digunakan sebagai rujukan dalam pembuatan sistem, baik yang berupa buku, jurnal, hasil penelitian, maupun situs web sumber data/informasi yang diambil dari internet. Informasi pustaka ini akan sangat berguna bagi pengguna yang ingin menelusuri lebih lanjut tentang bioenergi. Tampilan halaman Pustaka ditunjukkan dalam Gambar 16.

(41)

9) Bantuan

Pada halaman ini disajikan panduan dalam menggunakan sistem dan penjelasan mengenai masing-masing menu dalam sistem. Tampilan menu bantuan dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Tampilan Halaman Bantuan

10)Hubungi Kami

(42)

Gambar 18. Tampilan Halaman Hubungi Kami

c. Menu Anggota

Menu anggota dapat diakses oleh anggota yang telah terdaftar pada basis data sistem. Menu ini terdiri dari 3 (tiga) sub-menu yaitu sub-menu Detail Anda, Kirim Artikel, dan File Upload. Gambar 19 menunjukkan tampilan struktur Menu Anggota.

Gambar 19. Struktur Menu Anggota

1) Sub-menu Detail Anda

(43)

Gambar 20. Menu ubah detail anggota

2) Sub-menu Kirim Artikel

Pengguna yang telah terdaftar menjadi anggota sistem dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem dengan cara berbagi informasi dan pengetahuannya mengenai bioenergi. Anggota dapat memberikan masukan berupa artikel, tautan web, maupun bahan pustaka yang berisi informasi mengenai bioenergi. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam menambah khasanah informasi guna mengembangkan sistem informasi. Informasi berupa artikel akan ditampilkan setelah dicek dan di-publish terlebih dahulu oleh administrator.

3) Sub-menu Upload File

(44)
(45)

d. Modul Form Login

Modul Form Login (Gambar 22) menampilkan dua field yang harus diisi oleh pengguna yang akan login untuk mengakses menu anggota, yaitu field Username dan Password. Form Login juga menampilkan tautan untuk registrasi anggota dan tautan untuk mengirimkan password kembali pada kasus dimana anggota lupa dengan password yang telah dibuat.

Gambar 22. Form Login

(46)

Gambar 23. Halaman Pendaftaran

Jika username dan atau password yang dimasukkan oleh pengguna ketika akan masuk log tidak cocok dengan username dan atau password yang ada di basis data sistem, sistem akan menampilkan pesan error seperti terlihat pada Gambar 24 di bawah ini.

Gambar 24. Pesan kesalahan input username/password

e. Modul Polling

Modul Polling berfungsi untuk menampilkan jajak pendapat yang telah dibuat oleh administrator. Konfigurasinya dapat diatur dari halaman back-end administrator. Modul Polling dapat dilihat pada Gambar 25. Jajak pendapat ini sangat bermanfaat terutama untuk melakukan analisis permasalahan dan mengumpulkan opini dan suara publik. Tema jajak pendapat yang ditampilkan adalah : ”Menurut Anda, apa faktor utama yang menghambat aplikasi bioenergi di Indonesia?”. Tema ini mempunyai 6 (enam) pilihan jawaban yaitu: • Kurangnya kesadaran masyarakat akan kondisi energi

• Kurangnya peran pemerintah

(47)

• Kurangnya sosialisasi

• Sistem pemasaran yang belum terstruktur • Bahan baku yang belum mencukupi

Gambar 25. Tampilan Modul Polling

f. Modul Pengunjung Online

Modul Pengunjung Online menampilkan jumlah pengunjung dan jumlah serta identitas anggota yang sedang online pada suatu waktu. g. Modul Statistik Pengunjung

Modul Statistik Pengunjung menampilkan jumlah pengunjung yang telah mengakses situs hari ini, kemarin, minggu ini, bulan ini, dan total keseluruhan pengunjung situs.

2. Desain Basis Data

(48)

berguna untuk menunjang sistem informasi secara keseluruhan. Basis data yang digunakan dalam sistem informasi ini dibuat pada saat instalasi awal Joomla dengan menggunakan phpMyAdmin yang terintegrasi dalam perangkat lunak XAMPP Installer. Pada dasarnya phpMyAdmin adalah sistem manajemen basis data MySQL yang berbasis web, artinya pembuatan dan manajemen basis data melalui browser internet dengan tampilan seperti halaman web.

Basis data untuk sistem informasi ini diberi nama ”dbbioenergi” dengan jumlah tabel sebanyak 61 buah. Seluruh tabel diberi awalan ”jos_” yang merupakan awalan default pada instalasi Joomla. Tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 26.

Setiap tabel dalam basis data terdiri dari sejumlah entitas dan atribut yang mewakili masing-masing data pada tabel. Contoh pada tabel jos_components yang memiliki 12 atribut dapat dilihat pada Tabel 3. Setiap tabel memiliki hubungan dengan tabel lainnya dalam basis data relasional. Hubungan antar tabel pada basis data ini ditunjukkan dalam Gambar 27.

Tabel 3. Entitas dan atribut dalam tabel jos_components

Field Type Collation Attributes Null Default Extra

id int(11) No auto_increment

name varchar(50) latin1_swedish_ci No

link varchar(255) latin1_swedish_ci No

menuid int(11) UNSIGNED No 0

parent int(11) UNSIGNED No 0

admin_menu_link varchar(255) latin1_swedish_ci No

admin_menu_alt varchar(255) latin1_swedish_ci No

option varchar(50) latin1_swedish_ci No

ordering int(11) No 0

admin_menu_img varchar(255) latin1_swedish_ci No

iscore tinyint(4) No 0

(49)
(50)

Gambar 27. Hubungan antar tabel

(51)

Gambar 28. Perintah ekspor untuk menyimpan cadangan basis data

3. Desain Proses

Desain proses merupakan tahap yang sangat penting dalam pembangunan suatu sistem informasi. Fungsi dari desain proses ini adalah untuk merancang prosedur dan program dari sistem informasi. Diagram alir sistem informasi dilampirkan pada Lampiran 2.

(52)

dapat dilakukan oleh administrator melalui back-end (masuk ke halaman administrasi back-end) maupun front-end (akses langsung dengan cara masuk log dari halaman antarmuka pengguna). Tampilan halaman administrasi back-end ditampilkan pada Gambar 29.

Gambar 29. Tampilan halaman administrasi back-end

(53)

Tabel 4. Diagram Hak Akses Anggota Sistem

Public Front-end Public Back-end

Otorisasi

Instalasi dan manajemen plugin

Konfigurasi dan manajemen global ●

D. IMPLEMENTASI SISTEM

1. Pemrograman dan Konstruksi Basis Data

(54)

Pada tahap pembangunannya, sistem informasi ini terdiri dari 3 (tiga) menu yaitu Menu Utama, Menu Bioenergi, dan Menu Anggota. Menu Utama terdiri dari komponen yang mendukung kelengkapan sistem informasi. Menu Bioenergi terdiri dari konten-konten informasi dari berbagai bentuk bioenergi. Menu Anggota hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah terdaftar sebagai anggota, berfungsi sebagai sarana untuk anggota yang ingin berpartisipasi menyumbangkan konten informasi baik berupa artikel maupun file.

Pembangunan basis data dan informasi dapat dilakukan dengan mengakses halaman administrasi back-end Joomla! dengan alamat http://localhost/bioenergi2/administrator (pada jaringan intranet lokal).

Joomla! menyimpan data dan informasi di basis data ”dbbioenergi” yang berbasis DBMS MySQL. Basis data ini secara struktural terdiri dari 61 buah tabel.

2. Instalasi dan Pengujian Sistem pada Jaringan Lokal Intranet

Sebelum diimplementasikan di jaringan internet, sistem informasi terlebih dahulu diujicoba di jaringan lokal intranet menggunakan beberapa browser. Dalam ujicoba ini digunakan beberapa browser internet yaitu browser yang umum digunakan seperti Mozilla Firefox 3.0.10, Internet Explorer 7, dan Opera 9.51 serta browser internet baru yang masih jarang digunakan yaitu browser Google Chrome. Sistem informasi diakses pada URL http://localhost/bioenergi. URL ini akan menuju alamat pada Windows yang berisi folder dimana berkas-berkas situs web sistem informasi disimpan pada PC server lokal intranet (C:\Program Files\xampp\htdocs\bioenergi). URL ini akan membuka halaman index.php (halaman depan/halaman utama dari sistem). Untuk mengakses administrasi dan konfigurasi situs dari halaman back-end dengan URL http://localhost/bioenergi/administrator.

(55)

tampilan terbaik sistem. Seluruh halaman berupa gambar dan teks dapat ditampilkan dengan baik. Resolusi monitor minimum yang dibutuhkan dalam menampilkan sistem informasi ini adalah 1024x768 piksel. Gambar 30 menunjukkan tampilan sistem dengan browser Mozilla Firefox.

Hasil pengujian sistem dengan browser Opera 9.5 menunjukkan setiap halaman dapat ditampilkan dengan baik. Namun terdapat sedikit perubahan yaitu teks pada button tidak dapat tampil seluruhnya seperti pada browser lain. Secara umum sistem dapat ditampilkan dengan baik dan stabil. Tampilan sistem dengan browser Opera 9.5 ini dapat dilihat pada Gambar 31.

Tampilan sistem dengan browser Internet Explorer 7 dan browser Google Chrome pun secara umum terlihat baik, tidak ada perubahan tata letak teks, margin, warna, dan ukuran teks/gambar. Hasil pengujian sistem dengan browser Internet Explorer 7 dan browser Google Chrome disajikan pada Gambar 32 dan Gambar 33.

(56)

Gambar 31. Tampilan halaman utama dengan menggunakan browser Opera 9.5

(57)

Gambar 33. Tampilan halaman utama dengan menggunakan browser Google Chrome 1.0

3. Instalasi dan Pengujian Sistem pada Jaringan Internet

Instalasi sistem informasi ke jaringan internet membutuhkan jasa penyedia layanan web hosting agar sistem informasi dapat diakses oleh komputer client via internet. Penulis menggunakan layanan web hosting 000webhost yang dapat diakses di http://www.000webhost.com. Paket layanan gratis yang digunakan memiliki fasilitas kapasitas tampung 1500 MB, bandwidth 100 GB, dan tanpa banner iklan.

(58)

basis data, alamat URL dan cache, serta beberapa parameter lain yang tadinya digunakan di server lokal intranet. Berkas configuration.php yang telah disesuaikan ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

Setelah proses upload file dan basis data serta konfigurasi ulang selesai, sistem informasi sementara dapat diakses oleh komputer client di URL http://bioenergi.net78.net. URL ini ditentukan oleh pihak web hosting. Penulis juga menggunakan layanan URL redirecting dengan alamat http://www.bioenergi.co.nr, untuk memudahkan pengguna mengingat alamat situs. Keduanya dapat diakses oleh pengguna dengan tampilan dan isi yang sama. Tampilan implementasi sistem informasi pada jaringan internet dengan browser engine Mozilla Firefox serta resolusi layar 1024x768 pixel dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34 . Tampilan halaman utama sistem informasi di internet

E. PERAWATAN SISTEM 1. Evaluasi Sistem

(59)

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penilaian responden terhadap sistem informasi. Isi kuesioner evaluasi ini dilampirkan pada Lampiran 4. Responden dalam evaluasi sistem ini berasal dari kalangan mahasiswa, peneliti, dosen, produsen, dan masyarakat umum. Hasil penilaian responden disajikan pada Gambar 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, dan 44.

Penilaian responden terhadap tampilan desain sistem disajikan pada Gambar 35. Secara umum responden menilai tampilan desain sederhana namun menarik dan menggambarkan situs ini adalah situs ilmiah yang berisi ilmu pengetahuan. Namun desain harus disempurnakan lagi agar terlihat lebih dinamis dan interaktif.

Menarik 73% Biasa-biasa saja

17%

Tidak menarik

0% Cukup menarik 10%

Gambar 35. Grafik penilaian responden terhadap tampilan desain sistem

(60)

Mudah 90%

Sedang 10%

Sulit 0%

Gambar 36. Grafik penilaian responden terhadap kemudahan penggunaan sistem

Hasil evaluasi responden terhadap kemudahan pencarian data, 83% menilai cukup mudah karena sudah terdapat fasilitas pencarian dan halaman peta situs. Seluruh menu navigasi pun sudah disajikan di halaman utama. Hasil evaluasi responden terhadap kemudahan pencarian data ini disajikan pada Gambar 37.

Mudah 83%

Sedang

17% Sulit0%

(61)

Sebanyak 60% responden menilai data dan informasi yang disajikan sudah lengkap, 30% menilai tingkat kelengkapan sedang, serta 10% responden menilai konten informasi dalam sistem informasi ini kurang lengkap. Responden menyarankan untuk melakukan update dan penambahan data dan informasi, terutama informasi mengenai teknologi sederhana yang bisa diaplikasikan langsung oleh pengguna. Gambar 38 menunjukkan hasil evaluasi responden untuk kelengkapan sistem informasi.

Baik 60% Sedang

30%

Kurang 10%

Gambar 38. Grafik penilaian responden terhadap kelengkapan isi sistem

(62)

Jelas 80%

Sedang 20%

Membingungkan 0%

Gambar 39. Grafik penilaian responden terhadap kejelasan data dan informasi

Sebagian besar responden (77%) menyatakan banyak informasi baru yang diperoleh dari sistem informasi ini. Sebanyak 23% responden lainnya menilai banyaknya informasi baru yang diperoleh cukup (sedang). Hasil evauasi ini dapat dilihat pada Gambar 40.

Banyak 77% Sedang

23%

Sedikit 0%

(63)

Responden menilai perlunya penambahan fasilitas pendukung dan multimedia berupa animasi, gambar, dan grafik (66%). Sebanyak 27% menilai cukup, dan 7% lainnya menilai penempatan gambar dan tabel cukup namun kurang sesuai. Berikut dapat dilihat hasil evaluasi responden untuk fasilitas pendukung, gambar, dan animasi (Gambar 41).

Diperbanyak 66% Cukup

27%

Dikurangi 0%

Lainnya 7%

Gambar 41. Grafik penilaian responden terhadap fasilitas pendukung, gambar, dan mulitmedia

(64)

Tinggi 83% Sedang

17% Rendah

0%

Gambar 42. Grafik penilaian responden terhadap manfaat yang diberikan sistem

Perbaikan yang harus dilakukan terhadap sistem, 40% menyatakan perlunya ditambah data dan informasi yang terus di-update, 33% menyatakan perlunya penambahan animasi dan multimedia agar sistem informasi terlihat lebih interaktif, sebanyak 7% responden menilai perlu ditambahkan fasilitas pendukung seperti forum diskusi dan chatroom, dan 20% lainnya menilai perbaikan yang perlu dilakukan yaitu kombinasi antara 3 (tiga) pilihan tersebut. Di bawah terdapat Gambar 43 yang menunjukkan tingkat kepentingan responden terhadap perbaikan dan penyempurnaan yang perlu dilakukan.

(65)

Lainnya

33% Penambahan data

dan informasi 40%

Gambar 43. Grafik penilaian responden terhadap perbaikan dan penyempurnaan yang perlu dilakukan

SI E-Commerce Komoditi Pertanian

3%

SI Peluang Usaha Agribisnis

58%

SI Media Tanam Alternatif

(66)

2. Pemantauan Sistem

Kegiatan pemantauan sistem perlu dilakukan untuk menjaga agar sistem informasi tetap dapat berjalan dengan baik dan informasi yang disajikan tetap terbaru. Pemantauan di antaranya dilakukan terhadap software dan hardware yang digunakan, penambahan informasi dan data-data yang mutakhir, penghapusan informasi dan data-data-data-data yang sudah kadaluwarsa, serta back-up basis data secara rutin untuk mengantisipasi kerusakan dan error pada basis data sistem.

3. Pengembangan Sistem

Dari waktu ke waktu, sistem informasi harus selalu diperbarui untuk menjaga agar sistem informasi tetap memenuhi kebutuhan end-user. Untuk itu perlu dicari dan ditetapkan pengelola, dalam hal ini institusi formal, yang akan bertugas dan bertanggung jawab untuk merawat dan mengembangkan sistem. Pengelola harus mengupdate sistem berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan.

Dalam evaluasi yang dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi yaitu :

a. Memperbaiki tampilan desain grafis sistem.

b. Melengkapi informasi, misalnya dengan melengkapi analisis biaya, memperbanyak daftar direktori, peluang usaha di bidang bioenergi, dan informasi tentang event-event yang berkaitan dengan bioenergi. c. Mempublikasikan keberadaan sistem sehingga banyak pihak dapat

turut serta berpartisipasi menambahkan informasi maupun masukan-masukan lainnya yang sangat berharga.

d. Penambahan fasilitas multimedia agar tampilan sistem lebih interaktif dan menarik.

e. Melengkapi sistem informasi dengan fasilitas pendukung seperti chat room dan forum.

(67)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Sistem informasi bioenergi berbasis web telah dibangun sebagai sarana penyebaran informasi dan edukasi masyarakat awam tentang penggunaan bioenergi sebagai pengganti bahan bakar fosil. Sistem informasi ini di antaranya menyajikan informasi karakteristik, proses pembuatan, teknologi pengolahan, aplikasi bioenergi serta direktori dari beberapa produsen, lembaga penelitian, dan organisasi yang bergerak di bidang bioenergi.

2. Sistem informasi dibangun dengan pendekatan metode SDLC (System Development Life Cycle) yang meliputi tahapan investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan.

3. Pemutakhiran sistem berupa pembaruan data dan informasi dapat dilakukan oleh administrator yang memiliki hak akses penuh terhadap sistem informasi maupun oleh anggota sistem yang telah diberi hak akses tertentu oleh administrator sistem.

4. Sistem informasi sementara ini dapat diakses secara online dengan alamat URL http://www.bioenergi.co.nr dan http://bioenergi.net78.net 5. Besar ukuran file sistem informasi adalah 25,2 MB ditambah basis data

berukuran sebesar 450 kB.

6. Dari hasil pengujian, sistem dapat dijalankan dengan baik pada beberapa sistem operasi dan browser internet yang lazim digunakan. Tidak ada perubahan tampilan yang signifikan pada tampilan sistem pada saat pembangunan sistem dan saat pengimplementasian sistem di jaringan internet. Untuk tampilan terbaik, penulis menyarankan penggunaan browser Mozilla Firefox dengan resolusi monitor minimal 1024x768 piksel.

(68)

(80%), banyak informasi baru yang diperoleh (77%), fasilitas berupa gambar, skema, grafik perlu diperbanyak (67%), dan sistem informasi yang dibuat memberikan manfaat yang tinggi (83%).

B. SARAN

1. Pemantauan dan pengembangan sistem perlu dilakukan secara kontinu untuk memastikan informasi yang disajikan benar-benar aktual dan sistem informasi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membangun aplikasi komputer untuk analisis perhitungan konversi penggunaan bahan bakar fosil ke bioenergi dengan parameter sifat fisik, sifat kimia, dan aspek ekonomis.

3. Untuk menunjang pengembangan sistem informasi, diharapkan ada institusi/lembaga penelitian yang mengelola sistem sehingga sistem informasi dapat dikembangkan secara berkelanjutan, dan penempatan konten sistem informasi dipindahkan dari situs sementara saat ini ke situs resmi lembaga pengelola.

(69)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIOENERGI

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh :

CAHYA FIJRIANTI F14104015

2009

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K. dkk. 1996. Energi dan Listrik Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arshadi, Mehrdad. 2004. Energy from Renewable Resources. Dalam C.V. Stevens dan R.G. Verhé (eds.). Renewable Bioresources. John Wiley and Sons, Ltd. West Sussex, England. 105-137

Dep. Perindustrian. 2005. Majalah Media Industri Edisi 09. hal 37-38.

Dep. Pertanian. 2006. Program Bio Energi Pedesaan : Biogas Skala Rumah Tangga. Jakarta

Hambali, E. dkk. 2006. Jarak Pagar: Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hambali, E. dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hypertext_markup_language. Diakses pada 15 Maret 2008.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_bio. Diakses pada 12 Maret 2008.

Jamescook University. 1983. Thermal Efficiency of Coconut Oil as a Compression Ignition Fuel. Physics Dept of Jamescook University of North Queensland Townsville. Australia.

Kadir, Abdul. 1998. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Luthfie, Ahmad. 2005. Mudah Membuat Website dengan AuraCMS. Penerbit

Andi. Yogyakarta.

Mc. Leod, R. 1995. Management Information Systems : A Study of Computer Based Information Systems, 5th ed. MacMillan Publishing Company. New York.

Nas. 1977. Methan Generation for Human, Animal, and Agricultural Wastes. National Academy of Sciences. Washington.

(71)

Pane, L.A.R. 2006. Sistem Informasi Keberadaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia Berbasis Internet. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Post, G.V. 1999. Database Management Systems: Designing and Building Business Applications. Mc.Graw-Hill Book Co. Singapura.

Prastowo, Bambang. 2007. Bahan Bakar Nabati Asal Perkebunan sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah untuk Rumah Tangga. dalam Perspektif vol. 6 no.1 hal 10-18. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Prihandana, R. dan Roy Hendroko. 2007. Energi Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. Simamora, S. dkk. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak dan

Gas dari Kotoran Ternak. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Stair, R.M. 1992. Principles of Information Systems: A Managerial Approach. Boyd and Fraser Publishing Company. Boston.

Stumpf, E. dan W. Muhlbauer. 2002. Plant Oil as Cooking Fuel. Boiling Point 48 hal 37.

Supriyanto. 2008. Sistem Informasi Pertanian Organik Berbasis Web. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Szymansky, R.D. 1995. Computer and Information Systems with Hands. On Software Tutorials. MacMillan Publishing Company. New York.

Taufan, Muhamad L. dan Taufiq H. 2007. Budi Daya Tanaman Jarak Pagar Penghasil Biodiesel. Aneka Ilmu. Semarang.

Tim Nasional Pengembangan BBN. 2007. Bahan Bakar Nabati. Penebar Swadaya. Jakarta.

Turban, E. 1993. Decision Support and Expert Systems : Management Support Systems. MacMillan Publishing Company. New York.

(72)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIOENERGI

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh :

CAHYA FIJRIANTI F14104015

2009

(73)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIOENERGI

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

CAHYA FIJRIANTI F14104015

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(74)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIOENERGI BERBASIS WEB

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

CAHYA FIJRIANTI

F14104015

Dilahirkan pada tanggal 12 Oktober 1986 di Bogor

Tanggal lulus : September 2009

Menyetujui, Bogor, September 2009

Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Desrial, M.Eng. Ketua Departemen

Gambar

Gambar 3. Desain 5 (lima) area tampilan situs
Gambar 4. Tampilan sub-menu Karakteristik
Gambar 34 . Tampilan halaman utama sistem informasi di internet
Gambar 37. Grafik penilaian responden terhadap kemudahan pencarian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji laboratorium air sumur gali milik warga Dusun Sulurejo menunjukkan sampel air yang diuji sebesar 91,7% tidak memenuhi persyaratan baku mutu, sedangkan

First , this approach becomes a method to comprehend Banjar community religious practice through this tradition, Banjar community understanding toward religious teaching,

Hukum adat merupakan nilai-nilai (kebenaran dan keadilan) yang hidup di tengah-tengah masyarakat.Bahwa dalam kaitan dengan pembangunan substansi hukum, UUD 1945 secara

20 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), hal.. 21 Motivasi berkaitan erat dengan kebutuhan. Semakin besar

Cursor ke nama rakan anda, klik kanan, klik pada open new tab. Saya galakkan anda untuk buka profile rakan anda ini. Ini kerana kita akan buat 1 birthday wish yang luar biasa..

Suatu beban sembarang p(t) yang bekerja pada struk- tur, dapat dianggap sebagai penjumlahan dari beban-beban impuls pendek yang tak terhingga jumlahnya (lihat Gambar X.3).

Besarnya jumlah individu jenis rotan yang terdapat pada kawasan Hutan Produksi Terbatas Kelompok Hutan Sungai Tenungun Kecamatan Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu, menunjukkan

berkaitan dengan keputusan lembaga akreditasi harus diserahkan kepada lembaga akreditasi tersebut. 5.2 It is the responsibility of the appellant to submit written