• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI PADA CV. MITRA JAYA TANGGULANGIN SIDOARJO (DENGAN VARIABEL INTERVENING STRESS KERJA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI PADA CV. MITRA JAYA TANGGULANGIN SIDOARJO (DENGAN VARIABEL INTERVENING STRESS KERJA)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI

PADA CV. MITRA JAYA TANGGULANGIN SIDOARJO

(DENGAN VARIABEL INTERVENING STRESS KERJA)

Skripsi

Oleh:

NAMA : Mochamad Amin Arijuddin

NIM : 08610255

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRODUKSI

PADA CV. MITRA JAYA TANGGULANGIN SIDOARJO

(DENGAN VARIABEL INTERVENING STRESS KERJA)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Mochamad Amin Arijuddin

08610255

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul

Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Karyawan

Produksi pada CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo

(dengan Variabel

Intervening Stress Kerja) disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat

memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin

namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan

serta pengalaman penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik

saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu

(12)

1.

Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

3.

Dra. Uci Yuliati, M.M, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini.

4.

Dra. Hj.Triningsih Sri Supriati, M.P, selaku Dosen Pembimbing II yang penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

5.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Oktober 2012

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Penelitian ... 7

C.

Batasan Masalah... 7

D.

Tujuan Penelitian ... 7

E.

Manfaat Penelitian ... 8

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B.

Pengertian Kinerja ... 10

C.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 11

D.

Stressor (Faktor Penyebab Stres Kerja) ... 12

E.

Sumber Potensial Stress ... 12

F.

Pengertian Stress Kerja ... 14

G.

Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan ... 14

H.

Gejala Stress Kerja ... 15

I.

Hal-Hal Yang Mempengaruhi Stress ... 16

J.

Faktor Penyebab Stress ... 17

K.

Langkah-Langkah Mengatasi Stress ... 20

L.

Mengelola Stres ... 21

M.

Hubungan antara stress kerja dan kinerja...22

N.

Kerangka Pikir ... 23

O.

Hipotesis ... 24

(14)

B.

Jenis Penelitian ... 26

C.

Data dan Sumber Data ... 26

D.

Populasi dan Sampel ... 27

E.

Definisi Operasional Variabel ... 28

F.

Metode Pengumpulan Data ... 30

G.

Teknik Pengukuran Variabel ... 31

H.

Metode Pengujian Instrumen ... 33

1.

Uji Validitas ... 33

2.

Uji Reliabilitas ... 33

I.

Metode Analisis Data ... 34

1.

Rentang Skala... 34

2.

Regresi Linier Berganda ... 35

J.

Pengujian Hipotesis ... 36

1.

Uji F ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian ... 38

1.

Gambaran Umum Perusahaan ... 38

2.

Struktur Organisasi ... 40

3.

Personalia ... 44

4.

Tujuan Perusahaan ... 44

5.

Hasil Produksi ... 45

6.

Proses Produksi ... 45

B.

Uji Instrumen ... 47

1.

Uji Validitas ... 47

2.

Uji Reliabilitas ... 49

C.

Gambaran Karakteristik Responden ... 50

1.

Tingkat Usia Responden ... 50

2.

Status Perkawinan Responden ... 51

3.

Jenis Kelamin Responden ... 52

4.

Masa Kerja Responden ... 53

5.

Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 54

D.

Hasil Analisis Data ... 55

1.

Hasil Analisis Rentang Skala ... 55

a.

Variabel Stressor On The Job (X1) ... 55

b.

Variabel Stressor Off The Job (X2) ... 58

c.

Variabel Stress Kerja (Y

1

) ... 60

d.

Variabel Kinerja Karyawan (Y2) ... 62

2.

Hasil Analisis Pengaruh

Stressor Terhadap Stress Kerja CV.

Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo ... 64

3.

Hasil Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja CV.

Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo ... 66

4.

Hasil Uji Hipotesis ... 68

(15)

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1

Stressor, Stres Kerja dan Kinerja ... 22

Gambar 2

Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0 Untuk Uji F ... 37

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo ... 41

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Stressor ... 6

Tabel 1.2 Data Stress Kerja Karyawan ... 6

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat Ini ... 10

Tabel 3.1 Skala Penilaian Stressor Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja ... 33

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo Per 31

Desember 2011... 42

Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel

Stressor On The Job

Dan

Stressor Off The

Job ... 46

Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Stress Kerja ... 46

Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 49

Tabel 4.7 Diskripsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 50

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 51

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52

Tabel 4.11 Stressor ... 54

Tabel 4.12 Stressor Off The Job ... 57

Tabel 4.13 Stress Kerja ... 58

(18)

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 62

Tabel 4.16 Hasil Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja CV. Mitra

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.

Daftar Kuesioner

2.

Skor Jawaban Responden

3.

Hasil Uji Validitas

4.

Hasil Uji Reliabilitas

5.

Hasil Distribusi Jawaban Responden

(20)

. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Edisi

Revisi V. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Darma, Agus. 1991.

Manajemen Prestasi Kerja.

Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996.

Organisasi.

Jilid Pertama. Penerbit Binarupa

Aksara : Jakarta.

Handoko, Hani. 1993.

Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia.

Edisi

Pertama. Penerbit BPFE : Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.

Robbins, Stephen. 1996.

Perilaku Organisasi Konsep Kontoversi Aplikasi.

Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jilid 2. Prenhalindo : Jakarta.

Umar, Husein. 2004.

Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.

Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan

itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu

untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas.

Permasalahan mengenai stress kerja bagi individu dalam perusahaan terjadi

karena adanya keinginan para karyawan untuk menyesuaikan atas kondisi

kerja yang harus diselesaikan oleh karyawan. Misalnya saja seorang driver

yang sudah lama bekerja pada perusahaan ridak mempunyai kemampuan

berbicara menggunakan bahasa Inggris. Adanya perkembangan tersebut,

mengakibatkan karyawan harus mengubah pola dan sistem kerjanya sesuai

dengan tuntutan yang ada sekarang, yakni menggunakan bahasa inggris dalam

menjalankan tugasnya.

Stressor merupakan sumber terjadinya stress pada setiap individu.

Stressor ada dua meliputi On-the-job stress dan off the job stress. Mengapa

stressor perlu diteliti secara umum, sebab stressor muncul ketika seorang

karyawan merasa adanya tekanan dari pekerjaan yang harus menjadi

tangungjawabnya. Misalnya pada saat bekerja dan pada saat tidak ada

pekerjaan. Maka setiap individu perlu mengetahui sebab-sebab terjadinya

stress saat kerja. Kinerja ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

(22)

2

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Stress merupakan

tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam

lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stress

juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak

menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.

Setiap orang di manapun ia berada dalam suatu organisasi, dapat

berperan sebagai sumber stress bagi orang lain. Mengelola stress diri sendiri

berarti mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan. Sebagai seorang manajer,

mengelola stress pekerja di tempat kerja, lebih bersifat pemahaman akan

penyebab stress orang lain dan mengambil tindakan untuk mengurangi dalam

rangka pencapian tujuan organisasi. Efektivitas proses komunikasi dua arah di

antara manajer dan pekerja adalah penting untuk mengidentifikasi penyebab

stress yang potensial dan pemecahannya, karena stress akan selalu menimpa

pekerja maupun organisasi. Stress sebagai suatu ketidakseimbangan antara

keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi

penting bagi dirinya. Stress sebagai satu kondisi dinamis dimana individu

dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang

diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan.

Perusahaan harus memiliki perencanaan kinerja yang merupakan

suatu proses dimana karyawan dan manajer bekerjasama merencanakan apa

yang harus dikerjakan karayawan pada tahun mendatang, menentukan

bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi

(23)

3

seorang karyawan akan baik apabila dia mempunyai keahlian (skill) yang

tinggi, besedia bekerja karena gaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian,

mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik. Mengenai gaji/upah

dan adanya harapan (expectation) merupakan hal yang menciptakan motivasi

seorang karyawan bersedia melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang

baik. Seorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya

substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya.

Dari pendapat yang mendefinisikan arti stress memberikan fokus

perhatian pada keadaan lingkungan khusus sebagai sumber potensial dari

stress. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang

untuk menghadapi lingkungan. Stress sering terjadi atau muncul pada

perusahaan khususnya pada karyawan. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh

hanya satu penyebab, namun biasanya karyawan mengalami stress karena

kombinasi dari penyebab stress tersebut. Ada dua kategori penyebab stress,

yaitu on the job dan off the job. Penyebab stress on the job merupakan

penyebab stress yang terjadi dari dalam perusahaankan, diantaranya beban

kerja yang berlebihan, dan tekanan atau desakan. Sedangkan penyebab stress

off the job adalah penyebab stress yang terjadi dari luar perusahaan, misalnya

keadaan ekonomi rumah tangga, dan masalah-masalah fisik seperti

perkawinan.

CV. Mitra Jaya bergarak dalam bidang pembuatan tas, sepatu dan

jaket kulit. Dalam aktivitas operasional para karyawan stress yang terjadi

(24)

4

kerja yang diberikan kepada karyawan terlalu tinggi serta tingkat ketelitian

dalam pengerjaan suatu barang yang paling di utamakan dan gaji perhari.

Usaha tersebut dilakukan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja.

Beberapa hal tersebut menjadi penyebab stress kerja pada karyawan yang

berasal dari pengaturan di lapangan yang kurang jelas dan kinerja karyawan

yang menurun. Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress,

tergantung kepada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan

dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan

seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Akibatnya kinerja

karyawan akan menurun. Dari kondisi seperti itu dapat diambil kesimpulan

bahwa stress sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang, semakin tinggi

tingkat stress seseorang maka semakin tinggi kinerja kerja yang dihasilkan,

sebaliknya semakin rendah tingkat stress seseorang maka semakin rendah

kinerja kerja yang dihasilkan.

CV. Mitra Jaya yang merupakan salah satu produsen sepatu, jaket dan

tas di daerah sidoarjo mempunyai komitmen untuk mengembangkan potensi

usaha sepenuhnya dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan para

karyawan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. CV. Mitra Jaya selalu

melakukan trainning skill terhadap karyawannya yang memungkinkan terjadi

suatu perkembangan di dalam lingkungan perusahaan. Perhatian perusahaan

yang penuh terhadap para pekerja khususnya di divisi produksi yaitu para pekerja

dapat memberikan hasil yang memuaskan kepada perusahaan. Para pekerja di

(25)

5

kesabaran dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya. Dikarenakan pekerjaan

mereka adalah di bidang produksi yang di tuntut untuk lebih teliti untuk

mendapatkan hasil maksimal dan membuat barang yang bermutu.

Konflik antar karyawan juga menjadi penyebab utama terjadinya

stress. Contoh konflik yang terjadi antar karyawan pada CV. Mitra Jaya yaitu

perbedaan pendapat atau ketidakcocokan dalam diri individu. Hal tersebut

menyebabkan kondisi karyawan mengalami stress, misalnya karyawan sering

mengeluh sakit kepala dan meningkatnya laju detak jantung. Hal tersebut di

atas merupakan penyebab stress yang seringkali muncul dibagian produksi

pada CV. Mitra Jaya . Dengan demikian karyawan bagian produksi memiliki

tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugasnya, selain sering

mendapat tekanan dari perusahaan dalam ketelitian produk, pada sisi lain

beban kerja yang berlebihan juga dapat mempengaruhi tingkat stress kerja

yang terjadi. Pada sisi lain terjadinya kebosanan dalam melaksanakan

pekerjaan juga sering dirasa oleh karyawan bagian produksi dan terkadang

mereka tidak bisa mendapatkan kepuasan dalam bekerja.

Kondisi tersebut apabila tidak diikuti dengan ketenangan sikap dan

kestabilan emosi maka secara langsung para karyawan akan merasakan beban

psikologis semakin berlebihan yang pada akhirnya stress kerja semakin meningkat.

Apabila kondisi tersebut dapat dikendalikan secara maksimal maka secara

langsung juga akan mempengaruhi terhadap kinerja yang akan dicapai oleh

karyawan. Bukti nyata telah terjadi stress pada karyawan dapat diketahui dari data

(26)

6

Tabel 1.1

Data Stressor

Stressor

0n the job Terlalu tingginya target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan (rata-rata per bulan untuk tas sebesar 675 unit, untuk dompet yaitu sebanyak 1.200 unit dan sepatu sebanyak 700 pasang serta jaket sebanyak 40 unit), tingkat ketelitian desain produk, jam kerja dan kondisi lingkungan yang terdapat diperusahaan.

Off the job

Kondisi ekonomi/ pemenuhan kebutuhan karyawan dan kondisi keluarga karyawan. (masalah anak dan peselisihan keluarga) Sumber: CV. Mitra Jaya Sidoarjo

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui pemicu stress atau stressor on the

job dan off the job yang berada di perusahaan ini. Hal itu dapat dilihat dari stressor

on the job yaitu, adanya target produksi perusahaan, tingkat ketelitian desain

produk, jam kerja,dan lingkungan. Sehingga memicu karyawan untuk lebih

bekerja keras dalam pekerjaannya. Serta stressor off the job yang dapat memicu

timbulnya stress pada karyawan, hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi ekonomi

karyawan yang kurang dan kondisi permasalahan dalam keluarga.

Tabel 1.2

Data Stress Kerja Karyawan

Divisi Jaket Tas Sepatu

Jam kerja karyawan 07.30-16.30 07.30-16.30 07.30-16.30 Tingkat kesulitan

penyelesaian produk.

Tinggi Tinggi Tinggi

Sumber : CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo

Berdasarkan tabel 2 stressor mempunyai pengaruh terhadap stress

kerja. Dapat diketahui bahwa tingkat stress kerja yang ada di perusahaan ini

cukup tinggi, yang dapat dilihat dari hasil kerja karyawan memiliki tingkat

(27)

7

menyelesaikan pekerjaan selama 9 jam kerja. Tingkat stress kerja yang

terakhir juga dapat dilihat dari tingkat kesulitan karyawan pada saat membuat

atau mendesain produk yang sudah ditentukan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, yang menyatakan

bahwa stressor dan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan maka

secara khusus akan dibahas mengenai kondisi tersebut melalui penelitian

dengan judul “ Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Karyawan produksi

pada CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo (Dengan Variabel

Intervening Stress Kerja).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana stressor pada CV. Mitra Jaya ?

2. Bagaimana stress kerja yang ada pada CV. Mitra Jaya?

3. Bagaimana kinerja karyawan di CV. Mitra Jaya ?

4. Apakah terdapat pengaruh antara stressor dengan stress kerja karyawan ?

5. Apakah terdapat pengaruh antara stress kerja dengan kinerja karyawan ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas,

maka pembahasan akan dibatasi hanya dengan menggunakan hal-hal yang

mempengaruhi stress kerja dan kinerja karyawan. Yaitu stressor on the job

(28)

8

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui stressor pada CV. Mitra Jaya

2. Untuk mengetahui stress kerja yang ada pada CV. Mitra Jaya

3. Untuk mengetahui kinerja karyawan di CV. Mitra Jaya.

4. Untuk mengetahui pengaruh antara stressor dengan stress kerja karyawan

5. Untuk mengetahui pengaruh antara stress kerja dengan kinerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang diteliti untuk menetukan

kebijakan dalam mengelola stress kerja karyawan sehingga kinerja

karyawan tidak terganggu.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian lain yang berhubungan dengan stress dilalukan oleh

Muhammad Gadafi (2004) dengan judul Pengaruh Stress Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan pada Hotel Pelangi Malang. Adapun tujuan yang dilakukan

adalah mengetahui tingkat stress dan kinerja pada Hotel Pelangi Malang. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan regresi

dengan uji F. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat

diketahui bahwa stress kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan pada Hotel Pelangi Malang.

Hasil penelitian Ratna (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Stress

Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Pembangunan

Daerah Jawa Timur Cabang Malang. Alat analisis yang digunakan yaitu

rentang skala dan regresi linier berganda. Hasil penelitian dan analisis data

yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa variabel stress berpengaruh

signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah terletak pada variabel bebas dan terikat, obyek penelitian,

lokasi, populasi, jumlah sampel dan alat analisis data yang dipergunakan.

Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

(30)

perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat

melalui tabel berikut :

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat ini

No Penulis Judul Konsep

Teori yang Digunakan

Variabel penelitian

Alat Analisis Hasil Penelitian

1 Muhamm

ad Gadafi (2004)

Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Pelangi Malang Konsep Gibson Terbatas pada variabel stress kerja dan kinerja Rentang skala, regresi sederhana

Variabel stress berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

2 Ratna (2006) Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang Konsep Carry cooper dan Alison staw Terbatas pada variabel stress kerja dan prestasi kerja Rentang skala, regresi linier berganda Variabel stress berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan

3 M. Amin

Arijuddin Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan CV. Mitra Jaya Tanggulangin Sidoarjo Konsep teori T. Hani Handoko Terbatas pada variabel stressor, stress kerja, dan kinerja kerja Rentang skala, regresi linier berganda

B. Pengertian Kinerja

Menurut (Mangkunegara,2005:9) Kinerja Karyawan (Prestasi

Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

(31)

jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan penegertian Kinerja pegawai

menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani Pasolong

dalambukunya “Teori Administrasi Publik” adalah “Kinerja pegawai adalah

hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”. (Pasolong, 2007:175)

Adapun pengertian kinerja menurut Stephen Robbins yang

diterjemahkan oleh Harbani Pasolong: “Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap

pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.”(Pasolong,2007:176)

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak

memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.

Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah

merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan

– kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda –

tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Menurut Gibson (1987) ada 3

faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :

1. Faktor individu, terdiri dari :

a.kemampuan, ketrampilan,

b.latar belakang keluarga, pengalaman kerja,

(32)

2. Faktor psikologis, terdiri dari :

a. persepsi, peran,

b. sikap, kepribadian,

c. motivasi dan kepuasan kerja

3. Faktor organisasi,terdiri dari :

a. struktur organisasi,

b. desain pekerjaan, kepemimpinan,

c. sistem penghargaan (reward system)

D. Stressor (Faktor Penyebab Stres Kerja)

Menurut T. Hani Handoko (2001:200) kondisi kerja yang menjadi

penyebab stres dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

1. On-the-job stres, penyebab-penyebabnya lain: beban kerja yang

berlebihan,tekanan atau desakan waktu, kualitas supervisi, iklim politis

yang tidak aman, umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang memadai,

wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab,

kemenduaan peranan, frustasi, konflik antar kelompok, perbedaan antara

nilai-nilai perusahaan dan karyawan dan berbagai bentuk perubahan.

2. Off-the-job stres, penyebabnya antara lain : kekuatan finansial,

masalah-masalah yang berkaitan dengan anak, masalah-masalah-masalah-masalah fisik, masalah-masalah

perkawinan, perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal, dan

(33)

E. Sumber Potensial Stress

Menurut Gibson (1996:342) penyebab stress dibedakan menjadi dua

yaitu : stress di tempat kerja dan stress yang bukan berkaitan dengan kerja,

namun kedua penyebab stress ini saling berhubungan dan saling berkaitan.

Menurut Gibson (1996:343), membagi stress di tempat kerja menjadi empat

kategori, yaitu :

1. Stress Lingkungan Fisik

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan dari kondisi

lingkungan pekerjaan atau perusahaan yang tidak nyaman. Selain itu

penyebab stress lingkungan fisik juga termasuk masalah di dalam

pekerjaan. Indikator : cahaya, suhu, suara, dan udara terpolusi.

2. Stress Individu

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan karena adanya

perbedaan pendapat antar individu. Dalam hal ini terjadi ketidakcocokan

kepribadian antar karyawan. Indikator : konflik peran, peran ganda, beban

kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab dan kondisi kerja.

3. Stress Kelompok

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena ketidakefektifan

organisasi yang dipengaruhi oleh sifat hubungan antara kelompok. Dengan

kata lain, hubungan yang baik diantara anggota suatu kelompok kerja

merupakan faktor utama dalam kehidupan individu yang baik. Indikator :

(34)

4. Stress Organisasional

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena kurangnya

partisipasi dari individu terhadap struktur organisasi dalam menganbil

keputusan. Indikator : desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada

kebijakan khusus.

F. Pengertian Stress Kerja

Stress berasal dari bahasa Yunani eustress dari kata eu yang berarti

baik, seperti dalam kata euphoria adalah rangsangan dalam pengertian positif.

Stress yaitu suatu tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh perbedaan

individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari

lingkungan. Dalam artian umum stress bisa didefinisikan sebagai suatu

tanggapan penyesuaian yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan,

situasi atau peristiwa di lingkungan luarnya yang menetapkan tuntutan

berlebihan pada seseorang. Beberapa pendapat juga mendefinisikan istilah

stress sebagai berikut :

Menurut Gibson (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah

suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu

dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap

tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan

permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.Menurut

Robbin (1996:222), stress merupakan suatu kondisi dinamik dimana seorang

(35)

dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan

sehingga tidak pasti dan penting.

G. Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996:343) konsekuensi

yang terjadi akibat dari stress kerja karyawan terbagi menjadi tiga aspek,

yaitu meliputi :

1. Physiological (Fisiologis), yaitu stress yang dapat menciptakan perubahan

dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan,

meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan

serangan jantung.

2. Psychological (Psikologis), yaitu stress yang dapat menyebabkan

ketidakpuasan dalam bekerja.

3. Behavior (Perilaku), yaitu stress yang berpengaruh terhadap perubahan

produktifitas, absensi juga perubahan dalam kebiasaan makan,

meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan

gangguan tidur.

H. Gejala Stress Kerja

Adapun menurut Robbin (1997:168) gejala yang ditimbulkan stress

adalah sebagai berikut :

1. Gejala subyektif, dimana gejala yang ditimbulkan berupa kegelisahan,

(36)

2. Gejala perilaku, dimana gejala yang ditimbulkan adalah mudah terkena

kecelakaan, alkoholik, dan ketergantungan pada obat.

3. Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah tidak mampu

mengambil keputusan yang sehat, konsentrasi rendah dan letih.

4. Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan adalah penyakit jantung

dan tekanan darah.

5. Gejala organisasi, dimana gejala yang ditimbulkan berupa produktifitas

kerja rendah, tingkat absensi dan hukum.

I. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Stress

Menurut Robbins (1996:232) sekurang-kurangnya terdapat lima

variabel yang relevan untuk mengurangi terjadinya stress yaitu meliputi :

1. Persepsi, karyawan bereaksi untuk menanggapi persepsi mereka terhadap

realitas bukannya realitas itu sendiri. Oleh karena itu persepsi akan

memperlunak hubungan antara suatu kondisi stress potensial dan reaksi

seorang karyawan terhadap kondisi itu.

2. Pengalaman kerja, dikatakan beban orang yang berpengalaman merupakan

guru yang sangat baik. Pengalaman dapat juga merupakan pengurang

stress.

3. Dukungan sosial, makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hubungan

sosial yaitu hubungan kolegal dengan rekan kerja dapat menyangga

(37)

4. Keyakinan akan tempat kedudukan kendali, tempat kedudukan kendali

diperkenalkan sebagai atribut kepribadian. Dengan tempat kedudukan

kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir mereka

sendiri. Sedangkan mereka dengan kedudukan eksternal yakin bahwa

kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.

5. Permusuhan, seseorang yang gila kerja, selalu bergegas dan tidak sabar

atau kompetitif. Janganlah diartikan bahwa ia benar-benar rawan terhadap

penyakit atau terhadap efek negatif stress. Sebaliknya, cepatnya moral,

pandangan yang senantiasa bermusuhan dan ketidakpercayaan yang sinis

kepada orang lain.

J. Faktor Penyebab Stress

Kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressor. Hampir

setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress tergantung pada reaksi

karyawan. Bagaimanapun juga ada kondisi kerja ang sering menyebabkan

stress bagi karyawan. Menurut Robbins (2003:794) penyebab stres itu ada 3

faktor yaitu:

1. Faktor Lingkungan

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:

a. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.

Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin

(38)

b. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang

terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan

yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat

membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena

ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para

karyawan terlambat masuk kerja.

c. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka

hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang

membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan

diri dengan itu.

d. Terorisme adalah sumber stress yang disebabkan lingkungan yang

semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa

penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang

Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stres.

2. Faktor Organisasi

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan

stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas

dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut

dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa

contoh diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor

dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:

a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau

(39)

b. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam

organisasi itu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang

barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi

bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang

dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan

peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai

apa yang harus dikerjakan.

c. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan

lain.

d. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar

pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar,

khususnya di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial

yang tinggi.

e. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi,

tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan

yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber

stres.

3. Faktor Individu

Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama

faktor-faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik

(40)

a. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten

menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan

keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan,

pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan

contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan

terbawa ke tempat kerja.

b. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat

mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh

kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan

mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.

c. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting

mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.

Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya

berasal dari dalam kepribadian orang itu.

K. Langkah-langkah Mengatasi Stress

Mendeteksi stress kerja dan bentuk reaksinya maka terdapat beberapa

langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mengatasi stress

kerja yang dihadapi para karyawan. Langkah-langka yang dilakukan

perusahaan dalam mengatasi stress kerja menurut Siagian (2002:302)

meliputi :

1. Merumuskan kebijaksanaan manajemen dalam membantu para karyawan

(41)

2. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga

mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan

dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stress.

3. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya

gejala stress dikalangan para bawahannya dan dapat mengambil

langkah-langkah tertentu sebelum stress berdampak negatif terhadap prestasi kerja

para bawahannya.

4. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber

stress.

5. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan.

6. Memantau terus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi

sumber stress dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.

7. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan ruang kerja sedemikian rupa

sehingga berbagai sumber stress yang berasal dari kondisi kerja yang dapat

dielakkan.

8. Menyediakan jasa bantuan bagi karyawan apabila mereka sempat

menghadapi stress.

L. Mengelola Stress

Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila

karyawan mengalami tingkat stress rendah sampai sedang, Alasannya, tingkat

semacam itu dapat bersifat fungsional dan mendorong kinerja karyawan yang

(42)

berkepanjangan, dapat mendorong penurunan kinerja karyawan, dan

menuntut adanya tindakan dari manjemen.

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola stress yaitu :

1. Pendekatan Individu

Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk

mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang terbukti efektif untuk

mengatasi stress yaitu :

a. Teknik teknik manajemen waktu

b. Meningkatkan latihan fisik

c. Pelatihan pengenduran

d. Perluasan jaringan sosial

2. Pendekatan Organisasi

Beberapa faktor yang menyebabkan stress yaitu tuntutan tugas,

tuntutan peran dan struktur organisasi yang dikendalikan oleh manajemen,

dengan demikian faktor-faktor ini dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi

yang mungkin dilakukan manajemnen untuk mengelola stress yaitu :

a. Perbaikan seleksi karyawan dan penempatan kerja

b. Penggunaan penetapan sasaran yang realistis

c. Perancangan ulang pekerjaan

d. Peningkatan keterlibatan karyawan

e. Perbaikan komunikasi organisasi

(43)

M. Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

Pola yang paling meluas dipelajari dalam literature stres-kinerja

adalah hubungan U-Terbalik. Pada Gambar 3 berikut diterangkan hubungan

antara stres kerja dan kinerja karyawan

(Tinggi)

Kinerja

[image:43.612.164.410.211.356.2]

(Rendah) Stres (Tinggi)

Gambar 2. Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja

(Robbins, 2006)

Logika yang mendasari hubungan U-Terbalik ini adalah bahwa

stres pada tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan

kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan tugasnya

dengan lebih baik, lebih intensif, atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres

menempatkan tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang,

yang mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Pola U-Terbalik ini juga

menggambarkan reaksi terhadap stres sepanjang waktu, dan terhadap perubahan

intensitas stres. Artinya, stres tingkat sedang mempunyai pengaruh yang negatif

pada kinerja jangka panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu

(44)

sedang dari stres yang dialami terus menerus selama waktu yang panjang dapat

mengakibatkan kinerja yang lebih rendah.

Meskipun model U-Terbalik ini popular dan secara intuisi menarik,

namun model ini tidak mendapatkan banyak dukungan empiris, sehingga para

peneliti maupun para manajer perusahaan harus barhati-hati dalam mengandalkan

bahwa model ini dengan tepat melukiskan hubungan stres kinerja (Robbins,

2006).

N. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran yang menggambarkan keterkaitan

[image:44.612.160.488.475.720.2]

hubungan antara Stressor, stress kerja dan kinerja pada gambar dibawah ini :

Gambar 3

Stressor , Stres Kerja dan Kinerja

Stress kerja (Y1)

1. Stress Fisiologis

2. Stress Psikologis

3. Stress Perilaku

Kinerja(Y2)

1. Kuantitas

2. Kualitas

3. Ketepatan waktu

Stressor on the job (X1)

(45)

Kerangka pikir ini dibuat adalah untuk menentukan variabel kinerja

karyawan dan stress kerja yang dipengaruhi oleh stressor. Kerangka pikir

yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan

diteliti. Kerangka pikir dalam penelitian ini pada gambar diatas menjelaskan

stressor), dalam stressor terdiri dari on the job (X1) dan off the job(X2). Hal

ini yang mempengaruhi stress kerja (Y1) dan kinerja karyawan (Y2) yang

terdiri dari kualitas kerja, kuantitas, dan ketepatan waktu.

O. Hipotesis

Menurut pendapat Syarifudin Hidayat (2002:108) hipotesis adalah

asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu hal atau permasalahan

yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data/fakta atau

informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan

menggunakan cara yang sudah ditentukan.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka hipotesa yang dapat diambil

adalah :

1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja

karyawan CV. Mitra Jaya Sidoarjo

2. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap kinerja

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2. Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja
Gambar 3 Stressor , Stres Kerja dan  Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Propaganda dalam musik menjadi sebuah bentuk harapan atau sebuah kode dari pencipta lirik lagu yang dimana masyarakat dunia ikut serta dalam pesan yang ingin disampaikan yaitu I

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk Untuk mengetahui strategi

Mendeskripsikan Efektivitas Penerapan Metode Mengajar Guru Tahfizh Kelas IV di SDIT Al Hijrah 2 Lau Dendang Deli Serdang Sumatera Utara dan mendeskripsikan

Penelitian ini dilakukan di Pelantar KUD pada bulan Februari sampai Maret 2013 dengan interval waktu 6 hari, yang bertujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang,

Pemberdayaan bagi masyarakat Desa Sukamulya menjadi suatu hal yang belum optimal untuk dilakukan, hal ini terjadi karena belum adanya program pemerintah

Untuk memelihara ontologi adalah dengan melihat provider peer (local ontology) mana yang paling sering digunakan oleh pengguna (voting).. Dalam penulisan ini akan dikembangkan

Perubahan struktur kognitif merupakan fungsi dari pengalaman, dan kedewasaan akan terjadi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu (Budiningsih 2005). Teori

Kini internet telah menyediakan situs - situs web yang menyediakan informasi untuk suatu organisasi, tentu saja seiring dengan kemajuan zaman.Penulis dapat membantu pihak