• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 2 MASTER TABLE INSTRUMEN SKRIPSI NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM BIOGRAFI TAN MALAKA :PAHLAWAN BESAR YANG DILUPAKAN SEJARAH KARYA MASYKUR ARIF RAHMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lampiran 2 MASTER TABLE INSTRUMEN SKRIPSI NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM BIOGRAFI TAN MALAKA :PAHLAWAN BESAR YANG DILUPAKAN SEJARAH KARYA MASYKUR ARIF RAHMAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 2

MASTER TABLE INSTRUMEN SKRIPSI

NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM BIOGRAFI TAN MALAKA :PAHLAWAN BESAR YANG DILUPAKAN SEJARAH

KARYA MASYKUR ARIF RAHMAN

NO INDIKATOR NILAI

PATRIOTISME DESKRIPTOR NILAI PATRIOTISME

HASIL KAJIAN

NOMOR HALAMAN,

PARAGRAF DAN ALINEA KET

ADA TIDAK

ADA

1 KESETIAAN

1) Menjunjung tinggi nama bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2) Merasa bangga sebagai orang yang bertanah air Indonesia

3) Menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi

2 RELA BERKORBAN

1) Menerima apapun hasil yang didapat setelah berusaha sekuat tenaga dan pikiran

2) Berani untuk menderita demi kepentingan bangsa

3) Bersemangat untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik

4) Berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara

3 KEBERANIAN 1) Melaksanakan setiap pekerjaan dan tugas dengan tekad yang kuat dan besar

(2)

2) Berani menanggung resiko terhadap perbuatan yang dilakukan

3) Selalu bertindak konsisten dalam setiap situasi dan kondisi yang dihadapi

4) Memegang teguh keyakinan (optimisme) dalam mengahadapi situasi dan tantangan

4

CINTA TANAH AIR (BANGSA DAN

NEGARA)

1)

Peduli terhadap nama baik bangsa dan negara

2)

Bangga sebagai orang yang bertanah air Indonesia

3)

Peduli terhadap rusaknya lingkungan di tanah air

4)

Dapat menyimpan rahasia negara

5)

Mau hidup dimana pun di wilayah

(3)

Lampiran 3. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Kesetiaan

1 Menjunjung tinggi nama bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia

Tan Malaka pada akhirnya juga merantau untuk mencari ilmu ke negeri yang lebih maju. Namun, ia bukan merantau untuk pulang kembali ke daerah tempat ia lahir, sebab ternyata ia tak pernah pulang. Jiwa dan raganya tidak hanya dipersembahkan untuk tanah kelahirannya, melainkan dipersembahkan kepada bangsa yang lebih besar, yakni Indonesia. Bahkan, dirinya termasuk pejuang yang melintasi batas-batas negeri ini, yaitu sampai ke mancanegara

4 26

Bagi Tan Malaka, perjalanannya dari Moskow ke Kanton menimbulkan berbagai macam kesan, pengalaman, dan petualangan. Selama kurang lebih satu setengah tahun, ia meninggalkan Indonesia. Dari Indonesia, negeri yang dicintainya. Ia berlayar ke Belanda karena dibuang, kemudian ia pergi ke Jerman, Rusia, dan kini ke daratan Cina. Kemana pun ia pergi, yang dipikirkannya ialah usaha untuk membebaskan rakyat Indonesia dari cengkeraman imperialisme

28 153

Walaupun begitu, ia mendukung pemerintah untuk menumpas pemberontakan PKI. Alasannya, secara teoritis, tidak mungkin dalam satu negara terdapat dua otoritas, salah satunya mengalah mengikuti pemerintahan yang paling sah. Pada saat itu pemerintah yang paling sah adalah pemerintahan Sukarno yang paling banyak didukung oleh rakyat, sehingga Tan Malaka mendukung pemerintah. Secara praktis dukungan terhadap pemerintahan ditampakkan pula olehnya, yakni dengan membiarkan anak-anak buahnya di militer untuk memadamkan pemberontakan PKI di Madiun

47 270

2 Merasa bangga sebagai orang yang bertanah air Indonesia

Sebaliknya, saya merasa gembira menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat Indonesia di mata imperialisme Internasional. Saya percaya pula, jika kelak semua halangan itu sekali terpelanting dan kemerdekaan 100% tercapai, maka pada saat itu, akan terjaminlah kesentosaan, kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang

(4)

merdeka itu. 3 Menempatkan

kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi

Namun, menurut penuturan teman-temanya, Tan Malaka muda tidak mau ditunangkan Karena ia telah jatuh cinta dan ingin menikah dengan satu-satunya siswi perempuan yang satu almamater dengannya, yakni Syarifah Nawawi. Akan tetapi, cinta itu tidak berlanjut dan Tan Malaka sendiri tidak pernah menyebut perempuan itu dalam memoarnya. Akhirnya Tan Malaka memang tidak pernah menikah. Dikabarkan oleh kawan-kawanya, ia terlalu sibuk dengan belajar, dan belajar serta memikirkan perjuangan bangsanya untuk mencapai kemerdekaan sehingga ia tidak sempat untuk memikirkan cinta dan perempuan untuk dijadikan pendamping hidupnya

3 24

Jika Tan Malaka bebas dari penjara-penjara yang pernah mengkerangkeng dirinya Tanpa proses hukum yang sebenarnya, hal itu tak lain karena kemungkinan perjuangannya dalam membela rakyat yang tertindas. Dirinya dipenjara tak lain hanyalah untuk membungkam gerakan perjuanganya yang dianggap terlalu radikal, tetapi bagaimanapun juga, dirinya berjuang hanya demi rakyat sebangsanya yang tertindas dan terjajah selama ratusan tahun

(5)

Lampiran 4. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Rela Berkorban

mendapatkan hasil yang menggembirakan. Namun, ketika mengikuti ujian lisan pada tanggal 6 dan 7 September 1918, ia gagal. Ia sangat sedih dan kecewa atas kegagalanya. Ia pun kembali belajar untuk akta kepala dan ingin mengikuti ujian lagi, pada tanggal 27 Juni 1919, ia kembali menempuh ujian tertulis. Di akhir Juli, ia mengikuti ujian lisan, tetapi lagi-lagi ia tidak lulus.

Namun, menurut keterangan yang lain, kegagalan Tan Malaka dalam mengikuti dua kali ujian akta kepala guru ini bukan karena nilai yang tidak baik, melainkan akibat politik imperialisme Belanda. Pemerintah penjajahan mengeluarkan aturan bahwa setiap tahun, hanya satu calon saja dari daerah jajahan yang boleh lulus akta kepala. Pada saat Tan Malaka mengikuti ujian, sudah ada orang Hindia yang mengikuti ujian beberapa kali namun tidak lulus. Maka, orang itulah yang kemudian diluluskan.

8 52-54

Akan tetapi, usaha keras Tan Malaka untuk mempertahankan persatuan tersebut tidak berhasil. Perpecahan tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi setelah dalam kongres luar biasa di bulan Oktober 1921, CSI memutuskan untuk menegakkan disiplin partai. Sebenarnya, Tjokroaminoto pada satu tahun sebelumnya juga berusaha untuk tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan. Namun, setelah dirinya ditahan dalam kasus SI Afdeling B, CSI seluruhnya berada di bawah pengaruh Agus Salim yang mempertentangkan ideologi komunis dan ajaran sosial Islam. Maka, kongres dengan suara tebanyak pun memutuskan untuk mengambil disiplin partai.

21 98

Atas ketidakterlibatannya secara langsung dalam proses dan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Tan Malaka sangat menyesal. Dalam autobiografinya, ia menulis :

(6)

“Rupanya, sejarah Proklamasi 17 Agustus tidak mengizinkan saya campur tangan; hanya mengizinkan campur jiwa saja. Ini sangat saya sesalkan. Tetapi, sejarah tidak memedulikan penyesalan seseorang manusia ataupun segolongan manusia.”

Kendati demikian, semua yang dilakukan Tan Malaka menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, seperti pertemuannya dengan para pemuda yang terlibat secara langsung dalam Proklamasi Kemerdekaan, menunjukkan bahwa ia memainkan peran penting pada masa itu. 2 Berani untuk

menderita demi kepentingan bangsa

Jika benar demikian, tak heran jika Tan Malaka dewasa memiliki pemikiran yang revolusioner, pemberani, teguh dalam pendirian dan membela tanah air sampai titik darah penghabisan. Disamping itu, hukuman yang selalu menimpa dirinya di waktu kecil ternyata terus membayangi dirinya hingga dewasa ketika ia mempertaruhkan hidup untuk membela tanah air.

2 22

Tan malaka resmi mengundurkan diri sebagai guru anak-anak kuli di perusahaan Senembah pada awal tahun 1921. Ia ingin meninggalkan Deli dan gaji yang besar dari pekerjaanya sebagai guru. Ia tidak puas jika hanya sukses secara pribadi, namun tidak sukses membantu bangsanya keluar dari penderitaanya. Ia ingin bertualang untuk memantapkan ideologi politiknya.

14 71

Kapal Insulinde yang membawa Tan Malaka sudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok, Batavia. Di sini, kapal masih berlabuh selama beberapa hari. Tan Malaka pun di bawa ke penjara. Horensma sangat prihatin terhadap pilihan hidup muridnya itu. Namun Tan Malaka sudah tidak bisa diajak untuk berada dijalannya.

23 119

Dalam pertemuan itu, Tan Malaka begitu sangat dikagumi oleh kaum komunis Belanda. Semua terpukau dengan semangat perjuangannya di Hindia- Belanda untuk melawan sistem kolonialisme dan kapitalisme yang menindas dan memeras hingga akhirnya ia dibuang dari negerinya sendiri oleh para perampok yang menjajah negerinya.

24 128

Dalam autobiografinya, Tan Malaka menulis, “Hasil pemilihan sebagai cermin bagi perhatian proletaria dan rakyat progresif Belanda terhadap rakyat Indonesia, amat memuaskan.” Meski tidak berhasil duduk di parlemen untuk mewakili rakyat Indonesia, Tan

(7)

3

Malaka mengatakan, “sebagai perintis jalan buat orang Indonesia dan di hari depan, hasil pemilihan tadi cukup memberipenghargaan, suatu contoh yang praktis dan baik.”

Buku ini saya beri namaDari Penjara ke Penjara memang saya rasa ada perhubungan antara penjara dan kemerdekaan sejati. Barangsiapa sungguh menghendaki kemerdekaan buat umum, segenap waktu ia harus siap sedia dan ikhlas buat menderita ‘kehilangan kemerdekaan diri sendiri’. Siapa ingin merdeka, harus bersedia dipenjara.

43 259

Bersemangat untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik

Nama yayasan itu ialah Engkufonds, anggotanya terdiri dari paraengku di Suliki, para guru di sekolah guru, dan pegawai negeri. Para anggota yayasan ini berjanji untuk menyetor uang sehingga terkumpullah 50 rupiah setiap bulannya selama Tan Malaka belajar di Belanda. Tan Malaka berjanji akan menggati hutang-hutangnya selama studi di Eropa tersebut setelah kembali ke tanah air. Maka, pada bulan Oktober 1913, Tan Malaka bersama keluarga Horensma berangkat menuju negeri Belanda dengan kapal Willis untuk melanjutkan studi di sana.

6 35

Tahun 1916, Tan Malaka mengikuti ujian akhir sekolah. Pelaksanaan ujian akhir yang ditangani negara itu dibagi menjadi dua bentuk, yaitu ujian tertulis dan ujian lisan. Meskipun kesehatanya sering terganggu sejak diserang radang paru-paru tahun 1915, ia tetap berusaha untuk mengikuti ujian akhir. Ia dapat mengikuti ujian akhir. Ia dapat mengikuti ujian akhir tertulis yang dimulai sejak April 1916 dengan hasil memuaskan. Sedangkan, untuk menempuh ujian lisan, ia harus mendapat persetujuan dari dokter, sebab kesehatannya semakin menurun. Namun berkat usahanya yang keras, akhirnya ia bisa juga menempuh ujian lisan.

7 46

Sebagaimana dikatakan Fabius, ia tidak akan mendapatkan tempat di kapal untuk berlayar ke tanah air selama masih ada perang. Ditengah situasi yang tidak menentu, setelah dua kali pula gagal mengikuti ujian akta kepala, pada November 1919, akhirnya ia lulus dan mendapatkan ijazahnya yang disebuthulpactie.

9 57

Dalam surat Tan Malaka kepada gurunya, Horensma, Tan Malaka mengatakan bahwa dirinya di Semarang diberi pekerjaan menjadi guru di sebuah sekolah swasta yang sudah berdiri cukup lama. Ia mengajar pada pagi hari dan juga mengajar privat. Pada malam hari,

(8)

ia mengajar bahasa Belanda. Ia juga mengatakan kepada Horensma bahwa ia mencari kemungkinan untuk mendirikan sekolah sendiri.

Menurut Suyudi Suracmat, setelah penangkapan itu, Kolonel Surachmat menanyakan kepada Lettu Sukadji Hendrotomo mengenai keadaan Tan Malaka. Sukadji menjawab bahwa Tan Malaka sudah ditembak mati melalui proses eksekusi. Menurut Poeze, Tan Malaka dieksekusi pada tanggal 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri oleh Brigade Sikatan atas perintah Letnan Dua Sukotjo.

53 274

4 Berpartisispasi aktif dalam pembangunan negara

Manifesto PARI menyimpulkan bahwa tatkala dirasakan ketidakmungkinan untuk mendirikan kembali PKI, partai baru harus segera dibentuk. Dengan manifesto tersebut, PARI dianggap sebagai penerus semangat PKI. Dalam anggaran dasar, dijelaskan bahwa PARI adalah partai proletaris-revolusioner yang didirikan semata-mata untuk kepentingan bangsa Indonesia. Lebih jauh dijelaskan dalam manifesto itu bahwa meskipun PARI diniatkan sebagai pengganti PKI, dalam usahanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia yang bersandarkan pada proletaris-revolusioner, partai bersifat independen dan tidak terikat dengan tujuan-tujuan Moskow dan Internasionale.

29 176

Pada tanggal 7 September 1948, Tan Malaka mendirikan Partai Murba. Partai ini merupakan peleburan dari beberapa partai, di antaranya Partai Rakyat, Partai Buruh Merdeka, dan Partai Rakyat Jelata. Dalam AD/ART-nya, disebutkan tujuan partai, yaitu “mempertahankan dan memperkokoh tegaknya kemerdekaan 100% bagi republik dan rakyat sesuai dengan dasar dan tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945 menuju masyarakat adil dan makmur menurut kepribadian bangsa Indonesia, ialah masyarakat sosialis.”

(9)

Lampiran 4. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Keberanian

NO

DESKRIPTOR NILAI KEBERANIAN

KUTIPAN

NO.

DATA

HLM KET

1 Melaksanakan setiap pekerjaan dan tugas dengan tekad yang kuat dan besar

Akhir tahun 1919, Tan Malaka sudah berada di Senembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara. Kedatangannya ke sini, sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, adalah untuk bekerja mengajar anak-anak kuli di sana, sebagaimana yang ditawarkan oleh direktur perusahaan Senembah, Dr. C.W. Janssen

11 61

Dengan adanya sekolah teladan, Tan Malaka dapat membangun hubungan dengan orang tua anak-anak kuli yang bersekolah. Ia ingin mengetahui akhlak, kemauan, dan bakat para murid

masing-masing secara lebih dekat melalui hubungan dengan orang tuanya 13 67

Di awal-awal berdirinya sekolah SI Semarang itu, Tan Malaka mengajar seorang diri. Guru-guru pribumi tidak mau mengajar disana karena gajinya sedikit. Terpaksa, untuk menambah tenaga pengajar, Tan Malaka mendidik dan mengkader murid-muridnya untuk menjadi guru. Di sini, cukup terlihat keterpanggilan jiwa Tan Malaka untuk membantu sepenuh hati rakyat sebangsanya, dan ini juga membuktikan bahwa ia pandai melakukan improvisasi dengan mendidik muridnya untuk menjadi tenaga pengajar. Karena ia sukses memimpin sekolah SI Semarang tersebut, sekolah itu kemudian terkenal dengan sebutan Sekolah Tan Malaka.

17 78-79

Setelah menjadi guru swasta, ia disuruh memimpin sekolah SI yang baru didirikan, padahal gajinya sangat sedikit. Namun, karena jiwanya terpanggil untuk membantu anak-anak rakyat miskin, walaupun gajinya sedikit, ia jalani tugas itu sampai sukses. Ia sangat pandai memanajemeni dan memprogram sekolah yang dikhususkan untuk rakyat miskin, namun tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Bahkan, program dan mutu pelajarannya dapat dikatakan lebih baik karena menyentuh kebutuhan masyarakat. Tak urung, dalam waktu cepat, ia telah menyukseskan sekolah SI yang dipimpinnya.

(10)

Menurut Franz Maginis-Suseno, seorang ahli filsafat,Madilog merupakan karya raksasa dan luar biasa dari beberapa segi. Pertama,dari segi ketebalan, buku ini terdiri dari 462 halaman (dalam edisi Pusat Data Indikator, Jakarta, 1999). Sebuah buku yang sangat tebal

Kedua, buku ini ditulis dalam sebuah bilik kecil (pondokan dari anyaman bamboo) di Cililitan, Jakarta, secara terus menerus (nonstop) dalam waktu sekitar delapan bulan, yakni 259 hari, mulai tanggal 15 Juli 1942 sampai tanggal 30 Maret 1943

31 204

2 Berani menanggung resiko terhadap perbuatan yang dilakukan

Tak heran jika dalam jangka satu tahun saja, Tan Malaka sudah mampu membayar sebagian besar utang-utang di kampungnya yang dipakainya untuk studi di Belanda juga utang kepada gurunya, Horensma, yang ikut membiayainya selama studi di Belanda. Kendati demikian, ia tidak bisa menikmati pekerjaan yang mapan itu ditengah penderitaan rakyat sebangsanya. Oleh karena itu, ia melakukan usaha-usaha untuk mengeluarkan orang-orang yang bernasib malang di Deli dari penderitaanya meskipun ia sendiri terancam kehilangan pekerjaan.

19 92

Tan Malaka sudah mengetahui bahwa dirinya akan segera ditangkap. Ia menyadari bahwa akhir-akhir ini dirinya dimata-matai secara ketat oleh petugas-petugas reserse. Ia mengetahui dari surat kabar bahwa pidatonya tentang pemogokan dinas pegadaian di Semarang dianggap telah melakukan pelanggaran hukum, yakni menyebarkan kebencian terhadap pemerintah Belanda. Maka dari itu, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kolonial, ia pantas untuk dihukum.

22 101

Tan Malaka tidak menyadari bahwa adanya naskah testamen poitik itu akan memunculkan kritik tajam terhadap dirinya di kemudian hari. Hal ini terjadi akibat ulah kelompok pendukungnya yang sangat menginginkan Tan Malaka menggantikan Sukarno-Hatta. Namun sayang, keinginan itu berakibat fatal bagi perjuangan Tan Malaka sendiri.

34

229

Agar perundingan dengan Belanda berjalan dengan lancar dan tidak mengalami gangguan berarti, tentu kelompok Persatuan Perjuangan harus dibungkam. Maka, tanggal 17 Maret itu juga, tokoh-tokoh penting Persatuan Perjuangan yang tidak mau tunduk dengan kebijakan Sjahrir ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.

(11)

3 Selalu bertindak konsisten dalam setiap situasi dan kondisi yang dihadapi

Sebagai anak yang lahir dari keluarga yang memeluk agama Islam, bahkan keluarganya merupakan tokoh Islam setempat, tentunya Tan Malaka kecil juga belajar agama Islam, sebagaimana yang lazim dijalani anak-anak kampung Minangkabau. Diperkirakan, ia juga belajar mengaji (belajar membaca al-qur’an) di Surau, meski tidak begitu tekun dan waktunya banyak digunakan untuk belajar ilmu umum dan bermain. Diperkirakan pula, selama di kampung, ia sering mengikuti pengajian agama. Maka tak heran jika Tan Malaka ketika dewasa sangat respek terhadap gerakan keagamaan untuk kemerdekaan negerinya.

1 18

Tan Malaka juga menulis artikel tentang kekuatan revolusioner Islam sehubungan dengan kemenangan Turki atas tentara Yunani. Artikel mengenai hal tersebut ditulis tanggal 21 September. Menurut Poeze, dalam artikelnya itu, Tan Malaka menampakkan kepercayaannya pada gerakan revolusioner Islam. Jika semula ia masih ragu-ragu dengan gerakan-gerakan buruh di bawah Pan-Islamisme, maka dalam artikel itu, keraguan sama sekali tidak ada. Dari sini, mulai terlihat bahwa keinginan Tan Malaka adalah membebaskan rakyat dari belenggu penjajah, tidak pandang organisasi apa, siapa, agamanya apa, dan lain sebagainya. Ia akan memuji organisasi atau agama apa pun yang berjuang untuk membebaskan rakyat dari penjajahan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan utama perjuangan Tan Malaka secara sederhana ialah untuk membebaskan rakyat dari sistem penjajahan. Maka, tidak mengherankan jika Tan Malaka sering menyuarakan persatuan dalam setiap aksi gerakan untuk merebut kemerdekaan.

26 141-142

Selain itu dalam pidatonya, Tan Malaka juga menyampaikan tentang isu Pan-Islamisme yang oleh pihak Komintern dianggap sebagai ancaman bagi gerakan komunis. Menurutnya, Pan-Islamisme bukanlah ancaman, melainkan harus dimanfaatkan, didekati, dan dijadikan sahabat dalam perjuangan melawan kapitalisme dan imperialisme. Sebab, Pan-Islamisme dan komunis memiliki tujuan yang sama, yakni membebaskan rakyat yang tertindas oleh sistem kapitalisme dan kolonialisme. Apalagi di Jawa yang penduduknya mayoritas Islam dalam melakukan perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Persatuan dengan Islam dapat dilakukan untuk melancarkan propaganda-propaganda komunis.

(12)

Tan Malaka yang pernah ditawari pula untuk duduk dalam kabinet tetap konsekuen dengan pendiriannya, menolak, karena minimum program Persatuan Perjuangan tidak diambil sepenuhnya sebagai program kabinet.

36 246

Sejak beberapa hari sebelumnya, Tan Malaka sudah mulai curiga terhadap Laskar Pesindo lantaran aksi-aksi yang mereka tampakkan, tetapi kecurigaan itu tidak menciutkan niat dan janjinya untuk berbicara dalam rapat besar di alun-alun itu. Pukul 12, Rapat Besar selesai dan selesai pula kongres di Madiun

37 248

Selanjutnya, Poeze menjelaskan sikap dan aktivitas Tan Malaka ketika dipenjara secara keseluruhan :” Disiplin Tan Malaka patut diteladani; irama kesehariannya tidak berubah – tidak ada apa pun yang bisa mengalihkannya. Dialah yang pertama bangun, kemudian berselang-seling studi, menulis, olahraga, dan tukar pikiran. Ia dipandang sebagai seorang pemimpin yang terhormat

39 255-256

Tekad kuat Tan Malaka untuk tetap berjuang melawan penjajah dengan mengangkat senjata rupanya meningkatkan simpati rakyat kepadanya. Oleh karena itu, kekuatan Tan Malaka untuk mengadakan revolusi dengan jalan perang semakin menguat. Akan tetapi, lawan-lawan politiknya mulai curiga dan menuduhnya berusaha melakukan pemberontakan dengan mengambil simpati rakyat

52 273

Garis politik kami cukup jelas buat kawan dan lawan setelah mendapat ujian selama hampir tiga tahun ini. Apabila kami dalam keadaan sunyi terasing serta sering dalam bahaya dan dilingkungi oleh beberapa kawan seperjuangan saja, tetap memegang garis bermula, masak kami sesudah mendapatkan persetujuan dan kawan dari pelbagai pihak akan meninggalkan garis politik yang sudah mengalami ujian itu. Untuk melanjutkan perjuangan kami di atas garis itu, tidaklah perlu kami berjual beli dalam hal politik dan moral

47 269

4 Memegang teguh keyakinan

(optimisme) dalam menghadapi situasi

Barangkali, seperti itulah siasat pemerintah yang berkuasa pada saat itu untuk membungkam lawan-lawan politiknya. Demikianlah akhirnya, Tan Malaka menjadi tahanan politik dan mendekam dalam penjara bangsanya sendiri selama kurang lebih dua setengah tahun, dalam usaha menjalankan untuk mencapai kemerdekaan 100%

(13)

dan tantangan “Usaha saya menjalankan kewajiban menuntut kemerdekaan Indonesia dan diri saya sendiri nyata mendapat halangan keras dari imperialisme Belanda, Amerika, dan Inggris. Bagi saya merasa gembira menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat Indonesia di mata imperialisme internasional. Saya percaya pula, jika kelak semua halangan itu sekali terpelanting dan kemerdekaan 100% tercapai, maka pada saat itu, akan terjaminlah kesentosaan, kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang merdeka itu.

40 258-259

Berkali-kali ia khawatir dengan keselamatan nyawanya. Dalam keadaan terfitnah dan tertuduh hingga masuk penjara dan menyesengsarakan dirinya, ia memiliki pegangan filosofi yang dapat menghibur dan memberikan semangat juang, berikut filosofinya, sebagaimana yang dikutip Poeze Dari Penjara Ke Penjara jilid III : “Saya dianggap musuh dan saya dalam keadaan tak berdaya. Tetapi, saya menganggap berada dalam kebenaran ! sebab itu, senantiasa bersiap-siap menerima apa saja yang akan dijatuhkan atas diri saya dengan hati tetap tabah.”

44 259-260

Baginya, apa yang telah diperjuangkannya dengan keyakinan penuh itu tidak akan diperjualbelikan dengan berbagai tawaran kekuasaan yang bersifat murahan. Ia tetap konsekuen untuk terus berjuang mengangkat senjata bersama rakyat melawan penjajah Belanda yang menanamkan kekuasaanya kembali di bumi tercintanya ini.

46 269

Keputusan Panglima Besar Sudirman untuk tetap melakukan perlawanan ini sejalan dengan dengan gagasan Tan Malaka yang tidak mau melakukan perundingan dengan Belanda dan memilih berjuang mengangkat senjata, menguras air mata, dan mempertaruhkan jiwa. Dengan demikian, bagi Tan Malaka, kemerdekaan adalah 100%, sedangkan bagi Panglima Besar Sudirman, tentara tidak kenal menyerah.

(14)

Lampiran 6. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Cinta Tanah Air

Pada tahun-tahun terakhir di Belanda, struktur pemikiran Tan malaka juga semakin jelas, mulai dari pandangan hidup, paham politik, filsafat, sampai semangat perjuangannya untuk membela tanah air. Ia sangat paham ide-ide sosialisme dan komunisme. Buku-buku filsafat, politik, sejarah, perperangan, sastra, dan literatur-literatur lain dicoba, dibaca dan dipahaminya. Semua ini menunjukkan bahwa Tan Malaka adalah orang yang tekun dalam belajar, orang yang ingin maju dan membuat perubahan yang berarti dalam diri dan luar dirinya. Ia mempunyai cita-cita besar untuk mengubah bangsanya yang sedang terjajah menjadi bangsa yang merdeka, berpengetahuan yang maju, dan sejahtera

10 58

Ia tidak peduli bahwa dengan masuk PKI, dirinya akan menemukan kesulitan-kesulitan berhadapan dengan pemerintah. Tekadnya yang sudah kuat untuk membela tanah air dan bangsa dari arogansi penjajah membuat rela meskipun harus hidup menderita.

18 91

Selanjutnya, di bulan November, Tan Malaka kembali mengingatkan pemerintah akan memungkinkan terjadinya serangan umum kedua oleh belanda akibat politik diplomasi yang tak kunjung memuaskan di antara kedua belah pihak (Belanda-Indonesia). Akan tetapi, pemerintah tidak menghiraukan dan tetap konsisten dengan kebijakan politik diplomasi yang telah diambilnya, yakni mengadakan perundingan lanjutan dengan Belanda.

50 271

2 Bangga sebagai orang yang bertanah air

Sebaliknya, saya merasa gembira menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat Indonesia di mata imperialisme Internasional. Saya percaya pula, jika kelak semua halangan itu sekali terpelanting dan kemerdekaan 100% tercapai, maka pada saat itu, akan terjaminlah

(15)

Indonesia kesentosaan, kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang merdeka itu. 3 Peduli terhadap

rusaknya

lingkungan di tanah air

4 Dapat menyimpan rahasia negara

5 Mau hidup dimana pun di wilayah negara kesatuan Indonesia

Setelah kongres SI selesai, Tan Malaka mengkuti Semaun pergi ke Semarang dan tinggal di rumah Semaun yang terletak di kampung Suburan, Pekalongan. Pada hari pertama tinggal di Semaran, Tan malaka langsung jatuh sakit. Ia baru menyadari bahwa iklim di Jawa jauh berbeda dengan Belanda, begitu pun ketika ia berada di Deli. Ia harus pandai-pandai menyesuaikan diri dengan tempat baru yang didatanginya. Badannya tidak kuat dengan adanya perubahan iklim mendadak. Karena sakitnya bertambah parah, akhirnya ia dibawa ke rumah sakit oleh Semaun. Ia terkena serangan paru-paru dan mendapat perawatan khusus dari dokter borjuis yang baik hati. Selama satu bulan, ia dirawat di rumah sakit dan baru keluar dari sana pada awal bulan April 1921.

15 75

Akhir tahun 1919, Tan Malaka sudah berada di Senembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara. Kedatangannya ke sini, sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, adalah untuk bekerja mengajar anak-anak kuli di sana, sebagaimana yang ditawarkan oleh direktur perusahaan Senembah, Dr. C.W. Janssen

12 61

Di kalibata, Tan Malaka menyewa salah satu dari kamar di sebuah pemondokan yang dindingnya terbuat dari anyaman bamboo. Pemondokan itu disewakan kepada para pekerja pabrik sepatu yang tak jauh dari pemondokan tersebut. Di sanalah, Tan Malaka menghasilkan buku monumentalnya yang diberi judul Madilog. Sebenarnya, ketika di sana, ia juga menulis bukuGabungan Aslia (Asia-Australia), namun tidak diselesaikannya.

30 202

Ketika kantor Sosial yang disebutkan tadi didatangi oleh Tan Malaka, ia baru tahu bahwa kantor tersebut mengurusi masalah romusha (para pekerja bahwa kantor di bawah

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Haji Ditjen Bimas Hindu dan

Without making this cell reference absolute using the dollar signs, when we apply the conditional formatting rule to other cells in the worksheet, this cell reference will be

Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah status perusahaan, kepemilikan institusional, leverage, profitabilitas dan tipe industri.. Data yang digunakan dalam

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

pertambangan. Mereka yang membiayai hal ini terdorong oleh keuntungan yang dat diperoleh dari tiap ons akstraksi logam mulia dan harga tinggi pasar emas selama ini

atas segala nikmat cahaya ilmu pengetahuan, kemudahan serta petunjuk yang telah diberikan sehingga dapat terselesaikan dengan baik penulisan tesis dengan Pengujian Keseragaman

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang masalah potensi wisata yang terdapat di Pasar Jumat Karanganyar, strategi pengembangan Pasar Jumat Karanganyar, dan