• Tidak ada hasil yang ditemukan

referat mata.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "referat mata.pdf"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT

REFERAT

MATA NYERI

MATA NYERI

Oleh : Oleh : Alisya N. Wijaya Alisya N. Wijaya Fahreza Lazuardi Fahreza Lazuardi

Hana Nur Aini Hana Nur Aini Shinta Friliningsih Shinta Friliningsih Pembimbing : Pembimbing : dr. Awan Buana., Sp.M dr. Awan Buana., Sp.M

(2)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pada penyakit mata dengan gejala mata nyeri dapat

Pada penyakit mata dengan gejala mata nyeri dapat disebabkan olehdisebabkan oleh  bagian-bagian m

 bagian-bagian mata, diantaranya:ata, diantaranya: -

- Palpebra Palpebra : : Hordeolum, Hordeolum, TrikhiasisTrikhiasis -

- Kornea Kornea : : Keratitis, Keratitis, Ulkus Ulkus korneakornea -

- LakLakrimrimasi asi : : DakDakrioriosistsistitiitis, s, KerKeratoatokonkonjunjungtigtiva va sicsicca ca (dr(dryy eyes)

eyes) -

- Sklera Sklera : : SkleritisSkleritis

-- AqueouAqueous Humor : Glaukoma sudut tes Humor : Glaukoma sudut tertutuprtutup -

- Uvea Uvea : : UveitisUveitis -

(3)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pada penyakit mata dengan gejala mata nyeri dapat

Pada penyakit mata dengan gejala mata nyeri dapat disebabkan olehdisebabkan oleh  bagian-bagian m

 bagian-bagian mata, diantaranya:ata, diantaranya: -

- Palpebra Palpebra : : Hordeolum, Hordeolum, TrikhiasisTrikhiasis -

- Kornea Kornea : : Keratitis, Keratitis, Ulkus Ulkus korneakornea -

- LakLakrimrimasi asi : : DakDakrioriosistsistitiitis, s, KerKeratoatokonkonjunjungtigtiva va sicsicca ca (dr(dryy eyes)

eyes) -

- Sklera Sklera : : SkleritisSkleritis

-- AqueouAqueous Humor : Glaukoma sudut tes Humor : Glaukoma sudut tertutuprtutup -

- Uvea Uvea : : UveitisUveitis -

(4)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

(5)
(6)

   Palpebra  terdiri atas kulit, otot, dan jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan.

 Lapisan palpebra   lapisan kulit, otot rangka (orbikularis okuli),  jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa

(konjungtiva palpebra).

 Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.

 Kelenjar kelopak mata terdiri atas kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeiss pada pangkal rambut yang  berhubungan dengan folikel rambut dan menghasilkan sebum.

 Kelainan pada palpebral yang menimbulkan keluhan nyeri mata adalah hordeolum

(7)

Hordeolum

 Merupakan infeksi lokal atau inflamasi tepi kelopak mata yang melibatkan glandula Zeiss atau Moll (hordeolum eksterna) dan glandula meibom (hordeolum internal).

 Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus

  Faktor risiko: penyakit kronik, kesehatan atau daya tahan tubuh yang  buruk, diabetes, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia, penyakit hordeolum

sebelumnya, higiene buruk, dan kelainan kondisi kulit.

   Stadium: stadium infiltrate, kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan, dan keluar sedikit kotoran. Stadium supuratif, benjolan yang  berisis pus.

 Penatalaksanaan. Nonfarmakologi: kompres hangat, jaga kebersihan diri dan lingkungan. Farmakologi: antibiotic topical (gentamycin zalf), Insisi abses.

(8)
(9)

 Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina

 Terdiri dari 5 lapisan: lapisan epitel, lapisan Bowman, Stroma, membran Descement, lapisan endotel.

(10)

 Inervasi: saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar  longus

 Kelainan yang dapat terjadi pada kornea sehingga menimbulkan keluhan mata nyeri adalah ulkus kornea dan keratitis.

(11)

Ulkus Kornea

 Merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian  jaringan kornea.

 Penyebab infeksi:

Bakteri :   Pseudomonas aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella merupakan penyebab paling sering.

Jamur:  Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.

Virus: Herpes simplex

Protozoa: Acanthamoeba

(12)

ULKUS KORNEA BAKTERIALIS ULKUS KORNEA ACANTHAMOEBA

ULKUS KORNEA FUNGI ULKUS KORNEA HERPETIK 

(13)

Keratitis

 Merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea

yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.

 Tanda klinis keratitis jamur :tampilan epitel yang intak dengan infiltrat

stroma yang dalam.

 Faktor Risiko: trauma ocular, kortikosteroid topikal dan antibiotik,

 penggunaan lensa kontak, kegagalan graft, dan defek epitel persisten, imunodepresan.

 Keratitis bacterial. Tanda klinis: infiltrasi epitel atau stroma yang

terlokalisir ataupun difus, abses stroma di bawah epitel yang intak 

 Faktor Risiko: penggunaan lensa kontak, trauma, riwayat operasi kornea,

kelainan permukaan bola mata, penyakit sistemik dan imunosupresi.

(14)
(15)

Sistem lakrimalis:

Produksi atau sekresi: kelenjar pembentuk air

mata

kelenjar lakrimal

 Bagian orbita  Bagian palpebra 

kelenjar aksesorius

 glandula krausea  Glandula wolfring

Drainase atau ekskresi air mata

Kanalikuli

saccus lakrimalis

(16)
(17)

Aliran air mata

Air mata

isapan kapiler, gravitasi,

kedipan palpebra

menyebar merata

di atas kornea

medial palpebra

punctum superior dan inferior

kanalikuli ke saccus lakrimalis

ductus nasolakrimalis

meatus

inferior rongga hidung

(18)

Film Air Mata

Fungsi:

membuat kornea menjadi permukaan optik yang licin

meniadakan ketidakteraturan minimal di permukaan epitel

membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan

konjungtiva

menghambat pertumbuhan mikroorganisme (pembilasan mekanik

dan efek antimikroba)

menyediakan kornea berbagai substansi nutrien yang di perlukan.

7

Protein mata:

60% albumin

40% sisanya yaitu globulin dan lisozim

 IgA, IgG, dan IgE

 Lisozim air mata bekerja secara sinergis dengan gamma globulin dan

faktor antibakteri non lisozim lain dalam membentuk mekanisme pertahanan terhadap infeksi

(19)

Lapisan film air mata:

Lapisan superfisial (film lipid monomolekuler

yang berasal dari kelenjar meibom)

Fungsi: menghambat penguapan dan membentuk

sawar kedap air saat palpebra ditutup

Lapisan aquous tengah

dihasilkan oleh kelenjar lakrimal, mengandung

substansi yang larut dalam air seperti garam dan

protein

Lapisan musinosa

terdiri atas glikoprotein yang melapisi sel-sel epitel

kornea dan konjungtiva. Membran sel epitel terdiri

atas lipoprotein sehingga relatif hidrofobik 

(20)
(21)

DAKRIOADENITIS

Radang pada kelenjar lakrimal

Etiologi:

◦ infeksi virus: Epstein-Barr, campak, influenza, herpes zoster, sitomegali, dan

pada anak biasanya merupakan komplikasi dari parotitis

◦ Infeksi bakteri: Staphylococcus aureus, dan pada orang dewasa dapat

berhubungan dengan gonore

◦ Infeksi jamur ◦ Sarkoid

◦ Idiopatik:

  Jaringan orbita dapat dipengaruhi oleh adanya IgG4  berpengaruh terhadap penyakit

fibroinflammatory yang terjadi pada seluruh bagian tubuh  adanya fibrosis pada organ yang terkena.

Gejala klinik:

◦ nyeri hebat di daerah glandula lakrimal yaitu dibagian temporal atas rongga orbita ◦ pembengkakan kelopak mata

◦ pelebaran pembuluh darah di temporal palpebra superior yang sering menampakkan kurva berbentuk 

(22)

Pengobatan:

◦ kompres hangat

◦ bila penyebabnya bakteri maka diberi anibiotik sistemik  ◦ Insisi bila terdapat abses.

(23)

DAKRIOSISTITIS

Dakriosistitis merupakan peradangan sakus lakrimal

Etiologi biasanya didahului adanya obstruksi pada

duktus nasolakrimal

Pada anak: tidak terbukanya membran nasolakrimal

Lipatan naso-optik yang berasal dari ektoderm akan tertanam dalam bagian maksilaris dan nasal lateralis  kanalisasi dan pembukaan ke dalam forniks konjungtiva dan lubang hidung

=> pembukaan pada rongga hidung tidak komplit terjadi ketika lahir -> oklusi pada duktus nasolakrimal kongenital

Pada orang dewasa: tertekan salurannya akibat terdapat

polip hidung

Bakteri yang dapat menimbulkan peradangan diantaranya

(24)

Gejala klinik:

◦ epifora (pengeluaran air mata berlebih) ◦ pengeluaran sekret berlebih

◦ sakit di daerah kantung mata ◦ biasanya disertai dengan demam ◦ Pada pemeriksaan fisik mata:

 pembengkakan pada kantung air mata  kemerahan di daerah sakus lakrimalis  nyeri tekan daerah sakus lakrimalis

 sekret mukopurulen yang memancar bila sakus lakrimalis ditekan (meyakinkan terbukanya

sistem kanalikuli)

Pengobatan

◦ melakukan pengurutan daerah sakus sehingga pus bersih dari dalam sakus ◦ diberikan juga antibiotik lokal dan sistemik 

◦ Insisi dilakukan apabila terlihat adanya tanda abses

◦ Setelah sakus lakrimalis tenang dan bersih, selanjutnya dilakukan pelebaran ductus nasolakrimalis

◦ Apabila sakus tetap meradang disertai adanya obstruksi duktus nasolakrimal, maka dilakukan tindakan pembedahan dakriosistorinostomi atau operasi Toti

 Dakriosistorinostomi: pembentukan anastomosis permanen antara sakus lakrimalis dan

(25)

KERATOKONJUNGTIVA

SICCA

Penyebab:

defisiensi komponen film air mata (aquous,

musinosa, dan lipid)

kelainan permukaan palpebra

kelaian pada epitel.

Penyebab-penyebab tersebut

memengaruhi komponen film air mata

perubahan permukaan mata

film air

mata menjadi tidak stabil

(26)

Gejala sindrom mata kering:

sensasi tergores (

stratchy 

) atau berpasir (benda asing)

Gatal

sekresi mukus berlebihan

ketidakmampuan menghasilkan air mata

sensasi terbakar

Fotosensitivitas

Kemerahan

Sakit

sulit menggerakan palpebra

Pemeriksaan mata: secara kasar akan tampak normal

Pemeriksaan

slitlamp:

tidak adanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior

benang-benang mukus kental kekuningan yang terkadang

terlihat pada fornix konjungtiva inferior

pada kongjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal

(27)

Uji schirmer

◦ Cara: mengeringkan film air mata dan memasukkan strip Schirmer

(kertas saring Whatman No. 41) ke dalam cul-de-sac konjungtiva inferior  Bagian basah yang terpajan diukur 5 menit setelah

dimasukkan

◦ Interpretasi: Panjang bagian basah kurang dari 10 mili meter tanpa

anestesi dianggap abnormal

Tear film break up time

◦ Fungsi: memperkirakan kandungan musin dalam air mata.

◦ Prinsip: Kekurangan musin pada mata  timbulnya bintik kering 

epitel kornea atau konjungtiva akan terpajan ke dunia luar  dapat dipulas fluoresens

◦ Cara: meletakan secarik kertas berfluoresens lembab pada

konjungtiva bulbaris  pasien berkedip  film air mata kemudian

diperiksa dengan filter cobalt pada

slitlamp

◦ Interpretasi: Waktu sampai munculnya bintik kering yang pertama

pada lapisan fluoresens kornea adalah tear film break up time. Biasanya 15 detik. Waktu akan lebih pendek pada mata dengan defisiensi air dan selalu lebih singkat pada mata dengan defisiensi musin

(28)

Pada pemeriksaan histopatologis:

timbulnya bintik-bintik kering pada epitel kornea

dan konjungtiva

pembentukan filamen

hilangnya sel goblet konjungtiva

pembesaran abnormal sel epitel non goblet

peningkatan stratifikasi sel

eningkatan keratinisasi

Penatalaksanaan:

air mata buatan

Salep (pelumas jangka panjang terutama saat tidur)

Vitamin A topikal (memulihkan metaplasia

(29)
(30)

Sklera: pembungkus fibrosa pelindung

mata di bagian luar yang hampir

seluruhnya terdiri atas kolagen

Batasan:

Anterior: kornea

Posterior: durameter nervus optikus

Pada daerah sekitar nervus opticus,

sklera ditembus oleh arteri siliaris

posterior dan nervus siliaris.

(31)
(32)

SKLERITIS

Skleritis adalah suatu peradangan sklera

Skleritis dapat terjadi pada bagian anterior dan

posterior

Etiologi:

Imunologis

Reaksi hipersensitifitas autoantigen

reaksi hipersensitifitas tipe

III (diperantarai oleh kompleks imun) dan tipe IV (diperantarai oleh

sel)

mikroangiopati inflamasi

oklusi

iskemia

nekrosis

 jaringan

degradasi dari proteoglikan dan kolagen serangan

imunologi

menyerang jaringan dan pembuluh darah pada sklera

Infeksi

Patogenesis kerusakan jaringan disebabkan invasi langsung oleh

agen infeksi

Invasi oleh agen infeksi

respon inflamasi

terjadi kerusakan

 jaringan.

(33)

Gejala klinik:

nyeri yang menyebar ke dahi, alis, dan dagu. Sifat

nyeri yang biasanya terasa berat, konstan, dan

tumpul hingga membuat pasien terbangun di

malam hari

Bola mata sering terasa nyeri

Ketajaman penglihatan biasanya sedikit berkurang

Tekanan intraokular bola mata dapat sedikit

meningkat

mata merah berair dan fotofobia.

9

Pada pemeriksaan mata:

bola mata berwarna ungu gelap (dilatasi pleksus

(34)
(35)
(36)
(37)

Aqueous Humor 

Aqoueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah memasuki bilik mata  belakang, aqoueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan,

(38)

Komposisi :

Komposisi aqueous humor serupa dengan plasma, kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi;  protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah.

Pembentukan dan Aliran Aqueous Humor :

Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel siliaris.

Setelah masuk ke bilik mata depan, aqueous humor mengalir melalui  pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular di sudut bilik mata depan. Selama itu, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen aqueous dengan darah di iris.

Aliran keluar aqueous humor:

Aliran aqueous humor ke dalam kanal Schlemm bergantung pada  pembentukan saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanal Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aqueous) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil aqueous humor keluar  dari mata antara berkas otot siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam sistem vena corpus ciliare, koroid, dan sklera (aliran uveoskleral).

(39)

Definisi :

Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping ) diskus optikus dan pengecilan lapangan  pandang; biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular.

(40)

Klasifikasi berdasarkan etiologi :

1. Glaukoma primer :

- Glaukoma sudut terbuka

-Glaukoma sudut tertutup

2. Glaukoma kongenital :

- Glaukoma kongenital primer  - Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain - Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembagan ekstraokular 

3. Glaukoma sekunder  - Glaukoma pigmentasi

-Sindrom eksfoliasi

- Akibat kelainan lensa (fakogenik) - Akiat kelainan traktus uvea

- Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)

- Trauma

- Pascaoperasi

- Glaukoma neovaskular 

- Peningkatan tekanan vena episklera

-Akibat steroid

(41)

Klasifikasi berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular:

1. Glaukoma sudut terbuka - Membran pratrabekular  - Kelainan trabekular 

-Kelainan pascatrabekular 

2. Glaukoma sudut tertutup - Sumbatan pupil

- Pergeseran lensa ke anterior  - Pendesakan sudut

(42)

Glaukoma Sudut Tertutup Akut

Tanda dan gejala

Glaukoma sudut tertutup akut ditandai oleh munculnya: - kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat - halo

- mual dan muntah

- peningkatan tekanan intraokular  - bilik mata depan dangkal,

- kornea berkabut

- pupil berdilatasi sedang yang terfiksasi - injeksi siliar.

(43)

Pemeriksaan Penunjang - Tonometri

- Gonioskopi

- Penilaian Diskus Optikus

(44)
(45)
(46)

- Asetazolamid intravena dan oral bersama obat topikal, seperti penyekat

 beta dan apraclonidine, dan, jika perlu obat hiperosmotik biasanya akan menurunkan tekanan intraokular.

- Steroid topikal dapat juga digunakan untuk menurunkan peradangan

intraokular sekunder.

- Setelah tekanan intraokular dapat dikontrol, harus dilakukan iridotomi

 perifer untuk membentuk hubungan permanen antara bilik mata depan dan belakanh sehingga kekambuhan iris bombe dapat dicegah.

(47)
(48)

Uvea

Uvea adalah lapisan vaskular di dalam bola mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera yang terdiri dari tiga bagian, yaitu:

-   Iris

- Badan siliar  -   Koroid

(49)

Uveitis

Definisi

Uveitis adalah inflamasi di uvea yaitu iris, badan siliar dan koroid yang dapat menimbulkan kebutaan.

Uveitis dapat disebabkan oleh kelainan di mata saja atau merupakan  bagian dari kelainan sistemik, trauma, iatrogenik dan infeksi, namun sebanyak 

20-30% kasus uveitis adalah idiopatik. Klasifikasi

   Anatomi : uveitis dibagi menjadi uveitis anterior, uveitis intermediet,

uveitis posterior, dan panuveitis.

 Etiologi: uveitis dibagi menjadi infeksi (bakteri, virus, jamur, dan parasit),

non-infeksi, dan idiopatik.

 Perjalanan penyakit: uveitis dibagi menjadi akut (onset mendadak dan

durasi kurang dari empat minggu), rekuren (episode uveitis berulang), kronik (uveitis persisten atau kambuh sebelum tiga bulan setelah  pengobatan dihentikan), dan remisi (tidak ada gejala uveitis selama tiga  bulan atau lebih).

(50)

1. Uveitis Anterior 

 Uveitis anterior adalah inflamasi di iris dan badan siliar.

   Gejala uveitis anterior umumnya ringan-sedang dan dapat sembuh

sendiri, namun pada uveitis berat, tajam penglihatan dapat menurun. Gejala klinis dapat berupa mata merah, nyeri, fotofobia, dan penurunan tajam penglihatan.

 Tanda uveitis anterior akut adalah injeksi siliar akibat vasodilatasi arteri

siliaris posterior longus dan arteri siliaris anterior yang memperdarahi iris serta badan siliar. Di bilik mata depan terdapat pelepasan sel radang,  pengeluaran protein (cells and flare) dan endapan sel radang di endotel

(51)

2. Uveitis Intermediet 2. Uveitis Intermediet

 UveitiUveitis s inteintermedrmediet adalah peradiet adalah peradangan di angan di pars plana yang sering diikutipars plana yang sering diikuti vitritis dan uveitis

vitritis dan uveitis posteriorposterior..

   G  Gejejalala a uvuveieititis s inintetermrmededieiet t bibiasasananya ya riringngan an yayaititu u pepenunururunanan n tatajajamm  penglihatan

 penglihatan tanpa tanpa disertai disertai nyeri nyeri dan dan mata mata merah, merah, namun namun jika jika terjaditerjadi edema makula dan agregasi sel di vitreus (

edema makula dan agregasi sel di vitreus ( snowballs snowballs) penurunan tajam) penurunan tajam  penglihatan dapat le

 penglihatan dapat lebih buruk.bih buruk. 3. Uveitis Posterior 

3. Uveitis Posterior 

 UvUveieititis s popoststeeririor or adadalalah ah peperaradadangngan an lalapipisasan n kokororoid id yayang ng seseriringng melibatkan jaringan sekitar seperti vitreus, retina, dan nervus optik.

melibatkan jaringan sekitar seperti vitreus, retina, dan nervus optik.

 Uveitis posterior timbul perlaUveitis posterior timbul perlahan namun dapat terjadi secarhan namun dapat terjadi secara akut. Pasiena akut. Pasien mengeluh penglihatan kabur yang tidak disertai nyeri, mata merah, dan mengeluh penglihatan kabur yang tidak disertai nyeri, mata merah, dan fotofobia.

(52)
(53)
(54)

Pemeriksaan Penunjang

Slit-lamp:   Digunakan untuk menilai segmen anterior karena dapat

memperlihatkan injeksi siliar dan episklera, skleritis, edema kornea, presipitat keratik, bentuk dan jumlah sel di bilik mata, hipopion serta kekeruhan lensa.

Pemeriksaan laboratorium: Bermanfaat pada kelainan sistemik misalnya

darah perifer lengkap, laju endap darah, serologi, urinalisis, dan antinuclear  antibody. Pemeriksaan laboratorium tidak bermanfaat pada kondisi tertentu misalnya uveitis ringan dan trauma.

(55)

Penatalaksanaan

   Kortikosteroid topikal merupakan terapi pilihan untuk mengurangi

inflamasi yaitu prednisolon 0,5%, prednisolon asetat 1%, betametason 1%, deksametason 0,1%, dan fluorometolon 0,1%.

 NSAID digunakan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi sedangkan

siklopegik diberikan untuk mencegah sinekia posterior. Obat yang diberikan adalah siklopentolat 0,5-2% dan homatropin.

 Terapi bedah diindikasikan untuk memperbaiki penglihatan. Operasi

dilakukan pada kasus uveitis yang telah tenang (teratasi) tetapi mengalami perubahan permanen akibat komplikasi seperti katarak, glaukoma sekunder, dan ablasio retina. Kortikosteroid diberikan 1-2 hari sebelum operasi dan steroid intraokular atau periokular dapat diberikan  pasca-operasi.

(56)
(57)

 Nervus Optikus adalah saraf yang membawa rangsang dari retina menuju otak, saraf optikus ini seperti sebuah wayar listrik dimana setiap wayar membawa informasi penglihatan menuju otak. Nervus Optikus  bercabang menjadi 3 bagian yaitu :

1. Bagian Intraokular, merupakan kepala dari nervus optikus.

2. Bagian Rongga Mata (orbita), yang meluas dari bola mata menuju foramen optikus.

3. Bagian Intrakranial, yang terletak antara foramen optikus dengan chiasma optikus

(58)
(59)

Retina

Retina terdiri dari dua lapisan utama, yaitu lapisan retina neural dan lapisan pigmen luar. Retina neural memiliki tiga lapisan neuron utama:

 pertama suatu lapisan luar yaitu sel kerucut dan sel batang

 lapisan pertengahan yaitu neuron bipolar yang menghubungkan sel kerucut

dan batang

 ketiga lapisan internal yaitu sel ganglion yang bersinaps dengan sel bipolar 

melalui dendritnya dan mengirimkan aksn yang bergabung membentuk  nervus opticus yang meninggalkan mata menuju otak.

(60)

Sel-sel batang sangat peka terhadap cahaya, yang memungkinkan sensasi penglihatan  bahkan dengan tingkat pencahayaan yang rendah seperti saat senja atau larut malam.

(61)

 Area posterior retina tempat nervus opsticus meninggalkan retina tidak memiliki fotoreseptor dan dikenal sebagai bintik buta retina, atau discus opticus.

 Pada sisi temporal discus opticus, di kutub posterior aksis optik, terdapat area khusus retina yang disebut fovea centralis.

 Fovea adalah suatu cekungan dangkal yang hanya memiliki sel kerucut ditengahnya, dengan sel bipolar dan ganglion yang berada hanya ditepi.

(62)

Definisi

 Neuritis optik adalah penyakit inflamasi akut atau suatu proses demielinisasi yang mempengaruhi saraf optik akibat berbagai macam  penyakit.

Klasifikasi

a.Neuritis retrobulbar 

Merupakan suatu peradangan di nervus saraf optik yang terletak pada  bagian belakang bola mata, sehingga tidak tampak kelainan diskus optik 

dengan oftalmoskop, tetapi terjadi penurunan tajam penglihatan.  b. Papilitis

Papilitis adalah pembengkakan diskus yang disebabkan oleh peradangan lokal di nervus saraf optik intraokular dan dapat terlihat dengan  pemeriksaan funduskopi. Ditandai dengan hiperemia dan edema pada diskus yang berkaitan dengan perdarahan berbentuk api (flame-shaped) didaerah peripapil.

(63)

Etiopatologi

Demielinisasi dan infeksi dari saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang terjadi pada multipel sklerosis (MS) akut:

- Adanya plak di otak dengan perivascular cuffing  edema pada selubung saraf yang bermielin  Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina  terlihat sebagai retinal vein sheathing.

- Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada neuritis optik  diperantarai oleh imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya  belum diketahui.

- Aktivasi sistemik sel T  menyebabkan pelepasan sitokin dan agen-agen inflamasi yang lain.

- Aktivasi sel B melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah  perifer namun dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan

neuritis optik.

- Neuritis optik juga berkaitan dengan kerentanan genetik, sama seperti MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu diantara pasien neuritis optik.

(64)

Manifestasi klinis

   monokular 

 neuritis optik bilateral terjadi lebih sering pada anak lebih muda dari usia

12-15 tahun dan berasal dari Asia dan Afrika selatan

 defisit visual dalam ketajaman penglihatan, sensitivitas kontras,

 penglihatan warna, dan lapang pandang pada mata kontralateral

(65)

Pemeriksaan Penunjang

Terdapat beberapa stadium perubahan pada neuritis optik disertai kelainan pada bfunduskopi yaitu:

a. Perubahan awal

Diskus optikus normal dalam 44% kasus. Pucatnya bagian temporal menunjukkan adanya lesi optik neuritis yang berat pada mata yang sama. Papilitis tahap awal di karakteristikkan dengan adanya batas diskus yang mengabur dan sedikit hiperemis.

 b. Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap

Adanya pembengkakan, hilangnya fisiologis cup, hiperemis dan  perdarahan yang terpisah.

c. Perubahan lanjut

Papilitis yang berlanjut kadang-kadang didapati gambaran optik atropi sekunder. Pada keadaan ini batas diskus dapat mengabur, mungkin terdapat jaringan glial pada diskus, dan pucatnya diskus bagian stadium akhir optik neuritis.

Referensi

Dokumen terkait

Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut..

Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekana bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola

Selain iris pada bagian anterior uvea juga terdapat badan siliar yang terletak dibelakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang

Benda yang ditaruh pada bola mata (kornea) akan menekan bola mata kedalam dan mendapatkan perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea.. Keseimbangan tekanan tergantung

Reseptor mata Yaitu Fovea Centralis pada Retina, merupakan lapisan mata terdalam yang peka terhadap cahaya.. Bola Mata → ada 3 lapisan Sklera (Tunika Fibrosa) Koroid

Merupakan suatu kondisi pada mata yang jarang terjadi, dimana pada mata yang semula sehat ( sympathetic eye), terjadi suatu peradangan pada jaringan uvea setelah cedera

Segmen anterior mata kanan pada gambar 1 didapatkan palpebra tenang, injeksi sklera di superior, bayangan koroid di superior dan superonasal, injeksi siliar, kornea memiliki

Iris dapat mengalami prolaps setelah operasi (operasi katarak, transplantasi kornea), trauma (laserasi kornea, laserasi sklera), akibat perforasi ulkus kornea dan