POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
KERTAS KARYA O
L E H
JULIATI S. SITOMPUL NIM: 072204028
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIDKAN NON GELAR BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
KERTAS KARYA O
L E H
JULIATI S. SITOMPUL NIM: 072204028
PEMBIMBING
Drs. Ridwan Azhar, M. Hum Nip: 195509231982031001
Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non gelar Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma 3 dalam Program Studi Pariwisata.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIDKAN NON GELAR BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Disetujui oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Medan, Maret 2010
PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA
PENGESAHAN Diterima
PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA.
Pada : Tanggal : Hari :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DEKAN
Prof. Syaifuddin M.A.Ph.D NIP : 196509091994031004
Panitia Ujian No Nama
Tanda Tangan 1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. ( )
2. Muchtar, S.Sos, SE, MA. ( )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya dengan
baik. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma
3 Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU Bidang Keahlian Usaha Wisata.
Adapun judul kertas karya ini adalah: “Potensi Bandara Silangit dalam
Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara”.
Penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
maupun arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pariwisata
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam
penulisan kertas karya ini.
3. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku Koordinator Usaha Wisata D3
Pariwisata Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Soegeng Parmono, SE, M.Si, selaku dosen pembaca yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
5. Bapak Muchtar, S.Sos, SE, MA, selaku Sekretaris Program Studi Pariwisata
Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dalam
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara, Khususnya Staff
administrasi di Program Studi Pariwisata.
7. Kepada abang, kakak dan adik-adik penulis tercinta yang telah memberikan
dukungan baik secara moral dan material.
8. Kepada seluruh mahasiswa pariwisata angkatan 2007, khususnya mahasiswa
bidang keahlian usaha wisata yang juga telah memberikan dukungan kepada
penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah ikut membantu namun tidak bisa dituliskan namanya satu persatu.
Semoga kebaikan-kebaikannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis berharap kertas karya ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata,
penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Maret 2010
Penulis,
Juliati S. Sitompul
ABSTRAK
Perkembangan bisnis kepariwisataan di Indonesia khususnya Tapanuli Utara tidak terlepas dari peran serta dari berbagai sektor. Salah satunya aksesibilitas, karena akses berperan penting dan berdampak langsung di dunia kepariwisataan dalam mengantarkan wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata. Bandar udara pada saat ini merupakan salah satu pendukung dalam mendatangkan wisatawan. Karena dengan adanya Bandar udara maka para wisatawan dapat menggunakan pesawat terbang ke daerah tersebut. Wisatawan memilih transportasi udara karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis transportasi lainnya. Selain dari segi waktu yang relatif singkat dan tingkat kenyamanan yang cukup bervariasi, transportasi ini juga memberikan suatu pelayanan yang memuaskan pada penumpang supaya penumpang betah dan nyaman dalam melakukan perjalanan melalui transportasi udara. Oleh karena itu, bandara silangit diharapkan mampu mmemberikan pelayanan yang terbaik demi mengembangkan kepariwisataan di Tapanuli Utara.
Kata kunci: Bandar udara, Tapanuli Utara, Transportasi dan Wisatawan.
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ………. i
ABSTRAK……… iii
DAFTAR ISI……… iv
BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1
1.1Alasan Pemilihan Judul ………. 1
1.2 Pembatasan Masalah ………. 2
1.3Tujuan Penulisan ………. 2
1.4Metode Penelitian ……… 3
1.5Sistematika Penulisan ……… 3
BAB 2 URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ………. 5
2.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata ………. 8
2.2.1 Sarana Kepariwisataan ……….. 8
2.2.2 Prasarana Kepariwisataan ………..………..…….. 10
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata ………. 11
2.3.1 Jenis-Jenis Objek dan Daya Tarik Wisata ……….……… 12
BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI UTARA
3.1 Letak Geografis ……… 15
3.2 Kependudukan ………. 16
3.2.1 Penduduk ……… 16
3.2.2 Mata Pencaharian …….……….. 17
3.3 Potensi Wisata ………. 17
3.4 Sarana dan Prasarana ……… 18
BAB 4 POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA 4.1 Profil Bandara Silangit ……… 19
4.1.1 Pengertian Bandar Udara ……… 20
4.2 Potensi Bandar Udara dalam Mendukung Kepariwisataan di Tapanuli Utara ….……….. 21
4.2.1 Beberapa Objek Wisata Potensial di Tapanuli Utara ……….. 22
4.3 Peralatan dan Fasilitas Bandar Udara ……… 26
4.4 Upaya yang Dilakukan dalam Pengembangan Pariwisata ……… 27
4.5 Kendala yang Dihadapi ……… 28
4.6 Pengaruh Penyelenggaraan Pembangunan Pariwisata ………… 30
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 35
5.2 Saran……… 35
Lembar Persembahan
Give thanks With a grateful heart
Give thanks To the Holy One
And now let the weak Say “I’m strong”
Let the poor Say “ I’m rich” Because of what the lord
Has done for me
Aku mau bersyukur kepada-Mu, sebab kasih setia-Mu besar sampai kelangit, dan
kebenaran-Mu sampai ke awan-awan….
Aku persembahkan kertas karya ini sebagai ungkapan rasa cinta dan trimakasihku
kepada:
Ayahanda terkasih, P. Sitompul dan Ibunda L. Pasaribu.
Terimakasih atas segala kasih sayang, pengorbanan, dan nasehat yang selalu
membuatku lebih tegar dalam menghadapi segala persoalan hidupku.
ABSTRAK
Perkembangan bisnis kepariwisataan di Indonesia khususnya Tapanuli Utara tidak terlepas dari peran serta dari berbagai sektor. Salah satunya aksesibilitas, karena akses berperan penting dan berdampak langsung di dunia kepariwisataan dalam mengantarkan wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata. Bandar udara pada saat ini merupakan salah satu pendukung dalam mendatangkan wisatawan. Karena dengan adanya Bandar udara maka para wisatawan dapat menggunakan pesawat terbang ke daerah tersebut. Wisatawan memilih transportasi udara karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis transportasi lainnya. Selain dari segi waktu yang relatif singkat dan tingkat kenyamanan yang cukup bervariasi, transportasi ini juga memberikan suatu pelayanan yang memuaskan pada penumpang supaya penumpang betah dan nyaman dalam melakukan perjalanan melalui transportasi udara. Oleh karena itu, bandara silangit diharapkan mampu mmemberikan pelayanan yang terbaik demi mengembangkan kepariwisataan di Tapanuli Utara.
Kata kunci: Bandar udara, Tapanuli Utara, Transportasi dan Wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Pariwisata pada saat ini menjadi salah satu sektor yang berperan penting
dalam sektor perekonomian setelah sektor migas. Pariwisata juga merupakan suatu
potensi untuk meningkatkan pembangunan. Pembangunan dan pengembangan
kepariwisataan ini lebih ditingkatkan khususnya dalam rangka penerimaan devisa dan
pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, dan memperkenalkan
kebudayaan bangsa.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan
pariwisata adalah mengupayakan agar objek wisata maupun fasilitas yang ada ditata
dan dirawat agar fungsinya lebih berkembang, menggali dan mengembangkan seni
budaya untuk ditampilkan secara terencana dan berkesinambungan.
Oleh sebab itu, keinginan pemerintah maupun pihak swasta dalam
mengembangkan kepariwisataan mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya pembangunan prasaranana dan sarana pariwisata. Salah satunya
adalah dengan pembangunan infrasruktur bandara Silangit di Tapanuli Utara.
Dengan adanya pembangunan bandara Silangit, memudahkan wisatawan
dalam mengunjungi objek wisata yang ada di Tapanuli Utara sebab wisatawan dapat
menempuh perjalanan dengan waktu yang lebih singkat ke daerah tujuan wisata.
Kabupaten Tapanuli Utara menyimpan banyak potensi sosial, budaya dan
ekonomi, juga memiliki berbagai potensi alam dan sejarah yang dapat digali serta
pariwisata apabila dapat dikemas menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik dan
keunikan sehingga dapat menarik minat para wisatawan baik domestik maupun
mancanegara dengan didukung oleh adanya partisipasi dan sadar wisata baik dari
pihak masyarakat lokal, pemerintah dan dunia usaha untuk dapat menunjang
kepariwisataan lokal.
Keberadaan bandara Silangit diharapkan menjadi salah satu pendukung
pemerintah kabupaten dalam pengembangan Tapanuli Utara dalam bidang
Kepariwisataan, sekaligus diharapkan mampu memacu percepatan roda
pembangunan dan perekonomiannya.
1.2. Pembatasan Masalah
Penulisan kertas karya ini, pembahasannya dititikberatkan pada masalah
potensi bandara Silangit dalam pengembangan pariwisata di Tapanuli Utara, upaya
yang dilakukan dalam pengembangan kepariwisataan, kendala yang dihadapi dan
dampak yang diakibatkan pembangunan sarana kepariwisataan.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
a. Untuk memperkenalkan bandara Silangit yang ada di Tapanuli Utara.
b. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan
infrastruktur bandara Silangit dalam menunjang kepariwisataan di Tapanuli
Utara.
c. Sebagai bahan kajian dan masukan bagi masyarakat dan pihak-pihak yang
d. Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma 3 Program Studi Pariwisata
Fakultas Sastra USU Bidang Keahlian Usaha Wisata untuk memperoleh gelar
Diploma Ahli Madya Pariwisata.
1.4. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam menyelesaikan
kertas karya ini melalui dua cara yaitu :
a. Penelitian Perpustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dari literature seperti
buku-buku perpustakaan, majalah, diktat, perkuliahan, media internet dan brosur-brosur
yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan dengan mengadakan
wawancara langsung dengan masyarakat dan orang-orang yang terlibat dalam
pengembangan bandara Silangit.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara sistematis kertas karya ini dibagi atas 5 bab yakni sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,
BAB II: URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
Bab ini menguraikan tentang pengertian pariwisata, pengertian sarana dan
prasarana pariwisata, pengertian objek dan daya tarik wisata, dan atraksi
wisata.
BAB III: GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI UTARA
Bab ini menguraikan tentang letak geografis, keadaan penduduk, mata
pencaharian, potensi wisata serta sarana dan prasarana.
BAB IV: POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
Bab ini menguraian mengenai profil bandara Silangit, potensi bandar udara
dalam mendukung kepariwisataan di Tapanuli Utara, peralatan dan
fasilitas, upaya yang dilakukan dalam pengembangan pariwisata, kendala
yang dihadapi serta dampak negatif dan positif yang diakibatkan
pembangunan bandara silangit.
BAB V : PENUTUP
Menguraikan tentang kesimpulan penulis.
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu gejala yang kompleks dimana banyak unsur yang
terkait didalamnya seperti akomodasi, transportasi, restaurant, dan lain sebagainya.
Masing-masing unsur saling berkaitan satu sama lain dan saling melengkapi serta
mendukung.
Sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi pengganti pemasok devisa
utama setelah peran migas. Dibalik harapan yang begitu besar, Indonesia memang
memiliki potensi alam dan budaya luar biasa yang melimpah dan benar-benar layak
untuk dibanggakan sebagai tambang industri jasa pariwisata yang masih luas dan
belum banyak terjamah. Dengan keragaman kekayaan alam dan budaya inilah
pariwisata diharapkan mampu melakukan pengemasan yang berkualitas.
Pendayagunaan itu secara maksimal harus direkayasa sedemikian rupa agar tidak
merusak penyangga kekayaan alam-budaya. Sebaliknya, harus mampu secara
optimal memberi nilai tambah ekonomis bagi setiap daerah pemilik potensi wisata.
Kata pariwisata pertama sekali disusun oleh bapak Herman V. Schulalard
seorang ahli ekonomi berkebangsaan Austria, dalam tahun 1910 memberikan batasan
pariwisata bagi setiap orang yang melakukan perjalanan wisata.
Menurut herman V. Schulalard, kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan,
terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung
berhubungan dengan masuknya budaya asing, adanya pendiaman dan bergeraknya
Secara etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu : pari,
artinya berkali-kali, berputar-putar, dan keliling. Sedangkan wisata, artinya
perjalanan atau bepergian. Jadi jika digabungkan pariwisata adalah perjalanan
keliling atau perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.
Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti: 1990), mengemukakan bahwa pariwisata
adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan secara sadar dan mendapatkan pelayanan
secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar
negeri) yang meliputi kediaman orang-orang daerah lain (Negara/benua) untuk
sementara waktu dalam mencari sesuatu kepuasan yang beraneka ragam yang
berbeda-beda dengan apa yang dialaminya di tempat dimana ia memperoleh
pekerjaan tetap.
Prof. Salah Wahab juga mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya
memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari tiga unsur yaitu :
Manusia (Man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata, kemudian Ruang
(Space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan, serta Waktu
(Time), yaitu waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah
tujuan wisata.
Bagi suatu negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang
menghasilkan produk yang dikonsumsi di tempat tujuan, maka ini dapat dianggap
sebagai export yang tidak kelihatan (invisible-exports), dan manfaat yang diperoleh
dapat berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan kehidupan sosial
masyarakat. Dari berbagai usaha pariwisata inilah yang membentuk industri
Adapun pengertian industri pariwisata adalah:
a. Secara Umum
Industri pariwisata adalah kumpulan berbagai perusahaan yang secara
bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan pada
khususnya dan travelers pada umumnya dalam perjalanan.
b. Menurut Prof. Ir. Kusudianto Hadiroto
Industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi baik pemerintah maupun
swasta yang terkait dalam pengembangan produksi dan pemasaran produk
suatu layanan yang memenuhi kebutuhan orang-orang yang bepergian
(pelancong).
c. Menurut Dr. Hunzieker
Tourism Enterprices all business with by combining varies means of
production, provide good and services of a specially torist nature.
Yang termasuk dalam industri pariwisata adalah:
- Tour Operation
- Accomodation
- Transportation
- Catering Bar, Restaurant
- Souvenir Shop
- Money Changer
2.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata
Seorang wisatawan yang melakukan perjalanan wisata terlebih dahulu ia
ingin mengetahui tentang:
a. Fasilitas Transportasi
Membawa dari dan ke daerah tujuan wisata yang ingin dikunjungi.
b. Fasilitas Akomodasi
Merupakan tempat tinggal sementara di daerah atau tempat tujuan yang
dikunjunginya.
c. Fasilitas Catering Service
Memberi pelayanan mengenai makanan dan minuman.
d. Objek dan Atraksi Wisata
Objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi.
f. Fasilitas Perbelanjaan
Wisatawan dapat membeli barang-barang pada umumnya dan souvenir pada
khususnya.
g. Aktivitas Rekreasi
Kegiatan yang dilakukan sebelum kita mempromosikan suatu daerah tujuan
wisata.
2.2.1 Sarana Kepariwisataan
Pengertian sarana kepariwisataan secara umum adalah semua bentuk
perusahaan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, namun perusahaan
Sarana kepariwisataan terbagi atas 3 macam (Suwantoro:1997), yaitu:
A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure), adalah Perusahaan
yang usahanya sangat tergantung pada kedatangan wisatawan. Adapun
perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan-perusahaan yang usaha
kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan suatu perjalanan wisata seperti:
travel agent dan tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis
akomodasi lainnya, restaurant dan bar, serta objek wisata dan atraksi wisata.
Ketentuannya apabila tidak ada wisatawan, maka perusahaan tersebut tidak dapat
beroperasi sebagaimana biasanya.
B. Sarana Pelengkap kepariwisataan (Suplementing Tourism Suprastructure), adalah
perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya
tidak hanya melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat
membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal di daerah yang
dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Sarana olah raga,
seperti lapangan tennis, lapangan golf, kolam renang, daerah perburuan,
pelayaran dan sebagainya.
C. Sarana ketangkasan, seperti billiard, jackpot dan sebagainya.
Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure), adalah
perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang berfungsi
tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal dan lebih penting agar
wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Night Club
- Discotique
- Dan lain sebagainya
2.2.2 Prasarana Kepariwisataan
Pengertian prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang dapat
memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan lancer sedemikian rupa,
sehingga dapat memudahkanmanusia untuk dapat memenuhi kebutuhan.
Prasarana kepariwisataan ada 2 yaitu:
a. Prasarana Umum (General Infrastructure), yaitu prasarana yang menyangkut
kebutuhan orang banyak (umum) yang pengadaannya bertujuan untuk membantu
kelancaran roda perekonomian. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
- Sistem penyediaan air bersih
- Pembangkit tenaga listrik
- Sistem jaringan jalan raya dan rel kereta api
- Sistem irigasi
- Sistem Telekomunikasi
- Airport, Pelabuhan laut, Terminal, Stasiun
b. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life), yaitu prasarana
yang menyangkut kebutuhan orang banyak, termasuk dalam kelompok ini adalah
rumah sakit, apotik, kantor pos, bank, pompa bensin, administrasi pemerintah
(polisi dan pengadilan), pemerintahan umum dan bahan legislatif lainnya.
Pembagian prasarana kepariwisataan adalah sebagai berikut:
1. Receptive Tourist Plan, yaitu segala bentuk badan usaha atau organisasi yang
kegiatan khususnya untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu
- Perusahaan yang kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan
bagi orang yang melakukan perjalanan wisata, misalnya Tourist Information
Centre.
- Badan/Organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan promosi dan
propaganda tentang suatu daerah tujuan wisata.
2. Residental Tourist Plan, yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan
para wisatawan untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah:
- Semua bentuk akomodasi yang diperuntukkan bagi wisatawan seperti hotel,
pension, cottages dan sebagainya.
- Rumah makan, restoran, cafeteria, bar dan sebagainya.
3. Recreative and sportive plan, yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk
tujuan rekreasi dan olah raga. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas
main golf, main ski, kolam renang, perahu layar, surfing, lapangan tennis dan
lain-lain.
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan/atau aktivitas dan
fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung
untuk datang ke suatu daerah/tempat tertentu.
Daya tarik yang tidak atau belum dikembangan semata-mata hanya
merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata,
atau fasilitas. Oleh karena itu, suatu daya tarik dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik
wisata.
Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa
adanya daya tarik disuatu areal/daerah tertentu, maka kepariwisataan akan sulit untuk
dikembangkan. Pariwisata biasanya akan lebih cepat berkembang atau
dikembangkan, jika disuatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya
tarik wisata.
2.3.1 Jenis-Jenis Objek dan Daya Tarik Wisata
Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam
sistem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke
dalam tiga bagian:
a. Daya Tarik Alam
Daya tarik alam ialah segala sesuatu yang behubungan dengan alam,
misalnya flora dan fauna, air, pegunungan, dan sebagainya.
Beberapa alasan mengapa alam menarik bagi wisatawan
• Banyak wisatawan yang tertarik oleh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
di alam terbuka. Misalnya di daerah pegunungan wisatawan itu bisa mendaki
gunung, berkuda, dan lain-lain.
:
• Seseorang yang melakukan perjalanan ingin terbebas dari rutinitas sehari-hari
sehingga mungkin ia mengunjungi tempat-tempat yang memberikan suasana
• Alam juga sering menjadi bahan studi untuk wisatawan budaya. Untuk
berbagai keperluan wisatawan ini meneliti, mengamati, bagaimana keunikan,
keanekaragaman yang ditawarkan oleh alam.
b. Daya Tarik Budaya
Budaya sangat penting perananya dalam pariwisata. Salah satu hal yang
menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan
untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain. Istilah “budaya” bukan saja
mengarah pada seni atau sastra tetapi juga keseluruhan cara hidup yang dipraktikkan
manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Adapun sumber daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik
wisata diantaranya:
• Bangunan bersejarah, situs, monumen, galeri seni, situs budaya kuno, dan
lain-lain.
• Seni dan patung, arsitektur, pusat kerajinan tangan, pusat desain, dan
lain-lain.
• Seni pertunjukan, drama, lagu daerah, tari, festival, atau even khusus lainnya.
• Peninggalan keagamaan seperti pura, candi, masjid, dan lain-lain.
• Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, alat-alat
tradisional, cara kerja, dan sebagainya.
• Perjalanan ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik
contohnya: dokar.
• Mencoba kuliner khas daerah yang dikunjungi. Melihat persiapan, cara
c. Daya Tarik Buatan Manusia
Manusia juga memiliki potensi untuk menciptakan hal-hal yang menjadi daya
tarik bagi wisatawan. Dengan imajinasi dan kreatifitas manusia dapat menciptakan
produk wisata yang mampu menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya dibukanya Dunia
Fantasi sebagai tempat rekreasi.
2.4 Pengertian Atraksi Wisata
Atraksi wisata adalah atraksi yang diidentifikasikan dalam suatu penelitian
dan telah dikembangkan menjadi atraksi wisata yang berkualitas.
A) Atraksi dapat digolongkan menjadi:
1. Atraksi resource-based, yang unik, langka, dan tidak ada di daerah-daerah
tujuan wisata yang berdekatan. Jenis atraksi ini memiliki daya tarik yang kuat
untuk mendatangkan wisatawan. Contohnya: Candi Borobudur.
2. Atraksi consumer oriented, seperti kolam renang, air terjun, dan sebagainya.
Atraksi ini memiliki daya tarik pengunjung lokal dan kurang menarik perhatian
wisatawan jarak jauh.
3. Atraksi Primer atau atraksi utama, mendapatkan prioritas untuk
dikembangkan. Bersamaan dengan pengembangan atraksi primer turut juga
dikembangan atraksi sekunder. Dengan demikian dapat menahan wisatawan
untuk tinggal lebih lama di suatu daerah tujuan wisata.
B) Atraksi dapat dibedakan sebagai:
1. Atraksi geografis daerah, yang diperhatikan dalam usaha pengembangan
daerah.
2. Peristiwa menarik, seperti festival Borobudur, festival Danau Toba. Peristiwa
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI UTARA
3.1 Letak Geografis
Kabupaten Tapanuli Utara secara geografis terletak diantara 1° 20' - 2° 41'
Lintang Utara dan 98° 05 - 99° 15' Bujur Timur dengan Tarutung sebagai ibukota
Kabupaten. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba
Samosir di sebelah utara, Kabupaten Tapanuli Selatan di sebelah selatan, Kabupaten
Tapanuli Tengah di sebelah barat dan Kabupaten Labuhan Batu di sebelah timur.
Kabupaten Tapanuli Utara secara administratif terdiri dari 16 kecamatan dengan 213
desa dan 11 kelurahan, luas wilayah 364.557.79 Ha.
Sesuai dengan UU Drt. No. 7 Thn 1956, di daerah propinsi dibentuk daerah
otonom kabupaten. Salah satu kabupaten yang dibentuk dalam UU Drt. tersebut
adalah Kabupaten Tapanuli Utara.
Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk
meningkatkan daya guna pemerintahan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di
daerah ini, maka pada tahun 1964 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2
(dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi. Pemekaran Kabupaten
Dairi dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Dairi.
Pada tahun 1998 untuk kedua kalinya Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan
menjadi 2 (dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba
Samosir, sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Daerah
Kemudian pada tahun 2003, Kabupaten Tapanuli Utara untuk yang ketiga
kalinya dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan
Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten
Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Pemekaran wilayah kabupaten ini
dimaksudkan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan kepada
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan serta untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat di daerah ini.
3.2 Kependudukan
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan
sebagaimana tertuang dalam GBHN. Untuk itu pemerintah telah melaksanakan
berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah kependudukan. Usaha-usaha
yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi telah
dilakukan. Selain itu dengan mulai diberlakukannya otonomi daerah, diharapkan
dapat mengurangi perpindahan penduduk. Usaha untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk juga telah dilakukan melalaui Program Keluarga Berencana yang dimulai
awal tahun 1970-an.
3.2.1 Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2006 sebesar
262.642 jiwa yang terdiri dari 130.429 jiwa laki-laki dan 132.213 jiwa perempuan.
Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006 sebesar 98,65 ini berarti
penduduk laki-laki. Sedang tingkat kepadatan penduduk relatif rendah, yaitu 69,23
penduduk per kilometer persegi.
3.2.2. Mata Pencaharian
Sektor Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah ini, baik
sebagai penghasil nilai tambah maupun sumber penghasilan. Beberapa jenis tanaman
pangan diusahakan di Kabupaten Tapanuli Utara seperti padi, jagung, kacang tanah,
ubi jalar dan ubi kayu. Tanaman buah-buahan yang produksinya besar di daerah ini
adalah nenas, jeruk dan durian. Terutama nenas dan jeruk produksinya cukup besar
untuk pasokan industri pengolahan buah.
Komoditi perkebuan yang banyak diusahakan masyarakat Tapanuli Utara
diantaranya adalah kopi, karet dan kemenyan. Jenis ternak yang diusahakan di
Tapanuli Utara adalah kerbau, babi dan itik. Populasi ternak babi cukup menonjol di
daerah ini dan perkembangannya dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk mengusahakan ternak tersebut cukup
besar karena didukung oleh kondisi dan lingkungan daerahnya.
3.3 Potensi Wisata
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki berbagai potensi alam, budaya dan
sejarah yang dapat digali serta dilestarikan menjadi salah satu aset dalam mendukung
pengembangan sektor pariwisata.
Obyek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah obyek wisata air panas
yang ada di daerah Hutabarat, Sipoholon, Sait Nihuta, Ugan. Juga ada pemandian air
soda yang sangat terkenal karena pemandian seperti ini hanya ada 2 didunia yaitu di
Selain itu Kabupaten Tapanuli Utara juga memiliki obyek wisata rohani yaitu
Salib Kasih Siatas Barita dan Monumen Sejarah misionaris Kristen yang
dibanggakan dan terkenal, makam misionaris Munson dan Lyman di Lobupining
Kecamatan Adian Koting, gereja dame dan kantor pusat HKBP Pearaja dan makam
Pendeta Johanes Siregar dikecamatan Muara. Untuk mendukung kepariwisataan di
Kabupaten Tapanuli Utara, maka dukungan dunia usaha akomodasi termasuk hotel
sangat menentukan.
3.4 Sarana dan Prasarana
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki sarana dan prasarana transportasi darat
dan udara, disamping itu tersedia sarana dan prasarana lain seperti hotel, listrik,
telekomunikasi dan air bersih. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Tapanuli
Utara telah memiliki listrik PLN, namun untuk air minum baru beberapa kecamatan.
HOTEL DAN PENGINAPAN
- Glory Hotel Tarutung - Penginapan Salomo Salib Kasih Siatas Barita
- Bali Hotel Tarutung - Penginapan Parsoran
- Perdana Hotel Tarutung - Losmen Segar Tarutung
- Safari Hotel Tarutung - BBC ( sibole-bole Café ) Hotel
- Kenari Hotel Tarutung - Losmen Bahagia
- Palapa Hotel tarutung - Losmen Murni Tarutung
BAB IV
POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
4.1 Profil Bandara Silangit
Bandar Udara Silangit adalah
kabupaten Tapanuli Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Bandara Silangit saat
ini sudah dapat didarati berbagai jenis pesawat, diantaranya pesawat jenis CN – 235,
Fokker 50, dan bahkan Fokker 28 seri 4000.
Bandara ini mulai dibangun di masa penjajahan Jepang. Karena masalah
biaya yang terkendala pembangunan ini sempat berhenti. Pembangunan kembali
bandara mulai dilakukan lagi pada tahun 1995-1997 dengan membuat landasan pacu
sepanjang 900 meter. Lalu tahun 2003-2004, dengan menggunakan dana APBN dan
APBD sebesar Rp 23 miliar akhirnya memiliki landasan pacu 1.600 meter.
Departemen Perhubungan terus menambah panjang Run Way (Landasan
Pacu). Jika semula panjang Run Way Bandara tersebut masih 1.850 meter x 30
meter, saat ini sudah menjadi 2.250 meter x 30 meter, Sekaligus membangun
berbagai fasilitas pendukung penerbangan.
Bandara Silangit dalam beberapa tahun ke depan diproyeksikan menjadi salah
satu bandara alternatif terkemuka di Sumut. Berbagai langkah strategis sudah
dipersiapkan ke arah itu, termasuk membuka kemungkinan memperluas jangkauan
pelayanan keluar Sumatera.
Penerbangan perdana pesawat Susi Airlines dari bandara Polonia Medan ke
berlangsung sukses. Penjualan tiket tersedia di loket Susi Air di bandara Silangit atau
di kantor Dishub Taput di Terminal kota Tarutung. Adapun tarif penerbangan
Polonia-Silangit dan sebaliknya adalah Rp 300 ribu per flight. Sedangkan jadwal
penerbangan setiap hari, kecuali Jumat dan Senin, berangkat dari Medan pukul 12.30
WIB, tiba di Silangit 13.10 WIB, berangkat dari Silangit pukul 13.20 WIB, tiba di
Medan pukul 14.00 WIB.
4.1.1 Pengertian Bandar Udara
Bandara atau bandar udara yang juga popular disebut dengan istilah airport
merupakan sebuah fasilitas dimana pesawat terbang seperti pesawat udara dan
helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu Bandar udara yang paling
sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan
helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai
fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya
seperti bangunan dan hanggar.
Pengertian bandar udara secara umum adalah lapangan terbang yang
dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun
penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
Sedangkan defenisi Bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura I
adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara
untuk masyarakat.
4.2 Potensi Bandar Udara dalam Mendukung Kepariwisataan di Tapanuli Utara
Objek wisata yang memiliki sumber daya potensial belum tentu dapat
dikembangkan sampai adanya akses. Salah satu pendukung berkembangnya
pariwisata di suatu daerah adalah dengan adanya aksesibilitas. Salah satunya dengan
adanya bandar udara.
Perjalanan menuju objek-objek wisata tidak akan menjadi keluhan lagi bagi
para masyarakat, terutama wisatawan. Turis yang ingin menikmati objek wisata akan
lebih mudah karena akses transportasi udara mulai terbuka.
Bandara Silangit memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung
pengembangan pariwisata di Tapanuli Utara. Karena letak bandara yang sangat
srategis dengan objek-objek wisata yang ada di Tapanuli Utara.
Prospek bandara ini sebenarnya sangat besar jika bandara Silangit ini bisa
didarati Pesawat seperti Boing 737, karena diyakini para masyarakat yang hendak ke
Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Mandailing, Kab. Sibolga, Nias, Tapanuli Utara,
Padanglawas, Toba Samosir serta Kabupaten sekitar Danau Toba lainnya dan
kota-kota lainnya di kawasan Barat Sumatera Utara akan beralih ke bandara ini, termasuk
Pembangunan bandara Silangit yang strategis dengan panorama indah sumber
daya alamnya akan mendukung Kabupaten Tapanuli Utara sebagai daerah wisata.
Oleh karena itu, dengan adanya bandara akan membuka mata dunia untuk menarik
banyak pengunjung. Semakin banyak orang datang berkunjung ke daerah ini, maka
daerah ini pun akan berkembang lebih maju. Dengan adanya bandara tersebut juga
diharapkan akan lebih mudah mengajak para investor dan menjadi hal yang sangat
menarik bagi para usahawan untuk membuka usaha seperti hotel, restoran, toko
souvenir, dan juga Biro Perjalanan Wisata apabila pelayanan penerbangan keluar
Sumatera Utara telah terbuka.
Dengan demikian, pengusaha di daerah-daerah, akan lebih mudah
memperoleh modal kerja untuk memulai, melanjutkan dan memperbesar usahanya.
Dengan tumbuhnya berbagai kegiatan usaha, maka kemampuan untuk menyerap
tenaga kerja juga akan makin besar.
4.2.1 Beberapa Objek Wisata Potensial di Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki berbagai potensi alam, budaya dan
sejarah yang dapat digali serta dilestarikan menjadi salah satu aset dalam mendukung
pengembangan sektor pariwisata. Potensi tersebut berhubungan dengan daya tarik
dan nilai objek wisata yang tersebar di beberapa kecamatan yang terdiri dari objek
wisata rohani atau agama, wisata alam atau rekreasi, sejarah dan budaya, obyek
wisata hutan atau kebun. Beberapa diantaranya adalah:
A. Wisata Air Panas
Sumber air panas yang di dalamnya terdapat kandungan belerang dan soda
Sipoholon dan Pagaran. Lokasi sumber air panas ini sebagian telah dikembangkan
dan diolah secara komersial untuk sarana mandi umum. Di kawasan kota Tarutung
terdapat beberapa obyek wisata air panas, seperti : Air panas Hutabarat, Air panas
Sipoholon, Air panas Sait Ni Huta dan Air panas Ugan. Khusus air panas Sipoholon
telah menjadi tempat persinggahan (stop over) para wisatawan yang mengadakan
paket perjalanan wisata ke Medan, Parapat, Tarutung, Padang dan Sibolga
B. Wisata Rohani
Obyek wisata agama salib kasih Siatas Barita terletak di Kecamatan Siatas
Barita. Kawasan obyek wisata ini merupakan tempat beristirahat pertama misionaris
Nommensen setelah sampai di Rura Silindung pada 11 Nopember 1863.
Dari puncak bukit Siatas Barita, DR.Ingwer Ludwig Nommensen berdiri
memandang ke arah Rura Silindung di bawahnya. Ia terpaku dan takjub akan
keindahan panorama Tano Batak. Maka Iapun berdoa , "Hidup atau mati, biarlah aku
tinggal di tengah-tengah bangsa ini untuk menyebarkan firmanmu dan kerajaanMu."
Demikianlah peristiwa pada tahun 1863, ketika missionaris agama Kristen
asal Jerman itu mengawali babak kehidupan baru bagi orang-orang Batak yang
belum mengenal agama Kristen. Nommensen wafat tanggal 23 Mei 1918,
dimakamkan di desa Sigumpar sekitar 60 Km utara Tarutung.
Pada tahun 1993/1994, sebagai penghormatan dan penghargaan atas jasa-
jasanya, maka Pemda Tapanuli Utara membangun Salib Kasih dengan tinggi 31
meter di puncak bukit Siatas Barita. Pada waktu-waktu tertentu masyarakat Batak
Obyek wisata ini merupakan primadona yang diminati dan ramai dikunjungi
wisatawan manca negara maupun wisatawan lokal terutama pada hari-hari besar
keagamaan dan hari libur.
C. Wisata Air Soda
Pemandian Air Soda yang satu ini adalah merupakan salah satu objek wisata
di Tarutung yang berlokasi di desa Parbubu, Kecamatan Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara.
Pemandian Air Soda di dunia hanya ada dua yakni di Tarutung dan satu lagi
berada di Venezuela, yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit kulit. Di samping
itu bila dirasakan dengan lidah rasanya asam, jauh berbeda dengan air biasa. Debit
airnya sangat banyak, dan terus menerus berganti serta tidak kunjung habis. Lokasi
pemandian tersebut berada di areal persawahan dan merupakan posisi yang unik
karena diwarnai dengan pemandangan yang indah.
D. Panorama Huta Ginjang
Lokasi panorama Huta Ginjang terletak sekitar 38 km dari kota Tarutung atau
hanya 11 km dari Bandara Silangit dan kampus Bumi Pendidikan UNITA
(Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli) Silangit. Apabila pengunjung berada di
Huta Ginjang Taput tidak jauh berbeda apabila berada di objek wisata Sipinsur, Desa
Pearung Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan. Karena dari
kedua objek wisata itu dapat melihat langsung enam kabupaten yaitu Taput,
Humbang Hasundutan, Tobasa, Samosir, Dairi dan Simalungun. Berdiri di lokasi
Huta Ginjang seakan berada di angkasa raya. Karena dari lokasi itu dapat
sebagai pulau mangga karena sesuai dengan data masyarakat setempat semuanya
punya pohon mangga.
Huta Ginjang yang mempunyai panorama yang sangat indah dapat kita lalui
dengan menelusuri jalan berbelok, seraya menikmati pemandangan indah
persawahan dan perumahan, kita akan sampai dengan hitungan belasan menit di
Muara yang jaraknya hanya 21 km dari jalan negara. Kecamatan Muara memiliki
pantai yang cukup landai dan telah berkembang menjadi kota wisata pantai apalagi
dengan hadirnya hotel bintang tiga Sentosa Lake Resort milik putra asli Muara
Samsul Sianturi SH. Di samping pusat wisata di kawasan Muara, kota ini juga
merupakan pintu gerbang masuk karena dapat ditempuh melalui jalur darat maupun
jalur Danau Toba. Kemudian menyebar ke objek wisata lain yaitu Pulau Sibandang
dan Istana Raja Sisingamangaraja XII di Baktiraja. Jadi apabila pengunjung pergi ke
Baktiraja untuk mengenang Pahlawan Nasional Raja Sisingamangraja XII dapat
melalui Muara. Tidak ketinggalan, pengusaha asal Siborongborong Ir Berman
Sianturi juga telah membangun hotel Roma Anugrah berbiaya Rp 6 miliar di Jalan
Balige Kecamatan Siborongborong. Yang bisa menampung para pengunjung ke
wilayah Tapanuli Utara.
Keindahan Huta Ginjang dan Muara tidak perlu diragukan lagi, karena
dikelilingi oleh bukit-bukit terjal diantara hijaunya lembah dan keindahan danau
yang membentang serta sejuknya udara pegunungan. Sehingga dengan hadirnya
objek-objek wisata di Taput menjadi salah satu daerah tujuan wisata unggulan di
4.3 Peralatan dan Fasilitas Bandar Udara
Setiap peralatan dan fasilitas yang dioperasikan pada Bandar udara harus
dipelihara sehingga memenuhi standar yang berlaku. Inspeksi terhadap bandara
untuk memastikan bahwa bandara dapat melayani pesawat udara dengan selamat,
terutama pada keadaan:
• Setelah terjadi angin kencang, badai dan cuaca buruk lainnya;
• Setelah terjadinya kecelakaan atau insiden pesawat udara di bandara.
• Saat diminta oleh Dirjen Perhubungan Udara.
Fasilitas pergerakan pesawat udara, antara lain:
a. Landasan pacu (runway)
Pada umumnya, landasan pacu (runway) dan landasan-hubung (taxiway)
harus diatur untuk memberikan pemisahan yang secukupnya dalam pola lalu-lintas
udara, memberikan keterlambatan dan gangguan sekecil mungkin dalam operator
pendaratan, gerakan di landas hubung dan lepas landas juga untuk memberikan jarak
landas hubung yang sependek mungkin dari daerah terminal menuju ujung landas
pacu serta memberikan jumlah landas hubung yang cukup sehingga pesawat yang
mendarat dapat meninggalkan landasan pacu secepat mungkin dan mengikuti rute
yang paling pendek ke daerah terminal.
b. Jalan penghubung landasan pacu (taxiway)
Fungsi utama landasan hubung adalah untuk memberikan jalan masuk dari
landasan pacu ke daerah terminal dan hanggar pemeliharaan atau sebaliknya. Landas
hubung harus diatur sedemikian rupa sehingga pesawat yang baru mendarat tidak
c. Apron
Pada Bandar udara yang sibuk, harus disediakan apron tunggu (holding) dan
pemanasan yang berdekatan dengan ujung-ujung lepas landas dari landasan pacu.
Apron-apron tersebut harus dirancang untuk menampung tiga atau mungkin empat
pesawat dengan ukuran maksimum yang diantisipasi akan mendarat, dengan ruangan
yang cukup sehingga satu pesawat dapat melewati yang lain.
Alat Bantu visual di Bandara, antara lain:
Marka
Rambu dan tanda yang ada di runway, taxiway dan apron; alat bantu yang
berupa lampu di bandara dan sekitarnya termasuk lampu untuk halangan
(obstacle) yang ada disekitar bandara.
4.4 Upaya yang Dilakukan dalam Pengembangan Pariwisata
Pengembangan akan membutuhkan panduan yang luas dan pengalaman,
sehingga akan membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang terdiri dari kelompok spesialis
yang terbagi dalam kategori-kategori yang luas seperti dari service-service teknik,
spesialis marketing, orang-orang yang membuat rencana dan ahli-ahli ekonomi.
Umumnya yang lebih dominan ialah seperti spesialis ahli-ahli pengembangan yang
termasuk:
♦ Ahli-ahli dagang
♦ Orang-orang yang membuat rencana fisik
♦ Ahli-ahli ekonomi
♦ Ahli mesin infrastucture
♦ Ahli-ahli gambar dan designer-designer
♦ Ahli-ahli hukum
Selain faktor individunya, hal- hal yang perlu dipertimbangkan juga adalah
daerah yang menjadi tujuan wisata. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan objek dan daya tarik wisata ini antara lain:
a. Penerapan zonasi
b. Fasilitas usaha terkonsentrasi atau mengelompok, bisa disebut sebagai visitor
center, yang terdiri dari pusat informasi, ios, rumah makan, ruang
pandang-dengar museum, P3K, WC atau MCK, tempat parkir, akomodasi dan lain-lain.
c. Fasilitas lain di dalam taman, jaln setapak, scenic-viewpoints. Tempat berteduh,
area piknik, MCK, tempat sampah, rambu-rambu penunjuk arah, lahan
perkemahan.
d. Bentuk bangunan dan bahan bangunan harus sesuai dengan lingkungan alam
sekitar.
4.5 Kendala yang Dihadapi
Kemajuan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat di suatu daerah,
tidaklah semata-mata tergantung kepada modal dan fasilitas. Karena pada akhirnya,
kualitas sumber daya manusianya juga yang akan menentukan. Sumber daya manusia
yang baik adalah, mereka yang benar-benar memiliki etos kerja yang tinggi, yang
terampil, yang dilandasi oleh kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dan norma-norma
hukum. Di samping itu, sikap ramah tamah dan rendah hati juga sangat perlu untuk
dikembangkan. Hal ini tidak saja menjadi modal yang penting dalam setiap kegiatan
menunjukkan kepada orang lain, bahwa kita adalah masyarakat yang penuh rasa
persahabatan, jujur dan dapat dipercaya.
Masyarakat juga harus mampu menunjukkan kepada orang lain, bahwa
mereka adalah masyarakat yang ramah dan rendah hati. Salah satu faktor yang
menyebabkan suatu daerah gagal dalam mengembangkan pariwisata adalah,
disebabkan kekhawatiran bangsa-bangsa lain terhadap masyarakat kita. Kita sering
dianggap tidak ramah, kurang bersahabat dan kurang menciptakan rasa aman kepada
wisatawan asing yang datang berkunjung.
Masyarakat harus berani menerima kritik yang disampaikan orang lain, demi
untuk perbaikan dan kemajuan daerah itu sendiri. Keramahtamahan dan sikap hormat
menghormati adalah kunci keberhasilan dalam mengembangkan pariwisata. Akan
sia-sia potensi besar yang dimiliki, seperti keindahan alam dan keunikan budaya,
jika anggapan-anggapan negatif masih melekat pada wisatawan, baik wisatawan
domestik, apalagi wisatawan mancanegara.
Suatu hal yang harus diingatkan kepada semua pihak, yang terlibat dalam
pengelolaan bandar udara ini ialah, perlunya menegakkan dan memelihara budaya
disiplin. Disiplin itu tidak saja harus ditegakkan kepada manajemen dan teknisi
pengoperasian bandar udara ini, tetapi juga kepada warga masyarakat. Masyarakat
harus mengakui bahwa pelayanan di berbagai bandar udara yang ada, baik domestik
maupun internasional, sering kurang memuaskan. Hal yang kurang sempurnanya
4.6 Pengaruh Penyelenggaraan Pembangunan Pariwisata
Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk memberikan manfaat kepada
pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Tujuan ini sangat luhur dan positif, namun pada kenyataannya seringkali
muncul berbagai permasalahan teknis meskipun sepertinya perencanaan yang dibuat
telah dianggap sempurna. Permasalahan seperti ini sering terjadi disegala bidang
pembangunan. Berikut ini adalah beberapa pengaruh yang ditimbulkan pembangunan
kepariwisataan dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan.
a) Pengaruh di Bidang Ekonomi
Karakteristik ekonomi dari pariwisata menjelaskan macam-macam dampak
dari pariwisata yang dimiliki pariwisata. Ada dua macam dampak. Pertama,
wisatawan tidak menghasilkan jumlah yang banyak. Kedua, permintaan dipengaruhi
oleh suatu musim. Ini berarti bahwa dalam beberapa bulan ada aktifitas besar
sementara bulan-bulan berikutnya hanya ada pergerakan kecil dalam berbisnis.
Terdapat beberapa perhatian ekonomi tentang kepariwisataan:
• Inflasi dan Nilai Tanah
Kemajuan pariwisata menaikkan harga tanah dan harga barang juga
pelayanan.
• Sifat musiman
Kebanyakan wisatawan lokal adalah musiman: fasilitas keramah-tamahan
banyak dilupakan pada musim sepi. Ketersediaan modal dalam jumlah besar
tetap dibutuhkan untuk membangun fasilitas tersebut.
Kepariwisataan dijuluki sebagai industri tidak berasap yang membutuhkan
sedikit pelayanan masyarakat. Sekolah tidak akan dibangun untuk anak-anak
turis, walau mereka harus konsentrasi pada anak-anak pekerja yang dibawa
ketempat kerjanya.
• Nilai Kesempatan
Ketika pemerintah menginvestasikan sumber langka dalam mendorong
kemajuan pariwisata, mereka mendahulukan kesempatan untuk
menginvestasikan uang tersebut ke sektor lain yang mungkin lebih produktif.
Hal ini dikenal dengan nilai kesempatan.
• Pariwisata yang Sangat Bebas
Banyak yang setuju bahwa tidakbaik pariwisata hanya berdasarkan ekonomi.
Pertumbuhan wisata adalah akibat dari perubahan dalam kenaikan harga dan
perubahan mode, masalah politik, dan persediaan energi.
b) Pengaruh di Bidang Sosial
Dalam penambahan banyak pengaruh sosial bahwa yang pariwisata berada
dalam daerah asal, ada pengaruhnya bagi manusia akibat interaksi pemilik, penduduk
dan tamu.
• Kepadatan Wisatawan
Seringkali jumlah wisatawan yang berkumpul atau yang berkunjung
menumpuk pada suatu waktu. Aspek musiman pada pariwisata banyak terjadi
di daerah tujuan wisata. Wisatawan berpusat pada daerah tujuan wisata
• Pengaruh Perilaku Wisatawan
Perilaku wisatawan di tempat tujuan wisata tercatat memberikan pengaruh
pada masyarakat lokal. Pengaruh perilaku wisatawan mendorong masyarakat
lokal untuk bekerja dan menegejar sesuatu yang mereka tidak punya sesuatu
yang baru dan dampak baik yang dikenakan atau dilakukan wisatawan.
Akibatnya. Tidak jarang wisatawan diperlakukan berbeda dari kebiasaan
penduduk lokal untuk menarik perhatian wisatawan.
• Migrasi
Secara ekonomi dan mencoba meraih peluang ekonomi dan perjalanan
wisatawan, masyarakat pedesaan turut ambil bagian dengan bekerja di bidang
jasa di tempat-tempat tujuan wisata, sehingga tidak sedikit diantara mereka
yang meninggalkan kampong halamannya untuk pekerjaan ini. Hal ini dapat
menjadi masalah dalam menjaga kebutuhan tenaga kerja di bidang pertanian.
Pekerja migrasi dari desa ke kota dan dari satu negara ke negara lain,adalah
dampak kepariwisataan.
• Penurunan Moral Masyarakat
Adanya kegiatan kepariwisataan memberi pengaruh pada:
a. Kejahatan: terdapat hubungan antara pariwisata dengan kejahatan.
Manusia yang membawa masyarakat uang cenderung mengundang
kejahatan. Pengaruh lain disekitarnya seperti perampokan, pencurian,
perusakan, obat-obatan, alcohol, serta perilaku negative lainnya.
b. Perjudian: di beberapa Negara ini menjadi hiiburan, tetapi dampak
c. Pelacuran/seks bebas: ini sangat merusak moral masyarakat, dan sangat
berpeluang untuk menyebarkan penyakit.
c) Pengaruh Terhadap Kebudayaan
Kebudayaan manusia terdiri dari kepercayaan, nilai, sikap dan kelakuan.
Kebudayaan mempunyai cara pengungkapan yang berbeda seperti pekerjaan,
pakaian, arsitektur, kerajinan, sejarah, budaya, bahasa, pendidikan, tradisi, kegiatan
mengisi waktu luang, kesenian, musik, dan kesukaan lainnya.
Mengembangkan kebudayaan dan mengganti kebudayaan asli akan membuat
kebudayaan utama beradaptasi dengan perubahan jaman. Proses kepariwisataan
dipercepat karena ini dapat memperkenalkan kontak antara dua masyarakat yang
berbeda. Dalam proses, kedua masyarakat ini mulai berubah.
Biasanya penerimaan ini terjadi ketika kebudayaan yang kuat datang ke
kebudayaan yang lemah, lalu yang lemah akan terpengaruh akan kebudayaan yang
kuat. Pariwisata banyak melibatkan turis dari yang kuat. Masyarakat yang
kebarat-baratan adalah pengunjung yang miskin, juga negara yang kurang mengadakan
pengembangan. Kebudayaan merupakan satu-satunya yang akan berubah melalui
percampuran.
d) Pengaruh Terhadap Lingkungan
Pembangunan kepariwisataan, seperti pembangunan lainnya mempunyai
dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut bisa positif atau negatif. Dalam
pembangunan area pariwisata, pembangunan lebih mendekati pada hal negatif.
Kondisi lingkungan yang natural adalah merupakan atraksi utama bagi wisatawan.
yang menawarkan film menyenangkan dan memiliki aksesibilitas yang tinggi, rumah
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bandar udara merupakan tempat yang dijadikan sarana pengenalan dan
kadang dijadikan miniatur keadaan suatu negara ataupun wilayah dimana tempat
tersebut adalah pintu masuk bagi pendatang yang menggunakan jasa transportasi
udara yang hendak melaksanakan kegiatan perjalanan wisata maupun umum.
Bandar udara yang dikelola dengan baik akan mendukung pariwisata yang
menguntungkan dalam meningkatkan wisatawan. Dengan meningkatnya wisatawan
maka pariwisata di suatu daerah tertentu pun otomatis akan berkembang.
Dengan adanya bandar udara maka akan mempermudah wisatawan untuk
datang berkunjung ke suatu daerah tertentu, juga menjadi salah satu pendukung
pemerintah dalam pengembangan di bidang kepariwisataan, sekaligus diharapkan
mampu memacu percepatan roda pembangunan, dan perekonomiannya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa saran yang dapat dilakukan
dalam mendukung pengembangan kepariwisataan di Tapanuli Utara yaitu:
a. Meningkatkan prosedur pelayanan
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasaranan
c. Meningkatkan pendidikan Sumber Daya Manusia
d. Masyarakat dan Pemerintah ikut berperan serta dan bekerja sama dalam
mendukung pariwisata di Tapanuli Utara
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru.1986. Merancang dan Merencanakan Lapangan Terbang. Bandung: PT. Alumni.S.
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.
Suwarno, Fx. 1992. Tata Operasi Darat. Jakarta: Grasindo.
Sahulata, Z.S.A. Tarif Dokumen Pasasi. Bandung: Grasindo.
Yoeti, Oka. 1980. Pengantar Ilmu Kepariwisataan. Bandung: Angkasa.
---.1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.