• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUKMENINGKATKANAKTIVITASBELAJAR IPA SISWAKELAS V SDN 060822 MEDAN TAHUNAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUKMENINGKATKANAKTIVITASBELAJAR IPA SISWAKELAS V SDN 060822 MEDAN TAHUNAJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS V SDN 060822 MEDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Pada Jurusan PPSD

OLEH :

FATIMAH SYAHFI

NIM. 1123111032

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

DATA PRIBADI

Nama : Fatimah Syahfi

Tempat/ Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 11 April 1994

Alamat : Jl. Suluh Gg. Selamat No. 3 Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Nama Orangtua

Ayah : Hasanuddin Sitompul

Ibu : Nurlena Ritonga

Anak ke : 3 dari 5 bersaudara

PENDIDIKAN FORMAL

No. Nama Sekolah Tempat Tamat Tahun

1. TK FATAYAT NU Padangsidimpuan 2000

2. SD Negeri 200112 Panyanggar Padangsidimpuan 2006

3. SMP Negeri 4 Padangsidimpuan Padangsidimpuan 2009

4. SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Padangsidimpuan 2012

(6)

ABSTRAK

SYAHFI, FATIMAH. NIM 1123111032. Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 060822 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA materi pokok gaya magnet di kelas V SDN 060822 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri 060822 Medan yang berjumlah 22 orang siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Observasi dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru sebanyak empat kali, yaitu setiap pertemuan dalam siklus I dan II.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Pada kondisi awal, hanya 1 siswa atau 4.54% dari jumlah siswa yang tergolong aktif. Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan I, nilai rata-rata aktivitas guru sebesar 76.56 dan pada pertemuan II tetap berada pada angka 76.56. Pada siklus II pertemuan I, nilai rata-rata aktivitas guru meningkat menjadi 87.5 dan pada pertemuan II kembali meningkat menjadi 93.75.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan kasihNya serta kemurahanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

kedua orangtua, Ayahanda Hasanuddin Sitompul dan Ibunda Nurlena Ritonga

yang telah memberikan kasih sayang tanpa batas, dukungan moril dan materi serta

doa dan memberi semangat demi keberhasilan penulis. Penulis mengucapkan

terima kasih buat kakak penulis Nova Indryani Sitompul, S.Pd, Desy Nirmalasari,

S.Pd, dan adik penulis Khairunnisa dan Nurdin Saleh yang telah memberikan

semangat, bantuan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak luput dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis

3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PPSD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku sekretaris Jurusan PPSD Fakultas

(8)

5. Bapak Drs. Wesly Silalahi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Bapak

Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak

memberi masukan dan saran kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Jurusan PPSD yang telah banyak memberikan pengajaran dan

bimbingan selama penulis kuliah di UNIMED.

8. Seluruh Pegawai FIP yang telah banyak memberikan bantuan dalam

pengurusan administrasi.

9. Ibu Hellyani, S.Pd.I, selaku kepala sekolah SD Negeri 060822 Medan yang

telah memberikan izin penelitian serta Ibu Ebenezer Purba, S.Pd selaku Guru

Kelas V yang telah memberikan bantuan dan kerjasama selama penulis

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

10.Teman-teman PGSD B Reguler 2012 yang telah memberikan doa dan

dukungan moral selama penyelesaian skripsi.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

sumbangan pemikiran untuk kemajuan dunia pendidikan.

Medan, Maret 2016

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Aktivitas Belajar... 7

2.1.2 Jenis-jenis Aktivitas Belajar ... 9

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar ... 13

(10)

2.1.4.1 Pengertian Quantum Teaching ... 14

2.1.4.2 Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching ... 16

2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Quantum Teaching ... 18

2.1.5 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 18

2.1.6 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 20

2.1.7 Materi Pembelajaran ... 22

2.2 Kerangka Berpikir ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.1.1 Deskripsi Data Sebelum Tindakan ... 40

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I ... 43

(11)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 69

5.2 Saran ... 69

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Aktivitas Belajar Siswa ... 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Aktivitas Mengajar Guru ... 36

Tabel 3.3 Konversi Skala Lima Absolut ... 38

Tabel 3.4 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016 ... 39

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal ... 41

Tabel 4.2 Hasil Observasi setiap Indikator Aktivitas pada Kondisi Awal ... 42

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I ... 46

Tabel 4.4 Hasil Observasi setiap Indikator Aktivitas pada Siklus I Pertemuan I... 47

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan I ... 48

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 50

Tabel 4.7 Hasil Observasi setiap Indikator Aktivitas pada Siklus 1 Pertemuan II. 51 Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan II ... 52

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I... 58

Tabel 4.10 Hasil Observasi setiap Indikator Aktivitas pada Siklus I1 Pertemuan I. 59 Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan I ... 60

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II ... 62

Tabel 4.13 Hasil Observasi setiap Indikator Aktivitas pada Siklus II Pertemuan II 63 Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan II... 64

Tabel 4.15 Peningkatan Aktivitas Siswa secara Klasikal... 66

(13)

DAFTAR DIAGRAM

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I Pertemuan I ... 72

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan II ... 78

Lampiran 3 RPP Siklus II Pertemuan I ... 83

Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan II... 88

Lampiran 5 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri 060822 Medan ... 94

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I ... 95

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II ... 97

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I ... 99

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II ... 101

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 103

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ... 105

Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal... 107

Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I ... 108

Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan II ... 109

Lampiran 15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I ... 110

Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II ... 111

Lampiran 17 Tabulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal ... 112

Lampiran 18 Tabulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan I ... 113

Lampiran 19 Tabulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan II ... 114

(15)

Lampiran 21 Tabulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II

Pertemuan II ... 116

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Membuat magnet dengan cara induksi ... 24

Gambar 2.2 Membuat magnet dengan cara gosokan ... 24

Gambar 2.3 Membuat magnet dengan cara aliran listrik ... 24

(17)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses

pembelajaran karena akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa

ataupun siswa dengan siswa. Adanya aktivitas menunjukkan adanya keinginan

siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa dalam hal ini,

mencakup aktivitas fisik maupun mental. Kedua aktivitas ini harus berjalan

bersamaan untuk mencapai aktivitas belajar yang optimal selama proses

pembelajaran berlangsung.

Edgar (dalam Istarani, 2015: 96) menyatakan, “ingatan yang diperoleh

dari belajar melalui membaca atau mendengar sebesar 20%, melihat sebesar 30%,

mendengar dan melihat sebesar 50%, mengucapkan sebesar 70%, melakukan

sebesar 90%”. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan

siswa selama proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap daya ingat mereka

terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, aktivitas belajar siswa menjadi

salah satu penunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh

guru.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan 8 indikator

aktivitas, menunjukkan kurangnnya aktivitas belajar IPA siswa di kelas V. Dari

22 siswa yang diobservasi, sebanyak 21 orang siswa tergolong tidak aktif dengan

persentase klasikal sebesar 95.45% dan hanya 1 orang siswa yang tergolong aktif

(18)

Penggunaan metode ceramah menjadi salah satu penyebab kurangnya

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Metode ini

benar-benar mendominasi proses pembelajaran yang berlangsung. Guru menjadi

satu-satunya sumber informasi dan siswa hanya menjadi pendengar. Materi yang

disampaikan guru terbatas pada buku teks yang ada sehingga wawasan yang

dimiliki siswa juga sebatas isi buku teks.

Guru dianggap kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir

siswa dalam pembelajaran. Siswa hanya diarahkan untuk menghafal dan

mengingat informasi yang diberikan meskipun otak siswa mempunyai

kemampuan yang lebih besar dari sekedar menghafal dan mengingat. Hal ini

menyebabkan siswa hanya kaya secara teori tetapi miskin dalam hal praktik di

kehidupan sehari-hari.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru tidak menggunakan

media atau alat peraga dalam menjelaskan materi pelajaran. Sehingga

pembelajaran menjadi sangat abstrak dan teoritis. Media pembelajaran maupun

alat peraga yang tersedia hanya menjadi pajangan di ruang kelas. Padahal

keduanya sangat bermanfaat dalam mempermudah siswa memahami materi yang

sedang dipelajari.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu pengetahuan

sistematis yang mengandung berbagai fakta mengenai alam semesta. Untuk

memperoleh pemahaman mengenai pengetahuan IPA, diperlukan prosedur,

pengamatan bahkan penalaran dari seorang siswa. Hal ini berarti pentingnya

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA. Oleh sebab itu, IPA tidak bisa

(19)

Apabila kurangnya aktivitas belajar siswa terus dibiarkan, maka tujuan

belajar tidak akan tercapai secara optimal. Tidak tercapainya tujuan belajar

menunjukkan lemahnya proses pembelajaran. Pada akhirnya, peningkatan kualitas

sumber daya manusia tidak akan terlaksana. Sementara peningkatan kualitas

sumber daya manusia harus benar-benar dilaksanakan karena tingginya

persaingan di era global.

Guru sebagai pemegang peran penting, harus mengupayakan siswanya

untuk aktif dalam pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang dapat

merangsang siswa untuk melakukan beragam aktivitas selama proses

pembelajaran berlangsung. Guru juga harus mampu menciptakan lingkungan

belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan agar siswa bersemangat

melakukan kegiatan pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kurangnya aktivitas

belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Salah

satu model pembelajaran inovatif adalah model Quantum Teaching. Model ini

merupakan model pemercepatan belajar yang dianggap dapat melibatkan siswa

secara aktif dalam pembelajaran. Seperti yang diungkapkan DePorter (2010:34),

“model Quantum teaching merupakan pemercepatan belajar yang menyingkirkan

hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan sengaja menggunakan

musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai,

cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif”.

Model Quantum Teaching dapat menciptakan suasana kelas yang

(20)

Rancangan pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah “TANDUR”, yang

merupakan kepanjangan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi,

dan Rayakan.

Pada awal kegiatan pembelajaran menggunakan model Quantum

Teaching, guru menumbuhkan semangat dan minat siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Saat minat mulai tumbuh, siswa diberikan kesempatan untuk

mengalami sendiri materi yang akan diajarkan. Pemberian pengalaman ini

dilakukan dengan memberi siswa ruang dan waktu untuk melakukan penelitian

sederhana mengenai materi yang dipelajari. Penelitian sederhana dapat dilakukan

dengan mengamati, mencoba, menyimpulkan dan sebagainya. Setelah mengalami

kegiatan tersebut, guru memberikan informasi tambahan mengenai materi yang

dipelajari. Hal ini akan memenuhi keinginan siswa untuk memperoleh

pengetahuan yang lebih banyak. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan,

siswa diberi kesempatan untuk melakukan demonstrasi di depan kelas. Untuk

memperkuat daya ingatnya, siswa juga diberi kesempatan untuk mengajarkan atau

menguraikan kembali pengetahuan yang dimilikinya kepada teman yang kurang

paham. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru dan siswa akan merayakan

keberhasilan mereka dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan.

Melalui rancangan ini, banyak aktivitas yang dapat dilakukan siswa

untuk menguasai materi pelajaran yang disajikan, seperti mengamati, mencoba,

mendemonstrasikan, menjawab pertanyaan, mengerjakan tes, bekerja dalam

kelompok, dan sebagainya. Dengan demikian, bukan hanya aktivitas belajar siswa

yang dapat ditingkatkan, bahkan potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan

(21)

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Penerapan Model Quantum

Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 060822

Medan Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

2. Penggunaan metode ceramah oleh guru masih mendominasi pembelajaran IPA

3. Guru kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa

4. Guru tidak menggunakan media atau alat peraga dalam menjelaskan materi

1.3Batasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian

ini dibatasi pada “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar IPA Siswa pada Materi Pokok Gaya Magnet di Kelas V SDN

060822 Medan Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan model

Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa pada materi

(22)

1.5Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan

menerapkan model Quantum Teaching pada pelajaran IPA materi pokok gaya

magnet di kelas V SDN 060822 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa: melalui pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

2. Bagi guru: sebagai bahan masukan untuk melakukan perbaikan pada kegiatan

pembelajaran dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah untuk

mengarahkan guru menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam

rangka meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti lain: sebagai referensi bagi peneliti lain dalam melakukan

(23)

69

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan

menerapkan model Quantum Teaching pada pembelajaran IPA, maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa penerapan model Quantum Teaching dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas seperti berikut: tingkat

aktivitas siswa secara klasikal pada kondisi awal sebesar 4.54%, pada siklus I

pertemuan I sebesar 9.09%, pada siklus I pertemuan II sebesar 31.82%, pada

siklus II pertemuan I sebesar 59.09%, dan pada siklus II pertemuan II sebesar

90.91%.

Aktivitas mengajar guru dalam menerapkan model Quantum Teaching

juga mengalami peningkatan seperti berikut: pada siklus I pertemuan I dan II, nilai

rata-rata aktivitas guru adalah 76.56. Pada siklus II pertemuan I sebesar 87.50 dan

meningkat pada siklus II pertemuan II mencapai angka 93.75

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengemukakan saran bagi

para guru agar menerapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Salah satu model yang

dapat diterapkan guru untuk meningkatkan aktivitas siswa adalah model Quantum

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Cahyo, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press.

DePorter, Bobbi. dkk. 1999. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. 2010. Bandung: Kaifa.

Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryanto. 2007. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga.

Istarani dan Pulungan, Intan. 2015. Ensiklopedi Pendidikan. Medan: Media Persada.

Maharani, Ervina. 2014. Menulis Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Parasmu.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

(25)

Kencana.

Gambar

Gambar 2.1 Membuat magnet dengan cara induksi ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Lembar Tabulasi Skor Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Media Gambar ... Lembar Tabulasi Skor Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara Siklus

Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain dalam rangka menjaga tingkat produksi pada

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan adanya kejelasan jenjang karir yang tersedia di perusahaan akan memotivasi pegawai

[r]

Pelaksanaan pengajaran melalui metode insersi atau lampiran ini dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, tidaklah terlalu memakan banyak waktu, sebab disaat

KABUPATEN BANTUL MEMILIKI BERBAGAI DAYA TARIK WISATA YANG SANGAT BERAGAM DARI WISATA ALAM SAMPAI MINAT KHUSUS. // DESA KEBONAGUNG / TERNYATA

Kothek lesung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional dengan instrumen lesung dan alu yang terbuat dari batang pohon kelapa (glugu) sebagai

Sehingga kekerasan rata-rata ketiga specimen tersebuat yaitu 62.2 HRc dan jika dibandingkan dengan kekerasan standard baja karbon rendah sesuai tabel 1 yaitu 64