• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA SAPEKEN KECAMATAN SAPEKEN KABUPATEN SUMENEP MADURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA SAPEKEN KECAMATAN SAPEKEN KABUPATEN SUMENEP MADURA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

v

SKRIPSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA SAPEKEN

KECAMATAN SAPEKEN KABUPATEN SUMENEP MADURA

OLEH :

AL ADAWIYAH

(201010310311082)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Serta diterima sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata satu (S1)

Pada tanggal : 12 November 2014

(3)

ii LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Al adawiyah Nim : 201010310311082 Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Studi : S-1 (Sarjana)

Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep Madura

(4)

iii LEMBAR PERYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Al adawiyah

Nim : 201010310311082 Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Studi : S-1 (Sarjana)

Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep Madura

Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul

“Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep” adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Dengan surat pernyataan peneliti dibuat dengan sebenar – benarnya dan apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, peneliti bersedia mendapatkan sangsi akademis.

(5)

iv BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Al adawiyah Nim : 201010310311082

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik / Sosiologi

Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep

(6)

v

PERSEMBAHAN

karya ini saya persembahkan pada:

Kedua orang tuaku Tandra lily (ALM) ayahanda tercinta

semoga beliau selalu dalam lindungan ilahi rabbi,

dan ibunda Salmi yang telah memberikan do’a yang tiada hentinya.

Seluruh keluarga, kakak ku dan adik-adik ku

yang selama ini menjadi motivasi dan mendukung setiap langkahku.

Terima kasih atas segala pengorbanan yang kalian berikan semoga rahmad

(7)

vi

MOTTO

Apa yang telah terjadi kemarin, apa yang akan terjadi

sekarang dan esok kita tidak pernah tau, semua sudah diatur

olehnya.

apabila kemarin kamu selalu dalam ujiannya, maka

bersabarlah Karena tuhan hanya memberi ujian kepada orang

yang kuat dan dapat melaluinya, yang hanya kamu lakukan

adalah cukup bersabar dan berdo’a, maka kamu pasti akan dapat

melalui ujian itu.

syukurilah apabila kamu dapat ujian darinya, karena

kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang kuat dalam

(8)

vii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah AWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis diberi kekuatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul ”Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep”. Penulis juga haturkan keharibaan sang pendidik sejati Rasulullah Muhammad SAW, Serta para sahabat.

Terselesainya tugas akhir/skripsi ini juga tidak luput dari berbagai pihak yang memberi dukungan dan bimbingannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis secara khusus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

viii

4. Kedua orang tuaku, ayahanda tercinta Tandra lily semoga beliau diberi tempat yang indah disisi-nya, ibunda tercinta Salmi yang senantiasa sabar dan tiada henti-hentinya berdo’a buat kebaikan ananda, berjuang untuk ananda kuliah sampai saat ini. Serta kakakku tersayang Multazam, Nurwati, Mardiyah

hayati, Supiawati Ba’ang, dan Adi yang telah memberikan do’a restu serta

memberikan dukungan moriil maupun materiil, tak lupa juga buat adik-adik ku Eva, Fadli, dan Yofi yang selalu buat ananda tersenyum dan penyemangat ananda diperantauan.

5. Buat seseorang yang jauh disana, yang selama ini telah memberikan perhatian yang tulus kepada ananda dan selalu memberikan kekuatan untuk ananda sampai saat ini, buat sepupuku Ustad Dayat yang telah meluangkan waktunya ketemu ananda dari Jakarta ke Malang memberi bantuan langsung untuk ananda sehingga bisa diberikan kelancaran menyelesaikan tugas akhir, serta Bapak Dirman dan Ibu Firmana yang telah memberikan dukungan moriil maupun materiil selama ananda kuliah, dan terima kasih khusus buat Ustad Khairudin yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran serta materiil kepada ananda sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

(10)

ix

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmad dan balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan

skripsi ini. Penulis hanya bisa mendo’akan semoga amal ibadahnya diterima oleh

Allah sebagai amal yang mulia. Amien

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.

Akhirnya dengan harapan semoga penyusunan skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi yang membaca dan penulis sendiri. Amien...

Malang 18 Mei 2015 Penulis

(11)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 20

2.1.1. Pemberdayaan ... 20

2.1.2 Pemberdayaan Masyarakat ... 23

2.1.3. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan ... 24

2.1.4 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 27

(12)

xi

2.2.1 Teori Fenomenologi (Alfred Scutz) ... 38

BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1. Geografis ... 42

3.1.1. Gambaran Umum Desa Sapeken ... 42

3.2 Kondisi Demografis ... 45

3.3 Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Sapeken ... 49

3.4 Keadaan Sosial dan Budaya ... 53

3.4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 55 3.4.2 Program Pemberdayaan Usaha Kerja Nelayan (PUKN) ... 59

3.5 Desa Sapeken Sebagai Desa Nelayan ... 59

3.6 Pelaksanaan program Pemberdayaan Usaha Kerja Nelayan (PUKN) ... 61

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Informan ... 65

4.2. Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Sapeken 68 4.3. Hasil Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan ... 84

(13)

xii DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Bungin Burhan.2011.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta.PT Raja Gravindo Persada

Fahrudin Adi.2012. Pemberdayaan Partisipasi & Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung. Humaniora

Feliarta.1998. Strategi Pengembangan Perikanan dan Kelautan Nasional. Riau.Unri Press

Hikmah, R, Harry.2010. Strategi Pembangunan Masyarakat. Bandung. Humaniora Utama Press

Ritzer George.2007.Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Kencana

Riza Risanti, M Rosmidi, 2006. Pemberdayaan masyarakat Nelayan. Bandung.Alfabeta

Sahari Agus.2002.Estetika Makna, Simbol, dan Daya.Bandung.ITB

Susilo, Rachmad K. Dwi. 2008.20 Tokoh Sosiologi. Jogjakarta.Ar-Rus Media Tatok & Purwoko.2012.Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif

Kebijakan Publik.Bandung.Alfabeta

Tohirin.2012.Metode penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling.Jakarta.Rajawali Pers

Ulber Silalahi. Metode Penelitain Sosial.2010.Bandung:PT. Refika Aditama

Jurnal :

Trisno Agus.2004. “ Pemberdayaan Komunitas” dalam Jurnal Penelitian Ilmu Kesejahteraan Sosial. ISSN 1412-6133 vol.3 no 1.

Yulifar Lelly. 2009.”Pemberdayaan sumber daya manusia indinesia ditengah Krisis global”. Dalam jurnal penelitian pendidikan geografi ISSN 1412-0313 vol.9 no 1.

Internet :

DienIlmi.2009.Pengertian Fenomenologi.dihttp://www google.com

Kuliahitukeren.2011.Pengertian Nelayan.dihttp://www google.com

Shvoong.2009.Pengertian Masyarakat.dihttp://www google.com

Pulau Sapeken.2013.Sapeken Island.http://www google.com

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sejak dahulu sampai sekarang nelayan telah hidup dalam suatu organisasi kerja yang secara turun temurun tidak mengalami perubahan yang berarti kelas pemilik sebagai juragan kesejahteraannya relatif lebih baik karena faktor produksi seperti kapal, mesin, alat tangkap maupun faktor pendukungnya seperti es, garam dan lain-lainnya. Pada umumnya masyarakat nelayan tradisional masih hidup dalam keterbatasan, baik keterbatasan ekonomi, sosial, dan politik. Keterbatasan itu nampak pada tingkat pendapatan nelayan yang pada umumnya masih rendah.

(15)

2

bagian dari problem yang kerap menjadi bumerang dalam kehidupan nelayan di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep.

Masyarakat kepulauan yang notabennya bermata pencaharian sebagai nelayan, secara menyeluruh bergantung pada hasil tangkapan ikan dilaut yang secara kalkulasi tidak dapat memberikan hidup yang layak. tidak terlepas dari berbagai alasan yang mendasarinya, pertama, masyarakat nelayan di Desa Sapeken secara umum kerap kali diposisikan sebagai masyarakat dimarginalkan dalam segala aspek, terjadi kesenjangan yang sangat suram antara masyarakat kota dengan masyarakat kepulauan seperti masyarakat yang ada di pulau terpencil terisolir seperti pulau Sapeken, kedua, masyarakat nelayan kepulauan adalah masyarakat terpencil secara geografis dengan segala keterbatasan yang tidak pernah dijadikan sebagai daerah prioritas dalam melakukan pembinaan, penyuluhan dan pembangunan kemasyarakat, jauhnya dari pusat kota serta tidak menentunya alat transportasi mengakibatkan tidak tersentuhnya permasalahan sosial kemasyarakatan tersebut oleh pihak yang bertanggung jawab, tidak adanya keterampilan, ilmu pengetahuan, dan wawasan yang lebih, masyarakat tidak akan mampu memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik, Karena dengan pendidikan masyarakat bisa mengerti dan memahami bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia.

(16)

3

(KK) yang terdiri atas 1.688 jiwa laki-laki dan 1.700 jiwa perempuan. Adapun jumlah penduduk Desa Sapeken berdasarkan tingkat pendidikannya. Tidak Sekolah 19.3%, tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) 48,5%, tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTS) 28%, Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) 2,2%, Tingkat Sarjana/Diploma 2%. Jika mengacu pada program pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu program wajib belajar 9 tahun, maka tingkat pendidikan di Desa Sapeken dapat dikatakan masih rendah, hal itu ditunjukkan dengan adanya persen saja penduduk yang tamat diatas Sekolah Dasar, rendahnya jumlah anak-anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bukan hanya disebabkan oleh ketidak mampuan para orang tua secara materi, tetapi juga karena tidak adanya dorongan dari orang tua karena faktor pendidikan orang tua itu sendiri untuk memberikan pemahaman kepada anaknya betapa pentingnya pendidikan.

Secara internal tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan mereka tidak memiliki kesadaran untuk berupaya lebih keras mengembangkan serta meningkatkan kesejahteraan sosial, dimana penghasilan mereka yang tidak menentu dan seringkali hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja,. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa untuk mengatasi masalah diatas memerlukan suatu program pemberdayaan yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan teknologi, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Sehingga penyelesaian masalah yang ada di masyarakat nelayan dapat teratasi.1

Adanya program-program pemberdayaan yang menciptakan proyek intervensi dalam upaya menciptakan kemakmuran dan pemerataan dalam masyarakat,

1

(17)

4

upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan tidak memperhatikan keadaan riil masyarakat, tetapi sering kali didasarkan program-program intevensi dari atas. Pemberdayaan sebagai proses pembangunan dalam sejarah yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, tercantum dalam

Millennium Development Goals (MDG’s), istilah pemberdayaan juga dapat

diartikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol, lingkungannya agar dapat memenuhi keinginan-keinginannya, aksesibilitasnya sebagai sumber daya yang terkait dengan pekerjaannya, aktifitas sosialnya, dll. Sejalan dengan itu pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marginal, terpinggiran). Untuk menyampaikan pendapat dan kebutuhannya, pilihan-pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakat secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan kehidupan. Pernyataan tersebut dalam pengertian pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat baik antara lain dalam arti: perbaikan ekonomi terutama kecukupan pangan, perbaikan kesejahteraan sosial, kemerdekaan dalam bentuk penindasan, terjaminnya keamanan, dan terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan kekhawatiran.2

Selama ini istilah pemberdayaan di negara berkembang sering dinilai sebagai bagian dari percaturan ekonomi yang berupa meningkatkan ekonomi rakyat kecil atau kelompok usaha yang tertinggal melalui metode alternatif. Dalam

2

Totok dan Purwoko.2012.Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan

(18)

5

pemahaman yang luas pemberdayaan memiliki keterkaitan dengan upaya untuk mengimbangi kedayaan yang mengancam atau mendominasi suatu kegiatan yang mengalami hambatan untuk berkembang, dalam lingkungan transformasi budaya, pemberdayaan dapat dipahami sebagai upaya-upaya masyarakat untuk memberdayakan dan menyesuaikan diri terhadap dinamika budaya yang tengah berlangsung, dalam modern, gerakan-gerakan pemberdayaan kerap ditafsirkan sebagai upaya perlawanan, perimbangan, penyetaraan, ataupun pendinamisasian satu kegiatan yang mengalami kemapanan, kurang kreatif atau mereka yang terpinggirkan.

Dalam lingkungan lain, pemberdayaan mengandung makna sebagai reaksi balik terhadap fenomena ketidakmampuan menghadapi sebuah kekuasaan besar yang telah menjadi wacana. Fenomena ketidak mampuan ini muncul sebagai suara ketidak puasan dan penyadaran terhadap penindasan, pelecehan, peniadaan, perendahan, pengecilan, arti terhadap suatu tatanan atau kelompok minoritas, yaitu mereka yang tidak berdaya, terbelakang atau yang tersisihkan.3

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep?

2. Bagaimana hasil pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep?

3

(19)

6 1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan bagaimana bentuk pemberdayaan dalam masyarakat nelayan di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep.

2. Untuk mengetahui hasil pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep.

1.4Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memberikan kontribusi untuk kalangan akademisi pada khususnya, dan untuk masyarakat pada umumnya, adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat ini diharapkan dapat mengembangkan Sosiologi khususnya Sosiologi Pedesaan yang berkaitan dengan gambaran mengenai modernisasi dalam wilayah desa yang menghasilkan sebuah perubahan masyarakat desa.

b. Dapat memberikan kontribusi bagi kajian Sosiologi yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat nelayan.

c. Dapat dimanfaatkan bagi penelitian lainnya sebagai bahan referensi mengenai pemberdayaan masyarakat nelayan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah setempat penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi kebijakan dalam program pemberdayaan masyarakat.

(20)

7 1.5Definisi Konsep

Adalah suatu batasan yang umum dipakai yang berguna sebagai upaya penyeragaman penulisan dalam membaca, definisi konsep bertujuan untuk merumuskan masing-masing variabel antara lain:

1.5.1 Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan suatu proses pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan sebuah perubahan melalui suatu pembinaan atau pelatihan suatu kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.4

1.5.2 Masyarakat Nelayan

Adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa atau pesisir Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, dari segi mata pencaharian nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka, dari segi keterampilan meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua bukan yang dipelajari secara professional.5

4

Riza Risanti, M Rosmidi, 2006.Pemberdayaan masyarakat Nelayan.Bandung.Alfabeta hal15-19 5

(21)

8 1.5.3 Masyarakat Pesisir

Adalah masyarakat yang memiliki tempramental dan karakter watak yang keras dan tidak mudah di atur, kaum wanitanya juga bersikap kritis terhadap aparat desa yang kebijakannya dinilai tidak benar, misalnya merugikan kepentingan masyarakat setempat. Sebagian masyarakat lainnya berpendapat bahwa bentuk perlakuan kita terhadap mereka mempengaruhi bentuk-bentuk respons masyarakat pesisir yang ditampilkan artinya, jika kita menghormati dan menghargai mereka, merekapun akan merespon dengan tindakan yang sama demikian pula sebaliknya.

Realitas pendidikan di masyarakat pesisir adalah pendidikan yang mengalami “Dehumanisasi”, dikatakan demikian karena pendidikan mengalami proses kemundurun dengan terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan yang dikandungnya.6 Dari segi mata pencaharian masyarakat pesisir adalah mereka yang mata pencahariannya tidak hanya berpusat pada laut atau perikanan melainkan pekerjaan masyarakat pesisir beragam, mulai dari pekerjaan nelayan, pegawai negeri, sampai dengan pengusaha.

1.6Metode Penelitian

Adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan. Metode penelitian mempunyai peran penting dalam pengumpulan data, merumuskan masalah analisis dan interpretasi data, adapun metode penelitian yang digunakan meliputi:

6

(22)

9 1.6.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian ini dapat dikatagorikan dalam penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tak menggunakan perhitungan atau dengan angka-ngka, jenis penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,7 suatu data yang mengandung makna, makna adalah data yang sebenarnya yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak, penelitian diskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta dan kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, melalui daerah-daerah sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan fenomenologi, pendekatan fenomenologi berguna untuk mengamati fenomena-fenomena konseptual subjek yang diamati melalui tindakan dan pemikirannya guna memahami makna yng disusun oleh subjek dikehidupan sehari-hari, jenis penelitian kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, dalam penelitian, peneliti mencoba mendiskripsikan proses pemberdayaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.8

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan salah satu program pemberdayaan yang diberikan oleh perikanan sebagai desa yang menerima program PUKN dari Pemerintah Daerah, alasan pemelihan lokasi karena fenomena pemberdayaan masyarakat yang tertarik untuk diteliti lebih lanjut dimana cukup relevan dengan isu-isu saat ini yakni isu tentang pemberdayaan masyarakat nelayan (laut dan

7

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R &D. Bandung CV Alvabeta hal 2

8

(23)

10

perikanan), permasalahannya adalah bahwa di Desa ini mengalami kesenjangan antara sumber daya alam yang mana cukup berpotensi mensejahterakan masyarakatnya, namun kenyataan kondisi sosial masyarakatnya masih relatif miskin disisi lain proses penyuluhan melalui program Pemberdayaan Usaha Kerja Nelayan (PUKN) telah dan terus dilakukan. Menariknya adalah apakah dengan program pemberdayaan dari perikanan tersebut mempunyai aplikasi positif bagi masyarakat nelayan yang ada di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep.

1.6.3 Sumber Data

Sumber data yaitu merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian, oleh karena itu data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua sumber yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dengan cara mengadakan wawancara langsung dan observasi langsung dilokasi penelitian yakni nelayan yang termasuk dalam kriteria penentuan informan. b. Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data-data lain diluar data primer yakni dokumen atau literatur yang terkait dengan proses pemberdayaan masyarakat.9

9

(24)

11 1.6.4 Subjek Penelitian

Menurut Sparadley dalam Sugiono (2005:49) dalam penelitian kualitatif tidak

menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga element yaitu: tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berintraksi secara sinergis, berdasar pada pendapat tersebut maka dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransfer ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah:

1. Tempat (place) adalah kepulauan Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep

2. Pelaku (actor) adalah kelompok masyarakat yang tergabung dalal program Pemberdayan Usaha Kerja Nelayan (PUKN)

3. Aktifitas (activity) yaitu aktifitas yang dilakukan masyarakat nelayan di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.

Dalam penentuan subjek (sample) penelitian ini adalah dengan teknik

(25)

12

mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria). 10

Dari penjelasan di atas, peneliti telah menentukan subjek penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan sebagai berikut:

1. Ketua kelompok nelayan

Teknik pengumpulan data yaitu berkenaan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan berbagai cara yaitu: a. Observasi

Obsevasi atau pengamatan yaitu mengamati aktivitas, kejadian, komunikasi dan interaksi yang ada pada informan dan sekitarnya, observasi yang digunakan dengan teknik observasi tak berstruktur, yaitu observasi ini

10

(26)

13

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi dan peneliti dapat melakukan pengamatan bebas.11

Menurut metode observasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi langssung yaitu penelitian secara langsung mengamati apa yang diperoleh sebagai data. Dalam hal ini peneliti juga akan ikut melihat, mengamati, dan memahami kemudian mencatat bagaimana keadaan yang ada di Desa Sapeken Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep beserta pemberdayaan masyarakat nelayan yang dilakukan oleh kelompok nelayan. Pengamatan ini dilakukan pada saat para subjek penetia memiliki waktu luang untuk sekedar bercakap-cakap tanpa harus mengganggu waktu mereka.12 b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara pewawancara dengan si penjawab atau informan. Wawancara ini dilakukan dengan mendatangi konsumen, selanjutnya peneliti akan meminta izin untuk melakukan Tanya jawab terhadap informan yang telah dipilih sesuai dengan tujuan awal dengan menanyakan pertanyaan yang mendukung penelitian ini sehingga tidak menyimpang dari judul yang diangkat.

Metode wawancara dengan instrumen panduan wawancara dan penulis menggunakan teknik wawancara yang mendalam yang khusus dirancang untuk merekam berbagai jenis data primer karena dengan teknik ini penulis mampu mendapatka segala informasi tentang masalah yang akan diteliti

11

Burhan Bungil.2011.Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta.PT Raja Gravindo Persada. hal 94-101

12

(27)

14

dengan mendatangi tempat pengolahan rumput laut dimana tempat ini satu-satunya tempat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Sapeken.

Peneliti memberikan beberapa pertanyaan pokok yang sifatnya umum dan berbentuk pertanyaan terbuka yang ditujukan kepada masyarakat nelayan yang tergabung dalam kelompok Program Pemberdayaan Usaha Kerja Nelayan. Pengamatan partisipasi melalui cara pencatatan intensif dan holistick terhadap interaksi sosial yang kompleks terjadi dilapangan.

Informasi dan data tersebut didasarkan kepada perspektif informan, ditafsirkan, dan dianalisis peneliti, sehingga melahirkan etik, yaitu pandangan peneliti tentang data. Alasan menggunakan teknik ini agar data yang diperoleh bersifat akurat karena berasal dari sumber langsung, sedangkan jenis wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut:

Wawancara bebas merupakan wawancara langsung tanpa pedoman yang disiapkan, pertanyaan dapat berkembang karena dipengaruhi jawaban informan untuk menjawab dan tidak menutupi kemungkinan menyimpang dari persoalan.

c. Dokumentasi

(28)

foto-15

foto di lapangan, seperti keberadaan pengolahan rumput laut, aktifitas masyarakat dan lain-lain.

1.6.6 Teknik Analisa Data

Adapun analisa data yang yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berupa data kumpulan yang berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau struktur klasifikasi data (dalam wujud kata-kata) mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (obsevasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya proses sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, ahli-tulis), analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistik sebagai alat bantu analisis.

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, terjadi sebagai suatu yang jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat seelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

a. Pengumpulan Data

(29)

16 b. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksikan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.13

c. Penyajian Data

Sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajukan, kita dapat melihat dan akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas permasalahan yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.

Penyajian data ini yaitu dengan mencermati, peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan analisisnya atau mencoba mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut.

d. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan penelitian, karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisis mencari makna dari data

13

(30)

17

yang ada sehingga dapat ditemukan tema dalam penelitian yang telah ditentukan.

Pada penarikan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tentang pembertdayaan masyarakat nelayan dalam penelitian ini dianalisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang-ulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verivikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kehiatan anakisis yang saling susul menyusun namun dua hal lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan.

e. Validitas

Menurut Bailey, validitas mengandung dua bagian, pertama yaitu bahwa instrument pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalan pertanyaan, dan bukan berarti konsep lain. Kedua yaitu bahwa konsep dapat diukur secara akurat oleh sebab itu instrumen pengukur dikatakan valid atau sahih apabila mengukur apa yang diteliti secara tepat.14

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denczin (1978) membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunakan sumber metode penyidik dan teori.

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

14

(31)

18

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Trianggulasi dengan metode, terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian hasil beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan dari beberapa sumber data dengan metode yang sama. Teknik trianggulasi dengan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih.

Trianggulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Sehingga dengan kata lain bahwa dengan trianggulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber

3. Pemanfaatan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

(32)

19

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan yang menetapkan strategi proses seperti ini biasanya fasilitas yang dimiliki membutuhkan biaya tetap yang tinggi tetapi biaya variable rendah sebagai dampak dari

Polda lampung / Polres Metro, Tugas pihak Kepolisian bukan hanya sebagai penegak hukum saja namun tugas sebagai pelayan dan menolong masyarakat yang membutuhkan juga menjadi

Pelaksanaan Operasi Ramadniya akan dilaksanakan selama 16 hari mulai dari tanggal 19 Juni s/d 4  Juli  2017,  selanjutnya  pelaksanaan  apel  gelar  pasukan 

NeuroMuscular Taping (NMT) adalah aplikasi spesifik dari pita perekat elastis ke permukaan kulit dengan teknik stimulasi eksentrik menghasilkan dekompresi dan dilatasi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Pendampingan Kegiatan State

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangDasa Pemerintah yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden No, 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, maka dengan

yakni, bagaimana mahasiswa pelaku bisnis online menggunakan Blackberry Messenger sebagai media komunikasi bisnis online nya, tentang teknik-teknik yang dibangun mahasiswa

Suatu bangunan yang didirikan harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagai wujud bahwa penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan telah dijalankan sesuai