• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia Dan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia Dan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

MOTIVASI MENONTON TAYANGAN MTV INSOMNIA DAN KEBUTUHAN PELEPASAN KETEGANGAN

(Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara)

Diajukan oleh :

MAYDOP TIUR ELFRINA SILALAHI

060904050

Program Studi : Jurnalistik

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Maydop Tiur Elfrina Silalahi

NIM : 060904050

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : MOTIVASI MENONTON TAYANGAN MTV INSOMNIA

DAN KEBUTUHAN PELEPASAN KETEGANGAN (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

Medan, 07 Juni 2010

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Hendra Harahap, Msi Drs. Amir Purba, M.A

NIP. 196710021994031002 NIP.195102191987011001

a.n Dekan

Pembantu Dekan 1,

Drs. Humaizi, M.A

(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul; Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi MenontonTayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara). Adapun tujaun penelitiannya yaitu : untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan : teori komunikasi dan komunikasi massa, teori uses and gratification, Motif Penggunaan Media, dan Televisi. Daalm penelitianini peneliti menggunakan metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara denagn jumlah responden sebanyak 98 orang yang dijadikan sampel dari populasi yang berjumlah 4.476 orang. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengunakn rumus Taro Yamane, dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertayaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden. Sewaktu kuisioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung mengadakan pengeditan, lalu memberi kode pada jawaban, kemudian hasilnya bdisajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi ( Analisis Statistik Deskriptif) .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada TUhan Yesus Kristus yang telah

memberkati dan menyertai peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi MenontonTayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”, yang merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sosial pada Universitas Sumatera Utara.

Dikarenakan keterbatasan dan wawasan yang peneliti miliki dalam

penelitian ini, maka itu masih banyak terdapat kekurangan dalam pembahasannya,

untuk itu peneliti sanagt mengaharapkan kritikan dan masukan dari para pembaca.

Peneliti berharap, pembahasan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembanagn

Ilmu Komunikasi khususny konsentrasi Jurnalistik.

Pertama tama peneliti mempersembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti

serta ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ayah dan Ibu tercinta,

Peston Sipayung dan Minar Lumban Batu, atas rasa sayang dan cinta, dukungan

dan doa yang tiada hentinya diberikan kepada peneliti hingga akhirnya peneliti

bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Kedua adik tercinta

peneliti, Erickson Aprilev Silalahi dan Agtri Henboral Silalahi yang menjadi

tempat peneliti berkeluh kesah, dan menumpahkan segenap perasaan peneliti

selama mengerjakan skripsi ini dan juga semua hal yang menghibur disaat pebeliti

merasa jatuh. Terima kasih buat segala cinta kalian, semuanya tidak dapat

(5)

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan menyampaikan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung, karena pastinya dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak

hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang telah

memberikan dukungan, perhatian, semangat dan motivasi. Peneliti juga

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Yang terhormat Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen

Ilmu Komunikasi.

2. Yang terhormat Bapak Dr. Hendra Harahap, Msi selaku dosen

pembimbing, yang dengan tekun dan sabar dan bersedia meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan masukan-masukan bagi

skripsi ini dan mendorong peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan sebaik-baiknya.

3. Yang terhormat Ibu Dra. Rusni, MA, selaku dosen pembimbing peneliti

yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membatnu

peneliti selama menjalani kegiatan perkuliahan di Departemen Ilmu

Komunikasi USU.

4. Yang terhormat Kak Ross, Kak Icut dan Kak Maya, Kak Kiki yang telah

membantu peneliti dalam menjalani segala proses administrasi semasa

perkuliahan di FISIP USU, serta seluruh staf perpustakaan, karyawan

bagian pendidikan FISIP USU yang membantu peneliti semasa

(6)

5. Terima kasih untuk Beni Patrison Limbong yang telah mendukung peneliti

sepenuhnya dalam mengerjakan skripsi ini. Untuk dukungan dan doa;

perhatian, kepedulian, cinta dan kasih sayang untuk peneliti.

6. Orang-orang yang peneliti sayang Elfriani Sembiring dan Sefryani

Simarmata dan Ketwoman yang telah memberikan motivasi, dorongan,

doa, kecerian dan segalanya, terima kasih buat pertemanan kita. Dan

seluruh teman-teman Komunikasi 2006 Sandhy, Wulan, Olin, Ima, Jojo,

tetap semangat, kalian pasti bisa!

7. Kak Rotua yang selalu bersedia dimintai pendapat, masukan dan ilmu serta

waktu untuk berdiskusi, terima kasih ya kak.

8. Dan semua pihak yang telah memebrikan dukungan kepada peneliti Uda

Bangun dan Nanguda, Bou Ester, Kak Ice terima kasih banyak.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu peneliti dan berpartisipasi dalam menyeleasikan skripsi ini, ayng

mungkin secara tidak sengaja terabaikan oleh peneliti. Semoga Tuhan membalas

kebaikan hati kalian. Peneliti tetap mengharapkan masukan dan saran untuk

kesempurnan penelitian ini, semoga skripsi ini dapat memenuhi harapan dan

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan, Juni 2010

Peneliti,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN………i

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI………vi

DAFTAR TABEL………viii

DAFTAR GAMBAR………ix

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah………..……1

I.2 Perumusan Masalah……….………5

I.3 Pembatasan Masalah ………..5

I.4. Tujuan Penelitian………..……..6

I.5. Manfaat Penelitian ……….…………6

I.6. Kerangka Teori……….…………..7

I.6.1.Teori Uses and Gratifications……….7

I.6.2 Motif Penggunaan Media……….. 8

1.6.3 Televisi………...9

1.7. Kerangak Konsep……….……… 11

1.8. Model Teoritis ………...…..13

1.9. Variabel Operasional ………....13

I.10 Definisi Operasional………..15

I.11 Hipotesis………18

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa………..….20

(8)

II.3 Motif Penggunaan Media………..………..31

II.4. Televisi………31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian ………..…….…37

III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian……….…..….37

III.2.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Sumatera Utara 37 III.2.2 Sejarah MTV Insomnia………....38

III.2.2.1. Latar Belakang MTV Insomnia………..…38

III.2.2.2. Maksud dan Tujuan………...39

III.2.2.3. Deskripsi Program ……….….39

III.2.2.4. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintan Tamu Januari 2010………40

III.3 Populasi dan Sampel………...71

III.1 Populasi………….……….71

III.2 Sampel………73

III.4 Teknik Penarikan Sampel………75

III.5 Teknik Pengumpulan Data………..75

III.6 Teknik Analisis Data………...76

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data……….78

IV.1.1. Tahap Awal……….……78

IV.1.2. Pengumpulan Data………..………...78

IV.2. Teknik Pengolahan Data………..……..79

IV.3. Analisa Statistik Deskrpitif……….80

IV.3.1. Karakteristik Responden……….………...80

IV.3.2. Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia….…….82

IV.3.3. Kebutuhan Pelepasan Ketegangan……….….113

IV.4 Cross Tabulation ………. 124

(9)

IV.6 Pembahasaan………..131

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan………..136

V.2 Saran ………137

(10)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul; Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi MenontonTayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara). Adapun tujaun penelitiannya yaitu : untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan : teori komunikasi dan komunikasi massa, teori uses and gratification, Motif Penggunaan Media, dan Televisi. Daalm penelitianini peneliti menggunakan metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara denagn jumlah responden sebanyak 98 orang yang dijadikan sampel dari populasi yang berjumlah 4.476 orang. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengunakn rumus Taro Yamane, dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertayaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden. Sewaktu kuisioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung mengadakan pengeditan, lalu memberi kode pada jawaban, kemudian hasilnya bdisajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi ( Analisis Statistik Deskriptif) .

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian

yang tak terpisahkan dari komunikasi massa. Pada hakikatnya, media adalah

perpanjangan tangan dan lidah yang sangat berjasa manusia dalam meningkatkan

pengembangan stuktur sosialnya.

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang

menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan

informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media

massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai

sosial dan budaya manusia.

Menurut R.Mar’at (dalam Effendy,2002:122) acara televisi pada umumnya

mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah

hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu,

terpesona atau latah, bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh

psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka

seolah terhanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang disajikan

oleh televisi.

Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masih menunjukan bahwa

media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis, pengaruh

(12)

surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audiovisual televisi menyentuh

segi-segi kejiwaan pemirsa. Terlepas dari pengaruh positif atau negatif, pada intinya

media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era

informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat sehingga sampai saat

ini televisi menjadi media yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia memiliki keinginan lebih tinggi untuk mempunyai televisi daripada

keinginan untuk membeli buku bacaan.

Televisi telah mengahdirkan berbagai bentuk acara ditengah-tengah

masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, komedi situsi, talkshow, tayangan berita, reality show, iklan dan beragam tayangan impor dari luar negeri. Maraknya pemanfaatan alat media elektronik dalam masyarakat membuat televisi menjadi

media yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terlebih lagi informasi

sudah menjadi kebutuhan manusia untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di

sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan sekaligus dapat menghilangkan

stres sosial.

Sekarang ini sudah terdapat sepuluh stasiun televisi swasta seperti

Indosiar, RCTI, SCTV, TPI, Anteve, TVone, Trans TV, Trans7, Metro TV dan

Global TV. Selain kesepuluh stasiun tersebut, juga terdapat stasiun televisi swasta

yang dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah tertentu seperti Deli TV ataupun

DAAI TV. Televisi swasta kini berlomba-lomba menghadirkan tayangan

informasi atau hiburan yang lebih menarik, cepat dan lebih aktual serta berusaha

memberikan kepuasan bagi pemirsannya dengan menayangkan acara yang

(13)

Maraknya berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi baik

swasta maupun nasional, baik itu yang bersifat edukatif ataupun sekedar hiburan

semata, memang ditujukan untuk memanjakan setiap pemirsanya. Di era modern

seperti sekarang ini, pemirsa makin cerdas untuk memilih jenis acara apa yang

mereka inginkan, motif ingin mencari informasi atau sekedar mencari pelarian

dari segala kesibukan sehari-hari. Acara-acara yang ditayangkan televisi kini pun

makin banyak kategorinya, pemirsa diberikan kebebasan untuk memilih acara

seperti apa yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Global TV adalah stasiun televisi swasta yang secara umum segmentasi

khalayaknya adalah khalayak yang berjiwa muda, sedangkan secara khusus adalah

para kawula muda. Untuk menghibur pemirsa yang berjiwa muda, Global TV

menyuguhkan program-program seru dari MTV. Acara-acara di Global TV

diantaranya Berita Global, Program MTV seperti: MTV Insomnia, MTV Studio

dan MTV Ampuh; Obsesi, khusus bagi anak-anak ada kartun naruto, Samurai X,

Avatar, Are You Smarter Than 5th Greader? ; sedangkan untuk keluarga Global TV menayangkan Ayahku Hebat, Abdel dan Temon, Untung Ada Sule dan masih

banyak acara unggulan lainnya.

MTV Insomnia tayang perdana pada 23 Maret 2009 lalu, dan hadir pada

pukul 01.00 sampai 03.30 dini hari, Selasa sampai Minggu. MTV Insomnia

(14)

event-event, orang tua, keuangan dan lain-lain, curhat mengenai topik yang sedang dibahas. Komentar dapat disampaikan melalui telepon, Facebook, maupun

account Twitter MTV Insomnia, sehingga feedback dari tema yang sedang dibahas dapat segera diketahui. Penelepon yang berinteraktifpun berasal hampir

dari seluruh Indonesia, ini menandakan bahwa meskipun jam tayang MTV

Insomnia termasuk dalam jam istirahat orang kebanyakan, tetapi memiliki

keunggulan tersendiri yang menarik hati penontonnya. Dibawakan oleh dua VJ

yang sangat kocak dan atraktif yaitu VJ Adit dan VJ Surya, cara keduanya

membahas tema sangat identik dengan candaan anak-anak “nakal” yang hampir

berbau vulgar. Dengan gaya masing-masing keduanya dapat memancing para

penelepon untuk bercerita tentang masalah mereka dan memberikan solusi yang

bahkan melenceng dari topik yang sedang dibahas malam itu, akan tetapi tidak

ada penelpon yang memberikan complain, karena memang begitulah gaya VJ Adit dan Surya yang cuek tetapi memiliki ciri. Bahkan ada penelepon yang hanya

sekedar bercerita bahwa dia adalah penggemar berat dari Adit atau Surya.

Berbagai acara dilakukan oleh MTV Insomnia untuk mengakrabkan diri dengan

para penggemarnya, diantaranya membuat group di Facebook, membuat account

Twitter agar setiap anak nongkrong dapat mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh kedua VJ mereka atau sekedar memberi komentar seputar tema

yang sedang dibahas. Cara yang lain adalah mengundang anak nongkrong untuk

menonton langsung syuting MTV Insomnia di studio Global TV, tidak sedikit

anak nongkrong yang antusias untuk menonton bagaimana suasana dibelakang

(15)

menjadikan mahasiswa USU sebagai responden oleh karena usia responden yang

masih dikategorikan remaja dan kawula muda.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

sejauhmana hubungan antara motivasi menonton tayanagn MTV Insomnia

terhadap kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

“Sejauhmanakah hubungan antara motivasi konsumsi hiburan di tayangan

MTV Insomnia terhadap kebutuhan pelepasan ketegangan di kalangan mahasiswa

USU?”

I.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, berikut ini

peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar

permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas, sehingga

dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan

masalah yang akan diteliti adalah :

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau

(16)

2. Penelitian ini mengetahui motivasi konsumsi hiburan dan pemenuhan

kebutuhan pelepasan ketegangan mahasisa USU terhadap hiburan yang

ditayangkan di MTV Insomnia.

3. Objek penelitian adalah mahasiswa USU program S-1 angkatan

2007-2008.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010.

I.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui motivasi konsumsi hiburan dikalangan mahasiswa

USU terhadap hiburan ditayangan MTV Insomnia.

b. Untuk mengetahui kebutuhan pelepasan ketegangan yang telah

terpenuhi.

c. Untuk mengetahui intensitas menonton tayangan MTV Insomnia

d. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan

MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah

penelitian yang menggunakan teori komunikasi dan memperluas

cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa ilmu komunikasi

(17)

2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU ,

khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya

bidang penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan pelepasan

ketegangan dengan tayangan MTV Insomnia di Global TV.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi Global TV dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan

berkenaan dengan penelitian ini.

I.6 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan pikir

dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok–pokok pikiran yang menggambarkan dari

sudut mana masalah penelitian akan disoroti. (Nawawi, 1997:39)

Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi

dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan

menjabarkan relasi diantara variabel , untuk menjelaskan dan meramalkan gejala

tersebut (Kriyantono,2006:45)

I.6.1 Teori Uses and Gratification

Jika pada model penelitian komunikasi yang terdahulu lebih menyelidiki

pengaruh pesan terhadap komunikan dari sisi komunikator saja, maka sekitar

tahun 1940-an lahirlah perspektif baru yang disebut dengan Uses and Gratifications.

Pertanyaan utama dalam model ini bukan pada sejauh mana media tersebut

(18)

dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi

tekananya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja

menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu (Liliweri,1991:133).

Model Uses and Gratifications ini memulai dengan lingkungan sosial

(social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi :

1. Ciri-ciri demografis (demographic characteristic) 2. Ciri ciri aifiliasi kelompok (group characteristic) 3. Ciri-ciri kepribadian (personality characteristic)

Menurut para pencetusnya, Elihu Katz, jay G. Blumer dan Michael

Gurevitch, Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau

sumber-sumber lainnya, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan

(keterlibatan pada kegatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan

akibat-akibat lain (dalam Rakhmat,1984:65).

I.6.2 Motif Penggunaan Media

Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang artinya bergerak atau to move. Motif berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau merupakan driving force (Bianca dalam Walgito,1997)

Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu.

Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak,

alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia

(19)

Dalam buku Psikologi Komunikasi karangan Jalaluddin Rakhmat

disebutkan bahwa siaran yang menggabungkan unsur hiburan dengan informasi,

dan bukan hanya ceramah yang membosankan telah berhasil memberikan efek

kepada khalayak seperti menanamkan pengetahuan, pengertian, keterampilan,

kepercayaan atau informasi (Rakhmat 2004:219).

Motivasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan

individu yang berbeda pula. Dalam penelitan ini kebutuhan yang dimaksudkan

adalah kebutuhan kognitif, karena kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha

untuk menambah informasi dan pengetahuan khususnya dibidang musik. Hal ini

berkaitan dengan keadaan mahasiswa yang dianggap paling aktif dan tertarik

untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Ada yang tertarik dengan jenis

musik, irama lagu, lirik, bahkan sampai penyanyinya.

I.6.3 Televisi

Hadirnya televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah

merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal

oleh kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan

yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada,

televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia.

Fungsi televisi hampir sama dengan media komunikasi lainnya (surat

kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan

membujuk. Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya

(20)

1. Audiovisual

2. Berpikir dalam gambar

3. Pengoperasian yang lebih kompleks

Ada tiga dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya,

yaitu :

1. Dampak kogntif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk

menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang

melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual

yang ditayangkan televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk

menirunya.

3. Dampak prilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial

budaya yang telah ditayangkan di acara teevisi yang diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. (Wahyudi,1996:54)

Darwanto (2007) mengemukakan dalam kaitannya terhadap peningkatan

pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal,

antara lain :

1. Frekuensi menonton.

Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat dilihat pengaruh

tayangan terhadap pengetahuan komunikan.

2. Waktu penayangan.

Apakah waktu penayangan sebuah acara sudah tepat atau sesuai

(21)

dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam

setelah kegiatan belajar di sekolah usai.

3. Kemasan acara.

Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran

komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan

secara menarik.

4. Gaya penampilan pesan.

Dalam menyampikan pesan dari suatu tayangan, apakh host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga

dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga dapat

memahami pesan yang disampaikan.

5. Pemahaman pesan.

Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi

atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.

I.7 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang

bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai

dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa. (Nawawi,1997:40)

Menurut Suryanto dan Sutinah (2005:49) konsep adalah suatu makna yang

berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali

dengan sarana lambang perkataan atau kata–kata.

Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menguraikan

(22)

kebenarannya. Agar konsep–konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab

atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat,2004:12).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi

terhadap hiburan di tayangan MTV Insomnia.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau

yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya

(Rakhmat,2004:12). Variabel yang terikat dalam penelitian ini

adalah pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan dikalangan

mahasiswa USU.

3. Variabel antara (Z)

Varibel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas

dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

(Nawawi,1997:58)

(23)

I.8 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan

permasalahan–permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan

variabel–variabel yang telah dikelompokan dalam kerangka konsep akan dibentuk

menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1. Model Teoritis

I.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat

operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian, yaitu sebagai berikut :

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Motivasi Menonton Tayangan

MTV Insomnia

Motif menonton tayangan MTV Insomnia :

1. Kebutuhan Kognitif

• Peneguhan Karakteristik

Responden

Motivasi Konsumsi

Hiburan

Televisi Kebutuhan

Pelepasan Ketegangan Motif

Anteseden Penggunaan

Media

(24)

• Pengetahuan

2. Kebutuhan Afektif

• Senang

• Kepuasan

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif

• Kredibilitas

• Stabilitas

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif

• Peneguhan Kontak Keluarga

• Peneguhan Kontak Rekan

• Peneguhan Kontak Dunia

5. Kebutuhan Pelepasan

• Tekanan

• Ketegangan

2. Variabel Terikat ( Y)

Pelepasan Ketegangan

Mahasiswa USU

1.Pekerjaan

a. Tugas-Tugas Kerja

b. Hubungan Dengan Teman Kerja

2.Perkuliahan

a. Tugas-Tugas Kuliah

b. Hubungan Dengan Teman Kuliah

3.Keluarga

a. Hubungan Dengan Orang Tua

b. Hubungan Dengan Saudara

3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

1.Jenis kelamin

(25)

3.Riwayat Insomnia

Tabel 1. Variabel Operasional

I.10 Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (2005:46), definisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan begaimana caranya untuk mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah

yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Dalam penelitian ini, variabel–variabel dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Tayangan MTV Insomnia) :

1. Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan informasi yang dilakukan

oleh mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia.

• Peneguhan, yaitu peneguhan yang dilakukan oleh

mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia

• Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa

setelah menonton tayangan MTV Insomnia

2. Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan mahasiswa yang berkaitan

dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan

terhadap tayangan MTV Insomnia.

• Senang, yaitu sikap senang yang dimiliki oleh mahasiswa

(26)

• Kepuasan, yaitu rasa puas dari dalam diri mahasiswa karena

terpenuhi kebutuhan informasi dari tayangan MTV

Insomnia .

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa

akan harga diri terhadap tayangan MTV Insomnia.

• Kredibilitas, yaitu kepercayaan mahasiswa terhadap

tayangan MTV Insomnia

• Stabilitas, yaitu sikap stabil mahasiswa dalam menonton

tayangan MTV Insomnia.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa

terhadap jiwa sosial terhadap tayangan MTV Insomnia.

• Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan mahasiswa

terhadap lingkungan keluarga setelah menonton tayangan

MTV Insomnia.

• Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan mahasiswa

terhadap lingkungan rekan-rekan setelah menonton

tayangan MTV Insomnia

• Peneguhan kontak dunia, yaitu peneguhan mahasiswa

terhadap dunia setelah menonton tayangan MTV Insomnia

5. Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan pelepasan dalam diri

(27)

• Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri

mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia.

• Ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri

mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia.

2. Variabel Terikat (Pelepasan Ketegangan Mahasiswa USU) :

a. Pekerjaan, yaitu pelepasan ketegangan dari pekerjaan yang

digeluti oleh mahasiswa setelah menonton tayangan MTV

Insomnia.

•Tugas-Tugas Kerja, yaitu pelepasan ketegangan dari

tugas-tugas kerja setelah mononton tayangan MTV Insomnia.

•Hubungan Dengan Teman Kerja, pelepasan ketegangan dari

hubungan-hubungan dengan teman kerja setelah mononton

tayangan MTV Insomnia.

b. Perkuliahan, yaitu pelepasan ketegangan dari kegiatan

perkuliahan yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton

tayangan MTV Insomnia.

•Tugas-Tugas Kuliah, yaitu pelepasan ketegangan dari

tugas-tugas kuliah yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton

tayangan MTV Insomnia.

•Hubungan Dengan Teman Kuliah, yaitu pelepasan ketegangan

dari hubungan dengan teman-teman kuliah setelah menonton

(28)

c. Keluarga, yaitu pelepasan ketegangan dari hubungan mahasiswa

dengan keluarga setelah menonton tayangan MTV Insomnia.

• Hubungan Dengan Orang Tua, yaitu pelepasan ketegangan

hubungan mahasiswa dengan orang tua setelah menonton

tayangan MTV Insomnia.

• Hubungan Dengan Saudara, yaitu pelepasan ketegangan

hubungan mahasiswa dengan orang tua setelah menonton

tayangan MTV Insomnia.

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden):

• Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responen (pria/wanita)

• Hobi : kegemaran dari responden yang akan diteliti.

• Riwayat Insomnia : Latar belakang dari responden apakah

memiliki penyakit insomnia.

I.11 Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa

ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun,2005:43).

Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final dalam arti masih harus

dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1997:44)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia

(29)

Ha: Terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia

(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus mengunakan media

massa(Ardianto,2004:3)

Ahli komunikasi massa lainnya Joseph A Devito merumuskan definisi

komunikasi masa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta

tentang media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya dalam dua

item yakni yang pertama adalah komunikasi massa adalah komunikasi yang

ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua,

komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar

yang audio atau visual. (Ardianto,2004:6)

Salah satu persoalan didalam negeri ini didalam memberi pengertian

komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh pakar menurut

bidang ilmunya. Hal ini dikarenakan banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi

masukan kepada perkembangan ilmu komunikasi, miaslnya psikologi,

antropologi, ilmu manajemen, ilmu politik, linguistik, matematika dan lain-lain.

Sebuah definissi yang singkat dibuat oleh Harold D Laswell, cara tepat untuk

(31)

menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa

pengaruhnya”. (Cangara, 2004:18)

Jika kita berada dalam situasi komunikasi, maka kita memiliki beberapa

kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari

simbol-simbol yang digunkan dalam berkomunikasi, apa yang dinamakan Wilbur

Schramm “Frame of Reference “ atau kerangka acuan, yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings). Schramm menyatakan bahwa filed of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator

sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung

dengan lancar. Sebaliknya jika pengalaman komunikan tidak sama dengan

pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain,

atau dengan kata lain situasi menjadi tidak komunikatif. (Effendy,2003:30-31)

Banyak definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli

komunikasi. Bayak ragam dan titik tekan yang dikemukakan. Akan tetapi dari

sekian banyak definisi yang ada terdapat benang merah dar kesamaan definisi satu

sama lain, dan bahkan definisi-definisi itu sama lain saling melengkapi.

Ciri-ciri komunikasi massa antara lain :

1. Komunikator bersifat melembaga.

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi

kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur

dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi

(32)

komunikatornya bukan orang per orang. Menurut Alexis S Tan (1981)

komunikator dalam komunikasi massa adalah organisai sosial yang

mampu memproduksi pesan dan mengirimkanya secara serempak ke

sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam

komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat kabar, televisi,

stasiun radio, majalah dan penerbit buku. Media massa disebut sebagai

organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu yang

dalam proses komunikasi massa tersebut. (Nurudin,2004:16-18)

2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen.

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna

media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat

ekonomi, latar belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang

tidak sama pula. Selain itu dalam komunikasi massa, komunikator tidak

mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan

media dan tidak tatap muka. (Ardianto,2004:9)

3. Pesan bersifat umum.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu

orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain,

pesan itu ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu

pesan-pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini

memilki arti pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

Kita bisa melihat televisi misalnya, karena televisi itu ditujukan dan untuk

(33)

dalam pemlihan kata-katanya sebisa mungkin memakai kata-kata populer,

bukan kata-kata ilmiah sebab kata-kata ilmiah itu hanya ditujukan untuk

kelompok tertentu.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah.

Karena komunikasi massa itu melalui media massa , maka komunikator

dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator

aktif menyampaikan pesan dan komunikanpun aktif menerima pesan,

namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana

halnya terjadi dalam komunikasi antarpribadi. Dengan demikian

komunikasi massa itu bersifat satu arah.

5. Menimbulkan keserempakan.

Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran

pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media

massa tersebut hampir bersamaan. Effendi (1999), mengartikan

keserempakan media massa itu ialah kontak denagn sejumlah besar

penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut

satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

6. Mengandalkan peralatan teknis.

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada

khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan

(34)

lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat

dan serentak kepada khalayak yang tersebar.

7. Dikontrol oleh Gatekeeper.

Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semau informasi yang

disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah atau mengurangi

pesan-pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan

sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi

massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. (Nurudin, 2004:16-30)

Komunikasi adalah bentuk komunikasi yang mengutamakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara misal,

berjumlah banyak, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu

pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan

serentak.

Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman

dengan bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya

memiliki hasil yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media. Joseph R.

(35)

1. Congnition (Pengamatan)

Media digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan

masyarakat terhadap pengetahuan dan wawasan bahkan beberapa

masyarakat menggunakan media untuk membangkitkan ide.

2. Diversion (Diversi)

Media digunakan sebagai sarana untuk relax dan memuaskan kebutuhan secara emosional bahkan bisa membangkitkan semangat

setelah begitu jenuh dari rutintas hidup sehari-hari.

3. Social Utility (Kegunaan Sosial)

Media digunakan sebagai alat untuk mempererat kontak atau

hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat, misalnya

membahas cerita hangat yang sedang terjadi dengan keluarga.

4. Withdraw (Menarik)

Media juga digunakan sebagai alas an untuk tidak melakukan tugas

dan untuk menjaga privacy agar tidak diganggu orang lain. 5. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan khlayak yang beragam sehingga

membentuk suatu pertalian yang berdasarkan minat dan

kepentingan yang sama.

II.2 Uses and Gratification Theory

Herbert Blumer dan Elihu Katz adaalh orang pertama yang

(36)

menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna media itu adalah pihak

yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari

sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya,

dalam teori uses and gratifications ini diasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

Dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience itu aktif dalam memilih media mana yang harus pilih untuk memenuhi kebutuhannya.

Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media,

artinya manusia itu memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan

media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak

untuk menggunakan media dan sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak

alasan khlayak untuk menggunakan media.

Permasalahan utama dalam teori uses and gratification bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media

memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayaknya. Jadi bobotnya adalah pada

khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan

khusus. (Effendy,2003:289-290)

Teori uses and gratification ini digambarkan sebagai a dramatic break with tradition of the past, sauatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik, teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia

tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak

dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhanya. Karena

(37)

efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

(Rakhmat,2004:65)

Riset teori uses and gratification bermula dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi

khalayak. Inti dari teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan moti-motif tertentu. Media dianggap

berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan

khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan

khalayak akan disebut sebagai media yang efektif. (Kriyantono,2006:204)

Asumsi-asumsi dasar teori uses and gratification menurut Jay Blumer, Elihu Katz dan Michael Gurevitch, yaitu :

a. Khalayak dianggap aktif, maksudnya sebagian penting dari penggunaan

media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan media terletak pada

anggota khalayak.

c. Media harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari

rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.

d. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang

diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk

(38)

e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa disimpulkan dari media

massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu oleh orientasi

khalayak.

Dengan demikian, teori uses and gratification telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan

komunikasi dari perspektif khalayak.

Kita menaruh perhatian pada peranan televisi dalam menanamkan

mentalitas pembangunan, sehingga kita bersedia meminjam uang untuk satelit

komunikasi. Semuanya didasarkan pada asumsi bahwa komunikasi massa

menimbulkan efek pada diri khalayaknya. Pentingnya pendekatan Uses and Gratifications: bahwa orang-orang berbeda pendapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk tujuan berbeda. (Suprapto,2006:41)

Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi

kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan

sebagai berikut (Effendy, 2003:294) :

1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif)

yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan

dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada

hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa

(39)

2. Affective needs (Kebutuhan Afektif)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal Intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh

dari hasrat akan harga diri.

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan

keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk

berafiliasi.

5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari

kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan.

Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya sehari-hari, terlihat

mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yakni

melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai,

(40)

Adapun model uses and gratification digambar sepeti berikut ini :

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

-Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan

-Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi - Pengetahuan

- Personal Identity - Hubungan dengan isi

Gambar 2. Model Uses and Gratifications

Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi,2006 hal.66

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis

seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel

lingkungan seperti orgaisasi, sistem sosial, dan struktur sosial.

Daftar motif memang tidak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blumer agak

praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumer menyebutkan tiga orientasi :

orientasi kognitif (kebutuhan akan informasi, surveillance atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan

hiburan), serta identitas personal (yakni, “menggunakan isi media untuk

memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi

khalayak sendiri”).

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam

berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu

(41)

keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi

kemampuan media untuk memberikan kepuasan. (Rakhmat,2004:66)

II.3 Motif Penggunaan Media

Pada dasarnya “motif” dan ‘motivasi’ artinya hampir sama hanya berbeda

pada penempatan kalimat saja. Menurut Kartini Kartono motivasi adalah sebab,

alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seorang untuk berbuat ; atau ide pokok

yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia (Kartini, 2002:147).

Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau

melaksanakan sesuatu. Dorongan disini adalah desakan alami untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhan hidup. Dari definisi tersebut, motif jika dihubungan dengan

konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang

menyebabkan seseorang menggunakan media.

II.4 Televisi

Menurut Effendy (1994:21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi

siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang

dimiliki komunikasi massa, yang berlangsung satu arah, komunikatornya

melembaga, pesannya bersifat umum, Sasarannya menimbulkan keserempakan,

dan komunikasinya bersifat heterogen.

Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi

atara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu

televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasi jarak dan

ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai untuk mencapai massa cukup besar.

(42)

Effendy, seperti halnya media massa lain, televisi mempunyai tiga fungsi pokok

berikut :

1. Fungsi Penerangan (The information function)

Televisi mendapat perharian yang besar dikalangan masyarakat karena

dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat

memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu :

a. Immediacy (Kesegaran)

Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh

stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat

peristiwa itu berlangsung.

b. Realism (Kenyataan)

Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual

melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.

2. Fungsi Pendidikan (The educational function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk

menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu

banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan

pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyairkan

acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika,

(43)

3. Fungsi hiburan (The entertainment function)

Sebagai media yang melayani kepetingan masyarakat luas, fungsi hiburan

yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya.

Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuahn

manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas diluar rumah.

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi

kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara

berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal

ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan

acara televsi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi dan kondisi pemirsa saat

menonton televisi (Kuswandi,1996:99)

Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara

yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan tersebut

bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai

pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai

pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indra yang kita miliki,

tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 100% dari informasi

yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan

(44)

Agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran perlu

diperhatikan faktor-faktor seperti pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian:

1. Pemirsa

Sesunggguhnya dalam bentuk komunikasi dengan

menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan

pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk

media elektronik faktor pemirsa perlu mendapat perhatian

lebih. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebutuhan pemirsa,

minat, materi pesan, dan jam penayangan suatu acara.

2. Waktu

Setelah komunikator mengetahui kebutuhan, minat dan

kebiasaan pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan

waktu penayangannya. Pertimbangannya adalah agar setiap

acara yang ditayangkan dapat secara proporsioanl diterima

oleh khalayak atau sasaran yang dituju. Untuk acara yang

khlayaknya anak-anak tentu saja diitayangkan mulai sore hari

sampai sekitar jam delapan malam. Hal ini tentu saja

memperhatikan kegiatan anak yang pada pagi sampai siang

hari melakukan aktivitasnya disekolah.

3. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam

(45)

biasanya untuk kuis dan acara infotainment, yang berdurasi satu jam biasanya untuk acara talkshow ataupun berita. Untuk acara film ataupun sinetron biasanya durasi waktu yang

dibutuhkan adalah satu sampai dua jam. Hal ini juga berkaitan

dengan kebutuhan pemirsa terhadap suatu acara yang ingin

ditontonnya.

4. Metode Penanyangan.

Metode penyajian suatu acara berhubungan dengan daya tarik

acara itu sendiri agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi

pemirsa. Misalkan suatu acara yang bersifat berita ataupun

informasi agar menembah daya tariknya. Dalam kehidupan

sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal

ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang kita miliki,

tetapi dengan menonton audiovisual akan mendapatkan 10%

dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat

timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated Experience) dar media audiovisual tadi. (Darwanto,2007:119)

Televisi sebagai media komunikasi massa

Media massa merupakan saluran atau media yang digunakan untuk

mengadakan komunikasi dengan masssa. Yang termasuk media disini adalah

televisi, surat kabar, majalah, radio dan film. Media massa dapat digolongkan

sebagai media elektronik dan media cetak keseluruhannya sering juga disebut

(46)

Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain

mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, sound effect, juga memiliki keunggulan yanitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pengalaman mendalam bagi pemirsanya. (Effendy,1994:192)

Menurut sosiolog Maarshall Luhan, kehadiran televisi membuat dunia

menjadi “Desa Global” yaitu suatu masyarakat dunia yang batasannya diterobos

oleh media televisi. (Kuswandi,1996:20)

Ciri-ciri televisi (Effendy,1994:21) antara lain:

1. Berlangsung satu arah

2. Komunikasi melembaga

3. Pesannya bersifat umum

4. Sasarannya menimbulkan keserempakan.

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan

suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua

objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan

dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya

hubungan tersebut.

III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

III.2.1 Sejarah dan Perekembangan Universitas Sumatera Utara

Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril serta material dari seluruh

rakyat Sumatera Utara yang pada waktu itu juga meliputi Daerah Istimewa Aceh ,

pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan

Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.

Kemudian disusul denagn berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan

Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956) dan Fakultas

Pertanian (1955).

Pada tanggal 20 November 1957, Universitas Sumatera Utara (USU)

diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi

(48)

memutuskan bahwa hari jadi USU adalah tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada

saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU.

Kampus USU Padang Bulan terletak di sebelah barat daya kota Medan, 7

Km dari pusat kota. Kampus ini memiliki luas 116 Ha dengan luas akademik 93,4

Ha merupakan pusat kegiatan utama Univeristas. Disini terdapat pula lebih dari

seratus bangunan dengan luas total lantai 133.141 m.

Setelah UI, ITB, IPB dan UGM menjadi sebuah Perguruan Tinggi negeri

berbadan hukum yakni Badan Hukum Milik Negara (BHMN), kini menyusul

USU telah menjadi sebuah PTN ke-5 berbadan hokum yang sama. den

dikeluarkanya Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 56 Tahun 2003 yang telah

menetapkan bahwa USU telah resmi sebagai Badan Hukum Milik Negara

(BHMN) yang ditatapkan pada tanggal 11 November 2003 dan ditetapkan

langsung oleh Presiden RI, Megawati Soekarno Putri.

Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU),

Padang Bulan, Medan yang meliputi :

1. Fakultas Kedokteran

Jl. Prof. Dr. Mansyur No.3, Medan.

2. Fakultas Hukum

Jl. Universitas No. 4 Kampus USU, Medan.

3. Fakultas Pertanian

Jl. Prof. A. Sofian No. 3 Kampus USU, Medan.

4. Fakultas Teknik

Jl. Almamater Kampus USU, Medan.s

5. Fakultas Ekonomi

Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH Kampus USU, Medan.

(49)

Jl. Alumni No. 2 Kampus USU, Medan.

7. Fakultas Sastra

Jl. Universitas No.19 Kampus USU, Medan.

8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jl. Almamater Kampus USU, Medan.

9. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU, Medan.

10.Fakultas Kesehatan Masyarakat

Jl. Universitas No.21 Kampus USU, Medan.

11.Fakultas Psikologi

Jl. Prof. Dr. Mansyur, Medan

12.Fakultas Farmasi

Jl. Almamater Kampus USU, Medan.

III.2.2 Sejarah MTV Insomnia

III.2.2.1 Latar Belakang

Pada awalnya, program MTV Insomnia terbentuk bertujuan untuk

menggantikan salah satu program MTV juga yang bertajuk MTV Wake Up Call,

selain itu juga program ini untuk mempertahankan penonton GLOBAL TV yang

biasa menonton pada waktu dini hari.

III.2.2.2 Maksud dan Tujuan

Menampilkan suatu acara yang interaktif, informatif, menghibur, dan

(50)

III.2.2.3 Deskripsi Program

Salah satu bentuk program variety, dengan mengkombinasikan video

klip, informasi-informasi, “curhat” session, acara interaktif, dan berita (situasional) dalam satu kemasan program acara.

Target penonton untuk acara MTV Insomnia ini adalah semua gender

dengan kisaran umur 14-28 tahun yang mungkin masih bangun ataupun

beraktifitas pada waktu dini hari. Dengan durasi acara selama 180 menit.

Dengan perpaduan dua VJ yaitu Adit dan Surya, program MTV Insomnia

ini menampilkan sosok VJ yang menghibur, dinamis, lucu, unik, berpenampilan

menarik, memiliki imej yang khas, pintar, dan dekat dengan penonton. Konsep

yang diusung oleh MTV Insomnia terhadap program acara yang bernuansa anak

muda ini adalah gambaran dari pemuda yang maskulin dengan property kamar

yang maskulin juga tentunya, yaitu ranjang bertingkat lengkap dengan sprei klub

sepakbola favorit dari masing-masing VJ, seperangkat komputer dan lengkap

dengan koneksi internet yang menggambarkan bahwa mereka adalah anak muda

yang juga peduli terhadap kemajuan teknologi, sekaligus juga sebagai sarana

untuk berinteraktif dengan para pemirsa dirumah lewat situs jejaring sosial

Facebook, Twitter dan juga Myspace; meja dan sofa yang disediakan juga untuk

bintang tamu yang datang sebagai teman kos kedua VJ, pemutar DVD dan juga

beberapa koleksi film yang memeng disediakan untuk sesi info atau resensi film

(51)

III.2.2.4 Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu Januari 2010

Tips / catatan pentingbuat meraih mimpi :

• Pastikan sebelum tidur udah berdoa biar dapat mimpi yang asyik bukan buruk apalagi jorok atau horor

• Tidak di benarkan menghayal jorok apalagi bayangin yang seram-seram

• Pada saat mimpi usahakan dicari mana yang bakalan jadi sumber inspirasi

• Buat mimpi yang bagus atau menghayal harus tetap sehat, gak usah pake narkoba buat mengngayal and always SAY NO DRUGS!!!

• Kalau sadar itu cuma mimpi, usahakan biar cepat bangun, jangan kelamaan nanti terbawa lho ...

• Setelah bangun dari mimpi jangan cuma diam, langsung cuci muka dan lari ke luar buat mengejar mimpi

• Jangan lupa gosok gigi sehabis mimpi biar mulutnya tidak bau naga.

Apakah mimpi itu ?

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang

melibatkan penglihatan,

(52)

penndengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (Rapid Eye

Movement/REM sleep). Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut

lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan terkadang mampu mengubah

lingkungan dalam mimpinya serta

mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. Ilmu yang

mempelajari mimpi disebut oneirologi.

Pentingnya semangat dalam meraih mimpi:

1. Mimpi itu penting untuk menimbulkan semangat dalam mencapai cita-cita

2. Kalau anak nongkrong cuma ngimpi

mewujudkan cita-cita gak boleh malas 3. Di tahun yang baru ini,

(53)

di tahun ini 4. Buat yang masih

sekolah atau kuliah dan punya impian buat lulus atau pindah kerja, harus disertai semangat dalam mencapai impian tersebut

Obesitas (Obrolan Seputar Artis Papan Atas)

1. JENIFFER ANISTON

Aniston akan membuka sebuah restoran

Meksiko di New York City pada 2010 ini. Mengapa restoran Meksiko? Karena Jeni ternyata sangat suka makanan Meksiko.

2. D’Massive

Band D'Massive ternyata juga punya impian untuk bisa go internasional. Rian Cs pun berharap bisa manggung di Amerika Serikat pada 2010 mendatang.

3. Film Eat Love and Pray

Film Eat Love and Pray yang beberapa waktu syuting di Bali, tercatat sebagai film besar Hollywood pertama yang mengambil

(54)

Indonesia dan anak nongkrong boleh ikutan bangga.

Tabel 2. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu 04 Januari 2010

Berdasarkan tabel 2 diatas

Tema Video Klip Info Bintang

2. Fire Burning - Sean

5. Falling Down - Selena

Piala Dunia FIFA 2010

adalah Piala Dunia FIFA ke-19, berlangsung pada

•Lima negara yang menjadi calon tuan rumah adalah:

7 fakta tentang piala dunia:

• Afrika Selatan merupakan negara pertama dikawasan afrika yang menyelengarakan piala dunia.

• Walaupun tuan rumah, afrika selatan juga ikut kualifikasi.

• Ini merupakan

debutan yang melaju.

• Ofisial maskot piala dunia 2010 adalah

(55)

tahun, yang akan dirayakan secara global dengan tajuk piala dunia 2010

• Piala dunia 2010

menggunakan 10 stadion di Afrika Selatan,

• Pada

mengeluarkan daftar 38 calon memimpin jalannya pertandingan Piala Dunia FIFA 2010

• Ada 3 negara asia yang menjadi perwakilan, jepang, korsel korut

Info audisi soccer star,

program baru di global tv yg sehubungan dengan piala dunia, yaitu soccer star, sebuah program untuk mencari host piala dunia

Syarat-syaratnya : • Pria/wanita usia 17-30

thn

• Sehat jasmani dan rohani

• Postur tubuh proporsional

• Memiliki penegtahuan sepakbola yang sangat baik, nasional maupun internasional

• Bersedia mengikuti program rekruitmen yang diadakan oleh global tv

Indonesian Idol – Reality singing contest

Indonesian Idol 2010 kembali digelar. Ada yang berbeda dari

(56)

kali ini, yakni selain mengusung konsep Be A Superstar, program akan menampilkan format dan karakter juri baru. Erwin Gutawa dan Agnes Monica akan menjadi juri baru, sementara Anang

Hermansyah tetap bertahan.

Lebih dari 1 M US$ 'AVATAR'

Film idealisme James Cameron, AVATAR, terus mengguncang box office pada Minggu (03/01) kemarin. Dan hingga sekarang, film berbudget gila-gilaan itu sudah

melampaui US$1 miliar dari penghasilannya di seluruh dunia, demikian jumlah yang baru disiarkan.

Sandra Bullock cetak Box Office 2009

Sandra Bullock mendapatkan

keberuntungannya di tahun 2009 ini. Aktris ini disebut sebagai bintang Hollywood dengan pendapatan terbesar tahun 2009.

'SANG PEMIMPI' membuat rekor lagi

Menurut produsernya, Mira Lesmana sampai saat ini sekuel film LASKAR PELANGI ini ditonton 1,8 juta pecinta film. SANG PEMIMPI juga jadi pemecah rekor sebagai film dengan opening terbesar di Indonesia dengan ditonton 130 ribu pemirsa pada tayangan perdana.฀

(57)

Tema Video Klip Info Bintang

Tips / catatan buat mencegah gak di gebetin kalau mau setia ama pasangan :

Gak usah terlalu deket , berkesan cool aja. Kalau gak BT-BT amat ama pasangan , gak usah curhat ama

sohibnya. Gak usah cari info tentang pasangan, percaya aja ama si pacar. Jangan tukeran pin BB , YM , apalagi nomor hp, cukup FB ama twitteran aja. Usahakan selalu bersikap manis ama pacar, walaupun lagi ribut.

Tips nya biar saling percaya :

Kalau jalan jalan ke mall atau kemana , pake kacamata hitam yg biasa di pake surya. Jadi gak keganggu kalau ada yg cantik lewat, kalau masih ketawan juga, pake kacamata kuda

Jangan sampe loose kontak ama pacar, biar di mana aja , kasih kabar , bisa lewat BBM , YM atau SMS

Sering sering ajak jalan , nnonton atau makan

Ajakin dia kenalan ama ortu, nenek dan kakek , jadi kalau ada niat selingkuh kita jadi malu duluan

(58)

polisi. Seorang cewe yang bernama Masnawati alias Wati mengaku kalau mantan suaminya telah berselingkuh dengan Melly Goeslaw

MARIAH CAREY MABOK

Penyanyi Mariah Carey dinobatkan sebagai Aktris Pendatang Baru Terbaik di ajang Palm Springs

International Film Festival pada 5 Januari lalu. Namun saat naik ke atas panggung untuk menerima

penghargaan, MARIAH tengah mabuk. karena mabuk, Mariah pun tidak bisa berpidato dengan benar.

SADHY FROST POSE BUGIL

Aktris asal Inggris, Sadie Frost, berpose tanpa sehelai benang pun untuk majalah Grazia.

Tabel 4. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu 08 Januari 2010

ema Video Klip Info Bintang

1. Ayang-Ayangku – Mahadewi

2. I Can Transform Ya - Chris Brown Feat Lil Wayne & Swiss Beatz

Keuntungan ikutan basket

• Lu bisa dapat pertemanan yang erat, karena di dalam basket itu kita harus berkomunikasi waktu bertanding maupun sedang tidak bertanding.

Gambar

Tabel 2. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu  04 Januari 2010
Tabel 3. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu  06 Januari 2010
Tabel 4. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu  08 Januari 2010
Tabel 5. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu  09 Januari 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

gambar apa saja, dengan ukuran yang relatif besar ke dalam komputer.. - Handy cam : di gunakan dalam dunia video editing yang sangat

Yang bukan termasuk kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar daerah wisata yaitu.. Bukit barisan terdapat

An increase in the total number of vertices (matched corresponding points) produced during the image alignment when using the FS image set is an indicator that

Pemegang Saham yang berhalangan hadir dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa Surat Kuasa yang sah seperti yang ditentukan oleh Direksi Perseroan dengan ketentuan bahwa

Universitas Sumatera Utara... Universitas

mayoritas responden pernah konsultasi.. Sucianna Dwi Setyawati || Farmasi FKIK UMY 8 Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. dengan apoteker yaitu sebanyak

Proses pemboran pada sumur NB-AAA berlangsung selama 2.344 jam yaitu sekitar 97 hari dengan total Productve Time sebesar 66 hari dan Non Productive Time sebesar 31