PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DALAM
MERAWAT PASIEN DEPRESI DI POLIKLINIK RUMAH
SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN
SKRIPSI
Oleh
Masdaria Saragih 081121031
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dalam Merawat Pasien Depresi di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Peneliti : Masdaria Saragih Nim : 081121031
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2009
Tanggal Lulus : 07 Januari 2010
Pembimbing Penguji I
... ... Jenny M. Purba S.Kp, MNS Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS NIP. 19740108 200003 2 001 NIP. 19710305 200112 2 001
Penguji II
...
Luftiani, S.Kep, Ns
Fakultas Keperawatan USU Telah Menyetujui Skripsi ini Sebagian dari Persyaratan Kelulusan Untuk Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Medan, Januari 2010
Pembantu Dekan I,
Erniyati, S.Kp, MNS
Judul : Pengetahuan dan Sikap keluarga dalam merawat Pasien Depresi di Poliklinik RSJD Propsu Medan
Nama : Masdaria Saragih
Fakultas : Keperawatan
Tahun akademik : 2008?2009
Abstrak
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang disertai gejala gejala psikologis, gangguan somatik maupun psikomotor dalam waktu tertentu dan digolongkan ke dalam penyakit jiwa efektif. Peran serta keluarga sangat dibutuhkan dalam merawat pasien depresi dan bersikap baik di rumah maupun di rumah sakit jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat pasien depresi, dengan menggunakan desain deskriptif, penentuan jumlah sampel dengan menggunakan purposive sampling, sehingga jumlah sampel penelitian ini sebanyak 35 orang yang merawat pasien depresi dan tinggal satu rumah. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 09-21 Nopember 2009 dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu yang pertama mengenai data demografi, bagian kedua pengetahuan merawat pasien depresi, bagian ketiga mengenai sikap merawat pasien depresi. Dari analisis data diketahui bahwa 65,7% responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 34,3% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dalam merawat pasien depresi. Serta 60% responden memiliki sikap negatif merawat pasien depresi dan 40% responden memiliki sikap positif merawat pasien depresi. Kepada keluarga diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuannya dalam merawat pasien depresi, sehingga pasien depresi lebih cepat mendapat penanganan dan lebih cepat sembuh. Dan keluarga diharapkan dapat menerima keadaan anggota keluarganya yang mengalami depresi, tetap memberikan kasih sayang dan perhatian kepada pasien depresi.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul ”Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Merawat Pasien Depresi di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan Tahun 2009” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Jenny Marlindawani Purba S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing skipsi yang telah menyediakan waktu, masukan, arahan dan motivasi yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skipsi ini.
Penyelesaian skipsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis berterima kasih kepada Bapak dr.Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU, Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku pembantu Dekan I. Ucapan terimakasih juga kepada Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS sebagai penguji II,ibu Lufthiani, S.Kp, Ns selaku dosen penguji III.dan juga srluruh staf pengajar serta staf administrasi dan perpustakaan di Fakultas Keperawatan USU.
penulis baik secara moril maupun materil. Teman-teman satu angkatan : Lastri, Ferdina, Reen Land, Derti, dan teman-teman lain yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu, memberikan dorongan dan persahabatan selama di Fakultas Keperawatan USU. Semoga skiripsi ini dapat bermamfaat untuk institusi keperawatan, khususnya berguna bagi penelitian selanjutnya
Medan, Januari 2010
DAFTAR ISI
2.1.2. Tingkatan Pengetahuan ... 6
2.1.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan . 7 2.2. Sikap ... 9
2.2.1. Defenisi Sikap ... 9
2.2.2. Tingkatan sikap ... 10
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan .. 10
2.3. Konsep Keluarga ... 12
2.3.1. Defenisi Keluarga ... 12
2.3.2. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan ... 13
2.4. Konsep Depresi ... 14
2.4.1. Defenisi Depresi ... 14
2.4.2. Penyebab Depresi ... 16
2.4.3. Jenis Depresi ... 17
2.4.4. Gejala-gejala Depresi ... 17
2.4.5. Klasifikasi Depresi ... 18
2.4.6. Tingkatan Depresi ... 19
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 22
3.1. Kerangka Konsep ... 22
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24
4.1. Desain Penelitian ... 24
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
4.2.1. Populasi Penelitian ... 24
4.2.2. Sampel Penelitian ... 24
4.3. Waktu dan Lokasi Penelitian... 25
4.4. Pertimbangan Etik ... 25
4.5. Instrumen Penelitian ... 26
4.5.1. Kuesioner Data Demografi ... 26
4.5.2. Kuesioner Pengetahuan ... 26
4.5.3. Kuesioner Sikap ... 27
5.1.2. Pengetahuan Keluarga dalam merawat pasien depresi 33 5.1.3. Sikap keluarga dalam merawat pasien depresi ... 34
5.2. Pembahasan ... 35
5.2.1. Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Depresi... 35
5.2.2. Sikap Keluarga Dalam Merawat Pasien Depresi... 36
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 2. Instrumen Penelitian
3. Uji Reliabilitas Pengetahuan Keluarga Merawat Pasien Depresi 4. Uji Reliabilitas Sikap Keluarga Merawat Pasien Depresi
5. Surat Izin Penelitian dari FKEP. USU
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik data demografi keluarga
di Poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan Tahun 2009... 32
Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Responden Merawat Pasien Depresi di Poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan Tahun 2009 ... 33
Tabel 5.3. Distribusi Sikap Responden Merawat Pasien Depresi
Judul : Pengetahuan dan Sikap keluarga dalam merawat Pasien Depresi di Poliklinik RSJD Propsu Medan
Nama : Masdaria Saragih
Fakultas : Keperawatan
Tahun akademik : 2008?2009
Abstrak
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang disertai gejala gejala psikologis, gangguan somatik maupun psikomotor dalam waktu tertentu dan digolongkan ke dalam penyakit jiwa efektif. Peran serta keluarga sangat dibutuhkan dalam merawat pasien depresi dan bersikap baik di rumah maupun di rumah sakit jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat pasien depresi, dengan menggunakan desain deskriptif, penentuan jumlah sampel dengan menggunakan purposive sampling, sehingga jumlah sampel penelitian ini sebanyak 35 orang yang merawat pasien depresi dan tinggal satu rumah. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 09-21 Nopember 2009 dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu yang pertama mengenai data demografi, bagian kedua pengetahuan merawat pasien depresi, bagian ketiga mengenai sikap merawat pasien depresi. Dari analisis data diketahui bahwa 65,7% responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 34,3% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dalam merawat pasien depresi. Serta 60% responden memiliki sikap negatif merawat pasien depresi dan 40% responden memiliki sikap positif merawat pasien depresi. Kepada keluarga diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuannya dalam merawat pasien depresi, sehingga pasien depresi lebih cepat mendapat penanganan dan lebih cepat sembuh. Dan keluarga diharapkan dapat menerima keadaan anggota keluarganya yang mengalami depresi, tetap memberikan kasih sayang dan perhatian kepada pasien depresi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. World Health Organization (WHO) tahun 2001 menyatakan bahwa depresi berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Dalam kasus gangguan jiwa,depresi sering ditemui. Prevalensi selama kehidupan pada wanita diperkirakan 10-25% dan laki-laki 5-12%. Walaupun depresi lebih sering pada wanita, bunuh diri lebih sering terjadi pada laki-laki, terutama lelaki usia muda dan usia tua (Amir, 2005). Depresi adalah suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bias berbeda pada masing-masing individu. Diagnostic and
Statistic Manual of Mental Disorder (DSM-IV) merupakan salah satu instrumen
yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi. Bila manifestasi gejala depresi muncul dalam bentuk keluhan yang berkaitan dengan mood (seperti murung, sedih, rasa putus asa), diagnosis depresi dengan mudah dapat ditegakkan. Tetapi bila gejala depresi muncul dalam keluhan psikomotor atau somatic seperti malas bekerja, lamban, lesu, nyeri ulu hati, sakit kepala yang terus-menerus, adanya depresi yang melatarbelakangi sering tidak terdiagnosis.
pekerjaan, perpisahan dengan orang yang dicintai, sosio ekonomi, narkoba, keluarga, perkawinan, pendidikan, agama (Wirawan, 2006).
Ahli teori belajar menyatakan bahwa penyakit depresi muncul pada individu yang mempunyai banyak pengalaman kegagalan (baik yang nyata maupun yang dirasakan). Merasa tidak mampu untuk berhasil pada setiap upaya yang dilakukan. Belajar tanpa bantuan, ini dianggap sebagai predispasi penyakit depresi. Model perilaku menyatakan bahwa penyakit depresi adalah interaksi lingkungan-perilaku-individu, meskipun individu terlihat mampu untuk melatih kendali atau perilaku mereka. Mereka tidak sepenuhnya bebas dari pengaruh lingkungan (Videback, 2008).
Survei yang dilakukan Biegel et all (1995 dikutip dari Stuart dan Laraia, 2001) terhadap keluarga dari pasien depresi ditemukan data bahwa beberapa penyebab keluarga tidak aktif dalam memberikan perhatian dan pengobatan pada pasien depresi yaitu: meningkatnya stres dan kecemasan keluarga, sesama keluarga saling menyalahkan, kesulitan pemahaman (kurangnya pengetahuan keluarga) tentang penyakit depresi yang diderita oleh anggota keluarganya, pengaturan sejumlah waktu dan energi keluarga dalam menjaga serta merawat pasien depresi serta keuangan yang akan dihabiskan pada pasien depresi.
Data Rekaman Medik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2006 menunjukkan bahwa pasien depresi yang dirawat jalan sebanyak 3.480 orang dan tahun 2007 ada sebanyak 3.820 orang, serta tahun 2008 jumlah penderita depresi rawat jalan sebanyak 3.590 orang.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap lima keluarga dari pasien depresi ditemukan data bahwa mereka menemui kesulitan dalam merawat penderita depresi di rumah. Keluarga terkadang bingung menghadapi pasien bila sedang menunjukkan perilaku diam, tidak mau berbicara, tiba-tiba menangis, tidak mau makan dan melakukan perawatan diri. Keluarga juga mengalami perasaan kesal bila pasien tidak mau makan dan minum obat.
Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat pasien depresi di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan.
1.2Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat pasien depresi.
1.2.2 Tujuan khusus
1.3Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengetahuan keluarga merawat pasien depresi. 2. Bagaimana sikap keluarga merawat pasien depresi.
1.1 Manfaat Penelitian 1.4.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi perawat tentang gambaran pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami depresi sehingga perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan pasien depresi dan pencegahan terjadinya resiko perilaku bunuh diri terhadap keluarga.
1.4.2 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan mata kuliah keperawatan jiwa sehingga institusi pendidikan dapat mempersiapkan mahasiswa keperawatan untuk memberikan perhatian tidak hanya pada pasien tetapi juga pada keluarga sehingga keluarga dapat memberikan perawatan yang optimal pada pasien di rumah.
1.4.3 Penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap pasien depresi.
1.4.4 Keluarga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1. Defenisi pengetahuan
Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi jika seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh orang yang didapat secara formal dan informal. Pengetahuan formal diperoleh dari pendidikan sekolah sedangkan pengetahuan informal diperoleh dari luar sekolah. Selain itu, pengetahuan juga dapat diperoleh dari media imformasi yaitu media cetak seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain, juga dari media elektronika seperti televisi, radio, dan internet (Purwanto, 1996 dalam Sonny, 2001)
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : Tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi
(application), analisa (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation).
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Aplikasi (aplication), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
Analisa (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Sintesa (synthetis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.
Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal (Notoadmodjo, 2003). Faktor internal meliputi:
1)Pendidikan
penelitian mempengaruhi pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.
2) Persepsi
Persepsi, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.
3) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengeyampingkankan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas) maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang lain/lingkungan). Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan satu kebutuhan.
4) Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga merupakan kesadaran akan sesuatua hal yang tertangkap oleh indra manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku masa kini.
ekonomi, penghasilan, sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nilai, penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Informasi keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku. (Notoadmodjo, 2003).
2.2 Sikap
2.2.1 Defenisi sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi siakp itu tidak dapat di lihat secara langsung, tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan makna konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Allpport (1954 dikutip dari Notoadmodjo, 2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: 1) kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, 2) kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, 3) kecenderungan untuk bertindak.
pesimis dan menduga hal-hal yang buruk, hal ini bisa menimbulkan sikap negatif (chapman, 1993).
2.2.2 Tingkatan sikap
Sikap memiliki 4 tingkatan (Notoadmodjo, 2003) yaitu : Menerima
(receiving), merespon (responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab
(responsible).
Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek adalah suatu indikasi dari sikap tingkat pertama.
Merespon (responding), diartikan memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap tingkat dua.
Menghargai (valuing), mengajak orang untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah yang ada adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. 2.2.3. Faktor-faktor yang Mampengaruhi Pengetahuan
Menurut Azwar (2005), beberapa faktor yang mempengaruhi sikap antara lain:
1) Pengalaman Pribadi
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek. Penghayatan tersebut akan membentuk sikap positif atau negatif dikemudian hari.
2) Pengaruh Oranglain
Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan komponen sosial yang mempengaruhi sikap.
3) Media Massa
Media massa sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individu secara langsung, namun dalam pembentukan sikap, media massa juga berperan satu bentuk informasi sugestif. 4) Faktor Emosi
Pengaruh faktor emosi, yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama (Azwar, 2005).
2.3. Konsep Keluarga 2.3.1 Defenisi Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta mampu membentuk homeostasis akan dapat meningkatkan kesehatan mental para anggota keluarga dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan para anggota keluarganya dari adanya gangguan-gangguan mental dan ketidakstabilan emosional anggota keluarganya. Usaha kesehatan mental sebaiknya dan seharusnya dimulai dari keluarga. Karena itu perhatian utama dalam kesehatan mental adalah menggarap keluarga agar dapat memberikan iklim yang kondusif bagi anggota keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan mental (Notosoedirdjo & Latipun, 2005). Issacs (2005) menambahkan keluarga sebagai sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama dan memiliki ikatan emosional yang kuat, interaksi regular, dan berbagai kekhawatiran dan tanggung jawab (Isaacs, 2005).
Dari beberapa defenisi tersebut, Effendy (1998, dalam Friedman, 1998) menyimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih, disatukan dengan ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tanggal dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga, saling berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
2.3.2Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Dalam hal ini keluarga harus dapat memahami keadaan setiap anggota keluarga baik dalam kesehatan sehat maupun sakit terutama anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Karena kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan daat dikurangi atau bahkan teratasi, terutama dalam mengatasi gangguan jiwa keluarga harus mengambil tindakan medis dengan segera agar tidak memperburuk keadaan klien.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Dengan cara keluarga tidak mengucilkan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, keluarga mau mengikutsertakan klien dalam berbagai kegiatan yang pada keluarga tersebut.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga. Dalam hal ini keluarga harus mampu merawat klien baik di rumah maupun membawa klien berobat jalan ke rumah sakit jiwa yang ada, apabila keluarga tidak sanggup lagi merawat klien maka sebaiknya keluarga memasukkan klien ke rumah sakit jiwa untuk dirawat inap tapi selama klien dirawat inap sebaiknya keluarga tetap mengunjungi klien.
2.4 Konsep Depresi
2.4.1 Defenisi Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang dapat disertai gejala-gejala psikologis, gangguan somatik maupun gangguan psikomotor dalam waktu tertentu dan digolongkan ke dalam penyakit jiwa efektif (Hawari, 2000).
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek adanya faktor pencetusnya yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Menurut Hidayat (2006), depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai dengan:
a. Kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak semangat dan merasa tidak berdaya.
b. Perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa. c. Nafsu makan dan berat badan menurun.
d. Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun.
e. Gangguan tidur (sulit tidur atau berlebihan) disertai mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal.
f. Agitasi atau retardasi motorik (gelisah atau perlambatan getaran motorik). g. Hilang perasaan senang, semangat dan minat, meninggalkan hobi.
h. Kreativitas dan produktivitas menurun. i. Gangguan seksual (libido menurun).
j. Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri.
2.4.2 Penyebab Depresi
Berbagai teori telah digunakan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan atau depresi. Teori ini menunjukkan faktor-faktor penyebab depresi yaitu:
b. Teori Agitasi menyerang ke dalam menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri.
c. Teori kehilangan objek menuju kepada perpisahan traumatik individu dengan benda atau yang sangat berarti.
d. Teori organisasi kepribadian menguraikan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor.
e. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri seseorang, dunia seseorang terhadap diri seseorang, dunia seseorang dan masa depan seseorang. f. Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukkan bahwa semata-mata
trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya.
g. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial, yang mengamsumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.
h. Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi, kortisol dan variasi periodik dalam irama biologis.
2.4.3 Jenis Depresi
sesungguhnya. Menurut DSM-IV gangguan alam perasaan dibagi atas dua kategori (dikutip dari Wilson dan Kneisl, 1987 oleh Anna, 1991) yaitu:
1). Gangguan bipolar:
a. Gangguan bipolar (campuran, maniak dan depresi) b. Siklotimia
2). Gangguan depresi:
a. Major depresi (satu episode dan berulang) b. Distimia
2.4.4 Gejala-gejala Depresi
Menurut Tomb (2008), gejala-gejala depresi dapat digolongkan dalam 3 gambaran yaitu emosi, kognitif dan vegetatif. Depresi yang tergolong dalam gambaran emosi adalah mood depresi, sedih atau murung, iritabilitas, ansietas, anhedonia, kehilangan minat, kehilangan semangat, ikatan emosi berkurang, menarik diri dari hubungan interpersonal, preokupasi dengan kematian.
2.4.5 Klasifikasi Depresi
DSM-IV mendefenisikan bahwa gangguan mood berbeda dalam hal penampilan klinis, perjalanan penyakit, genetik dan respon pengobatan. Kondisi ini dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya mania (bipolar atau unipolar), beratnya penyakit (mayor atau minor) dan peran kondisi medis atau psikiatrik lainnya sebagai penyebab gangguan (primer atau sekunder) sehingga depresi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1). Gangguan mood mayor: depresi mayor atau tanda dan gejala maniak.
Gangguan Bipolar I (maniak-depresi): maniak pada masa lalu atau saat ini (dengan atau tanpa adanya depresi atau riwayat depresi). Kadang-kadang depresi mayor muncul.
Gangguan Bipolar II: hipomania dan depresi mayor harus ada saat ini atau pernah ada.
Gangguan Depresi Mayor: depresi berat saja.
2). Gangguan mood spesifik lainnya. Depresi minor dan tanda/gejala maniak. Gangguan dismitik: depresi saja.
Gangguan siklotimik: gejala depresi dan hipomaniak saat ini atau baru saja berlalu (secara terus-menerus selama 2 tahun).
3). Gangguan mood: akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang diinduksi zat; bisa depresi, maniak, atau campuran; ini merupakan gangguan mood sekunder.
2.4.6 Tingkatan Depresi
1) Depresi Ringan
Setiap individu pasti pernah mengalaminya yang ciri-cirinya lain bersifat sementara, alamiah adanya rasa sedih perubahan proses pikir, komunikasi dan hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak nyaman.
2) Depresi sedang • Afek:
Murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan, dan harga diri rendah.
• Proses pikir:
Perhatian sempit, berpikir lambat,ragu-ragu atau bimbang,konsentrasi menurun,berpikir rumit dan putus asa serta pesimis.
• Sensasi somatic dan aktivitas motorik:
bergerak lamban, tugas-tugas terasa berat, tubuh lemah dan sakit kepala dan dada,mual,muntah, konstipasi, nafsu makan dan berat badan
menurun,tidur terganggu. • Pola komunikasi:
bicara lambat, berkurang komunikasi verbal dan komunikasi non verbal meningkat.
• Partisipasi sosial:
3) Depresi Berat
Mempunyai dua episode yang berlawanan yaitu melankolis (rasa sedih tertentu depresi berat) dan mania (rasa gembira yang berlebihan disertai dengan gerakan yang hiperaktif)
• Gangguan Afek:
pandangan kosong, persaan hampa, murung,putus asa dan inisiatif kurang • Gangguan Proses Pikir:
Halusinasi dan waham, konsentrasi berkurang,pikiran merusak diri • Sensasi Somatic dan aktifitas motorik:
Diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurangnya perawatan diri, tidak mau makan dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan perasaan tidak enak, tugas ringan terasa berat.
• Pola Komunikasi:
introvert,tidak ada sama sekali komunikasi verbal. • Partipasi Sosial :
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diamati/diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.
Skema 1. Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Merawat
Pasien Depresi
Pengetahuan keluarga dalam merawat pasien depresi
Sikap keluarga merawat pasien depresi
• Baik
• Cukup
• Kurang
• Positif
3 .2 Defenisi Operasional
No. Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
1.
2.
Pengetahuan
Sikap
● Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan dipahami oleh keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah meliputi pengertian,penyebab, gejala,cara perawatan
penderita depresi
• Sikap adalah respon keluarga terhadap kondisi pasien depresi
Kuesioner
• Cukup: apabila responden mendapat skor 6-10,
• Kurang: apabila responden mendapat skor 0-5
• Positif: apabila responden mendapat skor 23-45,
• Negatif: apabila mendapat skor 0-22.
Ordinal
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat pasien depresi di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien depresi yang sedang menjalani rawat jalan di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan dan tinggal satu rumah dengan anggota keluarga mengalami depresi. Berdasarkan data yang didapat dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan, total pasien depresi yang dirawat jalan adalah 350 orang (RSJ Daerah Provsu, Mei 2008).
4.2.2 Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini penentuan jumlah sampel berdasarkan pada panduan umum jumlah sampel untuk penelitian deskriptif menurut Dempsey dan Dempsey (2002), yaitu sampel diambil sebanyak 10% dari total populasi sehingga sampel pada penelitian ini berjumlah 35 orang.
sesuai dengan karakteristik yang telah dikenal dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu (Nursalam, 2003).
Kriteria yang ditentukan untuk subjek penelitian adalah: Keluarga (ayah, ibu, suami/istri, kakak/adik) dari pasien, mempunyai hubungan keluarga, tinggal satu rumah, dan terlibat langsung dalam perawatan pasien depresi.
.
4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua minggu di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan pada tanggal 09-21 November 2009 alasan peneliti memilih Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien gangguan jiwa di wilayah NAD dan Sumut serta memudahkan peneliti untuk mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria penelitian.
4.4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari program Studi Ilmu Keperawatan selanjutnya mengirim surat permohonan untuk mendapatkan ijin dari pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian.
dahulu menandatangani lembar persetujuan. Responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden agar responden mengerti untuk mengisinya. Untuk menjaga kerahasian responden peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (Kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan alat berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka dan konsep. Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner data demografi responden dan kuesioner pengetahuan dan sikap peluarga dalam merawat pasien depresi.
4.5.1 Kuesioner Data Demografi
Instrumen penelitian tentang pengumpulan data demografi berisi usia, jenis kelamin, status perkawinan, usia, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan pasien.
4.5.2 Kuesioner Pengetahuan
adalah benar (skor 0) dan salah (skor 1). Total skor diperoleh terendah 0 yang tertinggi 16 semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan keluarga merawat pasien di rumah.
Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992) adalah :
kelas Banyak
g n P= Re tan
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 16 dan 3 kategori kelas untuk menilai pengetahuan keluarga merawat pasien depresi yaitu pengetahuan baik, cukup, dan pengetahuan kurang, maka didapat panjang kelas 3. Maka pengetahuan keluarga merawat pasien depresi dikategorikan interval sebagai berikut :
Baik : jika responden memiliki nilai 11-16 Cukup : jika responden memiliki nilai 6-10 Kurang : jika responden memiliki nilai 0-5
4.5.3 Kuesioner Sikap
Berdasarkan rumus Statistik menurut Sudjana (1992) adalah:
kelas Banyak
g n
P= Re tan
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 22 dan 2 kategori kelas untuk menilai sikap keluarga merawat pasien depresi yaitu sikap positif dan sikap negatif, maka didapatkan panjang kelas 22 menggunakan P = 3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka sikap keluarga merawat pasien depresi dikategorikan interval sebagai berikut : 0-22 adalah sikap negatif dan 23-45 adalah sikap positif.
4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4.6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu instrumen akan dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner pengetahuan dan sikap keluarga merawat pasien depresi peneliti menggunakan tehnik content validity yang membuktikan instrumen lebih sahih yang dilakukan oleh Ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4.6.2. Uji Reliabilitas
reliabilitas kuisioner pengetahuan keluarga merawat pasien depresi adalah 0.951, nilai ini dikatakan reliabel karena nilai reliabilitasnya >0.632. sedangkan nilai reliabilitas kuisioner sikap keluarga merawat pasien depresi adalah 0.937, nilai ini dikatakan reliabel karena nilai reliabilitasnya >0.60
4.7 Pengumpulan Data
Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan peneliti pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), kemudian permohonan izin yang telah diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian (Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara). Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian menjelaskan kepada calon responden yang sesuai dengan kriteria tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat pertujuan. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti selama 10 menit dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.
4.8 Analisa Data
(entry) data kedalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan teknik komputerisasi yaitu program SPSS versi 12.0.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat pasien depresi di Poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan, yang dilaksanakan pada 9-21 Nopember 2009. Pengumpulan data dilakukan pada saat keluarga membawa anggota keluarganya berobat ke Poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan.
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Data Demografi
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik data demografi keluarga di Poliklinik Rumah sakit Jiwa Daerah propinsi Medan
Data demografi Frekuensi Persentase
Pekerjaan Hubungan dengan pasien
Anak
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden 51,4% (18 orang) berusia > 30 tahun, jenis kelamin perempuan 20 orang (57,1%), Suku batak 21 orang (60%), agama Islam 16 orang (45,7%). Tingkat pendidikan mayoritas responden adalah SMA sebanyak 15 orang (42,9%) diikuti oleh Sarjana 10 orang (25,6%), mayoritas responden bekerja sebagai pegawai swasta 11 orang (31.4%). Mayoritas hubungan responden dengan pasien adalah saudara sebanyak 18 orang (51,4%).
5.1.2. Pengetahuan keluarga dalam merawat pasien depresi
Tingkat pengetahuan responden dalam merawat pasien depresi di rumah di Poliklinik RSJ Daerah Propsu terdiri dari tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari tabel menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga yang terbanyak adalah berada dalam kategori baik sebanyak 23 orang (65,7%) dan cukup sebanyak 12 orang (34,3%).
Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Responden Merawat Pasien Depresi di Rumah di Poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan Tahun 2009
1. Kurang 0 0,0
2. Cukup 12 34,3
3. Baik 23 65,7
Jumlah 35 100
5.1.3. Sikap keluarga dalam merawat pasien depresi
Sikap responden dalam merawat pasien depresi di rumah di Poliklinik RSJ Daerah Propsu terdiri dari dua kategori yaitu sikap positif dan negatif seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Sikap Responden Merawat Pasien Depresi di Rumah diPoliklinik RSJ Daerah Propsu Medan Tahun 2009
No. Sikap Frekuensi Persentase
1. Negatif 21 60,0
2. Positif 14 40,0
Jumlah 35 100
5.2. Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Depresi
Hasil penelitian tentang pengetahuan keluarga dalam merawat pasien depresi yang telah dilakukan di poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan, sebagian besar responden yaitu 23 orang (65,7%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mengerti dan memahami tentang penyakit depresi. Responden juga mengetahui penyebab depresi dan cara perawatan pasien depresi. Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden terlihat bahwa 45,7% responden dengan tingkat pendidikan SMA dan 25,7% responden dengan tingkat pendidikan Sarjana. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, lingkungan dan sosial ekonomi. Ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sekolah/pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi individu dan mempertinggi taraf intelegensi individu (Notoadmodjo, 2003).
Tingkat pengetahuan baik juga dipengaruhi motivasi, rasa optimis keluarga untuk mencari pengobatan yang terbaik bagi pasien depresi. Keluarga juga mendengar anjuran dan saran dokter untuk melakukan pengobatan terhadap keluarga yang menderita depresi tersebut. Menurut Notoadmodjo (2003), lingkungan juga mempengaruhi pengetahuan misalnya lingkungan pekerjaan, karena lingkungan memiliki fungsi sebagai alat pergaulan sosial dan bertukar imformasi yang dalam hal ini mengenai depresi.
belum mengerti tentang depresi yaitu bahwa obat-obatan juga dapat menyebabkan depresi dan gejala depresi tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Ini sesuai dengan pendapat Purnama (2004), masih cukupnya pengetahuan keluarga dalam merawat pasien depresi dikarenakan kurangnya kesadaran keluarga yang mememiliki pasien depresi untuk mencari imformasi dan masih menganggap bahwa mempunyai anggota keluarga yang menderita depresi adalah aib bagi keluarga. Dan juga dikarenakan masyarakat masih memandang negatif keberadaan tentang penyakit gangguan jiwa depresi (Rumahautis, 2006).
5.2.2. Sikap Keluarga dalam Merawat Pasien Depresi
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang sikap keluarga dalam merawat pasien depresi di Poliklinik RSJ daerah Propsu Medan, diperoleh sebagian besar responden yaitu 21 orang (60%) memiliki sikap negatif. Sikap negatif keluarga dalam merawat pasien depresi dikarenakan keluarga masih membawa pasien berobat kedukun (37,1%) serta bersikap kasar (45,7%) pada pasien depresi. Berdasarkan karakteristik hubungan pasien dengan dengan responden terlihat bahwa 51,4% hubungan pasien dengan responden adalah saudara dan 17,1% adalah anak, sehingga pengambilan keputusan pengobatan pasien tidak satu orang. Hal ini disebabkan karena sebahagian keluarga tidak bisa mengontrol emosi dan kesabarannya terhadap perilaku penderita depresi tersebut. Sikap negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu (Zuriah 2003)
berlalu akan tetapi dapat pula merupakan sikap persisten dan bertahan lama. Sikap dapat dipengaruhi pengalaman di lingkungan kehidupan sehari - hari. Sikap adalah cara mengkomunikasikan suasana hati (mood) dalam diri sendiri kepada orang lain. Dalam hal ini keluarga masih merasa pesimis dan menduga hal hal-hal buruk , hal ini yang bisa menimbulkan sikap negatif pada keluarga yang merawat pasien depresi (Azwar, 2005).
Sikap negatif keluarga dalam merawat pasien depresi dapat juga dipengaruhi oleh rasa malu keluarga terhadap masyarakat dilingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena keluarga menganggap bahwa penyakit depresi merupakan aib bagi keluarga. Berdasarkan hasil penelitian penulis, sikap negatif keluarga dalam merawat pasien depresi, keluarga tidak meluangkan waktu penuh Berdasarkan hasil penelitian penulis menyatakan bahwa waktu yang dimiliki oleh keluarga untuk membuktikan bahwa pasien penting untuk dijaga dan dirawat, sehingga keluarga yang merawat tidak merasakan apa yang dirasakan oleh pasien, akibatnya kasih sayang yang diberikan oleh keluarga untuk pasien depresi tidak penuh dalam perawatan.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 35 orang responden keluarga yang merawat pasien depresi dirumah di Poliklinik RSJ Daerah Propsu Medan menggambarkan mayoritas responden (65,7%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam merawat pasien depresi. Ini karena keluarga memiliki tingkat pendidikan minimal SMA sehingga berpengaruh pada tingkat intelegensi mereka. Keluarga juga memiliki motivasi untuk mencari imformasi mengenai depresi. Dan ada juga 34,3% memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dalam merawat pasien depresi.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diberikan saran kepada berbagai pihak 1. Praktek keperawatan
Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan perhatian kepada keluarga dalam mengadakan terapi keluarga, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan keluarga serta menumbuhkan sikap yang positif dalam marawat pasien gangguan jiwa khususnya depresi.
2. Pendidikan Keperawatan
Diharapkan institusi keperawatan mempersiapkan mahasiswa keperwatan untuk melibatkan mahasiswa dalam meningkatkan peran serta keluarga merawat pasien depresi sehingga dapat memberikan perawatan yang optimal dalam mempercepat proses penyembuhan pasien.
3. Penelitian Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi pengembangan instrumen penelitian yang terkait dengan pengetahuan dan sikap koping keluarga dalam perawatan pasien depresi .
4. Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.(1998).Suatu Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek.Edisi Revisi 5 Yogyakarta:Rineka Cipta
Amir,N.(2005).Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Jakarta:UI
Azwar,S(2005)Sikap Manusia:Teori dan Pengukurannya.Edisi Kedua,Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Chapman,E.N(1993)Sikap Kekayaan Anda Yang Paling Berharga.Jakarta:Binarupa Aksara.
Demsey A.P & Demsey DA,(2002).Riset Keperawatan:Buku Ajar dan Latihan Edisi 4.Jakarta:EGC.
Dalami, E(2009).Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.Jakarta PT.Trans Info Media.
Friedman,M.Marilyn(198).Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek :Jakarta,EGC.
Hawari.(2001).Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.Jakarta:UI.
Issacs,A.(2005).Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.Jakarta:EGC. Litbang. (2005), Macam-macam Gangguan Jiwa.Diakses dari
Kartono.(1997).Patologi Sosial 3,Gangguan-Gangguan Kejiwaan.Jakarta L PT,Raja Grafiindo Persada.
Keliat, B.A. (1996).Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.Jakarta : EGC.
Litbang .(2005).Cara Pencegahan dan Pengobatan Gangguan Jiwa.Diakses dari
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta:Salemba Medika.
Notosoedirjo & Latipun (2005).Kesehatan Mental,Konsep dan Penerapan. Malang :UMM Presc.
Notoatmodjo , (2003).Pendidikan dan Prilaku Kesehatan,Jakarta: PT.Rineka Cipta
Purwanto (1999). Pengantar perilku Manusia untuk keperawatan, Jakarta : EGC
RSJ Daerah Provsu. (2008). Pasien Rawat Jalan.
Stuard & Sundeen. (1998). Buku Saku keperawatan jiwa. Edisi Ketiga. Jakarta : EGC
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Edisi Kelima. Bandung : Tarsito Supratjitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC
Towsend, C Mary. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC
Walujani. (2001). Kesehatan Jiwa, Pemahaman Baru harapan baru. Dibuka pada
Wirawan. (2006). Masalah keluarga Penyebab Terbesar. Dibuka Pada website http://www.Pikiran Rakyat.com
Wirahihardi (20050. Pengantar Psikologi abnormal. Bandung : PT. Rineka Aditama
Yip, K.S. (2005). Family Caregiving of Clients with mental in the peoples repoblic of China : Internatiaonal of Pyhosical rehabilitatin, vol.10. http://www.psyhosical.Com
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Pengetahuan Dan Sikap keluarga dalam Merawat Pasien Depresi Di
Poliklinik RSJ Daerah Provsu Medan
Oleh
Masdaria Saragih
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara Medan, akan melakukan penelitian tentang ”pengetahuan Dan sikap Keluarga Daam Merawat Pasien depresi Di Poliklinik RSJ Daerah Provsu Medan” sebagai syarat perkuliahan mahasiswa keperawatan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap keluarga dalam Merawat pasien Depresi Di Poliklinik RSJD Provsu medan, untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk responden, jawaban saudara dijamin kerahasiaannya.
Demikian permohoanan ini disampaikan atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Medan
Responden
KUESIONER PENELITIAN
Kosiener 1: Data Demografi
Petunjuk Penelitian
1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada tempat yang disediakan
2. Semua pertanyaan harus di jawab
3. Setiap satu pertanyaan di isi dengan satu jawaban
4. Bila ada yang kurang di mengerti dapat ditanyakan pada peneliti Kode (diisi oleh peneliti):
1. Umur
2. Jenis Kelamin ( ) Pria
( ) Wanita 3. Suku
( ) Batak ( ) Minang ( ) Jawa ( ) Lain- lain ( ) Melayu
4. Agama
( ) Islam ( ) Budha ( ) Protestan ( ) Hindu
( ) Katolik 5. Tingkat Pendidikan
( ) sarjana 6. Pekerjaan
( ) Pegawai negeri ( ) Petani ( ) Buruh ( ) Wiraswasta
( ) swasta ( ) lain-lain 7. Hubungan dengan pasien
( ) Anak ( ) Suami/istri ( ) Orang tua ( ) Lain- lain ( ) Saudara
Kuesioner 2: Pengetahuan keluarga dalam merawat pasien depresi
Petunjuk penelitian
1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada tempat yang disediakan
2. Semua pertanyaan harus di jawab
3 Setiap satu pertanyaan di isi dengan satu jawaban
4 Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti Kode (diisi oleh peneliti):
Keterangan: B= Benar S= Salah
NO Pertanyaan B S
1. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan
2. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa.
3. Depresi adalah perasaan marah yang ditujukan pada diri sendiri karena kehilangan orang yang sangat dicintai.
4. Depresi merupakan gejala yang tidak sesuai lagi dengan kenyataan, pasien tidak dapat menilai realita dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
5. Obat-obatan dan berbagai penyakit lain seperti infeksi dapat menyebabkan depresi
6. T Stress yang berkepanjangan dapat menyebabkan depresi 7. Individu yang mudah mengalah dan lebih senang berdamai
untuk menghindari masalah dapat menyebabkan depresi 8. Perasaan mudah cemas, gelisah, dan khawatir cenderung
kena depresi.
9. Mudah tersinggung dan tidak mampu konsentrasi merupakan gejala depresi.
10. Tanda dan gejala depresi antara lain mudah marah dan mudah tersinggung.
12. Pada pasian depresi juga mengalami kebersihan diri kurang.
13 Salah satu tugas keluarga adalah mengenal kesehatan jiwa anggota keluarga
14 Dalam merawat pasien depresi dirumah, keluarga meningkatkan interaksi dan komunikasi pasien depresi. 15 Keluarga mengontrol pasien minum obat dan membawanya
berobat kedokter sesuai jadwal untuk mempercepat kesembuhan pasien.
16 Tempat terbaik bagi pasien depresi adalah berada di tengah- tengah keluarganya dan peran serta keluarga sangat penting untuk proses pemulihan pasien depresi
Kuesioner 3: sikap keluarga dalam merawat pasien depresi
Keterangan: TP= Tidak Pernah KD= Kadang-kadang SR=Sering
SL=Selalu
NO Pertanyaan TP KD SR SL
1. Keluarga menerima anggota keluarga yang mengalami depresi
2. Keluarga memberitahukan kondisi pasien kepada tetangga atau saudara lain
3. Keluarga menyiapkan waktu dan diri bagi pasien untuk membuktikan bahwa pasien penting.
4. Keluarga tidak pernah memberi suport/ dukungan pada keluarga yang mengalami depresi supaya sembuh
5. Keluarga bertanggung jawab pada anggota keluarga yang mengalami depresi dengan membawanya berobat kerumah sakit jiwa
6. Keluarga selalu bersikap kasar pada pasien depresi bila tidak patuh
8 Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan misalnya perawatan secara mandiri di rumah.
9 Keluarga membatasi pergaulan pasien dan membatasi pasien keluar rumah untuk membantu proses penyembuhan
10 Keluarga selalu mengawasi dan tidak membiarkan pasien sendiri untuk mencegah perilaku bunuh diri 11 Keluarga memberi pujian pada hal yang positif
yang dilakukan pasien
12 Keluarga membuat pasiien mencari faktor penyebab atau resiko yang mempengaruhi perubahan tingkah laku pasien
13 Keluarga membuat pasien untuk menemukan hal yang ingin dicapai
14 Keluarga bersama pasien merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh pasien
Frequency Table
Umur Responden
2 5.7 5.7 5.7
15 42.9 42.9 48.6
18 51.4 51.4 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Jenis Kelamin
15 42.9 42.9 42.9
20 57.1 57.1 100.0
35 100.0 100.0
Pria Wanita Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
10 28.6 28.6 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Frequency Table
tahu1
6 17.1 17.1 17.1
29 82.9 82.9 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu2
4 11.4 11.4 11.4
31 88.6 88.6 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu3
14 40.0 40.0 40.0
21 60.0 60.0 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
tahu4
17 48.6 48.6 48.6
18 51.4 51.4 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu6
1 2.9 2.9 2.9
34 97.1 97.1 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu7
25 71.4 71.4 71.4
10 28.6 28.6 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu8
2 5.7 5.7 5.7
33 94.3 94.3 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu9
1 2.9 2.9 2.9
34 97.1 97.1 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
tahu10
2 5.7 5.7 5.7
33 94.3 94.3 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu11
11 31.4 31.4 31.4
24 68.6 68.6 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu12
17 48.6 48.6 48.6
18 51.4 51.4 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu13
4 11.4 11.4 11.4
31 88.6 88.6 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu14
9 25.7 25.7 25.7
26 74.3 74.3 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
tahu15
6 17.1 17.1 17.1
29 82.9 82.9 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
tahu16
5 14.3 14.3 14.3
30 85.7 85.7 100.0
35 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
11 31.4 31.4 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
sikap5
4 11.4 11.4 11.4
9 25.7 25.7 37.1
11 31.4 31.4 68.6
11 31.4 31.4 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
12 34.3 34.3 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
sikap10
4 11.4 11.4 11.4
6 17.1 17.1 28.6
10 28.6 28.6 57.1
15 42.9 42.9 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
11 31.4 31.4 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
sikap15
4 11.4 11.4 11.4
9 25.7 25.7 37.1
7 20.0 20.0 57.1
15 42.9 42.9 100.0
35 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Frequency Table
Pengetahuan
12 34.3 34.3 34.3
23 65.7 65.7 100.0
35 100.0 100.0
Cukup Baik Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Sikap
21 60.0 60.0 60.0
14 40.0 40.0 100.0
35 100.0 100.0
Sikap Negatif Sikap Positif Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Reliability (Validitas Dan Reliabilitas Pengetahuan)
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.951 16
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
Item-Total Statistics
9.40 30.779 .827 .945
9.25 30.934 .783 .946
9.10 32.516 .542 .951
9.15 31.082 .792 .946
9.15 31.292 .751 .947
9.20 30.905 .802 .946
9.15 32.029 .609 .950
9.20 30.905 .802 .946
9.25 30.724 .823 .945
9.20 31.853 .623 .950
9.10 32.200 .604 .950
9.30 30.747 .814 .946
9.25 30.724 .823 .945
9.15 32.029 .609 .950
9.10 31.989 .645 .949
9.05 32.155 .653 .949
tahu1
9.80 35.642 5.970 16
Reliability Statistics
.937 15
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Case Processing Summary
Item-Total Statistics
21.45 160.366 .525 .937
21.85 145.713 .895 .927
21.80 149.326 .775 .930
21.55 157.629 .576 .936
22.15 147.713 .835 .929
21.50 162.684 .405 .940
22.00 147.158 .944 .926
22.50 159.632 .514 .937
22.15 147.608 .870 .928
21.85 147.608 .929 .926
22.40 159.411 .459 .939
21.85 158.029 .575 .936
21.90 155.358 .551 .937
21.70 155.905 .703 .933
21.65 153.818 .694 .933
sikap1
23.45 175.839 13.260 15