PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI
PADA CV. MITRA JAYA TANGGULANGIN SIDOARJO
(DENGAN VARIABEL INTERVENING STRESS KERJA)
Skripsi
Oleh:
NAMA : Mochamad Amin Arijuddin
NIM : 08610255
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI
PADA CV. MITRA JAYA TANGGULANGIN SIDOARJO
(DENGAN VARIABEL INTERVENING STRESS KERJA)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh:
Mochamad Amin Arijuddin
08610255
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul
“
Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Karyawan
Produksi pada CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo
”
(dengan Variabel
Intervening Stress Kerja) disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat
memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin
namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan
serta pengalaman penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
1.
Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2.
Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang.
3.
Dra. Uci Yuliati, M.M, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini.
4.
Dra. Hj.Triningsih Sri Supriati, M.P, selaku Dosen Pembimbing II yang penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
5.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.
Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, Oktober 2012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Rumusan Penelitian ... 7
C.
Batasan Masalah... 7
D.
Tujuan Penelitian ... 7
E.
Manfaat Penelitian ... 8
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Penelitian Terdahulu ... 9
B.
Pengertian Kinerja ... 10
C.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 11
D.
Stressor (Faktor Penyebab Stres Kerja) ... 12
E.
Sumber Potensial Stress ... 12
F.
Pengertian Stress Kerja ... 14
G.
Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan ... 14
H.
Gejala Stress Kerja ... 15
I.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Stress ... 16
J.
Faktor Penyebab Stress ... 17
K.
Langkah-Langkah Mengatasi Stress ... 20
L.
Mengelola Stres ... 21
M.
Hubungan antara stress kerja dan kinerja...22
N.
Kerangka Pikir ... 23
O.
Hipotesis ... 24
B.
Jenis Penelitian ... 26
C.
Data dan Sumber Data ... 26
D.
Populasi dan Sampel ... 27
E.
Definisi Operasional Variabel ... 28
F.
Metode Pengumpulan Data ... 30
G.
Teknik Pengukuran Variabel ... 31
H.
Metode Pengujian Instrumen ... 33
1.
Uji Validitas ... 33
2.
Uji Reliabilitas ... 33
I.
Metode Analisis Data ... 34
1.
Rentang Skala... 34
2.
Regresi Linier Berganda ... 35
J.
Pengujian Hipotesis ... 36
1.
Uji F ... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ... 38
1.
Gambaran Umum Perusahaan ... 38
2.
Struktur Organisasi ... 40
3.
Personalia ... 44
4.
Tujuan Perusahaan ... 44
5.
Hasil Produksi ... 45
6.
Proses Produksi ... 45
B.
Uji Instrumen ... 47
1.
Uji Validitas ... 47
2.
Uji Reliabilitas ... 49
C.
Gambaran Karakteristik Responden ... 50
1.
Tingkat Usia Responden ... 50
2.
Status Perkawinan Responden ... 51
3.
Jenis Kelamin Responden ... 52
4.
Masa Kerja Responden ... 53
5.
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 54
D.
Hasil Analisis Data ... 55
1.
Hasil Analisis Rentang Skala ... 55
a.
Variabel Stressor On The Job (X1) ... 55
b.
Variabel Stressor Off The Job (X2) ... 58
c.
Variabel Stress Kerja (Y
1) ... 60
d.
Variabel Kinerja Karyawan (Y2) ... 62
2.
Hasil Analisis Pengaruh
Stressor Terhadap Stress Kerja CV.
Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo ... 64
3.
Hasil Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja CV.
Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo ... 66
4.
Hasil Uji Hipotesis ... 68
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Stressor, Stres Kerja dan Kinerja ... 22
Gambar 2
Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0 Untuk Uji F ... 37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo ... 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Stressor ... 6
Tabel 1.2 Data Stress Kerja Karyawan ... 6
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat Ini ... 10
Tabel 3.1 Skala Penilaian Stressor Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja ... 33
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo Per 31
Desember 2011... 42
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel
Stressor On The Job
Dan
Stressor Off The
Job ... 46
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Stress Kerja ... 46
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 48
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 49
Tabel 4.7 Diskripsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 50
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 51
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52
Tabel 4.11 Stressor ... 54
Tabel 4.12 Stressor Off The Job ... 57
Tabel 4.13 Stress Kerja ... 58
Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 62
Tabel 4.16 Hasil Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja CV. Mitra
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Daftar Kuesioner
2.
Skor Jawaban Responden
3.
Hasil Uji Validitas
4.
Hasil Uji Reliabilitas
5.
Hasil Distribusi Jawaban Responden
. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi
Revisi V. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.
Darma, Agus. 1991.
Manajemen Prestasi Kerja.
Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996.
Organisasi.
Jilid Pertama. Penerbit Binarupa
Aksara : Jakarta.
Handoko, Hani. 1993.
Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia.
Edisi
Pertama. Penerbit BPFE : Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
Robbins, Stephen. 1996.
Perilaku Organisasi Konsep Kontoversi Aplikasi.
Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jilid 2. Prenhalindo : Jakarta.
Umar, Husein. 2004.
Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.
Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,
membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan
itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu
untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas.
Permasalahan mengenai stress kerja bagi individu dalam perusahaan terjadi
karena adanya keinginan para karyawan untuk menyesuaikan atas kondisi
kerja yang harus diselesaikan oleh karyawan. Misalnya saja seorang driver
yang sudah lama bekerja pada perusahaan ridak mempunyai kemampuan
berbicara menggunakan bahasa Inggris. Adanya perkembangan tersebut,
mengakibatkan karyawan harus mengubah pola dan sistem kerjanya sesuai
dengan tuntutan yang ada sekarang, yakni menggunakan bahasa inggris dalam
menjalankan tugasnya.
Stressor merupakan sumber terjadinya stress pada setiap individu.
Stressor ada dua meliputi On-the-job stress dan off the job stress. Mengapa
stressor perlu diteliti secara umum, sebab stressor muncul ketika seorang
karyawan merasa adanya tekanan dari pekerjaan yang harus menjadi
tangungjawabnya. Misalnya pada saat bekerja dan pada saat tidak ada
pekerjaan. Maka setiap individu perlu mengetahui sebab-sebab terjadinya
stress saat kerja. Kinerja ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
2
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Stress merupakan
tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam
lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stress
juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Setiap orang di manapun ia berada dalam suatu organisasi, dapat
berperan sebagai sumber stress bagi orang lain. Mengelola stress diri sendiri
berarti mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan. Sebagai seorang manajer,
mengelola stress pekerja di tempat kerja, lebih bersifat pemahaman akan
penyebab stress orang lain dan mengambil tindakan untuk mengurangi dalam
rangka pencapian tujuan organisasi. Efektivitas proses komunikasi dua arah di
antara manajer dan pekerja adalah penting untuk mengidentifikasi penyebab
stress yang potensial dan pemecahannya, karena stress akan selalu menimpa
pekerja maupun organisasi. Stress sebagai suatu ketidakseimbangan antara
keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi
penting bagi dirinya. Stress sebagai satu kondisi dinamis dimana individu
dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang
diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan.
Perusahaan harus memiliki perencanaan kinerja yang merupakan
suatu proses dimana karyawan dan manajer bekerjasama merencanakan apa
yang harus dikerjakan karayawan pada tahun mendatang, menentukan
bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi
3
seorang karyawan akan baik apabila dia mempunyai keahlian (skill) yang
tinggi, besedia bekerja karena gaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian,
mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik. Mengenai gaji/upah
dan adanya harapan (expectation) merupakan hal yang menciptakan motivasi
seorang karyawan bersedia melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang
baik. Seorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya
substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya.
Dari pendapat yang mendefinisikan arti stress memberikan fokus
perhatian pada keadaan lingkungan khusus sebagai sumber potensial dari
stress. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungan. Stress sering terjadi atau muncul pada
perusahaan khususnya pada karyawan. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh
hanya satu penyebab, namun biasanya karyawan mengalami stress karena
kombinasi dari penyebab stress tersebut. Ada dua kategori penyebab stress,
yaitu on the job dan off the job. Penyebab stress on the job merupakan
penyebab stress yang terjadi dari dalam perusahaankan, diantaranya beban
kerja yang berlebihan, dan tekanan atau desakan. Sedangkan penyebab stress
off the job adalah penyebab stress yang terjadi dari luar perusahaan, misalnya
keadaan ekonomi rumah tangga, dan masalah-masalah fisik seperti
perkawinan.
CV. Mitra Jaya bergarak dalam bidang pembuatan tas, sepatu dan
jaket kulit. Dalam aktivitas operasional para karyawan stress yang terjadi
4
kerja yang diberikan kepada karyawan terlalu tinggi serta tingkat ketelitian
dalam pengerjaan suatu barang yang paling di utamakan dan gaji perhari.
Usaha tersebut dilakukan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja.
Beberapa hal tersebut menjadi penyebab stress kerja pada karyawan yang
berasal dari pengaturan di lapangan yang kurang jelas dan kinerja karyawan
yang menurun. Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress,
tergantung kepada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan
dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan
seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Akibatnya kinerja
karyawan akan menurun. Dari kondisi seperti itu dapat diambil kesimpulan
bahwa stress sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang, semakin tinggi
tingkat stress seseorang maka semakin tinggi kinerja kerja yang dihasilkan,
sebaliknya semakin rendah tingkat stress seseorang maka semakin rendah
kinerja kerja yang dihasilkan.
CV. Mitra Jaya yang merupakan salah satu produsen sepatu, jaket dan
tas di daerah sidoarjo mempunyai komitmen untuk mengembangkan potensi
usaha sepenuhnya dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan para
karyawan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. CV. Mitra Jaya selalu
melakukan trainning skill terhadap karyawannya yang memungkinkan terjadi
suatu perkembangan di dalam lingkungan perusahaan. Perhatian perusahaan
yang penuh terhadap para pekerja khususnya di divisi produksi yaitu para pekerja
dapat memberikan hasil yang memuaskan kepada perusahaan. Para pekerja di
5
kesabaran dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya. Dikarenakan pekerjaan
mereka adalah di bidang produksi yang di tuntut untuk lebih teliti untuk
mendapatkan hasil maksimal dan membuat barang yang bermutu.
Konflik antar karyawan juga menjadi penyebab utama terjadinya
stress. Contoh konflik yang terjadi antar karyawan pada CV. Mitra Jaya yaitu
perbedaan pendapat atau ketidakcocokan dalam diri individu. Hal tersebut
menyebabkan kondisi karyawan mengalami stress, misalnya karyawan sering
mengeluh sakit kepala dan meningkatnya laju detak jantung. Hal tersebut di
atas merupakan penyebab stress yang seringkali muncul dibagian produksi
pada CV. Mitra Jaya . Dengan demikian karyawan bagian produksi memiliki
tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugasnya, selain sering
mendapat tekanan dari perusahaan dalam ketelitian produk, pada sisi lain
beban kerja yang berlebihan juga dapat mempengaruhi tingkat stress kerja
yang terjadi. Pada sisi lain terjadinya kebosanan dalam melaksanakan
pekerjaan juga sering dirasa oleh karyawan bagian produksi dan terkadang
mereka tidak bisa mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Kondisi tersebut apabila tidak diikuti dengan ketenangan sikap dan
kestabilan emosi maka secara langsung para karyawan akan merasakan beban
psikologis semakin berlebihan yang pada akhirnya stress kerja semakin meningkat.
Apabila kondisi tersebut dapat dikendalikan secara maksimal maka secara
langsung juga akan mempengaruhi terhadap kinerja yang akan dicapai oleh
karyawan. Bukti nyata telah terjadi stress pada karyawan dapat diketahui dari data
6
Tabel 1.1
Data Stressor
Stressor
0n the job Terlalu tingginya target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan (rata-rata per bulan untuk tas sebesar 675 unit, untuk dompet yaitu sebanyak 1.200 unit dan sepatu sebanyak 700 pasang serta jaket sebanyak 40 unit), tingkat ketelitian desain produk, jam kerja dan kondisi lingkungan yang terdapat diperusahaan.
Off the job
Kondisi ekonomi/ pemenuhan kebutuhan karyawan dan kondisi keluarga karyawan. (masalah anak dan peselisihan keluarga) Sumber: CV. Mitra Jaya Sidoarjo
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui pemicu stress atau stressor on the
job dan off the job yang berada di perusahaan ini. Hal itu dapat dilihat dari stressor
on the job yaitu, adanya target produksi perusahaan, tingkat ketelitian desain
produk, jam kerja,dan lingkungan. Sehingga memicu karyawan untuk lebih
bekerja keras dalam pekerjaannya. Serta stressor off the job yang dapat memicu
timbulnya stress pada karyawan, hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi ekonomi
karyawan yang kurang dan kondisi permasalahan dalam keluarga.
Tabel 1.2
Data Stress Kerja Karyawan
Divisi Jaket Tas Sepatu
Jam kerja karyawan 07.30-16.30 07.30-16.30 07.30-16.30 Tingkat kesulitan
penyelesaian produk.
Tinggi Tinggi Tinggi
Sumber : CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo
Berdasarkan tabel 2 stressor mempunyai pengaruh terhadap stress
kerja. Dapat diketahui bahwa tingkat stress kerja yang ada di perusahaan ini
cukup tinggi, yang dapat dilihat dari hasil kerja karyawan memiliki tingkat
7
menyelesaikan pekerjaan selama 9 jam kerja. Tingkat stress kerja yang
terakhir juga dapat dilihat dari tingkat kesulitan karyawan pada saat membuat
atau mendesain produk yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, yang menyatakan
bahwa stressor dan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan maka
secara khusus akan dibahas mengenai kondisi tersebut melalui penelitian
dengan judul “ Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Karyawan produksi
pada CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo (Dengan Variabel
Intervening Stress Kerja).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana stressor pada CV. Mitra Jaya ?
2. Bagaimana stress kerja yang ada pada CV. Mitra Jaya?
3. Bagaimana kinerja karyawan di CV. Mitra Jaya ?
4. Apakah terdapat pengaruh antara stressor dengan stress kerja karyawan ?
5. Apakah terdapat pengaruh antara stress kerja dengan kinerja karyawan ?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas,
maka pembahasan akan dibatasi hanya dengan menggunakan hal-hal yang
mempengaruhi stress kerja dan kinerja karyawan. Yaitu stressor on the job
8
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui stressor pada CV. Mitra Jaya
2. Untuk mengetahui stress kerja yang ada pada CV. Mitra Jaya
3. Untuk mengetahui kinerja karyawan di CV. Mitra Jaya.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara stressor dengan stress kerja karyawan
5. Untuk mengetahui pengaruh antara stress kerja dengan kinerja karyawan.
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang diteliti untuk menetukan
kebijakan dalam mengelola stress kerja karyawan sehingga kinerja
karyawan tidak terganggu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
Penelitian lain yang berhubungan dengan stress dilalukan oleh
Muhammad Gadafi (2004) dengan judul Pengaruh Stress Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan pada Hotel Pelangi Malang. Adapun tujuan yang dilakukan
adalah mengetahui tingkat stress dan kinerja pada Hotel Pelangi Malang. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan regresi
dengan uji F. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat
diketahui bahwa stress kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan pada Hotel Pelangi Malang.
Hasil penelitian Ratna (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Stress
Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur Cabang Malang. Alat analisis yang digunakan yaitu
rentang skala dan regresi linier berganda. Hasil penelitian dan analisis data
yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa variabel stress berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah terletak pada variabel bebas dan terikat, obyek penelitian,
lokasi, populasi, jumlah sampel dan alat analisis data yang dipergunakan.
Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat
melalui tabel berikut :
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat ini
No Penulis Judul Konsep
Teori yang Digunakan
Variabel penelitian
Alat Analisis Hasil Penelitian
1 Muhamm
ad Gadafi (2004)
Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Pelangi Malang Konsep Gibson Terbatas pada variabel stress kerja dan kinerja Rentang skala, regresi sederhana
Variabel stress berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
2 Ratna (2006) Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang Konsep Carry cooper dan Alison staw Terbatas pada variabel stress kerja dan prestasi kerja Rentang skala, regresi linier berganda Variabel stress berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
3 M. Amin
Arijuddin Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo Konsep teori T. Hani Handoko Terbatas pada variabel stressor, stress kerja, dan kinerja kerja Rentang skala, regresi linier berganda
B. Pengertian Kinerja
Menurut (Mangkunegara,2005:9) Kinerja Karyawan (Prestasi
Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan penegertian Kinerja pegawai
menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani Pasolong
dalambukunya “Teori Administrasi Publik” adalah “Kinerja pegawai adalah
hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”. (Pasolong, 2007:175)
Adapun pengertian kinerja menurut Stephen Robbins yang
diterjemahkan oleh Harbani Pasolong: “Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.”(Pasolong,2007:176)
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan
– kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda –
tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Menurut Gibson (1987) ada 3
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :
1. Faktor individu, terdiri dari :
a.kemampuan, ketrampilan,
b.latar belakang keluarga, pengalaman kerja,
2. Faktor psikologis, terdiri dari :
a. persepsi, peran,
b. sikap, kepribadian,
c. motivasi dan kepuasan kerja
3. Faktor organisasi,terdiri dari :
a. struktur organisasi,
b. desain pekerjaan, kepemimpinan,
c. sistem penghargaan (reward system)
D. Stressor (Faktor Penyebab Stres Kerja)
Menurut T. Hani Handoko (2001:200) kondisi kerja yang menjadi
penyebab stres dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :
1. On-the-job stres, penyebab-penyebabnya lain: beban kerja yang
berlebihan,tekanan atau desakan waktu, kualitas supervisi, iklim politis
yang tidak aman, umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang memadai,
wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab,
kemenduaan peranan, frustasi, konflik antar kelompok, perbedaan antara
nilai-nilai perusahaan dan karyawan dan berbagai bentuk perubahan.
2. Off-the-job stres, penyebabnya antara lain : kekuatan finansial,
masalah-masalah yang berkaitan dengan anak, masalah-masalah-masalah-masalah fisik, masalah-masalah
perkawinan, perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal, dan
E. Sumber Potensial Stress
Menurut Gibson (1996:342) penyebab stress dibedakan menjadi dua
yaitu : stress di tempat kerja dan stress yang bukan berkaitan dengan kerja,
namun kedua penyebab stress ini saling berhubungan dan saling berkaitan.
Menurut Gibson (1996:343), membagi stress di tempat kerja menjadi empat
kategori, yaitu :
1. Stress Lingkungan Fisik
Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan dari kondisi
lingkungan pekerjaan atau perusahaan yang tidak nyaman. Selain itu
penyebab stress lingkungan fisik juga termasuk masalah di dalam
pekerjaan. Indikator : cahaya, suhu, suara, dan udara terpolusi.
2. Stress Individu
Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan karena adanya
perbedaan pendapat antar individu. Dalam hal ini terjadi ketidakcocokan
kepribadian antar karyawan. Indikator : konflik peran, peran ganda, beban
kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab dan kondisi kerja.
3. Stress Kelompok
Merupakan penyebab stress yang terjadi karena ketidakefektifan
organisasi yang dipengaruhi oleh sifat hubungan antara kelompok. Dengan
kata lain, hubungan yang baik diantara anggota suatu kelompok kerja
merupakan faktor utama dalam kehidupan individu yang baik. Indikator :
4. Stress Organisasional
Merupakan penyebab stress yang terjadi karena kurangnya
partisipasi dari individu terhadap struktur organisasi dalam menganbil
keputusan. Indikator : desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada
kebijakan khusus.
F. Pengertian Stress Kerja
Stress berasal dari bahasa Yunani eustress dari kata eu yang berarti
baik, seperti dalam kata euphoria adalah rangsangan dalam pengertian positif.
Stress yaitu suatu tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh perbedaan
individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari
lingkungan. Dalam artian umum stress bisa didefinisikan sebagai suatu
tanggapan penyesuaian yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan,
situasi atau peristiwa di lingkungan luarnya yang menetapkan tuntutan
berlebihan pada seseorang. Beberapa pendapat juga mendefinisikan istilah
stress sebagai berikut :
Menurut Gibson (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah
suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu
dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap
tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan
permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.Menurut
Robbin (1996:222), stress merupakan suatu kondisi dinamik dimana seorang
dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan
sehingga tidak pasti dan penting.
G. Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996:343) konsekuensi
yang terjadi akibat dari stress kerja karyawan terbagi menjadi tiga aspek,
yaitu meliputi :
1. Physiological (Fisiologis), yaitu stress yang dapat menciptakan perubahan
dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan
serangan jantung.
2. Psychological (Psikologis), yaitu stress yang dapat menyebabkan
ketidakpuasan dalam bekerja.
3. Behavior (Perilaku), yaitu stress yang berpengaruh terhadap perubahan
produktifitas, absensi juga perubahan dalam kebiasaan makan,
meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan
gangguan tidur.
H. Gejala Stress Kerja
Adapun menurut Robbin (1997:168) gejala yang ditimbulkan stress
adalah sebagai berikut :
1. Gejala subyektif, dimana gejala yang ditimbulkan berupa kegelisahan,
2. Gejala perilaku, dimana gejala yang ditimbulkan adalah mudah terkena
kecelakaan, alkoholik, dan ketergantungan pada obat.
3. Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah tidak mampu
mengambil keputusan yang sehat, konsentrasi rendah dan letih.
4. Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan adalah penyakit jantung
dan tekanan darah.
5. Gejala organisasi, dimana gejala yang ditimbulkan berupa produktifitas
kerja rendah, tingkat absensi dan hukum.
I. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Stress
Menurut Robbins (1996:232) sekurang-kurangnya terdapat lima
variabel yang relevan untuk mengurangi terjadinya stress yaitu meliputi :
1. Persepsi, karyawan bereaksi untuk menanggapi persepsi mereka terhadap
realitas bukannya realitas itu sendiri. Oleh karena itu persepsi akan
memperlunak hubungan antara suatu kondisi stress potensial dan reaksi
seorang karyawan terhadap kondisi itu.
2. Pengalaman kerja, dikatakan beban orang yang berpengalaman merupakan
guru yang sangat baik. Pengalaman dapat juga merupakan pengurang
stress.
3. Dukungan sosial, makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hubungan
sosial yaitu hubungan kolegal dengan rekan kerja dapat menyangga
4. Keyakinan akan tempat kedudukan kendali, tempat kedudukan kendali
diperkenalkan sebagai atribut kepribadian. Dengan tempat kedudukan
kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir mereka
sendiri. Sedangkan mereka dengan kedudukan eksternal yakin bahwa
kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.
5. Permusuhan, seseorang yang gila kerja, selalu bergegas dan tidak sabar
atau kompetitif. Janganlah diartikan bahwa ia benar-benar rawan terhadap
penyakit atau terhadap efek negatif stress. Sebaliknya, cepatnya moral,
pandangan yang senantiasa bermusuhan dan ketidakpercayaan yang sinis
kepada orang lain.
J. Faktor Penyebab Stress
Kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressor. Hampir
setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress tergantung pada reaksi
karyawan. Bagaimanapun juga ada kondisi kerja ang sering menyebabkan
stress bagi karyawan. Menurut Robbins (2003:794) penyebab stres itu ada 3
faktor yaitu:
1. Faktor Lingkungan
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
a. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.
Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin
b. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang
terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan
yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat
membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena
ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para
karyawan terlambat masuk kerja.
c. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka
hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang
membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan
diri dengan itu.
d. Terorisme adalah sumber stress yang disebabkan lingkungan yang
semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa
penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang
Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stres.
2. Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan
stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas
dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut
dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa
contoh diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor
dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:
a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau
b. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada
seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam
organisasi itu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang
barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi
bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang
dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan
peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai
apa yang harus dikerjakan.
c. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lain.
d. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar
pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar,
khususnya di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial
yang tinggi.
e. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi,
tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan
yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber
stres.
3. Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama
faktor-faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik
a. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten
menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan
keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan,
pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan
contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan
terbawa ke tempat kerja.
b. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat
mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh
kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan
mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.
c. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting
mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.
Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya
berasal dari dalam kepribadian orang itu.
K. Langkah-langkah Mengatasi Stress
Mendeteksi stress kerja dan bentuk reaksinya maka terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mengatasi stress
kerja yang dihadapi para karyawan. Langkah-langka yang dilakukan
perusahaan dalam mengatasi stress kerja menurut Siagian (2002:302)
meliputi :
1. Merumuskan kebijaksanaan manajemen dalam membantu para karyawan
2. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga
mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan
dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stress.
3. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya
gejala stress dikalangan para bawahannya dan dapat mengambil
langkah-langkah tertentu sebelum stress berdampak negatif terhadap prestasi kerja
para bawahannya.
4. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber
stress.
5. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan.
6. Memantau terus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi
sumber stress dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.
7. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan ruang kerja sedemikian rupa
sehingga berbagai sumber stress yang berasal dari kondisi kerja yang dapat
dielakkan.
8. Menyediakan jasa bantuan bagi karyawan apabila mereka sempat
menghadapi stress.
L. Mengelola Stress
Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila
karyawan mengalami tingkat stress rendah sampai sedang, Alasannya, tingkat
semacam itu dapat bersifat fungsional dan mendorong kinerja karyawan yang
berkepanjangan, dapat mendorong penurunan kinerja karyawan, dan
menuntut adanya tindakan dari manjemen.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola stress yaitu :
1. Pendekatan Individu
Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk
mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang terbukti efektif untuk
mengatasi stress yaitu :
a. Teknik teknik manajemen waktu
b. Meningkatkan latihan fisik
c. Pelatihan pengenduran
d. Perluasan jaringan sosial
2. Pendekatan Organisasi
Beberapa faktor yang menyebabkan stress yaitu tuntutan tugas,
tuntutan peran dan struktur organisasi yang dikendalikan oleh manajemen,
dengan demikian faktor-faktor ini dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi
yang mungkin dilakukan manajemnen untuk mengelola stress yaitu :
a. Perbaikan seleksi karyawan dan penempatan kerja
b. Penggunaan penetapan sasaran yang realistis
c. Perancangan ulang pekerjaan
d. Peningkatan keterlibatan karyawan
e. Perbaikan komunikasi organisasi
M. Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan
Pola yang paling meluas dipelajari dalam literature stres-kinerja
adalah hubungan U-Terbalik. Pada Gambar 3 berikut diterangkan hubungan
antara stres kerja dan kinerja karyawan
(Tinggi)
Kinerja
[image:43.612.164.410.211.356.2](Rendah) Stres (Tinggi)
Gambar 2. Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja
(Robbins, 2006)
Logika yang mendasari hubungan U-Terbalik ini adalah bahwa
stres pada tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan
kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan tugasnya
dengan lebih baik, lebih intensif, atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres
menempatkan tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang,
yang mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Pola U-Terbalik ini juga
menggambarkan reaksi terhadap stres sepanjang waktu, dan terhadap perubahan
intensitas stres. Artinya, stres tingkat sedang mempunyai pengaruh yang negatif
pada kinerja jangka panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu
sedang dari stres yang dialami terus menerus selama waktu yang panjang dapat
mengakibatkan kinerja yang lebih rendah.
Meskipun model U-Terbalik ini popular dan secara intuisi menarik,
namun model ini tidak mendapatkan banyak dukungan empiris, sehingga para
peneliti maupun para manajer perusahaan harus barhati-hati dalam mengandalkan
bahwa model ini dengan tepat melukiskan hubungan stres kinerja (Robbins,
2006).
N. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
disusun suatu kerangka pemikiran yang menggambarkan keterkaitan
[image:44.612.160.488.475.720.2]hubungan antara Stressor, stress kerja dan kinerja pada gambar dibawah ini :
Gambar 3
Stressor , Stres Kerja dan Kinerja
Stress kerja (Y1)
1. Stress Fisiologis
2. Stress Psikologis
3. Stress Perilaku
Kinerja(Y2)
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Ketepatan waktu
Stressor on the job (X1)
Kerangka pikir ini dibuat adalah untuk menentukan variabel kinerja
karyawan dan stress kerja yang dipengaruhi oleh stressor. Kerangka pikir
yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan
diteliti. Kerangka pikir dalam penelitian ini pada gambar diatas menjelaskan
stressor), dalam stressor terdiri dari on the job (X1) dan off the job(X2). Hal
ini yang mempengaruhi stress kerja (Y1) dan kinerja karyawan (Y2) yang
terdiri dari kualitas kerja, kuantitas, dan ketepatan waktu.
O. Hipotesis
Menurut pendapat Syarifudin Hidayat (2002:108) hipotesis adalah
asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu hal atau permasalahan
yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data/fakta atau
informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan
menggunakan cara yang sudah ditentukan.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka hipotesa yang dapat diambil
adalah :
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja
karyawan CV. Mitra Jaya Sidoarjo
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap kinerja