• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI DASAR DAN

KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA

SETIA MURNINGSIH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

(4)

ABSTRAK

SETIA MURNINGSIH. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Dibimbing oleh ABDUL KHOHAR IRWANTO.

Perusahaan pada sektor industri pengololahan merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB tahun 2010-2012. Sektor industri pengolahan dibedakan menjadi tiga sektor yaitu sub sektor aneka industri, sub sektor industri dasar dan kimia, dan sub sektor industri barang konsumsi. Penelitian ini menggunakan data perusahaan sektor industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 yang dianalisis dengan menggunakan confirmatory analysis dengan bantuan Structural Equation Modelling. DAR dan DER merupakan faktor loading dari solvabilitas. Untuk faktor loading dari LIKUID adalah CR dan QR sedangkan faktor loading dari PROFIT adalah NPM, ROE, ROI. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas terhadap harga saham berpengaruh signifikan pada tahun 2010 dan 2012 sedangkan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tahun 2010 dan 2011. Tingkat solvabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham setiap tahunnya.

Kata kunci: harga saham, industri dasar dan kimia, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.

ABSTRACT

SETIA MURNINGSIH. Influence of Liquidity, Profitability, Leverage of Stock Price in Indonesia Stock Exchange Primary Industries and Chemical Companies. Supervised by ABDUL KHOHAR IRWANTO

Companies in the industrial sector are a sector management that greatest contribution to GDP in 2010-2012. Based on the classification of BEI, the industrial sector is divided into 3 sectors i.e. sectors of various industries, primary industries and chemical sectors, industry sector and customer goods. Every company should be aware in capital structure management because capital structure is one of the important component of company finance that should be used effectively and productively so it can be able to improve the ability of liquidity and profitability. This research used the company data base and chemical industrial sector in 2010-2012 were analyzed using confirmatory analysis with the help of Structural Equation Modelling. DAR and DER are the factor of leverage. Factor of LIQUID among others are CR and QR while loading factors of PROFIT among others are NPM, ROE, and ROI. The result of profitability of stock price is significantly influential in 2010 and 2012 while liquidity of stock price is significantly influential in 2010-2011. Leverage of stock price is not significantly influential in 2010-2012.

(5)

iii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA

DI BURSA EFEK INDONESIA

SETIA MURNINGSIH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

v

Judul Skripsi : Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia

Nama : Setia Murningsih NIM : H24100022

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Khohar Irwanto, MSc Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini adalah struktur modal dengan judul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Abdul Khohar Irwanto selaku dosen pembimbing. Di samping itu, ucapan terima kasih juga disampaikan untuk Bapak Boman, Ibu Triyani selaku kedua orang tua penulis, dan adik Dwi Rahma Kartika Sari atas segala doa dan dukungannya, serta terima kasih kepada seluruh keluarga besar BEM FEM IPB, teman, dosen, staf Departemen Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, April 2014

(9)

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Penelitian Terdahulu 5

METODE 6

Kerangka Pemikiran Penelitian 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Jenis dan Sumber Data 7

Metode Pengumpulan Data 7

Variabel Penelitian 7

Teknik Analisis 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Umum Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia 10

Analisis Partial Least Square (PLS) 15

Pengujian Model SEM 15

Implikasi Manajerial 20

SIMPULAN DAN SARAN 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 24

(10)

DAFTAR TABEL

1 Kontribusi industri olahan non migas PDB atas dasar harga berlaku pada

tahun 2010-2012 2

2 Metode Penentuan Sampel 7

3 Hipotesis Penelitian 10

4 Harga saham perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

tahun 2010-2012 11

5 Rasio likuiditas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

tahun 2010-2012 11

6 Rasio profitabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

tahun 2010-2012 12

7 Rasio solvabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

tahun 2010-2012 13

8 Nilai faktor loading sebelum dropping sektor industri dasar dan kimia

tahun 2010-2012 15

9 Nilai faktor loading setelah dropping sektor industri dasar dan kimia

tahun 2010-2012 16

10 Uji validitas dari industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 17 11 Hasil R-square pada industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 18 12 Hasil path coefficients sektor industri dasar dan kimia rata-rata tahun

2010-2012 18

DAFTAR GAMBAR

1 Produk domestik bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha,

2010 - 2012 1

2 Produk domestik bruto Industri Dasar dan Kimia, 2010 – 2012 2 3 Indeks harga saham Industri Dasar dan Kimia, 2010 – 2012 3

4 Kerangka Pemikiran 6

5 Model Structural Equation 9

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar istilah penting 24

2 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar

dan kimia tahun 2010 25

3 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar

dan kimia tahun 2011 27

4 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar

dan kimia tahun 2012 29

5 Daftar nama emiten 31

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 mencapai 6.23 persen dan merupakan salah satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7.8 persen. Adapun nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai IDR 2618.1 triliyun, naik sebesar IDR 153.4 triliyun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai IDR 2464.7 triliyun.

PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pada Gambar 1 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun dari 2010 sampai 2012 industri olahan merupakan penyumbang PDB Indonesia. Industri pengolahan telah memberikan kontribusinya sebesar 24.33 persen setiap tahun. Sejak tahun 2010 sampai 2012 ini, industri olahan mengalami penurunan dengan rata-rata 0.4 persen per tahun.

Industri olahan terdiri dari industri migas dan industri non migas. Industri migas memberikan rata-rata kontribusi sebesar 3.33 persen dan industri non migas sebesar 21 persen per tahun. Industri olahan non migas meliputi tiga sub sektor diantaranya sub sektor aneka industri, sub sektor industri dasar dan kimia, dan sub sektor industri barang konsumsi.

(14)

Industri dasar dan kimia memiliki kontribusi terhadap PDB terendah di sektor industri olahan non migas yang dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata kontribusi dari industri barang konsumsi dan aneka industri sebesar 7 persen sedangkan industri dasar dan kimia sebesar 5 persen. Pada Gambar 2, PDB yang dihasilkan dari industri dasar dan kimia sendiri setiap tahunnya mengalami peningkatan. Penurunan kontribusi industri dasar dan kimia setiap tahunnya diakibatkan peningkatan industri dasar dan kimia yang dihasilkan lebih rendah daripada sektor dan sub sektor yang lain.

Peningkatan PDB industri dasar dan kimia setiap tahunnya diikuti dengan peningkatan indeks harga saham industri dasar setiap tahunnya. Hal tersebut sesuai dengan Gambar 3 yang menunjukkan dari tahun 2010 hingga 2012 indeks harga industri dasar dan kimia terus meningkat. Tahun 2010 indeks harga saham industri dasar dan kimia 387.35 rupiah, tahun 2011 menjadi 408.27 rupiah, dan tahun 2012 meningkat kembali menjadi 526.55 rupiah.

Tabel 1 Kontribusi industri olahan non migas PDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010-2012

(15)

3

Peningkatan PDB industri dasar dan kimia termasuk faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. PDB bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenahi seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode. Peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan menyebabkan perekonomian tumbuh dan meningkatkan skala omset penjualan perusahaan. Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Peningkatan omset penjualan maka keuntungan perusahaan juga meningkat. Keuntungan perusahaan yang meningkat dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut juga meningkat, yang berdampak pada pergerakan IHSG.

Adanya trend naik dari pertumbuhan PDB pada industri dasar dan kimia ini sejalan dengan adanya trend naik dari indeks harga saham industri dasar dan kimia. Secara teori dapat dijelaskan bahwa peningkatan PDB dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk-produk perusahaan sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adanya peningkatan profitabilitas perusahaan dapat meningkatkan investor sehingga dapat meningkatkan harga saham.

Harga saham yang terus meningkat membuat investor tertarik untuk menanamkan dana yang dimilikinya ke suatu perusahaan. Selain harga saham yang fluktuatif positif, ada beberapa indikator ekonomi makro yang dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Indikator makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah fluktuasi tingkat bunga, inflasi, kurs rupiah, dan pertumbuhan PDB (Kewal 2012).

Keputusan investor untuk berinvestasi dilihat juga dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan bantuan kepada investor, kreditur, dan investor potensial untuk mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan berguna bagi invetor dalam mengambil keputusan apakah membeli, menahan atau menjual saham tertentu, dan untuk membentuk portofolio. Jadi diharapkan informasi yang ada di laporan keuangan dapat berguna bagi investor

(16)

dalam mempertimbangkan suatu keputusan apakah melakukan investasi atau tidak (Fitriana 2008).

Pada laporan keuangan akan memberikan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Kinerja perusahaan salah satunya dilihat dari kinerja keuangannya. kinerja keuangan perusahaan yang baik dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas), kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya (likuiditas), dan kemampuan perusahaan mendanai aktivanya dengan hutang (solvabilitas).

Menurut hasil penelitian Widuri (2009), kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2012) menghasilkan hasil yang sama dengan Widuri yaitu kinerja keuangan mempengaruhi harga saham. Berbeda halnya dengan Fitriana (2008), hasil penelitiannya membuktikan bahwa kinerja keuangan tidak mempengaruhi harga saham. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian membuat peneliti ingin melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan sehingga mengetahui kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham atau tidak. Penelitian ini memilih industri dasar dan kimia sebagai objek penelitian. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Judul penelitian ini pun adalah “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek

Indonesia”.

Perumusan Masalah

Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan profit yang sebanyak-banyaknya dan biaya yang sedikit mungkin. Adanya laba yang banyak dapat digunakan untuk membayar hutang perusahaan dan memakmurkan pemilik serta pemegang saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh tingkat likuiditas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya?

2. Bagaimana pengaruh tingkat profitabilitas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya?

3. Bagaimana pengaruh tingkat solvabilitas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan yang telah dilakukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya.

(17)

5

3. Menganalisis tingkat solvabilitas mempengaruhi harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah: (1)Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan berkaitan dengan pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri industri dasar dan kimia. (2)Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dalam mempengaruhi harga saham sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas perusahaan dan menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas bagaimana likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri industri dasar dan kimia. Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri dasar dan kimia. Perusahaan-perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan mulai tahun 2010 sampai tahun 2012. Ketersediaan data laporan keuangan perusahaan juga menjadi alasan pemilihan tahun 2010-2012.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

(18)

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

Perusahaan industri dasar dan kimia merupakan salah satu perusahaan yang berkontribusi terhadap PDB untuk Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua alat analisis. Analisis pertama dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Analisis yang kedua dengan menggunakan Structural Eqution Modelling (SEM). Dimana di dalam SEM sudah terdapat outer model dan inner model. Pada Gambar 4 dijelaskan kerangka pemikiran dari peneliti.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdiri atas 60 perusahaan. Perusahaan yang digunakan merupakan perusahaan yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Waktu penelitian selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Desember 2013 hingga bulan Februari 2014.

(19)

7

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia pada periode 2010-2012 serta buku atau bahan pustaka lainnya yang mendukung penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Perusahaan yang tidak memiliki data laporan keuangan yang lengkap akan dikeluarkan dari sampel penelitian ini. Kriteria yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara berturut-turut pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 masih tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia.

b. Menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. c. Ketersediaan data.

Berikut disajikan Tabel 2 yang merupakan prosedur pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan current ratio (CR), quick ratio (QR), return on equity (ROE), return on investment (ROI), net profit margin (NPM), debt to equity (DER), dan debt to asset ratio (DAR) sebagai variabel independen. Variabel dependen berupa harga saham.

Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. CR (Current Ratio)

Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir 2013). Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagi bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin safety) suatu perusahaan.

Tabel 2 Metode penentuan sampel

Keterangan Jumlah

1. Populasi (Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di

BEI tahun 2010-2013) 60

2. Perusahaan yang baru terdaftar di BEI tahun 2013 (4) 3. Perusahaan yang terus-menerus listing di BEI tahun 2010-2012 56

4. Tidak memiliki laporan lengkap (18)

(20)

� = HA L L . . . (1)

b. Acid test (Quick ratio)

Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory) (Kasmir 2013). Rumusnya adalah:

� � � = A H L L−P . . . (2)

Quick ratio lebih mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya.

c. NPM (Net Profit Margin)

NPM menyatakan rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan penjualan bersih (Kasmir 2013). Secara matematis rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

� � =L T . . . (3)

d. ROE (Return on Equity)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri (Kasmir 2013). Adapun rumus ROE adalah sebagi berikut:

� � = L T . . . (4)

e. ROI (Return on Investment)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investment atau return on total assets adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu alat ukur tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir 2013). ROI dapat diformulasikan sebagai berikut:

� = L T A . . . (5)

f. DAR (Debt to Asset Ratio)

(21)

9

� � = TT A . . . (6)

g. DER (Debt to Equity Ratio)

Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir 2013).

� � � = TT y . . . (7)

h. Harga saham adalah nilai jual saham dalam rupiah pada setiap perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2012. Harga saham ditentukan berdasarkan ekspetasi rata-rata harga saham menggunakan distribusi beta (β) (Soeharto 1999).

Harga Saham = +2 +4 . . . (8)

Dimana:

a = Harga saham tertinggi (Rupiah) b = Harga saham terendah (Rupiah) p = Harga saham penutup (Rupiah)

2 = Bobot yang diberikan untuk harga penutup.

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menguji model SEM yang akan dibangun. Struktur modal kerja sebagai variabel laten dari

proxy pembentuk struktur modal kerja. Model SEM disajikan pada Gambar 5.

Model ini terdiri dari current ratio (CR), quick ratio (QR), return on equity (ROE), return on investment (ROI), dan net profit margin (NPM), debt to equity (DER), debt to asset ratio (DAR), dan harga saham. Berdasarkan indikator tersebut, penulis menentukan hipotesis yang disajikan pada Tabel 3.

(22)

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen menggunakan confirmatory analysis yaitu analisis SmartPLS. Menurut Ghozali (2008) model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari dua set hubungan: (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), dan (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau varibel manifestnya (measurement model).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6.23 persen. Pertumbuhan ekonomi yang diperoleh Indonesia ini terbesar kedua setelah Cina yang mencapai 7.8 persen di Asia. Adapun pertumbuhan ekonomi digunakan untuk melihat atau menentukan perkembangan suatu negara yang dikeluarkan oleh pemerintah bersangkutan. Indikator ekonomi merupakan pertanda tentang perkembangan di masa lampau maupun untuk masa datang. Salah satu indikator perekonomian adalah PDB. PDB bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenahi seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode. Setiap sektor memberikan kontribusi terhadap PDB. Berdasarkan BPS (2013), sektor industri pengolahan memiliki kontribusi yang paling besar.

Sektor industri olahan terdiri atas migas dan non migas. Untuk rata-rata kontribusi industri olahan migas terhadap PDB sekitar 3.3 persen dan industri olahan non migas sebesar 21 persen setiap tahunnya. Ada tiga sub sektor yang terkandung di dalam industri olahan non migas. Ketiga sub sektor tersebut antara lain sub sektor industri barang konsumsi, aneka industri, dan industri dasar dan kimia. Adapun sektor industri dasar dan kimia juga memiliki beberapa perusahaan yang mendukung kontribusinya terhadap PDB. Perusahaan dari sub sektor industri dasar dan kimia adalah semen, keramik porselin dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu pengolahan, serta pulp dan kertas.

Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu perusahaan industri dasar dan kimia yang harga sahamnya terus meningkat setiap tahunnya berdasarkan Tabel 4. Dimana pada tahun 2010 hingga 2012 perusahaan ini berada diperingkat kedua pemilik harga saham tertinggi di industri dasar dan kimia.

Tabel 3 Hipotesis penelitian

Hipotesis

(23)

11

Peringkat pertama diduduki oleh perusahaan Surya Toto Indonesia Tbk namun harga saham perusahaan ini naik turun.

Rasio likuiditas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio likuiditasnya menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya dan terhindar dari risiko gagal bayar. Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan jaminan selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distriutor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran. Ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Rasio likuiditas ini bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit. Rasio likuiditas dijelaskan oleh dua variabel yaitu current ratio dan quick ratio.

Rasio lancar dan rasio cepat yag semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik. Perlu diperhatikan kelebihan likuiditas akan mengurangi risiko ketidakmampuan pemenuhan kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo, hal mana akan mengurangi laba. Jadi biaya untuk meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas (Sundjaja dan Barlian 2003). Pada praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200 persen (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Karena perusahaan berada di titik aman dalam jangka pendek.

Berdasarkan Tabel 5, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010 memiliki rasio lancar sebesar 5.560 kali yang artinya 5.56 kali utang lancar Tabel 4 Harga saham perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun

2010-2012

Rasio Tahun

2010 2011 2012

Harga Saham Closing Price

(Rupiah) 15 123,19 15 374,5 19 221,88 Sumber: Laporan tahunan, 2010-2012

Tabel 5 Rasio likuiditas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012

Rasio Tahun

2010 2011 2012

Likuiditas CR 5.560 6.980 6.030

QR 4.590 6.083 5.420

(24)

atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 5.56 rupiah harta lancar. Tahun 2011 current ratio perusahaan ini mengalami peningkatan dan menjadi 6.980 kali. Ini berarti setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 6.98 rupiah harta lancar. Pada tahun 2012 current ratio perusahaan ini mengalami penurunan kembali menjadi 6.03 kali yang berarti 6.03 rupiah harta lancar perusahaan menjamin 1 rupiah utang lancar.

Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Quick

ratio menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban

atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal tersebut dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya (Kasmir 2010).

Pada Tabel 5, tahun 2010 terlihat quick ratio perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencapai 4.59 kali, tahun 2011 meningkat menjadi 6.083 kali, dan tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 5.42 kali. Kondisi menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus menjual sediaan bila hendak melunasi utang lancar tetapi dapat menjual surat berharga atau penagihan utang.

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio net profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai presentase dari penjualan (Prastowo dan Julianty 2005). NPM diinpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. NPM yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, NPM yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

Net profit margin yang dihasilkan oleh perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan dilampirkan pada Tabel 6 tahun 2010 mencapai 0.29 kali atau 29 persen, tahun 2011 menurun sebesar 3.1 persen sehingga NPM menjadi 25.9 persen, dan tahun 2012 meningkat kembali sebesar 1.7 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 NPM Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menjadi 27.6 persen. Walaupun sempat mengalami penurunan NPM, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat meningkatkan kembali NPM nya meskipun belum sebesar tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa angka rasio return on equity lebih besar daripada rasio return on assets. Hal ini dapat terjadi disebabkan adanya Tabel 6 Rasio profitabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

tahun 2010-2012

(25)

13

prinsip “financial leverage” atau sering disebut “trading on the equity”. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa sampai batas-batas tertentu, perusahaan yang berhutang justru dapat menguntungkan pemegang saham. Selama perusahaan masih mampu meningkatkan labanya, maka setiap hutang akan mengakibatkan naiknya angka ROE yang tentu saja menguntungkan para pemegang saham biasa (Prastowo dan Julianty 2005). ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu ROE bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki tingkat ROE sebesar 0.270 kali atau 27 persen pada tahun 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 2 persen sehingga ROE perusahaan ini menjadi 25 persen. Penurunan pada tahun 2011 membuat perusahaan bangkit dan membuktikan bahwa ROE perusahaan dapat kembali meningkat sebesar 27.1 persen.

ROI adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi (Fahmi 2012). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rendahnya tingkat pengembalian diakibatkan oleh rendahnya basic earning power (BEP) perusahaan dan tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif lebih rendah (Brigham dan Houston 2001). Rasio return on asset pada Tabel 6, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010 sebesar 0.23 kali atau 23 persen. Tahun 2011 perusahaan ini mengalami penurunan return on asset sebesar 0.8 persen sehingga ROI perusahaan ini menjadi 22.3 persen. Peningkatan ROI terjadi pada tahun 2012 sebesar 1.1 persen dari tahun sebelumnya dan ROI nya menjadi 23.3 persen.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendanai aktivanya dengan hutang. Jika hutangnya tinggi dan aktivanya rendah maka perusahaan kurang berhasil mengelola hutangnya. Kurang berhasilnya perusahaan dapat dilihat dari nilai debt to asset ratio (DAR) yang semakin tinggi. Semakin rendah nilai DAR berarti perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan baik. Pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan dan dari tahun 2011 hingga 2012 mengalami peningkatan. Bagi perusahaan yang memiliki DAR relatif tinggi akan memiliki ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian sedang berada dalam keadaan normal namun memiliki risiko kerugian ketika ekonomi mengalami masa resesi. Oleh karena itu, keputusan akan penggunaan hutang mengharuskan Tabel 7 Rasio solvabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun

2010-2012

Rasio Tahun

2010 2011 2012

Solvabilitas DAR 0.171 0.154 0.172

DER 0.146 0.133 0.147

(26)

perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat (Brigham dan Houston 2006). Hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-utangnya dengan aktivanya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang (Kasmir 2013).

Debt to asset ratio pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sesuai Tabel 7 tahun 2010 sebesar 0.171 kali. Rasio ini menunjukkan bahwa 17 persen pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang. Hal ini berarti bahwa setiap 100 rupiah pendanaan perusahaan, 17 rupiah dibiayai dengan utang dan 83 rupiah disediakan oleh pemegang saham. Tahun 2011 DAR perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan menjadi 0.154 kali. Pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 15.4 persen dan berarti setiap 100 rupiah pendanaan perusahaan 15 rupiah dibiayai oleh hutang serta 85 rupiah disediakan oleh pemegang saham. Pada tahun 2012 ternyata ada peningkatan tingkat DAR perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menjadi 0.172 kali atau 17.2 persen pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Ini menunjukkan bahwa setiap 100 rupiah pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 17 rupiah dan sisanya sebesar 83 rupiah dibiayai oleh pemegang saham. Kondisi DAR yang ada pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk masih dapat dinyatakan baik karena DAR yang dihasilkan tergolong kecil.

Pengukuran tingkat solvabilitas perusahaan tidak hanya dilihat dari debt to asset ratio namun dapat dilihat dari debt to equity ratio. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir 2013). Dalam persoalan debt to equity ratio ini tidak ada batasan yang aman bagi perusahaan, namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio yang lewat 66 persen atau 2/3 sudah dianggap berisiko (Fahmi 2012). Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.

Pada Tabel 7, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010 memiliki rasio DER sebesar 0.146 atau 14.6 persen yang berarti kreditor menyediakan 15 rupiah untuk setiap 100 rupiah yang disediakan pemegang saham. Tahun 2011 DER perusahaan ini menurun menjadi 0.133 atau 13.3 persen yang mana kreditor menyediakan 13 rupiah untuk setiap 100 rupiah yang disediakan oleh pemegang saham. Pada tahun 2012 ternyata DER perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meningkat kembali menjadi 0.147 atau 14.7 persen. Hal ini berarti setiap 100 rupiah yang disediakan pemegang saham dapat disediakan oleh kreditor sebesar 15 rupiah. Rasio DER yang dihasilkan oleh perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dianggap baik karena rasio DER nya tergolong kecil. Kenaikan dan penurunan yang terjadi di DER perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk setiap tahunnya tidak jauh berbeda.

(27)

15

harga saham perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terus meningkat setiap tahunnya.

Analisis Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menggunakan tiga kali model pengujian yang menggunakan SmartPls. Pengujian dilakukan per tahun. Hal itu disebabkan karena peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen setiap tahunnya. Selain itu untuk melihat gambaran hasil tingkat likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.

Ada tiga variabel laten yang digunakan yaitu variabel laten likuiditas (LIKUID), variabel laten profitabilitas (PROFIT), variabel laten solvabilitas (SOLVA), dan variabel laten harga saham (HS). Setiap variabel laten memiliki variabel manifest yang berbeda-beda seperti LIKUID variabel manifestnya CR dan QR, PROFIT variabel manifestnya ada NPM, ROE, dan ROA, SOLVA variabel manifestnya DER, dan DAR, serta HS variabel manifestnya harga saham.

Pengujian Model SEM

Model pengukuran (Outer Model)

Model pengukuran atau outer model menunjukkan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Pada outer model dilakukan uji validitas. Uji validitas semua faktor loadingnya harus lebih dari 0.70. Apabila ada loading faktor yang nilainya kurang dari 0.7 maka harus dikeluarkan. Hasil output yang lebih dari 0.7 berarti bahwa semua indikator konstruk adalah valid. Selain faktor loading, nilai AVE dan communality juga harus lebih besar daripada 0.5. Nilai AVE dan communality yang lebih dari 0.5 memperlihatkan semua konstruk memenuhi persyaratan validitas konvergen.

Tabel 8 Nilai faktor loading sebelum dropping industri dasar dan kimia tahun 2010-2012

Konstruk Indikator Tahun

2012 2011 2010

LIKUID CR 0.9867 0.9888 0.9873

QR 0.9826 0.9892 0.9900

PROFIT NPM 0.8654 0.9631 0.6594

ROE 0.9627 0.9890 0.9450

ROI 0.9876 0.9885 0.9536

SOLVA DAR 0.9546 0.9699 0.9946

DER 0.9689 0.9740 0.9239

(28)

Model Awal sama dengan Model Akhir IDK 2012

Model Awal sama dengan Model Akhir IDK 2011

Model Awal IDK 2010 Model Awal IDK 2010 Gambar 6 Model awal dan akhir industri dasar dan kima tahun 2010-2012

Tabel 9 Nilai faktor loading setelah dropping industri dasar dan kimia tahun 2010-2012

Konstruk Indikator Tahun

2012 2011 2010

LIKUID CR 0.9868 0.9888 0.9873

QR 0.9826 0.9892 0.9900

PROFIT NPM 0.8654 0.9631

ROE 0.9627 0.9890 0.9695

ROI 0.9876 0.9885 0.9721

SOLVA DAR 0.9546 0.9699 0.9946

DER 0.9689 0.9740 0.9239

HS Harga Saham 1.0000 1.0000 1.0000

(29)

17

Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9, nilai faktor loading lebih besar dari 0.7 yang menunjukkan indikator-indikator tersebut valid dan merefleksikan konstruk. Untuk variabel manifest CR dan QR merefleksikan variabel laten LIKUID, variabel manifest DAR dan DER merefleksikan variabel SOLVA. Nilai faktor loading variabel manifest NPM pada tahun 2011 tidak merefleksikan PROFIT.

Validitas berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) dari suatu konstuk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas validitas indikator refleksif dengan program SmartPLS 2.0 M3 dapat dilihat dari AVE dan Communality. Pada Tabel 10 nilai AVE dan communality yang dihasilkan oleh semua konstruk yaitu di atas 0.5 sehingga memenuhi persyaratan validitas.

Model Structural (Inner Model)

Inner model menunjukkan hubungan atau kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk. Hasil evaluasi inner model dapat dilihat dengan R-Squares, predictive revelance, dan signifikansi. Hasil dari PLS R-Squares mempresetasi jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model.

Tabel 10 Uji validitas dari industri dasar dan kimia tahun 2010-2012

Tahun Konstruk Parameter

AVE Communality

2012

LIKUID 0.9696 0.9696

PROFIT 0.8837 0.8837

SOLVA 0.9250 0.9250

HS 1.0000 1.0000

2011

LIKUID 0.9781 0.9781

PROFIT 0.9609 0.9609

SOLVA 0.9446 0.9446

HS 1.0000 1.0000

2010

LIKUID 0.9775 0.9775

PROFIT 0.9425 0.9525

SOLVA 0.9214 0.9214

(30)

Berdasarkan Tabel 11 pada tahun 2010, pengujian model menunjukkan likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dapat menjelaskan harga saham sebesar 22.94 persen dan sisanya 77.06 persen dijelaskan oleh variabel yang lain. Tahun 2011, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dapat menjelaskan harga saham sebesar 24.58 persen dan 75.42 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun pada tahun 2012, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dapat menjelaskan harga saham sebesar 40.37 persen dan sisanya sebesar 59.63 persen dijelaskan oleh variabel lainnya. Menurut Ghozali (2008) nilai R-Square 0.75, 0.50, dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate, dan lemah. Nilai R-Square pada tahun 2010 dan 2012 dapat diinpretasikan bahwa prediktor variabel laten memiliki pengaruh lemah karena nilai R-Square lebih kecil dari 25 persen. Tahun 2012 nilai R-Square memiliki pengaruh moderate karena nilai R-Squarenya mendekati 50 persen.

Hasil path coefficient memperlihatkan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil yang tertera pada tabel merupakan hasil setelah melakukan bootstrapping. Pada Tabel 12 terlihat bahwa original sample ada yang bernilai positif dan ada yang bernilai negatif. Intepretasi data dari original sample yang bernilai positif adalah variabel independen berpengaruh positif langsung terhadap variabel dependen dan original sample yang bernilai negatif adalah variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen. Pada kolom T statistik dapat dikatakan bahwa variabel independen akan berpengaruh secara signifikan apabila hasilnya lebih besar dari pada T tabel. Adapun nilai dari T tabel

Tabel 11 R-Squares pada industri dasar dan kimia 2010-2013

Konstruk R-Squares

Tabel 12 Path coefficients pada industri dasar dan kimia tahun 2010-2012

Tahun Hubungan antar Konstruk

Path Coefficients

Original Sample (O) T Statistics

(|O/STEERR|)

2012

LIKUID → HS 0.145905 0.831979

PROFIT → HS 0.536246 5.240451

SOLVA → HS -0.121138 0.691094

2011

LIKUID → HS 0.413445 2.095345

PROFIT → HS 0.227489 1.220784

SOLVA → HS 0.099536 0.599322

2010

LIKUID → HS 0.339254 1.993729

PROFIT → HS 0.345779 2.464998

(31)

19

adalah 1.96. T statistik yang kurang dari 1.96 berarti variabel independen memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

Pada Tabel 12 terlihat bahwa setiap tahunnya likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif langsung terhadap harga saham sedangkan solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham pada tahun 2012 dan pada tahun 2010 hingga 2011 memiliki pengaruh positif. Pengaruh positif jika likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas meningkat pada tahun 2010 hingga 2011 maka harga saham juga naik sedangkan berpengaruh negatif jika solvabilitas tahun 2012 turun maka harga saham akan meningkat. Tahun 2010 tingkat solvabilitas industri dasar dan kimia tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tingkat likuiditas dan profitabilitas pada tahun 2010 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan dengan harga saham disebabkan nilai T statistik profitabilitas lebih besar daripada T tabel (1.96) yaitu sebesar 1.994 dan 2.465 namun nilai T statistik solvabilitas lebih kecil daripada T tabel yaitu sebesar 1.137. Berbeda dengan tahun 2011, hanya likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang mana T statistik nya sebesar 2.095. Untuk profitabilitas dan solvabilitas pada tahun 2010 tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dikarenakan T statistik dari kedua rasio ini lebih kecil 1.96 yaitu sebesar 1.221 dan 0.599. Hasil path coefficients pada tahun 2012 memiliki intepretasi data variabel laten profitabilitas saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai T statistik 5.24. Nilai T Statistik likuiditas dan solvabilitas hanya sebesar 0.832 dan 0.691.

Hasil penelitian ini secara keseluruhan memperlihatkan bahwa kinerja keuangan cukup berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Rasio dari kinerja keuangan yaitu profitabilitas dan likuiditas yang berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut terjadi karena semakin besar profit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan memberikan dividen yang besar bagi para pemegang saham. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi maka akan diikuti pula dengan peningkatan harga saham yang dimiliki, dengan kata lain profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang dapat membayar kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu juga mengindentifikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan baik. Namun tidak hanya faktor dalam menghasilkan suatu laba saja yang dapat mempengaruhi harga saham tetapi juga faktor penjualan dan biaya. Penambahan laba bersih belum tentu diikuti dengan penambahan penjualan, selain itu hasil penjualan yang diterima tidak sepadan dengan biaya yang digunakan dalam memproses pembuatan suatu barang yang tinggi, sehingga mengakibatkan suatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dan dapat menimbulkan hutang pada perusahaan (Rosalina et al. 2012).

(32)

menunjukkan bahwa peningkatan profit atau keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan itu sendiri.

Hutang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan mampu memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang harus dibayarkan. Perlu diperhatikan bahwa tingkat pengembalian investasi yang akan diperoleh perusahaan sangat bergantung pada kondisi ekonomi yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Apabila kondisi ekonomi mendatang membaik, tingkat pengembalian tingkat pengembalian investasi juga cenderung meningkat sehingga perusahaan yang berhutang akan mampu membayar bunga dan pokok pinjamannya. Sebaliknya jika ekonomi mendatang cenderung memburuk, perusahaan akan menderita kerugian besar, karena di tengah turunnya pendapatan, perusahaan harus membayar sejumlah beban tetap dari hutangnya.

Kinerja keuangan merupakan faktor internal yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Faktor yang mempengaruhi harga saham tidak hanya faktor internal melainkan faktor eksternal juga. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, inflasi, dana asing di bursa, indeks harga saham, serta berita dan rumor dari suatu perusahaan.

Menurut Fahmi (2012), ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu:

1. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

2. Kebijakan perusahaan dalam menentukan untuk ekspansi (perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di domestik maupun di luar negeri

3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya. 6. Risiko sistematis yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan

telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

Kewal (2012) meneliti secara empiris pengaruh variabel-variabel makroekonomi, yaitu tingkat inflasi, suku bunga, sertifikat Bank Indonesia, kurs, dan tingkat pertumbuhan GDP terhadap IHSG. Hasil dari penelitian ini variabel makroekonomi dari kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG. Menguatnya kurs rupiah terhadap US $ akan menurunkan biaya produksi terutama biaya impor bahan baku dan akan diikuiti menurunnya tingkat bunga yang berlaku, hal ini akan memberikan dampak positif pada laba perusahaan yang akhirnya menaikkan pendapatan per lembar saham. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan IHSG dan meningkatkan harga saham suatu perusahaan juga.

Implikasi Manajerial

(33)

21

antara profitabilitas dan likuiditas terhadap harga saham. Untuk itu perusahaan harus bekerja secara efektif. Keefektifan perusahaan ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Laba yang dihasilkan suatu perusahaan nantinya dapat mempengaruhi harga saham. Laba yang meningkat dapat meningkatkan harga saham dari perusahaan tersebut. Perusahaan juga harus tepat waktu dalam membayar kewajiban jangka pendeknya seperti utang dagang, utang gaji, utang wesel, utang bank, utang pajak, utang dividen, dan utang lancar lainnya. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya akan membuat perusahaan mengalami risiko gagal bayar.

2. Perusahaan tetap harus menjaga tingkat solvabilitas perusahaan. Walaupun tidak berpengaruh secara signifikan, namun rasio ini dapat melihat kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang buruk membuat inverstor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

3. Bagi investor salah satu pertimbangan untuk menanamkan modal yang dimilikinya adalah melihat profitabilitas dan likuiditas dari perusahaan tersebut. Likuiditas dan profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Peningkatan profit pun akan meningkatkan dividen bagi para pemegang saham sehingga keuntungan investor terjadi pada saat perusahaan mengalami peningkatan laba atau profit. Likuiditas yang tinggi mengidentifikasikan bahwa perusahaan tidak mengalami risiko gagal bayar untuk jangka waktu yang pendek. Tingkat solvabilitas perusahaan juga perlu diperhatikan sebagai gambaran kondisi perusahaan yang ada. Faktor-faktor eksternal juga dapat menjadi pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Perusahaan industri dasar dan kimia dimana variabel laten likuiditas yang direfleksifkan oleh variabel manifest current ratio dan quick ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tahun 2010 dan 2011 sedangkan tahun 2012 likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

2. Variabel laten profitablitas dari perusahaan industri dasar dan kimia yang direfleksifkan oleh variabel manifest net profit margin, return on equity, dan return on investment menunjukkan hubungan positif terhadap harga saham. Pada tahun 2010 dan 2012 profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan tahun 2011 profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(34)

Saran

1. Perusahaan dapat menjaga kekonsistenan profit yang dihasilkan sehingga laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk memakmurkan pemegang saham dan pemilik perusahaan. Laba yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan modalnya yang nantinya perusahaan mendapat tambahan modal.

2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan rasio keuangan yang lebih lengkap. Peneliti dapat menggunakan satu perusahaan untuk diteliti dengan menggunakan data time series dan menganalisis faktor dari internal serta eksternal perusahaan juga. Sehingga lebih spesifik hasil yang dihasilkan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2013. Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha [Internet]. Jakarta (ID): BPS. [diunduh 2013 Des 23]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat= 2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=11&notab=1

Brigham E, Houston JF. 2001. Manajemen Keuangan. Suharto D, Wibowo H, penerjemah; Khrishaji WC, Sumiharti Y, editor. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari: Fundamentals of Financial Management. Ed ke-8.

Fahmi I. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung (ID): ALFABETA.

Firdaus A. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2008-2011 [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Fitriana N. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktut yang Listing di Bursa Efek Jakarta lebih dari Sepuluh Tahun [skripsi]. Surabaya (ID) : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Ghozali I. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang (ID): Undip.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta (ID) : Kencana Prenada Media Group.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID) : Rajawali Pers.

Kewal SS. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. J Ekonomi. 8(1):53-64.

Nainggolan SGV. 2008. Pengaruh Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Data Statistik Pasar Modal [Internet]. Jakarta (ID): OJK. [diunduh 2014 April 8]. Tersedia pada: http://www.ojk.go.id/data-statistik-pasar-modal?pg=4

(35)

23

Prastowo DD, Julianty R. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta (ID): YKPN. Ed ke-2.

Rosalina, Nadir M, Kuleh J. 2012 September. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI [Internet]. [diunduh 2014 April 9]; J Ekonomi. 1(1). Tersedia pada: http://journal.feunmul.in/ojs/index.php/publikasiilmiah/ article/view/39.

Sandhieko HH. 2009. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI [skripsi]. Jakarta (ID) : Universitas Widyatama.

Soeharto I. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operational. Jakarta (ID): Erlangga.

Subiyantoro E. Andreani F. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia. J Manajemen Keuangan. 5(2): 171-180.

Sundjaja RS, Barlian I. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Klaten (ID): Intan Sejati. Susilawati CDK. 2013. Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45 [Internet]. [diunduh 2014 April 9]; J Akuntan. 4(2):165-174. Tersedia pada: http://majour.maranatha. edu/index.php/jurnal-akuntansi/article/view/954. Widuri R. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan

(36)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar istilah penting Istilah Pengertian

CR Membandingkan total aktiva lancar dengan hutang lancar.

DER Menilai banyaknya hutang yang digunakan perusahaan. DAR Merupakan hasil bagi antara total hutang perusahaan

dengan total asetnya.

EAR Merupakan hasil bagi antara total ekuitas dengan total asetnya.

NPM Laba bersih setelah pajak dibagi dengan total penjualan. PDB Produk Domestik Bruto

Nilai pasar barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu.

Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit).

QR Ukuran yang lebih konservatif dalam mengukur likuiditas karena persediaan tidak ikut digunakan sebagai pembilangnya.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek tepat pada waktunya.

ROE Tingkat pengembalian atas total ekuitas. ROI Tingkat pengembalian atas total invesment

(37)

25

Lampiran 2 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2010

EMITEN DER DAR CR QR NPM ROE ROI

Harga Saham

(Rp)

AKKU 0,914 0,478 0,154 0,089 -1,588 -0,316 -0,165 120,00

ALKA 3,081 0,755 1,500 1,405 0,500 0,107 0,026 800,00

ALMI 1,974 0,664 0,865 0,416 0,014 0,086 0,029 753,75

AMFG 0,287 0,223 3,939 2,435 0,136 0,180 0,139 3774,38

APLI 0,460 0,315 1,862 1,493 0,087 0,107 0,074 86,38

ARNA 1,100 0,520 0,970 0,790 0,100 0,190 0,090 253,33

BRNA 1,460 0,590 1,330 0,980 0,061 0,160 0,060 1086,25

BRPT 1,860 0,510 1,440 0,953 -0,040 -0,080 -0,040 1183,13

BUDI 1,453 0,592 1,029 0,668 0,025 0,067 0,027 219,13

CPIN 0,450 0,310 3,080 1,960 0,150 0,490 0,340 954,94

CTBN 1,440 0,590 1,380 0,720 0,090 0,170 0,170 2681,25

ETWA 0,230 0,430 1,140 1,017 0,047 0,074 0,042 221,44

FPNI 1,300 0,560 0,822 0,355 -0,056 -0,160 -0,070 146,50

GDST 0,664 0,399 1,690 0,364 0,100 0,265 0,160 124,69

IGAR 0,230 0,160 7,040 5,870 0,060 0,134 0,093 172,13

INAI 3,881 0,795 1,399 0,514 0,035 0,156 0,041 324,50

INKP 1,952 0,661 1,009 0,483 0,005 0,007 0,002 2012,50

INRU 1,310 0,567 1,627 0,821 0,004 0,003 0,001 486,06

INTP 0,171 0,146 5,560 4,590 0,290 0,270 0,230 15123,19

IPOL 1,058 0,506 1,202 0,924 0,105 0,160 0,077 260,00

JPFA 1,100 0,500 2,600 1,334 0,069 0,312 0,137 2442,81

JPRS 0,370 0,270 2,768 1,637 0,067 0,095 0,069 412,19

KBRI 0,226 0,183 2,300 0,342 0,819 0,051 0,049 185,83

KRAS 0,880 0,470 1,768 0,830 0,085 0,136 0,073 1182,50

LION 0,170 0,140 8,720 6,100 0,186 0,149 0,027 3859,38

LMSH 0,670 0,400 2,280 0,980 0,046 0,157 0,094 2659,38

MAIN 2,753 0,735 1,423 1,095 0,088 0,697 0,186 1534,38

NIKL 0,890 0,470 2,051 1,100 0,055 0,153 0,081 342,19

PICO 2,250 0,680 1,150 0,277 0,021 0,069 0,021 258,88

SIPD 0,650 0,490 1,891 1,095 0,017 0,050 0,037 56,25

(38)

Lanjutan Lampiran 2

EMITEN DER DAR CR QR NPM ROE ROI

Harga Saham

(Rp)

SRSN 0,595 0,373 2,424 0,828 0,029 0,043 0,027 50,00

TIRT 3,330 0,770 1,182 0,400 -0,016 -0,074 -0,017 85,50

TKIM 2,449 0,710 2,193 1,507 0,035 0,069 0,020 2729,69

TOTO 0,730 0,422 2,028 1,440 0,173 0,307 0,178 17265,63

TPIA 0,870 0,470 2,140 1,400 -0,030 -0,060 -0,030 2604,00

UNIC 0,857 0,462 1,869 0,989 0,011 0,029 0,016 2273,13

(39)

27

Lampiran 3 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2011

EMITEN DER DAR CR QR NPM ROE ROI

Harga Saham

(Rp)

AKKU 0,983 0,496 0,339 0,314 -3,463 -1,499 -0,756 160,19

ALKA 4,323 0,812 1,259 1,212 0,012 0,205 0,039 514,06

ALMI 2,168 0,684 1,202 0,656 0,014 0,083 0,026 962,50

AMFG 0,254 0,203 4,423 2,639 0,130 0,157 0,125 6754,69

APLI 0,551 0,355 1,454 1,124 0,053 0,076 0,049 117,19

ARNA 0,720 0,420 1,020 0,880 0,100 0,200 0,110 328,75

BRNA 1,530 0,600 1,010 0,690 0,059 0,160 0,060 1620,00

BRPT 0,940 0,480 1,990 1,248 -0,010 -0,010 -0,010 938,13

BUDI 1,618 0,618 1,250 0,717 0,026 0,081 0,031 242,69

CPIN 0,430 0,300 3,850 2,130 0,130 0,380 0,270 2146,25

CTBN 0,700 0,410 2,190 1,240 0,250 0,350 0,200 3165,63

ETWA 0,440 0,390 1,010 0,858 0,080 0,086 0,052 327,81

FPNI 1,720 0,630 0,880 0,510 -0,024 -0,105 -0,039 147,44

GDST 0,311 0,237 3,022 0,891 0,048 0,134 0,102 140,81

IGAR 0,290 0,180 5,770 4,282 0,071 0,160 0,103 436,88

INAI 4,131 0,805 1,189 0,486 0,047 0,249 0,048 498,75

INKP 2,123 0,680 1,057 0,562 0,006 0,008 0,003 1302,50

INRU 1,541 0,607 1,169 0,453 0,000 0,000 0,000 948,75

INTP 0,154 0,133 6,980 6,083 0,259 0,250 0,220 15374,50

IPOL 1,209 0,547 0,855 0,634 0,044 0,068 0,031 133,00

JPFA 1,400 0,500 1,600 0,740 0,039 0,186 0,075 4067,19

JPRS 0,296 0,228 3,384 2,343 0,059 0,112 0,086 566,25

KBRI 0,103 0,094 0,680 0,571 -0,766 -0,029 -0,026 65,18

KRAS 1,050 0,510 1,464 0,700 0,074 0,129 0,063 976,88

LION 0,210 0,170 7,030 4,800 0,195 0,174 0,144 4984,38

LMSH 0,710 0,420 2,330 1,270 0,053 0,191 0,111 4978,13

MAIN 2,135 0,682 1,399 0,935 0,078 0,483 0,154 2259,38

NIKL 1,070 0,520 1,514 0,930 -0,015 -0,043 -0,021 345,19

PICO 1,990 0,690 0,016 0,360 0,020 0,066 0,022 197,69

SIPD 1,080 0,520 1,393 0,770 0,006 0,019 0,009 62,56

(40)

Lanjutan Lampiran 3

EMITEN DER DAR CR QR NPM ROE ROI

Harga Saham

(Rp)

SRSN 0,432 0,302 3,175 1,686 0,062 0,095 0,066 50,00

TIRT 4,030 0,801 1,445 0,340 0,007 0,030 0,006 66,69

TKIM 2,462 0,711 1,924 1,402 0,051 0,095 0,027 2416,25

TOTO 0,761 0,432 1,883 1,251 0,163 0,287 0,163 42846,88

TPIA 1,010 0,500 1,760 1,000 0,000 0,010 0,010 3533,94

UNIC 0,986 0,497 1,596 0,845 0,013 0,042 0,021 1835,00

(41)

29

Lampiran 4 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2012

EMITEN DER DAR CR QR NPM ROE ROI Harga

(42)

Lanjutan Lampiran 4

EMITEN DER DAR CR QR NPM ROE ROI Harga

(43)

31

Lampiran 5 Daftar nama perusahaan KODE EMITEN

AKKU Alam Karya Unggul Tbk

AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk ALDO Alkindo Naratama Tbk

ALKA Alaska Industrindo Tbk

ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

APLI Asiaplast Industri Tbk ARNA Arwana Citra Mulia Tbk BAJA Saranacentral Bajatama Tbk BRNA Berlina Tbk

BRPT Barito Pasific Tbk

BTON Beton Jaya Manunggal Tbk BUDI Budi Acid Jaya Tbk

CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk CTBN Citra Turpindo Tbk

DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk EKAD Ekadharma International Tbk ETWA Eterindo Wahanatama Tbk FASW Fajar Surya Wisesa Tbk FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk INAI Indal Alumunium Industry Tbk INCI Intan Wijya International Tbk INKP Indah Klat Pulp & Paper Tbk INRU Toba Pulp Lestari Tbk

(44)

Lanjutan Lampiran 5 KODE EMITEN

JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPRS Jaya Pari Steel Tbk

KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KRAS Krakatau Steel Tbk

LION Lion Metal Works Tbk LMSH Lionmesh Prima Tbk MAIN Malindo Feedmill Tbk MLIA Mulia Industrindo Tbk NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk PICO Pelangi Indah Nusantara Tbk SIAP Sekawan Intipratama Tbk SIMA Siwani Makmur Tbk SIPD Siearad Produce Tbk

SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk SMCB Holcim Indonesia Tbk

SMGR Semen Indonesia (persero) Tbk SPMA Suparma Tbk

SRSN Indo Acitama Tbk

SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk TKIM Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk TOTO Surya Toto Indonesia Tbk TPIA Chandra Asri Petrochemical TRST Trias Sentosa Tbk

(45)

33

Lampiran 6 Referensi Penelitian Terdahulu No. Jenis Karya

Ilmiah Nama Tahun Judul Hasil

1. Skripsi Akhmad Firdaus

2013 Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2008-2011

Secara parsial pengaruhnya berbeda-beda EPS dan ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham syariah, sedangkan CR, ARTO tidak berpengaruh terhadap harga saham syariah. Berdasarkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.601 atau 60.1%. hal ini berarti 60.1% harga saham syariah dipengaruhi oleh variabel CR, ITO, ARTO, ROE, EPS, sedangkan sisanya 39.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS.

2. Jurnal Christine Dwi Karya

Susilawati

2012 Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45

1. Variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham LQ 45 adalah profitabilitas dengan indikator ROA (Return on Asset ) sebesar 40,2%. 2. Variabel penelitian solvabilitas menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham LQ 45 hanya pengaruhnya kecil hanya sebesar 7,5%.

3. Variabel penelitian likuiditas tidak menunjukkan pengaruh terhadap harga saham LQ 45.

(46)

Lanjutan Lampiran 6

2003 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

(Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia)

Dengan menggunakan analisa regresi maka diketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh book value equity per share dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market risk dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara umum, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang relatif lemah terhadap variasi harga saham. Ini berarti bahwa variasi harga saham ditentukan oleh faktor-faktor lainnya.

4. Skripsi Hendri Harryo Sandhieko

2009 Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas serta pengaruhnya terhadap Harga Saham pada Perusahaan-perusahaan Sektor Perdagangan yang Listing di BEI

(47)

35 Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

Perhitungan yang dilakukan menggunakan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Hasil pengujian secara simultan dapat diketahui bahwa variabel Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Deviden per Share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan nilai F hitung = 53,901 > F tabel = 2,59. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Earning per Share (EPS) yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap harga saham dengan nilai t hitung = 6,704 > t tabel =1,980.

6. Skripsi Nurul Fitriana 2008 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta lebih dari Sepuluh Tahun

Berdasarkan dari hasil uji t menunjukkan bahwa dari kelima variabel bebas, hanya terdapat satu variabel yang secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap saham, variabel tersebut adalah PBV. Sedangkan keempat variabel lainnya yaitu CR, ROI, EPS, dan PER secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

(48)

Lanjutan Lampiran 6 Equity Ratio (DER)berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Quick Ratio (QR) tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. 3. Rasio aktivitas yang diproksikan dengan Inventory

Activity (IA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dan Sales to Current Assets (SCA) tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. 4. Rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan Return

On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

8. Tesis Susan Grace Veranita Nainggolan

2008 Pengaruh Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Gambar

Gambar 1  Produk domestik bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan
Gambar 4 Kerangka pemikiran
Gambar 5 Model Structural Equation Modelling
Tabel 8 Nilai faktor loading sebelum dropping industri dasar dan kimia tahun
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yatulhusna (2015:78), Mahiswari dan Nugroho (2014:16) dan Irawan (2013:08) yang menyatakan bahwa

Berdasarkan hasil regresi, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan keseluruhan total aset memiliki pengaruh yang positif terhadap pemilihan Big4, hal ini dapat

6.8 Bagi perlawanan pusingan awal ( round robin ) yang mana keputusan ditentukan berdasarkan permainan tiga set terbaik, mata kemenangan bagi set pertama hingga kedua ialah 25

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses negosiasi identitas masyarakat keturunan Samin dengan masyarakat Jawa dominan, apa saja masalah komunikasi yang muncul

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara kemampuan menulis teks recount siswa kelas sepuluh MA NU TBS Kudus tahun pelajaran

TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 terlaksana dengan kategori baik; (2) aktivitas anak dalam proses pembelajaran pada asfek motorik halus anak dalam membuat

Pemilihan sampel akan dilakukan dengan teknik purpose sampling , yaitu: Bank Umum Syariah itu memiliki data laporan keuangan yang terdapat informasi pengungkapan

Bangun Guna Serah adalah pemamfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian