PENGUKURAN KINERJA PT KERETA API INDONESIA
DAERAH OPERASI VII MADIUN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh :
Astrini Rachma Tania 201010160311281
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGUKURAN KINERJA PT KERETA API INDONESIA
DAERAH OPERASI VII MADIUN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Astrini Rachma Tania 201010160311281
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Astrini RachmaTania
Nim : 201010160311281
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tugas akhir dengan judul ” Pengukuran Kinerja PT Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun ”
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutif dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. 2. Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI
DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 12 April 2014
Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan rahmat, hidayah, dan
inayah-MU, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengukuran Kinerja PT Kereta Api Indonesia Daop VII Madiun“.
Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi syarat untuk memperoleh gelar
sarjana ekonomi setara S1 pada Universitas Muhammadiyah Malang dan juga
sebagai bentuk aplikasi penerapan teori-teori yang didapat selama perkuliahan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas segala jasa dan bantuan dari semua pihak yang
telah diberikan selama penyelesaian skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Dr.Nazarudin Malik, Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk menimba ilmu disini.
2. Dr. Drs. Marsudi, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang member
dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penelitian ini.
3. Drs. Dewi Nurjannah, M.M, selaku dosen wali dan sebagai dosen
pembimbing pertama yang sabar dan selalu meluangkan waktu untuk
membimbing menyelesaikan penelitian ini.
4. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan
5. Bapak Hery Widodo selaku Manager Sumber Daya Manusia dan Umum
Daerah Operasi VII Madiun yang berkenan mengijinkan untuk penelitian
di perusuhaan PT Kereta Api(Persero) khususnya di Daerah Operasi VII
Madiun dalam memberikan gambaran dan informasi data sebagai bahan
study dan penelitian tugas akhir.
6. Bapak Achmad Soleh dan Ibu Sukmawati Fitri,SH, selaku orang tua
penulis yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang, doa, nasehat,
serta dukungan moril dan materi yang tak ternilai harganya.
7. Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan membantu
proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih semuanya,salah satunya kepada seluruh teman – teman kuliah
saya,dan sahabat dekat saya Yuli Kartikasari, Adel, Hesti, Nita, Helen.
Semoga semua amal kebaikan serta bantuan pihak-pihak yang telah tersebut
di atas mendapatakan balasan dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan,
dikarenakan keterbatasan dalam kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman
penulis.Peneliti sangat mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Malang, 12 April 2014
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Penelitian ... 5
C. Batasan Penelitian ... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 7
B. Tinjauan Teori ... 7
C. Hipotesis... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 25
B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 25
C. Jenis dan Sumber Data... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Definisi Operasional Variabel ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 36 B. Analisis Data ... 40 C. Pembahasan ... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 64
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Keuangan BUMN PT KeretaApi (Persero) daop VII
Madiun ... 4
Tabel 2.1 Skor Penilaian ROE ... 15
Tabel 2.2 Skor Penilaian ROI ... 16
Tabel 2.3 Skor Penilaian Cash Ratio ... 16
Tabel 2.4 Skor Penilaian Current Ratio... 17
Tabel 2.5 Skor Penilaian Collection Period... 17
Tabel 2.6 Skor Penilaian Perputaran Persediaan ... 18
Tabel 2.7 Skor Penilaian Perputaran Total Aset/TATO... 18
Tabel 2.8 Skor Penilaian Modal Sendiri terhadap total asset ... 19
Tabel 2.9 Daftar Penilaian Aspek Administrasi ... 22
Tabel 3.1 Skor Penilaian ROE ... 30
Tabel 3.2 Skor Penilaian ROI ... 30
Tabel 3.3 Skor Penilaian Cash Ratio ... 31
Tabel 3.4 Skor Penilaian Current Ratio... 31
Tabel 3.5 Skor Penilaian Collection Period... 32
Tabel 3.6 Skor PenilaianPerputaranPersediaan ... 32
Tabel 3.7 Skor Penilaian Perputaran Total Asset /TATO ... 33
Tabel 3.8 Skor Penilaian Modal Sendiri terhadap total asset ... 33
Tabel 3.9 Penilaian Aspek Administrasi ... 34
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Return on Investment (ROI) Tahun 2010-2012 ... 42
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan RasioKas/ Cash Ratio Tahun 2010-2012 ... 43
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Ratio Lancar/ Current Liabilities Tahun 2010-2012 ... 44
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Collection Periods (CP) Tahun 2010-2012 ... 45
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2010-2012 ... 46
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Perputaran Total Asset Tahun 2010-2012 ... 47
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap total asset Tahun 2010- 2012 ... 48
Tabel 4.9 Hasil Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Skor ... 49
Tabel 4.10 Hasil Indikator dan Nilai penilaian Operasional ... 52
Tabel 4.11 Laporan Perhitungan Tahunan pada PT Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun ... 55
Tabel 4.12 Pelaporan rancangan RKAP PT Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun selama periode 2010 sampai 2012... 56
Tabel 4.13 Laporan Periodik PT Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun selama periode 2010 sampai 2012 ... 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Aspek Keuangan
Lampiran 2 Aspek Operasional
Lampiran 3 Data Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia Daop VII Madiun
Lampiran 4 Data Operasional PT Kereta Api Indonesia Daop VII Madiun
Lampiran 5 Data Administrasi PT Kereta Api Indonesia Daop VII Madiun
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.Sanusi.2011. Metodologi Penelitian Bisnis.Jakarta : Salemba Empat
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan ketiga. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Darma, Agus, 2003, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Jonan.2013 . Evolusi Kereta Api Indonesia.Cetakan Pertama. PT.Mediasuara Shakti BUMN TRACK.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kementrian Badan Usaha Milik Negara. 2002. KEP-100/MBU/2002. Jakarta.
Majalah Tempo.Edisi 24-30 Desember 2012.
Mahsun, Muhammad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Jakarta.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Liberty Yogyakarta.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi, pengembangan wilayah, dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara, serta
memperkokoh ketahanan Nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Transportasi juga merupakan elemen penting dalam kehidupan
masyarakat, dimana tanpa transportasi seluruh kegiatan akan sulit untuk
dilakukan, maka dari itu trasportasi harus dikelola agar segala kegiatan dapat
berjalan dengan lancar dan jaminan keselamatan dalam perjalanan menjadi hal
wajib yang harus dipenuhi oleh pengelola transportasi.
Tantangan utama yang dihadapi trasportasi saat ini adalah bahwa disatu
sisi berbagai pihak prihatin terhadap kemacetan di jalan raya, polusi
lingkungan, kebisingan lalu lintas dan pemborosan energi. Disisi lain pada saat
yang sama, masyarakat dan industri membutuhkan angkutan yang handal
aman, selamat, murah, dan cepat. Dampak sosial transportasi baik penumpang
maupun barang dapat dikurangi jika sarana angkutan kereta api diberi peran
yang lebih besar dengan sistem pengelolaan melalui BUMN bidang prasarana
angkutan.
Kinerja BUMN sektor prasarana angkutan mencakup prasaran angkutan
2
dimonopoli dan dikelolah oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas, operasi di Jawa dan Sumatera pada
umumnya dan Daerah Operasi VII Madiun khususnya.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan
BUMN yang membawai beberapa Daerah Operasi, sembilan Daerah Operasi di
Jawa meliputi Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta,
Madiun, Surabaya, Jember dan tiga Daerah Operasi di Sumatera (Medan,
Kertapati, TanjungKarang) Pada tahun 2012 PT Kereta Api juara umum (best
of the best) anugerah BUMN 2012 serta pada tahun 2012 PT Kereta Api
(Persero) Daerah Operasi VII Madiun berada pada urutan ke empat
berdasarkan kinerja yang diberitahkan (Majalah Tempo, edisi 24-30 Desember
2012). BUMN selaku pengelola PT Kereta Api Indonesia (Persero) selalu
berupaya untuk melakukan pembenahan dan perbaikan kinerja dengan harapan
dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang transportasi, maka
dibutuhkan adanya pengukuran penilaian kinerja.
Penilaian kinerja perusahaan sangat diperlukan karena sebagai salah satu
BUMN, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VII Madiun harus
mampu memberikan jaminan atas keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat
yang menggunakan transportasi kereta api. PT Kereta Api Indonesia (Persero)
juga meningkatkan kinerjanya dari tahun ke tahun agar dapat memberikan
pelayanaan dan menyediakan fasilitas sesuai dengan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan oleh para konsumen. Penilaian kinerja pada PT Kereta Api
3
kebijakan sehingga aktivitas operasional perusahaan dapat berjalan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
Penilaian kinerja juga dapat digunakan sebagai bentuk atau upaya nyata
dari perusahaan untuk memberikan jaminan atas pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat, sehingga apabila terjadi penyimpangan maka langkah
antisipasi dapat segera dilaksanakan. Dasar yang digunakan untuk memberikan
penilaian kinerja pada perusahaan BUMN berdasarkan Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 yang ditetapkan 4
Juni 2002, kinerja perusahaan dapat diukur berdasarkan aspek keuangan,
opersional, dan administrasi.
Aspek keuangan dinilai dengan menggunakan delapan indikator yaitu
Return On Equity (ROE), Return On Invesment (ROI), rasio kas, rasio lancar,
collection periods, perputaran persediaan, perputaran total aset, dan total modal
sendiri terhadap aktiva. Aspek operasional dapat diketahui dari tingkat
pelayanan, efektifitas pemeliharaan produksi dan peningkatan kualitas SDM .
Apabila dikaitkan dengan aspek administrasi pengukuran kinerja ditinjau dari
penyusunan laporan tahunan, laporan RKAD dan laporan periodik.
Tantangan yang berat yang dihadapi PT Kereta Api intinya saat ini
Kereta Api di Indonesia (Persero) bermasalah mulai dari aspek
bisnis,keselamatan dan keamanan. Disisi lain bisnis transportasi masih belum
optimal dilihat dari hasil kinerja keuangan, Sebagaimana bisa dilihat pada tabel
4
Tabel 1.1 Data Keuangan BUMN PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi VII Madiun tahun 2010-2012
Keterangan 2010 (Rp.) 2011(Rp.) 2012 (Rp.)
Aset Rp 2.048.493.326 Rp 1.823.431.149 Rp 2.540.813.574
Pendapatan Rp 5.080.012.828 Rp 4.094.094.921 Rp 6.966.237.422 Laba bersih Rp 216.099.208 Rp 201.244.484 Rp 425.104.844 Sumber : Data keuangan PT Kereta Api
Perkembangan kinerja keuangan pada PT Kereta Api (Persero) Daerah
Operasi VII Madiun, dengan aset tahun 2010 sebesar 2.048.493.326,- serta
2011 mengalami penurunan sebesar Rp. 225.062.177,- atau 10,98% sedangkan
2012 naik sebesar Rp. 717.382.425,- atau sebesar 39,34%. Pendapatan yang
diperoleh pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 5.080.012.828,- mengalami
penurunan sebesar Rp. 985.917907,- atau sebesar 19,40% pada tahun 2011
dan tahun 2012 naik sebesar Rp. 2.872.142.501,- atau 70,15%.
Pencapaian laba bersih tahun 2010 sebesar 216.099.208, mengalami
penurunan sebesar Rp. 14.854.724,- atau sebesar 6,87% pada tahun 2011 dan
tahun 2012 yang meningkat sebesar Rp. 223.860.360,- atau sebesar 111,23%.
Peningkatan yang tinggi dalam pencapaian laba bersih tersebut perlu adanya
evaluasi atau perhitungan terhadap laporan keuangannya, salah satunya dengan
menggunakan rasio keuangan.
Penurunan pendapatan tahun 2011 dikarenakan pada periode tersebut
tidak dapat terpenuhi program yang ditentukan oleh PT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi VII Madiun, karena pada tahun 2011 terjadi perubahan
mendasar pada faktor utama keselamatan maka hal tersebut berdampak dengan
penghapusan armada atau gerbong yang sudah tua tidak layak operasi.
5
masyarakat atau penumpang sehingga mempengaruhi kegiatan operasional
perusahaan yang menjadikan pencapaian laba bersih mengalami penurunan.
Sebagai BUMN yang mempunyai tujuan meningkatkan laba dan kinerja
perusahaan yang membaik syaratnya perusahaan harus dikelolah dengan
prinsip-prinsip korporasi yang benar, efisien, trasparan, akuntabel, dan bersih
dari penyimpangan. Mengingat pentingnya rasio keuangan tersebut bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengukuran kinerja perusahaan
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII Madiun berdasarkan keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Nomor. KEP-100MBU/2002.
B.Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kinerja PT Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun ditinjau dari
aspek keuangan, operasional dan administrasi ?
2. Dari ketiga aspek, mana yang paling dominan menentukan kinerja
perusahaan ?
C.Batasan Penelitian
Untuk menghindari keluasan masalah, maka penulis membatasi
penelitian hanya menggunakan laporan keuangan, operasional, administrasi
pada tahun 2010-2012 untuk pengukuran kinerja berdasarkan peraturan
6
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui kinerja PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII
Madiun ditinjau berdasarkan dari aspek keuangan, operasional dan
adminsitrasi.
b. Untuk mengetahui aspek yang paling dominan dalam menentukan
kinerja perusahaan.
2. Kegunaan penelitian
a. Bagi pihak perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi yang akurat
sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan lebih
efektif dan efesiensi di masa yang akan datang.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi atau
informasi pada pihak yang berkepentingan atau pihak tertarik pada
7 BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu
studi kasus pada PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta
berdasarkan KEP-100/MBU/2002. Hasil analisis secara keseluruhan
menunjukkan bahwa pada periode tahun 2010 diperoleh nilai sebesar 73
kemudian tahun 2011 menjadi 67,5 dan pada tahun 2012 menjadi 73,5.
Kondisi ini menunjukkan kinerja dari aspek keuangan, operasional,
administrasi pada PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta
masuk dalam kategori sehat. Hasil perbandingan penilaian kinerja
menunjukkan aspek keuangan memiliki kinerja yang paling besar.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu
terletak pada obyek penelitian di Daerah Operasi PT Kereta Api (Persero)
yang digunakan untuk mendukung penelitian. Persamaannya yaitu sama-sama
melakukan analisis terhadap kinerja PT Kereta Api (Persero) berdasarkan
KEP-100/MBU/2002.
B. Tinjauan Teori 1. Kinerja
Mahsun (2013:25) mengidentifikasi kinerja (performance) adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/
program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi
8
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh
karyawan atau organisasi. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk
tercapainya tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk
meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah dilakukan sebab
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat rendahnya kinerja seseorang.
Mangkunegara (2000:67) menyatakan bahwa kinerja adalah: “Hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. Dharma (2003:212) mengindentifikasi ”kinerja
adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan
atau diberikan seseorang atau kelompok orang”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa
kinerja merupakan pencapaian dari tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dari perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja menurut Robertson dalam Mahsun, (2009:25)
merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa,
kualitas barang dan jasa seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada
pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan, hasil
kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektivitas
9
Mahsun (2009: 30) menyatakan bahwa pengukuran kinerja suatu
metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian
pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga
dapat diketahui kemajuan perusahaan serta meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Hal ini terutama diperlukan
untuk mendefinisikan indikator dan ukuran kinerja yang digunakan. Pada
pandangan tradisional pengukuran kinerja sering menekan pada
minimisasi biaya (input), misalnya dengan pengehematan biaya
operasional, dan keberhasilan memproduksi sejumlah output tertentu,
sedangkan sistem pengukuran kinerja moderen selain menilai input dan
output juga menilai tingkat dalam melayani pelanggan.
Pengukuran kinerja dalam pemerintahan bukanlah suatu aktivitas
baru. Pengukuran kinerja Mardiasmo, (2002:121) menyatakan sangat
penting untuk menilai akuntabilitas perusahaan dan manajer dalam
mengasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Pengukuran kinerja
sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik
dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial.
Pengukuran kinerja perusahaan dipakai sebagai acuan untuk
mengambil keputusan dan mengevalusi kinerja manajemen dan unit
terkait dilingkungan organisasi perusahaan dengan tujuan dari
masing-masing bagaian nantinya akan memberikan kontibusi meningkatkan
kualitas kepuasan dan akuntabilitas terhadap keberhasilan perusahaan
10
3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja a. Tujuan Pengukuran Kinerja
Mardiasmo, (2002:122) mengindentifikasi tujuan pengukuran kinerja
yaitu:
a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara
berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian
strategi.
c. Untuk mengakomodasi permohonan kepentingan manajer level
menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal
congruence.
d. Sebagai alat mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.
4. Manfaat Pengukuran Kinerja
Mardiasmo, (2002:132) mengindentifikasi manfaat pengukuran kinerja
yaitu:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk
menilai kinerja manajemen
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingakan dengan target kinerja serta melakukan tindakan
untuk memperbaiki kinerja
d. Membantu mengindentifikasikan apakah kepuasaan pelanggan sudah
11
e. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
f. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif
5. Indikator Kinerja
Mahsun, (2013:77) mengidentifikasi indikator kinerja dari
perusahaan meliputi:
a. Indikator masukan input, adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilakan keluaran.
Indikator ini untuk mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran
sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain yang
dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.
b. Indikator proses, dalam indikator proses organisasi merumusakan laporan
kegiatan, baik dari segi kecepatan, keepatan maupun tingkat akurasi
pelaksanana kegiatan tersebut.
c. Indikator keluaran (ouput), sesuatu yang diharapkan langsung dapat
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik.
Indikator atau tolak ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran
yang dihasilkan dari suatu kegiatan.
d. Indikator Hasil, segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menegah. Hasil menggambarkan tingkat
pencapaaian atas hasil yang lebih tinggi yang mungkin mencakup
kepentingan banyak pihak.
e. Indikator manfaat, sesuatu yang terkait dengan tujaun akhir dari
pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang
12
diharapkan dapat diselesaiakan dan berfungsi dengan optimal (tepat
lokasi dan waktu)
f. Indikator dampak, pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif.
6. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan menurut Munawir, (2005:2) merupakan
kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan untuk mengetahui
kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, laporan
perhitungan rugi laba serta laporan keuangannya lainya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas perusahaan. Laporan keuangan juga tidak hanya
sebagai alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau
menilai posisi keuangan perusahaan, dimana itu sebagai suatu pengambilan
keputusan dalam perusahaan.
7. Rasio Keuangan
Kasmir, (2011:104) mengindentifikasi rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan suatu angka yang terdapat pada laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka-angka lain. Dalam
praktiknya, analisis rasio keuangan dapat digolongkan menjadi:
a. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
13
b. Rasio laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
berumber darilaporan laba rugi.
c. Rasio antar laporan, yaitu dengan membandingkan angka-angka dari
data sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun yang ada
dilaporan laba rugi.
Macam-macam Rasio Keuangan :
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Pada rasio ini
membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Pada
prinsipnya semakin tinggi rasio likuiditas pada batas tertentu, maka
semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas (leverarge ratio) merupakan rasio yang memberikan
gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang. Rasio ini menunjukkan seberapa besar
aktivitas yang dijalankan perusahaan dibiayai dengan utang.
3) Rasio Profabilitas
Rasio profabilitas mengambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. Rasio ini
menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
14
4) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya.
8. Kinerja perusahaan BUMN
Kinerja Keuangan suatu ukuran yang subyektif dan seberapa baik
kinerja perusahaan dalam menggunakan asset perusahaan untuk kegiatan
bisnis yang menghasilkan pendapatan. Istilah ini juga digunakan sebagai
ukuran umum dari kinerja secara keseluruhan keuangan perusahaan selama
periode waktu tertentu, dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
sejenis di industri yang sama. Untuk mengetahui tingkat kesehatan kinerja
keuangan BUMN maka tata cara penilaian menurut Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002.
Penilaian kinerja pada perusahaan BUMN terdapat dua sektor
diklasifikasikan menjadi infrastruktur dan non infrastruktur . Penilaian pada
aspek keuangan dilakukan dengan melihat delapan rasio yang merupakan
indikator yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan BUMN.
Delapan rasio tersebut terdiri atas ROE, ROI, rasio kas, rasio lancar,
collection periods, perputaran persediaan, total aseet turn over, dan total
modal sendiri terhadap total aktiva. Setiap indikator memiliki bobot
penilaian masing-masing yang juga dipengaruhi oleh jenis BUMN tersebut.
Untuk indikator yang sama, dikategorikan menjadi dua sesuai dengan jenis
15
A. Aspek Keuangan
Perusahaan BUMN Infrastruktur maupun non infrastruktur
memiliki indikator yang sama, dengan skor indikator yang
berbeda-beda. Penilaian skor untuk masing-masing aspek keuangan yaitu
sebagai berikut:
1. Skor Penilaian ROE
Penilaian ROE merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri
yang dimiliki. Penilaian ROE dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Skor Penilaian ROE
ROE (%) Skor
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002
2. Skor Penilaian ROI
Penilaian ROI digunakan untuk mengukur kemampuan
16
total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Tabel 2.2 Skor Penilaian ROI
ROI (%) Skor
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002
3. Skor Penilain Cash Ratio
Penilaian Cash Ratio menghitung kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban atau utang dengan kas yang dimiliki.
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Cash Ratio =
Tabel 2.3 Skor Penilain Cash Ratio
Cash Ratio = x (%) Skor
17
4. Skor penilaian Current ratio
Penilaian Current ratio mengetahui berapa kemampuan
perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar
yang tersedia dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Current ratio =
Tabel 2.4 Skor penilaian Current ratio
Current ratio = x (%) Skor
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002
5. Skor Penilaian Collection Period
Penilaian Collection Period mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengumpulkan jumlah usaha yang dimiliki dalam jangka
waktu tertentu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Collection Period =
Tabel 2.5 Skor Penilaian Collection Period
CP = x (hari) Perbaikan = x (hari Skor
18
6. Skor Penilaian Perputaran Persediaan
Penilaian Perputaran Persediaan mengukur berapa kali dana
ditanam dalam persediaan berputar dalam setahun dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 2.6 Skor Penilaian Perputaran Persediaan
PP = x (hari) Perbaikan = x (hari Skor
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002
7. Skor Penilaian Total Asset/ TATO
Penilaian Perputaran Total Asset/ TATO mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan
volume penjualan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Perputaran Total Asset/ TATO =
Employed Capital
Pendapatan Total
x 100%
Tabel 2.7 Skor Penilaian Perputaran Total Asset/ TATO
TATO = x (%) Perbaikan = x (%) Skor
19
8. Skor Penilaian modal sendiri terhadap total asset
Penilaian modal sendiri terhadap total asset merupakan kemampuan
perusahaan dalam mengelolah modal sendiri atas total asset yang
dimiliki dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Modal sendiri terhadap total asset =
Asset
Tabel 2.8 Skor Penilaian modal sendiri terhadap total asset TMS terhadap TA = x
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2000
B. Aspek Operasional
Dalam melakukan penilaian masing-masing indikator
dilakukan secara kualitatif dengan kategori penilaian dan penetapan
skornya sebagai berikut:
1. Baik Sekali (BS) : skor = 100% x Bobot indikator yang
bersangkutan.
2. Baik (B) : skor = 80% x Bobot indikator yang bersangkutan.
3. Cukup (C) : skor = 50% x Bobot indikator yang bersangkutan.
4. Kurang (K) : skor = 20% x Bobot indikator yang bersangkutan.
20
Definisi untuk masing-masing indikator dilakukan secara kualitatif
dengan kategori penilaian penetapan skornya sebagai berikut:
1. Baik Sekali: Sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau
diatas normal baik diukur dari segi kualitas (waktu, mutu dan
sebagainya) dan kuantitas (produktivitas, randeman dan
sebagainya).
2. Baik, mendekati standar normal atau sedikit di bawah standar
normal namun telah telah menunjukkan perbaikan baik dari segi
kuantitas (produktivitas, rendamen dan sebagainya) maupun
kualitas (waktu, mutu dan sebagianya).
3. Cukup: Masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi
kualitas (produktivitas, rendamen dan sebagainya) dan
mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas.
4. Kurang: Tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal.
C. Aspek Administrasi
Aspek Administrasi terbagi menjadi empat indikator, yang
masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Laporan Perhitungan Tahunan
Standar waktu penyampaian perhitungan tahunan yang telah
diaudit atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus
sudah diterima oleh Pemegang Saham untuk PERSERO atau
Menteri BUMN untuk PERUM paling lambat akhir bulan kelima
21
2. Rancangan RKAP
Sesuai ketentuan dengan pasal 13 ayat 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 1998, pasal 23 ayat 2 Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 1998, RUPS untuk Persero (Menteri BUMN),
untuk PERUM dalam pengesahan rancangan RKAP tahunan
harus sudah diterima 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran
yang bersangkutan.
3. Laporan Periodik
Laporan periodik triwulan harus diterima oleh komisaris atau
dewan pengawas dan pemegang saham untuk persero atau
menteri BUMN untuk PERUM paling lambat 1 bulan setelah
berahirnya periode laporan.
Dalam penilaian aspek adminitrasi, indikator yang dinilai dari
masing-masing skor adalah penilaian Laporan Perhitungan
Tahunan, Penilaian Rancangan RKAP, Penilaian Laporan Periodik,
22
Tabel 2.9 Penilaian Aspek administrasi
Penilaian Laporan Perhitungan Tahunan
Jangka Waktu Laporan Skor
1.Sampai dengan akhir bulan keempat sejak tahun
Jangka waktu surat diterima sampai dengan memasuki
tahun anggaran yang bersangkutan Skor
1. Dua bulan atau lebih cepat
2. Kurang dari dua bulan
3 0
Penilaian Laporan Periodik
Jumlah keterlambatan dalam satu tahun Skor
1. Lebih kecil atau sama dengan 0 hari
2. 0< x < = 30 hari
Kerangka pikir menjelaskan bagaimana penelitian akan dilakukan.
Penelitian ini dilakukan menggunakan laporan neraca dan laba rugi
dengan mengukur kinerja perusahaan berdasarkan standar peraturan
KEP-100/MBU/2002 yang mencakup 3 aspek pengukuran yaitu
mengenai kinerja keuangan, operasional dan admistrasi. Pengukuran
kinerja aspek keuangan yaitu meliputi ROE, ROI, Cash Ratio, Current
Ratio, Colection Period, perputaran persediaan dan perputaran total aset
serta rasio modal sendiri terhadap total aset. Selanjutnya pengukuran
kinerja PT Kereta Api khususnya aspek operasional yaitu meliputi
23
kualitas SDM. Adapun aspek administrasi pengukuran kinerja ditinjau
dari penyusunan laporan tahunan, laporan RKAD dan laporan periodik.
Pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis time series sehingga
dapat ditentukan penilaian sehat atau tidak sehat atas pencapaian kinerja
PT Kereta Api Indonesia.
Kerangka pikir dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut
pada gambar 1:
Gambar 1. Pengukuran kinerja PT Kereta Api Indonesia PT Kereta Api (Persero)
Laporan neraca, laporan laba rugi,operasional dan adminitrasi
Mengukur kinerja berdasarkan KEP-100/MBU/2002 :
1. Kinerja Keuangan 2. Kinerja Operasional 3. Kinerja Administrasi
Kinerja PT Kereta Api
Analisis Time Series
24
C. Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang digunakan maka hipotesis
penelitian :
1. Kinerja PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII Madiun ditinjau dari
aspek keuangan, operasional dan administrasi menunjukkan perusahaan
dalam kondisi sehat.
2. Dari ketiga aspek kinerja PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII