ii ABSTRAK
HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO
KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh Duhita Kurnia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungank epribadian terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah. Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru penjaskes sebagai bahan rujukan yang berguna sebagai pedoman dalam menggambarkan keadaan siswa tentang kebugaran jasmani . Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Obyek penelitian ini adalah, seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 33 siswa, terdiridari 24 putradan 9 putri. Teknik pengumpulan data dengan angket, teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes pengukuran pada penelitian ini adalah: terdapat hubungan yang sangat erat antara kepribadian dan kebugaran jasmani walaupun hasilnya termasuk dalam kategori cukup.
iii
HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO
KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh Duhita Kurnia
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
Judul Skripsi : Hubungan Kepribadian Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 Nama Mahasiswa : Duhita Kurnia
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913051030
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Frans Nurseto M,Psi Drs. Suranto M.Kes
NIP. 19630926 1989011 001 NIP. 195509291984031001
2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Frans Nurseto M,Psi ...
Sekretaris : Drs. Suranto M.Kes ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi , M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
vi
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Duhita Kurnia
NPM : 0913051030
Tempat tanggal lahir : Pringsewu, 12 Desember 1991
Alamat : Kab. Lampung Tengah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan antara Kepribadian dengan Tingkat Kebugaran Jamani Pada Siswa SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 25 April 2013
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkapDuhita Kurnia, dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 12 Desember 1991 sebagai anak keempat dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Sugitodan Ibu Mastin.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulisantara lain: Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Poncowarno dan selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk SMP Negeri1 Kalirejo pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Bangunrejo pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.
viii
MOTTO
Jangan Sia-Siakan Sebuah Kesempatan Untuk Selangkah Maju Kedepan
Karena Kesempatan Itu Tidak Akan Datang Dua Kali
Saya Akan Menggunakan Waktu Sebaik Mungkin Karena Waktu Tidak Akan
Berputar Kembali
Learning By Experience
( belajarlah dari pengalaman, kedepan kesalahan yang sama tidak akan teruang
lagi )
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur alhamdulilah kepada Allah SWT,kupersembahkan karya kecilku ini sebagai jawaban atas kepercayaan yang telah kalian berikan sebagai perwujudan bhaktiku untuk
orang Tua Tercinta
(Ayahanda Sugito dan Ibunda Mastin)
Untuk cahaya penuh kasih sayang, ketulusan, kekuatan penuh cinta dan tanggung jawab yang telah mencintai dan mendoakan Ananda sampai hari ini, kemarin, besok dan
selamanya,Terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Ananda.
kupersembahkan karya ini kepada: Ayunda Purwaningsih
Ayunda Dwi Antari. Kakanda Tri Agus Setiadhi Mamiku tersayang Irmayanti
Karya kecilku ini, ku persembahkan kepada: Guru-guru dan Dosen-dosen ku
Serta
Teman-teman seperjuangan angkatan 2009, khususnya Agatha, Wiwid, Silvia, Lingga,Ricky, Okvian, Adhie, Aditya, Rizki dan Arifai
x
SANWACANA
Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Kepribadian Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2013/2014” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadibanyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharudin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Frans Nurseto, M.Kes. selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis
xi
5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd, selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.
6. Kepala SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah beserta dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.
9. Kepada keluarga besar angkatan 2009, terutama Mama Agatha, nenek Wiwid, sayangku Lingga Lestari, Silvia Silviani, Arifai, Adhi, Ricky, Okvian, Koko dan Aa’Adhit dan Abang Rizki yang selalu membantu menemani penulisan ini dan teman-teman yang lainyaterima kasih banyak.
10.Kepada mamiku Irmayanti yang telah memberikan tempat dan mendukung p eenulis sampai sekarang.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 25 April 2013 Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
PERYATAAN... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN………. xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D.Rumusan Masalah ... 6
E.Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
xiii
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS
A.Kepribadian ... 8
B. Kebugaran Jasmani... 14
a. Hakikat Kebugaran Jasmani... 14
b. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 16
c. Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani ... 19
C. Kerangka Pikir... 26
D. Hipotesis... 28
III. METODOLOGI PENELITIAN A.MetodePenelitian... 29
B.Rancangan Penelitian ... 29
C.VariabelPenelitian ... 30
D. Definisi Operasional Variabel ... 30
E.Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data... 31
G. Instrumen Penelitian... 32
H. Teknik Analisis Data ... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 38
C. Uji Hipotesis... 39
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Kepribadian Siswa ... 14
Tabel 2.Faktor Biologis dan Aktivitas Jasmani Anak... 20
Tabel 3.Klasifikasi Kebugaran Jasmani Anak... 26
Tabel 4. Bagan Kepribadian... 36
Tabel 5. Bagan TKJI ... 37
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Diagram Sifat Relatif Kebugaran Jasmani ... 17
Gambar 2 : Komponen Kebugaran Jasmani... 18
Gambar 3 :Model Teoritis... 30
Gambar 4 :Diagram Batang Kepribadian... 37
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”. Selanjutnya Gletder ( 1994:1 )
mengemukakan bahwa: “ kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk lainya”. Sehingga baik secaara umum maupun sederhana belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dan ppengetahuan tersebut dipersepsikan diperoleh dari guru sedangkan perubahan perilaku terjadi melalui kegiatan sendiri.
Kepribadian merupakan kajian yang menarik untuk didiskusikan, karena persoalan ini tidak pernah lepas dari perjalan hidup bagi kaum muda. Akan tetapi mengkaji persoalan kepribadian juga merupakan pekerjaan yang rumit, karena kepribadian adalah sesuatu yang superkompleks dan menarik karena bersifat dinamis. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri . Bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini. Pengetahuan tentang kepribadian seseorang adalah modal untuk memperkirakan bagaimana orang itu akan bertindak atau bereaksi pada keadaan yang berbeda-beda.
3
sadar menuntun sebagian besar perilaku seseorang. Walaupun tak disadari, impuls dan dorongan itu senantiasa berusaha menampilkan diri. Teori kepribadian lain yang berpengaruh berasal dari Behaviorisme. Pandangan itu, yang diwakili oleh beberapa pemikir seperti psikology Amerika B.F. Skinner, mementingkan pembelajaran. Skinner melihat bahwa perilaku manusia sebagian besar ditentukan oleh konsekuensi dari perilaku itu. Jika sebuah perilaku diberi hadiah, perilaku itu akan diulang, jika dihukum, kecil kemungkinan perilaku itu akan diulang.
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan secaara keseluruhan.proses pendidikan jasmani wajib diikuti oleh semua siswa dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan tinggkat Sekolah Menengah Umum ( SMU ). Pendidikan jasmani dituangkan dalam bentuk aktivitas fisik baik itu permainan maupun olahraga. Tujuan ideal dari proogram jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab bukan mencakup aspek fisik saja tetapi meliputi aspek lainya termasuk aspek intelektual, emosional, sosial dan moral. Sesuai dengan penyempurnaan/ penyesuaian kurikulum 1994 ( suplemen GBPP ) SD/MI 1999 menyatakan bahwa :“pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan, yang dalam proses pembelajaranya mengutamakan aktivitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental sosial , dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang.”
4
Tingginya kebugaran jasmani pada usia ini sangat mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan hidupnya dimasa yang akan datang, dengan demikian kebugaran jasmani haruslah dibina dan dipelihara karena siswa akan dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik dan tidak akan mengalami kelelahan yang berarti yang diakibatkan oleh aktivitas belajar tersebut.
Mengenai aktivitas kebugaran jasmani Giriwijoyo ( 2007:48 ) mengemukakan bahwa:“ Keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya”.
Kebugaran jasmani sangat penting bagi siswa sekolah dasar, karena siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi akan dapat melakukan aktivitas belajar dan bermainya dengan baik dan tanpa kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap segar ketika berhenti beraktivitas pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kebugaran yang rendah akan menjadi kendala pada aktivitasnya sehari-hari oleh karena kondisi jamani yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dalam melakukan aktivitas tersebut. Tidak terjadinya kelelahan pada siswa dalam melakukan pekerjaanya dan tetap segarnya kondisi tubuh setelah beraktivitas, memungkinkan mereka secara wajar melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mereka dapat menikmati kehidupan dalam arti luas.
5
ataupun penyakit kurang gerak atau menurunnya daya tahan tubuh, begitupun dengan budaya ber jalan kaki sudah jarang tampak dalam kehidupan sehari-hari karena lebih banyak menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Bukan hanya itu siswa terbiasa melakukan berbagai kegiatan dengan bantuan alat-alat yang serba praktis, sehingga siswa menjadi mudah lelah ketika melakukan kegiatan fisik yang bersifat aktif.
Untuk itu, perlu diterapkan sejak di sekolah dasar atau usia dini dalam proses belajar mengajar khususnya pedidikan jasmani agar siswa memiliki kepribadian yang baik dengan mengajarkan bagaimana cara menerapkan perilaku hidup sehat, mensosialisasikan dan merealisasikan jenis kegiatan olahraga apa yang cocok untuk siswa guna mempertahankan atau meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Jika kepribadian ini telah terbentuk dalam diri siswa maka diharapkan akan terbentuk pula kebugaran jasmani siswa tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk melihat “Hubungan Kepribadian dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Kelas V SDN 02 Poncowarno“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Siswa SD Negeri 2 Poncowarno Lampung Tengah memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah sehingga sebagian siswa kurang semangat dalam melakukan kegiatan belajar.
6
3. Belum diketahuinya hubungan kepribadiandengan tingkat kebugaran jasmani siswa/siswi SDN 2 Poncowarno.
C. Batasan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka untuk lebih efektif penulis membatasi masalah dengan mengkaji apakah terdapat hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.
D. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kepribadian siswa di SDN 02 Poncowarno?
2. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno?
3. Bagaimana hubungan antara kepribadiian dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa SDN 02 Poncowarno?
E. Tujuan Penelitian
7
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain : 1. Bagi siswa
Sebagai tolak ukur tingkat kebugaran jasmani bagi siswa dan kepribadiannya. 2. Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi pembina sekolah mengenai pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah.
3. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu hasil karya akhir dalam menyelesaikan studi strata satu (S1). 4 Bagi Program Studi
Dapat memberikan informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian. Selain itu juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.
G. Ruang lingkup Penelitian
Adapun rang lingkup penelitian ini adalah:
1. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Poncowarno
2. Obyek penelitian yang diamati adalah Hubungan Kepribadian Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa/Siswi SD N 2 Poncowarno
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepribadian
Mengkaji persoalan kepribadian adalah pekerjaan yang rumit sekaligus menarik. Rumit karena kepribadian adalah sesuatu yang superkompleks dan menarik karena bersifat dinamis. Usaha para ahli psikologi dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, mencoba mengerti dimensi penting terkait struktur dan dinamika kejiwaan serta manifestasinya dalam tingkah laku. Usaha tersebut pada gilirannya melahirkan berbagai pandangan teoretis yang kemudian mengkristal menjadi pendekatan-pendekatan.
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari personality yang secara etimologis berasal dari bahasa latin "persona" yang berarti topeng. Dalam tradisi bangsa Yunani kuno, para aktor yang bermain dalam pentas seni drama, biasanya menggunakan topeng sebagai penutup jati diri yang sebenarnya. Ini dimaksudkan agar si aktor bisa menampilkan karakter-peran sebaik mungkin. Tradisi ini pun kemudian juga diadopsi ke dalam penulisan roman yakni penulis memerankan karakter tokoh lain, bukan dirinya sendiri.
9
yang tidak menyenangkan, maka ia disebut memiliki kepribadian yang jelek. Dalam kaitan tersebut, kepribadian dipahami sebagai penilaian baik -buruk terhadap tingkah laku seseorang. Pada konteks yang lain, kepribadian sering dikaitkan dengan bagaimana ber-tingkah laku yang benar dan sopan (etiquette) dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana cara duduk, bagaimana cara berjalan, bagaimana cara bertutur kata dan sebagainya. Sehingga muncullah di masyarakat apa yang dikenal sebagai kursus kepribadian.
Berbagai pengertian di atas agaknya jauh dari pengertian yang sesungguhnya dalam disiplin psikologi. Sebagian besar literatur psikologi kepribadian menyatakan bahwa kepribadian adalah seperangkat ciri atau karakteristik yang relatif menetap dan terorganisasikan dalam diri individu, yang mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.
Digunakannya ciri kepribadian sebagai upaya menilai kepribadian atlet sebenarnya telah populer sejak tahun 1960-an. Ketika itu, kepribadian atlet diukur berdasarkan instrumen yang sudah ada, seperti MMPI (Minnesota Multiphasic Persanality Inventory), 16 PF (the 16 Personality Factor Questionnaire), dan EPI (Eysenck Personality Inventory). Sebagaimana diketahui bahwa ketiga instrumen tersebut tidak didesain khusus untuk atlet, melainkan bersifat umum dan lebih berorientasi klinis, seperti : introvert-ekstrovert, depresi, dan sebagainya.
10
depression, anger, fatigue, confusion) yang lebih sehat dibanding atlet Amerika
(di antaranya: perenang, hockey, dan atletik) yang telah berhasil menjadi juara Olimpiade. Dari studi tersebut ditemukan bahwa para atlet yang berhasil umumnya memiliki ciri antara lain percaya diri, optimistik, prestatif, memiliki stabilitas emosi, dan cerdas.
Pengaruh kepribadian dalam olahraga begitu signifikan, terutama pada olahraga prestasi. Sejumlah hasil penelitian di barat, misalnya Gould (1999); Williams dan Krane (2001); Bush dan Salmella (2002); Gould, Dieffenbach dan Moffett (2002) menyatakan bahwa ciri kepribadian merupakan salah satu prediktor keberhasilan atlet meraih prestasi tinggi. Keberhasilan dalam meraih prestasi tinggi dalam kenyataannya bukanlah sesuatu yang instan, melainkan sebuah proses panjang yang di dalamnya lebih banyak “ketidaknyamanan” dari pada “kenyamanan”. Dalam konteks itulah, kualitas pribadi atlet menjadi sangat menentukan. Banyak atlet gagal meraih prestasi tinggi bukan karena mereka tidak memiliki keterampilan olahraga, tetapi karena kualitas pribadi yang kurang menunjang. “Prestasi tinggi hanya akan lahir dari individu yang memiliki kualitas pribai unggul”.
11
1. Ambisi Prestatif
Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya keinginan yang kuat untuk meraih keberhasilan. Atlet yang memiliki ambisi prestatif tidak cepat puas terhadap penampilan yang dilakukan. Ia selalu menginginkan perbaikan, optimis terhadap apa yang dilakukan, selalu ingin bersaing, dominan, dan target oriented.
2. Kerja Keras
Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesungguhan atas usaha yang dilakukan untuk mewujudkan ambisi prestatifnya. Atlet yang memiliki ciri kepribadian ini tidak hanya sekadar menjalankan program pelatih atau menghabiskan waktu latihan, tetapi ia selalu berusaha melakukan program tersebut dengan penuh kesungguhan dan intensitas yang tinggi. Ia juga proaktif, agresif dan menyukai tantangan.
3. Gigih
Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesanggupan untuk melakukan usaha secara konsisten dan terus menerus. Atlet dengan ciri kepribadian ini tidak cepat putus asa dalam melakukan usaha dan memiliki daya tahan atas ketidaknyamanan. Kegigihan nampak dari frekuensi usaha dan lamanya waktu yang dicurahkan untuk melakukan aktivitas.
4. Komitmen
12
jawab terhadap tugas, serta rela mengorbankan kepentingan lain demi profesi yang telah dipilihnya.
5. Mandiri
Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesediaan atlet untuk melakukan sesuatu secara sendiri dan bertanggung jawab. Atlet yang mandiri adalah atlet yang tidak hanya berlatih ketika ada program dari pelatih, tetapi juga secara autodidak melakukan latihan sendiri. Pribadi mandiri adalah pribadi yang independen dan menyukai tanggung jawab pribadi. Ia seringkali juga mengambil inisiatif dan mampu mengelola diri dirinya sendiri secara bertanggung jawab.
6. Cerdas
Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesanggupan untuk berfikir secara rasional, bertindak secara terarah, dan efektif menghadapi lingkungan. Atlet yang cerdas adalah atlet yang mampu mengambil keputusan di saat sulit, misalnya merubah taktik dan strategi bermain secara cepat dan efektif. Ia juga sebagai pembelajar yang tanggap, mampu menganalisis dan bertindak cermat, serta kreatif memunculkan ide-ide atau teknik-teknik yang unik dalam bermain. 7. Swakendali
13
pertandingan dengan cepat. Selain itu, ia juga sportif terhadap apa yang telah diusahakan dan dihasilkan.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini. Pengetahuan tentang kepribadian seseorang adalah modal untuk memperkirakan bagaimana orang itu akan bertindak atau bereaksi pada keadaan yang berbeda-beda.
14
Berikut ini adalah tabel untuk mengklasifikasikan kepribadian siswa.
No Jumlah nilai Klasifikasi
1. 2. 3. 4. 5.
110 ke bawah 111---141 142---172 173---202 203 keatas
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali
B. Kebugaran Jasmani
a. Hakikat kebugaran jasmani
Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaanya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
15
Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani akan dapat melakukan pekerjaanya dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kebugaran jasmani yang rendah merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaanya.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk menunaikan tugas sehari_hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendanak (Sumosardjuno,1989). Menurut suharjana (2004:5), bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai pekerjaan tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Dari beberapa pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahawa kebugaran jasmani adalah kualitas seseorang untuk melakakukan aktivitas sesuai pekerjaanya secara optimal tanpa menimbulkan problem kesehatan dan kelelahan berlebihan.
Kebugaran jasmani pada hakikatnya merupakan sari utama cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokokyang nampak adalah keadaan penampilan jasmaninya.
16
b. Pengertian kebugaran jasmani
Berbicaara tentang kebugaran jasmani tidak akan lepas dari kata asalnya, yaitu bugar yang sama artinya dengan segar, nyaman dan sehat. Sedangkan jasmani atau fisik mennunjukan pada tubuh atau badan ( body ) seseorang. Dimana berhubungan dengan anggota tubuh mulai dari ujung kakisampai dengan ujung rambut, begitu juga bila dilihat dari struktur fisiologis yang mempengaruhinya ( Giriwojoyo,2007 ) : kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian ( adaptasi ) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari ) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya, ialah seseorang melakukan sesuatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan lain yang mendadak ( Giriwojoyo, 2007 ). Dalam hal ini Nixon mengungkapkan bahwa: “ Kebugaran jasmani berhubungan dengan organ-organ tubuh seseorang untuk melakasanakan tugas-tugasnya setiap hari dengan baik tanpa mengalami kelelahan dan masih mempunyai sisa-sisa tenaga kekuatan untuk menghadapi keadaan daarurat yang tiba-tiba dan dapat memanfaatkan waktu senggangnya”.
17
Dari pengertian diatas, bahwa kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu. Oleh karena itu, kebugaran jasmani bersifat relatif, artinya kebugaran jasmani tidak bebas tetapi bersifat terkait, yaitu terkait secara anatomis dan atau terkait secara fisiologis: artinya fit atau tidaknya seseorang selalu dalam hubungan dengan tugas fisik yang harus dilaksanakan ( Giriwojoyo, 2007:44 ). Dibawah ini diberikan diagram yang memperlihatkan sifat relatif kebugaran jasmani ( physiological fitnees) tersebut.
Garis sehat garis tugas fisik
(kerja/OR) berat
100 % derajat Sehat dinamis
PHYSICAL
batas
derajat sehat statis
FITNESS
0 % Ringan
Diagram 2.1: Diagram Sifat Relatif Kebugaran jasmani Sumber : Sport Medicine. Edisi 1 2007, h.41
18
dari anatomis dan fisiologis. Rohani jika dilihat dari mental, perasaaan batin yang berhubungan dengan tuhanya. Sedangkan sosial, yaitu bagaimana individu itu mampu untuk mengaktualisasikan sikapnya secara tepat kketika bersosialisasi dengan masyarakat serta lingkungan sekitarnya.
Untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik diperlukan suatu pendidikan berupa aktivitas olahraga. Pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah adalah langkah tepat untuk mengembangkan tingkat kebugaran jasmani siswa. Sehingga mereka dapat mengarahkan diri dan sikapnya baik secara fisik maupun nonfisik dalam hal sikap kepemimpinan siswa disekolah.
ANATOMIS FISIOLOGIS
( Kualitas Struktural) ( Kualitas Fungsi Dasar ) FLEXIBILITY
E.S.1 Kekuatan daya tahan statis
K.J. Komponen dasar Daya tahan dinamis
[image:32.595.113.475.375.528.2]E.S.II Daya tahan umum
Gambar 2.2: Komponen Kebugaran Jasmani
Sumber : Giriwoyo Santoso, H.Y.S. Ilmu Faal Olahraga. Edisi 7, 2007
Secara fungsional, ES I mewujudkan:
• Kapasitas anaerobic yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer
Sedangkan ES II mewujudkan:
19
Kapasitas anaerobic merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer. Oleh karena itu, bila seluruh kapasitas anaeribic telah terpakai maka olahraga tidak ungkin dapat dilanjutkan, karena telah terjadi kelelahan yang mutlak ( exhaustion ) . Kapasitas aerobic merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal sekunder oleh karena kapasitas aeribic hanya menentukan apakah kelelahan mutlak cepat atau lambat datangnya. Artinya kelelahan mutlak, bukan tanggung jawab kapasitas aerobic. Bila kapasitas aerobic besar, maka kelelahan lambat datang sedang bila kecil maka kelelahan cepat datang ( Giriwoyo, 2007:25-26 ).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugran jasmani
Kebugaran jasmani seperti telah diuraikan sebelumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor biologis, faktor psikologis, faktor lingkungan, faktor fisikal, faktor motivasi dan faktor latihan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor biologis
20
[image:34.595.131.511.147.371.2]Dalam hal ini, Lutan (2001:23) membuat tabel mengenai faktor biologis dan aktivitas jasmani anak seperti berikut:
Tabel 2.3
Faktor Biologis dan Aktiviitas Jasmani Anak
Variable Hubungan dengan tingkat aktivitas jasmani
• Jenis kelamin
• Usia
• Kegemukan
• Anak laki-laki lebih aktif dari pada anak perempuan
• Aktivitas menurun seiring dengan peningkatan usia
• Tak jelas, masih silang pendapat, anak yang kegemukan cenderung rendah aktivitasnya.
b. Faktor psikologis
Ada jumlah faktor yang mempengaruhi keterlibatan siswa ditinjau dari faktor psikologis. Beberapa faktor tersebu adalah:
• Pengetahuan tentang bagaimana berlatih
• Hambatan terhadap aktivitas jasmani
• Rambu-rambu petunjuk untuk aktif
• Niat untuk aktif
• Sikap terhadap kegiatan
• Norma atau system kepercayaan yang dianut secara pribadi
21
c. Faktor lingkungan
Sosial lingkungan anak juga berpengaruh dalam pembentukan kebiasaan hidup aktif. Komponen utama dalam lingkungan sosial orang tua dan saudara. Orang tua dan saudara sekandung memberika pengaruh besar terhadap keikutsertaan anak dalam aktivitas jasmani. Selain memberi dorongan, orang tua juga menjadi modal bagi anak untuk ikut aktif meniru orang tuanya. Guru pendidikan jasmani merupakan salah satu kekuatan dalam pembentukan kebiasaan hidup aktif. Media masa merupakan sumber kekuatan tersembunyi, tetqapi juga besar dalam mempengaruhi kesadaran dan sikap. Adegan kegiatan jasmani yang ada di TV merupakan inspirasi yang membangkitkan motivasi anak.
d. Faktor fisikal
Faktor fisikal seperti keadaan tempat tinggal dan kondisi lingkungan misalnya di daerah pegunungan, perkotaan, dan pedesaan juga memmpengaruhi kegiatan yang dilakukan. Anak yang tinggal di sekitar lapangan olahraga biasanya mudah sekali terkena pengaruh untuk mmengikuti aktivitas olahraga tersebut sebagai contoh, jika dilingkunganya ada lapangan sepak bola, maka anak tersebut akan ikut bermain sepak bola.
e. Faktor motivasi
22
meningkatkan kebugaran jasmaninya, maka aktivitas jasmani dilakukanya sebagai kegiatan rutin yang dijadikan kebutuhan dalam hidupnya.
f. Faktor latihan
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa derajat kebugaran jasmani sangat dipengaruhi oleh latihan. Dengan melakukan latihan olahraga secara teratur, maka akan menghasilkan kondisi fisik yang baik sehingga setiap aktivitas fisik dan tugas sehari-hari akan dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Tujuan kebugaran jasmani
Tujuan kebugaran jasmani menurut Kosasih (1993:22) yaitu : a. Golongan yang berhubungan dengan pekerjaan
• Kebugaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa bertujuan untuk mempertinggi kemampuan dan kemampuan belajar
• Kebugaran jasmani bagi olahragawan bertujuan untuk meningkatkan prestasi
• Kebugaran jasmani bagi karyawan, pegawai, petani, bertujuan untuk meningkatkan semangat bekerja
• Kebugaran jasmani bagi angkatan bersenjata bertujuan untuk meningkatkan daya tahan atau tempur.
b. Golongan yang dihubungkan dengan keadaan
• Kebugaran jasmani pendeerita cacat bertujuan untuk rehabilitasi
23
c. Golongan yang dihubungkan dengan usia
• Kebugaran jasmani bagi anak bertujuan untuk menjamin pertumbuahan dan perkembangan yang baik
• Kebugaran jasmani bagi orang tua bertujuan untuk mempertahankan kondisi fisik tubuhnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh fisik baik secara anatomis dan fisiologisnya serta berat tugas yang dikerjakanya. Menurut ilmu faal, tujuan dari kebugaran jasmani adalah untuk meningkatkan derajat sehat dinamis yang dimiliki oleh individu terhadap berat tugas baik secara fisik maupun nonfisik. Sehat berarti nikmat karunia allah yang diberikan kepada kita menjadi modal dasar dari segala nikmat dan kemampuan, nikmatnya makan minum serta kemampuan untuk bergerak dan berpikir akan berkurang atau bahkan hilang bilamana kita tidak sehat. Oleh sebab itu sehat harus kita syukuri.
24
Sasaran utama dan pertama pendidikan adalah membuat semua peserta didik mmenjadi sumber daya manusia yang sewaras mungkin dalam aspek jasmani, rohani ( yang mmeliputi aspek spiriitual, emosional dan intelektual ) dan sosial, dengan menanamkan sikap dan prilaku yang mengedepankan “ persaudaraan, kebersamaan dan saling menasehati”. Melalui penanaman keikhlasan yang tinggi dan menerapkan keilmuan, keahlian dan ketrampilan sesuai dengan pilihanya, dengan senantiasa memohon ridho Allah SWT. Lembaga pendidikan sekolah, khususnya pendidikan jasmani sungguh memikul tanggung jawab yang sangat berata untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas demikian, karena lembaga inilah yang mempunyai akses sangat besar untuk berperan mencapai sasaran utama dan pertama pendidikan seperti yang dirumuskan diatas.
Dari pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa kebugaran jasmani memiliki hubungan yang erat dengan aspek-aspek yang lain seperti aspek rohani, dan sosial. Aspek ini dieroleh dari pembinaan tubuh melalui pendidikan jasmani, sehingga menghasilkan suatu kualitas total manusia secara utuh dan menyeluruh.
c. Upaya sekolah meningkatkan kebugaran jasmani
25
Sekolah mempunyai tugas untuk mendidik para siswanya agar mereka cerdas, terampil dan berprestasi dibidangnya masing-masing. Akan etapi tugas sekolah tidak cukup hanya mencetak siswa yang cerdas dalam bidang intelektualnya saja, melainkan ada nilai-nilai yang harus ditempuh siswa selama mereka belajar di sekolah. Untuk mencapai kepada sasaran tersebut, diperlukan sosok siswa yang memiliki tingkat kebugaran yang baik, karena kebugaran jasmani merupakan ciri utama bahwa siswa tersebut memiliki tingkat derajat sehat dinamis yang tinggi, dalam hal ini, WHO memberikan arti bahwa sehat adalah sejahtera jasmani dan sosial. Jasmani berhubungan dengan tubuh rohani berhubungan dengan pikiran dan perasaan dan sosial berhubungan dengan ketrampilan sosial seseorang ( social skill).
26
Untuk mengklasifikasikan tingkat kebugaran jasmani anak yang telah mengikuti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia digunakan norma seperti tabel dibawah ini yang berlaku untuk putra dan putri.
No Nilai Klasifikasi
1. 2. 3. 4. 5.
22–25 18–21 14–17 10–13 5–9
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir menurut Uma Sekaran 1992 (dalam Sugiono 2010:91) merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah penting.
Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka dilakukan penelitian disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran yang diteliti. (Sapto Haryoko 1999 dalam Sugiyono 2010:92).
27
membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini. Pengetahuan tentang kepribadian seseorang adalah modal untuk memperkirakan bagaimana orang itu akan bertindak atau bereaksi pada keadaan yang berbeda-beda.
Sebagian besar literatur psikologi kepribadian menyatakan bahwa kepribadian adalah seperangkat ciri atau karakteristik yang relatif menetap dan terorganisasikan dalam diri individu, yang mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.
28
D. Hipotesis
Sugiyono (2010:96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenanrannya harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul.
“ Hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.”
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik suatu hipotesis penelitian yaitu:
H0: Tidak ada hubungan antara kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.
29
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mengadakan penelitian dalam mencapai tujuan, misalnya untuk mengkaji atau menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu (Winarno Surakhmad,1985).
Berdasarkan pengertian diatas metodologi penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan dalam penyelidikan guna mencapai tujuan, dalam mengkaji dan menguji hipotesis harus didukung adanya data yang aktual sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang diharapkan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi korelasional, yaitu menghubungkan dua variabel dilakukan dengan pengumpulan data, klasifikasi dan pengolahan data, membuat laporan dan kesimpulan dengan tujuan untuk membuat jawaban tentang sesuatu keadaan secara objektif. (Muhamad Ali,1987).
B. Rancangan Penelitian
30
Gambar 6. Model Teoritis X = Kepribadian
Y = Tingkat Kebugaran Jasmani
C. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti adalah :
1. Variabel bebas (X) adalah Kepribadian
2. Variabel terikat (Y) adalah kebugaran jasmani
D. Definisi Operasioanal Variabel
Untuk menghindari penafsir yang keliru maka variabel penelitian ini perlu diberikan definisi, yaitu :
1. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini.
2. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan.
31
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) Negeri 2 Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah.
2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah siswa SD N 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 33 orang dengan rincian 24 putra dan 9 putri.
3 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik angket digunakan untuk mengukur kepribadian, indikator dari kedua angket ini telah disebutkan dalam ruang lingkup pada Bab 1. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data variabel bebas kepribadian (X). Angket disebar kepada responden kelas V. Hal ini dilakukan secara variabel terikat (Y) didapatkan dengan studi dokumentasi pada responden selama semester genap. Angket kepribadian menggunakan alat ukur sikap berupa skala yang disusun Cooper R dkk. Dimensi yang diukur dalam kategori baik sekali sampai deng tidak
32
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan tingkat kesulitan X = Skor butir soal
Y = Skor total N = Banyak objek (Arikunto,1995)
G. Instrumen Penelitian
1. Mengukur kepribadian siswa
Tampaknya harus diakui bahwa belum banyak instrumen kepribadian yang dapat digunakan secara khusus dalarn konteks olahraga. Walaupun ada, instrumen tersebut lebih menghasilkan informasi yang bersifat deskripsi, bukan prediksi. Misalnya Iceberg Profile, MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), 16 PF (the 16 Personality Factor Questionnaire)
dan EPI (Eysenck Personality Inventory).
Berikut akan dikemukakan salah satu contoh instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas kepribadian siswa, yakni Inventori Kepribadian siswa. Instrumen ini memiliki validitas .34 sampai dengan .75 dan reliabilitas (koefisien Alpha) sebesar .82.
a. Inventori kepribadian siswa Petunjuk pengisian:
33
Di bawah ini terdapat 48 pernyataan yang diikutt dengan 5 pilihan jawaban. Anda diminta untuk menyatakan sejauh mana pernyataan-pernyataan tersebut menggambarkan diri anda atau sesuai dengan kondisi anda. Pilihlah salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia dalam kolom dengan cara memberikan tanda silang (X). Arti singkatan dari huruf-huruf yang tertulis pada setiap kolom adalah sebagai berikut :
SS = bila pernyataan tersebutSangat Sesuaidengan diri anda S = bila pernyataan tersebutSesuaidengan diri anda
KK = bila pernyataan tersebutKadang Sesuai Kadang Tidak dengan dir anda TS = bila pernyataan tersebutTidak Sesuaidengan diri anda
STS = bila pernyataan tersebutSangat Tidak Sesuaidengan diri anda
Pilihan jawaban hendaknya didasarkan pada perasaan, pikiran, atau tingkah laku yang BIASANYA anda lakukan. Bukan berdasarkan pada pertimbangan baik-buruk atau wajar-tidak wajar. Tidak ada penilaian “salah” atau “benar” atas jawaban yang anda
berikan.
Terdapat perbedaan kualitas kepribadian antara siswa. Pada kelompok siswa, terutama mereka yang berprestasi tinggi, memiliki ciri kepribadian yang lebih menonjol. Perbedaan nampak pada aspek komitmen, ambisi prestatif, kerja keras, dan kegigihannya.
2. Tes Kebugaran jasmani
34
Secara fungsional ES Iwujudnya yaitu: kapasitas anaerobic yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer, dan ES II wujudnya yaitu: kapasitas aerobic ( VO2max ) yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal sekunder. (Giriwoyo, 2006:26 ) “ Kebugaran jasmani merupakan suatu derajat kesehatan dinamis, maka untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat diukur melalui tes kebugaran jasmani atau disebut juga physical fitness test. Tes kebugaran jasmani merupakan alat ukur untuk menentukan derajat kebugaran jasmani seseorang. Hingga saat ini terdapat berbagai macam tes kebugaran jasmani, salah satu diantaranya adalah tes kebugaran jasmani indonesia untuk anak usia 10-12 tahun yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Jakarta 2010 yang terdiri dari beberapa butir item, diantaranya: (1). lari cepat 40 meter (2) . gantung siku tekuk (3). Loncat tegak dan (4). Lari 600 meter.
Alat yang diperlukan :
Lintasan lari/lapangan di SDN 1 Poncowarno meteran
Perlengkapan alat tulis Peluit
Stopwatch
H. Teknik Analisis Data
35
Dengan a dan b merupakan koefisien arah regresi. Koefisien-koefisien arah tersebut ditunjukkan dengan metode kuadrat terkecil, yaitu
Keeratan hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dapat diketahui dengan mencari koefisien korelasi (r). Haraga r berkisar -1 dan +1 dengan tanda negatip menyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi negatip dan tanda positip menyatakan korelasi langsung atau korelasi positip. Jika r = 0 maka berarti tidak ada hubungan linier antara variabel. Perhitungan koefisien korelasi r dapat dicari dengan rumus :
(Sudjana,1990)
1
ˆ ˆ
ˆ a bX
Y
2
2ˆ
Xi
Xi
n
XiYi
Xi
Xi
Yi
a
2
2ˆ
Xi
Xi
n
Yi
Xi
XiYi
n
b
2 2
2
2
40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan :
1. Ada hubungan yang tinggi antara kepribadian dan kesegaran jasmani di SD N 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah
2. Dengan kebugaran jasmani yang baik maka kepribadianyapu hasilnya baik. 3. Ada hubungan antara rohani dan jasmani yang dalam psykologi sering disebut
dengan istilahPsyicosomatis.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat di sarankan sebagai berikut : 1. Pemerintah dan masyarakat perlu mempunyai komitmen yang kuat untuk
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat karna di dalam tubuh yang sehat terdapat prilaku yang baik.
2. Guru penjas dan olahraga perlu memiliki pengetahuan yang lebih untuk meningkatkan metode latihan khususnya untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
41
42
42 DAFTAR PUSTAKA
Anshel ,M.H. 1997. Sport Psycholog: From Theoory to Practice. Scottsdale,Az: gorsuch scarisbrick.
Giriwojoyo. 2007.Ilmu Faal Olahraga.Bandung ; FPOK Giriwojoyo. 2007. Sport Medicine.Bandung ; FPOK
Kemendiknas. 2010.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.Jakarta
Muhammad, A. 1994. Penelitian Penndidikan Prosedur dan Strategi Suatu Pendekatan Praktek.Jakartata: Rineka Cipta.
Somarsardjuno,S. 1989.Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga.Jakarta : Karya Grafika Utama.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani ( Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa FIK UNY). Yoogyakarta: UNY.
Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Lampung.
Weinbe,R. & Gould. 1995. Foundation of Sport and Eercise Psychology. Champaign, H. Human Kinetics.
Winarno,S. 1985.Pengantaar Ilmiah dasar Metode Teknik.Bandung: Tarsito. Vanek. Craty 1970. Psychology and The Superior Athelete. The Milan