ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN
PDAM “TIRTA DHARMA” KOTA PROBOLINGGO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Oleh
Bagus Purnomo
08610307
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN
PDAM “TIRTA DHARMA” KOTA PROBOLINGGO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh
Bagus Purnomo
08610307
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: BAGUS PURNOMO
Tempat, Tanggal Lahir
: Probolinggo, 10 September 1989
Nim
: 08610307
Jurusan/Fakultas
: MANAJEMEN/EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan dengan sebenar
–
benarnya bahwa:
1.
Tugas akhir dengan judul :
Analisis Kinerja Keu
angan Koperasi Karyawan PDAM “Tirta
D
harma” Kota Probolinggo
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah
tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara
tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
2.
Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini terdapat bukti unsur
–
unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan
GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3.
Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK
BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, Mei 2013
Yang Menyatakan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul :
“Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan
PDAM “Tirta Dharma” Kota Probolinggo”
. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan
Bisnis, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapat bimbingan, dorongan
serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Dr. H. Muhajir Efendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2.
Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.
3.
Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang.
4.
Drs. Wiyono, MM selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah memberikan
5.
Dra. Dewi Nurjannah, M.M selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi
selesainya skripsi dengan baik.
6.
Drs. Wiyono, MM selaku Dosen Wali Kelas F Manajemen 2008 yang telah
memberikan bantuan dan nasehat selama menempuh perkuliahan.
7.
Ketua K
operasi Karyawan PDAM “Tirta
Dharma” Kota Probolinggo
yang
telah bersedia dan bekerja sama dengan baik dalam membantu penyelesaian
skripsi ini.
8.
Ayah Suyono, dan ibu Indra Dewi serta Adikku Tony Dwi Faizal yang
memotivasi dan penyemangat bagi penulis. Terima kasih atas do’anya dan
selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun materi sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya secara optimal untuk menyelesaikan penelitian ini
namun, kritik, saran dan pendapat senantiasa peneliti harapkan dalam rangka
penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfat bagi
Mahasiswa, pemerhati masalah pembelajaran, dan peneliti lain.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 5
C.
Batasan Masalah... 5
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjuan Penelitian Terdahulu ... 7
B.
Tinjauan Teori ... 8
1.
Kinerja Keuangan Koperasi ... 8
2.
Pengukuran Kinerja Keuangan Koperasi ... 9
C.
Kerangka Pikir ... 21
BAB III. METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian ... 23
B.
Jenis Penelitian ... 23
C.
Jenis dan Sumber Data ... 23
D.
Teknik Pengumpulan Data ... 24
E.
Definisi Operasional Variabel ... 24
F.
Teknik Analisis Data ... 28
G.
Uji Hipotesis ... 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ... 37
1.
Sejarah Umum Koperasi Karyawan ... 37
2.
Penyajian Data ... 37
3.
Analisis
Data………... 39
B.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Modal Sendiri dan SHU sebelum pajak dari 2009-
2011……4
Tabel 2.1 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP dan USP ... 29
Tabel 4.1 Modal Sendiri Koperasi Karyawan PDAM "Tirta Dharma" ... 38
Tabel 4.2 Total Aktiva Koperasi Karyawan PDAM "Tirta Dharma" ... 38
Tabel 4.3 Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan PDAM "Tirta Dharma" ... 39
Tabel 4.25 Perhitungan rasio modal sendiri terhadap total asset ... 53
Tabel 4.26 Perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman
yang diberikan berisiko ... 53
Tabel 4.27 Perhitungan rasio kecukupan modal sendiri ... 54
Tabel 4.28 Perhitungan rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan ... 54
Tabel 4.29 Perhitungan rasio pinjaman yang berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan ... 55
Tabel 4.30 Perhitungan rasio manajemen ... 56
Tabel 4.31 Perhitungan rasio beban operasional anggota terhadap
partisipasi bruto ... 58
Tabel 4.32 Perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU kotor ... 58
Tabel 4.33 Perhitungan rasio efisiensi pelayanan ... 59
Tabel 4.34 Peerhitungan rasio kas... 59
Tabel 4.36 Perhitungan rasio rentabilitas asset ... 60
Tabel 4.37 Perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri ... 61
Tabel 4.38 Perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan ... 61
Tabel 4.39 Perhitungan rasio partisipasi bruto ... 62
Tabel 4.40 Perhitungan rasio promosi ekonomi anggota ... 62
LAMPIRAN
No.
Judul
1.
Perhitungan
2.
Perhitungan
Cross Section
3.
Perhitungan
Time Series
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Drs. M.Faisal. M.M. 2002.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan
.
Universitas Muhammadiyah Malang
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009.
“Standar Akuntansi Keuangan”
; Jakarta,
Penerbit Salemba Empat
Intan Dyah Saputri 2007.
Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan
“Melati”
Universitas Muhammadiyah Malang. UMM
Martono dan Harjito. 2002.
Manajemen Keuangan
. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Ekonosia.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.20/Per/M.KUKM/XI/2008
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009
S. Munawir, 2007.
Analisa Laporan Keuangan
. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta
Sukarno, Edy. 2000.
Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan
Praktis
.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Republik Nomor 20 Tahun 2008.
“Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah”
, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992.
“Perkoperasian”
. Bandung, Penerbit Citra Umbara
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia memiliki tiga sektor ekonomi untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor
tersebut adalah sektor negara, sektor swasta dan sektor koperasi. Di dalam
Undang-undang tahun 1945 Pasal 1 No. 25 / 1992 tentang perkoperasian
menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berlandaskan atas asas kekeluargaan. Koperasi bukanlah sekumpulan
modal usaha untuk mencari keuntungan semata, melainkan koperasi
dibentuk untuk memenuhi segala kebutuhan anggotanya.
Koperasi merupakan salah satu sektor kekuatan ekonomi yang
diharapkan menjadi soko guru perekonomian Indonesia yang berkembang
dari bawah berubah menjadi badan usaha lainnya, seperti Koperasi Unit
Desa (KUD), Koperasi KPRI (KKPRI), Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi menyelenggarakan
berbagai usaha yang bermanfaat bagi anggotanya baik sebagai produsen
2
Tujuan koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Koperasi
mempunyai peranan luas untuk melaksanakan pembangunan, sebagai
wadah perekonomian dan kegiatan sosial masyarakat yang dapat
memberikan keseimbangan, peranan sumbangan terhadap tatanan
perekonomian Nasional sehingga apa yang jadi cita-cita Bangsa Indonesia
dapat tercapai.
Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, salah satunya
adalah koperasi karyawan (KOPKAR) koperasi yang didirikan oleh
karyawan, memiliki badan hukun sendiri, kewenangan sendiri untuk
mengatur dirinya, tidak mempunyai hubungan organisasi yang bersifat
profesi apapun dan rapat anggota yang merupakan forum kekuasaan
tertinggi. Koperasi karyawan merupakan suatu badan usaha yang didirikan
oleh karyawan dan untuk karyawan dengan tujuan mensejahterahkan
anggotanya dengan menjalankan unit usahanya diantaranya pertokoan,
usaha simpan pinjam dan bentuk kegiatan usaha lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi tidak terlepas dari
pelaporan dan pembukuan / akuntansi. Pengurus harus memperhatikan dan
mengelola dengan baik semua pelaporan khususnya pelaporan keuangan.
Laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk perencanaan, pertimbangan,
3
mendatang. Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, jika data tersebut diperbandingkan untuk 2 (dua) periode
atau lebih dan di analisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang
mendukung keputusan yang akan diambil.
Laporan keuangan merupakan bagian dari sistem laporan keuangan
koperasi. Laporan biasanya meliputi neraca dan laporan laba rugi yang
disajikan secara komperatif. Dalam laporan keuangan tersebut dapat
diketahui kinerja keuangan koperasi dalam beroperasi dan dapat pula
sebagai alat komunikasi antara aktivitas suatu koperasi dengan
pihak-pihak diluar pengurus koperasi. Konsep analisis rasio merupakan suatu
alat ukur yang digunakan sebagai pengukuran kinerja keuangan,
diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market
Value Added/ MVA), analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value
Added/ EVA) dan Balance Score Card/ BSC, analisis Capital Asset,
Management Equity and Liquidity (CAMEL), Du Pont System dan SK
Menteri Koperasi Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Terkait dengan kinerja koperasi karyawan kemampuan dan
pengetahuan dalam mengelola koperasi diperlukan untuk menciptakan
kondisi koperasi yang dinamis, dalam arti hubungan yang erat dan
seimbang antara koperasi sebagai unit pelayanan dengan peningkatan
partisipasi anggota sebagai tujuan organisasi dapat benar-benar tercapai.
Koperasi Karyawan PDAM "Tirta Dharma" ini merupakan koperasi yang
4
memiliki perkembangan yang cukup. Jenis usaha tidak hanya simpan
pinjam bagi anggotanya dan pertokoan, tapi juga usaha-usaha jasa lainnya
seperti koperasi menambah bidang usaha penerimaan pembayaran listrik,
telepon, Speedy dan penjualan pulsa untuk meningkatkan pendapatan.
Berikut adalah data SHU Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma”
Kota Probolinggo dapat di lihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Laporan Modal Sendiri dan SHU dari 2009-2011
Tahun Modal % Sisa hasil Usaha
(SHU)
%
2009 Rp.371.891.998,78 - Rp.50.199.760.00 -
2010 Rp.453.613.714,56 21,97% Rp.41.402.074.87 -17,52%
2011 Rp.577.924.443,53 27,40% Rp.88.230.201.97 11,31%
Sumber: Data Keuangan Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma”
Hasil laporan keuangan Koperasi Karyawan “Tirta Dharma” Kota
Probolinggo dari tahun 2009-2011 menunjukkan bahwa modal selama tiga
tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 modal mengalami
peningkatan sebesar 21,97% dibandingkan pada tahun 2009, sedangkan
pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 27,40%. SHU selama
tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 mengalami
penurunan sebesar 17,52%, sedangkan pada tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 11,31%.
Kinerja keuangan merupakan tingkat pencapaiaan pelaksanaan
kegiatan keuangan. Maka perlu dilakukan analisis untuk menghitung
kinerja keuangan sebagai alat pengambilan keputusan. Analisis untuk
mengetahui kinerja keuangan koperasi dapat dilakukan dengan berbagai
5
peraturan menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah Nomor :
14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Analisis kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan atau prospek Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma” Kota
Probolinggo dimasa mendatang yang lebih baik. Analisis juga digunakan
untuk mengevaluasi kinerja atau keberhasilan manajemen dalam
mengelola koperasi. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
memilih judul Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan PDAM
“Tirta Dharma” Kota Probolinggo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti merumuskan permasalahan tentang “Bagaimana kinerja keuangan
Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma” Kota Probolinggo?”
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dibuat untuk lebih mengarahkan pembahasan agar
tidak terjadi perluasan dan lebih terfokus sesuai dengan ruang lingkup
pembahasan. Penulis membatasi pada data yang digunakan yaitu data
laporan keuangan tahun 2009-2011 serta mengacu pada peraturan menteri
negara koperasi dan usaha kecil dan menengah nomor
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
keuangan pada Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma” Kota
Probolinggo.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Manajemen Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma”
Diharapkan bisa memberikan informasi tentang keadaan keuangan,
dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dimasa yang
akan datang.
b. Bagi Anggota Koperasi Karyawan PDAM “Tirta Dharma”
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anggota untuk
mengetahui kinerja keuangan koperasi sebagai bahan evaluasi
dalam forum rapat anggota.
c. Bagi Dinas Koperasi
Diharapkan dapat dijadikan input yang bermanfaat untuk
pengelolaan dan pengembangan koperasi yang ada.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu referensi atau
informasi yang bermanfaat untuk penyusunan penelitian di masa
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan peneliti terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Intan Dyah Saputri (2007), dengan judul
”Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Melati” Universitas
Muhammadiyah Malang”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan Kopkar "Melati" Universitas Muhammadiyah Malang
selama periode penelitian tahun 2004 sampai tahun 2006 kinerja keuangannya
adalah sehat.
Penelitian yang dilakukan oleh Vikhi Krisna Purwandari (2012),
dengan judul, “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Bina Karya Balongpanggang Kabupaten Gresik”. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kinerja atau tingkat kesehatan KPRI Bina Karya
Balongpanggang dinilai menggunakan standar Peraturan Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang
pedoman penilaian kesehatan koperasi, yang terdiri dari 7 (tujuh) komponen
penilaian kesehatan koperasi dapat disimpulkan bahwa pada aspek likuiditas
dan aspek jati diri koperasi, KPRI dinyatakan kurang baik. Menurut standar
8
B. Tinjauan Teori
1. Kinerja Keuangan Koperasi
(Abdullah :108) kinerja keuangan merupakan bagian dari kinerja
secara keseluruhan. Kinerja (performance) merupakan gambaran prestasi yang dicapai koperasi dalam operasionalnya, baik menyangkut
aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana,
teknologi maupun sumber daya manusia. Menurut Martono (2002:520)
kinerja keuangan suatu perusahaan atau badan usaha lain sangat
bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor, kreditur, analisis, konsultan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen
sendiri.
Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari
suatu koperasi atau badan usaha lain, apablia disusun secara baik dan
akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai
hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi atau badan
usaha lain selama kurun waktu tertentu. Menurut Sukarno (2000:111)
kinerja keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran tujuan,
misi dan visi organisasi.
Standar Akuntansi Keuangan SAK (2009:4) menjelaskan bahwa
informasi kinerja keuangan badan usaha terutama profitabilitas
diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi
9
adalah penting dalam hubungan ini, informasi kinerja bermanfaat
untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada. Selain itu informasi tersebut juga berguna
dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya.
Informasi fluktuasi kinerja sangat penting dan bermanfaat untuk
prediksi kapasitas perusahaan atau koperasi dalam menghasilkan arus
kas dari sumber daya yang ada. Kinerja juga berguna dalam
perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan atau koperasi
dalam memanfaatkan tambahan sumber dayanya.
2. Pengukuran Kinerja Keuangan Koperasi
Model penilaian kinerja keuangan antara lain adalah dengan
melakukan analisis rasio. Rasio keuangan adalah suatu hal yang
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain atau perbandingan antara berbagai
gejala yang dinyatakan dengan angka/presentase. Menurut Martono
(2002:55) Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan
untuk menilai kinerja financial antara lain : a. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
10
b. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang. Selanjutnya analisis rasio solvabilitas dapat diartikan sebagai
hasil yang diperoleh dari proses menganalisis rasio yang berhubungan
dengan pelunasan kewajiban serta pengembalian modal.
c. Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Selanjutnya analisis
rentabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang menunjukkan berapa
besar kontribusi laba dari modal yang dimiliki oleh perusahaan.
d. Analisis Rasio Profitabilitas
Analisis rasio profitabilitas merupakan perbandingan hasil usaha yang
diperoleh koperasi dengan pendapatan bruto pada tahun yang
bersangkutan. Pendapatan bruto diperoleh dari total penjualan
ditambah pendapatan non operasional dikurang dengan harga pokok
penjualan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian
11
a. Permodalan
1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Rumus x 100%
Asset Total
sendiri Modal
2) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko
Rumus = x 100%
berisiko yang diberikan Pinjaman sendiri Modal
3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rumus = ATMR Tertimbang Sendiri Modal X 100
b. Kualitas Aktiva Produktif
1)Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan.
Rumus = x 100%
pinjaman Volume anggota pada pinjaman Volume
2)Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang
diberikan.
Rumus = x 100%
diberikan yang
Pinjaman
bermasalah Pinjaman
3)Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah
Rumus = x 100%
bermasalah Pinjaman
12
4)Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
Rumus = x 100%
diberikan yang Pinjaman beresiko yang Pinjaman c. Manajemen
1)Manajemen umum
2)Kelembagaan
3)Manajemen permodalan
4)Manajemen aktiva
5)Manajemen likuiditas
d. Efisiensi
1)Rasio Beban operasi
Rumus = x 100%
bruto i Partisipas Anggota l Operasiona Biaya
2)Rasio Beban Usaha terhadap SHU kotor
Rumus =
Kotor SHU
usaha Beban
x 100
3)Rasio Efisiensi Pelayanan
Rumus =
Pinjaman Volume Karyawan Biaya x 100% e. Likuiditas
1)Rasio kas
Rumus = x 100%
Lancar Kewajiban
13
2)Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Rumus = x 100%
diterima yang Dana diberikan yang Pinjaman
f. Kemandirian dan pertumbuhan
1)Rasio Rentabilitas Asset
Rumus = x 100%
asset Total
pajak sebelum SHU
2)Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rumus = x 100%
sendiri modal Total Anggota Bagian SHU
3)Rasio Kemandirian Oprasional Pelayanan
Rumus = x 100%
ian perkoperas beban usaha Beban kotor SHU
g. Jati diri koperasi
a. Rasio Partisipasi Bruto
Rumus = x 100%
Pendapatan bruto i Pertisipas bruto i Partisipas
b. Rasio Promosi Ekonomi anggota (PEA)
Rumus = x 100%
ajib Simpanan W pokok Simpanan PEA
Cara penilaian untuk memperoleh angka skor
1. Permodalan
a.Rasio modal sendiri terhadap total asset
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total asset
14
1) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil
atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.
2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah 5
dengan maksimum nilai 100.
3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap
kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.
4) Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan.
b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut :
1) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0.
2) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1
dengan nilai maksimum 100.
3) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor
permodalan.
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
1) Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara
Modal Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR) dikalikan dengan 100 %.
2) Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen
modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan
15
3) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva
KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko.
4) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan
hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca
dengan bobot risiko masing-masing komponen aktiva.
5) Rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung/diperoleh dengan
cara membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai
ATMR dikalikan dengan 100 %.
2. Kualitas aktiva produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4
(empat) rasio, yaitu:
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan.
b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
Perhitungan penilaian:
1) Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0;
2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45 % nilai ditambah 2,
dengan maksimum nilai 100;
3) Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor.
c.Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah.
1) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan
16
2) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1
sampai seterusnya;
3) Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor .
d.Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.
3. Manajemen
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban
pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan
komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan terlampir):
a. Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
b. Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap
jawaban pertanyaan “ya”).
c. Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
d. Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
e. Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
4. Penilaian efisiensi
Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio
17
a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto.
Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi bruto
ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0
dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100
diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5%
nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai
100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
penilaian.
b.Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor
Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor ditetapkan sebagai berikut
1) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap
penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai
dengan maksimum nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
penilaian.
c. Rasio efisiensi pelayanan
Perhitungan rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan
membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman, dan
ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio
18
setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan
maksimum nilai 100
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor
penilaian.
5. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP Koperasi
dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar
Pengukuran rasio kas + bank terhadap kewajiban lancar ditetapkan
sebagai berikut:
1) Untuk rasio kas lebih besar dari 10 % hingga 15 % diberi nilai
100, untuk rasio lebih kecil dari 15 % sampai dengan 20 %
diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10 %
diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi nilai
25.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian.
b.Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima.
Pengukuran rasio pinjaman terhadap dana yang diterima ditetapkan
sebagai berikut:
1) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk
setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai
dengan maksimum 100.
19
6. Kemandirian dan pertumbuhan
a. Rasio rentabilitas asset
Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan
dengan total aset, perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25,
untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai
dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
b. Rasio rentabilitas modal sendiri
Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota
dibandingkan total modal sendiri, perhitungannya ditetapkan
sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi
nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1 % nilai ditambah 25
sampai dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
c. Rasio kemandirian operasional pelayanan
Rasio kemandirian operasional yaitu Partisipasi Netto
dibandingkan Beban Usaha ditambah beban perkoperasian,
perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama
dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100
20
2) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian.
7. Jati Diri Koperasi
a. Rasio Partisipasi Bruto
Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan
membandingkan partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto
ditambah pendapatan, yang ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap
kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian.
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota dihitung dengan
membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan
pokok ditambah simpanan wajib, yang ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio
antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap
kenaikan rasio 2,5 %, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3 %, diperoleh skor penilaian.
C. Kerangka Pikir
Penilaian tingkat kesehatan koperasi digunakan untuk menjalankan
21
akan dapat diketahui tingkat kesehatan koperasi menggunakan alat analisis
Cross Section dan Time Series dengan Standar Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka perlu
adanya alur pikir. Kerangka pikir yang mendasari penelitian pada Koperasi
[image:40.612.153.498.281.623.2]Karyawan PDAM “Tirta Dharma” Kota Probolinggo dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
KOPERASI KARYAWAN PDAM "TIRTA DHARMA" KOTA
PROBOLINGGO
Laporan Keuangan
SK Menteri Koperasi No.14/Per/M.KUKM/XII/2009
Kinerja Keuangan
Cross Section
Tidak Sehat Sehat
Time Series
22
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian dan tinjauan pustaka maka dapat diambil hipotesis sebagai
berikut: Kinerja keuangan Koperasi Karyawan PDAM "Tirta Dharma"
Kota Probolinggo berdasarkan Standar Peraturan Menteri Koperasi dan