• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Dan Perbandingan Metode Geometric Mean Filter Dan Alpha-Trimmed Mean Filter Untuk Mereduksi Exponential Noise Pada Citra Digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Dan Perbandingan Metode Geometric Mean Filter Dan Alpha-Trimmed Mean Filter Untuk Mereduksi Exponential Noise Pada Citra Digital"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN METODE

GEOMETRIC

MEAN FILTER

DAN

ALPHA-TRIMMED MEAN FILTER

UNTUK MEREDUKSI

EXPONENTIAL NOISE

PADA CITRA DIGITAL

SKRIPSI

AULIZA NANDA NASUTION

101401010

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN METODE GEOMETRIC MEAN FILTER

DAN ALPHA-TRIMMED MEAN FILTER UNTUK MEREDUKSI

EXPONENTIAL NOISE PADA CITRA DIGITAL

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah

Sarjana Ilmu Komputer

AULIZA NANDA NASUTION 101401010

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN METODE GEOMETRIC MEAN FILTER DAN ALPHA-

TRIMMED MEAN FILTER UNTUK MEREDUKSI

EXPONENTIAL NOISE PADA CITRA DIGITAL

Kategori : SKRIPSI

Nama : AULIZA NANDA NASUTION

Nomor Induk Mahasiswa : 101401010

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, 15 Juli 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Andri Budiman, S.T., M.Comp.Sc, MEM Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc NIP. 197510082008011011 NIP. 197401272002121001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

(4)

PERNYATAAN

IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN METODE GEOMETRIC MEAN

FILTER DAN ALPHA-TRIMMED MEAN FILTER UNTUK MEREDUKSI

EXPONENTIAL NOISE PADA CITRA DIGITAL

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan

dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 15 Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditentukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, Program Studi S1 Ilmu

Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera

Utara. Serta shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad

SAW.

Dengan selesainya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom sebagai Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.

2. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc sebagai dosen pembimbing 1 dan Sekretaris

Program Studi Ilmu Komputer, dan Bapak Mohammad Andri Budiman, S.T.,

M.Comp.Sc, MEM sebagai dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran serta dalam membimbing, memotivasi, dan

menyemangati penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT sebagai dosen penguji 1 dan Ibu Dian

Rachmawati, S.Si, M.Kom sebagai dosen penguji 2 yang telah memberikan

kritik serta saran yang membangun untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Dekan, Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi,

dan staf pegawai di program studi S1 Ilmu Komputer USU.

5. Orangtua tercinta Ayahanda Syaiful Bahri Nasution dan Ibunda Satinah yang

telah memberikan kasih sayang, doa, semangat serta dukungan moril dan

materil.

6. Keluarga tercinta kakak Ifna Riski Nasution dan adik penulis Ahmad Syafriza

Nasution, Elsa Fadillah Nasution, dan Ashilla Fitri Nasution serta keluarga

(6)

7. Pahri Zuhri, Amd.Sos, yang selalu memberikan dukungan, motivasi, perhatian,

dan doa kepada penulis.

8. Keluarga besar Bapak M.Hendrianto, Ibu Paini, Wiji Kharisma dan

Abang-Kakak.

9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa S1 Ilmu Komputer stambuk 2010

khususnya Ca8in Corps Fanny Fairina N, Zulwita Hariyati, Annissa Fadilla,

Uswatun Hasanah, Nurul Ulfah Primadini, Devina Pratiwi Halim, Aulia Akbar

Harahap, dan Bernard Tarigan.

10. Adik-adik junior stambuk 2011 Annisa Olivia dan Dini Islami, serta sahabat

terbaik penulis Sitti Kardina, S.Si yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

11. Seluruh pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

penulis ucapkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, khususnya rekan-rekan

mahasiswa/i lainnya yang mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera

Utara. Terima Kasih.

Medan, 15 Juli 2014

(7)

ABSTRAK

Pada citra digital sering kali terdapat beberapa gangguan yang dinamakan noise. Jenis

noise seperti laser yang ada pada citra digital dinamakan exponential noise. Noise ini

biasa terjadi akibat adanya efek pencahayaan yang tidak merata maupun kontras citra

yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah. Dengan adanya noise dapat

menyebabkan informasi yang ada pada citra menjadi berkurang dan sulit untuk

diinterpretasikan. Filtering merupakan teknik untuk mereduksi noise. Metode yang

akan digunakan untuk mereduksi noise yaitu geometric mean filter dan alpha-trimmed

mean filter. Probabilitas noise yang diberikan yaitu 0.01 sampai 0.05 pada tiap

kelompok citra. Hasil penelitian pada reduksi undefined noise ditambah exponential

noise maupun pada reduksi hanya exponential noise menunjukkan nilai MSE lebih

kecil dan nilai PSNR lebih besar selalu berada pada metode alpha-trimmed mean filter

khusus untuk d = 0 dan d = 1. Namun untuk pengujian reduksi hanya exponential

noise selalu memiliki nilai MSE lebih kecil dan nilai PSNR lebih besar daripada

pengujian reduksi undefined noise ditambah exponential noise. Maka dapat

disimpulkan bahwa metode alpha-trimmed mean filter untuk d = 0 dan d = 1 lebih

baik untuk melakukan reduksi noise, dan pengujian untuk reduksi exponential noise

lebih baik daripada pengujian untuk reduksi noise bebas ditambah exponential noise.

Kata kunci : Geometric mean filter, Alpha-trimmed mean filter, Citra digital,

Exponential noise, Mean Squared Error (MSE), Peak Signal-to-Noise Ratio

(8)

IMPLEMENTATION AND COMPARISON OF GEOMETRIC MEAN FILTER AND ALPHA-TRIMMED MEAN FILTER TO REDUCE

EXPONENTIAL NOISE IN DIGITAL IMAGES

ABSTRACT

On digital image there are often several disturbance that are called noise. This type of

noise which is like a laser on the digital image is called exponential noise. This noise

is common due to uneven lighting effects as well as the contrast of an image that is

too high or too low. The presence of noise, can cause the information in the image

being reduced and difficult to interpret. Filtering is a technique to reduce noise. The

method to be used for the noise reduction are geometric mean filter and

alpha-trimmed mean filter. The probability of a given noise i.e. 0.01 up to 0.05 for every

image group. Research is results on the reduction of undefined noise and exponential

noise as well as the reduction of exponential noise only show the value of MSE which

is smaller and the value of PSNR is bigger always in the method alpha-trimmed mean

filters exclusively for d = 0 and d = 1. However, reduction of exponential noise has

smaller value of MSE and the value of PSNR is bigger than reduction of undefined

noise and exponential noise. Hence it can be inferred that alpha-trimmed mean filters

for d = 0 and d = 1 is better to do the reduction of noise, and reduction of exponential

noise only is better than reduction undefined noise and exponential noise.

(9)

DAFTAR ISI

Hal.

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

1.6. Metode Penelitian 4

1.7. Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Citra Digital 6

2.2. Pengolahan Citra Digital 7

2.3. Jenis-jenis Citra Digital 7

2.3.1. Citra biner 8

2.3.2. Citra grayscale 8

2.3.3. Citra warna 8

2.4. Noise 8

2.4.1. Pengertian noise 8

2.4.2. Exponential noise 9

2.5. Restorasi Citra 10

(10)

2.5.2. Alpha-trimmed mean filter 12

2.6. Pengukuran Kinerja Restorasi Citra 13

2.6.1. Mean squared error (MSE) 13

2.6.2. Peak signal-to-noise ratio (PSNR) 14

2.7. Relevansi Penelitian 14

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1. Analisis Sistem 16

3.1.1. Diagram Ishikawa 16

3.1.2. Analisis fungsional 17

3.1.2.1. Analisis masukan 17

3.1.2.2. Analisis keluaran 17

3.1.2.3. Proses membaca nilai piksel 18

3.1.2.4. Proses penambahan noise 18

3.1.2.5. Konvolusi matriks citra metode geometric mean filter 19

3.1.2.6. Konvolusi matriks citra metode alpha-trimmed mean 20

filter

3.1.2.7. Proses menghitung nilai MSE 21

3.1.2.8. Proses menghitung nilai PSNR 22

3.1.3. Analisis non fungsional 23

3.2. Perancangan Sistem 23

3.2.1.Unified Modeling Language (UML) 23

3.2.1.1. Use case diagram 24

3.2.1.2. Activity diagram 27

3.2.1.3. Sequence diagram 30

3.2.2.Pseudocode 33

3.2.3.Flowchart sistem 37

3.2.4.Perancangan antarmuka 40

3.2.4.1. Form menu utama 40

3.2.4.2. Form reduction undefined noise + exponential noise 41

3.2.4.3. Form reduction exponential noise 43

3.2.4.4. Form help 45

(11)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1. Implementasi Sistem 47

4.1.1. Spesifikasi perangkat keras 47

4.1.2. Spesifikasi perangkat lunak 47

4.2. Tampilan Antarmuka 48

4.2.1. Tampilan form menu utama 48

4.2.2. Tampilan form reduction undefined noise + exponential noise 48

4.2.3. Tampilan form reduction exponential noise 49

4.2.4. Tampilan form help 50

4.2.5. Tampilan form about 51

4.3. Pengujian Sistem 51

4.3.1.Pengujian black box 52

4.3.1.1. Rencana pengujian 52

4.3.1.2. Kasus dan hasil pengujian alpha 52

4.3.1.3. Kesimpulan hasil pengujian alpha 53

4.3.1.4. Kasus dan hasil pengujian betha 54

4.3.1.5. Kesimpulan hasil pengujian betha 54

4.3.2.Pengujian reduction undefined noise + exponential noise 52

4.3.3. Pengujian reduction exponential noise 61

4.4. Hasil Pengujian 63

4.4.1. Hasil pengujian reduction undefined noise + exponential 63

noise

4.4.2. Hasil pengujian reduction exponential noise 70

4.4.3. Perbandingan metode geometric mean filter dan alpha- 78

trimmed mean filter

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 89

5.2. Saran 91

(12)

DAFTAR TABEL

Hal.

3.1 Spesifikasi Use CaseReduction Undefined Noise + Exponential noise 25 3.2 Spesifikasi Use CaseReduction Exponential Noise 26

4.1 Rencana Pengujian 52

4.2 Pengujian Hasil Input Citra oleh User 52

4.3 Pengujian Hasil Citra dengan Noise 53

4.4 Pengujian Hasil Proses Filter 53

4.5 Hasil Kuisoner 54

4.6 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Gelap dengan Metode 65

Geometric Mean Filter

4.7 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Gelap dengan Metode Alpha- 66

Trimmed Mean Filter

4.8 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Terang dengan Metode 67

Geometric Mean Filter

4.9 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Terang dengan Metode Alpha- 68

Trimmed Mean Filter

4.10 Hasil Reduksi Noise pada Citra Beragam Warna dengan Metode 69

Geometric Mean Filter

4.11 Hasil Reduksi Noise pada Citra Beragam Warna dengan Metode Alpha- 70

Trimmed Mean Filter

4.12 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Gelap dengan Metode 72

Geometric Mean Filter

4.13 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Gelap dengan Metode Alpha- 73

Trimmed Mean Filter

4.14 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Terang dengan Metode 74

Geometric Mean Filter

4.15 Hasil Reduksi Noise pada Citra Berkontras Terang dengan Metode Alpha- 75

(13)

4.16 Hasil Reduksi Noise pada Citra Beragam Warna dengan Metode 76

Geometric Mean Filter

4.17 Hasil Reduksi Noise pada Citra Beragam Warna dengan Metode Alpha- 77

Trimmed Mean Filter

4.18 Perbandingan MSE MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 79

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Berkontras Gelap

4.19 Perbandingan PSNR MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 79

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Berkontras Gelap

4.20 Perbandingan Runtime MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 80

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Berkontras Gelap

4.21 Perbandingan MSE MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 80

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Berkontras Terang

4.22 Perbandingan PSNR MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 81

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Berkontras Terang

4.23 Perbandingan Runtime MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 81

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Berkontras Terang

4.24 Perbandingan MSE MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 82

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Beragam Warna

4.25 Perbandingan PSNR MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 82

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

Beragam Warna

4.26 Perbandingan Runtime MetodeGMF dan ATMF untuk Reduksi Undefined 83

Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential Noise pada Citra

(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

2.1 Posisi Letak Piksel 7

2.2 Blok Diagram Pengolahan Citra 7

2.3 Citra dengan Exponential Noise 9

2.4 Grafik Exponential Noise 10

2.5 Contoh Noise Eksponensial Negatif 10

2.6 Contoh Noise Filtering 11

2.7 Piksel Citra Awal 11

2.8 Piksel Citra Hasil 12

2.9 Piksel Awal 13

2.10 Hasil Filter dengan d = 1 13

3.1 Diagram Ishikawa Permasalahan 16

3.2 Representasi Piksel Pada Citra 18

3.3 Matriks Citra dengan Penambahan Noise 18

3.4 Matriks Citra Pada Blok 1 19

3.5 Matriks Citra Blok 1 Hasil Reduksi Metode Geometric Mean Filter 19

3.6 Matriks Blok Citra 1 Sebelum Digeser 19

3.7 Matriks Blok Citra 1 Setelah Digeser 20

3.8 Matriks Citra Pada Blok 1 20

3.9 Matriks Citra Blok 1 Hasil Reduksi Metode Alpha-Trimmed Mean Filter 21

3.10 Matriks Citra Sebelum Reduksi Noise 21

3.11 Matriks Citra Setelah Reduksi Noise 22

3.12 Use Case Diagram Sistem 24

3.13 Activity DiagramReduction Undefined Noise + Exponential Noise 28

3.14 Activity DiagramReduction Exponential Noise 29

3.15 Sequence DiagramReduction Undefined Noise + Exponential Noise 31

3.16 Sequence DiagramExponential Noise 32

3.17 Flowchart Metode Geometric Mean Filter 38

(15)

3.19 Rancangan Form Menu Utama 40

3.20 Rancangan FormReduction Undefined Noise + Exponential Noise 41

3.21 Rancangan Form Reduction Exponential Noise 43

3.22 Rancangan Form Help 45

3.23 Rancangan Form About 46

4.1 Tampilan Menu Utama 48

4.2 Tampilan Reduction Undefined Noise + Exponential Noise 49

4.3 Tampilan Reduction Exponential Noise 49

4.4 Tampilan Menu Help 50

4.5 Tampilan Menu About 51

4.6 Hasil Pemilihan Citra Bernoise 55

4.7 Hasil Generate Noise dengan Probabilitas 0.01 56

4.8 Peringatan Bila Probabilitas Belum Dipilih 56

4.9 Processing Bar Tombol Reduce Noise 56

4.10 Hasil Reduce Noise 57

4.11 Proses Menyimpan Citra Hasil Reduksi 57

4.12 Peringatan File Berhasil Disimpan 58

4.13 Help Dialog Apabila Nilai d Belum Dipilih 58

4.14 Hasil Reduksi Noise Metode Alpha-Trimmed Mean Filterd = 0 59

4.15 Hasil Reduksi Noise Metode Alpha-Trimmed Mean Filterd = 1 59

4.16 Hasil Reduksi Noise Metode Alpha-Trimmed Mean Filterd = 8 60

4.17 Dialog Box Kembali Ke Menu Utama 60

4.18 Hasil Reduksi Noise Metode Geometric Mean Filter 61

4.19 Hasil Reduksi Noise Metode Alpha-Trimmed Mean Filterd = 0 62

4.20 Hasil Reduksi Noise Metode Alpha-Trimmed Mean Filterd = 1 62

4.21 Hasil Reduksi Noise Metode Alpha-Trimmed Mean Filterd = 8 63

4.22 Grafik Perbandingan MSE Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 84

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Berkontras Gelap

4.23 Grafik Perbandingan PSNR Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 84

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Berkontras Gelap

(16)

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Berkontras Gelap

4.25 Grafik Perbandingan MSE Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 85

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Berkontras Terang

4.26 Grafik Perbandingan PSNR Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 86

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Berkontras Terang

4.27 Grafik Perbandingan Runtime Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 86

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Berkontras Terang

4.28 Grafik Perbandingan MSE Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 87

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Beragam Warna

4.29 Grafik Perbandingan PSNR Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 87

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

Noise pada Citra Beragam Warna

4.30 Grafik Perbandingan Runtime Metode GMF dan ATMF untuk Reduksi 88

Undefined Noise + Exponential Noise dengan Reduksi Exponential

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

(18)

ABSTRAK

Pada citra digital sering kali terdapat beberapa gangguan yang dinamakan noise. Jenis

noise seperti laser yang ada pada citra digital dinamakan exponential noise. Noise ini

biasa terjadi akibat adanya efek pencahayaan yang tidak merata maupun kontras citra

yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah. Dengan adanya noise dapat

menyebabkan informasi yang ada pada citra menjadi berkurang dan sulit untuk

diinterpretasikan. Filtering merupakan teknik untuk mereduksi noise. Metode yang

akan digunakan untuk mereduksi noise yaitu geometric mean filter dan alpha-trimmed

mean filter. Probabilitas noise yang diberikan yaitu 0.01 sampai 0.05 pada tiap

kelompok citra. Hasil penelitian pada reduksi undefined noise ditambah exponential

noise maupun pada reduksi hanya exponential noise menunjukkan nilai MSE lebih

kecil dan nilai PSNR lebih besar selalu berada pada metode alpha-trimmed mean filter

khusus untuk d = 0 dan d = 1. Namun untuk pengujian reduksi hanya exponential

noise selalu memiliki nilai MSE lebih kecil dan nilai PSNR lebih besar daripada

pengujian reduksi undefined noise ditambah exponential noise. Maka dapat

disimpulkan bahwa metode alpha-trimmed mean filter untuk d = 0 dan d = 1 lebih

baik untuk melakukan reduksi noise, dan pengujian untuk reduksi exponential noise

lebih baik daripada pengujian untuk reduksi noise bebas ditambah exponential noise.

Kata kunci : Geometric mean filter, Alpha-trimmed mean filter, Citra digital,

Exponential noise, Mean Squared Error (MSE), Peak Signal-to-Noise Ratio

(19)

IMPLEMENTATION AND COMPARISON OF GEOMETRIC MEAN FILTER AND ALPHA-TRIMMED MEAN FILTER TO REDUCE

EXPONENTIAL NOISE IN DIGITAL IMAGES

ABSTRACT

On digital image there are often several disturbance that are called noise. This type of

noise which is like a laser on the digital image is called exponential noise. This noise

is common due to uneven lighting effects as well as the contrast of an image that is

too high or too low. The presence of noise, can cause the information in the image

being reduced and difficult to interpret. Filtering is a technique to reduce noise. The

method to be used for the noise reduction are geometric mean filter and

alpha-trimmed mean filter. The probability of a given noise i.e. 0.01 up to 0.05 for every

image group. Research is results on the reduction of undefined noise and exponential

noise as well as the reduction of exponential noise only show the value of MSE which

is smaller and the value of PSNR is bigger always in the method alpha-trimmed mean

filters exclusively for d = 0 and d = 1. However, reduction of exponential noise has

smaller value of MSE and the value of PSNR is bigger than reduction of undefined

noise and exponential noise. Hence it can be inferred that alpha-trimmed mean filters

for d = 0 and d = 1 is better to do the reduction of noise, and reduction of exponential

noise only is better than reduction undefined noise and exponential noise.

(20)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini penggunaan sebuah citra sangat meningkat untuk digunakan pada

berbagai kebutuhan. Hal ini dikarenakan banyak sekali kelebihan yang ada pada citra

digital seperti dapat memberikan suatu informasi melalui gambar dan kemudahan

dalam pengolahan data gambar. Namun terkadang sering kali terdapat beberapa

gangguan yang mungkin bisa saja terjadi pada citra digital, seperti timbulnya

bintik-bintik yang disebabkan oleh proses capture yang tidak sempurna, adanya pencahayaan

yang tidak merata mengakibatkan intensitas tidak seragam, kontras citra terlalu rendah

sehingga objek sulit untuk dipisahkan dari latar belakangnya, ataupun adanya

gangguan yang disebabkan oleh kotoran-kotoran yang menempel pada citra, dan lain

sebagainya. Setiap gangguan yang terdapat pada citra dinamakan noise [9].

Pada citra digital terdapat jenis noise seperti laser yang dinamakan exponential

noise. Noise ini biasa terjadi akibat adanya efek pencahayaan yang tidak merata

maupun kontras citra yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah. Dengan adanya

noise seperti exponential noise ini, dapat menyebabkan informasi yang ada pada citra

menjadi berkurang dan sulit untuk diinterpretasikan. Sehingga, citra yang

mengandung noise memerlukan adanya langkah-langkah perbaikan agar dapat

digunakan secara maksimal. Salah satu langkah perbaikan itu adalah dengan teknik

filtering atau melakukan reduksi noise.

Jenis filtering atau reduksi noise terbagi menjadi domain spasial dan domain

frekuensi. Teknik pemrosesan domain frekuensi merupakan teknik berdasarkan

perubahan transformasi fourier pada citra. Sedangkan teknik pemrosesan domain

(21)

Pada penelitian ini akan dibahas reduksi noise domain spasial. Pada domain

spasial, terdapat jenis linear filter dan nonlinear filter [9]. Untuk penelitian ini, akan

dibahas mengenai nonlinear filter. Nonlinear filter terdapat jenis Mean Filter dan

Order-Statistics Filters. Mean filter merupakan salah satu nonlinear filter yang

berfungsi untuk memperhalus dan menghilangkan noise pada suatu citra yang bekerja

dengan menggantikan intensitas nilai piksel dengan rata-rata dari nilai piksel tersebut

dengan nilai piksel-piksel tetangganya [12]. Metode-metode Mean filter meliputi

arithmetic mean filter, geometric mean filter, harmonic mean filter, dan

contra-harmonic meanfilter [9]. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai geometric mean

filter. Order-Statictics Filters merupakan filter spasial yang hasil responsnya

berdasarkan pengurutan nilai piksel yang dilingkupi oleh filter [9]. Sedangkan

metode-metode Orders-Statisics Filters meliputi median filter, maximum filter,

minimum filter, midpoint filter, adaptive median filter, dan alpha-trimmed mean filter

[3]. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai alpha-trimmed mean filter.

Exponential noise yang akan dibahas pada penelitian ini adalah jenis noise

truecolor yang terjadi karena karakteristik Fungsi Probabilitas Kepadatan (Probability

Density Function atau PDF) yang ditambahkan pada citra untuk implementasi dan

perbandingan metode geometric mean filter dan alpha-trimmed mean filter.

Berdasarkan skripsi Wiliyana bahwa metode geometric mean filter lebih baik

untuk melakukan reduksi noise dibandingkan dengan metode arithmetic mean filter

[12]. Penelitian oleh V.R.Vijaykumar et al, menyimpulkan bahwa metode yang baik

dalam mereduksi noise adalah jenis nonlinear filter yaitu termasuk salah satunya

metode alpha-trimmed mean filter [11]. Penelitian oleh R. Srinivas et al,

menyimpulkan bahwa metode alpha-trimmed mean filter tidak termasuk jenis metode

yang baik dan efisien di antara metode-metode yang diteliti untuk mereduksi noise

dengan probabilitas 10%-60% [8].

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan mencoba melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi dan Perbandingan Metode Geometric Mean

Filter dan Alpha-Trimmed Mean Filter untuk Mereduksi Exponential Noise pada

(22)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil implementasi dan perbandingan hasil reduksi noise pada citra

digital yang telah terdegradasi noise bebas kemudian ditambahkan exponential

noise dengan menggunakan metode Geometric Mean Filter dan Alpha-Trimmed

Mean Filter.

2. Bagaimana hasil implementasi dan perbandingan hasil reduksi noise pada citra

digital yang tidak terdegradasi noise kemudian ditambahkan exponential noise

dengan menggunakan metode Geometric Mean Filter dan Alpha-Trimmed Mean

Filter.

3. Bagaimana perbandingan antara proses reduksi pada citra digital yang telah

terdegradasi noise bebas kemudian ditambahkan exponential noise dengan citra

digital yang tidak terdegradasi noise kemudian ditambahkan exponential noise.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa batasan sebagai berikut:

1. File citra yang direduksi noise-nya adalah berformat (*.bmp).

2. Tools atau bahasa pemrograman yang digunakan adalah Matlab R2012a.

3. Parameter untuk pengukuran kinerja metode filtering adalah Mean Squared Error

(MSE), Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) dan runtime.

4. Citra truecolor yang akan direduksi noise-nya adalahcitra yang terdegradasi noise

bebas ditambah exponential noise yang disebabkan oleh penambahan noise

dengan probabilitas 1% - 5%. Dancitra yang tidak yang terdegradasi noise bebas

namun ditambahkan exponential noise 1% - 5%. Citra yang terdegradasi noise

bebas atau undefined noise adalah citra yang telah ditambah noise seperti salt and

pepper noise, speckle noise, gaussian noise, uniform noise ataupun jenis noise

lainnyadengan menggunakan sistem lain.

5. Citra yang akan direduksi terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu citra berkontras

(23)

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengimplementasikan dan mengetahui perbandingan hasil reduksi noise pada citra

yang telah terdegradasi noise bebas kemudian ditambahkan exponential noise

menggunakan metode Geometric Mean Filter dan Alpha-Trimmed Mean Filter.

2. Mengimplementasikan dan mengetahui perbandingan hasil reduksi noise pada citra

yang tidak terdegradasi noise kemudian ditambahkan exponential noise

menggunakan metode Geometric Mean Filter dan Alpha-Trimmed Mean Filter.

3. Mengetahui perbandingan antara proses reduksi pada citra digital yang telah

terdegradasi noise bebas kemudian ditambahkan exponential noise dengan citra

digital yang tidak terdegradasi noise kemudian ditambahkan exponential noise.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah menghasilkan perangkat lunak untuk mereduksi

exponential noise pada citra digital yang ditambahkan noise ini dan mereduksi noise

yang telah ada pada citra.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini, penulisan skripsi diawali dengan pembelajaran terhadap buku-buku,

artikel-artikel, paper, e-book, situs internet, maupun hasil penelitian yang

membahas tentang pengolahan citra digital terkait dengan geometric mean filter,

alpha-trimmed mean filter, exponential noise, MSE, PSNR.

2. Analisis dan Perancangan

Pada tahap ini dilakukan analisis masalah dan kebutuhan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas akhir ini berdasarkan rumusan dan batasan masalah yang ada,

disertai perancangan flowchart, antar muka dan perancangan sistem.

3. Implementasi

(24)

4. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem berdasarkan hasil analisis data

dan perancangan sistem.

5. Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan berdasarkan hasil analisis dan

perancangan sistem dengan format penyusunan laporan untuk mendukung skripsi

ini.

1.7. Sistematika Penulisan Bab 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan masalah umum yang meliputi latar belakang pemilihan

judul, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang landasan teori citra digital, pengolahan citra digital,

jenis-jenis citra, noise, exponential noise, metode Geometric Mean Filter, metode

Alpha-Trimmed Mean Filter, Mean Squared Error (MSE), dan Peak Signal-to-Noise Ratio

(PSNR).

Bab 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini membahas mengenai perhitungan nilai piksel citra, reduksi noise, flowchart

sistem serta perancangan antar muka pengguna.

Bab 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian perangkat lunak.

Bab 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini dilakukan pembuatan kesimpulan-kesimpulan yang merupakan rangkuman

dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang perlu diperhatikan

(25)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Citra Digital

Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y

merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik (x,y)

merupakan tingkat kecemerlangan atau intensitas cahaya citra pada titik tersebut.

Citra digital adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya

menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya yang disebut

sebagai elemen gambar atau piksel menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut.

Indeks baris dan kolom (x,y) dari sebuah piksel dinyatakan dalam bilangan bulat

(integer). Sebuah piksel merupakan sampel dari pemandangan yang mengandung

intensitas citra yang dinyatakan dalam bilangan bulat. Untuk menunjukkan lokasi

suatu piksel, koordinat (0,0) digunakan untuk posisi kiri atas dalam bidang citra, dan

koordinat (m-1,n-1) digunakan untuk posisi kanan bawah dalam citra berukuran m x n

piksel dimana m adalah kolom dan n adalah baris.

Untuk menunjukkan tingkat pencahayaan suatu piksel, seringkali digunakan

bilangan bulat yang besarnya delapan bit dengan lebar selang nilai 0-255 dimana 0

untuk warna hitam, 255 untuk warna putih, dan tingkat abu-abu berada di antara nilai

0 dan 255 [10]. Penjelasan posisi letak piksel dapat dilihat pada gambar 2.1.

(26)

Gambar 2.1 Posisi Letak Piksel

2.2. Pengolahan Citra Digital

Image processing atau sering disebut pengolahan citra digital merupakan suatu proses

filter gambar asli menjadi gambar lain sesuai dengan keinginan kita. Misalnya, kita

mendapatkan suatu gambar yang terlalu gelap. Dengan image processing, kita dapat

memprosesnya agar mendapatkan gambar yang jelas [7]. Secara garis besar, gambar

blok diagramnya dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Blok Diagram Pengolahan Citra

2.3. Jenis-jenis Citra Digital

Ada banyak cara untuk menyimpan citra digital di dalam memori. Cara penyimpanan

menentukan jenis citra digital yang terbentuk. Beberapa jenis citra digital yang sering

digunakan adalah citra biner, citra grayscale, dan citra warna. Gambar

Asli Gambar

Hasil Proses

(27)

2.3.1. Citra biner

Citra biner disebut juga citra monokrom. Banyak warna citra biner ada 2, yaitu hitam

dan putih. Dibutuhkan 1 bit memori untuk menyimpan kedua warna ini. Setiap piksel

pada citra bernilai 0 untuk hitam dan 1 untuk putih.

2.3.2. Citra grayscale

Citra warna grayscale menggunakan warna tingkatan warna abu-abu. Warna abu-abu

merupaka satu-satunya warna pada ruang RGB dengan komponen merah, hijau, dan

biru memepunyai intensitas yang sama. Banyaknya warna pada citra ini tergantung

pada jumlah bit yang akan disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna

ini. Citra dengan skala keabuan empat bit maka jumlah kemungkinan warnanya

adalah 24 = 16 warna dengan kemungkinan warna 0 (min) sampai 15 (max).

2.3.3. Citra warna

Setiap piksel yang terdapat pada citra warna mewakili warna yang merupakan

kombinasi dari tiga warna dasar (RGB = Red Green Blue). Setiap warna dasar

menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte, yang berarti setiap warna memiliki gradasi

sebanyak 255 warna. Berarti setiap piksel memiliki kombinasi warna sebanyak 28x

28x 28 = 16 juta warna lebih. Itulah sebabnya format ini dinamakan true color karena

memiliki jumlah warna yang cukup besar.

Penyimpanan citra true color di dalam memori berbeda dengan citra

grayscale. Setiap piksel dari citra grayscale 256 gradasi warna diwakili oleh 1 byte.

Sedangkan 1 piksel citra true color diwakili oleh 3 byte, dimana masing-masing byte

merepresentasikan warna merah (Red), hijau (Green), dan biru (Blue) [9].

2.4. Noise

2.4.1. Pengertian noise

Noise adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh penyimpanan data digital yang

(28)

dapat disebabkan oleh gangguan fisik (optik) pada alat penangkap citra misalnya

kotoran debu yang menempel pada lensa foto maupun akibat proses pengolahan yang

tidak sesuai [7].

2.4.2. Exponential noise

Exponential Noise merupakan jenis noise yang dihasilkan oleh laser yang koheren

ketika citra diperoleh. Oleh karena itu, noise ini sering disebut sebagai bercak laser

(Myler and Weeks, 1993) [4]. PDF-nya berupa:

�(�) =���−��,����� 0 ≤ �

0,������< 0 ………….…..(2.1)

� > 0. Rata-ratanya berupa:

�= 1 ………..……..(2.2)

varians berupa:

�2 = 1

�2 ………....(2.3)

Pembangkit exponential noise dilakukan dengan menggunakan rumus:

� = −1ln⁡(1− ����) ……….………..(2.4)

Keterangan :

z = nilai keabuan

rand = bilangan random

Citra dengan exponential noise dapat dilihat pada gambar 2.3. Grafik

exponential noise dapat dilihat pada gambar 2.4. Contoh noise eksponensial negatif

dapat dilihat pada gambar 2.5.

(29)

Gambar 2.4 Grafik Exponential Noise

Gambar 2.5 Contoh Noise Eksponensial Negatif

2.5. Restorasi Citra

Restorasi citra digital adalah suatu teknik yang memperhatikan bagaimana

mengurangi perubahan bentuk dan penurunan kualitas citra yang diawali selama

pembentukan citra tersebut (pitas, 1993) [9]. Gonzalez dan Wood mendefinisikan citra

sebagai proses yang berusaha merekontruksi atau mengembalikan suatu citra yang

mengalami degradasi [1]. Jadi, restorasi merupakan teknik yang berorientasi pada

pemodelan degradasi dan menerapkan proses invers dalam rangka merekontruksi pada

(30)

Gambar 2.6 Contoh Noise Filtering

2.5.1. Geometric mean filter

Sebuah citra diperbaiki dengan menggunakan geometric mean filter yang diberikan

oleh persamaan:

fˆ(�,�)=�∏(�,�)�����(�,�)� 1

�� ………..(2.5)

�,�= koordinat pixel pada citra

�� = dimensi citra (pixel)

s,t = nilai intensitas pixel

Р= perkalian nilai ����� yang terkena filter

Setiap piksel yang diperbaiki oleh hasil kali masing-masing piksel dalam

subimage window, kemudian dipangkatkan dengan 1/��.

Misalkan ��� adalah subimage dari sebuah citra dan ��� berukuran 3�3 yang

mempunyai nilai-nilai intensitas seperti pada gambar 2.7.

5 5 4

7 2 6

1 4 1

(31)

fˆ(�,�)= (5�5�4�7�2�6�1�4�1)31�3= (33600) 1

9 = 3,18 = 3

Sehingga bagian dari citra berubah menjadi seperti pada gambar 2.8.

5 5 4

7 3 6

1 4 1

Gambar 2.8 Piksel Citra Hasil [9]

2.5.2. Alpha-trimmed mean filter

Filter ini mengganti nilai sebuah piksel dengan nilai rata-rata dari dalam subimage di

bawah jendela ketetanggaan ukuran mxn setelah dikurangi nilai terkecil dan nilai

terbesar, seperti persamaan berikut:

fˆ(�,�)= ��−�1 ∑(�,�)��,(�,�) ………..(2.6)

�,� = koordinat pixel pada citra

�� = dimensi citra (pixel)

� = nilai inputan 0 - 8

s,t = nilai intensitas pixel

∑ = penjumlahan nilai ����� yang terkena filter

Dimana 0≤ � ≤ (�� −1). Jika � = 0, filter ini bekerja seperti arithmetic

mean filter. Jika � = (�� −1), filter ini menjadi median filter. Untuk nilai � yang

lain, filter ini berguna untuk mereduksi noise pada citra yang terdegradasi berbagai

(32)

Citra piksel awal seperti pada gambar 2.9, dengan hasil filter untuk d = 2

seperti pada gambar 2.10.

5 6 5 7 8

9 10 1 3 2

5 6 10 3 2

7 4 4 5 1

2 3 5 3 3

Gambar 2.9 Piksel Awal

Piksel citra tersebut kemudian akan dilakukan reduksi terhadap noise dengan

nilai inputan d = 2. Maka perhitungannya adalah :

�(2,2) = 1

(9−2)�(5 + 5 + 5 + 6 + 6 + 9 + 10) =

1

7� 46 = 6,57 = 7

Hasil filter :

5 6 5 7 8

9 7 1 3 2

5 6 10 3 2

7 4 4 5 1

2 3 5 3 3

Gambar 2.10 Hasil Filter dengan d = 2

2.6. Pengukuran Kinerja Restorasi Citra

2.6.1. Mean squared error (MSE)

Perbaikan citra pada dasarnya merupakan proses yang bersifat subjektif sehingga

parameter keberhasilannya bersifat subjektif pula. Untuk itu diperlukan adanya alat

ukur kuantitatif yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja prosedur perbaikan citra

[9]. Semakin kecil nilai MSE maka citra hasil reduksi semakin mendekati citra

aslinya. Persamaannya:

(33)

Keterangan :

M dan N = ukuran panjang dan lebar citra.

��(�,�) = intensitas citra di titik (�,�) sebelum terkena noise.

��(�,�) = intensitas citra di titik (�,�) setelah noise dihilangkan.

2.6.2. Peak signal-to-noise ratio (PSNR)

Kualitas citra hasil reduksi juga dapat diukur secara kuantitatif dengan mengguanakan

besaran Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) dengan satuan desiBel (dB). Semakin

besar nilai PSNR maka citra hasil reduksi semakin mendekati citra aslinya, dengan

kata lain semakin bagus kualitas citra hasil reduksi tersebut, dan berlaku sebaliknya.

Persamaannya:

���� = 20 ����10 � 255

√���� ………..(2.8)

2.7. Relevansi Penelitian

Berikut penelitian tentang pengolahan citra yang membahas metode geometric mean

filter ataupun alpha-trimmed mean filter:

1. Wiliyana dari Universitas Sumatera Utara mengangkat judul skripsinya

“Perbandingan Algoritma Arithmetic dengan Geometric Mean Filter untuk

Reduksi Noise pada Citra”. Tugas akhir ini memberikan kesimpulan

perbandingan antara Algoritma Arithmetic dengan Geometric Mean Filter

dalam melakukan reduksi noise pada citra. Berdasarkan penelitian ini, didapat

kesimpulan bahwa Algoritma Geometric Mean Filter lebih baik dalam

melakukan reduksi terhadap salt and paper noise dengan diberikan

probabilitas yang sama seperti pada pengujian Algoritma Arithmetic Mean

Filter. Hal ini dapat terlihat dengan adanya nilai MSE yang terdapat pada

Algoritma Geometric Mean Filter lebih kecil dibandingkan dengan Algoritma

Arithmetic Mean Filter [12].

2. Vijaykumar, V.R., et al melakukan penelitian dengan judul “Fast and Efficient

Algorithm to Remove Gaussian Noise in Digital Images”. Penelitian ini

(34)

gaussian noise. Metode yang dilakukan penelitian antara lain mean filter,

wiener filter, alpa-trimmed mean filter, K-means filter, bilateral filter dan

trilateralfilter. Penelitian dilakukan dengan menggunakan parameter MSE dan

PSNR. Berdasarkan hasil penelitian, didapat kesimpulan metode jenis

nonlinear filter paling bagus untuk melakukan reduksi noise [11].

3. Srinivas, R. & Panda, S. melakukan penelitian dengan judul “Performance

Analysis of Various Filters for Image Noise Removal in Different Noise

Environment”. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode yang

bagus dan efisien untuk mereduksi tiga tipe noise yaitu salt and pepper noise,

gaussian noise dan speckle noise dengan probabilitas 10%-60%. Dengan

metode-metode yang akan dibandingkan yaitu average filter (AF), adaptive

median filter (AMF), standard median filter (SMF) dan alpha-trimmed mean

filter (ATMF). Penelitian dilakukan dengan menggunakan parameter MSE

dan PSNR. Berdasarkan penelitian ini didapat kesimpulan bahwa standard

median filter (SMF) bagus untuk mereduksi salt and pepper noise dengan

probabilitas 50%-60%, average filter (AF) bagus untuk mereduksi salt and

pepper noise dengan probabilitas ≥ 60%, gaussian noise, dan speckle noise,

adaptive median filter (AMF) bagus untuk mereduksi gaussian noise, dan

speckle noise dengan probabilitas 10%-20%, dan alpha-trimmed mean filter

tidak termasuk jenis metode yang baik dan efisien untuk mereduksi ketiga

(35)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan suatu langkah awal untuk menentukan perangkat lunak

seperti apa yang akan dihasilkan ketika akan membuat suatu perangkat lunak.

3.1.1. Diagram ishikawa

Diagram Ishikawa untuk menganalisa masalah yang akan dilakukan penyelesaian

terhadap masalah yang dikemukakan. Diagram Ishikawa pada sistem ini dapat dilihat

pada gambar 3.1.

Adanya Noise Pada Citra man

machine

method

proses capture tidak sempurna

Pencahayaan tidak merata

Lensa kamera tidak bagus ataupun rusak

Kontras citra terlalu rendah Tidak ahli mengambil gambar

Bintik-bintik pada lensa kamera

(36)

Pada gambar 3.1 ishikawa diagram dijelaskan bahwa permasalahan adanya

noise pada citra digital dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu dari sudut

pandang man, method, dan machine. Berdasarkan sudut pandang man masalahnya

yaitu tidak ahli mengambil gambar. Berdasarkan sudut pandang method yaitu adanya

pencahayaan yang tidak merata, proses capture yang tidak sempurna, dan kontras citra

terlalu rendah. Berdasarkan sudut pandang machine yaitu lensa kamera yang tidak

bagus ataupun rusak dan adanya bintik-bintik pada lensa kamera.

3.1.2. Analisis fungsional

Persyaratan analisis fungsional meliputi masukan, keluaran dan proses. Berikut akan

dijelaskan lebih rinci.

3.1.2.1. Analisis masukan

Masukan dari sistem untuk mereduksi noise pada citra berupa parameter-parameter

yang dibutuhkan, yaitu:

a) Gambar yang digunakan pada aplikasi ini yaitu gambar truecolor dengan

ekstensi *.bmp yang mengandung noise ataupun tidak mengandung noise

untuk melakukan perbandingan terhadap metode Geometric Mean Filter dan

Alpha-Trimmed Mean Filter.

b) Metode menggunakan kernel 3x3 untuk melakukan reduksi.

c) Pilih nilai d untuk melakukan reduksi dengan metode Alpha-Trimmed Mean

Filter.

d) Probabilitas untuk membangkitkan noise yaitu 1% sampai 5% (0.01 sampai

0.05).

e) Parameter yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap kedua

metode adalah Mean Squared Error (MSE), Peak Signal-to-Noise Ratio

(PSNR) dan runtime. Jika nilai MSE kecil berarti citra hasil reduksi semakin

mendekati citra aslinya. Jika nilai PSNR besar berarti citra hasil reduksi

semakin mendekati citra aslinya dan metode yang digunakan sangat bagus.

3.1.2.2. Analisis keluaran

Keluaran dari sistem hasil reduksi noise pada citra pada perbandingan yaitu: Gambar

(37)

3.1.2.3. Proses membaca nilai piksel

Pada citra bitmap 24-bit, setiap pikselnya mengandung 24-bit kandungan warna, dan

untuk tiap warna masing-masing terdiri dari 8-bit atau 1 byte yaitu R (red), G (green),

dan B (blue). Nilai yang terkandung tiap warna yaitu antara 0 sampai 255. Contoh

sebuah citra bitmap dengan nilai R = 00110110 (biner), G = 01110111 (biner), B =

01000010 (biner).

3.2 Representasi Piksel Pada Citra

Citra dengan nilai RGB-nya 001101100111011101000010 = 24 bit mewakili 1

piksel dari citra tersebut. Jika jumlah bit citra tersebut adalah 1.440.000 bit, maka

jumlah piksel-nya adalah 1.440.000/24 bit = 60.000 piksel. Pada penelitian ini

dilakukan reduksi noise dengan ukuran kernelnya adalah 3 x 3 piksel atau dapat

dikatakan berjumlah 9 piksel, sehingga jumlah blok adalah 1.440.000 : 9 = 160.000

blok.

3.1.2.4. Proses penambahan noise

Penambahan exponential noise dilakukan dengan menggunakan rumus. Noise

ditambahkan menggunakan bilangan random atau acak dengan nilai 0 sampai 255.

Proses penambahan noise dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Matriks Citra dengan Penambahan Noise 141 223 196

197 110 124

120 122 133

0 223 196

197 110 124

120 0 133 0

(38)

3.1.2.5. Konvolusi matriks citra metode geometric mean filter

Pada metode ini filter yang digunakan untuk mereduksi noise adalah kernel ukuran

3 x 3 dengan rumus :

fˆ(�,�)=�∏(�,�)�����(�,�)� 1

�� ………(3.4)

Semua intensitas piksel dikalikan, kemudian dipangkatkan dengan 1/mn.

Berikut contohnya dapat dilihat pada gambar 3.4 dan gambar 3.5.

Gambar 3.4 Matriks Citra Pada Blok 1

Hasil filter yang terbentuk = (0*223*196*197*110*124*120*0*133)1/9 = 0

Gambar 3.5 Matriks Citra Blok 1 Hasil Reduksi Metode Geometric Mean Filter

Hal ini dilakukan terus pada tiap blok citra yang telah dibagi menjadi 9 piksel pada

tiap blok citra. Penentuan blok citra 2 dan seterusnya dilakukan dengan menggeser 1

kolom ke kanan bila masih berada pada posisi baris yang sama. Berikut ilustrasinya.

Gambar 3.6 Matriks Blok Citra 1 Sebelum Digeser

0 223 196

197 110 124

120 0 133

0 223 196

197 0 124

120 0 133

0 223 196

197 0 124

(39)

Gambar 3.7 Matriks Blok Citra 1 Setelah Digeser

3.1.2.6. Konvolusi matriks citra metode alpha-trimmed mean filter

Pada metode ini filter yang digunakan untuk mereduksi noise adalah kernel ukuran

3 x 3 dengan rumus. Filter ini mengganti nilai sebuah piksel dengan nilai rata-rata

dari dalam subimage di bawah jendela ketetanggaan ukuran mxn setelah dikurangi

nilai terkecil dan nilai terbesar, dengan rumus:

fˆ(�,�)= ��−�1 ∑(�,�)��,��(�,�) ………..(3.5)

Dimana 0≤ � ≤ (�� −1). Jika � = 0, filter ini bekerja seperti arithmetic

mean filter. Jika � = (�� −1), filter ini menjadi median filter. Semua intensitas

piksel pada blok 1 (9 piksel) diurutkan terlebih dahulu untuk mencari nilai piksel

terkecil dan terbesar agar perhitungan dapat dilakukan dengan mengurangi kedua nilai

tersebut. Contoh reduksi dengan nilai � = 2 dapat dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Matriks Citra Pada Blok 1

Setelah diurutkan intensitas pikselnya dan dikurangi dengan intensitas terkecil

dan terbesar, maka hasil perhitungan menjadi:

����� = 1

(9−2)�(0 + 110 + 120 + 124 + 133 + 196 + 197) =

1

7� 880

= 125,71 = 126

0 223 196 X

197 0 124 X

120 0 133 X

0 223 196

197 110 124

(40)

Gambar 3.9 Matriks Citra Blok 1 Hasil Reduksi Metode Alpha-Trimmed Mean Filter

Langkah selanjutnya adalah sama halnya seperti pada geometric mean filter

yaitu menggeser menggeser 1 kolom ke kanan bila masih berada pada posisi baris

yang sama. Hal ini terus dilakukan hingga mencapai baris dan kolom yang terakhir.

3.1.2.7.Proses menghitung nilai MSE

Perbaikan citra pada dasarnya merupakan proses yang bersifat subjektif sehingga

parameter keberhasilannya bersifat subjektif pula. MSE citra hasil reduksi noise

adalah rata-rata kuadrat nilai kesalahan antara citra asli dengan citra hasil reduksi

noise. Semakin kecil nilai MSE maka citra hasil reduksi semakin mendekati citra

aslinya. Persamaannya:

��� = 1

��� ∑ ∑ (��(�,�)− ��(�,�))

2

� �=1

�=1 ………..(3.6)

Keterangan :

M dan N = ukuran panjang dan lebar citra.

��(�,�) = intensitas citra di titik (�,�) sebelum terkena noise.

��(�,�) = intensitas citra di titik (�,�) setelah noise dihilangkan.

Gambar 3.10 Matriks Citra Sebelum Reduksi Noise 0 223 196

197 126 124

120 0 133

0 223 196

197 110 124

(41)

Gambar 3.11 Matriks Citra Setelah Reduksi Noise

3.1.2.8. Proses menghitung nilai PSNR

Semakin besar nilai PSNR maka citra hasil reduksi semakin mendekati citra aslinya,

dengan kata lain semakin bagus kualitas citra hasil reduksi tersebut, dan berlaku

sebaliknya. Persamaannya:

���� = 20 ����10 �

255

√���� ………..(3.7)

Dengan nilai MSE yang telah didapatkan, maka PSNR-nya adalah :

PSNR = 20 ����10 � 255

√1344� = 16,8468 = 17

0 223 196

197 0 124

(42)

3.1.3. Analisis non fungsional

Persyaratan analisis non fungsional meliputi performa, mudah untuk digunakan (user

friendly), hemat biaya, dokumentasi, manajemen kualitas, dan kontrol.

1. Performa

Sistem yang dibangun harus dapat mengimplementasikan metode geometric

mean filter dan alpha-trimmed mean filter, dan menunjukkan hasil

perbandingannya dengan MSE dan PSNR.

2. Mudah digunakan (user friendly)

Sistem yang dibangun harus sederhana agar mudah digunakan oleh pengguna

(user). Sistem yang memiliki interface yang menarik dan memiliki cara

penggunaan yang mudah dalam pengoperasian sistem.

3. Hemat biaya

Sistem yang dibangun tidak memerlukan perangkat tambahan ataupun

perangkat pendukung lainnya yang dapat mengeluarkan biaya.

4. Dokumentasi

Sistem yang dibangun menunjukkan waktu pemrosesan data (running time)

penyimpanan citra yang telah dilakukan reduksi noise.

5. Manajemen kualitas

Sistem yang dibangun harus dapat menghasilkan citra dengan kualitas yang

baik ataupun yang mendekati citra aslinya.

6. Kontrol

Sistem yang dibangun memiliki tombol-tombol yang enable secara berurutan

sesuai dengan tahap-tahap reduksi. Dengan kata lain, apabila tahap awal yaitu

browse citra belum dilakukan, maka tombol lain masih dalam status disable.

3.2. Perancangan Sistem

3.2.1. Unified Modeling Language (UML)

UML adalah pemodelan suatu sistem yang menentukan visualisasi, konstruksi, dan

mendokumentasikan bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam

suatu proses pembuatan perangkat lunak (software).

UML mendefinisikan diagram-diagram untuk menjelaskan pembuatan

(43)

1. Use case diagram

2. Activity diagram

3. Sequence diagram

3.2.1.1. Use case diagram

Use case diagram adalah suatu diagram yang mendeskripsikan interaksi antara user

(pengguna) sebuah sistem dengan suatu sistem tersendiri melalui sebuah cerita

bagaimana sebuah sistem dipakai. Use case diagram terdiri dari sebuah aktor dan

interaksi yang dilakukannya, aktor tersebut dapat berupa manusia, perangkat keras,

sistem lain, ataupun yang berinteraksi dengan sistem. Use case diagram sistem ini

dapat dilihat pada gambar 3.12.

System

reduksi citra awal bernoise atau tidak

bernoise

User

<<depends on>>

mengambil citra bernoise/tidak benoise

menambahkan exponential noise

mereduksi noise «uses»

<<depends on>>

menyimpan citra hasil reduksi

membandingkan hasil MSE dan PSNR «uses»

«uses»

<<depends on>>

<<depends on>> «uses»

«uses»

(44)

1. Spesifikasi use casereduction undefined noise + exponential noise

Spesifikasi use case untuk reduksi dengan noise bebas dan exponential noise dapat

dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spesifikasi Use CaseReduction Undefined Noise + Exponential Noise

Name Reduction with Undefined Noise + Exponential noise

Actors User

Trigger User memilih menu Reduction with Undefined Noise +

Exponential noise

Preconditions User menggunakan aplikasi reduksi noise menggunakan metode geometric mean filter dan alpha-trimmed mean filter

Post Conditions

User mendapatkan citra hasil reduksi, nilai MSE, PSNR,

menyimpan citra hasil reduksi dan membandingkan kedua

metode berdasarkan nilai MSE dan PSNR.

Success Scenario

1. User memilih menu Reduction with Undefined Noise +

Exponential noise.

2. Sistem menampilkan halaman Reduction with Undefined

Noise + Exponential noise untuk kedua metode.

3. User mengisi form metode geometric mean filter terlebih

dahulu.

4. User mengeksekusi tombol browse dan memilih citra yang

telah bernoise.

5. Sistem menampilkan citra awal dan meng-enable-kan

tombol generate noise.

6. User memilih probabilitas noise dan mengeksekusi tombol

generate noise.

7. Sistem menampilkan citra dengan noise yang di-generate

dan meng-enable-kantombol reduce noise.

8. User mengeksekusi tombol reduce noise.

9. Sistem menampilkan citra hasil reduksi noise, nilai MSE,

(45)

Tabel 3.1 Spesifikasi Use CaseReduction Undefined Noise + Exponential Noise

(Lanjutan)

Success Scenario 10. User menyimpan citra yang telah direduksi.

11. User memilih probabilitas noise dan mengeksekusi

tombol generate noise.

12. Sistem menampilkan citra dengan noise yang di-generate

dan meng-enable-kantombol reduce noise.

13. User memilih nilai d dan mengeksekusi tombol reduce

noise.

14. Sistem menampilkan citra hasil reduksi noise, nilai MSE,

PSNR, running time, meng-enable-kan tombol save.

15. User menyimpan citra yang telah direduksi.

16. User membandingkan kedua metode berdasarkan nilai

MSE dan PSNR.

Alternative Flows -

2. Spesifikasi use casereduction exponential noise

Spesifikasi use case untuk reduksi exponential noise dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Spesifikasi Use CaseReduction Exponential Noise

Name Reduction Exponential noise

Actors User

Trigger User memilih menu Reduction Exponential noise

Preconditions User menggunakan aplikasi reduksi noise menggunakan metode geometric mean filter dan alpha-trimmed mean filter

Post Conditions

User mendapatkan citra hasil reduksi, nilai MSE, PSNR,

menyimpan citra hasil reduksi dan membandingkan kedua

metode berdasarkan nilai MSE dan PSNR.

Success Scenario

1. User memilih menu Reduction Exponential Noise.

2. Sistem menampilkan halaman Reduction Exponential

(46)

Tabel 3.2 Spesifikasi Use CaseReduction Exponential Noise (Lanjutan)

Success Scenario

3. User mengisi form metode geometric mean filter terlebih

dahulu.

4. User mengeksekusi tombol browse dan memilih citra

yang tidak bernoise.

5. Sistem menampilkan citra awal dan meng-enable-kan

tombol generate noise.

6. User memilih probabilitas noise dan mengeksekusi

tombol generate noise.

7. Sistem menampilkan citra dengan noise yang di-generate

dan meng-enable-kantombol reduce noise.

8. User mengeksekusi tombol reduce noise.

9. Sistem menampilkan citra hasil reduksi noise, nilai MSE,

PSNR, running time, meng-enable-kan tombol save.

10. User menyimpan citra yang telah direduksi.

11. User memilih probabilitas noise dan mengeksekusi

tombol generate noise.

12. Sistem menampilkan citra dengan noise yang di-generate

dan meng-enable-kantombol reduce noise.

13. User memilih nilai d dan mengeksekusi tombol reduce

noise.

14. Sistem menampilkan citra hasil reduksi noise, nilai MSE,

PSNR, running time, meng-enable-kan tombol save.

15. User menyimpan citra yang telah direduksi.

16. User membandingkan kedua metode berdasarkan nilai

MSE dan PSNR.

Alternative Flows -

3.2.1.2. Activity diagram

Activity diagram mendeskripsikan proses mengenai alur kerja atau aktivitas dalam

sistem yang sedang dirancang, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian

besar transisi di-trigger, atau dengan kata lain menggambarkan jalur aktivitas dari

(47)

1. Activity diagramreduction undefined noise + exponential noise

Activity diagramreduction undefined noise + exponential noise dapat dilihat pada

gambar 3.13.

Reduction anonymous noise + exponential noise

memilih citra bernoise(*.bmp) geometric mean filter

membandingkan niai MSE dan PSNR memilih probabilitas noise

alpha-trimmed mean filter

selesai

Kembali ke home

menambahkan exponential noise

menampilkan citra hasil reduksi, MSE, PSNR, runtime mereduksi noise

menyimpan citra hasil reduksi

USER SYSTEM

menampilkan citra bernoise

menampilkan citra bernoise+exponential noise

Gambar 3.13 Activity DiagramReduction Undefined Noise + Exponential Noise

Penjelasan alur aktivitasnya adalah sebagai berikut :

1. User memilih menu reduction undefined noise + exponential noise.User

menggunakan metode geometric mean filter atau alpha-trimmed mean filter

untuk melakukan reduksi noise.User memilih citra bernoise (*.bmp).

(48)

3. User memilih probabilitas noise. User menambahkan exponential noise. User

melakukan reduksi noise.

4. System menampilkan citra hasil reduksi noise, nilai MSE, PSNR, dan running

time.

5. User membandingkan metode yang paling bagus dengan melihat nilai MSE

dan PSNR. User menyimpan citra hasil reduksi.

2. Activity diagramreduction exponential noise

Activity diagramreduction exponential noise dapat dilihat pada gambar 3.14.

Reduction exponential noise

memilih citra tanpa noise(*.bmp) geometric mean filter

membandingkan niai MSE dan PSNR memilih probabilitas noise

alpha-trimmed mean filter

selesai

Kembali ke home

menambahkan exponential noise

menampilkan citra hasil reduksi, MSE, PSNR, runtime mereduksi noise

menyimpan citra hasil reduksi

USER SYSTEM

menampilkan citra

menampilkan citra dengan exponential noise

(49)

Penjelasan alur aktivitasnya adalah sebagai berikut :

1. User memilih menu reduction exponential noise.User menggunakan metode

geometric mean filter atau alpha-trimmed mean filter untuk melakukan reduksi

noise.User memilih citra tanpa noise (*.bmp).

2. System menampilkan citra.

3. User memilih probabilitas noise. User menambahkan exponential noise. User

melakukan reduksi noise.

4. System menampilkan citra hasil reduksi noise, nilai MSE, PSNR, dan running

time.

5. User membandingkan metode yang paling bagus dengan melihat nilai MSE

dan PSNR. User menyimpan citra hasil reduksi.

3.2.1.3. Sequence diagram

Diagram yang menggambarkan interaksi objek dengan objek lainnya melalui pesan

yang dieksekusi berdasarkan kasusnya. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana

pesan dikirim dan diterima antara objek-objek secara berurutan.

1. Sequence diagramreduction undefined noise + exponential noise

Sequence diagram untuk reduction undefined noise + exponential noise dapat

Gambar

Gambar 2.9 Piksel Awal
Gambar 3.6 Matriks Blok Citra 1 Sebelum Digeser
Gambar 3.8  Matriks Citra Pada Blok 1
Gambar 3.11 Matriks Citra Setelah Reduksi Noise
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bantul Nomor 34 Tahun

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa. Transaksi di sini tidak

Penegakan hukum terhadap Nenek Minah harus dilepaskan dari unsur-unsur sosial serta moralitas, karena menurut kacamata Paradigma Positivisme, tujuan hukum adalah kepastian

Pada penelitian ini dikembangkan cara dan perekayasaan pengeringan preservatif buah mangga segar yaitu dengan pengeringan awal pada suhu rendah dan tekanan vakum untuk

Evaluasi pada kedua klien gagal jantung dengan masalah gangguan pertukaran gas menunjukkan bahwa masalah pada kedua klien sudah teratasi dari masalah gangguan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengalaman magang, pengetahuan tentang perbankan syariah, tingkat religiusitas, lingkungan keluarga dan penghargaan

Dalam rangka Dies Nat alis Fakult as Pet ernakan Universit as Gadjah M ada ke-47, Panit ia m enyelenggarakan Sim posium Nasional Penelitian dan Pengem bangan

Semoga makalah yang kami buat ini dapat memberi penjelasan dan dapat mengingatkan para pembaca bahwa kita sebagai konsumen memiliki hak-hak serta kewajiban yang harus kita