SKRIPSI
PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP
MANAJEMEN LABA DISCRETIONARY ACCRUALS
PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
VESTRY ARTA SEMBIRING 130522099
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Audit tenure, Independensi auditor, Rasio Hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba
Discretionary accruals pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 18 Juni 2015
(Vestry Arta Sembiring)
ABSTRAK
PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP
MANAJEMEN LABA DISCRETIONARY ACCRUALS
PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan
Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-
faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals adalah Audit
tenure, Independensi auditor yang diproksikan dengan variabel dummy, Rasio
Hutang , Pertumbuhan Penjualan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan Property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Dengan menggunakan
metode purposive sampling diperoleh sampel laporan keuangan perusahaan
sebanyak 90 perusahaan. Untuk menganalisis pengaruh Pengaruh Audit Tenure,
Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan digunakan
analisis regresi linear berganda. Sebelum uji regresi, data terlebih dahulu diuji
menggunakan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan,
berpengaruh signifikan dalam Manajemen Laba Discretionary accruals.
Sedangkan variabel Audit tenure, Independensi auditor, dan Rasio hutang tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals
Kata kunci: Manajemen Laba Discretiona ry a ccrua ls, Audit Tenure, Independensi
ABSTRACT
THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDITOR INDEPENDENCE, DEBT, AND
GROWTH ON PROP ERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the factors that may affect the determination of the
Earning Management Discreationary Accruals on property and real estate
companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Factors that affect the
determination of Earning Management Discreationary Accruals are Audit Tenure,
Auditor Independence Measured by using a dummy , Debt, And Growth
The population of this study is a property and real estate company that is
listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2011-2013. By using purposive
sampling method samples obtained financial reports at least 90 companies. To
analyze the effect of audit tenure, auditor independence, debt, and growth used
multiple linear regression analysis. Prior to regression test, the data must first be
tested using classical assumption test.
The results showed that growth have a significant effect in the determination
of Earning Management Discreationary Accruals. While the variable of audit tenure,
auditor independence, and debt, does not have a significant effect on earning
management discreationary accruals .
Keywords: Earning Management, Discreationary Accruals, Audit Tenure, Auditor
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala Berkat dan AnugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada
perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
berjalan dengan baik. Adapun skripsi ini disusun guna untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh Karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
4. Bapak Drs. M.Utama, Nasution MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis.
6. Kepada orangtua penulis yang tercinta Drs. Jadi Sembiring dan Gloria br.
Ginting serta saudara penulis Lucy Amena Sembiring, James Ratur
Sembiring, Olivia Hagaina Sembiring, terima kasih untuk doa, kasih
sayang, masukan, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis.
7. Kepada sahabat penulis, khususnya terlebih dahulu Saya ucapan spesial
terima kasih, pake banget buat Ayu dan Mora, yang slalu setia dan selalu
ada untuk saya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Dan Terima Kasih juga
untuk doa,dukungan dan Bantuan yang diberikan Tia, Ilma, dalam
seperjuangan menyelesaikan Skripsi dan Perkuliahan penulis, dan juga
Icha, Asti, Cici, Rizka,Leily, Inggit. Jangan putus komunikasi ya teman-
teman. We Are Foolish Girls! :)
8. Kepada teman-teman seperjuangan ( Hadi, Kak Indah, kak Novita, kak
Citra, Healty, Nanda, Fuad, Erwin, Alif, Rizky, Jahri, Gito, Arfah, Robert,
Mudan, Pian) terima kasih telah memberi masukan, bantuan, dukungan
9. Segenap teman-teman Prodi Akuntansi Ekstensi Stambuk 2013 yang telah
memberikan banyak pengalaman yang indah, semangat, bantuan, dan
dukungan.
10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat Penulis sebut satu per
satu.
Akhir kata dengan segala keterbukaan, Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan
kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 18 Juni 2015
DAFTAR ISI
2.1.5. Independensi auditor ... 20
2.1.6. Rasio hutang ... 22
2.1.7. Pertumbuhan penjualan... 23
2.2. Penelitian Terdahulu ... 23
2.3. Kerangka Konseptual ... 28
2.4. Hipotesis Penelitian ... 28
2.4.1. Pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen laba ... 28
2.4.2. Pengaruh Independensi terhadap Manajemen laba ... 29
2.4.3. Pengaruh Rasio hutang terhadap Manajemen laba ... 30
2.4.4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba ... 31
3.6.3 Variabel Independen ... 39
3.6.3.1. Audit tenure ... 39
3.6.3.2. Independensi Auditor ... 40
3.6.3.3. Rasio hutang ... 41
3.6.3.4 Pertumbuhan penjualan ... 41
3.7. Metode Analisis Data ... 42
3.7.1. Pengujian data ... 43
3.7.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 43
3.7.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 43
3.7.1.2.1. Uji Normalitas ... 44
3.7.1.2.2. Uji Multikolinearitas ... 44
3.7.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 45
3.7.1.2.4. Uji Autokorelasi ... 45
3.7.2. Analisis Regresi Berganda ... 46
3.7.3. Hipotesis ... 47
3.7.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 47
3.7.3.2. Uji Statistik F ... 47
3.7.3.3. Uji statistik T ... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif ... 49
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 50
4.2.1. Hasil Uji Normalitas Data ... 50
4.2.2. Hasil Uji Multikolinieritas ... 53
4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 54
4.2.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 55
4.3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 56
4.3.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 56
4.3.2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 57
4.3.3. Hasil Uji T ... 59
4.3.4. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 62
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26
3.1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 35
3.2. Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 35
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 42
4.1. Hasil Statistik Deskriptif ... 49
4.2. Hasil Uji Normalitas Data ... 50
4.3. Hasil Uji Multikolinieritas... 53
4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (uji park) ... 54
4.5. Hasil Uji Autokorelasi ... 55
4.6. Hasil Uji koefisien Determinasi (R2) ... 56
4.7. Hasil Uji Statistik F ... 57
4.8. Hasil Uji statistik T... 59
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual... 28
4.1. Hasil Uji Normalitas Histogram ... 51
4.2. Hasil Uji Normal P -Plot ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1. Data Sampel Penelitian ... 75
2. Hasil Statistik Deskriptif ... 89
3. Hasil Uji Normalitas Data ... 90
4. Hasil Uji Multikolonieritas ... 91
5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 92
6. Hasil Uji Autokorelasi... 93
7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 94
8. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 94
ABSTRAK
PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP
MANAJEMEN LABA DISCRETIONARY ACCRUALS
PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan
Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-
faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals adalah Audit
tenure, Independensi auditor yang diproksikan dengan variabel dummy, Rasio
Hutang , Pertumbuhan Penjualan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan Property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Dengan menggunakan
metode purposive sampling diperoleh sampel laporan keuangan perusahaan
sebanyak 90 perusahaan. Untuk menganalisis pengaruh Pengaruh Audit Tenure,
Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan digunakan
analisis regresi linear berganda. Sebelum uji regresi, data terlebih dahulu diuji
menggunakan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan,
berpengaruh signifikan dalam Manajemen Laba Discretionary accruals.
Sedangkan variabel Audit tenure, Independensi auditor, dan Rasio hutang tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals
Kata kunci: Manajemen Laba Discretiona ry a ccrua ls, Audit Tenure, Independensi
ABSTRACT
THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDITOR INDEPENDENCE, DEBT, AND
GROWTH ON PROP ERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the factors that may affect the determination of the
Earning Management Discreationary Accruals on property and real estate
companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Factors that affect the
determination of Earning Management Discreationary Accruals are Audit Tenure,
Auditor Independence Measured by using a dummy , Debt, And Growth
The population of this study is a property and real estate company that is
listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2011-2013. By using purposive
sampling method samples obtained financial reports at least 90 companies. To
analyze the effect of audit tenure, auditor independence, debt, and growth used
multiple linear regression analysis. Prior to regression test, the data must first be
tested using classical assumption test.
The results showed that growth have a significant effect in the determination
of Earning Management Discreationary Accruals. While the variable of audit tenure,
auditor independence, and debt, does not have a significant effect on earning
management discreationary accruals .
Keywords: Earning Management, Discreationary Accruals, Audit Tenure, Auditor
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam
suatu periode. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
manajemen kepada pihak-pihak eksternal seperti investor, kreditor,
pelanggan dan masyarakat luas. Laporan ini digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu seluruh informasi yang
terdapat laporan keuangan harus relevan, reliable dan tidak terdapat
kesalahan material sehingga tidak menyesatkan pengguna dalam
menginterpretasikannya.
Laporan keuangan yang relevan artinya informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang dapat membantu pemakai laporan keuangan
untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan memprediksi
peristiwa masa depan. Salah satu informasi laporan keuangan yang
menjadi pusat perhatian pemakai laporan keuangan adalah informasi laba
(Beattie et al., 1994). Laba dapat digunakan untuk menaksir resiko dalam
(2012) menguatkan bahwa pasar memberikan respon positif terhadap
informasi laba perusahaan.
Pemakai laporan keuangan melihat laba perusahaan sebagai salah
satu indikator pengukuran kinerja manajemen (Suranta dan Merdistusi,
2004). Laba yang meningkat merupakan indikasi meningkatnya kinerja
manajemen, dan sebaliknya. Manajemen menyadari bahwa pemakai laporan
keuangan cenderung memperhatikan laba, khususnya manajemen yang
kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba perusahaan. Hal ini
mendorong manajemen melakukan manajemen laba. Konsep manajemen
laba dapat menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory), yang
isinya menyatakan bahwa pratik manajemen laba dipengaruhi antara
kepentingan manajemen dengan principal yang timbul karena setiap pihak
berusaha mencapai keinginan masing-masing (Salno dan Baridwan, 2000).
Manajemen melakukan manajemen laba karena mengharapkan adanya
manfaat dari tindakan tersebut dan mengantisipasi kejadian tidak terduga.
Motivasi manajemen melakukan manajemen adalah adanya program
bonus, perusahaan akan go public, motivasi perjanjian utang, pergantian
CEO, meningkatkan kepercayaan kreditor dan investor, ataupun
menghindari pajak dan kebijakaan pemerintah (Scoot, 2006). Menurut Scoot
(2006), manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh
manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah
dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan.
akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk modifikasi laba yang
dilaporkan (Halim et al., 2005) dalam Kono (2012). Laporan keuangan
berdasarkan akuntansi akrual memberi kesempatan bagi manajemen untuk
memilih kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pelaporan laba.
Manajemen laba dapat terjadi dengan cara pemanfaatan transaksi akrual,
perubahan metode akuntansi, menggeser periode biaya atau pendapatan dan
penerapan suatu kebijakan.
Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena
fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam pe-
nyusunan laporan keuangan. Manajemen laba timbul sebagai dampak dari
penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat komunikasi antara pihak-pihak
yang berkepentingan dan kelemahan inheren yang ada pada akuntansi yang
menyebabkan adanya judgement (Setiawati, 2002).
Discretionary accruals adalah komponen akrual yang
memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam proses
penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang
sesunggguhnya. De Angelo (1986) yang dikutip dalam I Guna (2009)
menyatakan Komponen discretionary accruals merupakan bagian dari
akrual yang memungkinkan manajer melakukan intervensinya dalam
memanipulasi laba perusahaan. Hal ini disebabkan karena manajer memiliki
kemampuan untuk mengontrolnya dalam jangka pendek. Komponen
biaya garansi (future warranty expense) dan asset modal (capitalization
assets).
Auditor independen sebagai pihak internal yang bersikap netral
terhadap manajemen dan investor, sebaiknya memiliki kualitas auditor
yang baik agar dapat mengungkap kesalahan saji materi pada laporan
keuangan. Akhir-akhir ini kualitas auditor sering dipertanyakan
kemampuannya karena terjadinya kasus-kasus kegagalan audit. Kegagalan
audit pada perusahaan terkemuka seperti Enron,Worldcom, dan Xerox yang
melibatkan banyak pihak, seperti: CEO, Komisaris, Komite audit, bahkan
auditor internal dan eksternal. Kejadian ini menyebabkan profesi akuntan
publik mendapat kritikan dan menyebabkan kualitas audit seorang auditor
dipertanyakan. Investor menjadi mempertanyakan kemampuan auditor
dalam mengungkap manajemen laba.
Kegagalan audit tersebut menimbulkan banyak penelitian tentang
pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Pemeriksaan laporan
keuangan yang dilakukan oleh auditor memiliki kualitas yang berbeda-beda.
Indriani (2010) dalam Kono (2012) mengatakan bahwa audit yang
berkualitas tinggi bertindak sebagai pencegah manajemen laba yang efektif,
karena reputasi manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun
bila pelaporan yang salah ini terdeteksi dan terungkap. Ratmono (2010)
dalam Kono (2012) juga berpendapat bahwa auditor yang berkualitas
sehingga manajemen akan cenderung melakukan pembatasan terhadap
besarnya manajemen laba.
Melihat variabel independen Pertama, Salah satu pengukuran
kualitas audit yang masih hangat dibicarakan adalah Audit tenure. Sejak
terjadi kegagalan audit pada perusahaan Enron (2000) di Amerika Serikat
sempat mengejutkan banyak pihak dan menurunkan kepercayaan
masyarakat terhadap kualitas auditor. Hal ini terjadi karena keterlibatan
kantor akuntan publik internasional Arthur Andersen dalam kasus Enron.
KAP Arthur Andersen melakukan tugas pengauditan keuangan Enron
selama hampir 20 tahun. Hal ini mendorong munculnya sebuah undang-
undang yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002. Sarbanes-Oxley Act
2002 yang biasa disebut SOX, SOA atau SarbOx bertujuan untuk
mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan
kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
Kualitas auditor yang baik sebaiknya memiliki sikap independensi.
Independensi artinya adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya (Mulyadi, 2001). Jika auditor memiliki sikap independensi,
maka diharapkan bisa menemukan salah saji dalam laporan keuangan
manajemen termasuk manajemen laba.
Rasio Hutang beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana
perusahaan menunjukkan bahwa tingginya hutang perusahaan yang dibiayai
oleh modal saham yang ditanamkan pemegang saham (investor) akan
memberikan beban tersendiri karena investor merasa terbebani dengan
besarnya hutang yang dimiliki perusahaan. Investor tidak ingin mengambil
resiko yang besar dalam berinvestasi dengan harapan bahwa investor
nantinya memperoleh pengembalian (return) saham yang menguntungkan
bagi mereka. Dengan rasio hutang yang tinggi menunjukkan tingkat hutang
perusahaan yang tinggi pula, sehingga mengakibatkan sebagian investor
takut dalam berspekulasi dalam penanaman sahamnya ke perusahaan
tersebut.
Pertumbuhan Penjualan dilihat dari Kim et al., 2003 dalam Nayiroh
(2012) bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang
tinggi, kemungkinan termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba
untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan
penjualan yang rendah, maka akan memiliki kecenderungan untuk
menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan manipulasi
laba.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
terdapat adanya research gap yaitu hasil dari penelitian terdahulu yang
saling bertentang. Menurut penelitian yang dilakukan Aditya (2013)
membuktikan bahwa debt (rasio hutang) berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba sedangkan penelitian yang lain yang dilakukan
berpengaruh terhadap manajemen laba. Perbedaan hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya ini menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai pengaruh Audit tenure, Independensi Auditor, debt
(rasio hutang), dan growth (pertumbuhan penjualan) terhadap manajemen
laba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koneksi Audit
tenure, Independensi auditor, Rasio Hutang, Pertumbuhan Penjualan,
terhadap besarnya penetapan Manajemen Laba Discretionary Accruals.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada
dengan menerapkannya pada perusahaan Property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan pengembangan
dari penelitian yang dilakukan oleh Aditya (2013) mengenai Pengaruh
Kualitas Auditor yang Mempengaruhi Penetapan Manajemen Laba dengan
pemakaian variabel independen: Kualitas auditor, Debt to asset, ukuran
perusahaan dan variabel dependen Manajemen Laba. Persamaan dengan
penelitian Aditya (2013) yaitu penggunaan variabel independen Rasio
hutang (Debt) dan variabel dependen Manajemen Laba.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Aditya (2013), yaitu penggunaan variabel koneksi Audit tenure,
Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel
independen. Penambahan variabel berupa Audit tenure, Independensi
Auditor dan pertumbuhan penjualan bertujuan untuk mengetahui apakah ada
tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan dengan
perusahaan yang tidak memliki variabel Audit tenure, Independensi auditor
dan pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba diterima auditor.
Penelitian perusahaan yang diteliti berbeda dengan peneliti terdahulu.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi
perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011-2014. Peneliti memilih perusahaan Property dan real
estate karena Perusahaan ini banyak dilirik oleh para investor untuk
menginvestasikan dana milik mereka. Perkembangan industri property, real
estate saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini ditandai
dengan maraknya pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran dan
perhotelan. Perusahaan yag bergerak di bidang property, real estate
membutuhkan dana yang cukup besar, memiliki tingkat risiko yang relatif
tinggi, namun tidak begitu terpengaruh oleh kondisi perekonomian dan lebih
cenderung stabil di bandingkan dengan perusahaan bidang lainnya sehingga
diharapkan peneliti ini lebih akurat. Berdasarkan uraian diatas, maka
peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Audit tenure,
Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap
Manajemen Laba Discretionary accruals pada Perusahaan Property dan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, Penelitian
ini bermaksud untuk menguji hubungan antara Audit tenure, Independensi
auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba
Discretionary accruals. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Audit tenure berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Discretionary accruals?
2. Apakah Independensi auditor berpengaruh terhadap Manajemen
Laba Discretionary accruals?
3. Apakah Rasio hutang berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Discretionary accruals?
4. Apakah Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Manajemen
Laba Discretionary accruals?
5. Apakah Audit tenure, Independensi auditor, rasio hutang,
Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Discretionary accruals?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk menguji secara empiris :
1. Untuk mengetahui pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen
2. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor terhadap
Manajemen Laba Discretionary accruals
3. Untuk mengetahui pengaruh Rasio hutang terhadap Manajemen
Laba Discretionary accruals.
4. Untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan penjualan terhadap
Manajemen Laba Discretionary accruals.
5. Untuk mengetahui pengaruh Audit tenure, Independensi auditor,
rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba
Discretionary accruals?
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pengalaman untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai
Manajemen Laba Discretionary accruals.
2. Bagi bidang akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat
dan wawasan terkini terhadap pengembangan pengauditan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk
memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai mengenai
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Agensi
Teori keagenan timbul ketika pemilik perusahaan tidak mampu
mengelola perusahaan sendiri, sehingga pemilik harus melakukan kontrak
dengan agent untuk menjalankan perusahaan. Jensen dan Mackling (1976)
mengemukakan teori yang menjelaskan tentang konflik kepentingan antara
agent dan principal sering disebut teori keagenan (agency theory).
Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan (manajemen) dan
kepemilikian (principal) akan rentan terhadap masalah agensi (agency
problem) (Kono, 2012).
Masalah agensi adalah masalah yang timbul karena konflik
kepentingan antara agent dan principal. Manajemen menjalankan semua
aktivitas bisnis perusahaan, sehingga perlu membuat laporan untuk
mempertanggungjawabkan kinerja dan bisnis yang dijalankan kepada
principal. Di sisi lain manajemen berkeinginan untuk memaksimalkan
kesejahteraan mereka. Widyaningdyah (2001) dalam Kono (2012)
mengatakan agency theory memiliki asumsi bahwa sifat dasar manusia
semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga
Manajemen laba dapat menyebabkan penurunan kualitas pelaporan
keuangan karena manajemen laba cenderung untuk menyediakan informasi
yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan (Hearly dan
Wahlen,2009). Oleh karena itu proses pengauditan diharapkan dapat
mengurangkan ketidaksesuaian informasi yang wujud diantara manajemen
dan pemegang saham dengan menggunakan pihak lain adalah auditor untuk
mengesahkan laporan keuangan (DeAngelo, 1981). Adanya proses
pengauditan oleh pihak ketiga yang independen sebagai mediator hubungan
antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor
perilaku manajemen agar bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal.
Auditor merupakan pihak yang dianggap mampu menjembatani
kepentingan pihak prinsipal dan manajer dalam mengelolaan keuangan
perusahaan. Auditor dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap
manajemen agar manajemen menyajikan informasi keuangan secara andal,
dan terbebas dari praktik kecurangan akuntansi (Nuryaman,2008) (Kono,
2012). Tugas auditor adalah memberikan penilaian secara independen dan
profesional atas kehandalan dan kewajaran penyajian laporan keuangan
perusahaan. Dalam usahanya untuk mengesahkan laporan keuangan klien,
auditor diharapkan dapat mempertahankan kualitas audit dari pengaruh
apapun yang dapat mempengaruhi penilaiannya.
Teori keagenan menjelaskan bahwa seorang auditor dengan kualitas
audit yang tinggi akan memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya
(Beckeret al., 2010). Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
diharapkan dapat dipercaya dan digunakan oleh pihak principal.
2.1.2 Manajemen Laba
Defond (1997) menyatakan manajemen laba merupakan suatu upaya
yang dipraktikan bagi perataan pendapatan. Pendapatan yang dilaporkan
dalam laporan keuangan tersebut bukanlah pendapatan yang diperoleh pada
periode itu saja akan tetapi merupakan perataan pendapatan baik bagi
periode sekarang maupun periode akan datang. Sedangkan Scoot (2006)
mengatakan manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi
oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah
dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan. Laporan
keuangan berdasarkan akuntansi akrual memberi kesempatan bagi
manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
pelaporan laba.
Menurut Hearly (dalam Kono, 2012 ) manajemen laba merupakan
upaya yang dipraktikan oleh manajemen dengan menggunakan penilaian
dan penyesuaian-penyesuaian dalam proses pembuatan laporan keuangan.
Penilaian dan penyesuaian dapat berupa mengubah (memanipulasi) laporan
keuangan untuk menyesatkan pengguna. Laporan keuangan yang ada
Berdasarkan definisi yang diungkapkan diatas, manajemen laba
merupakan upaya manajemen memanipulasikan laporan keuangan dengan
memanfaatkan sistem akuntansi akrual. Manajemen pasti memiliki alasan
mengapa melakukan manajemen laba. Watt dan Zimmerman (dalam
Akhmad, 2011) (Kono, 2012) mengungkapkan teori akuntansi positif yang
melatarbelakangi terjadinya manajemen laba:
(1) Hipotesis Program bonus (the bonus plan hypotesis)
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitas
yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar
berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang
meningkatkan laba yang dilaporkan.
(2) Debt to Equity Hypothesis
Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit
cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan
laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak
eksternal
(3) Political cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan
tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut
mengenakan peraturan anti trust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan
dan lain-lain.
Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan
dengan cara:
1. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru
dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan
dapat meningkatkan laba di masa mendatang.
2. Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang
tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis
dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menrun. Tindakan atas income maximization
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
4. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan
sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada
2.1.3. Discretionary Accruals
Manajemen laba dapat terjadi karena penyusunan laporan keuangan
menggunakan akuntansi akrual, Deteksi atas memungkinkan dilakukannya
manajemen laba dalam laporan keuangan karena secara umum diteliti
melalui penggunaan komponen akrual yang merupakan suatu komponen
utama pembentuk laba. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis
akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat,
dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi
tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas yang diterima
atau dibayarkan.
Manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen-
komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab pada komponen akrual
dapat dilakukan permainan angka melalui metode akuntansi yang digunakan
sesuai dengan keinginan orang yang melakukan pencatatan dan penyusunan
laporan keuangan. Komponan akrual merupakan komponen yang tidak
memerlukan bukti kas secara fisik sehingga mempermainkan besar kecilnya
komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau
dikeluarkan perusahaan.
Akuntansi berbasis akrual menggunakan prosedur akrual, deferral,
pengalokasian yang tujuannya untuk menghubungkan pendapatan, biaya,
keuntungan dan kerugian, yang menggambarkan kinerja perusahaan selama
2008) dalam (Nuraini 2012). Hal ini sesuai dengan definisi akutansi
berbasis akrual yang dikeluarkan oleh F inancial Accounting Board
Standard (FASB), yaitu:
Metode akrual membuat perusahaan dapat menunda pendapatan
periode berjalan menjadi pendapatan periode berikutnya, meskipun kas telah
diterima. Artinya perusahaan dapat mengakui pendapatan pada periode
tertentu walaupun kas akan baru diterima pada periode yang akan datang.
Hal ini mengakibatkan munculnya akun akrual dalam laporan keuangan,
misalnya piutang dagang, pendapatan diterima dimuka, hutang biaya, biaya
depresiasi, dan biaya yang dikeluarkan dimuka, biaya cadangan dan lain-
lain.
Menurut De Angelo (dalam Muhammad Dahlan, 2009) sistem
akuntansi akrual memberi kesempatan bagi manajemen untuk
memanipulasikan laba akuntansi. Konsep akrual Discretionary accrual
merupakan komponen akrual yang dapat dimanipulasi oleh manajemen dan
biasanya untuk mencapai tingkat pendapatan yang diinginkan. Manajer
dapat merekayasa discretionary accruals, misalnya kebebasan menentukan
estimasi dan memilih depresiasi aset tetap, menentukan estimasi presentase
jumlah piutang tak tertagih, memilih metode penentuan jumlah persediaan,
karena manajemen memilki kemampuan pengawasan dan tindakan.
Semakin besar manajemen laba dalam perusahaan, semakin tinggi tingkat
Komponen discretionary accruals diantaranya terdiri dari penilaian
piutang, pengakuan biaya garansi (future warranty expense) dan aset modal
(capitalization assets). Sedangkan komponen non-discretionary accruals
ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat diawasi oleh manajer.
2.1.4. Audit tenure
Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Di Indonesia, Menteri
Keuangan kemudian menetapkan Keputusan Menteri Keuangan nomor:
423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik yang direvisi dengan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 359/KMK.06/2003 tanggal 21
Agustus 2003 mewajibkan perusahaan untuk membatasi masa penugasan
KAP selama lima tahun dan akuntan publik selama tiga tahun.
Pada tahun 2008, Menteri Keuangan merevisi kembali tentang Audit
tenure yaitu Peraturan Menteri Keuangan No 17 Tahun 2008, isi peraturan
ini disebutkan batasan masa pemberian jasa audit selama tiga tahun
untuk auditor dan enam tahun untuk KAP (Kementerian Keuangan RI,
2008). Hal ini kemudian membuka pertanyaan mengenai pengaruh Audit
Tenure terhadap kualitas laba di perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia.
Regulator memperlihatkan adanya hubungan positif antara tenur
Alasannya adalah sebagai berikut : 1) Jika seorang Auditor mengaudit perusahaan yang sama dari tahun ke tahun akan menjadi kurang kreatif dalam merancang prosedur audit; 2) Terjadi peningkatan kompetisi antara KAP didasarkan pada kualitas jasa audit; 3) Auditor tidak akan tergantung secara ekonomi kepada klien, dan4) Rotasi auditor akan memampukan KAP untuk saling mengawasi dengan yang lain (Holye,1978).
Giri (2010) dalam Kono (2012) menyebutkan bahwa menurut
pendapat pendukung rotasi mandotori auditor, hubungan dalam waktu yang
lama dengan manajer perusahaan merupakan alasan utama yang mengancam
dan merusak independensi auditor. Ada dua dasar argumentasi rotasi yang
bersifat mandatory umumnya dikelompokan menjadi dua hal: (1) kualitas
dan kompetensi pekerjaan audit cenderung menurun secara signifikan dari
waktu kewaktu, (2) independensi auditor dapat rusak oleh panjangnya
hubungan dengan manajemen (Kono,2012).
2.1.5. Independensi Auditor
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi
dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya (Mulyadi, 2001). Independensi auditor merupakan suatu hal
yang penting untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat pada profesi
Hal ini dikarenakan pendapat yang sering diberikan oleh auditor berkaitan
dengan kepentingan banyak pihak.
Kepercayaan yang diberikan untuk verifikasi auditor terhadap
laporan keuangan kliennya cenderung tergantung kepada kompetensi dan
independensi. Dalam melaksanakan proses audit, auditor memperoleh
kepercayaan dari klien dan pemakai laporan keuangan apabila seorang
auditor memiliki sikap independen terhadap kepentingan klien, para
pemakai laporan keuangan. Penilaian masyarakat terhadap independensi
auditor bukan hanya individunya tapi secara keseluruhan. Apabila sebuah
Kantor Akuntan Publik lalai atau gagal mempertahankan sikap
independensinya, maka kemungkinan besar anggapan masyarakat bahwa
semua auditor di KAP tersebut tidak independen.
Independensi auditor akan berdampak terhadap pendeteksian mana-
jemen laba. Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang
dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Independensi auditor dinilai
dari lamanya penugasan auditor tersebut di perusahaan yang sama. Semakin
lama auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan, maka auditor
dianggap tidak independen.
Independensi auditor akan berdampak terhadap pendeteksian mana-
jemen laba. Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang
dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Independensi auditor dinilai
lama auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan, maka auditor
dianggap tidak independen. Seluruh perusahaan yang telah go public dan
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan
keputusan ketua BAPEPAM No Kep.17/PM/2002. Dalam menjalankan
profesinya, auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam
mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang
dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya.
Hal ini telah diatur melalui keputusan Menteri Keuangan no. 423/KMK-
06/2002 yang mengatur mengenai rotasi wajib bagi auditor dan Kantor
Akuntan Publik tidak diperbolehkan memberikan jasa nonaudit di samping
jasa audit itu sendiri karena dapat mengganggu independensi auditor.
2.1.6. Rasio Hutang
Rasio Hutang beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana
yang dibiayai dengan Hutang. Dengan semakin tinggi rasio hutang
perusahaan menunjukkan bahwa tingginya hutang perusahaan yang dibiayai
oleh modal saham yang ditanamkan pemegang saham (investor) akan
memberikan beban tersendiri karena investor merasa terbebani dengan
besarnya hutang yang dimiliki perusahaan. Investor tidak ingin mengambil
resiko yang besar dalam berinvestasi dengan harapan bahwa investor
perusahaan yang tinggi pula, sehingga mengakibatkan sebagian investor
takut dalam berspekulasi dalam penanaman sahamnya ke perusahaan
tersebut.
2.1.7. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan Penjualan dilihat dari Kim et al., 2003 dalam
(Handayani dan Rachadi, 2009) bahwa perusahaan yang memiliki
pertumbuhan penjualan yang tinggi, kemungkinan termotivasi dalam
melakukan tindakan manipulasi laba untuk melaporkan laba. Sebaliknya
jika perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang rendah, maka akan
memiliki kecenderungan untuk menyesatkan laporan laba atau perubahan
laba melalui tindakan manipulasi laba. Namun demikian, perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi juga memiliki motivasi
dalam melakukan manajemen laba dalam memperoleh laba, manakala
mereka dihadapkan pada permasalahan untuk tetap mempertahankan trend
laba dan trend penjualan. Myers dan Skinner (2000) (Handayani dan
Rachadi, 2009) menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan memiliki
kencendrungan untuk mengontrol angka pertumbuhan penjualan yang dapat
berdampak pada pengukuran besar kecilnya perusahaan.
2.2 . Penelitian Terdahulu
Tinjauan umum dari beberapa literatur yang relevan
mengindikasikan bahwa telah terdapat penelitian-penelitian mengenai
penelitian menunjukan yang dilakukan pada Perusahaan Sektor aneka
Indusrty yang terdaftar di BEI dengan populasi pada penelitian 44
perusahaan selama 2 tahun dari tahun 2010-2012 menyimpulkan bahwa
kualitas audit dengan proksi ukuran KAP dan kualitas audit dengan proksi
auditor spesialis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba sedangkan Debt to Assets berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba.
Novitara Dwi Putri ( 2012 ) meneliti apakah Independensi auditor
mempengaruhi discretionary accrual dengan melakukan penelitian terhadap
laporan keuangan 39 perusahaan selama 3 tahun dari tahun 2009-2011.
Populasi penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan
Manufaktur yang tercatat di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba sedangkan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Semakin besar kepemilikan manajerial akan semakin
rendahnya manajemen laba. Variabel Ukuran KAP berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Sebuah perusahaan yang menggunakan KAP
bigfour lebih mampu dalam meminimalisir praktik manajemen laba
dibanding KAP non big four. Variabel Independensi auditor tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dan yang terakhir variabel
auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap
Nuryana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap manajemen laba pada
Perusahaan Manufaktur di BEI 2012-2013 menunjukkan bahwa secara
simultan, Leverage (DEBT), Likuiditas (CR) dan Profitabiliatas (ROE)
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial, Laverage
(DEBT) dan Likuiditas (CR) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen
Laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2013, namun Profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh signifikan sedangkan
besarnya sumbangan pengaruh Leverage (DEBT), Likuiditas (CR) dan
Profitabiliatas (ROE) terhadap Manajemen Laba sebesar 0,24 atau 24%.
Sedangkan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain.
Siti Nayroh ( 2012 ) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang
terdaftar di BEI kecuali perusahaan dalam industri keuangan, real estate dan
property, serta telekomunikasi, selama tahun 2007 – 2011. Berdasarkan
hasil pengujian disimpulkan Kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap praktik manajemen laba, Komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap praktik manajemen laba, Komite audit tidak berpengaruh terhadap
praktik manajemen laba, Kualitas audit terbukti berpengaruh secara
signifikan terhadap praktik manajemen laba, Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dan Growth tidak
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO NAMA PENELITI
JUDUL VARIABEL HASIL
1. Naufal Aditya
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2013 , namun
Profitabilitas(ROE) tidak berpengaruh signifikan, dan Besarnya sumbangan pengaruh Leverage (DEBT), Likuiditas
(CR) dan Profitabiliatas (ROE) terhadap Manajemen Laba sebesar 0,24 atau 24%. Sedangkan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain.
4. Siti Nayroh(2012) Analisis Faktor– Faktor
Kerangka konseptual merupakan sebuah gambar atau bagan yang
seluruh variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka bentuk krangka
konsep penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Audit tenure (X1) H1
Independensi auditor H2
(X2)
Rasio hutang (X3)
Pertumbuhan penjualan (X4)
Manajemen Laba Discretionary
H3 accruals (Y)
H4
H5
2.4. Hipotesis Penelitian
Dari gambar kerangka konseptual diatas, dapat dijelaskan melalui
hipotesis penelitian ini:
2.4.1 Pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen laba
tindakan melanggar independensi auditor. Auditor diharapkan mampu
mengungkap asimetri informasi dengan lama masa penugasan KAP yang
telah ditetapkan.
Myers et al., (2003) dalam (Kono, 2012) memberikan bukti bahwa
manajemen laba diperhatikan auditor dalam tenur KAP yang lama. Al
Thuneibat et al., (2010) menguji menunjukkan audit tenure berpengaruh
positif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Lama hubungan
auditor-klien memiliki potensi menciptakan kedekatan antara auditor dan
klien sehingga dapat mengurangi independensi auditor dan mengurangi
kualitas audit ( Al Thuneibat et.al., 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Audit Tenure berpengaruh terhadap manajemen laba
2.4.2 Pengaruh Independensi terhadap Manajemen laba
Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam
bidang praktik akuntansi dan prosedur akuntansi yang harus dimilikioleh
auditor. Independensi auditor diharapkan mampu mengungkapkan informasi
yang sebenarnya atas laporan yang telah dibuat oleh manajemen.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gul et al. (2005) dalam I
guna (2009) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi
manajemen laba. Salah satu indikator tersebut adalah ukuran KAP tempat
karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan
audit, termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku
Independensi auditor akan berdampak terhadap pendeteksian mana-
jemen laba. Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang
dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Independensi auditor dinilai
dari lamanya penugasan auditor tersebut di perusahaan yang sama. Semakin
lama auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan, maka auditor
dianggap tidak independen. Penelitian I Guna dan Herawaty (2010) juga
menyatakan bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
H2 : Independensi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba
2.4.3 Rasio hutang berpengaruh terhadap Manajemen laba
Trisnawati (2009) (Naufal Aditya, 2013) berpendapat bahwa
perusahaan yang mempunyai rasio hutang tinggi akibat besarnya jumlah
utang dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan, diduga
melakukan praktik manajemen laba karena perusahaan terancam default
yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya.
Pernyataan ini juga sesuai dengan pendapat Indriani (2010) (Naufal
Aditya, 2013) yang menyatakan bahwa semakin besarnya rasio hutang
memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan labanya demi
keberlangsungan perusahaan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa semakin besar rasio hutang maka akan semakin besar manajemen
laba yang dilakukan. Penelitian Naufal Aditya (2013) juga menemukan
bahwa Debt to Assets berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen
laba. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan :
H3 : Rasio hutang berpengaruh terhadap manajemen laba
2.4.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen
laba
Kim et al., 2003 dalam Handayani dan Rachadi (2009) bahwa
perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi,
kemungkinan termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba
untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan
penjualan yang rendah, maka akan memiliki kecenderungan untuk
menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan
manipulasi laba. Penelitian Siti Nayiroh (2012) juga menemukan bahwa
pertumbuhan penjualan menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara
pertumbuhan penjualan perusahaan dengan praktik manajemen laba.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas
yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua atau
lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan,
terhadap Manajemen laba discretionary accruals dengan menggunakan data
laporan keuangan perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di
BEI dengan periode 2011-2013.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data sekunder
yang diakses dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan objek penelitian
dimulai dari bulan Februari 2015 sampai dengan penelitian skripsi ini
diselesaikan.
3.3 Batasan Penelitian
1 Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari
berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan yang ditelah
diaudit (audited) dan dipublikasikan.
2 Perusahaan yang diteliti adalah manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan tidak mengalami delisting.
3 Faktor-faktor yang diteliti adalah Audit tenure, Independensi
auditor, Rasio hutang, dan pertumbuhan penjualan.
4 Hubungan diukur berdasarkan variabel-variabel independen dan
dependen yang selanjutnya diuji untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel tersebut.
5 Data yang diperlukan tersedia.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek yang ditentukan oleh peneliti,
sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut setelah mengalami proses seleksi dari
batasan dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, yang kemudian sampel
tersebut dianalisis oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada periode
waktu 2011-2013. Alasan penggunaan sampel pada tahun 2011-2013 adalah
untuk memberikan gambaran keuangan terkini dari setiap perusahaan. Dasar
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang memiliki
kelengkapan data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan sampel yang
pengumpulan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel yang
digunakan adalah:
1. Persahaan Property dan real estate yang terdaftar di BEI pada
tahun 2011-2013.
2. Laporan keuangan perusahaan yang menyajikan informasi lengkap
yang menyertakan berupa informasi total aset, total hutang pada
periode penelitian.
3. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada tahun 2011-2013
Jumlah perusahaan Property dan Real estate yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2013 berjumlah 46 perusahaan.
Dari 46 perusahaan tersebut, yang dijadikan sampel penelitian adalah
sebanyak 30 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan
sampel penelitian ini adalah sebanyak 90 pengamatan. Proses seleksi sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Nama-nama sampel yang telah
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan kreteria
Jumlah Perusahaan yang listing di BEI tahun 2011-2013 46 Jumlah pengamatan selama tahun 2011-2013 138 Laporan keuangan perusahaan yang tidak menyajikan informasi lengkap
yang menyertakan berupa informasi total aset, TL (total liabilities) yang diberikan pada periode penelitian
(9)
Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2011-2013 (7)
Jumlah sampel total selama periode penelitian 30
Jumlah pegamatan 3
Jumlah pengamatan sampel 90
Sumber: Peneliti
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN Kriteria Sampel
1 2 3
Sektor Property dan Real estate
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk √ √ √ 1 18. EMDE Megapolitan Development
Tbk
26. KPIG Global Land and Development Tbk
√ X X
29. LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 19
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data yang diperlukan untuk penelitian ini diambil dari laporan audit tahunan
(annual report) perusahaan-perusahaan tercatat periode 2011-2013 yang
terdaftar di Bursa Efek Indoensia (BEI). Data-data tersebut diperoleh dari
situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode
pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa
kemudian mengelompokkan data yang berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan
melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi
dengan penelitian. Kedua, mengumpulkan data sekunder dengan mengakses
situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan Property dan real
estate selama tahun 2011-2013 yang telah diaudit oleh akuntan publik
dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan data sekunder
lainnya dari situs internet.
3.6.1 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di BEI
dalam melakukan praktek Manajemen Laba Discretionary accruals. Sebab
itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Pengujian
hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang
sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang
akurat.
3.6.2 Variabel Dependen: Manajemen Laba Discretionary accruals
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut
variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel
independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah
Discretionary accruals.
Discretionary accruals yang digunakan sebagai proksi manajemen
laba dalam penelitian ini merupakan modifikasi cross sectional dari model
Jones, (1991), yang dapat mendeteksi manajemen laba secara konsisten
accruals untuk sampel perusahaan yang terpilih dengan pendekatan cash
flow adalah sebagai berikut:
TAit/Ait-1 = (NIt – OCFt)/Ait-1
Keterangan:
TAit: Total Accruals pada periode t
Ait-1: Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1
NIt: Laba bersih operasi (net operating income) periode t
OCFt: Aliran kas dari aktivitas operasi (operating cash flow) pada
periode t.
Setelah diperoleh nilai total accruals, dilakukan regresi untuk memperoleh
angka koefisien α1, α2, dan α3 dengan variabel dependen total accruals dan variabel
independen adalah total aset tahun sebelumnya (t-1), perubahan pendapatan, dan total
aset tetap kotor perusahaan pada tahun ke-t. Setelah diperoleh nilai koefisien regresi
α1, α2 dan α3, maka dilanjutkan dengan meng-hitung komponen nondiscretionary
accruals. Model nondiscretionary accruals dirumuskan sebagai berikut:
NDAit = α1 (1/ Ait-1 ) + α2 (ΔREVit / Ait-1 ) + α3(PPEit / Ait-1 ) + єit
Keterangan:
NDAit : Nondiscretionary accruals pada periode t
Ait-1 : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1
ΔREVit: Perubahan penjualan bersih perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
PPEit : Aset tetap (gross property plant and equipment).
Langkah selanjutkan adalah mencari nilai dari discretionary accruals dengan
mengurangi nilai TAit dengan nilai NDAit.
DAit = TAit / Ait-1 – NDAit
Keterangan:
DAit : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
TAit / Ait-1 : Total accruals perusahaan i pada tahun t
NDAit : Nondiscretionary accruals perusahaan i pada tahun t.
3.6.3 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, dan Pertumbuhan
Penjualan.
3.6.3.1 Audit tenure
Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor AkuntanPublik(KAP)
dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Pada tahun 2008, Menteri
Keuangan merevisi kembali tentang audit tenur yaitu Peraturan Menteri
Keuangan No 17 Tahun 2008, isi peraturan ini disebutkan batasan masa
pemberian jasa audit selama tiga tahun untuk auditor dan enam tahun untuk
KAP (Kementerian Keuangan RI, 2008). Penelitian ini mengukur tenur
Pengukuran tenur KAP diukur sebagai jumlah tahun KAP berturut-turut
mengaudit laporan keuangan klien.
3.6.3.2 Independensi auditor
Seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum
dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM
No Kep.17/PM/2002. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk
dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku
menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam
menyusun laporan keuangannya. Hal ini telah diatur melalui keputusan
Menteri Keuangan no. 423/KMK-06/2002 yang mengatur mengenai rotasi
wajib bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik tidak diperbolehkan
memberikan jasa nonaudit di samping jasa audit itu sendiri karena dapat
mengganggu independensi auditor.
Independensi auditor melalui proksi lama penugasan audit diukur
menggunakan skala nominal dengan variabel dummy. Angka 1 digunakan
untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3
tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen. Angka 0 digunakan
untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3
3.6.3.3 Rasio Hutang
Debt (Rasio Hutang) Rasio hutang merupakan istilah yang sering
digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam
memenuhi seluruh kewajiban finansialnya. Proksi rasio hutang dalam
penelitian ini menggunakan rasio DAR yaitu Rasio total hutang terhadap
total aktiva (Debt To Total Assets Ratio) yang dirumuskan sebagai berikut :
DAR=
3.6.3.4 Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan dihitung,
dengan rumus :
(
Rt
–
Rt-i
) /
Rt-
1Keterangan :
Rt = Revenue pada tahun pengamatan
Berdasarkan penjelasan defenisi operasional di atas, dapat
disimpulkan melalui tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Sumber Data
1. Audit tenure(X1) Menjumlahkan panjangnya masa
perikatan audit atau Kantor dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen. Angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun, yang berarti memiliki sikap independen.
3.7 Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
digunakan metode analisis regresi berganda. Metode analisis ini digunakan
untuk mengetahui bagaimana variabel dependen Manajemen laba
discretionary accruals dapat diprediksikan oleh variabel independen
(Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan