PROPOSAL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
MEKANISME PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT
O
L
E
H
NAMA : ALKINDI FARIMA NIM : 102600129
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
s
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“MEKANISME PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT”.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu ijinkanlah penuils
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas degup jantung dan hela napas yang penulis rasakan selama
ini.
2. Papa dan Mama yang senantiasa mencintai dan menyayangi penulis sejak
kecil serta abang penulis yang selalu mengganggu penulis menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs.ZAKARIA,MSP, selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan
memberikan masukan berupa saran, arahan, dan bimbingan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Timur Sembiring.Se.Ak.Msi, selaku supervisor lapangan yang banyak
memberikan bantuan dalam pengumpulan data yang diperlukan.
7. Buat seluruh keluarga besar yang telah mendukung saya dalam berbagai hal
terutama Oma tercinta yang tiada hentinya memberikan motivasi untuk
menjadi seseorang yang berguna terutama bagi keluarga.
8. Teman-teman Administrasi Perpajakan stambuk 2010 kelas A, B dan C yang
telah menemani penulis selama menempuh pendidikan, khususnya Irham
zulfahmi ginting, Muhammad Ega Permana,Oland Limbong, Muhammad
fadli sinaga yang tidak bosan-bosannya bercengkrama dengan penulis saat
sedang susah, senang, dan galau.
9. Serta Tommy syahdi Putra yang selalu menemani dan membantu penulis
10.Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan pada kesempatan kali ini
karena keterbatasan penulis namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima
kasih penulis.
Seperti kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari
benar dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan. Namun penulis
tetap berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun para
pembaca.
Medan, 27 Agustus 2013
Hormat Saya,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4
C. Uraian Teoritis ... 6
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9
F. Metode Pengumpulan Data ... 13
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 14 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT ... 16
A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 16
C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Barat ... 22
D. Deskripsi dan aktifitas kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 23
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 27 A. Pengertian Pajak ... 27
B. Dasar Hukum Pajak Pertambaha Nilai ... 29
C. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ... 30
D. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai ... 31
E. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak... 34
F. Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 35
G. Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai ... 38
H. Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 40
I. Dasar Pengenaan Pajak ... 41
J. Faktur Pajak ... 42
BABIV ANALISIS DAN EVALUASI ... 46
A. Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai DiKantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat... 46
C. Kendala dan Masalah yang di hadapi Kantor Pelayanan
Pajak Pratama
D. Medan Barat ... 51
E. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata di segala bidang yang
di perlukan adanya sumber pemerintahan yang menunjang peningktan sumber
penerimaan negara yang diperlukan untuk membiayai pengeluaran rutin dan untuk
membiayai pembangunan.Untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh
pemerintah melalui anggaran-anggaran yang telah disusu,maka pemerintah
mengupayakan agar sumber pajak dapat terus meningkat dari tahun ketahunya denga
cara memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Pajak merupakan penerimaan negara terbesar setelah migas.Dimana
penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahun terus meningkat.hal ini dapat dilihat
dalam anggaran pendapat dan belanja negara dimana rencana pendapatan negaradari
sektor pajak terus meningkat.Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang
digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan nasional yang sedang
Pemerintah dalam hal ini Direketorat Jendral Pajak sebagai aparat mempunyai
tugas yang cukup berat dalam memenuhi pendapatan negara yang telah di tetapkan
APBN.
Sehingga aparat pajak harus aktif dalam melakukan,pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan dari wajib pajak mematuhi perturan
undang-undang perpajakan.Untuk meningkatkan penerimaan pajak pemerintah telah
berulangkali melakukan pembaharuan undang-undang perpajakan.Dahulu sebelum
adanya tax reform dimana sistem official assesment (UU No. 6 Tahun 198 3) diganti
menjadi self assesment (UU No.28 Tahun 2007)
Dalam sistem self assesment wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung
jawab untuk menghitung,membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
harus di bayar.
Namun masi ada wajib pajak yang lalai dalam melaksanakan kewajiban dalam
membayar pajak.bagi wajib pajak yang lalai melaksanakan keawajiban perpajakanya
akan dikeluarkan penetapan dan ketetapan sesuai dengan ketentuan umum dan tata
cara perpajakn (KUP). Penetapan dan ketetapan pajak ini merupakan dasar penagihan
pajak.
Minimnya pengetahuan Wajib pajak tentang perpajakan khususnya pajak
penghasilan baik orang pribadi(OP) maupun badan menyebabkan banyak kesulitan
pembayaran sangat mengkhwatirkan akibatnya, banyak para wajib pajak yang tidak
mengetahui berapa besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak yang
timbul atas nilai tambah (added value) pada barang atau jasa tertentu yang di
konsumsi, sehingga kekhawatiran timbul efek pengenaan dapat dihindarkan.
Dari hal-hal tersebut maka kebanyakan wajib pajak yang kesulitan dalam hal
melakukan kewajibanya untuk membayar pajaknya kebijakan dalam hal tersebut
namun banyak wajib pajak yang tetap tidak mau tahu kemana akan kewajibanya
untuk kas negara sehingga:
1. Banyak wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibanya untuk
membayar pajak.
2. Banyak wajib pajak yang merasakan besarnya beban ataupun uang pajak
yang harus di bayar oleh wajib pajak.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut,maka penulis Mencoba meneliti
dan membahas untuk mrnuangkan dan mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmiah
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Secara teoritis praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakulikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis
dilapangan yang langsung berhubungan denga teori keahlian yang diterima dari para
dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politk Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam melaksanakan praktik kerja lapangan
mandiri ini adalah:
1.1Untuk mengetahui Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan nilai Di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
1.2Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan
Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Menginplementasikan prosedur pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang
di peroleh di bangku perkuliahan
c. Meningkatkan interaksi baik dengan petugas ataupun pegawai pajak
maupun dengan wajib pajak mengenai pajak pertambahan nilai.
d. Menambah ilmu dan wawasan dala hal pajajk pertambahan nilai
e. Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam hal
kepabean
f. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan
dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang di peroleh sewaktu
melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif anatara kantor
pelayanan pajak pratama medan barat dengan program studi Diploma III
Administrasi perpajakan FISIP USU
b. Dengan dilaksanakannya praktik kerja lapangan mandiri ini mahasiswa
dituntut memberikan sumbangsihnya baik berupa saran maupun kritikan
yang bersifat mambangun yang menjadi sumber masukan untuk
meningkatkan kinerja pada kantor pelayanan pajak pratama medan barat.
2.3 Bagi program Diploma III administrasi perpajakan Fisip USU
a. Hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
b. Membuka inetaraksi anatar mahasiswa.dosen dan instansi pemerintahan di
bangku perkuliahan
d. Guna meningkatkan profesionalisme,memperluas wawasan serta
menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
ilmu,khususnya dibidang perpajakan.
e. Membangun image yang baik terhadap sumber daya manusia yang di
hasilkan dari lembaga pendidikan nasional,khususnya Universitas
Sumatera Utara
C. Uraian Teoritis
1. Definisi Pajak
Beberapa definisi pajak menurut para ahli :
Rochmat Soemitro Mengatakan Pajak adalah iuran rakyat,pada negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa
timbal balik,yang langsung dapat ditunjukan dan yang di gunakan untuk membayar
pengeluaran umum(Resmi,2008;1).
Menurut N.J.FeldmanPajak adalah prestasi yang di paksakan oleh sepihak dam
terutang kepada pengusaha oleh pihak yang terutang kepaada pengusaha (menurut
norma-norma yang ditetapkan secara umum),tanpa adanya kontraprestasi dan
2. Pengertian Wajib Pajak
Wajib pajak adalah rang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pomotongan pajak ,dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(Pasal
1 anak 2 UU KUP).
3. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak pertambahan nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di daerah pabean yang di kenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distribusi.pengenaan pajak pertambahan nilai sangat di pengaruhi oleh perkembangan
transanksi bisnis serta poal konsumsi masyarakat objek dari pajak pertambahan nilai
tambah (added value) yang timbul efek pengenaan pajak beragnda dapat
dihindarkan(Resmi,2008;1).
4. Karekteristik Pajak Pertambahan Nilai
Pajak pertambahan nilai itu ada berapa macam:
4.1 Pajak Tidak Langsung
Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir.pengusaha akan menggeser beban
pajak kepada pembeli.sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi hingga ke
konsumen akhir melalui pengenaan pajak secara bertingkat.pengusaaha menggeser
4.2 Pajak Konsumsi
Pemikul beban pajak berakhir pada konsumen.
4.3 PPN Bersifat Netral
Pengenaan PPN didasarkan pada ”destination principle” dan hanya dikenakan
atas nilai tambahan lainya.
4.4 PPN di Pungut di Tempat Barang atau Jasa Tersebut dikonsumsi.
4.5 Pajak Objektif
PPN hanya dikenakan bila terdapat faktor objektif, yaitu; keadaan, peristiwa
atau perbuatan hukum yang dapat di kenakai pajak(Resmi,2008;1).
4.6 PPN Akan Mendahulukan Objek, Baru Kemudian Mencari Subjektifnya
4.7 Sistem Faktur
Setiap penyerahan barang kena pajak dan/jasa kena pajak yang dilakukan oleh
pengusaha kena pajak harus dibuatkan faktur pajak(Resmi,2008;1).
D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Mekanisme permohonan pelaporan pajak pertambahan nilai
2. Objek pajak pertambahan nilai
3. Karakteristik pajak pertambahan nilai
4. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi dalam pelaksanaan perekaman
data.
E. Metode Praktik Kerja lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang di
gunakan adalah sebagai berikut:
1.Tahapan Persiapan
Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa atau mahasiswi sebelum
melakukan PKLM yang meliputi kegiatan yaitu:
a. Pengajuan judul proposal
b. Penentuan judul proposal
c. Seminar proposal
d. Penentuan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
e. Penentuan dosen pembimbing
2.Pelaksanaan PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
dimulai sejak tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 27 april 2012. Selama melakukan
Praktik Kerja Lapangan,kami ditempatkan di beberapa seksi yang ada di kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai berjumlah 8 seksi,antara lain : seksi Waskon
I,II,III,IV,seksi PDI,seksi Ekstentifikasi,dan seksi Pelayanan untuk masing-masing
seksi di tempatkan duan orang.
Kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai berjmlah 16 orang,dimana tidak semua seksi dapat kami masuki atas
kebijaksanaan dari Kepala Sub Bagian Umum selaku pembimbing di kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai.Adapun kegiatan yang kami di setiap seksi yang
kami tempati yaitu:
a. Seksi Waskon I
1. Merekam SPT wajib pajak lengkap ataupun tidak lengkap.
2. Mengurutkan SPT berdasarkan daftar.
3. Mengamplokan surat,mengarsipkan surat dan meregristasikannya ke
data surat keluar di komputer direktorat Jendaral Pajak Kantor
Pelayanan Binjai.
4. Mengantar seurat ke bagian Pelayanan,Kasubag,Penagihan dan
b.Seksi Waskon II
1. Menginput data daftar Nominatif Wajib Pajak penghasilan Tahunan
Orang Pribadi ke Komputer Direktorat jendral Pajak Kantor
Pelayanan Binjai.
2. Mencatat surat masuk dan surat keluar
3. Mengamplop dan mengantar surat/berkas ke bagian
Pelayanan,Kasubag,Penagihan dan Seketariat.
c. Seksi Waskon III
1. Merekam SPT lengkap ataupun tidak lengkap ke sistem data
komputer Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Binjai
melalui aplikasi Dropbox SPT.
2. Mendwonload data keluaran Wajib Pajak menggunakan aplikasi situs
Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Binjai yaitu portal
peyandingan Data Faktur keluaran dan Pajak masukan (PKPM).
3. Mengamplop dan mengantar surat/berkas kebagian
Pelayanan,Kasubag,Penagihan dan Seketariat.
d.Seksi Waskon IV
1. Mencatat surat masuk dan keluar.
2. Merangkum buku mengenai Perpajakan.
3. Memfotocopy SPT Wajib Pajak.
4. Mengamplop dan mengantar surat/berkas kebagian
e. Seksi Pengolahan Data dan Informasi(PDI)
1. Merekam SPT wajib pajak atas PPh Pasal 21 dan Pasal 26 beserta
lampirannya.
2. Merekam SPT Tahunan Orang Pribadi beserta Lampirannya.
3. Merekam data wajib pajak pensiunan maupun pegawai.
f. Seksi PDI Penagihan
1. Menscan surat tagihan Wajib Pajak ke dalam Komputer Direktorat
Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Binjai.
2. Memasukan berkas penagihan ke ruang berkas penagihan.
3. Mengantarkan surat ke bagian seketariat.
g. Seksi Ekstentifikasi
1. Keseluruhan kegiatan di seksi Ekstentifikasi adalah melakukan
pembuatan NPWP. Mulai dari proses perekaman data Wajib Pajak
sampai pada proses pencetakan NPWP sesuai dengan format yang
telah disediakan di komputer Kantor Pelayanan Pajak.Dalam proses
perekaman menggunakan aplikasi PWPM yang dalam
pengoprasianya menggunakan NIP pegawai terkait.
2. Menginput data PPAT ke komputer Kantor Pelayanan Pajak,Guna
menjadi data masukan bagi Direktorat Jendral Pajak kantor
h.Seksi Pelayanan
1. Menyortir SPT PPh Orang Pribadi Nihil,SPT Orang Pribadi Kurang
Bayar,SPT PPh Orang Pribadi Lebih Bayar,memberikan tanda terima
kepada wajib pajak yang telah menyerahkan SPT tahunannya.
2. Menyortir SPT yang telah dikelola untuk dimasukan ke lemari berkas
di bagian ruang berkas.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data mengenai praktik kerja lapangan mandiri, penulis
mengumpulkan data dan informasi dengan metode sebagai berikut:
1. Studi pustaka (liberary reseach)
Pengumpulan data mengenai prosedur permohonan penundaan nilai melalui
bahan bacaan seperti buku ,majalah,surat kabar,dan undangan.
2. Observasi (observation)
Mengumpulkan data dengan cara observasi yaitu meninjau secara langsung
kelapangan dan melakukan interview atau wawancara dengan key person
G. Penulisan Lapaoran Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mempermudah pemahaman dalam laporan PKLM ini,maka
membaginya dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini.bab
ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian
teoritis,ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data
dan sistematika penulisan laporan PKLM.
BABII: GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi dimana
praktik kerja lapangan mandiri dilakukan dalam hal ini sejarah singkat
lokasi yang akan diuraikan penulis adalah kantor pelayanan pajak pratama
medan barat,struktur organisasi,tugas dan fungsi pegawai di instantsi
tersebut serta gambaran lain.
Pada bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana prosedur
pelporan pajak pertambahan nilai pada kantor pelayanan pajak pratama
medan barat.
BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis akan meganalisis data yang ada kemudian akan di
evaluasi serta memberikan inter prestasi untu menjawab perumusan
masalah yang di ajukan.
BAB V: PENUTUP
Bab ini adalah kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya
serta saran dari penulis yang merupakan sumbangan pikiran yang di
harapakan dapat bermanfaat pada pihak – pihak yang memerlukan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT
2.1.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak Pratama masih disebut Kantor
Inspeksi Pajak (Karikpa). Pada saat itu masih ada dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu
Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 276/KMK/01/1989 tanggal
25 maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jendral Pajak, maka
Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga
sejak april 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara.
Kemudian pada tanggal 29 maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri
Keuangan No. 94/KMK/1994. Terhitung sejak tanggal 1 april 1994, Kantor
Pelayanan Pajak di Medan dipecah Menjadi 4 Kantor Pelayanan Pajak yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat yang beralamat di jalan Sukamulia no.
17-A Medan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur di jalan Diponegoro no. 30 Medan
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara di jalan Asrama no. 7 Medan
Kemudian sesuai dengan surat Keputusan Menteri Keuangan No.
443/KMK/01/2001 tanggal 23 juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
dipecah menjadi dua yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat dan Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Medan Polonia, yang berlaku sejak tanggal 25 januari 2002.
Mulai 1 juni 2006, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat berpindah
alamat ke jalan Asrama no. 7-A Medan. Kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 123/PKM/01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertical
Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 67/PMK.C1/2008, tanggal 27 mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Medan Barat diubah menjadi Pratama dan dipecah menjadi dua yaitu Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Petisah. KPP Pratama Medan Barat merupakan Wilayah Direktorat
Jendral Pajak (DJP) Sumatera Utara I.
Dan wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah
Kecamatan Medan Barat yang terdiri dari 6 kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Glugur Kota
2. Kelurahan Kesawan
3. Keluraha Pulo Brayan Kota
4. Kelurahan Karang Berombak
5. Kelurahan Sei Agul
Tabel B.1. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Waskon I Glugur Kota
Waskon II Kesawan
Waskon III Pulo Brayan Kota Karang Berombak
Waskon IV Sei Agul Silalas
2.2.Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Adapun Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah
menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara bertaraf internasional yang
dipercaya dan dibanggakan masyarakat, serta instrumental bagi proses transformasi
bangsa menuju masyarakat adil, makmur dan berperadaban tinggi.
Dan misi dari kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah
2.2.1. Di Bidang Fiskal
Mengembangkan kebijakan fiskal yang sehat dan berkelanjutan serta
mengelola kekayaan dan utang negara secara hati - hati (prudent), bertanggung jawab
dan trasparan.
2.2.2. Di Bidang Ekonomi
Mengatasi masalah-masalah ekonomi serta proaktif senantiasa mengambil
peran strategis dalam upaya membangun ekonomi bangsa yang mampu mengantarkan
2.2.3. Di Bidang Politik
Mendorong proses demokrasi fiskal dan ekonomi.
2.2.4. Di Bidang Sosial dan Budaya
Mengembangkan masyarakat finansial yang berbudaya dan modern.
2.2.5. Di Bidang Kelembagaan
Memeperbaharui diri (self reinventing) sesuai dengan aspirasi masyarakat
dan perkembangan mutakhir teknologi keuangan serta administrasi publik, serta
pembenahan pembangunan kelembagaan dibidang keuangan yang baik dan kuat yang
akan memberikan dukungan dan pedoman pelaksana yang rasional dan adil, dengan
didukung oleh pelaksana yang potensial dan mempunyai integritas yang tinggi.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas
melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawas Wajib Pajak dibidang Pajak
Pengahasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak
Tidak Langsung Lainnya dalam wailayah wewenang berdasarkan peraturan
perundang - undangan yang berlaku.
Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksana Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Barat dalah sebagai berikut:
1. Penetapan dan Penerbitan produk hukum perpajakan.
2. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.
3. Penyuluhan perpajakan.
5. Pelaksanaan ekstensifikasi.
6. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
7. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
8. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
9. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
10. Pelaksanaan intensifikasi.
11. Pembetulan ketetapan pajak.
Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.
Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari
hubungan -hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan,
wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerjasama.
Struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Medan Barat adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara, dan seluruh
pegawai tetapnya adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen
Keuangan Negara Republik Indonesia.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dikepalai oleh seorang
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan
beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat terdiri dari 11 (sebelas)
seksi, diantaranya Sub Bagian Umum dan kelompok Jabatan Fungsional. Adapun
bidang-bidang atau struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Barat antara lain sebagai berikut:
2.3.1. Kepala Kantor;
2.3.2. Sub Bagian Umum;
2.3.3. Seksi Pelayanan;
2.3.6. Seksi Pelayanan Data dan Informasi (PDI);
2.3.7. Seksi Pemeriksaan;
2.3.8. Seksi Penagihan;
2.3.9. Kelompok Jabatan Fungsional.
2.4.Deskripsi dan Aktifitas Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat
Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang pajak
penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai Atas
Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung lainnya dalam daerah
wewenangnya, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat
Jendral Pajak.
Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Barat :
1. Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi pajak serta
ekstensifikasi Wajib Pajak.
2. Penatausahaan dan pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan serta
berkas Wajib Pajak.
3. Penatausahaan dan Pengecekan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa serta
pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM dan Pajak Tidak
4. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi
PPh,PPN, PPnBM dan Pajak Tidak Langsung lainnya.
5. Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan
6. Pengurusan penerbitan Surat ketetapan Pajak (SKP)
7. Penyuluhan dan pelayanan perpajakan
8. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan funsi sesuai Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, maka pembagian tugas
dan wewenang masing - masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Barat adalah :
2.4.1. Kepala Kantor
Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan dari
KPP,KPPBB dan karikpa maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai
tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib
Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung lainnya. Dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.4.2. Sub Bagian Umum
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,
dan perlengkapan rumah tangga.
2.4.3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan
aplikasi e-SPT dan e-Filling serta penyampaian laporan kinerja.
2.4.4. Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum
perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta surat lainnya, penyuluhan perpajakan,
pelaksanaan registrasi perpajakan Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama
perpajakan.
2.4.5. Seksi Penagihan
Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak,
penundaan angsuran dan tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan
piutang pajak, serta penyimpanan dokumen - dokumen penagihan.
2.4.6. Seksi Pemeriksaan
Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak serta pemeriksaan administrasi perpajakan lainnya.
2.4.7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Mempunyai tugas melakukan tugas pengamatan potensi perpajakan,
pendataan objek pajak dan subjek pajak, pembentukan dan pemuktakhiran basis data
nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
Masing - masing mempunyai tugas pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi
teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib
Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak,
danmelakukan evaluasi hasil banding.
2.4.9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang -
undangan yang berlaku:
a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian.
b. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan.
c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasrkan kebutuhan dan beban
kerja.
d. Jenis dan jenjang jabatan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
A.Pengertian Pajak.
1.Definisi Pajak
Pajak menurut UU No.28 Tahun 2007 Tentang ketentuan Umum dan TataCara
Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
mmendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Beberapa definis pajak menurut para ahli:
1.1Menurut Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang yang
dapat dipaksakan dan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat digunakan dan ditunjukan untuk membayar pengeluran umum
1.2Menurut P.J.A.Adriani
Pajak adalah iuran wajib masayrakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjukan dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.
1.3Menurut N.J.Feldman.
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang kepada
pengusaha oleh pihak yang terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang
ditetapkan secara umum),tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan
untuk menutup pengeluaran umum (Resmi,2008:2)
2.Pengertian Wajib Pajak
Wajib pajak menurut UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan,Wajib Pajak orang adalah orang pribadi atau badan,meliputi
pembayaran pajak ,pemotongan pajak,dan pemungutan pajak yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3.Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distribusi.
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan
transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak
pertambahan Nilai.sesuai dengan namanya,Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas
nilai tambah (added value) yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang
dikonsumsi,sehingga kekhawatiran timbul efek pengaruhan pajak berganda dapat
dihindarkan.
B. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai
Undang-Undang yang mengatur pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) adalah Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang pajak Pertambahan Nilai Barang
dan jasa an Pajak penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali di
C.Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai
a. Pajak tidak langsung
Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir.Pengusaha akan menggeser beban
pajak kepada pembeli,sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi hingga ke
konsumen akhir melalui pengenaan pajak secarabertingkat. Beban pajaknya melalui
pengkreditan pajak.
b. Pajak Bertingkat
PPN dikenakan pada setiap jalur produksi maupun distribusi.
c. Pajak Konsumsi
Pemikul beban pajak berakhir pada konsumen akhir.Konsumen akhir adalah
orang/badan yang menghabiskan nilai guna suatau barang/jasa.
d. PPN bersifat netral Pengenaan PPN didasarkan pada “destination principle” dan
hanya dikenkan atas nilai tambahanya saja.PPN dipungut di tempat barang atau
jasa tersebut dikonsumsi.
e. Pajak Objektif
PPN hanya dikenakan bila terdapat faktor objektif,yaitu:keadaan,peristiwa atau
perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak.PPN akan mendahulukan Objek,baru
f. Tidak Menimbulkan Pajak Berganda
PPN yang dibayar oleh konsumen akhir adalah total nilai tambah yang
dikenakan oleh pabrikan dan distributor.
g. Sistem Faktur
Setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan
oleh Pengusaha Kena Pajak harus dibuatkan Faktur Pajak.
D. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
1. Subjek pajak
Dalam buku “Perpajakan Indonesia”(Waluyo,2006:57-68) secara garis besar subjek pajak adalah pihak-pihak (orang atau badan) yang menerima penghasilan dari
satu atau lebih pemberi kerja.
Yang menjadi subjek pajak pertambahan nilai adalah orang pribadi atau
badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan menghasilkan
baranng, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan usaha perdangangan,
2. Objek Pajak
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas
1. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha kena pajak.
Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha kena pajak.
a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena Pajak
b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Brang kena Pajak Tidak
Berwujud
c. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean
d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya
2. Impor Barang Kena Pajak
a. Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jendral Bea dan Cukai
b. Tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya atau tidak,tetap dikenai pajak
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak.
Dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak
b. Penyerahan dilakukan didalam Daerah Pabean.
c. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah Pabean didalam
Daerah Pabean.
Untuk dapat memberikan perlakuan yang sama dengan impor barang Kena Pajak
5. Pemanfaatan Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean
jasa yang berasal dari luar daerah pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun
didalam daerah pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Oleh Pengusaha kena Pajak
7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha melakukan ekspor barang kena pajak berwujud/barang kena pajak
tidak berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi pengusaha kena
pajak.
8. Ekspor Jasa Kena Pajak Oleh Pengusaha Kena Pajak
Termasuk dalam pengertian ekspor jasa kena pajak adalah penyerahan jasa kena
pajak dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean oleh pengusaha kena pajak
pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan diluar
daerah pabean.
9. Kegiatan Membangun sendiri yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain.
10. Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk di perjual belikan oleh pengusaha kena pajak.
E. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagimana yang dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan kecuali pengusaha kecil yang batasanya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan,wajib melaporkan usahanya unutk dikukuhkan sebagai
pengusaha kena pajak dan wajib memungut,menyetor,dan melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah yang terutang.
Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan
jasa kena pajak didalam daerah pabean dan/atau melakukan ekspor barang kena pajak
berwujud,ekspor jasa kena pajak,dan/atau ekspor barang kena pajak tidak berwujud di
a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak;
b. Memungut pajak yang terutang;
c. Menyetorkan pajak petambahan nilai yang masi harus dibayar dalam hal pajak
keluaran lebih besar dari pajak pemasukan yang dapat dikreditkan serta
menyetorkan pajak penjualan atas barang mewah yang terutang;
d. Melaporkan perhitungan pajak.
Kewajiban diatas tidak berlaku untuk pengusaha kecil yang batasanya di
tetapkan oleh mentri keuangan
Pengusaha kecil diperkenankan untuk memelih dikukuhkan menjadi pengusaha
kena pajak. Apabila pengusaha kecil memelih menjadi pengusaha kena pajak,
Undang-Undang ini berlaku sepenuhnya bagi pengusaha kecil tersebut.
F. Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai
Pemungutan PPN atau PPnBM menganut prinsip akrual,artinya terutangnya
pajak terjadi pada saat penyerahan barang kena pajak/jasa kena pajak meskipun
pembayaranya belum diterima
Terutangnya pajak terjadi pada saat :
1. Penyerahan barang kena pajak
b. Saat barang kena pajak diserahkan secara langsung kepada penerima
barang(untuk pemberian Cuma-Cuma, pemakain sendiri, penyerahan
pusat kecabang).
c. Saat barang kena pajak diserahkan kepada juru kirim atau jasa angkutan.
d. a. Saat harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang /
penghasilan.
b. Saat diterbitkan faktor penjualan.
2. Penyerahan Jasa Kena Pajak
a. Saat harga atas penyerahan jasa pajak diakui sebagai piutang / penghasilan
b. Saat diterbitkan faktor penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak
c. Saat kontrak / perjanjian ditandatangani
d. Saat mulai tersedianya fasilitas / kemudahan untuk dipakai secara nyata,
baik sebagian atau seluruhnya dalam pemberian cuma-cuma atau
pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak
3. Impor Barang Kena Pajak
Saat Barang Kena Pajak tersebut dimasukkan kedalam Daerah Pabean
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud / Jasa Kena Pajak dari Luar
Daerah Pabean
Saat yang diketahui terjadi lebih dahulu dari peristiwa-peristiwa sebagai
berikut :
c. Saat harga jual dan/atau penggantian diganti oleh pihak yang
menyerahkan
d. Harga perolehan dibayar, baik sebagian atau seluruhnya, oleh pihak yang
memanfaatkan
e. Ditandatanganinya kontrak / perjanjian atau saat lain yang ditetapkan oleh
Dirjen Pajak
5. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
Saat Barang Kena Pajak dikeluarkan dari daerah Pabean
6. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak
Saat pergantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai
penghasilan
7. Saat Lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak
a. Atas barang kena pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
pembubaran perusahaan, saat terutangnya PPN adalah pada saat yang
terjadi lebih dahulu sebagai berikut :
1) Saat ditandatanganinya akte pembubaran oleh Notaris
2) Saat berakhirnya jika waktu berdirinya perseroan yang ditetapkan
dalam Anggaran Dasar (AD) Perusahaan
4) Saat diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak
melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil
pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen yang ada
b. Atas kegiatan membangun sendiri saat terutangnya PPN adalah pada saat
mulai dibangunnya bangunan
c. Atas penyerahan kepada pemungut PPN :
1) Saat terutangnya PPN adalah pada saat disampaikan tagihan
2) Kontraktor Migas dan Panas Bumi, saat terutangnya PPN adalah pada
saat sama dengan penyerahan Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak
8. Saat pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau jasa
Kena Pajak
Pajak terutang saat pembayaran dalam hal :
a. Pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau jasa
Kena Pajak
b. Pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud / Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
G. Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 menganut kredit pajak (credit
Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau
jasa Kena Pajak (JKP) oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dipungut secara bertingkat pada setiap jalur
produksi dan distribusi.unsur pengenaan pajak berganda atau pengenaan pajak atas
pajak dapat dihindari dengan di terapkanya mekanisme pengkreditan pajak masukan
(metode kredit pajak).
Mekenisme pengenaan PPN dapat digambrakan sebagai beriku:
a. Pada saat membeli/memperleh BKP/JKP,akan dipungut PPN oleh PKP
penjual.bagi pembeli,PPN dipungutnoleh PKP penjuapl tersebut
merupakan pembayaran pajak dimuka dan disebut dengan pajak
masukan.pembeli berhak menerima bukti pemungutan berupa faktur
pajak.
b. Pada saat menjual/menyerahkan BKP/JKP kepada pihak lai,wajib
memungut PPN.bagi penjual,PPN tersebut merupakan pajak
keluaran.sebagai bukti telah memungut PPn,PKP penjual wajib membuat
faktur pajak.
c. Apabila dalam suatu masa pajak(jangka waktu yang lamanya sama dengan
satu bulan takwin) jumlah pajak keluaran lebih besar dari pada jumlah
d. Apabila dalam satu masa pajak jumlah pajak keluaran lebih kecil dari pada
pajak masukan, selisihnya dapat di restusi (diminta kembali) atau
kompensasi ke masa pajak berikutnya.
e.
Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak denganmenggunakan Surat Pemberi Tahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT
Masa PPN)
H. Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai
Adapun yang menjadi tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai adalah
1. Pengusaha kena pajak yang melakukan :
a. Penyerahan barang kena pajak / jasa Kena Pajak didalam daerah pabean
b. Ekspor barang kena pajak berwujud/tidak berwujud/Jasa Kena Pajak
2. Berutang pajak ditempat tinggal atau berdudukan dan /atau tempat kegiatan
usaha yang dilakukan atau tempat lain yang di tetapkan dengan peratura Dirjen
Pajak.
3. Dalam hal IMPOR,terutang pajak di barang kena pajak dimasukan dan di pungut
oleh Dirjen Bea dan Cukai.
4. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena pajak tidak
pabean terutang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat
kegiatan usaha.
1.Dasar Pengenaan Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak (PPN dan PPnBM) yang terutang perlu
adanya dasar pengenaan pajak (DPP).adapun yang menjdai DPP adalah:
1. Pemakaian sendiri Barang kena Pajak dan/atau Jasa kena Pajak adalah harga
jual atau Penggantian setelah dikurangi Laba Kotor (HPP);
2. Pemberian Cuma-Cuma Barang kena Pajak adalah harga jual atau penggantian
setelah dikurangi laba kotor (HPP);
3. Penyerahan media suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;
4. Penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
5. Penyerahan harga jual produk tembakau adalah perkiraan harga jual eceran;
6. Barang kena pajak adalah berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjual belikan,yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan,adalah harga pasar wajar;
7. Penyerhan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau
harga perolehan
8. Penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara ada;ah harga yang
9. Penyerahan Barang Kena Pajak dari juru lelang adalah harga lelang;
10.Penyerahan jasa pengriman adalah 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang
seharusnya ditagih ;
11.Penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari
jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya di tagih.
J.Faktur Pajak
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena
pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa kena
pajak.
1. Pengusaha kena pajak membuat faktur pajak untuk setiap:
a. Penyerahan barang kena pajak di daerah pabean ekspor BKP berwujud;
b. Penyerahan jasa kena pajak di daerah pabean;
c. Ekspor BKP tidak berwujud dan/atau
d. Ekspor JKP
2. Faktur pajak yang dimaksudn pada ayat (1) harus dibuat pada:
b. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum Jasa Kena
Pajak
c. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagaian
tahap pekerjaan
d. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Mentri Keuangan
3. Pengusaha kena Pajak dapat membuat 1 (satu) faktur pajak meliputi seluruh
penyerahan kepada pembeli barang kena pajak atau penerima jasa kena pajak
yang sama selama 1 (Satu) bulan kalender.
4. Faktur pajak harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan.
Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan
Baranga Kena Pajak dan/atau keterangan Jasa kena Pajak yang paling sedikit
memuat:
a. Nama,alamat,dan nomor pokok wajib pajak yang menyerahkan Barang
Kena Pajak atau Jasa kena Pajak;
b. Nama,alamat,dan nomor pokok wajib pajak pembeli Barang kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak;
c. Jenis barang atau jasa,jumlah harag jual atau penggantian,dan potongan
harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipunggut
e. Kode,nomor seri,dan tanggal pembuatan faktur pajak
g. Pajak atas penjualan barang mewah yang dipungut
h. Direktur Jendral Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang
kedudukanya dipersamakan dengan faktur pajak.
Ketentuan lebih lanjut tentang pembuatan faktur pajak dan tata cara
pembetulan atau penggantian faktur pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan. Faktur pajak juga harus memenuhi persyaratan formal dan
material.
Bentuk dan ukura formulir faktur pajak disesuaikan dengan kepentingan PKP
Dan pengadaan formulir.faktur pajak dilakukan sendiri oleh PKP. Faktur pajak harus
di isi secara lengkap,jelas,benar dan sesuai dengan keterangan sebagai mana yang di
maksud dalam pasal 13 ayat (5) UU PPN, serta ditanda tangani oleh pajaabat/kuasa
yang ditunjuk untuk menandatangani Faktur Pajak.
Faktur pajak yang tidak di isi secara lengkap dan benar dan/atau tidak di tandatangani
merupakan Faktur Pajak cacat.
Apabila dalam suatau masa pajak pengusaha kena pajak selain melakukan
penyerahan yang terutang pajak juga dilakukan penyerahan yang tidak terutang
pajak,sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti
dari pembukuanya,jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah pajak
Dalam hal terjadi pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka
penggabungan,peleburan,pemekaran,pemecahan,dan pengambilalihan usaha,pajak
masukan atas barang kena pajak yang di alihkan dan belum dikreditkan oleh
pengusaha kena pajak yang menerima pengalihan,sepanjang faktur faktur pajaknya
diterima setelah terjadinya pengalihan dan pajak Masukan tersebut belum dibebankan
sebagai biaya atau kapitalisasi.
Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur pajak cacat tidak dapat
dikreditkan dan PKP yang menerbitkan Faktur Pajak cacat dikenai sanksi
administrasi sesuai dengan ketentuan dalam pasal 14 UU KUP. Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2010,khusus untuk PKP pedagang eceran (PKP PE) diberikan
kemudahan untuk menggunakan kode dan nomor seri khusus sebagai pengganti kode
dan nomor seri faktur pajak.kode dan nomor seri khusus tersebut ditentukan sendiri
oleh PKP PE dapat berupa nomor invoice atau nomor struk penjualan, sebagaimana
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A.
Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Dikantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi
Barang atau jasa di dalam daerah pabean oleh orang pribadi atau oleh badan.PPN
tergolong sebagai pajak yang objektif, karena penekanaanya mula-mula kepada
obyeknya terlebih dahulu,baru kemudian kepada subyeknya,siapupun subyeknya
(masyarakat yang mampu maupun masyarakat yang kurang mampu),akan dikenakan
PPN,selama merekan mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di
daerah Pabean.
Sehubungan dengan mulai berlakunya UU PPN yang baru 1 April 2010, maka
untuk mengakomodir perubahan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
undang-undang Nomor 42 Tahun 2009,maka Dirjen Pajak telah mengeluarkan aturan baru
mengenai bentuk,isi dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
PER-14/PJ/2010 tentang perubahan kedua atas Peraturan Direktur Jendral Pajak
Nomor PER-146/Pj/2006 Tentang Bentuk ,isi Dan Tata Cara Penyampaian Surat
pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).dan dengan surat
edaran nomor SE-43/PJ/2010.Berikut ini disampaikan hal-hal yang diatur oleh
PER-14/PJ/2010 dan SE-43/PJ/2010 tersebut.
Dalam prosedur pelaporan Pajak Pertambahan Nilai terlebih dahulu diketahui
siapa yang wajib membayar/menyetor dan melaporkan PPN/PPnBM,apa saja yang
wajib disetor oleh PKP dan pemungut PPN dan PPnBM dimana tempat pembayaran
paja, kapan saat pembayaran PPN/PPnBM,kapan saat pelaporan PPN/PPnBM dan
apa saja sarana yang digunakan untuk pembayaran/penyetoran pajaknya.
Untuk membayar PPN dan PPnBM digunakan formulir Surat Setoran Pajak
(SSP) yang tersedia di kantor pelayanan pajak dan kantor penyuluhan dan
pengamatan potensi perpajakan (KP4) di seluruh Indonesia.PPN dan PPnBM yang
dihitung sendiri oleh PKP,harus dilaporkan dalam SPT Masa dan dilaporkan kepada
Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir.
Setiap Wajib Pajak Wajib mengisi surat pemberitahuan dalam bahas indonesia
dengan menggunakan huruf latin,angka arab,satuan mata uang rupiah,dan
menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jendral Pajak tempat
uang asing dalam penyelenggaraan pembukuannya, wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain rupiah yang di
izinkan,mengambil Surat Pemberitahuan PPN masa beserta petunjuk cara
penggisiannya di Kantor Pelayanan Pajak.harus dilakukan dengan lengkap, benar dan
di tanda tangani oelh penggurus atau direksi untuk Wajib Pajak Badan ,wajib pajak
yang namanya tercantum dalam kartu NPWP dan SK PKP bagi wajib pajak orang
pribadi dan dalam hal harus di tanda tangani oleh pihak lain selain tersebut diatas
maka harus di lampirin surat kuasa khusus.disampaikan langsung Kekantor
Pelayanan Pajak dimana pengusaha dikukuhkan sebagai PKP/Kantor penyuluhan
Pajak setempat paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Pengusaha wajib pajak wajib menyerahkan faktur pajak setiap penyerahan
barang kena pajak atau jasa kena pajak,setiap peneriamaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak,serta saaat pengusaha
kena pajak menyampaikan kepada bendahara pemerintah sebagai pemungut Pajak
Pertambahan Nilai.
B. Proses Pemungutan PPN dan PPnBm
PPN dan PPnBm merupakan pajak tidak langsung yang pemungutanya
dilakukan secara tidak langsung kepada penanggung pajak melainkan kepada
Nilai terletak pada mekanisme pemungutannya yang dikenakan pada nilai tambah
dari barang kena pajak dan jasa kena pajak dan tidak di perhitungkan di akhir
tahun.Diharapkan dengan sifat yang seperti ini akan mengurangi hasrat para wajib
pajak untuk menghindari bahkan menyelundupkan Pajak Pertambahan Nilai yang
menjadi kewajibanya.
Pihak yang menyerahkan BKP atau JKP disebut PKP sebelum menjadi
PKP,mereka adalah pengusaha yang menghasilkan barang ,mengimpor
barang,mengekspor barang,melakukan usaha perdagangan,melakukan usaha
jasa,memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar negeri ,atau memanfaatkan jasa
dari luar negeri,maka itu dikenal dengan PKP PPN barang,PKP PPN impor,PKP PPN
ekspor,PKP PPN pedagang eceran,PKP PPN pemanfaatan barang tidak berwujuddari
luar negri,PKP PPN jasa,serta PKP PPN pemanfatan jasa dari luar negri.
Fungsi diatas menentuka,karena PKP harus aktif melaporkan,memungut dan
menyetor sebagainya,karena yang berhadapan dengan PKP adalah pembeli atau
penerima jas.PKP tidak terbatas dengan pihak menyerahkan BKP atau JKP termasuk
juga Direktorat Jendral Bea dan Cukai,orang pribadi tertentu,badan tertentu dan
instansi pemerintah yang di tunjuk.
Maka PKP yang di tunjuk adalah yang memungut PPN dan PPnBM atas
penyerahan BKP atau JKP yang berhak memungut ini adalah orang pribadi atau
dalam daerah pabean,dan orang pribadi atau jasa yang melakukan pemanfaatan dari
luar daerah pabean dan didalam daerah pabean.
Setiap melakukan pemungutan PPN dan PPnBM wajib membuat faktur
pajak,yang disebut sebagai faktur pajak keluaran sebagai bukti pemungutan.khusus
atas penyerahan BKP atau JKP langsung kepada konsumen akhir atau konsumen
yang tidak dapat di indentifikasi dibuat faktur pajak sederhana,walaupun tidak dapat
dibuat sebagai faktur pajak masukan.
Karena bervariasi,maka sebagai pihak yang berhak memungut dan melapor
PPN dan PPnBM juga bervariasi.Oleh karena itu,yang berkewajiban melaporkan dan
menyetorkan ke kantor Pelayanan pajak meliputi: Pengusaha Kena
Pajak,Bendaharwan Pemerintah,misalnya BUMN, BUMD, Pertamina, Bank milik
Pemerintah dan sebagainya, PKP yang terkait dengan tranksaksi dengan
Bulog,Direktorat Jendral Bea dan Cukai.
Para pemungut PPN dan PPnBM setiap bulanya wajib melakukan penyetoran
PPN dan PPnBM dan melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak,baik langsung
dengan meyampaiakan lembar ke-3 SSP,atau menyampaikan SPT masa PPN dengan
melampirkan lembar ke-3 SSP. Maksud pemerintah memberi kemudahan di bidang
perpajakan khususnya PPN dan PPnBM adalah utuk memberikan fasilitas yang
benar-benar diperlukan terutama untuk hasilnya sektor-sektor kegiatan ekonomi yang
E. Kendala Dan Masalah yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dalam memungut PPN wajib pajak,banyak wajib pajak yang tidak
mengetahui dan kurangnya kepudilian wajib pajak dalam melaporkan pajak terutang
PPN nya menjadi salah satu kendala yang di alami oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Barat,.Dalam pelaporan Pajak Pertambahan Nilai juga memeliki
kendala yang terjadi di settiap wilayah,karena sering mengalami keterlambatan
pelaporan ke kantor pusat.Hal ini menyebabkan Kantor Pusat selalu membuat revisi
terhadap laporan SPT masa PPN.
Selain itu kendala yang timbul di pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Barat dikarenakan banyaknya wajib pajak yang sudah tidak lagi menjadi
pengusaha kena pajak yang dikarenakan wajib pajak sudah meninggal dunia dan tidak
di bertiahukan oleh pihka keluarga,wajib pajak yang masih aktif tapi tidak
melaporkan pajak,wajib pajak yang tidak sesuai syarat menjadi pengusaha kena
pajak,badan usaha atau pun perusahaan yang telah di tutup atau bangkrut tetapi tidak
F. Upaya Yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Adapun usaha yang dilakukan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak pratam
Medan Barat dalam rangka meningkatkan pelayanan,penertiban adalah dengan cara
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya membayar pajak.
menerbitkan surat himbauan untuk menerbitkan SPT masa,serta melakukan regristasi
ulang pengusaha Kena Pajak untuk mengetahui wajib pajak yang masih aktif menjadi
Pengusaha kena Pajak,
Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan,penertiban administrasi
pengawasan,dan untuk menguji pemenuhan objektif dan subjektif pengusaha kena
pajak perlu menetapkan peraturan Direktorat Jendral Pajak tentang regristasi ulang
Pengusaha kena pajak Tahun 2012. Yang di maksud dengan:
Regristasi ulang pengusaha kena pajak adalah suatu program yang bertujuan
meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan dan menguji
pemenuhan objektif dan subjektif pengusaha kena pajak.
Setelah melakukan regristasi ulang di lakukan verifikasi yaitu serangkaian
kegiatan penguji pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif atau penghitungan dan
pembayaran pajak, berdasarkan permohonan wajib pajak, atau berdasarkan data dan
informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur Jendral Pajak,dalam
menerbitkan surat ketetapan pajak menerbitkan/menghapus nomor pokok wajib pajak
Regristasi ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak
tempat pengusaha Kena pajak Terdaftar. Jangka waktu melakukan regristasi ulang
Pengusaha kena Pajak di mulai sejak Februari sampai dengan 31 agustus.regristasi
dilakukan kepada selurah pengusaha kena pajak yang terdaftar.
Apabila berdasarkan laporan verifikasi diketahui pengusaha kena pajak
termasuk dalam kriteria tertentu maka kepada Pengusaha kena Pajak tersebut
diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Laporan
verifikasi,Kertas Kerja,dan Dokumen pendukung verifikasi disatukan dan disimpan
dalam berkas induk Wajib Pajak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian baba yang ada maka penulis dapat menyimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak atas konsumsi barang atau jasa di
daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi
dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat di pengaruhi
dengan perkembangan transaksi bisnis secara pola konsumsi masyarakat
yang menjadi objek pajak Pertambahan Nilai. Perkembangan ekonomi
sangat baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional terus
menciptakan jenis serta pola baru transaksi bisnis yang baru.
3. Dalam melaksanakan Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai,
4. Pembangunan Perpajakan yang berperan paling dalam rangka
meningkatkan efektifitas wajib pajak dalam rangka meningkatkan
penerimaan negara dari perpajakan.
5. Dalam menghadapi kendala yang terjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Barat meningkatkan pelayanan, penertiban, administrasi,
pengawasan, dan untuk menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan
objektif pengusaha kena pajak, perlu menetapkan peraturan Direktur
Jendral Pajak tentang Regristasi Ulang Pengusaha Kena Pajak.
B.Saran
Penulis selaku mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Universitas Sumatera Utara ingin menyampaikan beberapa saran kepada Bapak/Ibu
pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang tidak lebih banyak
bertujuan agar kita semua dapat meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat
Indonesia Khususnya para Wajib pajak yang telah sadar akan kewajibannya. Adapun
saran tersebut adalah:
1. Pentingnya peningkatan pendekatan lebih kepada wajib pajak di kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang belum sadar akan kewajibanya
sebagai warga negara yang telah berpenghasilan diatas PTKP dalam membayar
2. Diharapkan kepada pihak kepegawain perpajakan untuk terus memberikan
pelaynan yang terbaik kepada wajib pajak dalam hal melaksanakan kewajibanya
agar masyarakat lebih peduli untuk membayar pajak
3. Terus menggali potensi perpajakn dari setiap wilayah yang di naunggi pihak
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo,Perpajakan Edisi revisi 2006,CV An di Offset,yogyakarta
Resmi,Siti,2008,Perpajakan teori dan kasus,
PT Salemba Empat,Jakarta