Persepsi Wajib Pajak terhadap PP No 46 Tahun 2013 ditinjau dari Kesadaran dan Pemahaman Wajib Pajak
( Studi Pada Pengurus Koperasi di Kabupaten Blora)
Oleh:
Siska Rahayu Wulan Agustin
201110170311043
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi Wajib Pajak Terhadap PP No 46 Tahun 2013 ditinjau dari Kesadaran dan Pemahaman Wajib Pajak
( Studi Pada Pengurus Koperasi di Kabupaten Blora ”.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Siti Zubaidah , MM. Ak. CA dan Ibu Dra. Sri Wahjuni L, MM. Ak. CA
selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan masukan,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dra. Siti Zubaidah, MM. Ak. CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi sekaligus dosen
wali kelas akuntansi A yang telah banyak membantu dalam kegiatan akademis.
4. Bapak Drs. Eddy Sumaryanto selaku kabid koperasi dan UMKM Kabupaten Blora
tempat peneliti melakukan penelitian untuk menyusun skripsi ini.
5. Seluruh bapak dan ibu dosen akuntansi atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan.
6. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa baik moril maupun
meteril, kepercayaan, kesabaran, pengorbanan dan kasih sayang yang tulus kepada
penulis.
7. Adekku tersayang Arno Diana Backhtiar , Tanteku Hety Nirmala, kalian selalu
8. Terima kasih juga untuk Kakek, Nenek, Pakde, Budhe, dan seluruh keluarga atas doa
dan dukungan selama ini.
9. Sahabat setiaku saat ini M. Sahmsul Arifin, selalu memotivasi saya menjadikan saya
seseorang yang dewasa.
10.Sahabat terbaikku Nurinda Oktivasari, Dian Pratiwi, Sofia Dinil, Imayasnita, Gadis,
Fitrah Gunawan, Azwar Limparah, Muhammad Iqbal, Randy sudah susah senang
bersama dan saling membantu ketika saya butuh.
11.Sahabat Akuntansi A yang selalu kompak dan selalu memotivasi saya.
12.Sahabatku Vini, Rima, Ajeng, Jetira, Sisca, Eka yang selalu mengajari saya menulis
yang baik.
13.Pakde Totok yang sabar membantu saya belajar, marah, kesel tetap sabar.
14.Sahabat yang selalu menemani aku Valen dan Putri, jangan kapok bantu aku ya
15.Semua teman- teman yang tidak bisa disebutkan semuanya, terima kasih sudah
mendoakan saya atas semua perhatiannya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan
sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 29 Agustus 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
KARTU KENDALI
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ………... iv
DAFTAR TABEL ………... vii
ABSTRAKSI ……… viii
ABSTRACT ………. ix
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang ……….. 1
B. Rumusan Masalah ……… 5
C. Tujuan Penelitian ……….. 5
D. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 7
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 7
B. Tinjauan Pustaka ………. 8
1. Persepsi Wajib Pajak terhadap PP No 46 Tahun 2013 ……. 8
2. Kepatuhan ………. 11
3. Kesadaran ……….. 12
4. Pemahaman ……… 13
5. Koperasi ……… 15
5.1 Definisi Koperasi ……… 15
5.2 Tujuan Koperasi ……… 15
5.3 Jenis dan Bentuk Koperasi ……… 16
6. PP No 46 Tahun 2013 ……….. 18
6.2. Subyek Pajak Penghasilan ……… 19
6.3. Obyek pajak penghasilan ………. 20
6.4. Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan … 21 7. Surat Edaran No 32/PJ/2014 ……….. 23
7.1. Maksud dan tujuan penetapan Surat Edaran ………… 23
7.2. Penghasilan yang dikenai PP 46 Tahun 2013 ……….. 24
7.3. Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan ……….. 24
7.4. Penentuan Wajib Pajak Badan ………. 25
7.5. Perlakuan Wajib Pajak Reksa Dana ……… 26
7.6.Perlakuan Wajib Pajak Lembaga Keuangan ………… 26
7.7. Perlakuan Wajib Pajak OPPT ………. 27
7.8. Perlakuan Wajib Pajak PPAT ……… 28
7.9. Perlakuan Wajib Pajak badan atau lembaga nirlaba .. 29
7.10.Penegasan penyetoran dan pelaporan SPT …………. 30 1. Gambaran Umum Sampel penelitian ……… 34
2. Gambaran Umum Obyek penelitian ………. 35
B. Penyajian Data ……… 36
1. Aspek Kesadaran ……… 36
2. Aspek Pemahaman ……….. 37
1. Aspek Kesadaran ……… 38
2. Aspek Pemahaman ………. 41
D. Pembahasan ……….. 47
BAB V Kesimpulan dan Saran ……… 50
DAFTAR PUSTAKA ………... 52
LAMPIRAN ………... 54
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
4.1 Sampel Penelitian 33
4.2 Daftar Nama Koperasi 33
4.3 Hasil persepsi wajib pajak terhadap PP No 46 Tahun 2013
ditinjau dari kesadaran pada koperasi 36
4.4 Hasil persepsi wajib pajak terhadap PP No 46 Tahun 2013
Daftar Pustaka
Widodo, Widi, (2010). Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung.
Ritonga, Pandapotan 2011, Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan Pelayanan Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan
Manik Asri, Wuri. 2009. ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Biaya Kepatuhan Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Denpasar”.
Dewi, M.R. 2011. Persepsi Wajib Pajak atas Pengenaan Pajak Penghasilan: Anteseden dan Konsekuaensinya. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Febrilyantri, Candra. 2014. Persepsi UMKM di Kota Malang Terhadap Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Gandhys, Resyniar 2014. Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Terhadap Penerapan PP. 46 Tahun 2013
Muliari, Setiawan. 2009. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Dalam Jurnal Akuntansi & Bisnis,Vol.6. No.1
Fathan, Darari., (2009), Pengaruh Persepsi dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Penghasilan di KPP Pratama Serpong, Skripsi Fakultas Ekonomi Akuntansi , Universitas Pembangunan Nasional Veteran , Jakarta.
Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. 2009. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur
Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Muslim, Afdilla. 2007. Pengaruh tingkat pemahaman. Pendidikan, pengalaman dan penghasilan wajib pajak di KPP Padang.
Puspa Arum, Harjanti. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas (Studi di Wilayah KPP Pratama Cilacap). Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
Susilo, E.J., dan Sirajuddin,B.,2013
.
Pemahaman Wajib Pajak Terhadap PeraturanUndang-Undang
Undang-Undang No 17 Tahun 2000 tentang kewajiban koperasi membayar pajak.
Undang-Undang No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 tantang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak berdasrkan peredaran bruto tertentu
Peraturan Direktur Jendral Pajak Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak SE-32/PJ/2014
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1959 Tentang Perkembangan Gerakan Koperasi
Buku
Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ,(Jakarta: Rineka Cipta,2010),hlm. 102
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 117.
Sony dan Rahayu, Siti Kurnia. 2006. Perpajakan: Konsep,Teori dan Isu. Jakarta : Prenada Medio Grup
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Internet
http://www.pajak.go.id/blog-entry/kp2kpsukadana/sosialisasi-pp-nomor-46-tahun2013-dan-launching-spn-2013-di-lampung-timur .April, 8, 2015
http://www.kanaka.co.id/news/read/tax-news-aspek-perpajakan-sesuai-peraturan pemerintah-no-46-tahun-2013. April, 8, 2015
https://natanedan.wordpress.com/2013/09/06/pp-462013-pph-final-untuk-wp-dengan-omset-di-bawah-rp-48-milyar-per-tahun/. April, 9, 2015
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=2#aturanleft. April , 10, 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 2013 pemerintah mengeluarkan PP No 46 Tahun 2013 tentang
kebijakan yang mengatur tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha
yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto
Tertentu. pengenaan PPh sebesar 1% dari Peredaran Bruto dengan omzet dibawah
4,8 M Per tahun. Alasan pemerintah mengeluarkan peraturan ini adalah untuk
memaksimalkan pendapatan pajak dari sektor usaha kecil menengah dan memberi
kesederhanaan bagi pengusaha yang tidak memiliki pembukuan secara terperinci
mengenai laba atau rugi. Cara sederhana yang dimaksud adalah merubah dari
pengenaan PPh pasal 17 menjadi PPh pasal 4 ayat 2. Tujuan diberlakukannya PP
No 46 Tahun 2013 ini adalah untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan, meningkatkan pengetahuan tentang manfaat
perpajakan bagi masyarakat serta terciptanya kondisi kontrol sosial dalam
memenuhi kewajiban perpajakan. Harapannya diberlakukan peraturan ini agar
partisipasi wajib pajak dalam pembayaran pajak meningkat, kepatuhan sukarela
meningkat, penerimaan PPh dari wajib pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu juga meningkat, dan untuk meningkatkan kesejahterakan masyarakat.
Namun pada kenyataanya banyak wajib pajak tidak patuh. Ketidakpatuhan
2
penerimaan pajak yang tercermin dari rendahnya tax ratio di Indonesia.
(http://www.jurnas.com)
Menurut Widodo (2010) bahwa Ketidakpatuhan juga dapat dilihat dari
perbandingan jumlah wajib pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia
sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah total wajib pajak terdaftar. Jika
tingkat kepatuhan pajak rendah, maka secara otomatis akan berdampak rendah
terhadap penerimaan pajak, sehingga menurunkan tingkat penerimaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pula.
Banyak Pro dan kontra terjadi atas diberlakukannya PP No 46 Tahun 2013.
Ada wajib pajak yang setuju dan menolak tentang adanya PP No 46 Tahun 2013
ini. Mereka merasa keberatan Dengan ditetapkannya peraturan ini. Dari sisi wajib
pajak manfaat positifnya adalah administrasi lebih mudah yaitu langsung di hitung
dari omset dikali 1% tidak perlu ada koreksi fiskal atau hal lainnya yang mungkin
tidak dimengerti oleh wajib pajak, kemudian bagi wajib pajak tertentu yang
memiliki profit margin yang tinggi akan diuntungkan karena dasar pengenaan
pajaknya langsung dari peredaran bruto dikali 1%. Tetapi bila peraturan ini dikaji
mengenai profit margin yang dihasilkan maka masih ada wajib pajak yang
kegiatan usahanya memiliki profit margin yang rendah. Ini akan menyebabkan
kerugian apabila hal tersubut menjadi dasar pemotongan pajaknya dari peredaran
bruto pelaku usaha tersebut. Berikut ini perbedaan perhitungan pembayaran pajak
menurut PPh pasal 17 UU pajak penghasilan No 36 Tahun 2008 dan PP No 46
3
Tabel 1.1
PPh yang terutang sebelum dan sesudah adanya PP No 46 Tahun 2013 No Wajib Pajak Pasal 17 UU PPh No 36
Pro dan kontra ini terjadi mungkin karena kurangnya kesadaran wajib pajak
dalam membayar pajak dan tingkat pemahaman wajib pajak yang kurang.
Sebenarnya wajib pajak sendirilah yang mampu menyelesaikan masalah
tersebut,padahal pajak yang dikenakan ini tidak besar, hanya 1% dari peredaran
bruto. Kesadaran itu sendiri adalah sesuatu yang ada didalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk suatu obyek tanpa ada paksaan dari orang lain. Jika
kesadaran wajib pajak baik maka PP No 46 Tahun 2013 ini tidak akan jadi
masalah, kecuali jika kesadaran wajib pajak rendah mungkin peraturan ini jadi
masalah, wajib pajak yang sadar pentingnya pajak pasti tau untuk apa kita
membayar pajak. Kesadaran pajak harus dilakukan sejak dini karena kesadaran
4
Menurut Ritonga (2011) kesadaran adalah perilaku atau sikap terhadap
suatu obyek yang melibatkan anggapan dan perasaan serta kecenderungan untuk
bertindak sesuai obyek tersebut. Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan (artikata.com). Wajib pajak yang paham dengan
adanya peraturan tersebut mungkin akan melaporkan SPT tepat waktu dan mereka
akan mendaftaarkan dirinya sebagai wajab pajak untuk memperoleh NPWP.
Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan adalah semua hal
tentang perpajakan yang dimengerti dengan baik dan benar oleh wajib pajak.
Hasil penelitian Susilo dan Sijaruddin (2013) tentang Pemahaman Wajib
Pajak terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Usaha
Kecil Menengah (UKM) Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Palembang Ilir Barat) menyatakan bahwa pemahaman wajib pajak
mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 46 masih minim. Beberapa wajib pajak
hanya mengetahui tarif Peraturan Pemerintah Nomor 46, sebagian besar wajib
pajak belum mengetahui dan memahami mengenai peraturan yang diatur
didalamnya.
Hasil penelitian Widayati dan Nurlis (2010) menyatakan bahwa tidak
adanya hubungan antara faktor kesadaran membayar pajak dengan kemauan wajib
pajak untuk membayar pajak. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini
untuk mengetahui persepsi wajib pajak terhadap PP No 46 Tahun 2013 ditinjau
dari kesadaran dan pemahaman wajib pajak .
Menurut Desmita (2011:117) persepsi dalam pengertian sempit adalah
5
luas, persepsi adalah pandangan, yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Sedangkan, menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak
manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan
dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera
pengelihat, pendengar, peraba, perasa,dan pencium.
Dalam penelitian ini studi peneliti pada pengurus koperasi. Koperasi
termasuk wajib pajak badan yang ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak. Dalam peraturan
tersebut subyek pajak yang dikenakan PP ini adalah orang pribadi dan badan,
pengecualian wajib pajak orang pribadi jika melakukan kegiatan usahanya
menggunakan sarana prasarana bongkar pasang serta menggunakan tempat umum
sebagai tempat usahanya. Sedangkan pengecualian wajib pajak badan jika wajib
badan belum beroperasi secara komersial atau dalam jangka waktu 1 tahun setelah
beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi 4,8M. Menurut
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 pasal 2 ayat (1) hurus b menyatakan
koperasi merupakan badan usaha yang merupakan subjek pajak yang memiliki
kewajiban dan hak perpajakan yang sama dengan badan usaha lainnya.Koperasi
merupakan lembaga ekonomi rakyat dan kontribusinya sangat besar dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota. Menurut Undang- undang Perkoperasian,
koperasi juga terdiri dari banyak pengurus koperasi. Pengurus adalah perangkat
organisasi Koperasi yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Koperasi
6
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Jadi dalam
penelitian ini wajib pajak yang dimaksud adalah pengurus koperasi,dimana
pengurus koperasi memiliki tanggung jawab atas kepengurusan koperasi. Dalam
penelitian ini,peneliti ingin menganalisis bagaimana persepsi wajib pajak atas
diberlakukannya PP No 46 Tahun 2013
Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemamakmuran rakyat”.
Berdasarkan uraian diatas bahwa kesadaran tidak ada hubungannya dengan
kemauan membayar pajak dan pemahaman wajib pajak UMKM masih minim,
maka peneliti melakukan penelitian yang mengkaji “Persepsi Wajib Pajak terhadap PP No 46 Tahun 2013 ditinjau dari Kesadaran dan Pemahaman
Wajib Pajak ( Studi pada pengurus koperasi di Kabupaten Blora)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dirumuskan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi wajib
pajak tentang PP No 46 Tahun 2013 ditinjau dari kesadaran dan pemahaman
7
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah peneliti hanya meneliti persepsi
wajib pajak yaitu persepsi pengurus koperasi yang ada di Kabupaten Blora atas
diberlakukannya PP No 46 Tahun 2013
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi wajib pajak
terhadap PP No 46 Tahun 2013 ditinjau dari kesadaran dan pemahaman pada
koperasi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai referensi serta bahan perbandingan bagi penelitian di masa yang
akan datang
2. Agar koperasi lebih patuh dalam membayar pajak dimana pajak yang
dibayarkan adalah sumber penerimaan negara yang bertujuan untuk