• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS PT. GUNA KEMAS INDAH TANJUNG

MORAWA)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

CHRISTINA Y.R PURBA 100423020

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan pengetahuan dan kekuatan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul “Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)”

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian

Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ekstensi pada Departemen

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk

memberikan yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini

masih memiliki kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun untuk lebih menyempurnakan tugas sarjana ini. Semoga tugas

sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara,

Medan, Juni 2013

(6)

Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun

sumbangan pemikiran. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan material, spiritual maupun bimbingan, terutama kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc., selaku Koordinator Tugas Sarjana

di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara,

yang merangkap sebagai Dosen Pembimbing I Penulis dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat

memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan

Laporan Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

menyediakan waktu dan telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

5. Bapak Ranu, selaku kepala bagian personalia PT. Guna Kemas Indah dan

(7)

informasi, data perusahaan selama melakukan penelitian.

6. Kedua orang tua (Drs. Jhon Kerry Purba dan Natalina L. Pasaribu), kakak

(Margareth E.K Purba, S.Si) dan adik (Yohana V.G Purba dan Johannes F.A

Purba) serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya

kepada penulis baik doa, moral, semangat maupun materi dalam

menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

7. Jeffry Pane, ST yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik doa

maupun semangat.

8. Teman-teman kos Berdikari 66 Padang Bulan (Valen, Lina, Tuty, Lilis)

9. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Ekstensi di Departemen

Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak

masukan kepada penulis.

10. Kak Dina, Bang Mijo, Bang Ridho selaku pegawai Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu

penulis dalam pengurusan berkas-berkas tugas sarjana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki

keterbatasan dalam segala hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan dalam

penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun demi untuk penyempurnaan laporan ini agar nantinya berguna

dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

(8)

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar belakang Masalah ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-4

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Manfaat Penelitian ... I-5

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-6

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7

(9)

BAB HALAMAN 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2

2.4. Daerah Pemasaran ... II-2

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan ... II-3

2.6. Standar Mutu Bahan atau Produk ... II-3

2.7. Bahan yang Digunakan ... II-5

2.7.1. Bahan Baku ... II-5

2.7.2. Bahan Penolong ... II-5

2.7.3. Bahan Tambahan ... II-6

2.8. Uraian Proses Produksi ... II-6

2.9. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-10

2.10. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-13

2.10.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-17

2.10.1.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-17

2.10.1.2. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan

Karyawan ... II-19

2.11. Prosedur Pembelian Bahan Baku ... II-22

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Peramalan ... III-1

(10)

BAB HALAMAN 3.3. Metode Time Series ... III-2

3.4. Kriteria Performance Peramalan ... III-10

3.5. Proses Verifikasi ... III-11

3.6. Persediaan (Inventory) ... III-12

3.6.1. Pengendalian Persediaan ... III-12

3.6.2. Biaya Persediaan ... III-14

3.7. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) ... III-16

3.8. Teknik-teknik Penentuan Ukuran Lot ... III-18

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1

4.3. Objek Penelitian ... IV-1

4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2

4.5. Variabel Penelitian ... IV-2

4.6. Sumber Data ... IV-4

4.7. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-4

4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-5

4.9. Analisa Pembahasan Masalah ... IV-6

(11)

BAB HALAMAN V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Permintaan Produk Cup Bulan

Mei 2012-April 2013 ... V-1

5.1.2. Data Struktur Produk Cup Bening ... V-2

5.1.3. Data Status Persediaan Bahan Baku ... V-3

5.1.4. Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Bahan

Baku Cup Bening ... V-3

5.1.5. Data Harga Bahan Baku ... V-4

5.1.6. Data Waktu Tenggang (Lead Time) ... V-5

5.2. Pengolahan Data ... V-5

5.2.1. Peramalan Jumlah Permintaan Cup Bening Bulan

Mei 2012-April 2013 ... V-5

5.2.2. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ... V-11

5.2.3. Perhitungan Kebutuhan Bersih (Netting) ... V-12

5.2.4. Perhitungan Ukuran Lot Persediaan ... V-12

5.2.4.1. Metode Lot For Lot ... V-12

5.2.4.2. Metode Least Total Cost ... V-16

5.2.4.3. Metode Silver Meal ... V-22

(12)

BAB HALAMAN 5.2.4.4. Metode Part Period Balancing ... V-36

5.2.4.5. Metode Economic Order Quantity dan Period

Order Quantity ... V-41

5.2.4.5.1. Metode Economic Order Quantity ... V-41

5.2.4.5.2. Metode Period Order Quantity ... V-46

5.2.4.6. Perencanaan Persediaan dengan Cara

Perusahaan ... V-51

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Peramalan ... VI-1

6.2. Analisis Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ... VI-1

6.3. Analisis Perencanaan Persediaan ... VI-2

6.4. Analisis Perbandingan Kondisi Riil Perencanaan

Persediaan Cara Perusahaan dengan Metode

Wagner Within ... VI-5

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-1

(13)

TABEL HALAMAN 1.1. Data Historis Persediaan Bahan Baku Periode Mei

2012- April 2013 ... I-3

2.1. Syarat Mutu Cup Plastik untuk Air Minum dalam

Kemasan ... II-4

2.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Guna Kemas Indah .... II-17

2.3. Jam Kerja Normal Karyawan ... II-18

5.1. Data Permintaan Cup Bening MTO dan MTS ... V-1

5.2. Data Permintaan Produk Cup Bulan Mei 2012-April 2013 .... V-2

5.3. Data Status Persediaan Bahan Baku Cup Bening ... V-3

5.4. Biaya Pemesanan ... V-3

5.5. Biaya Penyimpanan ... V-4

5.6. Unit Biaya Penyimpanan Bahan Baku ... V-4

5.7. Harga Bahan Baku ... V-5

5.8. Data Waktu Tenggang (Lead Time) ... V-5

5.9. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Moving

Average ... V-7

5.10. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Single

Exponential Smoothing ... V-7

(14)

TABEL HALAMAN 5.12. Verifikasi Peramalan Metode Single Exponential

Smoothing ... V-9

5.13. Hasil Peramalan Permintaan Produk Cup Bening Periode

Mei 2013-April 2014 ... V-11

5.14. Kebutuhan Bahan Baku Cup Bening ... V-12

5.15 Pelepasan Pemesanan Polypropylene dengan Metode

Lot For Lot ... V-13

5.16. Pelepasan Pemesanan Titanlene dengan Metode

Lot For Lot ... V-13

5.17. Pelepasan Pemesanan Afal dengan Metode Lot For Lot ... V-14

5.18. Pelepasan Pemesanan Katalis dengan Metode Lot For Lot .... V-15

5.19. Pelepasan Pemesanan Cosmoplene dengan Metode

Lot For Lot ... V-15

5.20. Pelepasan Pemesanan Polypropylene dengan Metode Silver

Meal ... V-16

5.21. Penentuan Lot untuk Polypropylene dengan Metode Silver

Meal ... V-16

5.22. Pelepasan Pemesanan Titanlene dengan Metode Silver

Meal ... V-18

(15)

TABEL HALAMAN 5.24. Pelepasan Pemesanan Afal dengan Metode Silver

Meal ... V-19

5.25. Penentuan Lot untuk Afal dengan Metode Silver

Meal ... V-20

5.26. Pelepasan Pemesanan Katalis dengan Metode Silver

Meal ... V-21

5.27. Penentuan Lot untuk Katalis dengan Metode Silver

Meal ... V-21

5.28. Pelepasan Pemesanan Cosmoplene dengan Metode Silver

Meal ... V-22

5.29. Penentuan Lot untuk Cosmoplene dengan Metode Silver

Meal ... V-22

5.30. Matriks Dalam Perhitungan Oen untuk Polypropylene ... V-24

5.31. Rekapitulasi Hasil Nilai Perhitungan Nilai Fn untuk

Polypropylene ... V-25

5.32. Penentuan Ukuran Lot Optimal Polypropylene dengan Metode

Wagner Within ... V-25

5.33. Penentuan Ukuran Lot Optimal Titanlene dengan Metode

(16)

TABEL HALAMAN 5.34. Penentuan Ukuran Lot Optimal Afal dengan Metode

Wagner Within ... V-28

5.35. Penentuan Ukuran Lot Optimal Katalis dengan Metode

Wagner Within ... V-29

5.36. Penentuan Ukuran Lot Optimal Cosmoplene dengan Metode

Wagner Within ... V-30

5.37. Perhitungan Ukuran Lot untuk Polypropylene dengan Metode

Economic Order Quantity ... V-31

5.38. Perhitungan Ukuran Lot untuk Titanlene dengan Metode

Economic Order Quantity ... V-32

5.39. Perhitungan Ukuran Lot untuk Afal dengan Metode

Economic Order Quantity ... V-32

5.40. Perhitungan Ukuran Lot untuk Katalis dengan Metode

Economic Order Quantity ... V-33

5.41. Perhitungan Ukuran Lot untuk Cosnmoplene dengan Metode

Economic Order Quantity ... V-34

5.42. Perhitungan Ukuran Lot untuk Polypropylene dengan Metode

Period Order Quantity ... V-36

(17)

TABEL HALAMAN 5.44. Perhitungan Ukuran Lot untuk Afal dengan Metode

Period Order Quantity ... V-38

5.45. Perhitungan Ukuran Lot untuk Katalis dengan Metode

Period Order Quantity ... V-39

5.46. Perhitungan Ukuran Lot untuk Cosmoplene dengan Metode

Period Order Quantity ... V-40

5.47. Perencanaan Persediaan Polypropylene dengan Cara

Perusahaan ... V-40

5.48. Perencanaan Persediaan Titanlene dengan Cara

Perusahaan ... V-41

5.49. Perencanaan Persediaan Afal dengan Cara

Perusahaan ... V-41

5.50. Perencanaan Persediaan Katalis dengan Cara

Perusahaan ... V-42

5.51. Perencanaan Persediaan Cosmoplene dengan Cara

Perusahaan ... V-43

6.1. Kesalahan Peramalan Permintaan ... VI-1

6.2. Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ... VI-2

6.3. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Cup Bening ... VI-4

(18)

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Guna Kemas Indah ... II-12

3.1. Moving Range Chart ... III-11

4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2

4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6

5.1. Struktur Produk Cup Bening ... V-2

5.2. Diagram Pencar Permintaan Produk Cup Bening Bulan

Mei 2012-April 2013 ... V-6

5.3. Moving Range Chart Metode Single Exponential

(19)

 

LAMPIRAN HALAMAN

1.Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Polypropylene dengan

Metode Wagner Within ... L-1

2.Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Titanlene dengan Metode

Wagner Within ... L-6

3.Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Titanlene dengan Metode

Wagner Within ... L-11

4. Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Afal dengan Metode

Wagner Within ... L-13

5. Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Afal dengan Metode

Wagner Within ... L-18

6. Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Katalis dengan Metode

Wagner Within ... L-20

7. Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Katalis dengan Metode

Wagner Within ... L-25

8. Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Cosmoplene dengan Metode

Wagner Within ... L-27

9.Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Cosmoplene dengan Metode

Wagner Within ... L-32

(20)

Perencanaan dan persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses produksi, terutama pada industri manufaktur. Persediaan bahan baku tidak boleh kurang ataupun berlebih. Jika persediaan bahan baku kurang, akibatnya akan menghambat proses produksi bahkan sampai terhenti. Jika persediaan berlebih maka akan menganggu proses penyimpanan dan menimbulkan biaya berlebih. Kedua kondisi tersebut berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi dan kehilangan kepercayaan pelanggan.

PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang berstatus swasta nasional yang bergerak di bidang industri produksi kemasan plastik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan pesanan pelanggan.

Perusahaan manufaktur sering menghadapi masalah dalam hal persediaan. Permasalahan yang timbul pada PT. Guna Kemas Indah adalah adanya pemesanan bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga membuat persediaan bahan baku di gudang menjadi banyak atau bahkan berkurang, hal ini juga disebabkan karena kedatangan bahan baku yang tidak sesuai dengan waktu yang diberikan oleh perusahaan sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yaitu dalam hal meningkatnya biaya persediaan. Karena itu dibutuhkan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat persediaan yang paling optimum.   

Perencanaan kebutuhan material sangat memerlukan peramalan permintaan konsumen yang dihitung dari permintaan masa lalu, sehingga dapat memperkirakan kebutuhan dimasa mendatang. Dalam penelitian ini, yang akan dianalisa adalah biaya total yang dihasilkan dari beberapa penggunaan teknik lot sizing. Teknik lot sizing yang digunakan adalah Lot For Lot (LFL), Least Total Cost (LTC), Silver Meal (SM), Part Period Balancing (PPB), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ) dan Wagner Within (WW). Dari hasil perhitungan ketujuh metode tersebut dipilih metode yang menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum. Teknik lot sizing wagner within, lot for lot dan silver meal menghasilkan biaya total persediaan yang terendah yaitu Rp 825.000,-.

(21)

Perencanaan dan persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses produksi, terutama pada industri manufaktur. Persediaan bahan baku tidak boleh kurang ataupun berlebih. Jika persediaan bahan baku kurang, akibatnya akan menghambat proses produksi bahkan sampai terhenti. Jika persediaan berlebih maka akan menganggu proses penyimpanan dan menimbulkan biaya berlebih. Kedua kondisi tersebut berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi dan kehilangan kepercayaan pelanggan.

PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang berstatus swasta nasional yang bergerak di bidang industri produksi kemasan plastik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan pesanan pelanggan.

Perusahaan manufaktur sering menghadapi masalah dalam hal persediaan. Permasalahan yang timbul pada PT. Guna Kemas Indah adalah adanya pemesanan bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga membuat persediaan bahan baku di gudang menjadi banyak atau bahkan berkurang, hal ini juga disebabkan karena kedatangan bahan baku yang tidak sesuai dengan waktu yang diberikan oleh perusahaan sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yaitu dalam hal meningkatnya biaya persediaan. Karena itu dibutuhkan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat persediaan yang paling optimum.   

Perencanaan kebutuhan material sangat memerlukan peramalan permintaan konsumen yang dihitung dari permintaan masa lalu, sehingga dapat memperkirakan kebutuhan dimasa mendatang. Dalam penelitian ini, yang akan dianalisa adalah biaya total yang dihasilkan dari beberapa penggunaan teknik lot sizing. Teknik lot sizing yang digunakan adalah Lot For Lot (LFL), Least Total Cost (LTC), Silver Meal (SM), Part Period Balancing (PPB), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ) dan Wagner Within (WW). Dari hasil perhitungan ketujuh metode tersebut dipilih metode yang menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum. Teknik lot sizing wagner within, lot for lot dan silver meal menghasilkan biaya total persediaan yang terendah yaitu Rp 825.000,-.

(22)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan

yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

konsumen terhadap suatu produk tidak terbatas pada harga dan kualitas saja tetapi

juga pada pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang dimaksud dapat berupa

ketersediaan produk yang diinginkan konsumen dengan kuantitas dan kualitas

sesuai dengan kebutuhan.

Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan

langsung dengan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat

adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan

kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan

perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di

samping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan

akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh

karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan

sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar

jalannya proses produksi.

(23)

pertumbuhan permintaan pasar. Permasalahan yang timbul pada PT. Indonesia

Toray Synthetics dibagian material adalah melakukan perencanaan chip (suatu

produk akhir tekstil), PT. Indonesia Toray Synthetics sulit menentukan berapa

kebutuhan bahan baku yang diperlukan dan berapa pemesanan yang harus

dilakukan. Maka langkah awal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan

persediaan bahan baku melalui pendekatan MRP (Material Requirement

Planning) agar mendapatkan hasil biaya persediaan yang lebih optimal.1

PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang bergerak dibidang

produksi kemasan plastik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan

pesanan pelanggan. Permasalahan yang dihadapi PT. Guna Kemas Indah adalah

adanya pemesanan bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga

membuat persediaan bahan baku di gudang menjadi banyak atau bahkan

berkurang, hal ini juga disebabkan karena kedatangan bahan baku yang tidak

sesuai dengan waktu yang diberikan oleh perusahaan sehingga hal tersebut

menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yaitu dalam hal meningkatnya biaya

persediaan.

Metode persediaan yang digunakan pada PT. Guna Kemas Indah ialah

dengan menggunakan metode sistem penambahan fakultatif, yaitu perusahaan

melakukan pemesanan ulang hanya terhadap bahan baku yang telah mencapai titik

tertentu (titik pemesanan ulang) dan tidak memperhatikan persoalan efisiensi lot

       1

(24)

tangan sudah dibawah batas yang ditentukan.

Adapun data historis persediaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Historis Persediaan Bahan Baku Periode Mei 2012 – April 2013

Bulan Polypropylene (Kg) Titanlene (Kg) Afal (Kg) Katalis (Kg) Cosmoplene (Kg) Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana

Mei 2012 10000 9000 2000 1900 800 750 274 250 650 600

Juni 2012 9995 9990 2400 2200 730 800 300 340 610 640

Juli 2012 8000 8000 2000 1854 740 750 267 265 615 630

Agustus

2012 7500 7000 1850 1854 722 720 277 270 588 584

September

2012 8700 9000 2650 3000 600 630 310 320 575 600

Oktober

2012 8000 8500 2580 3000 860 865 300 320 565 600

November

2012 7500 7000 2500 2570 758 800 277 297 570 575

Desember

2012 7000 7000 2200 2240 700 700 285 300 560 580

Januari

2013 7600 8400 2200 2480 650 610 285 315 565 600

Februari

2013 8500 8000 2750 3000 655 700 305 310 600 610

Maret

2013 9000 9500 2200 2500 720 700 297 300 600 575

April

2013 7500 8500 2650 2580 700 780 290 300 600 580

Dari tabel diatas dapat dilihat adanya kekurangan dan kelebihan tiap bahan baku.

Kekurangan persediaan bahan baku yang paling sering terjadi adalah pada bahan

baku polypropylene, dimana kekurangan terjadi pada bulan Mei 2012, Juni 2012,

Agustus 2012, November 2012, dan Februari 2013. Sementara itu bahan baku

yang berlebih yang disimpan di gudang akan menimbulkan biaya penyimpanan.

Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat

(25)

pengendalian persediaan bahan baku dengan menerapkan metode Material

Requirement Planning (MRP), dimana metode ini digunakan untuk kebutuhan

item-item yang bersifat saling bergantung (dependent). Metode Material

Requirement Planning (MRP) didesain untuk menentukan jumlah material yang

benar-benar dibutuhkan, sehingga tingkat persediaan material yang berlebihan

dapat dihindari. Dalam hal ini digunakan teknik lot sizing, antara lain teknik Lot

For Lot (LFL), Least Total Cost (LTC), Wagner Within (WW), Silver Meal (SM),

Part Period Balancing (PPB), Economic Order Quantity (EOQ), dan Period

Order Quantity (POQ).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan permasalahan

yang ada pada penelitian ini adalah adanya pemesanan bahan baku yang tidak

terencana dengan baik sehingga membuat persediaan bahan baku di gudang

menjadi banyak atau bahkan berkurang, hal ini juga disebabkan karena

kedatangan bahan baku yang tidak sesuai dengan waktu yang diberikan oleh

perusahaan sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap perusahaan

yaitu dalam hal meningkatnya biaya persediaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan dan

mengendalikan persediaan bahan baku dengan menerapkan beberapa teknik lot

(26)

1. Melakukan peramalan terbaik untuk memperkirakan permintaan pada periode

yang akan datang

2. Melakukan pengendalian persediaan berdasarkan metode Material

Requirement Planning (MRP)

3. Menentukan biaya yang optimal dengan menggunakan lot sizing

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan

teori yang didapat di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara

nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan dapat meningkatkan

pengetahuan mengenai sistem persediaan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan

dengan kinerja perusahaan, menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan

dalam hal pengambilan keputusan yang berhubungan dengan persediaan.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Diharapkan dapat mengetahui prinsip dasar persediaan yang meliputi alur

kegiatan, mulai dari proses pemesanan, bermanfaat sebagai tambahan

(27)

Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan tertentu agar tidak

menyimpang dari permasalahan yang ada. Batasan-batasan tersebut antara lain :

1. Penelitian dilakukan pada produk cup bening plastik kemasan MG 220 ml

2. Persediaan yang akan ditinjau adalah persediaan bahan baku yang

membentuk produk akhir

3. Periode persediaan bahan baku dilakukan untuk satu tahun

4. Jadwal induk produksi yang didapatkan dari hasil peramalan permintaan

5. Biaya total yang akan dihitung adalah biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan.

6. Tidak memperhitungkan safety stock dan safety lead time dalam penyediaan

bahan baku

7. Perusahaan PT. Guna Kemas Indah berproduksi bersifat make to order

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Pemesanan bahan baku pada distributor yang tetap

2. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian persediaan selama penelitian

berlangsung

3. Tidak menggunakan sistem quantity discount

4. Lead time pemesanan bahan baku diketahui

5. Pengadaan bahan baku yang satu tidak bergantung kepada bahan baku yang

lain

6. Diasumsikan bahwa supplier selalu dapat memenuhi pemesanan bahan baku

(28)

terbatas pada jumlah kebutuhan bahan baku perusahaan saja

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir

ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluanberisi tentang permasalahan dilakukannya penelitian “Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk

Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot

Sizing (Studi Kasus : PT. Guna Kemas Indah )”, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi

yang digunakan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II Gambaran Umum Perusahaan memaparkan secara singkat tentang gambaran dari objek penelitian yaitu Sejarah Perusahaan, Ruang

Lingkup Bidang Usaha, Lokasi Perusahaan, Daerah Pemasaran,

Dampak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Standart Mutu Bahan atau

Produk, Bahan yang Digunakan, Uraian Proses Produksi dan Struktur

Organisasi.

BAB III Landasan Teori menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan sebagai dasar dan kelengkapan untuk memecahkan masalah dalam

penelitian. Adapun teori yang dibahas dalam penelitian ini adalah

(29)

Persediaan, Fungsi-fungsi Persediaan, Teknik Penentuan Ukuran Lot.

BAB IV Metodologi Penelitian mengemukakan tentang urutan langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan penjelasan secara garis besar

bagaimana langkah pemecahan persoalan dengan menggunakan

metode yang digunakan. Adapun metodologi yang digunakan dalam

tugas akhir ini adalah Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Penelitian,

Objek Penelitian, Kerangka Konseptual, Variabel Penelitian, Sumber

Data, Metode Pengumpulan Data, Blok Diagram Prosedur Penelitian,

Metode Pengolahan Data, Analisa Pemecahan Masalah, Kesimpulan

dan Saran.

BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Data membahas tentang data-data yang dibutuhkan baik primer maupun sekunder. Data yang sudah

dikumpulkan diolah dengan menggunakan teknik lot sizing.

BAB VI Analisa Pemecahan Masalah menganalisa hasil dari pengolahan data untuk menghasilkan solusi terhadap masalah yang ada. Analisa yang

dilakukan dalam tugas akhir ini adalah Analisis Peramalan, Analisis

Jumlah Kebutuhan Bahan Baku, Analisis Perencanaan Persediaan,

Analisis Perbandingan Kondisi Riil Perencanaan Persediaan Cara

Perusahaan dengan Algoritma Wagner Within.

BAB VII Kesimpulan Dan Saran menguraikan tentang pokok-pokok hasil penelitian dan uraian singkat hasil analisa yang dilakukan, sedangkan

(30)
(31)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Guna Kemas Indah merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak

dibidang industri kemasan plastik (Thermorforming & Metalizing), yang berdiri

pada tanggal 29 maret 1988. PT. Guna Kemas Indah mempunyai kantor pusat

yang berkedudukan Jl. Pluit Raya Selatan No.11 A-B, Jakarta Utara,

Indonesia. PT. Guna Kemas Indah mempunyai pabrik yang berada di daerah

Cikupa Tigaraksa, Tangerang. Pada awal berdirinya PT. Guna Kemas Indah

hanya untuk memenuhi permintaan pasar di Pulau Jawa dan sampai sekarang

sudah berkembang pesat menjadi suatu perusahaan industri plastik yang besar

dimana mempunyai beberapa anak cabang di Indonesia salah satunya adalah

Medan.

PT. Guna Kemas Indah didirikan pada tanggal 29 Maret 2008 di atas tanah

seluas 1,25 Ha yang terletak di daerah Sumatera Utara yang berlokasi di Tanjung

Morawa Jln. Industri No 11. PT. Guna Kemas Indah memproduksi jenis-jenis cup

plastik dan printing untuk proses thermoforming sementara untuk produk loly dari

proses injection molding dalam berbagai jenis ukuran, bentuk, dan warna yang

beraneka ragam sesuai permintaan pasar dan pesanan pelanggan. Produk yang

dihasilkan diberi merek Teh Sisri, Aqua, Sindodes, Mangga Jeruk, Joli dan

(32)

manajemen mutu. Dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2000 maka manfaat

utama dari implementasi sistem manajemen mutu digunakan untuk memberi

kenyamanan bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya karena ada

panduan, petunjuk, ataupun ukuran keberhasilan atas pekerjaannya dan adanya

proses perbaikan berkesinambungan (Continuous ImprPovement).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Guna Kemas Indah memproduksi gelas plastik dalam ukuran yang

berbeda-beda yaitu:

1. Untuk proses Injection Molding hanya satu ukuran saja yaitu ukuran 250 ml.

2. Pada proses Thermoforming dan Metalizing menghasilkan dua produk dengan

baik itu kemasan gelas plastik biasa (bening) ataupun gelas plastik printing

dengan kemasan MG 220 ml dan kemasan MG 240 ml.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT. Guna Kemas Indah berlokasi di Jalan Industri No.

11. Kebun Sayur Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang.

2.4. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Guna Kemas Indah saat ini masih memenuhi

(33)

diantaranya:

1. PT. Indofood

2. PT. Makmur

3. PT. Indodes dan perusahaan umum lainnya

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan

Masyarakat sekitar memperoleh dampak yang positif dengan berdirinya PT.

Guna Kemas Indah, khususnya dari segi sosial ekonomi. Dampak yang diperoleh

diantaranya adalah:

1. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi

jumlah pengangguran.

2. Mengembangkan usaha skala mikro, dengan banyaknya berjualan di sekitar

pabrik.

3. Adanya pembangunan jalan di sepanjang jalan industri menuju pabrik PT.

Guna Kemas Indah.

4. Pemasukan Listrik di sepanjang jalan industri menuju PT. Guna Kemas Indah.

2.6. Standar Mutu Bahan atau Produk

Standard mutu produk yang digunakan oleh PT. Guna Kemas Indah untuk

(34)

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Visual dan sifat

tampak -

Bersih, tidak ada benda asing*) yang menempel tidak ada kerusakan berupa

penyok, goresan dan retak.

2 Bau dan Rasa - Tidak boleh menyebabkan perubahan terhadap bau dan rasa pada air minum

3 Kompresi (top

Load) kgf min 4,5

4 Jatuh (drop test) - Tidak boleh ada bocor, pecah maupun retak

5 Identifikasi PP, PE dan

PET PVC

6 Residu VCM ppm - maks 1

7 Global Migrasi ppm maks 30 maks 30

8 Total logam

berat ppm maks 1 maks 1

9 Reduksi KMnO4 ppm maks 1 maks 10

*) Benda asing yang dimaksud adalah segala sesuatu yang tidak patut ada pada gelas yang dapat mempengaruhi mutu produk

(Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) Gelas plastik untuk air minum dalam

[image:34.595.115.502.150.608.2]
(35)

2.7.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk

yang sudah distandarisasikan. PT. Guna Kemas Indah mengimpor bahan baku dari

luar negeri yaitu Malaysia dan Thailand.

Bahan baku kemasan produk yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah

yaitu sebagai berikut:

1. Polypropylene merupakanbiji plastik untuk bahan baku cup plastik

2. Titanlene untuk bahan baku pada pembuatan cup plastik dan injection molding

3. Bahan baku Afal yaitu lembaran sheet yang merupakan salah satu bahan baku

yang digunakan dalam pembuatan cup plastik

4. Katalis Cesa Nukleant yaitu bahan baku untuk pembuatan cup plastik yang

berguna untuk membuat kecerahan pada cup plastik

5. Cosmoplene merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan cup plastik

2.7.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan

mutu produk menjadi bernilai namun bahan tersebut tidak ikut dalam proses

produksi. Bahan penolong yang di gunakan di PT. Guna Kemas Indah adalah

kardus/karton, dengan ukuran: 615 x 385 x 555 cm, tipe box: A1 & B, substance:

(36)

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam suatu proses

produksi sehingga dapat meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik. Bahan

tambahan yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah adalah:

1. REMF 56 sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan

2. LD Tetlin untuk menggantikan REMF 56 jika tidak tersedia dimana fungsinya

sama yaitu sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan

3. Cat yang digunakan yaitu cat UV LC 416 terdiri dari berbagai warna seperti

merah, kuning, hijau, ungu, dan lain-lain untuk memberi warna pada produk

cup plastik printing.

2.8. Uraian Proses Produksi

Di dalam suatu industri perakitan bahan baku menjadi bahan jadi diperlukan

adanya proses yang tepat dan sempurna. Proses merupakan suatu ilmu penerapan

yang merubah suatu tahap ke tahap berikutnya dengan reaksi yang berbeda-beda.

Rincian bagian/departemen yang meliputi urutan proses adalah sebagai berikut:

1. Proses VaccumThermoforming

Proses VaccumThermoforming memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Proses Pengilingan

Yaitu pada tahap ini lembaran plastik reject dan produk gelas plastik yang

reject dibawa ke ruang giling untuk digiling agar menghasilkan biji plastik.

(37)

turun ditarik ke atas blower kemudian material dimasukkan ke dalam karung

kemudian ditimbang, untuk afal 1 sak = 20 kg dan propylene 1 sak= 20 Kg,

serta KatalisChesa Nucleant sebanyak 2,5 Kg.

b. Proses Mixing

Proses Mixing merupakan proses penyampuran bahan baku utama dengan

bahan baku tambahan untuk membuat lembaran plastik. Material murni PP

(Polypropylene), afal, lembaran plastik, produk gelas plastik yang reject serta

cesa nucleant diaduk hingga rata. Setelah itu semua bahan di-mixing atau

dicampur di mesin Mixing. Pada proses penyampuran menggunakan timer

tertentu agar proses penyampuram keempat material tersebut dapat merata.

Selanjutnya hasil mixing (campuran material) ini disalurkan ke hooper (tempat

untuk menampung material) yang ada di mesin Exturuder.

2. Proses Pembuatan Lembaran Plastik

Lembaran Plastik adalah material yang berbentuk lembaran yang akan

digunakan untuk memproduksi gelas plastik. Langkah proses pembuatan

lembaran plastik adalah sebagai berikut:

a. Pertama, keempat material yang sudah di mixing tersebut dimasukkan ke

dalam Hopper dan dipanasi dengan temperatur 80oC.

b. Selanjutnya material turun ke Barel Heater (tempat untuk memanasi

material agar mencair) untuk dipanasi. Ada enam Barel Heater dengan

temperatur masing-masing ± 220oC. Pada Barel Heater, material diaduk

(38)

plastik) untuk melakukan penyaringan dengan filter agar material yang

kotor tidak ikut tercampur pada saat proses. Jumlah Screen Heater ada dua

buah. Adapun temperatur dari Screen Heater adalah 220oC.

d. Dari Barel Heater masuk ke Screen Heater untuk melakukan pemanasan

kemudian ke gear pump dan kembali ke Screen Heater dengan temperatur

± 225oC. jumlah Screen Heater ada dua buah.

e. Selain itu dilakukan pemanasan terakhir di Die Heater yang berjumlah

tujuh buah. Adapun temperatur Die heater adalah ± 224oC.

f. Setelah itu, material tersebut dimasukkan ke dalam Roll Jumbo untuk

mencetak material yang cair tersebut menjadi lembaran. Selanjutnya

mengatur ketebalan lembaran plastik dengan Baut Stopper (penyetel

ketebalan). Biasanya ketebalan lembaran plastik 0,74 mm, 0,83 mm, 0,97

mm, 1,06 mm, 1,10 mm. Pada Rooll Jumbo ada sirkulasi air (chiller)

untuk pendingin agar sheet yang dihasilkan tidak lengket, bening, dan

mengkilap. Untuk temperatur Chiller Roll Jumbo ada tiga yaitu atas,

tengah, dan bawah dengan temperatur 23oC, 25oC, dan 21oC .

g. Lembaran (sheet) tersebut digulung dengan menggunakan alat yang

disebut Rewinder. Semakin cepat penariknya maka lembaran plastik tidak

akan kendor. Untuk proses penggulungan menggunakan ± 20-30 bar agar

lembaran plastik tidak bergeser. Pada saat proses penggulungan dilakukan

(39)

bagus dan tidak ada reject.

h. Setelah proses penggulungan selesai maka lembaran plastik dapat

digunakan memproduksi gelas plastik. Namun lembaran plastik yang

diproduksi saat ini belum tentu dipakai langsung untuk produksi gelas

plastik. Untuk hasil 1 gulungan lembaran plastik ± 600-1000 Kg dan untuk

pengambilan lembaran plastik untuk proses di mesin Vaccum

Thermoforming harus sesuai urutan agar lembaran plastik yang telah lama

terpakai lebih dahulu.

3. Proses Pembuatan Gelas Plastik

Langkah-langkah proses di mesin Thermoforming adalah sebagai berikut:

a. Lembaran (sheet) dari mesin Extruder diletakkan di tempat menampung

material di mesin Thermoforming.

b. Selanjutnya dilakukan set up mesin dimulai menggunakan pemanasan

heater dengan temperatur yang berbeda-beda tergantung tebal lembaran

plastik. Semakin tebal lembaran plastik, maka suhu semakin tinggi.

c. Setelah set up selesai dilakukan, maka lembaran lembaran plastik

dimasukkan kedalam mesin Thermoforming untuk dicetak menjadi gelas

plastik.

d. Produk gelas plastik yang dihasilkan kemudian di inspeksi. Inspeksi

dilakukan dua kali yaitu oleh QC (Quality Control) dan selector. Jika

(40)

memberitahu operator untuk setting mesin ulang.

e. Proses penyortiran, yaitu produk yang telah disortir kemudian dibungkus

kedalam plastik sebanyak 75 pcs tiap jalur sehingga berisi 40 lajur tiap satu

kardus (3000 pcs).

f. Setelah itu menimbang berat kardus maksimum 30 Kg.

g. Kemudian melakukan proses packing setelah kardus berisi 40 lajur tiap satu

karton (3000 pcs).

2.9. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bagan yang menggambarkan hubungan kerja

antara dua orang atau lebih pada suatu tugas yang saling berkaitan untuk

pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi suatu perusahaan

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar

jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung

jawab serta hubungannya satu sama lain pada intinya dapat digambarkan pada

suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui

dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia

harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas

yang telah ditetapkan, akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan

terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab.

(41)
(42)
[image:42.842.85.764.81.340.2]
(43)

1. Direktur Utama

Direktur utama memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengkordinir secara keseluruhan terhadap kondisi dan kegiatan di pabrik.

b. Membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menentukan produk yang akan

diproduksi, dengan menentukan item-item yang akan diproduksi yang

disesuaikan dengan permintaan pelanggan atau pasar.

2. Manager Produksi

Bagian produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan produksi yang dilakukan oleh pabrik, mulai dari awal

sampai akhir kegiatan produksi.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam

kegiatan produksi.

3. Manager personalia

Bagian umum atau bagian personalia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Bertugas dalam kegiatan personal dari para pegawai.

b. Mengurus secara langsung kegiatan eksternal perusahaan, misalnya: melayani

(44)

c. Mengawasi secara langsung pengangkutan yang dimiliki oleh perusahaan, baik

mobil perusahaan maupun angkutan transportasi untuk mengangkut bahan baku

dan barang jadi yang akan dikirim.

4. Manager Administrasi dan Keuangan

Bagian administrasi bertanggungjawab dalam hal mencatat semua kegiatan

pembukuan pada keuangan yang terjadi di perusahaan tersebut:

Bagian keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab dalam hal pembukuan, pemasukan dan pengeluaran yang

dilakukan oleh perusahaan, khususnya di pabrik.

b. Memberikan honor atau gaji kepada pegawai perusahaan, termasuk menangani

kegiatan transaksi, ataupun simpan pinjam yang dilakukan oleh karyawan

dengan perusahaan.

5. Manager Pemasaran

Mempunyai tanggung jawab dalam:

a. Mengontrol pembelian barang.

b. Menerima laporan penjualan produk perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas jumlah penjualan perusahaan setiap bulan.

6. Manager Maintenance

Manager Maintenance memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab untuk pemenuhan bagian pemeliharaan dan perbaikan.

b. Bertanggung jawab dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan.

(45)

7. Manager Pergudangan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Manager gudang adalah sebagai berikut:

a. Mengatur pengiriman barang.

b. Menerima laporan stok dari staf gudang.

c. Bertanggung jawab atas berjalannya seluruh kegiatan yang dilakukan di

gudang.

8. Pengawas atau supervisi

Pengawas atau supervisi bertugas dalam:

a. Mengawas derajat kualitas produk apakah sudah sesuai dengan yang

diharapkan.

b. Pengawasan terhadap pembelian dengan mempertimbangkan kualitas bahan

baku.

c. Pengawasan persediaan bahan baku dan barang jadi.

d. Bertanggung jawab dalam mengatur penjadwalan.

9. Staf Bagian Pengendalian Mutu

Bagian pengawasan komponen memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal

mengawasi dengan melakukan inspeksi terhadap komponen-komponen yang.

10.Staf Teknisi

Bagian perbengkelan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengawasi

kegiatan perbaikan terhadap mesin, mal, peralatan, dan termasuk di dalamnya

pembuatan mal-mal untuk tiap mesin-mesin seperti mesin compressor, mesin

(46)

11.Staf Bagian Safety dan Security

Bagian penyiapan peralatan-peralatan yang menjaga kesalamatan para pekerja

pabrik dan memilih pekerja untuk menjaga keamanan pabrik.

12.Staf Bagian Gudang

Bagian pergudangan memiliki tugas dan tanggung jawab mengawasi dan mencatat

jumlah bahan baku dan produk jadi yang masuk dan yang dikirim atau dikeluarkan

oleh perusahaan.

13.Staf bagian Administrasi dan keuangan

Bertanggungjawab dalam mengurus pembukuan di perusahaan dan

bertanggungjawab dalam mencatat pengeluaran dan pemasukan pada perusahaan.

14.Staf Administrasi produksi

Bertanggung jawab dalam:

a.Membuat surat jalan untuk penjualan barang kepada pelanggan

b. Mencatat piutang yang dilakukan pelanggan.

15. Operator Quality Control

Bertugas dalam pemeriksaan tiap item barang jadi untuk menjaga kualitas produk

tetap baik.

16.Anggota

Bertugas melakukan kegiatan dilantai produksi dan mebuat laporan kepada setiap

(47)

2.10.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.10.1.1. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja dalam pembuatan produk di PT. Guna Kemas Indah

berjumlah 217 orang dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Guna Kemas Indah

No Bagian Jumlah Karyawan (Orang)

1 Direktur Utama 1

2 Manager Produksi 1

3 Manager Administrasi dan Keuangan 1

4 Manager Personalia 1

5 Manager Maintenance 1

6 Manager Pergudangan 1

7 Manager Pemasaran 1

8 Pengawas/Supervisi 3

9 Staf Bagian Pengendalian Mutu 1 10 Staf Bagian Administrasi Produksi 1

11 Staf Bagian Administrasi 3

12 Staf Bagian Safety & Security 6

13 Staf Bagian Teknisi 3

14 Staf Bagian Gudang 2

15 Bagian Pengolahan Plastik 5

16 Bagian Pembersihan Bram 9

17 Bagian Pengolahan Logam 6

18 Bagian Perakitan 12

19 Bagian Perbengkelan 15

20 Bagian Listrik/Alat-alat 6

21 Bagian Mal-mal Plastik 9

22 Bagian Mal-Mal Pon 9

23 Bagian Mal-Mal Pon dan Tap 9

24 Bagian Mesin Hidraulik 9

25 Bagian Injection 6

26 Bagian Pergudangan 12

27 Bagian Bahan Baku dan Suku Cadang 12

28 Bagian Keamanan 6

29 Bagian Pengangkutan 6

30 Bagian Kebersihan 12

31 Bagian Produksi 48

Jumlah 217

(48)

Kegiatan jam kerja secara normal dilakukan selama 7 jam kerja produktif dan

1 jam istirahat. PT. Guna Kemas Indah berproduksi setiap hari, kecuali hari-hari besar

lainnya. Pembagian jam kerja karyawan dibagi menjadi tiga shift yang dapat dilihat

[image:48.595.68.540.243.677.2]

pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja Normal Karyawan

Bagian Shift Hari Jam Kerja

Umum Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja - Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Compressor Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Injek Plastik Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja

- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Siang Senin - Jumat - Pukul 15.30 – 19.30 : Waktu kerja

- Pukul 19.30 – 20.00 : Waktu istirahat - Pukul 20.00 – 23.00 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 13.30 – 17.30 : Waktu kerja

(49)

2.10.2. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan

Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PT. Guna Kemas Indah berpedoman

pada ketentuan Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan

pemerintah. Besarnya upah yang diterapkan dibedakan menurut status karyawan

perusahaan:

1. Pegawai Tetap

Menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain dari perusahaan.

2. Pegawai Harian

Menerima upah sesuai dengan hasil kerjanya setiap satu minggu.

Pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai pada hari libur dan diluar ketentuan

jam kerja normal maka dikategorikan ke dalam jam kerja lembur. Perhitungan gaji

untuk pekerja lembur sebagai berikut:

1. Untuk hari biasa

a. Untuk satu jam pertama adalah 1,5 x upah per jam

b. Untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam. Dimana upah kerja lembur

per jam adalah 1/173 x upah per bulan.

2. Untuk hari besar/libur

Untuk hari libur 2 x upah per hari kerja biasa.

Di samping pemberian gaji pokok perusahaan memberikan

tunjangan-tunjangan kepada karyawan, fasilitas ini diberikan kepada semua karyawan tetap dan

karyawan kontrak tanpa terkecuali. Usaha-usaha tersebut dilakukan perusahaan untuk

(50)

1. Tunjangan Masa Kerja

Perbedaan gaji antara pekerja baru dengan pekerja lama dibedakan dengan

tunjangan masa kerja, baik pekerja bulanan maupun pekerja harian, yaitu:

a) Masa kerja 2 tahun – kurang 4 tahun TMK Rp 11.000,00/bulan

b)Masa kerja 4 tahun – kurang 6 tahun TMK Rp 14.000,00/bulan

c) Masa kerja 6 tahun – kurang 8 tahun TMK Rp 16.500,00/bulan

d)Masa kerja 8 tahun – kurang 10 tahun TMK Rp 20.000,00/bulan

e) Masa kerja 10 tahun – kurang 12 tahun TMK Rp 25.000,00/bulan

f) Masa kerja 12 tahun – kurang 14 tahun TMK Rp 30.500,00/bulan

g)Masa kerja 14 tahun – kurang 16 tahun TMK Rp 37.500,00/bulan

h)Masa kerja 16 tahun – kurang 18 tahun TMK Rp 44.500,00/bulan

i) Masa kerja 18 tahun – kurang 20 tahun TMK Rp 51.500,00/bulan

j) Masa kerja 20 tahun – kurang 22 tahun TMK Rp 58.500,00/bulan

k)Masa kerja 22 tahun – kurang 24 tahun TMK Rp 65.500,00/bulan

l) Masa kerja > 24 tahun ...TMK Rp 72.500,00/bulan

2. Tunjangan Hari Raya (THR)

Besarnya THR adalah tambahan satu bulan gaji pada karyawan yang mempunyai

masa kerja lebih dari satu tahun. Adapun ketentuan yang ditetapkan oleh

perusahaan berkenaan dengan Tunjangan Hari Raya, yaitu:

a. THR diberi kepada pekerja, 14 hari sebelum Hari Raya Keagamaan

b. Untuk kepala pekerja yang bekerja di atas 1 tahun, jumlah THR yang diberi

(51)

c. Pekerja yang bekerja kurang dari 1 tahun tetapi telah melampaui masa

percobaan, THR sebagai berikut:

d. Pekerja yang mengundurkan diri/terkena PHK tetap diberikan THR, maka

pekerja tidak akan kehilangan haknya.

e. THR bagi pekerja yang terkena PHK 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan

sebesar:

f. Perusahaan akan memberikan Struk Pemberian THR lengkap dengan

perhitungannya.

3. Tunjangan selama sakit

Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang dalam perawatan sakit dan tidak

dapat bekerja yang dinyatakan/dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Pekerja

harian yang bekerja lebih dari 2 tahun juga mendapatkan tunjangan ini.

4. Tunjangan Insentif

Tunjangan ini diberiakan kepada karyawan dengan cara ditambahkan ke dalam

upah karyawan setiap bulannya sesuai dengan prestasi kerja masing-masing.

Selain tunjangan-tunjangan di atas PT. Guna Kemas Indah juga menyediakan

fasilitas-fasilitas lain kepada karyawan, yaitu:

(52)

JAMSOSTEK merupakan asuransi untuk melindungi tenaga kerja apabila terjadi

kecelakaan kerja atau diluar hal tersebut. Fasilitas ini biasanya dikenal dengan

nama Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). JAMSOSTEK di perusahaan ini yaitu

sebesar Rp 23.000 per hari.

6. Cuti

Cuti diberikan kepada karyawan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan

selama bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Lamanya cuti yang diberikan

oleh perusahaan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya.

2.11. Prosedur Pembelian Bahan Baku

Pembelian bahan baku (polypropylene, titanlene, afal, katalis, cosmoplene)

dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga ketersediaan bahan baku secara

terus-menerus. Pembelian bahan baku tersebut dilakukan oleh PT. Guna Kemas Indah

dengan menggunakan sistem kontrak.

Secara umum prosedur pembelian bahan baku tersebut yaitu:

1. Kantor pusat PT. Guna Kemas Indah yang di Jakarta menunjuk perusahaan

yang memproduksi bahan-bahan baku tersebut, bahan baku tersebut

didatangkan dari luar negeri (Malaysia dan Thailand)

2. Kantor pusat akan melakukan negoisasi harga, kuantitas, kualitas dan kapan

tersedianya bahan baku tersebut. Apabila telah terjadi kesepakatan antara

kantor pusat dengan pihak supplier maka akan diadakan kontrak kerjasama.

Kontrak dilakukan sesuai dengan kemampuan pihak supplier untuk memenuhi

(53)

3. Purchase order dari kantor pusat dikirimkan ke bagian logistik PT. Guna

Kemas Indah yang akan diteruskan ke bagian PPIC

4. Bahan baku siap untuk dikirim sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan

harus sesuai dengan pesanan yang tertulis di PO

(54)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Peramalan2

Peramalan adalah bagian yang penting dan bersatu dengan kegiatan

pengambilan keputusan di dalam suatu perusahaan, terutama untuk melakukan

perencanaan ke masa depan. Semakin meningkatnya kebutuhan akan peramalan dapat

terlihat pada keadaan yang tidak pasti. Oleh sebab itu, telah tersedia berbagai metode

peramalan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana

memakai berbagai jenis karakteristik peramalan tersebut agar sesuai dengan yang

dibutuhkan. Situasi peramalan sangat beragam, tergantung pada horizon waktu

peramalan, pola data, tingkat ketelitian, ketersediaan data dan biaya yang dibuuhkan.

Pada dasarnya peramalan itu dikelompokkan kedalam dua kategori utama

yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif meliputi deret

berkala (time series) dan metode kausal (sebab akibat), sedangkan metode kualitatif

meliputi metode eksploratories dan metode normative. Peramalan dengan metode

kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi sebagai berikut:

1. Tersedianya informasi tentang data masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan kedalam data numeric

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di

masa mendatang

(55)

3.2. Prosedur Peramalan3

Adapun prosedur peramalan secara kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Definisikan tujuan peramalan

2. Pembuatan diagram pencar

3. Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai

4. Hitung parameter-parameter fungsi peramalan

5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan

6. Pilih metode yang terbaik yaitu yang memiliki kesalahan terkecil

7. Lakukan verifikasi peramalan

3.3. Metode Time Series

Metode Time Series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis

serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Dengan analisis deret waktu

dapat ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap suatu produk tertentu bervariasi

terhadap waktu. Sifat dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan

untuk meramalkan penjualan pada masa yang akan datang.

Ada empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ini, yaitu :

a. Pola siklis (cycle), jika penjualan produk memiliki siklus yang berulang secara

periodik

b. Pola musiman (seasonal), jika pola penjualan berulang setiap periode

c. Pola horizontal, jika nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata

d. Pola trend, jika data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus menerus       

3  

(56)

Dalam meramalkan biaya – biaya yang termasuk di dalam biaya operasi

dipergunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika mesin/peralatan

semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya.

Ada beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini yaitu :

1. Trend linier

Bentuk persamaan umum :

Y = a + bt

Sedangkan bentuk peramalannya:

Yt = a + bt

Dimana : Yt = nilai ramalan pada period ke-t

t = waktu atau periode

 

 

2 2

)

( t

t n

Y t tY n

b t t

n t b Y a

t

2. Trend Eksponensial atau Pertumbuhan

Bentuk persamaan umum :

Y = aebt

Sedangkan bentuk peramalannya:

Yt = aebt

 

(57)

n t b Y a

ln t

ln

3. Trend Logaritma

Y = a + b log t

sedangkan bentuk peramalannya:

Yt = a + b log t

 

 

2 2

) log ( log log log t t n Y t tY n

b t t

n

t b

Y

a

t

log

4. Trend Geometrik

Bentuk persamaannya :

Y = atb

sedangkan bentuk peramalannya:

Yt = atb

 

   2 2 ) log ( log log log log . log t t n Y t Y t n

b t t

n t b

Y

a

t

log

log

5. Trend Hiperbola

Bentuk bentuk peramalannya:

Y = t b

(58)

sedangkan bentuk peramalannya : Yt = t b a

 

 

2 2

) ( log log . log t n t Y t Y t n

b t t

n

t b Y

a

log t log

log

Adapun metode peramalan yang termasuk model time series adalah :

1. Metode Penghalusan (Smoothing)

Metode ini digunakan untuk mengurangi ketidakteraturan musiman dari data yang

lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu.

Ketepatan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek,

sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat.

Metode ini terdiri dari:

a. Metode rata-rata bergerak (moving average)

1) Single Moving Average

Merupakan peramalan untuk satu periode ke depan dari periode rata-rata.

Rumus yang digunakan adalah:

N

X X X

F t N t t

t

  

   

1 1 1

...

dimana:

Xi : data pengamatan periode i.

(59)

2) Linear Moving Avarage

Dasar dari metode ini adalah penggunaan moving average kedua untuk

memperoleh penyesuaian bentuk pola trend.

3) Double Moving Avarage

Notasi yang diberikan adalah MA (M x N),artinya M – periode MA dan N

periode NA

4) Weigthed Moving Average

Weighted moving average adalah metode perhitungan dengan cara

mengalikan tiap-tiap periode dengan faktor bobot dan membagikannya

dengan hasil produk yang merupakan penjumlahan faktor bobot. Formula

metode Weighted Moving Average adalah:

Ftw1At1w2At2...wnAtn dimana :

w1 : bobot yang diberikan pada periode t-1

w2 : bobot yang diberikan pada periode t-2

wn : bobot yang diberikan pada periode t-n

n : jumlah periode

b. Metode Eksponensial Smoothing

1) Single Eksponensial Smoothing

Pengertian dasar dari metode ini adalah nilai ramalan pada periode t+1

(60)

berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut.

Secara matematis dapat dinyatakan:

fˆ t ft

1

fˆt1 dimana :

t

fˆ : perkirakan permintaan pada periode t

: suatu nilai (0<<1) yang ditentukan secara subjektif

t

f : permintaan aktual pada periode t

1

ˆ

t

f : perkiraan permintaan pada periode t-1

2) Double Exponensial Smoothing

Formula DoubleExponentialSmoothing adalah :

ftmatbt.m.

sedangkan :

1

' 1

' t  t

t X f

f  

1

" 1 "

" t  t

t f f

f  

dimana

' t

f : single exponential smoothing

" t

f : double exponential smoothing

' "

2 ' "

' t t t t

t

tfffff

' "

1 t t

tff

(61)

2. Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi

Metode ini merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan,

sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat di proyeksikan hal-hal yang akan

diteliti pada masa yang akan datang.

Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa:

a. Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt):

Yt = a, dimana

N Y a

1

dimana : Yt = nilai tambah

N = jumlah periode

b. Linier, dengan fungsi peramalan:

Yt = a + bt

dimana :

n bt Y

a  

   

 

  

    2 2 t t n y t ty n b

c. Kuadratis, dengan fungsi peramalan :

Yt = a + bt + ct2

dimana : n t c t b Y

a

 

2

 

 b

c 2          b

 

 2 2 4

t n t

 

t Y n tY

 

t2 Y n t2Y

(62)

 

 2 2 3

t n t t

d. Eksponensial, dengan fungsi peramalan :

Yt = aebt

dimana : n t b Y

a

ln 

ln 2

 

2

ln ln ln

   t t n Y t Y t n a

e. Siklis, dengan fungsi peramalan :

n t c n b a

Yˆt   sin2  cos2 dimana : n t c n t b na

Y sin2

cos2

   n t n t c n b n t a n t

Ysin2

sin2 sin2 2

sin2 cos2

   n t n t b n c n t a n t

Ycos2

cos2

cos2 2

sin2 cos2

  

3. Metode Dekomposisi

Yaitu ramalan yang ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada sehingga

tidak dapat diramalkan secara biasa. Model tersebut didekati dengan fungsi

linier atau siklis, kemudian bagi t atas kwartalan sementara berdasarkan pola

data yang ada. Metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan yang

tertua. Terdapat beberapa pendekatan alternatif umtuk mendekomposisikan

suatu derat berkala yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen

(63)

3.4. Kriteria Performance Peramalan

Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara, antara

lain adalah:

1. Mean Square Error (MSE)

MSE =

Dimana:

Xt = data aktual periode t

Ft = nilai ramalan periode t

N = banyaknya periode

2. Standard Error of Estimate (SEE)

SEE =

Dimana:

f = derajat kebebasan

untuk data konstan, f = 1

untuk data linier, f = 2

untuk data kuadratis, f = 3

untuk data siklis, f = 3

3. Percentage Error (PE)

PE t =

Dimana nilai dari PE PEt bisa positif ataupun negatif.

4. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

(64)

3.5. Proses Verifikasi

Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang

diperoleh representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan

menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari chart (peta) ini dapat terlihat apakah

sebaran masih dalam kontrol ataupun sudah berada di luar kontrol. Jika sebaran

berad

Gambar

Tabel 2.1. Syarat Mutu Cup Plastik untuk Air Minum dalam Kemasan
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Guna Kemas Indah
Tabel 2.3. Jam Kerja Normal Karyawan
Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan merupakan data tahun 2014 yang berkaitan dengan perusahaan dalam melakukan pengadaan dan pengendalian bahan baku, pemesanan bahan baku, kegiatan produksi,

Solusi yang dapat dilakukan untuk menjawab masalah tersebut yaitu diperlukan suatu perbaikan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang telah ada, adapun perbaikan itu

Perusahaan dalam melakukan persediaan bahan baku dengan cara melakukan pemesanan bahan baku dalam jumlah besar dari pada jumlah yang dibutuhkan dalam produksi sehingga

Data yang diperlukan dalam sistem persediaan adalah pemasok, bahan baku, bahan baku di gudang, bagian pembelian, nota pembelian yang didapat dari proses pembelian bahan baku,

Untuk bahan baku pig skin, dengan kebijakan non safety stock lebih tepat digunakan dengan teknik LUC yang memiliki penghematan total biaya persediaan sebesar 40,59%, sedangkan

Untuk bahan baku pig skin, dengan kebijakan non safety stock lebih tepat digunakan dengan teknik LUC yang memiliki penghematan total biaya persediaan sebesar 40,59%, sedangkan

Total biaya persediaan bahan baku di UKM WIRA BAG’S PRODUCTION dihitung dengan mengetahui total kebutuhan bahan baku, pembelian rata-rata bahan baku, biaya pemesanan dalam

Dengan melakukan pemesanan bahan baku menggunakan metode tersebut maka jumlah over stock persediaan pada perusahaan dapat berkurang sebesar 92,92% sedangkan untuk total biaya yang