• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

MEKANISME PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

O

L

E

H

NAMA : ALKINDI FARIMA NIM : 102600129

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

s

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“MEKANISME PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT”.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan,

bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu ijinkanlah penuils

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas degup jantung dan hela napas yang penulis rasakan selama

ini.

2. Papa dan Mama yang senantiasa mencintai dan menyayangi penulis sejak

kecil serta abang penulis yang selalu mengganggu penulis menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

(3)

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs.ZAKARIA,MSP, selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan

Laporan Tugas Akhir ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan

memberikan masukan berupa saran, arahan, dan bimbingan dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Timur Sembiring.Se.Ak.Msi, selaku supervisor lapangan yang banyak

memberikan bantuan dalam pengumpulan data yang diperlukan.

7. Buat seluruh keluarga besar yang telah mendukung saya dalam berbagai hal

terutama Oma tercinta yang tiada hentinya memberikan motivasi untuk

menjadi seseorang yang berguna terutama bagi keluarga.

8. Teman-teman Administrasi Perpajakan stambuk 2010 kelas A, B dan C yang

telah menemani penulis selama menempuh pendidikan, khususnya Irham

zulfahmi ginting, Muhammad Ega Permana,Oland Limbong, Muhammad

fadli sinaga yang tidak bosan-bosannya bercengkrama dengan penulis saat

sedang susah, senang, dan galau.

9. Serta Tommy syahdi Putra yang selalu menemani dan membantu penulis

(4)

10.Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan pada kesempatan kali ini

karena keterbatasan penulis namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima

kasih penulis.

Seperti kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari

benar dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan. Namun penulis

tetap berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun para

pembaca.

Medan, 27 Agustus 2013

Hormat Saya,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9

F. Metode Pengumpulan Data ... 13

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 14 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT ... 16

A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 16

(6)

C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Barat ... 22

D. Deskripsi dan aktifitas kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 23

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 27 A. Pengertian Pajak ... 27

B. Dasar Hukum Pajak Pertambaha Nilai ... 29

C. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ... 30

D. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai ... 31

E. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak... 34

F. Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 35

G. Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai ... 38

H. Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 40

I. Dasar Pengenaan Pajak ... 41

J. Faktur Pajak ... 42

BABIV ANALISIS DAN EVALUASI ... 46

A. Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai DiKantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat... 46

(7)

C. Kendala dan Masalah yang di hadapi Kantor Pelayanan

Pajak Pratama

D. Medan Barat ... 51

E. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata di segala bidang yang

di perlukan adanya sumber pemerintahan yang menunjang peningktan sumber

penerimaan negara yang diperlukan untuk membiayai pengeluaran rutin dan untuk

membiayai pembangunan.Untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh

pemerintah melalui anggaran-anggaran yang telah disusu,maka pemerintah

mengupayakan agar sumber pajak dapat terus meningkat dari tahun ketahunya denga

cara memberikan penjelasan kepada masyarakat.

Pajak merupakan penerimaan negara terbesar setelah migas.Dimana

penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahun terus meningkat.hal ini dapat dilihat

dalam anggaran pendapat dan belanja negara dimana rencana pendapatan negaradari

sektor pajak terus meningkat.Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang

digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan nasional yang sedang

(9)

Pemerintah dalam hal ini Direketorat Jendral Pajak sebagai aparat mempunyai

tugas yang cukup berat dalam memenuhi pendapatan negara yang telah di tetapkan

APBN.

Sehingga aparat pajak harus aktif dalam melakukan,pembinaan dan

pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan dari wajib pajak mematuhi perturan

undang-undang perpajakan.Untuk meningkatkan penerimaan pajak pemerintah telah

berulangkali melakukan pembaharuan undang-undang perpajakan.Dahulu sebelum

adanya tax reform dimana sistem official assesment (UU No. 6 Tahun 198 3) diganti

menjadi self assesment (UU No.28 Tahun 2007)

Dalam sistem self assesment wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung

jawab untuk menghitung,membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang

harus di bayar.

Namun masi ada wajib pajak yang lalai dalam melaksanakan kewajiban dalam

membayar pajak.bagi wajib pajak yang lalai melaksanakan keawajiban perpajakanya

akan dikeluarkan penetapan dan ketetapan sesuai dengan ketentuan umum dan tata

cara perpajakn (KUP). Penetapan dan ketetapan pajak ini merupakan dasar penagihan

pajak.

Minimnya pengetahuan Wajib pajak tentang perpajakan khususnya pajak

penghasilan baik orang pribadi(OP) maupun badan menyebabkan banyak kesulitan

(10)

pembayaran sangat mengkhwatirkan akibatnya, banyak para wajib pajak yang tidak

mengetahui berapa besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak yang

timbul atas nilai tambah (added value) pada barang atau jasa tertentu yang di

konsumsi, sehingga kekhawatiran timbul efek pengenaan dapat dihindarkan.

Dari hal-hal tersebut maka kebanyakan wajib pajak yang kesulitan dalam hal

melakukan kewajibanya untuk membayar pajaknya kebijakan dalam hal tersebut

namun banyak wajib pajak yang tetap tidak mau tahu kemana akan kewajibanya

untuk kas negara sehingga:

1. Banyak wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibanya untuk

membayar pajak.

2. Banyak wajib pajak yang merasakan besarnya beban ataupun uang pajak

yang harus di bayar oleh wajib pajak.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut,maka penulis Mencoba meneliti

dan membahas untuk mrnuangkan dan mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmiah

(11)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Secara teoritis praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakulikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis

dilapangan yang langsung berhubungan denga teori keahlian yang diterima dari para

dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politk Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam melaksanakan praktik kerja lapangan

mandiri ini adalah:

1.1Untuk mengetahui Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan nilai Di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

1.2Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan

Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menginplementasikan prosedur pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang

di peroleh di bangku perkuliahan

(12)

c. Meningkatkan interaksi baik dengan petugas ataupun pegawai pajak

maupun dengan wajib pajak mengenai pajak pertambahan nilai.

d. Menambah ilmu dan wawasan dala hal pajajk pertambahan nilai

e. Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam hal

kepabean

f. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan

dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang di peroleh sewaktu

melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif anatara kantor

pelayanan pajak pratama medan barat dengan program studi Diploma III

Administrasi perpajakan FISIP USU

b. Dengan dilaksanakannya praktik kerja lapangan mandiri ini mahasiswa

dituntut memberikan sumbangsihnya baik berupa saran maupun kritikan

yang bersifat mambangun yang menjadi sumber masukan untuk

meningkatkan kinerja pada kantor pelayanan pajak pratama medan barat.

2.3 Bagi program Diploma III administrasi perpajakan Fisip USU

a. Hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

b. Membuka inetaraksi anatar mahasiswa.dosen dan instansi pemerintahan di

bangku perkuliahan

(13)

d. Guna meningkatkan profesionalisme,memperluas wawasan serta

menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan

ilmu,khususnya dibidang perpajakan.

e. Membangun image yang baik terhadap sumber daya manusia yang di

hasilkan dari lembaga pendidikan nasional,khususnya Universitas

Sumatera Utara

C. Uraian Teoritis

1. Definisi Pajak

Beberapa definisi pajak menurut para ahli :

Rochmat Soemitro Mengatakan Pajak adalah iuran rakyat,pada negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa

timbal balik,yang langsung dapat ditunjukan dan yang di gunakan untuk membayar

pengeluaran umum(Resmi,2008;1).

Menurut N.J.FeldmanPajak adalah prestasi yang di paksakan oleh sepihak dam

terutang kepada pengusaha oleh pihak yang terutang kepaada pengusaha (menurut

norma-norma yang ditetapkan secara umum),tanpa adanya kontraprestasi dan

(14)

2. Pengertian Wajib Pajak

Wajib pajak adalah rang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pomotongan pajak ,dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(Pasal

1 anak 2 UU KUP).

3. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak pertambahan nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di daerah pabean yang di kenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan

distribusi.pengenaan pajak pertambahan nilai sangat di pengaruhi oleh perkembangan

transanksi bisnis serta poal konsumsi masyarakat objek dari pajak pertambahan nilai

tambah (added value) yang timbul efek pengenaan pajak beragnda dapat

dihindarkan(Resmi,2008;1).

4. Karekteristik Pajak Pertambahan Nilai

Pajak pertambahan nilai itu ada berapa macam:

4.1 Pajak Tidak Langsung

Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir.pengusaha akan menggeser beban

pajak kepada pembeli.sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi hingga ke

konsumen akhir melalui pengenaan pajak secara bertingkat.pengusaaha menggeser

(15)

4.2 Pajak Konsumsi

Pemikul beban pajak berakhir pada konsumen.

4.3 PPN Bersifat Netral

Pengenaan PPN didasarkan pada ”destination principle” dan hanya dikenakan

atas nilai tambahan lainya.

4.4 PPN di Pungut di Tempat Barang atau Jasa Tersebut dikonsumsi.

4.5 Pajak Objektif

PPN hanya dikenakan bila terdapat faktor objektif, yaitu; keadaan, peristiwa

atau perbuatan hukum yang dapat di kenakai pajak(Resmi,2008;1).

4.6 PPN Akan Mendahulukan Objek, Baru Kemudian Mencari Subjektifnya

4.7 Sistem Faktur

Setiap penyerahan barang kena pajak dan/jasa kena pajak yang dilakukan oleh

pengusaha kena pajak harus dibuatkan faktur pajak(Resmi,2008;1).

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

(16)

1. Mekanisme permohonan pelaporan pajak pertambahan nilai

2. Objek pajak pertambahan nilai

3. Karakteristik pajak pertambahan nilai

4. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi dalam pelaksanaan perekaman

data.

E. Metode Praktik Kerja lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang di

gunakan adalah sebagai berikut:

1.Tahapan Persiapan

Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa atau mahasiswi sebelum

melakukan PKLM yang meliputi kegiatan yaitu:

a. Pengajuan judul proposal

b. Penentuan judul proposal

c. Seminar proposal

d. Penentuan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

e. Penentuan dosen pembimbing

(17)

2.Pelaksanaan PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

dimulai sejak tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 27 april 2012. Selama melakukan

Praktik Kerja Lapangan,kami ditempatkan di beberapa seksi yang ada di kantor

Pelayanan Pajak Pratama Binjai berjumlah 8 seksi,antara lain : seksi Waskon

I,II,III,IV,seksi PDI,seksi Ekstentifikasi,dan seksi Pelayanan untuk masing-masing

seksi di tempatkan duan orang.

Kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Binjai berjmlah 16 orang,dimana tidak semua seksi dapat kami masuki atas

kebijaksanaan dari Kepala Sub Bagian Umum selaku pembimbing di kantor

Pelayanan Pajak Pratama Binjai.Adapun kegiatan yang kami di setiap seksi yang

kami tempati yaitu:

a. Seksi Waskon I

1. Merekam SPT wajib pajak lengkap ataupun tidak lengkap.

2. Mengurutkan SPT berdasarkan daftar.

3. Mengamplokan surat,mengarsipkan surat dan meregristasikannya ke

data surat keluar di komputer direktorat Jendaral Pajak Kantor

Pelayanan Binjai.

4. Mengantar seurat ke bagian Pelayanan,Kasubag,Penagihan dan

(18)

b.Seksi Waskon II

1. Menginput data daftar Nominatif Wajib Pajak penghasilan Tahunan

Orang Pribadi ke Komputer Direktorat jendral Pajak Kantor

Pelayanan Binjai.

2. Mencatat surat masuk dan surat keluar

3. Mengamplop dan mengantar surat/berkas ke bagian

Pelayanan,Kasubag,Penagihan dan Seketariat.

c. Seksi Waskon III

1. Merekam SPT lengkap ataupun tidak lengkap ke sistem data

komputer Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Binjai

melalui aplikasi Dropbox SPT.

2. Mendwonload data keluaran Wajib Pajak menggunakan aplikasi situs

Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Binjai yaitu portal

peyandingan Data Faktur keluaran dan Pajak masukan (PKPM).

3. Mengamplop dan mengantar surat/berkas kebagian

Pelayanan,Kasubag,Penagihan dan Seketariat.

d.Seksi Waskon IV

1. Mencatat surat masuk dan keluar.

2. Merangkum buku mengenai Perpajakan.

3. Memfotocopy SPT Wajib Pajak.

4. Mengamplop dan mengantar surat/berkas kebagian

(19)

e. Seksi Pengolahan Data dan Informasi(PDI)

1. Merekam SPT wajib pajak atas PPh Pasal 21 dan Pasal 26 beserta

lampirannya.

2. Merekam SPT Tahunan Orang Pribadi beserta Lampirannya.

3. Merekam data wajib pajak pensiunan maupun pegawai.

f. Seksi PDI Penagihan

1. Menscan surat tagihan Wajib Pajak ke dalam Komputer Direktorat

Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Binjai.

2. Memasukan berkas penagihan ke ruang berkas penagihan.

3. Mengantarkan surat ke bagian seketariat.

g. Seksi Ekstentifikasi

1. Keseluruhan kegiatan di seksi Ekstentifikasi adalah melakukan

pembuatan NPWP. Mulai dari proses perekaman data Wajib Pajak

sampai pada proses pencetakan NPWP sesuai dengan format yang

telah disediakan di komputer Kantor Pelayanan Pajak.Dalam proses

perekaman menggunakan aplikasi PWPM yang dalam

pengoprasianya menggunakan NIP pegawai terkait.

2. Menginput data PPAT ke komputer Kantor Pelayanan Pajak,Guna

menjadi data masukan bagi Direktorat Jendral Pajak kantor

(20)

h.Seksi Pelayanan

1. Menyortir SPT PPh Orang Pribadi Nihil,SPT Orang Pribadi Kurang

Bayar,SPT PPh Orang Pribadi Lebih Bayar,memberikan tanda terima

kepada wajib pajak yang telah menyerahkan SPT tahunannya.

2. Menyortir SPT yang telah dikelola untuk dimasukan ke lemari berkas

di bagian ruang berkas.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengenai praktik kerja lapangan mandiri, penulis

mengumpulkan data dan informasi dengan metode sebagai berikut:

1. Studi pustaka (liberary reseach)

Pengumpulan data mengenai prosedur permohonan penundaan nilai melalui

bahan bacaan seperti buku ,majalah,surat kabar,dan undangan.

2. Observasi (observation)

Mengumpulkan data dengan cara observasi yaitu meninjau secara langsung

kelapangan dan melakukan interview atau wawancara dengan key person

(21)

G. Penulisan Lapaoran Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mempermudah pemahaman dalam laporan PKLM ini,maka

membaginya dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini.bab

ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian

teoritis,ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data

dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BABII: GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi dimana

praktik kerja lapangan mandiri dilakukan dalam hal ini sejarah singkat

lokasi yang akan diuraikan penulis adalah kantor pelayanan pajak pratama

medan barat,struktur organisasi,tugas dan fungsi pegawai di instantsi

tersebut serta gambaran lain.

(22)

Pada bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana prosedur

pelporan pajak pertambahan nilai pada kantor pelayanan pajak pratama

medan barat.

BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan meganalisis data yang ada kemudian akan di

evaluasi serta memberikan inter prestasi untu menjawab perumusan

masalah yang di ajukan.

BAB V: PENUTUP

Bab ini adalah kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya

serta saran dari penulis yang merupakan sumbangan pikiran yang di

harapakan dapat bermanfaat pada pihak – pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA

(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

2.1.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak Pratama masih disebut Kantor

Inspeksi Pajak (Karikpa). Pada saat itu masih ada dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu

Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 276/KMK/01/1989 tanggal

25 maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jendral Pajak, maka

Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga

sejak april 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara.

Kemudian pada tanggal 29 maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri

Keuangan No. 94/KMK/1994. Terhitung sejak tanggal 1 april 1994, Kantor

Pelayanan Pajak di Medan dipecah Menjadi 4 Kantor Pelayanan Pajak yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat yang beralamat di jalan Sukamulia no.

17-A Medan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur di jalan Diponegoro no. 30 Medan

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara di jalan Asrama no. 7 Medan

(24)

Kemudian sesuai dengan surat Keputusan Menteri Keuangan No.

443/KMK/01/2001 tanggal 23 juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

dipecah menjadi dua yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat dan Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Medan Polonia, yang berlaku sejak tanggal 25 januari 2002.

Mulai 1 juni 2006, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat berpindah

alamat ke jalan Asrama no. 7-A Medan. Kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri

Keuangan No. 123/PKM/01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertical

Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan No. 67/PMK.C1/2008, tanggal 27 mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Medan Barat diubah menjadi Pratama dan dipecah menjadi dua yaitu Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Medan Petisah. KPP Pratama Medan Barat merupakan Wilayah Direktorat

Jendral Pajak (DJP) Sumatera Utara I.

Dan wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah

Kecamatan Medan Barat yang terdiri dari 6 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Glugur Kota

2. Kelurahan Kesawan

3. Keluraha Pulo Brayan Kota

4. Kelurahan Karang Berombak

5. Kelurahan Sei Agul

(25)

Tabel B.1. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Waskon I Glugur Kota

Waskon II Kesawan

Waskon III Pulo Brayan Kota Karang Berombak

Waskon IV Sei Agul Silalas

2.2.Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Adapun Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah

menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara bertaraf internasional yang

dipercaya dan dibanggakan masyarakat, serta instrumental bagi proses transformasi

bangsa menuju masyarakat adil, makmur dan berperadaban tinggi.

Dan misi dari kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah

2.2.1. Di Bidang Fiskal

Mengembangkan kebijakan fiskal yang sehat dan berkelanjutan serta

mengelola kekayaan dan utang negara secara hati - hati (prudent), bertanggung jawab

dan trasparan.

2.2.2. Di Bidang Ekonomi

Mengatasi masalah-masalah ekonomi serta proaktif senantiasa mengambil

peran strategis dalam upaya membangun ekonomi bangsa yang mampu mengantarkan

(26)

2.2.3. Di Bidang Politik

Mendorong proses demokrasi fiskal dan ekonomi.

2.2.4. Di Bidang Sosial dan Budaya

Mengembangkan masyarakat finansial yang berbudaya dan modern.

2.2.5. Di Bidang Kelembagaan

Memeperbaharui diri (self reinventing) sesuai dengan aspirasi masyarakat

dan perkembangan mutakhir teknologi keuangan serta administrasi publik, serta

pembenahan pembangunan kelembagaan dibidang keuangan yang baik dan kuat yang

akan memberikan dukungan dan pedoman pelaksana yang rasional dan adil, dengan

didukung oleh pelaksana yang potensial dan mempunyai integritas yang tinggi.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas

melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawas Wajib Pajak dibidang Pajak

Pengahasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak

Tidak Langsung Lainnya dalam wailayah wewenang berdasarkan peraturan

perundang - undangan yang berlaku.

Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksana Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat dalah sebagai berikut:

1. Penetapan dan Penerbitan produk hukum perpajakan.

2. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.

3. Penyuluhan perpajakan.

(27)

5. Pelaksanaan ekstensifikasi.

6. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

7. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.

8. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

9. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.

10. Pelaksanaan intensifikasi.

11. Pembetulan ketetapan pajak.

(28)
(29)

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari

hubungan -hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan,

wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerjasama.

Struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Medan Barat adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara, dan seluruh

pegawai tetapnya adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen

Keuangan Negara Republik Indonesia.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dikepalai oleh seorang

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan

beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat terdiri dari 11 (sebelas)

seksi, diantaranya Sub Bagian Umum dan kelompok Jabatan Fungsional. Adapun

bidang-bidang atau struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Medan Barat antara lain sebagai berikut:

2.3.1. Kepala Kantor;

2.3.2. Sub Bagian Umum;

2.3.3. Seksi Pelayanan;

(30)

2.3.6. Seksi Pelayanan Data dan Informasi (PDI);

2.3.7. Seksi Pemeriksaan;

2.3.8. Seksi Penagihan;

2.3.9. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.4.Deskripsi dan Aktifitas Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas pokok yaitu

melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang pajak

penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai Atas

Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung lainnya dalam daerah

wewenangnya, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat

Jendral Pajak.

Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat :

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi pajak serta

ekstensifikasi Wajib Pajak.

2. Penatausahaan dan pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan serta

berkas Wajib Pajak.

3. Penatausahaan dan Pengecekan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa serta

pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM dan Pajak Tidak

(31)

4. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi

PPh,PPN, PPnBM dan Pajak Tidak Langsung lainnya.

5. Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan

6. Pengurusan penerbitan Surat ketetapan Pajak (SKP)

7. Penyuluhan dan pelayanan perpajakan

8. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan funsi sesuai Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, maka pembagian tugas

dan wewenang masing - masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Barat adalah :

2.4.1. Kepala Kantor

Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan dari

KPP,KPPBB dan karikpa maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai

tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib

Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung lainnya. Dalam wilayah

wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4.2. Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,

dan perlengkapan rumah tangga.

2.4.3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

(32)

penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan

aplikasi e-SPT dan e-Filling serta penyampaian laporan kinerja.

2.4.4. Seksi Pelayanan

Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum

perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta surat lainnya, penyuluhan perpajakan,

pelaksanaan registrasi perpajakan Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama

perpajakan.

2.4.5. Seksi Penagihan

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak,

penundaan angsuran dan tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan

piutang pajak, serta penyimpanan dokumen - dokumen penagihan.

2.4.6. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan

pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah

Pemeriksaan Pajak serta pemeriksaan administrasi perpajakan lainnya.

2.4.7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Mempunyai tugas melakukan tugas pengamatan potensi perpajakan,

pendataan objek pajak dan subjek pajak, pembentukan dan pemuktakhiran basis data

nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

(33)

Masing - masing mempunyai tugas pengawasan kepatuhan kewajiban

perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi

teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib

Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak,

danmelakukan evaluasi hasil banding.

2.4.9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang -

undangan yang berlaku:

a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang

terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian.

b. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang

ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang

bersangkutan.

c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasrkan kebutuhan dan beban

kerja.

d. Jenis dan jenjang jabatan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(34)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

A.Pengertian Pajak.

1.Definisi Pajak

Pajak menurut UU No.28 Tahun 2007 Tentang ketentuan Umum dan TataCara

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

mmendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa definis pajak menurut para ahli:

1.1Menurut Rochmat Soemitro

Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang yang

dapat dipaksakan dan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang

langsung dapat digunakan dan ditunjukan untuk membayar pengeluran umum

(35)

1.2Menurut P.J.A.Adriani

Pajak adalah iuran wajib masayrakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)

yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan umum

(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjukan dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan tugas negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan.

1.3Menurut N.J.Feldman.

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang kepada

pengusaha oleh pihak yang terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang

ditetapkan secara umum),tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan

untuk menutup pengeluaran umum (Resmi,2008:2)

2.Pengertian Wajib Pajak

Wajib pajak menurut UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan,Wajib Pajak orang adalah orang pribadi atau badan,meliputi

pembayaran pajak ,pemotongan pajak,dan pemungutan pajak yang mempunyai hak

dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(36)

3.Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan

distribusi.

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan

transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak

pertambahan Nilai.sesuai dengan namanya,Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas

nilai tambah (added value) yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang

dikonsumsi,sehingga kekhawatiran timbul efek pengaruhan pajak berganda dapat

dihindarkan.

B. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai

Undang-Undang yang mengatur pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) adalah Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang pajak Pertambahan Nilai Barang

dan jasa an Pajak penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali di

(37)

C.Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai

a. Pajak tidak langsung

Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir.Pengusaha akan menggeser beban

pajak kepada pembeli,sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi hingga ke

konsumen akhir melalui pengenaan pajak secarabertingkat. Beban pajaknya melalui

pengkreditan pajak.

b. Pajak Bertingkat

PPN dikenakan pada setiap jalur produksi maupun distribusi.

c. Pajak Konsumsi

Pemikul beban pajak berakhir pada konsumen akhir.Konsumen akhir adalah

orang/badan yang menghabiskan nilai guna suatau barang/jasa.

d. PPN bersifat netral Pengenaan PPN didasarkan pada “destination principle” dan

hanya dikenkan atas nilai tambahanya saja.PPN dipungut di tempat barang atau

jasa tersebut dikonsumsi.

e. Pajak Objektif

PPN hanya dikenakan bila terdapat faktor objektif,yaitu:keadaan,peristiwa atau

perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak.PPN akan mendahulukan Objek,baru

(38)

f. Tidak Menimbulkan Pajak Berganda

PPN yang dibayar oleh konsumen akhir adalah total nilai tambah yang

dikenakan oleh pabrikan dan distributor.

g. Sistem Faktur

Setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan

oleh Pengusaha Kena Pajak harus dibuatkan Faktur Pajak.

D. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai

1. Subjek pajak

Dalam buku “Perpajakan Indonesia”(Waluyo,2006:57-68) secara garis besar subjek pajak adalah pihak-pihak (orang atau badan) yang menerima penghasilan dari

satu atau lebih pemberi kerja.

Yang menjadi subjek pajak pertambahan nilai adalah orang pribadi atau

badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan menghasilkan

baranng, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan usaha perdangangan,

(39)

2. Objek Pajak

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas

1. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha kena pajak.

Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh

pengusaha kena pajak.

a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena Pajak

b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Brang kena Pajak Tidak

Berwujud

c. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean

d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya

2. Impor Barang Kena Pajak

a. Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jendral Bea dan Cukai

b. Tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau

pekerjaannya atau tidak,tetap dikenai pajak

3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha Kena Pajak.

(40)

Dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak

b. Penyerahan dilakukan didalam Daerah Pabean.

c. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah Pabean didalam

Daerah Pabean.

Untuk dapat memberikan perlakuan yang sama dengan impor barang Kena Pajak

5. Pemanfaatan Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean

jasa yang berasal dari luar daerah pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun

didalam daerah pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Oleh Pengusaha kena Pajak

7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha melakukan ekspor barang kena pajak berwujud/barang kena pajak

tidak berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi pengusaha kena

pajak.

8. Ekspor Jasa Kena Pajak Oleh Pengusaha Kena Pajak

Termasuk dalam pengertian ekspor jasa kena pajak adalah penyerahan jasa kena

pajak dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean oleh pengusaha kena pajak

(41)

pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan diluar

daerah pabean.

9. Kegiatan Membangun sendiri yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau

pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau

digunakan pihak lain.

10. Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak

untuk di perjual belikan oleh pengusaha kena pajak.

E. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagimana yang dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan kecuali pengusaha kecil yang batasanya ditetapkan

oleh Menteri Keuangan,wajib melaporkan usahanya unutk dikukuhkan sebagai

pengusaha kena pajak dan wajib memungut,menyetor,dan melaporkan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah yang terutang.

Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan

jasa kena pajak didalam daerah pabean dan/atau melakukan ekspor barang kena pajak

berwujud,ekspor jasa kena pajak,dan/atau ekspor barang kena pajak tidak berwujud di

(42)

a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak;

b. Memungut pajak yang terutang;

c. Menyetorkan pajak petambahan nilai yang masi harus dibayar dalam hal pajak

keluaran lebih besar dari pajak pemasukan yang dapat dikreditkan serta

menyetorkan pajak penjualan atas barang mewah yang terutang;

d. Melaporkan perhitungan pajak.

Kewajiban diatas tidak berlaku untuk pengusaha kecil yang batasanya di

tetapkan oleh mentri keuangan

Pengusaha kecil diperkenankan untuk memelih dikukuhkan menjadi pengusaha

kena pajak. Apabila pengusaha kecil memelih menjadi pengusaha kena pajak,

Undang-Undang ini berlaku sepenuhnya bagi pengusaha kecil tersebut.

F. Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai

Pemungutan PPN atau PPnBM menganut prinsip akrual,artinya terutangnya

pajak terjadi pada saat penyerahan barang kena pajak/jasa kena pajak meskipun

pembayaranya belum diterima

Terutangnya pajak terjadi pada saat :

1. Penyerahan barang kena pajak

(43)

b. Saat barang kena pajak diserahkan secara langsung kepada penerima

barang(untuk pemberian Cuma-Cuma, pemakain sendiri, penyerahan

pusat kecabang).

c. Saat barang kena pajak diserahkan kepada juru kirim atau jasa angkutan.

d. a. Saat harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang /

penghasilan.

b. Saat diterbitkan faktor penjualan.

2. Penyerahan Jasa Kena Pajak

a. Saat harga atas penyerahan jasa pajak diakui sebagai piutang / penghasilan

b. Saat diterbitkan faktor penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak

c. Saat kontrak / perjanjian ditandatangani

d. Saat mulai tersedianya fasilitas / kemudahan untuk dipakai secara nyata,

baik sebagian atau seluruhnya dalam pemberian cuma-cuma atau

pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak

3. Impor Barang Kena Pajak

Saat Barang Kena Pajak tersebut dimasukkan kedalam Daerah Pabean

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud / Jasa Kena Pajak dari Luar

Daerah Pabean

Saat yang diketahui terjadi lebih dahulu dari peristiwa-peristiwa sebagai

berikut :

(44)

c. Saat harga jual dan/atau penggantian diganti oleh pihak yang

menyerahkan

d. Harga perolehan dibayar, baik sebagian atau seluruhnya, oleh pihak yang

memanfaatkan

e. Ditandatanganinya kontrak / perjanjian atau saat lain yang ditetapkan oleh

Dirjen Pajak

5. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud

Saat Barang Kena Pajak dikeluarkan dari daerah Pabean

6. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak

Saat pergantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai

penghasilan

7. Saat Lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak

a. Atas barang kena pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut

tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada

pembubaran perusahaan, saat terutangnya PPN adalah pada saat yang

terjadi lebih dahulu sebagai berikut :

1) Saat ditandatanganinya akte pembubaran oleh Notaris

2) Saat berakhirnya jika waktu berdirinya perseroan yang ditetapkan

dalam Anggaran Dasar (AD) Perusahaan

(45)

4) Saat diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak

melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil

pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen yang ada

b. Atas kegiatan membangun sendiri saat terutangnya PPN adalah pada saat

mulai dibangunnya bangunan

c. Atas penyerahan kepada pemungut PPN :

1) Saat terutangnya PPN adalah pada saat disampaikan tagihan

2) Kontraktor Migas dan Panas Bumi, saat terutangnya PPN adalah pada

saat sama dengan penyerahan Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak

8. Saat pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau jasa

Kena Pajak

Pajak terutang saat pembayaran dalam hal :

a. Pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau jasa

Kena Pajak

b. Pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena

Pajak Tidak Berwujud / Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean

G. Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 menganut kredit pajak (credit

(46)

Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau

jasa Kena Pajak (JKP) oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dipungut secara bertingkat pada setiap jalur

produksi dan distribusi.unsur pengenaan pajak berganda atau pengenaan pajak atas

pajak dapat dihindari dengan di terapkanya mekanisme pengkreditan pajak masukan

(metode kredit pajak).

Mekenisme pengenaan PPN dapat digambrakan sebagai beriku:

a. Pada saat membeli/memperleh BKP/JKP,akan dipungut PPN oleh PKP

penjual.bagi pembeli,PPN dipungutnoleh PKP penjuapl tersebut

merupakan pembayaran pajak dimuka dan disebut dengan pajak

masukan.pembeli berhak menerima bukti pemungutan berupa faktur

pajak.

b. Pada saat menjual/menyerahkan BKP/JKP kepada pihak lai,wajib

memungut PPN.bagi penjual,PPN tersebut merupakan pajak

keluaran.sebagai bukti telah memungut PPn,PKP penjual wajib membuat

faktur pajak.

c. Apabila dalam suatu masa pajak(jangka waktu yang lamanya sama dengan

satu bulan takwin) jumlah pajak keluaran lebih besar dari pada jumlah

(47)

d. Apabila dalam satu masa pajak jumlah pajak keluaran lebih kecil dari pada

pajak masukan, selisihnya dapat di restusi (diminta kembali) atau

kompensasi ke masa pajak berikutnya.

e.

Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak dengan

menggunakan Surat Pemberi Tahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT

Masa PPN)

H. Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai

Adapun yang menjadi tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai adalah

1. Pengusaha kena pajak yang melakukan :

a. Penyerahan barang kena pajak / jasa Kena Pajak didalam daerah pabean

b. Ekspor barang kena pajak berwujud/tidak berwujud/Jasa Kena Pajak

2. Berutang pajak ditempat tinggal atau berdudukan dan /atau tempat kegiatan

usaha yang dilakukan atau tempat lain yang di tetapkan dengan peratura Dirjen

Pajak.

3. Dalam hal IMPOR,terutang pajak di barang kena pajak dimasukan dan di pungut

oleh Dirjen Bea dan Cukai.

4. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena pajak tidak

(48)

pabean terutang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat

kegiatan usaha.

1.Dasar Pengenaan Pajak

Untuk menghitung besarnya pajak (PPN dan PPnBM) yang terutang perlu

adanya dasar pengenaan pajak (DPP).adapun yang menjdai DPP adalah:

1. Pemakaian sendiri Barang kena Pajak dan/atau Jasa kena Pajak adalah harga

jual atau Penggantian setelah dikurangi Laba Kotor (HPP);

2. Pemberian Cuma-Cuma Barang kena Pajak adalah harga jual atau penggantian

setelah dikurangi laba kotor (HPP);

3. Penyerahan media suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;

4. Penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;

5. Penyerahan harga jual produk tembakau adalah perkiraan harga jual eceran;

6. Barang kena pajak adalah berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut

tujuan semula tidak untuk diperjual belikan,yang masih tersisa pada saat

pembubaran perusahaan,adalah harga pasar wajar;

7. Penyerhan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau

penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau

harga perolehan

8. Penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara ada;ah harga yang

(49)

9. Penyerahan Barang Kena Pajak dari juru lelang adalah harga lelang;

10.Penyerahan jasa pengriman adalah 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang

seharusnya ditagih ;

11.Penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari

jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya di tagih.

J.Faktur Pajak

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena

pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa kena

pajak.

1. Pengusaha kena pajak membuat faktur pajak untuk setiap:

a. Penyerahan barang kena pajak di daerah pabean ekspor BKP berwujud;

b. Penyerahan jasa kena pajak di daerah pabean;

c. Ekspor BKP tidak berwujud dan/atau

d. Ekspor JKP

2. Faktur pajak yang dimaksudn pada ayat (1) harus dibuat pada:

(50)

b. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi

sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum Jasa Kena

Pajak

c. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagaian

tahap pekerjaan

d. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Mentri Keuangan

3. Pengusaha kena Pajak dapat membuat 1 (satu) faktur pajak meliputi seluruh

penyerahan kepada pembeli barang kena pajak atau penerima jasa kena pajak

yang sama selama 1 (Satu) bulan kalender.

4. Faktur pajak harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan.

Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan

Baranga Kena Pajak dan/atau keterangan Jasa kena Pajak yang paling sedikit

memuat:

a. Nama,alamat,dan nomor pokok wajib pajak yang menyerahkan Barang

Kena Pajak atau Jasa kena Pajak;

b. Nama,alamat,dan nomor pokok wajib pajak pembeli Barang kena Pajak

atau Jasa Kena Pajak;

c. Jenis barang atau jasa,jumlah harag jual atau penggantian,dan potongan

harga;

d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipunggut

e. Kode,nomor seri,dan tanggal pembuatan faktur pajak

(51)

g. Pajak atas penjualan barang mewah yang dipungut

h. Direktur Jendral Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang

kedudukanya dipersamakan dengan faktur pajak.

Ketentuan lebih lanjut tentang pembuatan faktur pajak dan tata cara

pembetulan atau penggantian faktur pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan. Faktur pajak juga harus memenuhi persyaratan formal dan

material.

Bentuk dan ukura formulir faktur pajak disesuaikan dengan kepentingan PKP

Dan pengadaan formulir.faktur pajak dilakukan sendiri oleh PKP. Faktur pajak harus

di isi secara lengkap,jelas,benar dan sesuai dengan keterangan sebagai mana yang di

maksud dalam pasal 13 ayat (5) UU PPN, serta ditanda tangani oleh pajaabat/kuasa

yang ditunjuk untuk menandatangani Faktur Pajak.

Faktur pajak yang tidak di isi secara lengkap dan benar dan/atau tidak di tandatangani

merupakan Faktur Pajak cacat.

Apabila dalam suatau masa pajak pengusaha kena pajak selain melakukan

penyerahan yang terutang pajak juga dilakukan penyerahan yang tidak terutang

pajak,sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti

dari pembukuanya,jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah pajak

(52)

Dalam hal terjadi pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka

penggabungan,peleburan,pemekaran,pemecahan,dan pengambilalihan usaha,pajak

masukan atas barang kena pajak yang di alihkan dan belum dikreditkan oleh

pengusaha kena pajak yang menerima pengalihan,sepanjang faktur faktur pajaknya

diterima setelah terjadinya pengalihan dan pajak Masukan tersebut belum dibebankan

sebagai biaya atau kapitalisasi.

Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur pajak cacat tidak dapat

dikreditkan dan PKP yang menerbitkan Faktur Pajak cacat dikenai sanksi

administrasi sesuai dengan ketentuan dalam pasal 14 UU KUP. Sampai dengan

tanggal 31 Desember 2010,khusus untuk PKP pedagang eceran (PKP PE) diberikan

kemudahan untuk menggunakan kode dan nomor seri khusus sebagai pengganti kode

dan nomor seri faktur pajak.kode dan nomor seri khusus tersebut ditentukan sendiri

oleh PKP PE dapat berupa nomor invoice atau nomor struk penjualan, sebagaimana

(53)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A.

Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Dikantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

Barang atau jasa di dalam daerah pabean oleh orang pribadi atau oleh badan.PPN

tergolong sebagai pajak yang objektif, karena penekanaanya mula-mula kepada

obyeknya terlebih dahulu,baru kemudian kepada subyeknya,siapupun subyeknya

(masyarakat yang mampu maupun masyarakat yang kurang mampu),akan dikenakan

PPN,selama merekan mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di

daerah Pabean.

Sehubungan dengan mulai berlakunya UU PPN yang baru 1 April 2010, maka

untuk mengakomodir perubahan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 tahun

1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

undang-undang Nomor 42 Tahun 2009,maka Dirjen Pajak telah mengeluarkan aturan baru

mengenai bentuk,isi dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak

(54)

PER-14/PJ/2010 tentang perubahan kedua atas Peraturan Direktur Jendral Pajak

Nomor PER-146/Pj/2006 Tentang Bentuk ,isi Dan Tata Cara Penyampaian Surat

pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).dan dengan surat

edaran nomor SE-43/PJ/2010.Berikut ini disampaikan hal-hal yang diatur oleh

PER-14/PJ/2010 dan SE-43/PJ/2010 tersebut.

Dalam prosedur pelaporan Pajak Pertambahan Nilai terlebih dahulu diketahui

siapa yang wajib membayar/menyetor dan melaporkan PPN/PPnBM,apa saja yang

wajib disetor oleh PKP dan pemungut PPN dan PPnBM dimana tempat pembayaran

paja, kapan saat pembayaran PPN/PPnBM,kapan saat pelaporan PPN/PPnBM dan

apa saja sarana yang digunakan untuk pembayaran/penyetoran pajaknya.

Untuk membayar PPN dan PPnBM digunakan formulir Surat Setoran Pajak

(SSP) yang tersedia di kantor pelayanan pajak dan kantor penyuluhan dan

pengamatan potensi perpajakan (KP4) di seluruh Indonesia.PPN dan PPnBM yang

dihitung sendiri oleh PKP,harus dilaporkan dalam SPT Masa dan dilaporkan kepada

Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa

Pajak berakhir.

Setiap Wajib Pajak Wajib mengisi surat pemberitahuan dalam bahas indonesia

dengan menggunakan huruf latin,angka arab,satuan mata uang rupiah,dan

menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jendral Pajak tempat

(55)

uang asing dalam penyelenggaraan pembukuannya, wajib menyampaikan Surat

Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain rupiah yang di

izinkan,mengambil Surat Pemberitahuan PPN masa beserta petunjuk cara

penggisiannya di Kantor Pelayanan Pajak.harus dilakukan dengan lengkap, benar dan

di tanda tangani oelh penggurus atau direksi untuk Wajib Pajak Badan ,wajib pajak

yang namanya tercantum dalam kartu NPWP dan SK PKP bagi wajib pajak orang

pribadi dan dalam hal harus di tanda tangani oleh pihak lain selain tersebut diatas

maka harus di lampirin surat kuasa khusus.disampaikan langsung Kekantor

Pelayanan Pajak dimana pengusaha dikukuhkan sebagai PKP/Kantor penyuluhan

Pajak setempat paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Pengusaha wajib pajak wajib menyerahkan faktur pajak setiap penyerahan

barang kena pajak atau jasa kena pajak,setiap peneriamaan pembayaran terjadi

sebelum penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak,serta saaat pengusaha

kena pajak menyampaikan kepada bendahara pemerintah sebagai pemungut Pajak

Pertambahan Nilai.

B. Proses Pemungutan PPN dan PPnBm

PPN dan PPnBm merupakan pajak tidak langsung yang pemungutanya

dilakukan secara tidak langsung kepada penanggung pajak melainkan kepada

(56)

Nilai terletak pada mekanisme pemungutannya yang dikenakan pada nilai tambah

dari barang kena pajak dan jasa kena pajak dan tidak di perhitungkan di akhir

tahun.Diharapkan dengan sifat yang seperti ini akan mengurangi hasrat para wajib

pajak untuk menghindari bahkan menyelundupkan Pajak Pertambahan Nilai yang

menjadi kewajibanya.

Pihak yang menyerahkan BKP atau JKP disebut PKP sebelum menjadi

PKP,mereka adalah pengusaha yang menghasilkan barang ,mengimpor

barang,mengekspor barang,melakukan usaha perdagangan,melakukan usaha

jasa,memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar negeri ,atau memanfaatkan jasa

dari luar negeri,maka itu dikenal dengan PKP PPN barang,PKP PPN impor,PKP PPN

ekspor,PKP PPN pedagang eceran,PKP PPN pemanfaatan barang tidak berwujuddari

luar negri,PKP PPN jasa,serta PKP PPN pemanfatan jasa dari luar negri.

Fungsi diatas menentuka,karena PKP harus aktif melaporkan,memungut dan

menyetor sebagainya,karena yang berhadapan dengan PKP adalah pembeli atau

penerima jas.PKP tidak terbatas dengan pihak menyerahkan BKP atau JKP termasuk

juga Direktorat Jendral Bea dan Cukai,orang pribadi tertentu,badan tertentu dan

instansi pemerintah yang di tunjuk.

Maka PKP yang di tunjuk adalah yang memungut PPN dan PPnBM atas

penyerahan BKP atau JKP yang berhak memungut ini adalah orang pribadi atau

(57)

dalam daerah pabean,dan orang pribadi atau jasa yang melakukan pemanfaatan dari

luar daerah pabean dan didalam daerah pabean.

Setiap melakukan pemungutan PPN dan PPnBM wajib membuat faktur

pajak,yang disebut sebagai faktur pajak keluaran sebagai bukti pemungutan.khusus

atas penyerahan BKP atau JKP langsung kepada konsumen akhir atau konsumen

yang tidak dapat di indentifikasi dibuat faktur pajak sederhana,walaupun tidak dapat

dibuat sebagai faktur pajak masukan.

Karena bervariasi,maka sebagai pihak yang berhak memungut dan melapor

PPN dan PPnBM juga bervariasi.Oleh karena itu,yang berkewajiban melaporkan dan

menyetorkan ke kantor Pelayanan pajak meliputi: Pengusaha Kena

Pajak,Bendaharwan Pemerintah,misalnya BUMN, BUMD, Pertamina, Bank milik

Pemerintah dan sebagainya, PKP yang terkait dengan tranksaksi dengan

Bulog,Direktorat Jendral Bea dan Cukai.

Para pemungut PPN dan PPnBM setiap bulanya wajib melakukan penyetoran

PPN dan PPnBM dan melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak,baik langsung

dengan meyampaiakan lembar ke-3 SSP,atau menyampaikan SPT masa PPN dengan

melampirkan lembar ke-3 SSP. Maksud pemerintah memberi kemudahan di bidang

perpajakan khususnya PPN dan PPnBM adalah utuk memberikan fasilitas yang

benar-benar diperlukan terutama untuk hasilnya sektor-sektor kegiatan ekonomi yang

(58)

E. Kendala Dan Masalah yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dalam memungut PPN wajib pajak,banyak wajib pajak yang tidak

mengetahui dan kurangnya kepudilian wajib pajak dalam melaporkan pajak terutang

PPN nya menjadi salah satu kendala yang di alami oleh Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat,.Dalam pelaporan Pajak Pertambahan Nilai juga memeliki

kendala yang terjadi di settiap wilayah,karena sering mengalami keterlambatan

pelaporan ke kantor pusat.Hal ini menyebabkan Kantor Pusat selalu membuat revisi

terhadap laporan SPT masa PPN.

Selain itu kendala yang timbul di pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Barat dikarenakan banyaknya wajib pajak yang sudah tidak lagi menjadi

pengusaha kena pajak yang dikarenakan wajib pajak sudah meninggal dunia dan tidak

di bertiahukan oleh pihka keluarga,wajib pajak yang masih aktif tapi tidak

melaporkan pajak,wajib pajak yang tidak sesuai syarat menjadi pengusaha kena

pajak,badan usaha atau pun perusahaan yang telah di tutup atau bangkrut tetapi tidak

(59)

F. Upaya Yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Adapun usaha yang dilakukan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak pratam

Medan Barat dalam rangka meningkatkan pelayanan,penertiban adalah dengan cara

mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya membayar pajak.

menerbitkan surat himbauan untuk menerbitkan SPT masa,serta melakukan regristasi

ulang pengusaha Kena Pajak untuk mengetahui wajib pajak yang masih aktif menjadi

Pengusaha kena Pajak,

Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan,penertiban administrasi

pengawasan,dan untuk menguji pemenuhan objektif dan subjektif pengusaha kena

pajak perlu menetapkan peraturan Direktorat Jendral Pajak tentang regristasi ulang

Pengusaha kena pajak Tahun 2012. Yang di maksud dengan:

Regristasi ulang pengusaha kena pajak adalah suatu program yang bertujuan

meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan dan menguji

pemenuhan objektif dan subjektif pengusaha kena pajak.

Setelah melakukan regristasi ulang di lakukan verifikasi yaitu serangkaian

kegiatan penguji pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif atau penghitungan dan

pembayaran pajak, berdasarkan permohonan wajib pajak, atau berdasarkan data dan

informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur Jendral Pajak,dalam

menerbitkan surat ketetapan pajak menerbitkan/menghapus nomor pokok wajib pajak

(60)

Regristasi ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak

tempat pengusaha Kena pajak Terdaftar. Jangka waktu melakukan regristasi ulang

Pengusaha kena Pajak di mulai sejak Februari sampai dengan 31 agustus.regristasi

dilakukan kepada selurah pengusaha kena pajak yang terdaftar.

Apabila berdasarkan laporan verifikasi diketahui pengusaha kena pajak

termasuk dalam kriteria tertentu maka kepada Pengusaha kena Pajak tersebut

diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Laporan

verifikasi,Kertas Kerja,dan Dokumen pendukung verifikasi disatukan dan disimpan

dalam berkas induk Wajib Pajak.

(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian baba yang ada maka penulis dapat menyimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak atas konsumsi barang atau jasa di

daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi

dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat di pengaruhi

dengan perkembangan transaksi bisnis secara pola konsumsi masyarakat

yang menjadi objek pajak Pertambahan Nilai. Perkembangan ekonomi

sangat baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional terus

menciptakan jenis serta pola baru transaksi bisnis yang baru.

3. Dalam melaksanakan Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai,

(62)

4. Pembangunan Perpajakan yang berperan paling dalam rangka

meningkatkan efektifitas wajib pajak dalam rangka meningkatkan

penerimaan negara dari perpajakan.

5. Dalam menghadapi kendala yang terjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Barat meningkatkan pelayanan, penertiban, administrasi,

pengawasan, dan untuk menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan

objektif pengusaha kena pajak, perlu menetapkan peraturan Direktur

Jendral Pajak tentang Regristasi Ulang Pengusaha Kena Pajak.

B.Saran

Penulis selaku mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Universitas Sumatera Utara ingin menyampaikan beberapa saran kepada Bapak/Ibu

pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang tidak lebih banyak

bertujuan agar kita semua dapat meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat

Indonesia Khususnya para Wajib pajak yang telah sadar akan kewajibannya. Adapun

saran tersebut adalah:

1. Pentingnya peningkatan pendekatan lebih kepada wajib pajak di kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang belum sadar akan kewajibanya

sebagai warga negara yang telah berpenghasilan diatas PTKP dalam membayar

(63)

2. Diharapkan kepada pihak kepegawain perpajakan untuk terus memberikan

pelaynan yang terbaik kepada wajib pajak dalam hal melaksanakan kewajibanya

agar masyarakat lebih peduli untuk membayar pajak

3. Terus menggali potensi perpajakn dari setiap wilayah yang di naunggi pihak

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,Perpajakan Edisi revisi 2006,CV An di Offset,yogyakarta

Resmi,Siti,2008,Perpajakan teori dan kasus,

PT Salemba Empat,Jakarta

Gambar

Tabel B.1. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Referensi

Dokumen terkait

explored. The terms used in integrative assessment e.g., content, distressed tend to have expressive, welfare-related connotations, and lie at the heart of the lay public’s concern

One of the major concerns is the effect of density on balancing ability and injuries during slaughter horse transportation. Some livestock haulers maintain that animals transported at

Untuk memperoleh marjin yang lebih baik dan memperluas pangsa pasarnya, perseroan menempuh beberapa strategi; 1) membentuk kerjasama operasi (KsO) dengan perusahaan

Nilai rata-rata efisiensi teknis tersebut masih dibawah 1, artinya bahwa usahatani yang padi organik oleh petani sampel masih belum efesien, masih terdapat peluang

RENDRA SEPTYO SANTOSO Bahasa

Sedangkan pengertian dari keseimbangan lini adalah penyeimbangan penugasan elemenâelemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station

diberi kesempatan untuk mengirimkan kelengkapan berkas verifikasi sampai dengarr hari Kamis, 17 Oktober 2013 Jarn 10.00 WIB, dengan membawa Surat Pengantar dari

Untuk dapat menentukan model peramalan atau hasil ramalan yang dapat memberikan keakurasian data untuk metode 12 bulan mendatang model-model peramalan trend Line Analysis