• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Asam Amino dan Taurina Ikan Kembung Lelaki Akibat Proses Penggorengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Asam Amino dan Taurina Ikan Kembung Lelaki Akibat Proses Penggorengan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN ASAM AMINO DAN TAURINA IKAN KEMBUNG

LELAKI AKIBAT PROSES PENGGORENGAN

TB MOHAMAD GIA GINANJAR

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan Asam Amino dan Taurina Ikan Kembung Lelaki Akibat Proses Penggorengan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

(4)
(5)

ABSTRAK

TB MOHAMAD GIA GINANJAR. Perubahan Asam Amino dan Taurina Ikan Kembung Lelaki Akibat Proses Penggorengan. Dibimbing oleh NURJANAH dan MALA NURILMALA.

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu sumber protein yang populer dikonsumsi masyarakat Indonesia. Pengolahan ikan ini umumnya dilakukan melalui proses penggorengan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan asam amino dan taurina ikan kembung lelaki akibat proses penggorengan. Asam amino dan taurina diuji dengan metode HPLC yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap pembuatan hidrolisat protein, tahap pengeringan, tahap derivatisasi dan tahap injeksi sampel. Ikan kembung lelaki yang digoreng pada suhu 180°C selama 5 menit masih baik untuk dikonsumsi jika dilihat dari kandungan asam aminonya. Ikan kembung lelaki hanya mengalami penurunan kandungan asam amino sebesar 8,86%, namun proses penggorengan menyebabkan penurunan kandungan taurina ikan kembung yang cukup besar, yakni mencapai 69,87%.

Kata kunci: asam amino, proses penggorengan, Rastrelliger kanagurta, taurina.

ABSTRACT

TB MOHAMAD GIA GINANJAR. Amino Acid and Taurine Changes of Indian Mackerel due to Frying Process. Supervised by NURJANAH and MALA NURILMALA.

Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta) is one of the popular protein sources consumed in Indonesia. The fish processing is commonly performed by frying method. This study was determined to analyze amino acid and taurine changes of indian mackerel due to frying process. Amino acid and taurine content were detected by HPLC which consist of four stages, protein hydrolysation, drying, derivatisation, and sample injection. The indian makarel which fried at temperature 180°C for 5 minutes were still good for consumption if seen from the amino acid content. The indian makarel were decreased amino acid to 8.86%, but frying process made a significant loss of taurine content to 69.87%.

(6)
(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)
(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

PERUBAHAN ASAM AMINO DAN TAURINA IKAN KEMBUNG

LELAKI AKIBAT PROSES PENGGORENGAN

TB MOHAMAD GIA GINANJAR

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi : Perubahan Asam Amino dan Taurina Ikan Kembung Lelaki Akibat Proses Penggorengan

Nama : Tb Mohamad Gia Ginanjar

NIM : C34100057

Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nurjanah, MS Pembimbing I

Dr Mala Nurilmala, SPi, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi Ketua Departemen

(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah karakterisasi bahan baku hasil perairan, dengan judul Perubahan Asam Amino dan Taurina Ikan Kembung Lelaki Akibat Proses Penggorengan.

Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaikan karya ilmiah ini, terutama kepada:

1. Prof Dr Ir Nurjanah, MS dan Dr Mala Nurilmala, SPi, MSi selaku pembimbing 2. Dr Ir Agus M Jacoeb, Dipl.Biol selaku penguji tamu.

3. Staf dosen dan administrasi Departemen Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor.

4. Bapak Ian dan Ibu Ani dari Laboratorium Terpadu Pascasarjana IPB serta Bapak Asep dari PPN Palabuhanratu.

5. Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberi dukungan baik moril dan materil selama penulis menuntut ilmu di IPB.

6. Ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. 7. Reza, Via, serta teman-teman THP yang telah membantu selama penelitian.

Kritik dan saran yang dapat membangun dalam penyempurnaan karya ilmiah ini sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Manfaat Penelitian ... 2

Ruang Lingkup Penelitian ... 2

METODE PENELITIAN ... 2

Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 2

Bahan ... 2

Alat ... 2

Prosedur Penelitian ... 3

Metode Analisis ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Kandungan Asam Amino Ikan Kembung Lelaki ... 5

Kandungan Taurina Ikan Kembung Lelaki ... 7

KESIMPULAN DAN SARAN ... 8

Kesimpulan ... 8

Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 8

LAMPIRAN ... 10

(16)

DAFTAR TABEL

1. Kandungan asam amino ikan kembung lelaki segar dan goreng ... 5 2. Kandungan asam amino ikan Scomber scombrus segar dan setelah

pengolahan hasil penelitian Oluwaniyi et al (2010) (g/100g) ... 7

3. Kandungan taurina beberapa jenis ikan (bb) ... 8

DAFTAR GAMBAR

1. Diagram alir metode penelitian. ... 3

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) atau dikenal juga dengan sebutan banyar merupakan salah satu jenis ikan yang populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ikan ini digemari karena memiliki rasa daging yang lezat, mudah diperoleh di pasaran, serta bernilai ekonomis tinggi. Produksi perikanan tangkap ikan kembung lelaki di Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnya. Produksi ikan kembung lelaki tahun 2010 sebesar 17.799 ton, tahun 2011 sebesar 19.688 ton, dan meningkat 124,70% pada tahun 2012, yaitu mencapai angka 44.240 ton (KKP 2013).

Ikan kembung lelaki memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Salamah et al. (2004) menyatakan bahwa kadar protein daging ikan kembung lelaki berkisar antara 15,52% sampai 19,74%. Protein ikan tersusun dari asam amino esensial dan non-esensial yang lengkap, termasuk taurina yang merupakan senyawa fungsional. Kamiya et al. (2002) menyatakan bahwa asam amino berfungsi memperbaiki jaringan yang rusak setelah luka, melindungi hati dari berbagai zat toksik, menurunkan tekanan darah, mengatur metabolisme kolesterol, mendorong sekresi hormon pertumbuhan, dan mengurangi kadar amonia dalam darah.

Pengolahan ikan kembung lelaki untuk konsumsi umumnya dilakukan melalui proses penggorengan. Proses ini bertujuan untuk melakukan pemanasan, pemasakan, dan pengeringan menggunakan medium minyak goreng sebagai penghantar panas. Proses penggorengan akan menghasilkan produk dengan tekstur yang renyah. Penggorengan umumnya dilakukan pada suhu 175-195°C (Aladedunye dan Przybylski 2009). Azri (2014) menyatakan bahwa ikan kembung lelaki (Rasrelliger kanagurta) yang mengalami proses penggorengan pada suhu 180°C selama 5 menit, mengalami penurunan kandungan omega-3 sebesar 80% dan peningkatan kadar kolesterol sebesar 140,66%.

Proses penggorengan juga diduga dapat menyebabkan perubahan kandungan asam amino dan taurina ikan kembung lelaki. Oluwaniyi et al. (2010) melaporkan bahwa proses penggorengan deep frying dengan suhu antara 175 sampai 200°C selama kurang dari 15 menit dapat menurunkan kandungan asam amino ikan hering (Clupea harengus) sebesar 5,71% dan ikan makarel (Scomber scombrus) sebesar 3,67%. Dragnes et al. (2009) menyatakan bahwa kandungan taurina ikan berkurang akibat berbagai proses pengolahan, misalnya pengeringan, pengasapan, dan penggaraman. Informasi mengenai pengaruh proses penggorengan terhadap kandungan asam amino dan taurina ikan kembung lelaki di Indonesia masih belum diketahui, oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai pengaruh proses penggorengan terhadap kandungan asam amino dan taurina ikan kembung lelaki.

Perumusan Masalah

(18)

2

diketahui, sehingga diperlukan penelitian mengenai perubahan kandungan asam amino dan taurina ikan kembung lelaki.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan asam amino dan taurina pada ikan kembung lelaki akibat proses penggorengan.

Manfaat Penelitian

Penelitan ini diharapkan memberikan informasi mengenai nilai gizi ikan kembung lelaki bagi masyarakat serta sebagai data untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan contoh, analisis asam amino dan taurina, serta penulisan laporan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2013. Pengambilan sampel dilakukan di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. Preparasi bahan baku dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. Analisis asam amino dilakukan di Laboratorium Terpadu Pascasarjana IPB, Baranangsiang, Bogor. Analisis taurina dilakukan di Balai Besar Litbang Pertanian Pasca Panen, Cimanggu Bogor.

Bahan

Bahan baku yang digunakan yaitu ikan kembung lelaki dan minyak goreng komersial. Bahan yang digunakan pada pengujian asam amino dan taurina antara lain, OPA (ortoftalaldehida), metanol, merkaptoetanol, brij, pereaksi carrez, buffer natrium klorida, buffer borat, larutan danzil klorida, dan metilamin hidroklorida.

Alat

(19)

3

Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan preparasi sampel ikan kembung lelaki segar. Analisis asam amino dan taurina dilakukan pada kondisi segar dan setelah penggorengan. Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir metode penelitian.

Persiapan sampel

Sampel dipreparasi hingga menghasilkan fillet skin on. Fillet ikan segar dan goreng dilumatkan hingga homogen. Ukuran fillet daging yang akan digoreng, yaitu panjang rata-rata 8,50 cm, lebar 2,50 cm, dan tebal 0,8 cm.

Proses penggorengan (modifikasi Rahman et al. 2012)

Ikan dimasukkan ke dalam deep fryer yang telah berisi minyak sebanyak 4 liter dan telah dipanaskan pada suhu 180°C. Ikan digoreng selama 5 menit, kemudian didinginkan pada suhu ruang. Daging ikan segar dan goreng masing-masing dilumatkan. Daging lumat dimasukkan ke dalam alumunium foil, kemudian dikemas ke dalam plastik yang telah ditutup rapat serta diberi kode. Daging ikan segar dan goreng siap untuk dianalisis.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan terdiri dari pengujian asam amino dan taurina ikan segar dan goreng.

Analisis asam amino (AOAC 2005 nomor 999.12)

Komposisi asam amino daging ikan kembung lelaki ditentukan menggunakan HPLC Shimadzu RF 20A. Perangkat HPLC dibilas terlebih dahulu dengan eluen yang akan digunakan selama 2-3 jam. Syringe yang akan digunakan

Ikan kembung lelaki

Preparasi sampel

Fillet skin on

Penggorengan, 180 °C, 5 menit

Pelumatan

(20)

4

dibilas dengan akuades sampai bersih. Analisis asam amino menggunakan HPLC terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap pembuatan hidrolisat protein, tahap pengeringan, tahap derivatisasi dan tahap injeksi serta analisis asam amino.

a. Tahap pembuatan hidrolisat protein

Preparasi sampel, yaitu tahap pembuatan hidrolisat protein, sampel daging ikan ditimbang sebanyak 3 mg dan dihancurkan. Sampel yang telah hancur ditambahkan HCl 6 N sebanyak 1 mL yang kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 110°C selama 24 jam. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi hidrolisis.

b. Tahap pengeringan

Sampel yang telah dioven selama 24 jam ditambahkan dengan gas nitrogen untuk mempercepat pengeringan dan mencegah oksidasi, kemudian sampel disaring menggunakan gelas masir nomor 2 dan dikeringkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 85°C selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk memisahkan pelarut dengan asam amino.

c. Tahap derivatisasi

Larutan derivatisasi dibuat dari campuran ortoftalaldehida (OPA) 50 mg, methanol 4 mL, merkaptoetanol 0,025 mL, brij 30% 0,050 mL, dan buffer borat 1 M (pH 10,4) sebanyak 1mL. Pereaksi derivatisasi dibuat dengan mencampurkan satu bagian larutan stok dengan dua bagian larutan buffer kalium borat pH 10,4. Proses derivatisasi dilakukan agar detektor mudah untuk mendeteksi senyawa yang ada pada sampel. Sampel yang telah dikeringkan ditambah 5 mL HCl 0,01 N kemudian disaring menggunakan kertas millipore 0,45 mikron.

d. Injeksi ke HPLC

Hasil saringan diambil dan ditambahkan dengan buffer kalium borat pH 10,4 dengan perbandingan 1:1, kemudian ke dalam vial kosong yang bersih

dimasukkan 10 μL sampel dan tambahkan 25 μL pereaksi OPA. Sampel sebanyak

5 μl dimasukkan ke dalam kolom HPLC dengan cara injeksi dan ditunggu sampai pemisahan semua asam amino selesai. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan sekitar 25 menit. Perhitungan konsentrasi asam amino yang ada pada bahan, dilakukan pembuatan kromatogram standar menggunakan asam amino yang telah siap pakai yang mengalami perlakuan yang sama dengan sampel. Kandungan asam amino dalam bahan dapat dihitung dengan rumus:

Asam amino (%) = CA × Mr Asam amino × 100

CA = Konsentrasi standar asam amino (µmol)

CS = Konsentrasi standar asam amino (µmol/mL)

FP = Faktor pengenceran.

Analisis taurina (AOAC 2005 nomor 999.15)

(21)

5

dengan cara menambahkan air suling sampai tanda tera dan dikocok hingga homogen. Kemudian larutan disaring menggunakan kertas saring whatman. Filtrat ditampung dalam erlenmeyer dan disimpan di tempat yang gelap.

Tahap derivatisasi dilakukan dengan memasukkan 1 mL ekstrak sampel ke dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan 1 mL buffer natrium karbonat dan 1 mL larutan dansil klorida. Sampel didiamkan selama 2 jam lalu dikocok dan ditambahkan 0,5 mL larutan metilamin hidroklorida kemudian dikocok kembali hingga homogen. Hasil derivatisasi diambil sebanyak 40 µL kemudian diinjeksikan ke dalam HPLC untuk menentukan kandungan taurina pada sampel. Kandungan taurina dalam bahan dapat dihitung dengan rumus:

Taurina (%) = Luas area sampel × CT × FP × 100 Luas area standar × Bobot sampel Keterangan:

CT = Konsentrasi standar taurina

FP = Faktor pengenceran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Asam Amino Ikan Kembung Lelaki

Kandungan asam amino pada daging ikan kembung lelaki segar dan goreng disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kandungan asam amino ikan kembung lelaki segar dan goreng

Jenis AA Segar

Alanina 4,12±0,27a 3,55±0,24a 13,83 Aspartat 6,97±0,17a 6,38±0,30a 8,46 Glutamat 10,88±0,24a 9,82±0,60a 9,74 Glisina 3,04±0,15a 2,83±0,27a 6,91 Serina 2,44±0,03a 2,28±0,09a 6,56 Tirosina 2,57±0,07a 2,33±0,09b 9,34

Total 30,02 27,19 9,43

Esensial

Arginina 4,21±0,15a 3,90±0,24a 7,36 Fenilalanina 2,91±0,10a 2,73±0,15a 6,19 Histidina 3,19±0,01a 2,97±0,24a 6,90 Leusina 5,55±0,13a 5,03±0,27a 9,37 Isoleusina 3,76±0,11a 3,40±0,15a 9,57 Lisina 6,29±0,07a 5,45±0,36a 13,35 Metionina 2,10±0,07a 2,04±0,03a 2,86 Treonina 3,10±0,10a 2,95±0,12a 4,84 Valina 3,99±0,10a 3,70±0,18a 7,27

Total 35,10 32,17 8,35

Total AA 65,12 59,36 8,86

(22)

6

Asam amino ikan kembung lelaki segar dan goreng yang terdeteksi adalah 15 jenis yang terdiri dari 9 asam amino esensial dan 6 asam amino non-esensial. Asam amino esensial yang terdeteksi pada ikan kembung lelaki adalah arginina, fenilalanina, histidina, leusina, isoleusina, lisina metionina, treonina, dan valina. Asam amino non-esensial yang terdapat pada ikan kembung adalah alanina, aspartat, glutamat, glisina, serina, dan tirosina.

Kandungan asam amino ikan kembung lelaki mengalami penurunan sebesar 8,86%. Penurunan asam amino esensial adalah sebesar 8,34% dan asam amino non-esensial sebesar 9,43%. Penurunan asam amino disebabkan oleh suhu tinggi yang digunakan selama proses penggorengan. Pengolahan daging dengan menggunakan suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi, yaitu berubahnya struktur protein menjadi lebih sederhana (Purwaningsih et al. 2013). Asam amino ikan kembung lelaki berkurang setelah penggorengan karena mengalami reaksi Maillard selama proses penggorengan. Reaksi ini terbentuk antara gula pereduksi dan gugus asam amino yang menyebabkan warna coklat pada bahan makanan yang digoreng (Winarno 2008). Kandungan asam amino bahan yang digoreng sebagian diubah menjadi pigmen melanoid, sehingga jumlahnya di dalam bahan pangan menjadi berkurang (Astiana 2012).

Asam glutamat merupakan asam amino yang paling banyak dikandung ikan kembung lelaki. Ikan kembung lelaki segar mengandung asam glutamat sebesar 10,88 g/100 g dan ikan kembung lelaki goreng sebesar 9,82 g/100 g. Glutamat merupakan asam amino yang paling banyak dimetabolisme dalam tubuh, selain itu tingginya kadar asam glutamat pada ikan segar dan goreng disebabkan oleh deaminasi asam amino glutamin menjadi asam glutamat (Murray et al. 2003). Metionina merupakan asam amino paling sedikit pada ikan segar dan goreng (2,10 g/100 g dan 2,04 g/100 g).

Oluwaniyi et al. (2010) melaporkan perbandingan kandungan asam amino ikan makarel (S. scombrus) segar, goreng, rebus, dan panggang (Tabel 2). Proses pengolahan yang dilakukan secara umum menggunakan suhu tinggi. Proses pengorengan dilakukan dalam minyak goreng dengan suhu antara 175 - 200°C selama 15 menit, perebusan dilakukan dalam air 100°C selama 10 menit, serta pemanggangan dilakukan di atas arang dengan suhu 145°C selama 15 menit. Penurunan asam amino ikan makarel goreng lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan kembung lelaki goreng. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan waktu yang digunakan. Semakin lama waktu penggorengan maka semakin besar penurunan kandungan asam amino. Perebusan dan pemanggangan menunjukkan peningkatan kandungan asam amino secara proporsional. Perebusan dan pemanggangan merupakan proses pengolahan yang lebih baik bila dibandingkan dengan penggorengan dan karena menggunakan suhu yang lebih rendah serta waktu yang lebih cepat.

(23)

7

Tabel 2 Kandungan asam amino ikan Scomber scombrus segar dan setelah pengolahan hasil penelitian Oluwaniyi et al (2010) (g/100g)

Jenis AA Segar Goreng Rebus Panggang

Kerusakan asam amino tidak terlalu berpengaruh terhadap gizi di dalam tubuh jika mengkonsumsi makanan yang mengandung asam amino tersebut. Kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi oleh asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain jika dikomsumsi bersama-sama. Dua protein tersebut saling mendukung sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih tinggi (Almatsier 2001).

Kandungan Taurina Ikan Kembung Lelaki

Ikan kembung lelaki segar memiliki kandungan taurina 444 mg/100 g dan ikan kembung goreng 134 mg/100 g (bk). Kandungan taurina tersebut turun sebesar 69,82%. Penurunan yang terjadi disebabkan oleh proses penggorengan. Dragnes et al. (2009) menjelaskan bahwa taurina merupakan jenis asam amino yang larut dalam air. Taurina pada bahan terlepas dan larut dalam air di dalam bahan, terbawa oleh uap air saat bahan diolah menggunakan suhu tinggi sehingga kandungannya berkurang.

(24)

8

Tabel 3 Kandungan taurina beberapa jenis ikan (bb)

Jenis Biota Kandungan

Kandungan taurina ikan kembung lelaki segar dan goreng (bb) lebih rendah bila dibandingkan ikan tuna (176 mg/100 g) dan ikan pari (149 mg/100 g) serta lebih tinggi bila dibandingkan dengan salmon (60 mg/100 g), ikan sebelah (32 mg/100 g), dan haddock (28 mg/ 100 g) (Gormley et al. 2007). Perbedaan tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan spesies, umur, makanan, habitat, dan musim. Spitze et al. (2003) menyatakan bahwa kandungan taurina pada jaringan hewan laut lebih tinggi bila dibandingkan dengan hewan darat, sedangkan kandungan taurina pada tumbuhan hampir tidak terdeteksi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Proses penggorengan mengakibatkan perubahan kandungan asam amino dan taurina ikan kembung lelaki. Ikan kembung lelaki yang digoreng pada suhu 180°C selama 5 menit masih baik untuk dikonsumsi jika dilihat dari kandungan asam aminonya. Ikan kembung lelaki hanya mengalami penurunan kandungan asam amino sebesar 8,86%, namun proses penggorengan menyebabkan penurunan kandungan taurina ikan kembung yang cukup besar, yakni mencapai 69,87%.

Saran

Pengujian dengan metode lain perlu dilakukan untuk mendeteksi asam amino lebih lengkap, seperti dengan penambahan metode hidrolisis basa atau dengan menggunakan metode Ion Exchange Chromatography (IEC).

DAFTAR PUSTAKA

Aladedunye FA, Przybylski R. 2009. Degradation and nutritional quality changes of oil during frying. Journal of the American Oil Chemists’ Society 86:149-156.

Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

(25)

9

Astiana I. 2012. Perubahan komposisi asam amino dan mineral belut sawah (Monopterus albus) akibat proses penggorengan [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Azri RYI. 2014. Komposisi asam lemak dan kolesterol ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) akibat proses penggorengan [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Dragnes BT, Larsen R, Ernestsen MH, Maehre H, Elvevoll EO. 2009. Impact of processing on the taurine content in processed seafood and their corresponding unprocessed raw materials. International Journal of Food Sciences and Nutrition 60(2): 143-152.

Gormley TR, Neumann T, Fagan JD, Brunton NP. 2007. Taurine content of raw and processed fish fillet/portions. Eur Food Technol 225: 837-842.

Kamiya T, Miyukigaoka, Shi T, Ibaraki. 2002. Biological Functions and Health Benefits of Amino Acids. Foods Ingredients 206.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2012. Pusat Data Statistik dan Informasi Sekretariat Jendral Kementrian Kelautan dan Perikanan (ID) (13)1: 5.

Lund EK. 2013. Health benefits of seafood; Is it just the fatty acids? Food Chemistry 140: 413-420.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Oluwaniyi OO, Dosumu OO, Awolola GV. 2010. Effect of local processing methods (boiling, frying, and roasting) on the amino acid composition of four marine fish commonly consumed in Nigeria. Food Chemistry 123(10): 1000-1006.

Purwaningsih S, Salamah E, Apriyana GP. 2013. Profil protein dan asam amino keong ipong-ipong (Fasciolaria salmo) pada pengolahan yang berbeda. Jurnal Gizi dan Pangan 8(1): 77-82.

Spitze DL, Wong QR, Fascetti AJ. 2003. Taurine concentrations in animal feed ingredients; cooking influences taurine content. Journal Animal Physiology Nutrtion 87: 251–262.

Susanto E, Fahmi AS. 2012. Senyawa fungsional dari ikan: Aplikasinya dalam pangan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 1(4): 95-102.

(26)

10

LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh perhitungan kandungan asam amino ikan kembung lelaki Asam amino (%) = CA × Mr Asam amino × 100

CA = Konsentrasi standar asam amino (µmol)

CS = Konsentrasi standar asam amino (µmol/mL)

FP = Faktor pengenceran.

(27)

11

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 13 April 1992. Penulis merupakan anak dari pasangan Tb Dudeng Mahjum dan Mimah Mardiah sebagai anak pertama dari enam bersaudara.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di SD Negeri Telukpinang 1 pada tahun 1998 hingga tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya pada tahun yang sama di SMP Negeri 2 Ciawi hingga tahun 2007. Pendidikan sekolah menengah atas ditempuh penulis di SMA Negeri 1 Cigombong hingga lulus pada tahun 2010.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2010. Penulis merupakan penerima beasiswa BIDIK MISI. Selama perkuliahan, penulis aktif berorganisasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal sebagai anggota (2010-2011), UKM Merpati Putih (2010-2011), Badan Kerohanian Islam IPB (2010-2011), Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Perairan (HIMASILKAN) sebagai Anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) (2011-2012) serta aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan sebagai Anggota Divisi Pengembangan Budaya Olahraga dan Seni (2012-2013). Selain itu, penulis juga menjadi bagian dari tim asisten Mata Kuliah Biokimia Hasil Perairan (2012-2013) dan Pengetahuan Bahan Baku Hasil Perairan (2013-2014).

Gambar

Gambar 1 Diagram alir metode penelitian.
Tabel 1 Kandungan asam amino ikan kembung lelaki segar dan goreng
Tabel 2 Kandungan asam amino ikan Scomber scombrus segar dan setelah pengolahan hasil penelitian Oluwaniyi et al (2010) (g/100g)
Tabel 3 Kandungan taurina beberapa jenis ikan (bb)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa informasi terkait hubungan panjang bobot, laju pertumbuhan, kisaran ukuran panjang ikan kembung lelaki yang

Hasil penelitian 83 sampel Ikan Kembung Lelaki ( Rastrelliger kanagurta ) dari perairan sekitar Rembang didapat nilai hubungan panjang berat ikan kembung jantan pada

Ukuran berat ikan dinyatakan dapat mempengaruhi harga ikan kembung lelaki yang terbentuk ( Rastrelliger kanagurta ) dikarenakan ikan yang memiliki ukuran ekonomis

Asam amino non esensial yang terdapat pada ikan buntal pisang adalah asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin, alanin, prolin, tirosin dan sistein.  Hasil tersebut

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai dinamika stok ikan kembung lelaki terkait nisbah kelamin, sebaran frekuensi panjang,

Di sisi lain, belum adanya data yang ditemukan akibat metode penggorengan ini pada perubahan vitamin dan mineral ikan kembung, sehingga tujuan penelitian ini adalah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa informasi terkait hubungan panjang bobot, laju pertumbuhan, kisaran ukuran panjang ikan kembung lelaki yang

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh diketahui bahwa stok ikan kembung lelaki di Teluk Jakarta telah terjadi penurunan populasi sumberdaya ikan kembung lelaki yang