• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN dan CORELAP di PT. Cahaya Bintang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menerapkan Travel Chart, Algoritma BLOCPLAN dan CORELAP di PT. Cahaya Bintang Medan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Cahaya Bintang Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri furniture. Perusahaan memulai instalasi pada bulan Juni 2011. Bulan November 2011 mesin dan peralatan sudah dimasukkan dan dilakukan uji proses mesin tersebut. Produksi pertama dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan produk awal adalah meja tulis sederhana dengan kode MTS 2015 yang memproduksi sebanyak 2000 unit. Perusahaan kemudian menyusun struktur organisasi pada bulan yang sama dimana jabatan tertinggi adalah jabatan Direktur. Direktur membawahi General Manager (GM) dan setiap departemen produksi masing-masing dipimpin oleh seorang SPV (Supervisor).

Bulan Januari 2012 dilakukan penambahan produksi dan penambahan jenis produk. Produk yang bertambah adalah lemari pakaian dan lemari hias. Akibat semakin banyak order, maka perusahaan juga melakukan penambahan karyawan secara langsung maupun dengan bantuan lembaga penyedia tenaga kerja.

Pemasaran produk sudah mencakup beberapa kota untuk domestik seperti : kota Medan dan sekitarnya, Banda Aceh, Pekanbaru dan Sibolga. Perusahaan juga membangun kerjasama yang baik dengan toko-toko mebel yang sudah menjadi langganannya dengan memberikan informasi mengenai produk dan melakukan

(2)

mendirikan lembaga pelatihan tenaga kerja yang saat ini masih berlokasi di area perusahaan juga.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Cahaya Bintang Medan bergerak dalam bidang industri furniture pembuatan meja tulis, lemari pakaian, lemari hias yang siap dipasarkan kepada konsumen langsung maupun distributor dengan pemasaran di daerah Sumatera, khususnya daerah Sumatera Utara. PT. Cahaya Bintang Medan juga memiliki Cabang di daerah-daerah lain di Indonesia meliputi Bogor, Jakarta, Lampung, Padang dan lain-lain.

Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen (make to order). Apabila ada permintaan konsumen langsung, maka permintaan tersebut akan dikerjakan terlebih dahulu.

2.3. Struktur Organisasi

(3)

Struktur organisasi yang digunakan PT. Cahaya Bintang Medan adalah berbentuk campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi berbentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang. Struktur organisasi perusahaan PT. Cahaya Bintang Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

DIREKTUR

Staff Operator Staff Operator Staff

PURCHASING MANAGER

(4)

2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

PT. Cahaya Bintang Medan memiliki pembagian tugas dan wewenang pada masing-masing jabatan sebagai berikut:

1. Direktur Tugas :

a. Memantau kinerja karyawan dan proses bisnis yang berlangsung agar tidak keluar jalur dari prosedur yang telah ditetapkan sehingga dapat mencapai visi dan misi perusahaan.

b. Bertanggung jawab mengawasi kinerja perusahaan. Wewenang :

a. Menyetujui program penjualan yang diajukan direktur pemasaran. b. Mengotorisasi surat penawaran harga.

c. Mengambil keputusan atas informasi yang telah didapatkan untuk dapat mencapai visi dan misi perusahaan.

d. Menentukan gaji untuk setiap karyawan yang bekerja di PT Cahaya Bintang Medan.

e. Memecat karyawan yang telah melanggar peraturan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh lembaga perlindungan buruh.

2. General Manager

Tugas :

(5)

b. Menyetujui anggaran dan harga pokok penjualan Wewenang :

a. Mengotorisasi perencanaan produksi. b. Mengotorisasi pelaksanaan produksi.

3. Finance Manager

Tugas :

a. Mengatur dan mengawasi keluar masuk kas perusahaan. b. Mengevaluasi performa keuangan dan investasi perusahaan.

c. Membuat analisis keuangan dan investasi perusahaan untuk masa yang akan datang

Wewenang :

a. Mengajukan strategi perencanaan keuangan dan investasi perusahaan.

b. Mengotorisasi dokumen-dokumen dalam penerimaan dan pengeluaran kas.

c. Memberikan keputusan terkait aliran keuangan perusahaan

4. Accounting Manager

Tugas :

a. Memantau tanggal jatuh tempo hutang perusahaan kepada supplier. b. Menghitung sisa pembayaran yang harus dilakukan.

(6)

d. Mencatat transaksi-transaksi lainnya yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.

e. Membuat laporan keuangan secara keseluruhan untuk General Manager Head Office.

Wewenang :

a. Meminta dokumen-dokumen transaksi untuk pencatatan akuntansi. b. Meminta pertanggungjawaban bagian terkait atas keabsahan

data transaksi.

5. Human Resource Manager

Tugas :

a. Mengatur dan melaksanakan proses perekrutan, pengangkatan, dan pemberhentian karyawan.

b. Mengawasi terpenuhinya hak dan kewajiban karyawan.

c. Mengatur dan melaksanakan administrasi tata usaha karyawan. d. Mengajukan hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan karyawan.

e. Membuat perhitungan dan rekapitulasi gaji/upah karyawan

f. Membuat laporan personalia untuk General Manager Head Office. Wewenang :

(7)

6. Sekertaris

Tugas dan Wewenang:

a. Membantu manager produksi dalam kegiatan penyusunan berkas/arsip perusahaan.

b. Membantu manager produksi membuat laporan penjadwalan produksi.

c. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manager produksi secara periodik.

7. Kepala Bagian Pengendalian Mutu Tugas dan Wewenang:

a. Menghitung kerusakan komponen yang telah dibor dan dilaminating.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi

c. Menganalisa dan pengawasan produk jadi yang sudah ada di gudang, terutama dalam masalah pengeluaran stock.

8. Kepala Bagian Panel Produksi Tugas dan Wewenang:

(8)

b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan produksi dan menjadi perantara komunikasi antara para pekerja/operator dengan manajer produksi.

c. Memiliki wewenang untuk mengatur para pekerja/operator dan ikut bekerjasama dalam kelangsungan proses produksi.

d. Memberikan laporan secara periodik kepada manajer produksi mengenai proses produksi yang berlangsung.

9. Kepala Bagian Purchasing Control Tugas dan Wewenang:

a.Melaksanakan dan mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian dan penyimpanan bahan baku.

b.Merancang dan merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

c.Mengutamakan kualitas bahan baku yang dibeli

10. Kepala Bagian Material Produksi Tugas dan Wewenang:

a. Mendistribusikan bahan baku dan material lain ke lantai produksi. b. Menolak bahan baku dan material lain yang tidak sesuai dengan

yang dibutuhkan.

(9)

d. Membuat laporan secara periodik kepada manajer produksi.

11. Kepala Bagian Material Warehouse Tugas dan Wewenang:

a. Melakukan prosedur pergudangan terhadap barang-barang dan material produksi.

b. Mengatur tata letak barang atau cadangan barang/produk yang siap dipasarkan.

c. Bertanggung jawab kepada manager produksi jika terjadi kekurangan produk dan ketidakteraturan gudang.

d. Membuat laporan secara periodik kepada manajer produksi.

12. Staff dan Operator Tugas dan Wewenang:

Staff dan operator bekerja secara langsung di lantai produksi sesuai dengan departemen masing-masing yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses produksi secara langsung dan bekerja dengan pengawasan masing-masing kepala bagian.

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

(10)

Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan

No Jabatan Jumlah/orang

1. Direktur 1

7. Kepala Bagian Pengendalian Mutu 1 8. Kepala Bagian Panel Produksi 1 9. Kepala Bagian Purchasing Control 1 10. Kepala Bagian Material produksi 1 11. Kepala Bagian Gudang dan Warehouse 1

12. Staff 66

13. Operator/karyawan produksi 82

Total 159

Sumber : PT. Cahaya Bintang Medan

2.3.3. Pembagian Shift Kerja

Pengaturan waktu kerja pada PT. Cahaya Bintang Medan dibagi menjadi 2 shift. Setiap karyawan memiliki jam kerja setiap hari adalah 7 jam atau 42 jam dalam seminggu, dengan hari kerja Senin sampai Sabtu, namun pada hari Sabtu jam kerjanya hanya sampai pkl : 12.00 WIB (setengah hari saja). Perinciannya adalah sebagai berikut :

(11)

Shift II: pkl 16.00 WIB – 21.00 WIB = waktu kerja pkl 21.00 WIB – 22.00 WIB = waktu istirahat

pkl 22.00 WIB – 01.00 WIB (besok harinya) = waktu kerja

Jumat, Shift I: pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja pkl 12.00 WIB – 13.30 WIB = waktu istirahat pkl 13.30 WIB – 16.00 WIB = waktu kerja Shift II: pkl 16.00 WIB – 21.00 WIB = waktu kerja

pkl 21.00 WIB – 22.00 WIB = waktu istirahat

pkl 22.00 WIB – 01.00 WIB (besok harinya) = waktu kerja

Sabtu, Shift I : pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja Shift II : pkl 12.00 WIB – 17.00 WIB = waktu kerja

2.3.4. Sistem Pengupahan dan fasilitas yang Digunakan

Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Hal terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah cukupnya biaya dalam memenuhi kebutuhan hidup karyawan yaitu dalam bentuk upah. Sistem pengupahan karyawan berupa balas jasa di PT. Cahaya Bintang Medan dibedakan atas :

1. Gaji bulanan diberikan kepada pegawai staff yang besarnya tetap setiap bulan pada bidangnya masing

(12)

3. Perusahaan juga memberikan uang keterampilan, uang transportasi, bonus prestasi dan Tunjangan hari Raya (THR).

2.4. Proses Produksi

Secara Umum, proses produksi pembuatan furniture dari bahan baku

partikel board terdiri atas 9 stasiun kerja : 1. Stasiun laminating

2. Stasiun cutting 3. Moulding

4. Hollow Press

5. Stasiun egdebanding

6. Stasiun boring 7. Wrapping

8. Stasiun finising

9. Stasiun packeging

2.4.1. Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada Pabrik Furniture di PT. Cahaya Bintang Medan akan dikelompokkan berdasarkan proses produksinya diuraikan berikut ini.

2.4.1.1. Bahan Baku

(13)

langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk. PT. Cahaya Bintang Medan menggunakan bahan baku sebagai berikut :

1. Particle Board

Particle board merupakan bahan baku yang terbuat dari serbuk kayu yang di beri perekat kemudian di press bentuk lembaran-lembaran yang memiliki ketebalan tertentu dan dipotong dengan berbagai jenis ukuran. PT. Cahaya Bintang Medan memiliki 3 ukuran tebal particle board yang dijadikan bahan baku yaitu : 122 x 244 cm tebal 15 mm, 122 x 244 cm tebal 12 mm dan 122 x 244 cm tebal 3 mm. Bahan baku particle board berasal dari PT. Canang yang berada di Belawan – Medan. Sebagian bahan baku di import dari negara Malaysia.

2. Kertas Laminasi

Kertas laminasi digunakan untuk melapisi particle board yang polos dan kasar sehingga particle board memiliki warna dan corak yang indah. Kertas laminasi juga menambah kehalusan dan corak dariproduk.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

(14)

1. Lem

Lem merupakan bahan tambahan yang diperlukan untuk merekatkan lembar laminasi dengan particle board dalam proses laminating.

2. Paku

Paku adalah alat pengikat antara satu komponen dengan komponen lainnya sehingga dapat membentuk suatu kerangka fungsional. Proses perakitan membutuhkan paku sebagai alat pengikat antar komponen

particle board. 3. Sekrup

Sekrup adalah alat pengikat seperti paku yang berbentuk ulir pada batangnya. Sekrup berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada particle board. Proses perakitan juga membutuhkan jenis sekrup ulir luar (jantan) dan ulir dalam (betina) yang disusun dalam satu unit. 4. Engsel pintu dan Engsel pen

Engsel pintu merupakan alat untuk menyatukan pintu agar mudah dibuka dan ditutup dengan bukaan yang baik. Engsel pintu digunakan untuk perakitan pintu lemari pakaian dan lemari hias, dengan bukaan pintu 90 derajat atau 175 derajat. Ada yang slow motion ditutup perlahan-lahan, ada pula yang sistem tekan. Selain engsel pintu, perakitan juga membutuhkan engsel pen yaitu engsel yang dapat dipisahkan. Engsel pen dibutuhkan dalam perakitan khususnya untuk lemari dan baby locker.

(15)

Handle pintu merupakan alat yang berfungsi sebagai tarikan pintu. Jenis handle pintu yang digunakan adalah jenis lebar memanjang untuk lemari pakaian dan lemari hias. Sementara untuk baby locker, lemari meja belajar dan box meja tulis sederhana menggunakan handle pintu jenis knob (bulat).

6. Dempul (wood filler)

Dempul (wood filler) berfungsi untuk mengisi pori-pori kayu. Pelarut untuk dempul ada dua macam yaitu air dan thinner. Pengisian dempul bisa mengurangi dalamnya pori-pori kayu sehingga permukaan kayu menjadi rata dan halus. Proses penggunaan dempul dilakukan pada tahap finishing.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan untuk menyalesaikan suatu produk dan keberadaanya dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai produk yang dihasilkan atau dengan kata lain, bahan ini tidak terdapat dalam produk. PT. Cahaya Bintang Medan menggunakan bahan penolong sebagai berikut :

1. Kertas karton lipat

Kertas karton lipat berfungsi sebagai alat kemas komponen particle board yang sudah selesai disusun pada tahap packing untuk dikirim kepada consumen.

(16)

Label Olympic digunakan untuk menyatakan merek dari produk

Furniture yang di buat oleh PT. Cahaya Bintang Medan.

2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

PT. Cahaya Bintang Medan menghasilkan berbagai jenis produk diantaranya: meja tulis sederhana, lemari pakaian, lemari hias. Adapun spesifikasi dari masing-masing produk adalah sebagai berikut

1. Meja tulis sederhana

Meja tulis sederhana yang diproduksi memiliki warna corak laminasi

Beech. Ukuran meja tulis sederhana yaitu: PxLxT, 122x60x70 cm. Meja tulis sederhana tersebut memiliki 1 laci dan 1 box yang dilengkapi dengan kunci.

2. Lemari pakaian

Lemari pakaian yang diproduksi memiliki warna corak laminasi dark oak. Ukuran lemari pakaian 3 pintu yaitu: PxLxT, 110x40x180 cm. Lemari pakaian 3 pintu memiliki 3 ruang yang dibagi oleh 2 komponen penyekat. Bagian tengahnya memiliki 1 laci, bagian kanannya ditambahkan sepotong kayu yang dibentuk sedemikian rupa untuk dijadikan tempat hanger gantungan baju atau kemeja, dan bagian kirinya dibagi atas 4 box yang dipisahkan oleh 3 komponen penyekat sebagai tempat pakaian yang dilipat.

(17)

Lemari hias yang diproduksi memiliki warna corak laminasi dark oak.

Ukuran meja rias keseluruhan yaitu: 170x40x90 cm, dengan tinggi meja saja 60 cm. dilengkapi dengan tempat rak- rak kaca.

2.4.3. Uraian Produksi

Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, material/bahan baku, modal dan informasi) yang ada. Proses produksi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Stasiun Laminasi

Stasiun laminasi merupakan stasiun awal proses produksi. Pada stasiun ini terdapat mesin laminator untuk proses laminasi particle board. Adapun proses pada stasiun laminasi yaitu sebagai berikut :

1. Bahan baku particle board diangkut dari gudang bahan baku menuju stasiun laminasi menggunakan fork lift. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin laminator, particle board disusun terlebih dahulu diatas rel katrol per 40 lembar.

2. Particle board dimasukkan selembar demi selembar ke dalam mesin laminator secara manual oleh operator. Di dalam mesin laminator,

(18)

Selanjutnya particle board diteruskan ke bagian roll laminasi untuk dilakukan proses laminasi.

3. Setelah keluar dari mesin laminasi, dipotong kertas laminasi yang masih tersisa pada pinggiran particle board menggunakan pisau cutter

secara manual oleh operator agar lebih rapi.

4. Particle board yang sudah rapi disusun di atas rel katrol per 40 lembar secara manual oleh operator untuk diangkut fork lift ke stasiun pemotongan/cutting.

b. Stasiun Cutting

Stasiun cutting merupakan stasiun ke-2 setelah stasiun laminasi. Pada stasiun ini terdapat mesin cutting untuk memotong particle board dengan ukuran tertentu menjadi bentuk komponen. Adapun proses produksi pada stasiun cutting yaitu sebagai berikut:

1. Particle board yang sudah masuk ke stasiun cutting diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum dimasukkan ke dalam mesin

cutting.

2. Monitor sebagai alat ukur pemotongan particle board distel oleh operator agar disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan.

3. Particle board dimasukkan selembar demi selembar ke dalam mesin

cutting secara manual oleh operator.

(19)

rupa. Kemudian diangkat dan disusun secara manual oleh operator ke rel katrol untuk dilanjutkan ke stasiun berikutnya dan sisanya langsung ke stasiun edgebanding dengan menggunakan fork lift.

c. Stasiun Moulding

Stasiun moulding merupakan stasiun ke-3 setelah stasiun Cutting. Pada stasiun ini terdapat mesin moulding tetapi tidak semua komponen diproses. Adapun proses produksi pada stasiun moulding yaitu sebagai berikut: 1. Komponen yang sudah masuk ke stasiun moulding diletakkan di atas

rel katrol menggunakan fork lift sebelum masuk ke dalam mesin

moulding.

2. Komponen dimasukkan ke dalam mesin moulding satu persatu secara manual oleh operator.

3. Komponen yang keluar dari mesin moulding disusun rapi di atas rel katrol secara manual oleh operator untuk diangkut fork lift ke stasiun

edge banding.

d. Stasiun Hollow Press

(20)

e. Stasiun Edgebanding

Stasiun edgebanding merupakan stasiun ke-5 setelah stasiun Hollow press. Pada stasiun ini terdapat mesin edgebanding. Adapun proses produksi pada stasiun edgebanding yaitu sebagai berikut:

1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun edgebanding

diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum masuk ke dalam mesin edgebanding.

2. Komponen dimasukkan satu persatu ke dalam mesin edgebanding

secara manual oleh operator. Di dalam mesin, hanya bagian tepi komponen saja yang terlapisi oleh eging.

3. Komponen yang sudah keluar dari mesin edgebanding di periksa oleh operator dan dikikis bagian pita yang tersisa secara manual dengan pisau cutter agar lebih rapi

4. Komponen yang sudah rapi disusun diatas rel katrol secara manual oleh operator agar diangkut ke stasiun pengeboran/boring dengan menggunakan fork lift.

. f. Stasiun Boring

Stasiun boring merupakan stasiun ke-6 setelah stasiun edge banding. Pada stasiun ini terdapat mesin boring. Adapun proses produksi pada stasiun

(21)

1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun boring diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum masuk ke dalam mesin

boring.

2. Komponen dimasukkan satu persatu kedalam mesin boring. Di dalam mesin boring komponen dibor pada bagian yang sudah ditentukan. 3. Komponen yang sudah dibor keluar dari mesin boring dan disusun

secara manual di atas rel katrol.

4. Beberapa komponen diangkut ke stasiun perakitan untuk dijadikan sampel secara manual oleh operator. Jika komponen yang dirakit sudah sesuai (tidak mengalami kecacatan produk) maka semua komponen langsung diangkut ke stasiun finishing menggunakan fork lift.

g. Stasiun Finishing

Stasiun Finishing merupakan stasiun ke-7 setelah stasiun perakitan. Pada stasiun ini, dilakukan pengecekan kembali kondisi komponen apakah ada goresan saat proses produksi berlangsung. Adapun proses produksi pada stasiun finishing yaitu sebagai berikut:

1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun finishing diletakkan di atas rel katrol menggunakan fork lift sebelum dicek oleh operator. 2. Komponen yang ternyata mengalami goresan didempul oleh operator

(22)

3. Komponen yang sudah bersih disusun diatas rel katrol secara manual oleh ooperator agar diangkut ke stasiun packing dengan menggunakan

fork lift.

h. Stasiun Packing

Stasiun packing merupakan stasiun terakhir. Pada stasiun ini terdapat alat roll aliran bahan yang berfungsi untuk menjalankan komponen saat dikemas. Adapun proses produksi pada stasiun packing yaitu sebagai berikut:

1. Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun packing diletakkan di atas beberapa rel katrol menggunakan fork lift.

2. Disusun sedemikian rupa kertas karton lipat dalam keadaan terbuka diatas roll aliran bahan untuk dijadikan sebagai kemasan komponen. Bagian luar kertas karton lipat sudah tertera merk, nama produk, tipe produk, tanggal pembuatan, quantity dan label perusahaan

3. Seiring berjalannya kemasan, pada saat itu juga masing-masing komponen Produk dan aksesoris pendukung dimasukkan lalu disusun oleh operator secara manual.

4. Kemasan yang sudah dipenuhi oleh semua komponen pembentuk dan aksesoris kemudian di lak band secara manual oleh operator.

(23)

2.4.4. Mesin dan Peralatan

Mesin yang digunakan PT. Cahaya Bintang Medan sebagian besar adalah buatan luar negeri seperti Cina, Taiwan, Jepang, Italia. Namun ada juga yang dibeli dari dalam negeri. Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi di pabrik tidaklah terotomatisasi, dimana seluruh kegiatan melibatkan tenaga manusia sebagai operator yang mendesain dan mengontrol jalannya proses produksi di pabrik.

2.4.4.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak, yang digunakan dalam proses produksi. Mesin-Mesin dan peralatan yang digunakan diperusahaan PT. Cahaya Bintang Medan dalam pembuatan furniture

untuk setiap stasiunnya adalah sebagai berikut: a. Stasiun Laminating

1. Glue Laminator

Fungsi : Untuk memberikan lem pada seluruh permukaan PB

Merek/Type : 01L

Luas daerah kerja : φ 1500 mm, 2400 mm

Spesifikasi : 35 Hp, 380 V, 3 fase, 50 Hz, 54,5 A Jumlah : 1 unit

(24)

2. Laminator Oven

Fungsi : Untuk pengeringan lem pada partikel board Jumlah : 1 unit

Merk : GMV 207

Ukuran : 4500 mm x 1500mm

Spesifikasi : 15 Hp, 380 V, 3 fase, 50 Hz Merek Elektomotor : ABB motor

Ketebalan Plat : 70 mm

Asal : Swedia

3. Laminator Press

Fungsi : Untuk pengepresan pada partikel board yang telah dilapisi foil.

Jumlah : 1 unit

Ukuran : 2300 mm x 1500 mm

Merk : Teco

4. Lift Table Electric

Fungsi : Untuk mengangkat beben berat Kapasistas : 1 Ton

Jumlah : 1 unit Tegangan : 380 Volt

Fasa : 3 Fasa

(25)

b. Stasiun Cutting

1. Panel Saw Section

Fungsi : Untuk memotong lembaran partikel board sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Merk : Machinery CL Model : CPS-8 No. S2583 Pembuatan : Agustus 2008 Dimensi : 500 x 75 x 150 cm Power : 380V/ 50Hz Daya Dinamo : 15 Hp

c. Stasiun Moulding

1. Mini Glue

Fungsi : Untuk pengeleman pada partikel board Jumlah : 1 Unit

Merk : ATT

(26)

2. Hydrolic Press

Fungsi : Untuk menekan atau mengepres partikel board panjang : 1620 mm

lebar : 1400 mm tinngi : 2440 mm

kapasitas : 2400 pics/ jam ( 10-15 detik/ press) convayer : 400mm ( E.motor 2 hp 3 phase)

vibrator : E.motor 5, 5 hp

vibrator hopper: E.motor 2 hp 3 phase vibrator press : E.motor 2 hp 3 phase

3. CNC Router

Fungsi : Alat untuk mengukir kayu Jumlah : 1 Unit

Merk : Jinlida

Spesifikasi : 18,5 Hp, 220/380 V, 3 fase, 50 Hz Kec Putaran : ½ - 3 rpm

Ketebalan plat : 70 mm 4. Moulding Spindle

Fungsi : Untuk membuat lis profil dengan kapasitas besar Jumlah : 4 Unit:

Merk : Demag

Asal : Inggris

(27)

Cos ϕ : 0,85

5. Double N Tenoner

Fungsi : Untuk proses pembuatan pen Jumlah : 1 Unit

Merk : Jinlida

Spesifikasi : 35 Hp, 380 V, 3 fase, 50 Hz, 54 A Kec Putaran :10 Rpm

Mata pisau : ½” , ¾” Cos ϕ : 0,85

d. Stasiun Boring

1. Multi Bor

Fungsi : Untuk membuat lubang pada setiap sisi partikel board

Jumlah : 4 Unit

Merk : Bosch

Spesifikasi : 380 V, 50 Hz, 11 A Kec Putaran : 1-3 rpm

Ketebalan Plat : 50 mm 2. Vertickal Bor

Fungsi : Untuk membuat lubang ke arah vertickal Jumlah : 2 Unit

(28)

Kedalaman Putaran : 50 mm 3. Horizontal Bor

Fungsi : Untuk membuat lubang ke arah horizontal Merk : Altex / Shen Shing

Model : TC – 600 4S

Tanggal Pembuatan : November 1999 / April 2002

Dimensi : 130 x 130 x 170 cm / 150 x 150 x 250 cm Power : 11 HP / 8 KW / 19 A /3 PH /380V

d. Stasiun Egde Banding

1. Egde bading profil

Fungsi : Untuk membuat profil pada bahan yang berukuran besar

Lebar : 4m (2m / 1m)

Power : 3kw

Berat : 2000 kgs Wire diameter : 2mm - 4mm Dimensi : 5200x800x1400(mm) 2. Edge Banding Sraightt

Fungsi :Untuk melapisi pinggiran pada partikel board dengan eging

Jumlah : 3 Unit

Merk : Jingseng

(29)

Spindle speed : 6000 Rpm SPindle diameter : 40 mm

2.4.4.2. Peralatan (Equipment)

Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapun penjelasan mengenai peralatan produksi yang ada di PT. Cahaya Bintang Medan sebagai berikut:

1. Roller Conveyer

Fungsi : Untuk meindahkan PB ke mesin laminator Glue Jumlah : 1 unit

Merk : GMV 207

Ukuran : 3000 mm x 200 mm 2. Meja Bantu Laminasi

Fungsi : Untuk tempat partikel board yang selesai di lapisi foil. Jumlah : 1 unit

Ukuran : 2000 mm x 4000 mm 2. Rel Katrol

Fungsi : Untuk tempat partikel board agar mudah di dorong . Jumlah : 1 unit

Ukuran : 3000 mm x 500 mm

3. Pallet Bord : Untuk alat bantu pengangkutan material handling Ukuran : 1200 mm x 1300 mm x 16 cm

(30)

Fungsi : Pisau pemotong permukaan Diameter : 10 diameter pitch

Tekanan Sudut : 14,5 derajat

2.4.4.3. Utilitas

Yang dimaksud dengan utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT. Cahaya Bintang Medan antara lain sebagai berikut:

1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bilan sekitar 45.000 KWH.

2. Air, untuk kebutuhan penyediaan air di dapat dari PDM Tirtanadi dengan kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3

2.4.4.4. Safety and Fire Protection

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Bintang Medan
Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan

Referensi

Dokumen terkait

Apakah bapak/ibu setuju atas dana DD yang telah digunakan untuk pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo.. Apakah bapak/ibu setuju atas dana DD yang telah digunakan untuk

Kadarisman (2012:325) bependapat, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pemberdayaan guru a) dorongan dari kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah tersebut,

Hubungan yang tepat antara proses pembuatannya dengan produknya pada nomor.... Unsur-unsur A, B, dan C terletak pada periode ketiga.Oksida B dalam air mempunyai pH < 7. Unsur

Untuk menganalisis faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan yang mempengaruhi adopsi tatacara penggunaan

Hasil pengujian menjelaskan bahwa t hitung sebesar 5,871 > t tabel sebesar 2,048 maka H 0 ditolak yang artinya artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel

Terlihat dari gambar perbandingan peta mean model probabilitas batupasir dengan peta mean inversi deterministik yang menunjukkan bahwa apabila hanya menggunakan peta mean

Berdasarkan Tabel 3 analisis data dengan menggunakan analisis spearman rhohubungan antara perilaku merokok dengan konsep diri pada siswa SMA N 1 Mollo Selatan Kabupaten

Seleksi Beberapa Progeni Hasil Persilangan Padi Gogo (Oryza sativa L) Berdasarkan Karakter Pertumbuhan Tanaman.. Sari WP,