• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM EMULGEL HPMC (Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%, 7% dan 10%)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM EMULGEL HPMC (Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%, 7% dan 10%)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MARISSA RAHMAN

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS

DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN

MALEAT DALAM EMULGEL HPMC

(Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel

5%, 7% dan 10%)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

Lembar Pengesahan

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN

PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT

DALAM EMULGEL HPMC

(Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam

Emulgel 5%, 7% dan 10%)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

MARISSA RAHMAN NIM: 08040067

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS

DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM

EMULGEL HPMC

(Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%, 7% dan 10%)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

MARISSA RAHMAN

NIM : 08040067

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D Dra. UswatunChasanah, M.Kes., Apt NIP UMM. NIP UMM.

Penguji III Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat,

hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –

baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Karakterisasi Fisik,

Aseptabilitas dan Pelepasan Kloramfeniramin Maleat dalam Emulgel HPMC (Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%, 7% dan

10%)” ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar –

besarnya kepada:

1. ALLAH SWT, tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan

hidayahnya kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun kita

menuju jalan yang lurus.

2. Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D,sebagai Pembimbing I dan Dra.

Uswatun Chasanah, Apt.,M.Kes, sebagai Pembimbing II yang dengan tulus

ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral

maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., dan Dian Ermawati, S.Farm, Apt., sebagai Tim

Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun

terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

4. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri

Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk

mengikuti program sarjana.

5. Ketua Program Studi Farmasi, Dra. Uswatun Chasanah, Apt.,M.Kes ., yang

senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat

kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

6. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Teknologi

Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan

untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi saya.

7. Siti Rofida, S.Si, Apt., sebagai Dosen Wali yang telah memberikan

bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi

(5)

v

8. Enggrid Juni Astuti, S.Farm., Apt., dan Arina Swastika Maulita M, S.Farm.,

Apt yang telah memberikan saran dan masukan kepada saya dalam

mengerjakan skripsi ini.

9. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya

dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

10. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium

Kimia Terpadu II: Mas Ferdi, Mbak Susi, Mas Sigit dan Mas Fendi yang

banyak membantu saya.

11. Kedua orang tuaku tercinta Syaiful Rahman dan Saniah, yang dengan penuh

kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan

moral dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan

baik dan menyelesaikan skripsi ini.

12. Acus, Mya, Taya atas doa, semangat dan kasih sayangnya yang selalu saya

rindukan.

13. Ophaku Mursal Irwandi yang selalu memberi semangat, doa, nasehat dan

kasih sayangnya.

14. Teman-teman semisolida CTM (Anugerah Rizkiatul Awaliyah, Meilyda Frisa

Kautsar, Riesha Permana Dewi) atas semangat, saran, masukan, hiburan,

setia kawananya, bantuan dan kerjasamanya.

15. Teman-teman Farmasi 2008 yang sangat saya cintai terimakasih atas

persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu

seperti ini & lebih dekat lagi walau terpisah oleh jarak dan waktu.

16.Teman-teman Kavila 27C (Ifa, Gilang, Pipit, Agnes, Delis, Mbak Rin, Mbak

Dini), terimakasih atas persahabatan selama 4 tahun di Malang.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas

bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam

(6)

vi

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan

Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua.

Amin.

Malang, 25 Juli 2012

Penyusun

(7)

vii

RINGKASAN

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMINE MALEAT DALAM EMULGEL HPMC (Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%,

7% dan 10%)

Marissa Rahman

Bentuk sediaan obat telah berkembang pesat di pasaran. Emulgel merupakan salah satu bentuk sediaan yang digunakan secara topikal. Klorfeniramin maleat (CTM) merupakan antihistamin golongan antagonis H1 yang banyak di pasarkan dalam bentuk oral untuk mengurangi gejala alergi. Penggunaan CTM secara oral dapat menyebabkan beberapa efek samping berupa sedasi, gangguan saluran cerna, stimulasi saraf pusat dan nyeri kepala (Martin, 2009).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik, aseptabilitas dan pelepasan CTM dari sediaan emulgel HPMC dengan konsentrasi parafin cair (5%, 7% dan 10%). Penelitian ini dilakukan menggunakan metodologi penelitian eksperimental dengan membandingkan pengaruh konsentrasi parafin cair dalam emulgel CTM terhadap karakteristik fisik, aseptabilitas dan pelepasan CTM dari sediaan dengan gelling agent HPMC.

Pada penelitian dibuat sediaan dengan 3 macam formula yaitu CTM 3 g, , HPMC 5,25 g, propilen glikol 22,5 g, tween 20 1,5 g, aquades bebas CO2 ad 150 g. Parafin cair, pada F1 7,5 g, F2 10 g, dan F3 15 g dari masing-masing formula emulgel CTM. Evalusi sediaan meliputi karakteristik fisik sediaan (organoleptis, pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas, dan pelepasan obat dari sediaan.

Tahap awal dilakukan pemeriksaan organoleptis, didapatkan bahwa sediaan sediaan emulgel CTM pada sediaan formula I, II dan III memiliki tekstur yang kental dan lembut. Pada pengamatan warna dan bau formula I, II dan III berwarna putih dan berbau parafin cair.

Pada pemeriksaan pH rata-rata didapatkan formula I (4,98 ± 0,07), formula II (5,00 ± 0,01), dan formula III (5,01 ± 0,02). Kemudian diuji statistik dengan menggunakan One Way Anova diperoleh F hitung 0,253) < F tabel (5,1432). dengan derajat kepercayaan α = 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar ketiga formula.

Berdasarkan pemeriksaan viskositas didapatkan hasil rata-rata viskositas didapatkan formula I (300 ± 0,00), formula II (306,67 ± 4,71) dan formula III (290 ± 14,14). Kemudian diuji statistik dengan menggunakan One Way Anova

diperoleh F hitung (1,900) < F tabel (5,1432) dengan derajat kepercayaan α = 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar ketiga formula.

Pada pengukuran daya sebar didapatkan hasil rata-rata daya sebar menunjukkan formula I (0,16 ± 0,05), formula II (0,13 ± 0,06) dan formula III (0,14 ± 0,00). Kemudian diuji statistik One Way Anova diperoleh F hitung (0,679) < F tabel (5,1432). dengan derajat kepercayaan α = 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar ketiga formula.

(8)

viii

oleh bentuk sediaan yang digunakan adalah emulgel yang mengandung cukup banyak air. Sedangkan formula III mempunyai persentase kemudahan dicuci paling tinggi. Dapat disimpulkan formula II mempunyai kriteria aseptabilitas yang paling besar dari formula I dan III.

Pada uji pelepasan bahan obat dari sediaan emulgel CTM kemudian dihitung fluks harga slope persamaan garis linier yaitu plot antara jumlah kumulatif CTM persatuan luas membran (µg/cm2) terhadap akar waktu (menit1/2) pada masing-masing formula. Dari hasil pengamatan diperoleh formula I (284,10 ± 31,30), formula II (267,73 ± 18,50) dan formula III (268,32 ± 6,48). Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan One Way Anova diperoleh F hitung (0,379) < F tabel (5,1432) dengan derajat kepercayaan α = 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar ketiga formula.

(9)

ix

ABSTRACT

PHYSICAL CHARACTERISTICS, ACCEPTABILITY AND RELEASE OF CHLORPHENIRAMINE MALEATE IN EMULGEL HPMC

(Concentration of Paraffin liquidum 5%, 7% and 10%)

The form of medicine has been progressing so fast recently. Emulgel is an example form of medicine which is used topically. Chlorpheniramine maleat is an H1 antihistamine which is trade in oral form to reduce allergic. The use of chlorpheniramine maleat orally can cause several side effect as in sedation, digestion disturbances, stimulation of CNS and headache.

This research was conducted to determine the physical characteristics, acceptability and release of chlorpheniramine maleate in emulgel HPMC with various concentration of paraffin liquidum 5%, 7% and 10%. Evaluation included organoleptics, pH, viscosities, power of spread, acceptability, and drug release of the preparations.

The results of organoleptic examination was found that preparations of formula I, II and III had soft texture, odor of parafin liquidum, and white. From the analysis One Way Anova found that there were no significant differences for the evaluation of pH, viscosities, power of spread, acceptability and drug release.

From the three formula that have been made, formula with concentration of paraffin liquidum 10% that formula III was a formula that was chosen because it provided the physical characteristics, acceptability of good preparations and good release.

(10)

x

ABSTRAK

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM EMULGEL HPMC

(Konsentrasi parafin cair sebagai fase minyak dalam emulhel 5%, 7% dan 10%)

Bentuk sediaan telah berkembang dengan pesat. Emulgel merupakan contoh bentik sediaan topical. Klorfeniramin maleat merupakan antagonis H1 yang pada penggunaan oral digunakan untuk mengatasi alergi. Penggunaan secara oral dapat menimbulkan efek samping sedasi, gangguan pencernaan, stimulasi SSP dan nyeri kepala.

Pada penelitian ini ingin diketahui bagaimana karekterisasi fisik, aseptabilitas dan pelepasan Klorfeniramin maleat dalam emulgel HPMC dengan konsentrasi pafarin berbeda yaitu 5%, 7% dan 10%. Evaluasi meliputi organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, aseptabilitas dan pelepasan obat dari sediaan.

Hasil uji organoleptis didapat bahwa formula I, II dan III bertekstur lembut, berbau parafin cair dan berwarna putih. Pada uji One Way Anova tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada uji pH, viskositas, daya sebar, aseptabilitas dan pelepasan obat.

Pada hasil karakteristik fisik (pH, viskositas daya sebar), aseptabilitas dan pelepasan CTM dari ketiga formula yang dibuat, formula dengan konsentrasi parafin cair 10% yaitu formula III merupakan formula yang terpilih karena memberikan karakteristik fisik, aseptabilitas sediaan yang baik dan pelepasan obat baik.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 CTM ... 5

2.1.1. Sifat Fisikokimia CTM ... 5

2.1.2. Farmakologi CTM ... 5

2.2 Emulgel ... 6

2.3 Kulit ... 7

2.3.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit ... 7

2.3.2. Fungsi Kulit ... 8

2.4 Evaluasi Sediaan Setengah Padat ... 9

2.4.1. Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 9

2.4.2. Uji Pelepasan obat . ... 9

2.4.3. Uji Aseptabilitas ... 14

2.5 Bahan-bahan Penyusun Formula ... 15

(12)

xii

2.5.2. Propilen glikol ... 15

2.5.3. Parafin cair ... 16

2.5.4. Tween 20 ... 16

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20

4.1 Bahan dan Alat ... 20

4.1.1. Bahan – bahan ... 20

4.1.2. Alat – alat ... 20

4.2 Metode Kerja ... 20

4.3 Identifikasi CTM ... 23

4.3.1. Pemeriksaan Organoleptis CTM ... 23

4.3.2. Penentuan Uji Kualitatif ... 23

4.3.3. Pemeriksaan dengan Spektrofotometer Infra Merah (IR) ... 23

4.4 Pembuatan Kurva Baku CTM ... 23

4.4.1. Pembuatan Larutan Dapar Fosfat ... 23

4.4.2. Pembuatan Larutan Baku Induk CTM ... 24

4.4.3. Pembuatan Baku Kerja ... 24

4.4.4. Penentuan λ maks CTM ... 24

4.4.5. Pembuatan Kurva Baku ... 25

4.5 Rancangan Formula Emulgel ... 25

4.5.1. Rancangan Formula ... 25

4.5.2. Cara Pembuatan Formula Emulgel ... 25

4.5.3. Skema Pembuatan Emlgel CTM ... 26

4.6 Uji Homogenitas ... 26

4.7 Penentuan Tipe Emulgel ... 27

4.8 Uji Karakteistik Fisik Sediaan ... 27

4.8.1. Uji Organoleptis ... 27

4.8.2. Uji pH ... 27

4.8.3. Uji Viskositas ... 27

4.8.4. Uji Daya Sebar ... 28

4.9 Uji Pelepasan Obat dari Sediaan ... 28

(13)

xiii

4.9.2. Penentuan Jumlah Kumulatif CTM ... 30

4.9.3. Penentuan Fluks Pelepasan (J) ... 30

4.10 Uji Aseptabilitas Sediaan ... 30

4.11 Analisa Data ... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 33

5.1 Identifikasi CTM ... 33

5.1.1 Hasil Pemeriksaan Organoleptis ... 34

5.1.2. Hasil Penentuan Uji Kualitatif ... 34

5.1.3. Hasil Pemeriksaan dengan Spektrofotometer Infra Merah ... 34

5.2. Penentuan Kurva Baku CTM ... 35

5.2.1. Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 35

5.2.5. Hasil Penentuan Kurva Baku CTM ... 36

5.3 Hasil Uji Homogenitas ... 38

5.4 Hasil Penentuan Tipe Emulgel ... 39

5.5 Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 39

5.5.1 Hasil Pengamatan Organoleptiss Sediaan ... 39

5.5.2. Hasil Pengukuran pH Sediaan ... 40

5.5.3. Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan ... 41

5.5.4 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan ... 43

5.6 Uji Pelepasan Obat dari Sediaan ... 45

5.6.1. Profil Pelepasan CTM ... 45

5.6.2. Hasil Uji Pelepasan CTM ... 47

5.6.3 Hasil Penentuan Fluks CTM ... 51

5.5 Uji Aseptabilitas ... 52

BAB 6 PEMBAHASAN ... 55

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1. Rancangan formula sediaan emulgel CTM ... 25

IV.2. Kriteria penilaian uji aseptabilitas ... 31

V.1. Tabel V.1 Hasil pemeriksaan kualitatif CTM ... 35

V.2. Nilai serapan CTM dengan berbagai kadar dalam larutan dapar fosfat pH 6,0±0,05 pada panjang gelombang maksimum 262 nm ... 37

V.3 Hasil penentuan homogenitas sediaan emulgel CTM ... 38

V.4 Hasil pengamatan organoleptis sediaan pengukuran daya sebar sediaan ... 40

V.5 Hasil pengukuran pH sediaan ... 41

V.6 Hasil pengukuran viskositas sediaan ... 42

V.7 Hasil pengukuran daya sebar sediaan ... 43

V.8 Hasil jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari sediaan emulgel CTM ± SD formula I, II dan III ... 45

V.9. Hasil jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari sediaan emulgel CTM formula I replikasi 1, 2 dan 3 ... 47

V.10 Hasil jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari sediaan emulgel CTM formula II replikasi 1, 2 dan 3 ... 48

V.11 Hasil jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari sediaan emulgel CTM formula III replikasi 1, 2 dan 3 ... 50

V.12 Persamaan regresi linier hubungan antara akar waktu dengan jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari sediaan emulgel ... 51

V.13 Fluks CTM proses pelepasan CTM dari basis emulgel ... 52

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rumus bangun CTM ... 5

2.2 Anatomi kulit ... 7

2.3 Proses difusi suatu zat dari kompartemen donor masuk ke dalam kompartemen reseptor ... 11

2.4 Perbedaan konsentrasi zat dalam kompartemen donor (C1) dan dalam kompartemen reseptor (C2) yang dibatasi oleh suatu membran dengan tebal h ... 12

2.5 Skema pelepasan obat dari suatu matriks untuk menggambarkan pelepasan obat dari basis yang diasumsikan sebagai matriks homogen ... 12

3.1 Diagram kerangka konseptual ... 19

4.1 Skema metode kerja ... 22

4.2 Skema pembuatan emulgel CTM ... 26

4.3 Apparatus 5-Paddle Over Disk ... 28

4.4 Sel difusi ... 29

5.1 Hasil pemeriksaan spektrofotometer infra merah CTM bahan penelitian ... 34

5.2 Hasil pemeriksaan spektrofotometer infra merah CTM pustaka ... 34

5.3 Spektrogram nilai serapan CTM dengan berbagai kadar larutan dapar fosfat pH 6,0 ± 0,05 pada panjang gelombang 262 nm ... 36

5.4 Kurva hubungan antara kadar dan serapan CTM pada berbagai kadar dalam dapar fosfat pH 6,0±0,05 pada panjang gelombang 262 nm ... 37

5.5 Penampakan mikroskop dari metode pewarnaan dengan larutan sudan III pada tipe emulgel M/A ... 39

5.6 Sediaan emulgel CTM pada berbagai formula ... 40

5.7 Histogram harga pH formula sediaan emulgel CTM pada formula

(16)

xvi

replikasi ± SD ... 41

5.8 Hisogram harga viskositas sediaan emulgel CTM pada formula I,

II dan III. Data merupakan rata-rata dari 3 kali replikasi ± SD ... 42

5.9 Histogram harga daya sebar sediaan emulgel CTM pada formula

I, II dan III. Data merupakan rata-rata dari 3 kali replikasi ± SD ... 44 5.10 Kurva hubungan antara akar waktu (menit1/2) dengan rata-rata

jumlah kumulatif CTM yang lepas persatuan luas membran

(µg/cm2) ± SD formula I, II dan III ... 46

5.11 Kurva hubungan antara akar waktu (menit1/2) dengan jumlah

kumulatif CTM yang lepas persatuan luas membran (µg/cm2)

formula I replikasi 1, 2 dan 3 ... 48

5.12 Kurva hubungan antara akar waktu (menit1/2) dengan jumlah

kumulatif CTM yang lepas persatuan luas membran (µg/cm2)

formula II replikasi 1, 2 dan 3 ... 49

5.13 Kurva hubungan antara akar waktu (menit1/2) dengan jumlah

kumulatif CTM yang lepas persatuan luas membran (µg/cm2)

formula III replikasi 1, 2 dan 3 ... 50

5.14 Histogram nilai persentase kelembutan sediaan emulgel CTM pada

formula I, II dan III ... 53

5.15 Histogram nilai persentase sensasi dingin sediaan emulgel

CTM pada formula I, II dan III ... 54

5.16 Hisogram nilai persentase kemudahan dibersihkan sediaan

(17)

xvii

LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 61

2 Surat Pernyataan ... 62

3 Sertifikat Analisis CTM ... 63

4 Data Pengukuran Penyebaran Sediaan Emulgel CTM... 64

5 Form Informed Consent untuk Uji Aseptabilitas ... 70

6 Prosedur Uji Aseptabilitas ... 71

7 Hasil Pengukuran Jumlah Kumulatif CTM yang Terlepas dari Sediaan Emulgel CTM ... 72

8 Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan Emulgel CTM ... 82

9 Hasil Penentuan Homogenitas Sediaan Emulgel CTM ... 84

10 Hasil Uji Statistik Viskositas ... 87

11 Hasil Uji Statistik Prngukuran pH ... 88

12 Hasil Uji statistic Pengukuran Daya Sebar ... 89

13 Hasil Uji Statistik Fluks Pengukuran Jumlah Kumulatif CTM ... 90

14 Tabel Distribusi r... 91

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Agung, pras. http://prasagung.wordpress.com/2010/08/17/dermatologi-tentang-kulit-mengenai-fungsi-dan-adneksa-nyaai/. Wordpress.com. Diakses tanggal 6 Januari 2012.

Andronis, V., Mesiha, M.S., 2000. Design and Evaluation of Transdermal Chlorpheniramine Maleate Drug Delivery System. Pharmaceutica Acta Helvetiate, p 301-306.

Anief, M., 2002. Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press, hal 1-8.

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi ke-4. Jakarta. Universitas Indonesia Press, hal 493.

Ceschel, G.C., Meffei, P., Gentile, M., 1999. Design and Evaluation of a New Transdermal Formulating Containing Chlorpheniramine Maleate. Informa Healthcare, p 1035-1039.

Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia IV, Departemen Kesehatan RI. Jakarta, hal 7, 211, 1000.

Florey K., 1978. Analytical Profiles of Drugs Substance Volume 7. New Brunswick. Academic Press, p 53-54.

Gunadi, S.B., 2009. Uji Daya Antiinflamasi Krim Tipe A/M Ekstrak Etanolik Jahe 10% (Zingiber officinale Roscoe) yang Diberikan Topikal Terhadap Udem Kaki Tikus yang Diinduksikan Karagenin. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gan., S.G., 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi ke-5, Jakarta. Gaya Baru, hal 278.

Inayah, 2011. Uji Karakteristik Fisik, Aseptabilitas dan Efektivitas perasan Jeruk Nipis (10%, 20% dan 30%) sebagai Antioksidan dalam Basis Gel CMC Na. Skripsi. Malang, UMM.

Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II Terjemahan Siti Suyatmi , edisi ke-3. Jakarta, Universitas Indonesia Press, hal 1096-1099.

Madan, J., Singh, R., 2010. Formulation and Evaluation of Aloe Vera Topical Gels.International Journal of Pharmaceutical Sciences. P 551-555. Martin, A.N., Swarbick, J., Cammarta, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar

(19)

xix

Martin, J., 2009, British National Formulary, 57th edition. London : BMJ Group and PRS Publishing.

Mills, T., Roberson, J.C., Matchett, C.C., Simon, M.S and Ollis, R.J., 2006,

Instrumental Data for Drug Analysis, 3th edition, vol.6. CRC Press, Prancis, p 4297-4335.

Rowe, 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed., American Pharmacists Association, Washington DC, p 346, 474, 580,624.

Siswandono., Soekardjo, Bambang., 2000, Kimia Medisinal, edisi ke-2. Surabaya. Airlangga University Press, hal 186-193.

Society of Japanese Pharmac., 2002, Japanese Pharmacopeia Vol.XV. Japan. Society of Japanese Pharmac, p 498.

Soegiartono, O., Masri, M., Sumarno., 1988. Pengaruh Surfaktan Nonionik yang Dicampurkan dalam Basis Salep Hidrofil (USP) terhadap Pelepasan Asam Salisilat Secara In Vitro. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press.

Tas, C., Ozkan, Y., Savaser, A., Baykara, T., 2004. In Vitro and Ex Vivo Permeation Studies of Chlorpheniramine Maleate Gels Prepared by Carbomer Derivatives. PubMed. P 637-647.

United States Pharmacopoeia Convention, 1995. The United States Pharmacopoeia XXIV and The National Formulary XIX, The United States Pharmacopoiea Convention Inc, Philadelphia, p 432.

Voigt, Rudolf., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal 784-830.

Wahyuningsih, M.S., 1996. Pengaruh Variasi Formula Semi Solid natrium Diklofenak terhadap Absorpsi Perkutan dan Korelasinya secara In Vitro-In Vivo. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah mada.

(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini banyak dijumpai bentuk-bentuk sediaan obat di pasaran, misalnya

sediaan untuk penggunaan oral, rektal, parenteral, topikal, okular, dan nasal.

Obat-obat yang diberikan secara topikal atau pada kulit ditujukan untuk bekerja pada

tempat pemakaian atau untuk efek sistemik dari obat. Sediaan topikal yang dijual

bebas umumnya mengandung bahan obat yang digunakan dalam pengobatan

kondisi tertentu seperti infeksi kulit yang ringan, gatal-gatal, luka bakar, sengatan

dan gigitan serangga, kutu air, ketombe, jerawat, penyakit kulit kronis dan eksim

(Ansel, 2005).

Obat yang digunakan secara topikal dapat memberi aksi, apabila obat dapat

lepas dari pembawanya, selanjutnya berada pada permukaan kulit dan atau

menembus sampai ke dalam epidermis serta dapat sampai di peredaran darah yang

dikenal dengan absopsi perkutan (Wahyuningsih, 1996). Pelepasan obat sediaan

topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat fisikokimia zat aktif,

konsentrasi zat, teknik pembuatan, dan bahan-bahan tambahan (Soegiartono,

1988).

Klorfeniramin maleat (CTM) merupakan antagonis H1 (AH1) golongan

alkilamin yang bekerja secara kompetitif inhibitor dengan reseptor histamin dan

dapat menembus sawar darah otak. Reseptor histamin ditemukan pada berbagai

jaringan tubuh dan paling banyak terdapat di kulit, mukosa usus dan paru-paru

(Gan, 2007). CTM digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena musim atau

cuaca seperti radang selaput lendir hidung, bersin, gatal pada mata, hidung dan

tenggorokan dan gejala alergi pada kulit seperti urtikaria, ekzem (Siswandono,

2000). Pada penggunaan oral CTM dapat menimbulkan beberapa efek samping

antara lain sedasi, gangguan saluran cerna, stimulasi sistem saraf pusat dan nyeri

kepala (Martin, 2009). Selain itu CTM peroral mengalami first pass effect

sehingga bioavaibilitasnya hanya 25%-45% (Tas, 2004). CTM mempunyai

(21)

2

Untuk mengoptimalkan kerja CTM dan untuk menghindari adanya efek samping,

maka dalam penelitian ini CTM dicoba dikembangkan dalam bentuk sediaan

topikal sebagai pilihan lain bentuk sediaan peroral. Pemberian obat secara topikal

bertujuan untuk menghindari berbagai masalah absorbsi pada saluran cerna,

seperti deaktivasi oleh enzim pencernaan, iritasi lambung dan dapat meningkatkan

bioavaibilitas dan efikasi obat dengan menghindari first pass effect pada hati (Gunadi, 2009), selain itu penggunaan CTM topikal juga dapat meningkatkan

kenyamanan pemakainya (Ceschel, 1999). Untuk dosis pemakaian topikal CTM

adalah 2% (Wijaya, 2006).

Bentuk sediaan topikal yang banyak di pasaran adalah salep, krim, pasta,

suspensi dan gel (Ansel, 2005). Dalam penelitian ini dipilih sediaan gel. Gel

merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang

tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar

dan saling diresapi cairan (Ansel, 2005). Emulgel dapat digunakan untuk terapi

dan sebagai pembawa macam-macam obat untuk kulit. Emulgel mempunyai daya

penetrasi yang tinggi pada kulit (Magdy, 2004).

Emulgel merupakan sediaan setengah padat yang dicampur dengan gelling agent. Gelling agent dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan cara perolehannya yaitu : dari bahan alam (tragakan, pektin, agar, asam alginat) semi sintetis dan

sintetis (metil selulosa, Hydroxypropyl cellulose (HPC), Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), Carboxymethyl cellulose (CMC-Na)) (Lackman, 1994). Dipilih HPMC sebagai gelling agent karena stabil pada range pH yang luas yaitu 3-11, tidak menyebabkan toksik dan iritasi, dapat mencegah menggumpalnya

partikel dan tetesan air dan menghambat terjadinya sedimentasi dari sediaan gel

(Rowe, 2006). HPMC digunakan karena mempunyai tingkat viskos yang lebih

baik dari pada carbopol, metil selulosa dan asam alginat pada gel lidah buaya

(Madan, 2010). HPMC yang digunakan yaitu sebanyak 3,5%.

Pada sediaan emulgel yang mengandung cukup banyak air yang dapat

menyebabkan adanya kontaminasi mikroba maka diperlukan bahan pengawet

yaitu propilen glikol yang pada konsentrasi 15% dapat berfungsi sebagai

humektan dan pengawet (Voigt, 1994; Rowe, 2006). Selain itu air yang

(22)

3

permeabilitas obat menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan

permanen struktur permukaan kulit (Gunadi, 2009). Pada pembuatan emulgel

dibutuhkan fase minyak, dipilih parafin cair sebanyak 5%, 7% dan 10% yang

berguna sebagai emolien (Rowe, 2006). Penambahan tween 20 sebagai surfaktan

sebanyak 1%.

Penetrasi perkutan dimulai dari proses terdispersinya obat dalam bahan

pembawa dan kemudian bahan obat lepas dari pembawanya (Martin, 1993).

Lepasnya bahan obat dari pembawa dapat dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya

viskositas dan pH. Viskositas berbanding terbalik dengan pelepasan obat, semakin

viskos sediaan maka pelepasan obat dari pembawa akan semakin kecil dan proses

penuangan ke dalam dan keluar wadah sediaan akan semakin sulit (Voigt, 1994).

Sedangkan pH sediaan berpengaruh pada pelepasan obat karena membran biologis

atau kulit bersifat lipofilik dan hanya zat yang tidak terionkan yang dapat

melaluinya, sehingga pH sediaan sedapat mungkin dibuat sama dengan pH kulit

(4,5-6,5) (Martin, 1993). Penetrasi obat perkutan juga dapat dipengaruhi oleh

pembawa yang dapat dengan mudah menyebar di permukaan kulit (Ansel, 2005).

Ukuran partikel obat yang dihasilkan harus homogen karena dapat mempengaruhi

kecepatan melarutnya obat yang juga mempengaruhi penetrasi, homogenitas obat

dapat dilihat dari tekstur, warna dan bau. Dari pemeriksaan visual ini juga dapat

diketahui stabilitas dari sediaan (Voigt, 1994). Oleh karenanya dilakukan uji

karakteristik fisik sediaan yang mencakup uji organoleptis, uji pH, uji viskositas

dan daya sebar.

Emulgel bersifat sebagai emolien (Magdy, 2004) yang mengandung minyak

yang dapat digunakan sebagai penghalus kulit dan lapisan minyak yang terbentuk

pada stratum korneum dapat mencegah penguapan air (Gan, 2007). Karena sifat

minyak tersebut maka perlu dilakukan uji aseptabilitas mengenai kelembutan,

sensasi dingin dan kemudahan dicuci dari sediaan tersebut. Selain uji diatas juga

dilakukan uji pelepasan obat dari pembawa yang sangat berpengaruh pada proses

penetrasi obat perkutan (Anief, 2002). Uji ini dilakukan dengan teknik in vitro

yang cara dan alatnya sederhana yaitu menggunakan membran selofan dan hasil

(23)

4

Pada penelitian ini ingin diketahui karakteristik fisik (organoleptis, pH,

viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan pelepasan CTM dari basis emulgel

HPMC dengan parafin cair 5%, 7% dan 10%.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka pada penelitian ini rumusan masalahnya

adalah :

a. Bagaimana karakteristik fisik dan aseptabilitas sediaan dalam emulgel

HPMC dengan konsentrasi parafin cair 5%, 7% dan 10%.

b. Bagaimana pelepasan CTM dari sediaan emulgel HPMC dengan

konsentrasi parafin cair 5%, 7% dan 10%.

1.3. Tujuan Penelitian

a. Menentukan karakteristik dan aseptabilitas sediaan dalam emulgel HPMC

dengan konsentrasi parafin cair 5%, 7% dan 10%.

b. Menentukan pelepasan CTM dari sediaan sediaan emulgel HPMC dengan

konsentrasi parafin cair 5%, 7% dan 10%.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah untuk

pengembangan formulasi emulgel CTM dalam basis HPMC sehingga dihasilkan

Gambar

Gambar          Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketiga hipotesis nol terdapat dua hipotesis nol yang di tolak, yaitu HOA dan HOB.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara model

Maka dari itu kami menciptakan modifikasi karya seni dimana kami menawarkan kerajinan tangan seperti wadah botol, lukisan, sampul buku, wadah makan serbaguna dan barang

Berhubung akan dilakukannya penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dengan Kejadian Kecacingan pada Murid PAUDdi Kecamatan

menggunakan filter dan pada saat penyearah menggunakan filter (kapasitor), dapat disimpulkan bahwa dengan sumber input an yang sama yaitu keluaran transformator

of the Absurd directs this study towards some metaphysical issues including the relationship between God and human beings, as well as the individual’s worldly and spiritual

Base on THCTS, we began to build Cultural Resources GIS(CRGIS, http://crgis.rchss.sinica.edu.tw/) in 2006, to collect temples, historic Monuments, historic buildings, old trees,

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2OO9 tentang Penetapan Peraturan

13 Peserta sidang Halaman ini dipergunakan untuk menampilkan data dari peserta sidang skripsi dan tugas akhir dari dosen penguji yang telah di set tersebut dan termasuk