PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN TRAVEL CHART, ALGORITMA BLOCPLAN DAN
CORELAP DI PT. CAHAYA BINTANG MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
NURI AFRIDASANI 100423009
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN TRAVEL CHART, ALGORITMA BLOCPLAN DAN
CORELAP DI PT. CAHAYA BINTANG MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
NURI AFRIDASANI 100423009
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
( Ir. Danci Sukatendel ) (Ir. Ukurta Tarigan, MT)
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
PT. Cahaya Bintang Medan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Funiture seperti meja tulis sederhana, lemari panjang dan lemari hias. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tataletak fasilitas produksi yang memiliki total momen pemindahan yang minimum. Permasalahan yang terdapat pada perusahaan ini adalah penumpukan produk setengah jadi aliran material yang tidak baik dan peletakan fasilitas yang tidak sesuai dengan derajat hubungan antar fasilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN (Block Layout Overview with Layout Planning) dan CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning). Analisis dilakukan dengan membandingkan total momen perpindahan antara tataletak
aktual dan tataletak usulan. Momen perpindahan pada layout awal adalah
2.722.158 meter perpindahan/tahun. Hasil dari penelitian didapat bahwa tataletak dengan menggunakan Travel Chart dipilih sebagai tataletak usulan karena
memiliki efisiensi material handling sebesar 15,36% dan total momen
pemindahan bahan sebesar 2.303.966 meter perpidahan/tahun. Sedangkan layout
dengan menggunakan Algoritma BLOCPLAN memiliki momen perpindahan
sebesar 2.669.080 meter perpindahan/tahun dengan efisiensi material handling
sebesar 1,95% dan layout dengan menggunakan CORELAP memiliki momen
perpindahan sebesar 2.655.720 meter perpindahan/tahun dengan efisiensi material handling sebesar 2,44%.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, rasa syukur yang tak terhingga penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
Kegiatan penelitian tugas sarjana ini dilakukan di PT. Cahaya Bintang
Medan yang terletak di Jl. Pertahanan No. 111 Patumbak, Medan, Sumatera
Utara. Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari beberapa syarat yang telah
ditentukan untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN
dan CORELAP di PT. Cahaya Bintang Medan”.
Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini belum sempurna dan masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tugas sarjana ini dan penulis
berharap agar laporan tugas sarjana ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak
yang memerlukannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama menyelesaikan Tugas Sarjana ini, penulis banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih terutama kepada :
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang tellah memberikan izin
pelakasanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Ir. Danci Sukatendel, selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan,
pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas
Sarjana ini.
3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Dosen pembimbing II ats
bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
4. Bapak Desmon, selaku Manejer Personalia dan Bapak Suryadi, selaku
Manejer Produksi serta PT. Cahaya Bintang Medan yang telah
memberikan izin dan membantu selama melakukan penelitian di
perusahaan tersebut.
5. Kedua orang tua penulis, Bapak Suradi Saputra dan Ibu Sariyah berserta
seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
6. Sahabat-sahabat penulis yang telah membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis, serta seluruh teman-teman penulis stambuk 2010 .
7. Bang Mijo, Bang Rido, Bang Nurmansyah, Kak Dina, Bu Ani atas bantuan
dan tenaga yang telah diberikan dalam mempelancar penyelesaian Tugas
Sarjana ini.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima
kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2014
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
LEMBAR KEPUTUSAN SIDANG KOLOKIUM ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
I. PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-4 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian... I-5 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6
II. LANDASAN TEORI ... II-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.4.1. Bahan yang Digunakan ... II-12 2.4.1.1. Bahan Baku ... II-12 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-13 2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-15 2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk ... II-16 2.4.3. Uraian Produksi ... II-17 2.4.4. Mesin dan Peralatan ... II-23 2.4.4.1. Mesin Produksi ... II-23 2.4.4.2. Peralatan (Equipment ... II-29 2.4.4.3. Utilitas ... II-30 2.4.4.4. Safety and Fire Protection ... II-30
III. LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Pengertian Tataletak Pabrik ... III-1
3.2. Tujuan Tataletak Pabrik ... III-1 3.3. Jenis-jenis Tata Letak ... III-4 3.4. Jenis Pola Aliran ... III-9
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.5. Variabel Penelitian ... IV-2 4.6. Pengumpulan Data ... IV-4 4.6.1. Sumber Data ... IV-5 4.6.2. Instrumen Penelitian ... IV-5 4.6.3. Metode Pengumpulan ... IV-6 4.7. Pengolahan Data ... IV-6 4.8. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-8 4.9. Kesimpulan dan Saran ... IV-8
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Ukuran Departemen Produksi ... V-1 5.1.2. Volume Produksi ... V-2 5.1.3. Urutan Proses Produksi ... V-4 5.2. Pengolahan Data ... V-7 5.2.1. Penggambaran Block Layout Departemen Produksi .... V-7 5.2.2. Penentuan Jarak Antar Stasiun Kerja ... V-10 5.2.3. Penentuan Frekuensi Perpindahan Material ... V-11 5.2.4. Frekuensi Perpindahan Bahan ... V-14 5.2.4.1. Aliran Material Komponen Alas Box
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.4.3. Aliran Material Komponen Depan (NO3) ... V-18 5.2.4.4. Aliran Material Komponen Pintu (NO4) ... V-19
5.2.4.5. Aliran Material Komponen Palang Laci
(NO5) ... V-20 5.2.4.6. Aliran Material Komponen Samping
(NO46A/B) ... V-21 5.2.4.7. Aliran Material Komponen Daun Meja
(NO7) ... V-22 5.2.4.8. Aliran Material Komponen Ambang
Laci (L1) ... V-24 5.2.4.9. Aliran Material Komponen Samping Laci
(L2A/B) ... V-25 5.2.4.10. Aliran Material Komponen Belakang
Laci (L3) ... V-27 5.2.4.11. Aliran Material Komponen Alas
Laci (L4) ... V-28 5.2.4.12. Aliran Material Komponen Samping (SP)
Untuk Produk Lemari Pakaian (LP) ... V-30 5.2.4.13. Aliran Material Komponen Atas (AL) ... V-31 5.2.4.14. Aliran Material Komponen Bawah (B) ... V-32 5.2.4.15. Aliran Material Komponen Penyangga (C) .. V-33 5.2.4.16. Aliran Material Komponen Penyangga (C1) . V-35 5.2.4.17. Aliran Material Komponen Penyangga (C2) . V-36 5.2.4.18. Aliran Material Komponen Lis Alas Depan
(AL) ... V-37 5.2.4.19. Aliran Material Komponen Lis Alas
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.4.20. Aliran Material Komponen Lis Alas
Depan (LA1) ... V-39 5.2.4.21. Aliran Material Komponen Lis Tengah
(LT) ... V-40 5.2.4.22. Aliran Material Komponen Lis Sekat
(LS) ... V-42 5.2.4.23. Aliran Material Komponen Rak (R1) ... V-43 5.2.4.24. Aliran Material Komponen Rak (R2) ... V-44 5.2.4.25. Aliran Material Komponen Rak Ambalan
(RA) ... V-46 5.2.4.26. Aliran Material Komponen Samping Box
Laci (S1) ... V-47 5.2.4.27. Aliran Material Komponen Ambang Laci
(L1) ... V-48 5.2.4.28. Aliran Material Komponen Samping Laci
(L2A/B) ... V-50 5.2.4.29. Aliran Material Komponen Belakang Laci
(L3) ... V-51 5.2.4.30. Aliran Material Komponen Alas Laci (L4) .... V-53 5.2.4.31. Aliran Material Komponen Tutup Belakang
(TB) ... V-53 5.2.4.32. Aliran Material Komponen Tutup Belakang
(TB1L) ... V-54 5.2.4.33. Aliran Material Komponen Pintu (P) ... V-55 5.2.4.34. Aliran Material Komponen Samping (SP1)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.4.37. Aliran Material Komponen Bawah (B) ... V-60 5.2.4.38. Aliran Material Komponen Rak (R) ... V-62 5.2.4.39. Aliran Material Komponen Rak (R1/2) ... V-63 5.2.4.40. Aliran Material Komponen Lis Atas (LA) ... V-64 5.2.4.41. Aliran Material Komponen Lis Profil Depan
(LFD) ... V-66 5.2.4.42. Aliran Material Komponen Pintu Kaca
(SP2) ... V-67 5.2.4.43. Aliran Material Komponen Pintu Kaca
(PK2) ... V-68 5.2.4.44. Aliran Material KomponenTutup Belakang
(B) ... V-70 5.2.4.45. Aliran Material Komponen Tutup Belakang
(TB2)) ... V-70 5.2.5. Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada
Tataletak Awal ... V-72 5.2.6. Pembuatan Form to Chart ... V-76 5.2.7. Pengolahan Data Menggunakan Metode Travel
Chart (Grafik) ... V-76 5.2.7.1. Perhitungan Momen Perpindahan Rancangan
Travel Chart ... V-99 5.2.8. Pengolahan Data dengan Menggunakan Metode
Blocplan ... V-101 5.2.8.1. Perhitungan Momen Perpindahan Rancangan
BLOCPLAN ... V-112 5.2.9. Pengolahan Data dengan Menggunakan
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.9.2. Perhitungan Momen Perpindahan Rancangan
BLOCPLAN ... V-132
VI. ALNALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Kondisi Awal Pada Lantai Produksi ... VI-1 6.2. Perbandingan Rancangan Tataletak ... VI-1 6.2.1. Perbandingan Rancangan Layout Awal dengan
Layout Rancangan Menggunakan Travel Chart ... VI-2 6.2.2. Perbandingan Rancangan Layout Awal dengan
Layout Rancangan Menggunakan BLOCPLAN ... VI-2 6.2.3. Perbandingan Rancangan Layout Awal dengan
Layout Rancangan Menggunakan CORELAP ... VI-3 6.3. Evaluasi Layout ... VI-3
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
D A F T A R T A B E L
TABEL HALAMAN
2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan ... II-10 3.1. Contoh (From To Chart) ... III-19 3.2. Kelemahan dan Kelebihan dari Travel chart,Blocplan dan
[image:14.595.122.505.205.762.2]D A F T A R T A B E L (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
D A F T A R T A B E L (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.53. Perpindahan Komponen TB1 ... V-70 5.54. Perpindahan Komponen TB2 ... V-71 5.55. Perhitungan Total Momen Perpindahan Awal ... V-73 5.56. Dasar Penentuan Tingkat Hubungan ... V-74 5.57. From To Chart Momen Perpindahan ... V-75 5.58. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Tiga ... V-77 5.59. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Empat ... V-78 5.60. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Lima ... V-79 5.61. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Enam ... V-80 5.62. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Tujuh ... V-81 5.63. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Delapan ... V-83 5.64. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Sembilan ... V-84 5.65. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Sepuluh ... V-85 5.66. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Sebelas ... V-87 5.67. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Duabelas ... V-88 5.68. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Tigabelas ... V-90 5.69. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Emparbelas ... V-91 5.70. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Lima Belas ... V-93 5.71. Pembobotan Untuk Memilih Departemen Ke Enam Belas ... V-95 5.72. Nilai Koordinat Setiap Stasiun ... V-98 5.73. Jarak Antar Stasiun ... V-99 4.74. Perhitungan Total Momen Perpindahan Rancangan Travel Chart ... V-100
D A F T A R T A B E L (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
D A F T A R G A M B A R
GAMBAR HALAMAN
D A F T A R G A M B A R (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.15. Departemen D1 dalam Bidang Segitiga (E-I-F2) ... V-92 5.16. Departemen B dalam Bidang Segitiga (F1-C-I) ... V-94 5.17. Departemen A dalam Bidang Segitiga (C-B-I) ... V-96 5.18. Block Layout Rancangan Alternatif dengan Metode Travel
Chart (Grafik) ... V-97 5.19. ARC (Activity Relationship Chart) Antar Departemen
D A F T A R G A M B A R (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Multi-Product Process Chart Pada Produk MTS ... L-1 2. Multi-Product Process Chart Pada Produk LP ... L-2 3. Multi-Product Process Chart Pada Produk LH ... L-3 4. Final Layout Awal Pabrik ... L-4 5. Rancangan Usulan Final Layout Pabrik ... L-5 6. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-6 7. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-7 8. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ... L-8 9. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana ... L-9 10. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-10 11. Surat Perpanjangan Pertama Masa Berlaku Surat Keputusan Tugas
Sarjana Mahasiswa ... L-11 12. Surat Perpanjangan Kedua Masa Berlaku Surat Keputusan Tugas
ABSTRAK
PT. Cahaya Bintang Medan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Funiture seperti meja tulis sederhana, lemari panjang dan lemari hias. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tataletak fasilitas produksi yang memiliki total momen pemindahan yang minimum. Permasalahan yang terdapat pada perusahaan ini adalah penumpukan produk setengah jadi aliran material yang tidak baik dan peletakan fasilitas yang tidak sesuai dengan derajat hubungan antar fasilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN (Block Layout Overview with Layout Planning) dan CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning). Analisis dilakukan dengan membandingkan total momen perpindahan antara tataletak
aktual dan tataletak usulan. Momen perpindahan pada layout awal adalah
2.722.158 meter perpindahan/tahun. Hasil dari penelitian didapat bahwa tataletak dengan menggunakan Travel Chart dipilih sebagai tataletak usulan karena
memiliki efisiensi material handling sebesar 15,36% dan total momen
pemindahan bahan sebesar 2.303.966 meter perpidahan/tahun. Sedangkan layout
dengan menggunakan Algoritma BLOCPLAN memiliki momen perpindahan
sebesar 2.669.080 meter perpindahan/tahun dengan efisiensi material handling
sebesar 1,95% dan layout dengan menggunakan CORELAP memiliki momen
perpindahan sebesar 2.655.720 meter perpindahan/tahun dengan efisiensi material handling sebesar 2,44%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi
meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,
dan semua peralatan yang digunakan dalam proses pada area yang tersedia. Proses
produksi dengan kondisi jumlah mesin yang cukup banyak dan aliran produksi
yang panjang membutuhkan pemindahan bahan dan pengaturan tataletak fasilitas
produksi, hal ini menjadi suatu hal yang penting diperhatikan.
Perusahaan yang menjadi objek penelitian merupakan suatu perusahaan
manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk seperti meja tulis, lemari
pakaian dan lemari hias yang banyak digunakan oleh masyarakat. Perusahaan ini
berproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen (make to order) dimana kegiatan produksi dilakukan apabila ada permintaan konsumen langsung, maka permintaan
tersebut akan dikerjakan terlebih dahulu.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, keadaan lantai
produksi di perusahaan saat ini masih belum tersusun dengan baik yang
menyebabkan momen perpindahan cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari banyak
ditemukan stasiun kerja - stasiun kerja yang memiliki urutan aliran bahan yang
berhubungan erat ditempatkan berjauhan misalnya antara departemen laminasi
dengan packing memiliki jarak yang berjauhan dan dipisahkan oleh stasiun kerja yang lain yang bukan tujuan perpindahan bahan Selain itu tingginya volume
produksi menyebabkan penumpukan produk setengah jadi. Hal ini disebabkan
oleh ketidak seimbangan antara kapasitas antar mesin yang ada dan tataletak lantai
produksi yang tidak baik.
Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan evaluasi terhadap layout lantai produksi dengan menghitung momen perpindahan yang terjadi di lantai produksi,
dan dicari alternatif layout baru yang memiliki momen perpindahan yang
minimum. Untuk mencari alternatif layout baru digunakan Travel Chart,
algoritma BLOCPLAN (Block Layout Overview with Layout Planning) dan
algoritma CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning). Ketiga
metode ini dipilih karena dapat menganalisis permasalahan dari segi kualitatif dan
kuantitatif yaitu berasarkan frekuensi perpindahan material dan hubungan derajat
kedekatan antar departemen - departemen yang saling berhubungan pada lantai
produksi. Sehingga dengan menggunakan ketiga metode ini dapat
dipertimbangkan layout usulan yang memiliki aliran bahan yang teratur dengan jarak antar operasi yang kecil sehingga menghasilkan momen perpindahan yang
minimum.
Penerapan algoritma BLOCPLAN (Block Layout Overview with Layout
Planning) dan algoritma CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning) dalam perancangan tataletak pernah dilakukan di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry. PT. Voltama Vista Megah Electric Industry adalah
ini bertujuan untuk mendapatkan tataletak fasilitas produksi yang memiliki total
momen pemindahan yang minimum. Perancangan tataletak pabrik ini dilakukan
pada departemen produksi. Perancangan dilakukan dengan menggunakan
algoritma BLOCPLAN dan algoritma CORELAP yang dianalisis dengan
membandingkan total momen perpindahan antara tataletak aktual dan tataletak
usulan. Momen perpindahan pada layout awal adalah 7.593.352 meter
perpindahan/tahun. Hasil dari penelitian didapat bahwa tataletak dengan
menggunakan algoritma CORELAP dipilih sebagai tataletak usulan karena
memiliki efisiensi perpindahan bahan sebesar 19,52% dan total momen
pemindahan bahan sebesar 6.111.172 meter perpidahan/tahun. Sedangkan layout
dengan menggunakan algoritma BLOCPLAN memiliki momen perpindahan
sebesar 7.449.682 meter perpindahan/tahun dengan efisiensi material handling
sebesar 1,89%.
1.2.Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian adalah penataan tataletak yang ada di
lantai produksi belum tersusun dengan baik, hal ini dapat dilihat dari banyak-nya
stasiun kerja - stasiun kerja yang memiliki urutan aliran bahan yang berhubungan
erat ditempatkan berjauhan yang mengakibatkan jauhnya jarak perpindahan,
Selain itu tingginya volume produksi menyebabkan penumpukan produk setengah
jadi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh ketidak seimbangan antara kapasitas
antar mesin yang ada dan tataletak lantai produksi yang tidak baik. Untuk
lantai produksi agar tataletak yang ada di lantai produksi menjadi lebih baik
dengan melihat keterkaitan antar stasiun kerja.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara umum Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan rancangan
ulang tataletak bagian produksi yang lebih baik, yang mampu melaksanakan
perpindahan material dengan jarak minimum.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jumlah momen perpindahan material tataletak yang ada saat ini
berdasarkan metode travel chart, algoritma Blocplan dan Corelap.
2. Mendapatkan usulan tataletak yang memiliki jumlah momen perpindahan
material yang minimum kemudian membandingkannya dengan tataletak yang
digunakan perusahaan saat ini.
3. Mengetahui nilai efisiensi perpindahan bahan berdasarkan metode travel chart, algoritma Blocplan dan Corelap.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak,
yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan sebagai bandingan bagi perusahaan dalam rangka
2. Bagi Mahasiswa
Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
perkuliahan dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan
permasalahan pada perusahaan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Menambah cakrawala ilmu pengetahuan yang dapat menjadi literatur dan
bahan referensi penelitian di Departemen Teknik Industri.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai
tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan adalah metode Travel chart, Algoritma Blocplan dan Corelap.
2. Penelitian dilakukan di lantai produksi.
3. Penelitian dilakukan untuk menentukan rancangan ulang susunan tataletak di
lantai produksi dalam bentuk blok layout.
4. Menggunakan frekuensi aliran dan jarak perpindahan material sebagai dasar
untuk merancang ulang tataletak.
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kondisi perusahaan tidak berubah selama penelitian
3. Tidak ada penambahan jenis produk dan penambahan mesin atau peralatan
baru
4. Mesin dan tenaga kerja bekerja dengan normal
5. Komponen yang diangkut dianggap mempunyai ukuran berat yang sama.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan
sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT. Cahaya
Bintang Medan, visi dan misi perusahaan, organisasi dan manajemen perusahaan
serta proses produksi secara umum di lantai produksi.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai pengertian tataletak pabrik,
tujuan perencanaan tataletak, jenis-jenis tataletak, jenis pola aliran, jarak
rectilinier, defenisi perpindahan bahan, Travel Chart, Algoritma Blocplan dan
Corelap.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional,
sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan
saran.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data luas
dan jarak tiap departemen, layout awal lantai produksi, frekuensi perpindahan bahan yang terjadi tiap departemen, volume produksi, yang kemudian dilakukan
pengolahan data yaitu membuat block layout awal lantai produksi, menghitung jarak antar departemen, menghitung frekuensi perpindahan bahan, membuat ARC
, mengolah data dengan Travel Chart, Blocplan, Corelap, merancang alternatif tataletak, Menghitung momen perpindahan alternatif.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis tataletak awal dan
analisis rancangan alternatif tataletak.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Cahaya Bintang Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri furniture. Perusahaan memulai instalasi pada bulan Juni 2011. Bulan November 2011 mesin dan peralatan sudah dimasukkan dan dilakukan uji
proses mesin tersebut. Produksi pertama dilakukan pada bulan Desember 2011
dengan produk awal adalah meja tulis sederhana dengan kode MTS 2015 yang
memproduksi sebanyak 2000 unit. Perusahaan kemudian menyusun struktur
organisasi pada bulan yang sama dimana jabatan tertinggi adalah jabatan Direktur.
Direktur membawahi General Manager (GM) dan setiap departemen produksi masing-masing dipimpin oleh seorang SPV (Supervisor).
Bulan Januari 2012 dilakukan penambahan produksi dan penambahan jenis
produk. Produk yang bertambah adalah lemari pakaian dan lemari hias. Akibat
semakin banyak order, maka perusahaan juga melakukan penambahan karyawan secara langsung maupun dengan bantuan lembaga penyedia tenaga kerja.
Pemasaran produk sudah mencakup beberapa kota untuk domestik seperti :
kota Medan dan sekitarnya, Banda Aceh, Pekanbaru dan Sibolga. Perusahaan juga
membangun kerjasama yang baik dengan toko-toko mebel yang sudah menjadi
langganannya dengan memberikan informasi mengenai produk dan melakukan
mendirikan lembaga pelatihan tenaga kerja yang saat ini masih berlokasi di area
perusahaan juga.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Cahaya Bintang Medan bergerak dalam bidang industri furniture
pembuatan meja tulis, lemari pakaian, lemari hias yang siap dipasarkan kepada
konsumen langsung maupun distributor dengan pemasaran di daerah Sumatera,
khususnya daerah Sumatera Utara. PT. Cahaya Bintang Medan juga memiliki
Cabang di daerah-daerah lain di Indonesia meliputi Bogor, Jakarta, Lampung,
Padang dan lain-lain.
Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen (make to order). Apabila ada permintaan konsumen langsung, maka permintaan tersebut akan dikerjakan terlebih dahulu.
2.3. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan sekelompok orang yang berkerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi adalah kerangka
antara hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing
memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dalam suatu struktur
organisasi harus menunjukan satuan-satuan organisasi dari garis wewenang
sehingga terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu
Struktur organisasi yang digunakan PT. Cahaya Bintang Medan adalah
berbentuk campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi berbentuk lini dapat
dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam
bidang pekerjaan tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan
tanggung jawab yang bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang
tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat
dengan adanya pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta
pembatasan tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang. Struktur organisasi
perusahaan PT. Cahaya Bintang Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
DIREKTUR
FINANCIAL
MANAGER HUMAN RESOURCE
MANAGER GENERAL
MANAGER
KABAG BAGIAN MUTU
KABAG PURCHASING
CONTROL
KABAG MATERIAL WAREHOSE KABAG
MATERIAL PRODUKSI KABAG PANEL
PRODUKSI
SEKERTARIS
Staff Operator Staff Operator Staff
[image:32.595.114.509.390.648.2]PURCHASING MANAGER
2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
PT. Cahaya Bintang Medan memiliki pembagian tugas dan wewenang
pada masing-masing jabatan sebagai berikut:
1. Direktur
Tugas :
a. Memantau kinerja karyawan dan proses bisnis yang berlangsung
agar tidak keluar jalur dari prosedur yang telah ditetapkan sehingga
dapat mencapai visi dan misi perusahaan.
b. Bertanggung jawab mengawasi kinerja perusahaan.
Wewenang :
a. Menyetujui program penjualan yang diajukan direktur pemasaran.
b. Mengotorisasi surat penawaran harga.
c. Mengambil keputusan atas informasi yang telah didapatkan untuk
dapat mencapai visi dan misi perusahaan.
d. Menentukan gaji untuk setiap karyawan yang bekerja di PT Cahaya
Bintang Medan.
e. Memecat karyawan yang telah melanggar peraturan yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh lembaga perlindungan buruh.
2. General Manager
Tugas :
a. Bertanggung jawab dan memberikan laporan produksi setiap bulan
b. Menyetujui anggaran dan harga pokok penjualan
Wewenang :
a. Mengotorisasi perencanaan produksi.
b. Mengotorisasi pelaksanaan produksi.
3. Finance Manager
Tugas :
a. Mengatur dan mengawasi keluar masuk kas perusahaan.
b. Mengevaluasi performa keuangan dan investasi perusahaan.
c. Membuat analisis keuangan dan investasi perusahaan untuk masa
yang akan datang
Wewenang :
a. Mengajukan strategi perencanaan keuangan dan investasi
perusahaan.
b. Mengotorisasi dokumen-dokumen dalam penerimaan dan
pengeluaran kas.
c. Memberikan keputusan terkait aliran keuangan perusahaan
4. Accounting Manager
Tugas :
a. Memantau tanggal jatuh tempo hutang perusahaan kepada supplier. b. Menghitung sisa pembayaran yang harus dilakukan.
d. Mencatat transaksi-transaksi lainnya yang berpengaruh
terhadap keuangan perusahaan.
e. Membuat laporan keuangan secara keseluruhan untuk General Manager Head Office.
Wewenang :
a. Meminta dokumen-dokumen transaksi untuk pencatatan akuntansi.
b. Meminta pertanggungjawaban bagian terkait atas keabsahan
data transaksi.
5. Human Resource Manager
Tugas :
a. Mengatur dan melaksanakan proses perekrutan, pengangkatan,
dan pemberhentian karyawan.
b. Mengawasi terpenuhinya hak dan kewajiban karyawan.
c. Mengatur dan melaksanakan administrasi tata usaha karyawan.
d. Mengajukan hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan karyawan.
e. Membuat perhitungan dan rekapitulasi gaji/upah karyawan
f. Membuat laporan personalia untuk General Manager Head Office. Wewenang :
a. Memilih karyawan baru sesuai kualifikasi yang ditentukan.
6. Sekertaris
Tugas dan Wewenang:
a. Membantu manager produksi dalam kegiatan penyusunan
berkas/arsip perusahaan.
b. Membantu manager produksi membuat laporan penjadwalan
produksi.
c. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manager produksi
secara periodik.
7. Kepala Bagian Pengendalian Mutu
Tugas dan Wewenang:
a. Menghitung kerusakan komponen yang telah dibor dan
dilaminating.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk mulai dari bahan
baku sampai menjadi produk jadi
c. Menganalisa dan pengawasan produk jadi yang sudah ada di
gudang, terutama dalam masalah pengeluaran stock.
8. Kepala Bagian Panel Produksi
Tugas dan Wewenang:
a. Membantu manajer produksi dalam hal mengkoordinir jadwal
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan produksi dan
menjadi perantara komunikasi antara para pekerja/operator dengan
manajer produksi.
c. Memiliki wewenang untuk mengatur para pekerja/operator dan ikut
bekerjasama dalam kelangsungan proses produksi.
d. Memberikan laporan secara periodik kepada manajer produksi
mengenai proses produksi yang berlangsung.
9. Kepala Bagian Purchasing Control
Tugas dan Wewenang:
a.Melaksanakan dan mengkoordinir seluruh pengolahan yang
berhubungan dengan pembelian dan penyimpanan bahan baku.
b.Merancang dan merencanakan sistem pengadaan dan persediaan
bahan.
c.Mengutamakan kualitas bahan baku yang dibeli
10. Kepala Bagian Material Produksi
Tugas dan Wewenang:
a. Mendistribusikan bahan baku dan material lain ke lantai produksi.
b. Menolak bahan baku dan material lain yang tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan.
c. Mengkoordinir penggunaan dan mengawasi aliran material selama
d. Membuat laporan secara periodik kepada manajer produksi.
11. Kepala Bagian Material Warehouse
Tugas dan Wewenang:
a. Melakukan prosedur pergudangan terhadap barang-barang dan
material produksi.
b. Mengatur tata letak barang atau cadangan barang/produk yang siap
dipasarkan.
c. Bertanggung jawab kepada manager produksi jika terjadi
kekurangan produk dan ketidakteraturan gudang.
d. Membuat laporan secara periodik kepada manajer produksi.
12. Staff dan Operator
Tugas dan Wewenang:
Staff dan operator bekerja secara langsung di lantai produksi sesuai
dengan departemen masing-masing yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan proses produksi secara langsung dan bekerja dengan
pengawasan masing-masing kepala bagian.
2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
JumlahTenaga kerja yang terdapat di PT. Cahaya Bintang Medan memiliki
159 orang tenaga kerja, dengan perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada
Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan
No Jabatan Jumlah/orang
1. Direktur 1
2. Manajer Produksi 1
3. Manajer Keuangan 1
4. Manajer SDM & Umum 1
5. Manajer Pemasaran 1
6. Sekretaris 1
7. Kepala Bagian Pengendalian Mutu 1
8. Kepala Bagian Panel Produksi 1
9. Kepala Bagian Purchasing Control 1
10. Kepala Bagian Material produksi 1
11. Kepala Bagian Gudang dan Warehouse 1
12. Staff 66
13. Operator/karyawan produksi 82
Total 159
Sumber : PT. Cahaya Bintang Medan
2.3.3. Pembagian Shift Kerja
Pengaturan waktu kerja pada PT. Cahaya Bintang Medan dibagi menjadi 2
shift. Setiap karyawan memiliki jam kerja setiap hari adalah 7 jam atau 42 jam
dalam seminggu, dengan hari kerja Senin sampai Sabtu, namun pada hari Sabtu
jam kerjanya hanya sampai pkl : 12.00 WIB (setengah hari saja). Perinciannya
adalah sebagai berikut :
Senin – Kamis Shift I: pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja
pkl 12.00 WIB – 13.00 WIB = waktu istirahat
Shift II: pkl 16.00 WIB – 21.00 WIB = waktu kerja
pkl 21.00 WIB – 22.00 WIB = waktu istirahat
pkl 22.00 WIB – 01.00 WIB (besok harinya) = waktu
kerja
Jumat, Shift I: pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja
pkl 12.00 WIB – 13.30 WIB = waktu istirahat
pkl 13.30 WIB – 16.00 WIB = waktu kerja
Shift II: pkl 16.00 WIB – 21.00 WIB = waktu kerja
pkl 21.00 WIB – 22.00 WIB = waktu istirahat
pkl 22.00 WIB – 01.00 WIB (besok harinya) = waktu
kerja
Sabtu, Shift I : pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja
Shift II : pkl 12.00 WIB – 17.00 WIB = waktu kerja
2.3.4. Sistem Pengupahan dan fasilitas yang Digunakan
Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan meningkatkan
kesejahteraan para karyawan. Hal terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan
karyawan adalah cukupnya biaya dalam memenuhi kebutuhan hidup karyawan
yaitu dalam bentuk upah. Sistem pengupahan karyawan berupa balas jasa di PT.
Cahaya Bintang Medan dibedakan atas :
1. Gaji bulanan diberikan kepada pegawai staff yang besarnya tetap setiap bulan
pada bidangnya masing
3. Perusahaan juga memberikan uang keterampilan, uang transportasi, bonus
prestasi dan Tunjangan hari Raya (THR).
2.4. Proses Produksi
Secara Umum, proses produksi pembuatan furniture dari bahan baku
partikel board terdiri atas 9 stasiun kerja : 1. Stasiun laminating
2. Stasiun cutting 3. Moulding 4. Hollow Press
5. Stasiun egdebanding
6. Stasiun boring 7. Wrapping
8. Stasiun finising
9. Stasiun packeging
2.4.1. Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada Pabrik Furniture di PT. Cahaya
Bintang Medan akan dikelompokkan berdasarkan proses produksinya diuraikan
berikut ini.
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan bahan utama dalam kegiatan proses produksi,
langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk. PT. Cahaya
Bintang Medan menggunakan bahan baku sebagai berikut :
1. Particle Board
Particle board merupakan bahan baku yang terbuat dari serbuk kayu yang di beri perekat kemudian di press bentuk lembaran-lembaran yang memiliki ketebalan tertentu dan dipotong dengan berbagai jenis ukuran.
PT. Cahaya Bintang Medan memiliki 3 ukuran tebal particle board yang dijadikan bahan baku yaitu : 122 x 244 cm tebal 15 mm, 122 x 244 cm
tebal 12 mm dan 122 x 244 cm tebal 3 mm. Bahan baku particle board
berasal dari PT. Canang yang berada di Belawan – Medan. Sebagian
bahan baku di import dari negara Malaysia.
2. Kertas Laminasi
Kertas laminasi digunakan untuk melapisi particle board yang polos dan kasar sehingga particle board memiliki warna dan corak yang indah. Kertas laminasi juga menambah kehalusan dan corak dariproduk.
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada
proses produksi untuk membantu menghasilkan produk, namun bahan tersebut
tidak terlihat, atau tidak terkandung pada produk akhir. Bahan tambahan ini
dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding bahan baku. PT. Cahaya Bintang Medan
1. Lem
Lem merupakan bahan tambahan yang diperlukan untuk merekatkan
lembar laminasi dengan particle board dalam proses laminating. 2. Paku
Paku adalah alat pengikat antara satu komponen dengan komponen
lainnya sehingga dapat membentuk suatu kerangka fungsional. Proses
perakitan membutuhkan paku sebagai alat pengikat antar komponen
particle board. 3. Sekrup
Sekrup adalah alat pengikat seperti paku yang berbentuk ulir pada
batangnya. Sekrup berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat
pada particle board. Proses perakitan juga membutuhkan jenis sekrup
ulir luar (jantan) dan ulir dalam (betina) yang disusun dalam satu unit.
4. Engsel pintu dan Engsel pen
Engsel pintu merupakan alat untuk menyatukan pintu agar mudah
dibuka dan ditutup dengan bukaan yang baik. Engsel pintu digunakan
untuk perakitan pintu lemari pakaian dan lemari hias, dengan bukaan
pintu 90 derajat atau 175 derajat. Ada yang slow motion ditutup perlahan-lahan, ada pula yang sistem tekan. Selain engsel pintu,
perakitan juga membutuhkan engsel pen yaitu engsel yang dapat
dipisahkan. Engsel pen dibutuhkan dalam perakitan khususnya untuk
lemari dan baby locker.
Handle pintu merupakan alat yang berfungsi sebagai tarikan pintu. Jenis
handle pintu yang digunakan adalah jenis lebar memanjang untuk
lemari pakaian dan lemari hias. Sementara untuk baby locker, lemari meja belajar dan box meja tulis sederhana menggunakan handle pintu
jenis knob (bulat).
6. Dempul (wood filler)
Dempul (wood filler) berfungsi untuk mengisi pori-pori kayu. Pelarut untuk dempul ada dua macam yaitu air dan thinner. Pengisian dempul
bisa mengurangi dalamnya pori-pori kayu sehingga permukaan kayu
menjadi rata dan halus. Proses penggunaan dempul dilakukan pada
tahap finishing.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan untuk menyalesaikan
suatu produk dan keberadaanya dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai
produk yang dihasilkan atau dengan kata lain, bahan ini tidak terdapat dalam
produk. PT. Cahaya Bintang Medan menggunakan bahan penolong sebagai
berikut :
1. Kertas karton lipat
Kertas karton lipat berfungsi sebagai alat kemas komponen particle
board yang sudah selesai disusun pada tahap packing untuk dikirim kepada consumen.
Label Olympic digunakan untuk menyatakan merek dari produk
Furniture yang di buat oleh PT. Cahaya Bintang Medan.
2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk
PT. Cahaya Bintang Medan menghasilkan berbagai jenis produk
diantaranya: meja tulis sederhana, lemari pakaian, lemari hias. Adapun spesifikasi
dari masing-masing produk adalah sebagai berikut
1. Meja tulis sederhana
Meja tulis sederhana yang diproduksi memiliki warna corak laminasi
Beech. Ukuran meja tulis sederhana yaitu: PxLxT, 122x60x70 cm. Meja tulis sederhana tersebut memiliki 1 laci dan 1 box yang dilengkapi dengan kunci.
2. Lemari pakaian
Lemari pakaian yang diproduksi memiliki warna corak laminasi dark oak. Ukuran lemari pakaian 3 pintu yaitu: PxLxT, 110x40x180 cm. Lemari pakaian 3 pintu memiliki 3 ruang yang dibagi oleh 2
komponen penyekat. Bagian tengahnya memiliki 1 laci, bagian
kanannya ditambahkan sepotong kayu yang dibentuk sedemikian rupa
untuk dijadikan tempat hanger gantungan baju atau kemeja, dan bagian kirinya dibagi atas 4 box yang dipisahkan oleh 3 komponen
penyekat sebagai tempat pakaian yang dilipat.
Lemari hias yang diproduksi memiliki warna corak laminasi dark oak.
Ukuran meja rias keseluruhan yaitu: 170x40x90 cm, dengan tinggi
meja saja 60 cm. dilengkapi dengan tempat rak- rak kaca.
2.4.3. Uraian Produksi
Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya
produksi (tenaga kerja, mesin, material/bahan baku, modal dan informasi) yang
ada. Proses produksi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Stasiun Laminasi
Stasiun laminasi merupakan stasiun awal proses produksi. Pada stasiun ini terdapat mesin laminator untuk proses laminasi particle board. Adapun proses pada stasiun laminasi yaitu sebagai berikut :
1. Bahan baku particle board diangkut dari gudang bahan baku menuju stasiun laminasi menggunakan fork lift. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin laminator, particle board disusun terlebih dahulu diatas rel katrol per 40 lembar.
2. Particle board dimasukkan selembar demi selembar ke dalam mesin laminator secara manual oleh operator. Di dalam mesin laminator,
particle board mengalami proses pengeleman secara merata di atas permukaannya. Particle board yang sudah terkena lem diteruskan ke bagian pengeringan dengan suhu yang sudah ditentukan yaitu 60° C,
Selanjutnya particle board diteruskan ke bagian roll laminasi untuk dilakukan proses laminasi.
3. Setelah keluar dari mesin laminasi, dipotong kertas laminasi yang
masih tersisa pada pinggiran particle board menggunakan pisau cutter
secara manual oleh operator agar lebih rapi.
4. Particle board yang sudah rapi disusun di atas rel katrol per 40 lembar secara manual oleh operator untuk diangkut fork lift ke stasiun pemotongan/cutting.
b. Stasiun Cutting
Stasiun cutting merupakan stasiun ke-2 setelah stasiun laminasi. Pada stasiun ini terdapat mesin cutting untuk memotong particle board dengan ukuran tertentu menjadi bentuk komponen. Adapun proses produksi pada
stasiun cutting yaitu sebagai berikut:
1. Particle board yang sudah masuk ke stasiun cutting diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum dimasukkan ke dalam mesin
cutting.
2. Monitor sebagai alat ukur pemotongan particle board distel oleh operator agar disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan.
3. Particle board dimasukkan selembar demi selembar ke dalam mesin
cutting secara manual oleh operator.
4. Hasil pemotongan berupa komponen-komponen yang lebih kecil
rupa. Kemudian diangkat dan disusun secara manual oleh operator ke
rel katrol untuk dilanjutkan ke stasiun berikutnya dan sisanya
langsung ke stasiun edgebanding dengan menggunakan fork lift.
c. Stasiun Moulding
Stasiun moulding merupakan stasiun ke-3 setelah stasiun Cutting. Pada stasiun ini terdapat mesin moulding tetapi tidak semua komponen diproses. Adapun proses produksi pada stasiun moulding yaitu sebagai berikut: 1. Komponen yang sudah masuk ke stasiun moulding diletakkan di atas
rel katrol menggunakan fork lift sebelum masuk ke dalam mesin
moulding.
2. Komponen dimasukkan ke dalam mesin moulding satu persatu secara manual oleh operator.
3. Komponen yang keluar dari mesin moulding disusun rapi di atas rel katrol secara manual oleh operator untuk diangkut fork lift ke stasiun
edge banding.
d. Stasiun Hollow Press
Stasiun hollow press merupakan stasiun ke-4 setelah stasiun Moulding. Pada stasiun ini terdapat mesin Hydrollic Press. Stasiun ini di gunakan untuk menyatukan komponen yang telah di rekatkan terlebih dahulu lalu di
e. Stasiun Edgebanding
Stasiun edgebanding merupakan stasiun ke-5 setelah stasiun Hollow press. Pada stasiun ini terdapat mesin edgebanding. Adapun proses produksi pada stasiun edgebanding yaitu sebagai berikut:
1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun edgebanding
diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum masuk ke dalam mesin edgebanding.
2. Komponen dimasukkan satu persatu ke dalam mesin edgebanding
secara manual oleh operator. Di dalam mesin, hanya bagian tepi
komponen saja yang terlapisi oleh eging.
3. Komponen yang sudah keluar dari mesin edgebanding di periksa oleh operator dan dikikis bagian pita yang tersisa secara manual dengan
pisau cutter agar lebih rapi
4. Komponen yang sudah rapi disusun diatas rel katrol secara manual
oleh operator agar diangkut ke stasiun pengeboran/boring dengan menggunakan fork lift.
. f. Stasiun Boring
Stasiun boring merupakan stasiun ke-6 setelah stasiun edge banding. Pada stasiun ini terdapat mesin boring. Adapun proses produksi pada stasiun
1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun boring diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum masuk ke dalam mesin
boring.
2. Komponen dimasukkan satu persatu kedalam mesin boring. Di dalam
mesin boring komponen dibor pada bagian yang sudah ditentukan.
3. Komponen yang sudah dibor keluar dari mesin boring dan disusun
secara manual di atas rel katrol.
4. Beberapa komponen diangkut ke stasiun perakitan untuk dijadikan
sampel secara manual oleh operator. Jika komponen yang dirakit
sudah sesuai (tidak mengalami kecacatan produk) maka semua
komponen langsung diangkut ke stasiun finishing menggunakan fork lift.
g. Stasiun Finishing
Stasiun Finishing merupakan stasiun ke-7 setelah stasiun perakitan. Pada stasiun ini, dilakukan pengecekan kembali kondisi komponen apakah ada
goresan saat proses produksi berlangsung. Adapun proses produksi pada
stasiun finishing yaitu sebagai berikut:
1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun finishing diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum dicek oleh operator. 2. Komponen yang ternyata mengalami goresan didempul oleh operator
3. Komponen yang sudah bersih disusun diatas rel katrol secara manual
oleh ooperator agar diangkut ke stasiun packing dengan menggunakan
fork lift.
h. Stasiun Packing
Stasiun packing merupakan stasiun terakhir. Pada stasiun ini terdapat alat roll aliran bahan yang berfungsi untuk menjalankan komponen saat
dikemas. Adapun proses produksi pada stasiun packing yaitu sebagai berikut:
1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun packing diletakkan di atas beberapa rel katrol menggunakan fork lift.
2. Disusun sedemikian rupa kertas karton lipat dalam keadaan terbuka
diatas roll aliran bahan untuk dijadikan sebagai kemasan komponen.
Bagian luar kertas karton lipat sudah tertera merk, nama produk, tipe
produk, tanggal pembuatan, quantity dan label perusahaan
3. Seiring berjalannya kemasan, pada saat itu juga masing-masing
komponen Produk dan aksesoris pendukung dimasukkan lalu disusun
oleh operator secara manual.
4. Kemasan yang sudah dipenuhi oleh semua komponen pembentuk dan
aksesoris kemudian di lak band secara manual oleh operator.
5. Produk yang sudah dikemas, selanjutnya disusun diatas rel katrol
2.4.4. Mesin dan Peralatan
Mesin yang digunakan PT. Cahaya Bintang Medan sebagian besar adalah
buatan luar negeri seperti Cina, Taiwan, Jepang, Italia. Namun ada juga yang
dibeli dari dalam negeri. Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses
produksi di pabrik tidaklah terotomatisasi, dimana seluruh kegiatan melibatkan
tenaga manusia sebagai operator yang mendesain dan mengontrol jalannya proses
produksi di pabrik.
2.4.4.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak,
yang digunakan dalam proses produksi. Mesin-Mesin dan peralatan yang
digunakan diperusahaan PT. Cahaya Bintang Medan dalam pembuatan furniture
untuk setiap stasiunnya adalah sebagai berikut:
a. Stasiun Laminating
1. Glue Laminator
Fungsi : Untuk memberikan lem pada seluruh permukaan
PB
Merek/Type : 01L
Luas daerah kerja : φ 1500 mm, 2400 mm
Spesifikasi : 35 Hp, 380 V, 3 fase, 50 Hz, 54,5 A
Jumlah : 1 unit
2. Laminator Oven
Fungsi : Untuk pengeringan lem pada partikel board
Jumlah : 1 unit
Merk : GMV 207
Ukuran : 4500 mm x 1500mm
Spesifikasi : 15 Hp, 380 V, 3 fase, 50 Hz
Merek Elektomotor : ABB motor
Ketebalan Plat : 70 mm
Asal : Swedia
3. Laminator Press
Fungsi : Untuk pengepresan pada partikel board yang telah
dilapisi foil.
Jumlah : 1 unit
Ukuran : 2300 mm x 1500 mm
Merk : Teco
4. Lift Table Electric
Fungsi : Untuk mengangkat beben berat
Kapasistas : 1 Ton
Jumlah : 1 unit
Tegangan : 380 Volt
Fasa : 3 Fasa
b. Stasiun Cutting
1. Panel Saw Section
Fungsi : Untuk memotong lembaran partikel board sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.
Merk : Machinery CL
Model : CPS-8 No. S2583
Pembuatan : Agustus 2008
Dimensi : 500 x 75 x 150 cm
Power : 380V/ 50Hz
Daya Dinamo : 15 Hp
c. Stasiun Moulding
1. Mini Glue
Fungsi : Untuk pengeleman pada partikel board
Jumlah : 1 Unit
Merk : ATT
Daya : 15 Kw
Putaran : 1460 Rpm
Arus : 30,3 Amp
Tegangan : 380 Volt
2. Hydrolic Press
Fungsi : Untuk menekan atau mengepres partikel board
panjang : 1620 mm
lebar : 1400 mm
tinngi : 2440 mm
kapasitas : 2400 pics/ jam ( 10-15 detik/ press)
convayer : 400mm ( E.motor 2 hp 3 phase)
vibrator : E.motor 5, 5 hp
vibrator hopper: E.motor 2 hp 3 phase
vibrator press : E.motor 2 hp 3 phase
3. CNC Router
Fungsi : Alat untuk mengukir kayu
Jumlah : 1 Unit
Merk : Jinlida
Spesifikasi : 18,5 Hp, 220/380 V, 3 fase, 50 Hz
Kec Putaran : ½ - 3 rpm
Ketebalan plat : 70 mm
4. Moulding Spindle
Fungsi : Untuk membuat lis profil dengan kapasitas besar
Jumlah : 4 Unit:
Merk : Demag
Asal : Inggris
Cos ϕ : 0,85
5. Double N Tenoner
Fungsi : Untuk proses pembuatan pen
Jumlah : 1 Unit
Merk : Jinlida
Spesifikasi : 35 Hp, 380 V, 3 fase, 50 Hz, 54 A
Kec Putaran :10 Rpm
Mata pisau : ½” , ¾”
Cos ϕ : 0,85
d. Stasiun Boring
1. Multi Bor
Fungsi : Untuk membuat lubang pada setiap sisi partikel
board
Jumlah : 4 Unit
Merk : Bosch
Spesifikasi : 380 V, 50 Hz, 11 A
Kec Putaran : 1-3 rpm
Ketebalan Plat : 50 mm
2. Vertickal Bor
Fungsi : Untuk membuat lubang ke arah vertickal
Jumlah : 2 Unit
Merk : Bosch
Kedalaman Putaran : 50 mm
3. Horizontal Bor
Fungsi : Untuk membuat lubang ke arah horizontal
Merk : Altex / Shen Shing
Model : TC – 600 4S
Tanggal Pembuatan : November 1999 / April 2002
Dimensi : 130 x 130 x 170 cm / 150 x 150 x 250 cm
Power : 11 HP / 8 KW / 19 A /3 PH /380V
d. Stasiun Egde Banding
1. Egde bading profil
Fungsi : Untuk membuat profil pada bahan yang berukuran
besar
Lebar : 4m (2m / 1m)
Power : 3kw
Berat : 2000 kgs
Wire diameter : 2mm - 4mm
Dimensi : 5200x800x1400(mm)
2. Edge Banding Sraightt
Fungsi :Untuk melapisi pinggiran pada partikel board dengan
eging
Jumlah : 3 Unit
Merk : Jingseng
Spindle speed : 6000 Rpm
SPindle diameter : 40 mm
2.4.4.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan
penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapun penjelasan mengenai
peralatan produksi yang ada di PT. Cahaya Bintang Medan sebagai berikut:
1. Roller Conveyer
Fungsi : Untuk meindahkan PB ke mesin laminator Glue
Jumlah : 1 unit
Merk : GMV 207
Ukuran : 3000 mm x 200 mm
2. Meja Bantu Laminasi
Fungsi : Untuk tempat partikel board yang selesai di lapisi foil.
Jumlah : 1 unit
Ukuran : 2000 mm x 4000 mm
2. Rel Katrol
Fungsi : Untuk tempat partikel board agar mudah di dorong .
Jumlah : 1 unit
Ukuran : 3000 mm x 500 mm
3. Pallet Bord : Untuk alat bantu pengangkutan material handling
Ukuran : 1200 mm x 1300 mm x 16 cm
Fungsi : Pisau pemotong permukaan
Diameter : 10 diameter pitch
Tekanan Sudut : 14,5 derajat
2.4.4.3. Utilitas
Yang dimaksud dengan utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit
pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi
penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada
PT. Cahaya Bintang Medan antara lain sebagai berikut:
1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bilan sekitar
45.000 KWH.
2. Air, untuk kebutuhan penyediaan air di dapat dari PDM Tirtanadi dengan
kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3
2.4.4.4. Safety and Fire Protection
Pihak PT. Cahaya Medan melakukan tindakan pengamanan (safety), berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin timbul. Maka
perusahaan ini melakukannya dengan memisahkan letak bahan baku yang muda
terbakar dengan sumber api. Pada perusahaan ini tindakan fire protection yang dilakukan adalah dengan memberikan penutup pada panel listrik, menyediakan
racun api berupa alat pemadam api ringan, pada jarak tertentu dilantai pabrik atau
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Tataletak Pabrik1
1. Memudahkan proses manufaktur
Perencanaan tataletak merupakan suatu landasan utama dalam dunia
industri. Perencanaan tata letak dapat diartikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas– fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Selain itu
dapat diartikan sebagai desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja,
dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi
barang jadi. Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat sumber daya fisik
yang digunakan untuk membuat produk. Perencanaan tataletak merupakan salah
satu tahap perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu
sistem produksi yang efisien dan efektif, sehingga dapat tercapai suatu proses
produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
3.2. Tujuan Tataletak Pabrik
Tujuan-tujuan tataletak pabrik meliputi:
Langkah-langkah yang dapat diikuti antara lain:
a. Susun mesin, peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat
bergerak dengan lancar
b. Hilangkan hambatan-hambatan yang ada
1
c. Rencanakan aliran sehingga pekerjaan dapat dikenali
d. Jaga mutu pekerjaan
2. Meminimumkan pemindahan barang
Tataletak yang baik harus dirancang agar pemindahan barang dapat
seminimum mungkin dan semua pemindahan diarahkan untuk memindahkan
komponen menuju daerah pengiriman. Jika mungkin, komponen harus dalam
keadaan diproses sambil dipindahkan, seperti misalnya ketika dicat,
dipanggang, dibesihkan, dan lain-lain.
3. Memelihara keluwesan susunan dan operasi
Meskipun sebuah pabrik dapat dirancang untuk memproduksi sejumlah
barang, adakalanya dihadapi beberapa keadaan yang memerlukan perubahan
kemampuan produksinya. Beberapa perubahan yang terjadi bisa ditanggulangi
dengan mudah jika diantisipasi dalam perencaan awal. Cara umum adalah
dengan membangun sistem utilitas pada tempat-tempat yang sambungan
pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah.
4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi
Setiap menit yang dilewatkan komponen dalam fasilitas akan menambah
ongkos, melalui modal kerja yang tertanam. Oleh karena itu, jika
penyimpanan barang setengah jadi dibuat sekecil mungkin maka waktu
peredaran total akan berkurang dan jumlah barang setengah jadi juga
berkurang sehingga biaya produksi akan menurun.
Susunan mesin dan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan
jumlah peralatan yang diperlukan. Misalnya, dua komponen yang berbeda
memerlukan pemakaian gerinda dapat dilewatkan pada mesin yang sama
sehingga tidak diperlukan biaya untuk mesin kedua. Kecermatan dalam
memilih metode pemrosesan juga dapat menghemat pembelian mesin.
6. Menghemat pemakaian ruang bangunan
Tataletak yang tepat dicirikan oleh jarak yang minimum antar mesin, setelah
keleluasaan yang diperlukan bagi gerakan orang dan barang ditentukan. Setiap
meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya sehingga bagian
lantai yang tidak dihuni akan sia-sia dan luas lantai kosong tersebut akan
menjadi beban.
7. Meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja
Sejumlah besar tenaga kerja produktif dapat terbuang karena keadaan tataletak
yang buruk. Cara-cara untuk meningkatkan pemakaian buruh adalah sebagai
berikut:
a. mengurangi pemindahan barang yang dilakukan secara manual
b. meminimumkan aktivitas berjalan kaki
c. menyeimbangkan siklus mesin sehingga mesin dan pekerja tidak perlu
menganggur
d. memberikan penyeliaan yang tepat guna.
8. Memberikan kemudahan, keselamatan, kenyamanan pada pegawai
Untuk memenuhi tujuan ini diperlukan perhatian pada hal-hal seperti
lain sebagainya. Peralatan yang menyebabkan kebisingan yang tinggi
sebaiknya diisolasi dan peralatan yang bergetar sebaiknya diberi bantalan atau
dijunjung. Mesin dan peralatan lain harus ditempatkan sedemikian sehingga
dapat mencegah kecelakaan pada pegawai dan kerusakan barang serta
peralatan lainnya.
3.3. Jenis-Jenis Tata Letak2
1. Tata letak proses (Process Layout)
Secara umum, tata letak dalam industri manufaktur dikelompokkan dalam
empat jenis yaitu :
Tata letak proses adalah penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis
atau yang mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang sama.
Misalnya, mesin-mesin bubut ditempatkan pada bagian yang sama. Mesin-mesin
tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk
berbagai jenis produk.
Bubut Bubut Bor Las
Bubut Bubut Bor Las
Potong Potong Gerinda Cat
Potong Potong Gerinda Cat
[image:63.595.156.474.535.685.2]Gudang Gudang
Gambar 3.1. Tata Letak Proses (Process Layout)
2
Model ini cocok untuk discrete production dan jika proses produksi tidak baku, yaitu perusahaan membuat berbagai jenis produk yang berbeda atau suatu
produk dasar yang diproduksi dalam berbagai macam variasi. Jenis tata letak ini
dijumpai pada bengkel-bengkel, gudang, rumah sakit, universitas atau
perkantoran.
Keuntungan tata letak proses adalah :
a. Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi.
b. Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multiguna, sehingga dengan
cepat mengikuti perubahan jenis produksi.
c. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin.
d. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan.
Kerugian tata letak proses adalah :
a. Meningkatnya kebutuhan pemindahan bahan karena aliran proses yang
beragam dan tidak dapat digunakannya ban berjalan.
b. Pengawasan produksi yang lebih sulit.
c. Meningkatnya persediaan barang dalam proses.
d. Total waktu produksi per unit yang lebih lama.
e. Memerlukan skill yang lebih tinggi.
f. Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali.
Tata letak produk dipilih apabila proses produksinya telah distandarisasi
dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan
operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Tata letak produk banyak
digunakan dalam industri otomotif, elektronika, tempat cuci mobil otomatis, dan
kafetaria.
Bubut Bor Gerinda Bor
Press Las Bor
Potong Las Gerinda
Bubut Bor
Gudang Perakitan
Gerinda
[image:65.595.114.511.250.385.2]Gudang
Gambar 3.2. Tata Letak Produk (Product Layout)
Keuntungan model tata letak produk adalah :
a. Aliran material yang sederhana dan langsung.
b. Persediaan barang dalam proses yang rendah.
c. Total waktu produksi per unit yang rendah.
d. Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi. e. Kebutuhan pemindahan bahan yang rendah.
f. Pengawasan produksi yang lebih mudah.
g. Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis.
h. Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu.
a. Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi.
b. Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak
yang bersangkutan.
c. Apabila terdapat bottleneck dapat mempengaruhi proses keseluruhan. d. Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar.
e. Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan.
3. Tata letak posisi tetap (Fixed Layout)
Tata letak posisi tetap dipilih apabila karena ukuran, bentuk ataupun
karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk
dipindahkan. Dengan demikian, produk tetap di tempat, sedangkan peralatan dan
tenaga kerja yang menuju produk. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan
kapal laut, pesawat terbang, lokomotif, atau proyek-proyek konstruksi.
Bubut
Press
Gerinda
Produk
Las
Cat
Bubut
[image:66.595.121.502.471.651.2]Gudang Gudang
Gambar 3.3. Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Layout)
a. Berkurangnya gerakan material
b. Adanya kesempatan untuk melakukan pengayaan tugas
c. Sangat fleksibel, dapat mengakomodasikan perubahan dalam desain produk,
bauran produk, ataupun volume produksi
Kerugian tata letak posisi tetap adalah :
a. Gerakan personil dan peralatan yang tinggi
b. Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan
c. Memerlukan tenaga kerja yang berketerampilan tinggi
d. Memerlukan ruang yang besar dan persediaan barang dalam proses yang
tinggi
e. Meme