PROPOSAL PENELITIAN
MOTIVASI MENONTON TAYANGAN MTV INSOMNIA DAN KEBUTUHAN PELEPASAN KETEGANGAN
(Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara)
Diajukan oleh :
MAYDOP TIUR ELFRINA SILALAHI
060904050
Program Studi : Jurnalistik
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Lembar Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Maydop Tiur Elfrina Silalahi
NIM : 060904050
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : MOTIVASI MENONTON TAYANGAN MTV INSOMNIA
DAN KEBUTUHAN PELEPASAN KETEGANGAN (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)
Medan, 07 Juni 2010
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Drs. Hendra Harahap, Msi Drs. Amir Purba, M.A
NIP. 196710021994031002 NIP.195102191987011001
a.n Dekan
Pembantu Dekan 1,
Drs. Humaizi, M.A
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul; Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi MenontonTayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara). Adapun tujaun penelitiannya yaitu : untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan : teori komunikasi dan komunikasi massa, teori uses and gratification, Motif Penggunaan Media, dan Televisi. Daalm penelitianini peneliti menggunakan metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara denagn jumlah responden sebanyak 98 orang yang dijadikan sampel dari populasi yang berjumlah 4.476 orang. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengunakn rumus Taro Yamane, dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertayaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden. Sewaktu kuisioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung mengadakan pengeditan, lalu memberi kode pada jawaban, kemudian hasilnya bdisajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi ( Analisis Statistik Deskriptif) .
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada TUhan Yesus Kristus yang telah
memberkati dan menyertai peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi MenontonTayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”, yang merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sosial pada Universitas Sumatera Utara.
Dikarenakan keterbatasan dan wawasan yang peneliti miliki dalam
penelitian ini, maka itu masih banyak terdapat kekurangan dalam pembahasannya,
untuk itu peneliti sanagt mengaharapkan kritikan dan masukan dari para pembaca.
Peneliti berharap, pembahasan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembanagn
Ilmu Komunikasi khususny konsentrasi Jurnalistik.
Pertama tama peneliti mempersembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti
serta ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ayah dan Ibu tercinta,
Peston Sipayung dan Minar Lumban Batu, atas rasa sayang dan cinta, dukungan
dan doa yang tiada hentinya diberikan kepada peneliti hingga akhirnya peneliti
bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Kedua adik tercinta
peneliti, Erickson Aprilev Silalahi dan Agtri Henboral Silalahi yang menjadi
tempat peneliti berkeluh kesah, dan menumpahkan segenap perasaan peneliti
selama mengerjakan skripsi ini dan juga semua hal yang menghibur disaat pebeliti
merasa jatuh. Terima kasih buat segala cinta kalian, semuanya tidak dapat
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan menyampaikan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung, karena pastinya dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak
hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang telah
memberikan dukungan, perhatian, semangat dan motivasi. Peneliti juga
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Yang terhormat Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen
Ilmu Komunikasi.
2. Yang terhormat Bapak Dr. Hendra Harahap, Msi selaku dosen
pembimbing, yang dengan tekun dan sabar dan bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan masukan-masukan bagi
skripsi ini dan mendorong peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.
3. Yang terhormat Ibu Dra. Rusni, MA, selaku dosen pembimbing peneliti
yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membatnu
peneliti selama menjalani kegiatan perkuliahan di Departemen Ilmu
Komunikasi USU.
4. Yang terhormat Kak Ross, Kak Icut dan Kak Maya, Kak Kiki yang telah
membantu peneliti dalam menjalani segala proses administrasi semasa
perkuliahan di FISIP USU, serta seluruh staf perpustakaan, karyawan
bagian pendidikan FISIP USU yang membantu peneliti semasa
5. Terima kasih untuk Beni Patrison Limbong yang telah mendukung peneliti
sepenuhnya dalam mengerjakan skripsi ini. Untuk dukungan dan doa;
perhatian, kepedulian, cinta dan kasih sayang untuk peneliti.
6. Orang-orang yang peneliti sayang Elfriani Sembiring dan Sefryani
Simarmata dan Ketwoman yang telah memberikan motivasi, dorongan,
doa, kecerian dan segalanya, terima kasih buat pertemanan kita. Dan
seluruh teman-teman Komunikasi 2006 Sandhy, Wulan, Olin, Ima, Jojo,
tetap semangat, kalian pasti bisa!
7. Kak Rotua yang selalu bersedia dimintai pendapat, masukan dan ilmu serta
waktu untuk berdiskusi, terima kasih ya kak.
8. Dan semua pihak yang telah memebrikan dukungan kepada peneliti Uda
Bangun dan Nanguda, Bou Ester, Kak Ice terima kasih banyak.
Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu peneliti dan berpartisipasi dalam menyeleasikan skripsi ini, ayng
mungkin secara tidak sengaja terabaikan oleh peneliti. Semoga Tuhan membalas
kebaikan hati kalian. Peneliti tetap mengharapkan masukan dan saran untuk
kesempurnan penelitian ini, semoga skripsi ini dapat memenuhi harapan dan
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Medan, Juni 2010
Peneliti,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN………i
KATA PENGANTAR………...iii
DAFTAR ISI………vi
DAFTAR TABEL………viii
DAFTAR GAMBAR………ix
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah………..……1
I.2 Perumusan Masalah……….………5
I.3 Pembatasan Masalah ………..5
I.4. Tujuan Penelitian………..……..6
I.5. Manfaat Penelitian ……….…………6
I.6. Kerangka Teori……….…………..7
I.6.1.Teori Uses and Gratifications……….7
I.6.2 Motif Penggunaan Media……….. 8
1.6.3 Televisi………...9
1.7. Kerangak Konsep……….……… 11
1.8. Model Teoritis ………...…..13
1.9. Variabel Operasional ………....13
I.10 Definisi Operasional………..15
I.11 Hipotesis………18
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa………..….20
II.3 Motif Penggunaan Media………..………..31
II.4. Televisi………31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian ………..…….…37
III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian……….…..….37
III.2.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Sumatera Utara 37 III.2.2 Sejarah MTV Insomnia………....38
III.2.2.1. Latar Belakang MTV Insomnia………..…38
III.2.2.2. Maksud dan Tujuan………...39
III.2.2.3. Deskripsi Program ……….….39
III.2.2.4. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintan Tamu Januari 2010………40
III.3 Populasi dan Sampel………...71
III.1 Populasi………….……….71
III.2 Sampel………73
III.4 Teknik Penarikan Sampel………75
III.5 Teknik Pengumpulan Data………..75
III.6 Teknik Analisis Data………...76
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data……….78
IV.1.1. Tahap Awal……….……78
IV.1.2. Pengumpulan Data………..………...78
IV.2. Teknik Pengolahan Data………..……..79
IV.3. Analisa Statistik Deskrpitif……….80
IV.3.1. Karakteristik Responden……….………...80
IV.3.2. Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia….…….82
IV.3.3. Kebutuhan Pelepasan Ketegangan……….….113
IV.4 Cross Tabulation ………. 124
IV.6 Pembahasaan………..131
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan………..136
V.2 Saran ………137
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul; Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi MenontonTayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara). Adapun tujaun penelitiannya yaitu : untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan : teori komunikasi dan komunikasi massa, teori uses and gratification, Motif Penggunaan Media, dan Televisi. Daalm penelitianini peneliti menggunakan metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara denagn jumlah responden sebanyak 98 orang yang dijadikan sampel dari populasi yang berjumlah 4.476 orang. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengunakn rumus Taro Yamane, dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertayaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden. Sewaktu kuisioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung mengadakan pengeditan, lalu memberi kode pada jawaban, kemudian hasilnya bdisajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi ( Analisis Statistik Deskriptif) .
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari komunikasi massa. Pada hakikatnya, media adalah
perpanjangan tangan dan lidah yang sangat berjasa manusia dalam meningkatkan
pengembangan stuktur sosialnya.
Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang
menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan
informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media
massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai
sosial dan budaya manusia.
Menurut R.Mar’at (dalam Effendy,2002:122) acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah
hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu,
terpesona atau latah, bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh
psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka
seolah terhanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang disajikan
oleh televisi.
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masih menunjukan bahwa
media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis, pengaruh
surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audiovisual televisi menyentuh
segi-segi kejiwaan pemirsa. Terlepas dari pengaruh positif atau negatif, pada intinya
media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era
informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat sehingga sampai saat
ini televisi menjadi media yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia memiliki keinginan lebih tinggi untuk mempunyai televisi daripada
keinginan untuk membeli buku bacaan.
Televisi telah mengahdirkan berbagai bentuk acara ditengah-tengah
masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, komedi situsi, talkshow, tayangan berita, reality show, iklan dan beragam tayangan impor dari luar negeri. Maraknya pemanfaatan alat media elektronik dalam masyarakat membuat televisi menjadi
media yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terlebih lagi informasi
sudah menjadi kebutuhan manusia untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di
sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan sekaligus dapat menghilangkan
stres sosial.
Sekarang ini sudah terdapat sepuluh stasiun televisi swasta seperti
Indosiar, RCTI, SCTV, TPI, Anteve, TVone, Trans TV, Trans7, Metro TV dan
Global TV. Selain kesepuluh stasiun tersebut, juga terdapat stasiun televisi swasta
yang dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah tertentu seperti Deli TV ataupun
DAAI TV. Televisi swasta kini berlomba-lomba menghadirkan tayangan
informasi atau hiburan yang lebih menarik, cepat dan lebih aktual serta berusaha
memberikan kepuasan bagi pemirsannya dengan menayangkan acara yang
Maraknya berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi baik
swasta maupun nasional, baik itu yang bersifat edukatif ataupun sekedar hiburan
semata, memang ditujukan untuk memanjakan setiap pemirsanya. Di era modern
seperti sekarang ini, pemirsa makin cerdas untuk memilih jenis acara apa yang
mereka inginkan, motif ingin mencari informasi atau sekedar mencari pelarian
dari segala kesibukan sehari-hari. Acara-acara yang ditayangkan televisi kini pun
makin banyak kategorinya, pemirsa diberikan kebebasan untuk memilih acara
seperti apa yang dapat memuaskan kebutuhannya.
Global TV adalah stasiun televisi swasta yang secara umum segmentasi
khalayaknya adalah khalayak yang berjiwa muda, sedangkan secara khusus adalah
para kawula muda. Untuk menghibur pemirsa yang berjiwa muda, Global TV
menyuguhkan program-program seru dari MTV. Acara-acara di Global TV
diantaranya Berita Global, Program MTV seperti: MTV Insomnia, MTV Studio
dan MTV Ampuh; Obsesi, khusus bagi anak-anak ada kartun naruto, Samurai X,
Avatar, Are You Smarter Than 5th Greader? ; sedangkan untuk keluarga Global TV menayangkan Ayahku Hebat, Abdel dan Temon, Untung Ada Sule dan masih
banyak acara unggulan lainnya.
MTV Insomnia tayang perdana pada 23 Maret 2009 lalu, dan hadir pada
pukul 01.00 sampai 03.30 dini hari, Selasa sampai Minggu. MTV Insomnia
event-event, orang tua, keuangan dan lain-lain, curhat mengenai topik yang sedang dibahas. Komentar dapat disampaikan melalui telepon, Facebook, maupun
account Twitter MTV Insomnia, sehingga feedback dari tema yang sedang dibahas dapat segera diketahui. Penelepon yang berinteraktifpun berasal hampir
dari seluruh Indonesia, ini menandakan bahwa meskipun jam tayang MTV
Insomnia termasuk dalam jam istirahat orang kebanyakan, tetapi memiliki
keunggulan tersendiri yang menarik hati penontonnya. Dibawakan oleh dua VJ
yang sangat kocak dan atraktif yaitu VJ Adit dan VJ Surya, cara keduanya
membahas tema sangat identik dengan candaan anak-anak “nakal” yang hampir
berbau vulgar. Dengan gaya masing-masing keduanya dapat memancing para
penelepon untuk bercerita tentang masalah mereka dan memberikan solusi yang
bahkan melenceng dari topik yang sedang dibahas malam itu, akan tetapi tidak
ada penelpon yang memberikan complain, karena memang begitulah gaya VJ Adit dan Surya yang cuek tetapi memiliki ciri. Bahkan ada penelepon yang hanya
sekedar bercerita bahwa dia adalah penggemar berat dari Adit atau Surya.
Berbagai acara dilakukan oleh MTV Insomnia untuk mengakrabkan diri dengan
para penggemarnya, diantaranya membuat group di Facebook, membuat account
Twitter agar setiap anak nongkrong dapat mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh kedua VJ mereka atau sekedar memberi komentar seputar tema
yang sedang dibahas. Cara yang lain adalah mengundang anak nongkrong untuk
menonton langsung syuting MTV Insomnia di studio Global TV, tidak sedikit
anak nongkrong yang antusias untuk menonton bagaimana suasana dibelakang
menjadikan mahasiswa USU sebagai responden oleh karena usia responden yang
masih dikategorikan remaja dan kawula muda.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
sejauhmana hubungan antara motivasi menonton tayanagn MTV Insomnia
terhadap kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
“Sejauhmanakah hubungan antara motivasi konsumsi hiburan di tayangan
MTV Insomnia terhadap kebutuhan pelepasan ketegangan di kalangan mahasiswa
USU?”
I.3 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, berikut ini
peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar
permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas, sehingga
dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan
masalah yang akan diteliti adalah :
1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau
2. Penelitian ini mengetahui motivasi konsumsi hiburan dan pemenuhan
kebutuhan pelepasan ketegangan mahasisa USU terhadap hiburan yang
ditayangkan di MTV Insomnia.
3. Objek penelitian adalah mahasiswa USU program S-1 angkatan
2007-2008.
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010.
I.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui motivasi konsumsi hiburan dikalangan mahasiswa
USU terhadap hiburan ditayangan MTV Insomnia.
b. Untuk mengetahui kebutuhan pelepasan ketegangan yang telah
terpenuhi.
c. Untuk mengetahui intensitas menonton tayangan MTV Insomnia
d. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan
MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan.
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah
penelitian yang menggunakan teori komunikasi dan memperluas
cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa ilmu komunikasi
2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU ,
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya
bidang penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan pelepasan
ketegangan dengan tayangan MTV Insomnia di Global TV.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi Global TV dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan
berkenaan dengan penelitian ini.
I.6 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan pikir
dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok–pokok pikiran yang menggambarkan dari
sudut mana masalah penelitian akan disoroti. (Nawawi, 1997:39)
Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi
dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi diantara variabel , untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut (Kriyantono,2006:45)
I.6.1 Teori Uses and Gratification
Jika pada model penelitian komunikasi yang terdahulu lebih menyelidiki
pengaruh pesan terhadap komunikan dari sisi komunikator saja, maka sekitar
tahun 1940-an lahirlah perspektif baru yang disebut dengan Uses and Gratifications.
Pertanyaan utama dalam model ini bukan pada sejauh mana media tersebut
dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi
tekananya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja
menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu (Liliweri,1991:133).
Model Uses and Gratifications ini memulai dengan lingkungan sosial
(social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi :
1. Ciri-ciri demografis (demographic characteristic) 2. Ciri ciri aifiliasi kelompok (group characteristic) 3. Ciri-ciri kepribadian (personality characteristic)
Menurut para pencetusnya, Elihu Katz, jay G. Blumer dan Michael
Gurevitch, Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau
sumber-sumber lainnya, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan
(keterlibatan pada kegatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan
akibat-akibat lain (dalam Rakhmat,1984:65).
I.6.2 Motif Penggunaan Media
Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang artinya bergerak atau to move. Motif berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau merupakan driving force (Bianca dalam Walgito,1997)
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu.
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak,
alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia
Dalam buku Psikologi Komunikasi karangan Jalaluddin Rakhmat
disebutkan bahwa siaran yang menggabungkan unsur hiburan dengan informasi,
dan bukan hanya ceramah yang membosankan telah berhasil memberikan efek
kepada khalayak seperti menanamkan pengetahuan, pengertian, keterampilan,
kepercayaan atau informasi (Rakhmat 2004:219).
Motivasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan
individu yang berbeda pula. Dalam penelitan ini kebutuhan yang dimaksudkan
adalah kebutuhan kognitif, karena kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha
untuk menambah informasi dan pengetahuan khususnya dibidang musik. Hal ini
berkaitan dengan keadaan mahasiswa yang dianggap paling aktif dan tertarik
untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Ada yang tertarik dengan jenis
musik, irama lagu, lirik, bahkan sampai penyanyinya.
I.6.3 Televisi
Hadirnya televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah
merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal
oleh kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada,
televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Fungsi televisi hampir sama dengan media komunikasi lainnya (surat
kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan
membujuk. Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya
1. Audiovisual
2. Berpikir dalam gambar
3. Pengoperasian yang lebih kompleks
Ada tiga dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya,
yaitu :
1. Dampak kogntif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual
yang ditayangkan televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk
menirunya.
3. Dampak prilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial
budaya yang telah ditayangkan di acara teevisi yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. (Wahyudi,1996:54)
Darwanto (2007) mengemukakan dalam kaitannya terhadap peningkatan
pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal,
antara lain :
1. Frekuensi menonton.
Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat dilihat pengaruh
tayangan terhadap pengetahuan komunikan.
2. Waktu penayangan.
Apakah waktu penayangan sebuah acara sudah tepat atau sesuai
dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam
setelah kegiatan belajar di sekolah usai.
3. Kemasan acara.
Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran
komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan
secara menarik.
4. Gaya penampilan pesan.
Dalam menyampikan pesan dari suatu tayangan, apakh host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga
dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga dapat
memahami pesan yang disampaikan.
5. Pemahaman pesan.
Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi
atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.
I.7 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai
dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa. (Nawawi,1997:40)
Menurut Suryanto dan Sutinah (2005:49) konsep adalah suatu makna yang
berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali
dengan sarana lambang perkataan atau kata–kata.
Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menguraikan
kebenarannya. Agar konsep–konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab
atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat,2004:12).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi
terhadap hiburan di tayangan MTV Insomnia.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau
yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya
(Rakhmat,2004:12). Variabel yang terikat dalam penelitian ini
adalah pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan dikalangan
mahasiswa USU.
3. Variabel antara (Z)
Varibel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas
dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
(Nawawi,1997:58)
I.8 Model Teoritis
Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan
permasalahan–permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan
variabel–variabel yang telah dikelompokan dalam kerangka konsep akan dibentuk
menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :
Gambar 1. Model Teoritis
I.9 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
penelitian, yaitu sebagai berikut :
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas (X)
Motivasi Menonton Tayangan
MTV Insomnia
Motif menonton tayangan MTV Insomnia :
1. Kebutuhan Kognitif
• Peneguhan Karakteristik
Responden
Motivasi Konsumsi
Hiburan
Televisi Kebutuhan
Pelepasan Ketegangan Motif
Anteseden Penggunaan
Media
• Pengetahuan
2. Kebutuhan Afektif
• Senang
• Kepuasan
3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif
• Kredibilitas
• Stabilitas
4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif
• Peneguhan Kontak Keluarga
• Peneguhan Kontak Rekan
• Peneguhan Kontak Dunia
5. Kebutuhan Pelepasan
• Tekanan
• Ketegangan
2. Variabel Terikat ( Y)
Pelepasan Ketegangan
Mahasiswa USU
1.Pekerjaan
a. Tugas-Tugas Kerja
b. Hubungan Dengan Teman Kerja
2.Perkuliahan
a. Tugas-Tugas Kuliah
b. Hubungan Dengan Teman Kuliah
3.Keluarga
a. Hubungan Dengan Orang Tua
b. Hubungan Dengan Saudara
3. Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
1.Jenis kelamin
3.Riwayat Insomnia
Tabel 1. Variabel Operasional
I.10 Definisi Operasional
Menurut Singarimbun (2005:46), definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan begaimana caranya untuk mengukur suatu
variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah
yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
Dalam penelitian ini, variabel–variabel dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Tayangan MTV Insomnia) :
1. Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan informasi yang dilakukan
oleh mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia.
• Peneguhan, yaitu peneguhan yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia
• Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa
setelah menonton tayangan MTV Insomnia
2. Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan mahasiswa yang berkaitan
dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan
terhadap tayangan MTV Insomnia.
• Senang, yaitu sikap senang yang dimiliki oleh mahasiswa
• Kepuasan, yaitu rasa puas dari dalam diri mahasiswa karena
terpenuhi kebutuhan informasi dari tayangan MTV
Insomnia .
3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa
akan harga diri terhadap tayangan MTV Insomnia.
• Kredibilitas, yaitu kepercayaan mahasiswa terhadap
tayangan MTV Insomnia
• Stabilitas, yaitu sikap stabil mahasiswa dalam menonton
tayangan MTV Insomnia.
4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa
terhadap jiwa sosial terhadap tayangan MTV Insomnia.
• Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan mahasiswa
terhadap lingkungan keluarga setelah menonton tayangan
MTV Insomnia.
• Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan mahasiswa
terhadap lingkungan rekan-rekan setelah menonton
tayangan MTV Insomnia
• Peneguhan kontak dunia, yaitu peneguhan mahasiswa
terhadap dunia setelah menonton tayangan MTV Insomnia
5. Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan pelepasan dalam diri
• Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri
mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
• Ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri
mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
2. Variabel Terikat (Pelepasan Ketegangan Mahasiswa USU) :
a. Pekerjaan, yaitu pelepasan ketegangan dari pekerjaan yang
digeluti oleh mahasiswa setelah menonton tayangan MTV
Insomnia.
•Tugas-Tugas Kerja, yaitu pelepasan ketegangan dari
tugas-tugas kerja setelah mononton tayangan MTV Insomnia.
•Hubungan Dengan Teman Kerja, pelepasan ketegangan dari
hubungan-hubungan dengan teman kerja setelah mononton
tayangan MTV Insomnia.
b. Perkuliahan, yaitu pelepasan ketegangan dari kegiatan
perkuliahan yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton
tayangan MTV Insomnia.
•Tugas-Tugas Kuliah, yaitu pelepasan ketegangan dari
tugas-tugas kuliah yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton
tayangan MTV Insomnia.
•Hubungan Dengan Teman Kuliah, yaitu pelepasan ketegangan
dari hubungan dengan teman-teman kuliah setelah menonton
c. Keluarga, yaitu pelepasan ketegangan dari hubungan mahasiswa
dengan keluarga setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
• Hubungan Dengan Orang Tua, yaitu pelepasan ketegangan
hubungan mahasiswa dengan orang tua setelah menonton
tayangan MTV Insomnia.
• Hubungan Dengan Saudara, yaitu pelepasan ketegangan
hubungan mahasiswa dengan orang tua setelah menonton
tayangan MTV Insomnia.
3. Variabel Antara (Karakteristik Responden):
• Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responen (pria/wanita)
• Hobi : kegemaran dari responden yang akan diteliti.
• Riwayat Insomnia : Latar belakang dari responden apakah
memiliki penyakit insomnia.
I.11 Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun,2005:43).
Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final dalam arti masih harus
dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1997:44)
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia
Ha: Terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus mengunakan media
massa(Ardianto,2004:3)
Ahli komunikasi massa lainnya Joseph A Devito merumuskan definisi
komunikasi masa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta
tentang media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya dalam dua
item yakni yang pertama adalah komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua,
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar
yang audio atau visual. (Ardianto,2004:6)
Salah satu persoalan didalam negeri ini didalam memberi pengertian
komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh pakar menurut
bidang ilmunya. Hal ini dikarenakan banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi
masukan kepada perkembangan ilmu komunikasi, miaslnya psikologi,
antropologi, ilmu manajemen, ilmu politik, linguistik, matematika dan lain-lain.
Sebuah definissi yang singkat dibuat oleh Harold D Laswell, cara tepat untuk
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”. (Cangara, 2004:18)
Jika kita berada dalam situasi komunikasi, maka kita memiliki beberapa
kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari
simbol-simbol yang digunkan dalam berkomunikasi, apa yang dinamakan Wilbur
Schramm “Frame of Reference “ atau kerangka acuan, yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings). Schramm menyatakan bahwa filed of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator
sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung
dengan lancar. Sebaliknya jika pengalaman komunikan tidak sama dengan
pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain,
atau dengan kata lain situasi menjadi tidak komunikatif. (Effendy,2003:30-31)
Banyak definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli
komunikasi. Bayak ragam dan titik tekan yang dikemukakan. Akan tetapi dari
sekian banyak definisi yang ada terdapat benang merah dar kesamaan definisi satu
sama lain, dan bahkan definisi-definisi itu sama lain saling melengkapi.
Ciri-ciri komunikasi massa antara lain :
1. Komunikator bersifat melembaga.
Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi
kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur
dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi
komunikatornya bukan orang per orang. Menurut Alexis S Tan (1981)
komunikator dalam komunikasi massa adalah organisai sosial yang
mampu memproduksi pesan dan mengirimkanya secara serempak ke
sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam
komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat kabar, televisi,
stasiun radio, majalah dan penerbit buku. Media massa disebut sebagai
organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu yang
dalam proses komunikasi massa tersebut. (Nurudin,2004:16-18)
2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen.
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna
media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat
ekonomi, latar belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang
tidak sama pula. Selain itu dalam komunikasi massa, komunikator tidak
mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan
media dan tidak tatap muka. (Ardianto,2004:9)
3. Pesan bersifat umum.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu
orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain,
pesan itu ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu
pesan-pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini
memilki arti pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
Kita bisa melihat televisi misalnya, karena televisi itu ditujukan dan untuk
dalam pemlihan kata-katanya sebisa mungkin memakai kata-kata populer,
bukan kata-kata ilmiah sebab kata-kata ilmiah itu hanya ditujukan untuk
kelompok tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah.
Karena komunikasi massa itu melalui media massa , maka komunikator
dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator
aktif menyampaikan pesan dan komunikanpun aktif menerima pesan,
namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana
halnya terjadi dalam komunikasi antarpribadi. Dengan demikian
komunikasi massa itu bersifat satu arah.
5. Menimbulkan keserempakan.
Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran
pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media
massa tersebut hampir bersamaan. Effendi (1999), mengartikan
keserempakan media massa itu ialah kontak denagn sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut
satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
6. Mengandalkan peralatan teknis.
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan
lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat
dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
7. Dikontrol oleh Gatekeeper.
Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.
Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semau informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah atau mengurangi
pesan-pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan
sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi
massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. (Nurudin, 2004:16-30)
Komunikasi adalah bentuk komunikasi yang mengutamakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara misal,
berjumlah banyak, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu
pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan
serentak.
Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman
dengan bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya
memiliki hasil yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media. Joseph R.
1. Congnition (Pengamatan)
Media digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat terhadap pengetahuan dan wawasan bahkan beberapa
masyarakat menggunakan media untuk membangkitkan ide.
2. Diversion (Diversi)
Media digunakan sebagai sarana untuk relax dan memuaskan kebutuhan secara emosional bahkan bisa membangkitkan semangat
setelah begitu jenuh dari rutintas hidup sehari-hari.
3. Social Utility (Kegunaan Sosial)
Media digunakan sebagai alat untuk mempererat kontak atau
hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat, misalnya
membahas cerita hangat yang sedang terjadi dengan keluarga.
4. Withdraw (Menarik)
Media juga digunakan sebagai alas an untuk tidak melakukan tugas
dan untuk menjaga privacy agar tidak diganggu orang lain. 5. Linkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan khlayak yang beragam sehingga
membentuk suatu pertalian yang berdasarkan minat dan
kepentingan yang sama.
II.2 Uses and Gratification Theory
Herbert Blumer dan Elihu Katz adaalh orang pertama yang
menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna media itu adalah pihak
yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari
sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya,
dalam teori uses and gratifications ini diasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience itu aktif dalam memilih media mana yang harus pilih untuk memenuhi kebutuhannya.
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media,
artinya manusia itu memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan
media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak
untuk menggunakan media dan sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak
alasan khlayak untuk menggunakan media.
Permasalahan utama dalam teori uses and gratification bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayaknya. Jadi bobotnya adalah pada
khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan
khusus. (Effendy,2003:289-290)
Teori uses and gratification ini digambarkan sebagai a dramatic break with tradition of the past, sauatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik, teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia
tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak
dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhanya. Karena
efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.
(Rakhmat,2004:65)
Riset teori uses and gratification bermula dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi
khalayak. Inti dari teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan moti-motif tertentu. Media dianggap
berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan
khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan
khalayak akan disebut sebagai media yang efektif. (Kriyantono,2006:204)
Asumsi-asumsi dasar teori uses and gratification menurut Jay Blumer, Elihu Katz dan Michael Gurevitch, yaitu :
a. Khalayak dianggap aktif, maksudnya sebagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan media terletak pada
anggota khalayak.
c. Media harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari
rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.
d. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang
diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk
e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa disimpulkan dari media
massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu oleh orientasi
khalayak.
Dengan demikian, teori uses and gratification telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan
komunikasi dari perspektif khalayak.
Kita menaruh perhatian pada peranan televisi dalam menanamkan
mentalitas pembangunan, sehingga kita bersedia meminjam uang untuk satelit
komunikasi. Semuanya didasarkan pada asumsi bahwa komunikasi massa
menimbulkan efek pada diri khalayaknya. Pentingnya pendekatan Uses and Gratifications: bahwa orang-orang berbeda pendapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk tujuan berbeda. (Suprapto,2006:41)
Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi
kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan
sebagai berikut (Effendy, 2003:294) :
1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif)
yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan
dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada
hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa
2. Affective needs (Kebutuhan Afektif)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Personal Intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh
dari hasrat akan harga diri.
4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan
keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk
berafiliasi.
5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari
kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan.
Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya sehari-hari, terlihat
mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yakni
melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai,
Adapun model uses and gratification digambar sepeti berikut ini :
Anteseden Motif Penggunaan Media Efek
-Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan
-Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi - Pengetahuan
- Personal Identity - Hubungan dengan isi
Gambar 2. Model Uses and Gratifications
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi,2006 hal.66
Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis
seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel
lingkungan seperti orgaisasi, sistem sosial, dan struktur sosial.
Daftar motif memang tidak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blumer agak
praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumer menyebutkan tiga orientasi :
orientasi kognitif (kebutuhan akan informasi, surveillance atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan
hiburan), serta identitas personal (yakni, “menggunakan isi media untuk
memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri”).
Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu
keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi
kemampuan media untuk memberikan kepuasan. (Rakhmat,2004:66)
II.3 Motif Penggunaan Media
Pada dasarnya “motif” dan ‘motivasi’ artinya hampir sama hanya berbeda
pada penempatan kalimat saja. Menurut Kartini Kartono motivasi adalah sebab,
alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seorang untuk berbuat ; atau ide pokok
yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia (Kartini, 2002:147).
Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Dorongan disini adalah desakan alami untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan hidup. Dari definisi tersebut, motif jika dihubungan dengan
konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang
menyebabkan seseorang menggunakan media.
II.4 Televisi
Menurut Effendy (1994:21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi
siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang
dimiliki komunikasi massa, yang berlangsung satu arah, komunikatornya
melembaga, pesannya bersifat umum, Sasarannya menimbulkan keserempakan,
dan komunikasinya bersifat heterogen.
Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi
atara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu
televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasi jarak dan
ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai untuk mencapai massa cukup besar.
Effendy, seperti halnya media massa lain, televisi mempunyai tiga fungsi pokok
berikut :
1. Fungsi Penerangan (The information function)
Televisi mendapat perharian yang besar dikalangan masyarakat karena
dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat
memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu :
a. Immediacy (Kesegaran)
Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh
stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat
peristiwa itu berlangsung.
b. Realism (Kenyataan)
Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual
melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.
2. Fungsi Pendidikan (The educational function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk
menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu
banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan
pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyairkan
acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika,
3. Fungsi hiburan (The entertainment function)
Sebagai media yang melayani kepetingan masyarakat luas, fungsi hiburan
yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya.
Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuahn
manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas diluar rumah.
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi
kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara
berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal
ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan
acara televsi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi dan kondisi pemirsa saat
menonton televisi (Kuswandi,1996:99)
Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara
yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan tersebut
bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai
pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai
pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indra yang kita miliki,
tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 100% dari informasi
yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan
Agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian:
1. Pemirsa
Sesunggguhnya dalam bentuk komunikasi dengan
menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan
pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk
media elektronik faktor pemirsa perlu mendapat perhatian
lebih. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebutuhan pemirsa,
minat, materi pesan, dan jam penayangan suatu acara.
2. Waktu
Setelah komunikator mengetahui kebutuhan, minat dan
kebiasaan pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan
waktu penayangannya. Pertimbangannya adalah agar setiap
acara yang ditayangkan dapat secara proporsioanl diterima
oleh khalayak atau sasaran yang dituju. Untuk acara yang
khlayaknya anak-anak tentu saja diitayangkan mulai sore hari
sampai sekitar jam delapan malam. Hal ini tentu saja
memperhatikan kegiatan anak yang pada pagi sampai siang
hari melakukan aktivitasnya disekolah.
3. Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam
biasanya untuk kuis dan acara infotainment, yang berdurasi satu jam biasanya untuk acara talkshow ataupun berita. Untuk acara film ataupun sinetron biasanya durasi waktu yang
dibutuhkan adalah satu sampai dua jam. Hal ini juga berkaitan
dengan kebutuhan pemirsa terhadap suatu acara yang ingin
ditontonnya.
4. Metode Penanyangan.
Metode penyajian suatu acara berhubungan dengan daya tarik
acara itu sendiri agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi
pemirsa. Misalkan suatu acara yang bersifat berita ataupun
informasi agar menembah daya tariknya. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal
ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang kita miliki,
tetapi dengan menonton audiovisual akan mendapatkan 10%
dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat
timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated Experience) dar media audiovisual tadi. (Darwanto,2007:119)
Televisi sebagai media komunikasi massa
Media massa merupakan saluran atau media yang digunakan untuk
mengadakan komunikasi dengan masssa. Yang termasuk media disini adalah
televisi, surat kabar, majalah, radio dan film. Media massa dapat digolongkan
sebagai media elektronik dan media cetak keseluruhannya sering juga disebut
Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain
mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, sound effect, juga memiliki keunggulan yanitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pengalaman mendalam bagi pemirsanya. (Effendy,1994:192)
Menurut sosiolog Maarshall Luhan, kehadiran televisi membuat dunia
menjadi “Desa Global” yaitu suatu masyarakat dunia yang batasannya diterobos
oleh media televisi. (Kuswandi,1996:20)
Ciri-ciri televisi (Effendy,1994:21) antara lain:
1. Berlangsung satu arah
2. Komunikasi melembaga
3. Pesannya bersifat umum
4. Sasarannya menimbulkan keserempakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan
suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua
objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan tersebut.
III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
III.2.1 Sejarah dan Perekembangan Universitas Sumatera Utara
Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril serta material dari seluruh
rakyat Sumatera Utara yang pada waktu itu juga meliputi Daerah Istimewa Aceh ,
pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan
Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.
Kemudian disusul denagn berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956) dan Fakultas
Pertanian (1955).
Pada tanggal 20 November 1957, Universitas Sumatera Utara (USU)
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi
memutuskan bahwa hari jadi USU adalah tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada
saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU.
Kampus USU Padang Bulan terletak di sebelah barat daya kota Medan, 7
Km dari pusat kota. Kampus ini memiliki luas 116 Ha dengan luas akademik 93,4
Ha merupakan pusat kegiatan utama Univeristas. Disini terdapat pula lebih dari
seratus bangunan dengan luas total lantai 133.141 m.
Setelah UI, ITB, IPB dan UGM menjadi sebuah Perguruan Tinggi negeri
berbadan hukum yakni Badan Hukum Milik Negara (BHMN), kini menyusul
USU telah menjadi sebuah PTN ke-5 berbadan hokum yang sama. den
dikeluarkanya Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 56 Tahun 2003 yang telah
menetapkan bahwa USU telah resmi sebagai Badan Hukum Milik Negara
(BHMN) yang ditatapkan pada tanggal 11 November 2003 dan ditetapkan
langsung oleh Presiden RI, Megawati Soekarno Putri.
Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU),
Padang Bulan, Medan yang meliputi :
1. Fakultas Kedokteran
Jl. Prof. Dr. Mansyur No.3, Medan.
2. Fakultas Hukum
Jl. Universitas No. 4 Kampus USU, Medan.
3. Fakultas Pertanian
Jl. Prof. A. Sofian No. 3 Kampus USU, Medan.
4. Fakultas Teknik
Jl. Almamater Kampus USU, Medan.s
5. Fakultas Ekonomi
Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH Kampus USU, Medan.
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU, Medan.
7. Fakultas Sastra
Jl. Universitas No.19 Kampus USU, Medan.
8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jl. Almamater Kampus USU, Medan.
9. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU, Medan.
10.Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jl. Universitas No.21 Kampus USU, Medan.
11.Fakultas Psikologi
Jl. Prof. Dr. Mansyur, Medan
12.Fakultas Farmasi
Jl. Almamater Kampus USU, Medan.
III.2.2 Sejarah MTV Insomnia
III.2.2.1 Latar Belakang
Pada awalnya, program MTV Insomnia terbentuk bertujuan untuk
menggantikan salah satu program MTV juga yang bertajuk MTV Wake Up Call,
selain itu juga program ini untuk mempertahankan penonton GLOBAL TV yang
biasa menonton pada waktu dini hari.
III.2.2.2 Maksud dan Tujuan
Menampilkan suatu acara yang interaktif, informatif, menghibur, dan
III.2.2.3 Deskripsi Program
Salah satu bentuk program variety, dengan mengkombinasikan video
klip, informasi-informasi, “curhat” session, acara interaktif, dan berita (situasional) dalam satu kemasan program acara.
Target penonton untuk acara MTV Insomnia ini adalah semua gender
dengan kisaran umur 14-28 tahun yang mungkin masih bangun ataupun
beraktifitas pada waktu dini hari. Dengan durasi acara selama 180 menit.
Dengan perpaduan dua VJ yaitu Adit dan Surya, program MTV Insomnia
ini menampilkan sosok VJ yang menghibur, dinamis, lucu, unik, berpenampilan
menarik, memiliki imej yang khas, pintar, dan dekat dengan penonton. Konsep
yang diusung oleh MTV Insomnia terhadap program acara yang bernuansa anak
muda ini adalah gambaran dari pemuda yang maskulin dengan property kamar
yang maskulin juga tentunya, yaitu ranjang bertingkat lengkap dengan sprei klub
sepakbola favorit dari masing-masing VJ, seperangkat komputer dan lengkap
dengan koneksi internet yang menggambarkan bahwa mereka adalah anak muda
yang juga peduli terhadap kemajuan teknologi, sekaligus juga sebagai sarana
untuk berinteraktif dengan para pemirsa dirumah lewat situs jejaring sosial
Facebook, Twitter dan juga Myspace; meja dan sofa yang disediakan juga untuk
bintang tamu yang datang sebagai teman kos kedua VJ, pemutar DVD dan juga
beberapa koleksi film yang memeng disediakan untuk sesi info atau resensi film
III.2.2.4 Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu Januari 2010
Tips / catatan pentingbuat meraih mimpi :
• Pastikan sebelum tidur udah berdoa biar dapat mimpi yang asyik bukan buruk apalagi jorok atau horor
• Tidak di benarkan menghayal jorok apalagi bayangin yang seram-seram
• Pada saat mimpi usahakan dicari mana yang bakalan jadi sumber inspirasi
• Buat mimpi yang bagus atau menghayal harus tetap sehat, gak usah pake narkoba buat mengngayal and always SAY NO DRUGS!!!
• Kalau sadar itu cuma mimpi, usahakan biar cepat bangun, jangan kelamaan nanti terbawa lho ...
• Setelah bangun dari mimpi jangan cuma diam, langsung cuci muka dan lari ke luar buat mengejar mimpi
• Jangan lupa gosok gigi sehabis mimpi biar mulutnya tidak bau naga.
Apakah mimpi itu ?
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang
melibatkan penglihatan,
penndengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (Rapid Eye
Movement/REM sleep). Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut
lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan terkadang mampu mengubah
lingkungan dalam mimpinya serta
mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. Ilmu yang
mempelajari mimpi disebut oneirologi.
Pentingnya semangat dalam meraih mimpi:
1. Mimpi itu penting untuk menimbulkan semangat dalam mencapai cita-cita
2. Kalau anak nongkrong cuma ngimpi
mewujudkan cita-cita gak boleh malas 3. Di tahun yang baru ini,
di tahun ini 4. Buat yang masih
sekolah atau kuliah dan punya impian buat lulus atau pindah kerja, harus disertai semangat dalam mencapai impian tersebut
Obesitas (Obrolan Seputar Artis Papan Atas)
1. JENIFFER ANISTON
Aniston akan membuka sebuah restoran
Meksiko di New York City pada 2010 ini. Mengapa restoran Meksiko? Karena Jeni ternyata sangat suka makanan Meksiko.
2. D’Massive
Band D'Massive ternyata juga punya impian untuk bisa go internasional. Rian Cs pun berharap bisa manggung di Amerika Serikat pada 2010 mendatang.
3. Film Eat Love and Pray
Film Eat Love and Pray yang beberapa waktu syuting di Bali, tercatat sebagai film besar Hollywood pertama yang mengambil
Indonesia dan anak nongkrong boleh ikutan bangga.
Tabel 2. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu 04 Januari 2010
Berdasarkan tabel 2 diatas
Tema Video Klip Info Bintang
2. Fire Burning - Sean
5. Falling Down - Selena
•Piala Dunia FIFA 2010
adalah Piala Dunia FIFA ke-19, berlangsung pada
•Lima negara yang menjadi calon tuan rumah adalah:
7 fakta tentang piala dunia:
• Afrika Selatan merupakan negara pertama dikawasan afrika yang menyelengarakan piala dunia.
• Walaupun tuan rumah, afrika selatan juga ikut kualifikasi.
• Ini merupakan
debutan yang melaju.
• Ofisial maskot piala dunia 2010 adalah
tahun, yang akan dirayakan secara global dengan tajuk piala dunia 2010
• Piala dunia 2010
menggunakan 10 stadion di Afrika Selatan,
• Pada
mengeluarkan daftar 38 calon memimpin jalannya pertandingan Piala Dunia FIFA 2010
• Ada 3 negara asia yang menjadi perwakilan, jepang, korsel korut
•
Info audisi soccer star,
program baru di global tv yg sehubungan dengan piala dunia, yaitu soccer star, sebuah program untuk mencari host piala dunia
Syarat-syaratnya : • Pria/wanita usia 17-30
thn
• Sehat jasmani dan rohani
• Postur tubuh proporsional
• Memiliki penegtahuan sepakbola yang sangat baik, nasional maupun internasional
• Bersedia mengikuti program rekruitmen yang diadakan oleh global tv
Indonesian Idol – Reality singing contest
Indonesian Idol 2010 kembali digelar. Ada yang berbeda dari
kali ini, yakni selain mengusung konsep Be A Superstar, program akan menampilkan format dan karakter juri baru. Erwin Gutawa dan Agnes Monica akan menjadi juri baru, sementara Anang
Hermansyah tetap bertahan.
Lebih dari 1 M US$ 'AVATAR'
Film idealisme James Cameron, AVATAR, terus mengguncang box office pada Minggu (03/01) kemarin. Dan hingga sekarang, film berbudget gila-gilaan itu sudah
melampaui US$1 miliar dari penghasilannya di seluruh dunia, demikian jumlah yang baru disiarkan.
Sandra Bullock cetak Box Office 2009
Sandra Bullock mendapatkan
keberuntungannya di tahun 2009 ini. Aktris ini disebut sebagai bintang Hollywood dengan pendapatan terbesar tahun 2009.
'SANG PEMIMPI' membuat rekor lagi
Menurut produsernya, Mira Lesmana sampai saat ini sekuel film LASKAR PELANGI ini ditonton 1,8 juta pecinta film. SANG PEMIMPI juga jadi pemecah rekor sebagai film dengan opening terbesar di Indonesia dengan ditonton 130 ribu pemirsa pada tayangan perdana.
Tema Video Klip Info Bintang
Tips / catatan buat mencegah gak di gebetin kalau mau setia ama pasangan :
Gak usah terlalu deket , berkesan cool aja. Kalau gak BT-BT amat ama pasangan , gak usah curhat ama
sohibnya. Gak usah cari info tentang pasangan, percaya aja ama si pacar. Jangan tukeran pin BB , YM , apalagi nomor hp, cukup FB ama twitteran aja. Usahakan selalu bersikap manis ama pacar, walaupun lagi ribut.
Tips nya biar saling percaya :
Kalau jalan jalan ke mall atau kemana , pake kacamata hitam yg biasa di pake surya. Jadi gak keganggu kalau ada yg cantik lewat, kalau masih ketawan juga, pake kacamata kuda
Jangan sampe loose kontak ama pacar, biar di mana aja , kasih kabar , bisa lewat BBM , YM atau SMS
Sering sering ajak jalan , nnonton atau makan
Ajakin dia kenalan ama ortu, nenek dan kakek , jadi kalau ada niat selingkuh kita jadi malu duluan
polisi. Seorang cewe yang bernama Masnawati alias Wati mengaku kalau mantan suaminya telah berselingkuh dengan Melly Goeslaw
MARIAH CAREY MABOK
Penyanyi Mariah Carey dinobatkan sebagai Aktris Pendatang Baru Terbaik di ajang Palm Springs
International Film Festival pada 5 Januari lalu. Namun saat naik ke atas panggung untuk menerima
penghargaan, MARIAH tengah mabuk. karena mabuk, Mariah pun tidak bisa berpidato dengan benar.
SADHY FROST POSE BUGIL
Aktris asal Inggris, Sadie Frost, berpose tanpa sehelai benang pun untuk majalah Grazia.
Tabel 4. Tema, Video Klip, Informasi dan Bintang tamu 08 Januari 2010
ema Video Klip Info Bintang
1. Ayang-Ayangku – Mahadewi
2. I Can Transform Ya - Chris Brown Feat Lil Wayne & Swiss Beatz
Keuntungan ikutan basket
• Lu bisa dapat pertemanan yang erat, karena di dalam basket itu kita harus berkomunikasi waktu bertanding maupun sedang tidak bertanding.