• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternakan Lestari Rizqi Aditya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternakan Lestari Rizqi Aditya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM BROILER

PADA PETERNAKAN LESTARI RIZQI ADITYA

KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

FADHILA ANANDA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternakan Lestari Rizqi Aditya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2013

Fadhila Ananda

(4)

ABSTRAK

FADHILA ANANDA. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternakan Lestari Rizqi Aditya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Dibimbing oleh Siti Jahroh, Ph.D.

Kenaikan harga daging sapi berdampak pada peningkatan permintaan daging ayam broiler. Hal ini menjadi peluang untuk mengembangkan produksi ayam broiler dalam negeri. Lestari Rizqi Aditya (LRA) memanfaatkan peluang ini untuk mendirikan usaha ternak ayam broiler pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan dari usaha ternak ayam broiler LRA dan menghitung manfaat bersih tambahan akibat perubahan teknologi. Penelitian dilakukan pada usaha ternak ayam broiler LRA, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau pada bulan Februari hingga Juni 2013. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk menganalisis kelayakan non-finansial seperti aspek pasar, teknis, hukum, manajemen, sosial dan lingkungan dan analisis kuantitatif berdasarkan kriteria investasi, switching value dan

incremental net benefit. Hasil analisis kelayakan non-finansial memperlihatkan LRA layak. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukan LRA layak dijalankan dengan NPV sebesar Rp134 313 210, Net B/C 3.199, IRR 45%, PP 6 tahun, dan nilai manfaat tambahan Rp161 714 109.

Kata kunci : harga daging, kriteria investasi, switching value, incremental net benefit

ABSTRACT

FADHILA ANANDA. Feasibility Analysis of Broiler Chicken on Lestari Rizqi Aditya Poultry Kampar District, Riau Province. Supervised by Siti Jahroh, Ph.D.

The increasing price of beef leads to increasing demand of the broiler chicken meat. This situation can be seen as an opportunity to develop domestic production of broiler chicken. Lestari Rizqi Aditya (LRA) used this opportunity to establish a boiler poultry business in 2007. This research aims to analyze the feasibility of the LRA and to calculate the incremental net benefit due to the changes of technology. The research was conducted on boiler poultry business of LRA, Kampar District, Riau from February to June 2013. The method of analysis used in this study are a qualitative analysis to analyze the non-financial feasibility such as market, technical, legal, management, social, and environmental aspects, as well as quantitative analysis based on investment criteria, switching value, and incremental net benefit. The result of non financial feasibility analysis showed that LRA is feasible. Financial feasibility analysis showed that LRA is feasible with NPV Rp134 313 210, Net B/C 3.199, IRR 45%, PP 6 years, and the incremental net benefit Rp161 714 109.

(5)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM BROILER

PADA PETERNAKAN LESTARI RIZQI ADITYA

KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

FADHILA ANANDA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternakan Lestari Rizqi Aditya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Nama : Fadhila Ananda NIM : H34090101

Disetujui oleh

Siti Jahroh, Ph.D Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Siti Jahroh, Ph.D selaku dosen pembimbing, Bapak Suparmin selaku pemilik peternakan Lestari Rizqi Aditya, dan Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS yang telah banyak memberi saran bagi penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dari peternakan Lestari Rizqi Aditya yang telah membantu selama pengumpulan data dan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orangtua, keluarga, serta seluruh sahabat dan teman-teman, khususnya teman-teman organisasi daerah Riau (IKPMR), teman-teman BEM FEM IPB Kabinet Sinergi, serta keluarga Agribisnis 46 atas segala doa dan dukungannya.

Semoga penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 7

Ruang Lingkup Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 8

Sejarah Perkembangan Ayam 8

Peternakan Ayam Broiler di Indonesia 8

Teknik Budidaya Ayam Broiler 9

Kelayakan Peternakan Ayam Broiler 12

KERANGKA PEMIKIRAN 13

Kerangka Pemikiran Teoritis 13

Kerangka Pemikiran Operasional 16

METODE PENELITIAN 19

Waktu dan Tempat Penelitian 19

Jenis dan Sumber Data 19

Metode Pengumpulan Data 19

Metode Pengolahan Data dan Analisis Data 20

Asumsi-Asumsi Dasar 22

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 23

Sejarah Peternakan Lestari Rizqi Aditya 23

Lokasi Peternakan Lestari Rizqi Aditya 23

Visi dan Misi Perusahaan 24

Aktivitas Bisnis Perusahaan 24

(11)

Aspek Pasar 25

Aspek Teknis 27

Aspek Manajemen dan Hukum 33

Aspek Sosial dan Lingkungan 35

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ASPEK FINANSIAL 37

Kondisi Aktual 37

Arus Kas (Cashflow) Kondisi Aktual 37

Analisis Laba Rugi Kondisi Aktual 45

Analisis Kelayakan Finansial Kondisi Aktual 45

Analisis Switching Value Kondisi Aktual 46

Kondisi Perencanaan Penggunaan Teknologi Gasolec 47 Arus Kas (Cashflow) Kondisi Perencanaan Penggunaan Teknologi

Gasolec 48

Analisis Laba Rugi Kondisi Perencanaan Penggunaan Teknologi

Gasolec 52

Analisis Kelayakan Finansial Kondisi Perencanaan Penggunaan

Teknologi Gasolec 52

Analisis Switching Value Kondisi Perencanaan Penggunaan Teknologi

Gasolec 53

Incremental net benefit 54

SIMPULAN DAN SARAN 54

Simpulan 54

Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 56

RIWAYAT HIDUP 76

DAFTAR TABEL

1 Rata-rata konsumsi protein (gram) per kapita menurut

kelompok makanan tahun 2009-2011 1

2 Kadar gizi daging ayam, sapi, dan ternak lainnya 2 3 Persentase pertumbuhan jumlah penduduk di Pulau Sumatra

(12)

4 Laju pertumbuhan penduduk Riau dan Kepulauan Riau

berdasarkan sensus penduduk 1980-2010 3

5 Konsumsi daging per kapita per tahun produk peternakan tahun

2009-2010 4

6 Harga rata-rata beberapa komoditas bahan pokok di pasar Kota

Pekanbaru 4

7 Efesiensi penggunaan pakan untuk menghasilkan daging 12 8 Populasi ayam broiler di Riau tahun 2008-2010 26 9 Rangkuman analisis kelayakan aspek-aspek non-finansial 36 10 Proyeksi penjualan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya tahun

2008-2014 38

11 Proyeksi upah tenaga kerja pemeliharaan Lestari Rizqi Aditya 40 12 Proyeksi pembelian DOC Lestari Rizqi Aditya 41 13 Proyeksi pembelian pakan Lestari Rizqi Aditya 42 14 Kebutuhan komponen pendukung pembesaran ayam broiler

Lestari Rizqi Aditya dalam 1 periode produksi (skala 5 000

ekor) 43

15 Biaya vitamin, obat-obatan dan pelengkap per ekor per periode

kondisi aktual 43

16 Pembayaran pinjaman dan bunga Lestari Rizqi Aditya kepada

Bank Riau 44

17 Hasil analisis kelayakan finansial peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya pada kondisi aktual 46 18 Hasil analisis switching value usaha ternak ayam broiler Lestari

Rizqi Aditya pada kondisi aktual 47

19 Selisih biaya pakan akibat penggunaan teknologi gasolec 50 20 Kebutuhan komponen pendukung dan harga pembesaran ayam

broiler pada kondisi penggunaan gasolec dalam 1 periode 51 21 Biaya vitamin, obat-obatan dan pelengkap per ekor per periode

kondisi perencanaan penggunan gasolec 51

22 Hasil analisis kelayakan finansial peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya pada kondisi perencanaan penggunaan

teknologi gasolec 53

23 Hasil analisis switching value usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya pada kondisi perencanaan penggunaan teknologi

gasolec 53

24 Incremental net benefit usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi

Aditya 54

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 18

2 Kandang panggung dari kayu yang dibangun sejajar Lestari

Rizqi Aditya 28

3 Gudang pakan (kiri) dan gudang peralatan (kanan) 29

(13)

5 Jalan ke peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya 30 6 Struktur organisasi usaha ternak Lestari Rizqi Aditya 34

7 Penggunaan gasolec regulator 48

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kalender produksi Lestari Rizqi Aditya 58

2 Penyusutan investasi Lestari Rizqi Aditya kondisi aktual 59 3 Laporan laba/rugi Lestari Rizqi Aditya kondisi aktual 61

4 Cashflow Lestari Rizqi Aditya kondisi aktual 63

5 Penyusutan investasi Lestari Rizqi Aditya kondisi perencanaan

penggunaan teknologi gasolec 66

6 Laporan laba/rugi Lestari Rizqi Aditya kondisi perencanaan

penggunaan teknologi gasolec 68

7 Cashflow Lestari Rizqi Aditya kondisi perencanaan

penggunaan teknologi gasolec 70

8 Incremental net benefit 73

9 Biaya vitamin, obat-obatan dan pelengkap Lestari Rizqi Aditya 74

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejalan dengan meningkatnya issue globalisasi, maka untuk menjaga stabilitas sosial ekonomi Indonesia dalam jangka panjang diperlukan perkembangan sektor strategis. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau (2009) menyatakan bahwa subsektor peternakan merupakan salah satu bidang yang sangat strategis dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan sosial ekonomi Indonesia karena (1) sumber daya peternakan merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui kembali, sehingga dapat dijamin dari sisi keberlanjutan; (2) ternak dalam berbagai pengalaman telah terbukti sangat berperan dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat kecil; (3) potensi lahan yang tersedia relatif cukup memadai; dan (4) elastisitas permintaan komoditas ternak terhadap pendapatan umumnya tinggi, sehingga permintaan komoditas ternak akan sangat sensitif dimasa yang akan datang dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat.

Sektor peternakan juga merupakan salah satu penunjang kebutuhan protein hewani yang perlu diusahakan secara maksimal. Di sisi lain, kebutuhan akan bahan makanan yang berasal dari hewan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat gizi bagi kehidupan manusia. Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan produksi daging nasional, konsumsi per kapita dan konsumsi protein. Konsumsi protein per kapita yang berasal dari daging mengalami peningkatan dari tahun 2009 hingga 2011. Pada Tabel 1, dapat dilihat rata-rata konsumsi protein per kapita tahun 2009-2011 mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 45.54% pada tahun 2010 dan peningkatan sebesar 7.82% pada tahun 2011. Kebanyakan masyarakat Indonesia mengonsumsi protein yang berasal dari padi-padian, namun seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan protein hewani dan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat mengakibatkan konsumsi protein yang berasal dari daging mengalami peningkatan 7.84%, terbesar kedua setelah umbi-umbian 12.50% pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan pemenuhan protein yang berasal dari daging menjadi alternatif yang lebih menarik bagi konsumen.

(15)

Padi-padian 22.06 21.76 21.57 -1.36% -0.87%

Sayur-sayuran 2.58 2.52 2.43 -2.33% -3.57%

Minyak dan lemak 0.34 0.34 0.31 0.00% -8.82%

Buah-buahan 0.41 0.47 0.42 14.63% -10.64%

Jumlah 54.34 55.01 55.74 45.54% 7.82%

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012;a∆%2009-2010: persentase peningkatan konsumsi protein dari tahun 2009 sampai 2010; b∆%2010-2011: persentase peningkatan konsumsi protein dari tahun 2010 sampai 2011

Daging ayam mengandung kadar protein yang tinggi sebesar 20.00% dengan kadar asam lemak sebesar 11.00% sehingga baik untuk menjaga ketahanan jaringan tubuh, membentuk sel-sel, dan meningkatkan kecerdasan otak serta identik dengan makanan kesehatan bagi penderita penyakit kolesterol. Tabel 2 memperlihatkan bahwa daging ayam memiliki kadar protein ketiga tertinggi setelah daging kelinci dan kalkun dengan persentase kadar protein yang hampir sama yaitu berkisar 20% untuk masing-masing kilogram daging kalkun, kelinci dan ayam. Kadar lemak ayam dan kelinci lebih rendah dari pada kalkun yang mencapai 28%, sementara daging ayam hanya 11%. Hal ini menunjukan bahwa daging ayam dapat menjadi alternatif pemenuhan akan kebutuhan protein masyarakat.

Tabel 2 Kadar gizi daging ayam, sapi, dan ternak lainnya

No. Jenis daginga Protein (%) Lemak (%) Kadar air (%) Kadar (2009); aJenis daging (dalam 1 kg); bKadar kalori (dalam MJ/kg)

(16)

Peningkatan jumlah penduduk ini akan memberikan peluang pasar yang sangat besar. Penduduk yang semakin banyak akan meningkatkan kebutuhan protein. Pada Tabel 4 dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk Riau dan Kepulauan Riau dari tahun 1980 hingga 2010.

Tabel 3 Persentase pertumbuhan jumlah penduduk di Pulau Sumatra tahun 1980 hingga 2010

Provinsi (juta jiwa) 1980 2010 %peningkatan

Riau dan Kepulauan 2 168 535 7 217 530 69.95%

Bengkulu 768 064 1 715 518 55.23%

Jambi 1 445 994 3 092 265 53.24%

Aceh 2 611 271 4 494 410 41.90%

Lampung 4 624 785 7 608 405 39.21%

Sumatra Selatan 4 629 801 7 450 394 37.86%

Sumatra Utara 8 360 894 12 982 204 35.60%

Sumatra Barat 3 406 816 4 846 909 29.71%

Sumber: Sensus penduduk (1980-2010)

Tabel 4 Laju pertumbuhan penduduk Riau dan Kepulauan Riau berdasarkan sensus penduduk 1980-2010

Tahun

Jumlah penduduk

Riaua Kepulauan Riau Pertumbuhan

1980 2 168 535 - -

1990 3 303 976 - 34.37%

2000 4 957 627 - 33.36%

2010 5 538 367 1 679 163 40.80%

Pertumbuhan penduduk selama 30 tahun 69.95%

Sumber : Badan Pusat Statistik (2012); aRiau (dalam juta jiwa)

Daging ayam sebagai sumber protein bagi manusia yang relatif mudah diperoleh dan harganya relatif murah dibandingkan dengan daging hewan lainnya menjadikan daging ayam sebagai produk alternatif dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan data konsumsi daging per kapita tahun 2009 hingga 2010 dari Ditjenak (2011) yang disajikan pada Tabel 5. Ada 2 jenis ayam potong yang menjadi penyuplai kebutuhan daging ayam di Provinsi Riau yaitu ayam buras (ayam kampung) dan ayam broiler. Harga ayam broiler hidup, berdasarkan survey pasar langsung1, yaitu Rp16 000 /kg, sedangkan harga

1

(17)

daging ayam di pasar sekitar Rp20 500 /kg, harga ayam kampung sekitar Rp48 000 /ekor. Untuk harga daging ternak lainnya relatif lebih mahal seperti daging sapi Rp65 000 – Rp75 000 /kg, daging kambing Rp50 000 /kg, daging kerbau Rp65 000 – Rp68 000 /kg, ikan tongkol Rp21 600 /kg. Hal ini menjadikan daging ayam sebagai produk hasil ternak alternatif dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Oleh karena masih rendahnya produksi broiler maka peluang bisnis ayam di Provinsi Riau masih mungkin untuk ditingkatkan. Apalagi broiler dikaitkan dengan kecukupan gizi masyarakat Riau. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa daging ayam merupakan sumber protein yang berasal dari daging dengan harga terendah kedua setelah telur ayam broiler.

Tabel 6 Harga rata-rata beberapa komoditas bahan pokok di pasar Kota Pekanbaru

Jenis barang Unit Rp/kg

Salah satu wilayah daerah Provinsi Riau yang masyarakatnya banyak melakukan usaha budidaya ayam broiler adalah Kecamatan Tambang. Salah satu perternak di Kecamatan Tambang, Provinsi Riau yang mengusahakan peternakan ayam broiler adalah usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya. Usaha ini memiliki skala kecil dengan kapasitas produksi lebih dari 5 000 ekor/ periode. Pemilihan usaha kecil bertujuan untuk membantu pemerintah dalam program pengembangan UKM di Indonesia khususnya di daerah-daerah di luar ibukota.

(18)

adalah kenaikan biaya bahan baku dan adanya gangguan penyakit. Perubahan tersebut diduga akan langsung mempengaruhi komponen cashflow yang pada akhirnya akan mempengaruhi net benefit dan mengubah kelayakan investasi yang dilakukan peternak atas kandang yang didirikan.

Perumusan Masalah

Usaha peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya di wilayah Tambang, Kabupaten Kampar, Riau telah berdiri sejak tahun 2007. Sejauh ini usaha peternakan Lestari Rizqi Aditya berjalan dengan baik. Namun pemilik usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh atas investasi kandang yang telah dikeluarkan. Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukan perhitungan secara khusus dari pihak pemilik usaha. Walaupun telah berjalan cukup lama, usaha ternak ayam broiler yang dijalankan Lestari Rizqi Aditya ini belum dapat diketahui apakah keuntungan yang selama ini diperoleh dapat mengembalikan investasi keluarkan atau tidak. Untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakan terhadap peternakan Lestari Rizqi Aditya untuk mengetahui benefit yang diperoleh atas penanaman investasi yang dilakukan peternakan.

Pemilihan lokasi peternakan Lestari Rizqi Aditya didasari oleh beberapa pertimbangan. Aspek pertama, skala usaha yang dijalankan Lestari Rizqi Aditya merupakan usaha berskala kecil dengan kapasitas produksi hingga 5 000 ekor per periode. Aspek kedua adalah pengalaman kerja operasional pemilik peternakan dalam mengelola peternakan ayam broiler. Aspek yang terakhir adalah adanya keinginan pemilik untuk melakukan introduksi teknologi baru dalam pemanasan anak ayam dengan gasolec regulator pada saat proses pemeliharaan. Dari aspek-aspek tersebut diharapkan gambaran yang muncul dari peternakan merupakan jawaban terbaik yang dapat menjawab apakah usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya layak secara finansial atau tidak. Karena itu, penelitian ini akan menganalisis kelayakan investasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan oleh Lestari Rizqi Aditya di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.

(19)

sering terjadi selama bisnis berjalan, hal ini disebabkan oleh penentuan harga jual yang didasari harga pasar. Kenaikan harga pakan juga kerap ditemui peternakan dalam menjalankan usahanya. Kenaikan ini kemungkinan terjadi dikarenakan Lestari Rizqi Aditya memperoleh pakan dari perusahaan pakan ternak yang menjual pakan dengan harga yang didasari oleh harga bahan baku, jika harga bahan baku pakan meningkat makan harga pakan juga akan meningkat2. Penurunan harga jual dan kenaikan harga pakan ini akan berdampak pada penerimaan penjualan ayam sehingga apabila penerimaan penjualan menurun, peternakan akan mengalami kerugian.

Dalam proses pembesaran ayam broiler, pemilik usaha kerap kali bimbang menentukan perlakuan yang harus diterapkan terhadap pemanasan anak ayam yang berumur 1 hingga 12 hari terkait dengan biaya awal dan pendapatan. Pemanasan anak ayam dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, pemanasan dengan gas atau pemanasan dengan serbuk gergaji. Kedua perlakuan ini membutuhkan biaya investasi yang berbeda dan mempengaruhi manfaat bersih yang diterima. Pengaruh dari perubahan teknologi ini adalah perubahan biaya variabel selama proses produksi dan biaya pakan. Saat ini pemilik usaha masih menggunakan teknologi pemanasan dengan serbuk gergaji, namun pemilik sedang mempertimbangkan perubahan teknologi pemanasan dengan gas. Karena itu, perlu dilakukan analisis nilai manfaat bersih tambahan atas perubahan teknologi dari pemanasan dengan menggunakan serbuk gergaji ke teknologi pemanasan dengan menggunakan gas. Untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakan usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya dalam perencanaan pengembangan usaha berupa perubahan teknologi. Analisis pengembangan skala usaha tidak dilakukan dalam penelitian ini karena adanya keterbatasan lahan dan modal dari perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat kelayakan investasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Lestari Rizqi Aditya dengan memperhatikan risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan budidaya ayam broiler. Setelah analisis aspek finansial dan non-finansial diharapkan muncul sebuah Rekomendasi terhadap perternak mengenai kelayakan dari kegiatan bisnis yang dijalankan dan diharapkan dapat menjadi sebuah pertimbangan mengenai apa yang harus dilakukan dimasa yang akan datang serta perbaikan pada kegiatan yang tidak efesien. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian yang dilakukan pada usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya ini dapat dirumuskan dalam beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu :

1. Bagaimana kelayakan usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya jika dilihat dari aspek non-finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum dan manajemen, aspek lingkungan dan sosial)?

2. Bagaimana kelayakan usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya dilihat dari aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C,PP)?

3. Seberapa besar batas nilai perubahan maksimum dari perubahan harga jual dan harga pakan yang dapat ditoleransi peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya?

4. Membandingkan perubahan net benefit akibat adanya teknologi baru (pemanasan anak ayam dengan teknologi gasolec regulator) dalam usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya?

2

(20)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kelayakan usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya berdasarkan aspek non-finansial.

2. Menganalisis kelayakan usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya berdasarkan aspek finansial.

3. Mengetahui nilai perubahan maksimum dari perubahan harga jual dan harga pakan pada usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya.

4. Menghitung manfaat bersih tambahan yang diperoleh usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya akibat adanya perubahan teknologi pemanasan anak ayam dari penggunaan serbuk kayu menjadi gasolec regulator.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan:

1. Bagi pihak pengelola peternakan dalam mengambil kebijakan dan keputusan untuk mengembangkan usahanya.

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah diterima selama masa perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi pembaca, hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

informasi mengenai kelayakan usaha ayam broiler.

Ruang Lingkup Penelitian

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Perkembangan Ayam

Rahayu (2011) menyatakan bahwa ayam jinak yang kini banyak dipelihara manusia berasal dari ayam liar. Proses penjinakan ayam ini diperkirakan terjadi seumur dengan adanya manusia di bumi. Keturunan ayam yang telah jinak kemudian di kawinkan melalui persilangan oleh manusia. Konon ayam liar tersebut adalah ayam hutan. Rose (2001) dalam Rahayu (2011) menyatakan bahwa hirarki klasifikasi ayam termasuk kedalam kingdom Animalia, subkingdom Metazoa, filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Aves, ordo Galliformes, famili Phasianidae, genus Gallus, spesies Gallus gallus.

Usaha pemeliharaan dan peternakan ayam mulai berkembang pesat di Amerika dan Eropa pada abad ke-19 melalui penyilangan atau perkawinan antar-ayam dan diarahkan untuk mendapatkan kelompok jenis antar-ayam ternak baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pada tahun 1935, ditemukan strain ayam dengan kecepatan pertumbuhan badan yang tinggi melalui penggunaan konversi pakan yang hemat. Strain ayam tersebut dikenal sebagai ayam broiler/ayam pedaging. Pada awalnya, ayam broiler berusia 8 minggu hanya mampu mencapai berat 0.72kg. Dengan penelitian dan percobaan genetis yang terus-menerus, pada tahun 2010, mampu dihasilkan ayam broiler berbobot 1.65 kg pada umur 32 hari (Rahayu 2011).

Penelitian genetik dan pemuliabiakan yang terus-menerus dilakukan untuk menghasilkan ayam yang mampu menghasilkan 300 butir telur per tahun. Namun, masih banyak jenis-jenis ayam yang menunggu adanya perbaikan genetis seperti pada ayam kampung yang belum mengalami peningkatan performansi secara drastis seperti pada ayam broiler. Selain produk telur dan daging, penemuan jenis-jenis ayam baru untuk hobi juga terus dilakukan. Sebagai contoh adalah munculnya ayam bersuara merdu. Ayam tersebut merupakan persilangan antara ayam hutan dengan ayam kampung.

Di Indonesia sendiri, perkembangan peternakan ayam broiler dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan booming pada awal 1980-an. Laju perkembangan usaha tersebut sejalan dengan pertumbuhan populasi penduduk, pergeseran gaya hidup, tingkat pendapatan, perkembangan situasi ekonomi, politik, serta keamanan (Fadilah 2004).

Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

(22)

penggunaan obat-obatan dan vaksisnasi, selain untuk pengobatan, juga digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit.

Fadilah (2004) menyatakan bahwa beberapa kendala usaha peternakan ayam broiler di daerah tropis, khususnya di Indonesia adalah temperatur harian relatif tinggi, intensitas sinar matahari cukup tinggi, beriklim tropis lembap yang mengandung banyak air, tidak tersedia bahan baku pakan secara kontinu, penyebaran penduduk yang tidak merata, serta tidak semua wilayah dapat dilalui transportasi darat. Dari beberapa kendala tersebut, setiap peternak ayam broiler di Indonesia harus memiliki keahlian tersendiri untuk menyiasati kendala tersebut. Penanganan kendala juga harus mempertimbangkan temperatur lingkungan, sumber air yang tersedia, lokasi usaha peternakan dan sumber daya yang tersedia sehingga sebelum melakukan usaha peternakan ayam broiler dianggap perlu melakukan analisis kelayakan usaha terlebih dahulu.

Rahayu (2011) menyatakan bahwa pola budidaya pada ayam broiler sudah sangat intensif dan masuk ke industri peternakan walaupun bila dikaji secara mendalam, mungkin tidak meningkatkan daya tahan pangan nasional karena semuanya masih serba impor (bibit, pakan, teknologi). Apabila ditinjau dari segi pakan, jagung yang merupakan bahan baku utama pakan ayam umumnya masih impor. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ternak ayam broiler di dalam negeri memberi kontribusi untuk menaikkan konsumsi protein hewani.

Perkembangan usaha ayam broiler di Indonesia terbilang cepat, hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang menggarap sektor pasca panen ayam broiler guna menaikkan selera masyarakat dalam mengonsumsi daging ayam. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain membuat berbagai macam makanan olahan daging ayam siap saji seperti bakso ayam, nugget ayam, sosis ayam, dan

spicy ayam.

Teknik Budidaya Ayam Broiler

Ayam broiler pedaging adalah ayam broiler yang dibudidayakan untuk menghasilkan daging. Ayam broiler yang diusahakan untuk pedaging adalah ayam broiler pedaging yang berasal dari indukan unggul untuk pedaging (biasa disebut ayam broiler). Pada pemeliharaan ayam broiler pedaging sebaiknya dilakukan

sistem pemeliharaan “all in all out” atau seumur agar mengurangi terjadinya

(23)

Periode Awal

Periode ini merupakan awal dari semua kegiatan ternak ayam broiler. Kandang yang akan digunakan untuk memelihara ayam harus dibersihkan terlebih dahulu dan melalui beberapa berikut:

1. Sebelum DOC Datang

(24)

Periode Finisher

Pada fase ini ayam sudah tidak memerlukan induk buatan sehingga pamanas, seng guard chick dan tirai sudah tidak dipakai lagi. Untuk mengurangi tingkat stres ayam karena panas, selain dengan mendinginkan udara di dalam kandang menggunakan kipas. Pemberian atau penambahan pakan dilakukan saat udara/cuaca agak dingin dan sejuk, yaitu pada pagi dan sore hari. Ayam akan segera makan sebanyak-banyaknya dalam waktu sekitar 30 menit saat pakan dituangkan ke dalam tabung pakan.

Periode Vaksinasi dan Pencegahan Penyakit

Rahayu (2011) dan Fadilah (2004) sependapat bahwa penyakit yang pada umumnya menyerang ayam broiler yaitu ND, gumboro, CRD, E.coli, dan Avian Influenza (Al). Hanya saja, ayam broiler lebih peka terhadap penyakit CRD dan

E.coli. Vaksinasi Al tidak selalu harus dilakukan, terutama di daerah yang belum pernah terkena Al dikarenakan kasus Al sangat jarang terjadi.

Pemanenan

Panen atau penangkapan ayam broiler tergantung pada perencanaan peternak. Penangkapan biasanya dilakukan pada malam hari atau pagi hari. Jumlah dan ukuran ayam yang ditangkap disesuaikan dengan permintaan yang tertera dalam kertas DO (delivery order). Klasifikasi ukuran ayam menurut Rahayu (2011) adalah ukuran kecil (1-1.5 kg) dan ukuran besar (>1.6 kg). Sementara klasifikasi ukuran ayam menurut Fadilah (2004) adalah ayam ukuran kecil (0.8-1.2 kg), ayam ukuran sedang (1.3-1.6 kg), dan ayam ukuran besar (>1.7 kg). Semakin besar ukuran, harga per kg ayam hidup biasanya semakin rendah dibandingkan dengan ayam ukuran kecil karena ayam tersebut sudah banyak lemaknya. Konsumen di Indonesia kebanyakan menyukai ayam broiler ukuran kecil. Ukuran besar biasanya diperuntukkan untuk pengolahan makanan tertentu (sate, opor, kare) dan untuk industri pengolahan daging ayam (nugget, sosis, dll). Adnan (2012) mengkategorikan tingkat efesiensi pakan untuk menghasilkan daging kedalam beberapa kelompok seperti pada Tabel 7. Angka efesiensi ini dapat diperoleh dari:

Efesiensi = Jumlah pakan yang dikonsumsi Bobot ayam yang dihasilkan

Medion (2013) menyatakan bahwa tingkat kematian ayam yang layak adalah ±5%. Tingat kematian (D) diperoleh dari rumus:

D = Populasi awal – Jumlah ayam panen x 100% Populasi awal

Pelaku pemasaran ayam broiler yang paling berperan pada umumnya adalah agen. Agen menjual ayam dari perternak ayam kepada pedagang besar dalam bentuk surat pemesanan atau DO. Selanjutnya, pedagang besar mengambil ayam dari peternakan sesuai dengan yang tertera dalam surat DO. Kemudian ayam-ayam ini dijual kembali ke pedagang pengecer atau pasar dan rumah makan. Parmin3 (2013) menyatakan bahwa pada budi baya ayam broiler masih sering

3

(25)

terjadi ketimpangan persaingan. Sebagian besar dikendalikan secara hulu hingga hilir oleh agen. Hal ini karena harga dan ketersediaan produksi ditentukan oleh agen yang ikut masuk kedalam budidaya ayam broiler. Distribusi pemasaran atau rantai tata niaga ayam broiler menurut Rahayu (2011) cukup panjang, biasanya pedagang besar (broker, pengepul atau pangkalan ayam) membeli dan mengambil DO (Delivery Order) langsung dari peternak, dari broker DO dijual ke pangkalan dan dari sana dibeli oleh pedagang pemotong ayam, kemudian dijual ke konsumen rumah tangga.

Tabel 7 Efesiensi penggunaan pakan untuk menghasilkan daging

Daging ayam yang dihasilkan tiap 1 sak pakan (kg) Kategori

Lebih besar dari 33 Sangat bagus

Penelitian mengenai studi kelayakan pada komoditi ayam broiler sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti Saputra (2011), Karmidi (2012), Kusumawardani (2010) dan Juri (2012).

Saputra (2011) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler pada kondisi risiko, sedangkan Juri (2012) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha ayam broiler berkualitas organik. Keduanya menggunakan metode yang sama yaitu wawancara langsung, observasi, studi dokumentasi, diskusi, dan internet untuk pengumpulan data. Sementara Karmidi (2012) menambahkan metode pengumpulkan data dari catatan keuangan pemilik usaha. Berbeda dengan ketiga peneliti lainnya, Kusumawardani (2010) menggunakan metode analisis deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan.

Aspek-aspek yang dianalisis oleh Saputra (2011), Karmidi (2012) dan Juri (2012) dibedakan atas 2 aspek utama, yaitu aspek finansial dan aspek non-finansial. Tetapi Kusumawardani (2010) hanya menganalisis dari segi aspek finansial saja. Dari analisis yang dilakukan oleh keempat peneliti sebelumnya, usaha yang dijalankan layak untuk dikembangkan.

(26)

(2012) menambahkan variabel kenaikan harga DOC kedalam analisis switching value.

Karmidi (2012), Kusumawardani (2010) dan Juri (2012) hanya menggunakan 1 skenario saja untuk menganalisis kelayakan peternakan yang mereka teliti, yaitu skenario keadaan yang terjadi sebenarnya. Sementara Saputra (2011) menggunakan 2 skenario, yaitu skenario dalam keadaan risiko harga dan risiko produksi. Keempat peneliti, meneliti peternakan dengan teknologi yang berbeda. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) meneliti peternakan dengan teknologi pemanasan dengan sekam padi dan karung. Kusumawardani (2010) dan Juri (2012) meneliti peternakan dengan teknologi pemanasan gasolec regulator. Oleh karena itu, yang membedakan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah waktu, lokasi dan metode analisis yang digunakan. Peneliti akan melakukan kajian kelayakan budidaya ayam broiler serta nilai manfaat tambahan akibat adanya perubahan teknologi dalam budidaya ayam broiler dalam lokasi penelitian. Perubahan teknologi yang dilakukan yaitu pemanasan dengan serbuk gergaji menjadi pemanasan dengan gasolec regulator. Hasil penelitian ini akan menentukan perusahaan yang diteliti layak atau tidak, dan menentukan perlu atau tidaknya dilakukan perubahan teknologi.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil (Husnan 1994). Investasi biasanya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Untuk itu perlu dilakukan studi kelayakan investasi yang cermat agar jangan sampai terjadi hal dimana ketika investasi tersebut telah ditanamkan, ternyata bisnis yang dijalankan tidak menguntungkan. Banyak penyebab yang mengakibatkan suatu bisnis menjadi tidak menguntungkan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa kesalahan dalam perencanaan bisnis, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang dipakai, kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam perencanaan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja. Untuk itulah studi tentang kelayakan suatu bisnis menjadi sangat penting. Semakin besar skala investasi semakin penting studi ini.

(27)

Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek-aspek apa saja yang perlu diteliti, umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek finansial dan non-finansial. Aspek non-finansial terdiri dari aspek pasar, teknis, lingkungan dan sosial, serta aspek hukum dan manajemen. Indeks-indeks dalam menentukan kelayakan bisnis dari segi finansial disebut sebagai kriteria investasi. Kriteria investasi terdiri dari NPV, IRR, Net B/C, PP, dan switching value. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut.

1. Aspek Non-finansial a. Aspek Pasar

Analisis aspek pasar menganalisis potensi pasar yang dilihat dari selisih antara penawaran dan permintaan serta bauran pemasaran. Suliyanto (2010) menyatakan bahwa aspek pasar memegang peranan yang sangat penting dalam suatu bisnis karena sumber pendapatan utama perusahaan berasal dari penjualan produk yang dihasilkan. Analisis aspek pasar menganalisis potensi pasar dan bauran pemasaran. Nurmalina (2010) menyatakan bahwa bauran pemasaran terdiri dari tempat (place), harga (price), produk (product), dan promosi (promotion).

b. Aspek Teknis

Nurmalina (2010) menyatakan bahwa aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan kegiatan operasional setelah bisnis dibangun. Aspek teknis mencakup lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi termasuk didalamnya tingkat kematian dan efesiensi pakan, layout produksi dan insfrastruktur yang dimiliki perusahaan.

c. Aspek Hukum dan Manajemen

Aspek manajemen berkaitan dengan manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasional (Umar 2003). Hal yang dilihat dari manajemen dalam masa pembangunan bisnis adalah siapa pelaksana binsis dan bagaimana jadwal penyelesaian bisnis. Hal yang dilihat dari manajemen dalam masa operasional adalah sturktur organisasi dan pembagian kerja pada masing-masing jabatan. Aspek hukum berkaitan dengan dokumen dan perizinan. Suliyanto (2010) menyatakan bahwa suatu bisnis dapat dikatakan layak dari aspek manajemen apabila bisnis tersebut memiliki struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas tanpa kendala dan dapat dikatakan layak dari aspek hukum apabila bisnis tersebut memenuhi persyaratan perizinan yang sesuai dengan wilayah bisnis itu berada.

d. Aspek Lingkungan dan Sosial

(28)

2. Aspek Finansial

Pada dasarnya studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya bisnis yang dijalani tersebut berdasarkan kriteria investasinya. Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu kegiatan investasi digunakan metode yang umum dipakai yaitu metode Discounted Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun diskonto dengan discount factor (DF) yang erat kaitannya dengan preferensi waktu atas uang.

Kriteria investasi kelayakan bisnis dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Beberapa kriteria investasi tersebut diantaranya adalah

1. Net present value (NPV)

Suatu bisnis dikatakan menguntungkan atau layak dijalankan jika nilai manfaat yang diterima lebih besar daripada nilai biaya yang dikeluarkan. Bisnis yang layak memiliki nilai NPV lebih besar daripada 0 (NPV positif), artinya bisnis tersebut memberikan manfaat dan keuntungan.

2. Net benefit cost ratio (Net B/C)

Net B/C adalah rasio untuk melihat perolehan manfaat bersih yang merupakan hasil dari setiap satu satuan kerugian bisnis tersebut. Suatu bisnis dapat dikatakan layak jika Net B/C lebih besar dari 1 (Net B/C > 1).

3. Internal rate of return (IRR)

IRR digunakan untuk melihat seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan dengan membandingkan discount rate

yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Suatu bisnis dikatakan layak jika IRR-nya lebih besar dari discount rate yang mengasilkan NPV sama dengan 0.

4. Payback period (PP)

Payback period digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang ditanamkan dalam suatu bisnis dapat kembali. Bisnis yang PP-nya singkat atau cepat pengembaliannya yang lebih dominan akan dipilih. PP dikatakan layak apabila pengembalian investasi lebih cepat dari pada umur bisnis.

5. Switching value

Analisis nilai pengganti digunakan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow maupun otflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis tetap layak dijalankan. Perhitungan ini mengacu pada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan 0 (NPV=0).

Teori Biaya dan Manfaat

Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi pendapatan atau tujuan bisnis (Nurmalina 2010). Pada dasarnya, komponen-komponen biaya terdiri dari :

1. Barang-barang fisik

Barang-barang fisik dalam usaha ternak ayam broiler adalah kandang, peralatan, input vaksin, dan input-input lain yang terkait dengan budidaya ayam boriler.

(29)

Secara umum tenaga kerja dibedakan atas 2 landasan yaitu tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik. Semakin terdidik biasanya mobilitasnya semakin besar.

3. Tanah

Tanah tidak dapat habis terpakai selama umur bisnis. Sebelum memulai bisnis, pelaku usaha perlu menentukan lokasi bisnis dan seberapa luas yang harus digunakan.

4. Biaya tak terduga (contingency allowance)

Biaya tak terduga dibagi menjadi 2 yaitu biaya yang bersifat fisik dan biaya perubahan harga. Biaya yang bersifat fisik contohnya adalah jumlah penggunaan input yang lebih banyak akibat perubahaan perencanaan spesifikasi bisnis. Biaya tak terduga harga disebabkan oleh 2 hal, yaitu perubahan harga relatif dan inflasi secara umum.

5. Sunk cost

Sunk cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan di masa lalu sebelum investasi baru yang direncanakan akan ditetapkan. Informasi-informasi tentang analisis dari bisnis terdahulu penting untuk dievaluasi agar kita mempunyai landasan yang baik dalam merencanakan bisnis di masa datang. Disisi lain, manfaat terdiri dari 3 macam yaitu tangible benefit, indirect or secondary benefit dan intangible benefit (Nurmalina dkk 2010). Tangible benefit

adalah manfaat yang dapat diukur seperti peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan waktu dan lokasi penjualan, perubahan bentuk produk dan sebagainya. Indirect or secondary benefit adalah manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis. Sementara intangible benefit adalah manfaat yang riil ada tapi sulit diukur seperti keindahan, kenyamanan, kesegaran, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Incremental net benefit

Analisis studi kelayakan bisnis terutama yang bergerak dibidang pertanian membedakan antara arus komponen biaya dan manfaat antara kondisi dengan bisnis dan tanpa bisnis sebagai pengaruh kondisi yang dihasilkan oleh adanya investasi baru atau kondisi yang sebenarnya akibat adanya suatu bisnis (Nurmalina, 2010). Perubahan kondisi yang terjadi pada usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya adalah perubahan penggunaan teknologi pemanasan anak ayam yang berumur 1 hingga 12 hari. Teknologi lama yang digunakan adalah pemanasan dengan serbuk gergaji, namun kini telah muncul teknologi baru pemanasan dengan gas. Perubahan teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan laju pertumbuhan produksi ayam. Untuk melihat peningkatan laju pertumbuhan produksi ini digunakan perhitungan nilai manfaat tambahan (incremental net benefit) dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dengan dan tanpa bisnis.

Kerangka Pemikiran Operasional

(30)
(31)

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional

Latar belakang:

1. Mahalnya harga daging sapi dalam negeri

2. Ayam sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan protein

3. Peningkatan permintaan ayam broiler karena peningkatan jumlah penduduk 4. Masih rendahnya populasi ayam broiler di Riau

Pengembangan peternakan ayam broiler di Riau

Peternakan ayam Lestari Rizqy Aditya

Permasalahan:

1. Belum dilakukannya pencatatan secara khusus untuk mengetahui benefit yang diperoleh atas investasi yang dilakukan

2. Adanya resiko perubahan harga akan dan harga jual

3. Perencanaan pengembangan usaha berupa perubahan teknologi yang digunakan

Kelayakan Usaha Aspek

Non-Finansial:

Aspek Finansial:

1. Pasar 1. NPV

2. Teknis 2. Net B/C

3. Manajemen dan hukum

3. IRR 4. PP 4. Sosial dan

lingkungan

5. Switching value 6.

Incremental net benefit

Layak Tidak layak

(32)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2013. Lokasi tempat penelitian dilakukan di usaha peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya, yaitu sebuah peternakan ayam broiler milik Bapak Parmin yang terletak di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja (purposive). Peternakan milik Lestari Rizqi Aditya dipilih karena memenuhi kriteria yang diharapkan dalam penelitian dan memiliki berbagai informasi yang dibutuhkan selama proses penelitian. Kriteria yang diharapkan adalah lokasi syarat teknis mengenai sarana dan prasarana yang harus dimiliki peternakan sebagai standar sudah terpenuhi. Selain itu, kapasitas maksimal sebanyak 5000 ekor dalam 1 periode telah menghasilkan penerimaan bagi peternak.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung (observasi) ke usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya dengan melakukan wawancara langsung atau mengajukan pertanyaan kepada pemilik dan pihak pengelola usaha.

Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data-data primer diperoleh dari dokumen-dokumen instansi berupa data dan informasi dari instansi pada periode terkait dengan penelitian serta gambaran umum usaha. Selain itu, data sekunder diperoleh melalui penelusuran kepustakaan melalui buku, literatur, internet dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode study case

dimana lokasi penelitian adalah usaha ternak ayam broiler milik Lestari Rizqi Aditya yang beralamatkan di Kecamatan Tambang, Kota Pekanbaru, Riau.

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu: 1. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menganalisis kelayakan usaha ayam broiler Lestari Rizqi Aditya seperti laporan keuangan.

2. Metode Wawancara

(33)

Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk analisis deskriptif untuk mendukung data kuantitatif. Aspek-aspek kelayakan bisnis akan diolah sesuai dengan kriteria data masing-masing.

Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek-aspek yang bersifat non-finansial seperti berikut :

1. Aspek pasar

Analisis pasar dan pemasaran memberikan gambaran mengenai permintaan dan penawaran ayam broiler di Riau untuk melihat potensi pasar produk Lestari Rizqi Aditya serta bauran pemasaran yang diterapkan untuk memperoleh penjualan yang menguntungkan. Suliyanto (2010) menyatakan bahwa usaha dapat dikatakan layak apabila usaha tersebut memiliki potensi pasar yang jelas dengan tingkat penjualan yang menguntungkan dan memiliki bauran pemasaran yang baik.

2. Aspek teknis

Analisis aspek teknis pada usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya bertujuan untuk melihat apakah secara teknis usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya dapat berjalan dengan baik atau tidak.kriteria aspek teknis adalah penentuan lokasi usaha yang tepat, layout produksi, proses roduksi termasuk tingkat kematian dan efesiensi pakan yang layak, dan infrastruktur yang memadai. Suliyanto (2010) berpendapat bahwa usaha dapat dikatakan layak apabila berdasarkan hasil analisis, usaha dapat dijalankan dengan baik dan mampu menjawab tujuan dari analisis aspek teknis.

3. Aspek hukum dan manajemen

Analisis hukum mengkaji tentang berbagai surat-surat perizinan, akta, sertifikat dan sebagainya.Analisis manajemen berguna untuk mengetahui apakah fungsi manajemen yang diterapkan dalam kegiatan operasional peternakan ayam broiler milik Lestari Rizqi Aditya dapat berjalan dengan baik atau tidak, hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas. Suliyanto (2010) menyatakan bahwa usaha dapat dikatakan layak dari aspek hukum apabila usaha tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah tersebut, dan dapat dikatakan layak dari aspek manajemen apabila memenuhi kriteria aspek manajemen.

4. Aspek sosial dan lingkungan

(34)

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif pada penelitian ini menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler dari aspek finansial. Dalam analisis finansisal terdapat beberapa kriteria investasi yang digunakan pada usaha ternak ayam broiler milik Lestari Rizqi Aditya yaitu, NPV, Net B/C, IRR, payback period dan switching value.

1. Net present value (NPV)

Net present value (NPV) menghitung selisih antara nilai investasi sekarang atau biaya dengan nilai manfaat bersih. Untuk menghitung nilai sekarang, perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Ada beberapa konsep untuk menghitung tingkat bunga yang dianggap relevan. Pada dasarnya, tingkat bunga tersebut adalah tingkat bunga pada saat perusahaan menganggap keputusan investasi masih terpisah dari keputusan pembelanjaan ataupun waktu perusahaan mulai mengaitkan keputusan investasi dengan keputusan pembelanjaan. Keterkaitan ini hanya mempengaruhi tingkat bunga, bukan aliran kas. Apabila nilai manfaat bersih lebih besar dari pada biaya, usaha ini dianggap menguntungkan sehingga dinyatakan layak sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif), usaha dinyatakan tidak layak karena tidak menguntungkan. Dengan demikian NPV adalah : yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai :

IRR digunakan untuk menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai biaya dengan nilai manfaat bersih. Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Berikut rumus untuk mencari IRR :

IRR = �1+ ���1

���2 (�2− �1)

4. Payback period

(35)

itu, dihitung dulu aliran kas dari usaha tersebut. Berikut rumus untuk mencari periode payback :

Payback period = �+ x 1 tahun 5. Switching value

Analisis nilai pengganti merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu variabel. Analisis ini mencari perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar suatu bisnis masih bisa dilaksanakan dan masih bisa memberikan keuntungan normal. Perubahan-perubahan yang terjadi misalnya, perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun harga input. Penelitian ini akan menggunakan kenaikan pakan dan penurunan harga jual.

Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perternak ayam broiler yang dianalisis adalah peternakan ayam broiler

skala 5 000 ekor.

2. Umur usaha adalah 7 tahun yang ditetapkan berdasarkan umur ekonomis kandang sebagai bangunan utama yang konstruksinya sebagian besar terbuat dari kayu, dan usaha telah berjalan selama 5 tahun ketika dilakukan penelitian.

3. Sumber modal usaha peternakan Lestari Rizqi Aditya berasal dari modal pinjaman Bank Riau sebesar 150 juta rupiah dengan tingkat suku bunga 12% per tahun selama 7 tahun.

4. Kapasitas maksimal kandang 5 000 DOC per periodenya.

5. Sumber penerimaan yang diperoleh dalam usaha ini berasal dari penjualan ayam hidup dengan tingkat mortalitas sebesar 4%. Tingkat mortalitas ini ditentukan berdasarkan data historis Lestari Rizqi Aditya.

6. Setiap ayam hidup yang dihasilkan terjual habis setiap periodenya. Hal ini karena salah satu pedagang besar yang mendominasi pasar ayam broiler di Pekanbaru yaitu, PT. Gunung Mas menyalurkan semua hasil penjualan peternakan Lestari Rizqi Aditya kepada pembeli.

7. Siklus produksi adalah 26 hari per periode, dan hasilnya dijual pada akhir periode. Masa persiapan kandang 12 hari setelah panen. Dalam satu tahun terjadi 9 kali panen.

8. Ayam broiler dipanen pada saat berumur 26 hari dengan asumsi bobot rata-ratanya adalah 0.9 kg -1.2 kg per ekor.

9. Proyeksi yang dilakukan dalam analisis finansial selama 7 tahun. Proyeksi jumlah produksi ayam broiler pada tahun 2013 dan tahun 2014 merupakan jumlah produksi berdasarkan jumlah kapasitas maksimum kandang. Harga jual ayam broiler yang digunakan untuk menghitung proyeksi analisis finansial merupakan rataan harga jual ayam broiler sepanjang tahun 2012, dan diasumsikan konstan hingga akhir bisnis.

10.Perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus, yaitu:

Penyusutan per tahun = Nilai Beli−Nilai Sisa

(36)

11.Tingkat discount rate (DR) yang digunakan adalah sebesar 12 persen berdasarkan besarnya suku bunga pinjaman pada Bank Riau, selaku pihak keuangan yang memberikan pinjaman modal kerja untuk Lestari Rizqi Aditya, diasumsikan tetap hingga akhir bisnis.

12.Pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan keempat atas UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu sebesar 25%, berlaku tetap hingga akhir bisnis.

13.Perubahan komponen yang terjadi saat peralihan teknologi dari serbuk gergaji menjadi gasolec regulator adalah biaya pakan, biaya investasi dan biaya perlengkapan, selain itu dianggap tetap (cateris paribus).

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Peternakan Lestari Rizqi Aditya

Usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya didirikan pada tahun 2007 oleh Bapak Parmin. Awalnya Bapak Parmin berkerja di usaha ternak ayam broiler milik Bapak Ucok di Pekanbaru, karena diberhentikan dari kerjaannya dan di desak oleh kewajiban untuk menopang ekonomi keluarga, Bapak Parmin memutuskan untuk mendirikan usaha ternak ayam broiler sendiri. Selain alasan pribadi, latar belakang didirikannya usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya adalah adanya peluang pasar ayam broiler di Riau.

Peluang pasar ternak ayam broiler di Riau ditinjau dari sumber daya lahan dan perkembangan konsumsi hasil ternak. Guna pembangunan usaha peternakan, lahan dapat berfungsi sebagai komponen utama. Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau (2009) menyatakan, Riau memiliki potensi lahan dengan daya tampung untuk peternakan yang cukup besar, yaitu sebanyak 708 000 Ha. Di sisi lain, salah satu tujuan didirikannya peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya adalah untuk meningkatkan konsumsi protein hewani serta perbaikan gizi masyarakat agar dapat tercipta bangsa yang sehat dan cerdas. Perkembangan konsumsi hasil ternak di Provinsi Riau terus meningkat mengikuti kebutuhan penduduk yang semakin bertambah.

Lokasi Peternakan Lestari Rizqi Aditya

(37)

Visi dan Misi Perusahaan

Usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya yaitu mencapai kemandirian ekonomi melalui langkah-langkah nyata dan optimal serta memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat sekitar perusahaan. Untuk dapat mencapai visi tersebut, maka dibentuk beberapa misi, yaitu (1) Mengelola peternakan dengan mengoptimalkan segala fasilitas utama dan fasilitas penunjang, (2) Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra yang kompeten, (3) Memberikan kontribusi yang berarti untuk kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

Aktivitas Bisnis Perusahaan

Aktivitas usaha yang dijalankan Lestari Rizqi Aditya dapat digolongkan menjadi 2, yaitu aktivitas bisnis utama dan aktivitas bisnis tambahan. Aktivitas bisnis utama yang dijalankan oleh Lestari Rizqi Aditya saat ini adalah pembesaran ayam broiler. Aktivitas tambahan yang dijalankan Lestari Rizqi Aditya adalah kegiatan penjualan pupuk kandang dan penjualan serbuk kayu bekas.

Aktivitas Bisnis Utama

Aktivitas bisnis utama yang dijalankan usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya yaitu pembesaran ayam broiler. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari umur ayam 1 hari hingga panen di umur 26 hari. Anak ayam yang baru menetas atau yang biasa disebut DOC dibeli dari PT. Gunung Mas yang bertindak sebagai agen pemasok DOC ayam broiler. Harga pembelian DOC saat penelitian adalah Rp410 /ekor. Harga jual ayam broiler setelah panen adalah Rp18 000 /kg daging hidup. Bobot jual ayam broiler saat dilakukannya penelitian adalah 0.9 kg sampai 1.2 kg. Ayam broiler dijual kepada pedagang besar melalui agen distribusi yaitu PT Gunung Mas, selanjutnya agen akan menjual kembali kepada pengencer di pasar atau rumah makan.

Aktivitas Bisnis Tambahan

(38)

adalah menjual ayam eceran kepada para pedagang kecil dipasar atau langsung

Aspek pasar dan pemasaran memegang peranan yang sangat penting karena sumber pendapatan utama perusahaan berasal dari penjualan produk yang dihasilkan. Analisis aspek pasar mengkaji potensi pasar yang dilihat dari selisih antara permintaan dan penawaran. Analisis aspek pemasaran mengkaji cara atau strategi perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat sampai kepada konsumen.

Potensi Pasar

Potensi pasar Lestari Rizqi Aditya akan berkembang searah dengan peningkatan daging ayam terutama di daerah Provinsi Riau. Peningkatan permintaan daging ayam broiler searah dengan peningkatan jumlah penduduk. Data dari Badan Pusat Statistika (2012) memperlihatkan pertumbuhan jumlah penduduk Provinsi Riau dari tahun 1980 hingga 2010 adalah 69.95% dengan total jumlah penduduk 7 217 530 juta jiwa pada tahun 2010. Laju pertumbuhan penduduk Riau dan Kepulauan Riau dapat dilihat pada Tabel 4. Peningkatan jumlah penduduk ini menjadi peluang pasar yang sangat besar. Terlebih lagi daging ayam broiler merupakan produk alternatif pemenuhan kebutuhan protein masyarakat dari produk sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi dan daging kambing. Mahalnya harga daging sapi beberapa tahun belakangan meningkatkan permintaan terhadap daging ayam broiler. Harga rata-rata beberapa bahan pokok di pasar Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 6. Data dari Ditjenak (2011) menunjukkan konsumsi daging ayam broiler tahun 2010 per kapita 3.514 kg per tahun. Total permintaan ayam broiler di Riau adalah 25 362 400 kg.

Peningkatan permintaan ini tidak diiringi dengan peningkatan penawaran ayam broiler di Provisi Riau. Jumlah populasi ayam broiler di Provinsi Riau pada tahun 2010 masih sedikit. Berdasarkan data Direktorat Jendral Peternakan tahun 2011 (Tabel 8), populasi ayam broiler di Riau tahun 2010 sejumlah 2 960 896 juta ekor, dengan total penawaran 4 293 299 kg4 ini mengindikasikan masih dibutuhkannya pembangunan peternakan ayam broiler untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Riau akan protein hewani yang berasal dari daging.

Selama menjalankan bisnisnya, Lestari Rizqi Aditya masih belum mampu memenuhi permintaan yang masuk ke dalam peternakannya. Rata-rata total permintaan jumlah ayam broiler dari PT.Gunung Mas untuk peternakan Lestari Rizqi Aditya setiap periode panen pada tahun 2012 sebanyak 4 hingga 5 delivery order (DO), dimana rata-rata jumlah ayam yang diminta tiap DO sebesar 1000 ekor. Lestari Rizqi Aditya sering kali mengembalikan DO yang masuk dalam

4

(39)

peternakannya dikarenakan tidak cukupnya jumlah ayam yang di produksi untuk memenuhi permintaan tersebut. Jumlah produksi ayam broiler yang diproduksi Lestari Rizqi Aditya per periode pada tahun 2012 adalah 3 700 ekor. Hal ini menunjukan masih adanya pasar ayam broiler di wilayah Lestari Rizqi Aditya jika peternakan ingin meningkatkan jumlah produksinya hingga 5 000 ekor per periode.

Strategi pemasaran yang dijalankan usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi aditya tampak dari bauran pemasarannya. Bauran pemasaran terdiri dari produk (product), harga (price), tempat atau distribusi (place), dan promosi (promotion).

1. Produk (Product)

Produk utama yang dihasilkan Lestari Rizqi Aditya adalah ayam broiler hidup. Ayam broiler yang dijual memiliki bobot sekitar 0.9 kg hingga 1.2 kg. Ayam broiler yang dijual dihitung berdasarkan bobot total, bukan jumlah ekor ayam broiler. Kualitas daging ayam broiler dengan bobot 0.9 hinga 1.2 kg dianggap baik karena tidak terlalu berlemak. Banyaknya ayam broiler hidup yang dijual tiap periode rata-rata 1 500 hingga 4 000 ekor. Lestari Rizqi Aditya tidak akan menjual ayam yang sakit untuk menjaga hubungan baik antara konsumen dan peternak. Selain ayam broiler hidup, Lestari Rizqi Aditya juga menghasilkan produk sampingan yaitu pupuk kandang campuran kotoran ayam dengan tanah dan pupuk kandang campuran kotoran ayam dengan serbuk gergaji. Untuk pupuk kandang campuran tanah dengan kotoran ayam dijual sebanyak 130 karung perbulan, dan pupuk kandang campuran serbuk gergaji dengan kotoran ayam dijual sebanyak 80 karung perbulan.

2. Harga (Price)

Harga produk ayam broiler Lestari Rizqi Aditya ditentukan berdasarkan harga pasar. Informasi harga pasar diperoleh dari agen PT. Gunung Mas sebagai pemasok dan pemasar produk ayam broiler Lestari Rizqi Aditya. Harga untuk pupuk kandang campuran kotoran ayam dan tanah adalah Rp10 000 /karung, sedangkan harga untuk pupuk kandang campuran kotoran ayam dan serbuk gergaji kayu adalah Rp5 000 /karung.

3. Tempat atau Distribusi (Place)

(40)

kematian selama dalam perjalanan distribusi. Prosedur pembelian melalui agen PT. Gunung Mas, konsumen tidak langsung melakukan tawar-menawar pada Lestari Rizqi Aditya, melaikan pada agen PT. Gunung Mas. Agen ini yang sehingga memungkinkan terbukanya jaringan baru untuk dapat memasarkan produknya.

Hasil Analisis Aspek Pasar

Suliyanto (2010) menyatakan bahwa suatu bisnis dapat dikatakan layak berdasarkan aspek pasar apabila bisnis tersebut menghasilkan produk yang dapat diterima pasar dengan tingkat penjualan yang menguntungkan. Ayam broiler dan pupuk kandang yang dijual peternakan Lestari Rizqi Aditya dapat diterima pasar, hal ini dapat dilihat dari adanya potensi pasar ayam broiler di Provinsi Riau. Produk ayam broiler dan pupuk kandang yang dijual Lestari Rizqi Aditya juga menghasilkan pemasukan bagi usaha ternak Lestari Rizqi Aditya. Maka berdasarkan aspek pasar, usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Aspek Teknis

Kandang berfungsi melindungi ayam dari pengaruh cuaca. Selain itu kandang juga berfungsi untuk menghindarkan ayam dari gangguan manusia dan binatang. Kandang diharapkan memberikan kenyamanan pada ayam yang dipelihara sehingga output yang dihasilkan dapat memuaskan bagi pemeliharanya. Lokasi yang dipilih untuk mendirikan kandang dan melakukan usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya adalah di Desa Kualu, Kecamatan Tambang. Desa Kualu dipilih karena memiliki lahan yang luas untuk mendirikan usaha ternak ayam broiler, selain itu kondisi Desa Kualu yang jauh dari pemukiman juga cocok dengan sifat ayam broiler yang mudah stress terhadap suara bising yang ditimbulkan oleh aktivitas pemukiman. Pemilihan Desa Kualu juga di dasarkan atas ketersediaannya sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas usaha ternak ayam broiler, seperti jalan yang memadai untuk dilalui truk mengangkut sarana produksi (terutama pakan) maupun mengangkut hasil produksi, dan sumber air yang mencukupi dan berkualitas baik. Faktor ketersediaan tenaga kerja juga turut menentukan pemilihan lokasi usaha di Desa Kualu. Tenaga kerja yang ada pada usaha ternak ayam broiler Lestari Rizqi Aditya keseluruhannya berasal dari masyarakat Desa Kualu.

Infrastruktur dan Fasilitas Perusahaan

(41)

1. Lahan

Lestari Rizqi Aditya memiliki luas lahan sebesar 3 000m2 yang berada di Jalan Singa, Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Lahan tersebut diperuntukan untuk kegiatan pembesaran ayam broiler meliputi, bangunan kandang, pondok pegawai, gudang pakan, gudang peralatan, wc, tower air, instalasi air, instalasi listrik, jalan, dan saluran air. 2. Kandang

Bangunan kandang Lestari Rizqi Aditya merupakan kandang panggung, yaitu kandang yang terdapat jarak antara lantai dengan tanah. Lantainya terbuat dari bilah kayu yang di susun searah dengan jarak antar bilah sekitar 2 cm dan tinggi panggung sekitar 2 m. Pembuatan kandang panggung ini dimaksudkan agar ayam relatif lebih bersih dan kadar amoniak yang terhirup oleh ayam berkurang karena ayam tidak langsung bersentuhan dengan kotorannya. Dinding kandang merupakan dinding terbuka yang terbuat dari kawat burung sehingga udara segar bebas keluar-masuk sedangkan hewan-hewan lain tidak dapat keluar-masuk ke dalam kandang. Terdapat 2 buah kandang dalam satu lokasi Lestari Rizqi Aditya, yaitu kandang pertama dengan kapasitas kandang 1 000 ekor ayam dan kandang kedua dengan kapasitas kandang 4 000 ekor ayam. Letak antara kandang pertama dan kandang kedua hanya berjarak 8 meter. Pemisahan kandang ini dilakukan dengan sengaja agar sesuai dengan bentuk lahan (Gambar 2).

Gambar 2 Kandang panggung dari kayu yang dibangun sejajar Lestari Rizqi Aditya

3. Gudang Pakan dan Gudang Peralatan

(42)

Gambar 3 Gudang pakan (kiri) dan gudang peralatan (kanan)

4. Pondok Pegawai

Pondok pegawai diperuntukkan bagi pegawai yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan proses produksi dan kegiatan lainnya di lokasi kandang, seperti pemberian pakan ayam, pemberian vitamin dan obat-obatan, menjaga ayam dari pencurian dan hewan liar (Gambar 4).

Gambar 4 Wisma pegawai Lestari Rizqi Aditya

5. Instalasi Listrik dan Instalasi Air

Instalasi air dan listrik dipasang untuk menunjang aktivitas yang dilakukan di lokasi kandang pembesaran ayam broiler Lestari rizqi Aditya. Pasokan air bersih diperoleh dari sumur yang dibangun. Selain itu, dibangun pula pasokan listrik dari PT PLN sebesar 900 VA untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik peternakan Lestari Rizqi Aditya. Mesin Diesel (genset) dengan kapasitas 1 000 VA juga disediakan untuk memberikan pasokan listrik saat pasokan listrik dari PT PLN padam.

6. Jalan

(43)

Gambar 5 Jalan ke peternakan ayam broiler Lestari Rizqi Aditya

7. Kendaraan

Kendaraan yang dimiliki Lesari Rizqi Aditya berupa kendaraan bermotor roda tiga yaitu motor becak. Kendaraan ini digunakan oleh pegawai untuk mempercepat mobilisasi pegawai jika diperlukan, seperti membeli obat-obatan dan vitamin untuk ayam yang mendadak sakit.

Proses Produksi

1. Aktivitas Bisnis Utama

Aktivitas bisnis utama yang dijalankan Lestari Rizqi Aditya adalah pembesaran ayam broiler. Proses pembesaran ayam broiler baiknya

dilakukan dengan sistem “all in all out” atau pemeliharaan ayam seumuran

untuk menghindari terjadinya perpindahan penyakit dalam satu lokasi peternakan. Dengan pemilihan bibit DOC dan pemeliharaan yang baik akan menghasilkan bobot akhir ayam yang sesuai dengan keinginan perternak. Umumnya ayam broiler di peternakan Lestari Rizqi Aditya di panen pada umur 26 hari dengan bobot akhir ayam 0.9 kg sampai dengan 1.2 kg. Teknik pembesaran ayam broiler yang dilakukan peternakan Lestari Rizqi Aditya adalah

1) Persiapan Kandang

Gambar

Tabel 1 Rata-rata konsumsi protein (gram) per kapita menurut kelompok makanan tahun 2009-2011
Tabel 2 Kadar gizi daging ayam, sapi, dan ternak lainnya
Tabel 3 Persentase pertumbuhan jumlah penduduk di Pulau Sumatra tahun 1980 hingga 2010
Tabel 5 Konsumsi daging per kapita per tahun produk peternakan tahun 2009-
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keduanya di pandang sebagai syarat oleh mahzab Hanafi. Dengan demikian, Zakat tidak wajib di ambil dari harta anak kecil dan orang gila sebab kedua nya tidak termasuk dalam

Adapun pemanfaatan bahasa figuratif yang berupa majas antara lain, majas metafora, simile, personifikasi, hiperbola, sinekdoke, metonimia, paradoks, dan antitesis;

Salah satu lahan perkebunan yang produksi utamanya adalah kopi ada di Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Kopi yang ditanam dengan sistem monokultur atau

Fermentasi biji kakao pada dasarnya bertujuan untuk menghancurkan pulp dan sebagai bentuk usaha agar terjadi reaksi kimia dan biokimia didalam keping biji. Penghancuran pulp

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Thesis ioni yang berjudul “ Hubungan Kinerja Guru Terhadap Motivasi mengajar

В этой работе мы рассматриваем связанную статическую систему [1] и получаем для нее класс формальных решений в виде рядов, известных как голоморфные разложе-

Berdasarkan hasil analisis Skalogram dalam menjawab rumusan masalah kedua menunjukkan bahwa Kabupaten Bulukumba menempati hierarki 1 dapat menjadi pusat pengembangan sektor

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif adalah dengan menggunakan perangkap Persegi dengan ketinggian 10 cm (P1T1) pada pengamatan 7