• Tidak ada hasil yang ditemukan

Candida Albicans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Candida Albicans"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

CANDIDA ALBICANS

OLEH

Dr. MARIA MAGDALENA SIMATUPANG

NIP. 132 316 963

DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN USU

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….1

PENDAHULUAN………..2

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI……….3

STRUKTUR ANTIGEN………..………..4

PATOGENESIS & PATOLOGI………4

GAMBARAN KLINIK……….….6

TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM………...………..11

IMUNITAS……….……….14

PENGOBATAN………..14

PROFILAKSIS………15

(3)

ABSTRAK

Candida telah muncul sebagai salahsatu infeksi nosokomial yang penting. Candida

adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga selaput mukosa

saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan kaki.

Candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil, berdinding tipis, bertunas, gram positif,

dan memiliki pseudohifa. Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi

baik endogen maupun eksogen. Penyakit yang disebabkan oleh Candida dapat

mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat

menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.

Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik, kultur,

serologi dan histopatologi. Penatalaksanaan dilakukan dengan menghindari atau

menghilangkan faktor predisposisi, antifungi topikal dan sistemik. Tindakan

pencegahan dengan menghindari gangguan keseimbangan pada flora normal dan

gangguan daya tahan inang dan dengan penggunaan antifungi.

Kata kunci : Candida albicans, flora normal, faktor predisposisi, pemeriksan

(4)

PENDAHULUAN

Candida telah muncul sebagai salahsatu infeksi nosokomial yang paling

penting di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan

kesehatan yang bermakna. Penggunaan antijamur untuk profilaksis dan

penatalaksanaan infeksi Candida telah mengubah epidemiologi dan penatalaksanaan

infeksi ini. Penggunaan agen kemoterapeutik, imunosupresif, antibiotik spektrum

luas, transplantasi organ, nutrisi parenteral dan teknik bedah mutakhir juga telah

berperan untuk mengubah epidemiologi infeksi candida. Infeksi jamur telah muncul

sebagai ancaman yang bermakna pada individu yang imunocompromised. Spesies

Candida adalah patogen jamur yang paling sering.1

Infeksi Candida pertama kali didapatkan di dalam mulut sebagai thrush yang dilaporkan oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1839) menemukan jamur

penyebab trush, kemudian Berhout (1923) memberi nama organisme tersebut

Candida.2

Lebih dari 150 spesies Candida telah di identifikasi.1 Sebanyak paling sedikit

tujuh puluh persen infeksi Candida pada manusia disebabkan oleh Candida albicans,

sisanya disebabkan oleh C. tropicalis, C. parapsilosis, C. guillermondii, C. kruzei dan

beberapa spesies Candida yang lebih jarang.3

Candida adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga

selaput mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku

tangan dan kaki. Di tempat-tempat ini ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan

keadaan-keadaan patologik ketika daya tahan tubuh menurun baik secara lokal

maupun sistemik.1,4 Kadang-kadang candida menyebabkan penyakit sistemik

progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika

imunitas berperantara sel terganggu. Candida dapat menimbulkan invasi dalam aliran

darah, tromboflebitis, endokarditis, atau infeksi pada mata dan organ-organ lain bila

dimasukkan secara intravena (kateter, jarum, hiperalimentasi, penyalahgunaan

(5)

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI

Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil,

berdinding tipis, bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, yang memanjang

menyerupai hifa (pseudohifa). Candida membentuk pseudohifa ketika tunas-tunas

terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan rantai sel-sel yang

memanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi diantara sel. Candida

albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia juga bisa menghasilkan

hifa sejati.6 Candida berkembang-biak dengan budding.1

Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar atau 37ºc selama 24

jam, spesies Candida menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem yang

mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas

lonjong. Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri atas

pseudohifa yang membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang

klamidokonidia pada ujung-ujungnya.

Dua tes morfologi sederhana membedakan C.albicans yang paling patogen

dari spesies candida lainnya yaitu setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90

menit pada suhu 37ºc, sel-sel ragi C albicans akan mulai membentuk hifa sejati atau

tabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi C albicans menghasilkan

chlamydospora bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa,

menghasilkan asam dan gas; asam dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa.

Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat koloni dan morfologi,

membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.6

(6)

STRUKTUR ANTIGEN

Tes aglutinasi dengan serum yang terabsorpsi menunjukkan bahwa semua

strain Candida albicans termasuk dalam dua kelompok besar serologic A dan B.

Kelompok A mencakup C tropicalis. Ekstrak Candida untuk tes serologik dan kulit

tampaknya terdiri atas campuran antigen. Antibodi ini dapat diketahui melalui

presipitasi, imunodifusi, imunoelektroforesis balik, aglutinasi lateks, dan tes-tes

lainnya, tetapi pengenalan antibodi sirkulasi ini tidak terlalu membantu dalam

mendiagnosis penyakit akibat candida. Pada candidiasis yang tersebar sering terdapat

antigen mannan dari Candida yang beredar, dan kadang-kadang dapat ditemukan

antibodi presipitasi terhadap antigen nonmannan. Sebenarnya semua serum manusia

normal akan mengandung antibodi IgG terhadap Candida mannan.5

PATOGENESIS & PATOLOGI

Sumber utama infeksi candida adalah flora normal dalam tubuh pada pasien

dengan sistem imun yang menurun. Dapat juga berasal dari luar tubuh, contohnya

pada bayi baru lahir mendapat candida dari vagina ibunya (pada waktu lahir atau

masa hamil) atau dari staf rumah sakit, dimana angka terbawanya candida sampai

dengan 58%, meskipun masa hidup spesies candida di kulit sangat pendek. Transmisi

Candida antara staf rumah sakit dengan pasien, pasien dengan pasien biasanya muncul

pada unit khusus, contohnya unit luka bakar, unit geriatri, unit hematologi, unit bedah,

Intensive Care Unit dewasa dan neonatus dan unit transpantasi.1

Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen

maupun eksogen.

Faktor endogen :

1. Perubahan fisiologik :

a. Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina

b. Kegemukan, karena banyak keringat

c. Debilitas

(7)

e. Endokrinopati, penyakit Diabetes Melitus, gangguan gula darah kulit

f. Penyakit kronik; tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum

yang buruk

g. Pemberian antimikroba yang intensif (yang mengubah flora bakteri normal)

h. Terapi progesterone

i. Terapi kortikosteroid.

j. Penyalahgunaan narkotika intravena

2. Umur : orangtua dan bayi lebih muda terkena infeksi karena status imunologiknya

tidak sempurna

3. Imunologik (imunodefisiensi)

Faktor eksogen :

a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat

b. Kebersihan kulit

c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan

memudahkan masuknya jamur

d. Kontak dengan penderita, misalnya pada trush, balanopostitis.2,4,6

Pada penyuntikan intravena terhadap tikus atau kelinci, supensi padat Candida

albicans menyebabkan abses yang tersebar luas, khususnya di ginjal, dan

menyebabkan kematian kurang dari satu minggu. Secara histologik, berbagai lesi kulit

pada manusia menunjukkan peradangan. Beberapa menyerupai pembentukan abses;

lainnya menyerupai granuloma menahun. Kadang-kadang ditemukan sejumlah besar

Candida dalam saluran pencernaan setelah pemberian antibiotika oral, misalnya

tetrasiklin, tetapi hal ini biasanya tidak menyebabkan gejala. Candida dapat dibawa

oleh aliran darah ke banyak organ termasuk selaput otak, tetapi biasanya tidak dapat

menetap disini dan menyebabkan abses-abses milier kecuali bila inang lemah.

Penyebaran dan sepsis dapat terjadi pada penderita dengan imunitas seluler yang

lemah, misalnya mereka yang menerima kemoterapi kanker atau penderita limfoma,

(8)

GAMBARAN KLINIK

Penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida disebut Kandidiasis,

dapat bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki

atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau

meningitis.

Berdasarkan tempat yang terkena Conant dkk (1971), membaginya sebagai

berikut :2

A.Kandidosis selaput lendir :

1.Kandidosis oral (trush)

2.Perleche

3.Vulvovaginitis

4.Balanitis atau balanopostitis

5.Kandidosis mukokutan kronik

6.Kandidosis bronkopulmonar dan paru

B.Kandidosis kutis :

1.Lokalisata : a.daerah intertriginosa

b.daerah perianal

Biasanya mengenai bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi bagian dalam, lidah,

palatum mole dan permukaan rongga mulut yang lain dan tampak sebagai

(9)

pesudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada

selaput. Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut.

Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah.

Pada glositis kronik lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi berwarna

putih di tepi atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak jelas bila

penderita sering merokok.2,4 Pertumbuhan candida di dalam mulut akan lebih subur

bila disertai kortikosteroid, kadar glukosa tinggi dan imunodefisiensi.6

2.Perleche

Lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah dan

dasarnya eritematosa. Faktor predisposisinya ialah defisiensi riboflavin.2

B.Genitalia Wanita (vulvovaginitis)

Candida albican penyebab yang paling umum dari vulvovaginitis.4 Hilangnya

pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis candida. Dalam keadaan

normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina. Diabetes, kehamilan,

progesteron, atau pengobatan antibiotik merupakan predisposisi penyakit ini.6

Biasanya sering terdapat pada penderita Diabetes Melitus karena kadar gula darah dan

urin yang tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan glikogen dalam epitel

vagina.2 Vulvovaginitis menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang

hebat dan pengeluaran sekret.6 Pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah

miksi dan dispareunia. Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di daerah

labia minora, introitus vagina dan vagina terutama 1/3 bagian bawah. Sering pula

terdapat kelainan yang khas yaitu bercak-bercak putih kekuningan. Pada kelainan

yang berat juga terdapat edema pada labia minora dan ulkus-ulkus yang dangkal pada

labia minora dan sekitar introitus vagina. Fluor albus pada kandidosis vagina

berwarna kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai

kepala susu berwarna putih kekuningan. Gumpalan tersebut berasal dari massa yang

terlepas dari dinding vulva atau vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel-sel epitel dan

jamur.2

C.Genitalia pria (Balanitis atau balanopostitis)

Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanitanya yang

menderita vulvovaginitis. Lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis,

(10)

D.Kulit (Kandidosis Kutis)

Candidiasis kulit yang terdapat pada lapisan terluar kulit, merupakan bentuk

yang paling sering dari infeksi Candida. Pada kebanyakan kasus tidak bersifat invasif

atau mengancam nyawa.1 Infeksi kulit terutama terjadi pada bagian-bagian tubuh yang

basah, hangat seperti ketiak, lipat paha, skrotum, atau lipatan-lipatan di bawah

payudara. Infeksi paling sering terdapat pada orang gemuk dan diabetes.

Daerah-daerah itu menjadi merah dan mengeluarkan cairan dan dapat membentuk vesikel.

Infeksi Candida pada kulit antara jari-jari tangan paling sering terjadi bila tangan

direndam cukup lama dalam air secara berulang kali, ini terjadi pada pembantu rumah

tangga, tukang masak, pengurus sayuran dan ikan.5

Jenis-jenis kandidosis kutis : 2

1.Kandidosis intertriginosa

Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari

tangan atau kaki, glans penis dan umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas,

bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa

vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang

erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.

2.Kandidosis perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan

pruritus ani.

3.Kandidosis kutis generalisata

Lesi terdapat pada glabrous skin biasanya juga di lipat payudara, intergluteal dan

umbilicus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia. Lesi berupa exzematoid

dengan vesikel-vesikel dan pustule-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi,

mungkin karena ibunya menderita kandidosis vagina atau mungkin karena gangguan

imunologik.

4.Kandidosis kutis granulomatosa

Houser dan Rothman melaporkan bahwa penyakit ini sering menyerang anak-anak,

lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan

melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2

(11)

5.Diaper rash

Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat

menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa

dermatitis oral dan perianal.

E.Kuku (Paronikia dan Onikomikosis)

Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air,

bentuk ini tersering didapat. Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak

bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang

berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di

bawah kuku seperti pada tinea unguium. Rasa nyeri, bengkak kemerahan pada lipat

kuku, yang menyerupai paronikia piogenik dapat mengakibatkan penebalan dan alur

transversal pada kuku dan akhirnya kuku tanggal.

F.Paru-paru dan organ lain

Infeksi Candida dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal,

jantung, meningen dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain

(misalnya tuberculosis atau kanker). Pada leukemia yang tidak terkendali dan pada

penderita yang sistem imunnya tertekan atau menjalani pembedahan, lesi oleh

Candida dapat terjadi pada banyak organ. Endokarditis Candida terutama terjadi pada

pecandu narkotika atau orang dengan katup prostetik. Kadang-kadang timbul

kandiduria setelah kateterisasi air kemih, tetapi ini cenderung sembuh secara spontan.

Meningitis terjadi karena penyebaran hematogen jamur. Gejalanya sama dengan

meningitis tuberculosis atau karena bakteri lain.2

G.Kandidiasis Mukokutan Menahun

Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem

hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang

bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip

penderita dengan defek poliendokrin.2,6

H. Kandidiasis sistemik/invasif

Candidiasis invasif adalah infeksi yang bersifat sistemik atau invasif di luar

(12)

individu dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak. Candidiasis invasif ini terbagi

atas hematogenous candidiasis (melibatkan aliran darah) dan deep organ candidiasis

(infeksi pada spesifik organ). Istilah candidemia merujuk kepada spektrum klinis

yang dimulai dari isolasi spesies Candida dari aliran darah sampai dengan candidiasis

invasif yang melibatkan satu atau lebih organ.1

Candidemia bisa disebabkan oleh kateter menetap, pembedahan,

penyalahgunaan obat-obat intravena, aspirasi, atau kerusakan pada kulit atau saluran

pencernaan. Pada kebanyakan pasien dengan pertahanan tubuh yang normal, ragi-ragi

disingkirkan dan candidemia hanya sementara. Tetapi pasien dengan kelemahan

pertahanan fagositik bisa timbul lesi samar di mana saja, terutama ginjal, kulit (lesi

makulonoduler), mata, jantung dan selaput otak. Candidiasis sistemik paling sering

disebabkan oleh pemberian kortikosteroid atau agen imunosupresan lain, oleh

penyakit darah, seperti leukemia, limfoma, anemia aplastik atau oleh penyakit

granulomatosa kronis. Endokarditis candida sering disebabkan oleh penumpukan dan

pertumbuhan ragi dan pseudohifa atau vegetasi pada katup jantung buatan. Infeksi

ginjal biasanya bermanifestasi sistemik, dimana infeksi saluran kencing seringkali

disebabkan oleh kateter Folley, diabetes, kehamilan dan antibiotik antibakteri.6

Adapun spektrum klinis Candidemia :

1. Candidemia

2. Acute disseminated candidiasis

3. Chronic disseminated candidiasis

4. Deep organ candidiasis

Untuk menegakkan diagnosis definitif spektrum klinis di atas tidak selalu mudah.

Invasive Hematogenous Candidiasis terbagi atas 2 tipe yaitu uncomplicated

atau complicated, tergantung apakah telah terjadi penyebaran atau tidak.

1.Uncomplicated Invasive Hematogenous Candidiasis

Candidemia tanpa penyebaran ke organ tubuh. Kadang mengarah kepada candidemia

karena pemakaian kateter. Isolasi candida dari spesimen darah tanpa bukti adanya

metastasis infeksi ke organ-organ dihubungkan dengan keadaan yang jinak.

2.Complicated Invasive Hematogenous Candidiasis

Candidemia dengan penyebaran ke organ tubuh. Terbagi atas 2 tipe, yaitu :

a.Acute Disseminated Candidiasis (Hematogenous Candidiasis)

(13)

Terjadi hampir secara eksklusif setelah episode yang lama dari disfungsi sumsum

tulang dan netropenia yang muncul selama terapi kanker sel-sel darah. Hati, limpa,

dan kadang ginjal terinfeksi dengan Candida. Kultur darah jarang positif.

Deep Organ Candidiasis yaitu infeksi Candida pada satu organ, biasanya

muncul sesudah inokulasi langsung, tetapi pada situasi tertentu dapat terjadi sebagai

hasil dari penyebaran secara hematogen candidemia yang tidak terdeteksi.

Peritonitis candida biasanya muncul pada pasien dengan kateter dialisis

peritoneal atau sesudah trauma usus (inokulasi langsung). Infeksi candida pada

saluran kemih atas dan bawah dapat terjadi melalui rute ascending (inokulasi

langsung), sedangkan pielonefritis dapat terjadi melalui penyebaran secara

hematogen.

Candidiasis hematogen terjadi melibatkan beberapa faktor. Pertama

kolonisasi, diikuti perubahan dari usus dan translokasi dari organisme melintasi barier

usus, dan akhirnya terjadi candidemia. Keadaan imunosupresi dengan netropenia

memudahkan penyebaran jamur.

Kesukaran untuk membuat batasan yang jelas diantara bentuk-bentuk

disseminated Candida yaitu sangat sulit untuk menentukan apakah pada kultur darah

yang positif terdapat candida terbatas hanya di darah atau telah menyebar ke

organ-organ kecuali pada kasus yang jarang atau bila dilakukan otopsi.1

I.Reaksi id (kandidid)

Reaksi terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa

vesikel-vesikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan yang lain,

mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak ada elemen jamur. Bila lesi kandidosis

diobati, kandidid akan menyembuh. Jika dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen

kandida) memberi hasil positif.2

TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM

Pemeriksaan mikroskopik (Direct Microscopic Assesment) : Dahak, eksudat,

trombus, darah dan sebagainya dapat diperiksa dengan sediaan apus yang diwarnai

dengan wet mounts, gram, Giemsa, Periodic Acid Shift (PAS) untuk mencari

(14)

karakteristik untuk candida. Konsentrasi yang dibutuhkan untuk mendeteksi candida

pada sediaan apus darah adalah 1-5 x 107 colony-forming units (CFU)/ml, batasan ini

dapat diturunkan sampai 1-5 x 105 CFU/ml. jika mikroskop dikhususkan untuk

mencari jamur.Kerokan kulit atau kuku diletakkan pada tetesan kalium hidroksida

10%. Dengan cara pemeriksaan ini dapat membantu menegakkan diagonosis dengan

lebih cepat.1 Kerokan kulit atau kuku diletakkan pada tetesan kalium hidroksida 10

%.6

Kultur : semua bahan termasuk kultur darah, kultur spesimen biposi, aspirasi,

kultur dari permukaan yang terlibat, urin, luka operasi, drainase luka, cairan

peritoneum, sputum, specimen bronchoalveolar lavage (BAL) atau cairan

cerebrospinal. Isolasi Candida dari kulit, urin, luka, sputum atau spesimen feses tidak

bersifat diagnostik, tetapi pertumbuhan spesies Candida dari spesimen yang steril

(darah, cairan serebrospinal) hampir selalu bersifat diagnostik.1,6 Semua bahan dibiak

pada agar Sabauraud pada suhu kamar dan pada suhu 37ºc; koloni-koloni khas

diperiksa untuk adanya sel-sel dan pseudomiselium yang bertunas. Pembentukan

klamidokonidia Candida albicans pada agar tepung jagung atau perbenihan lain yang

menyuburkan konidia merupakan tes diferensiasi yang penting.5 Diagnosis infeksi

Candidiasis invasif secara historis bergantung pada hasil kultur, tetapi pada kultur

darah hanya ditemukan angka positif kurang dari 50% dengan hasil otopsi yang

positif . Teknik terbaru dengan sistem kultur otomatis dan monitor secara terus

menerus, contoh dengan BACTEC sistem dan dengan metode sentrifugasi lisis telah

secara bermakna meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi candidemia. Candida

albicans biasanya tumbuh dalam jangka waktu 3 hari.1

Metode yang paling umum untuk mengidentifikasi spesies Candida adalah tes

untuk isolat Candida albicans, karena organisme ini yang paling banyak ditemukan

tumbuh dari sampel klinik. Tes-tes ini merupakan tes yang sederhana dan cepat,

termasuk :

• Profil asimilasi karbohidrat yang memungkinkan untuk mengidentifikasi

sampai level spesies

• Tes germ tube yang bergantung pada kemampuan Candida albicans untuk

memproduksi germ tube pada serum.

Waktu yang dibutuhkan untuk identifikasi spesies Candida dapat diperpendek

(15)

• Menggunakan media agar yang memungkinkan untuk mendiferensiasi spesies Candida dari warna koloni.

• Metode molekular yaitu Candida albicans Peptide Nucleic Acid

Fluorescence in situ Hybridization (PNA FISH) tes yang memungkinkan

identifikasi yang sangat cepat (2,5jam) untuk membedakan spesies

Candida albicans dari spesies non albicans dari botol kultur darah. Tes ini

sangat sensitif dan spesifik, diluar dari sistem kultur darah atau formula

kaldu yang digunakan. Dengan tes ini dapat menghemat biaya karena hasil

dapat diperoleh lebih cepat dan terapi antijamur dapat menjadi lebih

spesifik.1

Serologi : Ekstrak karbohidrat Candida kelompok A memberikan reaksi

presipitin yang positif dengan serum pada 50% orang normal dan pada 70% orang

dengan kandidiasis mukokutan. Pada kandidiasis sistemik, peningkatan titer antibodi

terhadap Candida dapat ditemukan melalui macam-macam tes,misalnya aglutinasi,

presipitasi gel, imunonoassay enzim, imunoelektroforesis. Deteksi antigen spesifik

Candida pada serum (free mannan) memungkinkan dengan menggunakan reaksi

aglutinasi dengan partikel lateks yang terikat dengan antibodi monoclonal.3,6

Tes serologi terbaru yaitu dengan (1,3)-beta-D glucan. Dimana beta-D glucan adalah

komponen yang penting dari dinding sel Candida dan dapat di deteksi dan di

kuantifikasi pada aliran darah pasien dengan candidiasis hematogen.

Pemeriksaan komponen enzim ini dilakukan secara serial (2 kali seminggu),

hasilnya cepat dengan angka sensitivitas dan spesifisitas 70% dan 87%. Keterbatasan

tes ini adalah hasil yang negatif semu pada pasien dengan hiperbilirubinemia,

hipertrigliserida dan hasil yang positif semu pada manipulasi sampel yang berlebihan,

terpapar pada pembalut atau material lain yang mengandung glucan, bacteremia gram

positif, hemolisis, hemodialisis dengan membrane selulose dan terapi dengan

imunoglobulin atau albumin secara intravena. Tes harus dikerjakan dengan

manipulasi sampel yang seminimal mungkin dan dua buah serial yang positif untuk

mendapatkan hasil tes yang positif sejati.1

Histopatologi : keuntungan yang utama dari pemeriksaan ini adalah cepat,

biaya rendah, identifikasi presumtif dari jamur yang spesifik dan demonstrasi dari

reaksi jaringan. Tetapi kalau tidak menggunakan teknik spesial, misal imunofluoresen

(16)

histopatologi. Pewarna histologi yang digunakan untuk visualisasi jamur termasuk

Gomori methenamine silver (GMS) dan PAS, GMS lebih disukai karena dapat

mewarnai elemen jamur lebih efisien dari yang lainnya. Hematoxylin dan eosin

(H&E) sangat berguna untuk visualisasi respon tubuh inang tetapi tidak dapat

mewarnai kebanyakan jamur. Sehingga GMS dan H&E biasanya digunakan

bersamaan untuk melihat komponen jamur dan reaksi jaringan.1

Tes kulit : tes Candida pada orang dewasa normal hampir selalu positif. Oleh

karena itu tes tersebut digunakan sebagai indikator kompetensi imunitas selular. 5

IMUNITAS

Dasar dari resistensi Candidiasis bersifat kompleks dan belum secara lengkap

dimengerti. Respon imun yang diperantarai sel , terutama CD4, penting dalam

mengontrol candidiasis mucocutaneous dan netrofil mungkin sebagai komponen yang

penting pada candidiasis sistemik.6

PENGOBATAN

A. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

Lesi-lesi lokal paling baik diobati dengan menghilangkan penyebabnya, yaitu

menghindari basah, mempertahankan daerah-daerah tersebut tetap sejuk, berbedak

dan kering dan penghentian pemakaian antibiotika.2,6

B. Topikal2

1.Larutan ungu gentian ½-1 % untuk selaput lendir, 1-2 % untuk kulit, dioleskan

sehari 2 kali selama 3 hari

2.Nistatin, berupa krim, salap, emulsi

3.Amfoterisin B

4.Grup azol antara lain :

- Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

- Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

- Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

- Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

(17)

C. Sistemik :

1.Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna

Pemberian nistatin melalui mulut tidak diabsorpsi, tetap dalam usus dan tidak

mempunyai efek pada infeksi Candida sistemik.2,4

2. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik

Amfoterisin B yang disuntikkan secara intravena, merupakan usaha pengobatan

efektif yang telah diterima untuk sebagian besar bentuk kandidiasis yang mengenai

organ dalam. Amfoterisin B diberikan dalam kombinasi dengan flusitosin melalui

mulut untuk menambah efek pengobatan pada kandidiasis diseminata.2,6

3. Ketokonazol bersifat fungistatik Ketokonazol menimbulkan respons terapeutik

yang jelas pada beberapa penderita infeksi Candida sistemik, terutama pada

kandidiasis mukokutan. Terapi ketokonazol adalah obat pilihan untuk pengendalian

jangka panjang untuk kandidiasis mukokutan kronik.6 Anti jamur grup azol

menghambat pembentukan ergosterol dengan mem blok aksi 14-alpha-demethylase.1

Dapat diberikan dengan dosis 200 mg per hari selama 10 hari – 2 minggu pada pagi

hari setelah makan. Ketokonazol merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan

hepar.2

4.Kandidosis vaginalis dapat diberikan klotrimazol 500 mg per vaginam dosis

tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau dengan

itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.

Pada vulvovaginitis Candida, terapi perawatan dengan ketokenazol mungkin

diperlukan.2

5.Anti jamur spektrum luas adalah polyene, echinocandin digunakan jika belum

diketahui spesies jamurnya. Bila organisme nya dipastikan Candida albicans, harus

dimulai terapi dengan fluconazol.1

PROFILAKSIS

Tindakan pencegahan yang paling penting adalah menghindari gangguan

keseimbangan pada flora normal dan gangguan daya tahan inang. Infeksi Candida

tidak menular, karena sebagian besar individu dalam keadaan normal sudah

(18)

Profilaksis efektif pada pasien dengan risiko tinggi. Meskipun flukonazol mengurangi

insiden candidiasis invasif, dampak positif pada angka kematian tidak terlihat kecuali

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anaissie, E.J. The Changing Epidemiology of Candida Infection. Available

from URL : http://www.medscape.com/viewprogram/7208_pnt. 31 Mei 2007 :

2-6 ; 10-15.

2. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti.

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ketiga, Jakarta, FK UI, 1999 : 103-6.

1. Kayser, F.H., Bienz, K.A., Eckert J., & Zinkernagel, R.M. Fungi as Human

Pathogens : Medical Microbiology. New York, Thieme Stuttgart, 2005 :362-4.

2. Tortora, G.J, Funke, B.R., & Case, C.L. Microbiology an Introduction. Eighth

Edition, San Fransisco, Benjamin Cummings, 2004 : 606-7.

3. Jawetz E, Melnick J, & Adelberg E. Mikrobiologi Kedokteran. Diterjemahkan

oleh Edi Nugroho & Maulany RF. Edisi 20, Jakarta, EGC, 1996 : 627-9.

4. Brooks G.F., Carrol K.C., Butel J.S., & Morse S.A. Medical Microbiology.

24th ed, Mc Graw Hill, 2007 : 642-5.

Gambar

Gambar : Candida albican3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Analisis Molekuler Candida Albicans pada Pasien HIV Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta Sebagai Bahan Pembuatan Kit Diagnosis Berbasis Isolat Lokal.. Kata kunci: Candida

besar infeksi saluran kemih yang terkait kateter berasal dari flora normal pasien sendiri dan.. kateter mempredisposisi infeksi saluran kemih dengan berbagai

Candida sp merupakan jenis jamur sebagai flora normal pada manusia yang dapat dijumpai pada mulut, vagina, kulit, kuku, saluran cerna, dan

5) Status gizi.. Nutrisi adalah faktor penentu fungsi sistem tubuh dan sitsem imun. Sistem kekebalan dibuthkn manusia sebagai proteksi terhadap penyakit atau infeksi yang

Infeksi Oportunistik (IO) adalah infeksi yang lebih sering terjadi dan lebih berat pada individu dengan sistem imun tubuh yang rendah/ lemah, contohnya adalah pada orang dengan

Jamur Candida albicans merupakan mikroorganisme endogen pada rongga mulut, traktus gastrointestinal, traktus genitalia wanita dan kadang-kadang pada kulit. Infeksi Candida

Kandidiasis intertrigo merupakan infeksi pada kulit yang disebabkan oleh Candida albicans, khususnya terletak di antara lipatan intertriginosa kulit yang

Sepsis adalah respon sistem inflamasi sistemik (S2S# dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebabnya. Sepsis disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap infeksi seperti