• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Tingkat Kolesterol Drah Total Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Tingkat Kolesterol Drah Total Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DENGAN TINGKAT KOLESTEROL DARAH TOTAL PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL

DIREKTORAT JENDRAL PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KOTA MEDAN TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SISKA MARINA DAMANIK NIM. 091000125

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(4)

ABSTRAK

Indonesia saat ini mengalami masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi lebih dianggap sebagai sinyal awal dan munculnya penyakit degeneratif seperti PJK. Upaya penangulangan dan pencegahan PJK yaitu dengan pengaturan pola konsumsi pangan terutama mengendalikan asupan lemak dari makanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada PNS di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan. Desain penelitian ini adalah c ross-sectional.

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari : konsumsi pangan PNS, karakteristik PNS, pengukuran kolesterol darah total. Data sekunder yaitu gambaran umum Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan. Hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol dianalisa dengan deskriptif dengan uji statistik Exact-fisher dengan α 0.05.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar PNS mengkonsumsi sumber makanan hewani yang sering (1-3 kali per minggu) yaitu telur, daging ayam, daging sapi/kambing, ampela, udang/cumi/kepiting dan makanan lain yang mengandung lemak yaitu makanan gorengan dan makanan bersantan. Rata-rata kolesterol darah total 210,8 mg/dl, konsumsi energi PNS sebagian besar adalah baik (80%) tidak ada hubungan nyata antara konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,768). Konsumsi energi lemak yang paling banyak adalah lebih (75%) ada hubungan bermakna antara konsumsi energi lemak dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,001), ada hubungan bermakna antara asupan asam lemak jenuh dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,002). Ada hubungan bermakna antara asupan asam lemak tidak jenuh dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,001)

Disarankan kepada PNS sebaiknya megatur pola konsumsi pangan yaitu dengan mengurangi konsumsi lemak dan mengatur frekuensi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol.

Kata kunci : Pola konsumsi pangan, tingkat kolesterol darah total, PNS

 

 

 

 

(5)

ABSTRACT

Currently, Indonesia is facing double nutritional problems, namely lack of nutrition and over nutrition. Over nutrition is considered as the early signal of the coming of degeneratif disease such as Coronary Heart Disease. The attempt efforts to overcome and to prevent Coronary Heart Disease is by regulating food consumption pattern especially by controlling the fat supplied by the food consumed.

The purpose of this study was to find out the between the food consumption patternand the level of total blood cholesterol in Civil Servants in the regional Office of Directorate General of Treasury, the Province of Sumatera Utara, Medan with cross-sectional design.

The primary data for this study were obtained by distributing questionaires containing food consumption, characteristic, total blood cholesterol, measurement of Civil Servants. The secondary data were obtained from general description of the regional Office of Directorate General of Treasury, the Province of Sumatera Utara, Medan. The correlation between the food consumption pattern and the level of cholesterol was descriptively analyzed through Exact-Fisher statistic test at α = 0.05.

The result of this study showed that most of the Civil servants often consumed aminal food (1-3 times a week) such as eggs, chicken, beef/mutton, ampele, shrimp/squid/crab and other food containing fat such as fried and coconut-milk contained food. The average total blood cholesterol was 120.8 mg/dl, most of the energy consumed by the Civil Servants was good (80%) and there was no correlation between energy consumption and the level of total blood cholesterol (p=0.768). fat energy consumption was higher (75%), therefore, there was a significant correlation between fat energy consumption and the level of total blood cholesterol (p=0.001), between saturated fatty acid intake and the level of blood cholesterol (p=0.002), and between unsaturated fatty acid intake and the level of total blood cholesterol (p=0.001).

The Civil Servants are suggested to control their consumption pattern by reducing to consumed fat and controling the frequncy or eating fat and cholesterol containing food.

 

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siska Marina Damanik

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 12 Februari 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Bunga Cempaka XI-B No.18 Pasar III

P. Bulan II , Medan Selayang

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1996-2002 : SD Percobaan Negeri Medan

2. 2002-2005 : SMP Negeri 1 Medan

3. 2005-2008 : SMA Negeri 2 Tanjungbalai Asahan

4. 2009-2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

 

 

 

 

 

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Tingkat Kolesterol Drah Total Pada Pegawai

Negeri Sipil Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota

Medan Tahun 2013”, guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan banyak bimbingan dan nasehat selama

penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Gizi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis.

3. Ibu Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan

(8)

4. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam

pengerjaan skripsi ini.

5. Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, dan arahan kepada penulis.

6. Ibu Ir. Etti Sudaryati, MKM, Ph.D selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, dan arahan kepada penulis.

7. Ibu Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes, selaku dosen Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu yang

bermanfaat.

8. Ibu Dra. Apt. Jumirah, M.Kes, selaku dosen Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi.

9. Bapak dr. Muhammad Arifin Siregar, MS, selaku dosen Departemen Gizi

Kesehatan Masyarakat yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi.

10. Bang Marihot Oloan Samosir, ST, selaku staf Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan

berkas-berkas penelitian dengan tepat waktu.

11. Para Dosen dan staf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat.

12. Kepala Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

Kota Medan beserta seluruh stafnya yang telah mengizinkan dan membantu

(9)

13. Kepala Poliklinik Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi

Sumatera Utara Kota Medan beserta stafnya yang telah banyak membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

14. Kak Lastri, AMK, selaku perawat Poliklinik Kanwil Direktorat Jendral

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan yang telah banyak

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

15. Orang tua tercinta, Ayahanda (Alm.) Ir. Armansyah Damanik dan Ibunda

Dameria Pandiangan dan saudari-saudariku tersayang, Tantya Denara

Damanik dan Utari Ardha Damanik yang selalu memberikan doa, kasih

sayang, dukungan serta semangat kepada penulis selama ini.

16. Abanganda terkasih, Jho A. Simanjuntak yang selalu memberikan bantuan,

dukungan serta semangat kepada penulis.

17. Sahabat-sahabatku tersayang, Dian Royana, Nurmaida Sari Tanjung, Kak

Marlina Nasution, Zaharany Tanjung, Khairunnisa Nasution, dan Suliyanti

yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

18. Teman seperjuangan PBL, Kak Julia, Kak Lina, Kak Helmida, Kak

Febriyanti, Kak Serli, Kak Licha, Kak Winda, Kak Ida, Bang Moris, Fadhil

dan Fahrurrozy yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka, senasib

(10)

19. Teman-teman angkatan 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, khususnya kepada teman-teman dan kakak-kakak di

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat serta doa kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

untuk penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Amiin.

Medan, Oktober 2013

Penulis,

Siska Marina Damanik  

 

 

 

(11)

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... ………. i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Pangan ... 8

2.1.1 Konsumsi Makanan Beraneka Ragam ... 10

2.1.2 Konsumsi Makanan Sesuai Kebutuhan ... 11

2.1.3 Konsumsi Lemak dan Minyak ... 12

2.1.4 Konsumsi Makanan Rendah Garam dan Tinggi Kalium 13

2.1.5 Alkohol... 14

2.1.6 Serat ... 14

2.2 Kolesterol ... 15

2.3 Konsumsi Pangan Yang Mempengaruhi Peningkatan Kolesterol Darah ... 19

2.3.1 Hubungan Karbohidrat dengan Kolesterol Darah ... 20

(12)

2.3.3 Hubungan Protein dengan Kolesterol Darah ... 22

2.4 Indeks Massa Tubuh ... 23

2.5 Aktifitas Olahraga ... 24

2.6 Metode Penilaian Konsumsi Pangan ... 24

2.7 Kerangka Konsep ... 25

2.8 Hipotesa Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.4 Metode Pengambilan Data ... 29

3.5 Metode Pengambilan Darah Untuk Pengukuran Tingkat Kolesterol Darah Total ... 30

3.6 Instrumen Penelitian ... 30

3.7 Variabel dan Defenisi Operasional ... 31

3.8 Aspek Pengukuran ... 32

3.9 Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 . Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan ... 35

4.2 Karakteristik Responden ... 36

4.3 Pola Konsumsi Pangan Responden ... 37

4.3.1 Jenis dan Frekuensi Makanan ... 37

4.4 Konsumsi Energi dan Lemak ... 40

4.5 Asupan Lemak ... 41

4.6 Tingkat Kolesterol darah Total ... 42

4.7 Hubungan Konsumsi Energi dan Lemak dengan Tingkat Kolesterol Darah Total Pada PNS di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan ... 44

4.8 Aktifitas Olahraga ... 46

4.9 Penyakit Degeneratif ... 46

BAB V PEMBAHASAN

(13)

Kota Medan Tahun 2013 ... 48 5.2 Konsumsi Energi dan Lemak dengan Tingkat Kolesterol

Dalam Darah pada PNS Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi sumatera Utara

Kota Medan Tahun 2013 ... 51 5.3 ... Tingkat Kolesterol Darah Total pada PNS Kanwil Direktorat

Jendral Perbendaharaan Provinsi sumatera Utara

Kota Medan Tahun 2013 ... 54 5.4Hubungan Konsumsi Energi dan Lemak dengan Tingkat

Kolesterol darah Total pada PNS Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi sumatera Utara

Kota Medan Tahun 2013 ... 55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 58 6.2Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata Yang Dianjurkan (Per Orang Per hari)

Pada Kelompok Umur 30-64 Tahun ... 9

Tabel 2.2 Daftar Beberapa Bahan Makanan

Yang Mengandung Kolesterol ... 15

Tabel 2.3 Kadar Kolesterol Darah Dalam mg/dl ... 19

Tabel 2.4 Kategori Indeks Massa Tubuh ... 23

Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden

Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makanan Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 38

Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Konsumsi Energi

Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 40

Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Asupan Lemak

Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 41

(15)

Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 42

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Kolesterol darah Total Berdasarkan Jenis Kelamin Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

Kota Medan Tahun 2013 ... 43

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Kolesterol Darah Total

Berdasarkan Tingkat Umur Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

Kota Medan Tahun 2013 ... 43

Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kolesterol Darah Total Berdasarkan Aktifitas Olahraga Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013...44 

Tabel 4.8 Hubungan Konsumsi Energi Dan Lemak Tingkat Kolesterol Darah Total Pada PNS

Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 45

Tabel 4.9 Distribusi Aktifitas Olahraga Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 ... 47

Tabel 4.10 Distribusi Penyakit Degeneratif Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Molekul Kolesterol………. ……… 16

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Master Data

Lampiran 3 : Hasil Uji Exact Fisher

Lampiran 4 : Surat Pengantar Survei Pendahuluan

Lampiran 5 : Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 6 : Surat Pengantar Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 9 : Foto Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(18)

ABSTRAK

Indonesia saat ini mengalami masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi lebih dianggap sebagai sinyal awal dan munculnya penyakit degeneratif seperti PJK. Upaya penangulangan dan pencegahan PJK yaitu dengan pengaturan pola konsumsi pangan terutama mengendalikan asupan lemak dari makanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada PNS di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan. Desain penelitian ini adalah c ross-sectional.

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari : konsumsi pangan PNS, karakteristik PNS, pengukuran kolesterol darah total. Data sekunder yaitu gambaran umum Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan. Hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol dianalisa dengan deskriptif dengan uji statistik Exact-fisher dengan α 0.05.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar PNS mengkonsumsi sumber makanan hewani yang sering (1-3 kali per minggu) yaitu telur, daging ayam, daging sapi/kambing, ampela, udang/cumi/kepiting dan makanan lain yang mengandung lemak yaitu makanan gorengan dan makanan bersantan. Rata-rata kolesterol darah total 210,8 mg/dl, konsumsi energi PNS sebagian besar adalah baik (80%) tidak ada hubungan nyata antara konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,768). Konsumsi energi lemak yang paling banyak adalah lebih (75%) ada hubungan bermakna antara konsumsi energi lemak dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,001), ada hubungan bermakna antara asupan asam lemak jenuh dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,002). Ada hubungan bermakna antara asupan asam lemak tidak jenuh dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,001)

Disarankan kepada PNS sebaiknya megatur pola konsumsi pangan yaitu dengan mengurangi konsumsi lemak dan mengatur frekuensi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol.

Kata kunci : Pola konsumsi pangan, tingkat kolesterol darah total, PNS

 

 

 

 

(19)

ABSTRACT

Currently, Indonesia is facing double nutritional problems, namely lack of nutrition and over nutrition. Over nutrition is considered as the early signal of the coming of degeneratif disease such as Coronary Heart Disease. The attempt efforts to overcome and to prevent Coronary Heart Disease is by regulating food consumption pattern especially by controlling the fat supplied by the food consumed.

The purpose of this study was to find out the between the food consumption patternand the level of total blood cholesterol in Civil Servants in the regional Office of Directorate General of Treasury, the Province of Sumatera Utara, Medan with cross-sectional design.

The primary data for this study were obtained by distributing questionaires containing food consumption, characteristic, total blood cholesterol, measurement of Civil Servants. The secondary data were obtained from general description of the regional Office of Directorate General of Treasury, the Province of Sumatera Utara, Medan. The correlation between the food consumption pattern and the level of cholesterol was descriptively analyzed through Exact-Fisher statistic test at α = 0.05.

The result of this study showed that most of the Civil servants often consumed aminal food (1-3 times a week) such as eggs, chicken, beef/mutton, ampele, shrimp/squid/crab and other food containing fat such as fried and coconut-milk contained food. The average total blood cholesterol was 120.8 mg/dl, most of the energy consumed by the Civil Servants was good (80%) and there was no correlation between energy consumption and the level of total blood cholesterol (p=0.768). fat energy consumption was higher (75%), therefore, there was a significant correlation between fat energy consumption and the level of total blood cholesterol (p=0.001), between saturated fatty acid intake and the level of blood cholesterol (p=0.002), and between unsaturated fatty acid intake and the level of total blood cholesterol (p=0.001).

The Civil Servants are suggested to control their consumption pattern by reducing to consumed fat and controling the frequncy or eating fat and cholesterol containing food.

 

(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa

perubahan - perubahan dalam kehidupan. Peningkatan pendapatan pada kelompok

masyarakat tertentu menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pada pola

makan. Di samping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik

dikalangan masyarakat. Hasil identifikasi yang dilakukan Riskesdas, bahwa faktor resiko

yang menyebabkan penyakit degeneratif di Sumatera Utara dinyatakan bahwa sebanyak

51,9% masyarakat Sumatera Utara kurang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.

Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat semakin banyaknya

penduduk golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih. Pola makan yang berlebih

dan kurangnya aktifitas berolahraga dapat menyebabkan tidak adanya metabolisme tubuh

sehingga akan menyebabkan gizi lebih. Gizi lebih dianggap penting karena dapat

menimbulkan penyakit tidak menular yang saat ini banyak terjadi di Indonesia. Masalah

gizi lebih muncul pada awal tahun 1990-an. Gizi lebih disebabkan karena konsumsi

pangan melebihi kebutuhan normal tubuh manusia. Salah satu bentuk gizi lebih adalah

kegemukan dan obesitas (Santoso, 2004).

Dalam Laporan Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia, berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indonesia ditemukan bahwa

prevalensi obesitas tinggi yaitu pada pria sebesar 41,2% dan pada wanita sebesar 53,3%

(21)

Menurut Kodyat (1990), obesitas cenderung meningkat pada populasi dewasa.

Sekitar 80-90% kasus obesitas diperkirakan ditemukan pada rentang usia dewasa.

Kelompok usia 40-55 tahun merupakan kelompok paling rawan terhadap kejadian

obesitas. Obesitas sangat erat hubungannya dengan hiperkolesterolemia.

Hiperkolesterolemia adalah kolesterol yang tinggi di dalam darah, ini dapat memberikan

dampak penyumbatan pembuluh darah dan jantung. Obesitas sering dianggap sebagai

sinyal awal munculnya keluhan penyakit-penyakit degeneratif.

Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di

dunia. Hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahun akibat epidemi global

penyakit degeneratif (WHO, 2002). Penyakit degeneratif mencakup penyakit diabetes

mellitus, kanker, stroke, hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan lain-lain. Penyakit

degeneratif sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi pangan. Salah satu penyakit

degeneratif yang dapat terjadi akibat konsumsi pangan yang berlebih adalah penyakit

jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskuler yang

paling banyak menyebabkan kematian. (Anwar, 2004).

Menurut data WHO (2002), jumlah individu yang meninggal akibat penyakit

jantung koroner adalah sebanyak 5.825.000 untuk umur 60 tahun ke atas dan 1.332.000

untuk umur 15-59 tahun (Hanan, 2005). Di Indonesia pada tahun 2002, penyakit jantung

merupakan penyebab kematian pertama, dengan angka mortalitas 14%.

Dan prevalensi penyakit janutng di Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar 7%.

Ini merupakan prevalensi presentase tertinggi diantara beberapa penyakit degeneratif

(22)

Penelitian yang dilakukan Direktorat Jendral Pelayanan Medik Depkes RI,

mendapatkan bahwa pada tahun 2007 jumlah pasien penyakit jantung yang menjalani

rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit di Indonesia adalah 239.548 jiwa (Depkes RI,

2009). Faktor risiko pada PJK dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu : Faktor risiko yang

dapat dikendalikan (dislipidemia, merokok, hipertensi, diabetes militus, kegemukan dan

stres) dan yang tidak dapat dikendalikan (jenis kelamin, umur dan keturunan) (Chung,

2010).

Dari faktor-faktor di atas upaya penanggulangan dan pencegahan utama PJK yaitu

dengan pengaturan pola konsumsi pangan sesuai dengan kebutuhan, terutama

mengendalikan energi lemak dan kolesterol. Ada dua jenis lemak dalam makanan, yaitu

lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh inilah yang meningkatkan kadar

kolesterol dan trigliserida. Oleh karena itu semakin banyak konsumsi makanan berlemak,

maka akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol dalam darah

(Soeharto, 2004).

Kolesterol adalah jenis lemak, tubuh memperoleh kolesterol dari dua sumber

yaitu, dibentuk di dalam tubuh oleh hati dan dari luar tubuh yang bersumber dari

makanan. Kolesterol yang berasal dari makanan dapat meningkatkan kolesterol dalam

darah terutama yang bersumber dari hewani. Kolesterol darah tersebut adalah kolesterol

darah total, HDL, LDL dan trigliserida.

Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian, setiap penurunan kadar kolesterol sebesar

1% akan menurunkan risiko PJK sebesar 2% (Anwar, 2004). Penelitian kolesterol darah

(23)

risiko PJK. Banyak hal yang diduga berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah

diantaranya konsumsi pangan mengandung asam lemak jenuh, karbohidrat, kebiasaan

olahraga, obesitas, kebiasaan minum alkohol, merokok, dan diabetes militus (Semiardji,

2003).

Adapun pengaruh konsumsi pangan terhadap kadar kolesterol darah telah diteliti

oleh Kriss-Etherton et al (2001). Penelitian tersebut membandingkan pengaruh

pemberian diet tinggi asam lemak tak jenuh tunggal (15%-27%) dari kalori total

dibandingkan dengan diet rendah asam lemak (7%-12%) dari kalori total terhadap kadar

kolesterol darah total. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan dengan asupan asam

lemak <15% dari kalori total dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Penelitian Hatma (2001) mendapatkan adanya korelasi positif yang bermakna

antara asupan asam lemak dengan kadar kolesterol total pada etnis Minangkabau. Pada

tahun yang sama, Tala juga melakukan penelitian di Kecamatan Mampang Prapatan

mendapatkan sekitar 24% subjek penelitian laki-laki, usia di atas 35 tahun, mempunyai

kadar kolesterol darah total >240 mg/dl dan asupan lemak jenuh 3,3-9% dari kalori total.

Penelitian Arnett et al (2003), mendapatkan hasil bahwa 54% laki-laki dan 46%

wanita dari 4466 subjek penelitian yang tidak mengonsumsi serat (buah dan sayur)

memiliki tingkat asam lemak jenuh yang tinggi.

Penelitian terbaru mengenai hubungan konsumsi dengan asam lemak jenuh

dilakukan oleh Otto et al (2012), mendapatkan hasil bahwa penggantian dari 2% energi

asam lemak jenuh daging dengan energi asam lemak jenuh susu dikaitkan dengan risiko

(24)

Keadaan ini merupakan pendorong untuk dilakukannya penelitian hubungan pola

konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil (PNS)

di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.

Secara umum, PNS yang bekerja pada Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan.

Hal ini diduga karena kebiasaan makan yang tidak teratur dan kurangnya aktifitas

berolahraga. Melalui wawancara yang dilakukan pada saat survei awal pada tanggal 19

Juli 2013, sekitar 50% PNS mengalami penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes

militus, dan PJK. Mereka tidak mendapatkan general chek-up secara rutin sehingga

pemeriksaan kesehatan dilakukan di poliklinik atau laboratorium tertentu dengan

menggunakan askes secara individu.

Terdapat 60% dari jumlah seluruh PNS di Kanwil Direktorat Jendral

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan berusia 40 tahun keatas, yaitu

sebanyak 63 orang. Berdasarkan data yang diperoleh pada kunjungan PNS di Poliklinik

Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, terdapat 29 orang

dengan kriteria umur 40 tahun keatas yang rutin memeriksakan tingkat koleterol darah

mereka. Dari 29 orang PNS tersebut 78% dengan kolesterol darah total >200 mg/dl.

Dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan sekitar 80% dari 105 PNS

menggunakan sarana kantin dan warung yang berada disekitar lingkungan kantor untuk

memenuhi kebutuhan energi pada waktu sarapan pagi dan makan siang. Gambaran

konsumsi pangan pada saat bekerja di kantor adalah dari jenis makanan seperti nasi,

(25)

dari buah-buahan dan sayuran. Berdasarkan jenis makanan pokok nasi yang dikonsumsi

dengan frekuensi 3x/hari dan jumlah konsumsi energi rata-rata yang dianjurkan sehari

dapat diduga melebihi dari kebutuhan. Sementara pencegahan utama untuk PJK adalah

pengaturan pola konsumsi pangan yang baik.

Berdasarkan hal di atas penulis tertarik ingin mengetahui lebih lanjut sejauh mana

hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai

Negeri Sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota

Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi

rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan pola konsumsi pangan

dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Kanwil Direktorat

Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol

darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui jenis makanan dan frekuensi makanan yang di konsumsi

pada pegawai negeri sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan

(26)

2) Untuk mengetahui konsumsi energi dan lemak pada pegawai negeri sipil di

Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota

Medan.

3) Untuk mengetahui tingkat kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil di

Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota

Medan.

4) Untuk mengetahui hubungan konsumsi energi dan lemak dengan tingkat

kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil di Kanwil Direktorat Jendral

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pegawai negeri

sipil untuk memperhatikan konsumsi pangan sebagai salah satu upaya mencegah penyakit

degeneratif.

 

 

 

 

 

 

 

 

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Konsumsi Pangan

Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu

orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu (Santoso,

2004).

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan yang

dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Keadaan kesehatan

tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta

kuantitas hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan adanya semua zat gizi yang

diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap

yang lain. Kuantitas menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan

tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas

maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang

sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut

konsumsi adekuat (Sediaoetama, 2006).

Kebutuhan akan energi dan zat gizi tergantung pada beberapa faktor seperti umur,

jenis kelamin, aktivitas, berat badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil

dan menyususi. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan

yang digunakan sebagai standart guna mencapai status gizi. Kebutuhan normal tubuh

(28)

dianjurkan per orang per hari. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan didasarkan pada

patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, dan aktivitas

fisik. Angka Kecukupan Energi rata-rata yang dianjurkan untuk orang dewasa kelompok

[image:28.595.115.536.276.390.2]

umur 30-64 dapat dilihat pada tabel berikut (Almatsier, 2009)

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata Yang Dianjurkan (per orang per hari ) Pada Kelompok Umur 30-64 Tahun

No Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi 1. Pria 30-49 tahun 50-64 tahun 62 62 165 165 2350 2250 2. Wanita 30-49 tahun 50-64 tahun 55 55 156 156 1800 1750 Sumber : Almatsier, 2009

Bila konsumsi baik kuantitasnya maupun jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh

dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Gizi lebih

disebabkan karena konsumsi pangan yang melebihi kebutuhan normal tubuh manusia.

Gizi lebih yang sering kali diikuti dengan timbulnya penyakit kronis diantaranya PJK,

hipertensi, diabetes militus, dan kanker (Sediaoetama, 2006).

Hasil yang diperoleh dari SKRT menunjukan bahwa PJK menempati urutan

pertama penyebab kematian di Indonesia dan prevalensinya meningkat dari tahun ke

(29)

Boediharmojo (1993) dalam buku kumpulan orasi ilmiah guru besar teknologi

pangan dan gizi mengatakan, naiknya prevalensi PJK bukan hanya disebabkan karena

bertambahnya usia manusia, tetapi lebih disebabkan oleh gaya hidup yang salah atau

disebut juga disease of life style. Meskipun gizi lebih bukan penyebab satu-satunya

timbulnya PJK tetapi merupakan faktor yang sangat penting dalam mempercepat

timbulnya penyakit. Sehingga, dapat timbul lebih dini. Yang dimaksud untuk

dikemukakan adalah lemak yang meningkatkan kadar kolesterol darah. Upaya

pencegahan timbulnya PJK dalam gizi adalah peranan pola makan sehat dan gizi

seimbang. Pengaturan pola makan bagi pengendalian PJK dapat dilakukan dengan

mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

2.1.1. Komsumsi Makanan Beraneka Ragam

Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak

ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang

untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam menjamin

terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Anwar,

2008).

Makanan sumber zat tenaga seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi,

menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun

berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang

berasal dari bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan

yang berasal dari hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber

(30)

berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ

tubuh (Arisman, 2008).

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal

harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat

pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok

makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Dengan mengonsumsi makanan

beranekaragam termasuk sumber makanan berserat cukup (25 gram/hari) seperti

padi-padian, kacang kacangan, sayur dan buah-buahan dapat mencegah atau memperkecil

terjadinya penyakit degeneratif seperti PJK.

2.1.2. Konsumsi Makanan Sesuai Kebutuhan Tubuh

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Konsumsi energi yang

berlebih mengakibatkan kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan dalam

bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan

obesitas disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit

diabetes melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan energi bagi seseorang

ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk

mengetahui keadaan gizi dan kesehatan, untuk itu dianjurkan untuk melakukan

penimbangan berat badan secara teratur (Michael, 2010).

Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Sumber

karbohidrat komplek adalah padi-padian, ubi, jagung, singkong, sagu, dll. Batasi sumber

(31)

yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam

jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu lama mengakibatkan obesitas.

2.1.3. Konsumsi Lemak dan Minyak

Lemak atau lipid adalah ikatan organik yang terdiri dari unsur-unsur karbon,

hidrogen dan oksigen yang bersifat larut dalam pelarut lemak seperti benzene dan eter.

Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi berbentuk padat pada suhu kamar disebut

lemak, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah berbentuk cair disebut minyak

(Achadi, 2007).

Lemak dalam makanan terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid yang

terbanyak terdapat dalam bentuk trigliserida. Berdasarkan ikatan lemaknya dan

kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu lemak yang mengandung

asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam

lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak

jenuh yang sulit dicerna (Soestyo, 2003).

Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal

umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa. Makanan sumber asam

lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengonsumsi lemak hewani secara

berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan beresiko PJK.

Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita PJK, karena lemak

ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah

(32)

Berdasarkan jumlah atom karbon, asam lemak digolongkan menjadi asam lemak

rantai pendek, asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang. Berdasarkan

posisi atom hidrogen yang berada pada ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh dibagi

menjadi cis dan trans. Kebutuhan lemak yang dianjurkan dalam sehari adalah 10-25%

dari kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit seperti dislipidemia

membutuhkan modifikasi kebutuhan lemak tergantung dari berat dan ringannya kondisi

penyakit (Almatsier, 2005).

2.1.4. Konsumsi Makanan Rendah Garam dan Tinggi Kalium

Dianjurkan untuk mengonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per

hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam dan sumber lain

seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan garam merupakan

pemicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi yang merupakan risiko untuk penyakit

jantung (Sabriah, 2010).

Berbeda halnya dengan natrium, kalium merupakan ion utama di dalam cairan

intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang

banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga

cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah lebih

tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat

proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya menyebabkan

(33)

Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio

konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik

adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain (Anwar, 2008).

2.1.5. Alkohol

Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi

lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menghambat proses penyerapan zat

gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting bagi

tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita kurang gizi. Selain itu

konsumsi alkohol juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan

jaringan di dalam tubuh (Bull, 2007).

2.1.6. Serat

Banyak bukti yang menunjukan bahwa serat makanan memegang peranan spesifik

dalam menurunkan kadar kolesterol serum darah. Penelitian Story dan Kristchevcky

(1976) percobaan pada hewan dan manusia, menjelaskan bahwa beberapa komponen

serat makanan menurunkan kadar kolestrol darah.

Dan teori Leveille (1977) yang paling banyak diterima adalah beberapa

komponen serat makanan mampu mengikat asam/garam empedu dan dengan demikian

akan mencegah penyerapannya kembali dari usus dan meningkatkan ekskresi melalui

feces sehingga akan meningkatkan konversi kolesterol dan serum darah menjadi

(34)

2.2. Kolesterol

Lemak tidak dapat dipisahkan dari kolestrol. Kolesterol diperlukan oleh tubuh

antara lain untuk (a) Sintesis asam/garam empedu, yang diperlukan untuk proses

pencernaan lemak/ minyak (b) Sintesis hormon steroid, (c) Sintesis vitamin D dan (d)

Sebagai komponen membran sel. Apabila seseorang tidak mengonsumsi kolesterol maka

hati akan mensistesisnya dari asam lemak. Demikian hati akan memproduksi kolesterol.

Meskipun, kolesterol masuk melalui makanan sangat banyak. Akibat hal ini,

meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Muchtadi, 2000).

Kolesterol tidak dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk dijadikan sebagai sumber

energi. Oleh karena itu satu-satunya cara untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah

adalah dengan memperbesar jumlah ekskresi asam empedu/garam empedu. Hal ini dapat

dilakukan dengan meningkatkan konsumsi serat makanan dan mengurangi makanan yang

[image:34.595.118.517.498.714.2]

mengandung kolesterol (Muchtadi, 2000).

Tabel 2.2. Daftar Beberapa Bahan Makanan yang Mengandung Kolesterol No

Bahan Pangan Hewan Kadar Kolesterol (mg/100g)

1 Susu cair 13,5

2 Susu skim 1,6

3 Mentega 218,6

4 Keju 106,1

5 Daging ayam 84,7

6 Daging sapi 102,4

7 Otak 2000,0

8 Hati (sapi, kambing, babi) 435,3

9 Jantung (sapi) 270,6

10 Ginjal 800,0

11 Telur 274,0

12 Udang 152,9

(35)

Sumber : G Ko

terdapat da

tubuh (cho

darah, emp

Sed

kuning tel

sayur dan b

Fun

mengatur p

cairan emp penting da membentu Kolesterol (Su Guthrie, 199 lesterol ada

ari luar tubu

olesterol en pedu, bagian dangkan pa lur, daging buah-buaha ngsi utama penyerapan

pedu yang b

alam proses

uk vitamin

memiliki ru

umber : Alm

96 dalam bu alah salah s

uh berupa ba

ndogen). Pa

n luar kelenj

ada bahan

merah, ota

an (Manurun

kolesterol

zat yang la

befungsi seb

s pertumbuh

D dan pen

umus strukt

Gamb matsier, 2009

uku Pangan satu sterol y

ahan makan

ada tubuh m

jar adrenal,

makanan y

ak dan hati.

ng, 2004).

adalah mem

arut dalam a

bagai pence

han dan me

nting bagi

tur sebagai b

ar 2.1. Stru 9)

dan Gizi yang termas

n (cholestero

manusia ko

dan jaringa

yang meng

. Kolesterol

mbentuk m

air dan kuli

erna lemak,

embantu dal

pembentuk

berikut :

uktur Mole

suk dalam k

ol eksogen)

olesterol ba

an saraf. (Lu

andung tin

l tidak disin

membran sel it, melindun membentuk lam proses kan hormon kul Koleste kelompok l dan dibentu anyak dijum ubis, 2009). nggi koleste ntesis oleh

l, yang berg

ngi otak, pe

k hormon tu

pencernaan

ne seks dal

erol

lemak yang

uk di dalam

(36)

Menurut Muchtadi (1993), kolesterol diangkut oleh darah dalam bentuk terikat

dalam lipoprotein plasma. Lipoprotein adalah gabungan molekul lemak (lipid) dan

protein yang disintesis di dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran,

densitas dan mengangkut berbagai jenis lemak dalam jumlah yang berbeda pula.

Partikel-partikel lipoprotein memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses pembentukan

arterosklerosis, tubuh membentuk 4 (empat) jenis lipoprotein meliputi :

1. Kilomikron

Merupakan jenis lipoprotein yang kandungan lemaknya tinggi, densita rendah,

komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron adalah

lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi mengangkut lipid berasal

makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh. (Almatsier, 2009).

2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

Very low density lipoprotein disintesis di hati, berfungsi untuk transport lemak.

Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Kurang lebih sebanyak 20 persen

kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL meninggalkan hati,

lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida. Kemudian, VLDL akan

mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan

(37)

3. High Density Lipoprotein (HDL)

HDL disintesis di dalam hati dan usus, setelah HDL disekresikan ke dalam darah,

akan mengalami perubahan akibat berinteraksi dengan kilomikron dan VLDL. Jika sel-sel

lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipid

akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus kemudian akan

memproduksi HDL yang masuk ke aliran darah. HDL akan mengambil kolesterol dan

fosfolipid yang ada di dalam aliran darah dan menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk

diangkut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier,

2009).

Jenis lipoprotein ini membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari

lemak endogenous di hati. Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan

fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik.

Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan risiko terjadinya

PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan cara berhenti merokok, mengurangi

berat badan dan menambah aktifitas (Djohan, 2004).

4. Low Density Lipoprotein (LDL)

Jenis lipoprotein ini membawa lemak dan mengandung kolesterol yang sangat

tinggi, dibuat dari lemak endogenous di hati. Kolesterol ini sering disebut sebagai

kolesterol jahat. Hal tersebut dikarenakan LDL yang teroksidasi di pembuluh darah oleh

sel-sel perusak (scavenger pathway) sehingga tidak dapat kembali ke dalam aliran darah

(38)

Hal tersebut akan mengakibatkan penumpukan dalam pembuluh darah dan apabila

terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah

dan membentuk plak. Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel

-sel otot dan kalsium sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis (Almatsier, 2009).

Tabel 2.3. Kadar Kolesterol Darah dalam mg/dl

No Jenis Kolesterol Diinginkan Diwaspadai Berbahaya

1 Kolesterol Total < 200 200-239 > 240

2 Kolesterol LDL < 130 130-159 160

3 Kolerterol HDL > 45 36-44 < 35

4 Trigliserida < 200 200-399 > 400

Sumber : Depkes, 2007

Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah berat badan berlebih dan aktifitas olahraga. Namun yang dapat memberikan

kontribusi secara langsung adalah konsumsi pangan.

2.3. Konsumsi Pangan yang Mempengaruhi Peningkatan Kolesterol Darah Konsumsi pangan yang sehat memegang peranan penting dalam pencegahan dan

pengobatan penyakit, apa yang kita makan dapat memengaruhi kesehatan. Beberapa

penelitian menunjukan bahwa konsumsi pangan dengan tinggi kalori dan lemak berkaitan

dengan peningkatan kadar kolesterol darah. Keadaan ini akan berbanding lurus dengan

terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan oleh sebab itu upaya yang paling efektif

untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner melalui pengaturan pola makan

dalam tubuh lebih umum dikenal intake makanan (Soekidjo, 2007).

Asupan makanan yang berlebih terutama kalori tinggi dan lemak tinggi akan

(39)

terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah adalah

penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah jantung berbentuk luka goresan

(plak). Proses terjadinya plak ini tenjadi oleh karena penumpukan lemak. Pada mulanya

berbentuk endapan lunak, dengan proses yang lama mengakibatkan endapan tersebut

menjadi keras dan tidak elastis yaitu aterosklerosis. Ini yang menyebabkan penyakit

jantung koroner (Sabriah, 2010).

Obesitas dapat juga menyebabkan kolesterol total dan LDL tinggi yang

mengakibatkan penyakit jantung koroner. Konsumsi pangan yang berlebih yang

berhubungan dengan peningkatan kolesterol dalam darah menghasilkan kadar lipid dalam

darah. Komposisi makanan seimbang yang menghasilkan kalori terdiri atas sumber

karbohidrat 60-70 %, protein 10-15 % dan lemak tidak lebih dari 25 %. Jumlah kalori

yang dibutuhkan setiap hari disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin (Manurung,

2004).

Berikut hubungan Pola konsumsi makanan dengan kolestrol darah total :

2.3.1. Hubungan Karbohidrat dengan Kolesterol Darah

Karbohidrat dalam makanan pada umunya dibedakan menjadi karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat merupakan sumber energi utama.

Sumber karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu padi-padian, atau serealia,

umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula (Nawi, 2003).

Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini

(40)

menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. 1(satu) gram karbohidrat menghasilkan 4

(empat) kalori (Sabriah, 2010).

Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai

glukosa untuk keperluan energy segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati

dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai

cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam

jumlah berlebihan akan menjadi gemuk hal ini akan meningkatkan kolesterol darah total

dalam tubuh.

Menurut Grundy (1998) dalam buku gizi dan pangan, konsumsi tinggi karbohidrat

cenderung meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadar kolesterol HDL.

2.3.2. Hubungan Lemak dengan Kolesterol Darah

Lemak pada makanan membuat rasa lebih gurih dan enak. Lemak terbagi atas

lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Akan tetapi asupan lemak memberi sumbangan yang

besar terhadap peningkatan kolesterol dalam darah. Sumber utama lemak dan lipida

adalah minyak dan tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit,

kacang tanah, kacang kedelai, jagung, mentega, margarin dan lemak hewan (Silalahi &

Tampubolon, 2002).

Fungsi lemak sebagai sumber energi merupakan sumber energi yang paling padat.

Dalam 1 (satu) gram menghasilkan 9 (sembilan) kalori, yaitu dua setegah kali besar

(41)

simpanan, lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Simpanan ini berasal

dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energi (Soeharto, 2004).

Pengaruh lemak terhadap kesehatan bahwa, akan meningkatkan kadar kolesterol

dalam darah apabila berlebih dan tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui feces, urine

dan kelenjar. Kondisi ini tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah (Soeharto, 2004).

Hasil penelitian Jonnalagadda dkk (1996) konsumsi tinggi asam lemak jenuh akan

meningkatkan kadar kolesterol plasma, diperkirakan setiap penambahan asam lemak

jenuh 1% dari total kalori terjadi peningkatan kolesterol darah sebanyak 1,9 mg/dl

(Manurung, 2004).

Menurut National Cholesterol Education Program (NCEP) menganjurkan untuk

membatasi konsumsi asam lemak jenuh <10% total kalori dan jika kadar kolesterol masih

tinggi dianjurkan untuk mengurangi sampai 7% dari total kalori (Manurung, 2004).

2.3.3. Hubungan Protein dengan Kolesterol Darah

Bahan makanan sumber protein terdiri dari bahan makanan protein hewani dan

nabati. Berbagai penelitian memperlihatkan konsumsi protein hewani yang lebih

cenderung meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal tersebut disebabkan bahan makanan

sumber protein nabati dapat mencegah dislipidemia karena kandungan serat dan asam

lemak tak jenuhnya (Manurung, 2004).

Kelebihan kalori yang disebabkan konsumsi protein yang berlebihan juga dapat

meningkatkan sintesis asam lemak sehingga dapat menyebabkan dislipidemia. Dalam hal

ini, sumber karbonya membentuk asetil menjadi asetoasetil selanjutnya membentuk

(42)

2.4. Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan

antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi

indikator atau menggambarkan kadar lemak dalam tubuh seseorang. IMT merupakan

altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah dan mudah dilakukan

(Supariasa, 2001).

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi berdasarkan

pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya

diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut (HISOBI,

[image:42.595.104.513.417.527.2]

2007) :

Tabel 2.4. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT Kategori

< 18,5 Berat Badan Kurang (kurus)

18,5  22,9 Berat Badan Normal

≥ 23 Berat Badan Lebih

23,0  24,9 Resiko Obesitas

25,0  29,9 Obesitas Tingkat I

> 30 Obesitas Tingkat II

Sumber: Centre for Obesity Research and Education 2007

2.5.Aktifitas Olahraga

Aktivitas olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan

terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk

meningkatkan kebugaran. Menurut WHO (2003) anak - anak dan remaja membutuhkan

aktivitas olahraga selama 20 menit 3 (tiga) kali seminggu, kontrol berat badan

(43)

membakar kalori dan memperoleh manfaat kardivaskuler, orang dewasa harus melakukan

latihan minimal 20 – 30 menit, 3 sampai 4 kali seminggu.

Rekomendasi ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang

diseluruh dunia, sehingga WHO menyarankan aktivitas jasmani tersebut dilakukan

dengan memasukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.6. Metode Penilaian Konsumsi Pangan

Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi

seseorang. untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui penilaian konsumsi

pangan individu. Penilaian asupan zat gizi individu ditujukan untuk mengetahui

kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam jangka panjang

maupun jangka pendek (Gibson, 1990).

Menurut Gibson metode penilaian komsumsi pangan individu dapat

dikelompokan menjadi dua kelompok utama, yaitu : (1) Metode konsumsi harian

kuantitatif dan (2) Metode riwayat makanan dan frekuensi konsumsi pangan. Kedua

metode ini memperoleh informasi retrospektif pola konsumsi pangan pada periode yang

lama di masa lalu. Metode ini lazim digunakan untuk menilai asupan kebiasaan pangan

atau kelompok pangan spesifik.

Dengan modifikasi, metode ini dapat menyediakan data asupan kebiasaan zat gizi.

Metode yang dipakai dalam penentuan asupan kebiasaan pangan tingkat individu dapat

dibedakan atas 6 metode yaitu (1) Metode ingatan 24 jam (24-hours recall method) (2)

Metode pengulangan ingatan 24 jam (repeated 24-hours recall method) (3) Metode

(44)

food method) (5) Metode frekuensi konsumsi pangan (food frequency method) (6) Metode

riwayat makanan (dietary history) (Siagian, 2010).

Untuk mendapatkan informasi terhadap kejadian yang telah lalu yang harus digali

dari subjek penelitian, metode konsumsi pangan yang dipakai adalah metode ingatan 24

jam (24-hour food recall) dan metode frekuensi konsumsi pangan (food frequensi)

(Basuki, 2000).

[image:44.595.124.514.317.400.2]

2.7. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Pola konsumsi pangan PNS dapat dilihat dari ragam makanan, frekuensi

makanan, konsumsi energi dan lemak. Hal ini diduga menyebabkan terjadinya

peningkatan kolesterol darah total. Jika peningkatan kolesterol darah total terus terjadi

keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner.

2.8. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka

dapat dibuat hipotesa penelitian sebagai berikut :

1. Ada hubungan konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total.

2. Ada hubungan konsumsi energi lemak dengan tingkat kolesterol darah total.

3. Ada hubungan asupan asam lemak jenuh dengan tingkat kolesterol darah total.

4. Ada hubungan asupan asam lemak tak jenuh dengan tingkat kolesterol darah total. Pola Konsumsi Pangan PNS:

1. Jenis makanan 2. Frekuensi Makanan

3. Konsumsi Energi dan Lemak

Kolesterol Darah Total

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan

penelitian pengamatan sesaat (cross sectional), yaitu dengan menggambarkan hubungan

pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota

Medan.

3.2. Lokasi penelitian dan waktu penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi

Sumatera Utara Kota Medan di Gedung Keuangan Negara I Lantai III, Jalan Pangeran

Diponegoro No. 30-A Medan.

Alasan pemilihan lokasi penelitian dengan dasar pertimbangan tingginya tingkat

kolesterol darah total pada pemeriksaan kolesterol yang dilakukan di poliklinik dari 29

orang PNS yang berusia 40 tahun ke atas sebanyak 23 orang (78%) dengan kolesterol

darah total >200 mg/dl dan secara umum PNS yang bekerja di Kanwil Direktorat Jendral

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan mengalami kegemukan dan

(46)

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2013.

3.3. Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PNS yang bekerja di Kanwil

Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan, yaitu sebanyak

105 orang.

3.3.2. Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini merupakan sebagian dari populasi yang diambil

dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel untuk populasi kecil (Notoatmojo,

2002), sebagai berikut :

Keterangan :

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Perhitungan besar sampel secara kasar :

N = 105

d = 0,1

(47)

5 , ∼ 5 orang

Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian adalah

minimal 51 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan memenuhi kriteria

inklusi. Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel dalam penelitian ini menjadi 60 orang.

Sampel yang diambil dengan kriteria sebagai berikut :

1. Pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di Kanwil Direktorat Jendral

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota berusia 20-56 tahun.

2. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan mengisi kuesioner penelitian.

3. Bersedia berpuasa selama 10 jam.

3.4. Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data

sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data primer meliputi data responden yang diperoleh secara langsung di Kanwil

Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan, yaitu :

1. Karakteristik responden (umur, jenis kelamin dan pendidikan);

2. Data konsumsi pangan didasarkan pada metode food recall 24 jam, sedangkan

frekuensi makanan dan jenis makanan diperoleh melalui wawancara dengan

(48)

3. Data kolesterol darah total diperoleh melalui pengukuran langsung dengan

menggunakan EasyTouch Monitoring.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi data jumlah pegawai negeri sipil diperoleh dari Kanwil

Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan, dan data

gambaran umum Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

Kota Medan.

3.5. Metode Pengambilan Darah Untuk Pengukuran Tingkat Kolesterol Darah Total

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan EasyTouch Monitoring yaitu

mengambil sampel darah pada PNS menggunakan lancing device sebanyak 15

microliter. Sampel darah kemudian dimasukkan kedalam lancet yang sudah terpasang

pada monitor dan akan berlangsung selama 150 detik hingga mendapatkan data kolesterol

darah total dalam satuan milligram per desiliter (mg/dl).

Pengukuran pada penelitian ini dilakukan oleh perawat Poliklinik Kanwil

Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan. 3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Kuesioner, yang berisi data identitas diri responden

2. Formulir food recall 24 jam

3. Formulir food frequency

(49)

5. Food model

6. Nutrisurvey

3.7. Variabel dan Definisi Operasional 3.7.1. Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola konsumsi pangan yang

dilihat dari susunan menu, jenis makanan, frekuensi makanan, dan konsumsi energi.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kolesterol darah total dan

merupakan variabel pendukung yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit jantung

koroner.

3.7.2. Defenisi Operasional

1. Pola konsumsi pangan adalah suatu keadaan yang menggambarkan jenis,

frekuensi dan jumlah energi yang dikonsumsi oleh responden.

2. Jenis makanan adalah berbagai macam bahan makanan yang dikonsumsi pegawai

negeri sipil dalam sehari.

3. Frekuensi makanan adalah keacapan mengonsumsi makanan oleh pegawai negeri

sipil.

4. Konsumsi energi adalah jumlah energi (kalori) yang diperoleh dari makanan yang

dikonsumsi oleh pegawai negeri sipil dalam sehari.

5. Kolesterol darah total adalah jumlah kolesterol darah total dalam darah yang

(50)

3.8. Aspek Pengukuran 1. Pola Konsumsi Pangan

a. Pengukuran pola konsumsi pangan dilakukan dengan wawancara menggunakan

formulir food recall 24 jam selama 2 hari dengan selang waktu 3 hari.

b. Jenis makanan diperoleh dengan melihat jenis makanan terdiri dari, makanan

pokok, sayuran, lauk pauk, buah-buahan, serta makanan lain yang dikonsumsi

termasuk makanan ringan (snack) dan minuman.

c. Frekuensi makanan yang terdiri dari; nasi, sayuran, lauk pauk, buah-buahan

dengan melihat hasil formulir frekuensi makanan.

Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :

- 1x/hari

- 2-3x/hari

- 1-3x/minggu

- 1-2x/bulan

- Tidak pernah

d. Konsumsi energi dan lemak diperoleh melalui food recall 2 kali 24 jam dan hasil

analisis bahan makanan dihitung rata-rata konsumsi energi, kemudian

dibandingkan dengan angka kecukupan energi.

Pengukuran tingkat kecukupan energi dengan menggunakan rumus (Supariasa

(51)

Jumlah Konsumsi

Tingkat kecukupan energi = x 100%

Kecukupan yang dianjurkan

Dikategorikan menjadi :

- Defisit : < 70 %

- Kurang : 70  80 % AKG

- Cukup : 80 – 99 % AKG

- Baik : ≥ 100 % AKG

Pengukuran tingkat kecukupan lemak didasarkan pada Pedoman Umum

Gizi Seimbang (PUGS) dengan kategori sebagai berikut (Depkes, 2003) :

- Kurang : < 10 % AKE

- Baik : 10  25 % AKE

- Lebih : >25 % AKE

e. Asupan Lemak yang dianjurkan dengan komposisi (WHO, 1990) :

- Asam lemak jenuh : < 10% dari kalori total

(52)

2. Tingkat kolesterol darah total

Diperoleh dengan pengukuran langsung menggunakan monitoring EasyTouch.

Kolesterol darah total di kategorikan menjadi (Depkes, 2007) :

a. Diinginkan : < 200 mg/dl

b. Diwaspadai : 200-239 mg/dl

c. Berbahaya : ≥ 240 mg/dl

3.9. Metode Pengolahan dan Analisa Data 3.9.1. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Data yang dikumpulkan segera diperiksa dan diperbaiki dengan cara memeriksa

jawaban yang kurang.

2. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan kesimpulan

maka data ditabulating dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 3.9.2. Metode Analisa Data

Data yang sudah terkumpul, diolah dan kemudian dianalisa secara deskriptif.

Sedangkan untuk menguji hipotesis variabel penelitian dianalisis dengan menggunakan

uji chi-square atau exact fisher pada taraf kepercayaan 95% . Apabila probabilitas (p)

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.

Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan

beralamat di Gedung Keuangan Negara I Lantai III, Jalan Pangeran Diponegoro No.

30-A Medan. Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan dan membawahi

semua Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di wilayah Provinsi Sumatera

Utara yang berjumlah 11 (sebelas) KPPN.

Visi Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsis Sumatera Utara adalah

“Menjadi Pengelola Perbendaharaan Negara yang Profesional, Transparan dan Akuntabel

dalam Proses Mewujudkan Bangsa yang Mandiri dan Sejahtera”, adapun misi Kanwil

Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara adalah Mewujudkan Pelaksanaan

Anggaran yang Berbasis Kinerja, Pengelolaan Kas Negara yang Transparan dan

Akuntabel, Menghasilkan Pelayanan di Bidang Perbendaharaan dan Informasi Keuangan

yang Cepat,Tepat dan Akurat.

Jumlah pegawai negeri sipil yang bekerja pada Kanwil Direktorat Jendral

Perbendaharaan Provinsis Sumatera Utara berjumlah 105 orang. Aktivitas pekerjaan

sehari-hari PNS melakukan pekerjaan lebih banyak beraktivitas di dalam gedung kantor

dari pada luar gedung kantor. Jam kerja yang diperkenankan untuk melaksanakan tugas

(54)

4.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden yang berjumlah 60 orang,

adapun karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan

[image:54.595.108.532.301.618.2]

indeks massa tubuh (IMT) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013

No Karakteristik Responden n %

1. Umur Responden

 < 40  40 – 49  ≥ 50

23 24 13 38,3 40,0 21,7

Jumlah 60 100,0

2. Jenis Kelamin

 Laki-laki  Perempuan 24 36 40,0 60,0

Jumlah 60 100,0

3. Tingkat Pendidikan

 SMA

 Akademi (Diploma)  S1  S2 16 8 29 7 26,7 13,3 48,3 11,7

Jumlah 60 100,0

4. Indeks Massa Tubuh (IMT)  Berat badan kurang (<18,5)  Berat badan normal (18,5-22,9)  Berat badan lebih (23,0-24,9)  Obesitas tingkat I (25,0-29,9)

3 14 17 26 3,3 25,0 28,4 43,3

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa karakteristik responden menurut umur,

yang lebih banyak pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 24 orang (40,0%)

dibandingkan kelompok umur responden yang lain. Seacara keseluruhan kelompok umur

(55)

Umur respon

Gambar

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata Yang Dianjurkan (per orang per hari ) Pada Kelompok Umur 30-64 Tahun
Tabel 2.2. Daftar Beberapa Bahan Makanan yang Mengandung Kolesterol
Tabel 2.4. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fotocopy berkas yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Pokja sebanyak 1 (satu)

dibuat Daftar Pendek (short list) untuk ditetapkan. 6) Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data dan/atau terjadi pertentangan kepentingan, maka

1) peserta harus memiliki surat izin untuk menjalankan kegiatan/usaha SIUP Bidang Perdagangan Barang, Mekanikal/Elektrikal yang masih berlaku..

Dengan ini mengajukan cuti tahunan untuk tahun …… selama …… hari kerja terhitung mulai tanggal ……. Selama menjalankan cuti tahunan alamat

Website mengenai Bengkel ini dibuat dengan menggunakan PHP, MySQL, Dreamweaver, dan Flash Website ini dapat memberi informasi kepada masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh

Can be combined with text and its variations to indicate that though the regular text view should not be multiple lines, the IME should provide multiple lines if it

In this paper, we have presented a uncertainty propagation tech- nique based on the general Gauss-Helmert method to compute the covariance matrix per 3D point and the

Pada tanggal 7 Desember 2011, berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor S 653/MBU/2011 yang menyatakan bahwa kerjasama pengelolaan antara PT Perkebunan Nusantara