• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatu"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DAIHATSU SALES OPERATION CABANG

KRAKATAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

DEVI SAHRANI 100903095

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh:

Nama : DEVI SAHRANI

NIM : 100903095

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DAIHATSU SALES OPERATION CABANG KRAKATAU

Medan, 1 Juli 2014

Dosen Pembimbing

Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Drs. Robinson Sembiring, M.Si

NIP. 196004201988031002

Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

NIP. 196401081991021001

DEKAN

FISIP USU

Prof.Dr. Badaruddin, M.Si

NIP. 196805251992031002

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi berjudul

“Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatu”. Skripsi ini salah satu syarat yang

ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pertama dan terutama

sekali skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta

Dermawansyah dan Nur Asiah, terima kasih atas semua kasih sayang,

perhatian, dukungan moril dan materil, memotivasi dan selalu mendoakan penulis.

Selanjutnya dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Penulis

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama Proses

Penyelesaian Skripsi ini.

(4)

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik sekaligus dosen penguji yang telah

memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Administrasi negara yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya selama ini kepada penulis

6. Seluruh pegawai administrasi di Lingkungan FISIP USU khususnya pegawai

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,

Kak Dian dan Kak Mega yang telah memberikan masukan serta membantu

dalam urusan administrasi kampus.

7. Bapak Gusyandri selaku Branch Manager Daihatsu Sales Operation Cabang

Krakatau yang telah memberikan waktu luang kepada penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini serta memberikan informasi yang penulis

butuhkan.

8. Terimakasih kepada Sales Supervisor dan karyawan marketing Daihatsu

Sales Operation Cabang Krakatau yang telah bersedia menyediakan waktunya

untuk mengisi daftar pertanyaan dan memberikan informasi dalam penelitian

ini.

Tidak lupa juga ucapan terimakasih khusus penulis sampaikan kepada:

1. Abang Arman Dani, Abang Danil Ferdiansyah, Abang Dicky Zani,

Desi Andini, Diaz Ibnu Fauzan serta kucingku Belang. Terimakasih atas

dukungan moril maupun materiil yang diberikan kepada penulis.

2. Teman seperjuangan Adek Handayani, Fitri Puspita, Ratih Paramitha,

Nurul Elvandari, Laura Silvina Rahman, Isti Meiry Handayani, Meylan Arthasasta Samosir, Jeremia Pratama Sinaga, Indra Fahmi,

(5)

Abang Revelino Beginta Sembiring dan yang lainnya untuk dukungan,

bantuan, semangat, kebersamaan, pengalaman, dan kenangan selama

perkuliahan.

3. Teman-teman kelompok magang Desa Batu Jongjong Joppy Kheristian

Sinulingga, Olber Juahta Sembiring, Jeremia Pratama Sinaga, Ibran Tampubolon, Fitri Puspita, Adek Handayani, Nurul Elvandari, Laura Silvina Rahman, Hafni Rahmanita, Morina Sinaga, dan Hanna Maria Lubis. Terimakasih atas kerjasama, pengalaman, dan kenangan yang luar

biasa tak terlupakan dan telah menjadi keluarga selama magang.

4. Terimakasih kepada KAM Negara atas pembelajaran politik dan

teman-teman yang kritis saat berada dalam lingkungan kalian.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 1 Juli 2014

Penulis

Devi Sahrani

NIM: 100903095

(6)

ABSTRACK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DAIHATSU SALES OPERATION CABANG

KRAKATAU Nama : Devi Sahrani

NIM : 100903095

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Setiap perusahaan akan selalu berupaya agar SDM yang dimilikinya terlibat penuh dalam upaya untuk menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja karyawan adalah kemampuan karyawan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan didasari keahlian dan keterampilan yang baik dalam suatu periode yang telah ditentukan agar tercapainya kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi. Motivasi merupakan daya pendorong dan penambah semangat kerja yang menyebabkan karyawan dapat bekerja lebih giat untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi, tingkat produktivitas kerja karyawan, dan pengaruh tingkat motivasi terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan di Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Teknik analisis data secara kuantitatif / matematika sederhana. Data yang digunakan adalah data penjualan dari Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau dan sampel yang diambil sebanyak 40 orang karyawan marketing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi dan tingkat produktivitas kerja karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau berada pada kategori sangat tinggi, serta terdapat pengaruh positif motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau yaitu sebesar 0,772 dengan rtabel = 0,312 maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima. Kemudian berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana data menunjukkan bahwa apabila variabel X (Motivasi) berubah 1 satuan, maka variabel Y (Produktivitas) berubah 0,503 satuan.

Kata kunci : Motivasi, Produktivitas Kerja Karyawan

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRACK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 6

I.4 Manfaat Penelitian ... 6

I.5 Kerangka Teori ... 7

I.5.1 Produktivitas Kerja ... 7

I.5.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... 7

I.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja .... 9

I.5.2 Motivasi ... 13

I.5.2.1 Pengertian Motivasi ... 13

I.5.2.2 Teori Motivasi ... 15

I.5.2.3 Faktor-faktor Motivasi ... 23

I.5.2.4 Metode-metode Motivasi ... 27

I.5.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja ... 28

I.6 Hipotesis ... 30

I.7 Definisi Konsep ... 31

I.8 Definisi Operasional ... 32

BAB II METODE PENELITIAN II.1 Jenis Metode Penelitian dan Pendekatan ... 34

II.2 Lokasi Penelitian ... 34

II.3 Populasi dan Sampel ... 34

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

II.5 Teknik Penentuan Skor ... 36

II.6 Teknik Analisis Data ... 38

(8)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Sejarah Perusahaan ... 42

III.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 46

III.3 Tujuan Perusahaan ... 47

III.4 Catur Dharma ... 47

III.5 Struktur Organisasi ... 48

III.6 Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan ... 54

BAB IV PENYAJIAN DATA IV.1 Identitas Responden ... 59

IV.2 Deskripsi Data Penelitian ... 64

IV.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Untuk Variabel Y: Produktivitas Kerja Karyawan ... 64 IV.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Untuk Variabel X: Motivasi ... 73 BAB V ANALISIS DATA V.1 Klasifikasi Data ... 91

V.1.1 Produktivitas Kerja Karyawan (Variabel Y) ... 93

V.1.2 Motivasi (Variabel X) ... 94

V.2 Koefisien Korelasi Product Moment ... 95

V.3 Uji Regresi ... 99

V.4 Koefisien Determinan ... 100

V.5 Uji Signifikan ... 101

V.6 Interpretasi Data ... 102

V.6.1 Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau ... 103 V.6.2 Motivasi pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau ... 106

V.6.3 Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau ... 110 BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan ... 112

VI.2 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Penjualan Mobil Pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau Tahun 2013 ...

4

Tabel 2 Data Penjualan Mobil Pada Daihatsu Sales Operation Cabang

Krakatau Tahun 2014 ... 4

Tabel 3 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi ... 39

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 62

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 63

Tabel 8 Distribusi jawaban responden terhadap kemampuan mencapai target yang ditetapkan perusahaan ...

65

Tabel 9 Distribusi jawaban responden terhadap peningkatan penjualan perusahaan tiap bulannya ...

66

Tabel 10 Distribusi jawaban responden terhadap kemampuan

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ... 67

Tabel 11 Distribusi jawaban responden terhadap peningkatan penjualan karyawan setiap bulannya ...

68

Tabel 12 Distribusi jawaban responden terhadap usaha pimpinan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan (strategi) dalam bekerja ...

69

Tabel 13 Distribusi jawaban responden terhadap keseringan peningkatan keterampilan kerja ...

70

Tabel 14 Distribusi jawaban responden terhadap mengikuti strategi yang diberikan oleh pimpinan ...

71

Tabel 15 Distribusi jawaban responden terhadap usaha untuk terus

meningkatkan penjualan ... 72

Tabel 16 Distribusi jawaban responden terhadap kesenangan karyawan dalam menjalankan pekerjaan ...

73

Tabel 17 Distribusi jawaban responden terhadap semangat bekerja setiap harinya ...

74

Tabel 18 Distribusi jawaban responden terhadap kesesuaian pekerjaan dengan perintah dari pimpinan ...

75

Tabel 19 Distribusi jawaban responden terhadap kesesuaian posisi

pekerjaan dengan keinginan ... 76

Tabel 20 Distribusi jawaban responden terhadap kepuasan posisi

pekerjaan ... 77

Tabel 21 Distribusi jawaban responden terhadap kesesuaian pekerjaan dengan prosedur yang ada dalam kebijakan dari pimpinan ...

78

Tabel 22 Distribusi jawaban responden terhadap pelaksanaan tugas pada jam kerja ...

79

Tabel 23 Distribusi jawaban responden terhadap kehadiran di kantor dalam sebulan ...

80

(10)

Tabel 24 Distribusi jawaban responden terhadap kehadiran tepat waktu dalam sebulan ...

80

Tabel 25 Distribusi jawaban responden terhadap keterlambatan tanpa alasan yang sah dalam sebulan ...

81

Tabel 26 Distribusi jawaban responden terhadap tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah dalam sebulan ...

82

Tabel 27 Distribusi jawaban responden terhadap bekerja dengan jujur dan taat mengikuti peraturan yang berlaku ...

83

Tabel 28 Distribusi jawaban responden terhadap kesalahan dalam

pekerjaan ... 84

Tabel 29 Distribusi jawaban responden terhadap melanggar peraturan yang berlaku di perusahaan ...

85

Tabel 30 Distribusi jawaban responden terhadap penghargaan oleh

pimpinan dalam menjalankan tugas ... 86

Tabel 31 Distribusi jawaban responden terhadap kesesuaian penghargaan yang diberikan oleh pimpinan ...

87

Tabel 32 Distribusi jawaban responden terhadap keinginan bekerja lebih baik lagi setelah diberikan penghargaan oleh pimpinan ...

88

Tabel 33 Distribusi jawaban responden terhadap kepuasan dengan gaji yang diterima setiap bulannya ...

89

Tabel 34 Distribusi jawaban responden terhadap pemberian bonus oleh perusahaan ...

90

Tabel 35 Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden mengenai Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau ...

93

Tabel 36 Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden mengenai Motivasi pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau ...

94

Tabel 37 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 98

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

Lampiran 2 Data Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Hasil Skor Variabel

Lampiran 4 Perhitungan Regresi Linier Sederhana

Lampiran 5 Tabel Distribusi r

Lampiran 6 Tabel Distribusi t

(12)

ABSTRACK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DAIHATSU SALES OPERATION CABANG

KRAKATAU Nama : Devi Sahrani

NIM : 100903095

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Setiap perusahaan akan selalu berupaya agar SDM yang dimilikinya terlibat penuh dalam upaya untuk menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja karyawan adalah kemampuan karyawan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan didasari keahlian dan keterampilan yang baik dalam suatu periode yang telah ditentukan agar tercapainya kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi. Motivasi merupakan daya pendorong dan penambah semangat kerja yang menyebabkan karyawan dapat bekerja lebih giat untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi, tingkat produktivitas kerja karyawan, dan pengaruh tingkat motivasi terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan di Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Teknik analisis data secara kuantitatif / matematika sederhana. Data yang digunakan adalah data penjualan dari Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau dan sampel yang diambil sebanyak 40 orang karyawan marketing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi dan tingkat produktivitas kerja karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau berada pada kategori sangat tinggi, serta terdapat pengaruh positif motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau yaitu sebesar 0,772 dengan rtabel = 0,312 maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima. Kemudian berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana data menunjukkan bahwa apabila variabel X (Motivasi) berubah 1 satuan, maka variabel Y (Produktivitas) berubah 0,503 satuan.

Kata kunci : Motivasi, Produktivitas Kerja Karyawan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Produksi merupakan proses pengadaaan barang atau jasa dalam suatu

badan usaha dan perusahaan. Proses produksi tersebut merupakan bagian

terpenting dalam suatu perusahaan, karena apabila proses tersebut terhenti

perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam kegiatan produksi karyawan

mempunyai pengaruh besar, karena karyawanlah yang melaksanakan proses

produksi dalam perusahaan. Karyawan suatu perusahaan akan dapat bekerja

dengan baik dalam menghasilkan suatu barang apabila mereka mempunyai minat

dan semangat terhadap pekerjaan tersebut. Karyawan yang memiliki semangat

kerja yang tinggi akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Karyawan yang

menyenangi pekerjaannya akan memiliki loyalitas dan semangat yang tinggi

dalam bekerja. Mereka akan memberikan banyak perhatian, keterampilan dan

disiplin dalam pekerjaannya. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan

motivator kepada karyawan berupa pemenuhan kebutuhan karyawan sebagai

dorongan dalam melaksanakan tugas dengan baik. Dorongan itulah yang disebut

motivasi.

Motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran.

Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam

mengejar suatu tujuan, motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan

(14)

performansi pekerja.1

Berbicara tentang motivasi, maka tidak akan lepas dari peran seorang

pemimpin dalam perusahaan. Masalah motivasi yang dihadapi seorang pimpinan

organisasi ialah bagaimana memberikan tingkat kepuasan yang memadai kepada

setiap anggota organisasi yang berada dibawah pimpinannya

Dengan adanya motivasi dapat merangsang karyawan untuk

lebih menggerakan tenaga dan pikiran dalam merealisasikan tujuan perusahaan.

Apabila kebutuhan akan hal ini terpenuhi maka akan timbul kepuasan dan

kelancaran terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Produktivitas kerja akan terwujud jika para karyawan mempunyai

kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang menjadi

tanggungjawabnya masing-masing. Oleh karena itu pimpinan harus dapat

memberikan suatu dorongan atau motivasi pada para karyawan. Tujuan utama

produktivitas kerja karyawan adalah agar karyawan baik ditingkat bawah maupun

di tingkat puncak mampu menjadi karyawan yang efisien, efektif, produktif dan

berwibawa serta inovatif dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

2

1

Ranupandojo dan Husnan, Manajemen Personalia. BPFE, Yogyakarta, 1990, hal 197. 2

Prof. DR. Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi, Edisi Revisi, Balai Aksara, Jakarta, 1989, hal 46

. Pimpinan harus

mengerti kebutuhan dan keinginan karyawan karena setiap karyawan mempunyai

kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Pimpinan harus mencari cara yang

paling terbaik yang harus ditempuh agar dapat menggerakan dan meningkatkan

produktivitas kerja karyawanya agar secara sadar dan bertanggungjawab

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

(15)

Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau memiliki karyawan di bidang

marketing sebanyak 40 orang. Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau baru

diresmikan pada tanggal 11 Juni 2013, namun penjualan mobil telah dimulai dari

bulan Februari 2013. Pada awal pembukaan, perusahaan menargetkan penjualan

sebanyak 100 unit mobil setiap bulannya, maka diharapkam pada setiap sales

untuk dapat menjual 2-3 unit mobil setiap bulan. Oleh karena itu perusahaan

tersebut sangat memerlukan produktivitas karyawan yang tinggi dengan

memberikan motivasi agar terlaksananya tugas-tugas dan kewajiban sesuai

dengan yang diharapkan perusahaan secara efektif dan efisien.

(16)

Tabel 1

Data Penjualan Mobil Pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau Tahun 2013

Bulan Target (unit) Hasil (unit) % Ketercapaian

Februari 100 48 48%

Maret 100 56 56%

April 100 44 44%

Mei 100 60 60%

Juni 100 43 43%

Juli 100 72 72%

Agustus 100 45 45%

September 100 65 65%

Oktober 100 62 62%

November 100 80 80%

Desember 100 56 56%

Rata-rata 100 57 57%

Sumber: Data Penjualan 2013

Tabel 2

Data Penjualan Mobil Pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau Tahun 2014

Bulan Target (unit) Hasil (unit) % Ketercapaian

Januari 100 63 63%

Februari 100 53 53%

Rata-rata 100 58 58%

Sumber: Data Penjualan 2014

(17)

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa produktivitas kerja karyawan

pada Daihatsu Sales Operation dalam penjualan mobil belum pernah mencapai

target yang diharapkan perusahaan. Namun penjualan mengalami peningkatan

yang signifikan pada bulan November 2013 sebanyak 80% dari target penjualan.

Hasil pra penelitian penulis di lokasi penelitian menemukan bahwa pada

Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau memiliki pemimpin yang berbeda

disetiap bagian. Setiap paginya masing-masing pimpinan memberikan motivasi

pada karyawan yang bekerja pada bidangnya dalam usaha pencapaian target

perusahaan. Selain itu perusahaan juga mengadakan liburan keluar kota setiap 3

bulan sekali kepada seluruh karyawannya. Pemberian motivasi oleh pemimpin

yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja sehingga produktivitas kerja

karyawanpun dapat meningkat setiap harinya.

Hal inilah mendorong penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh

motivasi yang diberikan pimpinan kepada karyawan untuk meningkatkan

produktivitas lerja karyawan dalam memenuhi target penjualan yang diharapkan

perusahaan Daihatsu Sales Cabang Krakatau yang baru dibuka 1 tahun.

Untuk itu penulis mengambil judul penelitian “Pengaruh Tingkat

Motivasi Terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau”

(18)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini

merumuskan masalah sebagai berikut :“Apakah ada Pengaruh Tingkat

Motivasi Terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau?”

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat motivasi di Daihatsu Sales Operation Cabang

Krakatau.

2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan di Daihatsu Sales

Operation Cabang Krakatau.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat motivasi terhadap tingkat

produktivitas kerja karyawan di Daihatsu Sales Operation Cabang

Krakatau.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak diambil dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khasanah kepustakaan serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka

yang menindaklanjuti penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian

yang berbeda dan dengan informan yang lebih baik.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi

terhadap pemecahan permasalahan yang berkaitan.

(19)

3. Sebagai bahan informasi bagi pimpinan perusahaan dalam menentukan

kebijaksanaan dalam pemberian motivasi kepada karyawan secara tepat

guna mencapai produktivitas kerja perusahaan.

I.5 Kerangka Teori

I.5.1 Produktivitas Kerja

I.5.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Definisi produksi dengan produktivitas mempunyai arti yang berbeda.

Istilah “produksi” lebih mengarah pada pertambahan jumlah hasil kerja yang

dicapai yang biasanya berupa barang. Sedangkan “produktivitas” mengandung

pengertian adanya perbaikan cara-cara pencapaian produksi dengan peningkatan

kinerja sumber daya manusia. Hubungan antara produksi dan produktivitas adalah

memerlukan individu sebagai unsur pelaksana.

Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari

setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya3.

Kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan kehidupan hari esok

tentunya harus lebih baik dari kehidupan hari ini. Hal ini sejalan dengan pendapat

Payaman yang mengatakan Produktivitas kerja pegawai mengandung pengertian

adanya kemampuan pegawai untuk dapat menghasilkan barang atau jasa yang

dilandasi sikap mental bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok

harus lebih baik dari hari ini.4

3

Mauled Mulyono, Penerapan Produktivitas dalam Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hal 3 4

Simanjuntak, Payaman, Produktivitas kerja pengertian dan ruang lingkupnya, Prisma, Jakarta, 1998, hal 26

(20)

Malayu Hasibuan mengatakan Produktivitas adalah perbandingan antara

output (hasil) dengan input (masukan) 5

Kemudian Sondang P Siagian mengatakan Produktivitas kerja adalah

kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana

yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang

maksimal

. Jika produktivitas naik ini hanya

dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem

kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

6

. Kemampuan yang dimaksud dalam definisi tersebut tidak hanya

berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan

pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian

terhadap prokuktivitas dapat di ukur dengan melalui pelaksanaan kerja yang

relatif baik, sikap kerja, disiplin kerja dan tingkat keahlian yang dimiliki. Untuk

mengukur tingkat produktivitas karyawan dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas

dari karyawan itu sendiri dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia

untuk meningkatkan mutu hasil kerja yang lebih baik setiap harinya.

5

Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Organisasi & Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, Hal 126

6

Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan V), Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hal 15

(21)

I.5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

Dalam upaya meningkatkan produktivitas perlu diketahui bahwa adanya

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tersebut yaitu:7

a. Perbaikan terus-menerus

Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara

terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam

mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu

etos kerja yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir.

Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat

bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang

terus-menerus berubah, baik secara internal maupun secara eksternal.

b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja

Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan

dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut

segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat. Berarti mutu

menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua

satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas

penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat

penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena

keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi

karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan

proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan.

7

Sondang P Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal 10

(22)

c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam

organisasi. Karena itu memberdayakan sumber daya manusia

merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang

teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Dalam

memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu :

1. Mengakui harkat dan martabat manusia

2. Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada

manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk

melanggar hak-hak tersebut

3. Penerapan gaya manajemen ysng partisipasif melalui proses

demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi

4. Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal,

yaitu: penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem

imbalan yang efektif, kondisi fisik tempat kerja yang

menyenangkan, dan sistem umpan balik.

d. Filsafat Organisasi

Sesungguhnya titik tolak perumusan etos kerja bersifat fisafat yang

pada mulanya mungkin dirumuskan oleh para pendiri (founding

fathers) organisasi yang bersangkutan. Salah satu bentuknya yang

dewasa ini dikenal makin meluas dikalangan bisnis ialah TQM (Total

Quality Management), suatu kredo manajemen yang menekankan

pentingnya pendekatan menyeluruh atau holistik dalam mengelola

(23)

suatu organisasi. Ada beberapa hal yang menonjol dalam filsafat

manajemen tersebut, yakni :

1. Fokus perhatian pada kepuasan pelanggan

2. Pemupukan loyalitas

3. Perhatian pada budaya organisasi

4. Pentingnya ketentuan formal dan prosedur.

Simanjuntak mengatakan faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap

produktivitas kerja yaitu ada 6 faktor sebagai berikut8

1. Pendidikan dan Latihan

:

Pendidikan dan Latihan membentuk dan menambah pengetahuan

seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan trampil / cepat dan tepat

2. Gizi dan Kesehatan

Gizi dan kesehatan yang baik meningkatkan kesehatan dan kesegaran

fisik dan mental seseoran dalam melakukan sesuatu pekerjaan,

semakin baik gizi dan kesehatan maka semakin tingi pula tingkat

produktivitasnya.

3. Penghasilan dan jaminan sosial

Penghadiahan dan jaminan sosial dalam arti imbalan dan penghargaan

dapat menjadi pendorong untuk lebih kuat bekerja atau lebih produktif.

Karena hal ini ada kaitannya dengn pemenuhan langsung dengan

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang akhirnya

akan meningkatkan produktifitas kerjanya.

8

Simanjuntak, Payaman, Op.Cit, hal 27

(24)

4. Kesempatan Kerja

Tingkat produktivitas seorang pegawai sangat tergantunga pada

kesempatan kerja karyawan yang terbuka padanya. Kesempatan yang

sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang diperoleh

akan sangat berpengaruh dalam mengembangkan diri.

5. Manajemen

Pada hakekatnya prinsip manajemen adalah efesiensi dan

produktivitas. Pencapaian tujuan dari manajemen tersebut dengan

mnggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, motivasi dan pengawasan.

6. Kebijakan Pemerintahan

Usaha untuk meningkatkan produktivitas sangat sensitif terhadap

kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah terutama di bidang

produksi, investasi, perizinan usaha, teknologi, moneter, fiskal, harga

dan lain-lain. Kebijakan pemerintah tentang hal tersebut sangat

mempengaruhi terhadap produktivitas kinerja pegawai.

Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan menjadi

dua macam, yaitu :9

a. Physical productivity

Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti

ukuran (Size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya

tenaga kerja.

9

J. Ravianto, Pengukuran Produktivitas, Kanisius, Jakarta,1986, hal 21

(25)

b. Value productivity

Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan

nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar.

Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting

untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari

dua komponen yaitu:

a. Efisiensi kerja

Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget,

ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja.

b. Produksi

Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas,

peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan

perusahaan.

I.5.2 Motivasi

I.5.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “MOVERE” yang berarti “DORONGAN

atau DAYA PENGGERAK”. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia,

khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan

bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja

keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk

(26)

mewujudkan tujuan perusahaan10

Secara sederhana, menurut Ishak Arep urgensi motivasi adalah

menciptakan semangat dan gairah kerja

. Pada dasarnya perusahaan bukan saja

megharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang

terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja

yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan karyawan tidak ada

artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan

mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan

mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

11

. Sedangkan menurut Drs. Malayu SP

Hasibuan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan12

Disamping itu Stephen P. Robins dalam Malayu Hasibuan mengartikan

motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam

pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk

memuaskan beberapa kebutuhan individu

.

13

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan yaitu motivasi

merupakan dorongan atau semangat yang timbul dari diri, tanpa ada paksaan dari

siapapun untuk melakukan suatu pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

individu. Telah lama diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai

10

Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, Hal 92 11

Ishak Arep & Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta, 2004, hal 12 12

Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, Hal 95 13

Ibid.

(27)

makhluk sosial ia membutuhkan rasa sayang, pengakuan keberadaan, rasa ingin

memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan berusaha dengan

sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan itu. Oleh karena itu pemimpin dalam

memotivasi harus menyadari bahwa orang akan mau bekerja keras dengan

harapan dia akan memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginannya dari hasil

pekerjaannya.

I.5.2.2 Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang

dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya yang

dapat menjadi seperti apa. Teori Motivasi dapat digolongkan menjadi dua kategori

yaitu teori kepuasan (internal) dan teori proses (eksternal).14

A. Teori Kepuasan (Internal)

Teori Kepuasan adalah teori yang memfokuskan pada faktor-faktor dalam

diri individu yang menggerakan, mengarahkan, mendukung dan

menghentikan perilaku. Adapun yang termasuk didalam kategori kepuasan

yaitu:

1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan

extrinsic factor), yang pemunculannya sangat tergantung dari

kepentingan individu. Dengan kenyataan ini, kemudian A. Maslow

membuat “needshierarchy theory” untuk menjawab tentang tingkatan

14

Ibid, Hal 103

(28)

kebutuhan manusia tersebut. Kebutuhan manusia diklasifikasi menjadi

lima hierarki kebutuhan yaitu15

a. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs ) :

Perwujudan dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok

manusia yaitu sandang, pangan, papan, dan kesejahteraan

individu. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling

mendasar, karena tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut, seseorang

tidak dapat dikatakan hidup normal. Meningkatnya kemampuan

seseorang cenderung mereka berusaha meningkatkan pemuas

kebutuhan dengan pergeseran dari kuantitatif ke kualitatif.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang amat primer, karena

kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia dilahirkan.

Misalnya dalam hal sandang. Apabila tingkat kemampuan

seseorang masih rendah, kebutuhan akan sandang akan dipuasskan

sekedarnya saja. Jumlahnya terbatas dan mutunya pun belum

mendapat perhatian utama karena kemampuan untuk itu memang

masih terbatas. Akan tetapi bila kemampuan seseorang meningkat,

pemuas akan kebutuhan sandang pun akan ditingkatkan, baik sisi

jumlah maupun mutunya. Demikian pula dengan pangan.

Seseorang yang ekonominya masih rendah, kebutuhan pangan

biasanya masih sangat sederhana. Akan tetapi jika kemampuan

ekonominya meningkat, maka pemuas kebutuhan akan pangan pun

akan meningkat. Hal serupa dengan kebutuhan akan

15

Sondang P Siagian, Op.Cit, hal 149 – 155.

(29)

papan/perumahan. Kemampuan ekonomi seseorang akan

mendorongnya untuk memikirkan pemuas kebutuhan perumahan

dengan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif sekaligus.

b. Kebutuhan rasa aman ( Safety Needs ).

Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya

diartikan dalam arti keamanan fisik semata, tetapi juga keamanan

psikologis dan perlakuan yang adil dalam pekerjaan. Karena

pemuas kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan kekaryaan

seseorang, artinya keamanan dalam arti fisik termasuk keamanan

seseorang didaerah tempat tinggal, dalam perjalanan menuju ke

tempat bekerja, dan keamanan di tempat kerja.

c. Kebutuhan Sosial ( Social needs )

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat

memenuhi kebutuhan sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang

lain, sehingga mereka harus berinteraksi dalam memenuhi

kebutuhan tersebut. Kebutuhan sosial tercermin dalam empat

bentuk perasaan yaitu:

1. Kebutuhan akan perasaaan diterima orang lain dengan siapa ia

bergaul dan berinteraksi dalam organisasi dan demikian ia

memiliki sense of belonging yang tinggi.

2. Harus diterima sebagai kenyataan bahwa setiap orang

mempunyai jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan

kekurangannya. Dengan jati dirinya itu, setiap manusia merasa

dirinya penting, artinya ia memiliki sense of importance

(30)

3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak akan gagal sering

disebut sense of accomplishment. Tidak ada orang yang merasa

senang apabila ia menemui kegagalan, sebaliknya, ia senang

apabila ia menemui keberhasilan.

4. Kebutuhan akan perasaan diikutsertakan ( sense of

participation ). Kebutuhan ini sangat terasa dalam hal

pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan tugas

sendiri.Sudah barang tentu bentuk dari partisipasi itu dapat

beraneka ragam seperti dikonsultasikan, diminta memberikan

informasi, didorong memberikan saran.

d. Kebutuhan penghargaan ( Esteem Needs )

Semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan statusnya

oleh orang lain. Situasi yang ideal adalah apabila prestise itu

timbul akan menjadikan prestasi seseorang. Akan tetapi tidak

selalu demikian, karena dalam hal ini semakin tinggi kedudukan

seseorang, maka akan semakin banyak hal yang digunakan sebagai

simbol statusnya itu. Dalam kehidupan organisasi banyak fasilitas

yang diperoleh seseorang dari organisasi untuk menunjukkan

kedudukan statusnya dalam organisasi. Pengalaman menunjukkan

bahwa baik dimasyarakat yang masih tradisional maupun

dilingkungan masyarakat yang sudah maju, simbol – simbol status

tersebut tetap mempunyai makna penting dalam kehidupan

berorganisasi.

(31)

e. Aktualisasi diri (Self Actualization )

Hal ini dapat diartikan bahwa dalam diri seseorang terdapat

kemampuan yang perlu dikembangkan, sehingga dapat

memberikan sumbangsih yang besar terhadap kepentingan

organisasi. Melalui kemampuan kerja yang semakin meningkat

akan semakin mampu memuaskan berbagai kebutuhannya dan

pada tingkatan ini orang cenderung untuk selalu mengembangkan

diri serta berbuat yang lebih baik.

2. Teori ERG-Alfeder

Alfeder sependapat dengan Maslow bahwa setiap individu memiliki

kebutuhan yang sama yang tersusun secara hirarki. Akan tetapi

kebutuhan-kebutuhan menjadi kebutuhan akan eksistensi,

ketergantunan dan perkembangan yang dinamakan teori ERG (E-

existenc/eksisteni, R-Relatedness/keterkaitan, G- Growt/pertumbuhan)

yang meliputi tiga kebutuhan yaitu:

a. Eksistensi: kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan oleh

faktor-faktor seperti makanan, air, udara, gaji dan kondisi perjalanan.

b. Keterkaitan: kebutuhan-kebutuhan yand dipuaskan dengan adanya

hubungan sosial dan interpersonal yang berarti

c. Pertumbuhan: kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan oleh

seseorang indivudi menciptakan kontribusi yang atau produktif.

(32)

3. Teori Dua Faktor-Herzberg

Herzberg adalah seorang ahli psikologi dan seorang konsultan

manajemen pengembangan teori dua faktor kepuasan. Hasil penelitian

herzberg menghasilkan dua kesimpulan yakni:

a. Terdapat satu kelompok eksterinsik yaitu: gaji, keamanan kerja,

kondisi kerja , status, prosedur perusahaan, mutu penyelia, dan

mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan

bawahan. Keberadaan kondisi ini terhadap kepuasan karyawan

tidak selalu memotivasi mereka, tetapi ketidakberadaan kondisi ini

menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu

mempertahankan setidaknya suatu tingkat “tidak ada kepuasan”.

b. Terdapat sekelompok kondisi intrinsik yaitu: pencapaian prestasi,

kemajuan, kemampuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,dan

kemungkinan berkembang. Jika kondisi ini tidak ada bukan berarti

kondisi tidak puas. Tetapi kalau ada membentukmotivasi yang kuat

yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu

kelompok intrinsik ini disebut pemuas atau motivator.

4. Teori Motivasi Berprestasi McClelland

David McClelland mengajukan kebutuhan motivasi yang dipelajari

yang erat kaitannya dengan konsep belajar. Kebutuhan seorang

dipelajari dari kebudyaan suatu masyarakat. Menurut McClelland ada

tiga kebutuhan pokok manusia yaitu:

(33)

a. Kebutuhan Berprestasi

Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat

dibedakan dengan kebutuhan lainnya, kebutuhan berafiliasi hampir

sama atu dapat dibedakan dengan kebutuhan atau rasa disertakan

cinta, aktivitas yang dikemukakan Maslow. Kebutuhah akan

kekuasaan merupakan dorongan yang muncul dalam diri seseorang

untuk duduk dalam posisi sallinng dominan atau pengatur di dalam

kelompok.

b. Kebutuhan Berafiliasi

Kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang memotivasi

semangat kerja seseorang yang sifatnya sisial, seperti keinginan

disenangi, dicintai, kesediaann bekerjasama, iklim bersahabat, dan

salling mendukung dalam organisasi.

c. Kebutuhan akan Kekuasaan

Kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang merangsang dan

memotivasi kerja seseorang serta mengarahkan semua kemampuan

demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik di dalam

organisasi.

B. Teori Proses (Eksternal)

Teori Proses motivasi adalah teori yang menerangkan dan menganalisa

bagaimana perilaku diarahkan, ditingkatkan, dipertahankan dan

dihentikan. Sedangkan yang termasuk Teori Proses adalah:16

16

Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, Hal 116

(34)

1. Teori Harapan (Expectancy Theory)

Teori Harapan ini dikemukakan oleh Victor H. Room yang

menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk

bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari

hubungan timbal-ballik antara apa yang ia inginkann dan dibutuhkan

dari hasil pekerjaan itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar

untuk memperoleh kepuasannya, maka karyawan akan bekerja keras

juga, dan sebaliknya.

2. Teori Keadilan (Equity Theory)

Ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah

maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Teori ini

berasumsi bahwa karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan

produktivitas kerjanya apabila dia diperlakukan dengan adil dalam

pekerjaannya. Ketidakadilan kepada karyawan akan menimbulkan

bermacam-macam perilaku yang menyimpang. Misalnya saja

menurunkan prestasi, jarang datang dan malas. Disini karyawan

membandingkan imbalan dengan pengorbanan yang mereka berikan.

Jika mereka telah mendapatkan keadilan dalam bekerja, maka mereka

akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas.

3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perlaku

dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari

prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok tergantung

pada tingkat produksi kelompok itu. Sifat ketergantungan tersebut

(35)

bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang

mengikuti perilaku itu.

I.5.2.3 Faktor-faktor Motivasi

Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu dorongan yang berasal dari dalam

manusia (faktor individual atau internal) dan dorongan yang berasal dari luar

individu (faktor eksternal). Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu adalah:17

a. Minat

Seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu kegiatan

kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan

minatnya.

b. Sikap positif

Seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu kegiatan dengan

rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan berusaha sebisa mungkin

menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya.

c. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha

melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa memenuhi

kebutuhannya.

Menurut F. Herzberg ada dua faktor utama di dalam organisasi (faktor

eksternal) yang membuat karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang

17

Simon Devung, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Depdikbud, Jakarta, 1989, hal 108

(36)

dilakukan, dan kepuasan tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih

baik, kedua faktor tersebut antara lain18

a. Motivator

:

Motivator adalah prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang

diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya itu

sendiri.

b. Faktor kesehatan kerja

Faktor kesehatan kerja merupakan kebijakan dan administrasi

perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang

memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja.

Dalam teori pengharapan (Victor Vroom), motivasi kerja seseorang sangat

ditentukan tujuan khusus yang akan dicapai orang yang bersangkutan. Harapan

yang ingin dicapai karyawan antara lain:19

a. Upah atau gaji yang sesuai

Upah atau gaji merupakan imbalan yang diberikan kepada seseorang

setelah melakukan suatu pekerjaan. Upah umumnya berupa uang atau

materi lainnya. Karyawan yang diberi upah atau gaji sesuai kerja yang

dilakukan atau sesuai harapan, membuat karyawan bekerja secara baik

dan bersungguh-sungguh. Dengan demikian hasil produksi sesuai

target yang ditentukan perusahaan.

b. Keamanan kerja yang terjamin

Karyawan dalam bekerja membutuhkan konsentrasi dan ketenangan

jiwa dan dapat diwujudkan dalam bentuk keamanan kerja. Jaminan

18

Ibid, hal 106 19

Wursanto, Ig, Manajemen Kepegawaian 1, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hal 149

(37)

keselamatan kerja dan asuransi apabila terjadi kecelakaan membuat

karyawan bekerja dengan sepenuh hati.

c. Kehormatan dan pengakuan

Kehormatan dan pengakuan terhadap karyawan dapat diberikan

dengan penghargaan atas jasa dan pengabdian karyawan. Kehormatan

dapat berupa bonus atau cinderamata bagi karyawan yang berprestasi.

Sedangkan pengakuan dapat diberikan dengan melakukan promosi

jabatan.

d. Perlakuan yang adil

Adil bukan berarti diberikan dengan jumlah sama bagi seluruh

karyawan. Perlakuan adil diwujudkan dengan pemberian gaji,

penghargaan, dan promosi jabatan sesuai prestasi karyawan. Bagi

karyawan yang berprestasi dipromosikan jabatan yang lebih tinggi,

sedangkan karyawan yang kurang berprestasi diberi motivasi untuk

lebih berprestasi sehingga suatu saat memperoleh promosi jabatan.

Uraian tersebut merupakan salah satu perlakuan adil sesuai prestasi

karyawan, sehingga karyawan berlomba berprestasi dengan baik.

e. Pimpinan yang cakap, jujur, dan berwibawa

Pimpinan perusahaan merupakan orang yang menjadi motor

penggerak bagi perjalanan roda perusahaan. Pimpinan yang memiliki

kemampuan memimpin membuat karyawan segan dan hormat.

Pimpinan juga dituntut jujur sehingga pimpinan sebagai contoh yang

baik bagi karyawan yang dipimpin.

(38)

f. Suasana kerja yang menarik

Hubungan harmonis antara pimpinan dan karyawan atau hubungan

vertical membuat suasana kerja baik. Selain itu hubungan harmonis

diharapkan juga tercipta antar sesama karyawan (hubungan

horizontal). Kedua hubungan baik tersebut menciptakan kondisi kerja

harmonis antara pimpinan dengan karyawan dan antara sesama

karyawan, sehingga suasana kerja tidak membosankan.

g. Jabatan yang menarik

Jabatan merupakan salah satu kedudukan yang diharapkan karyawan.

Promosi jabatan yang berjenjang secara baik dengan berpedoman pada

prestasi kerja dan masa kerja membuat karyawan menduduki jabatan

dengan jenjang teratur. Penjenjangan menciptakan keadaan kondusif

bagi perusahaan.

I.5.2.4 Metode-metode Motivasi

Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode

langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode motivasi tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:20

a. Metode langsung, merupakan motivasi materiil atau non materiil yang

diberikan secara langsung kepada seseorang untuk pemenuhan

kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini dapat diwujudkan misalnya

dengan memberikan pujian, penghargaan, bonus dan piagam.

b. Metode tidak langsung, merupakan motivasi yang berupa fasilitas

dengan maksud untuk mendukung serta menunjang gairah kerja dan

20

Drs. H. Malayu SP Hasibuan, Op.Cit, hal 100

(39)

kelancaran tugas. Contohnya adalah dengan pemberian ruangan kerja

yang nyaman, penciptaan suasana dan kondisi kerja yang baik.

Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk merangsang

semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas kerja meningkat.

I.5.2.5 Pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja

Produktivitas kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan

yang menghasilkan suatu produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu yang

ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat dari seorang karyawan. Setiap

organisasi pada dasarnya akan memiliki kebijakan yang berbeda-beda terhadap

sumber daya manusia yang dimilikinya guna mencapai produktivitas kerja

karyawan. Untuk meningkatkan produktivitas perlu digunakan faktor-faktor yaitu

perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan

sumber daya manusia dan filsafat organisasi agar dapat menunjang tercapainya

produktivitas di dalam organisasi tersebut.

Menurut J. Ravianto, Produktivitas dipengaruhi berbagai faktor, baik yang

berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti

pendidikan, keterampilan, disiplin kerja, sikap, etika, manajemen, motivasi kerja,

teknologi, sarana, produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi serta

lingkungan kerja yang mendukung21

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi.

Motivasi didefinisikan sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan .

21

J. Ravianto, Op.Cit, hal 20

(40)

ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran22. Menurut Atkinson (1964),

motivasi perlu memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang menimbulkan dan

mengarahkan aktivitas-aktivitas seseorang23

Motivasi yang diberikan pimpinan kepada karyawannya haruslah tepat

karena pemberian motivasi ini akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan,

sehingga motivasi yang diberikan pada karyawan akan mempengaruhi perilaku

mereka dalam bekerja agar lebih baik guna pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

Agar manusia dapat bekerja sebaik mungkin, mereka harus mempunyai motivasi

yang cukup untuk mengembangkan potensi mereka secara seratus persen. Untuk

mencapai hal tersebut, maka seorang pemimpin harus memperhatikan 3 hal, yaitu

(1) elemen manusia, (2) kebutuhan karyawan, dan (3) kepentingan kelompok

. Dengan kata lain motivasi

merupakan daya pendorong dan penambah semangat kerja yang menyebabkan

karyawan dapat bekerja lebih giat. Peningkatan motivasi wajib dilakukan ketika

perasaan tidak puas muncul ke permukaan dan menyebabkan semangat karyawan

menurun.

24

Seorang karyawan akan termotivasi dan dapat meningkatkan produktivitas

kerjanya apabila ada imbalan-imbalan yang diberikan dari atasannya. Seorang

karyawan juga akan termotivasi dan meningkatkan produktivitas kerjanya apabila

dalam dirinya terdapat keyakinan bahwa keinginan, kebutuhan, harapan dan

tujuannya dapat tercapai juga. Hal tersebut sejalan dengan Arep & Hendri yang .

22

Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006, hal 213

23

Prof. Dr. J. Winardi, SE, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hal 4

24

Ishak Arep & Hendri Tanjung, Op.Cit, hal 19

(41)

menyatakan manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja,

sehingga produktivitas kerja meningkat25

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap ruusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.

.

Dengan adanya motivasi diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan dengan

cepat dan tepat, artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dalam

skala waktu yang sudah ditentukan, serta karyawan akan senang dan bekerja keras

melakukan pekerjaannya. Motivasi bisa berupa gaji, tunjangan, bonus,

penghargaan, dan lain-lain. Seorang karyawan akan termotivasi dan meningkatkan

produktivitas kerjanya apabila terdapat keyakinan dalam dirinya keinginan,

kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai. Motivasi dapat menimbulkan

kemampuan bekerja serta bekerja sama, maka secara tidak langsung akan

meningkatkan produktivitas. Sedangkan apabila motivasi karyawan lebih tinggi

tetapi tidak didukung lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil

produktivitas kerja tidak baik.

Berdasarkan teori tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa dengan

motivasi kerja berpengaruh pula dengan peningkatan produktivitas kerja

karyawan, sebaliknya dengan motivasi kerja yang menurun juga akan

berpengaruh terhadap penurunan produktivitas kerja.

I.6 Hipotesis

26

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Adapun penulis membuat hipotesa sebagai berikut:

25

Ibid, hal 16 26

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Negara, Alfabeta, Bandung, 2005, hal 70

(42)

Ada pengaruh yang positif antara motivasi terhadap produktivitas

kerja karyawan.

b. Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada pengaruh yang positif antara motivasi terhadap

produktivitas kerja karyawan.

I.7 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, dapat menyederhanakan pemikirannya

dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan

satu dengan lainnya27

1. Motivasi adalah suatu kedaan dalam pribadi, keinginan seseorang baik

yang berasal dari dalam ataupun dari luar yang berguna untuk

mendorong, menunjang seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan

demi tercapainya tujuan tertentu. .

2. Produktivitas kerja karyawan adalah kemampuan karyawan untuk

menghasilkan barang atau jasa dengan didasari keahlian dam

keterampilan yang baik dalam suatu periode yang telah ditentutakan

agar tercapainya kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diharapkan.

27

Singarimbun, Masri, dkk, Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta, 1995, hal 33.

(43)

I.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama28

1. Variabel X (Motivasi) dengan menggunakan indikator sebagai berikut: .

a. Internal (dalam)

1) Minat

- Rasa senang dalam melaksanakan tugas

- Kesesuaian pekerjaan dengan keinginan

- Kesesuaian terhadap kebijakan pimpinan

2) Sikap positif

- Merasa senang apabila target dari perusahaan terpenuhi

- Mempunyai loyalitas tinggi terhadap perusahaan

- Mempunyai disiplin kerja yang tinggi

b. Eksternal (luar)

1) Motivator

- Penghargaan yang diberikan oleh pimpinan

- Rangsangan berupa gaji dan bonus

2) Faktor kesehatan kerja

- Taat pada peraturan yang berlaku pada perusahaan

- Upah atau gaji yang sesuai

28

Ibid, hal 46

(44)

2. Variabel Y (Produktivitas Kerja Karyawan)

a. Efisiensi kerja

- Ketercapaian target

- Ketepatan waktu

- Ketepatan kerja

b. Produksi

- Peningkatan penjualan setiap bulan

- Kesesuaian harapan perusahaan

- Sikap untuk terus meningkatkan penjualan

(45)

BAB II

METODE PENELITIAN

II. 1 Jenis Metode Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

peneletian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk

mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y)

yang menggunakan rumus statistik29

a. Populasi

. Metode korelasional bertujuan meneliti

sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel

yang lain.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daihatsu Sales Operation yang berlokasi di Jl.

Gunung Krakatau Ujung No. 238 Simpang Tanjung Mulia Kotamadya Medan -

20239

II.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya30

29

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal 5

30

Sugiyono, Op.Cit, hal 96

. Sedangkan menurut

Singarimbun populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang akan

(46)

diteliti31

b. Sampel

. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan

marketing yang bekerja pada Daihatsu Sales Operation Cabang Krakatau

sebanyak 40 orang.

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data

sebenarnya32. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari

seluruh karyawan. Apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil dari

keseluruhannya, namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka

sample diambil sebesar 10%-15%-20%-25%, atau lebih33

1. Teknik pengumpulan data primer

.

Penentuan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah keseluruhan

karyawan marketing yang bekerja pada Daihatsu Sales Operation Cabang

Krakatau sebanyak 40 orang.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut

klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu:

Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai

berikut:

a. Metode Quesioner (Angket), yaitu teknik pengumpulan data yang

digunakan sebagai pendamping dalam pengumpulan data. Angket

31

Singarimbun, Masri, dkk, Op.Cit, hal 152 32

Ibid, hal 53 33

Arikunto, Suharsimi, Op.Cit, hal 5.

(47)

berisikan format daftar pertanyaan yang memberi jawaban pada

responden dan berkaitan dengan permasalahan.

b. Metode Observasi, maksudnya adalah mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan

yang berkaitan dengan fokus penelitian.

c. Metode Wawancara, yaitu untuk memperoleh informasi/data yang

lengkap dan mendalami dari jawaban responden dengan cara bertanya

langsung secara bertatap muka (face to face).

2. Teknik pengumpulan data sekunder:

a. Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi

melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti

buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah

yang diteliti serta analisis peraturan daerah.

b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui

pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

II.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan

adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden.

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah:

a. Untuk alternatif jawaban A diberi skor 5

b. Untuk alternatif jawaban B diberi skor 4

(48)

c. Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3

d. Untuk alternatif jawaban D diberi skor 2

e. Untuk alternatif jawaban E diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing-masing variabel apakah

tegolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala

interval dengan cara sebagai berikut :

ilangan BanyaknyaB

ah SkorTerend ggi

SkorTertin

Maka diperoleh n =

5−1

5 = 0,80

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban pada masing-masing

variabel yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21-5,00

b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41-4,20

c. Skor untuk kategori sedang = 2,61-3,40

d. Skor untuk kategori rendah = 1,81-2,60

e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00-1,80

II.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif

yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

(49)

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat34

��� = Angka indeks korelasi antara X dan Y

. Cara perhitungan

menggunakan rumus sebagai berikut:

��� = �

(∑ ��)− (∑ �)(∑ �)

�{�(∑ �2) (∑ �)2}{(∑ �2) (∑ �)2}

dimana:

� = jumlah responden

∑ �� = jumlah perkalian antara skor x dan y

= skor variabel bebas (motivasi)

= skor variabel terikat (produktivitas kerja karyawan)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan

tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu :

1. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya

kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.

2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya

menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai

variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak

mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang

lainnya berubah.

34

Sugiyono, Op.Cit, hal 193.

(50)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat, sedang atau rendah antara

kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau

interpretasi angka35

[image:50.595.161.464.180.378.2]

Interval Koefisien .

Tabel 3

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Dengan nilai r yang di peroleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut

signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternative dapat diterima.

35

Ibid, hal 214.

(51)

2. Uji Regresi

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada

variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Dengan kata lain, regresi linier sederhana adalah koefisien yang menunjukkan

perubahan yang terjadi pada variabel Y jika variabel X berubah 1 satuan. Analisis

regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variable independen

(X) terhadap variable dependen (Y) .

Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan

jika bernilai negatif)

(52)

3. Koefisien Determinan

Penggunaan teknik analisa ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh antara program Motivasi (variabel X) terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan (variabel Y), maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus

koefisien determinan sebagai berikut:

� =���� �2× 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinan

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y

4. Uji Signifikan

Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah

hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai

Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho

ditolak apabila nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan dapat

diterima apabila nilai t-hitung lebih kecil dari harga t-t

Gambar

Tabel 3
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

The File Geodatabase API does not provide for the exchange of explicit topology; it does, however, provide for the transfer of the topology rules for the feature classes in

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Ketentuan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor

Perilaku Profesional Guru 9 Perilaku Guru Sehari- hari 15 Hubungan Sosial dengan Peserta Didik 7 Penguasaa. n Materi

Previous researches have analysed the potential of single and dual polarized SAR data in aboveground biomass and other bio- physical parameters quantification(Kushwaha

rata – rata kepemilikan lahan khususnya kepemilikan sawah, tegalan dan pekarangan yang paling mendekati kebenaran adalah dengan merata–ratakan jumlah luas lahan yang

Optimised terrestrial biospheric carbon fluxes were derived using GOSAT data and its spatial and temporal variability was studied over India for the period June 2009 and

Pemegang Kartu US Green Card / Ijin tinggal tetap di Amerika Serikat Ya Tidak.

Object based Image Analysis (OBIA) of high resolution images resulted in a accuracy of 77.2 per cent in delineating trees outside forests as a cover,in relation to