KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN NEEDS TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN UNTUK PULANG ATAS PERMINTAAN
SENDIRI (PAPS) DI RSUD. DR. H.YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2014
I. Identitas Responden
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir : 1. Tamat SD/tidak tamat 1. Tamat SLTP
2. Tamat SLTA 3. Tamat D-III / S1
e. Penghasilan : 1. < Rp 1.550.000/ bulan
2. ≥ Rp 1.550.000/ bulan
86
I. Pengetahuan
No Pernyataan Tahu Tidak Tahu
1. Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan
2. Sakit merupakan keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga mengganggu aktivitas jasmani, rohani, dan sosial.
3. Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal.
4. Pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk mencegah, menyembuhkan, memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang yang menjalani pelayanan kesehatan karena menderita suatu penyakit
5. Pasien dinyatakan boleh pulang apabila sudah sembuh atau seizin dokter yang merawatnya
II. Keterjangkauan Biaya
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah biaya yang anda keluarkan selama berobat sesuai dengan penyakit anda?
2. Apakah obat yang diperlukan untuk penyakit anda tersedia
III Fasilitas Kesehatan
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah jenis fasilitas untuk pemeriksaan anda tersedia
2. Apakah petugas radiologi memberikan informasi yang jelas pada saat pemeriksaan 3. Apakah petugas labolatorium memberikan
informasi yang jelas pada saat pengambilan darah
4. Apakah anda merasa nyaman pada saat pemeriksaan dengan menggunakan fasilitas di rumah sakit ini
IV Sikap Petugas
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak 1. Apakah dokter menanggapi keluhan anda dengan
baik memutuskan untuk pulang sebelum sembuh 5. Apakah ada bujukan dari perawat pada saat anda
memutuskan untuk pulang sebelum sembuh 6. Apakah petugas gizi tepat waktu dalam
membagikan makanan dan menjelaskan tentang informasi diet yang diberikan
7. Apakah petugas administrasi memberikan pelayanan yang baik tanpa memandang status social
88
V Dukungan Keluarga
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak 1. Apakah saat anda dirawat ada keluarga yang
menunggu
2. Apakah keluarga memberikan dukungan supaya anda tetap dirawat sampai sembuh?
3. Apakah keluarga menyetujui setiap tindakan medis yang dilakukan petugas kesehatan terhadap anda? 4. Apakah keluarga ikut serta memantau kondisi
perkembangan penyakit anda?
Persepsi Tentang Penyakit
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah penyakit yang dikeluhkan akan sembuh setelah mendapat perawatan
2. Apakah tindakan pengobatan yang diberikan petugas kesehatan dapat menyembuhkan penyakit 3. Apakah pengobatan dan terapi yang diberikan
petugas kesehatan bisa menyembuhkan penyakit anda
4. Apakah perawatan yang anda jalani sesuai dengan berat ringan penyakit anda
Univariat
Frequency Table
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid pendek 66 82.5 82.5 82.5
panjang 14 17.5 17.5 100.0
94
pengetahuan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 28 35.0 35.0 35.0
ya 52 65.0 65.0 100.0
pengetahuan kategori
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.2 56.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
Persepsi terhadap penyakit 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 40 50.0 50.0 50.0
ya 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Persepsi terhadap penyakit 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 22 27.5 27.5 27.5
ya 58 72.5 72.5 100.0
96
Persepsi terhadap penyakit 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 22 27.5 27.5 27.5
ya 58 72.5 72.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Persepsi terhadap penyakit kategori
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 22 27.5 27.5 27.5
ya 58 72.5 72.5 100.0
biaya yang dikeluarkan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
98
sikap petugas 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 47 58.8 58.8 58.8
buruk 33 41.2 41.2 100.0
fasilitas kesehatan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 35 43.8 43.8 43.8
buruk 45 56.2 56.2 100.0
100
dukungan keluarga 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 66 82.5 82.5 82.5
buruk 14 17.5 17.5 100.0
keputusan pasien paps
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 50 62.5 62.5 62.5
2 30 37.5 37.5 100.0
102
Bivariat
Crosstabs
jenis kelamin * keputusan pasien paps
Crosstab % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Linear-by-Linear Association .801 1 .371
N of Valid Casesb 80
umur responden * keputusan pasien paps % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Linear-by-Linear Association 1.252 1 .263
N of Valid Casesb 80
104
pendidikan terakhir * keputusan pasien paps
Crosstab
keputusan pasien paps
Total
1 2
pendidikan terakhir rendah Count 31 10 41
% within pendidikan terakhir 75.6% 24.4% 100.0%
% within keputusan pasien paps 62.0% 33.3% 51.2%
% of Total 38.8% 12.5% 51.2%
tinggi Count 19 20 39
% within pendidikan terakhir 48.7% 51.3% 100.0%
% within keputusan pasien paps 38.0% 66.7% 48.8%
% of Total 23.8% 25.0% 48.8%
Total Count 50 30 80
% within pendidikan terakhir 62.5% 37.5% 100.0% % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Linear-by-Linear Association 6.090 1 .014
N of Valid Casesb 80
pendapatan * keputusan pasien paps
% within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Continuity Correctionb 13.108 1 .062
Likelihood Ratio 15.139 1 .032
Fisher's Exact Test .054 .031
Linear-by-Linear Association 14.669 1 .034
N of Valid Casesb 80
106
lama perawatan responden * keputusan pasien paps
Crosstab
Continuity Correctionb .577 1 .447
Likelihood Ratio 1.104 1 .293
Fisher's Exact Test .365 .222
Linear-by-Linear Association 1.117 1 .291
N of Valid Casesb 80
pengetahuan kategori * keputusan pasien paps
% within pengetahuan kategori 68.2% 31.8% 100.0%
% within keputusan pasien paps 60.0% 46.7% 55.0%
% of Total 37.5% 17.5% 55.0%
buruk Count 20 16 36
% within pengetahuan kategori 55.6% 44.4% 100.0%
% within keputusan pasien paps 40.0% 53.3% 45.0%
% of Total 25.0% 20.0% 45.0%
Total Count 50 30 80
% within pengetahuan kategori 62.5% 37.5% 100.0% % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Linear-by-Linear Association 1.330 1 .249
N of Valid Casesb 80
108
Persepsi penyakit kategori * keputusan pasien paps
Crosstab
% within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Continuity Correctionb 5.102 1 .024
Likelihood Ratio 6.671 1 .010
Fisher's Exact Test .015 .011
Linear-by-Linear Association 6.187 1 .013
N of Valid Casesb 80
biaya yang dikeluarkan responden * keputusan pasien paps
% within biaya yang dikeluarkan
responden 75.9% 24.1% 100.0%
% within keputusan pasien paps 88.0% 46.7% 72.5%
% of Total 55.0% 17.5% 72.5%
buruk Count 6 16 22
% within biaya yang dikeluarkan
responden 27.3% 72.7% 100.0%
% within keputusan pasien paps 12.0% 53.3% 27.5%
% of Total 7.5% 20.0% 27.5%
Total Count 50 30 80
% within biaya yang dikeluarkan
responden 62.5% 37.5% 100.0%
% within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Continuity Correctionb 14.061 1 .048
Likelihood Ratio 15.959 1 .024
Fisher's Exact Test .032 .024
Linear-by-Linear Association 15.866 1 .026
N of Valid Casesb 80
110
sikap petugas * keputusan pasien paps
Crosstab % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Continuity Correctionb 17.334 1 .026
Likelihood Ratio 21.635 1 .012
Fisher's Exact Test .022 .013
Linear-by-Linear Association 19.101 1 .013
N of Valid Casesb 80
fasilitas kesehatan * keputusan pasien paps
% within fasilitas kesehatan 62.9% 37.1% 100.0%
% within keputusan pasien paps 44.0% 43.3% 43.8%
% of Total 27.5% 16.2% 43.8%
buruk Count 28 17 45
% within fasilitas kesehatan 62.2% 37.8% 100.0%
% within keputusan pasien paps 56.0% 56.7% 56.2%
% of Total 35.0% 21.2% 56.2%
Total Count 50 30 80
% within fasilitas kesehatan 62.5% 37.5% 100.0% % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Linear-by-Linear Association .003 1 .954
N of Valid Casesb 80
112
dukungan keluarga * keputusan pasien paps
Crosstab % within keputusan pasien paps 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Linear-by-Linear Association .205 1 .651
N of Valid Casesb 80
Multivariat
Logistic Regression
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a Didik .850 .767 1.230 1 .267 2.340 .521 10.519
pendapatan 1,078 .676 2.542 1 .111 2.938 .804 11.055
Kategori_pengetahuan 1.478 .786 3.532 1 .060 4.382 .939 20.462
Kategori_Persepsi
penyakit -1.714 .974 3.096 1 .078 .180 .027 1.216
Kategori_Biaya 3.126 .943 10.976 1 .001 22.779 3.585 144.753
Kategori_Sikap_petuga
s -2.953 .978 9.110 1 .003 .052 .008 .355
Constant -6.306 2.704 5.441 1 .020 .002
Step 2a pendapatan 1,104 .660 2.793 1 .095 3.015 .826 11.001
Kategori_pengetahuan 1.367 .753 3.294 1 .070 3.924 .897 17.172 Kategori_Persepsi
penyakit -1.568 .931 2.838 1 .092 .208 .034 1.292
Kategori_Biaya 1,471 .881 10.895 1 .018 4,354 3.259 103.047 Kategori_Sikap_petuga
s 2.908 .978 9.434 1 . 001 18.325 .007 .337
Constant -4.694 2.157 4.737 1 .030 .009
114
Model if Term Removed
Variable
Model Log Likelihood
Change in -2 Log
Likelihood df Sig. of the Change
Step 1 didik -24.878 1.274 1 .259
pendapatan -31.079 13.674 1 .151
Kategori_pengetahuan -26.222 3.962 1 .047
Kategori_Persepsi penyakit -25.981 3.480 1 .062
Kategori_Biaya -32.100 15.716 1 .018
Kategori_Sikap_petugas -30.792 13.102 1 .001
Step 2 pendapatan -32.584 15.412 1 .151
Kategori_pengetahuan -26.677 3.598 1 .058
Kategori_Persepsi penyakit -26.436 3.115 1 .078
Kategori_Biaya -32.249 14.741 1 .018
Kategori_Sikap_petugas -31.708 13.659 1 .001
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 2a Variables Didik 1.265 1 .261
Overall Statistics 1.265 1 .261
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y, 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Anjaryani,WD, 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Semarang,Thesis, Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Anoroga, P, 1998. Psikologi Kerja, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 2000. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Azwar, Asrul, 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Cahyaningsih, Dwi Noor, 2010. Karakteristik Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2,
Departemen Kesehatan RI, 2000. Analisis Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Dan POA (Plan Of Action), Jakarta.
, 2003. Sistem Kesehatan, Jakarta.
, 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit. Halaman 44.
, 2008, Manajemen Rumah Sakit, Jakarta. , 2009, Sistem Kesehatan, Jakarta.
Gunawan, Erdi. Pengaruh Kepuasan Atas Kualitas Pelayanan Kesehatan Dan Tarif Rumah Sakit Terhadap Pasien Pulang Paksa. Kajian Literatur. http://pustaka.unpad.ac.id/archives/126284. Diakses tanggal 17 Mei 2014.
Hanung, Kuncahyo. Hubungan Antara Karakteristik Pasien rawat Inap Dengan Keputusan Pulang Paksa Di Rumah Sakit Umum daerah Wonosari KabupatenGunung Kidul. Melalui http://eprints.undip.ac.id/5438/>(20-5-2014).
Hapsari, Yauminnisa, 2006. Analisis Persepsi Pasien Tentang Poliklinik Umum Terhadap Keputusan Pemanfaatan Ulangnya RS Pantiwilasa “Citarum” Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
83
Horne, R, 2006. Complience, Adherence & Concordance ; Implications For Asthma Treatmen. Chest Official Publication Of America Colledge Of Cheste Physicians, 130 : 65-72.
Khalimah, U. 2007. Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu Batita dengan Praktik Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Gunung Pati Semarang. Skripsi FKM Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Singarimbun, Masri, 1995. Metode Penelitian Survei, Lembaga Penelitian dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Yogyakarta.
Siti, Noor, 2009. Kepatuhan pasien Yang Menderita Penyakit Kronis Dalam Mengkonsumsi Obat harian, Yogyakarta. Jurnal
Manullung, Romauli, 2007. Pengaruh Pengetahuan Peserta Askeskin Serta Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap pemanfaatan Pelayanan Askeskin di Puskesmas Tomuan Pematang Siantar Tahun 2007, Skripsi FKM USU, Medan.
Menap, 2006. Analisis Alasan Pasien Pulang Paksa ( Discharge Againts Medical Advice) Di Rumah Sakit Umum Daerah Praya Kabupaten Lombok Tengah. Melalui http:// Penelitian Kesmas.blogspot.com/2012/11/pasien-pulang-paksa.html> (17/3/2014).
Menteri Kesehatan, 2008. Keputusan Menteri kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/11/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta.
Moyes, Heidi Seaborn. Discharges Against Medical Advice: A Community Hospital’s Experience. Toronto; 2002.
Nofiyanto, Eko, 2013. Perbedaan Sehat-Sakit Pasien Menjadi Alasan Utama Kejadian Pulang Paksa. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1
Notoatmodjo, S, 2003. Pendidika dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. , 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 029 Tahun 2012. Perubahan Tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Askes ( Persero).
Profil Kesehatan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2013.
Risdiyanti, Kuwat, 2003. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasien Pulang Atas permintaan Sendiri (APS) di Rumah Sakit Paru dr. ArioWirawan Salatiga Tahun 2003. Skripsi
Shirani F, Jalili, M, Asl-E-Soleiman H. Discharge Againts Medical Advice From Emergency Department : result from tertiary care hospital in tehran ; Iran:; 2010. Melalui http://www.clinicalky.com (11/4/2014).
Soedipo R, 2004. Analisis Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tahun 2001-2003 Dengan Pendekatan Balance Score Card di RSU Cianjur. Thesis Universitas Indonesia, Jakarta.
Sujudi A, Suhartini, 1996. Prinsip-Prinsip Manajeman Rumah Sakit, Modul MMR UGM, Yogyakarta.
Sukirman, Wibowo A, 2006. Merumuskan Konsep dan Partisipasi Warga dalam Pelayana Publik. Cet.I. FPPM, Jakarta.
Sulastomo, 2007. Manajemen Kesehatan. Buana Printing, Jakarta.
Syariyansyah, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di Rumah Sakit Umum Derah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Thenie, Heri. Persepsi Pasien Pulang Paksa Terhadap Pelayanan Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang (Tesis). Universitas Indonesia. Depok; 2002.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh predisposing, enabling dan needs terhadap keputusan pasien untuk PAPS di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan 2014.
Menurut Singarimbun (1995), penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Penelitian explanatory research bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa dengan menganalisis data yang ada.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. H. Yuliddin Away yang terletak di jalan T.Ben Mahmud No.86-A Tapaktuan pada ruang rawat inap dengan mempertimbangkan tingginya kasus PAPS yaitu 5,26% dan belum pernah dilakukan penelitian di tempat tersebut. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti berpedoman kepada pendapat Notoadmodjo (2002), yang menyatakan bahwa untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 dapat menggunakan formula yang lebih sederhana , seperti berikut :
Sehingga diperoleh :
n = 79,59 n = 80 orang Keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Besarnya populasi (rata-rata pasien perbulan) d = Tingkat kepercayaan (0,1)
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel total sebanyak 80 orang. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah pasien yang PAPS berdasarkan jenis ruang rawat inap. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel 80 orang. Untuk menentukan
32
Populasi
Sampel = x Total sampel Total populasi .
Maka sampel pada masing-masing kelas dapat dilihat pada table 3.1 dibawah ini Tabel 3.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Teknik Sratified Random Sampling
Pasien PAPS di RSUD Dr. H. Yuliddin Away. Ruang Rawat Yuliddin Away Tapaktuan adalah untuk kelas I sebanyak 34 orang, kelas II sebanyak 17 orang dan kelas III sebanyak 29 orang. dengan jumlah keseluruhan sampel total pasien PAPS sebanyak 80 orang.
Kriteria inklusi adalah pasien yang pulang sebelum dinyatakan sembuh/ pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya (PAPS) bukan karena rujukan, pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan pasien anak diwakili oleh orang tuanya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut yang akan dibagikan kepada pasien rawat inap (pasien yang PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Aceh Selatan.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari analisis deskriptif yang diawali dengan studi dokumen rekam medis (medical record) atau register pasien untuk menghitung pasien PAPS, profil RSUD Dr.Yuliddin Away Tapaktuan Aceh Selatan tahun 2013, studi kepustakaan, Data ini diperlukan sebagai pelengkap yang di peroleh dari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.
3.5 Variabel penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian
Variable dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel bebas yaitu predisposing (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan lama perawatan), faktor enabling (pendapatan, keterjangkauan biaya, fasilitas kesehatan) dan faktor needs (sikap petugas, dukungan keluarga, dan persepsi pasien tentang penyakit).
2. Variabel terikat yaitu keputusan pasien untuk PAPS 3.5.2Definisi Operasional
1. Umur adalah usia hidup yang di hitung dari lahir sampai penelitian dilakukan. 2. Jenis Kelamin adalah peran biologi yang dimiliki pasien, baik pasien laki- laki dan
34
3. Pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal yang pernah dicapai oleh responden berdasarkan ijazah terakhir, yaitu : SD/tidak tamat, SLTP, SLTA dan tamat DIII/SI 4.Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
5.Lama perawatan adalah jumlah dalam satuan hari perawatan yang dilakukan untuk pasien mulai masuk rawat inap sampai pulang atas permintaan sendiri
6.Pendapatan adalah jumlah penghasilan berupa uang maupun barang yang diperoleh keluarga dari hasil pekerjaannya (pokok dan sampingan) setiap bulannya, baik responden maupun kepala keluarga yang dihitung dalam satu bulan. Pendapatan dibagi dua kategori berdasarkan Upah Minimum Regional.
7. Keterjangkauan Biaya
Jumlah yang harus diberikan atas pelayanan yang telah didapatkan.
8. Ketersediaan fasilitas adalah fasilitas/peralatan medis di rumah sakit untuk memudahkan dalam memberikan pelayanan.
9. Sikap petugas adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
10. Dukungan keluarga adalah dukungan dari anggota keluarga pada saat pasien dirawat di rumah sakit.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas 1. Umur pasien
Pengukuran variabel umur didasarkan pada skala nominal dengan kategori: 1. < 20 tahun
2. 20-35 tahun 3. > 35 tahun 2. Jenis kelamin
Pengukuran variabel jenis kelamin didasarkan pada skala nominal 1. Laki-laki
2. Perempuan 3. . Pendidikan
1. Rendah, jika responden tidak?tamat SD, tamat SLTP 2. Tinggi, jika responden tamat SLTA dan tamat DIII/S-1 4. Pengetahuan
Pengukuran variabel didasarkan pada skala interval dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot, jumlah pertanyaan pengetahuan 5 butir, sehingga total skor 10, selanjutnya dikategorikan menjadi :
1. Pengetahuan buruk, apabila responden menjawab benar <50% dari total skor (<5)
36
5. Lama perawatan
Pengukuran Variabel lama perawatan diukur dalam skala ordinal 1. Pendek (3 hari)
2. Sedang (4-6 hari) 3. Panjang (>7 hari) 6 .Pendapatan
Pengukuran variabel pendapatan didasarkan pada skala ordinal dengan kategori : 1. <UMK
2. >UMK 7. Biaya
Pengukuran variabel keterjangkauan biaya di dasarkan pada skala ordinal, jumlah pertanyaan 3, sehingga diperoleh total skor 6 dengan kategori :
1. Jika menjawab Ya, diberi nilai = 2 2. Jika tidak diberi nilai = 1
Berdasarkan jumlah nilai dikalsifikasikan dalam 2 kategori :
1. Jika responden menjawab Ya, jika responden menjawab benar ≥ 80% dari total skor (5-6)
2. Buruk, jika responden menjawab benar skor < 50% dari total skor(3-4) 8. Ketersediaan fasilitas
Pengukuran variabel fasilitas didasarkan pada skala ordinal, jumlah pertanyaan ada 4, sehingga diperoleh total skor 8 dengan kategori :
Berdasarkan jumlah nilai dikalsifikasikan dalam 2 kategori :
1. Baik, jika responden menjawab benar ≥ 80% dari total skor (6-8)
2. Buruk, jika responden menjawab benar skor < 50% dari total skor( 4-5). 9. Sikap petugas
Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala interval dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot, jumlah pertanyaan 8, sehingga diperoleh skor 16 dengan kriteria jawaban sebagai berikut :
1. Jawaban Ya = 2 2. Jawaban Tidak = 1
Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :
1. Baik, apabila jawaban responden benar > 80% atau memiliki skor (11-16) 2. Tidak baik,apabila jawaban responden benar <50% atau memiliki skor (8-10). 10. Dukungan keluarga
Pengukuran dukungan keluarga didasarkan pada skala ordinal, jumlah pertanyaan 4, dengan kriteria jawaban yaitu :
1. Jika menjawab Ya diberi nilai = 2 2. Jika menjawab Tidak diberi nilai = 1
38
11.Persepsi pasien tentang penyakit
Pengukuran variabel didasarkan pada skala ordinal dengan memberikan jawaban kuesioner yang telah diberi bobot, jumlah pertanyaan persepsi tentang sakit 5 butir, sehingga total skor 10, selanjutnya dikategorikan menjadi :
1. Persepsi buruk, apabila responden menjawab benar <50% dari total skor (< 5) 2. Persepsi baik, apabila responden menjawab benar >80% dari total skor (8-10 ) ( Arikunto, 2000).
3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat
Pengukuran variabel terikat yaitu keputusan pasien untuk PAPS diukur dengan menggunakan skala Ordinal dengan kategori sebagai berikut :
1. Keputusan pasien untuk PAPS dengan asuransi = 1
2. Keputusan pasien untuk PAPS dengan biaya sendiri/umum = 2 Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Terikat
No Variabel Parameter Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Keputusan pasien
untuk PAPS
1 Kuesioner 1.Asuransi 2.Biaya sendiri/umum
Ordinal
3.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji
regresi logistik berganda pada α 0,05 ( uji untuk mengetahui hubungan beberapa variabel dependen yang bersifat dikotimus) yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor predisposing, enabling dan needs terhadap keputusan pasien untuk di PAPS di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
Keterangan :
Y = Variabel dependen
β = Koefisien regresi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
Rumah sakit Umum Tapa Toen ( Tapaktuan) pertama sekali didirikan pada tanggal 23 januari 1938 yang berlokasi ditempat pendidikan Akademi Perawat (AKPER) Tapaktuan dan diresmikan pada tanggal 23 januari 1939 oleh Yan Fiter V.Khorfec Kihler (Wakil Gubernur Belanda Kuta Raja), disaksikan oleh Raja-raja di Aceh Selatan dan para pejabat tinggi Belanda lainnya di Aceh Selatan.
Pada tahun 1957 RSU Tapaktuan di pindahkan dilokasi depan Taman Putri Naga, terletak di pesisir laut selatan, merupakan salah satunya Rumah Sakit di kabupaten Aceh Selatan. Sebelum Rumah Sakit ini dibangun, kota Tapaktuan telah memiliki Rumah Sakit peninggalan Belanda yang sekarang tidak berfungsi lagi dan bangunannya dimanfaatkan untuk tempat sekolah Akademi Perawat Pemda Aceh Selatan.
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi faktor predisposing (jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan, lama perawatan), faktor enabling (pendapatan, biaya, fasilitas kesehatan), faktor needs (sikap petugas, dukungan keluarga, persepsi tentang penyakit) dan keputusan PAPS.
4.2.1. Faktor Predisposing
4.2.1.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Lama Perawatan.
42
Tabel 4.1. Distribusi Pasien PAPS Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Lama Perawatan
No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
1 Jenis Kelamin
4.2.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengetahuan
jasmani, rohani, dan sosial. Responden yang mengetahui bahwa penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal pelayanan yang diberikan cepat dan tepat sebanyak 44 responden (55,0%) sedangkan 36 responden (45,0%) tidak mengetahui bahwa penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal.
Responden yang mengetahui bahwa pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk mencegah, menyembuhkan, memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang yang menjalani pelayanan kesehatan karena menderita suatu penyakit sebanyak 41 responden (51,2%) sedangkan sebanyak 39 responden (48,8%) tidak mengetahui bahwa pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk mencegah, menyembuhkan, memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang yang menjalani pelayanan kesehatan karena menderita suatu penyakit. Sebanyak 52 responden( 65%) mengetahui bahwa pasien dinyatakan boleh pulang apabila sudah sembuh atau seizin dokter yang merawatnya sedangkan 28 responden (35,0%) tidak mengetahui bahwa pasien dinyatakan boleh pulang apabila sudah sembuh atau seizin dokter yang merawatnya. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Distribusi Pasien PAPS Berdasarkan Pengetahuan Responden No Rincian Jawaban Tentang
Pengetahuan Responden
Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Rumah sakit adalah fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan
a. Ya 65 81,2
b. Tidak 15 18,8
44
2 Sakit merupakan keadaan yang tidak menyenangkan yang
3 Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan
terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal
a. Ya 44 55,0
b. Tidak 36 45,0
Jumlah 80 100
4 Pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk mencegah,
menyembuhkan, memelihara dan meningkatkan kesehatan
seseorang yang menjalani pelayanan kesehatan karena
menderita suatu penyakit 41
39
51,2 48,8
Jumlah 80 100
5 Pasien dinyatakan boleh pulang apabila sudah sembuh atau seizin dokter yang merawatnya
Berdasarkan distribusi pengetahuan, setelah dilakukan pengolahan data maka Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden
No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 44 55,0
2 Buruk 36 45,0
4.2.2. Faktor Enabling
Faktor enabling adalah faktor-faktor yang mendukung responden dalam melakukan keputusan untuk PAPS Faktor enabling dalam penelitian ini adalah pendapatan, biaya dan fasilitas kesehatan.
4.2.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan
Berdasarkan pendapatan didapatkan bahwa terbanyak responden berpendapatan < UMR ( RP. 1550.000,- per bulan) yaitu 46 responden (57,5%) dan yang berpendapatan > UMR ( RP. 1550.000,- per bulan) yaitu 34 responden (42,5%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Kategori Pendapatan Responden
No Pendapatan Jumlah (n) Persentase (%)
1 < UMR 46 57,5
2 > UMR 34 42,5
Jumlah 80 100
4.2.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Keterjangkauan Biaya
46
biaya untuk obat yang dikeluarkan tidak terjangkau. Secara rinci dapata dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Kategori Keterjangkauan Biaya Responden
No Keterjangkauan Biaya Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Biaya yang dikeluarkan selama
berobat sesuai dengan penyakit
Ya 52 65,0
b. Tidak 28 35,0
Jumlah 80 100
2 Obat yang diperlukan untuk penyakit tersedia
Berdasarkan distribusi keterjangkauan biaya responden, setelah dilakukan pengolahan data maka keterjangkauan biaya responden dikategorikan baik sebesar 72,5% dan yang dikategorikan buruk sebesar 27,5%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Kategori Keterjangkauan biaya Responden
No Keterjangkauan Biaya Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 58 72,5
2 Buruk 22 27,5
4.2.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan dinilai dengan 5 pertanyaan dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan fasilitas untuk pemeriksaannya tersedia sebanyak 52 orang (65%), sedangkan responden yang menyatakan bahwa tidak tersedianya fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk pemeriksaannya sebanyak 28 orang (35,0%). Sebanyak 22 responden (27,5%) menyatakan bahwa petugas radiologi memberikan informasi yang jelas pada saat pemeriksaan, sedangkan 58 responden (72,5%) menyatakan petugas radiologi tidak memberikan informasi yang jelas pada saat pemeriksaan.
Sebanyak 27 responden (33,8%) menyatakan bahwa petugas labolatorium memberikan informasi yang jelas pada saat pengambilan darah, sedangkan 53 responden (66,2%) menyatakan bahwa petugas labolatorium tidak memberikan informasi yang jelas pada saat pengambilan darahnya. Responden yang merasa nyaman pada saat pemeriksaan dengan menggunakan fasilitas di rumah sakit ini sebanyak 39 responden (48,8%) sedangkan responden yang merasa tidak nyaman pada saat pemeriksaan dengan menggunakan fasilitas sebanyak 41 responen (51,2%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Pasien PAPS Berdasarkan Fasilitas Kesehatan No Rincian Jawaban Tentang
Fasilitas Kesehatan
Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Jenis fasilitas untuk pemeriksaan
tersedia
Ya 52 65,0
b. Tidak 28 35,0
Jumlah 80 100
48
pemeriksaan
Ya 22 27,5
b. Tidak 58 72,5
Jumlah 80 100
3 Petugas labolatorium memberikan informasi yang jelas pada saat pengambilan darah
4 Kenyamanan pada saat pemeriksaan dengan
Berdasarkan distribusi variabel fasilitas kesehatan, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel fasilitas kesehatan dikategorikan baik sebesar 43,8% dan yang dikategorikan buruk sebesar 56,2%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Kategori Fasilitas Kesehatan Responden
No Fasilitas Kesehatan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 35 43,8
2 Buruk 45 56,2
Jumlah 80 100
4.2.3 Faktor Needs
4.2.3.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Sikap Petugas
yang jelas tantang perkembangan penyakitnya sebanyak 30 responden (37,5%), sedangkan 50 responden (62,5%) menyatakan dokter tidak memberikan informasi yang jelas tantang perkembangan penyakitnya. Sebanyak 25 responden (31,2%) menyatakan perawat cepat dalam memberikan tanggapan tentang keluhannya, sedangkan 55 responden (68,8%) menyatakan perawat tidak cepat dalam memberikan tanggapan tentang keluhan responden.
Sebanyak 46 responden (57,5%) menyatakan adanya bujukan dari dokter pada saat responden memutuskan untuk PAPS, sedangkan 34 responden (42,5%) menyatakan tidak adanya bujukan dari dokter pada saat responden memutuskan untuk PAPS. Responden yang menyatakan adanya bujukan dari perawat pada saat memutuskan untuk PAPS sebanyak 27 responden (33,8%), sedangkan 53 responden (66,2%) menyatakan tidak adanya ada bujukan dari perawat pada saat memutuskan untuk PAPS.
50
pelayanan dengan baik sejak masuk hingga keluar rumah sakit Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Petugas No Rincian Jawaban Tentang
Sikap Petugas
Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Dokter menanggapi keluhan
dengan baik
Ya 32 40,0
b. Tidak 48 60,0
Jumlah 80 100
2 Dokter memberikan informasi yang jelas tantang perkembangan penyakit
a. Ya 30 37,5
b. Tidak 50 62,5
Jumlah 80 100
3 Perawat cepat dalam memberikan tanggapan tentang keluhan
4 Adanya bujukan dari dokter pada saat pasien memutuskan untuk
5 Adanya bujukan dari perawat pada saat pasien memutuskan
6 Petugas gizi tepat waktu dalam membagikan makanan dan
memandang status sosial
8 Petugas keamanan memberikan pelayanan dengan baik sejak
Berdasarkan distribusi variabel sikap petugas, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel sikap petugas dikategorikan baik sebesar 58,8% dan yang dikategorikan buruk sebesar 41,2%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10. Distribusi Kategori Sikap Petugas Responden
No Sikap Petugas Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 47 58,8
2 Buruk 33 41,2
Jumlah 80 100
4.2.3.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
52
menyatakan tidak adanya dukungan keluarga supaya responden tetap dirawat sampai sembuh penyakitnya.
Sebanyak 42 responden (52,5%) menyatakan keluarga menyetujui setiap tindakan medis yang dilakukan petugas kesehatan, sedangkan 38 responden (47,5%) menyatakan keluarga tidak setuju dengan setiap tindakan medis yang dilakukan petugas kesehatan. Responden yang menyatakan keluarga ikut serta memantau kondisi perkembangan penyakitnya sebanyak 45 responden (56,2%), sedangkan 35 responden (43,8%) menyatakan keluarga tidak ikut serta memantau kondisi perkembangan penyakitnya. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga No Rincian Jawaban Tentang
Dukungan Keluarga
Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Saat Pasien dirawat ada keluarga
yang menunggu
a. Ya 54 67,5
b. Tidak 26 32,5
Jumlah 80 100
2 Keluarga memberikan dukungan supaya pasien tetap dirawat sampai sembuh
a. Ya 51 63,8
Tidak 29 36,2
Jumlah 80 100
3 Keluarga menyetujui setiap tindakan medis yang dilakukan
Berdasarkan distribusi variabel dukungan keluarga, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel dukungan keluarga dikategorikan baik sebesar 82,5% dan yang dikategorikan buruk sebesar 17,5%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12. Distribusi Kategori Dukungan Keluarga Responden
No Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 66 82,5
2 Buruk 14 17,5
Jumlah 80 100
4.2.3.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Persepsi Tentang Penyakit
54
Responden yang mempunyai persepsi bahwa dengan mematuhi prosedur minum obat dapat mempercepat kesembuhan penyakitnya sebanyak 58 responden (72,5%), sedangkan sebanyak 22 responden (27,5%) tidak mempunyai persepsi dengan mematuhi prosedur minum obat dapat mempercepat kesembuhan penyakitnya. Sebanyak 58 responden (72,5%) mempunyai persepsi bahwa kondisi kesehatan sudah membaik saat anda memutuskan untuk pulang sebelum diizinkan dokter yang merawat sedangkan 22 responden (27,5%) tidak mempunyai persepsi bahwa kondisi sudah membaik saat responden memutuskan untuk pulang sebelum diizinkan dokter yang merawat. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.13. Distribusi Pasien PAPS Berdasarkan Persepsi Penyakit No Rincian Jawaban Tentang
Persepsi Penyakit
Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Penyakit yang dikeluhkan akan
sembuh setelah mendapat perawatan
a. Ya 48 60,0
b. Tidak 32 40,0
Jumlah 80 100
2 Tindakan pengobatan yang
diberikan petugas kesehatan dapat menyembuhkan penyakit
a. Ya 45 56.2
b. Tidak 35 43,8
Jumlah 80 100
3 Perawatan yang anda jalani sesuai dengan berat ringan
5 Kondisi kesehatan sudah
Berdasarkan distribusi persepsi terhadap penyakit responden, setelah dilakukan pengolahan data maka persepsi tentang penyakit responden dikategorikan baik sebesar 66,2% dan yang dikategorikan buruk sebesar 33,8%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14. Distribusi Kategori Persepsi Tentang Penyakit Responden
No Persepsi Tentang Penyakit Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 53 66,2
2 Buruk 27 33,8
Jumlah 80 100
4.2.4 Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50 responden (62,5%) pasien PAPS dengan menggunakan asuransi, sedangkan pasien PAPS dengan biaya sendiri/umum sebanyak 30 orang (37,5%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Keputusan PAPS
No Keputusan PAPS Jumlah (n) Persentase (%)
1 Asuransi 50 62,5
2 Biaya sendiri/umum 30 37,5
Jumlah 80 100
4.3. Analisis Bivariat
56
biaya,sikap petugas, dukungan keluarga, persepsi tentang penyakit dan keputusan
PAPS pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil tabulasi silang (crosstab) antara
variabel bebas dengan variabel terikat dijelaskan pada uraian berikut:
1. Hubungan Variabel Jenis Kelamin dengan Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden PAPS dengan jenis kelamin terbanyak terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 58,8% PAPS dengan menggunakan asuransi dan responden yang PAPS dengan menggunakan biaya sendiri sebesar 41,2%. Responden PAPS yang berjenis kelamin laki-laki dengan menggunakan asuransi sebesar 69,0% dan yang menggunakan biaya sendiri sebesar 31,0%.
Hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan pasien PAPS dari hasil uji chi square tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,368 (p>0,05). Hal
ini berarti bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan keputusan pasien untuk PAPS. Secara rinci dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.16 Tabulasi Silang Variabel Jenis Kelamin dengan Keputusan PAPS
No. Jenis Kelamin
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % N % F %
1. Laki-laki 20 69,0 9 31,0 29 100,0
Perempuan 30 58,8 21 41,2 51 100,0 0,368
2. Hubungan Variabel Umur dengan Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak PAPS dengan menggunakan asuransi adalah responden dengan umur >35 tahun yaitu sebesar 67,3% dan responden yang PAPS dengan biaya sendiri sebesar 32,7%, sedangkan responden dengan umur 20-35 tahun yang PAPS dengan asuransi sebesar 54,8% dan responden PAPS dengan biaya sendiri sebesar 45,2%.
Hubungan antara variabel umur dengan keputusan pasien PAPS dari hasil uji chi square tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,260 (p>0,05).
Hal ini berarti bahwa umur tidak memiliki hubungan dengan keputusan pasien untuk PAPS. Secara rinci dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.17 Tabulasi Silang Variabel Umur dengan Keputusan Pasien PAPS
No. Umur
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % N % F %
1. 20-35 tahun 17 54,8 14 45,2 31 100,0
2. >35 tahun 33 67,3 16 32,7 49 100,0 0,260
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
3. Hubungan Variabel Pendidikan dengan Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di uji menggunakan uji chi square terhadap hubungan tingkat pendidikan dengan keputusan pasien untuk PAPS
58
dengan pendidikan tinggi sebesar 48,7% dan responden PAPS dengan biaya sendiri sebesar 51,3%. Secara rinci dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini:
Tabel 4.18 Tabulasi Silang Variabel Pendidikan dengan Keputusan PAPS
No. Pendidikan
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % N % F %
1. Rendah 31 75,6 10 24,4 41 100,0
2. Tinggi 19 48,7 20 51,3 39 100,0 0,013
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
4. Hubungan Variabel Lama Perawatan dengan Keputusan Pasien PAPS Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di uji menggunakan uji chi square tidak terdapat hubungan lama perawatan dengan keputusan pasien untuk
PAPS dengan nilai p=0,287 (p>0,05). Hal ini dibuktikan dengan responden yang terbanyak PAPS dengan asuransi adalah responden dengan perawatan jangka pendek sebesar 65,2% dan yang PAPS dengan biaya sendiri sebesar 34,8%. Responden yang PAPS asuransi dengan perawatan jangka panjang sebesar 50,0% dan responden PAPS dengan biaya sendiri sebesar 50,0%. Secara rinci dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.19 Tabulasi Silang Variabel Lama Perawatan dengan Keputusan PAPS
No. Lama Perawatan
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % n % F %
1. Pendek 43 65,2 23 34,8 66 100,0
2. Panjang 7 50,0 7 50,0 14 100,0 0,287
5. Hubungan Variabel Pengetahuan dengan Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di uji menggunakan uji chi square tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan keputusan pasien PAPS dengan
nilai p=0,246 (p>0,05). Responden yang PAPS dengan asuransi dan mempunyai pengetahuan baik sebesar 68,2% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 31,8%. Responden yang PAPS dengan asuransi dan mempunyai pengetahuan buruk sebesar 55,6% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 44,4%. Secara rinci dapat dilihat pada tabulasi silang berikut.
Tabel 4.20 Tabulasi Silang Variabel Pengetahuan dengan Keputusan PAPS
No. Pengetahuan
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % N % F %
1. Baik 30 68,2 14 31,8 44 100,0
2. Buruk 20 55,6 16 44,4 36 100,0 0,246
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
60
penyakit dengan keputusan pasien untuk PAPS, dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.21 Tabulasi Silang Variabel Persepsi Penyakit dengan Keputusan PAPS
No. Persepsi Penyakit
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % n % F %
1. Baik 28 52,8 25 47,2 53 100,0
2. Buruk 22 81,5 5 18,5 27 100,0 0,012
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
7. Hubungan Variabel Pendapatan dengan Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di uji menggunakan uji chi square variabel pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pasien PAPS dengan nilai p=0,032 (p<0,05). Responden yang PAPS dengan asuransi mempunyai pendapatan <UMR 80,4% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 19,6%, sedangkan responden yang PAPS asuransi yang berpendapatan >UMR sebesar 38,2% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 61,8%. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan variabel pendapatan dengan keputusan pasien untuk PAPS, dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.22 Tabulasi Silang Variabel Pendapatan dengan Keputusan Pasien PAPS
No. Pendapatan
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % N % F %
1. < UMR 37 80,4 9 19,6 46 100,0
2. > UMR 13 38,2 21 61,8 34 100,0 0,032
8. Hubungan Variabel Sikap Petugas Kesehatan dengan Keputusan PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di uji menggunakan uji chi square variabel sikap petugas memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pasien PAPS dengan nilai p=0,012 (p<0,05). Responden yang PAPS asuransi dengan kategori baik sebesar 42,6% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 57,4%. Responden yang PAPS asuransi dengan kategori buruk sebesar 90,9% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 9,1%. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan variabel sikap petugas kesehatan dengan keputusan pasien untuk PAPS, dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini
Tabel 4.23 Tabulasi Silang Variabel Sikap Petugas Kesehatan dengan Keputusan Pasien PAPS
No. Sikap Petugas
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % N % F %
1. Baik 20 42,6 27 57,4 47 100,0
2. Buruk 30 90,9 3 9,1 33 100,0 0,012
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
9. Hubungan Variabel Dukungan Keluarga dengan Keputusan Pasien PAPS
62
sendiri sebesar 42,9%. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan variabel dukungan keluarga dengan keputusan pasien untuk PAPS, dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.24 Tabulasi Silang Variabel Dukungan Keluarga dengan Keputusan Pasien PAPS
No. Dukungan Keluarga
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % n % F %
1. Baik 42 63,6 24 36,4 66 100,0
2. Buruk 8 57,1 6 42,9 14 100,0 0,649
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
Tabel 4.25.Tabulasi Silang Variabel Keterjangkauan Biaya dengan Keputusan Pasien PAPS
No. Keterjangkauan Biaya
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % n % F %
1. Baik 44 75,9 14 24,1 58 100,0
2. Buruk 6 27,3 16 72,7 22 100,0 0,024
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
11.Hubungan Variabel Fasilitas Kesehatan dengan Keputusan Pasien PAPS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di uji menggunakan uji chi square variabel fasilitas kesehatan tidak memiliki hubungan yang bermakna keputusan pasien untuk PAPS dengan nilai p=0,954 (p>0,05). Responden yang PAPS dengan asuransi dengan fasilitas kategori baik sebesar 62,9% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 37,1%. Responden yang PAPS dengan asuransi dengan fasilitas kategori buruk sebesar 62,2% dan PAPS dengan biaya sendiri sebesar 37,8%. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan variabel biaya dengan keputusan pasien untuk PAPS, dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini.
Tabel 4.26. Tabulasi Silang Variabel Fasilitas dengan Keputusan PAPS
No. Fasilitas
Keputusan PAPS
Total p value
Asuransi Biaya sendiri
N % n % F %
1. Baik 22 62,9 13 37,1 35 100,0
2. Buruk 28 62,2 17 37,8 45 100,0 0,954
Total 50 62,5 30 37,5 80,0 100,0
64
Tabel 4.27. Hasil Uji Statistik Chi Square
No Variabel bebas Sig (ρ) Keterangan
1 Jenis Kelamin 0,368 Tidak ada hubungan
2. Umur 0,260 Tidak ada hubungan
10. Dukungan Keluarga 0,649 Tidak ada hubungan
11 Fasilitas Kesehatan 0,954 Tidak ada hubungan
4.4. Analisis Multivariat
Dalam penelitian ini terdapat 11 variabel yang diduga berpengaruh terhadap keputusan pasien untuk PAPS yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, lama perawatan, pengetahuan, pendapatan, biaya, sikap petugas, dukungan keluarga dan persepsi tentang penyakit. Untuk menentukan variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat, kesebelas variabel tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan variabel dependen. Melalui analisis bivariat, variabel yang memiliki p< 0,25 dan mempunyai kemaknaan secara substansi dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan kedalam model multivariat.
pendidikan, pengetahuan, pendapatan, biaya, sikap petugas dan persepsi tentang penyakit.
Berdasarkan uji statistik regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05) secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.28. sebagai berikut :
Tabel 4.28. Hasil Uji Regresi Logistik
No Variabel bebas B Sig Exp (B) variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu variabel
keterjangkauan biaya dan sikap petugas karena nilai ρ<0,05.
66
Dari model persamaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Apabila dinaikkan satu point keterjangkauan biaya, maka keputusan pasien untuk tidak PAPS sebesar 1,471 kali, artinya responden dengan kategori keterjangkauan biaya baik memutuskan untuk tidak PAPS dibandingkan dengan responden yang mempunyai keterjangkauan biaya yang tidak baik.
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan, biaya dan sikap petugas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pasien untuk PAPS, sedangkan variabel jenis kelamin, umur pendidikan, pengetahuan, lama perawatan, persepsi tentang penyakit dan dukungan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pasien untuk PAPS.
5.1 Pengaruh Faktor Predisposing Terhadap Keputusan Pasien Untuk PAPS 5.1.1. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Keputusan Pasien Untuk PAPS
68
Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan keoutusan PAPS. Hal ini bukan menjadi suatu prinsip dasar bagi pasien untuk melakukan keputusan untuk PAPS, baik pasien yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui kategori hubungan jenis kelamin terhadap keputusan pasien PAPS dari hasil uji chi square tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,368 (p>0,05). Pasien PAPS baik dengan biaya sendiri maupun asuransi lebih banyak dengan jenis kelamin perempuan, setelah merasa sembuh ibu-ibu memutuskan untuk pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya karena mereka merasa mempunyai tanggung jawab yang sangat besar di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, didapatkan hasil bahwa responden merasa sembuh menurut persepsi mereka padahal menurut dokter belum sembuh, resonden dengan jenis kelamin laki-laki memutuskan untuk pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawat karena responden harus masuk kerja sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan memilih untuk pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya disebabkan karena alas an bahwa sebagai ibu rumah tangga mempunyai tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga terhadap keluarganya sehingga responden memilih untuk pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya.
5.1.2. . Pengaruh Umur Terhadap Keputusan Pasien Untuk PAPS
demikian bertambah pula umur semakin tinggi keinginan seseorang tentang kesehatan (Notoadmojo, 2003).
Hasil analisis statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,260 (p>0,05) dan tidak dapat dilanjutkan ke uji statistik regresi logistik ganda. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara umur dengan keputusan pasien untuk PAPS. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh cahyaningsih, (2010) yang menyatakan bahwa umur memiliki hubungan dengan keputusan pasien untuk PAPS, tertinggi pada umur 45-64 tahun (26,7%) yang artinya pasien dengan umur 45-64 tahun lebih mudah untuk membuat keputusan untuk PAPS dibandingkan dengan umur >64 tahun. Dengan demikian umur mempunyai hubungan dengan keputusan pasien untuk PAPS. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Syariyansyah , (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan umur dengan keputusan pasien untuk PAPS dikarenakan pasien yang berusia sekitar 43 tahun cenderung tidak kooperatif, tidak sabar, pengkritik dan banyak menuntut.
Menurut asumsi peneliti tidak ada hubungan yang signifikan, hal ini berarti umur bukan menjadi suatu prinsip dasar pasien untuk membuat keputusan PAPS. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Risdiyanti, (2003) yang menyatakan bahwa umur tidak mempunyai hubungan dengan keputusan pasien untuk PAPS. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Menap (2006) menyatakan bahwa umur tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pasien untuk PAPS. Pasien asuransi atau biaya sendiri yang PAPS lebih banyak pada kategori umur >35.
70
rawat di rumah sakit dalam waktu yang lama sehingga responden memilih untuk pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya.
5.1.3 Pengaruh Pendidikan Terhadap Keputusan Pasien Untuk PAPS
Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pasien untuk PAPS. Berdasarkan hasil uji chi square yang dilakukan terhadap variabel pendidikan diperoleh nilai p=0,013 (p<0,05) artinya variabel pendidikan mempunyai hubungan terhadap
keputusan pasien untuk PAPS. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Risdiyanti, (2003) yang menyatakan pendidikan mempunyai hubungan terhadap keputusan pasien untk PAPS. Begitu juga dengan penelitian Syariyansyah (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pasien untuk PAPS seperti pendidikan rata-rata menengah sehingga konsep sehat yang diyakini kadang berbeda dengan yang berpendidikan tinggi.
Variabel pendidikan merupakan salah satu variabel yang dapat diikutsertakan dalam model multivariat untuk diuji bersama variabel lain karena nilai p=0,013 (p<0,25). Dalam tahapan uji multivariat tiap tahap ada variabel yang harus dikeluarkan karena memiliki nilai p yang paling tinggi. Variabel pendidikan masuk uji multivariat namun hanya sampai pada tahap pertama. Hal ini disebabkan nilai p variabel pendidikan merupakan nilai yang lebih besar dibandingkan degan variabel lainnya (p =0,267).
sendiri/umum lebih banyak berada pada kategori pendidikan tinggi sebesar 51,3% dikarenakan mutu pelayanan rendah sehingga memilih untuk PAPS. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, di dapatkan hasil bahwa responden dengan pendidikan tinggi dan mempunyai pengetahuan yang baik, setelah mendapatkan pelayanan dari sikap petugas yang tidak baik sehingga memilih untu pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya.
5.1.4 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keputusan Pasien Untuk PAPS
Berdasarkan hasil uji chi square yang dilakukan terhadap variabel pengetahuan diperoleh nilai p=0,246 (p>0,05). artinya variabel jenis kelamin tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pasien untuk PAPS. Sehingga tidak dapat dilanjutkan ke dalam uji statistik regresi logistik ganda. Hal ini sesuai dengan penelitian Risdiyanti (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pasien untuk PAPS.
72
Variabel pengetahuan dapat diikutsertakan dalam uji multivariat karena nilai p=0,246 (p<0,25). Dalam tahapan uji multivariat tiap tahap ada variabel yang harus
dikeluarkan karena memiliki nilai p yang paling tinggi. Variabel pengetahuan masuk dalam uji multivariat sampai tahap kedua ( p=0,070). Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, didapatkan hasil bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yang baik, setelah mendapatkan pelayanan yang menurut responden kurang baik sehingga responden tersebut memilih untuk pulang sebelum diizinkan oleh dokter yang merawatnya, baik pada pasien asuransi atau pasien dengan menggunakan biaya sendiri. Responden dengan pengetahuan kurang baik tidak
5.1.5 Pengaruh Lama Perawatan Terhadap Keputusan Pasien Untuk PAPS Berdasarkan uji statistik chi square variabel lama perawatan mempunyai nilai p= 0,287 (p>0,05), dengan kata lain lama perawatan tidak mempunyai hubungan
dengan keputusan pasien untuk PAPS. Hal ini sesuai dengan penelitian Cahyaningsih (2010), menyatakan bahwa lama perawatan tidak berhubungan dengan keputusan pasien untuk PAPS. Tidak sesuai dengan penelitian Risdiyanti (2003), yang menyatakan bahwa lama perawatan mempunyai hubungan terhadap pasien untuk PAPS.