Anatomi Mata
Periode 5 Februari - 9 Maret 2024
Palpebra
Palpebra atau kelopak mata adalah lipatan kulit lunak di atas dan di bawah mata.
Struktur palpebra dibagi menjadi tujuh lapisan, yaitu kutis dan subkutis, muskulus orbikularis okuli, septum orbita, lemak
orbita, muskulus levator palpebra, tarsus, dan konjungtiva.
Selain melindungi mata palpebra juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelembaban permukaan mata secara konstan dengan cara menyebarkan air mata
Palpebra
Palpebra dibagi atas 3 bagian yakni
● Lamella Anterior → Terdiri dari kulit, jaringan subkutan dan otot
protractor
● Lamella Media → Septum orbita
● Lamella Posterior → Tarsus dan Konjunctiva
Rongga orbita
Rongga orbita adalah ruang yang
digambarkan sebagai piramida dengan empat dinding yang mengerucut ke arah posterior. Ruang ini berisi bola mata, persarafan, pembuluh darah, kelenjar lakrimal, otot-otot ekstraokular, tendon, lemak dan juga jaringan ikat.
Orbita
Tulang tulang menyusun rongga orbita membentuk bangunan seperti piramida bersisi 4 dengan dasar menghadap ke anterior.
1. Atap orbita → Berbentuk segitiga oleh os frontalis dan ala parva os
sfenoidalis. Pada bagian anterolateral terdapat fossa trochlearis dan pada posterior dari rima orbita medial terdapat fossa trochlearis
2. Dinding lateral → Tersusun dari os zigomatikus dan ala magna os
sphenoidalis yang membentuk dinding lateral orbita
Orbita
3. Dasar orbita → Terbentuk oleh os zygomaticus, os maxilaris serta
sebagian os palatinum, dan menyusun bagian atap sinus maksilaris
4. Dinding medial → terbentuk oleh os etmoidalis, os frontalis, os lakrimalis dan os sfenoidalis. Pada bagian medial ini terdapat fossa lakrimalis yang merupakan tempat sakus lakrimal
Otot mata
Bola mata memiliki 2 kelompok otot, yaitu otot intrinsik dan otot ekstrinsik
1. Otot intrinsik bersifat involunter, terdiri dari otot siliaris (sfingter dan dilator iris) dan otot-otot yang terdapat di dalam bola mata yang berperan dalam mengatur gerakan struktur internal bola mata
2. Otot ekstrinsik bersifat volunter, terdiri dari otot-otot ekstraokular yang berperan
dalam mengatur gerakan bola mata
Gerakan Bola mata
Otot ekstraokular bekerja secara
volunter untuk mengatur arah gerakan bola mata. Sebagian gerakan bola mata dapat dilakukan secara involunter
sebagai respon terhadap gerakan
benda-benda di lingkungan dan respon terhadap gerakan kepala atau bagian tubuh lainnya. Gerakan bola mata diatur oleh beberapa area pada otak yaitu
korteks, batang otak dan serebelum sehingga terbentuk gerak bola mata yang terintegrasi.
Vaskularisasi Orbita
Pendarahan atau vaskularisasi palpebra superior dan inferior berasal dari dua sumber utama yaitu arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna. Arteri karotis interna memberikan vaskularisasi melalui arteri oftalmika dan cabang- cabangnya (arteri supraorbitalis dan arteri lakrimalis), sedangkan arteri karotis eksterna melalui arteri di wajah (arteri angularis dan arteri temporalis).
Orbita
Aliran vena dapat dibagi menjadi aliran pretarsal dan post-tarsal. Jaringan pretarsal didrainase ke dalam vena angularis di medial serta vena temporalis superfisial di lateral. Jaringan post-tarsal didrainase ke dalam vena orbitalis dan lebih dalam ke cabang-cabang anterior vena fasialis serta pleksus pterygoid.
Persarafan Kelopak mata dan orbita
Saraf otak yang berperan mempersarafi kelopak mata dan orbita adalah
● Nervus okulomotorius (N Ill), nervus troklearis (N IV) dan nervus abdusen (N VI) mempersarafi otot-otot
ekstraokular dan muskulus levator palpebra
● N trigeminus (N V): mempersarafi sensorik wajah.
● N fascialis (NVI): mempersarafi otot wajah.
Sistem Lakrimal
Sistem lakrimal adalah struktur kompleks yang memfasilitasi sekresi, aliran di
permukaan mata, dan ekskresi dari air mata.
● Fungsi sekresi diperankan oleh
kelenjar lakrimal dan kelenjar aksesori lakrimal (Krause dan Wolfring) →
mensekresikan air mata agar
melindungi kornea dan konjungtiva.
Fungsi Ekskresi/sistem eksretori
● Fungsi ekskresi melalui pungtum lakrimalis, kanalikulus lakrimalis, sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis.
● Sistem drainase lakrimal meliputi punctum superior dan inferior → common canaliculi → kanalikuli lakrimalis → sakus lakrimalis → valve of hasner → duktus
nasolakrimalis.
Konjunctiva
Konjungtiva adalah lapisan membran mukosa tipis dan transparan yang melapisi kelopak mata bagian dalam, dimulai dari taut mukokutaneus ("mucocutaneous
junction); kemudian melapisi permukaan luar bola mata hingga mencapai limbus kornea sklera.
Secara anatomi konjungtiva terbagi atas 1. Konjungtiva palpebra
2. Konjungtiva forniks superior dan inferior 3. Konjungtiva bulbi
Fungsi Konjungtiva yakni →
● Bagian dari sistem kekebalan, dengan menjadi barier untuk infeksi eksogen serta benda asing pada bola mata
● Mensekresi dan mengabsorbsi elektrolit, air, serta musin, ke dan dari lapisan air mata.
● Absorbsi obat-obat mata topikal.
Tear Film
● Tear Film atau lapisan film air mata merupakan suatu cairan kompleks yang disekresikan oleh kelenjar yang terdapat di sekeliling orbita dan epitel
permukaan okular → berperan penting untuk memelihara fungsi normal dan kemampuan optik mata → mempertahankan permukaan kornea sebagai salah satu media optik tetap halus dan rata sehingga memberikan
penglihatan yang baik.
● Fungsi lain film air mata yaitu untuk proteksi mekanik dan imunitas,
membuang sel-sel epitel permukaan okular yang berdeskuamasi, menjaga kelembaban dan melubrikasi permukaan anterior ocular, dan memberikan suplai oksigen serta nutrisi terhadap epitel kornea.
Tear Film
● Lapisan film air mata memiliki tiga komponen utama, yaitu lipid, akuos, dan mukus.
● lapisan lipid → diproduksi oleh kelenjar
meibom dan Zeis → fungsi utama lapisan lipid mencegah evaporasi dan menjaga ketebalan lapisan film air mata, dan berperan sebagai surfaktan.
● Lapisan akuos diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama dan aksesoris → Lapisan
akuos mengandung protein, elektrolit, oksigen dan glukosa → mensuplai oksigen ke epitel kornea, mempertahankan komposisi elektrolit pada permukaan epitel okular, sebagai
antibakteri dan antivirus, membersihkan debris, dan memodulasi fungsi sel epitel kornea dan konjungtiva.
Tear Film
● Lapisan musin → disekresikan terutama oleh sel goblet konjungtiva → Fungsi lapisan musin adalah mengubah epitel kornea dari yang
bersifat hidrofobik menjadi hidrofilik, berinteraksi dengan lapisan lipid untuk
menurunkan tegangan permukaan sehingga mampu menjaga stabilitas film air mata, dan mengikat sel permukaan yang tereksfoliasi, partikel asing dan bakteri.
Kornea
●Kornea adalah jaringan avaskular transparan setebal 500 - 530 mikron. Fungsi utama kornea adalah pembiasan.
●Kornea membutuhkan hal-hal berikut:
○ Transparansi
○ Permukaan yang halus dan teratur
○ Kelengkungan bola dengan pembiasan yang tepat kekuatan
○ Indeks pembiasan yang sesuai.
● Sumber nutrisi kornea :
○ Pembuluh darah limbus
○ Humouraqueos
○ Air mata
Camera Occuli Anterior
●
Suatu ruang yang diisi aquous humor yang diantara iris dan kornea.●
Kedalaman bilik mata depanbervariasi antara 1,5 dan 4,0 mm, dengan rata-rata 3,0 mm.
●
Kedalamannya cenderung lebih dangkal pada usia lanjut dan pada mata dengan hipermetropia (rabun jauh).●
<2,5 mm 🡪 risiko glaukoma sudut tertutup meningkat.Sudut Bilik Mata Depan
●
Sudut bilik mata anterior terdiri dari Schwalbe’s line, anterior andposterior trabecular meshwork, scleral spur and ciliary body.
●
Struktur ini terlibat dalam produksi dan drainase humor akuos mata dan pemeliharaan intraokular tekanan intraokularSirkulasi Aquous Humor
●
Aqueous humour adalah larutan elektrolit yang jernih secara optik (dalam air) yang mengisi ruang antara kornea dan lensa●
Normal Volume normal adalah 0,3 mlIris mempunyai kemampuan untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam bola mata secara otomatis dengan miosis (mengecilkan) dan midriasis (melebarkan) pupil.
Pupil Dan Iris
Refleks Pupil Direk & Indirek
RAPD Test
● Neuritis optik → relative afferent pupillary defect (RAPD)
● Pemeriksaan yang dilakukan → refleks cahaya langsung, tidak langsung, dan swinging flashlight test → menggunakan penlight
● Tujuan → menilai refleks cahaya langsung dan tak langsung Refleks Cahaya Langsung dan Tidak Langsung
1. Kondisikan ruangan pada kondisi redup, minta pasien untuk melihat ke satu target pada jarak jauh (misal huruf yang besar pada Snellen Chart)
2. Sinari mata kanan dengan cahaya yang cukup terang dari arah bawah atau samping.
Jangan berdiri di hadapan pasien atau jangan biarkan pasien melihat langsung ke cahaya karena kondisi tersebut dapat mengganggu hasil pemeriksaan
3. Perhatikan refleks cahaya langsung pada mata kanan 4. Ulangi langkah 1-3 pada mata kiri
5. Ulangi langkah 1-2 pada mata kanan, namun lakukan evaluasi refleks pada mata kiri (mata yang tidak disinari)
6. Ulangi mata 1-2 dan 5 pada mata kiri
Swinging Flashlight Test
1. Kondisikan ruangan dalam kondisi redup, minta pasien untuk melihat ke satu target pada jarak jauh (misal huruf besar pada Snellen Chart). Perhatikan konstriksi pupil pada kedua mata.
2. Gerakkan cahaya segera dengan mengayunkan sumber cahaya ke mata kiri, kemudian perhatikan refleks pupil pada mata tersebut.
3. Ayunkan kembali cahaya dengan cepat ke mata kanan dan evaluasi respon pupil.
4. Ulangi langkah 1-3 secara teratur hingga terlihat jelas apakah respon pupil normal atau salah satu pupil berdilatasi secara konstan.
Analisa Hasil Pemeriksaan
Refleks Cahaya Langsung dan Tidak Langsung
● Apabila pupil tidak berespon maka dinilai sebagai grade 0
● Respon pupil dari lambat hingga normal dapat diberi grade 1+ s/d 4+
Swinging Flashlight Test
● Normalnya, pupil akan berkonstriksi sedikit atau tetap pada ukuran
sebelumnya (gambar 1B) saat lampu diayunkan cepat ke mata kiri (awalnya cahaya pada mata kanan)
● Apabila terjadi sebaliknya, yaitu terjadi pelebaran pupil pada saat mata kiri disinari, maka terdapat RAPD yang biasanya mengindikasikan terdapatnya kelainan pada nervus optic
● Grading RAPD dimulai dari 1+(mild) s/d 4+ (tidak berkontraksi)
Lensa
● Berasal dari ektoderm permukaan dan bersifat bening
● Dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa
● Epitel lensa → membentuk serat terus menerus → bagian sentral memadat → terbentuk nukleus lensa
● Terletak di dalam bola mata, di belakang iris (zat tembus cahaya yang berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis saat proses akomodasi), di dalam bilik mata belakang
● Berbentuk lempeng cakram bikonveks
Lensa
Sifat lensa:
● Kenyal atau lentur → berperan dalam proses akomodasi
● Jernih/transparan → sebagai media penglihatan
● Terletak di tempatnya Keadaan patologis:
● Tidak kenyal pada orang dewasa → presbiopia
● Keruh → katarak
● Tidak berada di tempat → subluksasi dan dislokasi
Lensa orang dewasa seiring bertambah usia akan bertambah besar dan berat
Shadow Test
● Diketahui bahwa semakin sedikit lensa keruh semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh
● Sentolop disinarkan pada pupil dengan
membuat sudut 45 derajat dengan dataran iris, dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh
● Bila letak bayangan jauh dan besar berarti katarak imatur, sedangkan bila bayangan kecil dan dekat pupil berarti lensa katarak matur
Uvea
● Lapisan vaskular di dalam bola mata, terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid
● Vaskularisasi uvea dibedakan:
○ Anterior → 2 A. Siliar posterior longus (masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik) dan 7 A. Siliar anterior (terdapat 2 di setiap otot superior, medial
innferior, 1 pada otot rectus lateral) yang bergabung menjadi satu menjadi A. Sirkularis mayor pada badan siliar
○ Posterior → 15-20 A. Siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik
● Persarafan uvea didapat dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dan m. rectus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior, yaitu:
○ Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar mengandung serabut sensoris untuk kornea, iris, dan badan siliar
○ Saraf simpatis membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari A. carotis, mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil
○ Akar saraf motor akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil
Iris
● Terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar
● Mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata → reaksi pupil
● Reaksi pupil → indikator fungsi simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil
Badan Siliar
● Terletak antara iris dan koroid
● Terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular
● Merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem eksresi di belakang limbus
● Otot longitudinal berinsersi di baji sklera → kontraksi → membuka anyaman trabekula dan mempercepat pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata
● Otot melingkar → kontraksi pada akomodasi → zonula zinn kendor → percembungan lensa
● Dipersarafi oleh saraf parasimpatis
Cavum Vitreous
● Suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa dengan retina
● Bersifat semi cair di dalam bola mata
● Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air
● Fungsinya sama dengan cairan mata → mempertahankan bola mata agar tetap bulat dan meneruskan cahaya dari lensa ke retina
● Melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata → ora serrata, pars plana, dan papil saraf optik
Optic papilla
Retina
● Bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsang cahaya
● Berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri dari lapisan:
○ Lapis fotoreseptor → lapis terluar retina terdiri dari sel batang dan sel kerucut
○ Membran limitan eksterna → membran ilusi
○ Lapis nukleus luar → susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid
○ Lapis pleksiform luar → lapis aselular dan tempat sinapsis sel foto reseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
○ Lapis nukelus dalam → tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel Muller. Lapis ini mendapat metabolisme dari A. Retina sentral
○ Lapis pleksiform dalam → lapis aselular dan tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion
○ Lapis sel ganglion → lapis badan sel daripada neuron kedua
○ Lapis serabut saraf → lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik, terletak sebagian besar pembuluh darah retina
○ Membran limitan interna → membran hialin antara retina dan cavum vitreous
● Warna retina:
○ Jingga → normal
○ Pucat → anemia, iskemia
○ Merah → hiperemia
● Pembuluh darah retina merupakan cabang A. oftalmika
● A. Retina sentral masuk ke retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada retina dalam
● Untuk melihat fungsi retina secara subjektif→ px tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandang
● Untuk melihat fungsi retina secara objektif →
elektroretinografi (ERG), elektrookulografi (EOG), dan visual evoked respons (VER)
Choroid
● Choroid merupakan suatu bagian berwarna coklat kemerahan.
● Terletak antara sklera dan retina.
● Choroid merupakan bagian uvea yang paling besar. Struktur ini kaya pembuluh darah
sehingga fungsi utamanya adalah sumber nutrisi untuk lapisan luar retina.
● Terdapat pula membran burch pada koroid
yang berperan aktif dalam transport cairan dan nutrisi dari kapiler koroid ke retina.
Sklera
● Sklera berasal dari kata Yunani
‘scleros’ yang berarti ‘keras’.
● Sklera merupakan pembungkus luar bola mata yang opak, kuat tapi elastis, dan melapisi bola mata dimulai dari kornea di anterior sampai saraf optik di posterior.
● Komposisi sklera didominiasi oleh kolagen dan sejumlah fibril elastin.
● Sklera secara keseluruhan relatif bersifat aselular serta avaskular.
● Sklera dibagi menjadi tiga lapisan yang terdiri dari kapsul tenon, episklera, dan stroma sklera.
Nervus Optikus
● Nervus optikus merupakan kumpulan dari satu juta akson yang bermula di lapisan sel ganglion retina dan berlanjut ke arah korteks oksipital. Nervus optikus dibagi menjadi ke dalam regio intraokular, intraorbital, intrakanalikular, dan intrakranial.
● Intraokular. Permukaan anterior nervus optikus dapat dilihat menggunakan oftalmoskop sebagai papil saraf optik/diskus optik (ONH, optic nerve head).
● Intraorbital. Bagian intraorbital nervus optikus berada di dalam konus otot. Sebelum masuk ke kanalis optikus, saraf tersebut dikelililingi oleh anulus Zinn.
● Intrakanalikular. Di dalam kanalis optikus, sumber perdarahan nervus optikus berasal dari pembuluh pial yang bersumber dari arteri oftalmika. Nervus optikus dan arakhnoid di sekitarnya terikat ke bagian periosteum tulang kanalis optikus di regio intrakanalikular.
● Intrakranial. Setelah melalui kanalis optikus, kedua nervus optikus berjalan di atas arteri oftalmika, di atas dan medial dari arteri karotid interna. Nervus optikus kemudian melewati bagian posterior eunju sinus kavernosus untuk bergabung dalam kiasma optik.
Visual Pathway
Visual Field Defect
● Lapang pandangan adalah luas area yang terlihat oleh mata tanpa menggerakkan kepala atau mata, dan dapat dibagi menjadi lapang pandangan kanan dan kiri serta atas dan bawah (hemifields).
● Retina memiliki hubungan yang terbalik relatif terhadap titik fiksasi. Hal ini berarti bahwa lapang pandangan superior berasal dari retina inferior sedangkan lapang pandangan inferior akan berasal dari retina superior (di atas fovea). Lapang pandangan nasal akan berasal dari retina temporal sedang lapang pandangan temporal akan berasal dari retina nasal. Oleh karena itu lapang pandangan dari sisi kanan akan dipersepsi oleh retina temporal mata kiri dan retina nasal mata kanan; pun sebaliknya.
Funduscopy Direk
● Oftalmoskopi dibedakan dalam oftalmoskopi langsung/direk dan tidak langsung/indirek. Pemeriksaan dengan kedua jenis oftalmoskop bertujuan untuk menyinari bagian fundus okuli kemudian bagian yang terang di dalam fundus okuli dilihat dengan satu mata melalui celah alat pada oftalmoskopi langsung dan dengan kedua mata pada oftalmoskopi tidak langsung.
● Oftalmoskopi atau funduskopi langsung dilakukan di kamar gelap dengan pasien duduk dan dokter berdiri di sebelah mata yang diperiksa. Mata kanan diperiksa dengan mata kanan demikian pula sebaliknya. Jarak pemeriksa dan pasien adalah 15 cm. Setelah terlihat refleks merah pada pupil maka oftalmoskop didekatkan hingga 2-3 cm dari mata pasien. Untuk memperluas lapang penglihatan pasien dapat disuruh melirik ke samping, ke bawah, ataupun ke atas.
Tonometri Schiotz
● Tonometri merupakan tindakan untuk melakukan pemeriksaan tekanan intraokular dengan alat yang disebut sebagai tonometer. Tonometer Schiotz merupakan alat praktis yang sederhana, dengan pemeriksaan ini dilakukan indentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea. Bila suatu beban tertentu memberikan kecekungan pada kornea maka akan terlihat perubahan pada skala Schiotz.
● Makin rendah tekanan bola maka makin mudah bola mata ditekan, yang pada skala akan terlihat angka skala yang lebih besar. Angka skala yang ditunjuk dapat dilihat nilainya di dalam tabel untuk mengetahui kesamaan tekanan dalam mmHg.
● Pemeriksaan ini dilakukan pada posisi pasien ditidurkan horizontal, mata ditetesi dengan obat anestesi topikal atau pantocain 0,5%. Tonometer Schiotz kemudian diletakkan di atas permukaan kornea, sedang mata lainnya berfiksasi pada satu titik di langit-langit kamar pemeriksa. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena dapat mengakibatkan lecetnya kornea yang mengakibatkan keratitis dan erosi kornea.