(STUDI KASUS PT. GUNA KEMAS INDAH TANJUNG
MORAWA)
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
CHRISTINA Y.R PURBA 100423020
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan pengetahuan dan kekuatan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul “Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)”
Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian
Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ekstensi pada Departemen
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk
memberikan yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini
masih memiliki kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk lebih menyempurnakan tugas sarjana ini. Semoga tugas
sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Universitas Sumatera Utara,
Medan, Juni 2013
Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun
sumbangan pemikiran. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan material, spiritual maupun bimbingan, terutama kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik
Industri Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc., selaku Koordinator Tugas Sarjana
di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara,
yang merangkap sebagai Dosen Pembimbing I Penulis dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat
memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Sarjana ini.
4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu dan telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
5. Bapak Ranu, selaku kepala bagian personalia PT. Guna Kemas Indah dan
informasi, data perusahaan selama melakukan penelitian.
6. Kedua orang tua (Drs. Jhon Kerry Purba dan Natalina L. Pasaribu), kakak
(Margareth E.K Purba, S.Si) dan adik (Yohana V.G Purba dan Johannes F.A
Purba) serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya
kepada penulis baik doa, moral, semangat maupun materi dalam
menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
7. Jeffry Pane, ST yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik doa
maupun semangat.
8. Teman-teman kos Berdikari 66 Padang Bulan (Valen, Lina, Tuty, Lilis)
9. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Ekstensi di Departemen
Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak
masukan kepada penulis.
10. Kak Dina, Bang Mijo, Bang Ridho selaku pegawai Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu
penulis dalam pengurusan berkas-berkas tugas sarjana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki
keterbatasan dalam segala hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi untuk penyempurnaan laporan ini agar nantinya berguna
dalam penulisan laporan berikutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar belakang Masalah ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan Penelitian ... I-4
1.4. Manfaat Penelitian ... I-5
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-6
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7
BAB HALAMAN 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2
2.4. Daerah Pemasaran ... II-2
2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan ... II-3
2.6. Standar Mutu Bahan atau Produk ... II-3
2.7. Bahan yang Digunakan ... II-5
2.7.1. Bahan Baku ... II-5
2.7.2. Bahan Penolong ... II-5
2.7.3. Bahan Tambahan ... II-6
2.8. Uraian Proses Produksi ... II-6
2.9. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-10
2.10. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-13
2.10.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-17
2.10.1.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-17
2.10.1.2. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan
Karyawan ... II-19
2.11. Prosedur Pembelian Bahan Baku ... II-22
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Peramalan ... III-1
BAB HALAMAN 3.3. Metode Time Series ... III-2
3.4. Kriteria Performance Peramalan ... III-10
3.5. Proses Verifikasi ... III-11
3.6. Persediaan (Inventory) ... III-12
3.6.1. Pengendalian Persediaan ... III-12
3.6.2. Biaya Persediaan ... III-14
3.7. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) ... III-16
3.8. Teknik-teknik Penentuan Ukuran Lot ... III-18
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-1
4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.5. Variabel Penelitian ... IV-2
4.6. Sumber Data ... IV-4
4.7. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-4
4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-5
4.9. Analisa Pembahasan Masalah ... IV-6
BAB HALAMAN V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Permintaan Produk Cup Bulan
Mei 2012-April 2013 ... V-1
5.1.2. Data Struktur Produk Cup Bening ... V-2
5.1.3. Data Status Persediaan Bahan Baku ... V-3
5.1.4. Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Bahan
Baku Cup Bening ... V-3
5.1.5. Data Harga Bahan Baku ... V-4
5.1.6. Data Waktu Tenggang (Lead Time) ... V-5
5.2. Pengolahan Data ... V-5
5.2.1. Peramalan Jumlah Permintaan Cup Bening Bulan
Mei 2012-April 2013 ... V-5
5.2.2. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ... V-11
5.2.3. Perhitungan Kebutuhan Bersih (Netting) ... V-12
5.2.4. Perhitungan Ukuran Lot Persediaan ... V-12
5.2.4.1. Metode Lot For Lot ... V-12
5.2.4.2. Metode Least Total Cost ... V-16
5.2.4.3. Metode Silver Meal ... V-22
BAB HALAMAN 5.2.4.4. Metode Part Period Balancing ... V-36
5.2.4.5. Metode Economic Order Quantity dan Period
Order Quantity ... V-41
5.2.4.5.1. Metode Economic Order Quantity ... V-41
5.2.4.5.2. Metode Period Order Quantity ... V-46
5.2.4.6. Perencanaan Persediaan dengan Cara
Perusahaan ... V-51
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Peramalan ... VI-1
6.2. Analisis Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ... VI-1
6.3. Analisis Perencanaan Persediaan ... VI-2
6.4. Analisis Perbandingan Kondisi Riil Perencanaan
Persediaan Cara Perusahaan dengan Metode
Wagner Within ... VI-5
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-1
TABEL HALAMAN 1.1. Data Historis Persediaan Bahan Baku Periode Mei
2012- April 2013 ... I-3
2.1. Syarat Mutu Cup Plastik untuk Air Minum dalam
Kemasan ... II-4
2.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Guna Kemas Indah .... II-17
2.3. Jam Kerja Normal Karyawan ... II-18
5.1. Data Permintaan Cup Bening MTO dan MTS ... V-1
5.2. Data Permintaan Produk Cup Bulan Mei 2012-April 2013 .... V-2
5.3. Data Status Persediaan Bahan Baku Cup Bening ... V-3
5.4. Biaya Pemesanan ... V-3
5.5. Biaya Penyimpanan ... V-4
5.6. Unit Biaya Penyimpanan Bahan Baku ... V-4
5.7. Harga Bahan Baku ... V-5
5.8. Data Waktu Tenggang (Lead Time) ... V-5
5.9. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Moving
Average ... V-7
5.10. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Single
Exponential Smoothing ... V-7
TABEL HALAMAN 5.12. Verifikasi Peramalan Metode Single Exponential
Smoothing ... V-9
5.13. Hasil Peramalan Permintaan Produk Cup Bening Periode
Mei 2013-April 2014 ... V-11
5.14. Kebutuhan Bahan Baku Cup Bening ... V-12
5.15 Pelepasan Pemesanan Polypropylene dengan Metode
Lot For Lot ... V-13
5.16. Pelepasan Pemesanan Titanlene dengan Metode
Lot For Lot ... V-13
5.17. Pelepasan Pemesanan Afal dengan Metode Lot For Lot ... V-14
5.18. Pelepasan Pemesanan Katalis dengan Metode Lot For Lot .... V-15
5.19. Pelepasan Pemesanan Cosmoplene dengan Metode
Lot For Lot ... V-15
5.20. Pelepasan Pemesanan Polypropylene dengan Metode Silver
Meal ... V-16
5.21. Penentuan Lot untuk Polypropylene dengan Metode Silver
Meal ... V-16
5.22. Pelepasan Pemesanan Titanlene dengan Metode Silver
Meal ... V-18
TABEL HALAMAN 5.24. Pelepasan Pemesanan Afal dengan Metode Silver
Meal ... V-19
5.25. Penentuan Lot untuk Afal dengan Metode Silver
Meal ... V-20
5.26. Pelepasan Pemesanan Katalis dengan Metode Silver
Meal ... V-21
5.27. Penentuan Lot untuk Katalis dengan Metode Silver
Meal ... V-21
5.28. Pelepasan Pemesanan Cosmoplene dengan Metode Silver
Meal ... V-22
5.29. Penentuan Lot untuk Cosmoplene dengan Metode Silver
Meal ... V-22
5.30. Matriks Dalam Perhitungan Oen untuk Polypropylene ... V-24
5.31. Rekapitulasi Hasil Nilai Perhitungan Nilai Fn untuk
Polypropylene ... V-25
5.32. Penentuan Ukuran Lot Optimal Polypropylene dengan Metode
Wagner Within ... V-25
5.33. Penentuan Ukuran Lot Optimal Titanlene dengan Metode
TABEL HALAMAN 5.34. Penentuan Ukuran Lot Optimal Afal dengan Metode
Wagner Within ... V-28
5.35. Penentuan Ukuran Lot Optimal Katalis dengan Metode
Wagner Within ... V-29
5.36. Penentuan Ukuran Lot Optimal Cosmoplene dengan Metode
Wagner Within ... V-30
5.37. Perhitungan Ukuran Lot untuk Polypropylene dengan Metode
Economic Order Quantity ... V-31
5.38. Perhitungan Ukuran Lot untuk Titanlene dengan Metode
Economic Order Quantity ... V-32
5.39. Perhitungan Ukuran Lot untuk Afal dengan Metode
Economic Order Quantity ... V-32
5.40. Perhitungan Ukuran Lot untuk Katalis dengan Metode
Economic Order Quantity ... V-33
5.41. Perhitungan Ukuran Lot untuk Cosnmoplene dengan Metode
Economic Order Quantity ... V-34
5.42. Perhitungan Ukuran Lot untuk Polypropylene dengan Metode
Period Order Quantity ... V-36
TABEL HALAMAN 5.44. Perhitungan Ukuran Lot untuk Afal dengan Metode
Period Order Quantity ... V-38
5.45. Perhitungan Ukuran Lot untuk Katalis dengan Metode
Period Order Quantity ... V-39
5.46. Perhitungan Ukuran Lot untuk Cosmoplene dengan Metode
Period Order Quantity ... V-40
5.47. Perencanaan Persediaan Polypropylene dengan Cara
Perusahaan ... V-40
5.48. Perencanaan Persediaan Titanlene dengan Cara
Perusahaan ... V-41
5.49. Perencanaan Persediaan Afal dengan Cara
Perusahaan ... V-41
5.50. Perencanaan Persediaan Katalis dengan Cara
Perusahaan ... V-42
5.51. Perencanaan Persediaan Cosmoplene dengan Cara
Perusahaan ... V-43
6.1. Kesalahan Peramalan Permintaan ... VI-1
6.2. Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ... VI-2
6.3. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Cup Bening ... VI-4
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Guna Kemas Indah ... II-12
3.1. Moving Range Chart ... III-11
4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5
4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6
5.1. Struktur Produk Cup Bening ... V-2
5.2. Diagram Pencar Permintaan Produk Cup Bening Bulan
Mei 2012-April 2013 ... V-6
5.3. Moving Range Chart Metode Single Exponential
LAMPIRAN HALAMAN
1.Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Polypropylene dengan
Metode Wagner Within ... L-1
2.Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Titanlene dengan Metode
Wagner Within ... L-6
3.Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Titanlene dengan Metode
Wagner Within ... L-11
4. Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Afal dengan Metode
Wagner Within ... L-13
5. Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Afal dengan Metode
Wagner Within ... L-18
6. Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Katalis dengan Metode
Wagner Within ... L-20
7. Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Katalis dengan Metode
Wagner Within ... L-25
8. Perhitungan Oen untuk Bahan Baku Cosmoplene dengan Metode
Wagner Within ... L-27
9.Perhitungan Nilai Fn untuk Bahan Baku Cosmoplene dengan Metode
Wagner Within ... L-32
Perencanaan dan persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses produksi, terutama pada industri manufaktur. Persediaan bahan baku tidak boleh kurang ataupun berlebih. Jika persediaan bahan baku kurang, akibatnya akan menghambat proses produksi bahkan sampai terhenti. Jika persediaan berlebih maka akan menganggu proses penyimpanan dan menimbulkan biaya berlebih. Kedua kondisi tersebut berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi dan kehilangan kepercayaan pelanggan.
PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang berstatus swasta nasional yang bergerak di bidang industri produksi kemasan plastik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan pesanan pelanggan.
Perusahaan manufaktur sering menghadapi masalah dalam hal persediaan. Permasalahan yang timbul pada PT. Guna Kemas Indah adalah adanya pemesanan bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga membuat persediaan bahan baku di gudang menjadi banyak atau bahkan berkurang, hal ini juga disebabkan karena kedatangan bahan baku yang tidak sesuai dengan waktu yang diberikan oleh perusahaan sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yaitu dalam hal meningkatnya biaya persediaan. Karena itu dibutuhkan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat persediaan yang paling optimum.
Perencanaan kebutuhan material sangat memerlukan peramalan permintaan konsumen yang dihitung dari permintaan masa lalu, sehingga dapat memperkirakan kebutuhan dimasa mendatang. Dalam penelitian ini, yang akan dianalisa adalah biaya total yang dihasilkan dari beberapa penggunaan teknik lot sizing. Teknik lot sizing yang digunakan adalah Lot For Lot (LFL), Least Total Cost (LTC), Silver Meal (SM), Part Period Balancing (PPB), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ) dan Wagner Within (WW). Dari hasil perhitungan ketujuh metode tersebut dipilih metode yang menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum. Teknik lot sizing wagner within, lot for lot dan silver meal menghasilkan biaya total persediaan yang terendah yaitu Rp 825.000,-.
Perencanaan dan persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses produksi, terutama pada industri manufaktur. Persediaan bahan baku tidak boleh kurang ataupun berlebih. Jika persediaan bahan baku kurang, akibatnya akan menghambat proses produksi bahkan sampai terhenti. Jika persediaan berlebih maka akan menganggu proses penyimpanan dan menimbulkan biaya berlebih. Kedua kondisi tersebut berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi dan kehilangan kepercayaan pelanggan.
PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang berstatus swasta nasional yang bergerak di bidang industri produksi kemasan plastik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan pesanan pelanggan.
Perusahaan manufaktur sering menghadapi masalah dalam hal persediaan. Permasalahan yang timbul pada PT. Guna Kemas Indah adalah adanya pemesanan bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga membuat persediaan bahan baku di gudang menjadi banyak atau bahkan berkurang, hal ini juga disebabkan karena kedatangan bahan baku yang tidak sesuai dengan waktu yang diberikan oleh perusahaan sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yaitu dalam hal meningkatnya biaya persediaan. Karena itu dibutuhkan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat persediaan yang paling optimum.
Perencanaan kebutuhan material sangat memerlukan peramalan permintaan konsumen yang dihitung dari permintaan masa lalu, sehingga dapat memperkirakan kebutuhan dimasa mendatang. Dalam penelitian ini, yang akan dianalisa adalah biaya total yang dihasilkan dari beberapa penggunaan teknik lot sizing. Teknik lot sizing yang digunakan adalah Lot For Lot (LFL), Least Total Cost (LTC), Silver Meal (SM), Part Period Balancing (PPB), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ) dan Wagner Within (WW). Dari hasil perhitungan ketujuh metode tersebut dipilih metode yang menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum. Teknik lot sizing wagner within, lot for lot dan silver meal menghasilkan biaya total persediaan yang terendah yaitu Rp 825.000,-.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan
yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan
konsumen terhadap suatu produk tidak terbatas pada harga dan kualitas saja tetapi
juga pada pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang dimaksud dapat berupa
ketersediaan produk yang diinginkan konsumen dengan kuantitas dan kualitas
sesuai dengan kebutuhan.
Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan
langsung dengan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat
adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan
kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan
perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di
samping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan
akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh
karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan
sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar
jalannya proses produksi.
pertumbuhan permintaan pasar. Permasalahan yang timbul pada PT. Indonesia
Toray Synthetics dibagian material adalah melakukan perencanaan chip (suatu
produk akhir tekstil), PT. Indonesia Toray Synthetics sulit menentukan berapa
kebutuhan bahan baku yang diperlukan dan berapa pemesanan yang harus
dilakukan. Maka langkah awal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan
persediaan bahan baku melalui pendekatan MRP (Material Requirement
Planning) agar mendapatkan hasil biaya persediaan yang lebih optimal.1
PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang bergerak dibidang
produksi kemasan plastik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan
pesanan pelanggan. Permasalahan yang dihadapi PT. Guna Kemas Indah adalah
adanya pemesanan bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga
membuat persediaan bahan baku di gudang menjadi banyak atau bahkan
berkurang, hal ini juga disebabkan karena kedatangan bahan baku yang tidak
sesuai dengan waktu yang diberikan oleh perusahaan sehingga hal tersebut
menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yaitu dalam hal meningkatnya biaya
persediaan.
Metode persediaan yang digunakan pada PT. Guna Kemas Indah ialah
dengan menggunakan metode sistem penambahan fakultatif, yaitu perusahaan
melakukan pemesanan ulang hanya terhadap bahan baku yang telah mencapai titik
tertentu (titik pemesanan ulang) dan tidak memperhatikan persoalan efisiensi lot
1
tangan sudah dibawah batas yang ditentukan.
Adapun data historis persediaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Historis Persediaan Bahan Baku Periode Mei 2012 – April 2013
Bulan Polypropylene (Kg) Titanlene (Kg) Afal (Kg) Katalis (Kg) Cosmoplene (Kg) Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana Kebutuhan Rencana
Mei 2012 10000 9000 2000 1900 800 750 274 250 650 600
Juni 2012 9995 9990 2400 2200 730 800 300 340 610 640
Juli 2012 8000 8000 2000 1854 740 750 267 265 615 630
Agustus
2012 7500 7000 1850 1854 722 720 277 270 588 584
September
2012 8700 9000 2650 3000 600 630 310 320 575 600
Oktober
2012 8000 8500 2580 3000 860 865 300 320 565 600
November
2012 7500 7000 2500 2570 758 800 277 297 570 575
Desember
2012 7000 7000 2200 2240 700 700 285 300 560 580
Januari
2013 7600 8400 2200 2480 650 610 285 315 565 600
Februari
2013 8500 8000 2750 3000 655 700 305 310 600 610
Maret
2013 9000 9500 2200 2500 720 700 297 300 600 575
April
2013 7500 8500 2650 2580 700 780 290 300 600 580
Dari tabel diatas dapat dilihat adanya kekurangan dan kelebihan tiap bahan baku.
Kekurangan persediaan bahan baku yang paling sering terjadi adalah pada bahan
baku polypropylene, dimana kekurangan terjadi pada bulan Mei 2012, Juni 2012,
Agustus 2012, November 2012, dan Februari 2013. Sementara itu bahan baku
yang berlebih yang disimpan di gudang akan menimbulkan biaya penyimpanan.
Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat
pengendalian persediaan bahan baku dengan menerapkan metode Material
Requirement Planning (MRP), dimana metode ini digunakan untuk kebutuhan
item-item yang bersifat saling bergantung (dependent). Metode Material
Requirement Planning (MRP) didesain untuk menentukan jumlah material yang
benar-benar dibutuhkan, sehingga tingkat persediaan material yang berlebihan
dapat dihindari. Dalam hal ini digunakan teknik lot sizing, antara lain teknik Lot
For Lot (LFL), Least Total Cost (LTC), Wagner Within (WW), Silver Meal (SM),
Part Period Balancing (PPB), Economic Order Quantity (EOQ), dan Period
Order Quantity (POQ).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan permasalahan
yang ada pada penelitian ini adalah adanya pemesanan bahan baku yang tidak
terencana dengan baik sehingga membuat persediaan bahan baku di gudang
menjadi banyak atau bahkan berkurang, hal ini juga disebabkan karena
kedatangan bahan baku yang tidak sesuai dengan waktu yang diberikan oleh
perusahaan sehingga hal tersebut menimbulkan kerugian terhadap perusahaan
yaitu dalam hal meningkatnya biaya persediaan.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan dan
mengendalikan persediaan bahan baku dengan menerapkan beberapa teknik lot
1. Melakukan peramalan terbaik untuk memperkirakan permintaan pada periode
yang akan datang
2. Melakukan pengendalian persediaan berdasarkan metode Material
Requirement Planning (MRP)
3. Menentukan biaya yang optimal dengan menggunakan lot sizing
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan
teori yang didapat di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara
nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai sistem persediaan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan
dengan kinerja perusahaan, menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan
dalam hal pengambilan keputusan yang berhubungan dengan persediaan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Diharapkan dapat mengetahui prinsip dasar persediaan yang meliputi alur
kegiatan, mulai dari proses pemesanan, bermanfaat sebagai tambahan
Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan tertentu agar tidak
menyimpang dari permasalahan yang ada. Batasan-batasan tersebut antara lain :
1. Penelitian dilakukan pada produk cup bening plastik kemasan MG 220 ml
2. Persediaan yang akan ditinjau adalah persediaan bahan baku yang
membentuk produk akhir
3. Periode persediaan bahan baku dilakukan untuk satu tahun
4. Jadwal induk produksi yang didapatkan dari hasil peramalan permintaan
5. Biaya total yang akan dihitung adalah biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan.
6. Tidak memperhitungkan safety stock dan safety lead time dalam penyediaan
bahan baku
7. Perusahaan PT. Guna Kemas Indah berproduksi bersifat make to order
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Pemesanan bahan baku pada distributor yang tetap
2. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian persediaan selama penelitian
berlangsung
3. Tidak menggunakan sistem quantity discount
4. Lead time pemesanan bahan baku diketahui
5. Pengadaan bahan baku yang satu tidak bergantung kepada bahan baku yang
lain
6. Diasumsikan bahwa supplier selalu dapat memenuhi pemesanan bahan baku
terbatas pada jumlah kebutuhan bahan baku perusahaan saja
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir
ini dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluanberisi tentang permasalahan dilakukannya penelitian “Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk
Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot
Sizing (Studi Kasus : PT. Guna Kemas Indah )”, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi
yang digunakan dan sistematika penulisan laporan.
BAB II Gambaran Umum Perusahaan memaparkan secara singkat tentang gambaran dari objek penelitian yaitu Sejarah Perusahaan, Ruang
Lingkup Bidang Usaha, Lokasi Perusahaan, Daerah Pemasaran,
Dampak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Standart Mutu Bahan atau
Produk, Bahan yang Digunakan, Uraian Proses Produksi dan Struktur
Organisasi.
BAB III Landasan Teori menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan sebagai dasar dan kelengkapan untuk memecahkan masalah dalam
penelitian. Adapun teori yang dibahas dalam penelitian ini adalah
Persediaan, Fungsi-fungsi Persediaan, Teknik Penentuan Ukuran Lot.
BAB IV Metodologi Penelitian mengemukakan tentang urutan langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan penjelasan secara garis besar
bagaimana langkah pemecahan persoalan dengan menggunakan
metode yang digunakan. Adapun metodologi yang digunakan dalam
tugas akhir ini adalah Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Penelitian,
Objek Penelitian, Kerangka Konseptual, Variabel Penelitian, Sumber
Data, Metode Pengumpulan Data, Blok Diagram Prosedur Penelitian,
Metode Pengolahan Data, Analisa Pemecahan Masalah, Kesimpulan
dan Saran.
BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Data membahas tentang data-data yang dibutuhkan baik primer maupun sekunder. Data yang sudah
dikumpulkan diolah dengan menggunakan teknik lot sizing.
BAB VI Analisa Pemecahan Masalah menganalisa hasil dari pengolahan data untuk menghasilkan solusi terhadap masalah yang ada. Analisa yang
dilakukan dalam tugas akhir ini adalah Analisis Peramalan, Analisis
Jumlah Kebutuhan Bahan Baku, Analisis Perencanaan Persediaan,
Analisis Perbandingan Kondisi Riil Perencanaan Persediaan Cara
Perusahaan dengan Algoritma Wagner Within.
BAB VII Kesimpulan Dan Saran menguraikan tentang pokok-pokok hasil penelitian dan uraian singkat hasil analisa yang dilakukan, sedangkan
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Guna Kemas Indah merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak
dibidang industri kemasan plastik (Thermorforming & Metalizing), yang berdiri
pada tanggal 29 maret 1988. PT. Guna Kemas Indah mempunyai kantor pusat
yang berkedudukan Jl. Pluit Raya Selatan No.11 A-B, Jakarta Utara,
Indonesia. PT. Guna Kemas Indah mempunyai pabrik yang berada di daerah
Cikupa Tigaraksa, Tangerang. Pada awal berdirinya PT. Guna Kemas Indah
hanya untuk memenuhi permintaan pasar di Pulau Jawa dan sampai sekarang
sudah berkembang pesat menjadi suatu perusahaan industri plastik yang besar
dimana mempunyai beberapa anak cabang di Indonesia salah satunya adalah
Medan.
PT. Guna Kemas Indah didirikan pada tanggal 29 Maret 2008 di atas tanah
seluas 1,25 Ha yang terletak di daerah Sumatera Utara yang berlokasi di Tanjung
Morawa Jln. Industri No 11. PT. Guna Kemas Indah memproduksi jenis-jenis cup
plastik dan printing untuk proses thermoforming sementara untuk produk loly dari
proses injection molding dalam berbagai jenis ukuran, bentuk, dan warna yang
beraneka ragam sesuai permintaan pasar dan pesanan pelanggan. Produk yang
dihasilkan diberi merek Teh Sisri, Aqua, Sindodes, Mangga Jeruk, Joli dan
manajemen mutu. Dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2000 maka manfaat
utama dari implementasi sistem manajemen mutu digunakan untuk memberi
kenyamanan bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya karena ada
panduan, petunjuk, ataupun ukuran keberhasilan atas pekerjaannya dan adanya
proses perbaikan berkesinambungan (Continuous ImprPovement).
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Guna Kemas Indah memproduksi gelas plastik dalam ukuran yang
berbeda-beda yaitu:
1. Untuk proses Injection Molding hanya satu ukuran saja yaitu ukuran 250 ml.
2. Pada proses Thermoforming dan Metalizing menghasilkan dua produk dengan
baik itu kemasan gelas plastik biasa (bening) ataupun gelas plastik printing
dengan kemasan MG 220 ml dan kemasan MG 240 ml.
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan PT. Guna Kemas Indah berlokasi di Jalan Industri No.
11. Kebun Sayur Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang.
2.4. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran PT. Guna Kemas Indah saat ini masih memenuhi
diantaranya:
1. PT. Indofood
2. PT. Makmur
3. PT. Indodes dan perusahaan umum lainnya
2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan
Masyarakat sekitar memperoleh dampak yang positif dengan berdirinya PT.
Guna Kemas Indah, khususnya dari segi sosial ekonomi. Dampak yang diperoleh
diantaranya adalah:
1. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi
jumlah pengangguran.
2. Mengembangkan usaha skala mikro, dengan banyaknya berjualan di sekitar
pabrik.
3. Adanya pembangunan jalan di sepanjang jalan industri menuju pabrik PT.
Guna Kemas Indah.
4. Pemasukan Listrik di sepanjang jalan industri menuju PT. Guna Kemas Indah.
2.6. Standar Mutu Bahan atau Produk
Standard mutu produk yang digunakan oleh PT. Guna Kemas Indah untuk
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Visual dan sifat
tampak -
Bersih, tidak ada benda asing*) yang menempel tidak ada kerusakan berupa
penyok, goresan dan retak.
2 Bau dan Rasa - Tidak boleh menyebabkan perubahan terhadap bau dan rasa pada air minum
3 Kompresi (top
Load) kgf min 4,5
4 Jatuh (drop test) - Tidak boleh ada bocor, pecah maupun retak
5 Identifikasi PP, PE dan
PET PVC
6 Residu VCM ppm - maks 1
7 Global Migrasi ppm maks 30 maks 30
8 Total logam
berat ppm maks 1 maks 1
9 Reduksi KMnO4 ppm maks 1 maks 10
*) Benda asing yang dimaksud adalah segala sesuatu yang tidak patut ada pada gelas yang dapat mempengaruhi mutu produk
(Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) Gelas plastik untuk air minum dalam
[image:34.595.115.502.150.608.2]2.7.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk
yang sudah distandarisasikan. PT. Guna Kemas Indah mengimpor bahan baku dari
luar negeri yaitu Malaysia dan Thailand.
Bahan baku kemasan produk yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah
yaitu sebagai berikut:
1. Polypropylene merupakanbiji plastik untuk bahan baku cup plastik
2. Titanlene untuk bahan baku pada pembuatan cup plastik dan injection molding
3. Bahan baku Afal yaitu lembaran sheet yang merupakan salah satu bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan cup plastik
4. Katalis Cesa Nukleant yaitu bahan baku untuk pembuatan cup plastik yang
berguna untuk membuat kecerahan pada cup plastik
5. Cosmoplene merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan cup plastik
2.7.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan
mutu produk menjadi bernilai namun bahan tersebut tidak ikut dalam proses
produksi. Bahan penolong yang di gunakan di PT. Guna Kemas Indah adalah
kardus/karton, dengan ukuran: 615 x 385 x 555 cm, tipe box: A1 & B, substance:
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam suatu proses
produksi sehingga dapat meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik. Bahan
tambahan yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah adalah:
1. REMF 56 sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan
2. LD Tetlin untuk menggantikan REMF 56 jika tidak tersedia dimana fungsinya
sama yaitu sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan
3. Cat yang digunakan yaitu cat UV LC 416 terdiri dari berbagai warna seperti
merah, kuning, hijau, ungu, dan lain-lain untuk memberi warna pada produk
cup plastik printing.
2.8. Uraian Proses Produksi
Di dalam suatu industri perakitan bahan baku menjadi bahan jadi diperlukan
adanya proses yang tepat dan sempurna. Proses merupakan suatu ilmu penerapan
yang merubah suatu tahap ke tahap berikutnya dengan reaksi yang berbeda-beda.
Rincian bagian/departemen yang meliputi urutan proses adalah sebagai berikut:
1. Proses VaccumThermoforming
Proses VaccumThermoforming memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Proses Pengilingan
Yaitu pada tahap ini lembaran plastik reject dan produk gelas plastik yang
reject dibawa ke ruang giling untuk digiling agar menghasilkan biji plastik.
turun ditarik ke atas blower kemudian material dimasukkan ke dalam karung
kemudian ditimbang, untuk afal 1 sak = 20 kg dan propylene 1 sak= 20 Kg,
serta KatalisChesa Nucleant sebanyak 2,5 Kg.
b. Proses Mixing
Proses Mixing merupakan proses penyampuran bahan baku utama dengan
bahan baku tambahan untuk membuat lembaran plastik. Material murni PP
(Polypropylene), afal, lembaran plastik, produk gelas plastik yang reject serta
cesa nucleant diaduk hingga rata. Setelah itu semua bahan di-mixing atau
dicampur di mesin Mixing. Pada proses penyampuran menggunakan timer
tertentu agar proses penyampuram keempat material tersebut dapat merata.
Selanjutnya hasil mixing (campuran material) ini disalurkan ke hooper (tempat
untuk menampung material) yang ada di mesin Exturuder.
2. Proses Pembuatan Lembaran Plastik
Lembaran Plastik adalah material yang berbentuk lembaran yang akan
digunakan untuk memproduksi gelas plastik. Langkah proses pembuatan
lembaran plastik adalah sebagai berikut:
a. Pertama, keempat material yang sudah di mixing tersebut dimasukkan ke
dalam Hopper dan dipanasi dengan temperatur 80oC.
b. Selanjutnya material turun ke Barel Heater (tempat untuk memanasi
material agar mencair) untuk dipanasi. Ada enam Barel Heater dengan
temperatur masing-masing ± 220oC. Pada Barel Heater, material diaduk
plastik) untuk melakukan penyaringan dengan filter agar material yang
kotor tidak ikut tercampur pada saat proses. Jumlah Screen Heater ada dua
buah. Adapun temperatur dari Screen Heater adalah 220oC.
d. Dari Barel Heater masuk ke Screen Heater untuk melakukan pemanasan
kemudian ke gear pump dan kembali ke Screen Heater dengan temperatur
± 225oC. jumlah Screen Heater ada dua buah.
e. Selain itu dilakukan pemanasan terakhir di Die Heater yang berjumlah
tujuh buah. Adapun temperatur Die heater adalah ± 224oC.
f. Setelah itu, material tersebut dimasukkan ke dalam Roll Jumbo untuk
mencetak material yang cair tersebut menjadi lembaran. Selanjutnya
mengatur ketebalan lembaran plastik dengan Baut Stopper (penyetel
ketebalan). Biasanya ketebalan lembaran plastik 0,74 mm, 0,83 mm, 0,97
mm, 1,06 mm, 1,10 mm. Pada Rooll Jumbo ada sirkulasi air (chiller)
untuk pendingin agar sheet yang dihasilkan tidak lengket, bening, dan
mengkilap. Untuk temperatur Chiller Roll Jumbo ada tiga yaitu atas,
tengah, dan bawah dengan temperatur 23oC, 25oC, dan 21oC .
g. Lembaran (sheet) tersebut digulung dengan menggunakan alat yang
disebut Rewinder. Semakin cepat penariknya maka lembaran plastik tidak
akan kendor. Untuk proses penggulungan menggunakan ± 20-30 bar agar
lembaran plastik tidak bergeser. Pada saat proses penggulungan dilakukan
bagus dan tidak ada reject.
h. Setelah proses penggulungan selesai maka lembaran plastik dapat
digunakan memproduksi gelas plastik. Namun lembaran plastik yang
diproduksi saat ini belum tentu dipakai langsung untuk produksi gelas
plastik. Untuk hasil 1 gulungan lembaran plastik ± 600-1000 Kg dan untuk
pengambilan lembaran plastik untuk proses di mesin Vaccum
Thermoforming harus sesuai urutan agar lembaran plastik yang telah lama
terpakai lebih dahulu.
3. Proses Pembuatan Gelas Plastik
Langkah-langkah proses di mesin Thermoforming adalah sebagai berikut:
a. Lembaran (sheet) dari mesin Extruder diletakkan di tempat menampung
material di mesin Thermoforming.
b. Selanjutnya dilakukan set up mesin dimulai menggunakan pemanasan
heater dengan temperatur yang berbeda-beda tergantung tebal lembaran
plastik. Semakin tebal lembaran plastik, maka suhu semakin tinggi.
c. Setelah set up selesai dilakukan, maka lembaran lembaran plastik
dimasukkan kedalam mesin Thermoforming untuk dicetak menjadi gelas
plastik.
d. Produk gelas plastik yang dihasilkan kemudian di inspeksi. Inspeksi
dilakukan dua kali yaitu oleh QC (Quality Control) dan selector. Jika
memberitahu operator untuk setting mesin ulang.
e. Proses penyortiran, yaitu produk yang telah disortir kemudian dibungkus
kedalam plastik sebanyak 75 pcs tiap jalur sehingga berisi 40 lajur tiap satu
kardus (3000 pcs).
f. Setelah itu menimbang berat kardus maksimum 30 Kg.
g. Kemudian melakukan proses packing setelah kardus berisi 40 lajur tiap satu
karton (3000 pcs).
2.9. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan bagan yang menggambarkan hubungan kerja
antara dua orang atau lebih pada suatu tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi suatu perusahaan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar
jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung
jawab serta hubungannya satu sama lain pada intinya dapat digambarkan pada
suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui
dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia
harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas
yang telah ditetapkan, akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan
terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab.
1. Direktur Utama
Direktur utama memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengkordinir secara keseluruhan terhadap kondisi dan kegiatan di pabrik.
b. Membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menentukan produk yang akan
diproduksi, dengan menentukan item-item yang akan diproduksi yang
disesuaikan dengan permintaan pelanggan atau pasar.
2. Manager Produksi
Bagian produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengawasi kegiatan produksi yang dilakukan oleh pabrik, mulai dari awal
sampai akhir kegiatan produksi.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam
kegiatan produksi.
3. Manager personalia
Bagian umum atau bagian personalia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Bertugas dalam kegiatan personal dari para pegawai.
b. Mengurus secara langsung kegiatan eksternal perusahaan, misalnya: melayani
c. Mengawasi secara langsung pengangkutan yang dimiliki oleh perusahaan, baik
mobil perusahaan maupun angkutan transportasi untuk mengangkut bahan baku
dan barang jadi yang akan dikirim.
4. Manager Administrasi dan Keuangan
Bagian administrasi bertanggungjawab dalam hal mencatat semua kegiatan
pembukuan pada keuangan yang terjadi di perusahaan tersebut:
Bagian keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab dalam hal pembukuan, pemasukan dan pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan, khususnya di pabrik.
b. Memberikan honor atau gaji kepada pegawai perusahaan, termasuk menangani
kegiatan transaksi, ataupun simpan pinjam yang dilakukan oleh karyawan
dengan perusahaan.
5. Manager Pemasaran
Mempunyai tanggung jawab dalam:
a. Mengontrol pembelian barang.
b. Menerima laporan penjualan produk perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas jumlah penjualan perusahaan setiap bulan.
6. Manager Maintenance
Manager Maintenance memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab untuk pemenuhan bagian pemeliharaan dan perbaikan.
b. Bertanggung jawab dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan.
7. Manager Pergudangan
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Manager gudang adalah sebagai berikut:
a. Mengatur pengiriman barang.
b. Menerima laporan stok dari staf gudang.
c. Bertanggung jawab atas berjalannya seluruh kegiatan yang dilakukan di
gudang.
8. Pengawas atau supervisi
Pengawas atau supervisi bertugas dalam:
a. Mengawas derajat kualitas produk apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Pengawasan terhadap pembelian dengan mempertimbangkan kualitas bahan
baku.
c. Pengawasan persediaan bahan baku dan barang jadi.
d. Bertanggung jawab dalam mengatur penjadwalan.
9. Staf Bagian Pengendalian Mutu
Bagian pengawasan komponen memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal
mengawasi dengan melakukan inspeksi terhadap komponen-komponen yang.
10.Staf Teknisi
Bagian perbengkelan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengawasi
kegiatan perbaikan terhadap mesin, mal, peralatan, dan termasuk di dalamnya
pembuatan mal-mal untuk tiap mesin-mesin seperti mesin compressor, mesin
11.Staf Bagian Safety dan Security
Bagian penyiapan peralatan-peralatan yang menjaga kesalamatan para pekerja
pabrik dan memilih pekerja untuk menjaga keamanan pabrik.
12.Staf Bagian Gudang
Bagian pergudangan memiliki tugas dan tanggung jawab mengawasi dan mencatat
jumlah bahan baku dan produk jadi yang masuk dan yang dikirim atau dikeluarkan
oleh perusahaan.
13.Staf bagian Administrasi dan keuangan
Bertanggungjawab dalam mengurus pembukuan di perusahaan dan
bertanggungjawab dalam mencatat pengeluaran dan pemasukan pada perusahaan.
14.Staf Administrasi produksi
Bertanggung jawab dalam:
a.Membuat surat jalan untuk penjualan barang kepada pelanggan
b. Mencatat piutang yang dilakukan pelanggan.
15. Operator Quality Control
Bertugas dalam pemeriksaan tiap item barang jadi untuk menjaga kualitas produk
tetap baik.
16.Anggota
Bertugas melakukan kegiatan dilantai produksi dan mebuat laporan kepada setiap
2.10.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.10.1.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja dalam pembuatan produk di PT. Guna Kemas Indah
berjumlah 217 orang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Guna Kemas Indah
No Bagian Jumlah Karyawan (Orang)
1 Direktur Utama 1
2 Manager Produksi 1
3 Manager Administrasi dan Keuangan 1
4 Manager Personalia 1
5 Manager Maintenance 1
6 Manager Pergudangan 1
7 Manager Pemasaran 1
8 Pengawas/Supervisi 3
9 Staf Bagian Pengendalian Mutu 1 10 Staf Bagian Administrasi Produksi 1
11 Staf Bagian Administrasi 3
12 Staf Bagian Safety & Security 6
13 Staf Bagian Teknisi 3
14 Staf Bagian Gudang 2
15 Bagian Pengolahan Plastik 5
16 Bagian Pembersihan Bram 9
17 Bagian Pengolahan Logam 6
18 Bagian Perakitan 12
19 Bagian Perbengkelan 15
20 Bagian Listrik/Alat-alat 6
21 Bagian Mal-mal Plastik 9
22 Bagian Mal-Mal Pon 9
23 Bagian Mal-Mal Pon dan Tap 9
24 Bagian Mesin Hidraulik 9
25 Bagian Injection 6
26 Bagian Pergudangan 12
27 Bagian Bahan Baku dan Suku Cadang 12
28 Bagian Keamanan 6
29 Bagian Pengangkutan 6
30 Bagian Kebersihan 12
31 Bagian Produksi 48
Jumlah 217
Kegiatan jam kerja secara normal dilakukan selama 7 jam kerja produktif dan
1 jam istirahat. PT. Guna Kemas Indah berproduksi setiap hari, kecuali hari-hari besar
lainnya. Pembagian jam kerja karyawan dibagi menjadi tiga shift yang dapat dilihat
[image:48.595.68.540.243.677.2]pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Normal Karyawan
Bagian Shift Hari Jam Kerja
Umum Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja - Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Compressor Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Injek Plastik Pagi Senin - Jumat - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja - Pukul 12.30 – 15.30 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 08.00 – 12.00 : Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 12.30 : Waktu istirahat - Pukul 12.30 – 13.30 : Waktu kerja Siang Senin - Jumat - Pukul 15.30 – 19.30 : Waktu kerja
- Pukul 19.30 – 20.00 : Waktu istirahat - Pukul 20.00 – 23.00 : Waktu kerja Sabtu - Pukul 13.30 – 17.30 : Waktu kerja
2.10.2. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan
Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PT. Guna Kemas Indah berpedoman
pada ketentuan Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan
pemerintah. Besarnya upah yang diterapkan dibedakan menurut status karyawan
perusahaan:
1. Pegawai Tetap
Menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain dari perusahaan.
2. Pegawai Harian
Menerima upah sesuai dengan hasil kerjanya setiap satu minggu.
Pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai pada hari libur dan diluar ketentuan
jam kerja normal maka dikategorikan ke dalam jam kerja lembur. Perhitungan gaji
untuk pekerja lembur sebagai berikut:
1. Untuk hari biasa
a. Untuk satu jam pertama adalah 1,5 x upah per jam
b. Untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam. Dimana upah kerja lembur
per jam adalah 1/173 x upah per bulan.
2. Untuk hari besar/libur
Untuk hari libur 2 x upah per hari kerja biasa.
Di samping pemberian gaji pokok perusahaan memberikan
tunjangan-tunjangan kepada karyawan, fasilitas ini diberikan kepada semua karyawan tetap dan
karyawan kontrak tanpa terkecuali. Usaha-usaha tersebut dilakukan perusahaan untuk
1. Tunjangan Masa Kerja
Perbedaan gaji antara pekerja baru dengan pekerja lama dibedakan dengan
tunjangan masa kerja, baik pekerja bulanan maupun pekerja harian, yaitu:
a) Masa kerja 2 tahun – kurang 4 tahun TMK Rp 11.000,00/bulan
b)Masa kerja 4 tahun – kurang 6 tahun TMK Rp 14.000,00/bulan
c) Masa kerja 6 tahun – kurang 8 tahun TMK Rp 16.500,00/bulan
d)Masa kerja 8 tahun – kurang 10 tahun TMK Rp 20.000,00/bulan
e) Masa kerja 10 tahun – kurang 12 tahun TMK Rp 25.000,00/bulan
f) Masa kerja 12 tahun – kurang 14 tahun TMK Rp 30.500,00/bulan
g)Masa kerja 14 tahun – kurang 16 tahun TMK Rp 37.500,00/bulan
h)Masa kerja 16 tahun – kurang 18 tahun TMK Rp 44.500,00/bulan
i) Masa kerja 18 tahun – kurang 20 tahun TMK Rp 51.500,00/bulan
j) Masa kerja 20 tahun – kurang 22 tahun TMK Rp 58.500,00/bulan
k)Masa kerja 22 tahun – kurang 24 tahun TMK Rp 65.500,00/bulan
l) Masa kerja > 24 tahun ...TMK Rp 72.500,00/bulan
2. Tunjangan Hari Raya (THR)
Besarnya THR adalah tambahan satu bulan gaji pada karyawan yang mempunyai
masa kerja lebih dari satu tahun. Adapun ketentuan yang ditetapkan oleh
perusahaan berkenaan dengan Tunjangan Hari Raya, yaitu:
a. THR diberi kepada pekerja, 14 hari sebelum Hari Raya Keagamaan
b. Untuk kepala pekerja yang bekerja di atas 1 tahun, jumlah THR yang diberi
c. Pekerja yang bekerja kurang dari 1 tahun tetapi telah melampaui masa
percobaan, THR sebagai berikut:
d. Pekerja yang mengundurkan diri/terkena PHK tetap diberikan THR, maka
pekerja tidak akan kehilangan haknya.
e. THR bagi pekerja yang terkena PHK 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan
sebesar:
f. Perusahaan akan memberikan Struk Pemberian THR lengkap dengan
perhitungannya.
3. Tunjangan selama sakit
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang dalam perawatan sakit dan tidak
dapat bekerja yang dinyatakan/dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Pekerja
harian yang bekerja lebih dari 2 tahun juga mendapatkan tunjangan ini.
4. Tunjangan Insentif
Tunjangan ini diberiakan kepada karyawan dengan cara ditambahkan ke dalam
upah karyawan setiap bulannya sesuai dengan prestasi kerja masing-masing.
Selain tunjangan-tunjangan di atas PT. Guna Kemas Indah juga menyediakan
fasilitas-fasilitas lain kepada karyawan, yaitu:
JAMSOSTEK merupakan asuransi untuk melindungi tenaga kerja apabila terjadi
kecelakaan kerja atau diluar hal tersebut. Fasilitas ini biasanya dikenal dengan
nama Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). JAMSOSTEK di perusahaan ini yaitu
sebesar Rp 23.000 per hari.
6. Cuti
Cuti diberikan kepada karyawan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan
selama bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Lamanya cuti yang diberikan
oleh perusahaan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya.
2.11. Prosedur Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku (polypropylene, titanlene, afal, katalis, cosmoplene)
dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga ketersediaan bahan baku secara
terus-menerus. Pembelian bahan baku tersebut dilakukan oleh PT. Guna Kemas Indah
dengan menggunakan sistem kontrak.
Secara umum prosedur pembelian bahan baku tersebut yaitu:
1. Kantor pusat PT. Guna Kemas Indah yang di Jakarta menunjuk perusahaan
yang memproduksi bahan-bahan baku tersebut, bahan baku tersebut
didatangkan dari luar negeri (Malaysia dan Thailand)
2. Kantor pusat akan melakukan negoisasi harga, kuantitas, kualitas dan kapan
tersedianya bahan baku tersebut. Apabila telah terjadi kesepakatan antara
kantor pusat dengan pihak supplier maka akan diadakan kontrak kerjasama.
Kontrak dilakukan sesuai dengan kemampuan pihak supplier untuk memenuhi
3. Purchase order dari kantor pusat dikirimkan ke bagian logistik PT. Guna
Kemas Indah yang akan diteruskan ke bagian PPIC
4. Bahan baku siap untuk dikirim sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan
harus sesuai dengan pesanan yang tertulis di PO
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Peramalan2
Peramalan adalah bagian yang penting dan bersatu dengan kegiatan
pengambilan keputusan di dalam suatu perusahaan, terutama untuk melakukan
perencanaan ke masa depan. Semakin meningkatnya kebutuhan akan peramalan dapat
terlihat pada keadaan yang tidak pasti. Oleh sebab itu, telah tersedia berbagai metode
peramalan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana
memakai berbagai jenis karakteristik peramalan tersebut agar sesuai dengan yang
dibutuhkan. Situasi peramalan sangat beragam, tergantung pada horizon waktu
peramalan, pola data, tingkat ketelitian, ketersediaan data dan biaya yang dibuuhkan.
Pada dasarnya peramalan itu dikelompokkan kedalam dua kategori utama
yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif meliputi deret
berkala (time series) dan metode kausal (sebab akibat), sedangkan metode kualitatif
meliputi metode eksploratories dan metode normative. Peramalan dengan metode
kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi sebagai berikut:
1. Tersedianya informasi tentang data masa lalu
2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan kedalam data numeric
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di
masa mendatang
3.2. Prosedur Peramalan3
Adapun prosedur peramalan secara kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Definisikan tujuan peramalan
2. Pembuatan diagram pencar
3. Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai
4. Hitung parameter-parameter fungsi peramalan
5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan
6. Pilih metode yang terbaik yaitu yang memiliki kesalahan terkecil
7. Lakukan verifikasi peramalan
3.3. Metode Time Series
Metode Time Series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis
serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Dengan analisis deret waktu
dapat ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap suatu produk tertentu bervariasi
terhadap waktu. Sifat dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan
untuk meramalkan penjualan pada masa yang akan datang.
Ada empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ini, yaitu :
a. Pola siklis (cycle), jika penjualan produk memiliki siklus yang berulang secara
periodik
b. Pola musiman (seasonal), jika pola penjualan berulang setiap periode
c. Pola horizontal, jika nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata
d. Pola trend, jika data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus menerus
3
Dalam meramalkan biaya – biaya yang termasuk di dalam biaya operasi
dipergunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika mesin/peralatan
semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya.
Ada beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini yaitu :
1. Trend linier
Bentuk persamaan umum :
Y = a + bt
Sedangkan bentuk peramalannya:
Yt = a + bt
Dimana : Yt = nilai ramalan pada period ke-t
t = waktu atau periode
2 2
)
( t
t n
Y t tY n
b t t
n t b Y a
t
2. Trend Eksponensial atau Pertumbuhan
Bentuk persamaan umum :
Y = aebt
Sedangkan bentuk peramalannya:
Yt = aebt
n t b Y a
ln t
ln
3. Trend Logaritma
Y = a + b log t
sedangkan bentuk peramalannya:
Yt = a + b log t
2 2
) log ( log log log t t n Y t tY n
b t t
n
t b
Y
a
t
log4. Trend Geometrik
Bentuk persamaannya :
Y = atb
sedangkan bentuk peramalannya:
Yt = atb
2 2 ) log ( log log log log . log t t n Y t Y t nb t t
n t b
Y
a
t
loglog
5. Trend Hiperbola
Bentuk bentuk peramalannya:
Y = t b
sedangkan bentuk peramalannya : Yt = t b a
2 2
) ( log log . log t n t Y t Y t n
b t t
n
t b Y
a
log t log
log
Adapun metode peramalan yang termasuk model time series adalah :
1. Metode Penghalusan (Smoothing)
Metode ini digunakan untuk mengurangi ketidakteraturan musiman dari data yang
lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu.
Ketepatan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek,
sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat.
Metode ini terdiri dari:
a. Metode rata-rata bergerak (moving average)
1) Single Moving Average
Merupakan peramalan untuk satu periode ke depan dari periode rata-rata.
Rumus yang digunakan adalah:
N
X X X
F t N t t
t
1 1 1
...
dimana:
Xi : data pengamatan periode i.
2) Linear Moving Avarage
Dasar dari metode ini adalah penggunaan moving average kedua untuk
memperoleh penyesuaian bentuk pola trend.
3) Double Moving Avarage
Notasi yang diberikan adalah MA (M x N),artinya M – periode MA dan N –
periode NA
4) Weigthed Moving Average
Weighted moving average adalah metode perhitungan dengan cara
mengalikan tiap-tiap periode dengan faktor bobot dan membagikannya
dengan hasil produk yang merupakan penjumlahan faktor bobot. Formula
metode Weighted Moving Average adalah:
Ft w1At1w2At2...wnAtn dimana :
w1 : bobot yang diberikan pada periode t-1
w2 : bobot yang diberikan pada periode t-2
wn : bobot yang diberikan pada periode t-n
n : jumlah periode
b. Metode Eksponensial Smoothing
1) Single Eksponensial Smoothing
Pengertian dasar dari metode ini adalah nilai ramalan pada periode t+1
berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut.
Secara matematis dapat dinyatakan:
fˆ t ft
1
fˆt1 dimana :t
fˆ : perkirakan permintaan pada periode t
: suatu nilai (0< <1) yang ditentukan secara subjektif
t
f : permintaan aktual pada periode t
1
ˆ
t
f : perkiraan permintaan pada periode t-1
2) Double Exponensial Smoothing
Formula DoubleExponentialSmoothing adalah :
ftm at bt.m.
sedangkan :
1
' 1' t t
t X f
f
1
" 1 "" t t
t f f
f
dimana
' t
f : single exponential smoothing
" t
f : double exponential smoothing
' "
2 ' "' t t t t
t
t f f f f f
' "
1 t t
t f f
2. Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi
Metode ini merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan,
sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat di proyeksikan hal-hal yang akan
diteliti pada masa yang akan datang.
Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa:
a. Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt):
Yt = a, dimana
N Y a
1dimana : Yt = nilai tambah
N = jumlah periode
b. Linier, dengan fungsi peramalan:
Yt = a + bt
dimana :
n bt Y
a
2 2 t t n y t ty n bc. Kuadratis, dengan fungsi peramalan :
Yt = a + bt + ct2
dimana : n t c t b Y
a
2
b
c 2 b
2 2 4
t n t
t Y n tY
t2 Y n t2Y
2 2 3
t n t t
d. Eksponensial, dengan fungsi peramalan :
Yt = aebt
dimana : n t b Y
a
ln
ln 2
2ln ln ln
t t n Y t Y t n ae. Siklis, dengan fungsi peramalan :
n t c n b a
Yˆt sin2 cos2 dimana : n t c n t b na
Y sin2
cos2
n t n t c n b n t a n tYsin2
sin2 sin2 2
sin2 cos2
n t n t b n c n t a n tYcos2
cos2
cos2 2
sin2 cos2
3. Metode Dekomposisi
Yaitu ramalan yang ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada sehingga
tidak dapat diramalkan secara biasa. Model tersebut didekati dengan fungsi
linier atau siklis, kemudian bagi t atas kwartalan sementara berdasarkan pola
data yang ada. Metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan yang
tertua. Terdapat beberapa pendekatan alternatif umtuk mendekomposisikan
suatu derat berkala yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen
3.4. Kriteria Performance Peramalan
Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara, antara
lain adalah:
1. Mean Square Error (MSE)
MSE =
Dimana:
Xt = data aktual periode t
Ft = nilai ramalan periode t
N = banyaknya periode
2. Standard Error of Estimate (SEE)
SEE =
Dimana:
f = derajat kebebasan
untuk data konstan, f = 1
untuk data linier, f = 2
untuk data kuadratis, f = 3
untuk data siklis, f = 3
3. Percentage Error (PE)
PE t =
Dimana nilai dari PE PEt bisa positif ataupun negatif.
4. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
3.5. Proses Verifikasi
Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang
diperoleh representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan
menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari chart (peta) ini dapat terlihat apakah
sebaran masih dalam kontrol ataupun sudah berada di luar kontrol. Jika sebaran
berad